Download doc - Contoh Proposal

Transcript
Page 1: Contoh Proposal

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia (SDM)

memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan

perusahaan. Berhasil atau tidaknya perusahaan dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan sebelumnya sangat tergantung pada kemampuan sumber daya

manusianya (karyawan) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu memikirkan bagaimana

cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan sumber daya manusianya

agar dapat mendorong kemajuan bagi perusahaan dan bagaimana caranya

agar karyawan tersebut memiliki produktivitas yang tinggi, yang tentunya

pimpinan perusahaan perlu memotivasi karyawannya. Salah satu caranya

adalah dengan target promosi jabatan.

Promosi merupakan kesempatan untuk berkembang dan maju yang

dapat mendorong karyawan untuk lebih baik atau lebih bersemangat dalam

melakukan suatu pekerjaan dalam lingkungan organisasi atau perusahaan.

Dengan adanya target promosi, pasti karyawan akan merasa dihargai,

diperhatikan, dibutuhkan dan diakui kemampuan kerjanya oleh manajemen

perusahaan sehingga mereka akan menghasilkan keluaran (output) yang

tinggi serta akan mempertinggi loyalitas (kesetiaan) pada perusahaan. Oleh

karena itu, pimpinan harus menyadari pentingnya promosi dalam peningkatan

produktivitas yang harus dipertimbangkan secara objektif. Jika pimpinan

telah menyadari dan mempertimbangkan, maka perusahaan akan terhindar

dari masalah-masalah yang menghambat peningkatan keluaran dan dapat

merugikan perusahaan seperti: ketidakpuasan karyawan, Adanya keluhan,

tidak adanya semangat kerja, menurunnya disiplin kerja, tingkat absensi yang

tinggi atau bahkan masalah-masalah pemogokan kerja.

Untuk dapat memutuskan imbalan yang sepenuhnya diberikan

kepada seorang karyawan atas hasil kerjanya, maka perusahaan harus

memiliki sesuatu sistem balas jasa yang tepat. Mekanisme untuk dapat

1

Page 2: Contoh Proposal

menentukan balas jasa yang pantas bagi suatu prestasi kerja adalah dengan

penilaian prestasi kerja.

Melalui penilaian prestasi kerja akan diketahui seberapa baik Ia

telah melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga

perusahaan dapat menetapkan balas jasa yang sepantasnya atas prestasi kerja

tersebut. Penilaian prestasi kerja juga dapat digunakan perusahaan untuk

mengetahui kekurangan dan potensi seorang karyawan. Dari hasil tersebut,

perusahaan dapat mengembangkan suatu perencanaan sumber daya manusia

secara menyeluruh dalam menghadapi masa depan perusahaan. Perencanaan

sumber daya manusia secara menyeluruh tersebut berupa jalur-jalur karir atau

promosi-promosi jabatan para karyawannya.

Akan tetapi tidak semua karyawan suatu perusahaan dapat

dipromosikan. Prinsip “The right man in the right place” harus dipenuhi agar

perusahaan dapat berjalan dengan efisien dan efektif. Mengingat pentingnya

pengaruh penilaian prestasi kerja ini dalam keputusan mengenai promosi

karyawan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai:

“Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Terhadap Promosi

Jabatan Karyawan pada PT ADIS.”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam kegiatan pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap

promosi jabatan karyawan, peran serta manajer perusahaan sangat penting.

Seorang manajer atau pimpinan perusahaan perlu mencari suatu cara terbaik

agar keputusan atau kebijakan yang mereka ambil adalah tepat.

1.2.1 Seberapa erat hubungan penilaian prestasi kerja karyawan dengan

promosi Jabatan karyawan pada PT ADIS.

1.2.2 Seberapa besar pengaruh penilaian prestasi kerja karyawan terhadap

promosi Jabatan karyawan pada PT ADIS.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah yang dibahas terbatas hanya pada proses penilaian prestasi

kerja karyawan yang berpengaruh terhadap keputusan perusahaan untuk

mempromosikan kanaikan jabatan seorang karyawan PT. ADIS.

2

Page 3: Contoh Proposal

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembahasan di atas, maka perumusan masalah

penelitian ini promosi adalah:

1.4.1 Apakah terdapat hubungan antara penilaian prestasi kerja karyawan

dengan promosi jabatan karyawan pada PT ADIS?

1.4.2 Seberapa besar pengaruh penilaian prestasi kerja karyawan terhadap

promosi jabatan karyawan pada PT ADIS?

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan uraian pada latar belakang dan rumusan

masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui:

1.5.1.1 Pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan dihubungkan

dengan promosi jabatan PT ADIS.

1.5.1.2 Sejauh mana penilaian prestasi kerja karyawan yang akan

dilaksanakan mempengaruhi promosi jabatan pada PT ADIS.

1.5.2 Manfaat Penelitian

Akan ada banyak hal positif yang dapat diambil dari

penelitian prestasi dengan promosi, yaitu antara lain bagi:

1.5.2.1 Perusahaan

Untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan penilaian

prestasi dan promosi yang dilakukan telah sesuai dengan

yang diharapkan.

1.5.2.2 Karyawan.

Dengan adanya penelitian ini maka karyawan dapat

memberikan masukan-masukan yang berharga bagi

penyempurnaan pelaksanaan penilaian prestasi dan promosi

jabatan, yang pada akhirnya dapat menguntungkan mereka.

1.5.2.3 Penulis.

- Merupakan syarat guna memperoleh gelar sarjana

ekonomi.

3

Page 4: Contoh Proposal

- Penelitian ini sangat membantu untuk menambah

pengetahuan dan pengalaman, selain memperdalam ilmu

yang telah diperoleh di bangku kuliah.

