Download pdf - Forensik Paper

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

Penegakan hukum di dalam sistem peradilan pidana bertujuan untuk menanggulagi setiap kejahatan. Bahwa yang dimaksud sistem peradilan pidana ialah suatu sistem berprosesnya suatu peradilan pidana, di mana masing-masing komponen fungsi yang terdiri dari kepolisian sebagai penyidik, kejaksaan sebagai penuntut umum, pengadilan sebagai pihak yang mengadili dan lembaga pemasyarakatan yang berfungsi untuk memasyarakatkan kembali para terhukum, yang bekerja secara bersama-sama, terpadu dalam usaha untuk mencapai tujuan bersama yaitu untuk menanggulangi kejahatan.Pengetahuan mengenai identifikasi seseorang pada awalnya berkembang karena kebutuhan dalam proses penyidikan suatu tindak pidana khususnya menandai ciri kriminal. Dengan adanya perkembangan masalah-masalah sosial dan perkembangan ilmu pengetahuan maka identifikasi dimanfaatkan juga untuk keperluan yang berhubungan dengan kesejahteraan umat manusia.Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang.1,2 Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.2Identifikasi bagi kepentingan penyidikan dapat dilakukan terhadap korban mati yang tidak dikenal sebab seringkali korban kejahatan ditemukan ditempat yang jauh dari tempat tinggalnya sehingga tidak ada orang yang dapat mengenalinya atau ditemukan dalam keadaan sudah membusuk atau rusak. Pada kasus-kasus seperti ini identifikasi menjadi sangat penting mengingat penyidikan akan menjadi lebih sulit kalau identitas korban tidak diketahui lebih dahulu.3Peran ilmu kedokteran forensik dalam identifikasi terutama pada jenazah tidak dikenal, jenazah yang telah membusuk, rusak, hangus terbakar dan pada kecelakaan massal, bencana alam atau huru hara yang mengakibatkan banyak korban mati, serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Selain itu identifikasi forensik juga berperan dalam berbagai kasus lain seperti penjahat, tentara yang desersi, penculikan anak, bayi yang tertukar atau diragukan orang tuannya.1,2Apabila identifikasi orang hidup sebagian besar adalah tugas polisi, maka identifikasi jenazah/ sisa-sisa manusia/potongan/kerangka adalah tugas kedokteran forensik. Penentuan identitas personal dapat menggunakan metode identifikasi sidik jari (dactylography), visual, dokumen, pakaian dan perhiasan, medik, gigi, serologik dan secara eksklusi. Akhir-akhir ini dikembangkan pula metode identifikasi DNA.4Identifikasi primer adalah jenis metode identifikasi primer dan yang paling dapat diandalkan, yaitu identitas sidik jari, analisi komprehensif gigi, dan analisa DNA. Jenis metode identifikasi sekunder meliputi deskripsi personal, temuan medis, serta bukti dan pakaian yang ditemukan pada tubuh. Jenis identifikasi ini berungsi untuk mendukung identifikasi dengan cara lain dan biasanya tidak cukup sebagai satu-satunya alat identifikasi.4Pemeriksaan sidik jari merupakan metode yang membandingkan gambaran sidik jari seseorang, baik masih hidup maupun sudah mati dengan catatan sidik jari orang tersebut yang ada. Sampai saat ini, pemeriksaan sidik jari merpakan pemeriksaan yang diakui paling tinggi ketepatannya untuk menentukan identitas seseorang. Dasar hukum dan undang-undang bidang kesehatan yang mengatur identifikasi jenasah adalah KUHP pasal 133.2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Definisi Sidik JariSidik jari merupakan salah satu identitas manusia yang tidak dapat diganti atau dirubah. Selain itu juga dari sidik jari pula lah seseorang dapat dikenali. "Tidak ada manusia di dunia ini yang mempunyai sidik jari yang sama". Ungkapan ini mengungkapkan bahwa setiap manusia mempunyai sidik jari yang berbeda - beda. Sidik jari menjadi kekhasan setiap manusia. Sidik jari adalah pola pola guratan guratan pada jari manusia. Pola pola sidik jari manusia dibentuk sejak usia empat bulan. Ridge atau pola garis yang menonjol pada jari manusia mulai berkembang secara acak dan unik. Kecelakaan yang cukup fatal pada usia 4-7 bulan dapat mengubah pola sidik jari. Menjelang usia 8 bulan dan seterusnya, pola sidik jari yang sudah terbentuk tidak akan berubah sekalipun permukaan jari dibakar atau dipotong karena setiap ridge sudah tertanam sampai pada kulit bagian dalam.5

