Transcript
Page 1: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

EVALUASI PROGRAM DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI PEMERIKSAAN KLINIS DENGAN MELIBATKAN BIDAN,

KOLABORASI YAYASAN YAPPIKA (YAYASAN PENGUATAN PARTISIPASI, INISIATIF, DAN KEMITRAAN MASYARAKAT INDONESIA)

DAN YKPJ (YAYASAN KESEHATAN PAYUDARA JAKARTA) DI KEC. KOJA. JAKARTA UTARA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi sebagai syarat untuk meraih Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Fahminudin NIM. 103054028783

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM (PMI) FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI (FDK)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1429 H./ 2008 M.

Page 2: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 3: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 4: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 5: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

ABSTRAK

Fahminudin Evaluasi Program Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui Pemeriksaan Klinis Dengan Melibatkan Bidan, Kolaborasi Yayasan Yappika (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) dan YKPJ (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta) Di Kec. Koja. Jakarta Utara.

Istilah pengembangan masyarakat sering kali diimplimentasikan dalam bentuk program-program sosial yang meliputi berbagai pelayanan sosial yang berbasis masyarakat yang dilakukan oleh lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM). Salah satu LSM yang melaksanakan program-program sosial, yaitu: Yayasan Yappika (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) dan YKPJ (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta) yang bekerja sama atau berkolaborasi melaksanakan program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan. Program ini merupakan salah satu bentuk pelayanan publik di bidang kesehatan dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar masyarakat terhadap akses pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dalam penanganan penyakit kanker payudara.

Program ini terdiri dari langkah-langkah kegiatan program yang terdiri dari: 1) Pendidikan publik, berupa penyuluhan kesehatan mengenai penyakit kanker payudara, penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara, dan penyuluhan mengenai hak-hak masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, yang disampaikan oleh praktisi kesehatan dan pekerja sosial melalui dialog langsung dengan masyarakat dan penyebaran brosur-brosur. 2) Pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) oleh para bidan secara manual melalui perabaan biasa, dimana masing-masing bidan memeriksa 50 perempuan. 3) Verifikasi hasil pemeriksaan oleh para bidan dengan menggunakan alat mammografi. 4) Mengembangkan sistem rujukan untuk menindak lanjuti hasil temuan kasus kelainan payudara guna diagnosa dan tindakan lanjut secara gratis di rumah sakit Dharmais. Dalam konteks ini, peserta program yang ditemukan menderita kelainan payudara, dibantu dalam pengurusan jaminan pelayanan kesehatan, seperti: Askeskin (asuransi kesehatan warga miskin), Sktm (surat keterangan tidak mampu), atau Gakin guna memperoleh pembebasan atau peringanan biaya pengobatan lebih lanjut.

Rangkaian langkah-langkah kegiatan program di atas, tentunya memiliki tujuan tertentu. Untuk memperoleh tujuan tertentu, maka proses kegiatan-kegiatan program haruslah mengarah sesuai dengan rencana-rencana kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada keberhasilan suatu program (mencapai tujuan yang diinginkan). Bila suatu program yang dijalankan tidak mencapai hasil yang diharapkan, maka yang ditinjau atau dianalisis ialah suatu proses kegiatan-kegiatan program yang telah direncanakan sebelumnya, apakah implimentasi sebenarnya dari program tersebut berbeda dari yang ada dalam rancangan (perencanaan), atau sekalipun suatu program dilaksanakan sesuai dengan rancangan, kemungkinan bisa saja program itu tidak mengarah ke kegiatan-kegiatan yang seharusnya menjadi sasaran.

Analisis suatu proses kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan, dapat dilakukan dengan suatu kegiatan evaluasi program pada Input dan Proses. Penelitian evaluasi input bertujuan untuk memperbaiki program, dengan cara mengecek persiapan-persiapan (perencanaan) yang ada. Sedangkan evaluasi proses bertujuan untuk melihat bagaimana rencana-rencana tersebut dilaksanakan dan memberikan informasi tentang deskripsi proses pelaksanaan program

Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu, penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif, yaitu, penelitian yang berupaya menghimpun data, mengelolah data, dan menganalisis data secara kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif, bersifat deskriptif (menggunakan data-data kualitatif), yaitu, penelitian yang berusaha menerangkan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi pada subyek penelitian pada masa sekarang, kemudian dijelaskan, dianalisa, dan disajikan sedemikian rupa untuk mendapatkan gambaran yang sistematis.

Page 6: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Untuk menganalisis evaluasi program ini, penulis menggunakan desain penelitian Pietrzak, dkk. Pieztrzak menjelaskan, pertama, evaluasi input memfokuskan penilaian atau evaluasi pada berbagai unsur (variable) yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Berbagai unsur tersebut meliputi: klien (sasaran penerima kegiatan program), staf pelaksana program, dan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program. Pertayaan kunci yang ingin dijawab melalui evaluasi input ini adalah: a. Apakah karakteristik sasaran penerima kegiatan program (klien) benar-benar sesuai dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana? b. Apakah para stap pelaksana program memiliki kualifikasi yang sesuai dalam menjalankan mekanisme kerjannya? c. Apakah berbagai sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan?.

Kedua, evaluasi proses, memfokuskan diri pada penilaian perjalanan pengoperasian program dan kualitas layanan yang diberikan yang mencakup kegiatan-kegiatan program dan sistem pemberian layanan program, seperti: jenis layanan kegiatan program, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan program, serta mencakup interaksi langsung antara klien dengan staf terdepan (line staf). Pertayaan kunci yang ingin dijawab dalam evaluasi ini ialah: 1). Kegiatan program apa saja yang dilakukan? 2). Apakah kegiatan-kegiatan program yang dilakukan dapat dengan mudah dan nyaman diterima oleh sasaran penerima kegiatan program?.

Hasil analisa evaluasi input, penulis menyimpulkan, pertama, klien (sasaran penerima kegiatan program). Dari hasil observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan program dan hasil wawancara peneliti dalam bentuk kuesioner kepada sejumlah klien (sasaran penerima kegiatan program), bahwa karakteristik sasaran penerima kegiatan program (klien) yang terdiri dari: warga perempuan kelurahan rawa badak utara (RBU), para bidan di lokasi setempat, para relawan, dan masyarakat umum, telah sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan lembaga pelaksana (Yappika dan YKPJ). Kedua, para staf pelaksana program. Dari hasil wawancara peneliti kepada para staf mengenai latar belakang pendidikan para staf, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti para staf, serta bidang kerja para staf, menunjukan bahwa para staf berasal dari latar belakang pendidikan yang sesuai dengan mekanisme kerjanya. Begitupun dengan pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh para staf dan bidang kerja para staf, telah sesuai dengan mekanisme kerjanya.

Ketiga, sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program. Dari hasil pengamatan peneliti pada saat dilaksanakannya kegiatan dan hasil wawancara peneliti kepada peserta program, bahwa fasilitas yang digunakan telah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan program dan jumlahnya telah memadai sesuai dengan kapasitas pihak-pihak yang menggunakan fasilitas tersebut.

Hasil analisa evaluasi proses, peneliti menyimpulkan, pertama, kegiatan-kegiatan program yang dilakukan, terdiri dari 4 tahap kegiatan, yaitu: a. Tahap persiapan program. b. Tahap uji coba program c. Tahap pelaksanaan program. d. Tahap evaluasi akhir keseluruhan program, analisis data-data, dan laporan.

Kedua, dari hasil observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan program dan hasil wawancara peneliti kepada para klien (warga perempuan), bahwa kegiatan-kegiatan program yang dilaksanakan telah dapat mudah dan nyaman diterima oleh warga perempuan.

Page 7: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim

Segala puja dan puji bagi Allah Swt, Zat yang maha menggengam seluruh jagat alam semesta ini termasuk

setiap hati manusia, zat yang maha besar, maha pengasih dan penyayang, tiada daya dan upaya kecuali hanya pada

diri-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasullah Saw, sebagai teladan bagi kita

semua.

Al-lhamdullilahirrabil’alamin, penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah Swt atas rahmat dan

pertolongan-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Karena tampa rahmat dan pertolongan-Nya tidaklah mungkin

skripsi ini dapat diselesaikan.

Kemampuan mengevaluasi program atau menjadi seorang evaluator ini merupakan salah satu keterampilan

khusus yang seharusnya dimiliki oleh seorang pengembangan masyarakat, dimana dengan kemampuan tersebut

diharapkan program-program sosial yang dijalankan seorang pengembangan masyarakat dapat mencapai suatu

keberhasilan. Dengan adanya pengevaluasian input dan proses akan selalu mendapatkan perbaikan-perbaikan program

yang terus berjalan, mengembangkan dan memperkuat kembali sesudah stabil, menghasilkan umpan balik segera

kepada pembuat program yang kemudian menggunakan informasi tersebut untuk merevisi bahan apabila diperlukan.

Skripsi evaluasi program ini penulis sadari masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian mudah-mudah

skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna, khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya untuk mahasiswa atau orang

lain yang mungkin dapat berguna sebagai bahan tambahan bagi mereka yang berkonsentrasi pada bidang studi dalam

dimensi pelayanan masyarakat dan evaluasi program-program sosial.

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan bila tampa

bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, sudah sepatutnya penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya dan dukungannya sehingga penulisan skripsi ini

dapat selesai. Penulis menghaturkan terima kasih sebesar besarnya kepada seluruh keluarga penulis, ayahanda dan

ibunda tersayang Bapak Drs. Chaeruna. MM. dan Ibu Bai Nafiah, yang telah banyak memberikan motivasi dan saran-

sarannya secara terus menerus, ketika penulis mengalami hambatan dalam penulisan skripsi ini. Mereka mengajarkan

arti hidup sesungguhnya di dunia ini. Mereka telah rela banyak berkorban jiwa dan raga demi untuk kesuksesan

putranya ini. Tentunya terima kasih yang penulis haturkan tidak pernah cukup untuk membalas semua kasih sayangnya

kepada penulis dan semoga Allah selalu merahmatinya.

Kepada kakanda Rasid Hamidi yang telah meminjemkan komputernya kepada penulis untuk dapat mengetik

skripsi ini, dan rela mengorbankan waktunya sampai larut malam untuk dapat membetulkan komputer yang sering kali

rusak. Kepada H. Haeriah. Lc dan H. Husein Lc yang telah memahami kesibukan penulis yang sedang menyusun

Page 8: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

skripsi, sehingga enggan menyuruh-menyuruh penulis bila terdapat keperluan-keperluan yang harusnya penulis

kerjakan, yang telah membantu mendukung terselesaikannya proses penulisan skripsi ini.

Terima kasih yang tak terhingga penulis juga sampaikan kepada Bapak. Dr. Murodi, MA. Selaku Dekan

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta Staf-stafnya. Penulis sampaikan ucapan

terima kasih kepada Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd dan Ibu Wati Nilamsari, M.Si. selaku Ketua dan Sekertaris

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak memberikan arahan dan bimbingannya mengenai dunia akademis kepada penulis.

Kepada Ibu Nurul Hidayati, M.Pd. sebagai dosen pembimbing penulisan skripsi ini. Penulis haturkan terima

kasih banyak yang telah meluangkan banyak waktunya kepada penulis untuk dapat memberikan bimbingan setiap kali

penulis mengalami kesulitan dan kebingungan dalam penulisan skripsi ini. Beliau dengan sabar dan tidak bosan-

bosannya menerima penulis untuk dapat berkonsultasi kapanpun waktunya, yang telah banyak memberikan motivasi

untuk terus maju, bersabar dan berdoa kepada Allah, serta memberikan masukan-masukan yang sangat berarti kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Syamsir Salam, M.Si. Sebagai Dosen Penasehat

Akademik Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angakatan 2003. Serta para Bapak/Ibu Dosen Fakultas Dakwah

dan Komunikasi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengarahkan, mendidik,

membimbing, dan memberi ilmu yang sangat bermanfaat untuk hidup penulis.

Terima yang tak terhingga juga, penulis sampaikan kepada Ibu Sri Indiyastusi selaku Maneger Humas dan

Kampanye Publik Yappika beserta Staf-stafnya, atas kemurahan hatinya telah mengizinkan penulis melakukan riset di

Yappika. Memberikan arahan-arahan terkait dengan riset yang dilakukan penulis, meluangkan waktunya untuk

diwawancarai di tengah kesibukannya bekerja, serta banyak membantu penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Elita Triandayani selaku Kordinator Lapangan dan Relawan Yappika yang

telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan penulis untuk penyusunan skripsi ini.

Semoga Allah membalas atas semua bantuannya. Dan juga teman-teman para relawan Yappika (Yuliyanti, Achmad

Romadhan, Leonardo) dan semuanya yang tidak penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak mendukung dalam

bantuannya, sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan.

Untuk Ibu Dr. Kardinah, MD. selaku Ketua Penyelidik Program, penulis ucapkan banyak terima kasih atas

kemurahan hatinya mengizinkan penulis melakukan riset di YKPJ. Atas kesediaanya memberikan data-data yang

penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini. Kepada Nia selaku Staf Pendukung Sekertaris YKPJ yang telah

banyak membantu memperoleh data-data yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini. Kepada Ibu Very selaku

Maneger Administrasi YKPJ yang telah membantu mendukung terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Page 9: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Tidak lupa pula ucapan terima kasih untuk teman-teman seperjuangan dan sepermainan Siti Nurasiyah,

Anwar, Nasro, Al-Hasanah, Cucun, Sri Yanah, Andi Hastono, Sopyan, Anang, Amri, Sueb, Ifdal, Azis, Edi, Hasan,

Iwan, Sahroni, Uwes, yang telah banyak memberikan masukan dan dorongan kepada penulis, sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan. Mereka telah banyak menghibur penulis di tengah penulis kebingungan dan kesulitan dalam

proses penulisan skripsi ini. Kepada Iskandar, Rizki, Roy, Kahfi, Bagus, Wawan, Apen, Datam, Ilham dan teman-

teman lainnya yang tidak penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih atas dukungan kalian, sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan.

Sekali lagi terima kasih, jasa-jasamu tidak akan pernah penulis lupakan. Jazakumullah Khoirul Jaza.

Jakarta, 15 September 2008

Penulis

Page 10: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

DAFTAR ISI

ABSTRAK..................................................................................................................i KATA PENGANTAR................................................................................................ii DAFTAR ISI..............................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 01 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................... 09 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 10 D. Metodologi Penelitian ................................................................. 12 E. Sistematika Penulisan ................................................................. 22

BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Teori-Teori Evaluasi Program ..................................................... 25

1. Pengertian Evaluasi............................................................... 25 2. Model-Model Evaluasi ......................................................... 26 3. Desain Evaluasi .................................................................... 28 4. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi........................................... 33

B. Pelayanan Publik.......................................................................... 35 1. Definisi Pelayanan Publik .................................................... 35 2. Penyelenggara Pelayanan Publik.......................................... 35 3. Prinsip-Prinsip Pokok Pelayanan Publik .............................. 36

C. Bimbingan Penyuluhan Sosial .................................................... 38 1. Paradigma Bimbingan Penyuluhan Sosial dan Pengertian... 38 2. Metode Bimbingan Penyuluhan Sosial ................................ 39

D. Pendekatan Pelayanan Masyarakat ............................................. 40 1. Latar Belakang dan Pengertian ............................................ 40 2. Strategi dan Prinsip dalam Intervensi .................................. 43

E. Kanker Payudara ......................................................................... 47 1. Pengertian Kanker Payudara ................................................ 47 2. Penyebab Faktor Beresiko Kanker Payudara ..................... 47 3. Gejala-Gejala Kanker Payudara .......................................... 48 4. Stadium-Stadium pada Kanker Payudara ............................ 49 5. Tata Cara Pemeriksaan Deteksi Dini Kanker Payudara ...... 50

F. Kolaborasi .................................................................................... 55 1. Pengertian Kolaborasi........................................................... 55 2. Tujuan dan Jenis-Jenis Kolaborasi ....................................... 56

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN YAPPIKA DAN YKPJ SERTA PROGRAM DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI PEMERIKSAAN KLINIS DENGAN MELIBATKAN BIDAN

Page 11: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

A. Profil Yayasan Yappika (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) .................................................................................... 58 1. Latar Belakang dan Sejarah Berdiri Yappika ...................... 58 2. Visi, Misi, dan Peran Yappika ............................................. 59 3. Pandangan dan Peranan Yappika Terhadap program .......... 60

B. Profil YKPJ (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta) .................. 61 1. Latar Belakang dan Sejarah Berdiri YKPJ .......................... 61 2. Visi, Misi, dan Tujuan YKPJ ............................................... 62

C. Program Deteksi Dini Kanker Payudara melalui Pemeriksaan Klinis dengan Melibatkan Bidan ....................................................................................................... 62 1. Latar Belakang dan Sejarah Munculnya Program ............... 62 2. Sasaran dan Tujuan Program ............................................... 66 3. Struktur Personil Pelaksana Program ................................ 67 4. Mekanisme Kerja Pelaksanaan Program ............................. 68 5. Kerja Sama Program ............................................................ 75 6. Sarana atau Fasilitas Pelaksanaan Program ......................... 75

BAB IV ANALISIS EVALUASI PROGRAM DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI

PEMERIKSAAN KLINIS DENGAN MELIBATKAN BIDAN A. Evaluasi Input .............................................................................. 77

1. Klien (Sasaran penerima kegiatan program) ........................ 79 2. Staf Pelaksana Program ........................................................ 98 3. Sarana atau Fasilitas pelaksanaan program ....................... 107

B. Evaluasi Proses .......................................................................... 125 1. Kegiatan-Kegiatan Program ............................................... 125 2. Apakah kegiatan-kegiatan program dapat dengan mudah dan nyaman diterima oleh klien 130

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 142 B. Saran-Saran ............................................................................... 149

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN.

Page 12: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kebijakan sosial merupakan seperangkat tindakan, kerangka kerja, petunjuk, rencana, peta atau strategi

yang dirancang untuk menterjemahkan visi politik pemerintah atau lembaga pemerintah ke dalam program dan

tindakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di bidang kesejahtraan sosial. Karena kesejahtraan sosial

senantiasa menyangkut orang banyak, maka kebijakan sosial sering kali identik dengan kebijakan publik1.

Kebijakan publik berorentasi kepada pencapaian tujuan sosial. Tujuan sosial mengandung dua pengertian

yang saling terkait, yakni: memecahkan masalah sosial dan memenuhi kebutuhan sosial. Pemecahan masalah

sosial mengandung arti mengusahakan atau mengadakan perbaikan karena ada suatu keadaan yang tidak

diharapkan, misalnya, kemiskinan atau kejadian yang patalogis (misalnya kenakalan remaja). Sedangkan

pemenuhan kebutuhan sosial, yaitu, menyediakan pelayanan sosial yang diperlukan, baik karena adanya masalah

ataupun tidak ada masalah untuk pencegahan2.

Instansi pemerintah yang memegang kewenangan untuk menyediakan pelayanan-pelayanan sosial yang

diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat, haruslah benar-benar menentukan tipe, jenis, dan sistem pendekatan

pemberian pelayanan sosial kepada kelompok sasaran. Hal ini diperlukan untuk menentukan, apakah penyediaan

pelayanan sosial memiliki dampak positif atau negatif kepada masyarakat, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan,

dan apakah penyediaan layanan sosial dapat merespon masalah-masalah sosial yang dirasakan masyarakat3.

Meskipun penyediaan layanan-layanan sosial kepada masyarakat menjadi wewenangan dan tanggung

jawab pemerintah, namun seiring dengan dinamika kehidupan sosial masyarakat yang dinamis di bidang politik

1 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan

Pekerjaan Sosial (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), h.107. 2 Ibid., h. 110. 3 Amoyepai, ”Peningkatan Kualitas Layanan Publik”, Artikel diakses pada 8 Maret 2008 dari WWW.Walhi.or.Id. At 02: 02.

Page 13: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

dan menguatnya semangat demokrasi, terjadilah pergeseran peran pemerintah dalam ketatanegaraan dan kebijakan

publik, yaitu dari pemerintah yang pada awalnya memiliki wewenang dalam menentukan kebijakan publik dalam

hal penyediaan layanan-layanan sosial, belakangan pemerintah dipandang bukan lagi mendominasi kekuasaan

orang banyak, akan tetapi ke tatakelolahan pemerintah yang identik dengan istilah stakeholder atau pemangku

kepentingan4.

Para stakeholder ini, salah satunya, yaitu, Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) yang berperan melakukan

advokasi kebijakan dan pelayanan publik, mengkritisi, menganalisis, dan mengidentifikasi subtansi kebijakan dan

pelayanan publik yang dapat memberikan jaminan hak-hak layanan publik secara adil dan berkualitas. Lembaga-

lembaga swadaya masyarakat yang berpartisipasi melakukan advokasi perbaikan kebijakan dan pelayanan publik

ini, dipengaruhi seiring dengan banyaknya muncul fenomena kebijakan dan pelayanan publik di negara Indonesia

yang dianggapnya buruk dan tidak berpihak pada rakyat, khususnya masyarakat miskin. Rakyat selalu dibebani

dengan kebijakan dan pelayanan yang tidak rasional demi untuk kepentingan sekelompok elit tertentu5.

Buruknya pelayanan publik di berbagai bidang sosial, tercermin salah satunya pada bidang kesehatan,

khususnya pada pelayanan kesehatan dalam penanganan penyakit kanker payudara.

“Berdasarkan data dari Yayasan kesehatan payudara Jakarta (YKPJ) dan YAPPIKA, kanker payudara dapat menyerang siapa saja, terutama kaum perempuan. Di Asia insiden kanker payudara masih rendah: 20 kasus baru di antara 100.000 penduduk. Adapun di Amerika Serikat dan negara maju jauh lebih tinggi yaitu 100 kasus baru per 100.000 penduduk dan sekitar 40.000 akan meninggal akibat penyakit ini.

Di Indonesia, penyakit kanker payudara belum secara luas dimengerti oleh masyarakat, begitupun kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker relatif rendah. Ini bisa dilihat dari banyaknya penderita yang baru datang ke rumah sakit ketika penyakitnya sudah pada stadium lanjut (III dan IV). Padahal, penyakit ini bisa dideteksi secara dini melalui pemeriksaan klinis dan mammografi, sehingga harapan untuk hiduppun bagi pasein yang belum sampai memasuki pada stadium lanjut lebih besar.

Kardinah, radiologist Rumah Sakit Kanker Dharmais yang juga aktif di Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) mengatakan, “bahwa akhir-akhir ini penderita kanker payudara tidak lagi didominasi oleh perempuan usia 40 tahun ke atas, namun ada kecenderungan menyerang perempuan di usia lebih muda bahkan 20-an tahun”. Informasi ini tentu saja perlu menjadi perhatian berbagai pihak, khususnya kaum perempuan untuk mengenali dan berusaha mengantisipasi kemungkinan serangannya

4 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat., h. 108.

5 Bambang Roestomo, “Wajah Buram Pelayanan Publik Kita”, Artikel diakses pada 8 Maret 2008 dari WWW. Pewarta-Kabar Indonesia.bogspot.com.

Page 14: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

sedini mungkin, mengingat kanker payudara adalah penyakit yang berbahaya dan mematikan yang telah memakan korban yang tidak sedikit akibat keterlambatan penanganan yang tidak cepat dan tepat”1. Sarana atau fasilitas yang menunjang pelayanan yang disediakan pemerintah terhadap informasi dan upaya

publikasi mengenai antisipasi dini serangan penyakit kanker payudara melalui efen-efen tertentu, seperti kampanye

publik, penyiaran berita di media masa yang bisa diakses oleh seluruh masyarakat sangat minim. SDM kesehatan

atau tenaga medis yang kompenten untuk dapat melakukan pemeriksaan secara dini kesehatan payudara, serta

peralatan-peralatan medis yang digunakan sebagai verifikasi hasil pemeriksaan kesehatan payudara di setiap rumah

sakit dan puskesmas juga kurang memadai. Hal ini menyebabkan banyak dari kalangan masyarakat tidak

mengetahui dan mengerti bahaya penyakit kanker payudara yang mayoritas menyerang pada kaum perempuan,

disamping itu kesadaran masyarakatpun relatif rendah untuk melakukan pencegahan dini melalui deteksi dini yang

bisa dilakukan oleh sendiri, sebelum penyakit kanker payudara berlanjut pada tahap stadium yang lebih tinggi.

Sistem rujukan penderita kanker payudara melalui Sktm (Surat keterangan tidak mampu) atau Askeskin

(asuransi kesehatan warga miskin) mulai dari layanan kesehatan paling bawah sampai ke rumah sakit, khusus yang

menangani kanker belum terkelola dengan baik. Kondisi ini cukup menyulitkan untuk penanganan secara cepat.

Pemerintah melalui Menteri Kesehatan sejak tahun 2005 lalu telah mencanangkan, melalui kebijakannya,

dimana setiap warga miskin memperoleh hak untuk mendapatkan pengobatan secara gratis di rumah-rumah sakit

Pemerintah. Namun dalam realitanya masih banyak warga miskin yang mengalami kendala untuk memperoleh

haknya tersebut. Beberapa kendala tersebut diantaranya, yaitu: pertama, selama ini informasi kebijakan pemerintah

untuk menyediakan pelayanan kesehatan gratis bagi warga miskin telah disosialisasikan, akan tetapi banyak warga

miskin yang tidak mengetahui prosedur pengurusan jaminan kesehatan tersebut. Mereka tidak tahu kepada siapa

harus bertanya, ada rasa takut bertanya kepada petugas penyelenggara kesehatan, dan rasa was-was apakah biaya

pengobatan benar-benar gratis atau tidak. Belum tersosialisasinya informasi secara mendetail mengenai langkah-

langkah pengurusan surat-menyurat jaminan pelayanan kesehatan, menyebabkan warga miskin terkadang sulit

untuk memperoleh haknya mendapatkan pengobatan gratis.

1 Lady Asher, “ Gratis Deteksi Kanker Payudara dari Yappika dan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta”, diakses pada 8 Maret 2008 dari Blog: http: //WWW.Pewarta-Kabarindonesia. blogspot.com, 15/06/2007, 15:59:24 Wib.

Page 15: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Kedua, pengurusan surat menyurat jaminan pelayanan kesehatan, seperti: Sktm (surat keterangan tidak

mampu) atau Askeskin (asuransi kesehatan warga miskin) atau Gakin, prosedur administrasinya sangat rumit.

Prosedurnya harus melalui jalur pengurusan yang panjang mulai dari Rt, Rw, Kelurahan, Puskesmas, menunggu

verifikasi dari Puskesmas setempat, kembali lagi ke Puskesmas untuk mengambil surat hasil verifikasi dan rujukan

ke rumah sakit, dan terakhir ke Dinas Kesehatan untuk mengajukan permohonan katastropik. Jika kelengkapan

surat-menyurat masih kurang di salah satu atau beberapa langkah tersebut maka warga harus melengkapi terlebih

dahulu dan kembali lagi2.

Jalur pengurusan yang cukup panjang tersebut tentunya akan berdampak pada tingginya biaya transportasi

yang harus dikeluarkan oleh warga miskin. Urusan prosedur administrasi pengurusan surat jaminan kesehatan bagi

warga miskin (Sktm/ Gakin/ Askeskin), sangat penting, namun perlula dipikirkan efektivitas prosesnya, sehingga

dapat memudahkan bagi warga miskin.

Fenomena kejadian yang memprihatinkan, yaitu, buruknya penanganan pelayanan kesehatan dalam

penanganan penyakit kanker payudara, sebagaimana disebutkan di atas, menyebabkan munculnya Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM) yang berperan melakukan advokasi perbaikan pelayanan publik di bidang kesehatan

yang dapat memberikan jaminan terhadap hak-hak layanan kesehatan secara adil dan berkualitas. Salah satu LSM

tersebut adalah YAPPIKA (Yayasan Penguatan, Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan Indonesia) dan YKPJ

(Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta). Mereka bekerja sama melaksanakan program deteksi dini kanker payudara

melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan.

Target sasaran program ini ialah masyarakat kaum perempuan usia 40-55 tahun sejumlah 1500 orang

kelompok menengah ke bawah lokasi Kecamatan Koja. Jakarta Utara, yang meliputi: Kelurahan Rawa Badak

Selatan, Keluruhan Tugu Utara (di Kedua Kelurahan ini sudah terlaksana). Rencana selanjutnya di Kelurahan

Rawa Badak Utara, Tugu Selatan, Kelurahan Lagoa, dan Kelurahan Koja. Dalam kaitannya dengan penulisan

7 Sri Indiyastuti, ”Liku-liku Pengurusan Jaminan Kesehatan Warga Miskin”. Diakses pada 20 Maret 2008 dari WWW.

[email protected], 08/11/2007.

Page 16: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

skripsi ini, fokus penelitian pada program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan

melibatkan bidan, ditentukan di satu lokasi, yaitu, di kelurahan Rawa Badak Utara. Jakarta Utara.

Adapun langkah-langkah kegiatan pelaksanaan program ini terdiri dari: 1) Pendidikan publik, berupa

penyuluhan kesehatan mengenai penyakit kanker payudara, penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini kanker

payudara, dan penyuluhan mengenai hak-hak masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, yang disampaikan oleh

praktisi kesehatan dan pekerja sosial melalui dialog langsung dengan masyarakat dan penyebaran brosur-brosur. 2)

Pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) oleh para bidan secara manual melalui perabaan

biasa, dimana masing-masing bidan memeriksa 50 perempuan. 3) Verifikasi hasil pemeriksaan oleh para bidan

dengan menggunakan alat mammografi. 4) Mengembangkan sistem rujukan untuk menindak lanjuti hasil temuan

kasus kelainan payudara guna diagnosa dan tindakan lanjut secara gratis di rumah sakit Dharmais. Dalam konteks

ini, peserta program yang ditemukan menderita kelainan payudara, dibantu dalam pengurusan jaminan pelayanan

kesehatan, seperti: Askeskin (asuransi kesehatan warga miskin), Sktm (surat keterangan tidak mampu), atau Gakin

guna memperoleh pembebasan atau peringanan biaya pengobatan lebih lanjut.

Rangkaian langkah-langkah kegiatan program di atas, tentunya memiliki tujuan tertentu. Untuk

memperoleh tujuan tertentu, maka proses kegiatan-kegiatan program haruslah mengarah sesuai dengan rencana-

rencana kegiatan yang sudah dirancang sebelumnya, karena hal ini akan sangat berpengaruh pada keberhasilan

suatu program (mencapai tujuan yang diinginkan). Bila suatu program yang dijalankan tidak mencapai hasil yang

diharapkan, maka yang ditinjau atau dianalisis ialah suatu proses kegiatan-kegiatan program yang telah

direncanakan sebelumnya, apakah implimentasi sebenarnya dari program tersebut berbeda dari yang ada dalam

rancangan, atau sekalipun suatu program dilaksanakan sesuai dengan rancangan, kemungkinan bisa saja program

itu tidak mengarah ke kegiatan-kegiatan yang seharusnya menjadi sasaran8.

Menganalisa kembali suatu proses kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan, dapat dilakukan dengan

suatu kegiatan evaluasi program pada Input dan Proses, karena penelitian evaluasi Input bertujuan untuk

8 Primahendera, “Evaluasi Program”, 2002. h. 73.

Page 17: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

memperbaiki program, dengan cara mengecek persiapan-persiapan yang ada. Sedangkan evaluasi proses bertujuan

untuk melihat bagaimana rencana-rencana tersebut dilaksanakan9 serta mendeskripsikan proses pelaksanaan

program10.

Penelitian evaluasi program pada Input dan Proses penting, karena keputusan selama proses diperlukan

untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memperkuat kembali program11. Seperti: penyusunan dan pengaturan

kembali jadwal dan semua hal baik moril maupun materil. Namun sayangnya pihak-pihak yang terkait dengan

penelitian evaluasi, hanya melakukan penelitian evaluasi program pada output (hasil) atau dampak. Hal ini

disesalkan karena hasil evaluasi program pada input dan proses akan memberikan umpan balik segera kepada

pembuat program yang kemudian menggunakan informasi tersebut untuk merevisi bahan apabila diperlukan.

Evaluasi program hanya pada Output saja, mungkin akan terlambat dan tidak dapat menolong untuk melakukan

perbaikan-perbaikan proses.

Melihat persoalan buruknya pelayanan kesehatan dalam penanganan penyakit kanker payudara yang telah

dipaparkan dan juga mengingat pentingnya suatu penelitian evaluasi program pada Input dan Proses, sebagaimana

yang telah dijelaskan di atas, penulis tertarik untuk membahas masalah tersebut pada suatu penelitian ilmiah yang

penulis tuangkan dalam skripsi berjudul:

”Evaluasi Program Deteksi Dini Kanker Payudara

Melalui Pemeriksaan Klinis Dengan Melibatkan Bidan,

Kolaborasi Yayasan YAPPIKA (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif dan Kemitraan Masyarakat Indonesia

YKPJ (Yayasan kesehatan Payudara Jakarta ).

di Kec. Koja . Jakarta Utara”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

9 Nurul Hidayati, Metode Penelitian Dakwah, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), h. 124. 10 Hendera, “Evaluasi Program”, h. 72. 11 Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000), h. 144.

Page 18: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Agar penelitian yang dilakukan dan dibahas pada penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak

meluas, maka penulis membatasi penelitian pada pengevaluasian program deteksi dini kanker

payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan di Kelurahan Rawa badak Utara.

