BLOK 17 LBM 4 : DRY SOCKET
Skenario :
Seorang pasien datang dengan keluhan sakit pada gigi belakang rahang atas.
EO : TAK
IO : 26 karies profunda, perkusi +, tekanan +, CE - .
24 karies media, oerkusi - , tekanan - , CE +
16 karies, terdapat gingival polip pada kavitas
Radiografik : 26 tampak area radiolusen pada periapikal, berbatas difus.
24 tampak area radiolusen pada mehkota gigi dengan kedalaman dentin.
16 tampak area radiolusen pada daerah trifurcation meluas hingga pulp chamber.
Dari hasil pemerikasaan, dokter melakukan pencabutan dan terjadi fraktur akar. Dokter berusaha mengeluarkan sisa akar dan berhasil. Dokter memberikan resep obat pasca pencabutan.
Tiga hari kemudian pasien datang kembali ke dokter dengan keluhan rasa sakit yang sangat hebat pada daerah bekas pencabutan.
IO : 16 terlihat alveolus yang terbuka, radang pada gingiva.
STEP 1
1. trifurcation :akar yang bercabang menbjadi 3 bagian; percabangan diantara 3 ajkar pd
gigi.
2. Pulp chamber : kamar pulpa
STEP 2
Komplikasi pasca ekstraksi gigi dan penatalaksanaanya.
Dry socket sbg komplikasi pasca pencabutan.
STEP 3
EKSTRAKSI
1. Hal-hal yang harus diperhatikan saat pencabutan
- Anatomi gigi : untuk menentukan alat/tang pencabutan dan gerakan pencabutan gigi
- Dilihat dr penyakit sistemiknya
- Psikologis dr pasien
2. Apakah pemilihan anestesi dapat menyebabkan komplikasi ?
- Bisa jika pasien alergi thd obat anestesi.
3. Pencabutan yang ideal
- Pencabutan sebuah gigi/akarnya utuh
- Tanpa menimbulkan rasa sakit
- Dg trauma yg minimal
- Tidak menimbulkan problem prostetik pasca bedah
- Luka bekas pencabutan sembuh secara normal
4. Indikasi dan kontraindikasi pencabutan
Indikasi :
- Pd gigi supernumeri
- Gigi impaksi
- Gigi yg diduga sbg fokal infeksi
- Gigi nekrosis
- Perawatan ortho
- Persistensi
Kontraindikasi :
- Punya penyakit sistemik yg tdk terkontrol
DRY SOCKET
1. Definisi
- Rasa nyeri yg terjadi stlh pencabutan gigi permanen.
- Hilangnya beku darah akibat lisis stlh pencabutan yg menyebabkan tertundanya
penyembuhan.
2. Etiologi
- Adanya kiontaminasi bakteri
- Trauma yg besar di daerah pencabutan
- Fragmen kecil dr akar/tulang yg tertinggal
- Penurunan perdarahan yg diakibatkan penggunaan epineprin/vasokonstriktor lainnya
- Pencabutan pd pasien usia lanjut
3. Mekanisme terjadinya dry socket
- Dry socket trjd krn jendalan darah pasca ektraksi tdk terbentuk …. Tama
- Trauma gigi diambilada traumainflamasi pelepasan tisu
aktifator……….cindy
- Terkontaminasi bakteripencabutanada ruang terbukakontaminasi bakterikrn
tdk ada pembekuan darah pengurangan vaskularisasitlg alveolar
termineralisasi tlg alveolar terbuka nyeri……. sally
4. Tanda dan gejala
- Muncul 3-5 hari stlh pencabutan
- Alveolus terbuka
- Adanya radang pd gingival
- Rasa sakit sangat hebat
- Alveolus biasanya terselimuti olh kotoran
- Gingival bengkak dan berwarna merah
- Limfadenopati
- Hilangnya bekuan darah dlm rongga bekas cabutan
- Tlg dlm rongga/socket gigi masih terlihat
5. Perawatan
a. Fraktur dgn tindakan surgerydiberi obat nyeru
b. Tdk fraktur tp ada dry socke:;pemberian antiseptic dressing, pembersihan socket
dg obt kumur/air garam akn sembuh sekitar 5-10 hari
- Dry socket tdk harus diberi obt antibiotic, tp dg dilakukan irigasi dg lar salin 3 %
6. Pencegahan
- Stlh pencabutan dilakukan kuretasi di daerah alveolar
- Anamnesis yg baik dan riwayat penyakit yg lengkap
- Pemilihan alt yg baik/sesuai dg kasus
- Kondisi steril dr alt/operator utk mencegah kontaminasi bakteri
- Memperhatikan penyakit sistemik spt : hipertensi, DM, dan kardiovaskuler
- Irigasi yg baik slma proses pencabutan ????
