Transcript

i

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH

PADA JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH (SMA/SMK)

DI KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG

KURUN WAKTU 2011-2014

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh

Siti Fatimah

3201411106

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Drs. Hariyanto, M.Si Drs. Sunarko, M.Pd

NIP. 196203151989011001 NIP. 195207181980031003

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Senin

Tanggal : 13 Juli 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr.Eva Banowati, M.Si Drs.Sunarko, M.Pd Drs.Hariyanto, M.Si

NIP.196109291989012003 NIP.195207181980031003

Mengetahui:

Dekan,

Dr.Subagyo, M.Pd.

NIP.195108081980031003

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, 6 Juni

Siti Fatimah

NIM. 3201411106

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu

telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan sunguh-sungguh urusan

yang lain, dan hanya kepada Tuhan-Mulah hendaknya kamu berharap

(Q.S. Al Insyirah:6-8)

PERSEMBAHAN

Tanpa mengurangi rasa syukur kepada Allah SWT atas

segala karunia-Nya skripsi ini ku persembahkan kepada:

Ayahanda Samudji & Ibunda Sukarsih yang selalu

memberi nasihat, doa, dan semangat.

Kakak-kakakku tersayang Djatmiko Noto, Suyanti,

Trimudjiono, Triyadi, Jannah Nur Khayati serta Adikku

tersayang Djasmine Mae Munnah, yang selalu

memberikan semangat dalam mengerjakan skripsi.

Almamaterku

vi

PRAKATA

Segala puji dan syukur senantiasa penulis menghaturkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga

penulisan skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah

Pada Jenjang Pendidikan Menengah (SMA/SMK) Di Kecamatan Mijen Kota

Semarang Kurun Waktu 2011-2014” dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Geografi (S1) di Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari

bahwa di dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. Ketua Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Hariyanto, M.Si dan Drs. Sunarko, M.Pd. Dosen pembimbing yang telah

banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi ini.

5. Dr. Eva Banowati, M.Si. Dosen Penguji pertama yang telah memberikan

koreksi dan pengarahan dalam penyempurnaan skripsi ini.

vii

6. Seluruh Dosen dan Karyawan Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial atas ilmu

yang telah diberikan selama menempuh perkuliahan serta bantuan dan

motivasi yang telah diberikan selama ini.

7. Keluarga Geografi UNNES angkatan 2011 terimakasih atas dukungan dan

kerjasamanya.

8. Bapak Ibu dan keluargaku yang memberikan semangat, doa, dan kasih

sayangnya untukku.

9. Semua pihak yang telah membantu dan menyelenggarakan skripsi ini, yang

tidak dapat disebutkan satu persatu

Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan oleh semua

pihak mendapat balasan dari Allah SWT, dan saya menyadari bahwa skripsi ini

kurang dari sempurna. Oleh karena itu, masukan berupa kritik dan saran sangat

saya harapkan demi peningkatan manfaat skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Semarang, 2015

Penulis

viii

SARI

Fatimah, Siti. 2015. Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Jenjang

Pendidikan Menengah (SMA/SMK) Di Kecamatan Mijen Kota Semarang Kurun

Waktu 2011-2014. Skripsi. Jurusan Geografi FIS UNNES. Pembimbing Drs.

Hariyanto, M.Si dan Drs. Sunarko, M.Pd. 137 Halaman.

Kata Kunci: Putus sekolah jenjang pendidikan menengah

Anak putus sekolah merupakan hal yang cukup banyak menjadi sorotan di

dunia pendidikan. Di wilayah kecamatan Mijen, anak putus sekolah ditingkat

SMA dan SMK jumlahnya paling tinggi di Kota Semarang, anak tersebut

mengalami putus sekolah di lembaga pendidikan formal yaitu SMA Negeri 16 dan

SMK Palapa. Fenomena putus sekolah tersebut disebabkan oleh beberapa faktor

yang perlu diungkap. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui

bahwa kondisi sosial ekonomi orang tua, aksesbilitas wilayah dan motivasi anak

sebagai faktor penyebab anak putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah di

Kecamatan Mijen kurun waktu 2011-2014.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang mengalami putus

sekolah di SMA Negeri 16 dan SMK Palapa kurun waktu 2011-2014 yang

tersebar di Kecamatan Mijen, Gunungpati, Ngaliyan dan Boja (Kendal). Sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel minimal yaitu berjumlah 30

anggota sampel. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis

deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kondisi sosial yaitu mayoritas

tingkat pendidikan ayah yaitu sebesar 67% dan ibu sebesar 70% hanya sampai

tingkat sekolah dasar tidak menjadi faktor penyebab anak putus sekolah, seluruh

orang tua mengerti bahwa pendidikan untuk anak itu penting. Pendapatan bersih

orang tua diketahui sebagai indikator yang paling menunjang dalam pendidikan,

rata-rata pendapatan bersih orang tua adah Rp.475.900/Bulan. Tidak ada alasan

putus sekolah karena masalah biaya, bagi orang tua yang memiliki pendapatan

bersih rendah, biaya pendidikan anak selalu diusahakan oleh orang tua. (2)

aksesbilitas tidak menjadi faktor penyebab anak putus sekolah, mayoritas

responden ketika dulu masih bersekolah sebesar 74% menggunakan sepeda motor,

secara keseluruhan fasilitas jalan beraspal dan mayoritas jarak tempuh dari rumah

ke sekolah >7km sebesar 60% hal ini menunjukkan bahwa jarak dari tempat

tinggal ke sekolah tinggi aksesnya, karena terdapat alat transportasi yang

menghubungkannya. (3) motivasi intrinsik dan ekstrinsik anak sebagai faktor

penyebab anak putus sekolah, sebesar 77% memiliki motivasi intrinsik yang

termasuk dalam kriteria rendah, sebesar 83% memiliki motivasi ekstrinsik yang

termasuk dalam kriteria sedang.

Saran, 1) bagi anak hendaknya selalu meningkatkan motivasi diri untuk

bersekolah, harus dapat memilah-milahmana teman yang baik atau buruk supaya

anak tidak terseret ke dalam hal-hal negative yang nantinya akan berdampak

negatif untuk kehidupannya. 2) bagi orang tua hendaknya lebih meningkatkan

pengawasan terhadap pergaulan anak supaya tidak masuk dalam pergaulan yang

salah.

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN .................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... v

PRAKATA .......................................................................................................... vi

SARI .................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8

1.5 Batasan Istilah .............................................................................................. 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kondisi Sosial Ekonomi ............................................................. 13

2.1.1 Kondisi Sosial ......................................................................................... 14

2.1.2 Kondisi Ekonomi .................................................................................... 17

2.2 Aksesbilitas Wilayah ..................................................................................... 24

2.3 Motivasi Anak ............................................................................................... 28

2.4 Anak Putus Sekolah ...................................................................................... 33

2.5 Perbedaan SMA dan SMK ............................................................................ 35

2.6 Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 36

2.7 Kerangka Alur Penelitian .............................................................................. 39

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian ........................................................................................ 42

3.2 Sampel Penelitian .......................................................................................... 42

3.3 Variabel Penelitian ........................................................................................ 43

3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 44

3.5 Metode Analisis Data .................................................................................... 45

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kondisi Sekolah .............................................................. 49

4.1.1 Gambaran Umum Kondisi SMA Negeri 16 Semarang ........................... 49

4.1.2 Gambaran Umum Kondisi SMK PALAPA Semarang ........................... 55

x

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua .......................................................... 65

4.2.1.1 Kondisi Sosial ...................................................................................... 65

4.2.1.2 Kondisi Ekonomi ................................................................................. 67

4.2.2 Aksesbilitas Wilayah .................................................................................. 73

4.2.3 Motivasi Anak ............................................................................................ 79

4.2.3.1 Motivasi Intrinsik ................................................................................. 79

4.2.3.2 Motivasi Ekstrinsik .............................................................................. 83

4.3 Pembahasan ................................................................................................... 87

4.3.1 Kondisi Sosial Ekonomi ............................................................................. 87

4.3.2 Aksesbilitas Wilayah .................................................................................. 92

4.3.3 Motivasi Anak ............................................................................................ 94

BAB 5 PENUTUP

5.1 Simpulan ....................................................................................................... 99

5.2 Saran .............................................................................................................. 101

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 102

LAMPIRAN ....................................................................................................... 104

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Siswa Mutasi dan Putus Sekolah SMA/SMK

Tahun 2014 ......................................................................................... 1

Tabel 1.1 Siswa Mutasi dan Putus Sekolah SMA/SMK

Tahun 2014 ......................................................................................... 3

Tabel 1.2 Jumlah Siswa Mutasi dan Putus Sekolah SMK Palapa dan

SMA Negeri 16 Kurun Waktu 2011-2014 ......................................... 4

Tabel 2.1 Alternatif Pilihan Jawaban Angket Motivasi ...................................... 33

Tabel 3.1 Anak Putus Sekolah SMK palapa dan SMA Negeri 16 ...................... 42

Tabel 3.2 Kriteria Deskriptif Persentase Variabel Kondisi Rumah .................... 47

Tabel 3.3 Kriteria Deskriptif Persentase Variabel Motivasi Anak ..................... 47

Tabel 4.1 Prasarana Pada Jenjang SMA/MA Menurut Permendiknas

Nomor 24 Tahun 2007 ........................................................................ 50

Tabel 4.2 Ruang Pembelajaran Umum SMK/MAK Menurut Permendiknas

Nomor 40 Tahun 2008 ........................................................................ 56

Tabel 4.3 Ruang Penunjang SMK/MAK Menurut Permendiknas

Nomor 40 Tahun 2008 ........................................................................ 58

Tabel 4.4 Ruang Pembelajaran Khusus SMK/MAK Menurut Permendiknas

Nomor 40 Tahun 2008 ........................................................................ 61

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan Ayah dan Ibu ...................................................... 66

Tabel 4.6 Rata-Rata Pengeluaran makan dan non makan per bulan ................... 67

Tabel 4.7 Kriteria Pendapatan Orang Tua/Bulan ................................................ 68

Tabel 4.8 Biaya Pendidikan Dalam Satu Bulan .................................................. 69

Tabel 4.9 Pendapatan Bersih Orang Tua/Bulan .................................................. 69

Tabel 4.10 Jumlah Beban Tanggungan Keluarga ............................................... 69

Tabel 4.11 Kriteria Kondisi Rumah .................................................................... 70

Tabel 4.12 Jenis Rumah yang Ditempati ............................................................ 71

Tabel 4.13 Lantai Dasar Rumah yang Ditempati ................................................ 71

Tabel 4.14 Jenis Dinding Rumah yang Ditempati .............................................. 72

Tabel 4.15 Status Rumah yang Dimiliki ............................................................. 72

Tabel 4.16 Luas Rumah yang Ditempati............................................................. 73

Tabel 4.17 Jarak Tempuh Rumah Menuju Ke Sekolah ...................................... 75

Tabel 4.18 Fasilitas Jalan .................................................................................... 77

Tabel 4.19 Alat Transportasi yang Digunakan ................................................... 78

Tabel 4.20 Motivasi Intrinsik Anak .................................................................... 79

Tabel 4.21 Adanya Keinginan Untuk Melanjutkan Pendidikan ......................... 80

Tabel 4.22 Adanya Dorongan untuk Melanjutkan Pendidikan ........................... 81

Tabel 4.23 Adanya Harapan dan Cita-Cita ......................................................... 82

Tabel 4.24 Penghargaan Atas Diri ...................................................................... 82

Tabel 4.25 Motivasi Ekstrinsik Anak.................................................................. 83

Tabel 4.26 Motivasi Lingkungan Keluarga berupa Orang Tua .......................... 84

Tabel 4.27 Motivasi Lingkungan Sekolah berupa Guru dan Teman Sekolah .... 85

Tabel 4.28 Motivasi Lingkungan Masyarakat berupa Teman Bergaul ............... 86

Tabel 4.29 Adanya Kegiatan yang Menarik di Sekolah ..................................... 87

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Alur Penelitian ................................................................ 41

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Lokasi SMA Negeri 16 dan SMK Palapa ............................... 104

Lampiran 2. Peta Distribusi Anak Putus Sekolah ............................................... 105

Lampiran 3. Daftar Responden Penelitian .......................................................... 106

Lampiran 4. Kisi-Kisi Insrumen Penelitian ........................................................ 107

Lampiran 5. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 112

Lampiran 6. Hasil Penelitian Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pendapatan

Orang Tua............................................................................................................ 122

Lampiran 7. Pengeluaran makan & non makan .................................................. 123

Lampiran 8.Tabulasi Variabel Kondisi Rumah .................................................. 126

Lampiran 9. Hasil Penelitian Aksesbilitas Wilayah ............................................ 127

Lampiran 10. Tabulasi Motivasi Intrinsik Anak ................................................. 128

Lampiran 11. Tabulasi Motivasi Ekstrinsik Anak .............................................. 129

Lampiran 12. Tabulasi Data Tiap Indikator Motivasi Intrinsik .......................... 130

Lampiran 13. Tabulasi Data Tiap Indikator Motivasi Ekstrinsik ....................... 131

Lampiran 14. Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 132

Lampiran 15. Dokumentasi Wawancara dengan Orang Tua .............................. 135

Lampiran 16. Dokumentasi Pengisian Angket Oleh Anak Putus Sekolah ........ 136

Lampiran 17. Dokumentasi Fasilitas Jalan ......................................................... 137

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti

bahwa setiap manusia Indonesia berhak untuk dapat menikmatinya dan

diharapkan dapat selalu berkembang didalamnya. Melalui pendidikan seseorang

dapat memperoleh ilmu pengetahuan, baik itu melalui pendidikan formal maupun

pendidikan non formal. Sebagaimana seperti yang tertuang dalam UUD 1945

pasal 31 (1) yang menyebutkan bahwa: ”setiap warga negara berhak mendapatkan

pendidikan”. Sesuai dengan UU Nomor 20 tahun 2003, pendidikan merupakan

usaha yang secara sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan

perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan

hidupnya sebagai individu dan sebagai warga negara dimasa yang akan datang.

Kewajiban belajar seiring perkembangan jaman tidak hanya sampai wajib

belajar 9 tahun. Minimnya kualitas SDM di Indonesia mendorong pemerintah

mengeluarkan program pendidikan khusus. Melalui Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan (Kemendikbud), pemerintah mengeluarkan Program Menengah

Universal (PMU). Melalui PMU, anak Indonesia akan mengenyam Pendidikan

dasar minimal 12 tahun, atau setara SMA/SMK. Menurut Permendikbud Republik

Indonesia Nomor 80 Tahun 2013 pasal (1) mengatakan bahwa yang dimaksud

Pendidikan Menengah Universal yang selanjutnya disebut PMU adalah program

2

pendidikan yang memberikan layanan seluas-luasnya kepada seluruh warga

negara Republik Indonesia untuk mengikuti pendidikan menengah yang bermutu.

Pemerintah sejak tahun 2009 mengklaim telah memenuhi amanat UUD

1945 dengan mengalokasikan minimal 20 persen APBN untuk bidang pendidikan.

Namun ditengah kenaikan anggaran pendidikan dan besarnya perhatian

pemerintah terhadap pendidikan dasar dan menengah, masih terdapat anak

Indonesia yang putus sekolah. Kita tercengang mengetahui jumlah anak SD

sampai SMA yang putus sekolah pada tahun 2010 mencapai 1,08 juta. Angka itu

melonjak 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 750.000 siswa

putus sekolah (www.koranpendidikan.com, diakses pada hari rabu 4 maret 2015

pukul 20.30 WIB). Jumlah anak putus sekolah di Jawa Tengah menurut jenjang

pendidikan didominasi pada jenjang pendidikan SMA/MA/Paket C yaitu sebesar

2,45 persen, disusul jenjang SMP/Mts/Paket B sebesar 1,53 persen dan

SD/MI/Paket A sebesar 0,46 persen (BPS, 2012:15).

Anak putus sekolah merupakan hal yang cukup banyak menjadi sorotan di

dunia pendidikan. Semarang sebagai ibu kota provinsi Jawa Tengah dengan segala

kemudahan akses pendidikan, pada kenyataannya tidak terlepas dari persoalan

anak putus sekolah. Putus sekolah di kota Semarang didominasi oleh jenjang

pendidikan menengah yaitu SMA dan SMK. Kecamatan Mijen diketahui sebagai

wilayah dengan jumlah anak putus sekolah ditingkat SMA dan SMK tertinggi di

bandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota Semarang. Masalah putus

sekolah ini dapat menjadi penghambat dalam perkembangan pembangunan

3

manusia karena secara tidak langsung anak putus sekolah pada tingkat SMA dan

SMK ini akan menjadi beban di dalam masyarakat.