Jakarta Utara.

Adapun pemilihan kreteria evaluasi, terkait tipe-tipe evaluasi yang memberikan penekanan atau fokus

tertentu sesuai dengan ruang lingkup kegiatan yang dievaluasi, maka pada penelitian ini, penulis menggunakan

tipe atau model evaluasi input dan evaluasi proses.

2. Perumusan Masalah

Dalam merealisasikan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan

permasalahannya untuk memudahkan pembahasan selanjutnya, adapun perumusan masalah tersebut, yaitu,

sebagai berikut:

a. Evaluasi Input:

1) Apakah karakteristik sasaran penerima kegiatan program (klien) benar-benar sesuai dengan sasaran dan

tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana (Yappika dan YKPJ)?

2) Apakah para staf pelaksana program memiliki kualifikasi yang sesuai dalam menjalankan mekanisme

kerjanya?

3) Apakah berbagai sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program memadai dan sesuai

dengan yang dibutuhkan dalam kegiatan program?

b. Evaluasi Proses:

1) Kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan program?

2) Apakah kegiatan-kegiatan program yang dilaksanakan dapat dengan mudah dan nyaman diterima oleh

sasaran penerima kegiatan program (Klien)?

Page 19: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Dengan mengacu pada perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini,

yaitu:

a. Evaluasi Input:

1) Untuk mengetahui apakah karakteristik sasaran penerima kegiatan program (klien) benar-benar sesuai

dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana program (Yappika dan YKPJ).

2) Untuk mengetahui apakah para staf pelaksana program memiliki kualifikasi yang sesuai dalam

menjalankan mekanisme kerjanya.

3) Untuk mengetahui apakah berbagi sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program

memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam kegiatan program.

b. Evaluasi Proses:

1) Untuk memperoleh gambaran kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pelaksanaan program.

2) Untuk mengetahui apakah kegiatan-kegiatan program yang dilaksanakan dapat dengan mudah dan

nyaman diterima oleh sasaran penerima kegiatan program (Klien).

Sedangkan manfaat penelitian yang diharapkan dari seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian, adalah

sebagai berikut:

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi yang bisa dimanfaatkan bagi para pengelolah

program yang terkait pada program-program sosial, khususnya bagi pengelolah program deteksi dini

kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan. Informasi ini berupa masukan

umpan balik perencanaan program, untuk dapat membantu memperbaiki dan mengembangkan kegiatan-

kegiatan program.

Page 20: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

b. Penelitian ini hasilnya akan menyiapkan informasi tentang diskripsi proses aktivitas-aktivitas program pada

pengelolah program yang terkait.

3. Manfaat Akademis

a. Diharapkan dapat menambah kontribusi keilmuan yang dapat dijadikan dokumentasi Perguruan Tinggi

UIN Syarif Hidayatulllah, untuk dijadikan sebagai rujukan bagi para Mahasiswa yang berkonsentrasi pada

study sosial dalam dimensi Pelayanan Masyarakat dan Evaluasi Program-program Sosial.

b. Menghasilkan karya Ilmiah yang diajukan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar SI (strata satu) di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian evaluasi merupakan salah satu tipe penelitian ilmu sosial terapan yang dilakukan untuk

menilai suatu program, yang terdiri dari: evaluasi input, proses, dan output. Karena itu penelitian evaluasi

mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dalam penelitian ilmu sosial12.

Penelitian evaluasi yang mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dalam penelitian ilmu sosial, maka

dalam penelitian evaluasi ini, jenis penelitian yang penulis gunakan, yaitu jenis penelitian lapangan.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam membahas masalah ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu, penelitian

yang berupaya menghimpun data, mengelolah data, dan menganalisis data secara kualitatif. Pendekatan

penelitian kualitatif ini, bersifat deskriptif (menggunakan data-data kualitatif)13 yaitu, penelitian yang berusaha

menerangkan atau menggambarkan peristiwa yang terjadi pada subyek penelitian pada masa sekarang

kemudian dijelaskan, dianalisa, dan disajikan sedemikian rupa untuk mendapatkan gambaran yang sistematis.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

12 Hendra, ”Evaluasi Program“ h. 65. 13 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineke Cipta, 1997), h. 245.

Page 21: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Lokasi penelitian ditentukan di dua tempat: Pertama, di Yayasan YAPPIKA dan YKPJ, sebagai lokasi

lembaga yang bekerjasama melaksanakan program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis

dengan melibatkan bidan. Kedua, di Kelurahan Rawa Badak Utara, sebagai lokasi pelaksanaan kegiatan

program.

Adapun waktu penelitian lapangan akan dilakukan mulai tanggal 6 juni 2008 sampai dengan tanggal 31

juli 2008.

4. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini, yaitu, peneliti sendiri. Sedangkan obyek dalam penelitian ini ialah pihak

pelaksana program, yaitu: yayasan YAPPIKA dan YKPJ. Dan pihak sasaran penerima kegiatan program, yaitu:

warga perempuan Kelurahan rawa badak utara (RBU), bidan setempat, para relawan, dan masyarakat umum di

lokasi kegiatan.

Obyek penelitian dari YAPPIKA dan YKPJ, yaitu, pihak bagian mekanisme kerja dalam pelaksanaan

kegiatan program. Masing-masing pihak bagian mekanisme kerja pelaksanaan program, diambil sejumlah 10

orang.

Adapun penentuan jumlah obyek penelitian dari pihak sasaran penerima kegiatan program yang terdiri

dari: pertama, warga perempuan kelurahan rawa badak utara, peneliti tentukan sejumlah 20 orang, diambil

sesuai dengan yang ditemukan di lapangan. Kedua, para bidan setempat, peneliti tentukan sejumlah 3 orang,

diambil sesuai dengan jumlah para bidan yang sering terlibat langsung sebagai tenaga medis lokal yang

melakukan pemeriksaan kesehatan payudara melalui perabaan dengan tangan biasa (Sadari/periksa payudara

sendiri). Ketiga, para relawan, peneliti tentukan sejumlah 5 orang, diambil sesuai dengan kebutuhan yang

mewakili para relawan lainnya. Keempat, masyarakat umum, peneliti tentukan sesuai kebutuhan. Penentuan

jumlah obyek penelitian pada pihak sasaran penerima program ini, tidak diambil dari keseluruhan populasi

target sasaran penerima kegiatan program yang ditetapkan lembaga pelaksana, hal ini dilakukan dengan

pertimbangan tertentu, antara lain: karena keterbatasan tenaga, waktu, dan dana.

Page 22: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

5. Sumber Data

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sumber data, yaitu:

a. Data Primer: yaitu, data-data yang diperoleh secara langsung dari pihak pelaksana program, yaitu, dari

Yayasan YAPPIKA dan YKPJ. Dan dari sasaran penerima kegiatan program yang terdri dari: 1) Warga

perempuan Kelurahan rawa badak utara. 2) Para bidan setempat. 3) Para relawan. 4) Masyarakat umum di

lokasi kegiatan.

b. Data sekunder: yaitu, data-data yang diperoleh dari catatan-catatan tertulis atau dokumen yang terkait

dengan penelitian dari lembaga yang terkait, yaitu: dari YAPPIKA dan YKPJ.

6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini, teknik mengumpulkan data yang penulis

gunakan, sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah usaha untuk memperoleh dan mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan

langsung di lapangan terhadap suatu kegiatan secara akurat, serta mencatat fenomena yang muncul dan

mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut14. Dalam observasi, peneliti

melakukan pencatatan data yang dibutuhkan terkait dengan penelitian yang dilakukan, berdasarkan apa

yang bisa dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan diraba oleh tangan, kemudian peneliti tuangkan

dalam penulisan skripsi. Pencatatan data ini, penulis menggunakan catatan lapangan yang ditulis dengan

bahasa apa adanya. Observasi dilakukan setiap kali pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara, sebanyak 5 kali.

b. Wawancara

14 E. Kristini Poerwandi, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: LPSP3-UI, 1998), h. 62.

Page 23: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Wawancara yaitu, metode pengumpulan data dengan mengadakan percakapan yang dilakukan oleh

dua pihak, yaitu pewancara yang mengajukan pertayaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas

pertayaan itu dengan maksud dan tujuan tertentu dalam penelitian15.

Penulis melakukan wawancara dengan bertanya langsung kepada sejumlah responden yang

dijadikan obyek dalam penelitian ini, yaitu, kepada pihak pelaksana program (Yappika dan YKPJ) dan

pihak sasaran penerima kegiatan program (warga perempuan kelurahan RBU, para bidan di lokasi kegiatan,

dan para relawan). Dalam melakukan wawancara peneliti menggunakan tipe recorder untuk merekam,

kemudian hasil rekaman dari wawancara dicatat dalam bentuk transkip wawancara dengan bahasa apa

adanya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen. Dalam penelitian ini,

dimana peneliti sendiri mengumpulkan, membaca, dan mempelajari berbagai macam bentuk bahan tertulis

yang ada di lapangan serta data-data lain yang menunjang dalam penelitian yang dapat dijadikan bahan

analisis untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah

didokumentasikan dalam bentuk buku, majalah, arsip, artikel, makalah, dan webset dari lembaga yang

terkait, baik itu dari YAPPIKA maupun YKPJ.

7. Analisis Data

Dalam melakukan penelitian ini, data-data yang diperoleh dari lapangan akan diolah serta dianalisis

oleh penulis. Proses analisis dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber-sumber

pengumpulan data, yaitu: dari wawancara, observasi, dan dokumentasi.

15 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 247.

Page 24: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Keseluruhan data yang tersedia ditelaah dengan cara reduksi, reduksi yaitu, dengan jalan melakukan

abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman inti menjadi satuan-satuan, yang kemudian satuan-

satuan tersebut dikategorisasikan, sebagai upaya memilah-milah satuan ke dalam bagian yang memiliki

kesamaan data. Kategori itu dibuat sambil melakukan koding, dan kemudian tahap terakhir mengadakan

pemeriksaan keabsaan data16.

8. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data merupakan usaha meningkatkan derajat kepercayaan data, dimana peneliti

berusaha bagaimana agar pesertanya (termasuk dirinya), bahwa temuan-temuan penelitiannya dipercaya, atau

dapat dipertimbangkan. Dalam melakukan penelitian ini. Penulis menggunakan tiga pengecekan keabsahan

data17, yaitu:

a. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu

untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan data yang diperoleh. Triangulasi dalam penelitian

ini, penulis melakukan pemeriksaan data yang diperoleh dengan sumber data lainya, dimana peneliti

membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu

dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini bisa dicapai dengan jalan:

1) Membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara yang terkait dengan penelitian yang

dilakukan.

2) Membandingkan keadaan dan perpektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain,

misalnya dalam hal ini, peneliti membandingkan jawaban yang diberikan oleh sasaran penerima

kegiatan program yang satu dengan jawaban dari sasaran penerima kegiatan program lainya atau

membandingkan jawaban yang diberikan oleh staf pelaksana program dari YAPPIKA yang terkait

dengan jawaban yang diberikan oleh staf dari YKPJ.

16 Ibit., h. 247. 17Ibid., h. 329-335.

Page 25: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

3) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan dengan masalah yang

diajukan.

b. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-

unsur dalam situasi yang sangat releven dengan persoalan atau isu yang sedang dicari, kemudian

memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dalam hal ini, peneliti mengadakan pengamatan dengan

teliti dan rinci secara berkesinambungan dan mencari jawaban sesuai dengan rumusan masalah dalam

penelitian yang dilakukan.

c. Pengecekan Anggota, yaitu, dengan melakukan pengecekan para anggota yang terlibat mewakili rekan-

rekan mereka dalam proses pengumpulan data dari wawancara dan observasi. Para anggota yang terlibat

dalam penelitian dimanfaatkan untuk memberikan reaksi dari segi pandangan yang terkait dengan fokus

penelitian, kemudian hasil pandangan anggota tersebut dibandingkan dengan pandangan dari rekan-rekan

lainnya yang mewakili.

9. Buku Pedoman yang digunakan

Karya-karya tulis yang dikaji dan digunakan dalam penelitian penulisan skripsi ini, baik dari buku,

artikel, dan skripsi, yaitu:

a. Buku pedoman evaluasi program: Farida Yusuf Tayibnapis, Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta,

2000.

b. Artikel pedoman evaluasi program: Ferdy S.Nggao “Evaluasi Program, Bahan Presentasi untuk Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”, 18 Januari 2006.

c. Skripsi pedoman evaluasi program: Siti Nurasiyah, “Evaluasi Program Pemberdayaan Keterampilan

Olahan Pangan dalam Pemberdayaan Wanita Susila di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Pasar Rebo.

Jakarta Timur”. Skripsi S 1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

d. Buku pedoman penelitian kualitatif: Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2007.

Page 26: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

e. Buku pedoman penulisan skripsi: Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis,

dan Desertasi). Jakarta: Center For Quality Developmen and Assurance UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2007.

10. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan tinjauan atas kepustakaan (litelatur) yang berkaitan dengan topik

pembahasan penelitian yang dilakukan pada penulisan skripsi ini. Tinjauan pustaka digunakan sebagai acuan

untuk membantu dan mengetahui dengan jelas penelitian yang akan dilakukan untuk penulisan skripsi ini,

terkait dengan memilih metode penelitian, melaksanakan penelitian, dan menyusun argumentasi dalam

pembahasan18. Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan litelatur berupa

skripsi, yaitu: Siti Nurasiyah, “Evaluasi Program Pemberdayaan Keterampilan Olahan Pangan dalam

Pemberdayaan Wanita Susila di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Pasar Rebo. Jakarta Timur”. Skripsi S 1

Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007).

Skripsi ini membahas tentang evaluasi input pada program pemberdayaan keterampilan olahan pangan

dalam pemberdayaan wanita susila di panti sosial karya wanita (pskw) pasar rebo. Jakarta timur. Analisa

evaluasi program pada input tersebut, yaitu, berupa penilaian dengan mengkaji pada unsur-unsur atau variabel

yang masuk di dalam pelaksanaan program, yang terdiri dari: 1. Karakteristik penerima layanan (Klien). 2.

Kualifikasi para staf pemberi layanan. 3. Sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program.

Meskipun pembahasan skripsi di atas, memiliki kesamaan dalam penelitian evaluasi program pada

penulisan skripsi yang dilakukan penulis, yaitu, melakukan penelitian evaluasi program pada input. Akan tetapi

terdapat perbedaan-perbedaan pada penulisan penelitian skripsi ini, diantaranya:

18 Hamid Nasuhi, dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi), (Jakarta: Center For Quality Developmen

and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), h. 20.

Page 27: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

a. Penelitian evaluasi program pada skripsi yang dijadikan sebagai kajian pustaka, mengunakan evaluasi

program pada input. Sedangkan penelitian evaluasi program pada penulisan skripsi ini, menggunakan

evaluasi program pada input dan proses.

b. Alat ukur untuk melakukan penelitian evaluasi program pada skripsi yang dijadikan kajian pustaka, tidak

menggunakan indikator yang digunakan sebagai alat ukur penilaian pada unsur-unsur yang masuk pada

pelaksanaan program. Akan tetapi menggunakan pada perumusan masalah yang ditetapkan. Sedangkan

pada penulisan skripsi ini, penulis, menggunakan indikator sebagai alat ukur untuk melakukan penilaian

evaluasi program pada input dan proses.

c. Terletak perbedaan pada obyek yang yang diteliti. Yayasan YAPPIKA dan YKPJ yang bekerja sama

melaksanakan program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan,

yang dijadikan sebagai obyek penelitian pada penulisan skripsi ini, sebelumnya, tidak ada dari salah satu

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melakukan penelitian evaluasi program pada kedua

lembaga dan program tersebut.

Perbedaan-perbedaan yang disebutkan di atas, menjadikan dasar argumentasi, bahwa penelitian evaluasi

program yang dilakukan pada penulisan skripsi ini bukanlah bersifat pelagiat.

E. Sistematika Penulisan

Dalam penyajian susunan penulisan skripsi ini, penulis membagi menjadi 5 bab yang terdiri dari sub-sub

bab yang saling terkait, yaitu:

BAB I : Pendahuluan, bab ini memaparkan dan menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II : Tinjauan Teoritis, bab ini memaparkan dan menjelaskan tentang, 1. Teori-teori evaluasi program,

terdiri dari: a. Pengertian evaluasi. b. Model-model evaluasi. c. Desain Evaluasi. d. Tujuan dan

pentingnya evaluasi. 2. Pelayanan publik, terdiri dari: a. Definisi pelayanan publik. b.

Page 28: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Penyelenggara pelayanan publik. c. Prinsip-prinsip pokok pelayanan publik. 3. Bimbingan

penyuluhan sosial, terdiri dari: a. Paradigma bimbingan penyuluhan sosial dan pengertiannya. b.

Metode bimbingan penyuluhan sosial. 4. Pendekatan pelayanan masyarakat, yang terdiri dari: a.

Latar belakang dan pengertian. b. Strategi dan prinsip dalam intervensi. 5. Kanker payudara, terdiri

dari: a. Definisi kanker payudara. b. Penyebab faktor beresiko kanker payudara. c. Gejala-gejala dan

tanda kanker payudara. d. Stadium-stadium pada kanker payudara. e. Tata cara pemeriksaan deteksi

dini kanker payudara. 6. Kolaborasi, yang terdiri dari: a. Pengertian kolaborasi. b. Tujuan dan jenis-

jenis kolaborasi.

BAB III : Gambaran Umum Yayasan YAPPIKA dan YKPJ Serta Program Deteksi Dini Kanker

Payudara Melalui Pemeriksaan Klinis Dengan Melibatkan Bidan

Bab ini memaparkan dan menjelaskan, A. Profil Yayasan YAPPIKA, terdiri dari: 1. Latar belakang

dan sejarah berdiri Yappika. 2. Visi, misi, dan peran YAPPIKA. c. Pandangan dan peranan

YAPPIKA terhadap program. B. Profil YKPJ, terdiri dari: 1. Latar belakang dan sejarah berdiri

YKPJ. 2. Visi, misi, dan tujuan YKPJ. C. Profil program deteksi dini kanker payudara melalui

pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan, terdiri dari: 1. Latar belakang dan sejarah munculnya

program. 2. Sasaran dan tujuan program. 3. Struktur personil pelaksanaan program. 4. Mekanisme

kerja pelaksanaan program. 5. Kerja sama pelaksanaan program. 6. Sarana atau fasilitas pelaksanaan

program.

BAB IV : Analisa Evaluasi Program Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui Pemeriksaan Klinis Dengan

Melibatkan Bidan

Bab ini memaparkan dan menjelaskan tentang: A. Analisa evaluasi input, berupa penilaian dengan

mengkaji pada unsur-unsur atau variabel yang masuk di dalam pelaksanaan program, yang terdiri

dari, yaitu: 1. Karakteristik sasaran penerima kegiatan program (klien). 2. Kualifikasi para staf

pelaksana program. 3. Sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelasanaan kegiatan program. B.

Page 29: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Analisis evaluasi proses program deteksi kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan

melibatkan bidan, berupa penilaian dengan mengkaji pada pengoperasian program dan kualitas

program yang dilaksanakan, yang mencakup: 1. kegiatan-kegiatan program. 2. Apakah kegiatan-

kegiatan program yang dilaksanakan dapat mudah dan nyaman diterima oleh klien (warga

perempuan Kelurahan RBU).

BAB V : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.

Daftar pustaka dan Lampiran.

Page 30: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. TEORI-TEORI EVALUASI PROGRAM

1. Pengertian Evaluasi

Banyak pengertian evaluasi dari buku-buku yang ditulis oleh ahlinya, antara lain: Pius A. Partanto dan

Al-Barry mengartikan bahwa evaluasi secara etimologi adalah penaksiran, perkiraan keadaan, dan penentuan

nilai.1 Menurut Cesley dan Kumar evaluasi adalah suatu penilaian berkala terhadap relevansi, kinerja, efisiensi,

dan dampak dari suatu proyek dikaitkan dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan3. Sedangkan menurut Fink

dan Kosecof evaluasi merupakan serangkaian prosedur untuk menilai mutu sebuah program dan menyediakan

informasi tentang tujuan, aktivitas, hasil, dampak, dan biaya program)4.

Dalam pelaksanaanya, evaluasi merupakan sebuah kegiatan penelitian (evaluation research), sehingga

evaluasi mengikuti kaidah yang berlaku dalam sebuah penelitian. Menurut ossi dan Freeman penelitian

evaluasi adalah penerapan prosedur penelitian sosial yang sistematis dalam rangka menilai konseptualisasi,

disain, implimentasi, dan kegunaan sebuah program intervensi sosial5. Berkaitan dengan ini, Piertzak dkk

memandang evaluasi program merupakan salah satu tipe yang khusus dari penelitian ilmu sosial terapan.

Sebagai sebuah penelitian, pelaksanaan evaluasi program mengikuti pola-pola aktivitas atau tugas-tugas yang

standar. Aktivitas ini ada dalam setiap tipe evaluasi, yang meliputi input, proses dan output6. Dengan demikian,

dari apa yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian evaluasi dipahami sebagai salah satu tipe penelitian

ilmu sosial terapan yang dilakukan untuk menilai suatu program, yang meliputi: input, proses, dan output,

karena itu, penelitian evaluasi mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku dalam penelitian ilmu sosial7.

2. Model-model Evaluasi

1 Pius A. Partanto dan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 163 3 Ferdy S. Nggao, “Evaluasi Program, Bahan Presentasi Untuk Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatulla” Jakarta,

18 Januari 2006. h. 1. 4 Ibid., 5 Primahendera, Evaluasi Program, h. 66. 6 Ibid.,h.66. 7 Ibid.,

Page 31: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Mengutip pada pendapat Nurul Hidayati dalam bukunya berjudul Metodologi penelitian Dakwah

(dengan pendekatan kualitatif)8, bahwa ada banyak model-model atau jenis evaluasi program, namun hanya

beberapa model evaluasi yang diuraikan dalam penulisan skripsi ini, yaitu, diantaranya:

a. Pelaksanaan evaluasi menurut Pietrzak, Ramler, dan Gilbert dibagi menjadi tiga tipe jenis evaluasi yaitu

evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi hasil atau produk. Evaluasi input memfokuskan berbagai unsur

yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Tiga unsur utama yang terkait:

1) Evaluasi input adalah klien, staf, dan program serta sarana atau fasilitas yang digunakan dalam

pelaksanaan program.

2) Evaluasi proses, menurut Pietrzak dkk, memfokuskan diri pada aktivitas program yang melibatkan

interaksi langsung antara klien dengan staf terdepan (line staf) yang merupakan pusat dari pencapaian

tujuan (objektif) program.

3) Evaluasi hasil, yaitu diarahkan pada evaluasi keseluruhan dampak (overall impact) dari suatu program

terhadap penerima layanan.

Dalam konteks penulisan skripsi ini, penulis menggunakan model atau jenis evaluasi yang

dikemukanan oleh Pietrzak, Ramler, Ford, dan Gilbert.

b. Model evaluasi CIIP dikembangkan oleh Stuplebeam dan Shinkfield. CIIP merupakan singkatan dari kontek,

input, proses, dan produk. Stufflebeam merumuskan evaluasi sebagai suatu proses menggambarkan,

memperoleh, dan menyediakan informasi untuk menilai alternatif keputusan. Penjelasan CIPP dijelaskan

sebagai berikut:

1) Contect evaluation to serve planning decision.

Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan

dicapai oleh program, dan merumuskan tujuan program.

2) Input evaluation, structuring decision.

8 Nurul Hidayati, Metode Penelitian Dakwah, h. 142.

Page 32: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Evaluasi ini menolong mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif

apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, dan bagaimana prosedur kerja

untuk mencapainya.

3) Process evaluation, to serve implementing decision.

Evaluasi proses membantu mengimplimentasikan keputusan sampai sejauh mana rencana telah

diterapkan?, apa yang harus direvisi?. Begitu pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor,

dikontrol, dan diperbaiki.

4) Product evaluation, to serve recyding decision.

Evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya. Apa hasil yang telah dicapai? apa yang

dilakukan setelah program berjalan?

c. Model lain yang tidak hanya menggambarkan saja namun berusaha meyakinkan keputusan, memilih

informasi yang tepat, mengumpulkan, dan menganalisis sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang

berguna bagi pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif. Model ini disebut UCLA. Alkin

ahlinya, membagi model ini menjadi 5 bagian:

1) Sistem assessment, yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem.

2) Program planning, membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi

kebutuhan program.

3) Program implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada

kelompok tertentu yang tepat seperti yang telah direncanakan?

4) Program improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana

program bekerja atau berjalan?, apakah menuju pencapaian tujuan.

5) Program certification, yang memberikan informasi tentang nilai atau guna program.

3. Desain Penelitian

Page 33: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Desain penelitian ialah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat

memperoleh jawaban dari pertayaan-pertayaan di dalam penelitian. Rencana ini merupakan suatu skema

menyeluruh yang mencakup program-program penelitian, memaparkan mengenai hal-hal yang dilakukan, dan

menetapkan kerangka bingkai bagi pengkajian relasi variabel-variabel yang diteliti9. Desain penelitian

mempunyai maksud dan kegunaan untuk mengontrol atau mengendalikan varian, serta membantu mendapatkan

jawaban atas pertayaan-pertayaan peneliti10.

Adapun desain penelitian evaluasi pada penulisan skripsi ini, penulis menggunakan desain penelitian

yang dikemukakan oleh Pietrzak, dkk11. Pieztrzak menjelaskan, pertama, evaluasi input memfokuskan

penilaian atau evaluasi pada berbagai unsur (variable) yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Berbagai

unsur tersebut meliputi: klien (sasaran penerima kegiatan program), staf pelaksana program, dan sarana atau

fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program.

Variabel klien (sasaran penerima kegiatan program) meliputi karakteristik demografi klien yang

ditetapkan lembaga pelaksana. Variabel staf pelaksana program meliputi aspek demografi dari staf, seperti:

latar belakang pendidikan staf, bidang kerja staf, dan pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh staf atau

yang didapatkan. Sedangkan variabel sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program

meliputi: efesiensi (tepat guna) dan kuantitas sarana yang digunakan.

Pertayaan kunci yang ingin dijawab melalui evaluasi input ini adalah: a. Apakah karakteristik sasaran

penerima kegiatan program (klien) benar-benar sesuai dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan

lembaga pelaksana? b. Apakah para stap pelaksana program memiliki kualifikasi yang sesuai dalam

menjalankan mekanisme kerjannya? c. Apakah berbagai sarana atau fasilitas yang digunakan dalam

pelaksanaan program memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan?.

Kedua, evaluasi proses, memfokuskan diri pada penilaian perjalanan pengoperasian program dan

kualitas layanan yang diberikan yang mencakup kegiatan-kegiatan program dan sistem pemberian layanan

9 Landung R. Simatupang, Asas-asas Penelitian Behavioral, (Bandung: Gadjah Mada University Press (UGM), 1990), h. 483. 10 Ibid., 484. 11 Hendera., Evaluasi Program, h. 66.

Page 34: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

program. Seperti: jenis layanan kegiatan program, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan program, serta

mencakup interaksi langsung antara klien dengan staf terdepan (line staf).

Pertayaan kunci yang ingin dijawab dalam evaluasi ini ialah: 1). Kegiatan program apa saja yang

dilakukan? 2). Apakah kegiatan-kegiatan program yang dilakukan dapat dengan mudah dan nyaman diterima

oleh sasaran penerima kegiatan program?.

Untuk melakukan penilaian pada unsur-unsur yang dinilai pada penelitian evaluasi input dan proses,

sebagaimana yang telah disebutkan di atas, penulis menggunakan indikator yang digunakan sebagai alat ukur

untuk menilai pada unsur-unsur yang masuk dalam pelaksanaan program tersebut. Indikator ialah suatu alat

ukur untuk menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian,

misalnya, kecantikan dapat diukur oleh 3 indikator, yakni kecerdasan, prilaku, dan penampilan fisik12.

Indikator yang digunakan tersebut terbagi menjadi dua indikator, yaitu indikator objek (suatu alat

ukur yang sudah dirumuskan dan terdapat dalam program tersebut) dan indikator analisis (suatu alat ukur untuk

menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian).

Adapun Indiktor-indikator yang perlu dipertimbangkan, terkait dengan penelitian evaluasi input dan

proses, terdapat 4 indikator yang digunakan untuk mengevaluasi suatu kegiatan, yaitu: (a). Indikator

ketersediaan, (b). Indikator relevansi, (c). Indikator efesiensi, (d). Indikator keterjangkauan13.

(1) Indikator ketersediaan, indikator ini melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu

benar-benar ada, misal dalam suatu program pembangunan sosial yang menyatakan bahwa diperlukan suatu

tenaga kader lokal yang terlatih untuk menangani 10 rumah tangga, maka perlu dicek (dilihat), apakah

tenaga kader yang terlatih tersebut benar-benar ada.

(2) Indikator Relevansi, indikator ini menujukan seberapa releven ataupun tepatnya sesuatu yang teknologi atau

layanan yang ditawarkan, misalnya pada suatu program pemberdayaan perempuaan pedesaan dimana

diperkenalkan kompor teknologi yang biasa mereka gunakan. Berdasarkan keadaan tersebut maka

12 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h 126. 13 Hendera., Evaluasi Program, h. 73.

Page 35: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

teknologi yang lebih baru ini dapat dikatakan kurang untuk diperkenalkan, bila dibandingkan dengan

kompor biasa mereka gunakan.

(3) Indikator Efisiensi, indikator ini menunjukan apakah sumber daya dan aktivitas yang dilaksanakan guna

mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna (efisien), atau tidak memboroskan sumber daya yang ada

dalam upaya mencapai tujuaan, misalnya saja, suatu layanan yang dijalankan dengan baik dengan hanya

memamfaatkan 4 tenaga lapangan, tidak perlu dipaksakan untuk memperkerjakan 10 tenaga lapangan

dengan alasan untuk menghindari terjadinya pengangguran. Bila hal ini yang dilakukan, maka yang akan

terjadi adalah underemployment (pengangguran terselubung).

(4) Indikator keterjangkauan, indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih berada dalam

jangkauan pihak-pihak yang membutuhkan, misalnya saja apakah puskesmas yang didirikan untuk

melayani suatu masyarakat desa berada pada posisi yang strategis, dimana sebagian warga desa mudah

datang ke puskesmas.

Untuk memudahkan gambaran desain evaluasi program pada evaluasi input dan proses, sebagaimana

yang telah dipaparkan diatas, penulis sajikan desain evaluasi program dalam bentuk skema kerangka bingkai,

sebagai berikut:

Desain Penelitian Evaluasi Program Input dan Proses

Evaluasi Input 1. Karakteristik sasaran penerima

kegiatan program (Klien) yang ditetapkan sesuai dengan sasaran dan tujuan program.

2. Kualifikasi para staf pelaksana program.

3. Sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program

Page 36: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Yappika dan YKPJ

YAPPIKA dan YKPJ 1. klien.(sasaran penerima kegiatan program) kegiatan program)

2. Staf.pelaksana program 3. Sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program 4. kegiatan-kegiatan program

4. Tujuan dan Pentingnya Evaluasi

Secara umum tujuan evaluasi menurut Edi Suharto, dalam bukunya Membangun masyarakat

memberdayakan rakyat adalah:

a. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan.

b. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran.

c. Mengetahui dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi di luar rencana14.

Evaluasi merupakan suatu yang penting dilakukan, dalam hal ini, Feurstein menyatakan 10 (sepuluh)

alasan mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan15:

1) Pencapaian. Guna melihat apa yang sudah dicapai.

2) Mengukur kemajuan. Melihat kemajuan dikaitkan dengan objektif program.

14 Ibit., h. 119. 15 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Pengatar Pada Pemikiran dan

Pendekatan Praktis, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003), h. 187-188.

Evaluasi Proses 1. Kegiatan-kegiatan program yang

dilaksanakan. 2. Sistem pemberian layanan,

seperti:jenis layanan kegiatan program, tempat dan waktu pelaksanaan, serta mencakup interaksi langsung antara klien dan staf terdepan

Indikator

1. Ketersediaan. 2. Relevansi. 3. Efisiensi. 4. Keterjangkauan.

Page 37: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

3) Meningkatkan pemantauan. Agar tercapai manejemen yang lebih baik.

4) Mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan. Agar dapat memperkuat program itu sendiri.

5) Melihat apakah usaha sudah dilakukan secara efektif. Guna melihat perbedaan apa yang telah terjadi

setelah diterapkan suatu program.

6) Biaya dan manfaat. Melihat apakah biaya yang dikeluarkan cukup masuk akal.

7) Mengumpulkan informasi. Guna merencanakan dan mengelolah kegiatan program secara lebih baik.

8) Berbagi pengalaman. Guna melindungi pihak lain terjebak dalam kesalahan yang sama, atau untuk

mengajak seseorang untuk ikut melaksanakan metode yang serupa bila metode yang dijalankan telah

berhasil dengan baik.

9) Meningkatkan keefektifan. Agar dapat memberikan dampak yang lebih luas.

10) Memungkinkan perencanaan yang lebih baik. Karena memberikan kesempatan untuk mendapatkan

masukan dari masyarakat, komunitas fungsional dan komunitas lokal.