- Kumur dg obt kumur kloreheksidin segera setlh pencabutan(24 jam stlh tindakan
bedah)
7. Komplikasi dry socket
- Berkembang jd osteomyelitis bila tdk dirawat
8. Prevalensi terjadinya dry socket pasca pencabutan
- 3%
SKENARIO
1. Apakah Penjelasan dr radiograf masing2 gigidan perawatan terhadap gigi 26, 24, 16 ?
- 26 : karies profundapsa. Harus dihilangkan abses dulu, diberi antibiotic baru
dilakukan psa,jk prognosis baru dicabut
- 24 : tambalan dg komposit
- 16: pencabutan, krn di trifurcation radiolusen
2. Obat apa yg diberikan pasca pencabutan
- Analgesic
- Obt kumur
- Air garam
- Antibiotic
3. Efek obat dari pasca pencabutan?
- Analgetik : menghilangkan rs nyeri
- Antibiotic : membunuh kuman
- Obt kumur : mjga kebersihan
4. Apakah setiap dilakukan pencabutan dan terjadi fraktur akar pasti terkena dry socket?
- Tdk, dr etiologi untk mnjadi dry socket krn adanya trauma yg besar dan langsung
diobati
- Iya, krn fraktur akr mrpkn salah satu etiologi dry socket
5. Mengapa pada 16 terlihat alveolus masi terbuka?
- Krn tdk trjadi pembekuan darah yg menyebabkan tdk terbentuknya jar baru socket
gigi
6. Mengapa sudah di beri obat tapi terjadi dry socket ?
- Krn dokter beranggapan pasien dpt sembuh dg normal, tp pd daerah bekas
pencabutan tetrjadi lisis(tdk ada pembekuan darah).
7. Pd gigi 16 terdapat gingival polip,,,mekanisme????
8. Tehnik pencabutan untuk fraktur akar (untuk mengeluarkan akar yg patah dan akar yg tdk
bisa dipegang dgn tang) ?
STEP 4
Pasien
Pemeriksaan
1. Karies Profunda
2. Radiolusen Periapikal
1. Karies Media
2. Radiolusen
Mahkota-Dental
26 1624
1. KariesPulpa Polip
2. Radiolusen trifurcation-pulp chamber
PSARestorasi
Pemberian obat
Fraktur akar
Ekstraksi
1. Irigasi
2. Kuretase
Dry Socket
STEP 5 LI Semua Nomor
EKSTRAKSI
1. Hal-hal yang harus diperhatikan saat pencabutan
2. Apakah pemilihan anestesi dapat menyebabkan komplikasi ?
3. Pencabutan yang ideal
4. Indikasi dan kontraindikasi pencabutan
DRY SOCKET
1. Definisi
2. Etiologi
3. Mekanisme terjadinya dry socket
4. Tanda dan gejala
5. Perawatan
6. Pencegahan
7. Komplikasi dry socket
8. Prevalensi terjadinya dry socket pasca pencabutan
SKENARIO
1. Apakah Penjelasan dr radiograf masing2 gigidan perawatan terhadap gigi 26, 24, 16 ?
2. Obat apa yg diberikan pasca pencabutan
3. Efek obat dari pasca pencabutan?
4. Apakah setiap dilakukan pencabutan dan terjadi fraktur akar pasti terkena dry socket?
5. Mengapa pada 16 terlihat alveolus masi terbuka?
6. Mengapa sudah di beri obat tapi terjadi dry socket ?
7. Pd gigi 16 terdapat gingival polip,,mekanisme?
8. Tehnik pencabutan untuk fraktur akar (untuk mengeluarkan akar yg patah dan akar yg tdk
bisa dipegang dgn tang) ?