1.6 Kerangka Berfikir

Perusahaan maupun organisasi menggunakan penilaian prestasi

kerja bagi para karyawan atau individu mempunyai maksud sebagai langkah

administratif dan pengembangan. Secara administratif, perusahaan atau

organisasi dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau

standar di dalam membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi

pekerjaan karyawan, termasuk untuk promosi pada jenjang karir yang lebih

tinggi, pemberhentian, dan penghargaan atau penggajian. Sedangkan untuk

pengembangannya adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan

keterampilan kerja, termasuk pemberian konseling pada perilaku karyawan

dan menindak-lanjuti dengan pengadaan training.1

Cherrington menambahkan tujuan lainnya antara lain untuk

mengidentifikasi kebutuhan training untuk kepentingan karyawan agar tingkat

kemampuan dan keahliannya pada suatu pekerjaan dapat ditingkatkan pada

level yang lebih tinggi.2 Kemudian diintegrasikan pada perencanaan

sumberdaya manusia yang dihubungkan pada fungsi-fungsi SDM.

Dari beberapa tujuan penilaian prestasi kerja di atas, dapat

diklasifikasikan melalui persentase mayoritas perusahaan yang menggunakan

untuk kepentingan yang sama pada 26 perusahaan Amerika, 25 perusahaan

Inggris, dan Korea yang beroperasi di negara Malaysia. Penelitian yang

dilakukan oleh Tan dan Torrington sebagai berikut: “Alasan terpenting bagi

perusahaan Amerika untuk menerapkan system penilaian prestasi kerja

karyawan adalah sebagai dasar bagi kenaikan gaji (81%), keputusan promosi

(77%), pelatihan dan pengembangan (68%), dan pembinaan (60%).”3

1.5.1 Management

1 Gomez-Mejia, R. Luis, dkk., Managing Human Resources. New Jersey, Prentice Hall, 2001, hal. 226.

2 Cherrington, J. David, The Management of Human Resource, New Jersey, Prentice Hall International, Inc., 1995, hal. 276.

3 Tan, Chee Huat & Torrington, Derek, Human Resource Management For South east Asia And Hongkong. Ed 2, Pte Ltd (Asia): Simon & schucter, 1998, hal. 542.

4

Page 5: Contoh Proposal

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menganalisis

dimensi penilaian prestasi kerja karyawan PT ADIS untuk

menentukan faktor penilaian yang relevan berdasarkan perilaku

mereka. Kesepuluh faktor tersebut antara lain: (1) Transaksi

harian, (2) Pelayanan, (3) Implementasi budaya sifat, (4) kualitas

kerja, (5) Keandalan, (6) Pemecahan masalah, (7) Inisiatif, (8)

Kerjasama, (9) Komunikasi, dan (10) Kedisiplinan.

Sepuluh faktor di atas diharapkan berkorelasi di antara

dimensi penilaian prestasi kerja yang telah melalui proses

pengamatan dan dapat mewakili sejumlah faktor lain yang belum

tercantum dalam penelitian ini. Selanjutnya, sejumlah faktor tersebut

dianalisis dengan menggunakan metode penilaian perilaku karyawan

atau dengan istilah Behavioral Anchored Rating Scale (BARS),

dengan tujuan membuat standarisasi prestasi kerja dan ukuran

penilaian perilaku. Dari konsep penelitian di atas, maka faktor

penilaian yang dapat diharapkan oleh perusahaan merupakan suatu

dimensi penilaian prestasi kerja yang relevan berdasarkan dari

jawaban kuesioner karyawan yang digambarkan pada kerangka di

bawah ini :

Gambar 1

Aspek dan Indikator Penelitian

1.7 Hipotesis

5

1. Identifikasi (Identification)- Ras - Umur - Jenis Kelamin

2. Pengukuran (Measurement)- Sempurna - Baik - Cukup - Kurang

3. Manajemen (Management)- Sifat dan Kualitas Kerja - Keandalan - Pemecehan Masalah- Inisiatif - Kerjasama - Komunikasi

PENILAIAN PRESTASI KERJA

PROMOSI JABATAN

Page 6: Contoh Proposal

Berdasarkan masalah diatas penulis mengemukan hipotesis sebagai

berikut:

Ho = Terdapat hubungan yang signifikan antara Penilaian Prestasi Kerja

dengan Promosi Jabatan

H1 = Tidak terdapat hubungan signifikan antara Penilaian Prestasi Kerja

dengan Promosi Jabatan.

1.8 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam penyusunan skripsi secara menyeluruh

dan agar mudah dipahami tentang isi di skripsi ini, akan disusun suatu

sistematika penulisan yang terbagi atas 5 (lima) bab:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari yang masing-masing, latar belakang penelitian,

pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, sistematika penelitian

BAB II LANDASAN TEORITIS

Terdiri dari Sub bab yang pertama adalah tinjauan pustaka yang

berisi teoritis yang relevan dengan obyek yang diteliti. Tinjauan

pustaka yang digunakan penulis, dibagi menjadi empat bagian

yaitu pengertian manajemen sumber daya manusia, pengertian

penilaian prestasi kerja karyawan, pengertian promosi, hubungan

antara penilaian prestasi kerja karyawan dengan promosi jabatan

karyawan. Sub bab kedua berisi kerangka berpikir penulis dalam

penelitian ini. Sub bab ketiga akan menjelaskan model penelitian

yang akan dilakukan oleh penulis. Sub bab keempat akan

menjelaskan hipotesia penelitian yang digunakan oleh penulis.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ketiga ini akan dibahas tentang metode penelitian yang

digunakan penulis. Bab ketiga ini terbagi menjadi empat sub bab.

Sub bab pertama akan membahas tentang waktu dan tempat

penelitian. Sub bab kedua akan membahas definisi operasional

variabel. Sub bab ketiga akan menguraikan tentang metode

6

Page 7: Contoh Proposal

pengumpulan data, sedangkan sub bab keempat akan membahas

tentang pengolahan dan analisis data yang akan dilakukan penulis

dalam skripsi ini.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab keempat ini terdiri dari tiga pokok bahasan utama. Sub bab

pertama akan membahas secara ringkas gambaran umum objek

penelitian, yang terdiri tujuh bagian yaitu sejarah singkat

perusahaan, bidang usaha, struktur organisasi, pelaksanaan

penilaian prestasi kerja karyawan (PPKK), proses kegiatan PPKK,

pelaksanaan promosi jabatan, jenjang promosi jabatan. Sub bab

kedua akan memuat analisa data dan sub bab ketiga akan memuat

tentang hasil dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Penulis membagi bab lima yang merupakan penutup menjadi dua

sub bab yakni kesimpulan dan saran-saran.