B. Pelayanan Publik

1. Definisi Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar

sesuai dengan hak sipil setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang, jasa, dan pelayanan administrasi

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik (Pasal 1 ayat 1)16.

2. Penyelenggara Pelayanan Publik

Penyelenggara pelayanan publik adalah penyelenggara negara, penyelenggara ekonomi negara, dan

korporasi penyelenggara pelayanan publik, serta lembaga independen yang dibentuk pemerintah (Pasal 1 ayat

2)17.

16 Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (Mp3) ”Info Seputar RUU Pelayanan Publik ”. Brosur yang dibagikan oleh pelaksana

program (Yappika dan YKPJ) kepada para peserta program pada saat kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

Page 38: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Berdasarkan organisasi yang menyelenggarakannya, pelayanan publik atau pelayanan umum dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi privat, semua penyediaan

barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh swasta, seperti: rumah sakit swasta, PTS, dan

perusahaan pengangkutan milik swasta.

b. Pelayanan publik atau pelayanan umum yang diselenggarakan oleh organisasi publik, yang dapat dibedakan

lagi menjadi dua, yaitu:

1) Bersifat primer, semua penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh pemerintah yang

di dalamnya pemerintah merupakan satu-satunya penyelenggara dan pengguna atau klien. Mau tidak

mau harus memanfaatkannya. Misalnya adalah pelayanan di kantor imigrasi, pelayanan penjara dan

pelayanan perizinan.

2) Bersifat sekunder, segala bentuk penyediaan barang atau jasa publik yang diselenggarakan oleh

pemerintah, tetapi yang di dalamnya pengguna atau klien tidak harus mempergunakannya, karena

adanya beberapa penyelenggara pelayanan18.

3. Prinsip-prinsip Pokok Pelayanan Publik

Terdapat prinsip-prinsip pokok dalam menyelenggarakan pelayanan publik, beberapa prinsip pokok

tersebut, yaitu:

a. Kesederhanaan pelayanan.

Prinsip kesederhanaan ini mengandung arti bahwa prosedur atau tata cara pelayanan

diselenggarakan secara mudah, lancar, cepat, tepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah

dilaksanakan oleh masyarakat yang meminta pelayanan.

b. Kejelasan dan kepastian pelayanan.

17 Ibid., 18 Indrasufian”Pengertian dan Ruang Lingkup Pelayanan Publik,”, Artikel diakses pada tanggal 19 Maret 2008 dari Blog.Com,

12/09/2007.

Page 39: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Prinsip ini mengandung arti adanya kejelasan dan kepastian mengenai prosedur atau tata cara

pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administrative. Unit kerja atau pejabat yang berwenang

bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan, rincian biaya atau tarif pelayanan, tata cara

pembayarannya, dan jadwal waktu penyelesaian pelayanan.

c. Keamanan dalam pelayanan.

Prinsip ini mengandung arti proses serta hasil pelayanan dapat memberikan keamanan,

kenyamanan, dan dapat memberikan kepastian hukum bagi masyarakat.

d. Keterbukaan dalam pelayanan.

Prinsip ini mengandung arti bahwa prosedur atau tata cara persyaratan satuan kerja atau pejabat

penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian biaya atau tariff, serta hal-hal lain yang

berkaitan dengan proses pelayanan wajib diinformasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan

dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak diminta.

e. Efesinsi dalam pelayanan.

Prinsip ini mengandung arti persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan

langsung dengan pencapaian sasaran layanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan

dengan produk layanan yang diberikan.

f. Ekonomis dalam pelayanan.

Prinsip ini mengandung arti pengenaan biaya dalam penyelenggaraan pelayanan harus ditetapkan

secara wajar dengan memperhatikan nilai barang dan atau jasa pelayanan masyarakat dan tidak menuntut

biaya yang terlalu tinggi di luar kewajaran, kondisi dan kemampuan masyarakat untuk membayar, dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

g. Keadilan yang merata dalam pelayanan.

Page 40: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Prinsip ini mengandung arti cakupan atau jangkauan pelayanan harus diusahakan seluas mungkin

dengan disribusi yang merata dan diberlakukan secara adil bagi seluruh lapisan masyarakat.

h. Ketepatan waktu dalam pelayanan.

Prinsip ini mengandung arti pelaksanaan pelayanan masyarakat dapat diselesaikan dalam kurun

waktu yang ditentukan19.

Sedangkan prinsip-prinsip dasar pelayanan publik yang baik, yaitu:

1) Tangible (nyata atau berwujud): terukur secara fisik, berupa sarana perkantoran, ruang tunggu, tempat

informasi, dsb.

2) Emphaty (empati): berusaha memahami masalah yang dihadapi masyarakat dan bertindak demi

kepentingan masyarakat.

3) Realiability (realibitas): dapat dipercaya kemampuan dan keandalannya.

4) Responsiveness (daya tanggap): memberi pelayanan secara cepat, tepat, dan tanggap terhadap keinginan

masyarakat.

5) Assurance (jaminan): keramah tamahan dan sopan santun dalam memberikan pelayanan20.

C. Bimbingan Penyuluhan Sosial

1. Paradigma Bimbingan Penyuluhan Sosial

Seringkali kita menganggap bimbingan penyuluhan sosial sama dengan bimbingan penyuluhan, padahal

antara bimbingan penyuluhan sosial dan bimbingan penyuluhan sangat berbeda jauh baik dilihat dari

paradigma, orientasi, maupun metode pelaksanaannya.

Paradigma bimbingan penyuluhan sosial adalah menggunakan paradigma komunitas, artinya obyek

utama yang dianggap sentral yang harus diintervensi adalah komunitas dan bukan individu. Hal ini tentu saja

19. Ibid., h. 2. 20 Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (Mp3) ”Info Seputar RUU Pelayanan Publik”.

Page 41: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

sangat berbeda dengan bimbingan penyuluhan biasa yang menjadikan individu atau personal sebagai obyek

intervensi.

Karena paradigma yang berbeda tersebut, maka metode yang digunakan oleh bimbingan penyuluhan

sosial juga sangat berbeda dengan bimbingan penyuluhan. Bimbingan penyuluhan sosial menggunakan metode

intervensi makro dimana pengembangan dan pemberdayaan masyarakatlah yang menjadi sasaran kajian.

Metode ini bertujuan untuk menciptakan kemandirian dalam masyarakat. Berbeda dengan bimbingan

penyuluhan social, bimbingan penyuluhan biasa menggunakan intervensi mikro yang menjadikan individu

sebagai obyek utama yang harus diselesaikan masalah-masalahnya21.

2. Metode Bimbingan penyuluhan Sosial

Bimbingan penyuluhan sosial memakai pendekatan intervensi makro atau disebut juga intervensi

komunitas. Intervensi makro merupakan bentuk intervensi langsung yang dirancang dalam rangka melakukan

perubahan secara terencana pada tingkat organisasi dan komunitas. Sedangkan metode intervensi yang lebih

memfokuskan sasarannya pada tingkat individu, keluarga, dan kelompok lebih dikenal dengan sebutan

intervensi mikro.

Intervensi makro mencakup berbagai metode pendekatan profesional yang digunakan untuk mengubah

sistem sasaran yang lebih besar dari individu, kelompok, dan keluarga, yaitu: organisasi, komunitas baik di

tingkat lokal, regional, maupun nasional secara utuh. Praktek makro berhubungan dengan aspek pelayanan

masyarakat yang pada dasarnya bukan hal yang bersivat klinis, tetapi lebih memfokuskan pada pendekatan

sosial yang lebih luas dalam rangka meningkatkan kehidupan yang lebih baik di masyarakat22.

D. Pendekatan Pelayanan Masyarakat 1. Latar belakang dan Pengertian Pendekatan Pelayanan Masyarakat.

Pendekatan pelayanan masyarakat merupakan salah satu model intervensi makro dalam ilmu

kesejahteraan sosial, dan juga merupakan pendekatan intervensi makro dalam metode bimbingan penyuluhan

21 Arif “Bimbingan Penyuluhan Sosial” artikel diakses pada 12 mei 2008 dari http// elearning.unej.ac.id. 22 Ibid.,h.2.

Page 42: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

sosial. Sebagai salah satu bentuk intervensi terhadap masyarakat, Glen menyatakan bahwa pendekatan ini

sekurang kurangnya mempunyai tiga perhatian utama23, yaitu:

a. Mengembangkan layanan dan organisasi yang responsipf terhadap kebutuhan masyarakat.

Organisasi yang sangat responsif dan responsif secara menyeluruh dicirikan dengan komitmen

lembaga secara utuh terhadap kebutuhan dan kepuasan masyarakat penerima layanan. Hal ini berarti

organisasi menempatkan kebutuhan dan kepuasan komunitas sasaran sebagai proritas lembaga. Organisasi

yang sangat responsif pada umumnya akan berusaha menghilangkan semampu mungkin batas kami-mereka

yang menyelimuti relasi antara lembaga dan masyarakat penerima layanan.

Glen melihat bahwa organisasi seperti ini akan berupaya menghilangkan hambatan komunikasi

antara klien dan lembaga melalui upaya penjangkauan, pengembangan berbagai saluran informasi dengan

klien, dan pengembangan skema advokasi diri yang memungkinkan para penerima layanan untuk

menjangkau berbagai jenis layanan secara lebih merata dan bebas24.

b. Memaksimalkan kesempatan masyarakat untuk terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan organisasi.

Dalam kaitan dengan keterlibatan dengan masyarakat, Glen menyetujui pendapat Broady dan

Hedley yang melihat bahwa dalam upaya meningkatkan keterlibatan suatu organisasi harus mendorong

berkembangannya provisi dari komunitas (community provision), konsultasi dari komunitas (community

consultations), kerja sama komunitas (community cooption), kemandirian dalam menejemen lembaga-swa

kelolah (self management), dan kontrol masyarakat (community control)25.

Glen menyatakan community provision, dicirikan dengan pelibatan otoritas lokal yang formal,

seperti, pejabat dan petugas di tingkat kelurahan maupun kecamatan). Atau tokoh-tokoh informal

sebagai penyedia layanan langsung terhadap masyarakat serta berbagai pengelolah fasilitas umum dan

sosial untuk masyarakat. Sedangkan community consultations di dalamnya mencakup upaya untuk

mengkaji opini masyarakat terhadap suatu proposal rencana pembangunan masyarakat di tingkat lokal.

23 Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, h. 165-173. 24 Ibid., h.170. 25 Ibid.,

Page 43: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Dalam kaitannya dengan community cooption, Glen melihat tergambar dalam kaitan dengan

kelompok swadaya masyarakat yang berupaya memobilisasi tenaga relawan untuk aktif terlibat dalam

berbagai bentuk usaha kesejahteraan sosial (layanan sosial) di tingkat lokal. Sedangkan untuk community

control dan self management, menurut Glen merupakan salah satu pengejawatahan kekuasaan komunitas

untuk mengelolah dan mengawasi sumber daya yang mereka miliki yang merupakan salah satu inti

masyarakat madani.

c. Mendukung terciptanya kolaborasi antar beberapa organisasi guna memenuhi minat masyarakat.

Dalam kaitannya dengan kerja sama antar lembaga, petugas pelayanan masyarakat diharapkan dapat

membantu terciptanya jalinan hubungan antar organisasi dimana ia bernaung dengan berbagai organisasi

yang mempunyai minat dan kajian yang sama. Jalinan kerjasama antar lembaga ini nantinya diharapkan

dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masing-masing staf, terutama dalam kaitan dengan isu

tertentu, seperti: bagaimana cara yang terbaik untuk menangani masalah-masalah tertentu, bagaimana

menciptakan suatu program yang dapat memaksimalkan keterlibatan masyarakat, bagaimana

mengembangkan suatu bentuk layanan masyarakat yang lebih baik, dan bagaimana cara mengelolah

sumber daya yang sangat terbatas dengan baik.

Dalam kaitannya dalam hal ini, Glen menyatakan bahwa kerjasama antar lembaga ini sangat

penting, terutama dalam upaya mempromosikan suatu perencanaan sosial dan koordinasi antar lembaga26.

2. Strategi dan Prisip dalam Intervensi Pendekatan Pelayanan Masyarakat Strategi pendekatan pelayanan masyarakat pada umumnya dilandasi pada upaya pengoptimalan fungsi

manajemen. Dari berbagai fungsi manajemen yang ada, terdapat dua fungsi manajemem yang sangat berperan

dalam upaya meningkatkan kinerja lembaga27. Kedua fungsi manajemen tersebut, yaitu:

a. Fungsi Perencanaan.

26 Ibid., h.173. 27 Ibid., h. 174-187.

Page 44: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Dalam dunia pekerjaan sosial dan ilmu kesejahteraan saat ini, perencanaan dikenal sebagai salah

satu unsur yang penting dalam pengembangan pemberian layanan yang efektif terhadap klien ataupun

kelompok sasaran. Skidmore, mendefinisikan 7 tahapan dalam proses perencanaan28. Tahap-tahap ini tidak

berjalan secara garis lurus, kadangkala terjadi suatu lompatan baik ke depan maupun ke belakang dalam

suatu proses perencanaan. Ketujuh tahapan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:

1) Tentukan objektif. Objektif merupakan hal yang relatif dan sangat tergantung dengan sasaran dan tujuan

umum dari organisasi. Pada dasarya, Skidmore melihat ada dua macam objektif: Pertama, objektif yang

menyeluruh dan berjangka panjang. Kedua, adalah yang bersifat khusus dan berjangka pendek.

Tujuan jangka panjang terkait dengan pertayaan mengapa suatu lembaga didirikan, apa maksud

keberadaannya?. Sedangkan objektif jangka pendek lebih membahas pada operasionalisasi dari

keseluruhan tujuan jangka panjang dengan mempertimbangkan keadaan masa kini dan esok hari.

Dengan pertimbangan bahwa perencanaan adalah suatu proses antisipasi, maka akan sangat baik bila

target sasaran dikembangkan secara spesifik, sederhana, dan dapat terwujud.

2) Pertimbangan sumber daya lembaga. Skidmore, beragumentasi bahwa langkah kedua dalam suatu

proses perencanaan adalah mempertimbangkan sumber daya fisik dan ekonomis dari lembaga, termasuk

juga mempertimbangkan ketersediaan staf dan para pengurus lembaga29. Suatu hal yang penting bagi

lembaga untuk mengaitkan antara sasaran yang akan dicapai dengan fasilitas, staf, dan dana yang

tersedia, dan juga aspek dukungan masyarakat.

3) Penghitungan berbagai alternatif. Skidmore percaya bahwa seorang administrator yang kurang cakap

akan langsung memilih suatu cara yang ia lihat sebagai jalan untuk memecahkan permasalahan yang

ada. Akan tetapi, seorang administrator lembaga yang baik akan selalu berusaha untuk mengembangkan

28 Ibid., h. 177. 29 Ibid., h.179

Page 45: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

beberapa alternatif pemecahan masalah terlebih dahulu sebelum ia memilih jalan mana yang akan ia

lalui30.

4) Antisipasi Hasil dari masing-masing Alternatif. Sebagai suatu proses antisipasi, perencanaan harus

mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan di masa datang agar dapat memilih dan

memperkirakan apa yang akan terjadi bila suatu langkah tertentu akan dilakukan

5) Pilih rencana yang terbaik. Setelah mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada dengan seksama,

Skidmore melihat bahwa dalam kaitan dengan perkembangan di masa yang akan datang, data dan

pemikiran harus dikumpulkan dalam rangka membandingkan dan mengkontraskan berbagai jalan untuk

mengatasi suatu masalah. Setelah itu barulah diputuskan jalan yang akan dipilih berdasarkan jalan yang

paling logis dan paling mungkin untuk dilakukan31.

6) Rencana suatu program aksi yang lebih rinci. Setelah memutuskan yang mana rencana yang terbaik,

sang manager harus memformalisasikan rencana tersebut menjadi suatu program yang akan dijalankan.

Skidmore menyatakan, bahwa tahapan ini merupakan tahap pembuatan cetak biru, dimana kegiatan

dijabarkan tahap-demi tahap, karena itu fungsi kerangka waktu untuk mencapai tujuan program

memerankan peranan penting dalam tahapan ini, terutama agar semua tahapan dapat diarahkan pada

upaya untuk mencapai tujuan32.

7) Bersikap terbuka terhadap perubahan. Skidmore percaya bahwa keluwesan merupakan suatu hal yang

sangat penting dalam proses perencanaan. Rencana awal memang harus selalu diikuti, kecuali bila

fakta-fakta yang ada telah berubah atau telah ditemukan prosedur-prosedur yang lebih baik dari apa

yang telah dikembangkan sebelumnya.

b. Fungsi Pengawasan.

Fungsi pengawasan pada suatu organisasi, umumnya terkait dengan proses pemantauan dan

evaluasi. Istilah pemantauan dikenal juga dengan nama evaluasi proses. Sedangkan untuk istilah evaluasi

30 Ibid., h. 179. 31 Ibid., h. 180. 32 Ibid., h.182.

Page 46: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

mempunyai dua makna yang berbeda. Bila istilah evaluasi muncul bersama dengan pemantauan maka

evaluasi yang dimaksud di sini adalah evaluasi hasil. Pengertian yang kedua dari kata evaluasi jika ia

berdiri sendiri tampa diikuti kata pemantauan, maka evaluasi di sini dapat berarti evaluasi masukan (Input

evaluation), evaluasi proses (Proses evaluation), dan evaluasi hasil (Outcome evaluation).

E. Kanker Payudara.

1. Definisi Kanker Payudara.

Ketika sejumlah sel di dalam payudara tumbuh dan berkembang dengan tidak terkendali, inilah yang

disebut kanker payudara. Sel-sel tersebut dapat menyerang jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh.

Kumpulan besar dari jaringan yang tidak terkontrol ini disebut tumor atau benjolan. Akan tetapi, tidak semua

tumor merupakan kanker, karena sifatnya yang tidak menyebar atau mengancam nyawa. Tumor ini disebut

tumor jinak. Tumor yang dapat menyebar ke seluruh tubuh atau menyerang jaringan sekitar disebut kanker

atau tumor ganas. Teorinya, setiap jenis jaringan pada payudara dapat membentuk kanker, biasanya timbul

pada saluran atau kelenjar susu33.

2. Penyebab-penyebab Kanker Payudara.

Penyebabnya tidak diketahui, masih dalam penelitian. Tetapi ada beberapa faktor risiko yang

menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin terkena kanker payudara. Faktor beresiko adalah hal yang

memungkinkan terkena kanker. Tapi bukan berarti bahwa mempunyai faktor resiko akan terkena kanker, akan

tetapi harus lebih waspada dibandingkan dengan wanita yang tidak mempunyai faktor resiko tersebut.

Beberapa faktor beresiko tersebut, yaitu:

a. Haid pertama < 12 tahun.

b. Wanita tidak menikah atau melahirkan (tidak mempunyai anak).

c. Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun.

d. Tidak menyusui

33 Tentang Kanker Payudara, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.pitapink.com/id./ kajian.

Page 47: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

e. Menopause usia > 50 tahun.

f. Pernah operasi tumor jinak payudara.

g. Riwayat kanker payudara dalam keluarga.

h. Stress berat

i. Usia. Sekitar 60 % kanker payudara terjadi pada usia 60 tahun. Resiko besar ditemukan pada wanita usia di

atas 75 tahun.

j. Pernah menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena telah diangkat, maka resiko terjadi

kanker pada payudara meningkat sebesar 0, 5 % pertahun.

k. Pernah menderita payudara non kanker.

l. Pemakaian pil Kb atau terapi sulih estrogen.

m. Pemakaian alkohol lebih dari 1-2 gelas perhari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara34.

3. Gejala-gejala Kanker Payudara.

Pada tahap awal kanker payudara, biasanya tidak merasakan sakit atau tidak ada tanda-tandanya sama

sekali. Namun, ketika tumor semakin membesar, gejala-gejalanya mungkin muncul. Gejala-gejala yang

menandakan adanya serangan kanker yang umum yang dapat dilihat dan dirasakan, yaitu:

a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras

dan bentuknya tidak beraturan.

b. Bentuk ukuran atau berat salah satu payudara berubah.

c. Timbul benjolan kecil di bawah ketiak.

d. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu.

e. Kulit payudara mengkerut, seperti kulit jeruk.

f. Kulit, puting susu, dan areola melekuk kedalam.

g. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam35.

34 Kanker Payudara, Apa dan Bagaimana, diakses dari http://www.pitapink.com/id. h.7. buku yang dibagikan oleh pelaksana program

(Yappika dan YKPJ) kepada para peserta program pada saat kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

Page 48: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

4. Stadium-stadium pada Kanker Payudara.

Kanker payudara dibagi dalam 5 stadium. Penentuan stadium dilakukan sebelum pengoperasian dan

sesudah prosedur operasi pengangkatan kelenjar getah bening supaya dapat diteliti, apakah terdapat tanda-

tanda kanker. Berikut ini stadium-stadium pada kanker payudara:

a. Stadium 0 (disebut carcinoma in situ)

Locabular carcino in situ (LCIS) adalah sel-sel yang abnormal yang terdapat pada kelenjar di

payudara yang mempunyai resiko berkembang menjadi kanker payudara. Ductal carcinoma in situ (DCIS)

adalah sel-sel yang abnormal pada saluran duktus. Perempuan dengan DCIS memiliki risiko tinggi

penyebaran kanker di payudaranya.

b. Stadium I

Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor dari 2 cm dan belum menyebar di luar payudara.

c. Stadium II

Stadium awal kanker payudara, ukuran tumor kurang dari 2 cm dan telah menyebar sampai ke

kelenjar getah bening di bawah lengan atau ukuran tumor antara 2 dan 5 cm (dengan atau tanpa penyebaran

di kelenjar getah bening di bawah lengan) atau tumor berukuran lebih dari 5 cm dan belum menyebar dari

payudara.

d. Stadium III

Stadium lanjut kanker payudara, ukuran tumor lebih dari 5 cm dan telah menyebar sampai ke

kelenjar getah bening di bawah lengan, atau kanker berada pada kelenjar getah bening di bawah lengan,

atau kanker telah menyebar di dekat tulang payudara, atau jaringan lain di sekitar payudara.

e. Stadium IV

35 Ibit., h.6.

Page 49: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Kanker payudara dimana telah terjadi penyebaran di luar payudara ke organ tubuh lainnya.

Berdasarkan stadium kanker, dokter mungkin akan melakukan tes tambahan untuk mengetahui penyebaran

kanker. Jika sudah pada stadium III, mungkin harus melakukan foto toraks, USG abdomen, dan bone scan

untuk melihat penyebaran. Pengobatan untuk setiap orang berbeda. Dokter akan memutuskan apa yang

perlu dilakukan berdasarkan stadium kanker36.

5. Tata Cara Pemeriksaan Deteksi Dini kanker payudara.

Terdapat tiga cara pemeriksaan deteksi dini kanker payudara, ke tiga cara tersebut, yaitu:

a. SADARI (Pemeriksaan payudara sendiri).

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu cara untuk mengetahui ada atau

tidaknya kelainan pada payudara (deteksi dini kanker payudara). Pemeriksaan ini dilakukan sendiri oleh

pasein di rumah setiap bulan. Bagi wanita yang masih haid, pemeriksaan dilakukan setelah selesai haid.

Bila sudah manopause, sadari dilakukan setiap tanggal tertentu yang mudah diingat, misalnya, setiap

tanggal 1 atau setiap tanggal kelahiran. Pemeriksaan sadari sebaiknya dilakukan pada usia remaja mulai

awal usia 20 tahun.

Pada saat melakukan sadari, yang harus menjadi perhatian adalah keadaan-keadaan, seperti: teraba

benjolan, penebalan kulit, perubahan ukuran dan bentuk payudara, pengerutan kulit, keluar cairan dari

puting susu, nyeri, pembengkakan lengan atas, dan teraba benjolan di ketiak atau leher. Jika ditemukan

kelainan-kelainan seperti yang telah disebutkan di atas atau terasa ada perubahan dibandingkan dengan

keadaan pada bulan sebelumnya, maka segera periksa diri ke dokter untuk periksa lebih lanjut. Cara

melakukan SADARI, yaitu:

1) Perhatikan dengan teliti payudara di muka cermin. Dengan kedua lengan lurus ke bawah, perhatikan

bila ada benjolan atau perubahan bentuk dan ukuran pada payudara (payudara kanan dan kiri secara

normal tidak persis sama).

36 Tentang Kanker Payudara, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.pitapink.com/id./ kajian.

Page 50: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

2) Kemudian angkat kedua tangan ke atas sampai kedua tangan berada di belakang kepala dan tekan ke

depan.

3) Tekanlah kedua tangan kuat-kuat pada pinggul dan gerakan kedua lengan dan siku ke depan sambil

mengangkat bahu. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada dan perubahan, seperti: cekungan (dekok)

dan benjolan akan lebih terlihat.

4) Angkat lengan dan rabalah payudara kanan dan kiri bergantian dengan tiga ujung jari tengah lengan

kanan yang didapatkan. Perabaan dapat dilakukan dengan cara:

a) Gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, di mulai dari pinggir atas (posisi jam

12), dengan mengikuti arah jarum jam, bergerak ke tengah ke arah puting susu.

b) Gerakan dari atas ke bawah dan sebaliknya.

c) Gerakan dari bagian tengah ke arah luar.

d) Pencet pelan-pelan daerah di sekitar puting kedua payudara dan amatilah, apakah keluar cairan yang

tidak normal (tidak biasa).

Perhatikanlah secara khusus pemeriksaan payudara sendiri (sadari), pada bagian atas dekat ketiak

kanan dan kiri, sebab di daerah tersebut banyak ditemukan tumor payudara.

Teknik SADARI cukup mudah dan sederhana, tidak memerlukan alat bantu khusus dan 80%

benjolan yang ada di payudara dapat diketahui serta membantu, setidaknya, mendorong kaum

perempuan untuk segera berobat bila menemukan benjolan pada payudaranya. Tetapi, teknik ini ada

kelemahannya. SADARI sangat tergantung pada ketelitian, kepekaan, dan tingkat intelegensi wanita.

Karena itu, semua kembali pada kesadaran si perempuan. Bila merasa ada kelainan atau perubahan pada

payudara setelah melakukan teknik SADARI segera hubungi dokter37.

b. Pemeriksaan payudara oleh tenaga medis (Dokter, bidan, dan perawat yang terlatih).

37 Periksa Payudara Sendiri (Sadari), diakses dari www.dharmais.co.id. Brosur yang dibagikan oleh pelaksana program (Yappika dan

YKPJ) kepada para peserta program pada saat kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

Page 51: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Selain sadari, deteksi dini untuk kanker payudara yang perlu dilakukan ialah dengan pemeriksaan

payudara oleh tenaga medis. Pemeriksaan payudara oleh tenaga medis dianjurkan pada saat usia 20-30

minimal 3 tahun sekali.

Dengan pemeriksaan payudara oleh tenaga medis, hasilnya akan lebih teliti dan akurat bila

dibandingkan dengan pemeriksaan deteksi dini untuk kanker payudara secara SADARI dan juga kelainan

atau perubahan pada payudara yang ditemukan dari hasil pemeriksaan tersebut, dapat diketahui, apakah

kemungkinan kelainan tersebut mengarah ke ganas (berbahaya) atau tidak, akan tetapi hasil pemeriksaan

deteksi dini payudara yang dilakukan oleh tenaga medis belum bisa mendiagnosa pasti, apakah kelainan

atau perubahan yang ditemukan pada payudara dari hasil pemeriksaan tersebut merupakan kanker atau

tidak. Meskipun demikian, tenaga medis akan segera melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan

pemeriksaan Mammografi dan USG payudara38.

c. Pemeriksaan dengan alat Mammografi dan USG payudara.

Mammografi adalah pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X. Pada saat pemeriksaan

ini, payudara ditekan oleh 2 alat yang berbentuk piringan selama beberapa detik dengan tujuan

mendapatkan gambaran yang jelas dari kondisi payudara. Kadang-kadang timbul rasa tidak nyaman akibat

prosedur pemeriksaan ini. Untuk itu, mammografi sebaiknya dilakukan setelah masa menstruasi selesai.

Saat itu payudara sedikit melunak. Penelitian menunjukkan sebaiknya tidak menggunakan deodoran, krim,

atau bedak di ketiak ketika melakukan mammografi, karena hal itu dapat mempengaruhi hasil mammografi.

Dari hasil mamogram, dokter dapat melihat adanya ketidak normalan pada payudara dan juga

mengetahui perubahan yang terjadi bila dibandingkan dengan hasil mamogram yang terdahulu. Jika

38 Tentang Kanker Payudara, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.pitapink.com/id./ kajian.

Page 52: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

ditemukan sesuatu yang mencurigakan, dokter akan menyarankan untuk melakukan biopsi atau

pengambilan sedikit jaringan di wilayah yang dicurigai untuk diteliti, apakah terdapat kanker atau tidak.

Pemeriksaan Mammografi sendiri sangat bermanfaat untuk menemukan dan dapat memperlihatkan

kelainan pada payudara dalam bentuk lesi berukuran sangat kecil, sampai 2 mm, yang tidak teraba dalam

pemeriksaan klinis oleh tenaga medis (biasanya berukuran di bawah 1 cm). Mammografi juga berguna

menemukan benjolan pada payudara, tetapi mammografi tidak dapat menemukan, apakah benjolan itu

kanker atau bukan.

Adapun USG payudara adalah pemeriksaan yang menggunakan gelombang suara. Dengan

pemeriksaan melalui USG benjolan yang ditemukan pada payudara dapat diketahui dan dapat dibedakan,

apakah benjolan tersebut berupa tumor padat atau hanya kista. Kista adalah benjolan yang berisi cairan.

Atau apakah benjolan tersebut kemungkinan mengarah ke kanker atau tidak39.

F. Kolaborasi.

1. Pengertian Kolaborasi

Pada kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI), kolaborasi secara etimologi, yaitu, perbuatan kerjasama.40

Kerjasama (kolaborasi) adalah sebuah bentuk kelompok yang melakukan kegiatan secara bersamaan yang

beranggotaan lebih dari 5 orang. Kegiataan ini dilakukan oleh semua kelompok secara bersamaan agar

pekerjaan itu ringan41.

Menurut pendapat yang lain, kerjasama (kolaborasi) yaitu kepada team work, artinya kerja sama-sama

sebagai suatu kesatuan. Berarti juga mengalokasikan sumber daya yang ada ke dalam tugas-tugas tertentu,

sehingga semua lingkup pekerjaan yang akan dihadapi diatasi dengan baik. Tergantung kepada kejelasan

pembagian tugas dan kemampuan dari setiap anggota. Kerjasama (kolaborasi) bisa menjadikan sebuah tugas

39 Kanker Payudara, Apa dan Bagaimana, diakses dari http://www.pitapink.com/id. h.12 40 Pusat bahasa Indonesia “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” diakses pada 10 Oktober 2008 dari

http://www.pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/. 41 Arny baheis”Pengertian Kolaborasi,” artikel diakses pada 10 Oktober 2008 dari http://id.answers.yahoo.com/

Page 53: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

menjadi lebih baik atau bahkan sebaliknya42. Sedangkan kerjasama (kolaborasi) organisasi adalah kesepakatan

yg dilakukan oleh 2 organisasi atau lebih yg bertujuan untuk menjalin hubungan kemitraan antar organisasi yg

bersifat saling menguntungkan43.

2. Tujuan dan Jenis-jenis Kolaborasi

Ada banyak tujuan dan jenis-jenis kolaborasi (kerjasama) yang dikemukakan oleh ahlinya masing-

masing, tetapi secara umum, tujuan kolaborasi (kerjasama)44, yaitu:

a. Kemitraan terfokus: kolaborasi (kerjasama) antara dua pemakai yang saling membutuhkan untuk

menyelesaikan tugas.

b. Proses kerja terstruktur: orang yang peranannya berbeda bekerjasama (berkolaborasi) dalam tugas yang

berhubungan.

c. Konferensi: komunikasi kelompok dengan tempat dan waktu yang berbeda.

d. Kuliah atau demo: seseorang membagikan informasi kepada banyak pemakai di tempat lain. Waktunya

dijadwalkan.

Adapun jenis-jenis kolaborasi (kerjasama), secara umum45, yaitu:

1) Kolaborasi (kerjasama) yang saling mendekat yang disebut kooperasi, dimana kedua belah pihak saling

memberi. Untuk kolaborasi (kerjasama) yang bersifat kooperasi, maka lakukanlah kerjasama dengan baik

dan kepercayaan yang telah dibina jangan sampai disalahgunakan, karena untuk menumbuhkan suatu

kepercayaan sangatlah tidak mudah dan membutuhkan waktu yang cukup lama.

2) Kolaborasi (kerjasama) yang didasarkan atas konflik, tetapi kekuatan yang dimiliki kedua belah pihak

(bargaining position) sama besarnya. Kolaborasi (kerjasama) ini disebut kerjasama koalisi. Jika kerjasama

yang dilakukan berdasarkan koalisi, kekuatan yang dimiliki kedua belah pihak harus tetap seimbang,

sehingga tidak ada peluang bagi salah satu pihak untuk memaksakan kepentingannya. Dan biasanya

42 Triwinarni ”Pengertian Kolaborasi,” artikel diakses pada 10 Oktober 2008 dari http://id.answers.yahoo.com/ 43 Nuryadi Asmawi ”Pengertian Kolaborasi,” artikel diakses pada 10 Oktober 2008 dari http://id.answers.yahoo.com/ 44 Hafsah Himatif “Tujuan Kolaborasi (kerjasama),” artikel diakses pada 10 Oktober 2008 dari hafsah.himatif.or.id. 45 Ari Januar “Jenis-jenis kolaborasi (kerjasama),” artikel diakses pada 10 Oktober 2008 dari http://www.gkps.or.id

Page 54: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

kerjasama ini dilakukan kedua belah pihak untuk menghadapi musuh bersama mereka, sehingga kerjasama

perlu mereka lakukan untuk menambah kekuatan.