STEP 6
Belajar Mandiri
STEP 7
EKSTRAKSI
1. Hal-hal yang harus diperhatikan saat pencabutan
- Anatomi gigi, misalnya gigi yang impaksi, adanya kelainan bentuk dan jumlah akar
gigi (fusi, gemination) untuk menentukan alat atau tang pencabutan dan gerakan
pencabutan gigi
- Anestesi harus dilakukan dengan perlahan-lahan untak menghilangkan atau
mengurangi rasa sakit.
Pada anestesi lokal terdapat vasokonstriktor yang menyebabkan penyempitan
pembuluh darah sehingga menyebabkan suplai darah di bekas pencabutan terhambat.
Karena suplai darah kurang maka pembekuan darah terhambat, maka dapat
menyebabkan adanya perdarahan (bleeding).
- Adanya penyakit sistemik berhubungan dengan pemilihan jenis anestetikum
(penggunaan vasokonstriktor, seperti adrenalin/epinephrin).
- Jumlah gigi yang dicabut dalam satu kunjungan
- Pemeriksaan kembali elemen gigi yang baru dicabut, ada atau tidaknya bagian yang
fraktur
- Psikologis dari pasien
2. Apakah pemilihan anestesi dapat menyebabkan komplikasi ?
- Dapat menyebabkan alergi pada pasien, tidak semua pasien dapat menerima obat
yang digunakan untuk anestesi maka sebaiknya pasien di anamnesis dulu apakah
pasien memiliki alergi atau tidak. Komplikasi anestesi pada penderita kardiovaskuler
dapat berupa; hipotensi, hipertensi, dan disritmia
3. Pencabutan yang ideal
- Pencabutan sebuah gigi atau akarnya utuh
- Tanpa menimbulkan rasa sakit
- Dengan trauma yang minimal terhadap jaringan pendukung giginya sehingga luka
bekas pencabutan akan sembuh secara normal
- Tidak menimbulkan problem prostetik pasca bedah
- Luka bekas pencabutan sembuh secara normal
4. Indikasi dan kontraindikasi pencabutan
A. Indikasi :
- Pada gigi supernumerari
- Gigi impaksi
- Gigi yang diduga sebagai fokal infeksi
- Gigi yang mengalami nekrosis dan infeksi periapikal dan tidak dapat
dilakukan terapi endodontik
- Gigi yg terlibat kista dan tumor
- Gigi yang terlibat dalam fraktur tulang
- Untuk kepentingan perawatan orthodontik dan prosthodontik
- Gigi sulung yang persistensi
- Gigi dengan fraktur akar yang dapat menyebabkan rasa sakit
- Keinginan dari pasien sendiri, dengan pertimbangan gigi nya dicurigai
sebagai fokal infeksi, pasien sudah merasa tidak nyaman dengan gigi tersebut.
- Adanya sisa akar gigi yang masih tertanam di dalam prosesus alveolaris
- Gigi yang sudah tidak dapat lagi dilakukan perawatan saluran akar .
B. Kontraindikasi :
- Pasien yang memiliki riwayat penyakit sistemik tidak terkontrol, seperti
diabetes mellitus.
- Infeksi mulut akut, seperti necrotizing ulcerative gingivitis atau herpetic
gingivostomatitis.
- Gigi pada area yang pernah mengalami radiasi dapat mengakibatkan
terjadinya osteonecrosis.
- Saat kehamilan biasanya boleh dilakukan ekstraksi pada trimester tengah,
tetapi setelah dilakukan konsultasi obstetric yang tepat, ekstraksi dapat
dilakukan pada tahap kehamilan manapun.