7

Page 8: Contoh Proposal

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Penilaian Prestasi Kerja

2.1.1 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja

Dalam sebuah organisasi atau perusahaan para karyawan,

buruh, mandor, manajer dan sebagainya juga dilakukan penilaian.

Namun dalam hal ini penilaiannya adalah sejauh-mana seseorang

karyawan, pekerja, buruh, manajer tersebut telah melaksanakan

pekerjaannya. Apakah karyawan tersebut sudah bekerja sesuai dengan

apa yang diharapkan oleh organisasi atau perusahaan atau belum?

Untuk itulah, penilaian prestasi kerja menjadi sangat penting

untuk mengevaluasi sejauh mana karyawan tersebut telah

melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Penilaian prestasi kerja

bersifat umpan balik (feedback) bagi karyawan itu sendiri. Misalnya

ada karyawan yang kurang berprestasi, maka pihak atasan harus

mencari solusi bagaimana cara memperbaiki karyawan tersebut agar

dapat berprestasi.

Menurut T. Hani Handoko “Penilaian prestasi kerja

(performance appraisal) adalah proses melalui mana organisasi-

organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan”.4

Menurut John Soeprihanto Penilaian Prestasi Kerja adalah

“Suatu sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah

seseorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing

secara keseluruhan”.5

Berdasarkan tiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

penilaian prestasi kerja ini adalah pelaksanaan tugas yang dapat

dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi untuk mengevaluasi atau

menilai prestasi kerja karyawan dan mengetahui apakah seseorang

karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara 4 T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,

Yogyakarta, Liberty, 2001, 135.5 John Soeprihanto, Penilaian Prestasi Kerja dan Pengembangan Karyawan,

Yogyakarta, BPFE, 1996, hal, 7.

8

Page 9: Contoh Proposal

keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.

2.1.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Nasution ada beberapa tujuan dari penilaian

prestasi yaitu sebagai berikut:.

2.1.2.1 Mempunyai atau memberi pengaruh sebagai pemberi

motivasi.

2.1.2.2 Merangsang peningkatan dan pengembangan rasa tanggung

jawab.

2.1.2.3 Menumbuhkan rasa ketergantungan kepada perusahaan

2.1.2.4 Meningkatkan produktivitas karyawan apabila mereka tahu

maksud dan tujuan penilaian yang dilaksanakan.

2.1.2.5 Meningkatkan pengertian antara atasan dan bawahan.

2.1.2.6 Dimaksudkan untuk menaikkan gaji dan memberi promosi.

2.1.2.7 Mengantisipasi kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan

karyawan.

2.1.2.8 Mengevaluasi efektivitas dari keputusan seleksi dan

penempatan karyawan.

2.1.2.9 Perencanaan sumber daya manusia.

2.1.2.10 Menghindari pilih kasih manajer terhadap karyawan.

2.1.2.11 Karyawan mengetahui usaha yang dilakukan perusahaan

untuk dirinya.

2.1.2.12 Mengukur sejauh mana peningkatan yang dicapai oleh setiap

karyawan dari waktu ke waktu dengan cara membandingkan

penilaian prestasi sebelumnya dengan sekarang.

2.1.2.13 Mengukur keberhasilan kepemimpinan seseorang.6

Sedangkan menurut T. Hani Handoko, manfaat penilaian

prestasi kerja karyawan yaitu sebagai berikut:

2.1.2.1 Perbaikan Prestasi Kerja

Umpan balik pelaksanaan kerja memungkinkan karyawan,

manajer departemen personalia dapat membetulkan kegiatan-

6 M. Nasution, Manajemen Personalia (Aplikasi dalam Perusahaan), Djambatan, Jakarta, 1996, hal. 92.

9

Page 10: Contoh Proposal

kegiatan mereka untuk memperbaiki prestasi.

2.1.2.2 Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi.

Evaluasi prestasi kerja membantu para pengambil keputusan

dalam menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan

bentuk kompensasi lainnya.

2.1.2.3 Keputusan-keputusan Penempatan.

Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada

prestasi kerja masa lalu atau antisipasinya. Promosi sering

merupakan bentuk penghargaan terhadap prestasi kerja masa

lalu.

2.1.2.4 Kebutuhan-kebutuhan Latihan dan Pengembangan.

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kebutuhan

latihan. Demikian juga, prestasi yang baik mungkin

mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.

2.1.2.5 Perencanaan dan Pengembangan Karier.

Umpan balik prestasi mengarahkan keputusa-keputusan karier,

yaitu tentang jalur karier tertentu yang harus diteliti.

2.1.2.6 Penyimpangan-penyimpangan Proses Staffing.

Prestasi kerja yang baik atau jelek mencerminkan kekuatan

atau kelemahan prosedur staffing departemen personalia.

2.1.2.7 Ketidak-akuratan Informasional.

Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukkan kesalahan-

kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana-rencana

sumber daya manusia, atau komponen-komponen lain sistem

informasi manajemen personalia. Menggantungkan diri pada

informasi yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-

keputusan personalia yang diambil tidak tepat.

2.1.3 Persiapan Penilaian Prestasi Kerja

Menurut T. Hani Handoko, Penilaian hendaknya memberikan

suatu gambaran akurat mengenai prestasi kerja karyawan. Untuk

mencapai tujuan ini, sistem-sistem penilaian harus mempunyai

10

Page 11: Contoh Proposal

hubungan dengan pekerjaan (job-related), praktis, mempunyai

standar-standar dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat

diandalkan. Agar efektif, standar hendaknya berhubungan dengan

hasil-hasil yang diinginkan pada setiap pekerjaan.7

2.1.4 Hambatan Penilaian Pekerjaan`

2.1.4.1 Kesalahan Penilai

Para ahli mengemukakan beberapa kecenderungan kesalahan

penilaian yang harus diperhatikan, yaitu:

- Hallo effect,

Yaitu penyimpangan yang terjadi karena pendapat pribadi/

subyektif penilai mempengaruhi penilaian unjuk kerja.