2.2Sejarah Sidik JariSepanjang sejarah manusia tidak pernah ditemukan dua orang yang memiliki sidik jari yang sama. Bahan untuk dua orang yang kembar identik.2 Inilah sebabnya identifikasi sidik jari merupakan cara pengenalan yang sangat akurat. Penggunaan karakteristik sidik jari sebagai pengenalan pribadi telah cukup lama digunakan sejak peradaban purba sampai peradaban modern.2.2.1Masa purba6Pada petroglyps (semacam batu tulis) Nova Scotia (suku Amerika Kuno) menunjukkan gambaran sebuah tangan dengan pola pola sidik jari yang diperbesar. Pada masa kuno kerajaan Babylonia dan China kuno. Sidik jari telah dicetakkan ke lempengan tanah liat sebagai alat pengenalan diri.Pada abad ke 14 cetakan sidik jari telah dibubuhkan pada kertas kertas pemerintahaan Kerajaan Persia. Pada masa itu pihak pemerintah sudah menyelidiki bahwa tidak ada dua sidik jari yang sama.

2.2.2Masa modern6Penggunaan modern sidik jari bermula pada tahun 1856 dimana Sir William Herschel menggunakan cetakan sidik jarinya di sebuah kertas perjanjian. Tak lama kemudian, semua jenis perjanjian kotrak resmi mlai ditandai dengan adanya bubuhan sidik jari.Pengenalan sidik jari pertama kalinya diterapkan oleh Alphonse Bertillon, yang disebut Bertillon System. Sistem ini menggunakan kombinasi sistematis dari pengukuran pola fisik sidik jari. Sistem pengenalan ini bertahan selama 30 tahun lebih. Sistem pengenalan berikutnya yang berkembang adalah sistem pengenalan Dengan menggunakan pola bentuk yang dikembangkan oleh Sir Francis Galton. Tak lama kemudian, Sir Francis Galton mendefinisikan karakteristik unik dari setiap ridge pada sidik jari dengan sebutan minutiae.Penggunaan pengenalan sidik jari dalam bidang pengenalan pelaku kriminal sudah mulai berkembang sejak tahun 1897 oleh Sir Edward Richard Henry di India. Di negara yang berbahasa Spanyol, pengenalan sidik jari menggunakan sistem Vucetich yang dikembangkan sejak tahun 1904 oleh Vucatich. Selama 25 tahun sejak 1900. Banyak agen agen kepolisian di Amerika Serikat yang sudah mulai mengirimkan cetakan cetakan pola sidik jari mereka ke pusat pengenalan pelaku kriminal di Bureau. Ini kemudia menjadi data data daasar dalam database sidik jari FBI yang dibentuk pada tahun 1924. Sampai pada tahun 1971, jumlah cetakan sidik jari yang ada sudah mencapai 200 juta cetakan.Dengan pengenalan pada tehnologi AFIS (Automated Fingerprint Identification System), file file ini sudah dibagi ke dalam data data kriminal dan data data warga sipil. Perkembangan lebih lanjut dari pengenalan pola pola sidik jari ini telah berevolusi menjadi bidang ilmu biometrics.