3) Kolaborasi (kerjasama) terpaksa yang didasarkan atas konflik, tetapi satu pihak lebih kuat dari pada pihak

kedua. Jika kelompok yang kuat tidak mengajak pihak yang lemah untuk bekerjasama, maka pihak yang

lemah dapat merongrong pihak yang kuat. Kerjasama ini disebut dengan kerjasama kooptasi. Disamping

itu, rongrongan pihak yang lemah akan bertambah jika mereka mengetahui kelemahan atau rahasia pihak

yang lebih kuat dari mereka. Untuk kerjasama yang bersifat kooptasi, pihak yang lebih kuat harus mampu

memberikan kedudukan ataupun kesempatan kepada pihak yang lemah, tetapi tentu saja dengan kekuasaan

yang sangat terbatas, dengan demikian pihak yang lemah akan merasa bahwa mereka masih dianggap eksis.

Page 55: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

BAB III

GAMBARAN UMUM YAYASAN YAPPIKA DAN YKPJ

SERTA PROGRAM DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

MELALUI PEMERIKSAAN KLINIS DENGAN MELIBATKAN BIDAN

A. Profil Yayasan Yappika (Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia.

1. Latar Belakang dan Sejarah Berdiri Yappika

Cikal bakal Yappika berawal sejak tahun 1991 dengan terbentuknya Yayasan Persahabatan Indonesia

Kanada (YAPIKA) atau forum Indonesia-Kanada (the Indonesia-Canada Forum/ICF). Fungsi Yapika saat

itu adalah sebagai lembaga yang menyalurkan dana untuk LSM-lsm di Indonesia, dengan kepengurusan

kolektif antara organisasi-organisasi non profit Indonesia dan Kanada.

Dalam perkembangannya, tepatnya pada tahun 1997, Yapika mengalami perubahan menjadi sebuah

lembaga Indonesia, masuk dalam barisan Ornop Indonesia, dan menambah peran-perannya di bidang

peningkatan kapasitas lembaga-lembaga non profit, sekaligus mulai aktif dalam kancah advokasi nasional

untuk isu-isu tertentu yang menjadi fokus perhatiannya. Singkatan nama Yappika pun berubah menjadi

Yayasan Penguatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia.

Seiring dengan pergantian pemerintahan pasca reformasi, Yappika makin intensif meningkatkan

kapasitas organisasi untuk dapat mengawal proses transisi demokrasi di Indonesia. Pada tahun 2000, Yappika

mengukuhkan diri sebagai Aliansi Masyarakat Sipil Indonesia untuk Demokrasi. Sejak saat itu, nama

Yappika bukan lagi sebuah akronim, tetapi menjadi sebuah nama organisasi1.

2. Visi, Misi, dan Peran Yappika

Visi

Terwujudnya masyarakat sipil yang demokratis dan mandiri untuk memperjuangkan hak-haknya.

1 Tentang kami> sejarah Yappika, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.yappika.or.id.

Page 56: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Misi

a. Mengembangkan Yappika sebagai wahana pembelajaran demokrasi berdasarkan pengalaman nyata

lapangan secara terus menerus.

b. Melakukan penguatan kapasitas dan kapabilitas organisasi masyarakat sipil dalam rangka membangun

kemandiriannya serta mempengaruhi kebijakan-kebijakan publik di berbagai tingkatan.

c. Melakukan advokasi kebijakan dalam rangka pemenuhan hak-hak dasar rakyat, termasuk kebijakan-

kebijakan yang mendorong pengembangan organisasi masyarakat sipil yang sehat.

d. Mendorong terbangunnya sinergi antar organisasi masyarakat sipil dalam rangka memperjuangkan

demokrasi dan hak-hak dasar rakyat2.

Peran Yappika

Yappika merupakan bagian dari sistem pendukung gerakan masyarakat sipil, dengan peran utama

sebagai berikut:

1) Meningkatkan kapasitas dan memberikan bantuan teknis kepada organisasi masyarakat sipil (OMS).

2) Membangun sinergi antar organisasi masyarakat sipil (OMS).

3) Melakukan pendidikan publik.

4) Melakukan advokasi isu-isu nasional.

5) Menyambungkan isu advokasi lokal untuk jaringan advokasi nasional3.

3. Pandangan dan Peranan Yappika terhadap Program

Bagi Yappika, program ini merupakan media untuk melakukan kampanye mengenai hak masyarakat

terhadap akses pelayanan publik di bidang kesehatan. Oleh karenanya, peran Yappika yang di dalamnya

melibatkan relawan adalah:

a. Pengorganisasian masyarakat untuk terlibat dalam program sebagai peserta penyuluhan dan pemeriksaan.

2 Tentang kami> visi misi Yappika, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.yappika.or.id. 3 Tentang kami> peran Yappika, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.yappika.or.id.

Page 57: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

b. Mendorong kesukarelawanan dari unsur organisasi lokal (Kelurahan, RT, RW, PKK, IKK dan Karang

Taruna) maupun warga secara perseorangan guna mendukung pelaksanaan kegiatan.

c. Melakukan sosialisasi mengenai hak-hak masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, khususnya prosedur

pengurusan jaminan pelayanan kesehatan bagi warga miskin (Sktm/Askeskin/Gakin). Sosialisasi

dilakukan melalui pendistribusian informasi dalam bentuk brosur bersamaan dengan pelaksanaan

kegiatan ataupun membantu pasien temuan kasus kanker/tumor dari kegiatan ini. Pendampingan kepada

pasien dan keluarga sifatnya pemberdayaan dan bukan mengambil alih semua proses pengurusan jaminan

kesehatan4.

B. Propil YKPJ (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta)

1. Latar Belakang dan Sejarah Berdiri YKPJ

Yayasan Kesehatan Kanker Payudara Jakarta (YKPJ) berdiri sejak tahun 2003 sebagai realisasi dari

keprihatinan para pendirinya akan bahaya kanker payudara bagi kaum wanita. YKPJ adalah organisasi non

profit yang merupakan mitra pemerintah, yang bergerak dalam kampanye deteksi dini kanker payudara guna

menurunkan faktor resiko serangan kanker, khususnya bagi kaum perempuan. Yayasan yang berada di bawah

RS Dharmais ini didukung oleh sebuah unit mobil mammografi yang dapat secara langsung mengunjungi

komunitas masyarakat di Jabodetabek untuk mendukung kampanye deteksi dini.

Kanker payudara merupakan penyebab kematian nomor 2 untuk perempuan di Indonesia, padahal,

kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang dapat dideteksi dini. Namun, tingkat kesadaran

masyarakat yang rendah menyebabkan tingginya tingkat stadium pasien kanker payudara di Indonesia.

Bentuk kepedulian YKPJ terhadap masalah ini dibuktikan dengan menjalankan program-program yang

berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat pada umumnya dan perempuan khususnya, tentang kanker

payudara. Program-program seperti penyuluhan kanker payudara, mobil mammografi, dan website pitapink

diharapkan dapat meningkatkan awareness masyarakat terhadap kanker payudara.

4 Bahan materi pembekalan dan pelatihan para relawan “Diskripsi Tugas Relawan Untuk Kegiatan Penyuluhan dan Pemeriksaan

Kesehatan Payudara”, h. 2.

Page 58: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

2. Visi, Misi, dan Tujuan YKPJ

Visi YKPJ

Jakarta bebas kanker payudara stadium lanjut pada tahun 2020.

Misi YKPJ

a. Deteksi dini kanker payudara menjadi bagian general check up.

b. Pelayanan deteksi kanker dapat dilakukan oleh semua rumah sakit.

c. Penyuluhan kepada masyarakat tentang kanker payudara dilakukan oleh tenaga kesehatan dan relawan

terlatih.

d. Penderita pasca pelayanan kanker payudara dapat tetap eksis di bidangnya masing-masing.

Tujuan YKPJ

a) Menurunkan angka kejadian kanker payudara stadium lanjut.

b) Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap kanker payudara payudara.

c) Menemukan kanker payudara dini5.

C. Profil Program Deteksi Dini Kanker Melalui Pemeriksaan Klinis Dengan Melibatkan Bidan.

1. Latar Belakang dan Sejarah Munculnya Program.

Awal mula tahun 2006, Yappika mengajukan untuk bekerjasama dengan YKPJ (Yayasan Kesehatan

Payudara Jakarta), melaksanakan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kanker payudara secara gratis di 5

lokasi yang menjadi basis simpul-simpul relawan Yappika di Jakarta, yang sebelumnya kegiatan ini belum

menjadi suatu program yang sekarang.

Kegiatan yang dilaksanakan di 5 lokasi yang menjadi basis simpul-simpul relawan Yappika, yaitu: 1.Di

kantor Yappika dengan melibatkan masyarakat sekitar. 2. Di simpul pasar minggu. 3. Di simpul pangkalan

jati. 4. Di simpul pondok gede. Dan terakhir 5. Di simpul Jakarta utara. Kegiatan yang dilaksanakan di 5

5 Tentang profil YKPJ, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.pitapink.com/id/ sejarah-visi-misi-tujuan.php.

Page 59: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

lokasi simpul tersebut merupakan salah satu upaya Yappika yang berperan mengkomunikasikan kepada

masyarakat mengenai hak pelayanan publik, dalam hal ini hak atas pelayanan kesehatan, khususnya tentang

kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara yang secara luas belum banyak diketahui dan dimengerti

oleh masyarakat, apalagi telah banyak korban yang menderita kanker payudara. Begitupun dengan upaya

informasi dan publikasi mengenai penyakit tersebut, masih minim keberadaannya di puskesmas-puskesmas.

Berawal dari kegiatan yang diinspirasi di 5 lokasi inilah, sebagaimana yang dijelaskan di atas,

kemudian YKPJ melihat, bahwa kegiatan ini sangat baik dan strategis untuk dikembangkan lebih lanjut

menjadi suatu proyek program secara struktural, dan sebagai proses penelitian untuk memperoleh data

kecenderungan penyakit kanker payudara yang menyerang kaum perempuaan, serta untuk mengetahui sejauh

mana pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara.

YKPJ memandang kegiatan ini, sebagai upaya memberikan informasi kepada masyarakat tentang

bahaya penyakit kanker payudara dan pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara, guna

meningkatkan kesadaran mereka terkait dengan bahaya penyakit tersebut. Oleh karenanya, untuk

mengembangkan kegiatan ini dan juga mengatasi masalah-masalah tersebut di atas, YKPJ memandang

perlunya pelibatan bidan lokal dalam kegitan program lebih lanjut, dimana bidan-bidan lokal akan diberikan

pelatihan dan pengetahuan khusus tentang penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara secara

klinis (perabaan), guna menyiapkan tenaga medis lokal yang terampil menangani secara cepat temuan

penyakit kanker payudara pada stadium dini. Lalu YKPJ menawarkan kerja sama dengan Yappika membuat

proyek program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan untuk

diajukan ke The Breast Health Global Initiative (BHGI), satu organisasi kesehatan kanker payudara di

Amerika Serikat (AS), yang membuka kesempatan untuk kegiatan penelitian mengenai penyakit kanker

payudara dan akan mendanai program yang akan dilaksanakan tersebut dari segi medisnya.

Page 60: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Yappika mendiskusikan, ketika bekerja sama dengan Yappika, Yappika tidak bisa mengakomodir

kegiatan-kegiatan program dari segi medisnya, karena Yappika bukan lembaga medis. Kemudian ditemukan

jalan keluar, dalam pelaksanaan program ini, Yappika akan bertanggung jawab dalam melaksanakan

perannya pada program ini, pada hal: 1. Mengorganisir pelaksanaan kegiatan dan melakukan

pengorganisasian masyarakat serta mengkampanyekan hak pelayanan publik secara integral dalam kegiatan

program tersebut, dengan cara: mengkomunikasikan kepada masyarakat, apa itu pelayanan publik, 2.

Melakukan sosialisasi pada saat pelaksanaan kegiatan-kegiatan program mengenai hak-hak masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan, khususnya prosedur jaminan pelayanan kesehatan bagi warga miskin (Sktm/

Gakin/ Askeskin). 3. Melakukan advokasi berupa pendampingan kepada warga yang terjangkit kanker

payudara dari hasil pemeriksaan payudara secara medis, dimana warga tersebut harus melakukan tindak

lanjut medis, namun warga tersebut tidak mempunyai biaya cukup, maka peran Yappika mendampingi warga

tersebut mengurusi proses jaminan kesehatan (Sktm/Gakin/Askeskin).

Dari pihak YKPJ akan bertanggung jawab melaksanakan perannya pada program ini, yaitu dari segi

medisnya, berupa: 1. Melakukan pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) secara

manual (perabaan), dengan melibatkan bidan setempat, dimana sebelumnya bidan tersebut mendapatkan

pelatihan khusus dari dokter ahli kanker payudara RS Dharmais. 2. Verifikasi hasil pemeriksaan para bidan

dengan menggunakan alat mammografi. 3. Menindak lanjuti hasil temuan-temuan kelainan pada payudara

secara medis. 4. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai penyakit kanker payudara dan

deteksi dini kanker payudara.

Pada akhirnya sama-sama disepakati dan disetujui oleh BHGI, kemudian dilaksanakanlah program ini

yang berlokasi di Jakarta Utara Kecamatan Koja, dengan kreteria daerah dimana sebagaian besar

penduduknya masuk dalam kategori kurang mampu, tidak mampu atau miskin, yang umumnya di kalangan

masyarakat tersebut, informasi mengenai bahaya penyakit kanker payudara, faktor-faktor beresiko kanker

Page 61: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

payudara, deteksi dini kanker payudara, serta informasi mengenai hak-hak masyarakat terhadap pelayanan

publik di bidang kesehatan masih sangat minim diketahui dan dimengerti6.

2. Sasaran dan Tujuan Program.

Sasaran kegiatan program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan

bidan, yaitu:

a. Bidan yang berada di lokasi setempat sejumlah 30 orang.

b. Perempuan usia 40 sampai 55 tahun dengan total yang diperiksa menggunakan perabaan maupun

mammografi sejumlah 1500 orang. Ada toleransi untuk perempuan usia 35 sampai 40 tahun, boleh

mengikuti pemeriksaan.

c. Relawan untuk membantu pengorganisasian kegiatan sejumlah 25 sampai 30 orang.

d. Masyarakat umum di lokasi kegiatan tanpa batas umur dan jenis kelamin untuk mengikuti kegiatan

penyuluhan46.

Program yang dimulai bulan Mei 2007 sampai dengan Agustus 2008 ini secara umum bertujuan untuk:

1) Melatih skill para bidan dalam melakukan deteksi dini kanker payudara melalui perabaan dengan tangan

biasa (SADARI/ periksa payudara sendiri).

2) Mendorong dan mengelola sistem rujukan penanganan temuan kasus kanker payudara secara mudah dan

tanpa ada penundaan.

Sedangkan secara khusus hasil yang diharapkan dari program ini adalah:

a) Bidan mampu melakukan pemeriksaan dengan perabaan pada payudara dan mampu menemukan kelainan

yang ada pada payudara.

b) Bidan mengetahui bagaimana menindaklanjuti hasil temuan kelainan pada payudara.

c) Tersedianya akses untuk check up kesehatan payudara, khususnya untuk deteksi dini kanker payudara

melalui bidan.

6 Wawancara pribadi dengan Sri Indiyastuti (Staf Maneger Kampaye Publik Yappika), Jakarta, 18 Juni 2008. 46 Bahan Materi Pembekalan dan Pelatihan Para Relawan. h. 1.

Page 62: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

d) Meningkatkan kesadaran perempuan tentang kesehatan payudara dan pentingnya deteksi dini di kalangan

perempuan, penyediaan layanan kesehatan dan relawan yang terlibat dalam program47.

3. Struktur Personil Pelaksanaan Program

Ketua penyelidik/Penanggung jawab : Kardinah. MD

Wakil ketua penyelidik 1 : Sri Indiyastuti (kordinator kampanye publik)

Wakil Ketua Penyelidik 2 : Djarwani Soejoko

Kordinator relawan : Elita Triandayani (kordinator relawan)

Maneger administrasi : Very

Kordinator alat mammografi : Sri Susilowati

Maneger data : Novida Ulya

Kordinator riset : Evlina Suzanna

Kualitas jaminan mammografi : Yulfiatry Prasetyo

Pelatih komunikasi : Maria Witjaksono

Pelatih ahli teknologi : Arif Jauhari

Penasehatan ahli onkologi pembedahan : Sutjipto

Penasehat Ahli epitimologi : Ahmad Syafiq

Staf pendukung sekertaris : Nia

Eo (Relawan Yappika) : Abdul Hamid Sofa Silfia

Yuliyanti Zaimi Warsika

Siska Ariani Prayit S.A

Leonardo Ali Pahlefi

Amanda Putri R Sary ningsih

Althea Maria R Erna Ambaran

47 Ibid., h. 1.

Page 63: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Halyza Fauziyah

Achmad Romadhan48

4. Mekanisme Kerja Pelaksanaan Program

a. Penanggung jawab program/Ketua penyelidik program:

1) Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan diantara NGO (Yappika dan YKPJ, Institut-institut kesehatan

masyarakat, ilmu alam fisika medis, ahli teknologi radiografi dan menteri kesehatan/Departemen

kesehatan di tingkat provinsi dan direktorat).

2) Mengkoordinasi bacaan hasil Mammografi dengan teknik bacaan ganda.

3) Mengevaluasi setiap langkah kegiatan-kegiatan.

4) Membuat laporan untuk direktur pusat kanker nasional dan menteri kesehatan.

b. Wakil ketua penyelidik 1/Kordinator kampanye pelayanan publik:

1) Mengkoordinasi para relawan dan mengawasi kegiatan lapangan di wilayah sasaran program.

2) Mengatur komunikasi yang stategis dengan masyarakat dan media massa.

3) Mengawasi alokasi dana dan penggunaanya menurut anggaran49.

4) Memberikan pembekalan dan pelatihan kepada para relawan untuk persiapan pelaksanaan kegiatan-

kegiatan program.

5) Pendampingan peserta (warga) program yang ditemukan dari hasil pemeriksaan kesehatan payudara

secara medis, terjangkit kelainan atau kanker payudra, dalam konteks ini, warga dibantu dalam

pengurusan jaminan pelayanan kesehatan (Sktm/ Gakin/ Askeskin) guna memperoleh pembebasan

atau peringanan biaya pengobatan lebih lanjut. Dengan catatan jika relawan yang melakukan

pendampingan warga tersebut, selama proses pengurusan jaminan pelayanan kesehatan mengalami

hambatan50.

48 Proposal program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan. h. 8 dan 12-14. dan

Wawancara pribadi dengan Elita Triandayani (Kordinator Relawan Yappika), Jakarta 10 Mei 2008. 49 Ibid., h. 12-14. 50 Pengamatan (Observasi) Peneliti pada saat ikut serta terlibat dalam pelatihan dan pembekalan para relawan.

Page 64: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

c. Wakil ketua penyelidik 2:

1) Pengkoordinasian ahli ilmu fisika medis untuk pelaksanaan kualitas jaminan dalam mammografi dan

program penelitian untuk mendirikan standarisasi nasional dalam pemeriksaan mammografi

2) Pengukuran dari arti dosis yang berhubungan dengan kelenjar dengan TLD yang akan diberikan

selama proyek ini51.

d. Kordinator relawan dan para relawan:

1) Berkoordinasi dengan para pengurus relawan Yappika lainnya mengorganisir dan mengatur

persiapan-persiapan kegiatan program di lintas kelurahan, untuk melakukan sosialisasi rencana

pelaksanaan kegiatan program di wilayah yang telah ditunjuk. Sosialisasi terdiri dari:

a) Pemberitahuan rencana kegiatan ke puskesmas setempat, Kepala desa, Rt, Rw, Karang taruna,

PKK, dan IKK. Pemberitahuan dilengkapi dengan surat yang ditanda tangani oleh YKPJ dan

Yappika, khususnya kepada kelurahan, Rt, dan puskesmas.

b) Sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan dan jadwal pelaksanaan kepada warga di lokasi yang

telah ditentukan kepada lurah dan aparat setempat, lalu turun kelapangan mengunjungi kader

aparat setempat, seperti: RT, Rw, Karang taruna, PKK, IKK, dan Ibu-ibu pengajian untuk

membantu mempertemukan dengan masyarakat yang dituju serta membagikan poster dan leaflet

terkait dengan pelaksanaan kegiatan.

c) Pendaftaran Ibu-ibu yang bersedia diperiksa dengan menggunakan sistem kupon dengan mencatat

alamat dan nomor telepon masing-masing.

2) Berkoordinasi dengan para pengurus relawan Yappika lainnya untuk mengorganisir pelaksanaan

kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, dengan cara:

51 Proposal Program Deteksi Dini Kanker Payudara melalui Pemeriksaan Klinis dengan Melibatkan Bidan. h. 14.

Page 65: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

a) Berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk memilih lokasi kegiatan dengan kreteria

mencukupi untuk parkir 2 mobil (Yappika Life dan mobil Mammografi YKPJ) serta ruang

pemeriksaan diantara 2 mobil tersebut dan ruang untuk penyuluhan.

b) Meminta kontribusi dari aparat desa setempat untuk menyediakan meja dan kursi untuk kegiatan

penyuluhan.

c) Berkoordinasi dengan crew Yappika Life dan mobil Mammografi mengenai perlengkapan yang

harus disediakan.

d) Berkoordinasi dengan pengurus relawan Yappika jika diperlukan tambahan relawan pada waktu

pengorganisasian pelaksanaan hari H.

e) Membuat daftar hadir peserta, baik yang mengikuti penyuluhan maupun pemeriksaan.

f) Mengorganisir pengisian kuesioner untuk peserta yang diperiksa52.

g) Membagikan nomor kopun kepada peserta yang ikut serta dalam kegiatan penyuluhan dan

pemeriksaan kesehatan payudara, serta mencatat alamat dan nomor telepon masing-masing pada

saat pendaftaran warga.

h) Mengatur jadwal pemanggilan peserta (warga) untuk dilakukan pemeriksaan kesehatan payudara

oleh bidan maupun dengan Mammografi.

i) Membuat dan mencatat daftar hadir relawan yang terlibat sebagai panitia pelaksana kegiatan

program.

j) Pembawa acara (MC) pada saat kegiatan penyuluhan tentang penyakit kanker payudara,

penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara, serta penyuluhan tentang isu pelayanan publik

di bidang kesehatan.

k) Menjaga stand pendaftaran warga yang ikut serta sebagai peserta program penyuluhan dan

pemeriksaan kanker payudara.

52 Bahan Materi Pembekalan dan Pelatihan Para Relawan. h. 2-3.

Page 66: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

l) Membuat dokumentasi (Fhoto dan Video) setiap kali pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan

pemeriksaan kesehatan payudara.

m) Pendampingan peserta program yang ditemukan dari hasil pemeriksaan kesehatan payudara secara

medis, terjangkit kelainan atau kanker payudra. Dalam konteks ini, warga dibantu dalam

pengurusan jaminan pelayanan kesehatan (Sktm/Gakin/Askeskin) guna memperoleh pembebasan

atau peringanan biaya pengobatan lebih lanjut53.

e. Maneger administrasi:

1) Mengatur jadwal dan biaya yang diperlukan dalam kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan

payudara.

f. Dokter umum:

1) Memberikan penyuluhan tentang penyakit kanker payudara, penyuluhan tentang bahayanya penyakit

kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara, dan faktor resiko kanker payudara kepada ibu-ibu

yang hadir.

g. Dokter radiology:

1) Membaca hasil pemeriksaan kesehatan payudara peserta program dengan alat mammografi.

h. Radiografer:

1) Membantu memeriksa kesehatan payudara para peserta program dengan alat mammografi, setelah

peserta program di CBE oleh bidan54.

i. Staf pendukung sekertaris YKPJ:

1) Mengorganisir persiapan perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan untuk pelaksanaan

kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

53 Hasil pengamatan (observasi) peneliti ketika ikut serta membantu relawan mengorganisir kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara di lokasi kegiatan. 54 Wawancara pribadi dengan Nia (Staf pendukung sekertaris YKPJ), Jakarta, 16 Juni 2008.

Page 67: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

2) Mengorganisir persiapan kuesioner wawancara dengan warga terkait dengan lembar kesedian cacatan

medik faktor resiko kanker hasil pemeriksaan payudara dengan bidan, serta kuesioner pelayanan

kesehatan dan tentang kanker payudara serta deteksi dini kanker payudara.

3) Mengorganisir peserta program yang akan dilakukan pemeriksaan payudara lebih lanjut melalui USG

di Rumah sakit Dharmais.

4) Mengorganisir jadwal daftar hadir peserta program setiap kali kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara dilakukan.

5) Mengatur shidul time Dokter umum, untuk memberikan penyuluhan tentang penyakit kanker

payudara dan deteksi dini kanker payudara.

6) Mengatur shidul time para bidan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan payudara secara manual

(perabaan dengan tangan sendiri)55.

5. Kerjasama Pelaksanaan Program

Kegiatan program ini dilaksanakan atas kerja sama antara kelurahan rawa badak utara, kader PKK,

karang taruna, dan puskesmas (medis) setempat dalam ikut serta mendukung dan terlibat mensosialisasikan

pelaksanaan program kepada warga setempat56.

6. Sarana atau Fasilitas Pelaksanaan Program

Sarana atau fasilitas yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara), antara lain:

a. Dua mobil yang dikontruksikan khusus setiap pelaksanaan kegiatan program, yaitu mobil Mammografi

yang memuat alat medis pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) dan mobil

Yappika Life yang memuat alat komunikasi pada saat kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan

55 Hasil pengamatan (Observasi) peneliti ketika ikut serta membantu relawan mengorganisir kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara dilokasi kegiatan.

56 Wawancara pribadi dengan Elita Triandayani (Kordinator Relawan), Jakarta, 18 Juni 2008.

Page 68: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

payudara, baik dalan bentuk presentasi power point, filem dokumenter mengenai kesehatan payudara,

dan informasi mengenai isu pelayanan publik, musik, dan perpustakaan.

b. Brosur mengenai pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) secara SADARI

(periksa payudara sendiri) dan brosur tentang pelayanan publik, serta book flet, yaitu buku yang berisikan

tentang penyakit kanker payudara.

c. Kuesioner wawancara mengenai penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara, serta

tentang pelayanan publik di bidang kesehatan.

d. Kuesioner lembar kesediaan pemeriksaan kesehatan payudara peserta program yang berisikan data dan

riwayat peserta program terkait dengan faktor resiko kanker payudara.

e. Catatan medik pemeriksaan kesehatan payudara peserta program dari hasil pemeriksaan kesehatan

payudara oleh bidan dan hasil pemeriksaan dengan mammografi.

f. Lembaran hasil pemeriksaan kesehatan payudara peserta program dengan alat mammografi.

g. Panthom payudara, yaitu patung karet wanita telanjang setengah dada.

h. Baju pasien (peserta program), bantal, servai, dan henbody.

i. Alat ukur timbangan berat badan dan ukuran tinggi badan.

j. Ruang CBE dan ruang penyuluhan.

k. Bangku-bangku dan meja.

l. Lembaran daftar hadir peserta program.

m. Nomor kopun peserta program.

n. Spanduk kegiatan program.

o. Fhoto dan video (Dokumentasi)57.

57 Wawancara pribadi dengan Elita Triandayani (Kordinator Relawan) dan Nia (Staf Pendukungan sekertaris) serta hasil pengamatan (observasi) peneliti ketika ikut serta membantu relawan mengorganisir kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara dilokasi kegiatan.

Page 69: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

BAB IV

ANALISIS EVALUASI PROGRAM DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA MELALUI PEMERIKSAAN

KLINIS DENGAN MELIBATKAN BIDAN

A. Evaluasi Input

Metode analisis evaluasi program yang penulis gunakan yaitu, pendapat yang dikemukakan oleh

Pietztrazak dkk. Pietztrazak menjelaskan, evaluasi input memfokuskan penilaian atau evaluasi pada berbagai

unsur (variabel) yang masuk dalam pelaksanaan suatu program58. Berbagai unsur tersebut meliputi: klien

(sasaran penerima kegiatan program), staf pelaksana program, dan sarana atau fasilitas yang digunakan dalam

pelaksanaan program.

Variabel klien (sasaran penerima kegiatan program), meliputi karakteristik demografi dari klien yang

ditetapkan lembaga pelaksana. Variabel staf pelaksana program meliputi aspek demografi dari staf, seperti:

latar belakang pendidikan staf, bidang kerja staf, dan pelatihan-pelatihan yang diikuti oleh staf. Sedangkan

variabel sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program meliputi: kuantitas dan kualitas atau

tepat guna sarana yang digunakan tersebut.

Pertanyaan yang ingin dijawab dari evaluasi input pada klien (sasaran kegiatan penerima program)

yaitu: apakah karakteristik sasaran penerima kegiatan program (klien) benar-benar sesuai dengan sasaran dan

tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana (Yappika dan YKPJ)?. Sedangkan pertanyaan yang ingin

dijawab pada staf pelaksana program, yaitu: apakah para staf pelaksana program memiliki kualifikasi yang

sesuai dalam menjalankan mekanisme kerjanya?. Dan pertanyaan yang ingin dijawab pada fasilitas atau sarana

yang digunakan dalam pelasanaan program, yaitu: apakah sarana atau fasilias yang digunakan dalam

pelaksanaan program memadai dan sesuai dengan yang dibutuhan?.

Untuk menilai (mengevaluasi) pada unsur-unsur yang masuk dalam pelaksanaan program yang

meliputi: klien (sasaran penerima kegiatan program), staf pelaksana program, dan sarana atau fasilitas yang

58 Primahendera, Evaluasi Program, h. 66.

Page 70: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

digunakan dalam pelaksanaan program, penulis menggunakan indikator sebagai alat ukur untuk menilai pada

unsur-unsur yang masuk dalam pelaksanaan program tersebut. Indikator ialah suatu alat ukur untuk

menunjukan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian, misalnya,

kecantikan dapat diukur oleh 3 indikator, yakni: kecerdasan, prilaku, dan penampilan fisik

Indikator yang digunakan tersebut terbagi menjadi dua indikator, yaitu: indikator objek (suatu alat ukur

yang dirumuskan dalam program tersebut) dan indikator analisis (suatu alat ukur untuk menunjukan atau

menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian). Terdapat 4 indikator analisis

yang digunakan untuk menilai berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan program, keempat indikator

tersebut, yaitu: indikator ketersediaan, keterjangkauan, efesiensi, dan Indikator relevansi 59.

1. Klien (sasaran penerima kegiatan program).

Sasaran penerima kegiatan program, terdiri dari:

a. Perempuan usia 40 sampai 55 tahun dengan total yang diperiksa menggunakan perabaan maupun

mammografi sejumlah 1500 orang. Ada toleransi untuk perempuan usia 35 sampai 40 tahun boleh

mengikuti pemeriksaan.

b. Bidan yang berada di lokasi setempat sejumlah 30 orang.

c. Relawan untuk membantu pengorganisasian kegiatan sejumlah 25 sampai 30 orang.

d. Masyarakat umum di lokasi kegiatan tampa batas umur dan jenis kelamin untuk mengikuti kegiatan

penyuluhan60.

Adapun lokasi sasaran penerima kegiatan program di Jakarta Utara dengan kreteria daerah dimana

sebagian besar penduduknya masuk dalam kategori kurang mampu, tidak mampu atau miskin.

59 Ibid., h. 65. 60 Bahan materi pembekalan dan pelatihan para relawan “Diskripsi Tugas Relawan untuk Kegiatan Penyuluhan dan Pemeriksaan

Kesehatan Payudara”. h. 1.

Page 71: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Sebagaimana pertanyaan yang ingin dijawab pada unsur klien, yaitu: apakah karakteristik sasaran

penerima kegiatan program (klien) benar-benar sesuai dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan

lembaga pelaksana program (Yappika dan YKPJ)?.

Untuk dapat menjawab pertanyaan ada tidaknya kesesuaian antara karakteristik sasaran penerima

kegiatan program (klien) dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana (Yappika

dan YKPJ), peneliti akan uraikan satu persatu karakteristik sasaran penerima kegiatan program yang

ditetapkan lembaga pelaksana dan peneliti uraikan tujuan program yang ditetapkan dari karakteristik

sasaran penerima kegiatan program.