Pendapat tersebut umumnya dipengaruhi oleh ciri-ciri

pegawai (biasanya tunggal) yang telah mengesankan

seseorang sangat disukai atau tidak oleh penilai, misalnya

seorang pegawai yang cantik mempengaruhi penilaian

seseorang.

2.1.4.2 Ketidaksiapan Penilai

Penilai mungkin tidak disiapkan untuk melakukan

penilaian, ini dapat mengakibatkan:

- Penilai kurang percaya diri.

- Keterbatasan pengetahuan mengenai pekerjaan, dan

- Kurangnya waktu untuk melakukan penilaian.

2.1.4.3 Ketidakefektifan Praktek dan Kebijakan Organisasi

Dalam hal ini adalah:

- Tidak adanya reward penilai.

- Norms supporting leniency

Meliputi kebiasaan yang terjadi, bahwa penilai yang jelek

terhadap bawahan. Sehingga kecenderungan atasan

melakukan penilaian yang baik pada bawahan.

2.1.4.4 Lack of appropriate accountability

7 Ibid. hal. 138.

11

Page 12: Contoh Proposal

Kurangnya rasa tanggung jawab dari atasan terhadap

organisasi mengakibatkan munculnya ketidakpedulian akan

unjuk kerja pegawai, yang akan mengakibatkan penilaian

tidak dilakukan dengan baik.

2.1.4.5 Formulir Penilaian yang Tidak Baik

Metode-metode penilaian biasanya menggunakan formulir

penilaian dan sering kali formulir penilaian tersebut:

- Tidak jelas,

- Tidak mencangkup aspek utama dari unjuk kerja, dan

- Kompleks atau rumit.

2.1.4.6 Beberapa Cara Mengatasi Hambatan

- Memberikan latihan kepada penilai.

- Melibatkan penilai dalam penentuan formulir penilaian.

- Menekankan pada manajer akan pentingnya penilaian

unjuk kerja.

- Memberikan penghargaan kepada manajer penilai.

- Memilih penilai yang tepat.8

2.1.5 Prosedur Penilaian Prestasi Kerja

Menurut John Soeprihanto, M.I.M., Secara garis besarnya

prosedur penilaian pelaksanaan pekerjaan karyawan sebagai berikut:

2.1.5.1 Bagian Personalia mengirimkan Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan kepada setiap pejabat yang memiliki bawahan

dalam lingkungan pengawasan atau bimbingannya, disertai

pedoman dalam memberikan nilainya.

2.1.5.2 Pejabat penilai wajib melaksanakan penilaian atas hasil kerja

para karyawan. Penilaian ini dilaksanakan secara periodik,

misalnya 6 bulan atau satu tahun sekali.

2.1.5.3 Setelah menilai dan mengisi daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan, maka daftar tersebut diberikan kepada karyawan

yang dinilai untuk dipelajari dan ditanda tangani sebagai

8 Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, PT. Gramedia Widiasarana, Jakarta, 2002, hal. 201.

12

Page 13: Contoh Proposal

tanda menyetujui penilaian tersebut.

2.1.5.4 Apabila karyawan yang dinilai keberatan atas penilaian

atasannya maka dia dapat mengajukan keberatan disertai

dengan alasan yang logis. Keberatan tersebut diajukan

kepada atasan pejabat penilai melalui hirarki jabatan dalam

jangka waktu tertentu (misalnya, 14 hari/2 minggu). Sejak

tanggal diterimanya daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan

tersebut.

2.1.5.5 Pada tahap yang sama karyawan yang dinilai wajib

mengembalikan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan

kepada pejabat penilai selambat-lambatnya dalam batas

waktu tertentu (misalnya, 14 hari/2 minggu) sejak tanggal

diterimanya daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan tersebut.

2.1.6 Sistem Penilaian Prestasi Kerja

Adapun sistem penilaian prestasi kerja adalah menurut

Wayne F. Cascio Elias M Awad dalam buku Penilaian Kinerja dan

Pengembangan Karyawan adalah sebagai berikut:

2.1.6.1 Relevance berarti bahwa suatu sistem penilaian digunakan

untuk mengukur hal-hal atau kegiatan-kegiatan yang ada

hubungannya. Hubungan yang ada kesesuaian antara hasil

pekerjaan dan tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu.

2.1.6.2 Acceptability berarti dari sistem penilaian tersebut dapat

diterima dalam hubungannya dengan kesuksesan dari

pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi.

2.1.6.3 Reliability berarti hasil dari sistem penilaian tersebut dapat

dipercaya (konsisten dan stabil), reliabilitas sistem penilaian

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: waktu dan

frekuensi penilaian. Dalam hubungannya dengan sistem

penilaian, disebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi

apabila dua penilai atau lebih terhadap karyawan yang sama

memperoleh hasil nilai yang tingkatnya relatif sama.

2.1.6.4 Sensitivity berarti sistem penilaian tersebut cukup “peka”

13

Page 14: Contoh Proposal

dalam membedakan atau menunjukkan kegiatan yang

berhasil/sukses, cukup ataupun gagal/jelek telah dilakukan

oleh seorang karyawan. Hal ini sangat penting, karena jangan

sampai terjadi suatu sistem tidak memiliki kemampuan

membedakan karyawan yang berhasil dari karyawan yang

tidak berhasil. Apabila itu terjadi maka dalam suatu

organisasi semua karyawan akan mencapai tingkatan yang

sama dan semua tujuan penilaian prestasi kerja tidak akan

tercapai.