2.3Sifat-Sifat Sidik JariBiometrik merupakan cabang matematika terapan yang bidang garapnya untuk mengidentifikasi individu berdasarkan ciri atau pola yang dimiliki oleh individu tersebut, misalnya bentuk wajah, sidik jari, warna suara, retina mata, dan struktur DNA. Sidik jari merupakan salah satu pola yang sering digunakan untuk mengidentifikasi identitas seseorang karena polanya yang unik, terbukti cukup akurat, aman, mudah, dan nyaman bila dibandingkan dengan sistem biometrik yang lainnya. Hal ini dapat dilihat pada sifat yang dimiliki oleh sidik jari yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia seumur hidup, pola ridge tidaklah bisa menerima warisan, pola ridge dibentuk embrio, pola ridge tidak pernah berubah dalam hidup, dan hanya setelah kematian dapat berubah sebagai hasil pembusukan. Dalam hidup, pola ridge hanya berubah secara kebetulan akibat, luka luka, kebakaran, penyakit atau penyebab lain yang tidak wajar. Dapat dikatakan bahwa tidak ada dua orang yang mempunyai sidik jari yang sama, walaupun kedua orang tersebut kembar satu telur. Dalam dunia sains pernah dikemukakan, jika ada lima juta orang di bumi, kemungkinan munculnya dua sidik jari manusia yang sama baru akan terjadi 300 tahun kemudian, atas dasar ini, sidik jari merupakan sarana yang terpenting khususnya bagi kepolisian didalam mengetahui jati diri seseorang.71. Perennial nature, yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada kulit manusia seumur hidup. 2. Immutability, yaitu sidik jari seseorang tidak pernah berubah, kecuali mendapatkan kecelakaan yang serius.3. Individuality, pola sidik jari adalah unik dan berbeda untuk setiap orang.

2.4 Pola Sidik JariPenentun rumus sidik jari didasarkan pada analisis pola lokal yang terdapat pada guratan guratan jari yang disebut ridge pattern atau garis papiler seperti diperlihatkan pada gambar 1. Dua komponen pada lokal yan sangat penting keberadaannya dalam penentun rumus sidik jari adalah core (titik fokus dalam) dan delta (titik fokus luar). Setiap pixel dalam sidik jari betautan dengan pola orientasi lokal dominan dari sidik jari.8

Gambar 1: Bagian-bagian sidik jari81. Core (interminus) titik fokus dalam, Core adalah pusat atau tengah yang terdapat pada garis sidik jari loop yang terdalam dan terjauh dari delta.2. Delta (outer terminus) titik fokus luar. Delta pada sidik jari adalah titik atau garis yang terdapat pada pusat perpisahan garis yang terdapat pada pusat perpisahann garis type lines. Delta merupakan titik fokus yang terletak di depan pusat berpisahnya garis pokok (type lines). Garis pokok lukisan merupakan dua buah garis yang paling dalam dari sejumlah garis yang berjajar (pararel) dan memsidah serta cenderung atau melingkupi pokok lukisan (pattern area).

2.5 Klasifikasi Sidik JariAda sejumlah sistem klasifikasi yang telah diusulkan, tetapi salah satu sistem yang sudah lama digunakan adalah sistem klasifikasi dari Sir Edward Henry, yang kemudian dikenal dengan nama Henry Clasification System. Sistem ini dikembangkan oleh Sir Edward Henry antara tahun 1896 hingga 1897. Pada sistem ini setiap jari tangan diberi nomor urut dari 1 sampai dengan 10. Penomoran dimulai dari jari-jari pada tangan kanan kemudian dilanjutkan pada jari-jari tangan kiri. Pada masing-masing tangan.penomoran dimulai dari tangan kanan kemudian dilanjutkan pada jari-jari tangan kiri. Pada masing-masing tangan, penomorannya dimulai dari ibu jari dan berakhir pada jari kelingking. Dengan demikian ibu jari tangan kanan bernomor 1, telinjuk tangan kanan bernomor 2 dan seterusnya sampai kelingking tangan kanan bernomor 5. Untuk tangan kiri penomorannya juga dimulai dari ibu jari dan berakhir pada jari kelingking. Ibu jari tangan kiri bernomor 6, telunjuk kiri bernomor 7, dan seterusnya sampai jari kelingking tangan kiri bernomor 10. (International Biometric Group. The Henry Clasification System. 2003. Dalam: Suwarno, Implementasi Jaringan Neuron McCULLOC-PITT pada Henry Clasification System Untuk Klasifikasi pola sidik jari. Fakultas Tekhnik Universitas Kristen Duta Wacana, Yogyakarta. 2003.Sidik jari dibagi menjadi tiga golongan besar. Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya. Ketiga golongan besar bentuk sidik jari tersebut adalah sebagai berikut:91. Busur (arch)Bentuk busur merupakan bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang di tengah-tengah. Arch dibagi menjadi dua sub golongan yaitu, plain arch dan tented arch.