Kontraindikasi pencabutan ada 2 macam, yaitu :
A. Kontraindikasi yang bersifat sistemik Bila dijumpai suatu kontraindikasi yang
bersifat sistemik, langkah yang harus dilalui yaitu mendapat kepastian apakah
penderita telah ada dalam pengawasan dokter ahli, apakah penyakit yang
dideritanya telah ada dalam keadaan terkontrol. Macam penyakit yang
berkontraindikasi dilakukan pencabutan :
1) Penyakit medis yang tidak terkontrol, seperti : Hipertensi, Coronary
Artery Disease, Kelainan Jantung, Anemia parah, Leukemia, dan Blood
dycrasias seperti Hemofili membutuhkan manajemen medis yang tepat
sebelum pencabutan gigi dapat dilakukan.
2) Penyakit kronik seperti Diabetes, Nefritis, dan Hepatitis dapat
menyulitkan pencabutan gigi, karena dapat menghasilkan infeksi jaringan,
penyembuhan yang tidak sempurna dan penyakitnya yang semakin
memburuk.
3) Kehamilan merupakan kondisi fisiologis normal dan tidak diperhatikan
sebagai kontraidikasi bagi ekstraksi kecuali terdapat beberapa komplikasi.
Umumnya kehamilan trimester tengah, merupakan waktu yang tepat untuk
dilakukan prosedur dental, tapi setelah dilakukan konsultasi obstetric yang
tepat, ekstraksi dapat dilakukan pada tahap kehamilan manapun
- Pasien yang terlalu muda dan terlalu tua membutuhkan perhatian lebih. Umumnya
pasien yang terlalu muda dapat memiliki masalah dalam penggunaan sedasi atau
anestesi umum. Sedangkan yang terlalu tua memiliki masalah dalam nutrisi,
penyembuhan, dan sikap kooperatif pasien.
B. Kontraindikasi yang bersifat lokal atau setempat
1) Infeksi gingival akut yang disebabkan oleh infeksi streptococus.
2) Infeksi perikoronal akut yang banyak terjadi pada erupsi partial (sebagian)
molar mandibula ketiga.
3) Sinusitis maksilaris akut
Alasan melarang ekstraksi dengan keadaan seperti diatas adalah bahwa infeksi
akut yang berada disekitar gigi akan menyebar melalui aliran darah ke seluruh
tubuh dan terjadi keadaan septikemia.
5. Komplikasi pasca pencabutan :
- Perdarahan
- Edema
- Kerusakan sinus
- Kerusakan saraf
- Infeksi
- Dry socket
- Fistula
- Dislokasi mandibula
- Menyebabkan sinkop dan syok
- Malignasi oral jika dokter gigi tidak mengetahui riwayat medis pasien secara
lengkap di rongga mulut dapat terjadi penyakit yang semakin ganas
- Fraktur rahang
- Gigi terdorong ke submandibula
- Peradangan akut (plegmon)
6. komplikasi ketika pencabutan (faktor penyulit saat pencabutan)
- Berhubungan dengan anatomi pendukung gigi. Contohnya: gigi sudah
terkalsifikasinya tulang alveolar.
- Setelah perawatan saraf, akar terjadi kalsifikasi (lekat dengan tulang alveolar) jika
dipaksa untuk di ekstraksi akar bisa patah
- Gigi dengan akar yang lebih dari normal
- Resorbsi akar sehingga akar menjadi rapuh dan akar menjadi fraktur
- Ankilosis
- Impaksi
- Giginya sudah fraktur sebelum dicabut
- Karies yang besar yang sudah sampai akar sehingga ketika tang masuk tidak dpt
- Kelainan bentuk akar gigi
- Geminasi (satu gigi memiliki 2 mahkota 1 akar)
DRY SOCKET
1. Definisi
- Keadaan socket gigi pasca ekstraksi yang ditandai dengan keadaan socket gigi yang
kosong tidak diisi jendalan darah.
2. Etiologi
- Adanya kiontaminasi bakteri
- Trauma yang besar di daerah pencabutan
- Fragmen kecil dari akar atau tulang yang tertinggal
- Penurunan perdarahan yang diakibatkan penggunaan epinephrine atau
vasokonstriktor lainnya
- Pencabutan pada pasien usia lanjut
- Faktor kausatif :
Mikroorganisme oral : bertambahnya bakteri didalam dry socket yang terjadi
akan membentuk pyrogen yang secara langsung bertindak sebagai aktivator
untuk etrjadinya fibrinolisis
Fragmen tulang atau akar gigi dalam soket
Irigasi atau kuretase yang berlebihan setelah pencabutan
Perfusi darah setempat yang kuran dan penggunaan anestesi. larutan
anestetikum yang dimasukkan kedalamsoket gigi terlalu kuat sehingga
membrana periodontal menderita luka.
