Transcript
Page 1: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Gaya mengajar guru bisa macam-macam. Dari yang senangnya memberi tugas siswa

yang banyak, sampai guru yang senangnya bercerita ngalor ngidul selama jam

pelajaran. Kesemua gaya mengajar yang saya sebutkan ujungnya cuma satu, apakah

siswanya nyaman atau tidak berada di kelasnya. Nyaman bisa berarti banyak hal, dari

nyaman karena akrab sampai nyaman karena bisa bertanya apapun karena siswa yakin

ia punya guru yang berpikiran terbuka karena bersedia jadi mitra sejajar dalam mencari

pengetahuan.

Ada beberapa kepribadian guru yang bisa menjadi jalan bagi siswa untuk bisa nyaman

berada dikelas anda.

1. Guru yang bisa jadi pendengar yang aktif. Seorang guru yang menjadi pendengar

yang aktif sadar bahwa semua siswa seberapapun pendiamnya ia senang didengar dan

senang jika diminta berbicara. Jika anda mengajar SMP atau SMA, seorang siswa yang

terhalang aspirasinya dikelas biasa menyuarakan unek-uneknya lewat situs jejaring

sosial. Apalagi jika mereka yakin bahwa anda tidak mungkin membaca hal yang mereka

tuliskan. Hal ini berarti sudah menjadi naluri bagi siswa kita sekarang ini untuk didengar

dan ‘bersuara’.

Page 2: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

2. Guru yang memberikan pilihan. Tempatkan diri anda sebagai siswa, pasti anda akan

suka saat dibebaskan untuk memilih. Bicara soal pilihan, buat siswa dibebaskan untuk

memilih hal yang menurut kita sebagai guru adalah sebuah hal yang sederhana namun

merupakan ‘kemewahan’ bagi siswa. Dibolehkan untuk memilih teman dalam kerja

kelompok, memilih tempat duduk, dibolehkan untuk memilih pekerjaan apa yang ingin

mereka lakukan terlebih dahulu dan sederet pilihan lain yang simpel tapi membuat

mereka senang karena boleh memilih. Saran saya utamakan tujuan akhir, yaitu selesai

pekerjaan dan tujuan pembelajaran yang kita rancang, soal cara silahkan anda pikirkan

yang terbaik dan yang penting nyaman bagi kedua belah pihak, anda dan siswa anda

dikelas.

3. Guru yang pandai menyelipkan motivasi. Sengaja saya menggunakan kata

‘menyelipkan’. Siswa sekarang kurang suka dimotivasi dengan cara yang biasa. Buat

mereka kata motivasi hampir mirip dengan kata nasehat. Nah, dinasehati adalah

sebuah situasi dimana ada pihak yang salah dan diberitahu mengenai kesalahannya.

Padahal memotivasi beda dengan dinasihati. Memotivasi dimulai dengan prasangka

baik bahwa orang yang dimotivasi punya kemauan untuk berubah. Saat kita sebagai

guru memotivasi siswa, mulailah dengan sapaan hangat dan konsentrasilah terhadap

apa yang dikatakannya. Dengan demikian motivasi kita berbeda dan unik untuk setiap

siswa kita. Hasilnya siswa akan merasa bahwa keberadaan mereka spesial di mata kita

sebagai guru.

4. Guru yang menegakkan dead line sambil menghargai usaha siswa. Deadline yang

saya maksud adalah masa akhir pengumpulan tugas. Sering guru mengukur

ketegasannya dengan ketat dalam soal batas waktu pengumpulan tugas. Padahal

bukan soal batas waktu yang paling penting, karena jika ini yang jadi tujuan utama,

siswa cenderung mengumpulkan tugas dengan apa adanya demi mengejar dead line.

Sebagai guru usahakan membangun dialog mengenai jalannya pengerjaan tugas,

siswa akan senang menceritakan prosesnya, sambil mendengarkan kita pun jadi bisa

mengerti jika ada siswa yang meminta negoisasi mengenai batas pengumpulan tugas,

asal waktunya masih mungkin dan demi hasil yang lebih bagus kenapa tidak?

Page 3: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari

pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani

housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang

menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari

untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar?

Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau

hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui,

tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-

data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui

sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si

ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama

suami. Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa

Page 4: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan

Stephen suka matematika. Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?” Dia

menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih

otaknya, semoga ia menjadi jenius.” Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut

terus perkembangannya. Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu

mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia

suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan

utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan

berbagai jenis kacang-kacangan. Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik

untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang

dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini

adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban

untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen

menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan

yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”

ungkapnya. Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak

ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak

bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam. Uniknya,

mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat

jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu.

Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu

kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk. Akibatnya lemah

dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan

sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah

mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka. Menurut ilmuwan di

Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada

otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa

Page 5: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA

Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat

memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam,

diikuti dengan menelan pil minyak ikan (cod oil lever). Dalam pengamatan Stephen,

anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew,

Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah

suatu kewajiban. Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat

meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar. Ini menurut saintis

Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak. Tak heran banyak pakar musik dari

kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis

perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen,

“Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan

6 tahun kebelakang!! !” katanya. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh

anak Yahudi.

Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang

diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari. Menurut teman Yahudi-nya

Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak

bagian dari persiapan untuk membela negara.

Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid

digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski

proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan

serius. Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan

dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yg diberi keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat

mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun

diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus

memperaktekkanya. Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap

kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Page 6: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Anda terperanjat? Itulah kenyataannya. Kesimpulan, pada teori Stephen adalah,

melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan.. Tentunya bukan

perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi

mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina.

Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi

militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada

pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza. Seperti yang kita ketahui, setelah

lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari

1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak. Selain karena memang

tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka.

Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik

sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran. Anak-anak yang sudah

hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia

semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan

jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang

diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi

dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka. Namun kondisi

itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena

ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini

cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana

perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus

dibanding dengan negara tetangganya. Ambil contoh tetangga kita yang terdekat

adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain

menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.

Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari

penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui

beberapa bukti menyokong teori ini. “Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam

tulisan itu. Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun

Page 7: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa

harga rokok? Cuma US$ .70 cts !!! “Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan

orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi?

Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri?

Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Apakah ini bukan

akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”

source : kaskus.us

Kemampuan untuk meningkatkan konsentrasi atau memusatkan perhatian pada tujuan-

tujuan spesifik akan meningkatkan kemampuan mental kita dan pada gilirannya

meningkatkan kualitas hidup kita.

Dalam kehidupan sehari-hari kita terus-menerus dibombardir dengan respon indra kita;

penglihatan, suara, bau, dan perasaan. Otak kita harus memutuskan apa yang penting

bagi kita yang perlu disimpan, dan apa yang tidak yang harus dibuang.

Jika kita tidak fokus, rentang perhatian kita tersebar di banyak hal yang berbeda dan ini

akan tercermin dalam otak kita. Kegiatan di otak juga akan terurai di seluruh otak dan

tidak ada jejak abadi yang akan dibuat.

Page 8: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Ketika kita berkonsentrasi pada tugas atau objek tertentu, otak akan secara otomatis

meminimalkan atau  mematikan kegiatan yang tidak terkait dengan tugas dan

mengaktifkan wilayah otak yang berhubungan dengan objek dari perhatian kita.

Kemampuan untuk mengubah jejak/pengalaman indra baru merupakan dasar bagi

semua pembelajaran; itu tidak berarti hanya belajar akademik tapi apa pun yang kita

lakukan dalam hidup kita. Dari belajar berjalan, naik sepeda, ataupun belajar

matematika yang lebih kompleks – begitu kita belajar kita tidak akan pernah lupa.

Orang paling sukses di segala lapisan kehidupan; ilmuwan, atlet, aktor, guru,

pengusaha atau orang lain yang sukses selalu punya satu kesamaan, mereka tahu apa

yang mereka inginkan dan mereka memiliki satu pikiran fokus untuk mencapai tujuan

mereka. Dengan berfokus pada tujuan, semua energi dan usaha terkonsentrasi pada

tugas-tugas yang menggerakkan untuk lebih dekat ke arah tujuan.

Kemampuan untuk fokus akan membantu kami tahu apa yang perlu kita lakukan tetapi

yang lebih penting kita juga akan tahu apa yang tidak boleh dilakukan. Retikuler

mengaktifkan sistem dalam otak akan mengingatkan perhatian kita untuk hal-hal

penting di sekitar kita yang akan membantu kita bergerak menuju apa yang kita

inginkan. (sistem retikuler adalah suatu sistem yang beradadi batang otak anda, yang

membantu anda mengarahkan diri anda ke sesuatu yang anda inginkan asal anda

menginginkannya secara spesifik)

Bagaimana cara meningkatkan konsentrasi:

1. Memiliki tujuan spesifik yang ingin anda capai. Jika merupakan tujuan keuangan,

rumuskan tepatnya berapa jumlah yang ingin anda  memiliki, bangun keuangan secepat

anda membangun kemampuan anda untuk menghasilkan uang. Tetapkan batas waktu

kapan anda ingin mencapainya.

2. Mempunyai alasan mengapa anda harus mencapai itu. Ini adalah bagian yang paling

penting yang harus anda sertakan, semakin kuat alasan semakin besar kemungkinan

akan mencapainya.

3. Keyakinan bahwa anda akan mencapainya dan tetap fokus pada keyakinan tersebut.

Anda harus benar-benar yakin bahwa anda akan mencapainya. Menjadikannya sebuah

keharusan.

Page 9: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

4. Membuat Rencana – Bagaimana cara sampai ke tujuan anda? Buat semua daftar 

tugas yang harus anda ambil untuk bergerak lebih dekat ke tujuan anda. Daftar juga

hal-hal yang tidak perlu anda lakukan, hal-hal yang akan mengalihkan perhatian dari

pencapaian tujuan anda. Hal-hal seperti terlalu banyak menonton TV, atau nongkrong

dengan teman-teman. Lebih terarah dalam menyikapi rencana.

5. Aksi – Pecah rencana ke bulanan, mingguan dan rencana tindakan harian. Sisihkan

waktu tertentu dan mengambil tindakan setiap hari setidaknya waktu tersebut akan

membawa anda lebih dekat ke tujuan Anda.

6. Review – Review ini setidaknya setiap bulan, lebih lama dari itu berarti anda akan

menyimpang terlalu jauh dari tujuan anda. Membuat penyesuaian yang diperlukan

dalam rencana atau tindakan, tetapi tetap pada tujuan.

7. Menikmati proses – Menetapkan tujuan dan bekerja ke arah itu akan lebih

memuaskan jika anda menikmati proses dalam melakukannya.

Hidup di jaman serba cepat dan dinamis seperti sekarang ini menuntut kita untuk

bekerja lebih keras terutama otak. Pada saat informasi penting datang secara tiba -

tiba, kita menangkapnya tetapi terkadang beberapa saat kemudian langsung lupa.

Maka dari itu, saya punya beberapa tips untuk membantu meningkatkan daya ingatan

anda.

Page 10: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

1. Lakukan teknik relaksasi secara teratur

Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan ingatan Anda yaitu dengan secara

sadar berusaha mengendurkan ketegangan seluruh otot tubuh sebelum mempelajari

sesuatu yang baru. Menurut para peneliti dari Fakultas Kedokteran Univ Stanford,

relaksasi otot dapat mengurangi kecemasan yang sering dirasakan seseorang saat

berusaha mencoba mempelajari hal baru.

2. Pertahankan pola kesehatan yang bagus

Gangguan kesehatan termasuk kondisi minor sekalipun, seperti flu atau hipertensi,

dapat menggangu ingatan anda. Sebuah penelitian menemukan bahwa dalam periode

25 tahun, pria menderita hipertensi kehilangan kemampuan kognitif hingga dua kali lipat

dibandingkan dengan pria bertekanan darah normal. Di sisi lain, penelitian di

Universitas California Selatan mengemukakan bahwa pada usia 70-an tidak akan

mudah mengalami penurunan kemampuan kognitif jika mereka tetap aktif secara fisik.

3. Tantang diri Anda !

Otak memproduksi senyawa kimia neurotransmitter yang membawa pesan antar sel

yang terlibat dalam ingatan dan penentuan strategi. Ketersediaan neuritransmiter

tersebut termasuk senyawa kimia pembentuk ingatan asetikolin meningkat apabila otak

sering digunakan untuk menyelesaikan tantangan yang menuntut penyelesaian

masalah. Penelitian menunjukan bahwa tikus yang hidup dalam lingkungan menantang

mempunyai dendritik yang lebih kompleks daripada tikus yang hidup di lingkungan

biasa.

4. Kembangkan ketajaman indera

Sebagian besar jenius bidang ingatan mempunyai persepsi indrawi yang sensasional

Page 11: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

atau sensitif. Praktikan ketrampilan pengamatan anda dan belajarlah lebih

memperhatikan dengan menggunakan seluruh indera Anda. Kurangnya konsentrasi

sering menjadi akibat buruknya ingatan. Jika ingin mengingat sesuatu, berhentilah

sejenak, perhatikan dan catat (secara internal maupun eksternal) apa yang ingin Anda

ingat.

5. Lakukan olahraga teratur

Selain meningkatkan kekuatan fisik, olahraga teratur juga membantu fungsi ingatan

anda dengan menjamin suplai oksigen darah ke otak. Olahraga juga menstimulasi

pelepasan endorfin-neurotransmiter yang terkait dengan rasa senang sehingga

meningkatkan keceriaan, yang menjadi pemicu penting pembelajaran ingatan. Selain itu

penelitian juga menunjukan bahwa olahraga juga meningkatkan produksi Brain-Derived

Neurotrophic Factor (BDNF). Satu dari delapan faktor pertumbuhan manusia yang

diperkirakan mampu meningkatkan kemampuan belajar dan perlindungan sel dari

penyakit, seperti Alzheimer, parkinson, dan penyakit lou gehrig's.

6. Hindari obat penenang dan zat yang menimbulkan kantuk

Segala zat yang membius otak termasuk alcohol, benzodiazepin (biasa untuk terapi

ganguan kecemasan) dan obat penenang lainmenghambat fungsi optimal daya ingat

anda. Jika ingin santai, makanlah makanan berkarbohidrat tinggi yang merangsang

produksi tritofan dan bertindak sebagai penenang alami.

7. Kembangkan sikap mental positif

Ganti sikap negatif atau kritik terhadap diri sendiri, seperti "Aku sudah terlalu tua

untuk mengingatnya", menjadi sikap positif seperti "Ah, ini gampang, santai saja pasti

aku bisa ingat kok". Periksalah keragu raguan dan hambatan mental anda. Sebagian

besar perasaan tersebut biasannya muncul saat anda masih sangat muda dengan

alasan yang tidak jelas.

Page 12: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

8 Makan secukupnya, kurangi lemak dan minum banyak air

Pilihlah makanan yang rendah lemak dan kalori. Makanan yang rendah lemak dan

tinggi protein adalah ayam (tanpa kulit), ikan, kerang, daging sapi muda, dan daging

sapi tanpa lemak. Sumber protein nabati rendah lemak mencakup kacang polong kering

dan kacang - kacangan lain, produksi susu rendah lemak, termasuk keju dan susu

skim, serta makanan berbahan kedelai. Yang tak kalah penting adalah minum banyak

air (ini yang selalu saya lakukan karena mudah dan paling efektif) dapat membantu

pencernaan dan pernafasan, meningkatkan kapasitas pembawaan oksigen dalam

darah, serta mempertahankan kesehatan sel.

DEMIKIANLAH tips untuk meningkatkan daya ingat dari saya, semoga berguna dan

membantu. 8 Tips sederhana ini sudah terbukti, dan Silahkan Anda coba.

Page 13: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

1. Selalu punya energi untuk siswanya

Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau

diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan

seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran

Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan

bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif

Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa 

mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik

Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat

Page 14: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara

efektif,  membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam

kelas.

5. Bisa berkomunikasi yang Baik dengan Orang Tua

Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat

mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam

hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia

memenuhi  panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya

Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua

siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang Kurikulum

Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah

dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga  memastikan pengajaran

mereka memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan

Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik

memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka

ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi

para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang

kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik  untuk Anak-anak dan proses Pengajaran

Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka

gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan  mereka dan memahami dampak

atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti

ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa

Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat

menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Disarikan dari situs Apple for the teacher

Page 15: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Bagaimana cara menjadi guru kreatif? wah ini baru pertanyaan yang seru. Dikarenakan

sejak blog ini dibuat tidak ada satu artikel pun yang mengarah langsung kesana. Hal

yang saya lakukan adalah banyak-banyak menulis artikel tentang metode pembelajaran

tanpa memberi cap pembelajaran kreatif.

Tetapi membaca pertanyaan pak Agus Suyono di atas seperti menyadarkan saya

bahwa menjadi guru kreatif bukannya sekedar membuat anak senang dan enjoy oleh

permainan (games) yang seru, segar dan lucu selama pembelajaran berlangsung. Tapi

juga selayaknya guru mencari metode pembelajaran yang bermakna dan membuat

anak bisa semakin mengerti apa yang guru ajarkan dikelas

Dalam artikel ini akan saya tuliskan, kondisi apa saja yang membuat guru bisa menjadi

kreatif bahkan tanpa harus menggunakan metode pembelajaran yang terbaru. Sumber

saya dapatkan dari www.edutopia.com

Page 16: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Guru menciptakan susasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan

intelektual

Terkadang siswa punya banyak pertanyaan dibenaknya, tetapi ada semacam perasaan

malu dan takut, dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras

kita salah satunya adalam menciptakan kelas yang memberik keamanan secara

emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu

mengambil resiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara

emosional, siswa akan berpikir 1000 kali untuk mau bertanya dan berpendapat.

Anda juga bisa membuat peraturan kelas yang isinya antara lain ‘Tidak boleh

merendahkan atau meremehkan pendapat orang lain’ Jangan lupa anda juga memberi

contoh dahulu kepada siswa untuk mengucapkan terima kasih dan menhargai untuk

setiap pertanyaan, atau pendapat dari siswa anda. Jika ini terjadi dikelas anda dijamin

kelas akan berubah menjadi kelas yang setiap individu didalamnya salaing mendukung

dan mudah untuk berkolaborasi dalam berpengetahuan.

Tidak hanya sampai disitu saja, kelas yang membuat guru menjadi guru kreatif

semestinya juga aman secara intelektual. Siswa bisa mandiri dan mengerti dimana

letak alat tulis, dikarenakan semua hal dikelas sudah disiapkan dengan rapih dan

terorganisir. Siswa tahu apa yang harus dikerjakan dikarenakan intruksi penugasan

yang jelas oleh guru. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang dengan demikian siswa

bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang guru berikan.

Guru mengukur dengan hati, seberapa besar keterlibatan (engagement) siswa

dalam tugas yang ia berikan.

Saya jadi ingat sebuah pertanyaan yang bersifat reflektif mengenai cara kita mengajar

dan membelajarkan siswa. Pertanyaan nya begini “Jika saya adalah murid saya

sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya? “

Seorang guru yang ahli mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam

pembelajaran di kelas yang diajarnya dalam presentasi keterlibatan yang penuh alias

100 persen. Artinya, misalkan seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama

40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran.

Tentu tidak dalam semalam semua guru bisa 100 persen menciptakan kelas yang aktif.

Namun membutuhkan latihan dan  latihan. Tetapi jalan kesana akan lebih cepat apabila

Page 17: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

kita mau jujur bertanya pada diri sendiri “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh

dalam pembelajaran yang saya lakukan?”.

5 menit terakhir yang menentukan

Jadikan 5 menit terakhir pembelajaran anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi

mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran.

Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat

dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang

kamu dapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya

sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya.

Guru menciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan

betul.

Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi

mempunyai jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya

mempunyai satu jawaban. Hal yang terjadi siswa akan berlomba menjawab dengan

benar dengan segala cara. Termasuk mencontek misalnya.

Sebagai guru budayakan pola perdebatan atau percakapan akademis di kelas kita.

Saat mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar

memilih dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk

menjawab sebuah masalah yang guru berikan.

Sebagai guru saat memberikan soal berikanlah siswa beberapa peluang

kemungkinandalam menjawab sebuah soal. Misalnya soal yang bapak berikan ini

punya tiga alternative, bisa kah kamu menemukan ketiga-tiganya?

Guru mengajarkan kesadaran siswa dalam memandang sebuah pengetahuan.