Gambar 2: bentuk pokok sidik jari Arch92. Sangkutan (Loop). Bentuk loop merupakan bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu lukisan, melengkung menyentuh suatu garis bayangan (Imaginary line) yang ditarik antara delta dan core dan berhenti atau cenderung kembali ke sisi datangnya semula. Bentuk lingkaran terbagi menjadi Ulnar Loop dan Radial Loop.

Gambar 3: bentuk pokok sidik jari Loop93. Lingkaran (Whorl)Bentuk whorl merupakan bentuk pokok sidik jari yang mempunyai paling sedikitnya dua buah delta, dengan satu atau lebih garis melengkung atau melingkar di hadapan hkedua delta. Bentuk lingkaran terbagi menjadi Plain whorl, Double loop whorl, Central pocket loop whorl, dan Accidental Whorl.

Gambar 4: Bentuk sidik jari Wkorl9

a. Plain Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai dua delta atau sedikitnya satu garis melingkar penuh yang berbentuk spiral (pilin), oval (bulat panjang), sirkular (lingkaran), atau variasi dari lingkaran yang berjalan didepan kedua delta.b. Double Loop Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang terdiri dari dua loop yang terpisah. Masing-masing loop mempunyai bahu sendiri dan mempunyai dua delta.c. Central Pocket Loop Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai dua delta dan sedikitnya satu garis melingkar atau satu garis rintangan yang membentuk sudut siku-siku pada aliran garis terdalam. Apabila di taris garis khayal antara kedua delta maka garis bayangan itu tidak melintasi atau menyentuh satupun garis melingkar.d. Accidental Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang terdiri dari campuran dua atau lebih bentuk pokok sidik jari kecuali plain arch dan mempunyai dua delta atau lebih.

Gambar 5: gambaran beberapa pola sidik jari10

2.6 Macam-Macam Sidik Jari1. Latent Prints (Sidik Jari)Walaupun kata latent berarti tersembunyi atau tidak tampak, pada penggunaan modern di ilmu Forensik istilah sidik latent berarti kemungkinan adanya atau impressi secara tak sengaja yang ditinggalkan dari alur-alur tonjolan kulit jari pada sebuah permukaan, tanpa melihat apakah sidik tersebut terlihat atau tak terlihat pada waktu tersentuh. Tekhnik memproses secara elektronik, kimiawi, fisik dapat digunakan untuk melihat residu sidik latent yang tak terlihat yang ditimbulkan dari sekresi kelenjar ekrin yang berada di alur-alur tonjolan kulit (yang memproduksi keringat, sebum, dan berbagai macam lipid) walaupun impresi tersebut terkontaminasi dengan oli, darah, cat, tinta, dll.8

2. Patent Prints ( sidik jari paten)Sidik jari ini adalh impresi dari alur-alur tonjola kulit dari sumber yang tak jelas yang dapat langsung terlihat mata manusiadan disebabkan oleh transfer materi asing pada kulit jari ke sebuah permukaan. Karena sudah dapat langsung dilihat, sidik ini tidak butuh tekhnik-tekhnik enchacement, dan diambil bukan dengan diangkat, tetapi hanya difoto.11

