Download doc - Fraktur Condilus Femur

Transcript
Page 1: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

BAB I

PENDAHULUAN

Fraktur (patah tulang) adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi,

tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial. Jika kulit di

atasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur tertutup (atau sederhana). Jika kulit

atau salah satu dari rongga tubuh di atasnya tertembus oleh tulang, keadaan ini disebut

fraktur terbuka (atau compound) yang cenderung mengalami kontaminasi dan infeksi. (1)

Fraktur lengkap adalah tulang benar-benar patah menjadi 2 fragmen atau

lebih. Jika fraktur bersifat melintang, fragmen itu biasanya tetap di tempatnya setelah

reduksi. Jika bersifat oblik atau spiral, fraktur cenderung bergeser dan berpindah lagi

sekalipun tulang itu dibebat. Pada fraktur impaksi, fragmen-fragmen terikat erat

bersama-sama dan garis fraktur tidak jelas. Fraktur kominutif adalah fraktur dengan

lebih dari 2 fragmen; karena ikatan sambungan pada permukaan fraktur tidak baik,

lesi ini sering tidak stabil. Fraktur tak lengkap adalah bila tulang terpisah secara tak

lengkap dan periosteumnya tetap menyatu.

Gejala klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di

bagian tulang yang patah, deformitas (angulasi, rotasi, diskrepansi), nyeri tekan,

krepitasi, gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri, putusnya kontinuitas tulang,

dan gangguan neurovaskuler. Apabila gejala klasik tersebut ada, secara klinis

diagnosa fraktur dapat ditegakkan walaupun jenis konfigurasi frakturnya belum dapat

ditentukan. (2)

Fraktur Condilus Femur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh

cedera langsung atau jatuh dari ketinggian, sehingga tibia terdorong naik ke fosa

interkondilus. Satu kondilus femur mungkin mengalami fraktur dan terdorong ke atas

atau kedua kondilus pecah terbelah. (1)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 1Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 2: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Reduksi tertutup sering berhasil pada penatalaksanaan fraktur condilus femur.

Reduksi terbuka diindikasikan kalau metode tertutup gagal mempertemukan fragmen-

fragmen kondilus. Cara ini juga dapat menjadi metode pilihan sebagai terapi utama

pada pasien yang muda dan sehat, yang ingin bangun dan bergerak secepat mungkin. (1)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 2Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 3: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

BAB II

ANATOMI

1. KOMPONEN TULANG FEMUR

Femur adalah tulang terkuat, terpanjang, dan terberat di tubuh dan amat

penting untuk pergerakan normal. Tulang ini terdiri atas tiga bagian, yaitu femoral

shaft atau diafisis, metafisis proximal, dan metafisis distal. Femoral shaft adalah

bagian tubular dengan slight anterior bow, yang terletak antara trochanter minor

hingga condylus femoralis. Ujung atas femur memiliki caput, collum, dan trochanter

major dan minor. (3)

Bagian caput merupakan lebih kurang dua pertiga bola, ditutupi tulang rawan

sendi sehingga memungkinkan pergerakan area yang bebas dan berartikulasi dengan

acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae. Pada pusat caput terdapat

lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan ligamentum teres.

Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang ligamen ini dan

memasuki tulang pada fovea. Bagian collum, yang menghubungkan kepala pada

batang femur, berjalan kebawah, belakang, lateral dan membentuk sudut lebih kurang

125 derajat (pada wanita sedikit lebih kecil) dengan sumbu panjang batang femur.

Besarnya sudut ini perlu diingat karena dapat dirubah oleh penyakit. Pengurangan dan

pelebaran sudut yang patologis masing–masing disebut deformitas coxa vara dan coxa

valga.

Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada batas leher dan

batang. Yang menghubungkan dua trochanter ini adalah linea intertrochanterica di

depan dan crista intertrochanterica yang mencolok di bagian belakang, dan padanya

terdapat tuberculum quadratum. Bagian batang femur umumnya menampakkan

kecembungan ke depan. Ia licin dan bulat pada permukaan anteriornya, namun pada

bagian posteriornya terdapat rabung, linea aspera. Tepian linea aspera melebar ke atas

dan ke bawah. Tepian medial berlanjut ke bawah sebagai crista supracondylaris

medialis menuju tuberculum adductorum pada condylus medialis. Tepian lateral

menyatu ke bawah dengan crista supracondylaris lateralis. Pada permukaan posterior

batang femur, di bawah trochanter major terdapat tuberositas glutealis, yang ke bawah

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 3Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 4: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

berhubungan dengan linea aspera. Bagian batang melebar ke arah ujung distal dan

membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriornya, disebut fascia

poplitea. (3)

Ujung bawah femur memiliki condylus medialis dan lateralis, yang di bagian

posterior dipisahkan oleh incisura intercondylaris. Permukaan anterior condylus

dihubungkan oleh permukaan sendi untuk patella. Kedua condylus ikut membentuk

articulatio genu. Di atas condylus terdapat epicondylus lateralis dan medialis.