Tabel 1.1 Siswa Mutasi dan Putus Sekolah SMA/SMK

Tahun 2014

No Kecamatan SMA/MA SMK/MAK

1 Mijen 14 30

2 Gunung Pati - -

3 Bayumanik - 2

4 Gajah Mungkur - -

5 Smg.Selatan - 6

6 Candisari 13 10

7 Tembalang - 5

8 Pedurungan - 27

9 Genuk - 16

10 Gayamsari - 8

11 Smg.Timur - -

12 Smg.Tengah - 5

13 Smg.Utara - 1

14 Smg.Barat 6 1

15 Tugu - -

16 Ngaliyan - -

Jumlah 33 111

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Semarang Tahun 2014

Berdasarkan pada Tabel 1.1 diatas, dalam hal ini peneliti tertarik dengan

permasalahan banyaknya jumlah siswa mutasi dan putus sekolah pada tingkat

SMA dan SMK di kecamatan Mijen yang jumlahnya paling tinggi dibandingkan

dengan kecamatan lain yang ada di Kota Semarang. Di kecamatan Mijen terdapat

dua SMA Negeri yaitu SMA Negeri 13 dan SMA Negeri 16, dua SMA swasta

yaitu SMA Muhammadiyah 2 dan SMA Unggulan Nurul Islami, dua MA yaitu

MA Baitussalam dan MA NU Al Hikmah. Selain itu, dikecamatan Mijen juga

terdapat empat SMK yaitu SMK Askhabul Kahfi, SMK Ma`arif NU 1, SMK

Nurul Islami, SMK Palapa.

4

Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 19 Januari 2014 dan 2 Maret

2014, diketahui bahwa dari empat SMK yang ada di kecamatan Mijen, fakta yang

diperoleh bahwa jumlah anak putus sekolah tersebut berasal hanya dari satu

sekolah saja yaitu SMK Palapa yang beralamat di Jl.Untung Suropati. Sedangkan

untuk anak putus sekolah tingkat SMA berasal dari SMA Negeri 16 yang

beralamat di Jl.Ngadirgo Tengah Semarang.

Tabel 1.2 Jumlah Siswa Mutasi dan Putus Sekolah SMK Palapa dan SMA

Negeri 16 Kota Semarang Kurun Waktu 2011-2014

Tahun SMK Palapa SMA Negeri 16

Mutasi Putus Sekolah Mutasi Putus Sekolah

2011-2012 28 12 - -

2012-2013 5 22 - -

2013-2014 14 16 10 2

Jumlah 47 50 10 2

Sumber : Hasil Observasi Peneliti, tanggal 2 Maret 2015 dan 19 Maret 2015

Seperti pada tabel 1.2 anak yang mengalami putus sekolah di SMK Palapa

tersebar di Kecamatan Mijen, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Gunungpati,

Boja (Kendal) dan beberapa tersebar di luar wilayah tersebut. Sedangkan anak

yang mengalami putus sekolah di SMA Negeri 16 tersebut tersebar di Kecamatan

Ngaliyan.

Peneliti berasumsi bahwa faktor penyebab anak putus sekolah di SMA

Negeri 16 dan SMK Palapa adalah kondisi keluarga yaitu dimana dalam keluarga,

kondisi sosial ekonomi sangat berperan dalam keberlangsungan pendidikan anak.

Rendahnya kondisi sosial ekonomi orang tua tentu akan menghambat

keberlangsungan pendidikan anak. Kondisi sosial ekonomi tersebut mencakup

rendahnya tingkat pendidikan dan kondisi ekonomi orang tua.

5

Orang tua yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentu akan

mengupayakan dan selalu mendorong anak untuk mengenyam pendidikan

setinggi-tingginya karena orang tua beranggapan bahwa pendidikan itu adalah hal

yang paling penting dan utama dalam kehidupan. Selain faktor pendidikan orang

tua, terdapat faktor lain yaitu kondisi ekonomi orang tua. Tidak dipungkiri bahwa

banyaknya anggaran dana yang dialokasikan oleh pemerintah dalam hal

pendidikan pada saat ini tidak lantas menjadikan pendidikan di Indonesia menjadi

gratis sepenuhnya. Masih diperlukan biaya didalam pendidikan, salah satunya

adalah biaya transportasi, biaya untuk membeli dan merawat seragam sekolah,

biaya untuk membeli buku dan peralatan sekolah, biaya ekstrakurikuler sekolah

dan biaya lainnya. Dengan kondisi tersebut, tentu orang tua dengan kondisi

ekonomi yang rendah akan terbebani akan hal tersebut, karena pendapatan atau

penghasilan orang tua hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari

saja, dengan kondisi tersebut maka keberlangsungan pendidikan anak akan

terhambat.

Orang tua yang tergolong dalam kondisi sosial ekonomi rendah,

kebanyakan dari mereka sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-

hari untuk keluarganya, maka dari itu anak kurang mendapatkan pengawasan oleh

orang tuanya. Banyak kasus anak putus sekolah dikarenakan orang tua yang

kurang memberikan pengawasan terhadap lingkungan pergaulan anak sehingga

anak terseret dalam pergaulan teman-temannya yang kemudian berdampak negatif

terhadap perkembangan pendidikannya.

6

Selain kondisi sosial ekonomi hal lain yang diduga sebagai faktor

penyebab anak putus sekolah adalah kondisi fisik suatu wilayah atau kondisi

geografis yang mencakup aksesbilitas suatu wilayah. Aksesbilitas itu sendiri

meliputi jarak dan waktu tempuh dari rumah ke sekolah, fasilitas jalan dan alat

transportasi yang digunakan untuk menuju ke sekolah.

Asumsi lain selain kondisi sosial ekonomi dan aksesbilitas wilayah adalah

faktor dari anak itu sendiri yaitu rendahnya motivasi anak untuk bersekolah.

Jumlah anak putus sekolah terbanyak adalah ditingkat SMK, dimana jumlah

tersebut berasal dari sekolah swasta yaitu SMK Palapa. Pada umumnya anak-anak

yang bersekolah di sekolah swasta adalah anak-anak yang tidak mempunyai

pilihan lain karena telah tersisihkan atau tidak diterima disekolah negeri, maka

dari itu anak-anak tersebut diduga memiliki motivasi yang rendah. Motivasi anak

rendah karena kurangnya keinginan yang kuat yang ada dalam diri anak untuk

bersekolah serta kurangnya dukungan dari luar yaitu kurangnya dukungan dari

orang tua dan lingkungan lain yang ada disekitarnya yaitu lingkungan masyarakat

yang berupa teman bergaulnya di sekitar tempat tinggal.

Kelangsungan masa depan bangsa dan Negara Republik Indonesia ini

berada ditangan para generasi muda. Maka dari itu, masalah putus sekolah

ditingkat SMA dan SMK ini merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan

dan menjadi tanggung jawab pemerintah maupun masyarakat. Tersendatnya

pendidikan seperti yang tertulis tentu merupakan satu hal yang memprihatinkan

karena tidak sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 menjelaskan fungsi

dan tujuan pendidikan. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan

7

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi

warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Permasalahan anak putus sekolah kemungkinan disebabkan oleh beberapa

faktor yang menyebabkan anak terpaksa berhenti sekolah dan tidak melanjutkan

kembali studinya. Maka dari itu peneliti ingin meneliti faktor-faktor penyebab

anak putus sekolah di tingkat SMA dan SMK ini dengan judul penelitian yaitu :

“Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Jenjang Pendidikan

Menengah (SMA/SMK) Di Kecamatan Mijen Kota Semarang Kurun Waktu

2011-2014 ?

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di tarik rumusan

masalah yaitu:

1.2.1 Apakah kondisi sosial ekonomi orang tua sebagai faktor penyebab anak

putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) di

kecamatan Mijen Kota Semarang kurun waktu 2011-2014?

1.2.2 Apakah aksesbilitas wilayah sebagai faktor penyebab anak putus sekolah

pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) di kecamatan Mijen Kota

Semarang kurun waktu 2011-2014?

8

1.2.3 Apakah motivasi anak sebagai faktor penyebab anak putus sekolah pada

jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) di kecamatan Mijen Kota

Semarang kurun waktu 2011-2014?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1.3.1 Mengetahui kondisi sosial ekonomi sebagai faktor yang menyebabkan anak

putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) di

kecamatan Mijen Kota Semarang kurun waktu 2011-2014.

1.3.2 Mengetahui aksesbilitas wilayah sebagai faktor yang menyebabkan anak

putus sekolah pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) di

kecamatan Mijen kota Semarang kurun waktu 2011-2014.

1.3.3 Mengetahui motivasi anak sebagai faktor yang menyebabkan anak putus

sekolah pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) di kecamatan

Mijen kota Semarang kurun waktu 2011-2014.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan menghasilkan beberapa manfaat, yaitu

sebagai berikut:

1.4.1 Bagi Penulis

9

a. Sebagai calon guru yang akan mengemban tugas dan tanggung jawab yang

besar penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugas besar di

masyarakat nantinya.

b. Untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan berpikir kritis guna

melatih kemampuan, memahami dan menganalisis masalah-masalah

pendidikan.

c. Penelitian ini sangat berguna sebagai bahan dokumentasi dan penambah

wawasan.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi khususnya Kota Semarang mengenai apa yang

seharusnya dilakukan terhadap pentingnya pendidikan menengah.

a. Bagi Orang Tua dan Anak

Penelitian ini dapat menjadi masukan atau saran supaya orang tua dapat lebih

memperhatikan pergaulan anak dan anak sendiri dapat meningkatkan

motivasinya serta dapat memilih mana teman yang baik untuk keberlangsungan

kehidupannya.

b. Bagi lembaga Pendidikan Terutama Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNNES

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian untuk melengkapi

perpustakaan dan sebagai bahan dokumenter.

1.5. Batasan Istilah

Tujuan batasan istilah ini adalah untuk memberikan batasan ruang lingkup

atau pengertian-pengertian dari istilah-istilah dalam judul agar mudah dipahami

10

serta untuk menghindarkan salah persepsi dalam judul ini. Ada beberapa istilah

yang perlu ditegaskan yaitu:

1.5.1 Sosial Ekonomi

Sosial adalah segala sesuatu yang menyangkut masalah masyarakat

(Poerwodarminto, 2002:961). Sedangkan ekonomi adalah urusan keuangan rumah

tangga (Poerwodarminto, 2002:267). Kondisi sosial ekonomi yang dimaksud

didalam penelitian ini adalah:a)Tingkat Pendidikan Orang Tua,b)Pendapatan

Bersih Orang Tua,c)Jumlah Beban Tanggungan Keluarga,d)Kondisi Rumah.

1.5.2 Aksesbilitas Wilayah

Dalam penelitian ini aksesbilitas wilayah berarti mudah atau tidaknya SMA

Negeri 16 Semarang dan SMK Palapa dijangkau dari rumah responden, yang

meliputi:

1) Jarak, jarak dalam skripsi ini dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Jarak Tempuh

Jarak yang ditempuh oleh anak menuju ke sekolah yang diukur dari rumah

responden, dengan satuan kilometer

b. Waktu Tempuh

Waktu tempuh merupakan lamanya waktu yang harus ditempuh oleh anak

menuju ke sekolah yang diukur dari rumah responden dengan satuan menit.

2) Alat Transportasi yang digunakan

Transportasi yang dimaksud adalah tersedianya sarana transportasi yang dapat

dipakai atau digunakan untuk menuju ke sekolah dapat berupa kendaraan

pribadi maupun kendaraan umum.

11

3) Biaya Transportasi

Biaya transportasi dalam penelitian ini adalah besarnya biaya yang harus

dikeluarkan siswa untuk menuju ke sekolah dan untuk pulang dari sekolah ke

tempat tinggal. Alokasi biaya transportasi didalam penelitian ini di kalkulasi

per minggu.

4) Fasilitas Jalan

Fasilitas jalan yang dimaksud didalam penelitian ini yaitu kondisi jalan yang

dilalui untuk menuju ke sekolah, apakah kondisi jalan itu mudah atau sulit

untuk dilalui, baik menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

1.5.3 Motivasi Anak

Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang

mengadakan perubahan tingkah laku (Uno, 2011:10). Motivasi anak dalam

penelitian ini adalah dorongan untuk bersekolah, yaitu motivasi intrinsik dan

ekstrinsik. Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri

seseorang, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal sari luar

yaitu pengaruh lingkungan.

Indikator motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik didalam penelitian ini yaitu:

1. Motivasi Intrinsik: (1) keinginan untuk melanjutkan pendidikan, (2) adanya

dorongan dan kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan, (3) adanya harapan

dan cita-cita, (4) adanya penghargaan atas diri.

2. Motivasi Ekstrinsik: (1) lingkungan keluarga yang berupa orang tua, (2)

lingkungan sekolah yang berupa teman dan guru (3) lingkungan masyarakat

yang berupa teman bergaul, (4) adanya kegiatan yang menarik di sekolah.

12

1.5.4 Anak Putus Sekolah

Putus sekolah adalah predikat yang diberikan kepada mantan peserta didik

yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan, sehingga tidak dapat

melanjutkan studinya ke jenjang pendidikan berikutnya (Gunawan, 2004:71).

Putus sekolah yang dimaksud didalam penelitian ini adalah berhentinya

anak dari sebuah lembaga pendidikan formal tingkat menengah atas yang ada di

kecamatan Mijen yaitu SMA Negeri 16 Semarang dan SMK Palapa yang

disebabkan oleh beberapa faktor sehingga tidak dapat melanjutkan pendidikan ke

jenjang pendidikan berikutnya.

1.5.5 Sekolah Menengah Atas (SMA)

SMA adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di

Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah

Menengah Atas (SMA) dalam penelitian ini tertuju pada satu sekolah yang ada di

Kecamatan Mijen yaitu SMA Negeri 16 Kota Semarang.

1.5.6 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

SMK adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang

mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis

pekerjaan tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) didalam penelitian ini

tertuju pada satu sekolah menengah kejuruan swasta yang ada di kecamatan Mijen

yaitu SMK Palapa.

13

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kondisi Sosial Ekonomi

Dalam arti umum kondisi adalah pernyataan, keadaan atau sesuatu

kenyataan yang dapat dilihat atau dirasakan dan diukur oleh indera manusia

(Poerwadarminto, 2002:519). Kondisi sosial berarti keadaan yang berkenaan

dengan kemasyarakatan yang selalu mengalami perubahan-perubahan melalui

proses sosial. Proses sosial terjadi karena adanya interaksi sosial. Menurut

Abdulsyani (2002:152) interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial timbal

balik yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara

perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan

kelompok-kelompok manusia.

Ekonomi menurut Todaro dalam Rosandi (2007:14) disebutkan bahwa

ekonomi merupakan bagian dari ilmu sosial. Ekonomi berhubungan dengan orang

dan sistem sosial. Dengan sistem itu, ekonomi mengatur segala bidang

kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan pokok (sandang, pangan, papan) dan

kebutuhan non materi (pendidikan, kesehatan, pengetahuan, dan kebutuhan

spritual dsb). Kondisi ekonomi orang tua adalah keadaan atau kenyataan yang

terlihat atau terasakan oleh indera manusia tentang keadaan orang tua dan

kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi

sosial ekonomi adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memenuhi

14

kebutuhan hidup yaitu kebutuhan pokok sandang, pangan, papan serta kebutuhan

non materi yaitu pendidikan, kesehatan dll untuk untuk mencapai kemakmuran

didalam masyarakat.

Menurut Abdulsyani (2002:86) berpendapat bahwa indikator yang

menentukan stratifikasi sosial ekonomi adalah sebagai berikut: 1) pemilikan

kekayaan yang bernilai ekonomis; 2) status atas dasar fungsi dalam pekerjaan, 3)

kesalehan seseorang dalam beragama, 4) status atas dasar keturunan, 5)Latar

belakang rasial dan lamanya seseorang atau sekelompok orang tinggal pada suatu

tempat, 6) status atas dasar jenis kelamin dan umur seseorang.