Saat membelajarkan siswa, dikarenakan keterbatasan kita, terkedang kita sudah

membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi

mendapatkan hasil yang benar. Hal ini siswa lakukan secara sadar atau tidak sadar.

Untuk itu mari kita letakkan gambar dibawah ini disamping soal yang kita berikan

kepada siswa di kertas soal.

Dengan demikian sebagai guru kita menjadi tahu saat siswa menjawab soal dengan

salah tapi dengan keyakinan (for sure) atau menjawab soal dengan benar tapi dengan

tidak yakin (confused). Menarik bukan ?

Page 18: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Biarkan siswa memberi tanda silang (X) 

pada tempat dimana dia merasa cocok.

Ditengah banyaknya guru-guru profesional yang telah mendapatkan tunjangan

sertifikasi guru, ada baiknya saya ikut mengingatkan beberapa kebiasaan yang

harusnya kita hindari bersama sebagai guru profesional...

Saat guru mengajar, ada dua kemungkinan yg akan terjadi pada seorang guru, ia lupa

waktu atau ia sering mengecek waktu kenapa belum juga berakhir.

Kalau yang pertama terjadi pada anda, selamat anda layak disebut sebagai guru

profesional. Tapi jangan senang dulu lupa waktu bisa juga berarti anda belum cermat

dalam membagi waktu.

Page 19: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Lupa waktu juga bisa berarti anda asyik dan senang serta larut dalam kesenangan

mengajar. Anda merasa interaksi dengan siswa sangat intens, siswa senang belajar

dengan anda dan sebaliknya.

Jika anda masih menjadi guru yang senangnya melirik jam, sambil mempertanyakan

kenapa jam bergerak lama sekali, mungkin ini jawabannya.

1. anda masih menomorsatukan peran anda di kelas. Anda masih merasa andalah

sumber ilmu, andalah yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran, dll. Padahal

mengapa tidak kita bagi tanggung jawab bersama siswa.

2. Anda masih merasa buku teks sebagai sumber satu-satunya inspirasi dalam

mengajar. Buku teks penting, sayapun senang padanya karena ia banyak membantu

saat kita kekurangan ide. Tapi apakah sekali-kali anda tidak ingin meramu pelajaran

anda sendiri. Sumber inspirasi bisa dapat dari mana saja, dari koran sampai tv dari

tetangga sampai siswa kita sendiri, semua bisa dijadikan inspirasi.

3. Anda memaksa siswa dikelas, untuk bisa mengingat informasi yang anda sampaikan.

Hanya karena saat anda sekolah dulu merasa paling jago menghafal, anda didik siswa

anda dengan cara yang sama. Cara ini sangat rawan stress, baik bagi anda sebagai

guru, apalagi siswa.

4. Anda berharap dan senang dengan jawaban yang ‘benar’. Siapa guru yang tidak

senang saat siswa menjawab benar, tapi percayalah butuh proses untuk sampai

kesana. Prosesnya antara lain dengan anda mengarahkan diskusi siswa, menunjukkan

fakta-fakta berupa gambar atau data yang membuat siswa paham, dan masih banyak

lagi cara dalam menciptakan situasi siswa paham dan senang untuk unjuk pendapat

dalam diskusi yang berujung pada ‘kebenaran’ yang disepakati bersama.

5. Anda tidak merencanakan pembelajaran. Lupakan sejenak Rencana Perencanaan

Pembelajaran yang benar menurut pelatihan yang anda hadiri. Lupakan sejenak

pakem-pakem, yang anda perlukan adalah menulis hal yang ingin anda lakukan dengan

siswa anda dikelas. Cukup itu saja dulu, anda tidak akan menjadi guru profesional jika

tunggu ilmu anda cukup untuk menulis sebuah RPP yang ‘benar’.

6. Anda berkonsentrasi membuat siswa menguasai ‘fakta’ dalam pembelajaran. Fakta

yang saya maksud adalah tanggal, bulan, tempat, nama tokoh. Siswa akan merasakan

hal-hal yang dipaksa mereka untuk kuasai malah tidak ada hubungannya dengan

Page 20: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

kehidupan mereka sekarang. Berikan penugasan yang menantang, buat mereka

berpikir bahwa belajar adalah mengambil pelajaran dari hal yang sudah lewat untuk

dipakai dimasa depan.

Institusi sekolah erat kaitannya dengan disiplin. Bahkan di jaman tahun 80 an sekolah-

sekolah yang dianggap baik terkenal karena peraturan yang ketat dan disiplin yang

tinggi.  “Sekolah itu bagus karena disiplin nya kuat sekali, buktinya tiap ada anak yang

melanggar peraturan dihukum dengan hukuman yang berat.” Komentar para orang tua

Page 21: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

siswa di jaman itu.  Demikian lah di jaman itu sekolah yang pandai menghukum siswa

nya dengan hukuman berat malah diburu para calon orang tua siswa.

Banyak pihak yang masih menghubungkan penegakan disiplin di sekolah  dengan

menghukum siswa. Padahal kedua-dua nya tidak saling berhubungan. Karena terbukti

penegakan disiplin dengan hukuman hanya akan membuahkan sikap disiplin yang

semu yang lahir karena ketakutan bukan karena lahirnya kesadar an akan perbaikan

perilaku.

Sebenarnya ada jalan tengah diantara disiplin dan menghukum . Jalan tengah itu

disebut konsekuensi. Sebuah konsekuensi berarti menempatkan siswa sebagai subyek.

Seorang siswa yang dijadikan subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya

dengan konsekuensi sebagai batasan.

Siswa terlambat masuk sekolah ? solusinya dia terkena konsekensi pulang lebih telat

dari yang lainnya, atau waktu istirahat dan bermain dipotong . Jangan sampai disitu

saja, bicarakan hal ini dengan orang tua siswa, karena mungkin masalah timbul bukan

karena si anak tapi karena masalah orang tua.

Dalam mengatasi masalah terlambat masuk sekolah ini saya punya contoh menarik.

Tidak jauh dari tempat tinggal saya  ada sebuah sekolah menengah atas yang memilih

mengunci pintu gerbangnya setiap jam 7 pagi tepat. Anda bisa bayangkan mereka yang

terlambat akan kesulitan untuk masuk karena pintu gerbang sudah terkunci.  Setiap hari

akan ada sekitar 10 orang siswa  yang tertahan diluar menjadi tontonan warga sekitar

yang lewat di depan sekolah tersebut.  Padahal mereka yang terlambat belum tentu

malas, bisa saja karena alasan cuaca atau hal-hal lain yang tidk bisa dihindari.

Alasan pihak sekolah mungkin bisa diterima, tindakan mengunci gerbang diambil atas

nama penegakkan disiplin dan membuat siswa menjadi sadar akan pentingnya datang

tepat waktu ke sekolah. Tapi sadarkah pihak sekolah bahwa mengunci siswa di luar

bisa mempermalukan harga diri sisw?  Bagaimana bila tetangga atau orang-orang yang

mengenali mereka lewat saat mereka terkunci di luar.

Padahal saat sekolah mau menerapkan konsekuensi atas siswa yang terlambat,

banyak tindakan yang bisa dilakukan, dari memotong jam istirahat sampai meminta

mereka masuk sekolah di hari Sabtu atau Minggu saat teman -temannya libur. Dengan

demikian harga diri siswa terjaga dan siswa menjadi makin bertanggung jawab atas

Page 22: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

segala tindakan yang dilakukannya. Siswa juga menjadi sadar bahwa konsekuensi

bertujuan untuk penyadaran dengan mengambil atau mengurangi hak istimewa

mereka .

Mari kita mengenali apa itu hukuman dan konsekuensi

Hukuman

1.       Menjadikan siswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar menawar dan tidak

berdaya. Guru menjadi pihak yang sangat berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”

2.       Jenisnya tergantung guru, apabila hati guru sedang senang maka siswa

terlambat pun tidak akan dikunci diluar.

3.       Bisa dijatuhkan berlipat-lipat derajatnya  terutama bagi siswa yang sering

melanggar peraturan.

4.       Guru cenderung memberi cap buruk bagi anak yang sering melanggar.

5.       Sifatnya selalu berupa ancaman

6.       Tidak boleh ada pihak yang tidak setuju, semua pihak harus setuju. Jadi sifatnya

memaksa.

Konsekuensi

1.       Dijatuhkan saat ada perbuatan yang terjadi dan berdasarkan pada aturan yang

telah disepakati.

2.       Sesuai dengan perilaku pelanggaran yang siswa lakukan.

3.       Menghindari memberi cap pada anak, dengan memberi cap jelek akan

melahirkan stigma pada diri anak bahwa ia adalah pribadi yang berperilaku buruk untuk

selama-lamanya.

4.       Membuat siswa bertanggung jawab pada pilihannya. Anda bisa mengatakan

“Kevin kamu memilih untuk ribut pada saat bu guru sedang menerangkan maka

silahkan duduk di luar selama 5 menit”. Dengan demikian anda menempatkan harga diri

anak pada peringkat pertama. Bandingkan dengan perkataan ini “Kevin, dasar kamu

anak tidak tahu peraturan,…. tukang ribut! Sana keluar….!

Page 23: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Gaya mengajar guru bisa macam-macam. Dari yang senangnya memberi tugas siswa

yang banyak, sampai guru yang senangnya bercerita ngalor ngidul selama jam

pelajaran. Kesemua gaya mengajar yang saya sebutkan ujungnya cuma satu, apakah

siswanya nyaman atau tidak berada di kelasnya. Nyaman bisa berarti banyak hal, dari

nyaman karena akrab sampai nyaman karena bisa bertanya apapun karena siswa yakin

ia punya guru yang berpikiran terbuka karena bersedia jadi mitra sejajar dalam mencari

pengetahuan.

Ada beberapa kepribadian guru yang bisa menjadi jalan bagi siswa untuk bisa nyaman

berada dikelas anda.

1. Guru yang bisa jadi pendengar yang aktif. Seorang guru yang menjadi pendengar

yang aktif sadar bahwa semua siswa seberapapun pendiamnya ia senang didengar dan

senang jika diminta berbicara. Jika anda mengajar SMP atau SMA, seorang siswa yang

terhalang aspirasinya dikelas biasa menyuarakan unek-uneknya lewat situs jejaring

sosial. Apalagi jika mereka yakin bahwa anda tidak mungkin membaca hal yang mereka

tuliskan. Hal ini berarti sudah menjadi naluri bagi siswa kita sekarang ini untuk didengar

dan ‘bersuara’.

Page 24: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

2. Guru yang memberikan pilihan. Tempatkan diri anda sebagai siswa, pasti anda akan

suka saat dibebaskan untuk memilih. Bicara soal pilihan, buat siswa dibebaskan untuk

memilih hal yang menurut kita sebagai guru adalah sebuah hal yang sederhana namun

merupakan ‘kemewahan’ bagi siswa. Dibolehkan untuk memilih teman dalam kerja

kelompok, memilih tempat duduk, dibolehkan untuk memilih pekerjaan apa yang ingin

mereka lakukan terlebih dahulu dan sederet pilihan lain yang simpel tapi membuat

mereka senang karena boleh memilih. Saran saya utamakan tujuan akhir, yaitu selesai

pekerjaan dan tujuan pembelajaran yang kita rancang, soal cara silahkan anda pikirkan

yang terbaik dan yang penting nyaman bagi kedua belah pihak, anda dan siswa anda

dikelas.

3. Guru yang pandai menyelipkan motivasi. Sengaja saya menggunakan kata

‘menyelipkan’. Siswa sekarang kurang suka dimotivasi dengan cara yang biasa. Buat

mereka kata motivasi hampir mirip dengan kata nasehat. Nah, dinasehati adalah

sebuah situasi dimana ada pihak yang salah dan diberitahu mengenai kesalahannya.

Padahal memotivasi beda dengan dinasihati. Memotivasi dimulai dengan prasangka

baik bahwa orang yang dimotivasi punya kemauan untuk berubah. Saat kita sebagai

guru memotivasi siswa, mulailah dengan sapaan hangat dan konsentrasilah terhadap

apa yang dikatakannya. Dengan demikian motivasi kita berbeda dan unik untuk setiap

siswa kita. Hasilnya siswa akan merasa bahwa keberadaan mereka spesial di mata kita

sebagai guru.

4. Guru yang menegakkan dead line sambil menghargai usaha siswa. Deadline yang

saya maksud adalah masa akhir pengumpulan tugas. Sering guru mengukur

ketegasannya dengan ketat dalam soal batas waktu pengumpulan tugas. Padahal

bukan soal batas waktu yang paling penting, karena jika ini yang jadi tujuan utama,

siswa cenderung mengumpulkan tugas dengan apa adanya demi mengejar dead line.

Sebagai guru usahakan membangun dialog mengenai jalannya pengerjaan tugas,

siswa akan senang menceritakan prosesnya, sambil mendengarkan kita pun jadi bisa

mengerti jika ada siswa yang meminta negoisasi mengenai batas pengumpulan tugas,

asal waktunya masih mungkin dan demi hasil yang lebih bagus kenapa tidak?

Page 25: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Menjadi guru saat ini membutuhkan kemampuan beradaptasi dan kemauan untuk

berubah.. Di pertengahan tahun ini marilah memperbaharui niat serta strategi dalam

bekerja agar selalu bisa menyajikan yang terbaik untuk siswa demi kemajuan bangsa

indonesia di era yang akan datang.

 Berikut 7 kebiasaan yang harus ditanamkan pada diri seorang guru :

1. Konsistensi

Saya setuju hal ini menjadi yang pertama. Saat berada di dalam kelas, integritas kita

selalu menjadi taruhan. Tanpa konsistensi dalam menegakkan peraturan dan apa yang

sduah menjadi kesepakatan di kelas, waktu 45 menit saat kita mengajar, akan banyak

dihabiskan dengan upaya untuk mendiamkan siswa.

Ketika siswa tidak melihat adanya konsistensi maka mereka tidak hanya akan

menunjukkan sikap yang mencari perhatian, tidak hanya dari guru tetapi juga

menunjukkan perilaku yang tidak baik terhadap teman-temannya bahkan saat guru

sedang berada di depan kelas.

Page 26: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Sebenarnya tidaklah sulit untuk melakukan hal ini dikarenakan setiap sekolah biasa nya

telah memiliki kebijakan dalam hal ini. Tugas kita sebagai guru hanyalah menegakkan

aturan yang telah ada tanpa melibatkan emosi.

Melihat segala sesuatu dari cara pandang siswa juga menjadi hal yang harus terus kita

lakukan agar nuansa konsistensi yang kita upayakan benar-benar pas saat diterapkan

pada siswa.

2. Perlakukan siswa sebagai individual.

Dalam mengajar, sebuah hubungan antar guru dengan siswa memang haruslah terjalin

dengan baik. Carilah sebanyak-banyak nya informasi mengenai murid anda. Ketika

siswa merasa dekat maka sebagai guru kita sudah berhasil menyingkirkan batas pribadi

antara dua pribadi yang berbeda yaitu guru dan murid. Siswa akan menghormati kita

dari hatinya bukan karena keharusan.

Banyak sekolah sudah mulai mempersyaratkan jumlah tertentu untuk siswa bisa berada

di dalam satu kelas (misalnya 24 orang). Hal ini menjadikan niatan guru untuk lebih

mengenal siswa akan lebih mudah dilakukan. Apabila kelas anda mempunyai jumlah

murid yang lebih banyak, anda bisa memulai dengan banyak bercerita mengenai diri

anda pribadi, pengalaman serta keluarga anda (tentunya dalam porsi yang bisa diterima

oleh usia murid) agar siswa yang ada dikelas merasa mengenal anda sebagai guru

dengan baik.

3. Jadikan lingkungan fisik kelas anda sedapat mungkin bernuansa belajar.

Saat melakukan pengaturan tempat duduk siswa, upayakan membuat siswa bisa

belajar dan bekerjasama dengan teman nya (peer learning). Aturlah tempat duduk

siswa dalam kelompok agar terjadi gerak dan interaksi serta meningkat ketrampilannya

dalam pemecahan masalah. Dengan lingkungan yang demikian siswa merasa asyik

dan bertambah terus keingin tahuannya dalam melakukan kegiatan belajar. Siswa juga

terlatih kemandiriannya, konsentrasinya dan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri.

4. Lakukan lah penilaian terhadap siswa, sesering mungkin tapi dengan alasan

yang kuat

Saat menilai siswa gunakan lah cara yang berbeda-beda. Carilah informasi sebanyak-

banyak nya mengenai hasil kerja siswa (portfolio, melihat pekerjaan siswa saat dalam

proses, observasi, tanya jawab).

Page 27: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Siswa selalu merasa ingin tahu mengenai pencapaian yang sudah dilakukan. Dengan

menggunakan prinsip menilai siswa dengan baik, akan membantu perkembangan anak

untuk melakukan hal yang terbaik saat belajar.

Adapun prinsip yang baik dalam menilai siswa adalah;

Mempunyai kriteria yang jelas dan diketahui oleh siswa sebelum dan saat tugas

dikerjakan termasuk keterampilan apa dan pengetahuan apa yang harus

dikuasai siswa di akhir pelajaran.

Saat menilai siswa, jangan selalu minta siswa menghafal hasil pengetahuan

belajarnya, namun gunakan proses penilaian sebagai cara untuk siswa agar bisa

belajar dengan lebih baik lagi

Sertakan selalu kolom refleksi siswa dan evaluasi diri sendiri dalam setiap

penilaian tugas.

Fokuslah pada kualitas hasil pekerjaan atau penampilan siswa serta aspek

kekuatan siswa

Berikan umpan balik kepada siswa dalam setiap kesempatan.

Jadikanlah kebutuhan siswa, modalitas belajar, gaya belajar siswa sebagai

landasan saat menilai dan saat membuat penugasan bagi siswa.

Perbanyaklah bukti mengenai hasil kerja siswa yang dapat digunakan untuk

memperlihatkan proses belajar siswa kepada seluruh elemen sekolah (siswa,

orang tua, guru, yayasan dan lain-lain)

Usahakan untuk menilai hal yang pantas dan berharga untuk diketahui oleh

siswa (sebagai contoh; mana yang lebih penting mengetahui tanggal hari lahir

koperasi di Indonesia dibanding mengetahui manfaat koperasi bagi kehidupan

masyarakat di Indonesia)

5. Dapatkan umpan balik dari cara anda mengajar dan bekerja

Banyak sekolah yang sudah mempunyai cara dan istrumen untuk menilai guru baik

kinerja maupun cara mengajar guru-gurunya. Bagaimana jika mulai untuk;

Mendapatkan umpan balik dari siswa (walaupun terkadang siswa bersikap sopan

dan tidak terbuka dalam menilai)

Page 28: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Gunakan perangkat TIK (video camera) untuk melihat diri anda sendiri saat

sedang mengajar. (perhatikan juga bahasa tubuh anda saat sedang mengajar)

ingat prinsip komunikasi 60% adalah bahasa tubuh anda, 20% nada suara saat

anda berbicara dan hanya 10 % isi dari apa yang anda utarakan.

6. Libatkan diri anda dalam setiap ajang berbagi pengetahuan formal maupun

informal .

Bagi anda yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya, Sampoerna Foundation Teacher

Institute melalui TPSN (teacher principal sharing network) adalah wadah yang tepat

bagi anda untuk berbagi pengetahuan dengan rekan satu profesi, orang tua serta

pemerhati pendidikan.

Anda juga bisa mulai mengefektifkan gugus atau MGMP sebagai komunitas belajar.

Masih ingat film the A-Team, guru dimasa sekarang bisa di ibaratkan sebagai pribadi

yang bisa bekerja sama dan punya kemampuan yang unik.

Apabila anda membaca artikel ini sekarang berarti anda sudah mulai mau berbagi dan

mencari sumber pengetahuan. Buat lah blog dan mari berpartisipasi demi kemajuan

pendidikan di Indonesia.

7. Membuka diri terhadap kebutuhan siswa

Mulai lah dari kecerdasan majemuk, sebuah teori milik Howard Gardner. Teori ini

sangat bermanfaat untuk menyadari betapa semua siswa cerdas. Gunakan strategi

belajar kelompok serta strategi lain demi membuka seluruh potensi terbaik siswa .