Tuberculum adductorium berhubungan langsung dengan epicondylus medialis.

Gambar 1 : Anatomi Femur (tampak anterior, lateral, posterior, medial) (4)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 4Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 5: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Gambar 2 : Anatomi femur (tampak anterior dan posterior) (5)

2. SENDI LUTUT DAN LIGAMEN

Sendi lutut merupakan sendi yang terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini

terletak  pada kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi

lutut ini terdiri dari dua articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis,

lateralis dan condylus tibiae yang terkait dalam sebuah sendi pelana, diantara patella

dan fascies patellaris femoris. (6)

Ligamen mempunyai sifat yang cukup lentur dan jaringannya cukup kuat

yang berfungsi sebagai pembatas gerakan dan stabilitas sendi. Ada beberapa ligamen

sendi lutut yaitu :

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 5Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 6: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

A. LIGAMENTUM EXTRACAPSULAR

1. Ligamentum Patellae

Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada

tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan lanjutan dari

bagian pusat tendon bersama m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran

synovial sendi oleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah

bursa yang kecil. Bursa infra patellaris superficialis memisahkan ligamentum ini dari

kulit. (6)

2. Ligamentum Collaterale Fibulare

Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus

lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini

dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan

juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei.

3. Ligamentum Collaterale Tibiae

Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat

dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada

margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan

sebagian melekat pada meniscus medialis. Dibagian bawah pada margo

infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus dan a.

inferior medialis genu .

4. Ligamentum Popliteum Obliquum

Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi

lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari

ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul dan fascia m. popliteus dan

sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus.

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 6Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 7: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

5. Ligamentum Transversum Genu

Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus , terdiri

dari jaringan connective, kadang- kadang ligamentum ini tertinggal dalam

perkembangannya , sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian orang. (6)

B. LIGAMENTUM INTRA CAPSULAR

Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat,

saling menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua bagian yaitu

posterior dan anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini

penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan tibiae.

1. Ligamentum Cruciata Anterior

Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah

atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial

condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan

akan menegang bila lutut diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum anterior

berfungsi untuk mencegah femur bergeser ke posterior terhadap tibiae. Bila sendi

lutut berada dalam keadaan fleksi ligamentum cruciatum anterior akan mencegah

tibiae tertarik ke posterior.

2. Ligamentum Cruciatum Posterior

Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan

berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior

permukaan lateral condylus medialis femoris. Serat-serat anterior akan mengendur

bila lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan

fleksi. Serat-serat posterior akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi.

Ligamentum cruciatum posterior berfungsi untuk mencegah femur ke anterior

terhadap tibiae. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum

posterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior.

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 7Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 8: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Gambar 3 : Ligamentum sendi lutut (6)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 8Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 9: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

3. OTOT-OTOT TUNGKAI ATAS

A. Otot-otot pada bagian depan tungkai atas (M. Quadriceps Femoris)

 

a) M. Rectus Femoris

Origo : Spina iliaca anterior superior 

Insertion : Tuberositas tibiae melalui ligament patella

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Ekstensi tungkai bawah

b) M. Vastus Medialis

Origo : Bagian paling caudal line intertrochanterica

Labium Mediale linea aspera

Insertion : Tepi medial tendon M. Rectus femoris bagian Lateral patella

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Ekstensi tungkai bawah

c) M. Vastus Intermedius

Origo : Permukaan anterior dan lateral femur 

Insertion : Tendon M. Rectus femoris

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Ekstensi tungkai bawah

d) M. Vastus Lateralis

Origo : Permukaan anterior dan caudal trochanter mayor 

Insertion : Tepi lateral tendon M.Rectus femoris

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Ekstensi tungkai bawah

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 9Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 10: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Gambar 4 : M. Quadriceps Femoris (6)

B. Otot-otot pada bagian belakang tungkai atas (M. Hamstring)

a) M. Adductor Magnus

Origo : Ramus ossis ischii

Insertion : 2/3 proximal linea aspera

Innervasi : N. Obturatorius dan N. ischiadicus

Aksio : adduksi-hip 

b) M. Piriformis

Origo : Os sacrum, facies pelvic (plexus scaralis)

