Download pdf - CSS otitis Media Akut

Transcript

Clinical Science SessionOTITIS MEDIA AKUT

Oleh :

Gilan Rahmata Alzeto 0910313210

Ega Purnamasari 1010312092

Verdira Asihka 1010313078Preseptor :

dr. Ade Asyari, Sp.THT-KL

BAGIAN ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN

TENGGOROK KEPALA LEHER

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR M.DJAMIL PADANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otitis media akut (OMA) merupakan peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga tengah.1 Secara fisiologis, telinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. Terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba eustachius, enzim dan antibodi.2Otitis media akut (OMA) biasanya disebabkan oleh infeksi yang naik ke telinga tengah melalui tuba Eustachius. Kuman penyabab pada OMA yang paling sering adalah bakteri piogenik, seperti Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu kadang ditemukan juga Hemofillus influenza, Escherichia colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas auruginosa.1,3Otitis media akut (OMA) dapat terjadi pada semua tingkat usia, akan tetapi lebih sering terjadi pada bayi dan anak. Diperkirakan 70% anak mengalami satu atau lebih episode otitis media menjelang usia 3 tahun. Penyakit ini terjadi terutama pada anak dari baru lahir sampai umur sekitar 7 tahun, dan setelah itu insidennya mulai berkurang. Hal ini dikarenakan bentuk tuba Eustachius pada anak-anak lebih pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal. Infeksi saluran napas atas (ISPA) menjadi salah satu pencetus tersering dari OMA yaitu. Makin sering seorang anak terkena ISPA maka makin besar kemungkinan untuk terjadi OMA.2Gejala klinis OMA tergantung stadium penyakitnya. Stadium OMA berdasarkan perubahan mukosa telinga yaitu stadium oklusi tuba, stadium hiperemis, stadium supurasi, stadium perforasi dan stadium resolusi. Bila terapi terlambat dan tidak adekuat, disertai daya tahan tubuh tidak baik atau virulensi tinggi membran timpani akan tetap perforasi sehingga OMA dapat berubah menjadi OMSK (otitis media superatif kronis). OMSK merupakan komplikasi dari OMA yang mempunyai potensi untuk menjadi serius karena dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian.1,2

Berdasarkan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), OMA merupakan standar kompetensi dengan level kemampuan 4, dimana lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinis dan melakukan penatalaksanaan penyakit secara mandiri dan tuntas.4 Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat topik ini sebagai judul penulisan referat.

1.2 Batasan Masalah

Referat ini hanya terbatas pada definisi, etilogi, faktor resiko, patogenesis, gejala klinis, stadium, diagnosis, talaksana dan prognosis Otitis Media Akut.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk menambah pengetahuan dan pemahaman tentang Otitis Media Akut.1.4 Metode Penulisan

Penulisan makalah ini berdasarkan tinjauan kepustakaan dengan merujuk ke beberapa literatur yang ada.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah terdiri atas membran timpani, kavum timpani, tuba eustachius dan prosessus mastoideus.1. Membran TimpaniMembran timpani merupakan membran yang membatasi telinga luar dan telinga tengah. Bentuk dari membran timpani bulat dan cekung bila dilihat dari liang telinga. Membran timpani mempunyai 2 bagian yaitu pars flaksida dan pars tensa. Pars flasida terletak dibagian atas membran timpani (membran shrapnell) dan mempunyai 2 lapisan yang terdiri dari epitel kulit liang telinga (luar) dan sel kubus bersilia (dalam). Pars tensa terletak dibagian bawah membran timpani dan mempunyai 3 lapisan, lapisan luar dan dalam sama dengan pars flaksida sedangkan 1 lapisan tengah yang terdiri dari lapisan kolagen dan elastin.3Gambar 2.1 Membran timpani32. Kavum Timpani

Kavum timpani berbentuk seperti kubus yang memiliki 6 dinding yaitu dinding lateral (membran timpani), dinding anterior (tuba eustachius), dinding medial (kanalis semisirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap bundar, dan promontorium), dinding posterior (aditus ad antrum), bagian atap (tegmen timpani) dan bagian dasar (bulbus vena jugularis).2,5,6 Kavum timpani terdiri atas:a. Tulang-tulang pendengaran, terbagi atas: malleus (hammer/martil), inkus (anvil/landasan), stapes (stirrup/pelana)

b. Otot, terdiri atas: otot tensor timpani (muskulus tensor timpani) dan otot stapedius (muskulus stapedius).c. Saraf korda timpanid. Saraf pleksus timpanikus.6