Page 29: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Seorang guru/instruktur/dosen harus memiliki kemampuan yang baik dalam

menyampaikan materi yang diajarkannya, bila tidak… maka yang terjadi adalah

siswa/mahasiswa akan kurang faham, tidak menyukai mata pelajaran tersebut atau

bahkan anda sendiri sebagai pengajar tidak disukai. Tidak pelit nilai mungkin hal yang

bijak sebagai seorang pengajar dan tentunya anda akan menjadi pengajar favorit

dikelas, tetapi hal ini tidak mendidik dan merugikan siswa yang anda didik. Berikut ini

ada beberapa tips yang biasa saya lakukan bila menyampaikan materi dikelas :

Sebelum Menyampaikan Materi :

1. Pelajarilah kembali materi yang akan disampaikan dan buatlah rangkuman atau

point-point penting pada materi tersebut, karena mungkin anda banyak mengajar

mata pelajaran lainnya maka terkadang sudah agak lupa dengan materi ini

sehingga perlu dipelajari lagi agar lebih siap.

2. Buatlah diktat atau rangkuman yang dapat di fotocopy atau disalin oleh siswa,

sehingga kita tidak perlu merujuk banyak buku kepada siswa. Hal ini juga

memudahkan siswa sehingga ia tidak perlu banyak membeli buku. Apabila mata

pelajarannya eksak/hitungan, buatlah rangkuman rumus kepada siswa.

Page 30: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

3. Siapkan soal-soal latihan sebanyak-banyaknya dan dibagi menjadi kategori

ringan, sedang, dan susah. Rangkum semua soal tersebut dalam satu buku atau

file dan buat memo disetiap soal tersebut… memo ini dibuat agar anda tahu

kapan anda pernah memberikannya kepada siswa dan pada kelas berapa,

sehingga soal yang sudah diberikan tidak disampaikan lagi pada pertemuan

berikutnya.

4. Milikilah absen siswa anda, dan buatlah tabel nilai dan presentase kemajuan

siswa. Hal ini berguna agar anda dapat mengetahui apakah materi anda telah

diserap dengan baik oleh siswa dan siswa mana yang perlu anda bimbing lebih

ekstra agar nilainya tidak jatuh.

Saat di Kelas :

1. Buatlah suasana yang menarik dan tidak membosankan, untuk itu anda harus

banyak latihan agar cara berbicara, sikap, dan metode ajar anda dapat diterima

dengan baik oleh siswa. Menjadi guru yang garang dan terlalu disiplin terkadang

akan membentuk siswa yang keras juga, untuk itu buatlah siswa takut karena

hormat kepada anda dan bukan takut karena hukuman anda. Pernah ada siswa

yang sangat nakal, namun ia justru malu dan takut dengan salah satu guru yang

sangat dihormatinya. Berikan perhatian anda dengan penuh kasih sayang, bukan

mencari kesalahan mereka..

2. Buatlah quiz di awal dan akhir penyampaian materi, bila waktu tidak

memungkinkan lakukan hanya di akhir materi bukan diawalnya… hal ini dapat

menjadi indikator apakah materi yang telah disampaikan sudah diterima dengan

baik oleh siswa. Saya banyak mengalami quiz dilakukan hanya di awal materi,

hal ini hanya membuang waktu dan tidak efisien karena secara logika tentunya

siswa belum mengetahui materi yang akan disampaikan. Kalo soal quiznya

materi hari kemaren itu namanya ulangan… jadi perlu bedakan antara quiz

dengan ulangan yach…

3. Sampaikan materi dengan menyampaikan point-point pentingnya saja, jangan

terlalu banyak bertele-tele atau terlalu banyak bercerita yang bukan dalam ruang

Page 31: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

lingkup materi anda. Untuk materi eksak, perbanyaklah contoh soal… sampaikan

perlahan dan buat agar siswa juga sama2 ikut berfikir.

4. Lakukan sistem ajar yang lebih interaktif berupa tanya jawab, pancinglah siswa

agar banyak bertanya. Selain itu ada juga perlunya anda bersenda gurau disela-

sela penyampaian materi agar tidak terlalu tegang.

5. Pekerjaan Rumah (PR) dapat anda berikan setiap akhir penyampaian materi,

namun bila ternyata itu tidak efektif misalnya banyak yang tidak mengerjakan

atau ternyata banyak yang saling mencontek pekerjaan teman2nya sebaiknya

metode PR nya anda ubah misal dengan beda soal tiap siswa atau cara lainnya.

6. Anda perlu melakukan evaluasi terhadap cara anda mengajar, ini bisa dilakukan

dengan memberikan questioner pada siswa terhadap cara mengajar anda.

7. Anda juga dapat melakukan quiz interaktif, yaitu dengan membaca soal satu

persatu dan mahasiswa langsung menjawab.. anda berikan waktu yang terbatas

untuk menjawab soal tersebut. Misal bacakan soal no. 1 kemudian langsung

dijawab oleh siswa, setelah itu bacakan soal no.2 kemudian siswa menjawab,

demikian seterusnya… metode ini membuat siswa berfikir cepat dan tidak dapat

mencontek.

Selamat mengabdi, didiklah anak kita untuk kemajuan bangsa dimasa yang akan

datang… Semoga Bermanfaat.

Page 32: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Mengajar adalah suatu seni. Guru yang cakap mengajar dapat merasakan bahwa

mengajar di mana saja adalah suatu hal yang menggembirakan, yang membuatnya

melupakan kelelahan. Selain itu guru juga dapat mempengaruhi muridnya melalui

kepribadiannya. Guru yang ingin murid-muridnya mengalami kemajuan, perlu

mengadakan pengamatan dan penelitian terhadap teori dan praktek mengajar sehingga

ia dapat terus-menerus meningkatkan cara mengajar. Sepuluh jenis prinsip dasar

dalam cara mengajar yang disajikan di bawah ini, dapat dipakai sebagai petunjuk oleh

para pengajar guna meningkatkan cara mengajar mereka. Menguasai Isi Pengajaran

Hukum yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John Milton Gregory

berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.” Jika guru sendiri mengetahui

dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkan murid dengan

wibawanya, sehingga murid percaya apa yang dikatakan guru, bahkan merasa tertarik

terhadap pelajaran. Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pengajaran Pengajaran yang

jelas sasarannya membuat murid melihat dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu.

Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan

dalam proses belajar. Empat macam ciri khas yang harus diperhatikan pada saat

memilih dan menuliskan sasaran pengajaran: 1.    Inti dari sasaran harus disebutkan

dengan jelas. 2.    Ungkapan penting dari sasaran harus bertitik tolak dari konsep murid.

3.    Sasaran harus meliputi hasil belajar. 4.    Hasil sasaran yang dapat dicapai.

Contoh: Contoh-contoh di atas telah menjelaskan empat macam hasil belajar yang

berbeda: pengetahuan, pengertian, sikap, dan ketrampilan. Utamakan Susunan yang

Sistematis Pengajaran yang tidak bersistem bagaikan sebuah lukisan yang semrawut,

tidak memberikan kesan yang jelas bagi orang lain. Tidak adanya inti, tidak tersusun,

tidak sistematis, akan sulit dipahami dan sulit diingat. Oleh sebab itu inti pengajaran

harus disusun dengan teratur dan sistematis. Banyak Gunakan Contoh

KehidupanPada saat mengajar, seringlah menggunakan contoh atau perumpamaan

kehidupan sehari-hari atau yang pernah dialami misalnya dalam perdagangan, rental,

nilai uts / uas, dan lain sebagainyaContoh kehidupan adalah jembatan antara

kebenaran ilmu dan dunia nyata    Cakap Menggunakan Bentuk Cerita Bentuk cerita

tidak hanya diutarakan dengan kata-kata, namun juga boleh dicoba dengan

Page 33: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

menambahkan gerakan-gerakan, yang memperdalam kesan murid. Bentuk yang paling

lazim adalah menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan kebenaran.

Menggunakan Panca Indera Murid Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk

audio visual berarti menggunakan panca indera murid. Bahan pengajaran audio visual

bukan saja cocok untuk Sekolah Minggu anak-anak, juga untuk Sekolah Minggu

pelbagai usia. Ensiklopedia adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun

di dalamnya terdapat banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar. Itu

berarti bahwa para ilmuwan pun perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian.

Para ahli pernah mengadakan catatan statistik selama 15 bulan, sebagai hasilnya

mereka mendapatkan persentase dari isi pelajaran yang masih dapat diingat oleh

murid: bagi murid yang hanya tergantung pada indera pendengaran saja masih dapat

mengingat 28%, sedangkan bagi murid yang menggunakan indera pendengaran

ditambah dengan indra penglihatan dapat mengingat 78%. Melibatkan Murid dalam

Pelajaran Melibatkan murid dalam pelajaran dapat menambah ingatan mereka, juga

motivasi dan kegemaran mereka. Cara itu dapat menghilangkan kesalahpahaman yang

mungkin terjadi ditengah pertukaran pikiran antara guru dan murid, selain mengurangi

tingkah laku yang mengacau. Misalnya: biarkan murid menggunakan kata-katanya

sendiri untuk menjelaskan argumentasi atau pendapatnya; biarlah murid menggali dan

menemukan hubungan antar konsep yang berbeda, biarlah murid bergerak sebentar.

Jika murid sibuk melibatkan diri dengan pelajaran, maka tidak ada peluang lagi untuk

mengacau atau membuat ulah. Menguasai Kejiwaan Murid Guru yang ingin

memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid, tentu harus memahami

perkembangan jiwa murid pada setiap usia. Ia juga harus mengetahui dengan jelas

kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Pengertian antara guru dan murid adalah

syarat utama untuk komunikasi timbal balik. Komunikasi yang baik dapat membuat

penyaluran pengetahuan menjadi lebih efektif. Gunakanlah Cara Mengajar yang

Hidup Sekalipun memiliki cara mengajar yang paling baik, namun jika terus digunakan

dengan tidak pernah diubah, maka cara itu akan hilang kegunaannya dan membuat

murid merasa jemu. Cara yang terbaik adalah menggunakan cara mengajar yang

bervariasi dan fleksibel, untuk menambah kesegaran. Menjadikan Diri Sendiri

Sebagai Teladan Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun tidak dapat

Page 34: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

melaksanakan. Pengajarannya ketat sekali, namun kehidupannya sendiri banyak cacat

cela. Cara mengajar yang efektif adalah guru sendiri menjadikan diri sebagai teladan

hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara yang paling

berpengaruh. Kewibawaan seseorang terletak pada keselarasan antara teori dan

praktek. Jikalau guru dapat menerapkan kebenaran yang diajarkan pada kehidupan

pribadinya, maka ia pun memiliki wibawa untuk mengajar.

INTUISI muncul dari Pikiran Bawah Sadar, yang selalu aktif mengolah informasi dan

menyajikan sinyal-sinyal tertentu bagi Anda. Pada saat-saat kritis, ia akan menjadi

suara yang paling berwibawa, dan menentukan arah kehidupan Anda selanjutnya.

Setiap orang pasti pernah mengalami satu atau lebih, peristiwa yang mengguncangkan

dan mengubah hidupnya. Entah itu berupa bencaran alam, kecelakaan, kehilangan

Page 35: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

pekerjaan, kesulitan finansial, krisis rumah tangga, perceraian, kematian pasangan

hidup atau salah satu anggota keluarga, sakit parah berkepanjangan, dan atau

berbagai krisis kehidupan lainnya. Ada yang berhasil bangkit dari krisis, dan menempuh

hidup baru, tetapi tidak kurang pula yang menjadi terpuruk. Sebuah TITIK BALIK

kehidupan bisa membuat seseorang menjadi benar-benar berbeda.

Dalam menghadapi krisis, seringkali kita merasa tidak berdaya. Kita merasa seakan

tidak lagi memiliki kendali atas hidup kita. Padahal sesungguhnya kita harus berusaha

untuk tidak menjadi korban atau bersikap reaktif maupun antisipatif terhadap perubahan

itu. Kita HARUS MENJADI SUBYEK dari perubahan tersebut, dan MEMILIKI KENDALI

PENUH atas apapun yang terjadi dalam kehidupan kita.

PERUBAHAN bukan sekedar perlu disikapi dan diantisipasi. Jika kita mau menengok

pada KEKUATAN dalam diri kita, justru kita akan menemukan kenyataan, bahwa kita

sanggup menciptakan perubahan dan mengelolanya. Kita memiliki POWER untuk

menciptakan REALITAS BARU yang lebih baik bagi kehidupan kita. Kita dapat

sepenuhnya MEMEGANG KENDALI atas perubahan.

Untuk menciptakan realitas baru tersebut, kita memerlukan PENGENDALIAN PIKIRAN

BAWAH SADAR. Jika kita kehilangan pekerjaan, kita dapat menciptakan suatu bidang

baru yang lebih menantang, lebih memberi arti, dan tentunya lebih memberikan jaminan

kebebasan finansial yang kita impikan. Jika kita atau keluarga kita ada yang sakit

parah, kita bisa menciptakan suasana atau kehidupan yang jauh lebih bermakna

daripada sebelumnya, dan kita bisa mengenadlikan sakit itu. Kitalah yang sepenuhnya

BERTANGGUNG JAWAB atas setiap peristiwa atau keadaan yang terjadi dalam

kehidupan kita.

Dengan teknik relaksasi, visualisasi, dan afirmasi, kita dapat memulai suatu proses

menanamkan tujuan atau realitas yang kita inginkan ke dalam pikiran bawah sadar kita.

Proses ini akan memengaruhi alam bawah sadar kita mengenai REALITAS BARU yang

kita inginkan, setelah kita mengalami musibah atau krisis. Proses inilah yang disebut

dengan Pemrograman Kembali Pikiran Bawah Sadar (Subconcious

Reprogramming).

Agar proses pemrograman bawah sadar dapat lebih efektif, diperlukan semacam

emosi, atau perasaan yang MENYENANGKAN. Kita menambahkan emosi atau

Page 36: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

suasana hati ketika tujuan yang kita harapkan tercapai. Jika visualisasi menciptakan

adegan atau gambaran seperti dalam film, maka menambahkan emosi itu seperti

menambahkan soundtrack.

Jadi, selain kata afirmasi, kemudian gambaran visual, kita perlu menambahkan

perasaan atau emosi yang menyertai gambaran tersebut. Selalu tambahkan perasaan

atau emosi pada saat kita menciptakan gambaran visual tentang pencapaian tujuan,

seakan-akan kita TELAH MENCAPAINYA.

Proses pemrograman bawah sadar untuk menciptakan realitas baru dalam kehidupan

kita, harus dilakukan terus-menerus, sedikitnya 3 kali sehari, dan 20 menit setiap

kalinya, sampai realitas yang kita harapkan itu MEWUJUD menjadi KENYATAAN.

Hanya KEYAKINAN, yang tetap membuat kita disiplin, dan tidak berhenti, ketika

keraguan dan keengganan mulai mengacaukan pikiran kita. Tetaplah berharap dengan

penuh keyakinan.

Berikut ini contoh proses atau tata cara untuk memrogram kembali pikiran bawah sadar

kita. Misalnya Anda sedang mengalami krisis atau musibah dalam hidup Anda, yaitu

kehilangan pekerjaan. Anda tidak berdaya dan secara fisik sulit untuk mengatasi atau

mengubah keadaan yang Anda hadapi itu. Sebelum Anda mulai melakukan tahap

proses pemrograman kembali bawah sadar, Anda perlu MENENTUKAN terlebih dulu,

REALITAS seperti apa yang Anda harapkan, secara jelas.

Misalnya, Anda menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan minat yang

Anda miliki dengan penghasilan tinggi. Anda harus mengetahui secara persis, jenis

pekerjaan dan perusahaan tempat bekerja yang Anda inginkan. Lakukanlah proses ini

terus-menerus sampai apa yang Anda harapkan atau gambarkan secara mental dapat

terjadi dalam dimensi nyata. Selanjutnya, carilah tempat nyaman untuk melakukan

proses ini. Pilihlah tempat sunyi atau tidak banyak gangguan, seperti di dalam kamar,

ruang kerja, atau bahwak di dalam kamar kecil. Anda harus berada dalam keadaan

sangat rileks. Jika perlu, lakukan exercise ringan untuk melemaskan atau meregangkan

otot-otot tubuh Anda.

Cobalah Anda lakukan tahapan proses seperti di bawah ini:

Duduk nyaman dan rileks. Pejamkan mata. Kalau perlu, nyalakan musik santai

yang membuat kita rileks, dan semua beban pikiran kita terlepas.

Page 37: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Tarik nafas panjang dan dalam. Rasakan udara segar memasuki seluruh tubuh

melalui lubang hidung. Secara perlahan, Anda memasuki kondisi gelombang

otak Alpha, masuk ke dalam tempat kedamaian Anda. Nikmati keadaan ini

beberapa menit.

Ucapkan dalam hati, afirmasi yang sudah Anda buat secara pribadi, sebagai

gambaran positif denga waktu saat ini. Ucapkanlah, “Saya bekerja di perusahaan

X sebagai …… dengan penghasilan Rp…… setiap bulan.”

Visualisasikan keadaan atau tujuan yang Anda harapkan tersebut dalam layar

mental Anda. Bayangkan Anda sedang memimpin rapat. Bayangkanlah bahwa

hal itu benar-benar terjadi. Bayangkan bahwa Anda telah mencapai tujuan yang

Anda inginkan, saat ini juga Anda telah meraihnya. Gambarkan dengan jelas,

sehingga Anda benar-benar dapat melihat diri Anda sendiri di dalam pikiran

Anda.

Sambil membayangkannya, tambahkan SUASANA HATI atau perasaan positif

yang Anda miliki ketika tujuan itu tercapai. Gunakan JANGKAR EMOSI Anda

untuk membangun perasaan atau emosi tersebut. Ambil nafas panjang dan

dalam, nikmati perasaan itu, nikmati gambaran visualisasi dan perasaan hati

yang menyertai suasana tersebut.

Setelah itu hitunglah secara perlahan dari 5, 4, 3, 2, 1 … sambil menarik nafas

panjang dan dalam, untuk setiap hitungan.

Bukalah mata Anda. Jika proses itu terjadi kurang dari 20 menit, ulangi proses

tersebut sebanyak beberapa kali, sampai mencapai sekitar 20 menit setiap

prosesnya.

Sebaiknya Anda jangan terlalu cepat berharap sudah ada tanda-tanda perubahan,

setelah Anda melakukan proses di atas hanya beberapa kali. Seperti halnya benih yang

kita tanam, memerlukan waktu untuk bertunas dan tumbuh menjadi pohon besar dan

rindang. Demikian pula benih yang kita tanamkan ke dalam pikiran bawah sadar kita,

Page 38: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

memerlukan proses dan waktu yang cukup untuk tumbuh mewujud menjadi realitas

baru, sesuai yang kita harapkan. Lakukan saja terus dengan keyakian dan

pengharapan secara ikhlas. Kita ibarat menanam pohon yang tidak mungkin tumbuh

besar hanya dalam semalam.

Teknik-teknik berikut digunakan oleh ahli  negosiator. Perhatikan  ketika mereka

bernegosiasi. Ketika mereka muncul, Anda segera tahu bahwa sedang bernegosiasi

dengan seorang ahli. Seiring waktu, Anda akan menemukan mereka menjadi bagian

dari gaya negosiasi Anda.

+ Bila Anda sudah mendapatkan sebagian besar dari apa yang Anda inginkan, namun

tetap dalam batas-batas negosiasi, berhenti negosiasi.

Page 39: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Anda akan hampir selalu mendapatkan sekitar 80 persen dari apa yang Anda inginkan;

dan berusaha untuk mendapatkan 20 persen lain sering mengancam 80 persen yang

telah Anda dapatkan.

+ Jangan pernah berdebat.

Ingat, Anda adalah seorang negosiator dan berdebat hanya membiarkan orang lain

tahu bahwa Anda bukan negosiator first-class. Membantah jika harus, tetapi mengerti

bahwa berdebat tidak pernah menjadi penyelesaian yang tepat dalam bernegosiasi.

+ Jika Anda dapat menghindarinya, jangan pernah biarkan negosiasi mengkerucut

membahas satu masalah.

Hindari membiarkan negosiasi untuk mengurangi kondisi masalah menjadi satu

masalah. Jika perlu, memperkenalkan kembali suatu kondisi yang tampaknya telah

diselesaikan. Mengapa? Jika hanya ada satu masalah, maka dengan cepat menjadi

sederhana yaitu keputusanya ya atau tidak. Dalam kasus ini, tidak ada ruang lagi untuk

bernegosiasi, dan sebuah kotak telah dibuat. Salah satu dari kita harus memutuskan ya

atau tidak. Ini menjadi posisi  ‘ambil atau tinggalkan’. Jika hal-hal sampai ke titik ini, kita

tidak lagi bernegosiasi. Cukup kembangkan terus isu-isu untuk memastikan bahwa

selalu ada negosiasi.