2.1.6.5 Practicality berarti bahwa sistem penilaian dapat mendukung

secara langsung tercapainya tujuan organisasi perusahaan

melalui peningkatan produktivitas para karyawan.9

2.1.7 Metode Penilaian Prestasi Kerja

Ada beberapa macam metode penilaian prestasi kerja yang

dapat digunakan oleh perusahaan. Menurut T. Hani Handoko

(2001:142) metode penilaian prestasi kerja dapat dikelompokkan

atas:10

2.1.7.1 Metode-metode Penilaian Berorientasi Masa Lalu

- Rating Scale

Pada metode ini, evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai

terhadap prestasi kerja karyawan. Evaluasi hanya

didasarkan pada pendapat penilai, yang membandingakn

hasil pekerjaan karyawan dengan faktor-faktor (kriteria)

yang dianggap penting bagi pelaksanaan kerja tersebut.

- Checklist

Metode penilaian checklist dimaksudkan untuk mengurangi

beban penilai. Penilai tinggal memilih kalimat-kalimat atau

kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja dan

karakteristik-karakteristik karyawan. Seperti metode rating

scale, penilai biasanya adalah atasan langsung. Tetapi tanpa

9 Ibid. hal. 910 T. Hani Handoko, Op. Cit, 2001, hal. 142.

14

Page 15: Contoh Proposal

diketahui oleh penilai, departemen personalia bisa

memberikan bobot pada item-item yang berbeda pada

checklist. Pemberian bobot ini memungkinkan penilaian

dapat dikuantifikasikan sehingga skor total dapat

ditentukan.

- Metode Peristiwa Kritis.

Metode peristiwa kritis (critical incident method)

merupakan metode penilaian yang mendasarkan pada

catatan-catatan penilai yang menggambarkan perilaku

karyawan sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya

dengan pelaksanaan kerja.

Metode peristiwa kritis sangat berguna dalam memberikan

umpan balik kepada karyawan, dan mengurangi kesalahan

kesan terakhir. Kelemahan-kelemahan metode ini adalah

bahwa para atasan sering tidak berminat mencatat peristiwa

kritis atau cenderung mengada-ada, dan bersifat subyektip.

2.1.7.2 Metode-metode Evaluasi Kelompok

Ada beberapa teknik untuk mengevaluasi kelompok-

kelompok karyawan yaitu:

- Metode Ranking

Metode ranking berarti penilai membandingakna karyawan

yang satu dengan karyawan-karyawan lain untuk

menentukan siapa yang lebih baik, dan kemudian

menempatkan setiap karyawan dalam urutan dari yang

terbaik sampai terjelek.

- Grading atau Forced Distributions

Pada metode ini penilaian memisah-misahkan atau

“menyortir” para karyawan ke dalam berbagai klasifikasi

yang berbeda. Biasanya suatu proporsi tertentu harus

diletakkan pada setiap kategori.

- Point Allocation Method

Metode ini merupakan bentuk lain metode grading. Penilai

15

Page 16: Contoh Proposal

diberikan sejumlah nilai total untuk dialokasikan di antara

para karyawan dalam kelompok.

2.1.7.3 Metode-metode Penialaian Berorientasi Masa Depan

- Penilaian diri (Self-Appraisals)

Teknik evaluasi ini berguana bila tujuan evaluasi adalah

untuk melanjutkan pengembangan diri. Bila karyawan

menilai dirinya, perilaku defensif cenderung tidak terjadi,

sehingga upaya baikan diri juga cenderung dilaksanakan.

- Penilaian Psikologis (Psychological Appraisals)

Penilaian ini pada umumnya terdiri dari wawancara

mendalam, tes-tes psikologi, diskusi dengan atasan

langsung, dan review evaluasi-evaluasi lainnya. Penilaian

psikologis, biasanya dilakukan oleh para psikolog,

terutama digunakan untuk menilai potensi karyawan di

waktu yang akan datang. Evaluasi terhadap intelektual,

emosi, motivasi karyawan dan karakteristik-karakteristik

hubungan pekerjakan lainnya sebagai hasil penilaian

diharapakan bisa membantu untuk memperkirakan prestasi

kerja diwaktu yang akan datang. Evaluasi tersebut

terutama digunakan untuk keputusan-keputusan

penempatan dan pengembangan. Akurasi penilaian

sepenuhnya tergantung pada keterampilan para psikolog.

- Pendekatan Management By Objectives (MBO)

Inti pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan

penyelia secara bersama menetapkan tujuan-tujuan atau

sasaran-sasaran pelaksanaan kerja di waktu yang akan

datang. Kemudian, dengan menggunakan sasaran-sasaran

tersebut, penilaian prestasi kerja dilakukan secara bersama

pula.

2.1.8 Unsur-Unsur Penilaian Prestasi Kerja

Adapun unsur-unsur penilaian prestasi kerja adalah sebagai berikut:11

11 Musanef, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, PT. Gunung Agung, Jakarta

16

Page 17: Contoh Proposal

2.1.8.1 Kesetiaan pada dasarnya:

- Tidak pernah menyangsikan Pancasila.

- Menjunjung tinggi kehormatan Negara/Pemerintah.

- Memperdalam pengetahuan bidang Pancasila/UUD

1945/GBHN

- Tidak pernah simpatisan/anggota perkumpulan yang

menentang Pancasila/UUD 1945.

- Tidak pernah mengeluarkan ucapan/tulisan tindakan

yang bertujuan merubah Pancasila dan UUD 1945.

2.1.8.2 Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang

pegawai negeri sipil dalam melaksanakan tugas yang

dibebankan kepadanya. Pada umumnya, prestasi kerja

seorang Pegawai Negeri Sipil antara lain dipengaruhi oleh

kecakapan, keterampilan pengalaman, dan kesungguhan

Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan.

Prestasi kerja tersebut pada dasarnya merupakan:

- Kecakapan di bidang tugas

- Keterampilan melaksanakan tugas

- Pengalaman di bidang tugas.

- Bersungguh-sungguh melaksanakan tugas.

- Kesegaran-kesehatan jasmani dan rohani

- Melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil

guna.

- Hasil kerja melebihi yang ditentukan.

2.1.8.3 Tanggung jawab adalah kesangguapan seorang Pegawai

Negeri Sipil untuk menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan

kepadanya dapat dilakukan:

- Dengan sebaik-baiknya.