Insertion : Tepi patella, tuberositas tibia

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Exorotasi dan adduksi hip

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 10Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 11: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

c) M. SartoriusOrigo : Sias

Insertion : Tuberositas tibia

Innervasi : N. Femoralis

Aksio : Fleksi-knee dan abduction-hip

d) M. Gracilis

Origo : Ramus inferior ossis pubis

Insertion : Mediale tuberositas tibiaeInnervasi : N. Obturatorius

Aksio : Adduksi-hip dan fleksi

e) M.Gastrocnemius

Origo : - Caput mediale : epicondylus medialis femoris

- Caput laterale : epicondylus lateralis femoris

Insertion : - Tuber calcanei dengan perantara tendo calcanei achilles

- Facies posterior fibulae dan Linea poplitea tibiae

Innervasi : N. Tibialis

Aksio : Fleksi tungkai bawah

f) M. Biceps femoris

Origo : - Caput longum : Tuber ischiadicum

- Caput brevis : Labium lateral linea aspera

Insertion : - Capitulum fibulae

- Condylus lateralis tibiae

Innervasi : - N. Tibialis

- N. Peroneus Communis

Aksio : Fleksi pada articulation coxae

g) M. Semitendinosus

Origo : Tuber ischiadicum

Insertion : Tuberositas tibiae (medial)

Innervasi : N. Tibialis

Aksio : Fleksi-knee dan endorotasi-knee

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 11Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 12: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

h) M. Semi membranosus

Origo : Tuber ischiadicum

Insertion : Condylus medial tibiae dan lig. Popliteum oblicum

Innervasi : N. Tibialis

Aksio : Flexi-knee dan endorotasi

Gambar 5 : M. Hamstring (6)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 12Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 13: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

4. VASKULARISASI SENDI LUTUT

- Regio femoralis anterior (A. femoralis)

Di regio femoralis anterior dibungkus oleh selubung yang merupakan lanjutan

dari jaringan ikat ektraperitonial dan dinamakan femoral sheat yang dibungkus

oleh fascialatae sedangkan dasarnya merupakan lekukan yang dibentuk oleh

mm.iliopsoas dan pectineus. (6)

- Regio femoralis posterior 

Di regio femoralis posterior terdapat a. perforantes yang dipercabangkan dari

a. profunda femoris.

- Regio genu anterior 

Di regio genu anterior tidak terdapat saraf dan pembuluh darah yang besar. Pada

sisimedial kira-kira selebar tangan, di sebelah dorsal patella terdapat v. saphena

magna.

- Regio posterior 

Arteri genu superior lateralis berjalan ke lateral proksimal terhadap condylus

lateralisfemoris tertutup oleh tendon M. biceps femoris menuju M. vastus

lateralis.

Gambar 6 : Sirkulasi tungkai (6)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 13Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 14: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

BAB III

FRAKTUR KONDILUS FEMUR

Cedera pada lutut dapat menyebabkan fraktur femur bagian distal. Macam-

macam fraktur pada regio ini yang menyinggung bagian kondilus antara lain : fraktur

suprakondilus, fraktur-separasi pada epifisis femur distal, fraktur interkondiler atau

fraktur kondilus femur.

Gambar 7 : Fraktur distal femur (7)

III.1 Fraktur Suprakondilus

Fraktur suprakondilus dapat terjadi pada orang dewasa semua umur yang

mengalami cedera cukup hebat, ini sering terjadi pada tulang osteoporotik pada

manula. Fraktur ini relatif lebih jarang dibandingkan dengan fraktur batang femur.

Bila pasien masih muda, traksi terus menerus dapat dilaksanakan, sedangkan pada

manula mobilisasi dini sangat penting, sehingga fiksasi internal diperlukan. (1,2)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 14Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 15: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Penyebab yang lazim adalah benturan langsung. Garis fraktur tepat di atas

kondilus, tetapi dapat meluas diantara kondilus. Bila fragmen bagian bawah tetap

utuh, tarikan gastroknemius dapat mengekstensikannya, sehingga membahayakan

arteri popliteus. (1,2)

III.1.1 Gambaran klinik

Lutut mengalami pembengkakan dan deformitas; gerakan terlalu nyeri bila

dicoba. Nadi tibialis harus selalu dipalpasi.

III.1.2 Sinar-X

Fraktur tepat di atas kondilus femoris dan bersifat melintang atau kominutif.

Fragmen distal sering miring ke belakang.

III.1.3 Terapi

Seperti halnya patah tulang batang femur, fraktur suprakondiler dapat dikelola

secara konservatif dengan traksi skelet dengan lurus dalam posisi fleksi 90 derajat.

Traksi ini juga memerlukan masa istirahat di tempat tidur yang lama sehingga ORIF

dengan pelat suprakondiler yang kokoh lebih disukai. Mobilisasi segera denagn

menggerak-gerakkan sendi lutut bisa langsung dimulai pascabedah. Mobilisasi dini

sangat penting karena dapat mencegah kekakuan sendi akibat perlekatan otot dan atau

perlekatan denagn jaringan lunak sekitar sendi lutut.