+ Ingatlah bahwa orang tidak menginginkan hal yang sama.

Kita tahu bahwa seseorang yang sedang menjalankan permainan pada Anda, jika dia

bicara, “Bagaimanapun, kita menginginkan hal yang sama.” Ini hampir tidak pernah

benar. Anda ingin mengaktualisasikan minat Anda dan mereka ingin

mengaktualisasikan keinginan mereka. Kita mungkin memiliki beberapa kepentingan

bersama atau umum, tetapi kita juga akan memiliki beberapa perbedaan. Sebagai

negosiator terampil, Anda akan mengenali dan mengakui kepentingan kita bersama dan

kepentingan mereka yang kita pegang sebagai individu.

+ Memahami dan menyebutkan kebutuhan, masalah, dan minat.

Dalam memahami masalah jangan kondisikan mereka seperti faktanya. Katakanlah

sebaliknya, misalnya “Saya mengerti, anda punya masalah (kebutuhan) yang saya

mengerti dengan cara … anda akan lebih ….” Selalu mencari akal bahwa masalah,

kebutuhan, dan minat saya penting bagi Anda dan dianggap serius oleh Anda dan

sebaliknya.

Page 40: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

+ Selalu menjaga fokus pada tugas Anda – pada negosiasi.

Jangan pernah melakukan pergeseran fokus masalah ke pribadi anda. Bahkan ketika

Anda berbicara dengan  persepsi Anda tentang masalah, kebutuhan, dan kepentingan,

melakukannya dengan cara-cara yang berkaitan dengan negosiasi – bawa kondisi

diluar masalah pribadi anda.

+ Fokus pada-tugas dengan fleksibilitas.

Gunakan sentuhan dengan membiarkan percakapan melayang, bersosialisasi,

berbicara tentang hal-hal lain, atau untuk sebentar menjauh dari tugas, ‘mengikuti arus. 

Selalu rupawan, ramah, dan tertarik. Pada saat yang sama, walaupun, mencari peluang

untuk kembali ke tugas gunakan kesederhanaan, bijaksanaan, dan tanpa menjadi kuat

atau ambisius.

+Melangkahkan kaki.

Jangan pernah masuk ke posisi di mana Anda tidak mau berjalan,  dan mengakhiri

negosiasi. Jangan pernah memberi kesan tetap diam ditempat  dan memegang

kekuasaan penuh atas apa yang menjadi masalah. Minimal, mungkin Anda akan

mampu untuk memberi lebih banyak daripada yang Anda benar-benar ingin memberi.

Bahkan, jika benar-benar yakin dengan berjalan, Anda mungkin sebenarnya telah

menaikkan tawaran sebagi seorang negosiator.

+ Tidak Keluar Jalur

Ingat bahwa 80 persen adalah Keberlangsungan proses negosiasi dan 20 persen

adalah akhir dari proses. Selalu simpan sedikit pertimbangan Anda untuk saat-saat

terakhir dari proses negosiasi. Jangan lari keluar dari ruangan negosiasi sampai Anda

tiba di akhir proses negosiasi. Dengan lari  proses negosiasi akhir akan membentuk

image sedikit sombong dan merasa seolah-olah sebagai negosiator yang unggul. Ini

mungkin akan menyebabkan Anda diremehkan ketika lain kali bernegosiasi kembali.

Buat image sebaik mungkin saaat akhir negosiasi.

+ Jangan menjadi tidak sabar.

Orang yang sedang bernegosiasi secara bertahap akan sedikit frustrasi dan akan ingin

mengakhiri proses. Ia mungkin akan tidak sabar dengan hanya 20 persen dari

kemajuan yang dibuat selama pertama 80 persen dari waktu yang tersedia. Di sini,

kuncinya adalah untuk bersantai, bersabar, dan hanya menunggu orang lain. Ada

Page 41: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

kemungkinan yang kuat bahwa dia akan membuat tawaran tambahan, meningkatkan

pertimbangan, atau melakukan sesuatu yang lain keuntunga bersama. Hanya dengan

menjadi lebih sabar dan menunggu, Anda sudah mendapatkan lebih dari apa yang

Anda inginkan.

Menjadi seorang guru adalah karunia yang sangat mulia terlebih lagi bila dilakukan

dengan keikhlasan,  dan hati yang tulus akan dapat menjadikan seorang guru

merlimpah pahala dan amal kebaikan. tentu saja guru memiliki peranan yang sangat

penting dalam membangun masyarakat di negeri ini, negeri yang kaya raya dengan

berjuta-juta guru didalamnya, wajar saja perhatian pemerintah terhadap nasib seorang

guru kian lama kian terkikisa terutama terhadap kesejahteraan guru honorer..

Meskipun begitu, menjadi guru adalah pilihan terbaik, dikarenakan setiap manusia

dituntut untuk mencari ilmu dan juga mengamalkannya. nah, pada tulisan kali ini, kita

akan mencoba lebih menghayati apa saja sih yang dilakukan seorang guru mulai dari

Page 42: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

bangun tidur sampai tidur lagi, dan juga apa saja peranan dan kewajibannya didalam

proses pendidikan.

PENGERTIAN

Peran adalah tingkah laku yang dipentaskan individu berkenaan dengan kedudukan

atau statusnya. Peranan merupakan aspek dinamis dari status. Jika seseorang

melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah

menjalankan peranannya.

Pengertian keberhasilan pada konteks tulisan ini diukur dengan angka yang diperoleh

siswa pada setiap mata pelajaran yang tercantum di raport siswa, atau sekurang-

kurangnya angka yang diperoleh siswa dari evaluasi/ulangan dan ujian. Kurang dari

angka 6 (enam) tidak berhasil, antara 6 – 7,9 mendapat predikat penilaian cukup, dan 8

(delapan) ke atas baik atau berhasil. Angka 6 (enam) pada umumnya diletakkan

sebagai ”batas” atau ukuran berhasil dan tidak berhasil.

Gagal dipahami sebagai tidak berhasilnya siswa mencapai angka/nilai minimal yang

menggambarkan pencapaian kompetensi tertentu sebagai standar untuk naik kelas

atau lulus. (polldaddy poll=1743372)

Siswa adalah peserta didik/subyek didik pada sekolah formal pada jenjang tertentu,

misalnya SD, SMP, SMU dll.

Secara gampangnya tulisan ini hendak mendeskripsikan seberapa besar peran seorang

guru dalam ikut andil mempengaruhi siswa mencapai keberhasilannya. Berhasil dan

gagal (terbatas) diukur dari nilai angka siswa pada rapor, yang menentukan naik/lulus

tidaknya siswa itu. Besaran peran guru dimaksud dicoba untuk dikwantifikasi

(diangkakan secara numerik statistik) meski sangat sulit mencapai tingkat generalisasi

konklusi yang presisi bulat utuh dan dapat dianggap mewakili peran guru.

Dalam peng-angkaan untuk mencapai besaran prosentase peran guru, diandaikan

bahwa setiap guru telah menjalankan semua peranannya. Semua komponen yang

terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam keberhasilan siswa, seperti

orangtua siswa/rumah tangga, mastarakat lingkungan, juga menjalankan perannya

dengan baik. Alokasi waktu yang menjadi domain masing-masing dikwantifikasi.

Page 43: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

PERANAN GURU

Dalam bukunya BURUNG BERKICAU Anthony de Mello menulis pengandaian sebagai

berikut:

Seorang murid mengeluh kepada Gurunya

’Bapak menuturkan banyak cerita,

Tetapi tidak pernah

Menerangkan maknanya kepada kami’

Jawab sang Guru:

’Bagaimana pendapatmu, Nak,

Andaikan seorang menawarkan

Buah kepadamu, namun

Mengunyahkannya dahulu

Bagimu?’

Dari perumpamaan de Mello dipahami bahwa peran seorang guru bukanlah penentu

dan ada batas-batasnya. Batas itu dibahasakan sebagai peran menawarkan buah

(baca=menyampaikan, menerangkan/menjelaskan materi ajar yang tentunya dengan

berbagai methode dan media), namun tetaplah murid yang ”mengunyahnya” (subyek

belajar). Pada teori belajar modern yang memberikan banyak peran pada siswa

sebagai subyek belajar secara lebih luas, maka guru memposisikan dirinya sebagai

fasilitator. Guru memfasilitasi kebutuhan belajar muridnya.

WF Connell (1972) membedakan tujuh peran seorang guru yaitu

1. Pendidik (nurturer), 

2. Model, 

3. Pengajar dan pembimbing, 

4. Pelajar (learner), 

5. Komunikator terhadap masyarakat setempat, 

6. Pekerja administrasi, serta

Page 44: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

7. Kesetiaan terhadap lembaga.

Guru killer adakah ?

Peran guru sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan

tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan dan

pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan mendisiplinkan anak

agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma hidup dalam

keluarga dan masyarakat. Tugas-tugas ini berkaitan dengan meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan anak untuk memperoleh pengalaman-pengalaman

lebih lanjut seperti penggunaan kesehatan jasmani, bebas dari orang tua, dan orang

dewasa yang lain, moralitas tanggungjawab kemasyarakatan, pengetahuan dan

keterampilan dasar, persiapan.untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, pemilihan

jabatan, dan hal-hal yang bersifat personal dan spiritual. Oleh karena itu tugas guru

dapat disebut pendidik dan pemeliharaan anak.

Guru sebagai penanggung jawab pendisiplinan anak harus mengontrol setiap

aktivitas anak-anak agar tingkah laku anak tidak menyimpang dengan norma-norma

yang ada.

Peran guru sebagai model atau menjadi contoh bagi anak. Setiap anak

mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu

tingkah laku pendidik baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai

dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai

nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik

harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.

Peranan guru sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar.

Setiap guru harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar

fungsi sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar

yang berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat,

hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial tingkah laku sosial anak.

Page 45: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Kurikulum harus berisi hal-hal tersebut di atas sehingga anak memiliki pribadi yang

sesuai dengan nilai-nilai hidup yang dianut oleh bangsa dan negaranya, mempunyai

pengetahuan dan keterampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan

untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut.

Peran guru sebagai pelajar (learner). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah

pengetahuan dan keterampilan agar supaya pengetahuan dan keterampilan yang

dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai tidak

hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan tugas

profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.

Peran guru sebagai setiawan dalam lembaga pendidikan. Seorang guru diharapkan

dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan

kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi

maupun pertemuan insidental.

Peranan guru sebagai komunikator pembangunan masyarakat. Seorang guru

diharapkan dapat berperan aktif dalam pembangunan di segala bidang yang sedang

dilakukan. Ia dapat mengembangkan kemampuannya pada bidang-bidang dikuasainya.

Guru sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan

pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran.

Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi teratur. Segala

pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara

baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti membuat rencana mengajar, mencatat

hasil belajar dan sebagainya merupakan dokumen yang berharga bahwa ia telah

melaksanakan tugasnya dengan baik.

SIAPA YANG BERHASIL dan SIAPA YANG GAGAL ?

Ada banyak ukuran/kriteria berhasil dalam masyarakat. Berhasil dari ukuran materi atau

kekayaan, ukuran pangkat dan jabatan, sampai ukuran yang sangat subyektif yang

bersifat rohani. (misalnya sering kita dengar pernyataan percuma kaya raya kalau tidak

bahagia hidupnya). Apa yang dicari manusia dalam hidupnya? Kan kebahagiaan (lahir-

Page 46: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

bathin)!! …. lalu apa ukuran kebahagiaan lahir-bathin itu? Setiap insan tentulah punya

ukuran yang bersifat subyektif. Pada tulisan ini berhasil dan gagal diinterpretasikan

dengan diukur dari nilai angka siswa pada rapor, yang menentukan naik/lulus tidaknya

siswa itu.

Salah satu peran guru adalah sebagai pengajar dan pembimbing. Pada peran

mengajar, guru berkewajiban (berperan) memberikan pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman berkenaan dengan kompetensi-kompetensi dasar yang harus dikuasai

siswa pada materi ajar sesuai dengan kurikulum. Waktu yang dialokasikan untuk guru

menjalankan peran ini sudah ditentukan oleh kurikulum. Misalkan waktu untuk belajar

IPS di SD-YPJ-KK kelas V (lima) per minggu adalah 4 jam pelajaran (@ 40 menit),

demikian pula mata pelajaran yang lainnya.

Pada kegiatan belajar mengajar di kelas, guru juga menjalankan perannya sebagai

‘pembimbing’. Pembimbing berasal dari kata bimbing yang berarti pimpin, asuh, tuntun.

Membimbing sama dengan menuntun, sebagaimana Ibu menuntun anaknya yang baru

belajar berjalan. Sang Ibu dapat membawa anak itu kemana saja dikehendakinya.

Namun ketika sang anak sudah berjalan sendiri, peran Ibu menjadi mengawasi dan

menjaga agar si anak tidak berjalan ke arah yang dapat mencelakakan, tetapi ke jalan

yang seharusnya. Demikian pula guru adalah pembimbing yang menunjukkan jalan

dalam proses belajar mengajar, dengan pengetahuan dan pengalamannya.

Membimbing merupakan upaya guru membantu siswanya dalam mencapai tujuan

belajarnya.

Guru adalah panggilan

Dapatkah kita katakan bahwa apabila guru sudah secara penuh menjalankan perannya

mengajar dan membimbing, dan karenanya seorang siswa berhasil mencapai prestasi

gemilang lalu keberhasilan itu dialamatkan bahwa guru tersebut berhasil? Bagaimana

mengukurnya? Adakah keberhasilan siswa itu didorong oleh faktor-faktor dari luar

campur tangan guru? Misalkan faktor intern siswa dari sikap dan perilakunya yang rajin

belajar, tekun dan minat serta talenta? Atau faktor ekstern misalkan ikut les/privat,

Page 47: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

belajar kelompok, kepedulian dan pendampingan orangtua yang sabar dan kontinue?

Atau sebaliknya, apabila guru sudah menjalankan perannya secara penuh mengajar

dan membimbing (sebagaimana dialami siswa yang berhasil di atas), dapatkah pula kita

menjustifikasi jika seorang siswa gagal, tidak naik kelas atau tidak lulus lalu kesalahan

kita alamatkan pada guru? Benarkah bahwa kegagalan siswa adalah karena gurunya?

Bagaimana mengukur bahwa yang gagal adalah guru? Bukankah kelasnya sama,

gurunya sama, bukunya sama, materi ajarnya sama, soal dan alat evaluasinya sama,

yang diajarkan sama, perlakuan yang diperankan guru sama? Singkatnya guru

menjalankan peran kepada siswa-siswinya secara adil dan sama. Lalu mengapa ada

siswa gagal diantara teman-temannya yang berhasil? Adakah faktor kegagalan yang

ada pada siswa itu sendiri?, misalkan faktor intern kepribadian, sikap dan tingkah laku

siswa malas, sering tidak masuk sekolah atau bolos, tidak mengerjakan tugas maupun

pekerjaan yang diberikan guru (PR) dll?

Siswa yang sering tidak masuk sekolah karena sakit, ijin, bolos atau alasan lainnya

pastilah ketinggalan banyak materi pelajaran. Satu hari saja siswa tidak masuk sekolah

maka pukul rata siswa itu ketinggalan 3-4 bidang studi materi ajar. Andai minggu

berikutnya diadakan uji kompetensi atas materi ajar dimana ketika itu siswa tidak masuk

sekolah, akankah siswa dimaksud dapat mengerjakannya?, apalagi jika di rumah tidak

belajar atau menanyakan pada teman sekelasnya, dan pada ke empat bidang studi itu

diadakan ujian. Bayangkan jika siswa sering tidak masuk sekolah, tidak mengerjakan

tugas dan PR-nya yang diberikan guru, padahal semua assesment (evaluasi) dalam

bentuk tugas, PR, latihan, ujian dimasukkan integral ke dalam rapor.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah bersifat klasikal. Waktu yang dialokasikan untuk

guru dalam mengajar dan membimbing terbatas, dan tidak dapat optimal melayani

klasikal manakala dalam waktu bersamaan memperhatikan individu khusus untuk

seorang siswa yang terlambat pelajarannya karena tidak masuk sekolah. Jika pun

keadaan semacam itu dijalankan, pasti terjadi ketimpangan/tidak ideal atau terganggu.

Dalam usaha mengejar ketertinggalan yang dialami siswa karena ketidakhadiran,

biasanya guru memberikan tugas atau memberikan remidial pembelajaran jika guru

punya waktu di luar tugas mengajarnya. Namun kita semua memahami bahwa di luar

waktu tugasnya seorang guru memiliki privasi. Bergantung pada kesediaan guru

Page 48: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

meluangkan waktunya. Sebagai orangtua, tidaklah mungkin menuntut guru memberikan

waktu khusus untuk melayani mengejar ketertinggalan anaknya pada jam tugas

mengajar.

BESARAN PERAN GURU

Untuk memahami seberapa besar peran yang menjadi tanggungjawab guru dalam andil

atas berhasil dan gagalnya seorang siswa, kita tetap memakaikan batasan-batasan

yang telah dituliskan di atas. Guru hanyalah satu dari banyak komponen yang ikut andil

memainkan peran mempengaruhi keberhasilan.Terdapat banyak komponen yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar, diantaranya Komponen fisik seperti

tempat dan fasilitas belajar, ketersediaan buku, seragam/alat, kesehatan si anak/siswa,

asupan gizi makanan, gangguan saat belajar dari TV atau media lainnya; komponen

sosial seperti lingkungan keluarga, masyarakat, teman sebaya yang menjadi ’model’

bagi terbentuknya tingkah laku dan sifat anak ; komponen waktu yang digunakan siswa

dalam belajar; dan komponen psikis berupa perlakuan lingkungan sosialnya terutama

orangtua terhadap kejiwaan anak/siswa.

Apabila tinjauan peran guru kita ukur dari waktu yang dialokasikan untuk mengajar dan

membimbing siswa pada bidang studinya, maka besaran peran guru tidak terlalu

signifikan dalam menentukan keberhasilan dan gagalnya siswa. Idealnya jika alokasi

belajar IPS di sekolah 4 jam (@ 40 menit) per minggu, maka siswa belajar IPS secara

mandiri 4 jam, ditambah latihan soal-soal minimal 2 jam, dalam keadaan ada, ataupun

tidak ada tugas/PR. Ketika siswa belajar secara mandiri di rumah, maka peran orangtua

menjadi dominan. Seberapa besar perhatian orangtua, pendampingan orangtua dan

bimbingan yang diberikan orangtua dalam belajar mandiri di rumah, memiliki pengaruh

yang besar. Kalau kita perbandingkan dimana keberadaan anak dalam sehari, maka

waktu yang menjadi tanggung jawab guru/sekolah lebih pendek dari waktu yang

digunakan siswa diluar tanggungjawab sekolah/guru. Perhatikan ilustrasi di bawah:

Page 49: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

WAKTU YANG DIGUNAKAN SISWA SD-YPJ-KK KELAS V (FIVE DAY SCHOOL)

07.00 WITA – 14.05 WITA Sekolah

14.05 WITA – 21.00 WITA Di Rumah (bersama orangtua)

21.00 WITA – 06.00 WITA Tidur / istirahat

06.00 WITA – 07.00 WITA Persiapan dan pergi sekolah

Catatan : Hari Sabtu dan Minggu libur

Hari besar (libur nasional) ikut libur

Liburan semester (2kali) rata-rata 45 – 50 hari dalam setahun.

Alokasi kegiatan siswa yang menjadi tanggungjawab guru/sekolah adalah antara 6,5 –

7 jam. X 5 hari sekolah = 35 jam ( 40 jam pelajaran @ 40 menit). Jadi rata-rata belajar

per minggu adalah 35 jam : 7 hari = 5 jam (@ 60 menit). Dari alokasi waktu dalam

sehari, maka guru/sekolah hanya mengambil tanggungjawab sebesar 5 jam : 24

jam/hari X 100% = 28,33%. Lebih dari 71% waktu siswa dalam sehari berada di bawah

tanggungjawab orangtua. Dari besaran peran guru 28,33% itu, masih dibagi-bagi lagi ke

dalam setidaknya 10 mata pelajaran! Makin tambah kecil waktu guru memerankan

perannya mengajar bidang studi yang diampu. Dan ingat, kita masih belum menghitung

hari libur serta liburan semester pada catatan di atas.