Gambar 2.2 Kavum timpani33. Tuba eustachius

Tuba eustachius berbentuk huruf S merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36mm sedangkan pada anak dibawah usia 9 bulan sekitar 17,5mm. Pada anak-anak tuba lebih pendek, lebar dan letaknya mendatar sehingga infeksi dari nasofaring mudah menjalar ketelinga tengah. Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu bagian tulang yang terletak dibagian belakang dan pendek sedangkan bagian tulang rawan terletak dibagian depan dan panjang. Fungsi tuba eustachius yaitu mengeimbangkan tekanan telinga tengah dan dunia luar, dranase sekret dari kavum timpani ke nasofaring dan proteksi terhadap telinga tengah dari sekret di nasofaring. 2,6

Gambar 2.3 Tuba Eustachius32.2 Definisi Otitis Media AkutOtitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.2 Otitis media berdasarkan gejalanya dibagi atas otitis media supuratif dan otitis media non supuratif, di mana masing-masing memiliki bentuk yang akut dan kronis.2

Gambar 2.4 Skema pembagian otitis media2Otitis media akut didefinisikan bila proses peradangan pada telinga tengah yang terjadi secara cepat dan singkat (dalam waktu kurang dari 3 minggu) yang disertai dengan gejala lokal dan sistemik.72.3 Epidemiologi

Otitis media akut merupakan penyakit yang sering dialami oleh bayi dan anak-anak aka tetapi dapat juga mengenai semua usia. Lebih dari 50% bayi mengalami lebih dari satu kali episode otitis media akut dalam tahun pertama kehidupannya. Kejadian ini meningkat sekitar 80% pada usia 3 tahun.3Diperkirakan 70% anak mengalami satu atau lebih episode otitis media menjelang usia 3 tahun. Penyakit ini terjadi terutama pada anak dari baru lahir sampai umur sekitar 7 tahun, dan setelah itu insidennya mulai berkurang.7Anak umur 6-11 bulan lebih rentan menderita OMA. Insiden sedikit lebih tinggi pada anak laki-laki dibanding perempuan. Sebagian kecil anak menderita penyakit ini pada umur yang sudah lebih besar, pada umur empat dan awal lima tahun. Beberapa bersifat individual dapat berlanjut menderita episode akut pada masa dewasa. Kadang-kadang, orang dewasa dengan infeksi saluran pernafasan akut tapi tanpa riwayat sakit pada telinga dapat menderita OMA.72.4 Etiologi, Faktor Risiko, dan PatogenesisTelinga tengah biasanya steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. Secara fisologik terdapat mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba Eustachius, enzim, dan antibodi.2Otitis media akut (OMA) terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. Karena fungsi tuba Eustachius terganggu, terganggu pula pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Gangguan fungsi tuba Eustachius ini menyebabkan terjadinya tekanan negatif di telingah tengah, yang menyebabkan transudasi cairan hingga supurasi. Pencetus lain dari OMA bisa juga disebabkan oleh infeksi saluran napas atas.2,7Otitis media akut (OMA) biasanya disebabkan oleh infeksi yang naik ke telinga tengah melalui tuba Eustachius. Kuman penyabab pada OMA yang paling sering adalah bakteri piogenik, seperti Streptokokus hemolitikus, Stafilokokus aureus, Pneumokokus. Selain itu kadang ditemukan juga Hemofillus influenza, Escherichia colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas auruginosa.2,3Broides et al menemukan prevalensi bakteri penyebab OMA adalah H.influenza 48%, S.pneumoniae 42,9%, M.catarrhalis 4,8%, Streptococcus grup A 4,3% pada pasien usia dibawah 5 tahun pada tahun 1995-2006 di Negev, Israel.8Virus RNA dapat ditemukan pada anak dengan eksudat telinga tengah yang disertai dengan infeksi bakteri. Rhinovirus dan respiratory syncytial virus (RSV) merupakan virus RNA yang sering ditemukan pada OMA. OMA juga merupakan komplikasi pada anak dengan bronkiolitis. Pada aspirasi telinga tengah biasanya ditemukan bakteri patogen, namun sangat jarang ditemukan virus RSV, jika ditemukan RSV kemungkinan penyebab utamanya adalah virus.9Baik virus ataupun bakteri akan menyebabkan penumpukan cairan dan terdapatnya tanda-tanda inflamasi sampai ke ujung medial tuba eustachius sehingga tekanan ditelinga tengah menjadi negatif. Keadaan ini juga memungkinkan bakteri bermigrasi ke telinga tengah. Selain itu, adanya infeksi virus dapat mempengaruhi mukosa telinga tengah menyebabkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme yang secara normal berada dalam telinga tengah, sehingga memudahkan pertumbuhan bakteri.10Pada Anak, makin sering anak terserang ISPA makin besar kemungkinan terjadinya OMA.2 Pada bayi dan anak terjadinya OMA dipermudah karena morfologi tuba eustachius yang pendek, lebar, dan letaknya agak horizontal, sistem kekebalan tubuh masih dalam perkembangan, adenoid pada anak relatif lebih besar dibanding orang dewasa dan sering terinfeksi sehingga infeksi dapat menyebar ke telinga tengah.7