Nasution (2004:28) menggunakan berbagai kriteria sosial ekonomi untuk

membedakan berbagai golongan sosial seperti: 1) Jumlah dan sumber pendapatan;

2)Tingkat Pendidikan; 3)Agama; 4)Jenis dan luas rumah; 5)Lokasi rumah; 6)Asal

keturunan ; 7)Partisipasi dalam kegiatan organisasi dan hal-hal lain yang berkaitan

dengan status sosial seseorang.

Kondisi di sini meliputi kondisi sosial dan kondisi ekonomi orang tua.

Kondisi sosial orang tua antara lain yaitu tingkat pendidikan, sedangkan kondisi

ekonomi meliputi pendapatan bersih orang tua, jumlah beban tanggungan

keluarga, kondisi rumah atau tempat tinggal.

2.1.1 Kondisi Sosial

Dalam penelitian ini kondisi sosial di ukur dengan menggunakan indikator

yaitu tingkat pendidikan orang tua anak yang mengalami putus sekolah.

15

1. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Menurut UU Nomor 20 tahun 2003, pendidikan merupakan usaha yang

secara sadar dan terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan

potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya

sebagai individu dan sebagai warga Negara dimasa yang akan datang.

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan terstruktur dan berjenjang

(Depdiknas, 2003:3), dengan pendidikan yang berkelanjutan yang ditetapkan

berdasarkan perkembangan peserta didik, tingkatan kerumitan bahan

pengajaran dan penyajian bahan pelajaran. Jenjang pendidikan formal terdiri

dari pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan tinggi.

a. Pendidikan Prasekolah

Menurut PP Nomor 27 Tahun 1990 dalam (Rohman, 2009:100),

tentang pendidikan prasekolah, disebutkan bahwa tujuan pendidikan

prasekolah adalah membantu meletakkan dasar kearah perkembangan

sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan anak

didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk

pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.

b. Pendidikan Dasar

Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah (Departemen Pendidikan Nasional, 2003:11). Disini

yang dimaksud pendidikan dasar adalah pendidikan yang diselenggarakan

16

selama enam tahun disekolah dasar dan tiga tahun di sekolah lanjutan

tingkatan pertama atau satuan pendidikan yang sederajat.

Menurut PP No.28 tahun 1990 dalam (Rohman, 2009:100)

disebutkan bahwa tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal

kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupan

sebagai pribadi anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat

manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk pendidikan menengah

c. Pendidikan Menengah

Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar,

yang terdiri atas pendidikan menengah dan pendidikan menengah kejuruan

(Departemen Pendidikan Nasional, 2003:12). Sesuai dengan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1990 dalam (Rohman,

2009:100) tentang pendidikan menengah adalah pendidikan yang

diselenggarakan setelah pendidikan dasar. Bentuk satuan pendidikan yang

terdiri atas:sekolah menengah umum, sekolah menengah kejuruan, sekolah

menengah keagamaan, sekolah menengah kedinasan, dan sekolah

menengah luar biasa.

d. Pendidikan Tinggi

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah

pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan Diploma,

Sarjana, Magister, dan Doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

dengan sistem terbuka (Depdiknas, 2003:13).

17

Pendidikan yang dimaksud didalam penelitian ini adalah pendidikan

formal, yaitu tingkat pendidikan orang tua yang diukur berdasarkan ijazah

sekolah terakhir yang diperoleh.

2.1.2 Kondisi Ekonomi

Dalam penelitian ini kondisi ekonomi di ukur dengan menggunakan

indikator yaitu pendapatan bersih orang tua, jumlah beban tanggungan keluarga,

kondisi rumah atau tempat tinggal dari orang tua anak yang mengalami putus

sekolah.

1. Pendapatan Bersih Orang Tua

Semakin tinggi tingkat pendidikan maka diperlukan biaya pendidikan

yang tinggi. Bagi orang tua yang berpendapatan rendah tentu akan kesulitan

dalam membiayai pendidikan anak-anaknya, sebaliknya orang tua dengan

pendapatan yang tinggi tidak akan ada masalah didalam membiayai keperluan

pendidikan anak-anaknya

Perbedaan sumber pendapatan atau penghasilan mempengaruhi harapan

orang tua tentang pendidikan anaknya. Banyak anak-anak yang putus sekolah

karena alasan finansialnya. Pendidikan memerlukan uang, tidak hanya untuk

sekolah akan tetapi juga untuk pakaian, buku, transportasi, kegiatan ekstra-

kurikuler, dan lain-lain (Nasution, 2004:31).

Menurut Slameto (2010:63) anak yang sedang belajar selain harus

terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan, kesehatan

dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja

kursi, penerangan, alat tulis menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar

18

tersebut akan terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup

dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi,

akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga belajar anak terganggu.

Akibatnya selalu dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder dengan

teman lain, hal ini pasti akan mengganggu belajar anak. Bahkan mungkin anak

harus bekerja mencari nafkah sebagai pembantu orang tuanya walaupun

sebenarnya anak belum saatnya untuk bekerja, hal yang begitu juga akan

mengganggu belajar anak (Slameto, 2010:63-64).

Pendapatan adalah hasil dari seseorang yang diperoleh dari suatu kerja

dan dapat diwujudkan dengan materi (Poerwadarminto, 1976:404).

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS, 2008:9) Pendapatan adalah

penerimaan berupa uang maupun barang yang diterima atau dihasilkan.

Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2010)

membedakan pendapatan menjadi lima golongan yaitu:

a. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata dibawah Rp.

975.000,00 tiap bulan.

b. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.

975.000,00 - s/d Rp. 1.949.000,00 tiap bulan.

c. Golongan pendapatan menengah adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp.

1.950.000,00 - s/d Rp. 2.924.000,00 tiap bulan.

d. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp.

2.925.000,00 – Rp. 3.899.000,00 tiap bulan.

19

e. Golongan pendapatan sangat tinggi jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp.

3.899.000,00 tiap bulan.

Pendapatan dibedakan menjadi tiga yaitu:

a. Pendapatan pokok

Pendapatan pokok yaitu pendapatan yang tiap bulan diharapkan

diterima, pendapatan ini diperoleh dari pekerjaan utama yang bersifat rutin.

b. Pendapatan sampingan

Pendapatan sampingan yaitu pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan

diluar pekerjaan pokok, maka tidak semua orang mempunyai pendapatan

sampingan.

c. Pendapatan lain-lain

Pendapatan lain-lain yaitu pendapatan yang berasal dari pemberian

pihak lain, baik bentuk barang maupun bentuk uang, pendapatan bukan dari

usaha.

Menurut Sumardi dan Evers (1982) dalam Rosandi (2007:19)

menyebutkan pendapatan adalah seluruh penerimaan baik dari pihak lain

maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai dengan sejumlah uang atas

harga barang yang berlaku saat itu. Pendapatan dapat diartikan sebagai hasil

yang diterima seseorang, karena orang itu bekerja dan hasilnya bisa berupa

uang atau barang. Pendapatan orang tua adalah hasil yang diterima orang tua

dari hasil bekerja yang berupa uang atau barang yang dinilai dengan uang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan keluarga oleh Sumardi dan

Evers (1982) dalam Rosandi (2007:19) adalah:

20

a. Pekerjaan

Pekerjaan akan mempengaruhi langsung terhadap pendapatan, apakah

jenis pekerjaan tersebut dalam lahan basah dalam arti lahan yang bisa cepat

mendapatkan uang atau dalam lahan yang sulit untuk memperoleh uang

yang biasa disebut lahan kering.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan akan berpengaruh pula pada perolehan

pendapatan. Dalam jenis pekerjaan yang sama, yang memerlukan pikiran

untuk mempekerjakannya, tentunya yang memiliki tingkat pendidikan

yang lebih tinggi akan lebih cepat untuk menyelesaikan dibanding orang

yang berpendidikan rendah. Hal tersebut akan berpengaruh pada

penghasilan.

c. Jumlah anggota keluarga

Jumlah anggota keluarga akan berpengaruh terhadap perolehan

pendapatan keluarga. Semakin banyak anggota keluarga yang bekerja

semakin banyak pendapatan yang diperoleh keluarga, namun akan terjadi

sebaliknya bila yang bekerja sedikit sedang upah yang diterima sedikit,

sedangkan jumlah tanggungan banyak akan memberatkan. Tingkat

pendapatan ini tentu berlawanan antara satu keluarga dengan keluarga

yang lain, tergantung dari pekerjaannya, pendidikannya dan jumlah

tanggungan keluarganya

Tingkat pendapatan menurut Sumardi dan Evers (1982) dalam skripsi

Rosandi (2007:20) adalah “pendapatan yang diperoleh seseorang beserta

21

anggota keluarga dari sektor formal, informal dan sektor sub system dalam

waktu satu bulan yang diukur dengan rupiah”.

Pendapatan orang tua dapat diartikan sebagai hasil yang diterima oleh

orang tua karena bekerja dan hasil yang didapatkan dapat berupa uang atau

barang yang dapat dinilai dengan uang selama satu bulan. Besarnya

pendapatan yang diterima biasanya akan berbanding lurus dengan

pengeluaran, semakin tinggi pendapatan maka pengeluaran akan semakin

tinggi dan semakin rendah pendapatan maka pengeluaran akan semakin

rendah.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS, 2013:17) Rata-rata

pengeluaran penduduk per kapita sebulan dapat dijadikan cermin tingkat

pendapatannya per kapita sebulan. Penggunaan data pengeluaran ini

disebabkan oleh sulit dan kurang akuratnya data pendapatan. Pengeluaran

rumah tangga sebulan adalah rata-rata biaya yang dikeluarkan rumah tangga

untuk konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga dibedakan menjadi

2 (dua) kelompok yaitu:

1. Pengeluaran makanan

Pengeluaran untuk makanan terdiri dari : (a) padi-padian, (b) umbi-

umbian, (c) ikan/udang/cumi/kerang, (d) daging, (e) telur & susu, (f)

sayur-sayuran, (g) kacang-kacangan, (h) buah-buahan, (i) minyak &

lemak, (j) bahan minuman, (k) bumbu-bumbuan, (l) konsumsi lainnya,

(m) makanan & minumam jadi, (n) tembakau dan sirih.

22

2. Pengeluaran non makanan

Semakin tinggi pendapatan, maka relatif semakin tinggi

pengeluaran masyarakat untuk kebutuhan non makanan. Hal ini terjadi

pada masyarakat modern yang kebutuhan sekunder bahkan tersier sudah

mulai terpenuhi. Pengeluaran non makanan terdiri dari: (a) perumahan &

fasilitas rumah tangga, (b) aneka barang dan jasa, (c) biaya pendidikan,

(d) biaya kesehatan, (d) pakaian, alas kaki dan tutup kepala, (e) pajak dan

asuransi, (f) keperluan pesta dan upacara perkawinan.

Tingkat pendapatan yang gunakan didalam penelitian ini adalah

pendapatan bersih orang tua (Ayah dan Ibu) dari hasil mereka bekerja

baik dari penghasilan pokok maupun sampingan dikurangi dengan jumlah

keseluruhan pengeluaran untuk kebutuhan makan dan non makan.

2. Jumlah Beban Tanggungan Keluarga

Jumlah beban tanggungan keluarga dapat diartikan sebagai jumlah

seluruh anggota keluarga yang harus ditanggung dalam satu keluarga.

Setiap masing-masing keluarga mempunyai jumlah tanggungan keluarga

yang berbeda-beda. Asumsinya semakin banyak jumlah tanggungan

keluarga maka kebutuhan dalam keluarga tersebut semakin banyak.

Menurut Sumardi dan Evers (1985) dalam Rina (2011:22) jumlah

tanggungan keluarga digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu:

a. Lebih dari 10 orang, berarti sangat banyak tanggungan

b. 7 sampai 9 orang, berarti banyak tanggungan

c. 5 sampai 6 orang, berarti tanggungan sedang

23

d. 1 sampai 4 orang, berarti tanggungan sedikit

3. Kondisi Rumah atau Tempat Tinggal

Rumah dapat menunjukkan tingkat sosial ekonomi seseorang yang

menempatinya jika dilihat dari perbedaan ukuran dan kualitasnya. Semakin

besar ukuran rumah seseorang maka semakin tinggi tingkat sosial ekonomi

keluarga yang menempatinya. Sebaliknya semakin kecil ukuran rumah

seseorang maka semakin rendah pula tingkat sosial ekonomi keluarga yang

menempatinya. Begitupula dengan kualitas rumah seseorang, semakin baik

kualitasnya semakin tinggi tingkat sosial ekonomi keluarga yang

menempatinya, dan semakin jelek kualitas rumah seseorang semakin

rendah pula sosial ekonomi keluarga yang menempatinya.

Menurut Svalastoga (1989) dalam Aryana (2004:29), untuk

mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya dapat dilihat

dari:

1. Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas,

menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

2. Kondisi fisik bangunan dapat berupa rumah permanen, kayu atau

bambu. Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi pada

umumnya menempati rumah permanen, sedangkan keluarga yang

keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi

permanen dan tidak permanen.

3. Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati

pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial ekonominya.

24

Rumah dapat menunjukkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi

keluarga yang menempati. Apabila tersebut berbeda dalam hal ukuran dan

kualitas rumah. Rumah dengan ukuran yang besar, permanen dan milik

pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya tinggi

berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa

menunjukkan bahwa tingkat sosial ekonominya rendah.

Kondisi rumah atau tempat tinggal yang dimaksud oleh peneliti

didalam penelitian ini adalah melihat bagaimana keadaan sosial ekonomi

responden berdasarkan kondisi rumah atau tempat tinggalnya. Tinggi

rendahnya kondisi sosial ekonomi apabila dilihat dari kondisi rumah atau

tempat tinggal terdiri dari beberapa indikator yaitu:

a. Bentuk atau Jenis Rumah

1. Bentuk/jenis rumah : permanen, semi permanen, kayu/papan, bambu.

2. Jenis lantai : keramik, ubin/tegel, plester, tanah.

3. Dinding : papan, pagar, tembok, batu paving.

b. Status Rumah: milik sendiri, mengontrak, menempati milik orang lain,

ikut saudara.

c. Luas Rumah : < 50 m², 50-99 m², 100-149 m², > 149 m².

2.2. Aksesbilitas Wilayah

Kondisi fisik suatu wilayah dapat menjadi pendorong ataupun penghambat

bagi aktivitas manusia, wilayah dikatakan menjadi pendorong bagi aktivitas

manusia apabila wilayah tersebut mudah dijangkau atau dihubungkan dengan

25

wilayah lain. Jika kita membicarakan keterjangkauan suatu wilayah dari wilayah

lain maka kita tidak akan lepas dari yang namanya aksesbilitas wilayah.

Aksesbilitas dapat diartikan sebagai berikut, menurut Black (dalam Miro,

2005:18):

a. Aksesbilitas merupakan konsep yang menggabungkan (mengkombinasikan):

sistem tata guna lahan geografis dengan sistem jaringan transportasi yang

menghubungkannya, dimana perubahan tata guna lahan yang menimbulkan

zona-zona dan jarak geografis disuatu wilayah atau kota, akan mudah

dihubungkan oleh penyediaan prasarana dan sarana angkutan.

b. Aksesbilitas menurut Tamin dalam (Miro, 2005:18) merupakan mudahnya

suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lain lewat jaringan transportasi yang

ada, berupa prasarana jalan dan alat angkut yang ada diatasnya. Dengan

perkataan lain: suatu ukuran kemudahan dan kenyamanan mengenai cara

lokasi petak (tata) guna lahan yang saling berpencar, dapat berinteraksi

(berhubungan) satu sama lain. Mudah atau sulitnya lokasi-lokasi tersebut

dicapai melalui sistem jaringan transportasinya, merupakan hal yang sangat

subyektif, kualitatif dan relatif sifatnya, artinya yang mudah bagi seseorang

belum tentu, mudah bagi orang lain.

