Download pptx - Demam Tifoid

Transcript

Demam Tifoid

Demam Tifoiddr. Wulan Anindya Danirmaladr. Sartika RiyandhiniPendahuluanKasus asliAlasan kasus ini diajukan adalah karena telah ditemukan lebih dari satu kasus demam tifoid dalam sebulan di kelurahan RambutanTujuan diajukannya kasus ini adalah untuk meningkatkan perhatian tenaga kesehatan mengenai penanganan yang tepat untuk mencegah timbulnya komplikasi serta pencegahan demam tifoid untuk orang sehat merupakan tujuan dari presentasi ini.Data Administrasi PasienNama: An. YUsia: 10 tahunNo. Register: 000556/03Status: PelajarData DemografisAlamat : Rambutan RT/RW 004/03 No. 37Agama: KristenSuku: BetawiPekerjaan: PelajarBahasa ibu: Bahasa IndonesiaJenis kelamin: Perempuan

Data KlinisAnamnesisKeluhan UtamaOS mengeluh demam sejak 3 hari yang laluKeluhan Tambahan:OS batuk berdahak, pilek, mual, muntah, nafsu makan menurun, BAB cair.Riwayat Penyakit Sekarang:Os datang dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Demam timbul terutama pada malam hari. Selain itu OS jg mengeluhkan batuk berdahak, pilek, mual, muntah, nafsu makan menurun, dan BAB cair 4x sejak semalam.

Riwayat penyakit dahuluMenurut orang tuanya, OS tidak pernah mengalami gejala yang sama sebelumnyaRiwayat sosial-ekonomiOS adalah seorang pelajar kelas 5 SD di sebuah sekolah dasar negeri di kelurahan Rambutan. Sehari-hari ia tinggal bersama kedua orang tuanya dan 2 orang adiknya di sebuah rumah kontrakan padat penduduk . Ayah OS bekerja sebagai pedagang sedangkan ibu OS adalah seorang ibu rumah tangga.Riwayat KebiasaanOS mengaku sering jajan di sekolahnya. Salah satu teman OS ada yang memiliki gejala penyakit yang sama.

Anamnesis penyingkir DDMenurut orang tua nya, OS tidak pernah berpergian ke tempat jauh yang banyak terjangkit malaria.Di daerah rumah OS tidak terdapat bak mandi ataupun tempat- tempat genangan air lainnya.Demam tinggi mendadak disangkal, muncul bintik-bintik merah di kulit dan perdarahan disangkal.OS mengaku BAK nya lancar setiap hari, berwarna kuning, dan tidak terasa nyeri. OS juga dapat buang angin dengan lancar.Pemeriksaan JasmaniKeadaan umum: tampak sakit sedangKesadaran: compos mentisTanda vitalBB: 20 kgFN: 74 x/mntSuhu: 37,10 CFP: 24 x/mnt

Status generalis:Kepala: normocephalMata: konjungtiva anemis -/- sklera ikterik -/-THT: sekret (-) faring hiperemis (-)Mulut: lidah kotor (+)Toraks: cor: BJ I-II reguler. M(-) G(-) pulmo: SN vesikuler +/+. Rh -/- Wh -/-Abdomen: supel, datar, NTE (+), perkusi hipertimpani, BU (+). Hepar dan lien tidak terabaEkstremitas: akral hangat +/+/+/+

dugaan diagnosisTampak lidah kotor tepi hiperemi.Ditemukan gejala gastrointestinal berupa diare, mual, muntah, dan kembung.Terdapat nyeri tekan epigastrium dan perkusi hipertimpanitidak ditemukan hepatomegali dan juga splenomegali. Dugaan DDDi tubuh OS tidak ditemukan petekie, mimisan, gusi berdarah, maupun tanda-tanda perdarahan lainnya.Tidak ditemukan nyeri tekan di perut kanan bawah Tidak ditemukan hepatomegali dan splenomegali

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah lengkap:Hb: 12,8Ht: 40Leukosit: 6.700Eritrosit: 5,8 jutaTrombosit: 378.000Laju endap darah: 12Pemeriksaan widal:S. typhi O : 1/320S. paratyphi B : 1/320S. paratyphi C: 1/320

Pemeriksaan Penunjang Lain Tes TUBEX Metode enzyme immunoassay (EIA), Metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA),Pemeriksaan dipstik(tidak dilakukan)Profil Keluarga

Karakteristik KeluargaIdentitas Kepala Keluarga: Tn. HIdentitas Ibu kandung: Ny. EStruktur Komposisi Keluarga: The nuclear family

Anggota Keluarga yang Tinggal SerumahNoNamaStatus keluargaGenderUmurPendidikanPekerjaanKeterangan Tambahan1.Tn. HKepala KeluargaL35 thnSMAKaryawan Swasta-2.Ny. EIstriP32 thnSMApedagang-3.An. YAnak 1P10 thn-pelajarpasien4.An. RAnak 2L8 thn-Pelajar-5.An. AAnak 3L6 thn-Pelajar-Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan HidupLingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah: MengontrakDaerah perumahan: Padat Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulanLuas rumah : 11x 7 m2Jumlah penghuni dalam satu rumah : 5 orangLuas halaman rumah : 1 x 2 m2Bertingkat/tidak bertingkat : tidakLantai rumah terbuat dari : KeramikDinding rumah terbuat dari : TembokJamban keluarga : AdaTempat bermain : Tidak adaPenerangan listrik : 700 wattAir bersih : ada (PAM)Tempat pembuangan sampah : adaKepemilikan Barang-Barang Berharga