Acapkali masyarakat, pers/media “melempar” bahwa sekolah harus bertanggungjawab

atas kegagalan siswa. Guru harus bertanggungjawab atas kegagalan siswanya.

Semantara apabila siswa memperoleh prestasi semua pihak mengklaim bahwa

keberhasilan siswa itu adalah karena peran dan campur tangan mereka. Terlepas

persoalan besar kecilnya peran kita, baik guru, orangtua, masyarakat, pemerintah dan

siswa itu sendiri sebagai subyek belajar, apabila salah satu komponen dalam belajar

tidak menjalankan perannya dengan baik, maka kemungkinan berhasil menjadi

mengecil. Karenanya, sekecil apapun tugas dan peranan guru harus diperankan

dengan baik dan profesional. Demikian komponen lainnya. Bagi penulis, subyek belajar

(siswa) itu sendiri yang paling menentukan berhasil tidaknya dia dalam belajar. Bukan

semua hal di luar siswa. Peran guru terbatas pada mentransfer dan memfasilitasi dalam

proses belajar mengajar. Siswa yang merupakan subyek belajar! bukan guru! Bagaikan

seorang anak yang akan makan, Seorang ibu menyiapkan hidangan makanannya (nasi,

Page 50: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

sayur dan lauk-pauknya = materi ajar/knowledge), menyiapkan piring, sendok, gelas

dan garpu = alat/perangkat ajar misalkan worksheet, tts, buku, dll. Pada ahirnya yang

menentukan adalah akankah anak makan? Bagaimana anak makan? Jika si anak

makan, apa yang dia makan? berapa banyak dan seberapa cepat dia makan, akan

mempengaruhi pertumbuhannya = akan mempengaruhi ilmu pengetahuan yang

diperolehnya.

Siapa sich yang tidak ingin menjadi guru profesional, apa lagi yang memiliki nilai

tambah dalam segala hal. oke, setelah kemarin memposting tentang Kiat menjadi guru

profesional pada kesempatan kali ini saya ingin memberikan ringkasannya saja yaitu

inti dari postingan sebelumnya.

Berikut adalah beberapa hal yang harus dimiliki oleh guru profesional :

1. Selalu punya energi untuk siswanya  

Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau

diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan

seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran

Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan

bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif

Page 51: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa

mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik

Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat

memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara

efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam

kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua

Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat

mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam

hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia

memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya

Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua

siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang Kurikulum

Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah

dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran

mereka memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan

Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik

memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka

ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi

para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang

kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran

Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka

gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak

atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti

ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa 

Page 52: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat

menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Tambahan...

Kiat menjadi guru yang menyenangkan :

3 S (Senyum, Sapa, dan Salam ). Bersikap cerialah selalu.

Ingat nama siswa. Kenali mereka secara pribadi.

Beri kejutan siswa Anda sekali-sekali dengan hal-hal yang kreatif. Berceritalah

sesekali.

Hargai dan hormati siswa sebagai mana Anda hendak dihargai (pendapat, sikap

pribadi, pilihan, asal-usul, kebiasaan, dll)

Seringlah memuji siswa jika melakukan hal yang baik. Cari kesempatan untuk

memuji mereka.

Bantu kesulitan mereka (belajar, komunikasi, ekonomi, sosial, dll)

Jadilah guru yang humoris. Berguraulah dengan siswa Anda. 

Ketahui hal-hal yang disukai/tidak disukai, hobi dan minat mereka. Gunakan

humor dalam berkomunikasi dengan siswa. 

Beri teka-teki sesekali.

Selalu pikirkan hal-hal untuk kebaikan siswa. Bersikaplah proaktif dan positif.

Dengarkan siswa Anda sebagai seorang individu

Salam sukses untuk pendidik indonesia...

Page 53: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Setiap orang adalah individu yang unik. Setiap orang juga bertanggung jawab atas

dirinya sendiri untuk menemukan misi hidupnya masing-masing. Agar kita bisa

berkontribusi maksimal, tentunya akan sangat baik bila kita bekerja di bidang yang

paling sesuai dengan keunikan kita. Ibaratnya bisa menjadi ikan dalam air, atau burung

di udara.

Mengenali bakat merupakan hal yang gampang-gampang susah. Kenalkah Anda

dengan JK Rowling? Itu loh, penulis Harry Potter yang buku terakhirnya terjual 8.9 juta

hanya dalam waktu semalam di Amerika dan Inggris saja. Semula dia kerja sebagai

pelayan toko. Hidupnya susah karena pendapatan yang pas-pasan. Tak disangka dia

ternyata berbakat mendongeng. Setiap malam dia mendongeng kepada anaknya, yang

kemudian oleh anaknya diceritakan kembali kepada teman-temannya. Tak disangka,

dari sanalah muncul motivasi menulis buku fiksi Harry Potter yang ternyata sukses luar

biasa di pasaran.

Bagaimana kita bisa mengenali bakat kita sendiri?

Berikut ini empat hal yang bisa dijadikan dugaan awal terhadap apa bakat kita, yaitu :

reaksi spontan, tanda masa kecil, cepat belajar, dan kepuasan.

Reaksi spontan

Langkah pertama mengenali bakat adalah memperhatikan reaksi spontan kita terhadap

situasi yang muncul. MIsalnya Anda sedang berjalan-jalan di keramaian. Tiba-tiba ada

Page 54: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

teriakan keras, “Copeet…!” Apa reaksi Anda? Lari mengejar copet? Menghibur korban?

Berdiri mematung menganalisa situasi? Bertanya-tanya ke beberapa orang, membuat

konfirmasi atas kejadian sebenarnya? Semua itu adalah pilihan yang mungkin diambil.

Manakah pilihan spontan Anda? Kalau Anda langsung bertindak, berarti Anda orang

yang praktis dan desisif (membuat keputusan cepat). Pada satu situasi yang mendesak

bakat mental seperti ini sangat berguna, karena Anda segera bertindak. Pada situasi

yang lain, bakat ini justru merugikan, misalnya karena tidak melakukan konfirmasi maka

bisa terjebak pada kesalahan penilaian. Bukankah bisa saja yang teriak “copeet..” itu

ternyata adalah temannya si copet yang mengalihkan perhatian? Bisa saja ada orang

lain yang kemudian menjadi salah sasaran Anda gebukin padahal dialah korban copet

yang sesungguhnya.

Yang penting adalah, mengenali reaksi spontan kita. Apakah kita orang praktis?

Apakah kita orang analitis? Apakah kita orang yang waspada (sehingga melakukan

konfirmasi lebih dahulu)?

Contoh lain, misalnya Anda diajak datang ke sebuah pesta. Apakah Anda akan

langsung berbaur dan mengobrol dengan orang lain, bahkan dengan orang yang baru

Anda kenal? Ataukah Anda mengambil segelas minuman, lalu berdiri di pojok

mengamati orang-orang lain? Atau Anda sibuk dengan ponsel Anda sendiri kirim-kirim

SMS ke orang lain dan tidak peduli dengan pesta? Hal ini menunjukkan apakah pribadi

Anda introvert (cenderung ke dalam) atau extrovert (cenderung ke luar).

Semua reaksi spontan Anda menunjukkan bakat mental yang sering disebut

kepribadian.

Tanda masa kecil

Tanda masa kecil (yearnings) menunjukkan apa bakat natural Anda. Von Neumann,

lahir di Hungaria tahun 1903, adalah perumus dasar-dasar komputer. Pada usia 6 tahun

telah mampu menghitung pembagian 8 angka hanya di kepala. Pada usia 8 tahun dia

sudah belajar kalkulus. Dia juga punya ingatan fotografik, cukup membaca sekilas buku

telepon, dia bisa mengingatnya kembali dengan persis. Von Neumann menjadi peletak

dasar-dasar komputer. Dia juga arsitek yang merancang bom atom Fat man, yang

dijatuhkan di Nagasaki oleh tentara sekutu.

Page 55: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Anna Mary Robertson Moses lahir di pertanian dekat New York. Sejak kecil dia senang

mencampur warna, dan membuat sketsa indah dari berbagai buah-buahan. Namun

kehidupan pertanian membuatnya tak lagi melukis hingga 40 tahun lamanya. Pada usia

78 tahun barulah dia memiliki waktunya untuk melukis. Selama 23 tahun kemudian

hingga saat kematiannya, Moses melukis ribuan karya, dan kemudian terkenal sebagai

artis lukis Grandma Moses.

Apa ciri bakat kita saat masa kecil? Pada bidang apa karya Anda masa kecil diakui oleh

lingkungan?

Cepat belajar

Cepat belajar (rapid learning/ fast learning) merupakan tanda bahwa Anda berbakat

pada bidang tersebut. Terkadang kita sendiri tidak tahu, sampai suatu ketika mendapat

kesempatan mempelajari hal baru, dan… blam! rasanya begitu mudah menguasainya.

Henri Matisse tidak pernah menyentuh kuas hingga usia 21 tahun. Pekerjaan sehari-

hari adalah klerk seorang pengacara. Sampai suatu ketika dia sakit flu berat, sehingga

harus istirahat di tempat tidur. Ibunya berusaha mencarikan kegiatan pengisi waktu.

Saat itulah ibunya memberikan seperangkat kuas dan cat. Empat tahun berikutnya dia

diterima sebagai mahasiswa berbakat di sekolah seni Paris.

JK Rowling, penulis Harry Potter, juga tidak menyadari punya bakat mendongeng

hingga teman-teman anaknya menyatakan begitu menariknya kisah Harry Potter. Kini

dia wanita kedua terkaya di Inggris, kalah hanya oleh Ratu Elizabeth.

Jim Clark, seorang dosen yang jenius namun hidupnya kacau balau hingga 2 kali

perkawinannya hancur. Lulus SMA dia melamar sebagai tentara Navy. Prestasinya

sebagai kelasi begitu buruk sehingga sering dibilang bodoh oleh para atasannya.

Sampai suatu ketika salah seorang instrukturnya bilang sebaiknya dia kuliah saja,

karena tampaknya dia punya bakat matematika. Dan benar, dia meraih PhD di

Computer Science! Setelah itu dia menjadi dosen. namun kebiasaan buruknya yang

sering mengabaikan keluarga membuatnya bercerai. Tahun 1978 dia juga dipecat dari

New York Institute of technology karena membangkang. Tak dijelaskan bagaimana, dia

bergabung ke Stanford University. Pada usia 38 tahun, Clark yang menderita depresi

berat, tiba-tiba menemukan pencerahan. Ternyata kehidupan kacaunya itu dikarenakan

Page 56: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

dia terlalu kreatif sehingga selalu mencari hal baru. Clark terlalu banyak ide. Sejak itu

dia mendirikan perusahaan bernilai milyaran dolar, mulai dari Silicon Graphic Inc. (SGI),

Netscape (pembuat browser internet), hingga Healtheon (perusahaan medical di

internet) yang semuanya sukses besar jual saham dalam IPO. Bakat Jim Clark adalah

ide dan visinya.

Tentunya Anda juga ingat dengan Kolonel Sanders. Dia memulai bisnis ayam goreng di

usia 66 tahun. Ternyata bisnis restoran adalah hal yang menarik dan mudah dia

pelajari.

Kalau ada bidang yang Anda begitu cepat menguasainya, mungkin di situlah bakat

Anda.

Kepuasan

Ciri-ciri kita berada di jalur yang benar adalah kalau kita merasa puas dengan apa yang

kita lakukan. Orang-orang yang sukses di berbagai bidang menunjukkan kepuasan

terhadap pekerjaan mereka, baik pekerjaan itu menghasilkan banyak uang maupun

tidak. Kalau Anda senang melihat orang lain tumbuh karena bimbingan kita, maka Anda

berbakat menajdi pembina/pendidik. Kalau Anda puas dengan menciptakan hal baru,

yang unik dan beda, mungkin Anda berbakat menjadi kreator. Kalau Anda puas bisa

traveling ke berbagai penjuru dunia, mungkin Anda berbakat menjadi explorer, seperti

Marco Polo dan Ibnu Batutah.

Seringkali yang membuat puas bukanlah sesuatu yang tampak secara fisik. Anda

mungkin dosen, yang kadang suka kadang tidak dengan pekerjaan Anda. Setelah

diteliti lebih lanjut, ternyata Anda malas mengajar, tapi selalu tertarik dengan berita-

berita riset terbaru. Jadi sebenarnya bakat Anda ada di riset, jadi bisa berada dimana

saja, misalnya bergabung dengan grup riset di perusahaan besar. Seingat saya,

Bondan Winarno adalah seorang pegawai maskapai penerbangan (atau di sekitar itu)

yang melakukan banyak perjalanan ke luar negeri. Namun dia lebih dikenal sebagai

kolumnis di majalah, yang menceritakan banyak pengalamannya saat pergi ke berbagai

negara. Ternyata hobi dia yang lain adalah makanan (kuliner), bukan sebagai pembuat

tapi sebagai penikmat makanan. Sekarang dia mengasuh rubrik kuliner di salah satu

stasiun TV. Mungkin dia memang berbakat menjadi seorang explorer.

Page 57: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Apa saja yang membuat Anda puas?

Apapun kondisi dan pekerjaan Anda sekarang, tidak ada salahnya untuk terus mencari

bakat terbaik kita. Kadang memang kita sendiri, entah kenapa, tidak peka dengan

panggilan bakat kita. Tugas kita menemukannya, sampai kapanpun itu akan ditemukan.

Seperti kata bijak dari timur, ” Setiap diri kita ini mempunyai misi, tugas kita adalah

menemukan dan menjalaninya.”

Disarikan dari buku Now, Discover Your Strengths karya Marcus Buckingham.

Semua kita pasti ingin menjadi guru yang profesional, yang ditambah lagi dengan

kreatifitas yang tinggi agar dapat menjadi guru teladan dan plus plus bagi setiap siswa

kita.. nah berikut kisah guru yang patut kita contoh berdasarkan kutipan dari siswa yang

pengalaman siswa yang bersangkutan.

Guru Supel Plus Ramah 

Pak Ngadmin adalah guru di Sekolahku, sebuah sekolah SD di kota Bandung, sepintas

ia sama sekali tidak menarik. Pakaian yang dikenakannya terkesan sederhana alias tak

bermerk tapi rapi dan bersih. Sepatunya, kadang disemir kadang tidak. Rambutnya

selalu tercukur rapi. Tubuhnya sedikit pendek tapi langsing. Dan wajahnya, ehm…tidak

tampan tapi juga nggak jelek. Biasa aja. Jadi wajar kalau pertama ketemu tak ada

kesan yang membekas. Jadi pendapat bahwa kesan pertama cukup menentukan,

belakangan baru ku tahu ternyata tidak kena untuk sosok Pak Ngadmin. 

Page 58: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Saat kutahu bahwa wali kelasku di kelas lima adalah Pak Ngadmin, jujur saja aku

merasa sedikit kecewa. Wah, orangnya nggak asyik! Pikirku. Tapi, yaa…apa boleh

buat. Dengan lesu aku duduki bangku di sudut kelas seraya merebahkan daguku di

atas meja. Beberapa temanku terlihat asyik bercanda, yang lain tertawa-tawa senang

karena sebagian besar mereka berada dalam kelas yang sama saat kelas empat.

Sementara aku, bukannya aku tak kenal mereka, tapi sahabat-sahabatku tidak lagi

sekelas denganku. Mereka terpencar di kelas yang lain. 

“Halo anak-anak, selamat pagi semuanya,” suara yang ringan dan ramah tiba-tiba

menyeruak di tengah kebisingan kelas. Sesaat aku tersentak, kuangkat kepalaku lalu

kurebahkan lagi. Pak Ngadmin melangkah ke depan kelas dengan tegap dan pasti.

Senyum tulus tampak menghias wajahnya. Berdasarkan tulisan di kertas yang ia

pegang, Pak Ngadmin mulai memanggil nama murid-muridnya satu persatu dan

menanyakan nama panggilan masing-masing. Ketika giliran namaku dipanggil, aku

mengangkat tanganku dan hanya mengangkat daguku beberapa sentimeter dari meja.

Dahi Pak Ngadmin tampak berkerut memandangiku. 

“Kamu sakit?” tanyanya ramah. Ia melangkah tenang ke arahku. Tangannya yang

bekulit sawo matang meraba dahi dan leherku. 

“Nggak panas kok. Kenapa, nak, kok lesu? Ayo, coba duduknya tegak dan perlihatkan

senyummu,” ajaknya lembut. Kuikuti saran Pak Ngadmin walaupun rasanya sulit

mengukir senyum dengan bibir yang kaku. 

“Nah….gitu dong! Kalau senyum kamu kelihatan lebih cakep, lho.” Pak Ngadmin

berkomentar sambil mengusap rambutku. Kulihat beberapa temanku tertawa geli

mendengar ucapan Pak Ngadmin. Tanpa kuduga, sikap Pak Ngadmin tadi menghapus

sedikit rasa kecewaku. Semangat mulai mewarnai hatiku di tengah gumpalan asap

kelabu yang memenuhi perasaanku. Hehe…baru sekarang ada yang bilang aku cakep.

Kukejap-kejapkan mataku membuang kantuk. 

Guru Tegas Plus Berwibawa 

Hari pertama sekolah itu, aku hanya mencatat jadwal pelajaran dan mendengarkan

beberapa peraturan yang diberikan Pak Ngadmin. Rasanya, semua peraturan yang

Page 59: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

disampaikan cukup klise dengan kelas-kelas sebelumnya. Ah, bosan! Keluhku.

Semangatku pagi itu sepertinya hampir terbang. Tapi…belum lagi daguku menyentuh

meja, tiba-tiba Pak Ngadmin memanggilku. 

“Komar…” Suaranya cukup keras tapi tetap tenang. Aku tersentak. Sorot matanya

tajam menatapku. Tak ada kemarahan tapi sanggup membuatku ciut. 

“Pergilah ke toilet dan basuh mukamu, agar kamu lebih segar dan tidak lesu,”

perintahnya datar. Tak ada kekesalan atau kemarahan yang tersirat baik dalam suara

maupun wajahnya, tapi nada suaranya tampak sungguh-sungguh dan mengandung

magnet yang membuatku merasa tak benyali untuk menentangnya. Instingku

mengatakan bahwa Pak Ngadmin adalah guru yang tidak bisa dipermainkan murid,

seperti guru-guru lainnya. Tanpa berpikir dua kali, aku segera melakukan perintahnya

dan cepat-cepat aku kembali ke kelas tanpa pedulikan wajahku yang masih basah. 

“Sudah? Nah, kelihatan lebih segar sekarang,” pujinya sambil tersenyum. Sekarang aku

merasa semakin tertarik mendengarkan penjelasan dari setiap peraturan yang akan

beliau terapkan. Rasa lesuku menguap pergi, entah kemana. Setelah kusimak, ternyata

ada banyak perbedaan dengan peraturan yang kuterima di kelas-kelas sebelumnya.

Aku jadi penasaran… 

“Anak-anak…,” seru Pak Ngadmin lantang. Semua mata memandang kearahnya tanpa

terkecuali. ” Di kelas empat ini, Bapak meminta kalian untuk tidak memegang alat tulis

apapun jika Bapak sedang menerangkan. Semuanya harus belajar untuk menyimak

dan mendengarkan setiap pelajaran yang Bapak jelaskan di depan. Apa kalian

mengerti..?”suaranya begitu keras dan jelas. Sejenak Pak Ngadmin memandang setiap

anak yang duduk mematung dengan wajah tegang. 

“Mengerti…atau tidaaakk…..!” Anak-anak tersentak. Volume suara Pak Ngadmin

terdengar lebih keras tapi tak ada nada marah di dalamnya. Dan seperti sebuah paduan

suara, semua murid menjawab serempak,” Mengertiiiii……..!” 

Pak Ngadmin memperlihatkan rangkaian giginya yang rapih dan bersih. Dia tertawa

lepas sejenak. 

“Haha…anak-anak, kalian tidak usah tegang begitu. Jangan takut. Selama ini Bapak

masih makan nasi kok, bukan makan orang…” canda Pak Ngadmin dengan ekspresi

yang lucu. 

Page 60: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Wajah-wajah kecil yang ketakutan tadi kini tampak tenang dan kembali ceria. Semua

tertawa menimpali gurauan Pak Ngadmin. 