Adapun Indikator yang digunakan untuk menilai (evaluasi) pada unsur klien (sasaran penerima

program), peneliti menggunakan indikator objek, yaitu, karakteristik sasaran penerima kegiatan program

yang ditetapkan lembaga pelaksana dan Indikator ketersedian (indikator ini melihat apakah unsur yang

seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada, misal dalam suatu program pembangunan sosial

yang menyatakan bahwa diperlukan suatu tenaga kader lokal yang terlatih untuk menangani 10 rumah

tangga, maka perlu dicek (dilihat), apakah tenaga kader yang terlatih tersebut benar-benar ada).

karakteristik sasaran penerima kegiatan program yang pertama, yaitu:

1. Warga perempuan (peserta program) usia 40 sampai 55 tahun dengan total yang diperiksa

menggunakan perabaan maupun mammografi sejumlah 1500 orang. Ada toleransi untuk perempuan

usia 35 sampai 40 tahun boleh mengikuti pemeriksaan.

Sedangkan tujuan yang diharapkan dari sasaran penerima kegiatan program (warga perempuan

kelurahan RBU), yaitu:

a. Meningkatkan kesadaran perempuan tentang kesehatan payudara dan pentingnya deteksi dini

dikalangan perempuan, penyediaan layanan kesehatan dan relawan yang terlibat dalam program.61

61 Ibid. h. 1.

Page 72: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Untuk mempermudah pengkajian karakteristik sasaran penerima kegiatan program (warga

perempuan kelurahan RBU), sengaja penulis sajikan dalam bentuk tabel-tabel.

Latar belakang karakteristik sasaran penerima kegiatan program (Klien) Peserta program (warga perempuan kelurahan rawa badak utara (RBU)

No Nama Klien Alamat Usia Pekerjaan Penghasilan

perbulan (gaji) /penghasilan suami

1 Juriyah Jln. B. 4.No. 35 Gg. G. 1Rt. 08/05

51 Ibu rumah tangga

500 Ribu (buruh kuli)

2 Suci Ati Jln. B. 4. No. 31 Gg. G. 1. Rt. 08/05

39 Ibu rumah tangga

1 Juta (buruh kuli)

3 Karsih Jln. B. 4. No. 1 Gg. G. 1. Rt. 08/05

37 Idem 40 Ribu/hari (buruh kuli)

4 Umi Kulsum Jln. B. 4. No. 24 Gg. G. 1. Rt. 08/05

45 Wiraswasta (dagang)

1 Juta (suami meninggal)

5 Ani Jln. B. 3. No. 22. Rt. 05/05

57 Ibu rumah tangga

Tidak tentu, dikasih anak (suami pengangguran)

6 Anna Jln. B. 3. No. 23. Rt. 05/05

54 Idem Idem

7 Siti Fatimah Jln. B. 2. Rt. 07/05 46 Idem 1 Juta (suami Wiraswasta)

8 Turini Jln. B. 4. No. 31 Gg. G.1. Rt. 08/05

58 Idem Tidak tentu, dikasih anak (suami meninggal)

9 Supriyanti Jln. Rawa binangun 3. No. 12 Rt. 07/08

42 Idem 1 Juta (Buruh pabrik)

10 Umaroh Jln. Rawa binangun 3. No.12 Rt. 07/08

36 Idem 1.5 Juta (Wiraswasta)

11 Suliharti Jln. Rawa binangun 3. No. 10. Rt. 07/08

34 Idem 1 Juta (swasta buruh)

12 Onah Jln. Gg. M. No. 13 Rt. 06/09

60 Idem Tidak tentu, dikasih anak(Suami meninggal)

13 Surtini Jln. Gg. B. No. 36 Rt. 05/09

55 Idem Dari Anak (pegawai swasta)

14 Cucu Jln F. Gg. G. No. 19 Rt. 08/04

54 Idem 1 Juta (ustad)

15 Sukaisih Jln Rawa binangun 2. No. 20 Rt. 07/08

49 Idem 7 Ratus (dagang bakso)

16 Sumeri Jln B Rawa badak Rt. 02/09

32 Karyawati 1.5 Juta

17 Tanimah Jln I E 1 No. 37 Rt. 09/05

47 Ibu rumah tangga

Tidak tentu (serabutan)

18 Sariyah Jln Rawa binangun Rt. 08/08

47 Idem Tidak tentu (kuli borongan)

19

Sarwi

Jln Cibateng 1. No. 42 Rt. 07/02

42

Idem

500 ribu Wiraswasta(daga

Page 73: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

20

Kurniati

Jln sawah baru. No. 8 Rt .2/11

50

Idem

ng bakso keliling) 1 juta (Wirasawasta)

Sumber: Wawancara pribadi dengan peserta program (warga perempuan RBU), tanggal dilakukan wawancara kepada setiap klien berbeda: 14 Juni-5 Juli 2008.

Dari tabel di atas, dilihat dari usia keseluruhan peserta program (warga perempuan kelurahan RBU),

terdapat 15 orang pada usia 40-55 dan 5 orang pada usia 30-39, berarti bila dipersentasekan usia 40-55

tahun mencapai 75 % dan pada usia 30-39 tahun mencapai 25%. Persentase ini menunjukan bahwa

karakteristik penerima kegiatan program telah sesuai dengan sasaran penerima kegiatan program yang

ditetapkan lembaga pelaksana (Yappika dan YKPJ) yaitu: perempuan usia 40 sampai 55 tahun dengan total

yang diperiksa menggunakan perabaan maupun mammografi sejumlah 1500 orang. Ada toleransi untuk

perempuan usia 35 sampai 40 tahun boleh mengikuti pemeriksaan.

Dari sisi indikator ketersediaan jumlah para peserta program sejumlah 1500 perempuaan usia 40-55

tahun dengan total yang diperiksa menggunakan perabaan maupun mammografi. realitanya di lapangan,

peneliti tidak bisa menilai (mengevaluasi), apakah realitanya di lapangan dalam pelaksanaan program,

ketersediaan jumlah peserta program (warga perempuan) telah sesuai atau tidak dengan jumlah sasaran

penerima kegiatan program (warga perempuan). Hal ini karena, selama proses penelitian yang dilakukan

peneliti, pelaksanaan program masih berjalan dan belum selesai dilaksanakan.

Dilihat dari pekerjaan dan penghasilan perbulan (gaji) pada tabel di atas, peserta program mayoritas

bekerja sebagai Ibu rumah tangga, hanya 2 orang yang bekerja sebagai karyawati dan wiraswasta yang

berpenghasilan 1 juta-1,5 juta perbulannya serta penghasilan suami peserta program yang rata-rata

keseluruhan 500 ribu sampai 1.5 juta perbulannya, hal ini menunjukan bahwa para peserta program berada

pada masyarakat menengah ke bawah atau kurang mampu, tidak mampu (miskin).

Kemiskinan secara umum didefinisikan dari segi pendapatan dalam bentuk sejumlah uang yang

diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori perorang

Page 74: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

per hari dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta

aneka barang dan jasa lainnya (BPS dan Depsos, 2002:4)62.

Hasil observasi peneliti ke rumah-rumah warga perempuan (sasaran penerima kegiatan program)

pada saat melakukan wawancara, letak demografi wilayah sasaran penerima kegiatan program sangat padat,

ruas untuk jalan di depan rumah warga selebar 2 meter yang hanya bisa dilalui oleh kendaraan 2 motor,

kondisi rumah wargapun sangat sederhana.

Berdasarkan data pekerjaan dan penghasilan suami peserta program perbulannya dan juga hasil

observasi peneliti ke tempat wilayah penduduk sasaran penerima kegiatan program, sebagaimana yang

telah disebutkan di atas, menunjukan bahwa karakteristik peserta program (warga perempuan) telah sesuai

dengan sasaran penerima kegiatan program yang ditetapkan lembaga pelaksana, yaitu: Daerah dimana

sebagian besar penduduknya masuk dalam kategori kurang mampu, tidak mampu, atau miskin.

Adapun untuk mengetahui dan menjawab pertayaan ada tidaknya kesesuaian karakterisrtik sasaran

penerima kegiatan program (warga perempuan kelurahan RBU) dengan tujuan program yang ditetapkan

lembaga pelaksana (Yappika dan YKPJ), peneliti melakukan wawancara dalam bentuk kuesioner kepada

para peserta program (warga perempuan kelurahan RBU) tentang pengetahuannya mengenai penyakit

kanker payudara yang bisa dikenali secara dini dan pengetahuan cara deteksi dini kanker payudara dengan

cara SADARI (periksa payudara sendiri).

Berikut wawancara kuesioner peneliti kepada para peserta program:

1. Apakah sebelum mengikuti kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, Ibu mengetahui

bahwa kanker payudara bisa dikenali secara dini?

a. Ya b. Tidak

2. Apakah sebelum mengikuti kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, Ibu mengetahui

cara periksa payudara sendiri (SADARI)?

62 Edi Suharto, “Pendampingan Sosial dalam Pemberdayaan Masyarakat Miskin: Konsepsi dan Strategi,” 23 Maret 2007, h. 2-3.

Page 75: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

a. Ya b. Tidak (lanjutan pertanyaan 4)

3. Bila ya, bisa Ibu sebutkan bagaimana cara periksa payudara sendiri (SADARI)?

4. Apakah sebelum mengikuti kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, Ibu mengetahui

kapan sebaiknya dilakukan SADARI?

a. Ya b. Tidak

Kolom jawaban pertayaan kuesioner peserta program (warga perempuan kelurahan RBU)

a. Nama: Juriyah

a. Nama: Suci Ati

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

b. Nama: Karsih

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b. tidak - b. tidak

c. Nama: Umi Kulsum

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

d. Nama: Ani

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

e. Nama: Anna

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

f. Nama: Siti Fatimah

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

g. Nama: Turini

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

h. Nama: Umaroh No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

Page 76: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

i. Nama: Surtini No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

j. Nama: Cucu

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

k. Nama: Sumeri

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b. tidak - b. tidak

l. Nama: Tanimah

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

m. Nama: Sariyah

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

n. Nama: Sarwi

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

q. Nama: Meli

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

r. Nama: Rochti

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

s. Nama: Siti Oni

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 a. ya a. ya Payudara diraba,

dicari ada benjolan ga

b. tidak

t. Nama: Onah

No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

u. Nama: Supriyani No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 b. tidak b.tidak - b. tidak

Page 77: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Dari kolom jawaban pertayaan kuesioner para peserta program (warga kelurahan RBU) di atas,

peserta program sejumlah 19 orang yang diwawancari oleh peneliti menjawab tidak mengetahui penyakit

kanker payudara bisa dikenali secara dini. Begitupun cara deteksi dini kanker payudara dengan cara periksa

payudara sendiri (SADARI), mayoritas peserta program menjawab tidak tahu, hanya 1 orang, yaitu Ibu Oni

yang mengetahui cara deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI, namun pengetahuan Ibu oni

tentang cara deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI tidak sesuai dengan cara pemeriksaan

payudara yang benar, sebagaimana petunjuk cara pemeriksaan payudara dengan cara SADARI.

Berdasarkan data jawaban kuesioner para peserta program di atas, menunjukan bahwa terdapat

kesesuaian antara karakteristik sasaran penerima kegiatan program (warga perempuan kelurahan RBU)

dengan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana (Yappika dan YKPJ), yaitu: Meningkatkan

kesadaran perempuan tentang kesehatan payudara dan pentingnya deteksi dini di kalangan perempuan,

penyediaan layanan kesehatan dan relawan yang terlibat dalam program.

Bila para peserta program mengetahui tentang penyakit kanker payudara yang bisa dikenali sejak

dini dan dapat melakukan deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI, hal ini menunjukan secara

logika bahwa para peserta program kemungkinan besar telah sadar tentang kesehatan payudaranya dan

dapat melakukan deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI. Berarti untuk apa dilakukan kegiatan

penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara kepada para warga yang telah mengetahui dan sadar

tentang kesehatan payudara serta dapat melakukan deteksi dini kanker payudara, jika tetap dilakukan

kepada para warga tersebut, maka kegiatan program yang dilaksanakan tidak tepat sasaran dan tujuan

kegiatan program yang di inginkan untuk meningkatkan kesadaran perempuan tentang kesehatan payudara

tidak tepat. Namun, jika para peserta program tidak mengetahui tentang penyakit kanker payudara yang

bisa dikenali sejak dini dan tidak tahu cara deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI, hal ini

menunjukan secara logika bahwa para peserta program belum sadar tentang kesehatan payudaranya dan

tidak mengetahui deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI. Jadi kegiatan program yang dilakukan

Page 78: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

untuk para peserta program tersebut telah tepat sasaran atau sesuai dengan tujuan kegiatan program yang

telah ditetapkan oleh lembaga pelaksana.

Sasaran penerima kegiatan program yang kedua, yaitu:

1. Para bidan yang berada di lokasi setempat sejumlah 30 orang.

Adapun tujuan yang diharapkan dari sasaran penerima kegiatan program (para bidan lokal), yaitu,

secara umum:

a. Melatih skill para bidan melakukan deteksi dini kanker payudara melalui perabaan dengan tangan

biasa (SADARI/periksa payudara sendiri).

Secara khusus yang diharapkan dari sasaran penerima kegiatan program (para bidan lokal), yaitu:

1) Bidan mampu melakukan pemeriksaan dengan perabaan pada payudara dan mampu menemukan

kelainan yang ada pada payudara.

2) Bidan mengetahui bagaimana menindaklanjuti hasil temuan kelainan pada payudara.

3) Tersedianya akses untuk check up kesehatan payudara khususnya untuk deteksi dini kanker payudara

melalui bidan 63.

Untuk dapat mengevaluasi (menilai) ada tidaknya kesesuaian antara karakteristik penerima kegiatan

program (para bidan lokal) dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana

(Yappika dan YKPJ), peneliti melakukan wawancara kepada para bidan dan observasi lapangan di tempat

pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara. Wawancara yang dilakukan

kepada para bidan terkait dengan latar belakang biografi para bidan, yang terdiri dari: nama, pendidikan

terakhir, asal pendidikan terakhir dan pekerjaan.

Untuk mempermudah pengkajian karakteristik penerima program (para bidan), penulis sajikan

dalam bentuk tabel-tabel.

Tentang latar belakang biografi bidan

63 Bahan Materi Pembekalan dan Pelatihan Para Relawan. h. 1.

Page 79: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

No

Nama Pendidikan terakhir

Asal pendidikan terakhir

Bidan Study pendidikan

Pekerjaan

1 Ellyne Agustina Elisabet. S.Am. keb

D 3 Medan, Akbid Senior

Kesehatan Bidan

2 Yogiana. M Sekolah Umum perawan bidan

Rs Perang Medan

Perawat bidan

Bidan

3 Usdah D1 Rs Budi Kemuliaan Jak-Pus

Kebidanan Bidan

Sumber: Wawancara pribadi dengan para bidan, tanggal dilakukan wawancara berbeda: 21-28 Juni 2008. Dari tabel di atas, latar belakang pendidikan dan pekerjaan, para bidan berasal dari latar belakang

pendidikan kebidanan, begitupun dengan profesi pekerjaannya, mereka bekerja sebagai bidan. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat kesesuaian antara karakteristik penerima kegiatan program dengan sasaran

penerima kegiatan program yang ditetapkan lembaga pelaksana, yaitu para bidan yang berada di lokasi

setempat sejumlah 30 orang.

Dari sisi indikator ketersediaan jumlah para bidan yang ditetapkan lembaga pelaksana program di

lokasi setempat sejumlah 30 orang, berdasarkan data dokumentasi yang peneliti dapatkan dari YKPJ,

bahwa jumlah para bidan yang dilibatkan dalam kegiatan pelaksanaan program sejumlah 25 orang64.

Namun dikarenakan saat peneliti melakukan penelitian mengenai jumlah data para bidan, dimana program

ini masih berjalan dan belum selesai, maka dari sisi indikator ketersedian para bidan yang terlibat dalam

kegiatan program ini, peneliti tidak bisa untuk menentukan, apakah ketersediaan jumlah para bidan di

lapangan sesuai dengan jumlah para bidan yang ditetapkan lembaga pelaksana.

Adapun untuk mengetahui dan menjawab pertayaan ada tidaknya kesesuaian karakterisrtik para

bidan dengan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana (Yappika dan YKPJ), peneliti melakukan

wawancara dalam bentuk kuesioner kepada para bidan tentang pengalaman para para bidan dalam

menangani penyakit kanker payudara dan pengetahuannya tentang cara melakukan pemeriksaan kesehatan

payudara melalui perabaan dengan tangan biasa (SADARI/periksa payudara sendiri).

Berikut wawancara kuesioner peneliti kepada para bidan:

64 Data daftar hadir para Bidan yang ikut serta dalam pelatihan dan pembekalan yang diberikan oleh pihak YKPJ di rumah sakit

Dharmais.

Page 80: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

1. Apakah sebelum mendapatkan pembekalan dan pelatihan yang diberikan oleh pihak pelaksana program

(YKPJ), Ibu mempunyai pengalaman dalam menangani penyakit kanker payudara dan mengetahui cara

pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara)?

a. Ya b. Tidak (langsung kepertayaan No 3)

2. Kapan dan dimana Ibu mempuyai pengalaman dalam menangani penyakit kanker payudara dan

pengetahuan cara pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) melalui perabaan

dengan SADARI (periksa payudara sendiri)?

a. Pendidikan kebidanan b. Lainya: sebutkan

3. Apakah sebelum mendapatkan pelatihan yang diberikan oleh pihak pelaksana program (YKPJ), Ibu

memiliki keahlian cara melakukan pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara)

melalui perabaan dengan SADARI (periksa payudara sendiri),?

a. Ya b. Tidak

Kolom jawaban para bidan lokal.

a. Nama: Ellyne Agustina Elisabet. S, Am. Keb No. 1 No. 2 No. 3 b. Tidak - b. tidak

b. Nama: Bd. Yogianna. M

No. 1 No. 2 No. 3 b. Tidak - b. tidak

c. Nama: Bd. Usdah

No. 1 No. 2 No. 3 b. Tidak - b. tidak

Jawaban para bidan pada tabel di atas, sebelum mendapatkan pembekalan dan pelatihan yang

diberikan oleh lembaga pelaksana (YKPJ), para bidan tidak mempunyai pengalaman dalam penanganan

penyakit kanker payudara dan tidak mempunyai keahlian dalam melakukan deteksi dini kanker payudara

melalui perabaan dengan tangan biasa (SADARI).

Page 81: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Dari data tersebut di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat kesesuaian antara karakteristik

sasaran penerima kegiatan program (para bidan) dengan tujuan yang tetapkan oleh lembaga pelaksana

program kepada para bidan, yaitu:

a) Melatih skill para bidan dalam melakukan deteksi dini kanker payudara melalui perabaan dengan

tangan biasa (SADARI/periksa payudara sendiri).

b) Bidan mampu melakukan pemeriksaan dengan perabaan pada payudara dan mampu menemukan

kelainan yang ada pada payudara.

c) Bidan mengetahui bagaimana menindaklanjuti hasil temuan kelainan pada payudara.

d) Tersedianya akses untuk check up kesehatan payudara khususnya untuk deteksi dini kanker payudara

melalui bidan 65.

Bila para bidan mempunyai pengalaman dalam menangani penyakit kanker payudara serta dapat

melakukan pemeriksaan kesehatan payudara melalui perabaan dengan cara SADARI, menunjukan secara

logika bahwa para bidan memiliki skill dalam penanganan penyakit kanker payudara dan mampu

melakukan pemeriksaan dengan perabaan pada payudara serta mengetahui bagaimana menindak lanjuti

hasil temuan kelainan pada payudara. Berarti untuk apa dilakukan kegiatan pembekalan dan pelatihan

mengenai pengetahuan penyakit kanker payudara dan pelatihan cara deteksi dini kanker payudara secara

manual dengan tangan biasa kepada para bidan yang telah mengetahui dan dapat melakukan pemeriksaan

kesehatan payuadara. Jika kegiatan pembekalan dan pelatihan tetap diberikan kepada para bidan tersebut,

berarti tujuan kegiatan program untuk para bidan yang telah dirumuskan tidak sesuai. Namun, jika para

bidan tidak mempunyai pengalaman dalam penanganan penyakit kanker payudara dan tidak mengetahui

cara pemeriksaan kesehatan payudara melalui perabaan dengan cara SADARI. Hal ini menunjukan secara

logika bahwa para bidan tidak memiliki skill dan kemampuan untuk melakukan pemeriksaan dengan

65 Bahan Materi Pembekalan dan Pelatihan Para Relawan. h. 1.

Page 82: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

perabaan pada payudara serta mengetahui bagaimana menindak lanjuti hasil temuan kelainan pada

payudara. Berarti tujuan kegiatan program untuk para bidan telah sesuai.

Sasaran penerima kegiatan program yang ke tiga yaitu:

1. Para relawan untuk membantu pengorganisasian kegiatan sejumlah 25 sampai 30 orang.

Para relawan muda dari kalangan mahasiswa atau organisasi remaja akan direkrut oleh lembaga

pelaksana program (Yappika dan YKPJ), untuk dapat terlibat dan berperan sebagai staf pelaksana

kegiatan program (efen organisir). Para relawan berperan melakukan: pengorganisasian masyarakat untuk

terlibat dalam kegiatan program sebagai peserta penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara,

melakukan sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan di wilayah pelaksanaan program serta mengorganisir

pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara di lokasi pelaksanaan kegiatan

program.

Para relawan yang telah direkrut, diberikan pembekalan dan pelatihan oleh lembaga pelaksana

program (Yappika dan YKPJ), terkait dengan diskripsi tugas relawan untuk kegiatan penyuluhan dan

pemeriksaan kesehatan payudara, prosedur jaminan pelayanan kesehatan bagi warga miskin

(Sktm/Gakin/Askeskin), dan pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara66.

Untuk dapat mengevaluasi (menilai) ada tidaknya kesesuaian antara karakteristik penerima

kegiatan program untuk para relawan dengan sasaran penerima kegiatan program yang ditetapkan

lembaga pelaksana (Yappika dan YKPJ), peneliti melakukan wawancara kepada para relawan dan

observasi lapangan di tempat pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

Wawancara yang dilakukan kepada para relawan terkait dengan latar belakang biografi para relawan,

yang terdiri dari: Nama, pendidikan terakhir, pendidikan yang ditempuh saat ini, bidang studi pendidikan

dan pengalaman organisasi.

66 Observasi peneliti pada saat ikut serta dalam pelatihan dan pembekalan para relawan yang diberikan oleh pihak lembaga pelaksana

(Yappika dan YKPJ).

Page 83: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Untuk mempermudah pengkajian karakteristik penerima program (relawan), penulis sajikan dalam

bentuk tabel-tabel.

Latar belakang karakteristik relawan, program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan

No

Nama

Pendidikan terakhir

Pendidikan yang ditempuh saat ini

Bidang study pendidikan

Pengalaman organisasi

1 2 3 4 5

Elita Triandayani (kordinator relawan dan lapangan) Zaimy Warsika Sofa Silfia Ahmad Romadhan Yuliyanti

SMA SMA SMA SMA MA

S 1(Stara 1) Universitas Negri Jakarta (UNJ) S 1(Stara 1) Universitas Al-azhar Indonesia S 1(Stara 1) Universitas Negri Jakarta (UNJ) S 1 (Stara 1) Universitas Indra Prasta PGRI Tanjung barat S 1(Stara 1) Universitas Negri Jakarta (UNJ)

Pendidikan Luar sekolah Teknik Industri Sastra Arab Ekonomi Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab

Bendahara Dept Hubungan Sosial Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Peneliti LP3S (kordinator pemantau pemilu) BEMJ (sekertaris)

Karang taruna Tubagus dan Pormas AL-Ijtihad. LP3S, LSI, dan Scoppindo

Sumber: wawancara pribadi dengan para relawan, tanggal dilakukannya wawancara berbeda: 18-28 Juni 2008.

Pada tabel di atas, para relawan berasal dari latar belakang pendidikan universitas (mahasiswa).

Berdasarkan data tersebut menujukan bahwa terdapat kesesuaian antara karakteristik sasaran penerima

kegiatan program dengan sasaran penerima kegiatan program, yaitu para relawan muda dari kalangan

mahasiswa atau organisasi remaja sejumlah 25-30 orang.

Ketersediaan jumlah para relawan yang ditetapkan lembaga pelaksana program sejumlah 25-30

orang, berdasarkan data dokumentasi yang peneliti dapatkan dari YKPJ, bahwa ketersediaan jumlah para

relawan sejumlah 18 orang67. Namun dikarenakan saat peneliti melakukan penelitian mengenai jumlah

67 Data daftar hadir para relawan yang ikut serta dalam pelatihan dan pembekalan yang diberikan oleh lembaga pelaksana (YKPJ dan

Yappika).

Page 84: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

data para relawan, dimana program ini masih berjalan dan belum selesai, maka dari sisi indikator

ketersedian para relawan yang terlibat dalam kegiatan program ini, peneliti tidak bisa untuk menentukan,

apakah ketersediaan jumlah para bidan di lapangan sesuai dengan jumlah para bidan yang ditetapkan

lembaga pelaksana.

Sasaran penerima kegiatan program yang ke empat yaitu:

1. Masyarakat umum di lokasi kegiatan tampa batas umur dan jenis kelamin untuk mengikuti kegiatan

penyuluhan.

Dari sisi indikator ketersediaan masyarakat umum di lokasi kegiatan tampa batas umur dan jenis

kelamin, berdasarkan observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara di lokasi kelurahan RBU, tidak terdapat masyarakat umum (laki-laki) yang mengikuti

kegiatan penyuluhan, sekalipun ada, mereka hanya mengantarkan dan menunggu Ibunya yang ikut dalam

kegiatan program. Namun ketersediaan masyarakat umum dari jenis kelamin perempuan ada yang hanya

mengikuti kegiatan penyuluhannya, tampa mengikuti pemeriksaan kesehatan payudaranya.

Data observasi peneliti di atas, diperkuat dengan data berdasarkan wawancara peneliti kepada Ibu

Siti Ida Najidah (Kader PKK Kelurahan rawa badak Utara). Beliau menuturkan”Bahwa terdapat juga

dari masyarakat umum (perempuan) tampa batas umur yang hanya ikut kegiatan penyuluhan kanker

payudara saja, sebatas ingin mengetahui, akan tetapi tidak ikut pemeriksaan kesehatan payudara.

Sedangkan masyrakat umum (laki-laki) sepertinya tidak ada yang mengikuti kegiatan penyuluhan68”.

Dari data hasil observasi dan wawancara peneliti di atas, menujukan bahwa tidak terdapat

kesesuaian antara karakteristik penerima program dengan sasaran kegiatan program yang ditetapkan

lembaga pelaksana program, yaitu masyarakat umum tampa batas umur dan jenis kelamin untuk

68 Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Ida Najidah (Kader PKK Kelurahan RBU) yang dijadikan oleh peneliti sebagai pihak informan.

Jakarta, 28 Juni 2008.

Page 85: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

mengikuti kegiatan penyuluhan. Karena yang mengikuti kegiatan penyuluhan hanya dari kalangan

perempuan.

2. Staf pelaksana program

Para staf pelaksana program yang dievaluasi (dinilai) untuk diteliti dalam penulisan skripsi ini, yaitu

para staf yang terlibat di lapangan pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan

payudara di lokasi yang menjadi sasaran dalam penelitian ini. Para staf tersebut, yaitu: a. Dokter radiologi.

b. Praktisi kesehatan (Dokter umum). c. Radiografer. d. Maneger humas dan kampanye publik (pekerja

sosial). e. Kordinator relawan dan lapangan f. Para relawan (Even organisasion).

Sebagaimana pertanyaan yang ingin dijawab pada staf pelaksana program, yaitu, apakah para staf

pelaksana program memiliki kualifikasi yang sesuai dalam menjalankan mekanisme kerjanya?. Untuk

dapat menjawab pertayaan tersebut, penulis melakukan wawancara kepada para staf mengenai latar

belakang pendidikan staf, pelatihan-pelatihan yang pernah diikutinya, bidang kerja para staf, serta jabatan

dan perananya atau mekanisme kerjanya dalam program. Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui,

apakah para staf pelaksana program memiliki kualifikasi yang sesuai dalam menjalankan mekanisme

kerjanya.

Adapun latar belakang pendidikan, pelatihan-pelatihan, bidang kerja para staf, serta jabatan dan

peranannya atau mekanisme kerjanya dalam program, sebagai berikut:

a. Dokter radiologi

1) Nama : Dr. Kardinah. Md

2) Pendidikan dan pelatihan:

a) MD, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, 1985.

b) Radiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, 1993.

c) Penggambaran paru-paru dan payudara, Rumah sakit Dijgzig, Rotterdam, Belanda, 1999.

d) Pemotretan payudara, Rumah sakit AZG dan Rumah Sakit Vrijei Belanda, 2003.

Page 86: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

3) Bidang pekerjaan: Kepala departemen radiologi yang berhubungan dengan diagnosa, pusat kanker

nasional RS. Dharmais.

4) Jabatan dalam program: (Ketua penyelidik/penanggung jawab)

5) Peranan dalam program:

a) Mengkoordinasi kegiatan-kegiatan diantara NGO (Yappika dan YKPJ, Institut-institut

kesehatan masyarakat, ilmu alam fisika medis, ahli teknologi radiografi dan menteri kesehatan

di tingkat provinsi dan direktorat.

b) Mengkoordinasi bacaan hasil Mammografi dengan teknik bacaan ganda.

c) Mengevaluasi setiap langkah kegiatan-kegiatan.

d) Membuat laporan untuk direktur pusat kanker nasional dan menteri kesehatan.

b. Maneger humas dan kampanye publik (Pekerja sosial)

1) Nama: Sri Indiyastuti

2) Pendidikan terakhir: Ilmu Pengetahuan Biologi, Universitas Katolik Atmajaya Yogyakarta, 1998.

3) Bidang pekerjaan: Maneger humas dan Kampanye publik Yappika, 2003 sampai sekarang.

4) Jabatan dalam program: Wakil ketua penyelidik/maneger kampanye publik.

5) Peranan dalam program:

a) Mengkoordinasi para relawan dan mengawasi kegiatan lapangan di wilayah sasaran program.

b) Mengatur komunikasi dengan masyarakat dan media Massa.

c) Mengawasi alokasi dana dan penggunaanya menurut anggaran.

d) Memberikan pembekalan dan pelatihan kepada para relawan untuk mempersiapkan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan program.

c. Radiografer

1) Nama : Zaitin

Page 87: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

2) Pendidikan terakhir: Akademik penata rontgen radiodiagnostik, Arto Jakarta, 1984.

3) Bidang pekerjaan: Penata rontgen RS. Dharmais, 1984 sampai sekarang.

4) Pelatihan: Praktisi radiasi, Quality control, Quality asimance.

5) Peranan dalam program: Memeriksa kesehatan payudara para peserta program dengan alat

mammografi atau sebagai radiographer.

1) Nama: Yerliza

2) Pendidikan terakhir: Akademik teknik rontgen, Arto Jakarta, 1990.

3) Bidang pekerjaan: Penata rontgen radiografer RS. Dharmais.

4) Pelatihan: Praktisi radiasi, Quality control, Quality asimance.

5) Peranan dalam program: Memeriksa kesehatan payudara para peserta program dengan alat

mammografi atau sebagai radiographer.

d. Praktisi kesehatan (Dokter umum)

1) Nama: Marta Roidah Manurung

2) Pendidikan terakhir: Profesi dokter, Fakultas Kedokteran, Unika Atmajaya.

3) Bidang pekerjaan: Staf medis fungsional RS. Dharmais, 2005 sampai sekarang.

4) Peranan dalam program: Memberikan penyuluhan tentang penyakit kanker payudara, penyuluhan

tentang bahaya penyakit kanker payudara, penyuluhan tentang deteksi dini kanker payudara serta

faktor resiko kanker payudara kepada ibu-ibu yang hadir.

e. Kordinator relawan dan lapangan

1) Nama: Elita Triandayani

2) Pendidikan saat ini: Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Jakarta, 2003.

3) Pelatihan-pelatihan: Pengetahuan tentang diskripsi tugas relawan untuk kegiatan penyuluhan dan

pemeriksaan kesehatan payudara, pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker

Page 88: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

payudara, dan pengetahuan tentang prosedur jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu, tidak

mampu atau miskin.

4) Jabatan dalam program: Kordinator relawan dan lapangan.

5) Peranan dalam program:

a) Berkoordinasi dengan pengurus relawan Yappika, untuk mengorganisir dan mengatur

persiapan-persiapan kegiatan program di lintas kelurahan.

b) Berkoordinasi dengan para pengurus relawan Yappika, untuk mengorganisir pelaksanaan

kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

c) Melakukan pendampingan kepada peserta program (warga) yang ditemukan dari hasil

pemeriksaan kesehatan payudara secara medis, terjangkit kelainan atau kanker payudara. Dalam

hal ini, warga dibantu dalam pengurusan jaminan pelayanan kesehatan (Sktm/Gakin/Askeskin)

guna memperoleh pembebasan atau peringanan biaya pengobatan lebih lanjut.

f. Para relawan (even organisasion)

1) Nama: Zaimi Warsika

2) Pendidikan saat ini: Teknik Industri, Universitas Al-azhar Indonesia, 2002.

3) Pelatihan: Pengetahuan tentang diskripsi tugas relawan untuk kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara, pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara, dan

pengetahuan tentang prosedur jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu, tidak mampu atau

miskin.

4) Jabatan dalam program: EO (Even Organising).

5) Peranan dalam program:

a) Mengorganisir dan mengatur persiapan-persiapan kegiatan program di lokasi yang telah

ditunjuk.

b) Mengorganisir pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

Page 89: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

1) Nama: Sofa Silvia

2) Pendidikan saat ini: Sastra Arab, Universitas Negeri Jakarta.