Oral kontrasepsi dipertimbangkan hormon estrogen dapat mengaktifkan
sistem fibrinolitik
- Faktor pencetus :
OH yang jelek
Kalkulus sub gingival
Merokok
Menghisap-hisap bekas pencabutan
Berkumur terlalu keras sehingga merusak jendalan darah yang telah terjadi
Penggunaan antifibrinolitik
3. Mekanisme terjadinya dry socket
- Jika terjadi karena trauma selama pencabutan gigi dan infeksitimbul reaksi
inflamasi pada sum-sum tulang dan akan terjadi pelepasan tissue activator
pelepasan ini menyebabkan terjadinya perubahan plasminogen menjadi
plasminagen fibrinolotik ini akan menghancurkan blood clot dan pada saat
bersamaan terjadi pelepasan kini dari kinogen sehingga akan menimbulkan
terjadinya rasa sakit.
- Pencabutan gigiterdapat luka bekas pencabutanjika ada bakteri yang bercampur
dengan saliva pada tulang yang tidak tertutup jaringan baruakan menyebabkan
perusakan vasa darah pokok yang memberi makanan atau nutrisi pada soket gigi
yang bersangkutantidak ada suplai darah di soketmempengaruhi alveolus yang
bersangkutandry socket
4. Tanda dan gejala
- Muncul pada hari ke 3-5 sesudah tindakan bedah atau pencabutan gigi
- Timbul rasa sakit yang hebat
- Pada pemeriksaan terlihat alveolus terbuka, terselimuti kotoran dan disertai
dengan munculnya peradangan gingiva
- Terlihat adanya sisa bekuan darah yang berwarna keabu-abuan
- Mukosa sekitar dan alveolus akan berwarna merah dan bengkak
- Inflamasi akan menyebar secara mesiodistal melalui alveolus, menyebabkan
timbulnya rasa empuk pada gigi sebelahnya jika dilakukan penekanan
- Akan timbul bau mulut
- Terdapat limphadenopati
5. Perawatan
- Bila pasien mengeluhkan rasa sakit pasca pencabutan gigi, perlu dilakukan
pemeriksaan radiograf untuk mengetahui apakah ada ujung akar yang tertinggal
atau ada benda asing.
- Dry socket merupakan suatu reaksi peradangan, namun dapat terinfeksi oleh
bakteri. Oleh karena itu, tidak setiap kejadian dry socket membutuhkan perawatan
dengan antibiotik. Hal penting dalam perawatan dry socket adalah irigasi. Irigasi
dilakukan dengan larutan saline atau hidrogen peroksida 3 % bila sudah terjadi
infeksi.
Cara Bourgoyne
- Pertama-tama socket gigi dibersihkan dengan larutan antibakterisidal misalnya
metaphen, merthiolet, iodine dll. Terutama pada bagian yang terinfeksi.
- Tulang alveolus yang runcing harus segera di haluskan
- Keringkan dengan kapas yang steril dan kering
- Kain kasa yang sudah diberi yodoform dicelupkan pada minyak cengkeh lalu
dimasukkan dalam socket gigi tanpa tekanan dan jangan menutup soket terlalu
kuat.
- Biarkan kain kasa tinggal dalam socket selama 24 jam sampai penderita kembali
untuk mengganti dengan kain kasa yang baru. Tetapi kain kasa yang baru tersebut
diberi obat methylen blue sulfa. Dressing ini dibiarkan sampai 2 kali 24 jam dan
jika perlu diganti dengan kain kasa yang dibasahi dengan minyak cengkeh
6. Pencegahan
- Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral lebih beresiko mengalami dry soket
saat pencabutan. Oleh karena itu sebaiknya tindakan pencabutan dijadwalkan
pada hari dimana kadar estrogen rendah yaitu saat tidak ada suplementasi
estrogen, sekitar hari ke-22 hingga 28 dari siklus menstruasi.