“Ya…Bapak paling tidak suka kalau sedang menerangkan suatu pelajaran di kelas, lalu

ada yang asyik menulis, menggambar atau bermain. Anak seperti itu, seringkali tidak

dapat menyimak dengan baik. Tapi, bukan berarti kalian tidak boleh bicara. Kalian

boleh bicara…asal berkaitan dengan topik pelajaran yang sedang kita bahas. Bahkan

Bapak paling senang jika kalian mau bertanya. Jangan malu! Kalau kalian bertanya, itu

artinya kalian menyimak. Jangan takut untuk bertanya kalau ada pelajaran yang belum

dimengerti. Paham..?” Semua mengangguk. 

Kesan pertama mulai sedikit tebentuk di hatiku. Kata-katanya jelas dan tegas. Suaranya

lantang. Matanya menatap langsung ke mata murid-muridnya. Tidak tampak ragu.

Senyumnya tampak tulus, tidak dipaksakan. Pak Ngadmin bisa menguasai kelas dan

mengendalikannya! 

Sekalipun dikenal sebagai guru yang sabar dan suka bergurau, bukan berarti Pak

Ngadmin tidak bisa marah. Beliau bisa marah bahkan berteriak dengan suara sangat

keras. Dan biasanya, kalau sudah begitu, tak ada satupun murid yang berani

menentang. Tetapi kemarahannya sangat cepat reda, tak sampai berlarut-larut. Diakhir

pelajaran, beliau selalu menjelaskan alasan dari kemarahannya, sehingga kami tahu

kesalahan yang telah kami lakukan dan berusaha untuk tidak mengulanginya. 

Satu hal yang kupelajari dari Pak Ngadmin adalah beliau hanya berteriak keras bila ada

muridnya yang tidak dapat menguasai emosi dan menangis sambil berteriak-teriak

sehingga cukup sulit dikendalikan. Seperti temanku Icang. Icang adalah temanku yang

sangat mudah terpancing emosinya. Hal sepele saja bisa membuatnya mengamuk,

menangis meraung-raung dengan duduk di lantai, bahkan melemparkan benda apapun

yang ada di dekatnya, termasuk kursi di kelas. 

Aku dan teman-temanku hanya memandangi Icang dari jauh dengan perasaan bingung

bercampur takut. Tak lama, kulihat Pak Ngadmin datang tergesa diikuti beberapa

temanku yang mengadukan hal Icang. Awalnya, Pak Ngadmin mencoba menegur dan

bertanya pada Icang tanpa nada tinggi. Tetapi ketika dilihatnya Icang tak mau

mendengar bahkan semakin menjadi dan bermaksud memukul Budi dengan tasnya,

tiba-tiba Pak Ngadmin bersuara menggelegar memanggil nama Icang. Tangis Icang

Page 61: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

langsung berhenti. Matanya menatap terkejut ke arah asal suara. Begitu juga aku dan

teman-temanku. Hening. Sepi. Pak Ngadmin menatap tajam dan lekat ke arah Icang.

Tangisnya yang tadi keras kini berganti dengan isakan kecil. Kurasa tak ada satupun

yang mengira, bahwa Pak Ngadmin bisa marah seperti itu. 

Perlahan Pak Ngadmin mendekat ke arah Icang, lalu menuntunnya dengan lembut

keluar dari kerumunan. Dengan tenang, Pak Ngadmin menyuruh semua murid duduk di

tempatnya masing-masing dan memberi tugas untuk dikerjakan. Sementara itu, Pak

Ngadmin mengajak Icang keluar dari kelas untuk berbicara dengannya. Kurang lebih

satu jam kemudian, Icang bersama Pak Ngadmin masuk kembali ke dalam kelas. Entah

apa yang dibicarakan, tapi kini Icang tampak lebih tenang. 

Semua mata tertuju pada Icang. Kami ingin tahu, apa yang terjadi. Mengapa Icang bisa

tenang seperti itu? Seringkali, dengan kebiasaan buruk Icang tadi, tak ada yang bisa

membuatnya berhenti menangis meraung-raung, apalagi membuatnya tenang. Bahkan

bisa dipastikan, Icang akan menolak untuk masuk kembali ke kelas serta memilih duduk

di teras kelas atau meja piket guru sampai bel tanda pulang berbunyi. Tapi yang kali ini,

kok aneh….? 

Pikiran buruk mulai melintas di benakku. Apa yang dilakukan Pak Ngadmin terhadap

Icang? Apakah beliau memukulnya, sehingga Icang tidak berani melanjutkan

tangisnya? Hii…, seram! Segera aku menulis di bagian belakang buku tulisku dengan

tulisan besar-besar: 

Kesan kedua: jangan bangunkan harimau tidur!….. 

Saat bel tanda istirahat kedua berbunyi, segera aku melesat mendekati Icang. Icang

tertawa melihatku yang hampir terpeleset. 

“Cang, kamu nggak apa-apa? Tadi kamu diapain sama Pak Ngadmin?” tanyaku tak

sabar. Rupanya teman-teman yang lain berpikiran sama denganku. Dalam sekejap saja

mereka sudah mengerumuni kami. 

“Diapain..? Nggak kok, nggak diapa-apain…,” sahut Icang bingung. 

“Nggak dicubit, dipukul atau…diancam, gitu?” tanya Adi menimpali. Icang menggeleng. 

Semua saling menatap tak percaya. 

“Tenang…aku baik-baik aja. Tadi aku cuma ngobrol sama Pak Ngadmin.” Icang

menjelaskan dengan tenang seraya mencoba menyeruak keluar dari lingkaran kami. 

Page 62: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

“Haaa……..?” Tanpa sadar, hanya satu suara itu yang keluar dari mulutku dan teman-

teman. Kulihat Icang mendekati Budi, yang hampir jadi sasaran tasnya. Semua

tegang… 

“Maaf-in aku ya, Bud..,” ujar Icang tenang seraya mengulurkan tangannya menjabat

tangan Budi. 

“Haaa…….?!” Semua makin heran dan bingung. Serempak mata kami terarah kepada

Pak Ngadmin, yang sejak tadi berdiri mengawasi di depan kelas. Beliau menatap Icang

dengan lembut seraya mengacungkan jempolnya. Aku penasaran, rumus apa yang

dipakai Pak Ngadmin untuk merubah perilaku Icang? 

Selama di kelas lima aku menghitung, perilaku Icang mengamuk terjadi hanya dua kali.

Padahal di kelas-kelas sebelumnya, Icang selalu mengamuk hampir tiap bulan. Kini,

Icang tidak lagi mengalami masalah dalam bersosialisasi. Hari-harinya diisi dengan

ceria dan tawa. Icang yang kulihat sekarang sangat berbeda dengan Icang yang dulu.

Segera aku menulis lagi di halaman berikutnya tulisanku yang dulu: 

Harimau tidur, perlu sekali-kali dibangunkan……:) 

Guru Kreatif Plus Inovatif 

Seminggu pertama belajar dalam asuhan Pak Ngadmin, mampu membuatku merasa

lebih bersemangat untuk bekajar. Pak Ngadmin selalu berhasil membawa suasana

ceria di dalam kelas, apapun pelajarannya. Terkadang, di tengah-tengah pelajaran

beliau menyisipkan cerita yang menarik bahkan terkadang lucu, namun sarat dengan

pesan moral. 

Pagi ini, usai upacara rutin hari Senin, Pak Ngadmin masuk sambil membawa gulungan

karton berwarna orange. Tak lama kemudian, beliau menempelkannya di dinding dekat

mejanya. Semua siswa mengamati. Tak ada gambar apapun pada karton itu, kecuali

tulisan besar yang berbunyi: “POJOK HUKUMAN’. Semua murid meringis. Kami tahu

sekarang, minggu lalu Pak Ngadmin sudah menjelaskan tentang salah satu peraturan

mengenai pojok hukuman. 

Selesai menempel karton tadi, segera Pak Ngadmin memberi perintah untuk

mengeluarkan buku pelajaran yang akan dibahas. Semua terlihat tertib dan tenang

Page 63: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

merogoh buku di dalam tas masing-masing. Tiba-tiba, tampak Sanip melangkah

dengan ragu ke arah Pak Ngadmin. Tangannya yang saling meremas menunjukkan

kecemasan. Sanip terlihat menggumankan sesuatu. 

“Ya. Suaramu kurang keras, nak. Ada apa?” sahut Pak Ngadmin. Semua mata tertuju

ke arah Sanip. Sekarang suaranya terdengar lebih keras tapi sedikit bergetar. Pak

Ngadmin tersenyum seraya menanyakan alasan Sanip tidak membawa buku pelajaran. 

“Lain kali jangan ketinggalan, ya,” ujar Pak Ngadmin tenang. Murid-murid tertawa geli

ketika melihat Pak Ngadmin menggambar sebuah wajah murung berbentuk lingkaran,

dan pada dahinya ditulis SANIP, kemudian membubuhkan sebuah jerawat pada wajah

itu. Semakin sering seorang murid ketinggalan buku pelajaran atau lupa mengerjakan

tugas, maka semakin banyak pula jerawat pada gambar wajah dengan nama siswa

tersebut. Sudah barang tentu, hal ini memberikan efek jera para siswa. Tak seorangpun

mau dikenali sebagai pemalas atau pelupa melalui gambar di pojok hukuman. Apa

jadinya, bila orang tua mereka mengetahui melalui pojok hukuman itu, bahwa ternyata

anaknya banyak melalaikan tugas. Wah, bisa BAHAYA! 

Hal yang menarik, Pak Ngadmin bukan hanya menyediakan sebuah karton bertulis

POJOK HUKUMAN, tapi di bagian dinding yang lain ada sebuah karton yang berisi

tulisan nama-nama siswa dengan ruang kosong yang cukup untuk membubuhkan

puluhan cap ukuran kecil di dalamnya. Karton itu berjudul “PRESTASIKU”. Setiap siswa

yang mendapat nilai 8 - 10 akan mendapat hadiah cap pada ruang kosong yang berisi

namanya. Setiap nilai mempunyai bentuk cap yang berbeda. Aku selalu mengincar cap

‘Bintang’ yang menjadi kesukaanku, begitu pula halnya dengan teman-temanku. Karena

semakin banyak bintang pada namaku, hal itu 

menunjukkan prestasi yang kubuat. Betapa bangganya orang tuaku bila melihat cap

bintang bertaburan di ruang namaku. 

Tak berhenti sampai di situ. Setiap bulan, Pak Ngadmin selalu memberikan sertifikat

yang dirancangnya sendiri, sebagai penghargaan atas prestasi murid-muridnya dalam

setiap masa pelajaran aktif 30 hari. Program sertifikat ini bernama KID’S THIS MONTH.

Sedangkan untuk siswa yang menyenangkan dalam bergaul dan suka menolong, akan

mendapat sertifikat THE FAVOURITE KID’S. Juga untuk siswa yang menunjukkan

peningkatan pesat dalam kemajuan belajarnya meskipun nilainya tidak sepuluh, akan

Page 64: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

mendapat sertifikat Spesial. Semua siswa berlomba mendapatkan sertifikat ini, apalagi

foto mereka akan terpampang di kelas sampai pemberian sertifikat berikutnya. 

Aku dan semua teman-temanku di kelas tahu bahwa Adam adalah satu-satunya murid

di kelas kami yang sangat membenci pelajaran matematika. Bahkan saking bencinya

dia pada pelajaran ini, di setiap buku dan dinding di kamarnya, ada tanda tulisannya

yang berbunyi; ADAM BENCI MATEMATIKA!! 

Pak Ngadmin hanya mengangkat alisnya dengan wajah berhias senyum seraya

menatap Adam yang tertunduk kaku, ketika beliau tahu kebencian itu. Dipanggilmya

Adam mendekat. Kulihat Pak Ngadmin bicara berbisik pada temanku itu, sambil

sesekali diiringi anggukkan kepala Adam. Entah apa yang disampaikan guruku, tapi

kulihat wajahnya begitu tenang. Tak lama kemuadian, Adam kembali duduk di

bangkunya. Dia tidak terlihat sedih tapi justru seperti baru terlepas dari beban yang

begitu berat. 

Aku penasaran. Apa sebenarnya yang dikatakan Pak Ngadmin padanya?. Saat istirahat

segera kudekati Adam. 

“Dam, Pak Ngadmin bilang apa, sih..?” tanyaku penasaran. Kutarik Adam ke sudut

kelas. Adam hanya tersenyum menggeleng. Aku desak dia. Akhirnya temanku itu

menyerah. 

“Pak Ngadmin bilang, beliau juga dulu seperti aku, benci matematika. Menurut beliau,

tidak apa-apa aku benci matematika. Itu hal biasa.” Aku bingung….lalu katanya lagi, 

“Dam, Bapak tahu sebenarnya kamu anak yang cerdas. Hasil test IQ-mu menunjukkan

itu…Apa kamu mau dikalahkan oleh rangkaian huruf dari M-A-T-E-M-A-T-I-K-A..?” 

“Terus……terus…?” desakku lagi. Aku semakin penasaran. 

“Pak Ngadmin bilang, justru kalau aku benci matematika, aku harus bisa

menaklukkannya dengan mendapat nilai terbaik. Kalau nilaiku jelek, berarti aku

membiarkan diriku dikalahkan oleh si matematika ini tanpa perlawanan.” Aku makin

bengong…. 

Bel tanda usai istirahat menghentikan segala kegiatan di luar kelas, tapi aku masih tidak

mengerti maksud kata-kata Pak Ngadmin pada Adam. 

“Anak-anak, Bapak ingin memperkenalkan kalian pada seorang ahli matematika yang

sangat hebat. Beliau memang tidak ada disini. Tapi Bapak akan ceritakan siapa orang

Page 65: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

yang Bapak maksud. Tokoh ini bernama Ni Ing Han. Dia seorang warga Negara

Indonesia. Apa kehebatannya? Ni Ing Han, awalnya adalah seorang pria yang tidak

mempunyai kekurangan fisik. Tapi suatu pagi, dia mengalami kebutaan. Dari hasil

pemeriksaan, dokter yang memeriksanya mengatakan bahwa dia mengalami kebutaan

secara permanen. Tentu saja ini merupakan pukulan yang berat untuk seorang Ni Ing

Han. Tapi dia tidak membiarkan dirinya terpuruk terlalu lama. Singkat cerita, dalam

kebutaan yang dialaminya itu, Ni Ing Han kini menjadi seorang guru matematika yang

sangat handal. Bahkan, menurut kabar burung, dia bisa membuat murid yang semula

sangat kurang dalam matematika menjadi murid yang pandai mengerjakan soal

matematika. Artinya, inti dari cerita ini adalah apapun tantangan yang kalian hadapi,

percayalah Tuhan sudah menyediakan jalan keluarnya. Tinggal kita yang harus mau

berusaha dan tidak putus asa.” Aku tertegun. Ingin rasanya aku bertemu tokoh itu. 

Hari-hari selanjutnya, kulihat Adam selalu menggunakan waktu istirahat pertamanya

untuk menanyakan soal matematika pada Pak Ngadmin. Perlahan, dia mulai dapat

menjawab dengan tepat setiap soal matematika yang diberikan Pak Ngadmin. Dia juga

tidak lagi malu untuk mengangkat jarinya, bila ada pelajaran yang belum ia mengerti. 

Aku dan teman-temanku terpana tak percaya, ketika kami tahu nilai matematika Adam

saat ulangan tengah semester adalah delapan setengah. Secara spontan kami semua

berteriak dan bertepuk tangan. Adam tampak tersipu tapi rasa bahagia di wajahnya tak

dapat ia sembunyikan. Sementara, Pak Ngadmin juga tak ketinggalan ikut bertepuk

tangan sambil mengangguk-angguk dengan senyum khasnya. Kutatap Adam dengan

kagum. Yang kutahu, selama ini nilai matematika yang diperolehnya berkisar pada

angka lima ke bawah. 

Adam terlihat begitu senang, ketika di akhir bulan, dia juga mendapat Sertifikat

Istimewa, atas upaya dan keberhasilannya meraih nilai baik dalam matematika.

Sekarang, dia selalu bersemangat mengerjakan soal-soal matematika. 

Guru Hati Plus Surat 

Aku merasa begitu terharu dan terperanjat ketika usai pelajaran terakhir, Pak Ngadmin

memanggil murid-muridnya satu persatu serta memberikan sepucuk surat bertuliskan

Page 66: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

nama masing-masing muridnya. Semua menerimanya dengan penuh antusias, tak

terkecuali aku. Tanpa menunggu aba-aba, setiap siswa yang telah mendapatkan surat

segera membacanya, meskipun Pak Ngadmin meminta kami untuk membaca di rumah

saja. Tapi rasa gembira membuat kami tak sabar untuk segera mengetahui isi surat itu. 

Ternyata surat itu berisi tulisan tangan Pak Ngadmin, dan bukan ketikkan atau hasil

print out. Setiap surat berisi rangkaian kata-kata yang berbeda, disesuaikan dengan

karakter setiap siswa. Tiga puluh empat pucuk surat untuk tiga puluh empat siswa

dengan tulisan yang rapi dengan kata-kata “tepat sasaran”, yang dibutuhkan siswa

sebagai penggugah semangat untuk belajar. Kutatap Pak Ngadmin dengan rasa yang

sulit kuungkapkan, namun tekadku terasa begitu besar untuk membuat beliau bangga

padaku. Yang lebih menyenangkan, kami menerima surat setiap kali akan menghadapi

ulangan tengah semester atau ulangan semester. 

Isi surat itu begitu menyentuh dan mengena di hatiku. Aku menyadari kelalaian yang

sering kulakukan, dan aku berjanji untuk memperbaikinya. Tak ada satupun siswa yang

terluput dari perhatian Pak Ngadmin. Ia selalu mengetahui saat kami gelisah, sedih, tak

nyaman, tak konsentrasi atau bahkan saat kami mulai merasa sakit. Apapun persoalan

yang kami hadapi, baik di kelas maupun di rumah, bila itu mempengaruhi kemajuan

belajar kami, beliau tak segan berusaha membantu. Menurut Pak Ngadmin, sorot mata

seseorang menggambarkan keadaan orang tersebut pada saat itu. 

Kutempel surat ‘cinta’ Pak Ngadmin di lemari kulkas. Kalau aku mau belajar, kuambil

surat itu dan kuletakkan di atas meja belajarku di tempat yang mudah terbaca olehku.

Ajaib! Sepertinya rasa kantuk enggan mendatangiku saat aku sedang belajar, karena

aku ingin Pak Ngadmin merasa bangga padaku. Surat itu membuatku merasa bahwa

aku adalah salah satu muridnya yang sangat berarti untuk beliau. Itu sebabnya, aku tak

ingin mengecewakan guruku yang satu ini. 

Surat dari Pak Ngadmin tak akan kubuang. Aku akan terus menyimpannya sampai

kapanpun. Disaat semangatku merosot, surat itu mampu membangun keinginanku

untuk kembali giat. 

Page 67: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Guru Inspiratif Plus Imaginatif 

Suatu hari, saat pelajaran Bahasa Indonesia, Pak Ngadmin menyuruhku membacakan

sebuah cerita dalam lembar kerja siswa. Pak Ngadmin tersenyum-senyum mendengar

aku membaca. Lalu beliau mencoba mengulang membaca cerita tadi sesuai dengan

ekspresi yang digambarkan penulis pada isi cerita tersebut. 

Pak Ngadmin menunjukkan contoh-contoh ekspresi sedih, menangis, atau ekspresi

gembira, marah, lesu, dan sebagainya. Intinya, ekspresi-ekspresi itu selalu muncul

sesuai dengan isi karakter setiap tokoh dalam cerita. Beliau membuatku menyadari,

bahwa ternyata membaca cerita bukanlah hal yang mudah, bila aku harus

membacakan cerita itu untuk orang lain. Pak Ngadmin juga mengajarkan kami untuk

membaca dengan intonasi yang benar, bukan seperti anak TK, sebagaimana yang

selalu kami lakukan selama ini. Untuk itu, agar lebih jelas Pak Ngadmin menugaskan

kami untuk mengamati setiap reporter berita di televise, bagaimana sikap dan

intonasinya, kemudian kami harus mempraktekkannya di dalam kelas. Ah! Lagi-lagi

bukan tugas yang mudah tapi menantang dan menyenangkan. 

Pada kesempatan lain Pak Ngadmin mengajarkan kami untuk berpidato dengan baik

dan benar lalu mempraktekkannya di kelas. Juga beliau mengajarkan kami untuk

menjadi MC dalam suatu acara, tentu saja di dalam kelas. Kini Bahasa Indonesia bukan

lagi pelajaran yang membosankan, tetapi menjadi salah satu pelajaran yang selalu kami

tunggu. 