Variabel yang bisa menyatakan apakah ukuran tingkat kemudahan

pencapaian suatu tata guna lahan dikaitkan tinggi atau rendah adalah jarak fisik

dua tata guna lahan (dalam kilometer). Apabila kedua tata guna lahan mempunyai

jarak yang berjauhan secara fisik, maka aksesnya dikatakan rendah. Demikian

pula sebaliknya. Akan tetapi, faktor jarak ini tidak dapat sendirian saja digunakan

26

untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat akses dua tata guna lahan. Faktor jarak

tidak dapat diandalkan, karena pada kenyataannya bisa terjadi bahwa dua zona

yang jaraknya berdekatan (misalkan jaraknya 1,5 Km), tidak dapat dikatakan

tinggi aksesnya (pencapaiannya) apabila antara zona (guna lahan) yang satu

dengan yang lainnya tidak terdapat prasarana jaringan transportasi yang

menghubungkannya. Demikian pula sebaliknya , dua zona yang berjauhan pun

tidak bisa disebut rendah tingkat pencapaiannya, kalau antara kedua zona tersebut

terdapat prasarana jaringan jalan dan pelayanan armada angkutan yang cukup

memadai ( Black, dalam Miro, 2004:19).

Dengan pengetahuan bahwa faktor jarak bukanlah satu-satunya faktor

yang menentukan tinggi rendahnya akses (tingkat kemudahan mencapai tujuan)

seperti digambarkan diatas, maka faktor-faktor lain, diluar jarak perlu kita

pertimbangkan dalam menentukan tinggi rendahnya akses. Faktor-faktor lain

tersebut antara lain:

1. Faktor waktu tempuh

Faktor ini sangat ditentukan oleh ketersediaan prasarana transportasi dan sarana

transportasi yang dapat diandalkan (reliable transportationsystem). Contohnya

adalah dukungan jaringan jalan yang berkualitas yang menghubungkan asal

dan tujuan, diikuti dengan terjaminnya armada angkutan yang siap melayani

kapan saja.

2. Faktor biaya/ongkos perjalanan

Biaya perjalanan ikut berperan dalam menentukan mudah tidaknya tempat

tujuan dicapai, karena ongkos perjalanan yang tidak terjangkau mengakibatkan

27

orang (terutama kalangan ekonomi bawah) enggan atau bahkan tidak mau

melakukan perjalanan.

3. Faktor intensitas (kepadatan) guna lahan

Padatnya kegiatan pada suatu petak lahan yang telah diisi dengan berbagai

macam kegiatan akan berpengaruh pada dekatnya jarak tempuh berbagai

kegiatan tersebut, dan secara tidak langsung, hal tersebut ikut mempertinggi

tingkat kemudahan pencapaian tujuan.

4. Faktor pendapatan orang yang melakukan perjalanan

Pada umumnya orang mudah melakukan perjalanan kalau ia didukung oleh

kondisi ekonomi yang mapan, walaupun jarak secara fisik jauh.

Kaitannya dengan pendidikan anak, aksesbilitas dapat dikatakan sebagai

pendorong maupun penghambat kelancaran pendidikan dengan cara melihat:

1. Jarak dari rumah ke sekolah

Jarak dari rumah ke sekolah yang jauh tentu akan membutuhkan waktu

tempuh yang lebih lama jika dibandingkan dengan tempat tinggal anak yang

dekat dengan sekolah. Hal ini merupakan kendala bagi anak yang bertempat

tinggal jauh dari sekolah ditambah lagi tidak adanya transportasi yang

mendukung sebagai alat yang digunakan untuk menuju ke sekolah.

2. Alat transportasi yang digunakan

Transportasi yang dimaksud adalah tersedianya sarana transportasi yang dapat

dipakai atau digunakan untuk menuju kesekolah, dapat berupa kendaraan

pribadi maupun kendaraan umum.

28

3. Biaya transportasi

Akan menjadi penghambat bagi kelancaran pendidikan apabila diperlukan

biaya transportasi yang tidak sedikit untuk menuju kesekolah, sebaliknya

apabila biaya transportasi yang dikeluarkan tidak memerlukan biaya yang

banyak maka kecil kemungkinan untuk ditemui kendala terhadap kelancaran

pendidikan.

4. Fasilitas jalan

Fasilitas jalan disini maksudnya adalah kondisi jalan, apakah kondisi jalan

sulit untuk di lewati ataukah mudah untuk dilewati kendaraan pribadi maupun

kendaraan umum

Lokasi SMA Negeri 16 dan SMK Palapa ini jauh dari jalan raya dan tidak

ada angkutan umum yang melintas menuju kesekolah tersebut dari jalan raya.

Kaitannya dengan pendidikan, bagi mereka yang tergolong dalam kondisi

ekonomi rendah tanpa ada fasilitas transportasi pribadi yang dapat digunakan

untuk sekolah serta tidak ada alat transportasi umum untuk mengakses sekolah,

maka hal tersebut akan menjadi penghambat dalam keberlangsungan pendidikan

anak yang bertempat tinggal jauh dari sekolah.

2.3. Motivasi Anak

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu tersebut

bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi dapat di

interpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau

pembangkit munculnya tenaga, munculnya perilaku tertentu. Motivasi merupakan

29

suatu dorongan yang timbul oleh adanya rangsangan dari dalam maupun dari luar

sehingga seseorang berkeinginan untuk mengadakan perubahan tingkah laku atau

aktivitas tertentu lebih baik daripada keadaan sebelumnya (Uno, 2011:9).

Motivasi menurut Handoko (1992:9) yaitu suatu tenaga atau faktor yang

terdapat dalam diri manusia, yang menimbulkan, mengarahkan dan

mengorganisasikan tingkah lakunya, sedangkan kata motif adalah suatu alasan

atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu / melakukan

tindakan/bersikap tertentu. Motif adalah segala sesuatu yang mendorong

seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu. Motif menunjukkan dorongan yang

timbul dari dalam diri seseorang sehingga mau berbuat untuk melakukan sesuatu.

Motif menunjukkan dorongan yang timbul dari dalam diri seseorang sehingga

mau berbuat untuk melakukan sesuatu.

Berdasarkan atas jalarannya, maka orang membedakan adanya dua macam

motif yaitu:

1. Motif-motif ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsi karena adanya

perangsang dari luar, seperti misalnya orang belajar giat karena diberi tahu

bahwa sebentar lagi mau ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu

bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia dapat melamar pekerjaan, dan

sebagainya.

2. Motif-motif Intrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya tidak usah

dirangsang dari luar. Memang dari diri individu sendiri telah ada dorongan itu.

Motivasi terbagi menjadi dua macam yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri

30

seseorang tanpa adanya rangsangan orang lain, sedangkan motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang timbul karena adanya rangsangan dari luar.

Adapun menurut Uno (2011:10) dapat pula disimpulkan bahwa motivasi

adalah dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, yang mempunyai indikator sebagai berikut:

a. Motivasi Intrinsik, indikatornya adalah sebagai berikut: 1) Adanya hasrat atau

keinginan untuk melakukan kegiatan; 2) Adanya dorongan dan kebutuhan

melkukan kegiatan; 3) Adanya harapan dan cita-cita; 4) Penghargaan dan

penghormatan atas diri.

b. Motivasi Ekstrinsik, indikatornya adalah sebagai berikut: 1) Adanya

lingkungan yang baik, dan; 2) Adanya kegiatan yang menarik.

Didalam penelitian ini peneliti bermaksud untuk mencari tahu apakah

motivasi anak sebagai faktor penyebab anak putus sekolah. motivasi didalam

penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. Motivasi Intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang tanpa

adanya/tanpa dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Indikator motivasi

intrinsik dalam penelitian ini yaitu:

1. Hasrat/keinginan anak untuk melanjutkan pendidikan

2. Adanya dorongan atau kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan

3. Adanya harapan dan cita-cita

4. Penghargaan atas diri

b. Motivasi Ekstrinsik, yaitu motivasi yang timbul karena adanya rangsangan

dari luar. Indikator motivasi ekstrinsik didalam penelitian ini adalah:

31

1. Lingkungan

a. Lingkungan keluarga yang berupa orang tua

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama.

Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan yang lain,

lingkungan inilah yang pertama ada. Interaksi didalam keluarga

biasanya didasarkan atas rasa kasih sayang dan tanggung jawab yang

diwujudkan dengan memperhatikan orang lain, bekerjasama, saling

membantu termasuk peduli terhadap masa depan pendidikan anaknya.

Kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak akan mendorong anak

untuk melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya.

b. Lingkungan sekolah yang berupa guru dan teman sekolah

Lingkungan sekolah yang berperan penting terhadap perkembangan

pendidikan anak adalah guru dan teman sekolah. Guru di sekolah

bertanggung jawab untuk selalu memotivasi peserta didik. Teman di

lingkungan sekolah dalam kegiatan proses pembelajaran disekolah

menempati kedudukan yang sangat penting, teman sekolah dapat

memberikan dampak yang positif dan sebaliknya juga dapat

memberikan dampak yang negatif bagi peserta didik dalam

perkembangan pendidikan di sekolah. Teman sekolah yang baik akan

mendorong anak untuk melakukan sesuatu yang akan berdampak positif

bagi diri anak, sebaliknya apabila di sekolah bergaul dengan anak-anak

yang tidak baik maka akan di pengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya akan

berdampak negatif bagi diri anak.

32

c. Lingkungan masyarakat yang berupa teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul dilingkungan tempat

tinggal/masyarakat lebih tepat masuk dalam jiwanya. Teman bergaul

yang baik akan memberikan dampak yang positif bagi anak.

Sebaliknya, teman bergaul yang tidak baik akan memberikan dampak

negatif bagi anak.

2. Adanya kegiatan yang menarik di Sekolah

Kegiatan yang menarik bagi anak tentu akan membangkitkan rasa untuk

dapat mengikuti kegiatan tersebut. Apabila anak merasa di sekolah banyak

kegiatan yang menarik untuk dapat dilakukan, maka anak akan selalu

termotivasi untuk dapat bersekolah. Sebaliknya, apabila anak merasa

bahwa kegiatan di luar lebih menarik dibandingkan dengan kegiatan di

sekolah, maka anak akan menjadi malas untuk berangkat ke sekolah.

Untuk mengukur motivasi anak dengan menggunakan skala Likert, yaitu

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

tentang fenomena sosial. Motivasi anak merupakan atribut psikologi, sehingga

digunakan skala Likert untuk mengukurnya.

Skala Likert memiliki 5 kategori kesetujuan dan memiliki skor 1-5 akan

tetapi dalam penelitian ini menggunakan jawaban kesesuaian antara kesesuaian

lebih tepat untuk menggambarkan keadaan yang diteliti sekarang. Skor skala

Likert dalam penelitian ini berkisar antara 1-4 dengan asumsi untuk memperoleh

subjek penelitian dalam memilih jawaban.

33

Menurut Azwar (2008:33) “tidak ada manfaatnya untuk memperbanyak

pilihan jenjang karena justru akan mengaburkan perbedaan yang diinginkan

diantara jenjang yang dimaksud, pada responden yang belum cukup dewasa,

diferensiasinya perlu disederhanakan. Hal ini diperkuat oleh Arikunto (2006:241)

yang menyatakan bahwa “ada kelemahan dengan lima alternatif yang ada

ditengah (karena dirasa aman dan paling gampang serta hampir tidak berpikir).

Berdasarkan alasan penggunaan skor skala yang diungkap oleh beberapa

ahli, maka penggunaan skor skala dalam penelitian ini hanya menggunakan

kisaran 1-4 pilihan skor. Karena pilihan jenjang yang terlalu banyak dapat

mengaburkan maksud yang diinginkan dan dapat memunculkan pada satu

jawaban saja terutama Skor yang ditengah, sehingga sangat disarankan alternatif

pilihannya 4 (empat) saja. Berikut gambaran alternatif jawaban skala motivasi

anak:

Tabel 2.1 Alternatif Pilihan Jawaban (Skor) Angket Motivasi

Alternatif (+) Skor Alternatif (-) Skor

A 4 A 1

B 3 B 2

C 2 C 3

D 1 D 4

2.4. Anak Putus Sekolah

Putus sekolah adalah belum sampai tamat namun sekolahnya sudah keluar,

jadi seseorang yang meninggalkan sekolah sebelum tamat, berhenti sekolah. tidak

dapat melanjutkan sekolah (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,

1984). Sedangkan putus sekolah menurut Imron (2004:125) adalah siswa secara

terpaksa berhenti dari suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar. Menurut

34

Gunawan (2004:71) putus sekolah merupakan predikat yang diberikan kepada

mantan peserta didik yang tidak mampu menyelesaikan suatu jenjang pendidikan,

sehingga tidak dapat menyelesaikan melanjutkan pendidikan ke jenjang

pendidikan berikutnya.

Imron (2004:126-127) dalam bukunya “Manajemen Peserta Didik Berbasis

Sekolah” menjelaskan sebab-sebab mengapa peserta didik drop ou tdan tidak

menyelesaikan pendidikannya, yaitu:

1. Rendahnya kemampuan yang dimiliki, menjadikan peserta didik merasa berat

untuk menyelesaikan pendidikannya.

2. Tidak mempunyai biaya untuk sekolah.

3. Sakit yang tidak tahu kapan sembuhnya, ini menjadikan penyebab-penyebab

siswa tidak sekolah sampai dengan batas waktu yang dia sendiri tidak tahu.

4. Karena bekerja.

5. Harus membantu orang tua diladang. Di daerah agraris dan kantong-kantong

kemiskinan, putra laki-laki dipandang sebagai pembantu terpenting ayahnya

untuk bekerja diladang.

6. Di drop out oleh sekolah. hal ini terjadi karena yang bersangkutan memang

sudah tidak mungkin dididik lagi. Tidak dapat dididik lagi ini bisa disebabkan

karena kemampuannya rendah, atau dapat juga karena yang bersangkutan

memang tidak mau belajar.

7. Peserta didik itu sendiri yang ingin drop out dan tidak mau sekolah.

8. Terkena kasus pidana dengan kekuatan hukum yang sudah pasti.

35

9. Sekolah dianggap sudah tidak menarik bagi peserta didik. Karena tidak

menarik, mereka memandang lebih baik tidak sekolah saja.

Berdasarkan teori-teori tersebut diatas dapat disebutkan bahwa faktor-

faktor yang diduga sebagai penyebab anak mengalami putus sekolah dalam

penelitian ini adalah: (1) kondisi sosial ekonomi, (2) aksesbilitas wilayah, (3)

motivasi anak.

2.5. Perbedaan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK)

Antara SMA dan SMK terdapat perbedaan yang sangat menonjol. Jika

SMA lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan cenderung teoritis

dan bersifat umum sebagai bekal untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi

sedangkan SMK lebih menitikberatkan pada penguasaan keterampilan praktis

sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja. Walaupun lulusan SMK dipersiapkan

untuk terjun kelapangan kerja, masih terbuka kesempatan, masih terbuka

kesempatan bagi siswa untuk melanjutkan studinya pada jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah bentuk satuan

pendidikan menengah yang orientasinya memberi bekal siswa untuk memasuki

lapangan kerja tingkat menengah dan melanjutkan ke jenjang pendidikan sesuai

dengan kekhususannya (kejuruannya).

Pendidikan menengah diselenggarakan melalui bentuk-bentuk satuan

pendidikan menengah umum, kejuruan, keagamaan (MAN), kedinasan dan luar

biasa. Meskipun masing-masing satuan pentersebut memiliki tujuan yang berbeda,

namun lulusannya dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan tinggi. Hal ini

36

berarti bahwa lulusan SMK dapat pula melanjutkan studinya sampai pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi.