3. Plastic Prints (sidik jari plastik).Sidik plastik adalah impresi dari sentuhan alur-alur tonjolan kulit jari atau telapak yang tersimpan di material yang mempertahankan bentuk dari alur-alur tersebut secra detail. Contoh umum pada lilin cair, deposit lemak pada permukaan mati. Sidik-sidik seperti ini dapat langsung dilihat, tapi penyidik juga tak boleh mengenyampingkan kemungkinan bahwa sidik-sidik latent yang tak tampak dari sekongkolan pelaku mungkin juga terdapat pada permukaan tersebut. Usaha untuk melihat impresi-impresi non plastik pun harus dilaksanakan.8

2.7 Cara Pengambilan Sidik JariDari sembilan metode identifikasi yang dikenal hanya metode penentuan sidik jari (daktiloskopi), yang tidak lazim dikerjakan oleh dokter, melainkan dilakukan oleh pihak kepolisian. Walaupun pemeriksaan sidik jari tidak dilakukan oleh dokter, dokter masih mempunyai kewajiban yaitu untuk mengambilkan atau mencetak sidik jari, khususnya sidik jari pada korban yang tewas dan keadaan mayatnya yang telah membusuk.Teknik pengembangan sidik jari pada jari yang keriput, serta mencopot kulit ujung jari yang telah mengelupas dan memasangnya pada jari yang sesuai pada jari pemeriksa, baru kemudian dilakukan pengambilan sidik jari, merupakan prosedur standar yang harus diketahui dokter.Cara pengangkatan sidik jari yang paling sederhana adalah dengan metode dusting (penaburan bubuk) biasanya metode ini digunakan pada sidik jari laten atau yang tampak dengan mata telanjang. Sidik jari laten biasanya menempel lempeng alumunium, kertas, atau permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli dapat menggunakan zat kimia, seperti lem (sianorkrilat), iodin, perak klorida, dan ninhidirin. Lem sianokrilat digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari dengan cara mengoleskannya pada permukaan benda alumunium yang disimpan didalam wadah tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut, ditaruh juga permukaan benda yang diduga mengandung sidik jari yang telah diolesi minyak. Tutup rapat stoples. Sinoakrilat bersifat mudah menguap sehingga uapnya akan menempel pada permukaa benda berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin banyak sinoakrilat yang menenmpel pada permukaan berminyak, semakin tampaklah sidik jari sehingga dapat diidentifikasi secara mudah.12Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari padat menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau minyak pada sidik jari. Reaksi kimia ini menghasilkan warna cokelat kekuning-kekuningan. Warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat didokumentasikan. Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah perak nitrat dan larutan ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan natrium klorida akan dihasilkan natrium nitrat yang larut dan endapan perak klorida. Keringat dari pelaku mengandung garam dapur (natrium klorida /NaCl) yang dikeluarkan melalui pori-pori kulit. Pada praktiknya, larutan perak nitrat disemprotkan ke permukaan benda yang diduga tersentuh pelaku. Setelah lima menit, permukaan benda akan kering dan perak nitratpun trelihat. Lalu, sinar terang atau ultra violet yang disorotkan ke permukaan benda akan membuat sidik jari yang mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya iodin, warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat didokumentasikan. Ninhidrin merupakan zat kimia yang dapat bereaksi dengan minyak atau keringat menghsilkan warna unggu. Jika jari pelaku keajahatan mengandung minyak atau keringat, lalu tertempel pada permukaan benda, sidik jarinya akan trelihat dengan cara menyemprotkan larutan ninhidrin 10-20 menit, akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan memanfaatkan panas lampu. Metode paling mutakhir yang digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari adalah tekhnik micro X-ray flouresence (MCRF). Tekhnik ini dikembangkan oleh Christoper Worley, ilmuan asal University of California yang bekerja di Los Alamos National Laboratory.12Apabila kulit sudah kering dan mengelupas dapat memakai vaselin yang digosokkan untuk melembutkan kulit, kemudian dicuci dan disuntikkan parafin supaya kulit keriput menjadi tegang lagi. Pada korban tenggelam untuk mendapatkan sidik jari yang baik, yaitu ujung jari direndam kira-kira lima belas jam dalam campuran Formaldehyd 40% 20 cc, gliserin 60 cc, alcohol 90%,Sodbichromate 1% 100 cc dan H2O2600 cc.4Untuk membandingkan sidik jari, sebaiknya dilakukan pemotretan dan untuk identifikasi seperti halnya sidik jari dari telapak tangan. Sidik jari telapak kaki penting utnuk angkutan udara, sebab ila ada kecelakaan pesawat udara, biasanya awak pesawat hancur badannya atau tanggannya sedang kakinya karena bersepatu biasanya masih utuh.4