3) Pelatihan: Pengetahuan tentang diskripsi tugas relawan untuk kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara, Pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara dan

pengetahuan tentang prosedur jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu, tidak mampu atau

miskin.

4) Jabatan dalam program: EO (Even Organising).

5) Peranan dalam program:

a) Mengorganisir dan mengatur persiapan-persiapan kegiatan program di lokasi yang ditunjuk.

b) Mengorganisir pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

1) Nama: Ahmad Romadhan

2) Pendidikan saat ini: Ekonomi, Universitas Indraprasta PGRI, Tanjung Barat.

3) Pelatihan: Pengetahuan tentang diskripsi tugas relawan untuk kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara, pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara, dan

pengetahuan tentang prosedur jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu, tidak mampu atau

miskin.

4) Jabatan dalam program: EO (Even Organising).

5) Peranan dalam program:

a) Mengorganisir dan mengatur persiapan-persiapan kegiatan program di lokasi yang ditunjuk.

b) Mengorganisir pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

1) Nama: Yuliyanti

Page 90: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

2) Pendidikan saat ini: Pendidikan Bahasa dan Sastra Arab, Universitas Negeri Jakarta.

3) Pelatihan: Pengetahuan tentang diskripsi tugas relawan untuk kegiatan penyuluhan dan

pemeriksaan kesehatan payudara, pengetahuan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker

payudara, dan pengetahuan tentang prosedur jaminan kesehatan bagi warga kurang mampu, tidak

mampu atau miskin.

4) Jabatan dalam program: EO (Even Organising).

5) Peranan dalam program:

a) Mengorganisir dan mengatur persiapan-persiapan kegiatan program.

b) Mengorganisir pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara69.

Data latar belakang pendidikan, bidang kerja, dan pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti para staf

di atas, mayoritas para staf berasal dari latar belakang pendidikan, bidang kerja, dan pelatihan yang sesuai

dengan perananya atau mekanisme kerjanya dalam program. Hanya 2 staf pelaksana program, yaitu:

wakil ketua penyelidik dan para relawan yang bukan berasal dari latar belakang pendidikan yang sesuai

dengan peranannya atau mekanisme kerjanya dalam program. Akan tetapi, dilihat pada bidang kerja staf

wakil ketua penyelidik yang 5 tahun dalam jabatan pekerjannya sebagai Maneger humas dan kampanye

publik Yappika, menunjukan bahwa staf wakil ketua penyelidik memiliki skill yang sesuai dengan

perananya atau mekanismenya dalam program. Karena bidang pekerjaan yang dilakukan seseorang

dengan waktu yang sudah lama, tentu seseorang tersebut akan mempunyai pengalaman dalam pekerjaan

yang dilakukan. Dengan pekerjaan yang dilakukan secara terus menerus dan dilakukan berulang-ulang

akan mengembangkan kemampuan atau skill seseorang untuk dapat melakukan pekerjaan tersebut.

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Harry Hikmat dalam bukunya yang berjudul ”Strategi Pemberdayaan

Masyarakat” bahwa, skill adalah sebuah kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik. Karena itu

skill seseorang akan berkembang jika dilakukan secara terus-menerus dan mengalami pengulangan70.

69 Proposal Program Deteksi Dini Kanker Payudara melalui Pemeriksaan Klinis dengan Melibatkan Bidan. h. 12. 70 Harry hikmah, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Homaniora utama press, 2004), h. 29-30.

Page 91: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Para relawan, meskipun mereka bukan berasal dari latar belakang pendidikan yang sesuai dengan

perananya dalam program, namun, melihat pelatihan-pelatihan yang diikutinya dan diberikan oleh

lembaga pelaksana program, dan didukung dari latar belakang pendidikan para relawan yang berasal dari

perguruan tinggi, hal ini menunjukan bahwa para relawan memiliki skill yang sesuai dalam menjalankan

mekanisme kerjanya dalam program.

Dengan demikian, dari data latar belakang pendidikan, bidang kerja dan pelatihan-pelatihan

yang pernah diikuti para staf, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

para staf pelaksana program memiliki kualifikasi yang sesuai dalam menjalankan mekanisme kerjanya.

3. Sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program

Sebagaimana pertayaan yang ingin dijawab pada sarana atau fasilitas yang digunakan dalam

pelaksanaan program, yaitu: apakah berbagai sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan

program memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan?.

Untuk menjawab pertayaan tersebut, peneliti menilai berbagai sarana atau fasilitas yang digunakan

dalam pelaksanaan program satu persatu. Penilaian berbagai sarana yang digunakan, dilihat dari segi tepat

guna atau efesiensi sarana yang digunakan dan dari segi kuantitas sarana yang digunakan yang dikaitkan

dengan kuantitas yang mengunakan sarana tersebut. Pada akhirnya, penulis menyimpulkan, apakah

berbagai sarana atau fasilitas yang digunakan memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Sarana atau fasilitas yang digunakan setiap kali dilaksanakan program71, meliputi, yaitu:

a. Dua mobil yang dikontruksikan khusus setiap pelaksanaan kegiatan program, yaitu: mobil Mammografi

yang memuat alat medis pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) dan mobil

Yappika Life yang memuat alat komunikasi pada saat kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan

payudara, baik dalan bentuk presentasi power point, filem dokumenter mengenai kesehatan payudara

dan informasi mengenai isu-isu pelayanan publik, musik, dan perpustakaan.

71 Wawancara pribadi dengan Elita Triandayani (Kordinator relawan dan Lapangan Yappika) dan Nia (Staf pendukung sekertaris

YKPJ) dan juga observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan program, Jakarta, 18 Juni 2008.

Page 92: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Dari segi kegunaan atau efesiensi alat medis mammografi yang digunakan sebagai alat

pemeriksaan kesehatan payudara atau deteksi dini kanker payudara kepada para warga (peserta

program), berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari yayasan kesehatan payudara Jakarta (YKPJ),

bahwa mammografi menggunakan radiasi yang berdosis rendah. Tekanan pada payudara beberapa

menit tidak akan menimbulkan efek merugikan pada payudara. Mammografi merupakan cara yang

terbaik untuk mendeteksi dini kanker payudara, karena dapat mendekteksi benjolan yang sangat kecil

sampai 2 mm, yang tidak teraba dan dirasakan oleh diri sendiri.

Mobil mammografipun bisa menjangkau ke berbagai daerah, hal ini, dapat mempermudah

penyediaan layanan pemeriksaan kesehatan payudara kepada masyarakat, dimana masyarakat yang

ingin melakukan pemeriksaan kesehatan payudaranya untuk deteksi dini kanker payudara tidak

kesulitan datang ke rumah sakit Dharmais, yang mungkin jaraknya terlalu jauh dan tidak mudah untuk

dijangkau.

Adapun kegunaan atau efesiensi alat komunikasi yang digunakan pada saat pelaksanaan

kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara baik dalam bentuk prestansi power poin,

soun system, serta filem dokumenter terkait kesehatan payudara dan informasi mengenai isu pelayanan

publik, musik dan perpustakaan.

Berdasarkan observasi peneliti, presentasi power poin, digunakan sebagai alat komunikasi pada

saat kegiatan penyuluhan tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara kepada peserta

program, dengan presentasi power poin dapat membantu mempermudah pemahaman peserta program

(warga perempuan) tentang penjelasan yang disampaikan oleh praktisi kesehatan mengenai kanker

payudara dan deteksi dini kanker payudara secara lisan.

Presentasi power poin gambarnya jelas untuk dapat dilihat dan ukurannya standar. Begitupun

soun system, digunakan sebagai pengeras suara para staf untuk dapat memberikan penjelasan-

penjelasan kepada peserta program terkait dengan kegiatan-kegiatan program. Soun system bisa

Page 93: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

didengar dengan jelas di tengah ramainya suasana dan banyaknya jumlah peserta program. Mik yang

digunakan tidak menggunakan listrik kabel, hal ini akan mempermudah para staf untuk dapat leluasa

bergerak dan berbicara dengan mik tampa harus terbatas dengan kabel mik.

Adapun dengan filem dokumenter, digunakan untuk menayangkan filem tentang kanker

payudara, deteksi dini kanker payudara, dan informasi mengenai isu pelayanan publik. Filem

dokumenter ditayangkan pada saat peserta program menunggu giliran disela-sela untuk diperika

payudaranya dengan alat mammografi. Filem dokumenter gambarnya jelas untuk dapat dilihat,

ukuranya standar. Kemudian perpustakaan serta musik, digunakan sebagai media pengetahuan kepada

para peserta program, yang bisa dimanfaatkannya disela-sela menunggu giliranya untuk diperiksa

dengan alat mammografi. Perpustakaan ruanganya cukup untuk 3-5 orang dewasa.

Dari segi kuantitas, alat medis mammografi, berdasarkan observasi peneliti pada saat

pelaksanaan kegiatan, berjumlah 1 unit. Sedangkan jumlah warga (peserta program) yang melakukan

pemeriksaan kesehatan payudara dengan alat medis mammografi sebanyak 50 orang.

Dari pantauan peneliti, pemeriksaan dengan alat mammografi tidak membutuhkan waktu yang

sangat lama, sekitar 5-8 menit, sehingga para peserta program tidak akan menunggu terlalu lama. Selain

itu pada saat peserta program menunggu giliran untuk diperiksa dengan mammografi, ditayangkan

pemutaran filem tentang penyakit kanker payudara dan isu-isu pelayanan publik agar peserta program

dapat menontonnya untuk memperluas pengetahuan para peserta program dan sebagai upaya agar para

peserta program tidak merasa bosan dalam menungu giliranya untuk diperiksa.

Adapun kuantitas alat komunikasi yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan

dan pemeriksaan kesehatan payudara baik dalam bentuk prestansi power poin, soun sistem serta filem

dokumenter terkait kesehatan payudara dan informasi mengenai isu pelayanan publik, musik dan

perpustakaan.

Page 94: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Berdasarkan observasi peneliti, presentasi power poin berjumlah 1 unit, sedangkan jumlah

warga yang mengikuti kegiatan penyuluhan 30-50 orang. Adapun jumlah soun system 1 unit,

sedangkan jumlah mik 2-3 unit. 1 mik digunakan oleh praktisi kesehatan pada saat memberikan

penyuluhan atau oleh staf pelaksana program dan 1 mik digunakan oleh peserta program yang ingin

berdialog atau bertanya lansung kepada praktisi kesehatan terkait dengan penyakit kanker payudara dan

deteksi dini kanker payudara dan 1 mik lagi digunakan sebagai cadangan bila mana salah satu dari mik

yang digunakan tersebut batu baterenya habis.

Dari penjelasan-penjelasan tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa sarana atau fasilitas

berupa alat medis mammografi pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) dan alat

komunikasi baik dalan bentuk presentasi power point, soun system, musik, dan filem dokumenter, telah

memadai sesuai dengan jumlah peserta program (warga perempuan) yang menggunakan sarana tersebut

dan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

b. Brosur mengenai cara pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) dengan SADARI

(periksa payudara sendiri) dan brosur tentang isu-isu pelayanan publik serta Book flet, yang berisikan

tentang penyakit kanker payudara yang diberikan kepada para peserta program pada saat pelaksanaan

kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara

Dari sisi kegunaan brosur-brosur dan book plet ini, menurut peneliti sangat bermanfaat bagi para

peserta program untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan kesehatan payudara dengan SADARI,

sehingga masyarakat (kaum perempuan) dapat sadar untuk melakukan deteksi dini kanker payudara.

Dengan brosur inipun dapat membantu para peserta program untuk dapat memahami lebih jelas cara

pemeriksaan kesehatan payudara yang telah mereka ketahui dan dapatkan dalam kegiatan penyuluhan

tentang kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara.

Book flet yang berisikan tentang pengetahuan penyakit kanker payudara secara lebih luas dan

rinci akan sangat bermanfaat untuk para peserta program agar mereka mengetahui dan sadar akan

Page 95: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

bahaya penyakit kanker payudara dan pentingnya melakukan deteksi dini kanker payudara. Sedangkan

brosur mengenai isu-isu pelayanan publik, akan sangat bermanfaat kepada para peserta program untuk

mendapatkan informasi dan wawasan pengetahuan mengenai isu-isu pelayanan publik yang sedang

terjadi dan memberikan pengetahuan mengenai hak-hak mereka terhadap pelayanan publik, khususnya

di bidang kesehatan. Dengan bekal pengetahuan tersebut, akan mendorong sebuah pelayanan publik

yang berkualitas khususnya di bidang kesehatan, karena untuk mendorong sebuah pelayanan publik

yang berkualitas di bidang kesehatan, masyarakat harus memiliki banyak informasi dan aktif terlibat,

sehingga mereka mampu melakukan pencegahan sejak dini dan berani mempertanyakan atau menegur

ketika terjadi tindakan-tindakan yang merugikannya.

Adapun kondisi brosur-brosur serta book flet ini, dari yang peneliti dapatkan, tulisannya jelas

untuk dibaca, bahasanya singkat, sederhana dan mudah untuk dipahami.

Dari sisi kuantitas brosur mengenai cara pemeriksaan kesehatan payudara sendiri (SADARI) dan

brosur tentang pelayanan publik serta book flet, dari observasi peneliti, jumlah brosur-brosur dan book

flet tersebut sangat banyak melebihi dari jumlah seluruh peserta program (warga perempuan), bahkan

setiap kali selesainya pelaksanaan kegiatan ini, jumlah brosur-brosur dan book flet, masih tersisa.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, penulis menyimpulkan bahwa sarana atau

fasilitas yang digunakan untuk brosur mengenai cara pemeriksaan kesehatan payudara sendiri

(SADARI) dan brosur tentang pelayanan publik serta buku tentang kanker payudara, telah memadai

sesuai dengan jumlah peserta program yang mendapatkan fasilitas tersebut, dan sesuai dengan yang

dibutuhkan dalam kegiatan program ini.

c. Kuesioner wawancara mengenai penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara serta

tentang pelayanan publik di bidang kesehatan.

Dari sisi kegunaan sarana ini, menurut peneliti, telah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam

kegiatan program. Karena kuesioner wawancara ini, sangat berguna untuk mengetahui sejauh mana

Page 96: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara serta

bagaimana pendapat mereka terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya selama ini.

Pertayaan-pertayaan kuesioner cukup sederhana dan sesuai dengan latar belakang pendidikan

para peserta program yang mayoritas berlatar belakang pendidikan pada tingkat SD, dan sesuai dengan

umur para peserta program yang mayoritasnya 30-40 tahunan. Dengan pertayaan-pertayaan yang

sederhana dan disesuaikan dengan latar belakang pendidikan dan umur peserta program, dapat

mempermudah peserta program untuk dapat menjawab pertayaan-pertayaan kuesioner tersebut.

Dari sisi kuantitas sarana ini, jumlahnya telah memadai dengan jumlah para peserta program

yang mengikuti kegiatan program tersebut, karena berdasarkan observasi peneliti, setiap pelaksanaan

kegiatan ini, para peserta program, sebelum atau sesudah kegiatan penyuluhan tentang kanker payudara

diwawancarai.

d. Kuesioner lembar kesediaan pemeriksaan kesehatan payudara peserta program yang berisikan data dan

riwayat peserta program terkait dengan faktor resiko kanker payudara pada dirinya.

Kuesioner lembar kesediaan pemeriksaan kesehatan payudara peserta program, menurut

peneliti, telah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam kegiatan program. Karena lembar kuesioner

kesediaan ini, digunakan sebagai bagian dari penelitian yang dilakukan oleh pelaksana program untuk

dapat mengetahui kencenderungan faktor resiko kanker payudara yang menyerang kaum perempuan

Indonesia. Kuesioner ini berisikan tentang pertayaan-pertayaan kepada para peserta program terkait

dengan data-data riwayat faktor resiko kanker payudara pada dirinya.

Dari hasil lembar kesediaan pemeriksaan kesehatan payudara, dapat diketahui, apakah peserta

program terkena faktor resiko kanker payudara atau tidak. Selain itu, dengan kuesioner wawancara

terkait dengan data riwayat faktor resiko kanker payudara pada peserta program, hal ini akan dapat

memberikan pengetahuan kepada para peserta program tentang faktor-faktor yang berisiko

menimbulkan penyakit kanker payudara pada dirinya.

Page 97: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Dari sisi kuantitas, sarana ini jumlahnya telah memadai dengan jumlah para peserta program

yang mengikuti kegiatan program tersebut, karena berdasarkan observasi peneliti, setiap pelaksanaan

kegiatan ini, para peserta program, sebelum atau sesudah kegiatan penyuluhan tentang kanker payudara

diwawancarai.

e. Alat ukur timbangan berat badan dan ukuran tinggi badan.

Sarana ini digunakan untuk mengukur berat badan dan ukuran tinggi tinggi badan peserta

program. Sarana ini, menurut peneliti, telah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam kegiatan program,

karena sarana ini digunakan untuk dapat mengisi kuesioner wawancara terkait data-data-data riwayat

faktor resiko kanker payudara pada peserta program.

Dari sisi kuantitas, sarana ini telah memadai sesuai dengan jumlah peserta program yang

menggunakan sarana ini, karena meskipun jumlah sarana ini, sebanyak satu unit, sedangkan jumlah

yang menggunakan sarana ini (peserta program), sebanyak 80-100 orang, namun dalam penggunaan,

tidak sekaligus seluruh peserta program menggunakan sarana tersebut secara bersamaan dan dengan

waktu yang sama, akan tetapi hanya 3-5 orang saja.

f. Catatan medik pemeriksaan kesehatan payudara peserta program.

Dari sisi kegunaan sarana ini, menurut peneliti, sarana ini dibutuhkan oleh para bidan sebagai

laporan tertulis pemeriksaan kesehatan payudara para peserta program, yang hasil laporan pemeriksaan

tertulis tersebut akan diverifikasi dengan menggunakan alat mammografi. Tampa terdapat laporan

tertulis cacatan medik pemeriksaan kesehatan payudara para bidan, maka hasil pemeriksaan para bidan

tidak dapat diverifikasi dengan alat mammografi.

Dari sisi kuantitas catatan medik, sarana ini telah memadai sesuai dengan jumlah peserta

program yang menggunakan sarana ini, karena berdasarkan observasi peneliti pada saat pelaksanaan

kegiatan, jumlah catatan medik melebihi dari jumlah seluruh peserta program (warga perempuan),

Page 98: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

bahkan setiap kali selesai pelaksanaan kegiatan ini, jumlah catatan medik pemeriksaan kesehatan

payudara, masih tersisa banyak pada tempatnya.

Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas, penulis menyimpulkan bahwa sarana atau

fasilitas yang digunakan berupa catatan medik pemeriksaan kesehatan payudara, telah memadai sesuai

dengan jumlah peserta program yang menggunakan fasilitas tersebut, dan sesuai dengan yang

dibutuhkan dalam kegiatan program ini.

g. Lembaran hasil pemeriksaan kesehatan payudara peserta program dengan alat mammografi.

Lembaran hasil mammografi ini, menurut peneliti, telah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam

kegiatan program, karena dari data yang penulis dapatkan dari YKPJ, bahwa hasil pemeriksaan

kesehatan payudara dengan mammografi dalam bentuk lembaran secara tertulis, sangat diperlukan oleh

peserta program, untuk mengetahui dengan mudah dan nyata secara tertulis, apakah dari hasil

pemeriksaan kesehatan payudaranya dengan alat mammografi, terkena kanker payudara/kelainan

payudara atau tidak.

Selain itu, lembar hasil pemeriksaan payudara dengan mammografi, hasilnya akan dapat

dibandingkan dengan hasil pemeriksaan mammografi yang baru, bila mana warga perempuan tersebut

melakukan pemeriksaan payudara kembali dengan mammografi di lain waktu. Sehingga dengan lembar

hasil pemeriksaan mammografi dapat diketahui jika ada perubahan sedikit saja pada jaringan payudara

wanita tersebut.

Dari segi kuantitas sarana ini, berdasarkan observasi peneliti kepada warga (peserta program)

dan juga wawancara peneliti kepada Ibu Siti Ida, sebagai pihak yang mengkordinir dan membagikan

hasil pemeriksaan mammografi kepada peserta program, sarana ini telah memadai sesuai dengan jumlah

peserta program yang melakukan pemeriksaan dengan mammografi.

h. Panthom payudara, yaitu patung karet wanita telanjang setengah dada.

Page 99: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Dari sisi kegunaan, menurut peneliti, panthom payudara sangat berguna sebagai alat peraga

secara praktek yang digunakan pada saat kegiatan penyuluhan tentang penyakit kanker payudara dan

cara pemeriksaan kesehatan payudara secara SADARI (periksa payudara sendiri). Dengan panthom

payudara yang digunakan sebagai alat peraga secara praktek, dapat mempermudah pemahaman para

peserta program untuk dapat mengetahui cara periksa payudara sendiri (SADARI) dan dapat melakukan

deteksi dini kanker payudara dengan cara periksa payudara sendiri (SADARI).

Dari segi kuantitas sarana ini, berdasarkan observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan

penyuluhan, panthom payudara yang digunakan berjumlah satu unit, sedangkan jumlah peserta program

yang ikut serta dalam kegiatan penyuluhan berjumlah 25-35 orang. Panhtom payudara yang di letakan

di depan peserta program, dapat dilihat dengan jelas oleh para peserta program, karena besar bentuk

pathom payudara standar dan dapat sesuai dengan pandangan mata para peserta program untuk dapat

melihat secara praktek cara periksa payudara sendiri.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sarana

yang digunakan berupa panthom payudara, telah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam kegiatan

program dan jumlahnya memadai sesuai dengan yang dibutuhkan.

i. Baju pasien (peserta program), bantal, servai, dan henbody.

Dari sisi kegunaan sarana ini, menurut peneliti, telah sesuai dengan yang dibutuhan dalam

kegiatan program, karena berdasarkan wawancara peneliti kepada Ibu Nia, sebagai staf pendukung

sekertaris, bahwa baju pasien, bantal, servai, dan hanbody, digunakan oleh peserta program program

(warga perempuan) pada saat di CBE atau diperiksa payudaranya oleh bidan. Sarana ini sangat

dibutuhkan oleh para peserta program untuk kenyamanannya pada saat dilakukan pemeriksaan

payudaranya oleh para bidan.

Baju pasien dikenakan oleh peserta program pada saat dilakukan pemeriksaan oleh bidan.

Sedangkan bantal dan servai dipakai pada saat peserta program dilakukan pemeriksaan payudaranya

Page 100: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

dengan posisi tidur terlentang. Dan hanbody dikenakan di payudara peserta program untuk dapat

mempermudah pemeriksaan payudara.

Dari kuantitas sarana ini, berdasarkan observasi peneliti, telah memadai sesuai dengan jumlah

peserta program yang melakukan pemeriksaan.

j. Ruang CBE atau ruang pemeriksaan kesehatan payudara oleh bidan dan ruang penyuluhan.

Ruang CBE dan ruangan penyuluhan ini, berdasarkan observasi peneliti, fasilitas ruangan yang

digunakan ini, telah sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan program dan jumlahnya memadai sesuai

dengan jumlah peserta program yang ikut serta dalam kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan

payudara, karena ruangan CBE digunakan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan payudara peserta

kegiatan program. Sedangkan ruang penyuluhan, digunakan untuk memberikan penyuluhan tentang

penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara kepada peserta program.

Dengan adanya ruangan CBE dan ruang penyuluhan, dapat membuat peserta program merasa

nyaman, tertib, rapih, dan kondusif mengikuti kegiatan penyuluhan dan pemeriksaaan.

Ruang CBE dan penyuluhan telah memadai sesuai jumlah peserta program yang ikut serta

dalam kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan, karena luas dan lebar ruangan ini, sesuai dengan

kapasitas jumlah peserta program yang ikut serta dalam kegiatan prgram, artinya peserta program tidak

berdesak-desakan dan tidak sempit di ruangan tersebut. Selain itu, ruangan untuk pemeriksaan

kesehatan payudara tertutup, hal ini membuat peserta program nyaman, tidak merasa risih, dan malu

untuk dapat dilihat oleh orang lain, pada saat payudaranya diperiksa.

k. Bangku-bangku dan meja.

Fasilitas yang digunakan ini, berdasarkan observasi peneliti, dari segi kegunaan, telah sesuai

dengan kebutuhan dalam kegiatan program, karena bangku-bangku dan meja-meja digunakan sebagai:

1.Tempat pendaftaran warga. 2) Wawancara peserta program. 3. Kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan payudara. Dengan fasilitas ini, peserta program merasa nyaman, tidak cape, dan pegel

Page 101: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

kakinya menunggu giliran diperiksa melalui bidan ataupun mammografi. begitupun pada saat dilakukan

pemeriksaan, wawancara, dan pendaftaran.

Dari segi kuantitas jumlah bangku-bangku dan meja-meja yang digunakan, telah memadai

sesuai dengan kebutuhan jumlah para peserta program. Karena berdasarkan observasi peneliti pada saat

peserta program menunggu giliran untuk dilakukan pemeriksaan, peserta program semuanya dapat

duduk di kursi-kursi yang telah disediakan oleh panitia pelaksana program. Begitupun pada saat peserta

program dilakukan wawancara dan diperiksa.

l. Lembaran daftar hadir peserta program.

Dari sisi kegunaan, menurut penulis, fasilitas ini telah memadai dan sesuai dengan yang

dibutuhkan dalam kegiatan program, karena lembaran daftar hadir peserta program digunakan untuk

mencatat nama, alamat, nomor telepon, dan usia peserta progran. Dengan mencatat nama dan usia

peserta program, dapat mempermudah panitia pelaksana program untuk memilah milih peserta program

yang diperiksa melalui mammografi dan peserta program yang tidak dapat diperiksa melalui

mammografi, hanya diperiksa oleh bidan. Peserta program yang diperiksa dengan mammografi ialah

usia 40 sampai 50 ke atas, sedangkan untuk usia di bawah 40 tahun, hanya diperiksa oleh bidan.

Selain itu dengan mencatat alamat dan nomor telepon peserta program, dapat mempermudah

staf pelaksana menghubungi peserta program yang akan dilakukan pemeriksa lebih lanjut melalui USG

di rumah sakit Dharmais, bila mana peserta program yang telah diperiksa dengan mammografi, hasilnya

terdapat kelainan pada payudaranya.

m. Nomor kupon untuk peserta program.

Dari sisi kegunaan, berdasarkan observasi peneliti pada saat dilaksanakan kegiatan, nomor

kupon untuk peserta program telah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam kegiatan program, karena

dengan adanya nomor kupon, para peserta program dapat dengan tertib melakukan pemeriksaan

payudara, baik dengan mammografi maupun dengan bidan. Peserta program tidak saling berebutan dan

Page 102: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

mendahului satu sama lainnya untuk mendapatkan pemeriksaan. Nomor urut kupon dibagikan kepada

peserta program sesuai dengan pendaftarannya pada saat pertama kali datang untuk ikut sebagai peserta

program.

Dari sisi kuantitas jumlah nomor urut kupon, telah memadai sesuai dengan jumlah para peserta

program yang ikut serta dalam kegiatan pemeriksaan.

n. Spanduk pelaksanaan program kegiatan program.

Dari sisi kegunaan sarana ini, menurut penulis, telah memadai dan sesuai dengan yang

dibutuhkan dalam kegiatan program, karena dengan adanya spanduk, masyarakat umum yang berlalu-

lalang di depan kelurahan RBU, akan mengetahui diadakan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan

deteksi dini kanker payudara secara gratis. Tampa adanya spanduk, mungkin hanya orang-orang

tertentu yang mengetahui dan ikut serta dalam kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan

payudara.

o. Kamera fhoto dan video.

Dari sisi kegunaan sarana ini, menurut penulis, telah memadai dan sesuai dengan yang

dibutuhkan pada kegiatan program, karena kamera fhoto dan video digunakan untuk membuat

dokumentasi berlangsung kegiatan program. Dokumentasi ini penting, sebagai salah satu bukti yang

mendukung dilaksanakan suatu kegiatan program. Tampa terdapat dokumentasi suatu kegiatan program

yang telah dilaksanakan dalam bentuk photo ataupun video, mungkin tingkat kepercayaan seseorang

diadakannya suatu kegiatan program, misalnya, kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan

payudara, akan tidak sepercaya dan seyakin, bila mana kegiatan tersebut diperlihatkan kepada

seseorang dalam bentuk dokumentasi berupa fhoto dan video.

Dari penjelasan-penjelasan sarana atau fasilitas yang telah dipaparkan satu persatu di atas,

penulis menyimpulkan, bahwa sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan

program, telah memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan dalam kegiatan program.

Page 103: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

B. Evaluasi Proses

Metode analisis evaluasi proses yang penulis gunakan, yaitu, pendapat yang dikemukakan oleh

Pietztrazak dkk. Pietztrazak menjelaskan, evaluasi proses, memfokuskan diri pada penilaian perjalanan

pengoperasian program dan kualitas layanan kegiatan program yang diberikan yang mencakup kegiatan-

kegiatan program dan kualitas sistem pemberian layanan program, seperti: jenis kegiatan-kegiatan program,

waktu, dan tempat pelaksanaan kegiatan program, serta mencakup interaksi langsung antara klien dengan staf

terdepan (line staf)72.

Pertayaan yang ingin dijawab pada evaluasi proses ialah: 1. Kegiatan-kegiatan program apa

saja yang dilakukan? 2. Apakah kegiatan-kegiatan program yang dilakukan dapat dengan mudah dan nyaman

diterima oleh sasaran kegiatan program (peserta program/warga perempuan)?

1. Kegiatan program apa saja yang dilakukan.

Kegiatan-kegiatan program yang dilakukan, terdiri dari 4 tahapan kegiatan73, yaitu:

a. Tahap persiapan program, meliputi:

1) Survei lokasi penempatan pelaksanaan program. Lokasi dimana sebagian besar penduduknya masuk

dalam kategori kurang mampu, tidak mampu, atau miskin.

2) Memilih para bidan untuk telibat dalam kegiatan program di wilayah penempatan pelaksanaan program.

3) Memberikan pelatihan bagi para bidan di wilayah dilaksanakan program. Pelatihan yang diberikan

meliputi: a) Pengetahuan tentang kanker payudara. b) Cara pemeriksaan payudara secara klinis (dengan

perabaan). c) Pengetahuan tentang bagaimana menindak lanjuti hasil temuan kelainan payudara, dan

bagaimana cara mengkomunikasikan kepada pasien dan keluarga pasien yang didiagnosa terjangkit

kanker payudara.

4) Merekrut dan memberikan pelatihan khusus untuk para relawan. Para relawan direkrut dan diberikan

pelatihan untuk melakukan persiapan pengorganisasian masyarakat agar terlibat dan mendukung

72 Primahendera, Evaluasi Program, h. 66. 73 Proposal Program Deteksi Dini Kanker Payudara melalui Pemeriksaan Klinis dengan Melibatkan Bidan.h.4.

Page 104: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

pelaksanaan kegiatan program. Pelatihan khusus untuk para relawan, terdiri dari: a) Pengetahuan umum

mengenai kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara. b) Kunjungan dan pemantauan di rumah

sakit Dharmais untuk melihat peralatan dan perlengkapan-perlengkapan medis, seperti: alat deteksi dini

kanker payudara.

5) Membuat materi-materi mengenai penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara, seperti:

a) Brosur dan buku yang akan diberikan kepada peserta program, sebagai bekal pengetahuan mereka

mengenai penyakit tersebut. b) Kuesioner wawancara kepada warga, terkait dengan pengetahuan warga

mengenai penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara, serta pandangan mereka

mengenai kualitas layanan kesehatan yang diterimannya selama ini.

6) Sosialisasi rencana pelaksanaan program dan pengorganisasian masyarakat agar terlibat dalam program

sebagai peserta penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara.

b. Tahap uji coba program

Tahapan ini dilakukan untuk mengantisipasi beragam masalah dan hambatan-hambatan yang akan

muncul dalam pelaksanaan program yang sedang berlangsung serta melihat bagaimana sikap dan respon

masyarakat terhadap program yang dilaksanakan, apakah sikap warga setempat dapat terbuka menerima,

antusias, dan tanggap dengan pelaksanaan program tersebut. Selain itu tahap uji program, ingin

mengetahui sejauh mana alat-alat komunikasi dan fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan-

kegiatan program dapat memadai dan sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan.

Tahap uji coba program, awal mulanya akan dilaksanakan di 5 titik wilayah sasaran program,

yaitu: di kelurahan rawa badak selatan kecamatan koja Jakarta utara, sebanyak 5 kali kegiatan program.

Dilakukan dengan metode yang komprehensif yang meliputi: a) Sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan

dan jadwal pelaksanaan di lokasi yang telah ditentukan, dengan melibatkan aparat setempat dan

organisasi-organisasi masyarakat setempat. b) Penyuluhan (seminar) mengenai kanker payudara, deteksi

dini, hak-hak pelayanan publik di bidang kesehatan yang disampaikan oleh praktisi kesehatan dan pekerja

Page 105: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

sosial melalui dialog langsung dengan masyarakat dan melalui penyebaran brosur. c) Pemeriksaan

kesehatan payudara oleh para bidan secara manual (perabaan). d) Verifikasi hasil pemeriksaan para bidan

dengan menggunakan mammografi dan diikuti diagnosa lebih lanjut pemeriksaan kesehatan payudara di

rumah sakit Dharmais, jika ditemukan dari hasil pemeriksaan kesehatan payudara dengan mammografi

kelainan-kelainan pada payudara.