- Tepat pada waktunya.

- Berani memikul resiko atas keputusan yang diambilnya

atau tindakan yang dilakukannya.

1984, hal. 207.

17

Page 18: Contoh Proposal

2.1.8.4 Tanggung jawab tersebut pada dasarnya mencangkup bahwa

kemampuan seseorang Pegawai Negeri Sipil yang:

- Dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

- Berada ditempat dalam segal keadaan

- Mengutamakan kepentingan dinas

- Tidak melemparkan kesalahan pada orang lain.

- Berani memikul resiko.

- Dapat menyimpan dan memlihara milik Negara.

2.1.8.5 Ketaatan adalah kesanggupan seorang Pegawai Negeri Sipil

untuk mentaati segala Peraturan Perundang-undangan dan

peraturan kedinasan yang berlaku, mentaati Perintah

kedinasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang, serta

kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang

ditentukan.

Ketaatan tersebut pada dasarnya merupakan ketaatan untuk:

- Mentaati peraturan perundang-undangan dan atau.

- Mentaati perintah kedinasan.

- Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya terhadap

masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.

- Bersikap sopan santun.

2.2 Definisi Promosi Jabatan

2.2.1 Pengertian Promosi

Bagi banyak orang, peluang untuk menghadapi pekerjaan

lebih memberikan tantangan, atau untuk lebih mengambil putusan

sendiri dari pada melaksanakan putusan orang lain, sangatlah

menarik. Sesungguhnya keinginan untuk mandiri paling tidak dalam

skala minimum atas kemampuan perusahaan, merupakan realisasi

kematangan emosional. Jadi, kesempatan untuk promosi sering

berperan sebagai faktor pendorong yang sangat penting.

Menurut Sondang P. Siagian promosi ialah apabila seorang

pegawai dipindahakan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang

18

Page 19: Contoh Proposal

tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hierarki jabatan

lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar pula.12

Promosi jabatan menurut Moekijat adalah kemajuan seorang

pegawai pada suatu tugas yang lebih baik, baik dipandang dari sudut

tanggung jawab yang lebih berat, martabat atau status yang lebih

tinggi, kecakapan yang lebih baik, dan terutama tambahan

pembayaran upah atau gaji. Kenaikan jabatan dapat didasarkan pada

lamanya masa kerja (seniority).13

Promosi berdasarkan senioritas berarti bahwa pegawai yang

paling berhak dipromosikan ialah yang masa kerjanya paling lama.

Praktek demikian sangat umum digunakan dalam pemerintahan/

perusahaan dengan tiga pertimbangan, yaitu:

2.2.1.1 Sebagai penghargaan atas jasa-jasa seseorang paling sedikit

dilihat dari segi loyalitas kepada organisasi,

2.2.1.2 Penilaian biasanya bersifat obyektif karena cukup dengan

membandingkan masa kerja orang-orang tertentu yang

dipertimbangkan untuk dipromosikan.

2.2.1.3 Mendorong organisasi mengembangkan para pegawainya

karena pegawai yang paling lama berkarya akhirnya akan

mendapat promosi.

Cara ini mengandung kelemahan, terutama pada kenyataan

bahwa pegawai yang paling senior belumlah tentu merupakan

pegawai yang paling produktif. Juga belum tentu paling mampu

bekerja. Kelemahan tersebut memang dapat diatasi dengan adanya

program pendidikan dan pelatihan, baik yang diperuntukkan bagi

sekelompok pegawai yang melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu

maupun yang secara khusus diperuntukkan bagi para pegawai senior

tertentu yang akan dipertimbangkan untuk dipromosikan.

Pedoman promosi yang baik menurut Moekijat adalah

sebagai berikut:

12 Sondang P. Siagian, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Akasara, Jakarta 2003, hal. 169.

13 Moekijat, Manajemen Kepegawaian, Mandar Maju, Bandung, 1989, hal. 101

19

Page 20: Contoh Proposal

2.2.1.1 Buatlah lapang seleksi yang seluas-luasnya untuk menjamin

adanya persediaan calon-calon yang cukup banyak.

2.2.1.2 Jangan mengangkat seorang pegawai dari luar kesatuan

organisasi yang belum/tidak jelas lebih baik dari setiap calon

di dalam kesatuan organisasi itu. 14

Alasan untuk mengadakan promosi adalah:

2.2.1.1 Ada lowongan jabatan

Lowongan jabatan dapat terjadi karena ada pegawai yang

berhenti, pindah pekerjaan, pensiun, atau meninggal dunia.

Dengan demikian untuk pengisian lowongan jabatan yang

kosong tersebut, perusahaan haruslah mempertimbangkan

dengan benar siapa karyawan yang akan diberi kesempatan

untuk menduduki jabatan tersebut.

2.2.1.2 Penilaian kembali jabatan lama

Suatu kenaikan jabatan dapat diakibatkan oleh pertumbuhan

tugas dan tanggung jawab jabatan, sehingga jabatan tersebut

perlu dinilai dan diadakan penggolongan kembali. Perubahan

dalam tugas dan tanggung jawab dapat terjadi karena

pegawai menunjukkan kemampuan yang luar biasa atau

karena pegawai diberi tambahan fungsi baru.

2.2.2 Tujuan Promosi Jabatan

Tiap kegiatan promosi diharapkan berdampak positif pada

perusahaan. Tidak ada perusahaan yang mengharapkan

perusahaannya mengalami kemunduran dan kebangkrutan. Alternatif

jatuh pada pilihan bagaimana melaksanakan program promosi bagi

tenaga kerjanya sehingga berdampak positif pada perusahaan.

Tujuan melalui kegiatan promosi ini menurut Siswanto antara lain:

2.2.2.1 Meningkatnya moral kerja

Meskipun yang berpengaruh terhadap meningkatnya

semangat dan kegairahan kerja tidak hanya promosi, masih

14 Ibid, hal. 104.

20

Page 21: Contoh Proposal

banyak faktor lain yang mempengaruhi semangat dan gairah

kerja, tetapi promosi merupakan salah satu faktor dominan

yang dapat dilakukan demi terwujudnya tujuan tersebut.

