Diare adalah buang air besar yang tidak normal dimana terjadi perubahan konsistensi tinja dengan frekwensi yang lebih dari 3 kali dalam 24 jam, disertai atau tanpa darah.
Diare akut adalah diare yang terjadi dalam waktu tidak lebih dari 14 hari.
DEFINISI
Saat ini dengan bertambah majunya ilmu kedokteran, telah lebih dari 90% penyebab diare akut yang telah di identifikasi.
Adapun penyebab diare akut tersebut adalah: I. Infeksi: Virus
BakteriParasit
II. MalabsorpsiIII. AlergiIV. Keracunan makananV. ImunodefisiensiVI. Lain-lain
Etiologi
VirusBeberapa jenis virus yang dapat
menyebabkan diare akut, antara lain Rotavirus, Norwalk virus dan Adenovirus.
Rotavirus adalah penyebab utama diare pada anak usia di bawah 5 tahun, terutama usia di bawah 2 tahun.
Norwalk virus dan Adenovirus sering menyebabkan diare akut pada anak besar dan dewasa.
I. Infeksi
BakteriBeberapa bakteri yang menyebabkan diare
akut pada anak:E. coli spp.Shigella spp.Campylobacter spp.Yersinia spp.Salmonella spp; dan Vibrio spp.
E. coli E. coli ini merupakan penyebab kedua diare
akut setelah Rotavirus dengan frekwensi 20-30%
Ada 5 subtipe E. coli yang menimbulkan diare akut:
1. Enteropatogenic E. coli (EPEC)2. Enterotoxigenic E. coli (ETEC)3. Enteroinvasive E. coli (EIEC), dapat
menimbulkan diare berdarah (dysentriform diarrhea)
4. Enterohaemorrhagic E. coli (EHEC)5. Enteroadhaeren E. coli (EAEC)
ShigellaDi negara berkembangsekitar 10% dari
penyebab diare akutdi Indonesia hanya 1-2 % saja.
Ada 4 spesies yang sering menyebabkan diare akut:
1. Shigella flexneri2. Shigella sonnei3. Shigella dysentriae, dan 4. Shigella boydii.
Shigella spp menimbulkan diare berdarah
Campylobacter yeyuniNegara berkembang insidensinya 5-14%. Campylobacter juga menyebabkan diare
berdarah. SalmonellaGolongan Salmonella yang menyebabkan
diare akut disebut sebagai non typhoidal Salmonellosis, dan paling sering disebabkan oleh Salmonella paratyphi. Lima persen golongan Salmonella ini menimbulkan diare berdarah.
YersiniaPenyebab diare akut berdarah atau
dysentriform, di Indonesia belum diketahui frekwensinya karena belum ada penelitian mengenai hal ini berhubung susahnya media untuk perbenihannya.
VibrioVibrio sering menimbulkan kejadian luar
biasa diare akut. Ada 2 tipe, yaitu tipe El Tor dan Klasik dengan dua subtipe Ogawa dan Inaba. Insidennya berkisar 1-2% dari diare akut.
Parasit1. Entamoeba Histolytica, insidennya rendah
sekali, kurang dari 1%. 2. Giardia Lamblia, biasanya menyerang anak
usia 1-5 tahun, terutama pada anak dengan KKP.
3. Crytosporidium, di negara berkembang frekwensinya antara 4-11%. Di Indonesia angkanya masih belum diketahui. Sering terjadi pada penderita AIDS.
Biasanya terjadi karena malabsorpsi Karbohidrat, jarang sekali diare akut yang terjadi karena malabsorpsi lemak atau protein
III. AlergiMisalnya alergi terhadap susu sapi atau Cows
milk protein sensitive enteropathy (CMPSE) atau alergi karena makanan lain.
II. Malabsorpsi
Diare terjadi karena: Makanan tersebut mengandung zat kimia
beracun. Makanan mengandung mikroorganisme
yang mengeluarkan toksin, misalnya : Clostridium spp. dan Staphylococcus spp.
IV. Keracunan makanan
Misalnya pada penderita Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)
VI. Lain-lainMisalnya oleh karena defek anatomis,seperti
malrotasi, hirschsprungs disease dan short bowel syndrome.