Jika fraktur hanya sedikit bergeser, atau jika dapat tereduksi dengan mudah

dengan posisi lutut berfleksi, fraktur ini dapat diterapi dengan amat memuaskan

dengan traksi melalui tibia proksimal; tungkai dibungkus bebat Thomas dengan posisi

fleksi lutut, dan dianjurkan melakukan gerakan. Kalau fragmen distal bergeser akibat

tarikan gastroknemius, pen kedua di atas lutut, dan traksi vertikal, akan mengoreksi

pergeseran ini.

Setelah 4-6 minggu saat fraktur mulai menyatu, traksi dapat diganti dengan

gips-penyangga dan pasien diperbolehkan bangun dan menahan beban sebagian

dengan kruk penopang.

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 15Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 16: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Kalau reduksi tertutup gagal, reduksi terbuka dan fiksasi internal dengan alat

kompresi bersudut, meskipun sukar, dapat berhasil. Hal ini tidak selalu

mengakibatkan mobilisasi lebih awal karena tulang sering mengalami osteoporosis

dan pasien itu mungkin tua dan lemah, tetapi perawatan di tempat tidur lebih mudah

dan gerakan lutut dapat dimulai lebih awal. Penahanan beban yang tak terlindungi

tidak diperbolehkan sebelum fraktur berkonsolidasi (biasanya sekitar 12 minggu). (1)

III.1.4 Komplikasi

Dini :

- Kerusakan kulit sering ditemukan dan diperlukan pembersihan luka.

- Kerusakan arteri kadang terjadi, dan terdapat bahaya gangren.

Belakangan :

- Kekakuan lutut hampir tak dapat dihindari. Diperlukan masa latihan yang lama,

tetapi gerakan penuh jarang didapatkan kembali.

- Non-union dapat disertai kekakuan lutut dan mungkin sesungguhnya diakibatkan

oleh gerakan lutut yang dipaksakan terlalu awal. Fraktur sulit diterapi dan kecuali

kalau dilakukan dengan amat cermat, batas rentang gerakan lutut mungkin lebih

sedikit daripada rentang gerakan saat terjadi fraktur.

III.2 Fraktur-Separasi Pada Epifisis Femur Distal

Pada anak-anak atau remaja, seperti pada fraktur suprakondiler, epifisis femur

bagian bawah dapat bergeser ke satu sisi (biasanya ke lateral) karena daya angulasi

saat lutut lurus atau ke depan karena suatu cedera hiperekstensi. Meskipun tidak

sesering fraktur fisis pada siku atau pergelangan kaki, cedera ini penting karena

berpotensi untuk menyebabkan pertumbuhan abnormal dan deformitas pada lutut.

Fraktur biasanya merupakan lesi Salter-harris tipe II, yakni separasi fisis

dengan fragmen tulang metafisis yang besar dan berbentuk segitiga. Meskipun tipe

fraktur ini biasanya mempunyai prognosis yang baik, penghentian pertumbuhan

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 16Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 17: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

secara asimetris sering terjadi dan anak dapat berakhir dengan deformitas valgus atau

varus. Cedera pada tipe IV atau V dapat mengakibatkan pemendekan femur.

III.2.1 Tipe Fraktur Lempeng Epifisis (Salter-Harris)

Karena pada anak-anak masih ada lempeng pertumbuhan (lempeng epifisis),

dapat terjadi fraktur pada lempeng epifisis yang oleh Salter-Harris dibagi menjadi

lima tipe. (2)

A. Tipe I

Terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya patah tulang. Sel-sel

pertumbuhan epifisis masih melekat pada epifisis. Fraktur ini terjadi akibat adanya

gaya potong (shearing force) pada bayi baru lahir atau anak-anak kecil. Fraktur ini

cukup diatasi dengan reduksi tertutup karena masih ada perlekatan periosteum

yang intak. Prognosis biasanya baik bila direposisi dengan cepat.

B. Tipe II

Jenis fraktur yang sering ditemukan. Pada tipe ini, garis fraktur berjalan

disepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis sehingga membentuk

suatu fragmen metafisis seperti segitiga yang disebut tanda Thurston-Holland. Sel-

sel pertumbuhan pada epifisis juga masih melekat. Trauma yang menghasilkan

jenis fraktur ini biasanya adalah trauma bergaya potong dan bengkok pada anak-

anak yang lebih tua. Periosteum mengalami robekan pada daerah konveks tetapi

tetap untuh pada daerah konkaf. Reposisi secepatnya tidak begitu sulit dilakukan.

Bila reposisi terlambat, harus dilakukan pembedahan. Prognosis fraktur epifisis

tipe II baik, kecuali jika terjadi kerusakan pembuluh darah.