2.2.2.2 Meningkatnya disiplin kerja

Disiplin kerja merupakan kondisi ketaatan dan keteraturan

terhadap kebijakan dan pedoman normatif yang telah

digariskan manajemen yang memiliki wewenang. Salah satu

kegiatan promosi diperuntukkan guna menjamin kondisi

tersebut. Dengan disiplin yang tinggi, tenaga kerja mampu

memberikan keluaran produktivitas kerja yang tinggi pula.

2.2.2.3 Terwujudnya iklim organisasi yang menggairahkan

Terciptanya iklim organisasi yang menggairahkan pada diri

tenaga kerja dalam prusahaan, merupakan salah satu harapan

dari setiap individu yang terlibat di dalamnya. Oleh karena

itu, untuk merealisasikan haraapn tersebut, alternatif yang

dipilih adalah melakukan promosi bagi para tenaga kerja

yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan, serta

pedoman-pedoman yang berlaku sehingga harmonisasi antar

tenaga kerja dapat terwujud.

2.2.2.4 Meningkatnya produktivitas kerja

Dengan menduduki jabatan/pekerjaan yang lebih tinggi

daripada jabatan/pekerjaan sebelumnya, diharapkan tenaga

kerja mampu meningkatkan produktivitas mereka. Dengan

moral kerja, disiplin kerja yang tinggi, dan ditunjang dengan

iklim organisasi yang menggairahkan diharapkan dapat

meningkatkan produktivitas kerja.

Salah satu cara untuk menunjang hal tersebut adalah

diadakannya promosi bagi tenaga kerja yang telah memiliki

kualifikasi sesuai dengan yang telah ditetapkan.

Selain itu tujuan promosi menurut Hasibuan (2003:113)

yaitu;15

15 Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara, Bandung, 2003, hal. 113.

21

Page 22: Contoh Proposal

1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang

semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.

2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggaan pribadi, status

sosial yang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar.

3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja,

berdisiplin tinggi, dan memperbesar produktivitas kerjanya.

4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasinya

promosi kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang

tepat serta penilaian yang jujur.

5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai

(multiplier effect) dalam perusahaan karena timbulnya lowongan

berantai.

6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk

mengembangkan kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi

keuntungan optimal perusahaan.

7. Untuk menambah/memperluas pengetahuan serta pengalaman

kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi

karyawan lainnya.

8. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti.

Agar jabatan itu tidak kosong maka dipromosikan karyawan

lainnya.

9. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat,

semangat, kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja

semakin meningkat sehingga produktivitas kerjanya juga

meningkat.

10. Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya

kesempatan promosi merupakan daya pendorong bagi pelamar-

pelamar untuk memasukkan lamarannya.

2.2.3 Prosedur Pelaksanaan Promosi

Peran promosi sebagai suatu motivasi penting sekali dan

berperan vital untuk memprediksi mutu penyeliaan suatu perusahaan.

Meskipun banyak yang dapat dilakukan untuk membina bakat yang

22

Page 23: Contoh Proposal

ada, usaha untuk mewujudkannya memang agak mubazir. Oleh

karena itu, harus dianalisis berbagai cara bagaimana promosi tenaga

kerja dapat dilaksanakan dalam prusahaan. Prosedur pelaksanaan

promosi yang biasa dianut perusahaan, antara lain promosi dari dalam

perusahaan, promosi melalui prosedur pencalonan, dan promosi

melalui prosedur seleksi.

2.2.3.1 Promosi dari Dalam Perusahaan

Prosedur promosi dari dalam perusahaan ini hampir

merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan

menduduki jabatan manajer pada suatu hierarki perushaan di

antara jajaran tenaga kerja yang ada merupakan kebiasaan

umum yang tampak hampir membudaya. Setiap perusahaan

seolah-olah mengikuti konsep tersebut, dan kebanyakan

mereka berusaha menggunakannya dengan kesungguhan.

Kebaikan mempraktekkan promosi dari dalam perusahaan,

antara lain:

- Moral kerja para tenaga kerja cenderung menurun apabila

tenaga kerja dari luar masuk ke tingkat permulaan. Oleh

karena itu, perusahaan yang menganut kebijakan promosi

dari dalam menghindari masalah ini. Dengan kemampuan

sendiri, kebijakan ini tidak selalu meningkatkan moral

kerja. Akan tetapi, bersamaan dengan kebijakan lain,

kebijakan tersebut dapat menghasilkan sikap

kesetiakawanan (solidaritas) dan rasa bersatu di antara

tenaga kerja.

- Perekrutan pada tingkat permulaan dibantu oleh

kemampuan perusahaan menunjuk orang-orang yang telah

menaiki jenjang karier sejak pertama kali masuk. Hal ini

menarik pelamar lebih banyak dan lebih berkualitas, yang

memungkinkan perusahaan mengambil tenaga kerja yang

terbaik dari tenaga kerja yang ada.

2.2.3.2 Promosi melalui Prosedur Pencalonan

23

Page 24: Contoh Proposal

Pencalonan oleh manajemen adalah proses penunjang guna

mengajukan bawahan tertentu untuk dipromosikan.

Bagaimanapun juga proses inilah yang paling luas digunakan

dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang akan

dipromosikan. Pencalonan dalam promosi diliputi oleh

mitologi. Cerita lama yang sering dibicarakan, bahwa

manajemen lini sebagai manajer, dianugerahai kemampuan

untuk menentukan potensi seorang nonmanajer bagi

manajemen. Kenyataan menunjukkan bahwa sebagian besar

manajer sama tidak tahunya tentang potensi para tenaga kerja

seperti orang lain. Artinya, mereka hanya tahu tentang apa

yang mereka sukai dan tidak mereka sukai, tidak lebih dari itu.