2.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu perlu diacu dengan tujuan agar peneliti mampu

melihat perbedaan penelitiannya dengan penelitian yang lainnya. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian lainnya adalah terletak pada variabel dan hasil

penelitiannya, selengkapnya dapat dilihat pada uraian dibawah ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Widiyantoro yang mengambil judul tentang

faktor-faktor penyebab tingginya angka putus sekolah untuk jenjang

SMA/Sederajat di Kecamatan Tretep Kab.Temanggung dengan variabel

penelitian yaitu tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua,

aksesbilitas wilayah dan motivasi anak, yang dianalisis dengan menggunakan

deskriptif persentase serta uji statistic yaitu dengan menggunakan t-test dan U-

test. diperoleh bahwa 84% pendidikan orang tua yang anaknya putus sekolah

adalah lulusan sekolah dasar. Pendapatan bersih orang tua yang anaknya putus

sekolah adalah 94% kurang dari Rp. 480.000,00, aksesbilitas yang masih sulit

yaitu jarak dari rumah kesekolah yang jauh yaitu rata-rata 17km, biaya

transportasi yang mahal yaitu antara Rp. 6.000,00 – Rp. 10.000,00/hari

menggunakan angkutan umum dan Rp. 4.500,00 dengan menggunakan sepeda

motor, fasilitas jalan yang sebagian masih menggunakan jalan batu, yaitu dari

11 desa masih ada 4 desa yang menggunakan jalan batu, fasilitas transportasi

yang masih terbatas yaitu dari 11 desa hanya 4 yang dilalui angkutan umum

37

pada waktu berangkat sekolah. Masih adanya anak yang tidak mau

melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/Sederajat yaitu sebanyak 31%. Hasil

uji U-test diperoleh diperoleh nilai Sig = 0,000 < 5%jadi Ha diterima dengan

kata lain ada pengaruh tingkat pendapatan orang tua terhadap anak putus

sekolah.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Ayu Krisna Dewi yang meneliti tentang

Analisis Faktor-faktor penyebab anak putus sekolah usia pendidikan dasar di

Kecamatan Gerograk tahun 2012/2013. Dalam penelitiannya menggunaan

variabel ekonomi, perhatian orang tua, fasilitas pembelajaran, minat anak

untuk sekolah, budaya, faktor lokasi sekolah, dan dianalisis menggunakan

analisis faktor ( Barlett`s Tes), uji Measure of Sampling Adequacy (MSA),

koefisien varimax rotation dan rotasi faktor. Dengan hasil penelitian yaitu

faktor perhatian orang tua menjadi yang paling dominan karena memiliki nilai

variance explained tertinggi yaitu sebesar 39, 952%, artinya bahwa perhatian

orang tua mampu menjelaskan penyebab anak putus sekolah usia pendidikan

dasar di Gerograk tahun 2012/2013. Faktor lokasi yang mempunyai nilai

variance explained yang terendah yaitu sebesar 17, 014%.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Satriyo Utomo yang meneliti tentang analisis

faktor-faktor rendahnya tingkat partisipasi anakkeluarga petani untuk

melanjutkan sekolah pada jenjang menengah atas (SMA) didesa dadap mulyo

Kecamatan Sarang Kabupaten Rembang. Dalam penelitiannya menggunakan

variabel tingkat pendidikan orang tua, tingkat pendapatan orang tua,

pandangan orang tua tentang pendidikan, keterlibatan anak dalam suatu

38

pekerjaan, aksesbilitas wilayahyang dianalisis dengan menggunakan analisis

deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang

menjadi penyebab lulusan smp tidak melanjutkan adalah tingkat pendidikan

orang tua rendah yaitu 62,5% lulusan tingkat SD/MI, tingkat pendapatan

orang tua (43,75% sebesar kurang dari satu juta per bulan dan pandangan

orang tua terhadap pentingnya pendidikan rendah 58,9% keterlibatan anak

dalam pekerjaan tinggi 75%, serta jarak tempuh sekolah yang jauh lebih dari 7

km, sehingga membutuhkan biaya yang besar.

Setelah melihat uraian diatas maka dapat di ketahui beberapa perbedaan

dan kelebihan penelitian ini dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya, yaitu:

1. Penelitian mengenai faktor-faktor penyebab anak putus sekolah pada jenjang

pendidikan menengah (SMA/SMK) di Kecamatan Mijen kurun waktu 2011-

2014 ini, persamaannya dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama terjun

ke lapangan secara langsung di masyarakat yaitu meneliti anak yang putus

sekolah maupun anak yang tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang

pendidikan berikutnya kemudian mengambil data dengan menggunakan

kuesioner wawancara serta angket penelitian dan lembar observasi, perbedaan

penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah populasi penelitian ini

didapatkan oleh peneliti langsung dari lembaga pendidikan formal atau sekolah

yang dahulu pernah menjadi tempat anak-anak tersebut mengenyam pendidikan

dan pada akhirnya anak-anak ini putus sekolah karena berbagai faktor

penyebab. Sekolah tersebut merupakan sekolah yang lokasinya berada di

kecamatan Mijen Kota Semarang, boleh dikatakan bahwa sekolah tersebut juga

39

merupakan sekolah dengan angka putus sekolah tertinggi di Kota Semarang.

Maka dari itu peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap permasalahan

tersebut, karena sepengetahuan peneliti hal yang demikian belum pernah diteliti

oleh peneliti lain.

2. Variabel yang sama dengan penelitian Widiyantoro, akan tetapi pada variabel

tingkat pendidikan dan pendapatan pada penelitian Widiyantoro dicari apakah

ada pengaruhnya terhadap anak putus sekolah dengan menggunakan uji

statistik, sedangkan pada penelitian ini untuk variabel tingkat pendidikan orang

tua dan pendapatan bersih orang tua hanya di deskripsikan oleh peneliti.

3. Metode analisis yang sama dengan penelitian Widiyantoro dan Satriyo Utomo

yaitu deskriptif persentase, sedangkan untuk metode analisis penelitian Ni

Krisna Ayu Dewi dianalisis dengan menggunakan analisis faktor ( Barlett`s

Tes), uji Measure of Sampling Adequacy (MSA), koefisien varimax rotation dan

rotasi faktor.

2.7. Kerangka Alur Penelitian

Alur penelitian memaparkan mengenai dimensi-dimensi kajian utama serta

faktor-faktor kunci yang menjadi pedoman kerja baik dalam menyusun metode,

pelaksanaan dilapangan maupun pembahasan hasil.

Masalah dalam penelitian ini adalah anak putus sekolah di tingkat SMA

dan SMK dimana masalah tersebut diduga disebabkan oleh faktor yaitu faktor

kondisi sosial ekonomi, aksesbilitas wilayah dan motivasi anak. Dari faktor-faktor

tersebut akan ditarik simpulan faktor yang menyebabkan anak putus sekolah pada

40

jenjang pendidikan menengah (SMA dan SMK) di SMA Negeri 16 Semarang

dan SMK Palapa di kecamatan Mijen kurun waktu 2011-2014, dan faktor apa

yang bukan menjadi penyebab anak putus sekolah pada jenjang pendidikan

menengah kejuruan di SMK Palapa 2011-2014. Sehingga dari simpulan penelitian

ini dapat ditarik saran bagi orang tua, sekolah dan pemerintah dalam mengatasi

masalah ini. Untuk memperjelas penelitian ini dapat dilihat alur penelitian yang

ada dibawah ini:

41

(Gambar 2.1 Kerangka Alur Penelitian)

Siswa Putus

Sekolah di Tingkat

SMA

(SMA Negeri 16)

Siswa Putus

Sekolah di Tingkat

SMK

(SMK Palapa)

Hasil &

Pembahasan

Simpulan

Saran

1. Kondisi Sosial Ekonomi:

a.Tingkat Pendidikan Orang Tua

b.Pendapatan Bersih Orang Tua

c. Jumlah Beban Tanggungan

Keluarga

d.Kondisi rumah/Tempat Tinggal

Putus

Sekolah

1. Aksesbilitas Wilayah:

a. Jarak : Jarak Tempuh (Km),

Waktu Tempuh (menit)

b.Biaya Transportasi

c.Alat Transportasi yang

Digunakan

d.Faislitas Jalan

-

3. Motivasi Anak:

a.Motivasi Intrinsik

b.Motivasi Ekstrinsik

42

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak yang mengalami putus

sekolah/drop out di sekolah yang ada di wilayah kecamatan Mijen yaitu SMA

Negeri 16 dan SMK Palapa pada kurun waktu 2011-2014. Secara pasti jumlah

anak putus sekolah ditingkat SMA dan SMK ini berjumlah 52 anak. Dari jumlah

populasi tersebut diketahui bahwa masing-masing tersebar di Kecamatan Mijen,

Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Gunung Pati, sebagian kecil lagi terdapat di

Kabupaten Kendal yaitu Boja.

Tabel 3.1 Anak Putus Sekolah SMK Palapa dan SMA Negeri 16

Tahun SMK Palapa SMA Negeri 16

Siswa Putus Sekolah Siswa Putus Sekolah

2011-2012 12 -

2012-2013 22 -

2013-2014 16 2

Jumlah 50 2

Sumber : Dokumen SMK Palapa dan SMA Negeri 16 Semarang

3.2. Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan cara menelusuri atau melacak keberadaan

anak yang mengalami putus sekolah di SMA Negeri 16 dan SMK Palapa dengan

cara menyusuri data alamat rumah yang didapat dari kedua sekolah tersebut.

Rencana awal penelitian, sampel yang hendak digunakan oleh peneliti adalah

sampel populasi yaitu dengan mengambil semua jumlah populasi sebanyak 52

responden. Akan tetapi pada saat terjun ke lapangan, peneliti menemui banyak

43

kendala seperti: responden sudah pindah alamat dan tidak bisa di lacak. Maka dari

itu sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel minimal, yaitu

besarnya sampel mengacu pada batasan jumlah 30 anggota sampel.

3.3. Variabel Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka variabel

penelitian ini sebagai berikut:

1. Kondisi Sosial Ekonomi

a. Kondisi Sosial yang meliputi tingkat pendidikan orang tua

b. Kondisi Ekonomi yang meliputi pendapatan bersih orang tua, jumlah beban

tanggungan keluarga dan kondisi rumah atau tempat tinggal.

2. Aksesbiltas Wilayah

a. Jarak, jarak dalam skripsi ini dibagi menjadi dua yaitu:

1. Jarak tempuh (km)

2. Waktu tempuh (menit)

b. Alat transportasi yang digunakan

c. Biaya Transportasi

d. Fasilitas Jalan

3. Motivasi Anak

Motivasi dalam skripsi ini terbagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik

dan ekstrinsik.

a. Motivasi Intrinsik, indikatornya adalah sebagai berikut:

1. Adanya hasrat atau keinginan untuk melanjutkan pendidikan

2. Adanya dorongan atau kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan

44

3. Adanya harapan dan cita-cita

4. Adanya penghargaan atas diri

b. Motivasi Ekstrinsik, indikatornya adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan keluarga berupa orang tua

2. Ligkungan sekolah berupa guru dan teman sekolah

3. Lingkungan masyarakat berupa teman pergaulan

4. Adanya kegiatan menarik di sekolah

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data secara teknik menunjukkan bagaimana cara

mendapatkan atau mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian yang

dimaksud. Metode pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh bahan-

bahan yang relevan, akurat, dan terpercaya, adapun metode pengumpulan data

yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.4.1 Metode Wawancara

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kondisi sosial

ekonomi orang tua. Alat pengumpul data/instrumen yang digunakan untuk

mendapatkan data adalah lembar wawancara serta ceklis.

3.4.2 Metode Angket

Pada metode ini pertanyaan diajukan secara tertulis dan disebarkan kepada

para responden untuk dijawab. Metode ini digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai motivasi anak.

45

Alat pengumpul datanya adalah angket tertutup, yaitu pilihan jawabannya

sudah disediakan oleh peneliti. Kriteria yang digunakan dalam instrumen angket

motivasi anak adalah skala Likert.

3.4.3 Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mengetahui kondisi geografis daerah

penelitian yaitu Kecamatan Mijen, Kecamatan Ngaliyan, Kecamatan Gunung Pati

dan Boja Kendal yang meliputi: aksesbilitas jalan (jarak dari rumah ke sekolah,

waktu tempuh yang diperlukan untuk menuju ke sekolah), fasilitas jalan.

Alat pengumpul data penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi

serta ceklis untuk mengetahui fasilitas jalan yang menghubungkan dua wilayah

dan seperti apa kondisinya. Untuk indikator jarak dari rumah ke sekolah, waktu

tempuh, biaya transportasi, serta moda transportasi yang digunakan untuk menuju

kesekolah dapat ditanyakan secara langsung kepada respoden.

3.4.4 Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai banyaknya

jumlah siswa putus sekolah SMAN 16 Semarang dan SMK Palapa Kota

Semarang kurun waktu 2011-2014 serta dokumen-dokumen atau arsip dari Dinas

Pendidikan Kota Semarang Tahun 2011-2014.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

46

Metode analisis tabel (tabulasi), analisis tabel dilakukan dengan cara data

yang diperoleh diklasifikasikan sehingga menjadi susunan urutan data, yang

selanjutnya dibuat tabel-tabel, kemudian diproses lebih lanjut menjadi perhitungan

dalam mengambil atau memvisual data (Arikunto, 2006:208).

Rumus yang digunakan dalam metode penelitian ini yaitu analisis

Deskriptif Persentase, Rumusnya yaitu sebagai berikut:

% = x 100%

Keterangan:

n = Nilai yang diperoleh

N = Jumlah seluruh nilai (Ali, 2013:201)

Langkah-langkah analisis data Deskriptif Persentase:

a) Menguantitatifkan jawaban butir pernyataan dengan memberikan tingkat-

tingkat skor untuk masing-masing jawaban yaitu tingkat skor butir pertanyaan

atau pernyataan.

b) Mendeskripsikan sub variabel yang ada dalam penelitian dengan cara sebagai

berikut:

1. Menentukan jumlah item soal variabel

2. Menghitung skor maksimal, dengan rumus:

Skor maksimal = ⅀ item soal x skor tertinggi

3. Menghitung skor minimal, dengan rumus:

Skor minimal = ⅀ item soal x skor terendah

4. Menentukan range dengan rumus:

Range = Skor maksimal – Skor minimal

47

c) Menentukan Interval Skor dengan rumus:

Interval =

d) Membuat kriteria dalam variabel kondisi ekonomi (kondisi rumah) dan

motivasi anak

Kriteria variabel kondisi ekonomi dibagi menjadi 4 yaitu sangat tinggi, tinggi,

sedang, rendah. Kriteria pada variabel kondisi ekonomi diperoleh perhitungan

sebagai berikut:

Persentase maksimal : (4:4) x 100% = 100%

Persentase minimal : (1:4) x 100% = 25%

Rentangan persentase : 100%-25% = 75%

Kelas interval : 4

Interval kriteria persentase :

= 18,75%

Tabel 3.3 Kriteria Deskriptif Persentase Variabel Kondisi Rumah

No Interval Persentase Kriteria

1 81,26 – 100 Sangat Baik

2 62,51 - 81,25 Baik

3 43,76 - 62,50 Sedang

4 25 - 43,75 Rendah

Sumber : Hasil Data Penelitian 2015

Kriteria variabel motivasi dibagi menjadi 3 yaitu tinggi, sedang, rendah.

Kriteria pada variabel kondisi ekonomi diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Persentase maksimal : (4:4) x 100% = 100%

Persentase minimal : (1:4) x 100% = 25%

Rentangan persentase : 100%-25% = 75%

Kelas interval : 3

Interval kriteria persentase : = 25%

48

Tabel 3.4 Kriteria Deskriptif Persentase Variabel Motivasi Anak

No Interval Persentase Kriteria

1 76 – 100 Tinggi

2 51 – 75 Sedang

3 25 – 50 Rendah

Sumber : Hasil Data Penelitian 2015

e) Menghitung frekuensi untuk tiap kriteria

f) Jumlah yang di peroleh kemudian dipersentasekan dengan rumus:

% = (F : Jumlah responden) x 100%

99

BAB 5

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi sosial ekonomi orang tua tidak menjadi faktor penyebab anak putus

sekolah di Kecamatan Mijen Kota Semarang kurun waktu 2011-2014. Hal ini

dapat diketahui dengan melihat kondisi sosial dan kondisi ekonomi orang tua,

yaitu: Kondisi Sosial, mayoritas tingkat pendidikan ayah dan ibu yang hanya

tingkat pendidikan sekolah dasar yaitu sebesar 67% dan 70% ini tidak menjadi

faktor penyebab anak putus sekolah, karena fakta yang telah diperoleh di

lapangan adalah orang tua mengerti bahwa pendidikan sangat penting kelak

bagi masa depan anak, Dalam hal ini orang tua selalu mendorong dan

mendukung anak supaya dapat terus bersekolah. Hal tersebut menunjukkan

bahwa tidak semua orang tua yang berpendidikan rendah itu sempit

pengetahuan, dan wawasannya terhadap pentingnya pendidikan anak.