Suatu hari dalam pelajaran IPS, Pak Ngadmin memberi kami tantangan baru. Kami

harus mengumpulkan materi mengenai masalah-masalah social dan bekerja dalam

kelompok belajar IPS. Masalah social yang akan di bahas adalah: Kemiskinan,

Pengangguran, Anak Jalanan, Narkoba, dan Korupsi. Khusus untuk masalah yang

terakhir ini, adalah permintaan para murid, meskipun awalnya Pak Ngadmin agak

keberatan namun akhirnya beliau setuju. Kami mendapat waktu cukup lama sekitar dua

minggu untuk mengumpulkan bahan-bahan sesuai dengan masalah social yang

menjadi tugas kelompok belajar kami. Kebetulan, kelompok kami mendapat bagian

membahas masalah social tentang Narkoba. 

Page 68: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Sementara mengumpulkan bahan-bahan materi yang diperlukan, di dalam kelas kami

belajar untuk menjadi moderator dan penyaji/pemrasaran. Adapun nilai yang akan

diberikan mencakup nilai untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, yaitu untuk segi

penyampaian makalah dan etika berbicara. Nilai ini untuk perorangan, begitu pula untuk

nilai IPS dalam penguasaan materi. Sedangkan nilai kelompok adalah kekompakkan

dan ketepatan waktu penyerahan tugas. 

Lebih seru lagi, di akhir semester menjelang kenaikan kelas, kami mendapat tugas

untuk mewawancarai beberapa orang disekitar kami, misalnya: tukang bakso, guru

private, dan lain-lain. Terlebih dahulu kami belajar tentang etika dalam wawancara

termasuk cara kami bersikap, juga mengenai pertanyaan-pertanyaan yang boleh dan

tidak boleh kami ajukan, serta membuat sebuah out line karena hasil wawancara ini

harus kami susun dalam sebuah laporan seperti makalah, lengkap dengan lampiran

foto-foto hasil wawancara kami. 

Agar kami lebih memahami pelaksanaan tugas ini, Pak Ngadmin mencoba simulasi

bermain peran. Wah, kegiatan bermain peran ini, benar-benar seru dan menyenangkan!

Bermain peran ini banyak membantu kami saat harus terjun ke lapangan. Semula aku

ragu akan kemampuanku, tapi lagi-lagi Pak Ngadmin mengingatkan: TAK ADA KATA

TIDAK BISA SEBELUM KITA BERUSAHA SUNGGUH-SUNGGUH. Ya, kata-kata ini

selalu disampaikan Pak Ngadmin berulang kali. Beliau tidak suka bila ada muridnya

yang mudah menyerah. 

Guru Moving in Class Plus Gaul 

Suatu hari Pak Ngadmin mengamati salah seorang muridnya yang hanya bermain

sendiri. Ia tidak penah terlihat berkomunikasi, bercanda atau bermain dengan teman-

teman di kelasnya. Akhirnya Pak Ngadmin membentuk kelompok belajar yang selalu

berganti-ganti kelompoknya sesuai dengan mata pelajaran yang beliau ajarkan.

Misalnya, untuk pelajaran Matematika, aku mendapat tempat di kelompok dua,

pelajaran IPA di kelompok empat, pelajaran IPS di kelompok satu, pelajaran Bahasa

Indonesia di kelompok lima, dan pelajaran PKN di kelompok tiga. Teman kelompokku

Page 69: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

juga berbeda dalam setiap mata pelajaran itu. Jadi kalau jam pelajaran pertama aku

belajar matematika, maka aku berada di kelompok dua. Saat pelajaran berikutnya IPS,

maka aku pindah ke kelompok satu. Begitu seterusnya. 

Aku bertanya kepada Pak Ngadmin, alasan beliau untuk selalu meminta kami

berpindah saat pergantian mata pelajaran pokok. Ternyata kegiatan berpindah ini

meliputi banyak hal. Pertama, membuat siswa tidak mengantuk dan jenuh. Kedua,

meng-olahragakan mata dan leher, kecuali siswa yang berkacamata, semua mendapat

pengalaman duduk di barisan belakang. Ketiga, melatih siswa untuk teliti terhadap

barang-barang miliknya. Keempat, cara ini sangat menolong siswa penyendiri dalam

bergaul dan berkomunikasi, karena ia tidak perlu merasa malu dan terasing. Dalam

kelompok belajar ini semua harus saling mendukung secara positif sehingga bila ada

siswa yang mendapat nilai buruk, tidak ada ejekan atau sikap menertawakan. Bahkan

Pak Ngadmin pernah menjelaskan bahwa sesekali perlu mendapat nilai buruk, agar kita

jedi lebih tangguh dan tidak meremehkan siapapun. Dampak lain yang kurasakan dari

kegiatan berpindah ini adalah aku jadi lebih lincah, enerjik dan bersemangat, karena

harus bersaing memperebutkan posisi tempat duduk yang “strategis”. 

Terkadang, Pak Ngadmin membuat sebuah game yang jadi salah satu kegiatan

kesukaanku. Game ini berupa kuis antar kelompok. Jadi kami harus cepat bergerak

untuk masuk dalam kelompok kami, karena jika terlambat maka kami tidak dapat masuk

kelompok manapun. Misalnya, aku sedang berada dalam kelompok IPA, usai

pertanyaan tentang IPA Pak Ngadmin menyampaikan bahwa berikutnya adalah

pertanyaan untuk pelajaran matematika. Maka kami harus cepat bergerak mencari

kelompok matematika kami. Bila setelah hitungan ketiga ada yang belum masuk

kelompoknya, maka ia harus masuk area eliminasi sementara, dan setelah berganti

kelompok, anak yang tereliminasi nasi kembali bergabung. 

Game ini sangat menyenangkan. Dalam sebuah game pelajaran Bahasa Indonesia

misalnya, salah satu kegiatannya adalah menulis sebuah surat. Setiap anak dalam satu

kelompok diminta membuat surat estafet. Artinya, tiap anak menuliskan satu kalimat

Page 70: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

yang kemudian dilanjutkan oleh teman dibelakangnya. Hasilnya sangat bervariasi.

Kelompok yang 

satu isi suratnya tidak saling berkaitan, sementara surat yang lain berisi tulisan yang

tidak dapat dimengerti karena tulisan yang tidak dapat dibaca, dan sebagainya. Tentu

saja kelompok yang mendapat score tertinggi adalah kelompok yang isi suratnya saling

berkaitan dan rapih. Tapi inti dari permainan ini bukanlah pada isi surat yang dihasilkan

oleh kelompok, melainkan kekompakkan dan kesediaan untuk saling mendukung dan

memaafkan. 

Pernah aku memberanikan diri bertanya kepada Pak Ngadmin,” Mengapa game

semacam ini diterapkan Pak, bukankah kelas jadi gaduh..?” Seperti biasa, Pak

Ngadmin tersenyum dan dengan tenang balik bertanya,” Kamu suka…? Nah…mana

yang kamu suka, kelas yang hidup, bersemangat tapi gaduh atau kelas yang mati,

membosankan tapi sepi..?” Tidak diragukan lagi, aku pasti memilih yang pertama! 

Ternyata ide Pak Ngadmin tidak sia-sia. Temanku, Icang, yang semula penyendiri dan

pemurung kini lebih ceria dan punya banyak teman. Dan aku, yang semula sangat takut

untuk bertanya termasuk beberapa temanku, sekarang tidak lagi ragu atau takut untuk

menanyakan pelajaran yang belum kami mengerti. Memang Pak Ngadmin sangat

senang bila ada muridnya yang bertanya. Juga untuk pelajaran matematika, beliau tidak

pernah keberatan untuk menjelaskan berulang-ulang bila ada muridnya yang belum

mengerti, sekalipun itu hanya satu orang. Biasanya beliau akan menjelaskan lagi

secara perorangan saat jam istirahat, seperti yang selalu dilakukannya pada Adam,

temanku itu. 

Guru Etika Plus Moral 

Sekalipun dikenal sebagai guru yang dekat dengan murid-muridnya, Pak Ngadmin

sangat perhatian terhadap sikap atau perilaku murid-muridnya yang tidak sesuai

dengan tata cara bersopan santun. Pak Ngadmin selalu menegur bila ada muridnya

yang berdoa sambil tangannya mempermainkan alat tulis atau apapun. 

Page 71: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

“Apapun agama kalian, berdoalah dengan sikap yang sopan dan baik, jangan sambil

mengganggu teman, bermain pensil, atau tindakan lain yang tidak perlu. Mengapa?

Karena saat kalian berdoa, artinya kalian sedang berkomunikasi dengan Tuhan Sang

Pencipta.” Kulirik Malik yang tertunduk ketika Pak Ngadmin menatap ke arahnya.

Sebelum kami mulai belajar, kami bertadarus terlebih dahulu. Pak Ngadmin yang

semula berdiri mengawasi di depan kelas, berjalan mendekati Malik dan meletakkan

tangannya pada punggung Malik. Malik yang sejak tadi mengganggu Susi dengan

pensilnyapun terpaksa menghentikan tingkahnya lalu ikut bertadarus. 

“Kalau kalian berbicara dengan orang lain yang lebih tua saja kalian harus selalu

menjaga sopan santun, apalagi saat kalian berbicara dengan Allah. Mengerti?” tanya

Pak Ngadmin lagi. Kembali pandangannya tertuju kepada Malik. Malik mengangguk. 

“Anak-anak, apa perlunya bersikap sopan ?” 

“Biar nggak dimarahi orang lain,” sahut seorang temanku. Pak Ngadmin tertawa. 

“Ya, biar tidak dimarahi orang lain. Ada lagi yang berpendapat lain?” Setelah menunggu

sejenak, Pak Ngadmin melanjutkan, 

“Anak-anakku, kalau kalian bersikap tidak sopan, siapa yang harus menanggung

malu?” 

“Diri sendiri,” ujarku mantap. 

“Ya, pasti dirimu sendiri, kalau kamu merasa…, tapi ada orang lain yang harus

menanggung malu karena tindakan kalian. Siapa….?” Tak ada jawaban. 

” Orang tuamu! Kalau kalian melakukan tindakan yang tidak sopan, maka orang akan

bertanya, siapa sih orang tuanya…kok anaknya tidak sopan? Nah itu artinya secara

tidak langsung kalian mempermalukan orang tua kalian. Paham?” Semua

mengangguk. 

“Jadi anak-anak, sekalipun teknologi semakin maju, sopan santun tetap harus dijaga,

jangan diabaikan. Berbicaralah dengan tutur yang sopan dan kata-kata yang benar.

Jaga sikapmu agar tetap rendah hati. Misalnya, kamu berniat membantu seseorang.

Tapi orang yang akan kamu bantu justru marah dan menolak uluran tanganmu,

mengapa? Mungkin kita berbicara dengan kata-kata yang merendahkan orang itu, atau

kita menunjukkan sikap yang sombong saat menawarkan bantuan, sehingga orang itu

Page 72: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

menjadi tersinggung dan menolak tawaran bantuan kita, sekalipun kita ingin

menolongnya dengan tulus.” 

Hampir setiap hari, Pak Ngadmin selalu menyelipkan tata cara bersopan santun, mulai

dari cara kita makan yang baik, berbicara dengan yang lebih tua, cara bertamu, dan

sebagainya. Hal lain, setiap kami selesai berdoa usai pelajaran, sebelum pulang beliau

selalu mengulang pesan yang sama: jangan berani melawan orang tua, jangan sakiti

orang lain kalau kamu tidak mau disakiti tetapi perlakukan orang lain dengan baik

sebagaimana kamu ingin diperlakukan, jangan bilang tidak bisa sebelum kamu

berusaha dengan sungguh-sungguh. 

Pada awalnya, aku tak mengerti pesan Pak Ngadmin yang selalu mengatakan “jangan

sakiti orang lain kalau kamu tidak mau disakiti, tetapi perlakukanlah orang lain dengan

baik sebagaimana kamu ingin diperlakukan”, sampai suatu saat setelah usai jam

istirahat pertama, kulihat Asni, temanku menangis di bangkunya. Tubuhnya yang

gemuk tampak berguncang mengikuti isakan tangisnya. 

“Ada apa, As..?” tanya Pak Ngadmin tenang seraya memasuki ruang kelas.

Langkahnya berhenti di bangku tempat duduk Asni. Anak-anak perempuan saling

berebut untuk mengadukan keadaan yang telah terjadi. Pak Ngadmin menggeleng dan

memberi tanda agar semua duduk. Tanpa diperintah dua kali, semua langsung menuju

kursinya masing-masing dan duduk tenang. Tetapi beberapa anak perempuan terlihat

tidak sabar, kembali beradu suara agar didengar. 

“Bisakah kalian diam…?!” hardik Pak Ngadmin lebih keras. Sekarang tak ada satupun

yang berani bersuara, kecuali Asni. Isakan tangisnya belum berhenti. 

“Bapak ingin satu orang saja yang menceritakan apa yang terjadi… Rina?” pandangan

mata guruku tertuju pada temanku yang duduk di sebelah Asni. Rina tampak terkejut.

Dengan suara pelan Rina mengatakan bahwa ia sedang berada di luar kelas saat itu.

Tiba-tiba, Ferdi mengangkat tangannya. 

” Maaf, Pak. Boleh saya jelaskan?” Pak Ngadmin mengangguk. Dengan lancar Ferdi

menceritakan, bahwa tadi Malik mengejek Asni dengan sebutan Karung, karena

tubuhnya yang gemuk. 

Page 73: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

“Benar itu, Malik…?” tanya Pak Ngadmin yang menatap tajam kearah Malik. Malik

tampak gugup dan mengangguk cemas. 

“Mengapa?” 

“Karena tadi Asni memukul punggung saya, Pak. Keras sekali,” sahut Malik parau. 

“Mengapa kamu memukul Malik, As….?” tanya Pak Ngadmin. 

“Tadi dia menginjak kaki saya, Pak…,” sahut Asni sedikit terbata. Isaknya kini mulai

reda. 

“Saya tidak sengaja, Pak!” Malik berusaha membela diri. Pak Ngadmin mengangguk-

anggukkan kepalanya. Nampaknya beliau mulai mengerti duduk permasalahannya. 

“Baik, anak-anakku. Setiap hari menjelang pulang, Bapak selalu berpesan Jangan sakiti

orang lain kalau kamu tidak mau disakiti, perlakukanlah orang lain dengan baik

sebagaimana kamu ingin diperlakukan. Masih ingat?” Semua mengangguk. 

“Apa artinya?” Sorot mata Pak Ngadmin berkeliling memandang kami satu persatu. 

“Malik, maukah kamu dipukul temanmu?” Malik menggeleng. 

“Manakah yang kamu pilih Asni, dipukul atau diejek?” Tanya Pak Ngadmin lagi. 

“Tidak mau dua-duanya, Pak.” 

“Kalau begitu, apa yang kamu mau? Dipukul atau disayang?” Beberapa temanku

menahan senyum mendengar ucapan Pak Ngadmin. 

“Disayang…” 

“Nah, kalau kalian tidak ingin dipukul ya jangan memukul, kalau kalian tidak ingin diejek

ya jangan mengejek, kalau kalian tidak suka disakiti…ya jangan menyakiti. Jadi kalau

kalian ingin disayang, ya sayangilah orang lain, kalau ingin orang lain berbuat baik pada

kalian ya kalianpun harus berbuat baik dulu pada orang lain. Itu arti pesan yang selalu

Bapak sampaikan…! Mengerti?” Semua mengangguk tanda mengerti. 

“Jadi kepada siapa kalian harus berbuat baik?” 

“Teman,” celetuk Icang. Pak Ngadmin tersenyum mendengar jawaban spontan itu. 

“Ya, pada semua teman kita harus berbuat baik. Tapi bukan hanya teman saja,

melainkan pada siapa saja, misalnya orang tua, adik, kakak, pembantu, supir,…ya

pokoknya dengan siapa saja. Mengerti…?” Temanku saling berpandangan. Masak sih

pembantu? Bisik temanku pelan. Aku hanya mengangkat bahu. 

Page 74: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

“Komar,” panggil Pak Ngadmin tiba-tiba. Aku mendekat, dan Pak Ngadmin

membisikkan perintah agar aku mengambil kain pel yang dibasahi, di dapur sekolah. 

“Coba Komar, kamu berdiri di dekat pintu. Lalu beberapa anak Bapak minta keluar dulu

dari kelas….Nah, sekarang, Komar, coba kamu pel lantai di dekat pintu.” Aku

melakukan perintah Pak Ngadmin dengan tanda tanya penuh di benakku. Saat aku

sedang mengepel, Pak Ngadmin memanggil dua orang temanku untuk masuk.

Gerakanku terhenti sementara temanku lewat. Lantai basah yang diinjak sepatu

temanku kini kotor lagi. Sekali lagi aku bersihkan lantai itu. Kembali Pak Ngadmin

memanggil seorang temanku. Aku berhenti. Lantai itu kotor lagi. Kubersihkan

lagi….terus begitu berulang-ulang. Akhirnya emosiku memuncak. Dengan rasa marah

dan kesal, aku melempar kain pel itu ke lantai, lalu berjongkok menutupi wajahku. Pak

Ngadmin berjalan mendekat ke arahku. Diraihnya bahuku lalu dituntunnya aku ke

tempat dudukku. 

“Bagaimana perasaanmu, Komar?” suaranya tenang. Dadaku terasa sesak. Kutatap

guruku dengan kesal. 

“Marah! Terhina! Saya kan capek, Pak…,” keluhku penuh emosi. Pak Ngadmin

tersenyum mengangguk. 

“Anak-anak, pernahkah kalian lakukan perbuatan tadi?” Aku tersentak. Pertanyaan Pak

Ngadmin mengubah rasa marah dan kesalku tadi menjadi malu. Kulihat beberapa

temanku menunduk. 

“Anak-anak, perlakukanlah orang lain dengan baik sebagaimana kamu ingin

diperlakukan.” Pesan itu terasa meresap begitu dalam di hatiku. Tidak lagi hanya lewat

di telingaku, karena kini aku mengerti makna yang begitu dalam dari pesan itu. 

Guru Kaset Plus Solusi 

Aku tahu ini terdengar sedikit aneh, tapi begitulah adanya. Seperti kemarin ketika kami

sedang tenang belajar di kelas, tiba-tiba Pak Ngadmin memanggil nama temanku. 

“Alvin, mana kacamatamu. Mengapa kamu tidak memakai kacamatamu..?” tanya Pak

Ngadmin tenang. 

Page 75: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

” Ada, Pak. Tapi tadi rusak, karena bautnya lepas.” Alvin merogoh kacamatanya dari

tas. 

“Boleh Bapak lihat? Pasti sulit buatmu untuk membaca tanpa kacamata….,” Alvin

mengangguk. Dia berjalan ke arah Pak Ngadmin lalu menyerahkan kacamata miliknya. 

“Kenapa kamu diam saja?” Sejenak Pak Ngadmin mengamati kacamata itu lalu

menyuruh Alvin untuk kembali duduk. Tak lama kemudian Pak Ngadmin beranjak

keluar dengan membawa kacamata Alvin. Setelah beberapa saat, guruku datang

mendekati Alvin dan menyerahkan kacamata yang sudah diperbaikinya. 

“Coba kamu pakai,” suara Pak Ngadmin nyaris tak terdengar. Alvin segera memakai

kacamatanya. 

“Bagaimana…enak tidak dipakainya?” tanya Pak Ngadmin lembut. Alvin menoleh ke

kanan dan kiri beberapa kali. 

“Enak Pak. Terima kasih, Pak,” ujar Alvin senang. Pak Ngadmin mengangguk dan

menepuk punggungnya. Sejenak semua mata tertuju pada Alvin, lalu kembali

menyelesaikan soal-soal latihan yang sedang dikerjakan. 

Untuk kelasku yang walinya Pak Ngadmin, tindakan yang dilakukan Pak Ngadmin tadi

bukanlah sesuatu yang baru. Banyak hal selain mengajar beliau lakukan, mulai dari

memperbaiki retsluiting tas sekolah, mengakali sepatu temanku yang rusak agar bisa

tetap dipakai selama belajar satu hari itu, termasuk mencabut gigi muridnya yang sudah

sangat goyang tapi temanku begitu ketakutan untuk ke dokter. 