- Irigasi yang baik selama tindakan pencabutan juga dapat mencegah terjadinya dry
socket.
- Beberapa penelitian menganjurkan pemakaian obat kumur chlorehexidine 0,12%
segera setelah pencabutan dan 7 hari pasca pencabutan.
7. Komplikasi dry socket
- Bila tidak dilakukan perawatan dengan benar, maka dry socket akan berkembang
menjadi osteomyelitis.
8. Prevalensi terjadinya dry socket pasca pencabutan
Dry socket terjadi sekitar 3% setelah dilakukan tindakan pencabutan gigi. Sering terjadi
setelah pencabutan gigi posterior dan lebih sering terjadi pada rahang bawah daripada di
rahang atas. Regio molar bawah adalah daerah yang sering terkena, khususnya aleolus
molar ketiga. Dry socket lebih sering terjadi setelah pencabutan gigi yang menggunakan
anestesi lokal daripada pencabutan gigi yang menggunakan anestesi umum.
SKENARIO
1. Apakah Penjelasan dr radiograf masing2 gigi dan perawatan terhadap gigi 26, 24, 16 ?
- 26 : terdapat karies profundadilakukan perawatan saluran akar. Harus dihilangkan
absesnya telebih dahulu, diberi antibiotic baru dilakukan perawatan saluran akar, jika
prognosis buruk baru dilakukan pencabutan.
- 24 : restorasi dengan komposit
- 16: diekstraksi, karena pada daerah trifurcation tampak area radiolusen
2. Obat apa yg diberikan pasca pencabutan
- Antibiotic : wajib diberikan walaupun etiologi bukan karen bakteri
- Anti inflamasi : jika terdapat tanda radang
- Analgesic : harus diberi karena pasien dengan dry socket pasti merasa nyeri
- Obt kumur (berfungsi sebagai antiseptik) : bisa diberikan atau tidak. Jika diberikan
diberi chlorhexidine
- Air garam : untuk tindak lanjut setelah perawatan agar penyembuhan lebih cepat
3. Apakah setiap dilakukan pencabutan dan terjadi fraktur akar pasti terkena dry socket?
- Tidak selalu, karena dry socket terjadi terutama kerena fibrinogen yang dipecah
trombin menjadi fibrin dilisiskan oleh plasminogen
4. Mengapa pada 16 terlihat alveolus masi terbuka?
- Karena tidak terjadi pembekuan darah yang menyebabkan tidak terbentuknya
jaringan baru socket gigi
5. Mengapa sudah di beri obat tapi terjadi dry socket ?
- Karena dokter beranggapan pasien dapat sembuh dengan normal, tapi pada daerah
bekas pencabutan terjadi lisisc(tdk ada pembekuan darah).
6. Pd gigi 16 terdapat gingival polip,mekanisme nya?
- Terjadi jika ada gigi nya terdapat karies besar dan terdapat area yang runcing dan
akan melukai gingiva yang lama kelamaan akan terjadi gingiva polip.
7. Tehnik pencabutan untuk fraktur akar (untuk mengeluarkan akar yg patah dan akar yg tdk
bisa dipegang dgn tang) ?
a. Teknik tertutup (closed method atau intra alveolar operation)
Yaitu cara pengambilan sisa akar gigi dengan atau tanpa mengurangi jaringan
tulang sekitarnya tanpa membuka lapisan (flap) jaringan mukoperiosteal nya; bila
mengalami kesulitan ekstraksi (eksementosis, ankilosis) maka tulang yang
terdapat di sekitar akar gigi tersebut dikurangi dengan menggunakan bur tulang
tipe fissur. Ekstraksi gigi dengan cara mengurangi atau mengambil bagian tulang
di sekitarnya disebut odontektomi.
b. Teknik terbuka (open method atau open flap operation)
Yaitu pengambilan sisa akar gigi dengan membuka lapisan jaringan
mukoperiosteal dan biasanya diikuti dengan odontektomi.