V. Imunodefisiensi
Diare berdasarkan mekanisme terjadinya dibedakan menjadi:
Diare SekretorikDiare Invasif Diare osmotic
PATOMEKANISME
Terjadi akibatnya aktifnya enzym Adenylat siklase. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi cyclic AMP.
Akumulasi cAMP sekresi aktif air, ion Cl, Na, K dan HCO3 ke dalam lumen usus.
Diare Sekretorik
Adenylcyclase ini diaktifkan atau dirangsang oleh toksin dari mikroorganisme sebagai berikut:VibrioETEC ShigellaClostridiumSalmonella, dan Campylobacter
Toksin yang paling kuat adalah toksin dari vibrio
Terjadi akibat invasi mikroorganisme ke dalam mukosa usus kerusakan pada mukosa.
Diare invasive tanpa darah disebabkan oleh Rotavirus.
Diare invasif yang disertai darah disebabkan oleh: Shigella, Salmonella, Campylobacter, EIEC, Yersinia dan Amoeba
Diare Invasif
Khusus pada Shigella, 1. Kuman melewati barier asam lambung
masuk ke dalam usus halus berkembang biak sambil mengeluarkan enterotoksin.
2. Enterotoksin merangsang enzim Adenylsiklase cAMP↑ diare sekretorik (tidak berdarah).
3. Dengan adanya peristaltik usus sampai di colon. Di colon invasi membentuk mikro-mikro ulkus yang disertai dengan serbuan sel-sel radang PMN menimbulkan gejala diare yang berlendir dan berdarah.
Pada RotavirusVirus masuk ke dalam traktus digestivus berkembang
biak masuk ke dalam apikal usus halus merusak apikal dari villi tersebut diganti dengan bagian kripta yang belum matang (immatus, berbentuk kuboid atau gepeng) sel ini tidak dapat berfungsi normal tidak bisa menghasilkan enzim laktase (disakaridase).
Bila daerah usus halus yang terkena cukup luas, defisiensi enzim laktase atau disakaridase
timbul diare osmotik.
Biasanya, diare rotavirus ini paling sering terjadi pada anak di bawah 2 tahun, diarenya cair, biasanya disertai panas yang tak begitu tinggi, batuk pilek dan muntah.
Terjadi karena tingginya tekanan osmotik di lumen usus
menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen
watery diarhhea
Paling sering disebabkan oleh malabsorpsi karbohidrat.
Diare Osmotik
Manifestasi klinis penderita diare biasanya berupa kekurangan cairan atau dehidrasi.
Untuk menentukan derajat dehidrasi maka dapat dilihat berdasarkan
Manifestasi klinis Diare
Penilaian A B C1.Lihat :Keadaan umum Mata Air mata Mulut dan Lidah Rasa Haus
Baik, SadarNormal
AdaBasahMinum biasa
*Gelisah, rewel Cekung Tidak Ada Kering*Haus,ingin minum banyak
*Lesu, lunglai atau tidak sadar Sangat cekung dan kering
Tidak AdaSangat Kering*Malas minum atau tidak biasa minum
2. Periksa : Turgor kulit Kembali cepat *Kembali lambat * Kembali sangat lambat3. Hasil Pemeriksaan Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan
sedangBila ada 1 tanda* ditambah 1 atau lebih tanda lain
Dehidrasi beratBila ada 1 tanda * ditambah 1 atau lebih tanda lain
1. REHIDRASIa. Rencana terapi AMengobati diare di rumahTiga cara dasar terapi di rumah adalah sebagai
berikut :beri anak cairan lebih banyak dari biasanya,
untuk mencegah dehidrasiberi anak makanan yang cukup dan bergizi,
untuk mencegah kekurangan gizibawa anak ke sarana kesehatan bila diarenya
tidak membaik atau ada tanda-tanda dehidrasi atau timbul gejala lain yang serius.