Kondisi Ekonomi Orang Tua, Kondisi ekonomi orang tua diukur dengan

menggunakan tiga indikator yaitu pendapatan bersih orang tua, jumlah beban

tanggungan keluarga dan kondisi rumah yang ditempati. Indikator pendapatan

bersih diketahui sebagai indikator yang paling menunjang dalam hal

pendidikan. Biaya pendidikan yang dibutuhkan ketika anak masih bersekolah

dulu adalah Rp.530.000 /bulan, diketahui bahwa rata-rata pendapatan bersih

100

orang tua dalam satu bulan adalah Rp.475.900. Tidak alasan anak putus

sekolah karena masalah biaya, bagi orang tua berpendapatan bersih

<Rp.530.000/bulan, biaya pendidikan anak selalu diusahakan atau diupayakan

oleh orang tua dengan cara berhutang. Orang tua tidak pernah menyerah

dalam hal membiayai pendidikan anak.

2. Aksesbilitas wilayah tidak menjadi faktor penyebab anak putus sekolah pada

jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) di Kecamatan Mijen kurun waktu

2011-2014. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas anak

putus sekolah sewaktu dulu ketika mereka masih bersekolah, mayoritas

sebanyak 22 responden (74%) menggunakan alat transportasi yaitu sepeda

motor untuk menuju ke sekolah, dengan jarak tempuh dari rumah ke sekolah

yang sebagian besar yaitu sebanyak 18 responden (60%) >7km, dan jalan yang

di lewati seluruhnya berupa jalan beraspal dengan kondisi yang baik. Hal ini

membuktikan bahwa jarak tempat tinggal ke sekolah tinggi aksesnya

(pencapaiannya), karena jarak dari rumah responden menuju ke sekolah

terdapat alat transportasi yang menghubungkannya.

3. Motivasi anak sebagai faktor penyebab anak putus sekolah pada jenjang

pendidikan menengah (SMA/SMK) di Kecamatan Mijen kurun waktu 2011-

2014. Hal ini dapat diketahui dengan melihat motivasi intrinsik dan ekstrinsik

anak, yaitu sebanyak 23 responden (77%) memiliki motivasi intrinsik

bersekolah yang termasuk dalam kriteria rendah dan sebanyak 25 responden

(83%) memiliki motivasi ekstrinsik yang termasuk dalam kriteria sedang.

101

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa dari tiga faktor yang diduga sebagai faktor penyebab anak putus sekolah,

ternyata hanya satu faktor saja yang menjadi faktor penyebab anak putus sekolah

pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK) di Kecamatan Mijen kurun

waktu 2011-2014, faktor yang menyebabkan anak putus sekolah adalah faktor

motivasi anak diketahui sebagai faktor penyebab anak putus sekolah.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat di berikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Bagi anak, hendaknya selalu meningkatkan motivasi diri untuk bersekolah.

Dapat memilah-milah mana teman yang baik dan yang buruk supaya anak

tidak terseret ke dalam hal-hal yang berdampak negatif untuk kehidupan dan

masa depannnya.

2. Bagi orang tua, hendaknya lebih meningkatkan pengawasan terhadap

pergaulan anak di lingkungan tempat tinggalnya supaya anak tidak masuk

dalam pergaulan teman yang salah.

102

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 2002. Sosiologi Skematika Teori dan Terapan. Jakarta: PT.Bumi

Aksara.

Ali, Imron. 2004. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah.

Malang:Universitas Negeri Malang.

Ali, Mohamad. 2013. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung:

ANGKASA.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

BPS. 2012. Statistika Pendidikan Jawa Tengah 2012. Semarang: Badan Pusat

Statistik.

BPS. 2006. Jawa Tengah Dalam Angka. Semarang: Badan Pusat Statistik.

Fitria Yuli Rosandi. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi erhadap Motivasi

Orang Tua Menyekolahkan Anak Dari Jenjang SD ke SMP Dalam

Pelaksanaan Pendidikan Dasar Di Kecamatan Jatipuro Kabupaten

Karanganyar Tahun 2007. Skripsi. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

Gunawan, Ary.H. 2000. Sosiologi Pendidikan: Suatu Analisis Sosiologi Tentang

Pelbagai Problem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamzah, B.Uno. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis Dibidang

Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Handoko, Martin. 1992. Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta:

Kanisius.

Miro, Fidel. 2005. Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga.

Nasution S. 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Rohman, Arif. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta:

LaksBang Mediatama Yogyakarta.

Saroni, Muhammad. 2013. Pendidikan untuk Orang Miskin. Yogyakarta: AR-

RUZZ MEDIA.

103

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana

Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA/MA).

Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana

Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/MAK).

Pemendikbud Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan

Menengah Universal (PMU).

2012 .Tragedi Putus Sekolah. interaktif.koranpendidikan.com/view/3297/tragedy-

putus-sekolah. (4 maret 2015)

LAMPIRAN

104

Lampiran 1

105

Lampiran 2

106

Lampiran 3

DAFTAR RESPONDEN PENELITIAN

No Kode Nama Orang Tua Umur Nama Anak Putus

Sekolah Ayah Ibu Ayah Ibu

1 R.A01 Sutrisman Paini 40 39 Rismawati

2 R.A02 Waimin Haryanti 43 39 Eva Almustafaroh

3 R.B01 Nur Salim Muriah 60 47 Muchamad Ismail

4 R.B02 Turimin Muntamah 70 59 Nur Arifin

5 R.B03 Budiyanto Titik 58 55 Dimas Ari W

6 R.B04 Wardi Umiyati 66 53 Abdul Syukur

7 R.B05 Supriyadi Maratul 41 39 M. Adin Nur S.

8 R.B06 Suwarto Alfiah 40 38 Arfin Ariyanto

9 R.B07 Kasirun Sulastri 41 38 Khoirin

10 R.B08 Nurhadi Mulyati 49 40 Suparyadi

11 R.B09 Dayat Mahfiyah 50 46 Eko Widayanta

12 R.B10 Surani Indarti 44 45 M. Syafruddin

13 R.B11 Ngalimin Manirah 65 52 Setiyo Putranto

14 R.B12 Musripan Masfi`ah 45 47 Robani

15 R.B13 Supriyanto Eruwati 45 47 Rendi Yulianto

16 R.B14 Warto Suwarni 55 57 Agi Subagya

17 R.B15 Tri Ahadi Waginah 47 45 Bambang Tirta

18 R.B16 Agus Salim Ngatini 43 43 Sona Galuh Sandi

19 R.B17 Sugiyatno Wijayanti 43 42 Bagus Sindhu

20 R.B18 Darmin Jumi`ah 53 45 Rico Herdiansyah

21 R.B19 Kuswandi Nasiah 60 58 M.Wahyu Setyo

22 R.B20 Mustakim Painem 39 42 Nur Cholis

23 R.B21 Ubaidi Sulasmi 42 39 Mudrik Maulana

24 R.B22 Sutrisno Astuti 40 38 Andika Putra Jaya

25 R.B23 Musiri Ngadiem 43 43 Deni Setiawan

26 R.B24 Sulimin Nafiatun 42 40 Muhamad Irvan

27 R.B25 Rusmizar Munji`ah 75 53 Ahmad Agus M.

28 R.B26 Mahfud Istiqomah 64 44 Achmad Syaiful

29 R.B27 Sunarto Isminati 60 49 M.Ilham Agung

30 R.B28 Yeremia Anik 42 42 Felik Adi K.

Jumlah

Nilai Maksimal 75 59

Nilai Minimal 39 38

Rata-Rata

107

Lampiran 4

KISI KISI INSTRUMEN

ANAK PUTUS SEKOLAH

Bentuk Instrumen : Wawancara

Sub Variabel : 1. Kondisi Sosial Ekonomi

No Variabel Jumlah

Soal

Nomor

Soal

1 Kondisi Sosial Ekonomi:

A. Tingkat pendidikan formal yang ditamatkan orang

tua:

- Tingkat pendidikan Bapak

- Tingkat pendidikan Ibu

B. Pendapatan Bersih Keluarga:

a. Pendapatan Pokok

- Pendapatan pokok Bapak

- Pendapatan pokok Ibu

b. Pendapatan dari Pekerjaan Sampingan

- Pendapatan sampingan Bapak

- Pendapatan sampingan Ibu

c. Jumlah Seluruh Pendapatan

(dihitung/disimpulkan oleh peneliti)

d. Pengeluaran yang dikeluarkan dari

pendapatan tersebut:

Pengeluaran untuk makan

Pengeluaran non makan:

1. Untuk pendidikan didalam kelas

2. Untuk pendidikan diluar kelas

3. Biaya listrik

4. Biaya air

5. Aneka barang dan jasa

6. Pengeluaran tak terduga

7. Pengeluaran untuk baju/pakaian

8. Biaya perumahan

e. Jumlah seluruh pengeluaran

(2)

(2)

(2)

(1)

(9)

1

2

3

4

5

6

7

8.a

1

2

3

4

5

6

7

8

108

(dihitung/disimpulkan oleh peneliti)

f. Pendapatan bersih keluarga (jumlah seluruh

pendapatan dikurangi seluruh jumlah

pengeluaran)

C. Jumlah Beban Tanggungan Keluarga

D. Kondisi Rumah/Tempat Tinggal:

a) Bentuk Rumah:

(1) Bentuk/ Jenis Rumah

- Permanen/Semi Permanen/Kayu atau

Papan/Bambu

(2) Jenis Lantai

- Keramik/Ubin atau Tegel/Plester/Tanah

(3) Dinding

- Papan/Pagar/Tembok/Batu Paving

b) Status Rumah:

- Milik Sendiri/Mengontrak/Menempati

Rumah Milik Orang Lain/Ikut Saudara

c) Luas Rumah:

- <50 m²/50-99 m²/100-149 m²/>149 m²

(1)

(1)

(1)

(3)

(1)

(1)

9

10

11

12-14

15

16

109

KISI KISI INSTRUMEN

ANAK PUTUS SEKOLAH

Bentuk Instrumen : Pedoman Observasi

Sub Variabel : 2. Aksesbilitas Wilayah

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Dulu sewaktu masih bersekolah

Kost atau Tidak

NO Indikator Ada Tidak

1

Jarak dari rumah/Kost ke

sekolah:

a. Jarak tempuh

b. Waktu tempuh

Km

menit

2 Biaya transportasi Rp.

3

Fasilitas jalan:

a. Menggunakan tanah

b. Menggunakan batu

c. Menggunakan aspal

4

Alat Transportasi yang

digunakan:

a) Transportasi pribadi:

- Jalan kaki

- Sepeda

- Sepeda Motor

110

- Mobil

b) Transportasi umum:

- Ojek Sepeda Motor

- Angkutan Umum

- Mini Bus

111

KISI KISI INSTRUMEN

ANAK PUTUS SEKOLAH

Bentuk Instrumen : Angket

Sub Variabel : 3. Motivasi Anak

No Variabel Jumlah

Soal

Nomor

Soal

1 Motivasi Anak:

1. Motivasi Intrinsik:

a. Keinginan untuk melanjutkan

pendidikan

b. Adanya dorongan dan kebutuhan

untuk melanjutkan pendidikan

c. Adanya harapan dan cita-cita

d. Adanya penghargaan atas diri

2. Motivasi ekstrinsik:

a. Lingkungan keluarga (dorongan

dari orang tua)

b. Lingkungan sekolah (dorongan

dari guru dan teman sekolah)

c. Lingkungan masyarakat

(dorongan dari teman bergaul)

d. Adanya kegiatan yang menarik

(14)

(10)

(1-4)

(5-8)

(9-12)

(13-14)

(15-18)

(19-20)

(21-22)

(23-24)

112

Lampiran 5

INSTRUMEN PENELITIAN

LEMBAR WAWANCARA ANAK PUTUS SEKOLAH

KONDISI SOSIAL EKONOMI

DAFTAR PERTANYAAN : KONDISI SOSIAL EKONOMI

Nama Anak :

I. IDENTITAS ORANG TUA SISWA PUTUS SEKOLAH

Nama Orang Tua:

Bapak :

Ibu :

Umur Orang Tua:

Bapak :

Ibu :

Pekerjaan :

Bapak :

Ibu :

Alamat :

:

No.Responden

Nama Pewawancara : Siti Fatimah (3201411106)

Hari/Tanggal Wawancara :

Jam Wawancara : s/d

113

II. KONDISI SOSIAL EKONOMI

A. Tingkat Pendidikan

1. Apa pendidikan terakhir yang Bapak tamatkan ?

2. Apa pendidikan terakhir yang Ibu tamatkan ?

B. Pendapatan Bersih Keluarga

3. Berapa rata-rata pendapatan pokok Bapak dalam satu bulan ?

4. Berapa rata-rata pendapatan pokok Ibu dalam satu bulan ?

5. Berapa rata-rata pendapatan sampingan Bapak dalam satu bulan ?

6. Berapa rata-rata pendapatan sampingan Ibu dalam satu bulan ?

7. Jumlah seluruh pendapatan pokok dan sampingan Bapak Ibu dalam satu

bulan? (dihitung/disimpulkan oleh peneliti)

8. Pengeluaran yang dikeluarkan dari pendapatan tersebut:

a. Berapakah rata-rata pengeluaran untuk makan setiap bulan ?

b. Pengeluaran Non Makan:

1. Berapakah pengeluaran keluarga untuk pendidikan anak didalam

kelas/bulan?

a. SPP/Uang Sekolah = Rp.

b. Buku (LKS, Buku Panduan) = Rp.

c. dll = Rp

Total Pengeluaran didalam kelas = Rp

2. Berapakah pengeluaran keluarga untuk pendidikan anak diluar

kelas/bulan?

a. Biaya Transportasi = Rp.

b. Uang Saku = Rp.

c. Les = Rp.

d. Alat Tulis = Rp.

e. Sepatu = Rp.

f. Dll = Rp.

Total Pengeluaran diluar kelas = Rp.

114

3. Berapakah rata-rata biaya listrik yang harus dikeluarkan setiap

bulannya?

4. Berapakah rata-rata biaya air yang harus dikeluarkan setiap bulannya?

5. Berapakah pengeluaran keluarga untuk aneka barang dan jasa

(kesehatan, perawatan kecantikan, transportasi, rekreasi, kebutuhan

mandi dll) setiap bulannya?

6. Berapakah rata-rata pengeluaran keluarga yang terduga (keperluan

pesta dan upacara/kenduri, sumbangan dll) setiap bulannya?

7. Berapakah rata-rata pengeluaran keluarga untuk sandang/pakaian

(pembelian satu bulan sekali atau bagaimana) ?

8. Berapakah rata-rata pengeluaran keluarga untuk biaya perumahan

(sewa rumah, mengontrak, dll) setiap bulannya?

9. Jumlah seluruh pengeluaran keluarga (dihitung/disimpulkan oleh peneliti)

setiap bulan?

10. Pendapatan bersih keluarga (jumlah seluruh pendapatan dikurangi dengan

jumlah seluruh pengeluran)? dihitung/disimpulkan oleh peneliti

C. Jumlah Beban Tanggungan Keluarga

11. Berapakah jumlah beban tanggungan keluarga ?

D. Kondisi Rumah/Tempat Tinggal

Mengetahui kondisi rumah/tempat tinggal responden dengan melihat langsung

kondisi yang sebenarnya pada saat terjun ke lapangan.

Beri tanda √ (oleh peneliti)

115

Bentuk

Rumah

No a) Bentuk/Jenis Rumah Ya Tdk

12

1. Permanen

2. Semi Permanen

3. Kayu/Papan

4. Bambu

13

b) Jenis Lantai

1. Keramik

2. Ubin/Tegel

3. Plester

4. Tanah

14

c) Dinding

1. Papan

2. Pagar

3. Tembok

4. Batu Paving

Status

Rumah 15

1. Milik Sendiri

2. Mengontrak

3. Menempati Rumah

Milik Orang Lain

4. Menumpang saudara

Luas

Rumah 16

1. < 50 m²

2. 50 m² - 99 m²

3. 100 m² - 149 m²

4. > 149 m²

116

INSTRUMEN PENELITIAN

PEDOMAN OBSERVASI AKSESBILITAS WILAYAH

Pertanyaan Ya Tidak

Dulu sewaktu masih bersekolah

apakah “Kost atau Tidak” ?

Biaya Kost:

Rp.

