Transcript

Fase sekresi insulin

Fase sekresi insulin

Prissilma Tania Jonardi 1102010221Pembimbing : dr Teddy Ervano, Sp.PD KEMD

Fase Sekresi Insulin Sekresi fase 1 (acute insulin secretion responce = AIR) adalah sekresi insulin yang terjadi segera setelah ada rangsangan terhadap sel beta, muncul cepat dan berakhir juga cepat. Sekresi fase 1 (AIR) biasanya mempunyai puncak yang relatif tinggi, karena hal itu memang diperlukan untuk mengantisipasi kadar glukosa darah yang biasanya meningkat tajam, segera setelah makan. Kinerja AIR yang cepat dan adekuat ini sangat penting bagi regulasi glukosa yang normal karena pasa gilirannya berkontribusi besar dalam pengendalian kadar glukosa darah postprandial. sekresi fase 2 (sustained phase, latent phase), dimana sekresi insulin kembali meningkat secara perlahan dan bertahan dalam waktu relatif lebih lama. Sekresi insulin fase 2 yang berlangsung relatif lebih lama, seberapa tinggi puncaknya (secara kuantitatif) akan ditentukan oleh seberapa besar kadar glukosa darah di akhir fase 1, disamping faktor resistensi insulin. Tidak adekuatnya fase 1, yang kemudian diikuti peningkatan kinerja fase 2 sekresi insulin, pada tahap awal belum akan menimbulkan gangguan terhadap kadar glukosa darah. Secara klinis, barulah pada tahap dekompensasi, dapat terdeteksi keadaan yang dinamakan Toleransi Glukosa Terganggu yang disebut juga sebagai prediabetic state. Pada tahap ini mekanisme kompensasi sudah mulai tidak adekuat lagi, tubuh mengalami defisiensi yang mungkin secara relatif, terjadi peningkatan kadar glukosa darah postprandial.Differences between the incremental (above basal) plasma insulin concentration profiles in response either to an intravenous glucose infusion producing a square wave of hyperglycemia (A) or to a meal (B).

Caumo A , and Luzi L Am J Physiol Endocrinol Metab 2004;287:E371-E3852004 by American Physiological SocietyDifferences between the incremental (above basal) plasma insulin concentration profiles in response either to an intravenous glucose infusion producing a square wave of hyperglycemia (A) or to a meal (B). The response to the intravenous glucose challenge shows a biphasic profile, with distinct 1st- (010 min) and 2nd-phase (1030 min) insulin-secretory responses. In contrast, the insulin response to the physiological entry of glucose does not exhibit a clearly distinguishable biphasic pattern. Of note is that the insulin response observed after food ingestion cannot be accounted for solely by the associated changes in the blood glucose level but also depends on other factors, such as the presence of free fatty acids and other secretagogues in the meal, the neurally activated cephalic phase, and gastrointestinal hormones.Insulin SecretionIntravenous glucose stimulationFirst-Phase

Second Phase IGTNormalType 2DMBasal 0 5 10 15 20 25 3 0 ( minute )

Gb.2 Dinamika sekresi Insulin setelah beban glukosa intravena pada keadaan normal dan keadaan disfungsi sel beta ( Ward, 84) MEKANISME KERJA INSULIN Metabolisme karbohidrat dan diabetes melitus adalah dua mata rantai yang tidak dapat dipisahkan. Keterkaitan antara metabolisme karbohidrat dan diabetes mellitus dijelaskan oleh keberadaan hormon insulin. Penderita diabetes mellitus mengalami kerusakan dalam produksi maupun sistem kerja insulin, sedangkan insulin sangat dibutuhkan dalam melakukan regulasi metabolisme karbohidrat. Akibatnya, penderita diabetes mellitus akan mengalami gangguan pada metabolisme karbohidrat PROSES MASUKNYA GLUKOSA KE DALAM SEL

Guyton AC, Hall JE. Metabolism of Carbohydrates,and Formation of Adenosine Triphosphate. Textbook of Medical Physiology 11th ed. FOSFORILASI INSULIN RESEPTOR

Guyton AC, Hall JE. Metabolism of Carbohydrates,and Formation of Adenosine Triphosphate. Textbook of Medical Physiology 11th ed.

http://www.annalsoflongtermcare.com/sites/default/files/altc1013_dayTable.png


Recommended