Setelah melaksanakan tahap uji coba program, akan dilakukan evaluasi-evaluasi kegiatan, untuk

melihat kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan kegiatan program, guna melakukan perbaikan-

perbaikan langkah selanjutnya. Evaluasi kegiatanpun dilakukan untuk melihat hasil pemeriksaan awal

payudara secara klinis oleh para bidan.

c. Tahap pelaksanaan program.

Pelaksanaan program lanjutan akan dilaksanakan di 30 wilayah sasaran program yang tersebar di 5

kelurahan kecamatan koja Jakarta utara. Prosesnya dibagi pada dua tahap, 50% dilaksanakan di tahun

pertama dan sisanya akan dilaksanakan pada tahun selanjutnya. Kedua tahapan tersebut, terdiri dari

kegiatan-kegiatan program, yang meliputi:

1) Pendidikan publik, berupa penyuluhan kepada peserta program (warga) mengenai kanker payudara,

penyuluhan tentang bahaya kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara, dan penyuluhan

mengenai hak-hak masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang disampaikan oleh praktisi

kesehatan dan pekerja sosial melalui dialog langsung dengan masyarakat. Selama berlangsungnya

kegiatan ini, para bidan ikut serta memberikan pengetahuan pemeriksaan payudara secara klinis

(perabaan).

2) Pemeriksaan kesehatan payudara secara manual (perabaan) oleh para bidan yang terlatih, yang

didampingi oleh para dokter spesialis kanker. Masing-masing bidan akan memeriksa 50 perempuan.

Page 106: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

3) Verifikasi hasil pemeriksaan para bidan dengan menggunakan mammografi dan diikuti diagnosa lebih

lanjut pemeriksaan kesehatan payudara di rumah sakit Dharmais, jika ditemukan dari hasil

pemeriksaan mammografi kelainan-kelainan payudara pada peserta program.

4) Pengisian kuesioner wawancara kepada peserta program (warga), terkait dengan pengetahuan

masyarakat mengenai penyakit kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara dan pandangan

masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diterimanya selama ini, serta tentang data riwayat

faktor-faktor beresiko kanker payudara pada dirinya. Pengisian kuesioner dilakukan sebelum atau

sesudah kegiatan penyuluhan.

5) Mengembangkan sistem rujukan untuk menindak lanjuti hasil temuan kasus kanker payudara, guna

diagnosa dan tidak lanjut secara gratis di rumah sakit Dhrmais. Dalam konteks ini, peserta (warga)

yang ditemukan menderita kelainan pada payudara dibantu dalam pengurusan jaminan pelayanan

kesehatan (Sktm/ Askeskin/Gakin) guna memperoleh pembebasan biaya pengobatan lebih lanjut.

Setiap kali usai dilakukan kegiatan-kegiatan program, akan dilakukan evaluasi-evaluasi

kegiatan, untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari pelaksanaan kegiatan program, guna melakukan

perbaikan-perbaikan langkah selanjutnya.

d. Tahap evaluasi akhir keseluruhan program, analisis data-data, dan laporan.

Setelah dilakukan pemeriksaan sejumlah 1500 peserta program. Dari seluruh data, akan dianalisa

oleh ahli epitimologi dan dilakukan evaluasi akhir keseluruhan program. Seluruh hasil data yang dianalisa

dan juga evaluasi akhir keseluruhan program akan diberikan dan dilaporkan ke BHGI.

2. Apakah kegiatan-kegiatan program yang dilakukan dapat dengan mudah dan nyaman diterima oleh

sasaran kegiatan program (peserta program/warga perempuan).

Untuk dapat menjawab pertayaan tersebut, penulis akan memaparkan dan menjelaskan satu persatu

kegiatan-kegiatan program yang dilaksanakan serta waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan program.

Adapun kegiatan-kegiatan program yang dilaksanakan, terdiri dari:

Page 107: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

a. Pendidikan publik, berupa penyuluhan kesehatan mengenai penyakit kanker payudara, penyuluhan

tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara, dan penyuluhan mengenai hak-hak masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan, yang disampaikan oleh praktisi kesehatan dan pekerja sosial melalui dialog

langsung dengan masyarakat dan penyebaran brosur-brosur.

Berdasarkan observasi peneliti pada saat kegiatan tersebut, kegiatan program ini telah mudah dan

nyaman diterima oleh peserta program, hal-hal yang menunjukan bahwa kegiatan ini telah mudah dan

nyaman diterima oleh peserta program, yaitu: pertama, kemudahan peserta program dalam memahami

penjelasan penyuluhan kesehatan yang disampaikan oleh praktisi kesehatan. Dari tinjauan peneliti,

metode-metode penjelasan yang digunakan oleh praktisi kesehatan, dapat membuat peserta program

mudah untuk memahami penjelasan yang disampaikannya. Metode-metode penjelasan yang digunakan

tersebut meliputi: 1. Metode praktek. Saat menjelaskan tentang cara melakukan pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI), praktisi kesehatan menjelaskannya secara praktek langsung dengan menggunakan alat

peraga patung karet wanita telanjang setengah dada, hal ini akan mempermudah pemahaman para peserta

program untuk dapat melakukan deteksi dini kanker payudara dengan cara SADARI. 2. Metode presentasi

power point dengan alat in fokus. Dengan metode tersebut dapat membantu memudahkan para peserta

program untuk memahami penjelasan yang disampaikan secara lisan, tampa menggunakan layar tulis

yang bergambar (in fokus). 3. Tanya jawab antara peserta program dengan praktisi kesehatan mengenai

hal-hal yang belum jelas untuk dimengerti dari penjelasan yang telah disampaikannya dan hal-hal apapun

yang terkait dengan kanker payudara dan deteksi dini kanker payudara. 4. Metode kuis berhadiah bagi

para peserta program yang bisa menjawab seputar pertayaan-pertayaan mengenai penjelasan yang telah

disampaikan oleh praktisi kesehatan. Dengan metode tanya jawab dan kuis berhadiah tersebut, akan dapat

mempermudah peserta program untuk memahami penjelasan yang telah diterimanya dari kegiatan

penyuluhan.

Page 108: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Saat tanya jawab dan kuis seputar pertayaan yang telah disampaikan oleh praktisi kesehatan,

banyak dari warga yang bisa menjawab dengan pertayaan yang diajukan oleh pembawa acara (Mc),

bahkan pertayaan yang diajukan oleh peserta program kepada praktisi kesehatan, bisa dijawab oleh

peserta lainnya. Hal ini, menunjukan bahwa peserta program dapat dengan mudah memahami penjelasan

penyuluhan kesehatan yang disampaikan oleh praktisi kesehatan.

Kemudahan peserta program dalam memahami penjelasan yang telah disampaikan oleh praktisi kesehatan pada kegiatan penyuluhan ini, sebagaimana penuturan peserta program, salah satu Ibu Meli pada saat peneliti mewawancarainya ”Saya paham apa yang telah dijelaskan oleh dokter tadi, cara SADARI dilakukan sebulan sekali, caranya dengan meraba bagian payudara, seperti searah jarum jam,. Dicari ada benjolan sebesar biji jagung atau tidak. Ya Terus..Saya ga hapal, tapi intinya saya ngertilah apa yang telah disampaikan tadi oleh dokter74”. Dan penuturan Ibu Ratu Sa’dah” Ya.. Paham, tapi tidak semuanya Saya hapal dengan yang telah disampaikan tadi. Dilakukan pemeriksaan kesehatan payudara dengan SADARI bagi yang menstrulasi, ya sebulan sekali, tapi saya kan sudah tidak menstrulasi lagi, jadi dilakukan SADARI pada pada tanggal-tanggal tertentu yang mudah diingat Saya, misalnya, setiap tanggal 175”.

Kedua, kenyamanan tempat penyuluhan. hasil observasi peneliti pada saat kegiatan penyuluhan.

Tempat kegiatan penyuluhan dilaksanakan di ruangan. Dengan adanya tempat ruangan penyuluhan,

warga perempuan (peserta program) tidak kepanasan dan warga perempuan dapat kondusip

mendengarkan penjelasan penyuluhan yang disampaikan oleh praktisi kesehatan. Ruangan

penyuluhanpun memadai untuk dapat menampung seluruh warga perempuan. Kemudian tempat ruangan

penyuluhan keadaannya bersih, rapih, dan menggunakan karpet, hal ini dapat membuat peserta program

merasa nyaman mengikuti kegiatan tersebut.

Tempat ruang penyuluhan yang nyaman dirasakan oleh peserta program, sebagaimana yang dituturkan oleh peserta program, salah satunya Ibu Turini “Ya ruanganya nyaman, luas tidak sempit dan berdesak-desakan” dan penuturan Ibu Umaroh “Ruangnya lebar ya, jadi kita tidak kesempitan”76.

Kedua, sarana yang digunakan pada saat kegiatan penyuluhan, memadai dan sesuai dengan yang

butuhkan, hal ini membuat warga perempuan merasa nyaman mengikuti kegiatan tersebut. Ketiga, sikap

praktisi kesehatan dan staf pelaksana program memberikan pelayanannya dengan sikap ramah dan

74 Wawancara pribadi dengan Ibu Meli (Warga/ Peserta program), Jakarta, 21 Juni 2008. 75 Wawancara pribadi dengan Ibu Ratu Sa’adah (Warga/ Peserta program), Jakarta, 5 Juli 2008. 76 Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Fatimah dan Ibu Umaroh (Warga/Peserta program), Jakarta, 28 Juni 2008.

Page 109: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

kekeluargaan, hal ini membuat warga perempuan merasa nyaman mengikuti kegiatan penyuluhan, karena

peserta program tidak merasa canggung untuk berdialog dan bertanya mengenai penyakit kanker

payudara dan deteksi dini kanker payudara, dan hal-hal apapun yang terkait dengan kegiatan program.

Keempat, kemudahan warga perempuan untuk dapat mengerti atau memahami penjelasan yang

sampaikan oleh praktisi kesehatan mengenai penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara.

Sikap ramah dan sopannya para staf pelaksana program, seperti yang diungkapkan, salah satunya oleh Ibu Suci Ati pada saat peneliti mewancarainya “Para panitia ramah-ramah, pada ganteng-ganteng lagi”. Dan penuturan Ibu Umi Kulsum “Pelayanan baik, panitianya ramah-ramah77” .

b. Kegiatan pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) oleh para bidan, secara klinis

melalui perabaan dengan tangan.

Berdasarkan observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut, kegiatan program ini,

telah mudah dan nyaman diterima oleh para peserta progam (warga perempuan). Hal-hal yang

menunjukan bahwa kegiatan program ini, telah mudah dan nyaman diterima oleh peserta program (warga

perempuan), yaitu: pertama, tempat ruangan pemeriksaan kesehatan payudara oleh para bidan. Ruang

pemeriksaan kesehatan payudara dilakukan di tempat tertutup, dengan ruangan yang tetutup, dapat

nyaman diterima oleh peserta program, karena jika tempat ruangan pemeriksaan kesehatan payudara

dilakukan di tempat yang terbuka, dalam artian bisa dilihat oleh orang lain yang berjalan, hal ini dapat

membuat peserta program tidak nyaman, karena merasa risih dan malu dilihat oleh orang lain.

Kedua, Tempat ruangan pemeriksaan memadai sesuai dengan jumlah peserta program yang

mengikuti kegiatan pemeriksaan. Artinya ruangan pemeriksaan tersebut tidak sempit, sehingga peserta

77 Wawancara pribadi dengan Ibu Umi Kulsum dan Ibu Suci Ati (Warga/Peserta program), Jakarta, 28 Juni 2008.

Page 110: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

program tidak saling berdesak-desakan dalam ruangan yang membuat dirinya tidak nyaman melakukan

pemeriksaan.

Tempat ruang pemeriksaan yang nyaman, sebagaimana yang dituturkan oleh peserta program, salah satunya Ibu Siti Oni “Ya ruanganya nyaman, luas tidak sempit” dan penuturan Ibu Rochti “Ruangnya nyaman, lebar ga sempit”78.

Ketiga, pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan payudara, sarana yang digunakan dalam

kegiatan pemeriksaan ini, memadai sesuai dengan yang dibutuhkan, seperti: baju pasien, bantal, dan

hanbody. Baju pasien dikenakan oleh peserta program pada saat dilakukan pemeriksaan oleh bidan.

Bantal dan servai dipakai pada saat peserta program (warga perempuan) dilakukan pemeriksaan

payudaranya dengan posisi tidur terlentang, sedangkan hanbody dikenakan dipayudaranya untuk dapat

mempermudah pemeriksaan payudara. Dengan sarana pemeriksaan yang memadai sesuai dengan yang

butuhkan, membuat peserta program (warga perempuan) yang diperiksa merasa nyaman.

Rasa nyaman pada saat dilakukan pemeriksan ini, sebagaimana penuturan peserta program, salah satunya ibu Sumeri “Saya diperiksa oleh Ibu Bidan nyaman, tidak merasa sakit, orang cuman diraba aja seputar payudara saya, putingnya dipencet-pencet,”. Dan penuturan Ibu Suliharti “Diperiksa oleh bidan nyaman, tidak sakit”79.

Keempat, peserta program (warga perempuan) yang diperiksa, menggunakan sistem pemanggilan

nomor urut kupon tiga orang-tiga orang secara bergantian, sesuai dengan pendaftarannya pada saat

pertama kali datang. Dengan sistem nomor urut kupon ini, peserta program yang diperiksa akan tertib,

teratur, dan tidak akan terjadi saling berebutan untuk mendahului satu sama lainnya. Sehingga peserta

program akan merasa nyaman mengikuti kegiatan pemeriksaan ini.

Rasa nyaman peserta program pada saat menunggu giliran untuk diperiksa oleh bidan, sebagaimana penuturan Ibu Sukaisih “Engga lama nunggu diperiksa”. Hal yang serupa dituturkan oleh Ibu Turini “Ya engga terlalu lama menunggu untuk diperiksa oleh bidan”80.

c. Verifikasi hasil pemeriksaan para bidan dengan menggunakan alat mammografi

78 Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Oni dan Ibu Rochi (Warga/Peserta program), Jakarta, 21 Juni 2008. 79 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumeri dan Ibu Suliharti (Warga/Peserta program), Jakarta, 21 Juni 2008. 80 Wawancara pribadi dengan Ibu Sukaisih dan Ibu Turini (Warga/Peserta program), Jakarta, 21 Juni 2008.

Page 111: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Berdasarkan observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut, kegiatan pemeriksaan

payudara dengan alat mammografi telah mudah dan nyaman diterima oleh para peserta progam (warga

perempuan), karena dari observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan ini, tempat ruangan

pemeriksaan kesehatan payudara dengan alat mammografi yang dilakukan di dalam mobil, meskipun

tempat ruangan ini cukup kecil, hanya bisa dilakukan pemeriksaan untuk 1 orang, tidak berarti bahwa

ruangan ini tidak nyaman untuk dilakukan pemeriksaan, karena fasilitas yang digunakan dalam ruangan

ini, telah memadai, sesuai dengan kebutuhan yang membuat peserta program merasa nyaman, seperti: di

dalam ruangan ini dipasang AC, didesain sedemikian rupa untuk membuat peserta program merasa

nyaman melakukan pemeriksaan.

Pada saat di tengah-tengah peserta program menunggu giliran untuk diperiksa dengan

mammografi, diadakan kegiatan-kegiatan, seperti: 1. Pemutaran filem tentang kanker payudara dan

deteksi dini kanker payudara serta isu-isu pelayanan publik di bidang kesehatan. 2. Penyediaan

perpustakaan yang di dalamnya terdapat berbagai buku ilmu pengetahuan. 3. Dilakukan pengujian kepada

para peserta program, dimana para peserta program dites untuk menggambarkan cara pemeriksaan

kesehatan payudara dengan SADARI. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa paham dan mengerti

peserta program tentang penjelasan kanker payudra yang telah disampaikan oleh praktisi kesehatan pada

saat kegiatan penyuluhan.

Dengan kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan peserta program tidak merasa jenuh dan bosan

menunggu giliranya untuk diperiksa. Dengan demikinan, peserta program akan merasa nyaman di tengah-

tengah menunggu giliranya untuk diperiksa.

d. Mengembangkan sistem rujukan untuk menindak lanjuti hasil temuan kasus kelainan pada payudara,

guna diagnosa dan tindakan lebih lanjut secara gratis di rumah sakit Dharmais.

Kegiatan ini dilakukan, ketika dari hasil pemeriksaan payudara warga perempuan, ditemukan

kelainan, maka peserta program tersebut akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit

Page 112: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Dharmais. Dari observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan program dan wawancara peneliti

kepada peserta program (warga perempuan), kegiatan ini telah mudah dan nyaman diterima oleh peserta

program, karena segala hal yang terkait dengan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit, akan

ditangani dan ditanggung semua oleh lembaga pelaksana program, seperti: pertama, biaya transprot dan

transportasi dari mulai berangkat ke rumah sakit dahmais sampai dengan pulangnya. Dengan biaya

transport dan transportasi yang ditanggung oleh lembaga pelaksana, peserta program akan merasa mudah

dan nyaman melakukan pemeriksaan lebih lanjut tersebut, karena warga tidak mengeluarkan atau mencari

biaya untuk pemeriksaan lebih lanjut ke rumah sakit Dharmais. Begitupun dengan difasilitasi kendaraan

ke rumah sakit Dharmais untuk pergi dan pulang, mereka tidak kesulitan mencari kendaraan, naik dan

turun kendaraan, kepanasan, kelelahan, dan sebagainya. Kedua, mengkordinir peserta program (warga

perempuan) yang akan dirujuk ke rumah sakit dan memberikan khabar waktu dan tempat berkumpul

untuk diperiksa lebih lanjut di rumah sakit Dharmais secara tatap muka ataupun telephon. Dengan sistem

yang diterapkan seperti ini, peserta program akan mudah melakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena

peserta program tidak kebinguan, terkait dengan waktu dan tempat dilakukannya pemeriksaan lebih

lanjut. Selain itu, dengan sistem pengkordiniran, yang dilakukan secara bersamaan, peserta program yang

akan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, tidak merasa canggung dan takut diperiksa di rumah sakit

Dharmais.

Kemudahan dan kenyaman peserta program menerima kegiatan ini, sebagaimana penuturan Ibu Fatimah, pada saat peneliti mewawancarainya ”Ya Saya dikasih taunya lewat telephon, suruh kumpul di kelurahan hari sabtu kemarin, nanti berangkat ke rumah sakit Dharmais dari kelurahan pagi, kira-kira jam 9nan. Berangkat dan pulangnya tadi diantar naik mobil angkot engga bayar, bareng sama ibu-ibu yang lainya81”. Ketiga, setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit Dharmais, dan ternyata

hasilnya, peserta program mengindap kanker payudara, maka peserta progra akan dibantu dalam

pengurusan jaminan pelayanan kesehatan (Sktm/Gakin/Askeskin). guna memperoleh pembebasan atau

81 Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Fatimah (Warga/Peserta program), Jakarta, 7 Juli 2008.

Page 113: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

peringanan biaya pengobatan lebih lanjut. Peserta program yang dibantu dalam pengurusan jaminan

pelayanan kesehatan, dengan catatan salah satu dari keluarga peserta program harus ikut mendampingi,

hal ini dilakukan, sebagai pembelajaran bagi keluarga peserta program untuk mengetahui dan dapat

melakukan pengurusan jaminan pelayanan kesehatan sampai pada tingkat pengobatan di rumah sakit.

Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan satu-persatu tersebut di atas, peneliti

menyimpulkan, bahwa kegiatan-kegiatan program yang dilaksanakan, dapat dengan mudah dan nyaman

diterima oleh peserta program (warga perempuan).

3. Tempat dan waktu pelaksanaan program

Lokasi pelaksanaan kegiatan program di wilayah kelurahan RBU, dilaksanakan sebanyak 5 kali

kegiatan, setiap hari sabtu, mulai jam 08.00 sampai jam 12.00 Wib.

Dari sisi indikator keterjangkauan tempat pelaksanaan kegiatan program. Berdasarkan wawancara

peneliti kepada peserta program (warga perempuan), bahwa tempat atau lokasi pelaksanaan kegiatan program

yang dilaksanakan di kelurahan RBU, dapat dijangkau oleh para peserta program (warga perempuan

kelurahan RBU).

Hal ini sebagaimana penuturan para peserta program (warga perempuan), pada saat peneliti mewawancarainya, salah satunya Ibu Juriyah “Jarak dari rumah Saya ke kelurahan, dekat kira-kira 3 kiloan, bisa dijangkau82”. Dan penuturan Ibu Sariyah”Tempat dilaksanakannya kegiatan ini sangat stategis, rumah saya dekat kira-kira 100 meteran dari sini, mau main ke rumah83!”. Hal yang samapun dituturkan oleh Ibu Siti Oni “Posisi kegiatan ini sangat strategis, bisa dijangkau dari rumah saya, jalan kaki aja84”.

Selain itu, berdasarkan observasi peneliti pada saat melakukan wawancara kepada warga perempuan

ke rumahnya masing-masing, bahwa jarak antara tempat pelaksanaan kegiatan program di kelurahan RBU

dengan tempat rumah para warga, jaraknya tidak jauh.

Dari hasil wawancara peneliti kepada para warga perempuan dan observasi peneliti ke tempat rumah

para warga, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, penulis menyimpulkan bahwa program yang

82 Wawancara pribadi dengan Ibu Juriyah (Warga/Peserta program), Jakarta, 14 Juni 2008. 83 Wawancara pribadi dengan Ibu Sariyah (Warga/Peserta program), Jakarta, 14 Juni 2008. 84 Wawancara pribadi dengan Ibu Siti Oni (Warga/Peserta program), Jakarta, 14 Juni 2008.

Page 114: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

dilaksanakan untuk variabel tempat pelaksanaan kegiatan program, dapat mudah diterima atau dijangkau oleh

peserta program.

Dari dari sisi indikator efesiensi (tepat waktu) dan relevansi untuk variabel waktu pelaksanaan

kegiatan program, berdasarkan wawancara peneliti kepada para peserta program (warga prempuan), bahwa

kegiatan program yang dilaksanakan hari sabtu, telah sesuai diterima oleh peserta program, karena mayoritas

pekerjaan peserta program sebagai Ibu Rumah tangga, hanya 5 %, para peserta program yang bekerja sebagai

karyawati. Sehingga tepat (efesien) dan releven jika pelaksanaan kegiatan program dilaksanakan pada hari

sabtu.

Page 115: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

BAB V

PENUTUP

Pada pembahasan terakhir bab 5, penulis mengambil beberapa kesimpulan dari pembahasan pada bab-bab

sebelumnya dan saran-saran terkait dengan pelaksanaan kegiatan-kegiatan program.

A. Kesimpulan

1. Program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan, yang

dilaksanakan atas kerja sama atau kolaborasi YKPJ dan YAPPIKA, merupakan salah satu bentuk pelayanan

publik di bidang kesehatan, dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat terhadap akses pelayanan

kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dalam penanganan penyakit kanker payudara.

2. Pelayanan kesehatan dalam penanganan penyakit kanker payudara yang diberikan kepada masyarakat ini,

terdiri dari langkah-langkah kegiatan, yaitu:

b. Pendidikan publik, berupa penyuluhan kesehatan mengenai penyakit kanker payudara, penyuluhan

tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara, dan penyuluhan mengenai hak-hak masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan, yang disampaikan oleh praktisi kesehatan dan pekerja sosial melalui

dialog langsung dengan masyarakat dan penyebaran brosur-brosur.

c. Pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) oleh para bidan secara manual melalui

perabaan biasa, dimana masing-masing bidan memeriksa 50 perempuan.

d. Verifikasi hasil pemeriksaan oleh para bidan dengan menggunakan alat mammografi.

e. Mengembangkan sistem rujukan untuk menindak lanjuti hasil temuan kasus kelainan payudara guna

diagnosa dan tindakan lanjut secara gratis di rumah sakit Dharmais. Dalam konteks ini, peserta program

yang ditemukan menderita kelainan payudara, dibantu dalam pengurusan jaminan pelayanan kesehatan,

Page 116: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

seperti: Askeskin (asuransi kesehatan warga miskin), Sktm (surat keterangan tidak mampu), atau Gakin

guna memperoleh pembebasan atau peringanan biaya pengobatan lebih lanjut.

3. Hasil analisa evaluasi input, peneliti menyimpulkan, pertama: dari hasil observasi peneliti pada saat

pelaksanaan kegiatan program dan hasil wawancara peneliti dalam bentuk kuesioner kepada sejumlah Klien

(sasaran penerima kegiatan program), bahwa karakteristik sasaran penerima kegiatan program (klien) yang

terdiri dari: warga perempuan kelurahan RBU, para bidan di lokasi setempat, para relawan, dan masyarakat

umum, telah sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan lembaga pelaksana.

Kedua, para staf pelaksana program. Dari hasil wawancara peneliti kepada para staf mengenai latar

belakang pendidikan para staf, pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti para staf terkait dengan mekanisme

kerjanya dalam program, serta bidang kerja para staf, menunjukan para staf berasal dari latar belakang

pendidikan yang sesuai dengan mekanisme kerjanya. Begitupun dengan pelatihan-pelatihan yang pernah

diikuti oleh para staf dan bidang kerja para staf, telah sesuai dengan mekanisme kerjanya.

Ketiga, sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan program. Dari hasil

pengamatan peneliti pada saat dilaksanakannya kegiatan dan hasil wawancara peneliti kepada peserta

program (warga perempuan), bahwa fasilitas yang digunakan telah sesuai dengan yang dibutuhkan dalam

pelaksanaan program dan jumlahnya telah memadai sesuai dengan kapasitas pihak-pihak yang

menggunakan fasilitas tersebut.

4. Hasil analisa evaluasi proses, peneliti menyimpulkan: pertama, kegiatan-kegiatan program yang

dilaksanakan, terdiri dari 4 tahapan kegiatan, yaitu:

a. Tahap persiapan program.

e. Tahap uji coba program.

f. Tahap pelaksanaan program.

g. Tahap evaluasi akhir keseluruhan program, analisis data-data, dan laporan.

Kedua, langkah-langkah kegiatan program yang terdiri dari:

Page 117: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

1) Pendidikan publik, berupa kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit kanker payudara,

penyuluhan tentang pentingnya deteksi dini kanker payudara, dan penyuluhan mengenai hak-hak

masyarakat terhadap pelayanan publik di bidang kesehatan, yang disampaikan oleh praktisi kesehatan

dan pekerja sosial melalui dialog langsung dengan masyarakat dan penyebaran brosur-brosur.

Hasil observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan dan hasil wawancara peneliti kepada

warga perempuan (peserta program), penulis menyimpulkan, bahwa kegiatan program ini telah mudah

dan nyaman diterima oleh warga perempuan (peserta program). Kemudahan dan keyamanan warga

perempuan dalam menerima kegiatan ini, ditinjau dari 4 hal: pertama, di sediakannya tempat ruangan

penyuluhan untuk warga perempuan yang mengikuti kegiatan tersebut. Dengan adanya tempat ruangan

penyuluhan, warga perempuan tidak kepanasan dan warga perempuan dapat kondusip mendengarkan

penjelasan penyuluhan yang disampaikan oleh praktisi kesehatan. Ruangan penyuluhanpun memadai

untuk dapat menampung seluruh warga perempuan.

Kedua, sarana yang digunakan pada saat kegiatan penyuluhan, memadai dan sesuai dengan yang

butuhkan, hal ini membuat warga perempuan merasa nyaman mengikuti kegiatan tersebut. Ketiga,

sikap praktisi kesehatan dan staf pelaksana program memberikan pelayanannya dengan sikap ramah dan

kekeluargaan, hal ini membuat warga perempuan merasa nyaman mengikuti kegiatan penyuluhan,

karena peserta program tidak merasa canggung untuk berdialog dan bertanya mengenai penyakit kanker

payudara dan deteksi dini kanker payudara, dan hal-hal apapun yang terkait dengan kegiatan program.

Keempat, kemudahan warga perempuan untuk dapat mengerti atau memahami penjelasan yang

sampaikan oleh praktisi kesehatan mengenai penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara.

2) Kegiatan pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) oleh para bidan secara manual

melalui perabaan dengan tangan.

Dari hasil observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan dan wawancara peneliti kepada

peserta program (warga perempuan), penulis menyimpulkan, bahwa kegiatan program ini telah mudah

Page 118: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

dan nyaman diterima oleh warga perempuan. Hal-hal yang menunjukan bahwa kegiatan ini telah mudah

dan nyaman diterima oleh peserta program, yaitu: pertama, tempat ruangan dilakukan pemeriksaan

kesehatan payudara memadai sesuai dengan jumlah warga perempuan yang melakukan pemeriksaan

dan tempat ruangan pemeriksaan yang tertutup, hal ini dapat membuat peserta program nyaman pada

saat dilakukan pemeriksaan payudaranya.

Kedua, sarana yang digunakan pada saat dilakukan pemeriksaan payudara memadai dan sesuai

dengan yang butuhkan, hal ini membuat warga perempuan merasa nyaman pada saat dilakukan

pemeriksaan payudaranya. Ketiga, sistem dilakukan pemeriksaan warga perempuan menggunakan

nomor urut kopun, sehingga peserta program yang melakukan pemeriksaan terlihat tertib dan nyaman.

3) Verifikasi hasil pemeriksaan oleh para bidan dengan menggunakan alat mammografi

Hasil observasi peneliti pada saat pelaksanaan kegiatan dan hasil wawancara peneliti kepada

warga perempuan, penulis menyimpulkan, bahwa kegiatan program ini telah mudah dan nyaman

diterima oleh warga perempuan. Kemudahan dan kenyaman peserta program dalam menerima kegiatan

ini, ditinjau dari 3 hal: pertama, tempat ruangan pemeriksaan mammografi memadai sesuai dengan

kebutuhan terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan, hal ini dapat membuat warga perempuan merasa

nyaman melakukan pemeriksaan di ruangan tersebut. Kedua, fasilitas yang digunakan dalam ruangan

pemeriksaan mammografi memadai dan sesuai dengan yang dibutuhan oleh peserta program, hal ini

dapat membuat warga perempuan merasa nyaman mengikuti kegiatan pemeriksaan.

Ketiga, mobil mammografi yang memuat alat medis pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi

dini kanker payudara) yang bisa menjangkau dan mendatangi tempat para warga masyarakat yang ingin

melakukan pemeriksaan ini. Hal ini tentunya akan membuat peserta program mudah untuk melakukan

pemeriksaan dengan mammografi, dimana para warga tidak harus datang dan mengeluarkan biaya ke

rumah sakit untuk diperiksa dengan alat mammografi.

Page 119: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

4) Mengembangkan sistem rujukan untuk menindak lanjuti hasil temuan kasus kelainan pada payudara

guna diagnosa dan tindakan lebih lanjut secara gratis di rumah sakit Dharmais.

Dari hasil observasi peneliti pada saat pelaksanaan dan wawancara peneliti kepada warga

perempuan, penulis menyimpulkan, bahwa kegiatan program ini telah mudah dan nyaman diterima oleh

warga perempuan, karena keperluan-keperluan yang terkait dengan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut

di rumah sakit Dharmais, ditangani semua oleh lembaga pelaksana program, seperti: biaya transpot dan

transportasi dari mulai berangkat ke rumah sakit Dahmais sampai dengan pulang, mengkordinir warga

perempuan yang akan dirujuk ke rumah sakit Dharmais, dan memberikan kabar waktu dan tempat

berkumpul untuk diperiksa lebih lanjut di rumah sakit Dharmais secara tatap muka ataupun telephon

kepada warga perempuan.

5. Dari sisi indikator keterjangkauan tempat pelaksanaan kegiatan, penulis menyimpulkan, bahwa tempat

pelaksanaan kegiatan program dapat dijangkau oleh para peserta program (warga perempuan). Karena hasil

wawancara peneliti kepada warga perempuan dan hasil observasi peneliti ke rumah-rumah warga pada saat

melakukan wawancara, menunjukan jarak antara rumah warga ke tempat pelaksanaan program dapat

dijangkau dan startegis.

Dari sisi indikator efesiensi (tepat waktu) dan relevansi waktu pelaksanaan kegiatan, hasil

wawancara peneliti kepada para peserta program (warga perempuan), bahwa kegiatan pelaksanaan program

yang dilaksanakan telah sesuai waktunya.

B. Saran-Saran

Terdapat beberapa saran terkait dengan pelaksanan kegiatan program yang mungkin bisa bermanfaat

sebagai masukan untuk pelaksaanaan kegiatan program selanjutnya. Beberapa saran tersebut meliputi:

1. Bagi peserta program (warga perempuan) yang terdeteksi kelainan payudaranya, sebaiknya peserta program

tersebut diberikan pengarahan berupa sugesti, motivasi, dan lain-lainnya terkait dengan hal-hal yang

membuat dirinya tidak takut untuk diperiksa lebih lanjut di rumah sakit Dharmais. Hal ini penting,

Page 120: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

dikarenakan pada saat peneliti melakukan wawancara kepada peserta program, ada dari warga yang takut

dan cemas untuk diperiksa lebih lanjut di rumah sakit Dharmais, sehingga mereka memilih untuk tidak

melakukan pemeriksaan lebih lanjut di rumah sakit dharmais.