C. Tipe III

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 17Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 18: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Fraktur lempeng epifisis tipe III merupakan fraktur intra-artikuler. Garis fraktur

berjalan dari permukaan sendi menerobos lempeng epifisis lalu memotong

sepanjang garis lempeng epifisis. Jenis fraktur intra-artikuler ini biasanya

ditemukan pada epifisis os tibia bagian distal. Karena intra-artikuler, fraktur ini

harus direduksi secara akurat. Sebaiknya dilakukan operasi terbuka dan fiksasi

interna dengan pin.

D. Tipe IV

Fraktur lempeng epifisis tipe IV juga merupakan fraktur intra-artikuler yang garis

frakturnya menerobos permukaan sendi ke epifisis, ke lapisan lempeng epifisis,

hingga ke sebagian metafisis. Contoh tersering fraktur jenis ini adalah fraktur

kondilus lateralis humeri pada anak-anak. Pengobatannya adalah reduksi terbuka

dan fiksasi interna karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot. Prognosisnya

jelek bila reduksi tidak dilakukan dengan baik.

E. Tipe V

Fraktur lempeng epifisis tipe V merupakan fraktur akibat hancurnya epifisis yang

diteruskan ke lempeng epifisis. Biasanya terjadi pada sendi penopang badan, yaitu

sendi pergelangan kaki dan sendi lutut. Diagnosis fraktur jenis ini sulit karena

secara radiologic tidak tampak kelainan. Prognosis jelek karena dapat terjadi

kerusakan sebagian atau seluruh lempeng pertumbuhan.

Gambar 8 : Klasifikasi Salter-Harris (7)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 18Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 19: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Gambar 9 : Classicification of growth plate injuries (7)

(Types 1-5 are those of Salter and Harris, white types 6 and 7 have been added by

Ogden).

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 19Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 20: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Gambar 10 : Salter 2 fracture of the distal femur. The fracture goes through the

lateral part of the growth plate and extends into the metaphysis. (7)

Gambar 11 : Follow-up of Salter 5 fracture of the left knee (7)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 20Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 21: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

III.2.2 Gambaran Klinik

Lutut membengkak dan mungkin mengalami deformitas. Nadi kaki harus

dipalpasi karena bila ada pergeseran ke depan pada epifisis, arteri popliteus dapat

terhalang oleh femur bagian bawah. (1)

III.2.3 Terapi

Fraktur biasanya dapat direduksi secara manual dengan sempurna, tetapi

pemeriksaan lebih lanjut dengan sinar-X diperlukan dalam beberapa minggu

berikutnya untuk memastikan bahwa reduksi tetap dipertahankan. Jika terdapat

kecenderungan pergeseran ulang, fragmen dapat distabilkan dengan kawat Kirschner

perkutan atau pen Steinmann. Tungkai diimobilisasi dalam gips dan pasien boelh

diberi pembebanan sebagian dengan kruk penopang. Gips dapat diganti dengan bebat

posterior setelah 4 minggu.

III.2.4 Komplikasi

Dini :

- Terdapat bahaya gangren kecuali kalau cedera hiperekstensi direduksi tanpa

penundaan.

Belakangan :

- Kerusakan fisis sering terjadi dan deformitas yang tersisa dapat memerlukan

osteotomi korektif di akhir masa pertumbuhan. Pemendekan jika tampak jelas

dapat diterapi dengan pemanjangan femur.

III.3 Fraktur Femur Interkondiler/Kondiler

Fraktur kondilus femur adalah fraktur pada femur bagian distal dimana satu

kondilus femur dapat mengalami fraktur secara oblik dan bergeser ke atas, atau kedua

kondilus dapat pecah terbelah sehingga garis fraktur berbentuk T atau Y. (1)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 21Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 22: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Fraktur ini relatif jarang dan biasanya terjadi sebagai akibat jatuh dengan lutut

dalam keadaan fleksi dari ketinggian. Cedera langsung atau jatuh dari ketinggian

dapat mendorong tibia naik ke fosa interkondilus. Satu kondilus femur mungkin

mengalami fraktur dan terdorong ke atas atau kedua kondilus pecah terbelah.

Permukaan belakang patela yang berbentuk baji melesak ke dalam sendi lutut dan

mengganjal diantara kedua kondilus yang retak. Pada bagian proksimal, kemungkinan

terdapat komponen melintang sehingga didapati garis fraktur berbentuk seperti huruf

T atau Y. secara klinis, sendi lutut bengkak akibat hemartrosis dan biasanya disertai

goresan atau memar pada bagian depan lutut yang menunjukkan adanya trauma.

Patella juga dapat mengalami fraktur. (1)

Untuk fraktur kondilus tunggal lateral atau medial, paling baik dilakukan

ORIF dengan sekrup tulang spongiosa. Pada patah tulang kondilus ganda, yaitu

fraktur kondilus T atau Y juga dilakukan ORIF pada kedua kondilus dan pada

komponen melintang bila sarananya tersedia. Pada fraktur kominutif berat di

interkondiler, tindakan terbaik adalah traksi skelet kontinu yang memungkinkan nyeri

gerak sendi lutut menghilang. Hal ini dapat dijadikan patokan untuk menilai apakah

fragmen sendi sudah pada posisi yang diinginkan atau belum. Pada lansia, fraktur

femur interkondiler femur umumnya lebih baik ditangani secara konservatif dengan

traksi skelet.