2.8 Tahap Pengambilan Sidik Jari Pada MayatTeknik pengambilan sidik jari mayat bergantung pada keadaan mayat tersebut, masing-masing keadaan membutuhkan cara/teknik penanganan yang berbeda seperti berikut ini:13a. Mayat Masih BaruBila jari-jari mayat masih dapat digerakkan, maka mayat tersebut ditelungkupkan lalu pengambilan sidik jari dilakukan seperti biasa. Bila jari-jari mayat sulit digerakkan, cara pengambilan bisa tidak dapat digunakan.Pengambilan hanya dapat dilakukan dengan menggunakan sendok mayat, yang cara penggunaaannya sebagai berikut:1. Gunting formulir kartu sidik jari pada batas kolom tangan kiri dan kanan.2. Jepit potongan formulir tersebut pada kedua sisi sendok mayat bagian yang cekung dengan kolom sidik jari menghadap ke luar (dapat juga pada bagian cembung)3. Bersihkan jari mayat dengan hati-hati, kemudian bubuhkan tinta dengan alat pembubuh tinta atau dengan roller setelah tintanya diratakan.4. Capkan jari mayat tersebut dengan menekankannya pada kolom sidik jari dari formulir yang terjepit di sendok mayat. Geser formulir menurut kolom sidik jarinya sehingga semua jari terekam.5. Rekatkan hasil pengambilan tersebut pada sehelai formulir kartu sidik jari dan rumuskanlah sidik jari tersebut.

b. Mayat Telah Kaku Dan Mulai MembusukBila jari-jari mayat menggenggam maka jari-jari tersebut ditarik shingga menjadi lurus lalu dilakukan pengambilang dengan sendok mayat. Jika jari-jari tersebut sulit diluruskan, sayatlah bagian dalam jari pada ruas kedua sehingga jari dapat diluruskan, lalu pengambilan dilakukan dengan sendok mayat. Untuk ibu jari, sayatan dilakukan antara ibu jari dan telunjuk, jika mayat sudah mulai emmbusuk (awal dekomposisi), biasanya kulit ari mulai terlepas. Bila keadaannya demikan langkah-langkah yang dilakukan adalah:1. Periksa kulit jari tersebut apakah masih baik atau ada bagian yang rusak. Bersihkan kulit jari dengan hati-hati2. Kulit dipasang kembali pada jari mayat atau dimasukkan dalam jari petugas sehingga pengambilannya dapat dilakukan.3. Jika kulit jari tersebut sudah terlepas sama sekali, kulit jari dioleskan tinta kemudian dijepit diantara dua kaca dan dipotret (reproduksi). Hasil potret kemudian di tempelkan pada kartu sidik jari

c. Mayat Yang Sudah Membusuk, Mongering, Dan Yang Terendam Air.mayat yang telah membusuk (dekomposisi) biasanya menyangkut mayat yang ditemukan disemak-semak atau dikubur/ditimbun dengan tanah. Mayat yang telah mongering (mumifikasi) biasanya ditemukan di tempat-tempat terbuka, garis papilar jari mayat tidak langsung terkena tanah. Mayat terendam air biasanya menyangkut mayat yang sudah terendam diadalam air dalam waktu yang lama. Langkah untuk pengambilan sidik jarinya adalah:1. Periksa apakah jari mayat masih lengkap. Jika tidak lengkap, apakah jari tersebut hilang ketika masih hidup atau jari tersebut hilang dimakan binatang atau lainnya.2. Bersihkan kotoran yang menempel pada kulit jari dengan hati-hati3. Kulit jari diolesi tinta lalu dijepit diantara dua kaca dan dipotret, kemudian hasilnya ditempelkan pada kartu sidik jari.Perlu diingat bahwa pengambilan sidik jari mayat dimaksudkan sebagai salah satu upaya untuk emngidentifikasi mayat tersebut. Oleh karena itu segera kita cari bahan pembandingnya di file atau sumber lain: KTP, ijasah, SIM, benda milik korban yang dipegang, dll.