Tambahan
Gingival polip
1. Definisi
Polip yang berasal dari gingiva. Polip adalah perkembangan sel-sel jaringan lunak akibat rangsangan kimiawi atau bakteri sehingga jaringan normal akan tumbuh berlebihan atau lebih besar ( hiperplasi tapi ada tangkai).
2. Etiologi
rangsangan kimiawi atau bakteri
nduti : predisposisi bisa terjadi akibat kavitas karies yang tajam, dan overhanging tambalan
3. Patofisiologi
Rangsangan (kimia atau bakteri) .. patofisiologi hiperplasi ???
4. Gambaran klinis
Gingival polip warna mirip gingiva, permukaan licin, sedangkan pulpa polip permukaannya bergelombang.
Mb.lely : mudah berdarah
5. Perbedaannya dengan gingival abses, pulpa polip, periodontal abses
Gingival polip : gingiva yang terkena trauma terus menerus seperti trauma sikat gigi, tusuk gigi, tekanan kunyah makanan dan lidah
Pulpa polip : Pulpitis kronis hiperplastik atau pulpa polip adalah suatu inflamasi pulpa produktif yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies yang besar pada pulpa muda. Pada pemeriksaan klinis terlihat adanya pertumbuhan jaringan granulasi dalam kavitas yang besar. Gangguan ini ditandai oleh
perkembangan jaringan granulasi, kadang-kadang tertutup oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung lama. Asimtomatis.
Abses gingival : Abses merupakan suatu nanah yang terjadi pada gusi (gingiva).
Abses periodontal disebabkan infeksi pada jaringan periodontal.Terjadi karena faktor iritasi, seperti plak, kalkulus, invasi bakteri, impaksi makanan atau trauma jaringan. Terkadang pula akibat gigi yang akan tumbuh.
Gejala : Terjadi pembengkakan pada gusi penderita yang disertai nanah, sakit ketika membuka mulut, dan susah mengunyah.
Nduti :
Pulpa polip berasal dri pulpa , gigi bisa vital atau non vital. Jika polip nya besar gigi harus dicabut maka polip akan ikt terangkat.
Gingival polip : dicabut dulu gigi nya baru gingival polipnya.
6. Pemeriksaan
Inspeksi.
7. Perawatan dalam pencabutan (teknik pencabutannya gimana ?)
Gingival polip : eksisi atau di potong, gigi yang menyebabkan polip ditambal, iritasinya harus dihilangkan, jika tidak maka polip bisa tumbuh lagi.
Komplikasi pencabutan
1. Macam 2
a. Edema :
kelanjutan normal dari setiap pencabutan dan pembedahan gigi, serta merupakan reaksi normal dari jaringan terhadap cedera.
Ivi : pembengkakan yang abnormal, biasanya terdapat pd daerah gigi yang dicabut, terjadinya kalo terjadi bila trauma pencabutan, adanya infeksi sekunder, dan adanya proses inflamasi yang tidak terkontrol.
Nduti : reaksi normal dari pertahanan tubuh, jaringan rusak merangsang mediator kimiawi, terjadi vasodilatasi, mengingkatkan sirkulasi darah dan meningkatkan permeabilitas , bradikinin mengakibatkan dolor, mengakibatkan juga reflek dari respon nyeri.
- Etiologi :
Edema adalah reaksi individual, yaitu trauma yang besarnya sama tidak selalu mengakibatkan derajat pembengkakan yang sama baik pada pasien sama maupun berbagai pasien.
- Patofisiologi : jaringan rusak – vasokonstriksi – mediator inflamasi – vasodilatasi - edema
- Tanda dan gejala : ad jaringan yang erithem, menonjol dari daerah di sekitarnya , disebabkan karena trauma terus menerus sehingga ad rangsang
- Pemeriksaan
- Pencegahan
usaha untuk mengontrol edema mencakup termal (dingin), fisik (penekanan), dan obat-obatan.
- Perawatan
Aplikasi dingin selama 24 jam pasca pencabutan biasanya bermanfaat. Obat yang paling sering digunakan adalah jenis steroid yang diberikan secara parenteral, oral atau topikal sebagai pembalut alveolar.