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 22Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 23: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Gambar 13 : Klasifikasi fraktur condiler (7)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 23Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 24: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

III.3.1 Gambaran Klinik

Lutut membengkak dan mungkin mengalami deformitas. Terdapat rasa nyeri

dan ditemukan hemartrosis. Lutut terlalu nyeri untuk digerakkan, tetapi kaki harus

diperiksa untuk menyingkirkan kerusakan saraf. (1)

III.3.2 Diagnosa

Diagnosis fraktur ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang yaitu radiologis. Pada anak biasanya diperoleh dengan

alloanamnesis dimana ditemukan adanya riwayat trauma dan gejala-gejala seperti

nyeri, pembengkakan, perubahan bentuk dan gangguan gerak. Pada pasien dengan

riwayat trauma yang perlu ditanyakan adalah waktu terjadinya, cara terjadinya, posisi

penderita dan lokasi trauma. Bila tidak ada riwayat trauma berarti merupakan fraktur

patologis.

Pada pemeriksaan fisik dilakukan :

· Look (Inspeksi)

- Deformitas : angulasi ( medial, lateral, posterior atau anterior), diskrepensi (rotasi,

perpendekan atau perpanjangan).

- Bengkak atau kebiruan.

- Fungsio laesa (hilangnya fungsi gerak)

· Feel (Palpasi)

- Tenderness (nyeri tekan) pada derah fraktur.

- Krepitasi.

- Nyeri sumbu.

· Move (Gerakan)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 24Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 25: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

- Nyeri bila digerakan, baik gerakan aktif maupun pasif.

- Gerakan yang tidak normal yaitu gerakan yang terjadi tidak pada sendinya.

· Pemeriksan trauma di tempat lain seperti kepala, thorak, abdomen, tractus urinarius

dan pelvis.

· Pemeriksaan komplikasi fraktur seperti neurovaskular bagian distal fraktur yang

berupa pulsus arteri, warna kulit, temperatur kulit, pengembalian darah ke kapiler

(Capillary refil test), sensasi motorik dan sensorik.

Sebagai penunjang, pemeriksaan yang penting adalah pemeriksan Radiologi.

Untuk melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Foto

rontgen minimal harus dua proyeksi yaitu AP dan lateral.

Sinar-X

Satu kondilus femur dapat mengalami fraktur secara oblik dan bergeser ke

atas, atau kedua kondilus dapat pecah terbelah sehingga garis fraktur berbentuk T atau

Y. (1)

III.3.3 Terapi

Fraktur Batang Femur Pada Anak

Fraktur batang femur pada bayi tidak jarang terjadi akibat trauma persalinan.

Secara klinis, bayi yang bersangkutan tidak mau menggerakkan tungkai yang patah

sehingga kadang dianggap lumpuh (psuedoparalisis). Tindakan terbaik adalah

membidai kedua tungkai dengan pembalut ke abdomen seperti posisi intrauteri selama

10 hari. (2)

Penanganan fraktur batang femur untuk anak di bawah tiga tahun adalah traksi

kulit menurut Bryant. Kedua tungkai ditraksi ke atas dengan paha dalam posisi fleksi

90 derajat dan abduksi sedikit. Traksi dilakukan dengan pita plester lebar. Beban

traksi dianggap cukup jika pantat anak persis terangkat. Untuk anak di atas tiga tahun

dilakukan traksi kulit menurut Hamilton Russel. Traksi dikenakan pada tungkai yang

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 25Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 26: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

patah, dengan panggul dalam posisi fleksi 40 derajat dan lutut dalam fleksi 40 derajat.

Dapat juga dilakukan traksi menurut Buck, yaitu traksi dengan tungkai bawah dalam

keadaan ekstensi. Traksi dipasang selama 3-4 minggu dan penderita dipulangkan

dengan gips spika panggul selama 3-4 minggu. Aliran darah tungkai yang digantung

dengan traksi kulit pada anak perlu dipantau setiap hari untuk menghindari iskemia.

Iskemia tungkai akan mengakibatkan anak sangat kesakitan dan ekstremitas menjadi

pucat, kebiruan, dan denyut nadi menghilang. Bila terjadi iskemia, traksi harus segera

dihentikan.