Entah bagaimana caranya, Pak Ngadmin juga selalu bisa memberikan rasa nyaman

pada muridnya yang sedang galau atau ketakutan. Pak Ngadmin juga dapat membaca

keadaan muridnya yang mengalami stress karena suatu hal. Karenanya, menjadi

kebiasaanku dan teman-temanku untuk selalu bercerita kepadanya tentang berbagai

hal yang kami alami. Kini aku tidak lagi heran bila kulihat kakak-kakak kelas yang ingin

bertemu Pak Ngadmin untuk sekedar bercerita. 

Pak Ngadmin adalah guru yang sangat menyukai musik. Musik apapun beliau suka

terutama musik jazz. Bahkan saat di kelaspun, kegemarannya akan musik tidak

ditinggalkan. Bila kami ulangan, mengerjakan soal-soal latihan atau mengarang yang

menjadi tugas pelajaran Bahasa Indonesia, Pak Ngadmin selalu membawa kaset dan

memperdengarkan alunan musik-musik instrumental yang lembut di dalam kelas. 

Page 76: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Tapi untuk mendidik temanku Ferdi, Pak Ngadmin punya cara lain lagi. Karakter Ferdi

hampir seperti Icang. Temanku yang satu ini jauh lebih sulit dalam bersosialisasi.

Temannya sehari-hari hanyalah buku dan ilmu pengetahuan. Sulit baginya untuk

berinteraksi dengan siapapun, dia begitu mudah marah. Tak pernah ada senyum di

bibirnya. Untuk teman-temanku, Ferdi adalah anak yang aneh, karena dia lebih suka

mengamati semut yang berjalan beriringan, pipa-pipa air yang saling bersambungan,

kabel-kabel listrik yang rumit, atau antenna-antena televisi. Hampir semua orang

menganggapnya aneh. Hanya Pak Ngadmin yang tidak. Pak Ngadmin sering

mengajaknya berbicara berdua. Hanya pada saat seperti inilah aku bisa melihat Ferdi

sesekali tersenyum. 

“Fer, kamu bisa main catur?” tanya Pak Ngadmin tiba-tiba di tengah pelajaran kami,

suatu hari. 

“Nggak, Pak. Nggak penting,” sahut Ferdi lugas. Hanya sekilas ia menatap Pak

Ngadmin untuk kemudian terpaku lagi pada buku dihadapannya. 

“O ya..? Kata siapa nggak penting. Bagaimana kalau kamu buktikan kata-katamu…..

berani?” tantang Pak Ngadmin dengan wajah yang ramah. Sejenak Ferdi menatap Pak

Ngadmin, lalu mengangguk dan meneruskan lagi membaca buku di tangannya. 

Mendadak murid yang lain saling berebut agar diijinkan membawa juga papan catur

dan ikut bermain. Kelas jadi begitu gaduh. Akhirnya Pak Ngadmin mengijinkan dengan

satu syarat hanya bermain catur saat istirahat atau setelah tugas yang diberikan selesai

dikerjakan. 

Keesokkan harinya, banyak teman-temanku yang membawa papan catur. Kebanyakan

anak laki-laki, begitu juga Ferdi. Tapi Ferdi tak mengijinkan siapapun menyentuh papan

catur miliknya. 

Ferdi adalah anak yang sangat pandai. Tugas apapun yang diberikan selalu

dikerjakanya dalam waktu yang sangat cepat dengan hasil yang sangat memuaskan.

Seperti hari ini, soal-soal matematika yang diberikan Pak Ngadmin cukup sulit dengan

jumlah dua puluh soal. Tapi bagi Ferdi, soal-soal itu dapat diselesaikannya hanya

dalam waktu kurang dari setengah jam 

Pak Ngadmin memanggil Ferdi untuk membawa papan caturnya ke tempat beliau

duduk. 

Page 77: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

“Boleh Bapak pegang papan catur milikmu?” Pak Ngadmin bertanya dengan hati-hati.

Sementara papan catur itu masih dalam pelukan temanku yang aneh. Ragu-ragu Ferdi

mengangguk. 

“Tapi hati-hati, ya Pak. Nanti rusak…,” ujarnya lirih. Pak Ngadmin tersenyum lalu

mengangguk. 

“Kamu tahu nama-nama dari biji catur ini?” 

“Punya nama…?” Ferdi balik bertanya dengan wajah bingung. 

“Yap. Mau kenalan? Nah, perkenalkan…ini pion, tempatnya di sini.” Pak Ngadmin

mengambil sebuah pion lalu meletakkan di tempat semestinya. 

“Kamu lihat, biji catur ini ada dua warna. Ada kubu warna putih dan kubu warna hitam.

Kedua kubu ini akan selalu berperang untuk menjadi pemenang. Jumlah anggota tiap

kubu sama, masing-masing namanya juga sama, yang membedakan adalah warnanya.

Biasanya yang mendapat kesempatan untuk bergerak lebih dulu adalah putih. Nah,

sekarang kita lihat tiap biji catur ini ya. Tadi kamu sudah berkenalan dengan satu pion

putih. Masih ada pion-pion……,” Pak Ngadmin menjelaskan secara detil mulai dari biji

catur, jumlahnya, tempat masing-masing biji catur, dan langkah setiap biji catur itu.

Untunglah aku duduk di barisan terdepan dekat meja guruku, sehingga aku bisa

mendengarkan juga penjelasan Pak Ngadmin. 

Ferdi tampak begitu sungguh-sungguh memperhatikan setiap penjelasan yang

diberikan Pak Ngadmin. Ia terlihat begitu antusias. Tak sulit baginya untuk mengingat

setiap penjelasan yang diberikan Pak Ngadmin. Aku memandang temanku yang jenius

ini dengan takjub. Tanpa menunggu lama, Ferdi sudah mulai terlibat permainan catur

bersama Pak Ngadmin. Melihat hal itu, murid yang lain makin bersemangat untuk

menyelesaikan soal-soal matematika tadi, begitu juga aku. Alhasil, hanya dalam waktu

satu jam pelajaran, banyak yang sudah selesai dengan tugasnya. Aku melihat

sekeliling, masih ada bebeapa temanku terutama yang tidak suka permainan catur,

masih berkutat dengan soal-soal tadi, tetapi yang lain tampak mulai menggelar

caturnya.Seru sekali! Sejak itu, kelas kami mempunyai ‘pelajaran tambahan’ di waktu

luang, yaitu CATUR! 

Aku masih belum mengerti, mengapa Pak Ngadmin memberi ide agar Ferdi belajar

catur. Sampai keesokkan harinya, Ferdi yang begitu antusias bermain catur mengeluh

Page 78: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

dan mengadu kepada Pak Ngadmin bahwa tak satupun dari kami teman sekelasnya

yang bersedia 

bermain catur dengannya. Wajahnya tampak sangat gusar. Siapapun yang mendekat,

hendak ia pukul dengan kayu di tangannya. Jam istirahat jadi saat yang sangat

menegangkan. Suasana mulai reda ketika Pak Ngadmin datang. Kami semua

bersembunyi di balik punggung beliau. 

“Perlukah kayu itu, nak…?” tanya Pak Ngadmin lembut dan tegas. Sesaat Ferdi

memandang kayu di tangannya, kemudian ia buang ke lantai dengan lesu. Pak

Ngadmin mengajak temanku yang tertunduk sedih itu duduk di salah satu bangku

sementara beliau menarik sebuah bangku lain dan duduk di depannya. Dengan sabar

beliau mendengarkan semua curahan kekesalan Ferdi. 

“Kamu tahu mengapa Bapak suruh kamu belajar catur?” Pak Ngadmin bertanya sambil

menatap Ferdi dalam-dalam. Temanku itu menggeleng. Kami semua menatap beliau

penuh rasa ingin tahu. 

“Untuk bermain catur, kamu harus punya sparing. Memang kamu bisa bermain sendiri

dan memegang dua kubu itu, tapi itu hanya untuk latihan. Permainan catur yang

sebenarnya adalah bila kamu punya lawan. Semakin pandai lawanmu, maka permainan

caturmupun semakin terasah. Artinya, kamu perlu orang lain. Masalahnya sekarang,

tidak ada temanmu yang bersedia menjadi lawanmu. Benar?” Ferdi mengangguk

mengiyakan. 

“Mengapa?” 

“Seharusnya Bapak tanya mereka, bukan saya!” sahut Ferdi marah seraya menuding

kami semua. 

“Sudahkah kamu bertanya dulu pada dirimu sendiri?” Ferdi terperangah mendengar

ucapan Pak Ngadmin, dan segera membuang pandangannya ke papan tulis. Napasnya

mulai sedikit tersengal, tanda bahwa emosinya meninggi. 

“Ferdi….Bapak pasti akan bertanya juga pada temanmu nanti, dan supaya adil Bapak

juga harus bertanya padamu. Bagaimana?” ujar Pak Ngadmin dengan sabar. Beberapa

saat Ferdi terdiam. Berangsur-angsur napasnya mulai teratur. 

“Mereka semua selalu menertawakan saya kalau saya bercerita tentang apa saja.

Sepertinya saya ini orang yang aneh. Saya jadi malas berteman dengan mereka. Lebih

Page 79: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

baik say a membaca buku.” Nada suaranya terdengar sedih dan Pak Ngadmin

menatapnya dengan iba. Pak Ngadmin memeluk bahu Ferdi yang tertunduk lesu. 

“Anak-anak, tidak ada orang yang suka ditertawakan, diasingkan, dan dianggap aneh.

Kalau kalian hendak berbuat seperti itu pada orang lain, cobalah bertanya dulu pada

dirimu sendiri, bagaimana jika kamu yang diperlakukan begitu. Kalau kalian tidak mau

ditertawakan, 

diasingkan atau dianggap aneh, ya jangan menempatkan orang lain pada posisi itu.”

Ujar Pak Ngadmin menjelaskan. Semua terdiam. Kemudian pandangan guruku itu

beralih pada Ferdi yang bediri di sampingnya. 

“Kamu tahu mengapa biji catur itu terdiri dari pion, raja, mentri, kuda, gajah, dan

benteng? Kalau kamu bermain catur dengan pion saja, atau kuda saja…atau raja saja

sendiri..menurutmu, bisakah kamu menang?” Ferdi menggeleng. 

“Nah, catur ini mengingatkan bahwa kita tidak bisa hidup sendiri. Kita juga perlu orang

lain untuk bisa berkembang menjadi lebih baik. Mengapa? Karena dari pandangan,

kritik atau saran orang lain terhadap kita, juga dari contoh-contoh kehidupan sehari-hari

yang kita lihat, kita akan mengerti dan belajar untuk lebih baik. Kecerdasanmu tidak ada

artinya kalau kamu mengisolir diri dan tidak peduli akan sekitarmu. Terimalah setiap

kritik dan saran dengan lapang dada bukan dengan prasangka. Cobalah…dan kamu

akan merasakan perbedaannya.” Pak Ngadmin mengakhiri nasihatnya sambil

tersenyum. Ferdi menatap Pak Ngadmin penuh rasa haru. Ia mengangguk sambil

berucap lirih,” terima kasih, Pak.” 

Atas nasihat guruku tadi, sejak saat itu tidak ada lagi diantara kami yang keberatan

bermain catur dengan Ferdi. Dan berangsur-angsur, kulihat kini menjadi pribadi yang

sangat berbeda. Dia lebih terbuka, senang tertawa dan bercanda, serta tidak lagi

mudah tersinggung. 

Guru Motivator Plus Optimis 

Suatu hari, sebagaimana biasa Pak Ngadmin memasang alat infokus pada laptop yang

dibawanya. Wah, ada film lagi, nih! pikirku. Tapi hari itu tidak ada pelajaran IPA atau

Page 80: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

IPS. Yang ada hari ini adalah pelajaran matematika dan bahasa Indonesia serta

pelajaran dari guru bidang studi. 

Semua murid duduk tenang sambil bertanya-tanya, kejutan apa lagi yang akan

diberikan guru kami. Selesai memasang alat-alat itu, sejenak Pak Ngadmin menatap

kami satu persatu. Hal itu biasa beliau lakukan bila hendak mengawali pelajaran.

Menurut beliau, ia ingin memastikan bahwa murid-muridnya siap mengikuti pelajaran

dengan baik, tidak ada yang lesu atau mengantuk. 

“Nah, anak-anak, Bapak tahu sekarang ini seharusnya kita belajar matematika tiga jam.

Tapi Bapak lihat kalian sudah cukup menguasai materinya, jadi dengan persetujuan

kalian Bapak mau menggunakan waktu dua jam untuk film yang sudah Bapak siapkan

ini. Untuk apa? Nanti kalian akan tahu maksud Bapak setelah kalian menyaksikan film

ini. Bagaimana? tanya Pak Ngadmin seraya menatap keliling. 

“Setuju Pak…!” semua menjawab serempak. 

“Tiga jam juga nggak apa-apa, Pak,” celetuk Udin. Pak Ngadmin tersenyum

menanggapi celoteh Udin. 

“Baik. Bapak akan putar film ini, coba kalian simak baik-baik. Nanti Bapak akan

menanyakan tanggapan kalian setelah menyaksikannya.” Penuh rasa ingin tahu,

semua menyaksikan film itu dengan tenang. 

Film itu berisi tentang seorang anak laki-laki di Amerika, yang mengalami Cerebral

Parsy atau kelainan pada otak, sehingga ia tidak dapat bertumbuh secara normal. Ia

tidak dapat berdiri sehingga harus selalu duduk di kursi roda. Begitupun kedua

tangannya tak dapat ia gunakan sebagaimana mestinya, sehingga untuk membersihkan

air liurnya yang selalu menetespun cukup sulit baginya. Untuk berkomunikasi, ia

menggunakan computer yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat

digunakannya dengan mudah. 

Page 81: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

Film kedua yang disajikan Pak Ngadmin, adalah film seorang gadis bernama Hee Ah

Lee, gadis dengan tinggi tidak lebih dari 103 cm, tidak memiliki jari dan juga tidak

memiliki kaki. Jari yang ia miliki di kanan dan kiri hanyalah dua buah. Tapi gadis ini

sangat mahir bermain piano dengan jenis-jenis lagu yang cukup sulit karena

memerlukan ketrampilan jari. Durasi film ini kurang lebih sama dengan film pertama,

sekitar sepuluh menit. 

Selesai memutar film, kembali Pak Ngadmin mengamati kami satu persatu. 

“Bagaimana tanggapan kalian?” Hampir semua menjawab sama yaitu kasihan. Ada

juga yang menjawab tidak tega. 

“Ya…, ada punya tanggapan lain?” tanya Pak Ngadmin. Semua diam. 

“Mengapa harus kasihan?” Semua terperangah dan merasa heran atas ucapan beliau. 

“Apakah dalam film tadi kalian melihat wajah yang minta dikasihani? Tidak, bukan…?

Bagaimana wajah dua tokoh dalam film tadi?” Semua masih diam, tidak mengerti. Pak

Ngadmin tersenyum. 

“Anak-anak, wajah kedua tokoh dalam film tadi memperlihatkan wajah yang begitu

penuh semangat, penuh rasa percaya diri dan tidak pernah murung juga tidak

mengeluh. Betul….?” Semua mengangguk. Ya, yang diceritakan dalam film tadi

bukanlah tentang kesedihan. 

“Nah, mengapa kita tidak perlu kasihan?” Tak satupun menjawab. 

“Baik. Untuk menjelaskan mengapa kita tidak perlu mengasihani orang dengan

keadaan fisik seperti tokoh tadi, Bapak akan ceritakan lagi tentang seorang pemuda

Jepang yang hebat, bernama Hirotada Ototake.” Pak Ngadmin selalu berhasil membuat

Page 82: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

semua murid terpikat bila bercerita. Sama seperti saat ini, ketika beliau menceritakan

kisah kehidupan pemuda Jepang tadi. Tak ada satupun suara nakal yang terlontar atau

tingkah-tingkah kecil yang mengganggu. 

Inti ceritanya, Oto, demikian nama panggilan pemuda Jepang itu, adalah seorang pria

yang terlahir tanpa kedua lengan dan dua kaki. Tangan dan kaki yang dimilikinya, tak

lebih dari segumpal daging seukuran kentang besar. Tapi luar biasanya, Oto dapat

mengerjakan kegiatan apapun sebagaimana yang biasa dilakukan orang-orang yang

tidak mengalami cacat fisik. Oto dapat bermain basket, memanjat tali, berenang, lomba

lari bahkan berkelahi. Oto bersekolah di sekolah biasa, bukan sekolah khusus anak

cacat, tapi tidak ada satupun kegiatan di sekolah itu yang ‘dikecualikan’ bagi Oto. Ia

tetap mengikuti seluruh kegiatan belajar juga ekstrakurikuler yang ada. Seorang

gurunya, tetap mendidik Oto dengan keras dan disiplin sama seperti terhadap murid

yang lain. Tapi justru sikap inilah yang kemudian sangat membantu Oto menjadi pribadi

yang percaya diri, mandiri dan selalu optimis. 

“Anak-anakku…masih ingat seorang ahli matematika bernama Ni Ing Han? Ada

kesamaan yang bisa kita lihat dengan ketiga tokoh tadi. Apa…ada yang bisa ..?” tanya

Pak Ngadmin. 

“Cacat fisik,” sahutku ragu. Pak Ngadmin tersenyum. 

“Ya, mereka memang mengalami cacat fisik. Tapi bukan itu yang Bapak maksud. Ada

yang bisa…?” 

“Kesamaan yang bisa kita lihat dari keempat tokoh tadi, pertama mereka mendapat

kasih sayang dan perhatian yang tulus dari orang yang terdekat. Ini penting. Itu

sebabnya Bapak selalu berpesan perlakukan orang lain dengan baik sebagaimana

kamu ingin diperlakukan. Kedua, mereka tidak diperlakukan secara istimewa dan tidak

dimanja sekalipun mereka tidak sempurna fisiknya. Bukannya tidak ada rasa kasihan.

Rasa kasihan pasti ada, tapi cukup disimpan dalam hati. Mengapa? Karena rasa

Page 83: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam

kasihan itu justru akan menghambat keempat tokoh tadi untuk maju. Bayangkan,

bagaimana kalau selalu dikasihani? Rasa kasihan akan membuat mereka selalu

mendapat perkecualian, boleh tidak mengerjakan tugas, selalu mendapat tugas yang

ringan, harus selalu dilayani, bahkan mungkin hanya boleh bermain di dalam rumah,

dan masih banyak contoh rasa kasihan yang lain. Akibatnya apa? Mereka akan menjadi

pribadi yang selalu bergantung pada orang lain, egois, malas, tidak tangguh, kurang

percaya diri dan …selalu bermasalah dalam bersosialisasi dengan orang lain…” Aku

termangu merenungkan setiap kata yang disampaikan guruku. 

“Itu sebabnya Bapak berpendapat, kita tidak perlu menunjukkan rasa kasihan. Simpan

rasa kasihan itu dalam hati, dan tunjukkan dukungan serta perhatian yang tulus agar

orang-orang yang tidak sempurna fisiknya itu tidak merasa lemah tetapi merasa bahwa

dia sangat berarti bagi sekelilingnya dan dapat memberi yang terbaik bagi siapapun.

Dukungan dan sikap yang baik akan menumbuhkan rasa percaya diri serta rasa optimis

yang tinggi pada orang yang menerimanya.” 

Aku terpekur. Kata-kata Pak Ngadmin begitu sederhana tapi sangat dalam artinya. Aku

berharap Pak Ngadmin akan memutar lagi film-film lain yang sejenis. Sekarang aku

tidak lagi merasa malas berangkat sekolah karena setiap hari selalu ada hal baru yang

menyenangkan terjadi, atau kalaupun tak ada peristiwa baru, cerita-cerita berisi

nasehat selalu disampaikan Pak Ngadmin dengan menarik. Itulah Pak Ngadmin, guru

yang selalu membuatku ingin belajar dan melakukan yang terbaik. 

Sekarang, setiap kali aku mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugasku, aku tidak

lagi menangis atau menyerah. Empat tokoh yang diceritakan Pak Ngadmin

menyadarkanku, kalau mereka yang mengalami kekurangsempurnaan fisik saja bisa

dan berani menghadapi tantangan, masakan aku yang diberi anugerah fisik sempurna

ini mudah menyerah dan takut menghadapi tantangan. Di samping itu, pesan Pak

Ngadmin agar tidak berkata tidak bisa belum berusaha, membuatku terpacu untuk

berusaha dan terus berusaha tanpa mudah menyerah.

Page 84: Gaya Mengajar Guru Bisa Macam