2.9 Alat dan Bahan yang DigunakanDibawah ini adalah alat yang digunakan dalam pengambilan sidik jari yang diantaranya adalah:a) Slamping kit Adalah seperangkat alat yang terdiri dari Roller, Tinta, Plat kaca atau stainless steel, alat penjepit kartu Ak-23, yang sangat bermanfaat dan praktis untuk kegiatan pengambilan sidik jari dilapangan dan mudah dibawah ke tempat kejadian perkara (TKP).b) Kartu Sidik Jari AK-23.Adalah kartu sidik jari yang spesifikasi tekhnisnya sudah dibakukan (standard) di seluruh wilayah RI. Kartu ini dibuat atau dicetak dengan kertas karton/tebal warna putih licin dengan ukuran 20x20 cm, gunanya adalah untuk merekam kesepuluh sidik jari dan empat jari bersama kanan dan kiri, serta data-data umum dan khusus/ sinyalemen serta pas photo dan tanda tangan.c) Kartu Tik atau Kartu Sidik Jari Ak-24.Kartu sidik jari AK-24 juga sudah dibakukan (standard) di polda-polda. Dibuat dicetak dengan karton/tebal wana putih licin dengan ukuran: 7 x 13 cm. Gunanya adalah untuk mempermudah dan mempercepat dalam proses verifikasi kartu AK-23. Artinya setelah kartu sidik jari AK-23 tesebut sudah terisi rekaman sidik jari, harus dibubuhi rumus dan rumus dibuatkan kartu tiknya (AK-24).d) Tinta DaktilioskopiTinta khusus daktiloskopi adalah sejenis tinta cetak hitam yang dicampur dengan minyak khusus sehingga cepat kering. Gunanya adalah bila diratakan sangat mudah dan cepat kering. Tinta yang ada di tangan muda dicuci. Hasil sidik jari yang didapat garis papilarnya terlihat jelas. Sidik jari mudah dirumus.e) RollerAdalah alat yang dibuat dari sepotong karet bulat berdiameter 2 cm panjang 5-6 cm. Kegunaannya adalah meratakan tinta pada plat kaca dengan gerakan maju mundur, sampai tinta rata betul.f) Magnifier/LoopYaitu kaca pemvesar yang digunakan untuk merumus sidik jari atau untuk memperbesar gambar garis-garis papilair sidik jari, sehingga sangat memudahkan proses perumusannya. Cara penggunaannya adalah sebagai berikut: Loop diletakkan diatas lukisan sidik jari, sehingga garis-garis papilairnya aka terlihat jelas dan besar. Bayang-bayangan yang ada di tengah atau di dalam kaca diletakkan antara Delta dan Core, digunakan untuk mengitung garis-garis papilair sidik jari.

g) SinyalemenAdalah ciri-ciri khusus pada seseorang yang harus dituangkan pada urutan kolom data-data kartu sidik jari AK-23. Kegunaannya adalah apabila seseorang mengetahui suatu tindak pidana di lapangan atau di TKP, bisa mengenal atau menghafal ciri-ciri pelaku, bisa dijadikan bahan penyidikan untuk memberikan keterangan kepada penyidik.