Traksi pada anak berupaya agar posisi fragmen fraktur menjadi segaris, rotasi

tungkai bagian distal fraktur terkoreksi, dan perpendekan tungkai tidak lebih dari satu

sentimeter. Perpendekan ini nantinya akan terkoreksi oleh pertumbuhan berlebih

femur yang patah. Pertumbuhan berlebih ini terjadi karena adanya hyperemia relatif

pada cakram pertumbuhan tungkai yang patah. (2)

Fraktur batang femur dewasa

Pada patah tulang diafisis femur biasanya perdarahan dalam cukup luas dan

besar sehingga dapat menimbulkan syok. Secara klinis penderita tidak dapat bangun,

bukan saja karena nyeri tetapi juga karena tidak kestabilan fraktur. Biasanya seluruh

tungkai bawah terotasi keluar, terlihat lebih pendek, dan bengkak pada bagian

proksimalsebagai akibat perdarahan ke dalam jaringan lunak. Pertautan biasanya

diperoleh dengan penanganan secara tertutup. Normalnya diperlukan waktu 20

minggu atau lebih. Fraktur yang dapat diatasi dengan traksi ialah fraktur intertrokanter

dan subtrokanter, diafisi oblik, segmental, dan komunitif, fraktur suprakondiler tanpa

dislokasi berat, dan fraktur kondilus femur. Yang tidak dapat ditangani dengan traksi

adalah dislokasi berat tertentu. Pada orang dewasa, fraktur ditangani secara

konservatif dengan traksi skelet pada tuberositas tibia maupun suprakondiler. Cara ini

biasanya berhasil mempertautkan fraktur femur. Yang penting ialah latihan otot dan

gerakan sendi terutama m. kuadriseps otot tungkai bawah, lutut, dan pergelangan

kaki. Traksi skelet memerlukan waktu istirahat di tempat tidur yang lama sehingga

untuk mempercepat mobilisasi dan memperpendek masa istirahat di tempat tidur,

dianjurkan dilakukan ORIF. Fiksasi interna biasanya berupa pin kuntscher

intramedular. Untuk fraktur yang tidak stabil seperti fraktur batang femur yang

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 26Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 27: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

kominutif atau fraktur batang femur bagian distal, pin intramedular dapat dikombinasi

dengan pelat untuk netralisasi rotasi.

Gambar 14 : Various types of traction and suspension.(7)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 27Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 28: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Gambar 15 : Traksi Bryant

Reduksi tertutup sering berhasil; sesungguhnya fraktur mungkin tidak selalu

bergeser hebat dan posisi hampir dapat diterima. Traksi rangka dipasang melalui tibia

proksimal dan fraktur direduksi dengan kompresi manual. Traksi dipertahankan

selama 4-6 minggu dan kemudian diganti dengan gips penyangga yang dipakai hingga

fraktur menyatu dengan kuat. (1)

Reduksi terbuka diindikasikan kalau metode tertutup gagal mempertemukan

fragmen-fragmen kondilus. Cara ini juga dapat menjadi metode pilihan sebagai terapi

utama pada pasien yang muda dan sehat, yang ingin bangun dan bergerak secepat

mungkin. Fraktur dibuka melalui insisi lateral; fragmen direduksi dan dipertahankan

bersama-sama dengan plat (blade-plate) atau (lebih baik lagi) dengan sekrup dan plat

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 28Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 29: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

kondilus dinamis. Asalkan fiksasi berjalan aman pasien dapat memulai latihan pada

lutut dan bangun dari tempat tidur dalam satu atau dua hari, tetapi pembebanan pada

kakinya harus sangat ringan hingga fraktur berkonsolidasi.

Gambar 16 : Reduksi fraktur kondilus femur (1)

Terapi Operatif

a. Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup dengan bimbingan radiologis (image

intensifier, C-arm) :

1. Reposisi tertutup-Fiksasi eksterna

Setelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis intraoperatif maka dipasang alat

fiksasi eksterna.

2. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi interna

Misalnya : reposisi fraktur tertutup supra condylair pada anak diikuti dengan

pemasangan paralel pins. Reposisi tertutup fraktur collum pada anak diikuti pinning

dan immobilisasi gips.

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 29Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 30: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Cara ini sekarang terus dikembangkan menjadi “close nailing” pada fraktur femur dan

tibia, yaitu pemasangan fiksasi interna intra meduller (pen) tanpa membuka

frakturnya.

b. Terapi operatif dengan membuka frakturnya :

Reposisi terbuka dan fiksasi interna / ORIF (Open Reduction and Internal Fixation)

Keuntungan cara ini adalah :

- Reposisi anatomis.

- Mobilisasi dini tanpa fiksasi luar.

Sesuai tujuan pengobatan fraktur yaitu untuk mengembalikan fungsi maka

sejak awal sudah harus diperhatikan latihan-latihan untuk mencegah disuse atropi otot

dan kekakuan sendi, disertai mobilisasi dini. Pada anak jarang dilakukan operasi

karena proses penyembuhannya yang cepat dan nyaris tanpa komplikasi yang berarti.