/Bulan

NO Indikator Ada Tidak

1 Jarak dari rumah/kost ke

sekolah:

c. Jarak tempuh

d. Waktu tempuh

km

menit

2 Biaya transportasi Rp.

3 Fasilitas jalan:

d. Menggunakan tanah

e. Menggunakan batu

f. Menggunakan aspal

4 Alat Transportasi yang

digunakan :

c) Alat Transportasi

Pribadi:

- Jalan kaki

- Sepeda

- Sepeda Motor

117

- Mobil

d) Alat Transportasi

Umum:

- Ojek Sepeda

Motor

- Angkutan Umum

- Mini Bus

118

INSTRUMEN PENELITIAN

ANGKET MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK ANAK

Petunjuk pengisian:

1. Isilah identitas saudara secara lengkap dan benar.

2. Baca dengan seksama pertanyaan kemudian isilah dengan jawaban yang

sesuai dengan kondisi Saudara yang sebenarnya.

3. Pilihlah jawaban pada angket dengan memberi tanda:

Tanda Silang ( × ) pada salah satu pilihan jawaban.

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Nama Orang Tua :

1. Bapak :

2. Ibu :

II. DAFTAR PERNYATAAN

A. MOTIVASI INTRINSIK

Hasrat/Keinginan melanjutkan pendidikan

1. Saat ini saya sudah tidak ingin untuk melanjutkan pendidikan kembali (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

2. Keinginan saya saat ini adalah dapat melanjutkan pendidikan kembali (F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

3. Keinginan saya untuk melanjutkan pendidikan berdasarkan keinginan saya

sendiri bukan karena orang lain (F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

4. Saya sudah tidak tertarik untuk melanjutkan pendidikan dibangku sekolah

formal seperti dulu lagi (NF)...

No.Responden

119

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Adanya dorongan atau kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan

5. Hanya dengan mengandalkan ijazah SMP saja hidup saya ke depan akan baik-

baik saja, jadi saya rasa tidak perlu melanjutkan pendidikan kembali (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

6. Saya ingin melanjutkan pendidikan kembali karena saya rasa dalam hidup ke

depan tidak cukup apabila hanya mengandalkan ijazah SMP saja (F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

7. Hanya dengan mengandalkan ijazah SMP, tentu akan menyulitkan saya dalam

mencari pekerjaan (F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

8. Bagi saya hanya dengan mengandalkan ijazah SMP saja tidak akan

menyulitkan saya dalam urusan mencari pekerjaan (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Adanya harapan dan cita-cita

9. Orang yang dapat mewujudkan mimpi dan cita-citanya adalah seseorang yang

memiliki ijazah SMA/SMK, maka dari itu saya ingin melanjutkan pendidikan

kembali (F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

10. Orang yang dapat berhasil dan sukses adalah orang yang memiliki ijazah

SMA/SMK maka dari itu saya ingin melanjutkan pendidikan kembali (F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

11. Tanpa ijazah SMA/SMK saya yakin dapat mewujudkan cita-cita saya (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

12. Tanpa ijazah SMA/SMK saya yakin dapat berhasil dan sukses (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Penghargaan Atas Diri

120

13. Jika saya berijazah SMA/SMK tentu saya akan bangga atas diri saya sendiri

(F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

14. Saya bangga atas diri sendiri walaupun hanya berijazah SMP saja (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

B. MOTIVASI EKSTRINSIK

Lingkungan Keluarga (Orang Tua)

15. Kurangnya dukungan dari orang tua untuk bersekolah menyebabkan saya

putus sekolah (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

16. Kurangnya pengawasan dari orang tua menyebabkan saya putus sekolah

(NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

17. Orang tua saya selalu mendukung saya untuk bersekolah (F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

18. Orang tua saya selalu mendukung dan mengupayakan agar saya tetap

bersekolah walaupun mereka tidak punya biaya (F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Lingkungan Sekolah (guru dan teman-teman sekolah)

19. Sewaktu saya masih bersekolah dulu, kehadiran saya diterima dengan baik

oleh pihak sekolah (guru dan teman-teman sekolah)(F)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

20. Saya putus sekolah karena saya dipengaruhi oleh teman-teman sekolah saya

dulu (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Lingkungan Masyarakat (teman bergaul)

21. Teman-teman bergaul dilingkungan tempat tinggal saya yang telah

mempengaruhi saya putus sekolah (NF)...

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

121

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

22. Teman-teman bergaul di lingkungan tempat tinggal saya sangat mendukung

saya untuk dapat melanjutkan pendidikan kembali (F)…

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

Adanya Kegiatan yang Menarik

23. Banyak kegiatan menarik yang dapat di lakukan di sekolah, hal tersebut yang

membuat saya ingin melanjutkan pendidikan kembali (F)…

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

24. Saya lebih tertarik untuk melakukan kegiatan di luar sekolah, misalnya

Bekerja atau bermain-main (NF)…

a. Sangat Setuju c. Tidak Setuju

b. Setuju d. Sangat Tidak Setuju

122

Lampiran 6

HASIL PENELITIAN

TINGKAT PENDIDIKAN & TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA

No Kode Tingkat Pendidikan

Pendapatan

Pokok + Sampingan Total

Pendapatan Ayah Ibu Ayah Ibu

1 R.A01 SD SD 1.800.000 1.100.000 2.900.000

2 R.A02 SD SD 1.400.000 900.000 2.300.000

3 R.B01 SD SD 1.700.000 800.000 2.500.000

4 R.B02 Tdk Tmt SD Tdk Tmt SD 800.000 530.000 1.330.000

5 R.B03 SMA SMP 2.400.000 1.450.000 3.850.000

6 R.B04 Tdk Tmt SD Tdk Tmt SD 890.000 0 890.000

7 R.B05 SMA SMP 2.600.000 0 2.600.000

8 R.B06 SD SD 2.500.000 0 2.500.000

9 R.B07 SD SD 2.200.000 1.400.000 3.600.000

10 R.B08 SD SD 0 1.700.000 1.700.000

11 R.B09 SD SD 1.950.000 0 1.950.000

12 R.B10 SD SMP 0 1.450.000 1.450.000

13 R.B11 Tdk Tmt SD SD 0 1.800.000 1.800.000

14 R.B12 SD SD 1.700.000 800.000 2.500.000

15 R.B13 SD SD 2.640.000 600.000 3.240.000

16 R.B14 SD SD 1.560.000 2.000.000 3.560.000

17 R.B15 SD Tdk Tmt SD 1.260.000 500.000 1.760.000

18 R.B16 SD SD 2.260.000 800.000 3.060.000

19 R.B17 SD SD 2.140.000 1.500.000 3.640.000

20 R.B18 SMP SD 3.850.000 0 3.850.000

21 R.B19 SD SD 3.500.000 0 3.500.000

22 R.B20 SD SD 1.500.000 1.200.000 2.700.000

23 R.B21 SD SD 1.560.000 940.000 2.500.000

24 R.B22 SD SMA 2.500.000 0 2.500.000

25 R.B23 Tdk Tmt SD Tdk Tmt SD 2.500.000 0 2.500.000

26 R.B24 SD SMP 1.690.000 900.000 2.590.000

27 R.B25 Tdk Tmt SD SD 0 1.440.000 1.440.000

28 R.B26 SD SD 1.710.000 0 1.710.000

29 R.B27 SMP SD 2.560.000 0 2.560.000

30 R.B28 SMP SD 2.900.000 0 2.900.000

Jumlah 54.070.000 21.810.000 75.880.000

Nilai Maksimal 3.850.000 1.800.000 3.850.000

Nilai Minimal 0 0 890.000

Rata-Rata 1.802.300 777.000 2.529.300

123

Lampiran 7

HASIL PENELITIAN

PENGELUARAN MAKAN & NON MAKAN KELUARGA

No Kode

Makan

(Rp)

Non Makan

(Rp)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 R.A1 1.500.000 0 0 50.000 40.000

2 R.A2 900.000 53.000 175.000 100.000 20.000

3 R.B1 750.000 77.000 515.000 50.000 65.000

4 R.B2 750.000 0 0 90.000 65.000

5 R.B3 1.500.000 20.000 437.000 115.000 90.000

6 R.B4 450.000 0 0 60.000 14.000

7 R.B5 1.050.000 20.000 280.000 65.000 65.000

8 R.B6 1.050.000 0 200.000 65.000 0

9 R.B7 1.500.000 206.000 410.000 65.000 60.000

10 R.B8 750.000 50.000 300.000 80.000 10.000

11 R.B9 900.000 0 0 60.000 40.000

12 R.B10 750.000 0 0 60.000 0

13 R.B11 750.000 13.000 150.000 65.000 60.000

14 R.B12 1.200.000 147.000 130.000 47.000 20.000

15 R.B13 1.500.000 0 0 70.000 60.000

16 R.B14 1.500.000 0 0 80.000 50.000

17 R.B15 600.000 170.000 270.000 80.000 0

18 R,B16 1.500.000 14.000 232.000 54.000 35.000

19 R.B17 1.500.000 0 499.000 140.000 0

20 R.B18 1.500.000 230.000 761.000 100.000 55.000

21 R.B19 1.200.000 173.000 540.000 100.000 25.000

22 R.B20 900.000 120.000 320.000 50.000 50.000

23 R.B21 900.000 70.000 258.000 80.000 30.000

24 R.B22 900.000 0 280.000 100.000 45.000

25 R.B23 1.050.000 0 0 65.000 80.000

26 R.B24 900.000 0 181.000 50.000 45.000

27 R.B25 750.000 0 0 65.000 45.000

28 R.B26 750.000 0 0 43.000 35.000

29 R.B27 1.200.000 0 0 130.000 10.000

30 R.B28 1.200.000 27.000 205.000 200.000 20.000

Jumlah 31.650.000 1.390.000 6.143.000 2.379.000 1.134.000

NilaiMaks. 1.500.000 230.000 761.000 140.000 90.000

Nilai Min. 450.000 0 0 43.000 0

Rata-Rata 1.050.000 46.300 204.800 79.300 37.800

124

HASIL PENELITIAN

PENGELUARAN MAKAN & NON MAKAN KELUARGA

Non Makan

(Rp)

Total

Pengeluaran

(Rp)

Pendapatan

Bersih

(Rp) (6) (7) (8) (9)

566.000 85.000 200.000 0 2.441.000 459.000

430.000 60.000 100.000 0 1.838.000 462.000

490.000 40.000 0 0 1.987.000 513.000

138.000 45.000 0 0 1.088.000 242.000

721.000 95.000 250.000 0 3.228.000 622.000

89.000 35.000 0 0 648.000 242.000

639.000 85.000 0 0 2.204.000 396.000

589.000 77.000 0 0 1.981.000 519.000

525.000 55.000 0 300.000 3.121.000 479.000

271.000 40.000 0 0 1.501.000 199.000

422.000 60.000 0 0 1.482.000 468.000

107.000 52.000 0 0 969.000 481.000

450.000 50.000 0 0 1.538.000 262.000

390.000 40.000 0 0 1.974.000 526.000

795.000 70.000 250.000 0 2.745.000 495.000

814.000 80.000 150.000 0 2.674.000 886.000

364.000 35.000 0 0 1.519.000 241.000

514.000 61.000 0 0 2.410.000 650.000

809.000 60.000 150.000 0 3.158.000 482.000

689.000 60.000 0 0 3.395.000 455.000

675.000 80.000 0 0 2.793.000 707.000

650.000 60.000 0 300.000 2.450.000 250.000

595.000 40.000 0 0 1.973.000 527.000

300.000 40.000 0 0 1.665.000 835.000

425.000 50.000 0 0 1.670.000 830.000

575.000 45.000 0 0 1.796.000 794.000

300.000 60.000 0 0 1.220.000 220.000

391.000 40.000 O 0 1.259.000 451.000

425.000 70.000 140.000 0 1.975.000 585.000

450.000 96.000 0 300.000 2.498.000 402.000

14.598.000 1.766.000 1.240.000 900.000 61.200.000 14.278.000

809.000 96.000 250.000 300.000 3.395.000 830.000

89.000 35.000 0 0 648.000 199.000

486.600 58.800 41.300 30.000 2.040.000 475.900

Sumber : Hasil Analisis Penelitian 2015

125

Keterangan :

1. Pengeluaran keluarga untuk biaya makan

2. Pengeluaran keluarga untuk biaya pendidikan di dalam kelas

3. Pengeluaran keluarga untuk biaya pendidikan di luar kelas

4. Pengeluaran keluarga untuk biaya listrik setiap bulan

5. Pengeluaran keluarga untuk biaya air setiap bulan

6. Pengeluaran keluarga untuk biaya barang dan jasa (kesehatan, transportasi,

rekreasi, kebutuhsn mandi dll)

7. Pengeluaran untuk keluarga untuk biaya tak terduga (upacara pernikahan,

melayat, sumbangan dll)

8. Pengeluaran keluarga untuk sandang/pakaian (baju, celana dll)

9. Pengeluaran keluarga untuk biaya perumahan

126

Lampiran 8

TABULASI VARIABEL KONDISI RUMAH/TEMPAT TINGGAL

ORANG TUA ANAK PUTUS SEKOLAH

No Kode Butir Soal

Jmlh % Kriteria 12 13 14 15 16

1 R.A01 4 2 4 4 3 17 85 Sangat Baik

2 R.A02 4 2 4 4 2 16 80 Sangat Baik

3 R.B01 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

4 R.B02 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

5 R.B03 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

6 R.B04 2 1 2 4 2 11 55 Sedang

7 R.B05 3 3 2 4 2 14 70 Baik

8 R.B06 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

9 R.B07 3 1 2 3 2 11 55 Sedang

10 R.B08 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

11 R.B09 4 3 4 4 2 17 85 Sangat Baik

12 R.B10 4 4 4 4 1 19 95 Sangat Baik

13 R.B11 2 1 2 4 3 12 60 Sedang

14 R.B12 3 2 2 4 3 14 70 Baik

15 R.B13 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

16 R.B14 3 4 2 4 2 15 75 Baik

17 R.B15 2 1 2 4 2 11 55 Sedang

18 R.B16 4 4 4 4 4 20 100 Sangat Baik

19 R.B17 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

20 R.B18 4 2 4 4 4 18 90 Sangat Baik

21 R.B19 4 4 4 4 4 20 100 Sangat Baik

22 R.B20 2 1 2 3 1 9 45 Sedang

23 R.B21 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

24 R.B22 3 4 2 2 2 13 65 Baik

25 R.B23 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

26 R.B24 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

27 R.B25 4 3 2 4 4 17 85 Sangat Baik

28 R.B26 4 4 4 4 2 18 90 Sangat Baik

29 R.B27 4 4 4 4 3 19 95 Sangat Baik

30 R.B28 4 4 4 3 2 17 85 Sangat Baik

Sumber : Hasil Analisis Data Penelitian 2015

127

Lampiran 9

HASIL PENELITIAN AKSESBITITAS WILAYAH

No Kode

Jarak

Tempuh

(Km)

Waktu

Tempuh

(menit)

AlatTransportasi yang

Digunakan Biaya

Transportasi/

Minggu

(Ribuan) Sepeda

Motor

Jalan

Kaki

Mini

Bus

1 R.A1 14,6 25 √ 42

2 R.A2 14,2 25 √ 42

3 R.B1 7,5 18 √ 21

4 R.B2 3,8 30 √ 0

5 R.B3 3,7 10 √ 21

6 R.B4 1,7 15 √ 0

7 R.B5 1,6 5 √ 14

8 R.B6 3,7 10 √ 21

9 R.B7 8 25 √ 24

10 R.B8 8 25 √ 24

11 R.B9 3,7 30 √ 0

12 R.B10 7,8 20 √ 21

13 R.B11 9 25 √ 21

14 R.B12 8 25 √ 21

15 R.B13 1,5 5 √ 14

16 R.B14 5 15 √ 21

17 R.B15 7,5 15 √ 24

18 R,B16 5 15 √ 21

19 R.B17 7,8 20 √ 21

20 R.B18 3,6 10 √ 21

21 R.B19 8 17 √ 21

22 R.B20 6,5 10 √ 21

23 R.B21 3,6 10 √ 21

24 R.B22 14,6 30 √ 42

25 R.B23 8,9 25 √ 42

26 R.B24 7,5 20 √ 21

27 R.B25 14,6 30 √ 0

28 R.B26 18 30 √ 30

29 R.B27 20 30 √ 42

30 R.B28 9,5 25 √ 42

Sumber : Hasil Observasi Penelitian 2015

128

Lampiran 10

TABEL 1. TABULASI VARIABEL MOTIVASI INTRINSIK

No Kode Butir soal

Jumlah % Kriteria 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 R.A01 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 2 25 44.6 Rendah