Gambar 2.5 Perbedaan anatomi tuba Eustachius pada anak-anak dan dewasa2

Faktor-faktor risiko terjadinya OMA adalah bayi yang lahir prematur dan berat badan lahir rendah, umur (sering pada anak-anak), anak yang dititipkan ke penitipan anak, variasi musim dimana OMA lebih sering terjadi pada musim gugur dan musim dingin, predisposisi genetik, kurangnya asupan air susu ibu, imunodefisiensi, gangguan anatomi seperti celah palatum dan anomali kraniofasial lain, alergi, lingkungan padat, sosial ekonomi rendah, dan posisi tidur tengkurap.3,72.5 Gejala Klinis dan Stadium

Gejala klinik OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien. Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utamanya adalah rasa nyeri di dalam telinga, dan suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek sebelumnya.2Pada anak yang lebih besar dan dewasa, selain rasa nyeri terdapat pula gangguan pendengaran berupa rasa penuh di liang telinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak gejala khas OMA ialah suhu tubuh tinggi sampai 39,5oC (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang, dan kadang anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret akan mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tertidur tenang.2Berdasarkan Clinical practice guidelines of acute otitis media, OMA merupakan penyakit infeksi telinga tengah dengan gejala otalgia, demam, atau otorrhea.11 Menurut The Clinical Practice Guidelines for the Diagnosis and Management of AOM reported by the American Academy of Pediatrics (Subcommittee on Management of Acute Otitis Media 2004) diagnosis OMA membutuhkan tanda-tanda dan gejala berikut:121. Baru-baru ini, biasanya tiba-tiba, timbulnya tanda-tanda dan gejala peradangan telinga tengah dan efusi telinga tengah (OME).2. Kehadiran OME, diindikasikan oleh menonjol dari membran timpani, mobilitas terbatas atau tidak ada dari membran timpani, air fluid level di belakang membran timpani, dan otorrhea.

3. Tanda-tanda atau gejala peradangan telinga tengah seperti yang ditunjukkan oleh salah satu eritema yang berbeda dari membran timpani atau otalgia yang berbeda.12Namun, kriteria di atas ternyata tidak dapat menyingkirkan diagnosis lain yaitu otitis media efusi (OME), sehingga pada tahun 2013 dibuat tambahan kriteria untuk menegakkan diagnosis OMA, yaitu melalui pemeriksaan membran timpani dengan menggunakan pneumatic otoscopy. Pneumatic otoscopy dapat menilai kontur membran timpani (normal, retraksi, bulging), warna (abu-abu, kuning, merah muda, kuning, putih, merah, biru), translusensi (bening, semiopaque, buram), dan mobilitas (normal, meningkat, menurun, tidak ada).13Perubahan mukosa liang telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi menjadi 5 stadium, diantaranya:21. Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah, akibat absorpsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak dapat dideteksi.22. Stadium Hiperemis (Stadium Pre-Supurasi)

Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edem. Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar dilihat.23. Stadium Supurasi

Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga luar.2Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah berat. Bila tidak dilakukan miringotomi pada stadium ini, maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan tidak mudah menutup kembali, serta nanah akan keluar ke liang telinga luar. Sementara itu bila dilakukan miringotomi, luka insisi akan tertutup kembali.24. Stadium Perforasi

Merupakan stadium saat telah terjadi robekan pada membran timpani dan sekret keluar ke liang telinga luar, sekret dapat berbau busuk dan berwarna kekuningan. Pada stadium ini rasa sakit pada telinga sudah sedikit berkurang. Pasien yang semula gelisah menjadi tenang.25. Stadium ResolusiBila membran timpani tetap utuh, maka membran timpani perlahan-lahan akan kembali normal. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa berupa otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi.2

Gambar 2.6 Membran timpani A. Normal, B. Mild bulging, C. Moderete bulging, D. Severe Bulging132.6 Diagnosis

Diagnosis otitis media akut (OMA) dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat. Gejala yang timbul bervariasi bergantung pada stadium dan usia pasien. Diagnosis otitis media akut memenuhi tiga hal berikut:7,121) Riwayat onset penyakit akut (