Terdapat pula berbagaimacam alat yang berhubungan dengan sidik jari yang digunakan dalam identifikasi dan penyidikan, alat-alat tersebut adalah:a) Fingerprint MagnifierKegunaannya adalah sebagai alat-alat utnuk melakukan proses pemeriksaan sidik jari.b) Forensic Comparator Type FC-281Kegunaannya adalah sebagai alat untuk melakukan proses pemeriksaan dan perbandingan sidik jari.c) Forensic Opsical Comparator Type FX-84Kegunaannya adalah sebagai alat untuk melakukan pemeriksaan dan perbandingan sidik jari.d) Laboratory Fuming CabinetKegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent pada dokumen atau kertas yang berpori dengan mengunakan yodium kristal atau super glue.e) Fingerprint Devolopment StationKegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent kertas dokumen dengan menggunakan yodium, nihydrin, dan sinar ultra violet.f) Laser Photonic PrintfinderKegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent pada permukaan yang kasar seperti kulit jeruk atau yang tidak bisa dikembangkan dengan sistem serbuk atau sistem kimia.

2.10 Peran sidik jari dalam identifikasiPeran sidik jari dalam melakukan identifikasi sangat diperlukan karena tingkat akurasinya sangat tinggi dengan syarat sidik jari tersebut tidak rusak atau tekontaminasi oleh hal-hal lainnya. Untuk melakukan pembuktian terhadap kasus pembunuhan keberadaan sidik jari tidak berdiri sendiri masih perlu keterangan dari para saksi dan korban. Salah satu bekas tindak kejahatan yang paling populer adalah sidik jari pelaku tindak pidana karena biasanya tidak disadari oleh para pelaku tindak pidana.Secara umum alat bukti sidik jari merupakan sesuatu yang mendukung untukmemperkuat keyakinan hakim di persidangan. Sidik jari akan dikembangkan oleh penyidik dalam proses penyelidikan oleh petugas identifikasi sebagai alat bukti petunjuk dan sidik jari yang ditemukan di TKP dirumuskan sehingga menjadi alat bukti surat dalam bentuk blanko sidik jari. Serta pada saat di persidangan alat bukti keterangan ahli disampaikan oleh petugas identifikasi tentang sidik jari yang ditemukan.

KESIMPULAN

Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang. Identifikasi personal sering merupakan suatu masalah dalam kasus pidana maupun perdata. Menentukan identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya kekeliruan dapat berakibat fatal dalam proses peradilan.Sidik jari merupakan metode identifikasi primer yang dapat dipercaya keakuratannya. Di dunia, tidak ada dua orang yang memiliki sidik jari yang sama, bahkan juga tidak pada kembar monozygot (identical twins). Sidik jari merupakan hasil pencetakan tapak jari, baik secara diambil, dicelupkan pada tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh dengan kulit telapak tangan maupun kaki.Sidik jari dibagi menjadi tiga golongan besar. Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya. Ketiga golongan besar bentuk sidik jari tersebut adalah Arch, Loop, dan Whorl.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amir, A. 2005. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi 2. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran USU. Medan, 20052. Gani, Husni M. 2002. Ilmu Kedokteran Forensik. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 2002.3. Budiyanto, Arif. 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 1997. Hal 37-54.4. Dahlan, Sofwan. 2004. Dalam: Ilmu Kedokteran Forensik.. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.2004.5. Supardi, 2002, Sidik Jari Dan Peranannya Dalam Mengungkap Suatu Tindak Pidana, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.6. Guardware System Ltd, 2001, p37. John, D. Woodward, Etc. Biometrics. New York: McGraw Hill Osborne, 2003. In: Fingerprint Recognition8. Solichin, S. 2008. Identifikasi Forensik. Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Airlangga. 2008.9. Ashbaugh, David. R, Ridgeology. 1991. Journal of Forensic Identification (Vol.41:1991)10. Edward RH., 2001. Classification and Uses of Fingerprints. London: George Rutledge & Sons, Ltd. 200111. Gani, Husni M. 2002. Ilmu Kedokteran Forensik. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. 200212. FBI. Fingerprint Identification. www.fbi.gov/about-us/cjis/fingerprints_biometric/fingerprint-overview.13. Aris,. Kajian Implementasi Kewenangan Penyidik utnuk Melakukan Pengambilan sidik Jari dengan Teknik Daktiloskopi dalam Pengungkapan Pekara Pidana di Kepolisian Resort Sukoharjo. 2011

14