2 R.A02 1 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 4 2 27 48.2 Rendah

3 R.B01 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 2 24 42.9 Rendah

4 R.B02 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 3 2 25 44.6 Rendah

5 R.B03 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 3 2 24 42.9 Rendah

6 R.B04 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 3 1 2 1 24 42.9 Rendah

7 R.B05 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 42 75 Sedang

8 R.B06 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 44 78.6 Tinggi

9 R.B07 4 4 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 1 43 76.8 Tinggi

10 R.B08 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 26 46.4 Rendah

11 R.B09 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 4 3 28 50 Rendah

12 R.B10 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 30 53.6 Sedang

13 R.B11 3 3 3 1 2 2 4 3 1 2 3 2 3 3 35 62.5 Sedang

14 R.B12 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 1 23 41.1 Rendah

15 R.B13 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 3 2 26 46.5 Rendah

16 R.B14 2 1 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 3 2 26 46.5 Rendah

17 R.B15 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 2 1 4 1 26 46.5 Rendah

18 R.B16 1 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 26 46.5 Rendah

19 R.B17 2 1 2 1 2 2 3 3 3 1 2 1 2 2 27 48.3 Rendah

20 R.B18 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 3 2 26 46.4 Rendah

21 R.B19 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25 44.6 Rendah

22 R.B20 2 2 2 2 1 2 2 2 3 1 2 2 3 1 27 48.2 Rendah

23 R.B21 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 25 44.6 Rendah

24 R.B22 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 25 44.6 Rendah

25 R.B23 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 3 28 50 Rendah

26 R.B24 1 2 1 4 2 2 4 3 2 2 1 1 3 2 30 53.6 Sedang

27 R.B25 2 2 2 1 2 3 3 3 1 1 2 1 3 1 27 48.2 Rendah

28 R.B26 1 2 1 3 2 2 4 3 2 2 3 1 3 2 31 55.4 Sedang

29 R.B27 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 4 3 28 50 Rendah

30 R.B28 2 2 1 1 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 27 48.2 Rendah

(%) Tertinggi 78,6

(%) Terendah 42,9

Rata-Rata 50,58

Kriteria Rendah

129

Lampiran 11

TABEL 2. TABULASI VARIABEL MOTIVASI EKSTRINSIK

No Kode Butir soal

Jumlah % Kriteria 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1 R.A01 4 3 4 3 3 1 1 2 2 1 24 60 Sedang

2 R.A02 3 3 4 2 4 1 2 3 2 1 25 62.5 Sedang

3 R.B01 3 2 3 3 1 3 2 2 2 1 22 55 Sedang

4 R.B02 2 2 2 2 3 3 3 3 2 1 23 57.5 Sedang

5 R.B03 3 3 4 3 4 1 1 1 2 2 24 60 Sedang

6 R.B04 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 23 57.5 Sedang

7 R.B05 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 15 37.5 Rendah

8 R.B06 2 1 2 2 2 1 3 3 2 1 19 47.5 Rendah

9 R.B07 1 1 2 2 1 1 1 1 3 1 14 35 Rendah

10 R.B08 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 29 72.5 Sedang

11 R.B09 4 2 3 3 3 2 1 2 2 1 23 57.5 Sedang

12 R.B10 4 4 4 4 3 3 3 2 2 1 30 75 Sedang

13 R.B11 3 3 1 2 3 3 1 1 3 3 23 57.5 Sedang

14 R.B12 4 4 4 4 3 1 1 2 1 1 25 62.5 Sedang

15 R.B13 3 3 4 4 2 3 3 3 2 1 28 70 Sedang

16 R.B14 4 3 4 3 3 3 1 2 2 2 27 67.5 Sedang

17 R.B15 3 4 3 4 2 3 3 3 2 1 28 70 Sedang

18 R.B16 4 2 3 4 1 1 1 1 2 1 20 50 Rendah

19 R.B17 4 3 4 4 3 3 2 2 2 1 28 70 Sedang

20 R.B18 3 3 4 4 3 3 1 1 2 2 26 65 Sedang

21 R.B19 4 2 4 3 2 2 1 2 2 1 23 57.5 Sedang

22 R.B20 4 3 3 3 3 3 2 2 2 2 27 67.5 Sedang

23 R.B21 3 3 4 3 2 1 3 4 1 1 25 62.5 Sedang

24 R.B22 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 17 42.5 Rendah

25 R.B23 3 2 3 3 2 1 1 1 2 2 20 50 Rendah

26 R.B24 3 3 4 3 3 2 1 2 2 2 25 62.5 Sedang

27 R.B25 3 3 3 4 4 1 1 1 2 2 24 60 Sedang

28 R.B26 3 3 4 4 4 1 1 2 2 2 26 65 Sedang

29 R.B27 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 29 72.5 Sedang

30 R.B28 3 3 4 3 2 1 1 2 2 2 23 57.5 Sedang

(%) Tertinggi 75

(%) Terendah 35

Rata-rata 60

Kriteria Sedang

130

Lampiran 12

TABULASI DATA TIAP INDIKATOR MOTIVASI INTRINSIK

1 2 3 4 Jumlah % Kriteria 5 6 7 8 Jumlah % Kriteria 9 10 11 12 Jumlah % Kriteria 13 14 Jumlah % Kriteria

1 R.A01 2 1 2 2 7 43.75 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 1 1 2 1 5 31.25 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

2 R.A02 1 2 2 2 7 43.75 Rendah 1 2 3 2 8 50 Rendah 2 1 2 1 6 37.5 Rendah 4 2 6 75 Sedang

3 R.B01 1 1 2 1 5 31.25 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 2 1 1 6 37.5 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

4 R.B02 2 2 1 2 7 43.75 Rendah 1 2 2 2 7 43.75 Rendah 2 2 1 1 6 37.5 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

5 R.B03 2 2 1 2 7 43.75 Rendah 2 2 1 2 7 43.75 Rendah 2 1 1 1 5 31.25 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

6 R.B04 2 2 2 2 8 50 Rendah 1 1 2 2 6 37.5 Rendah 2 1 3 1 7 43.75 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah

7 R.B05 4 4 3 3 14 87.5 Tinggi 4 4 3 2 13 81.25 Tinggi 3 4 2 3 12 75 Sedang 3 2 5 62.5 Sedang

8 R.B06 3 3 3 3 12 75 Sedang 3 4 3 3 13 81.25 Tinggi 3 4 3 3 13 81.25 Tinggi 3 3 6 75 Sedang

9 R.B07 4 4 3 3 14 87.5 Tinggi 3 4 2 2 11 68.75 Sedang 3 3 4 4 14 87.5 Tinggi 3 1 4 50 Rendah

10 R.B08 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 1 2 1 6 37.5 Rendah 3 1 4 50 Rendah

11 R.B09 2 1 2 2 7 43.75 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 1 1 2 6 37.5 Rendah 4 3 7 87.5 Tinggi

12 R.B10 2 2 2 3 9 56.25 Sedang 2 2 3 2 9 56.25 Sedang 2 2 3 2 9 56.25 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah

13 R.B11 3 3 3 1 10 62.5 Sedang 2 2 4 3 11 68.75 Sedang 1 2 3 2 8 50 Rendah 3 3 6 75 Sedang

14 R.B12 2 2 1 1 6 37.5 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 2 1 1 6 37.5 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah

15 R.B13 1 2 2 1 6 37.5 Rendah 2 2 1 3 8 50 Rendah 2 2 2 1 7 43.75 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

16 R.B14 2 1 2 1 6 37.5 Rendah 2 2 1 3 8 50 Rendah 2 2 2 1 7 43.75 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

17 R.B15 1 2 2 1 6 37.5 Rendah 2 2 1 3 8 50 Rendah 2 2 2 1 7 43.75 Rendah 4 1 5 62.5 Sedang

18 R.B16 1 1 2 3 7 43.75 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 2 2 1 7 43.75 Rendah 3 1 4 50 Rendah

19 R.B17 2 1 2 1 6 37.5 Rendah 2 2 3 3 10 62.5 Sedang 3 1 2 1 7 43.75 Rendah 2 2 4 50 Rendah

20 R.B18 1 1 2 2 6 37.5 Rendah 1 2 2 2 7 43.75 Rendah 2 1 3 2 8 50 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

21 R.B19 1 2 1 2 6 37.5 Rendah 1 2 2 2 7 43.75 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 2 4 50 Rendah

22 R.B20 2 2 2 2 8 50 Rendah 1 2 2 2 7 43.75 Rendah 3 1 2 2 8 50 Rendah 3 1 4 50 Rendah

23 R.B21 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 1 1 1 5 31.25 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 2 4 50 Rendah

24 R.B22 1 2 1 2 6 37.5 Rendah 1 2 2 2 7 43.75 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 2 4 50 Rendah

25 R.B23 1 2 1 2 6 37.5 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 1 2 2 7 43.75 Rendah 4 3 7 87.5 Tinggi

26 R.B24 1 2 1 4 8 50 Rendah 2 2 4 3 11 68.75 Sedang 2 2 1 1 6 37.5 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

27 R.B25 2 2 2 1 7 43.75 Rendah 2 3 3 3 11 68.75 Sedang 1 1 2 1 5 31.25 Rendah 3 1 4 50 Rendah

28 R.B26 1 2 1 3 7 43.75 Rendah 2 2 4 3 11 68.75 Sedang 2 2 3 1 8 50 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

29 R.B27 2 1 2 2 7 43.75 Rendah 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 1 1 2 6 37.5 Rendah 4 3 7 87.5 Tinggi

30 R.B28 2 2 1 1 6 37.5 Rendah 2 2 3 2 9 56.25 Sedang 2 2 2 1 7 43.75 Rendah 3 2 5 62.5 Sedang

87.5 81.25 87.5 87.5

31.25 31.25 31.25 37.5

47.29167 53.75 46.45833 60

Rendah Sedang Rendah SedangKriteria

(%) Tertinggi

(%) Terendah

Rata-rata

Adanya dorongan untuk melanjutkan PendidikanKeinginan untuk melanjutkan pendidikan Adanya harapan dan cita-cita Penghargaan atas diri

Butir soal

No Kode

131

Lampiran 13

TABULASI DATA TIAP INDIKATOR MOTIVASI EKSTRINSIK

15 16 17 18 Jumlah % Kriteria 19 20 Jumlah % Kriteria 21 22 Jumlah % Kriteria 23 24 Jumlah % Kriteria

1 R.A01 4 3 4 3 14 87.5 Tinggi 3 1 4 50 Rendah 1 2 3 37.5 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah

2 R.A02 3 3 4 2 12 75 Sedang 4 1 5 62.5 Sedang 2 3 5 62.5 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah

3 R.B01 3 2 3 3 11 68.75 Sedang 1 3 4 50 Rendah 2 2 4 50 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah

4 R.B02 2 2 2 2 8 50 Rendah 3 3 6 75 Sedang 3 3 6 75 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah

5 R.B03 3 3 4 3 13 81.25 Tinggi 4 1 5 62.5 Sedang 1 1 2 25 Rendah 2 2 4 50 Rendah

6 R.B04 3 3 3 3 12 75 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah 2 2 4 50 Rendah 2 2 4 50 Rendah

7 R.B05 1 1 1 2 5 31.25 Rendah 2 2 4 50 Rendah 2 2 4 50 Rendah 1 1 2 25 Rendah

8 R.B06 2 1 2 2 7 43.75 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah 3 3 6 75 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah

9 R.B07 1 1 2 2 6 37.5 Rendah 1 1 2 25 Rendah 1 1 2 25 Rendah 3 1 4 50 Rendah

10 R.B08 3 3 4 4 14 87.5 Tinggi 2 3 5 62.5 Sedang 3 3 6 75 Sedang 2 2 4 50 Rendah

11 R.B09 4 2 3 3 12 75 Sedang 3 2 5 62.5 Sedang 1 2 3 37.5 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah

12 R.B10 4 4 4 4 16 100 Tinggi 3 3 6 75 Sedang 3 2 5 62.5 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah

13 R.B11 3 3 1 2 9 56.25 Sedang 3 3 6 75 Sedang 1 1 2 25 Rendah 3 3 6 75 Sedang

14 R.B12 4 4 4 4 16 100 Tinggi 3 1 4 50 Rendah 1 2 3 37.5 Rendah 1 1 2 25 Rendah

15 R.B13 3 3 4 4 14 87.5 Tinggi 2 3 5 62.5 Sedang 3 3 6 75 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah

16 R.B14 4 3 4 3 14 87.5 Tinggi 3 3 6 75 Sedang 1 2 3 37.5 Rendah 2 2 4 50 Rendah

17 R.B15 3 4 3 4 14 87.5 Tinggi 2 3 5 62.5 Sedang 3 3 6 75 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah

18 R.B16 4 2 3 4 13 81.25 Tinggi 1 1 2 25 Rendah 1 1 2 25 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah

19 R.B17 4 3 4 4 15 93.75 Tinggi 3 3 6 75 Sedang 2 2 4 50 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah

20 R.B18 3 3 4 4 14 87.5 Tinggi 3 3 6 75 Sedang 1 1 2 25 Rendah 2 2 4 50 Rendah

21 R.B19 4 2 4 3 13 81.25 Tinggi 2 2 4 50 Rendah 1 2 3 37.5 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah

22 R.B20 4 3 3 3 13 81.25 Tinggi 3 3 6 75 Sedang 2 2 4 50 Rendah 2 2 4 50 Rendah

23 R.B21 3 3 4 3 13 81.25 Tinggi 2 1 3 37.5 Rendah 3 4 7 87.5 Tinggi 1 1 2 25 Rendah

24 R.B22 2 2 2 2 8 50 Rendah 2 1 3 37.5 Rendah 2 2 4 50 Rendah 1 1 2 25 Rendah

25 R.B23 3 2 3 3 11 68.75 Sedang 2 1 3 37.5 Rendah 1 1 2 25 Rendah 2 2 4 50 Rendah

26 R.B24 3 3 4 3 13 81.25 Tinggi 3 2 5 62.5 Sedang 1 2 3 37.5 Rendah 2 2 4 50 Rendah

27 R.B25 3 3 3 4 13 81.25 Tinggi 4 1 5 62.5 Sedang 1 1 2 25 Rendah 2 2 4 50 Rendah

28 R.B26 3 3 4 4 14 87.5 Tinggi 4 1 5 62.5 Sedang 1 2 3 37.5 Rendah 2 2 4 50 Rendah

29 R.B27 4 3 4 4 15 93.75 Tinggi 3 3 6 75 Sedang 2 2 4 50 Rendah 2 2 4 50 Rendah

30 R.B28 3 3 4 3 13 81.25 Tinggi 2 1 3 37.5 Rendah 1 2 3 37.5 Rendah 2 2 4 50 Rendah

100 75 87.5 75

31.25 25 25 25

76.04167 56.25 47.08333 42.5

Tinggi Sedang Rendah Rendah

No Kode

(%) Tertinggi

(%) Terendah

Rata-rata

Kriteria

Lingkungan keluarga Lingkungan sekolah (Guru/Murid) Lingkungan masyarakat (Teman bergaul) Adanya kegiatan yang menarik

Butir soal

132

Lampiran 14

133

134

135

Lampiran 15

GAMBAR DOKUMENTASI PENELITIAN

WAWANCARA DENGAN ORANG TUA ANAK PUTUS SEKOLAH

Gambar Peneliti sedang melakukan

Wawancara dengan Orang Tua Anak Putus Sekolah

Gambar Peneliti sedang melakukan

Wawancara dengan Orang Tua Anak Putus Sekolah

136

Lampiran 16

DOKUMENTASI PENGISIAN ANGKET MOTIVASI

OLEH ANAK PUTUS SEKOLAH

Gambar Anak Putus Sekolah Sedang Mengisi Angket Penelitian

Gambar Anak Putus Sekolah Sedang Mengisi Angket Penelitian

137

Lampiran 17

DOKUMENTASI FASILITAS JALAN

Gambar Jl. Hadi Soebeno (Semarang-Boja) merupakan jalan raya yang letaknya jauh

dari sekolah merupakan satu-satunya jalan yang di lewati angkutan umum


Recommended