Padahal pemeriksaan lebih lanjut ini, ingin mengetahui lebih jelas dan menentukan hasil

pemeriksaan dengan alat mammografi, apakah hasil temuan kelainan payudara dengan mammografi

tersebut termasuk kanker atau bukan. Jika hasil pemeriksaan lebih lanjut, peserta program mengidap kanker

payudara, peserta program tersebut akan dibantu oleh pihak Yappika terkait dengan pengurusan jaminan

pelayanan kesehatan seperti: Sktm/Gakin/Askeskin guna memperoleh pembebasan atau peringanan biaya

pengobatan lebih lanjut pada penyakit kanker payudaranya.

2. Saat sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan ke masyarakat, misalnya: di pengajian-pengajian atau di

tempat acara-acara yang banyak berkumpul para ibu-ibu, sebaiknya ada perwakilan dari stap pelaksana

program (relawan), yang memberikan informasi dengan jelas mengenai pelaksanaan kegiatan program dan

memberikan keyakinan kepada warga setempat mengenai pentingnya kegiatan ini, sehingga warga

perempuan dapat ikut serta pada kegiatan ini.

Perwakilan dari staf saat sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan ke masyarakat, penting agar tidak

terjadi miss komunikasi informasi mengenai rencana pelaksanaan kegiatan program dan agar warga tidak

merasa takut untuk diperiksa payudaranya. Karena dari hasil wawancara peneliti kepada peserta program,

ada dari warga perempuan yang tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut, dikarenakan takut untuk diperiksa

dan menganggap kegiatan ini tidak penting, dan hanya mencari penyakit pada diri sendiri. Selain itu ada

dari warga, tidak mengikuti kegiatan penyuluhan, dikarenakan informasi mengenai dilaksanakan kegiatan

penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara oleh pihak kader PKK setempat baru disampaikan kepada

warga, setelah kegiatan itu berjalan. Hal ini berarti terjadi miss komunikasi informasi pada saat sosialisasi

rencana pelaksanaan kegiatan program.

Page 121: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

3. Saat dimulai kegiatan penyuluhan, sebaiknya panitia pelaksana program, menginformasikan kepada para

peserta program mengenai tahapan-tahapan dalam kegiatan program yang harus diikuti oleh peserta

program. Atau sebaiknya informasi mengenai tahapan-tahapan kegiatan program ditempel di tempat-tempat

yang bisa dilihat oleh peserta program. Hal ini penting, dikarenakan dari pengamatan peneliti, ada dari

peserta program yang tidak mengetahui tahapan-tahapan kegiatan program yang harus mereka ikuti, seperti,

ada dari peserta program yang tidak mengetahui setelah dilakukan pemeriksaan payudara oleh bidan

selanjutnya harus ke mana lagi.

4. Setiap kali pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, para staf pelaksana

program, sebaiknya menggunakan tanda pengenal berupa kartu kepanitiaan yang ditempel dibaju. Tanda

pengenal ini penting, ketika ada dari peserta program yang ingin bertanya langsung mengenai hal-hal yang

belum diketahui oleh peserta program pada kegiatan tersebut. Selain itu dari pengamatan peneliti pada saat

kegiatan program sedang berlangsung, ada beberapa peserta program terlihat bingun untuk bertanya kepada

siapa, mengenai alur tahapan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara yang harus

diikutinya.

5. Pelayanan masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka pemenuhan hak-hak masyarakat terhadap akses

pelayanan kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dalam penanganan penyakit kanker payudara ini,

harus lebih menekankan pada aspek pemberdayaan masyarakat, dan bukan dalam bentuk charity dan

proyek sementara, artinya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus mampu membuat masyarakat

dapat mengembangkan kemandirian, membangkitkan kesadaran, dan mampu melakukan pembelaan terkait

dengan hak-haknya terhadap pelayanan kesehatan yang harus diterimanya dengan mudah, murah, dan

nyaman.

Dengan demikian masyarakat tidak selalu harus pasrah diri dengan bentuk layanan yang

diterimanya, tampa berpikir kritis dan melakukan pembelaan terhadap hak-haknya pada pelayanan

kesehatan.

Page 122: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

DAFTAR PUSTAKA

Adi. Isbandi Rukminto, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas, Pengatar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2003.

Arikunto. Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta, 1997. Arif. “Bimbingan Penyuluhan Sosial”. Artikel diakses pada 12 Mei 2008 dari http// elearning.unej.ac.id. Amoyepai. “Peningkatan Kualitas Layanan Publik”. Artikel diakses pada 8 Maret 2008 dari WWW.Walhi.or.Id. At

02: 02. Bahan proposal program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis dengan melibatkan bidan. Jakarta,

2008. Bahan materi pembekalan dan pelatihan para relawan “Diskripsi Tugas Relawan Untuk Kegiatan Penyuluhan dan

Pemeriksaan Kesehatan Payudara”. Jakarta 2008. Hidayati. Nurul, Metode Penelitian Dakwah. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press,

2006. Hikmat, Harry, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung: Homaniora Utama Press, 2004. Indiyastuti, Sri. ”Liku-liku Pengurusan Jaminan Kesehatan Warga Miskin”. Artikel diakses pada 20 Maret 2008 dari

WWW. [email protected], 2007/11/08. Indrasufian.”Pengertian Pelayanan Publik”. Artikel diakses pada tanggal 19 Maret 2008 dari Blog.Com, 2007/09/12/. Kanker Payudara, Apa dan Bagaimana, Diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.pitapink.com/id/. Lady Asher. “Gratis Deteksi Kanker Payudara dari Yappika dan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta”. Artikel

diakses pada 8 Maret 2008 dari Blog: http: //WWW.Pewarta-Kabarindonesia. blogspot.com, 2007/06/15, 15:59:24 Wib.

Nasuhi. Hamid, Ropi. Ismatu. dkk, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Desertasi). Jakarta: Center

For Quality Developmen and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007. Nggao. Ferdy S, Evaluasi Program, Bahan Presentasi Untuk Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatulla”. Jakarta, 18 Januari 2006.

Page 123: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

New Life Options. “Pelayanan Publik”. Artikel diakses pada 15 Maret 2008 dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Com.

Moleong. Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007. Masyarakat Peduli Pelayanan Publik (Mp3)” Info Seputar RUU Pelayanan Publik”. Jakarta, 2008. Poerwandi. E. Kristini, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta: LPSP3-UI, 1998. Primahendera, Evaluasi Program. Jakarta, 2002. Partanto. Pius A dan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 1994. Periksa Payudara Sendiri (Sadari), diakses pada 12 Mei 2008 dari www.dharmais.co.id. Roestomo, Bambang. “Wajah Buram Pelayanan Publik Kita”. Artikel diakses pada 8 Maret 2008 dari WWW.

Pewarta-Kabar Indonesia.bogspot.com. Suharto. Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial

dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama, 2005. Simatupang. Landung R., Asas-Asas Penelitian Behavioral. Bandung: Gadjah Mada University Press (UGM), 1990. Tayibnapis. Farida Yusuf, Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000. Tentang kami> Sejarah, Visi, Misi dan Peran Yappika, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.yappika.or.id. Tentang profil YKPJ, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.pitapink.com/id/ sejarah-visi-misi-tujuan.php. Tentang Kanker Payudara, diakses pada 12 Mei 2008 dari http://www.pitapink.com/id/ Kajian. Wawancara pribadi dengan Sri Indiyastuti (Staf Maneger Kampanye Publik Yappika). Jakarta, 18 Juni 2008. Wawancara pribadi dengan Nia (Staf Pendukung Sekertaris YKPJ). Jakarta, 16 Juni 2008. Wawancara pribadi dengan Elita Triandayani (Kordinator Relawan). Jakarta, 18 Juni 2008. Wawancara pribadi dengan peserta program (warga perempuan kelurahan RBU). Jakarta, 14 Juni-5 Juli 2008. Wawancara pribadi dengan para bidan. Jakarta, 21 Juni- 5 Juli 2008. Wawancara pribadi dengan para relawan. Jakarta 14-28 Juni 2008. Wawancara pribadi dengan Ibu Ida (kader PKK). Jakarta 5 Juli 2008.

Page 124: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 125: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 126: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 127: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 128: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 129: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan
Page 130: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Wawancara dengan Warga Perempuan Kelurahan RBU (Klien/sasaran penerima kegiatan program)

Nama :

Tempat : Rumah warga dan Kantor kelurahan RBU

Tanggal : 14 Juni sampai 5 Juli 2008

A. Pertayaan-pertayaan

1. Tentang latar belakang karakteristik demografi dan biografi Warga perempuan Kelurahan RBU (Klien/sasaran

penerima kegiatan program):

a. Nama :

b. Alamat :

c. Usia :

d. Pekerjaan :

e. Penghasilan perbulan (gaji)/penghasilan suami :

2. Apakah sebelum mengikuti kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, Ibu mengetahui bahwa

kanker payudara dapat dikenali secara dini?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah sebelum mengikuti kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, Ibu mengetahui cara

periksa payudara sendiri (SADARI)?

a. Ya b. Tidak (lanjutan pertanyaan No. 5)

4. Bila ya, bisa Ibu sebutkan bagaimana cara periksa payudara sendiri(SADARI)?

5. Apakah sebelum mengikuti kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, Ibu mengetahui waktu-

waktu dilakukan SADARI?

a. Ya b. Tidak

6. Apakah para panitia pelaksana kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker

payudara), bersikap ramah dan baik memberikan pelayanannya kepada Ibu?

a. Tidak b. Ramah dan baik c. Cukup ramah dan baik d. Sangat ramah dan baik

7. Menurut Ibu, posisi atau tempat pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara

(deteksi dini kanker payudara) ini, posisinya strategis dan dapat dijangkau tidak oleh Ibu?

a. Ya b. Tidak

B. Kolom jawaban

Page 131: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

1. Latar belakang karakteristik demografi dan biografi Warga perempuan kelurahan RBU (Klien/sasaran

penerima kegiatan program)

No Nama Alamat Usia Pekerjaan Penghasilan perbulan (gaji)/penghasilan suami

1 Juriyah Jln. B. 4. No. 35 Gg. G. 1. Rt. 08/05

51 Ibu rumah tangga

500 Ribu (Buruh kuli)

2 Suci Ati Jln. B. 4. No. 31 Gg. G. 1. Rt. 08/05

39 Ibu rumah tangga

1 Juta (Buruh kuli)

3 Karsih Jln. B. 4. No. 1 Gg. G. 1. Rt.08/05

37 Idem 40 Ribu/hari (Buruh kuli)

4 Umi Kulsum Jln. B. 4. No. 24 Gg. G. 1. Rt. 08/05

45 Wiraswasta (dagang)

1 Juta(Suami meninggal)

5 Ani Jln. B. 3. No.22 Rt. 05/05

57 Ibu rumah tangga

Tidak tentu, sedikasihnya anak (Suami pengangguran)

6 Anna Jln. B. 3. No. 23 Rt. 05/05

54 Idem Idem

7 Siti Fatimah Jln. B. 2. Rt. 07/05

46 Idem 1 Juta (Suami wiraswasta)

8 Turini Jln. B. 4. No. 31 Gg. G. 1. Rt. 08/05

58 Idem Tidak tentu, sedikasihnya anak (Suami meninggal)

9 Supriyanti Jln.Rawa binangun 3. No. 12. Rt. 07/08

42 Idem 1 Juta (Buruh pabrik)

10 Umaroh Jln.Rawa binangun 3 No. 12. Rt. 07/08

36 Idem 1.5 Juta (Wiraswasta/dagang)

11 Suliharti Jln.Rawa binangun 3 No. 10. Rt. 07/08

34 Idem 1 Juta (Swasta buruh)

12 Onah Jln. Gg. M. No. 13 Rt. 06/09

60 Idem Tidak tentu, sedikasihnya anak(Suami meninggal)

13 Surtini Jln. Gg. B. No. 36 Rt. 05/09

55 Idem Dari anak (Pegawai swasta)

14 Cucu Jln F. Gg. G. No. 19 Rt. 08/04

54 Idem 1 Juta (Ustad)

15 Sukaisih Jln Rawa binangun 2. No. 20. Rt. 07/08

49 Idem 7 Ratus (Dagang bakso)

16 Sumeri Jln B Rawa badak Rt. 02/09

32 Karyawati 1.5 Juta

17 Tanimah Jln E 1. No. 37. Rt. 09/05

47 Ibu rumah tangga

Ga tentu (Serabutan)

18 Sariyah Jln Rawa binangun Rt. 08/08

47 Idem Ga tentu (Kuli borongan)

19 20

Sarwi Kurniati

Jln Cibateng 1 No. 42. Rt. 07/02 Jln sawah baru No. 8. Rt. 2/11

42 50

Idem Idem

500 ribu (Wiraswasta /dagang bakso keliling) 1 juta (Wirasawasta)

1. Nama: Juriyah

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

Page 132: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

2. Nama: Suci Ati No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

3. Nama: Karsih

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

4. Nama: Umi Kulsum

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No.7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

5. Nama: Ani

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

6. Nama: Anna

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

7. Nama: Siti Fatimah

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

8. Nama: Turini

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

9. Nama: Umaroh

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

10. Nama: Surtini

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

11. Nama: Cucu

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

12. Nama: Sumeri

Page 133: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

13. Nama: Tanimah

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No.7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

14. Nama: Sariyah

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

15. Nama: Sarwi

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

q. Nama: Meli

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

r. Nama: Rochti

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

s. Nama: Siti Oni

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Ya b.Ya - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

t. Nama: Onah

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak Payudara diraba-raba,dicari ada benjolan atau tidak

b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

u. Nama: Kurniati

No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7

b.Tidak b.Tidak - b.Tidak b.Ramah dan baik a.Ya

Page 134: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Wawancara dengan Para Bidan lokal

Nama : Tanggal : 21 Juni sampai 5 Juli 2008 Tempat : Kantor kelurahan

Pertayaan-pertayaan

1. Tentang latar belakang biografi para bidan:

a. Nama : b. Pendidikan terakhir : c. Asal pendidikan terakhir : d. Bidang study pendidikan : e. Pekerjaan :

2. Apakah sebelum mendapatkan pelatihan yang diberikan oleh pihak pelaksana program (YKPJ), Ibu

mempunyai pengetahuan tentang penyakit kanker payudara dan cara pemeriksaan kesehatan payudara?

a. Ya b. Tidak

3. Dari mana Ibu mendapatkan pengetahuan tentang penyakit kanker payudara dan pelatihan cara pemeriksaan

kesehatan payudara melalui perabaan dengan SADARI (periksa payudara sendiri)?

a. Pendidikan kebidanan b. Lainya: sebutkan

4. Apakah sebelum mendapatkan pelatihan yang diberikan oleh pihak pelaksana program (YKPJ), Ibu memiliki

keahlian tentang cara melakukan pemeriksaan kesehatan payudara melalui perabaan dengan SADARI (periksa

payudara sendiri)?

a. Ya b. Tidak

Kolom jawaban

Tentang latar belakang biografi para bidan No

Nama Pendidikan terakhir

Asal pendidikan terakhir

Bidan Study pendidikan

Pekerjaan

1 Ellyne Agustina Elisabet. S.Am. keb

D 3 Medan, Akbid Senior

Kesehatan Bidan

2 Yogiana. M Sekolah Umum perawan bidan

Rs Perang Medan

Perawat bidan Bidan

Page 135: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

3 Usdah D1 Rs Budi Kemuliaan Jak-Pus

Kebidanan Bidan

a. Nama: Ellyne Agustina Elisabet. S, Am. Keb

No. 2 No. 3 No. 4 b. Tidak. - b. Tidak.

b. Nama: Bd. Yogianna. M

No. 2 No. 3 No. 4 b. Tidak b. - b. Tidak

c. Nama: Bd. Usdah

No. 2 No. 3 No. 4 b. Tidak - b. Tidak

Data-data Relawan

Tgl. No. Nama Hp/Telf 29/5/07 1 Fanti Yusnita 2 Abdul Hamid 3 Zainy Warsika 4 Siska Apriani 5 Mba Tuti 09/10/2007 6 Elita Triyandayani 7 Solfa Silvia 8 Yulianti 9 Ali Pahlevi 06/05/2008 10 Sary Ningsih 99985437 11 Amanda Putri R 94888649 12 Erna Ambarini 99098494 13 Halyza Fauziah 91353546 14 Achmad Romadhan 94826094 15 Prayit S.A 085695689180 16 Althea Maria R 085710481244 17 Leonardo 99996597 18 Fahminudin 93234703

Page 136: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Wawancara dengan Kordinator Relawan Yappika

Nama : Elita Triandayani

Tanggal : 18 Juni 2008

Tempat : Kantor Yappika

A. Pertayaan-pertayaan

1. Tentang latar belakang Biografi kordinator relawan Yappika

a. Nama :

b. Pendidikan terakhir :

c. Pendidikan yang ditempuh saat ini :

d. Pengalaman organisasi :

2. Berapa jumlah relawan yang ditargetkan oleh YAPPIKA untuk mengikuti dan mendapatkan pelatihan dalam

program?

3. Siapa saja yang terlibat dari Yappika dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan

payudara (deteksi dini kanker payudara) di kelurahan RBU?

4. Setiap kali pelaksanaan kegiatan di 1 kelurahan, berapa jumlah relawan yang terlibat?

5. Bagi Ibu sendiri, apa mekanisme kerja atau peran Ibu dalam kegiatan program?

6. Apakah Ibu mendapatkan pelatihan khusus mengenai mekanisme kerja Ibu pada kegiatan pelaksanaan program

ini?. Jika ya, pelatihan apa saja yang Ibu dapatkan?

7. Persiapan dan perlengkapan apa saja (sarana atau fasilitas) yang digunakan pada saat pelaksanaan kegiatan

penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara) di kelurahan RBU?

8. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara),

siapa saja yang diajak untuk bekerja sama dalam pelaksanaan program?

9. Dalam pelaksanaan kegiatan ini di satu kelurahan, berapa kali diadakannya kegiatan penyuluhan dan

pemeriksaan kesehatan payudara hingga selesai kegiatan?

Page 137: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

10. Dari jam berapa kegiatan penyuluhan dan pemeriksaaan kesehatan payudara (deteksi dini kanker payudara)

dilaksanakan hingga selesai?

11. Setiap kali pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, berapa jumlah bidan

setempat yang dilibatkan?

12. Setiap kali pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara, berapa jumlah warga yang

diperiksa oleh bidan?

13. Bagaimana proses tahapan sosialisasi rencana pelaksanaan kegiatan program dan pengorganisasian masyarakat

di lokasi target kegiatan?

14. Kepada siapa saja sosialisasi rencana kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan payudara

diinformasikan?

C. Jawaban

1. Tentang latar belakang Biografi kordinator Relawan Yappika

a. Nama : Elita Triandayani

b. Pendidikan Terakhir : SMA

c. Pendidikan yang di tempuh saat ini : Strata (S-1) Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri

Jakarta

d. Pengalaman Organisasi : Bendahara Dept Hubungan Sosial Badana Eksekutif Mahasiswa

Jurusan

2. 30 Volunter.

3. Manajer Humas Yappika dan Volunteer.

4. + 8 Volunter.

5. Mengatur persiapan kegiatan pemeriksaan dan penyuluhan di lintas kelurahan.

6. Ya….mendapat training tentang kanker payudara dan prosedur jaminan kesehatan serta informasi tentang

pelayanan publik khususnya di bidang kesehatan.

7. Mobil mamograpi, ruang CBE, dan ruang penyuluhan.

8. Lurah, Kader PKK, Karang Taruna, dan Puskesmas.

9. 5 kali kegiatan.

10. Mulai pukul 09.00 sampai pukul 13.00 Wib.

11. Sekitar + 6 bidan.

12. 50 Warga.

Page 138: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

13. Sosialisasikan tentang kegiatan pada Lurah dan Aparat setempat, lalu turun lapangan mengunjungi kader untuk

membantu mempertemukan dengan masyarakat yang dituju dan membagikan poster dan leaflet terkait dengan

pelaksanaan kegiatan.

14. Lurah, Kader PKK, Karang Taruna, dan Puskesmas.

Wawancara dengan Maneger Humas dan Kampanye Publik Yappika.

Nama : Sri Indriyastuti

Tanggal : 18 juni 2008.

Tempat : Kantor Yappika

A. Pertayaan-pertayaan

1. Tentang latar belakang biografi Maneger Humas dan Kampanye Publik Yappika

b. Nama :

c. Pendidikan terakhir :

d. Asal pendidikan terakhir :

e. Bidang study pendidikan :

f. Bidang pekerjaan :

g. Masa pekerjaan :

2. Bagaimana awal mula sejarah munculnya program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan klinis

dengan melibatkan bidan. Dan apa yang melatar belakangi terbentuknya kerja sama untuk melaksanakan

program dengan YKPJ?

3. Bagaimana rangkaian kegiatan tahapan-tahapan pelaksanaan program, dari mulai perencanaan hingga pada

tahap evaluasi?

4. Bagaimana standar kerja yang baik pada mekanisme kerja relawan, pada saat pelaksanaan kegiatan penyuluhan

dan pemeriksaan kesehatan payudara?

5. Berapa jumlah relawan yang ditargetkan Yappika, untuk dapat terlibat dalam kegiatan-kegiatan program?

6. Bagaimana Yappika menindak lanjuti hasil temuan warga yang terjangkit penyakit kanker payudara?

B. Jawaban. 1. Tetang Tentang latar belakang biografi Maneger Humas dan Kampanye Publik Yappika

a. Nama : Sri Indiyastuti

b. Pendidikan terakhir : S I (Starata 1)

Page 139: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

c. Asal pendidikan terakhir : Universitas Katolik Atmajaya, Yogyakarta

d. Bidang study pendidikan : Biologi Lingkungan

e. Bidang Pekerjaan : Maneger Humas dan Kampanye Publik Yappika

f. Masa pekerjaan : 2003 sampai sekarang

2. Awal mulanya, Yappika tahun 2006 lalu proaktif mengajukan kerjasama dengan YKPJ (Yayasan Kesehatan

Payudara Jakarta) untuk melakukan kegiatan penyuluhan dan pemeriksaan kanker payudara secara gratis, yang

dilakukan di 5 lokasi yang menjadi basis simpul-simpul relawan Yappika di Jakarta, yang sebelumnya kegiatan

ini belum menjadi program yang sekarang ini.

Kegiatan yang dilakukan di 5 lokasi yang menjadi basis simpul-simpul relawan Yappika ini yaitu, di

kantor Yappika dengan melibatkan masyarakat sekitar, kemudian di simpul pasar minggu, di simpul pangkalan

jati, kemudian simpul pondok gede dan terakhir simpul Jakarta utara. Relawan Yappika yang berada di lokasi

tersebutlah yang kemudian mengorganir pelaksanaan kegiatan.

Kegiatan yang dilaksanakan di 5 lokasi simpul tersebut, peran Yappika tidak dari segi medisnya, karena

Yappika bukan lembaga medis, tapi di lihat dari segi pelayanan publiknya, dalam hal ini masih sangat minim

informasi tentang kanker payudara di puskesmas-puskesmas, dan juga untuk mengkomunikasikan kepada

masyarakat terkait dengan hak pelayanan publik, dalam hal ini hak atas pelayanan kesehatan, khususnya tentang

kanker payudara masih sangat ekslusif di publik, dan itu merupakan resfentetasi dari salah satu hak pelayanan

yang harus diterima oleh masyarakat, melihat kecenderungan penyakit kanker payudara semakin tinggi.

Berawal dari situ, kemudian YKPJ melihat kegiatan ini cukup stategis untuk dikembangkan lebih jauh,

dalam arti secara sturuktural untuk mendukung sebuah proses penelitian, untuk mengetahui sejauh mana

sebenarnya kecenderungan penyakit kanker payudara menyerang kaum perempuan, kemudian ada semangat juga

untuk mengkomunikasikan atau meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dengan bahaya penyakit kanker

payudara. Kemudian YKPJ menawarkan kepada Yappika untuk membuat program bersama-sama untuk diajukan

ke The Brearst Health Global Inititive atau BHGI yang kebetulan membuka kesempatan untuk kegiatan

penelitian terkait dengan kanker payudara.

BHGI mendanai program ini dari segi medisnya, tapi kemudian kita mendiskusikan, ketika akan bekerja

sama dengan Yappika, maka Yappika tidak bisa mengakomodir kegiatan program ini dari segi medisnya, karena

Yappika bukan lembaga medis. Kemudian ditemukan titik temu, bahwa YKPJ akan bertanggung jawab dalam

kegiatan program ini untuk mengkomunikasikan dari medisnya, melakukan pemeriksaan, dan menindak lanjuti

temuan-temuan kanker secara medis, sementara Yappika berfungsi untuk mengkomunikasikan hak pelayanan

publik secara terintergrasi dalam program ini. Caranya bagaimana, caranya adalah dengan mengkomunikasikan

apa sih hak pelayanan publik. kemudian secara langsung melakukan advokasi di tingkat warga, artinya

Page 140: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

melakukan pendampingan terhadap pasien (warga) yang yang terkena kanker payudara atau kelainan payudara

yang memerlukan tindak lanjut medis, namun Dia tidak mempunyai biaya cukup untuk melakukan itu, karena dia

tidak mampu. Disinilah peran Yappika sangat penting untuk melakukan advokasi bagaimana kemudian si pasien

(warga) itu dapat tertangani secara dini penyakit yang ditemukan itu dengan menggunakan skema jaminan

asuransi kesehatan yang sediakan oleh pemerintah melaui Gakin dan juga untuk warga yang tidak mempunyai

Gakin dengan menggunakan mekanisme surat keterangan tidak mampu yang juga berfungsi sebagai Gakin.

Kemudian sama-sama disepakati dan setelah proposal selesai disetujui. Selanjutnya dilaksanakanlah program

yang sekarang ini di Jakarta Utara.

3. Secara keseluruhan program terdiri dari 4 tahapan: pertama, tahap persiapan. Kedua, tahap uji coba program.

Pada tahapan ini untuk melihat bagaimana respon masyarakat terkait dengan program ini, dan kita ingin

mengetahui dan melihat sejauh mana alat-alat komunikasi dan perlengkapan-perlengkapan yang digunakan

dalam pelaksanaan program ini, pas sesuai dengan sasarannya. Tahap uji coba ini dilakukan di Rawa Badak

Selatan, sebanyak 4 kali kegiatan. Setelah dilakukan tahap uji coba program, dilakukanlah evaluasi atas uji coba

program tersebut, untuk melihat kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan dari kegiatan-kegiatan yang

dilakukan, dan hasilnya terdapat beberapa rekomendasi perbaikan dan juga yang sudah bagus dipertahankan.

Ketiga, tahap pelaksanaan program lanjutkan. Selanjutnya yang terakhir tahap evaluasi keseluruhan

program dan pengelolohan data kuesioner yang telah di isi oleh warga, untuk melihat dari sisi medisnya maupun

dari sisi pandangan masyarakat terkait dengan jaminan pelayanan kesehatan, yang bukan hanya menyangkut

Askeskin, tapi juga kualitas pelayanan kesehatan yang diterimanya selama ini atau yang Dia ketahui.

Kuesioner itu ada 2 hal. Pertama, pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara. Kedua, pendapat dan

pengetahuan masyarakat terhadap pelayanan publik di bidang kesehatan yang didalamnya termasuk kualitas

pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas-puskesmas, kemudian jarak dari rumah warga ke puskesmas

atau rumah sakit, dan juga jaminan asuransi kesehatan bagi warga miskin bisa Askeskin untuk konteks Jakarta

disebut Gakin, kemudian untuk yang tidak mampu disebut SKTM untuk yang tidak yang mempunyai Gakin tapi

dia termasuk golongan tidak mampu.

4. Standar kerja yang baik pada mekanisme kerja relawan, yang pertama relawan harus solid artinya relawan harus

bisa bekerja sama dalam tim, karena tim yang harus ia bangun bukan hanya sesama relawan sendiri dan tim

kaitan antara relawan Yappika dengan Staf-staf antara YKPJ, tapi juga karena tugas relawan juga salah satunya

mengembangkan kesukarelawanan di tingkat lokal, untuk bagaimana bisa mengajak warga setempat bisa

berkontribusi dalam kegiatan ini melalui, misalnya penyebaran informasi, maka dari itu relawan harus solid

dalam mekanisme kerjanya.

Page 141: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Kedua, relawan harus mengikuti pelatihan dan pembekalan baik itu di Yappika maupun di YKPJ. Di

Yappika akan di bekali terkait dengan hak pelayanan publiknya dan bagaimana mereka harus menjalankan

mekanisme kerjanya secara teknis, sementara di YKPJ mereka akan di bekali terkait dengan medisnya. Jadi

mereka ketika turun lapangan tidak ngambang begitu saja, tapi mereka mempunyai skill untuk dapat

menjalankan mekanisme kerjanya dalam pelaksanaan program.

5. Jumlah Relawan yang ditergetkan untuk pelaksanaan kegiatan program sebanyak 25-30 Orang.

6. Tugas Yappika terhadap pasien (warga) yang ditemukan menderita penyakit kanker payudara atau kelainan pada

payudara, Yappika akan melakukan pendampingan pada pasien tersebut dengan melibatkan keluarga.

Pendampingan pasien tidak hanya dilakukan oleh relawan Yappika sendiri, tapi juga harus melibatkan keluarga.

Jadi ketika melakukan pendampingan terhadap pasien yang memerlukan tindak lanjut jaminan pelayanan

kesehatam harus melibatkan keluarga. Kenapa harus melibatkan keluarga, agar mereka tahu prosedur pengurusan

Askeskin dari tingkat desa sampai tingkat ke rumah sakit dan supaya mereka mempunyai pengetahun dan

pengalaman dalam mengurus Askeskin, dan juga mengetahui bagaimana caranya berargumentasi dengan petugas

Askeskin atau Gakin di rumah sakit. Dengan pengetahuan dan pengalaman tersebut, diharapkan si pasien (warga)

bisa menularkannya ke warga lainnya.

Data-data Bidan Lokal

Tanggal Untuk Lokasi No Nama Telephon ######## Rawa Badak

Selatan 1 Bd. Nurdjaliah 4300448

2 Aniek Sih Hadi Satrini, Am.Keb

08161671716

3 Bd. Kopsah Aminatun 08128586970 4 Bd. Soffiana Sembiring 081584111063 5 Bd. Magdalena Mandey 98801237 6 Bd. Wiwin 4406364 7 Bd. Helda Halim ######## Tugu Utara 8 Bd. Helda Halim 08561060085 9 Bd. Anni Andries 68785028 10 Devi Arsianti, Am.Keb 081368336668 11 Ade Irma Yunita,

Am.Keb 081584246546

12 Bd. Yogianna. M 081310717036 24/1/08 Rawa Badak 13 Bd. Marlis Djamar 4403555

Page 142: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Utara 14 Bd. Delmawarni 08151639666 15 Bd. Pipit Intan Andreani 08137735727 16 Nelvida. Y, Am.Keb 081315266192 17 Ellyne Agustina

Elisabet.S, Am.Keb 081381262503

18 Bd. Nuryanti 081382828341 ####### Lagoa 19 Titin Atiti, Am.Keb 4305314 20 Bd. Farrah Dila Yulia 98878581 21 Titin Zakaria,

Am.Keb.Sag 081399845000

13/5/08 Rawa Badak Selatan

22 Bd. Usdah 08567272477

23 Bd. Rina Kurniasih 081315459265 24 Bd. Gustia 08176832079 25 Bd. Fenti 92849049

Page 143: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

CATATAN MEDIK PEMERIKSAAN PAYUDARA

Identitas Klien Nama : ____________________ Umur: ____ tahun No. Klien : __________ Alamat : ____________________________RT/RW: ________Kelurahan______________ Riwayat Perkawinan Riwayat Reproduksi Perkawinan ke: Usia pertama kali

berhubungan seksual: ______ tahun Paritas: _______

Pasien: ________ Pasangan: ________ Abortus: _______ Menggunakan kontrasepsi: Ya Tidak Jenis kontrasepsi:_________________ Sejak: _________

PEMERIKSAAN PAYUDARA Kulit Normal Abnormal Kulit jeruk Penarikan Kulit Luka basah Areola/Papilla Normal Abnormal Retraksi Luka basah Cairan putih susu / nipple discharge Benjolan pada Payudara : Ya Tidak Ukuran : x cm Bergerak Tdk

bergerak

Kenyal Keras PENATALAKSANAAN Hasil Pemeriksaan Payudara

Normal Anjurkan SADARI tiap bulan

Pemeriksaan Payudara 1 tahun sekali

Pemeriksaan mamografi pada usia

> 40 thn Kelainan

Payudara Jinak Rujuk

Dicurigai kelainan payudara ganas Rujuk untuk pemeriksaan lanjutan

Pemeriksa, (……………………)

Payudara Kanan Payudara Kiri

Beri tanda pada

gambar : ● Keras

▒ Kenyal

○ Bergerak

⌧ Tidak bergerak

Page 144: Evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/16875/1/...evaluasi program deteksi dini kanker payudara melalui pemeriksaan

Recommended