Keluarga Tn. A memiliki beberapa barang elektronik di rumahnya antara lain yaitu, satu buah televisi berwarna, dua buah kipas angin, satu buah penghangat nasi, satu buah kompor gas, satu buah lemari es, dan dua buah telepon genggam serta satu buah sepeda motor yang biasa digunakan oleh Tn. H untuk bekerja ataupun untuk mengantarkan pasien ke Puskesmas.

Denah rumah

Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

Tempat BerobatJika ada salah satu anggota keluarga Ny. E yang sakit, maka Ny. E akan langsung membawa keluarganya yang sakit tersebut ke Puskesmas.Asuransi/ Jaminan Kesehatan.Keluarga Ny. E memiliki jaminan kesehatan yaitu BPJS

Sarana Pelayanan KesehatanFaktorKeteranganKesimpulanCara mencapai pusat pelayanan kesehatanKendaraan pribadi atau berjalan kakiKeluarga Tn. H berobat ke puskesmas dengan menggunakan kendaraan pribadi miliknya (motor) atau dengan berjalan kaki. Menurut orang tua OS yaitu Tn.H, OS dapat berobat di puskesmas dengan gratis dan pasien cukup puas dengan pelayanannya.Tarif pelayanan kesehatanGratisKualitas pelayanan kesehatanCukup memuaskanPola Konsumsi Makanan Keluarga

Kebiasaan makananNy. E setiap hari memasak sendiri makanan untuk keluarganya. Keluarga ini makan tiga kali sehari. Menu cukup bervariasi, yang paling sering adalah tahu tempe yang digoreng, dengan lauk pauk berupa telur, ikan, kadang ayam. Daging jarang dikonsumsi karena harganya mahal. Sayuran jarang dihidangkan karena anggota keluarga tidak menggemari sayur dan buah. Anak-anak Ny. E lebih sering membeli jajanan di luar berupa siomay, otak-otak, kue cubit, bakso, mie ayam dll. Untuk makan siang.Penerapan Pola Gizi Seimbang

Ny. E mengaku ia sudah berusaha menerapkan pola gizi seimbang di keluarganya namun sulit untuk tercapai karena anak-anaknya tidak gemar makan sayur dan buah Mereka mengkonsumsi nasi sebanyak tiga kali sehari dengan lauk pauk yang bervariasi. Susu hampir setiap hari dikonsumsi karena anak-anak Ny. E sangat menggemari susu coklat.

Pola Dukungan Keluarga

Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam KeluargaMengingatkan pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makanMengantarkan pasien kontrol ke puskesmas jika ada waktu, dan meminta saudara/ tetangga terdekat untuk mengantar jika tidak ada waktu.

Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam KeluargaKurangnya pengetahuan ayah, ibu, dan os mengenai bahaya demam tifoidKurangnya kesadaran orangtua OSuntuk melarang anak-anaknya terlalu banyak mengkonsumsi jajanan di luar rumahKeluarga Tn. H belum menerapkan gizi seimbang dengan jarangnya mengkonsumsi sayue dan buah.

Diagnosis HolistikDiagnosis Klinisdemam tifoidDiagnosis biologisdemam 3 hari terutama pada malam hariDiagnosis psikologiskeluarga OS turut membantu kesembuhan OS dengan membawanya datang berobat ke puskesmas dan senantiasa memastikan OS mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter.Diagnosis sosialKeluarga OS mampu membawa OS ke klinik swasta untuk pemeriksaan lab.

PenatalaksanaanMengedukasi orang tua OS untuk menjaga higienitas makanan yang dikonsumsi, memotivasi untuk menerapkan pola makan gizi seimbang, serta mengedukasi OS sendiri untuk makan makanan yang bersih dan bergizi, juga untuk senantiasa mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.Pengobatan suportif meliputi istirahat dan diet, medikamentosa, terapi penyulit (tergantung penyulit yang terjadi). Diet: pasien diberikan bubur saring, kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan tingkat kesembuhan pasien.

Obat-obat pilihan:Kloramfenikol 50 mg/kg BB/hari, terbagi dalam 3-4 kali pemberian, oral atau intravena, selama 14 hari. Ampisilin 200 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari, terbagi dalam 3-4 kali. Pemberian oral/intravena selama 21 hari Kotrimoksasol 8 mg/kbBB/hari terbagi dalam 2-3 kali pemberian, oral, selama 14 hari.Pada kasus berat, dapat diberi seftriakson dengan dosis 50 mg/kg BB/kali dan diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kg BB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7 hari. Pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika adalah meropenem, azithromisin dan fluoroquinolon.

PencegahanTERIMA KASIH