PENATALAKSANAAN
Tabel Jumlah oralit yang diberikan setiap habis buang air besar
Umur Jumlah Oralit yang diberikan tiap BAB
Jumlah oralit yang disediakan di rumah
< 12 bulan 50-100 cc 400 cc/hr (2 bungkus)
1-4 tahun 100-200 cc 600-800 cc/hr, 3-4 bungkus
> 5 tahun 200-300 cc 800-1000 cc/hr, 4-5 bungkus
Dewasa 300-400 cc 1200-2800 cc/hari
B. Rencana terapi BPemberian oralit dalam 3 jam pertama :
oralit = berat badan (kg) X 75 ml. Bila berat badan anak tidak diketahui dan
atau untuk memudahkan di lapangan, berikan oralit “paling sedikit” sesuai tabel dibawah :
Umur < 1 thn 1-5 thn > 5 thn Dewasa
Jumlah oralit 300 cc 600 cc 1200 cc 2400 cc
C. Rencana Terapi CPada rencana terapi C diberikan cairan intravena berdasarkan usia yang terlihat pada tabel
*Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba.
Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat tetesan IV.
Juga diberikan oralit (5 ml/kg/jam) bila penderita bisa minum; biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)
Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai kembali penderita menggunakan bagan penilaian. Kemudian pilihlah rencana yang sesuai (A,B,atau C) untuk melanjutkan pengobatan.
Umur Pemberian I30 ml/kg dalam
Kemudian 70 ml/kg dalam
Bayi < 12 bulan
1 jam* 5 jam
Anak > 1 tahun
½ jam* 2 ½ jam
Tidak dipuasakanASI atau makanan diteruskanMakanan porsi kecil, sering dan rendah seratPada diare osmotik, yang menggunakan susu
formula maka susunya diganti dengan susu yang rendah atau bebas laktosa.
2.PEMBERIAN MAKANAN
Obat-obat antidiare yang meliputi : 1. Antimotilitas (loperamid, diphenoxylate,
codein, opium); 2. Absorbent (norit, kaolin,attapulgit,smectie).
Tidak satupun terbukti mempunyai efek yang nyata untuk diare
beberapa malahan mempunyai efek yang membahayakan (seperti ileus paralitik dan bakteri tumbuh lampau).
3.MEDIKAMENTOSA
Antibiotika digunakan secara selektif pada kasus :Diare berdarah, sebagai obat pilihan pertama
adalah kotrimoksazole dengan dosis 50mg/kgbb/hari dibagi 2 dosis, selama 5 hari.
Kolera, dengan menggunakan tetrasiklin, dosis 50mg/kgbb/hari dibagi 3-4 dosis, selama 3 hari.
Amuba/giardia, dengan menggunakan metronidazole, dosis 30-50mg/kgbb/hari dibagi 3 dosis, selama 5-7 hari.
Zinc mempunyai peran penting dalam enzyme, membrane sel dan fungsi sel, terutama dalam pertumbuhan sel, fungsi sistem kekebalan dan proses penyembuhan epitel selama diare.
Hasil penelitian Zinc1. mengurangi kejadian diare 20%2. mengurangi frekuensi BAB sebesar 18-59%3. menurunkan insidens diare 2-3 bulan pasca
diare.
4. Zinc
Cara pemberian zinc: Diberikan selama 10-14 hari dengan dosis:
Umur 2-6 bulan: 10 mg/hariUmur 6 bulan – 5 tahun: 20 mg / hari
Bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makan yang mempunyai pengaruh menguntungkan terhadap kesehatan dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal.
Jenis-jenis probiotikLactobasili : L acidophilus, L casei, L delbruckii subsp
bulgaris, L reuter, L brevis, L celobious, L curvatus, L fermentum, L plantarum.
Kokus gram positif : lactococus lactis subsp Cremoris, Streptococcus Salvarius subsp. Thermophylus, Enterococus faecium, S diaacetylactis, S intermedius.
Bifidobakteria :B bifidum, B adolescentis, B animalis, B infatis, B longum, B thermophylum.
5. Probiotik
Mekanisme kerja probiotik pada diare antara lain :Menurunkan pH usus (stimulasi bakteri penghasil
laktat) menciptakan suasana yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri patogen.
Efek antagonis langsung terhadap bakteri patogenKompetisi perlekatan pada reseptor bakteri patogen
oleh bakteri probiotikMemperbaiki fungsi imun dan stimulasi sel
imunomodulator dengan cara meningkatkan produksi antibody dan memobilisasi makrofag, limfosit dan sel imun lain.
Kompetisi nutrien dan faktor pertumbuhanmeningkatkan produksi musin mukosa usus sehingga
meningkatkan respon imun alami.