Komplikasi pencabutan :
a. Fraktur akar gigi
i. Definisi
Sisa akar yang tertinggal di dalam soket gigiKontinuitas tulang dengan atau tanpa ada perpindahan dari fragmen
ii. Etiologi
- Kesalahan dalam menempatkan paruh forcep
- Pemilihan forcep yang salah atau tidak tepat
- Karies gigi yang meluas bahkan kadang-kadang meliputi akar gigi, dalam keadaan
demikian struktur gigi akan menjadi rapuh dan mudah fraktur
- Gigi yang mempunyai kelainan akar
- Gerakkan ekstraksi gigi yang salah arah yaitu tanpa mengindahkan arah sumbu
panjang gigi
- Menggerakkan gigi yang akan di ekstraksi ke satu arah saja dengan kekuatan yang
melebihi batas kekuatan struktur gigi tersebut
- Kerapuhan stuktur gigi yang berhubungan dengan usia lanjut / nekrosis jaringan
pulpa
iii. Macam-macam fraktur akar gigi
- Mahkota gigi di atas garis gusi
- Akar gigi setinggi garis gusi
- Akar gigi di bawah garis gusi (1/2 panjang akar gigi atau 1/3 panjang akar gigi)
iv. Alat-alat yang dibutuhkan untuk mengeluarkan sisa akar gigi
- Root forceps khusus untuk pengambilan akar gigi
- Root elevator
- Apical fragment forceps
- William’s apical pich
- Apical fragment ejector
- Bur zekiya (kecepatan rendah untuk mengebur tulang dan kecepatan tinggi
untuk mengebur gigi)
- Bein besar dengan ujung tipis memisahkan sisa akar yang salah di bur tetapi
belum sampai putus. Diletakkan pada area pengeburan kemudian sedikit diputar
dan ditekan
- Bein kecil dengan ujung tipis memisahkan akar yang sudah terbelah dari
tulang alveolar sehingga akar goyang dan mudah diambil)
- Cryer ujung agak panjang untuk mengeluarkan akar yang tertinggal dengan
akar lain sudah hilang atau keluar (ada soket yang kosong)
- Tang pencabut sisa akar gigi atas yang berbentuk bayonet dengan ujung runcing
untuk memudahkan mengambil sisa akar yang tertinggal dalam soket
- Tang pencabut sisa akar gigi bawah dengan ujung lebih runcing (beak) untuk
memudahkan mengambil sisa akar dalam soket
v. Teknik pengeluaran fraktur akar gigi
a. Bila sisa akar tersebut dapat terambil dengan menggunakan forceps akar gigi,
lakukan pengambilan sisa akar tersebut dengan alat
b. Bila sisa akar tersebut tidak tercakup oleh forcep, maka
- Pengambilan sisa akar gigi dilakukan dengan cara tertutup (closed methode).
Dengan cara pengambilan sisa akar gigi tanpa mengurangi jaringan tulnag sekitar
tanpa membuka lapisan (flap) jaringan mukoperiostealnya
- Pengambilan sisa akar dengan open methode. Yaitu pengmabilan gigi / sisa akar
gigi dengan membuka lapisan jaringan mukoperiosteal dan biasanya disertai
dengan odontektomi
vi. Rencana pengambilan sisa akar gigi
Sebelum mulai mengambil sisa akar gigi yang tertinggal di dalam soket, maka perlu dipikirkan apakah pengambilan sisa akar gigi akan menggunakan teknik tertutup (intra alveolar operation) atau membutuhkan teknik terbuka (open flap operation)Sisa akar gigi yang tertinggal dalam alveolus dapat berasal dari :
- Oleh karena perluasan proses karies
Dalam hal ini mungkin sisa akar gigi masih dalam keadaan panjang atau pendek dan dalam waktu yang lama berada di dalam alveolus. Struktur akar gigi akan menjadi rapuh oleh proses karies dan mudah fraktur apabila dipegang dengan forceps gigi
- Sisa akar gigi yang telah lama tinggal di dalam alveolus dan berasal dari
kegagalan ekstraksi gigi oleh operator terdahulu
- Sisa akar gigi terjadi pada saat ekstraksi gigi
Recommended