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 30Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 31: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Gambar 17 : Contoh fraktur femur yang dapat dan tidak dapat ditangani dengan traksi

- yang tidak dapat ditangani dengan traksi: (A) Epifisiolisis kaput femur, (B) Patah colum femur impaksi.

Traksi dapat menyebabkan distraksi. Penderita dapat dimobilisasi setelah tidak terlalu nyeri. (C) Dislokasi

bagian proksimal akibat tonus dan kontraksi m.iliopsoas yang mengakibatkan eksorotasi, adduksi, dan fleksi.

Bagian distal akan pindah ke kranial karena otot paha, (D) Patah tulang diafisis femur distal dengan fleksi

bagian distal karena gastroknemius, (E) Epifisiolisis femur distal, (F) Epifisiolisis dengan patah tulang

kondilus (tipe 3); kondilus terputar sehingga letaknya terbalik.

- yang umumnya dapat ditangani dengan traksi dan menghasilkan reposisi bila terdapat pemendekan kemudian

dilanjutkan dengan imobilisasi untuk pertautan: (G) Patah tulang intertrokanter, (H) Patah tulang

subtrokanter, (I) Patah tulang miring/segmental, (J) Patah tulang kominutif, (K) Patah tulang suprakondiler,

(L) Patah tulang kondilus bentuk Y atau T, (M) Patah tulang kondilus lateral atau medial.)

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 31Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 32: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

Tabel 1 : Komplikasi fraktur kondilus femur

Tabel 2 : Prognosis

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 32Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 33: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

KESIMPULAN

Fraktur condilur femur adalah fraktur pada femur bagian distal dimana satu

kondilus femur dapat mengalami fraktur secara oblik dan bergeser ke atas, atau kedua

kondilus dapat pecah terbelah sehingga garis fraktur berbentuk T atau Y.

Fraktur ini relatif jarang dan biasanya terjadi sebagai akibat jatuh dengan lutut

dalam keadaan fleksi dari ketinggian. Cedera langsung atau jatuh dari ketinggian

dapat mendorong tibia naik ke fosa interkondilus. Satu kondilus femur mungkin

mengalami fraktur dan terdorong ke atas atau kedua kondilus pecah terbelah.

Fraktur ini bisa bersifat unicondiler maupun bicondiler dimana gambaran

kliniknya didapatkan lutut membengkak dan mungkin mengalami deformitas.

Terdapat rasa nyeri dan ditemukan hemartrosis. Lutut terlalu nyeri untuk digerakkan,

tetapi kaki harus diperiksa untuk menyingkirkan kerusakan saraf.

Reduksi tertutup sering berhasil; sesungguhnya fraktur mungkin tidak selalu

bergeser hebat dan posisi hampir dapat diterima. Reduksi terbuka diindikasikan kalau

metode tertutup gagal mempertemukan fragmen-fragmen kondilus. Cara ini juga

dapat menjadi metode pilihan sebagai terapi utama pada pasien yang muda dan sehat,

yang ingin bangun dan bergerak secepat mungkin.

Komplikasinya antara lain infeksi, avaskular nekrosis, pemendekan

ekstremitas, kelemahan ligamentum collateral lateral dan cruciate anterior, serta

kekakuan sendi lutut.

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 33Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011

Page 34: Fraktur Condilus Femur

Fraktur Kondilus Femur Fenny Fenorica ( 406107054 )

DAFTAR PUSTAKA

1. A p l e y A G , S o l o m o n L . B u k u A j a r O r t o p e d i d a n

F r a k t u r S i s t e m A p l e y . Jakarta: Widya Medika. 1995.

2. Sjamsuhidajat R, de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong Edisi

3. Jakarta : EGC, 2007 : 1040-1074.

3. Anonim. Biomechanics Lecture Outline: Lower Extremity.

4. Omar Faiz, David Moffat. Anatomy at Glance. Cardiff University,

2002. Page 93.

5. P u t z , R . , P a b s t . R . Atlas Anotomi Manusia Sobotta Jilid 2. Edisi

21.Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran. 2000. Hal. 276,278.

6. Anonim. Anatomi Dan Fisiologi Sendi Lutut. 2009. Available at :

http://scienceblog.com/aferensis/femur, diunduh 11 Desember 2011.

7. Anonim. Paediatric Musculoskeletal Radiology Skeletal Trauma. 2010.

Available at :

http://www.medcyclopaedia.com/library/radiology/chapter14/14_4.aspx?p=1,

diunduh 12 Desember 2011.

Kepanitraan Klinik Ilmu Bedah Page 34Fakultas Kedokteran Universitas TarumanagaraRumah Sakit Umum Daerah Kota SemarangPeriode 24 Oktober – 31Desember 2011