2.2.3.3 Promosi melalui Prosedur Seleksi

Prosedur lain yang ditempuh dalam rangka promosi tenaga

kerja adalah melalui proses seleksi. Biasanya proses seleksi

bagi perusahaan-perusahaan besar menggunakan berbagai jenis

ujian psikologis untuk tujuan ini. Para calon yang akan

dipromosikan dihimpun lalu dipilih sesuai dengan kualifikasi

yang telah ditetapkan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT ADIS yang beralamat di Jl. Raya

Serang KM 24 Tangerang-Banten bergerak di bidang produksi sepatu di

tempat ini penulis mengumpulkan data mulai dari 1 September-31

24

Page 25: Contoh Proposal

Desember 2008 yang berkenaan dengan penilaian prestasi kerja dalam

kaitannya dengan promosi jabatan karyawan.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Di dalam

penelitian ini populasinya adalah seluruh Karyawan PT. ADIS

Tangerang berjumlah 75 Orang.

3.2.2 Sampel

Sample adalah meneliti sebagian atau wakil populasi.

Adapun sampel dalam penelitian berjumlah 45 orang.

Keuntungan dari pengambilan sampel adalah :

- Karena subyek pada sample lebih sedikit dibanding dengan

populasi maka ketepatannya tentu berkurang.

- Apabila populasinya terlalu besar maka dikhawatirkan ada yang

terlewati.

- Penelitian sampel akan lebih efisien (dalam arti uang, waktu dan

tenaga).

- Adakalanya dengan penelitian populasi berarti destruktif

(merusak), sehingga dengan adanya sampel penelitian menjadi

lebih terarah.

- Karena subyeknya banyak, petugas pengumpul data menjadi

lelah, sehingga pencatatannya tidak teliti dengan adanya sampel

maka ketelitian bisa lebih ditingkatkan.

- Adakalanya memang tidak dimungkinkan melakukan penelitian

populasi. Misalnya ingin mengetahui pendapat tentang pengaruh

Penilaian Prestasi Kerja Karyawan terhadap Promosi Jabatan

karyawan, pada PT. ADIS Tangerang

Ada beberapa cara dalam pengambilan sample antara lain

adalah :

1) Teknik Random Sampling

25

Page 26: Contoh Proposal

Yaitu pengambilan sampling secara random atau semua

individu diberi kesempatan untuk dipilih sebagai anggota

sampel dalam penelitian.

Cara-cara yang digunakan dalam random sampling ini

adalah:

- Cara undian

Cara ini digunakan seperti lotre. Langkah langkahnya

adalah :

- Membuat daftar nama subyek.

- Memberikan kode atau angka-angka untuk tiap-tiap

subyek.

- Menyiapkan kertas untuk menulis kode-kode itu.

- Menuliskan kode masing-masing dalam satu lembaga

kecil.

- Menggulung kertas yang telah diberi kode anggota

secara baik.

- Memasukan gulungan kertas.

- Mengocok kertas secara baik.

- Mengambil gulungan kertas yang diperlukan.

2) Teknik Non Random Sampling

Yaitu tidak semua individu dalam populasi diberi

peluang atau hak yang sama untuk menjadi anggota sampel

dalam penelitian.

Dalam hal ini sampel ada beberapa diantaranya :

- Proporsional Sampel

Adalah sampel yang terdiri dari sub-sub sampel yang

berimbang mengikuti besar kecilnya sub-sub populasi, jadi

wakil subyek ditentukan oleh banyaknya subyek dalam

masing-masing wilayah.

- Stratified Sampel

26

Page 27: Contoh Proposal

Adalah suatu sampel yang digunakan apabila dalam

penelitian populasi terbagi-bagi atas tingkatan-tingkatan

atau strata.

- Quato Sampel

Adalah apabila penelitian ini tidak berdasar-kan pada strata

atau daerah, tetapi pada jumlah yang ditentukan.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel

terdiri dari 45 orang karyawan PT. ADIS Tangerang dengan

menggunakan teknik random sampling atau sistim acak.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Dengan berbekal pengetahuan dan wawasan serta persiapan-

persiapan yang telah dilakukan dalam penelitian ini, selanjutnya sampai

pada tahap pelaksanaan penelitian. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti

membagi menjadi dua bagian yaitu :

3.3.1 Penggunaan Metode Quisioner Variabel (x)

Untuk memperoleh data ini penulis memberikan quisioner

Kepada Karyawan seluruh Bagian QC pada PT ADIS Tangerang,

yang menjadi subyek penelitian yang berjumlah 45 orang dengan 30

Butir Pernyataan Terhadap Karyawan Pada PT ADIS Tangerang

Bagian QC.

Karena data-data yang diperoleh dari interview bersifat

kualitatif, maka supaya memudahkan, data tersebut dipindahkan

menjadi data kuantitatif yaitu dengan berpedoman :

- Betul (B) = 1(satu)

- Salah (S) = 0 (nol)

Kuisioner dapat di lihat pada lampiran 1.

3.3.2 Pelaksanaan Metode Quisioner Varibel (Y)

Pelaksanaan Metode angket ini penelitian dilaksanakan dari

tanggal 1 Desember 2008 sampai dengan 31 Februari 2009 dengan

pernyataan yang terlampir serta alternatif pilihan jawaban dengan

kriteria skor sebagai berikut :

a) 5 Untuk jawaban sangat setuju

27

Page 28: Contoh Proposal

b) 4 Untuk jawaban setuju

c) 3 Untuk Jawaban ragu-ragu

d) 2 Untuk jawaban tidak setuju

e) 1 Untuk jawaban sangat tidak setuju

Hasil lengkap dari metode ini dapat dilihat pada lampiran.

3.4 Teknik analisis data

Apabila data-data yang diperlukan dalam penelitian telah dapat

dikumpulkan maka langkah selanjutnya adalah, data-data itu dianalisa untuk

mendapatkan kesimpulan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode analisa data statistik. Statistik merupakan cara ilmiah yang dapat

digunakan untuk menganalisa data penelitian yang berujud angka-angka.

Statistik menurut Sutrisno Hadi sebagai berikut: Statistik adalah

cara-cara ilmiah yang dipersiapkan untuk menyimpulkan, menyusun,

menyajikan dan menganalisa data penyelidikan yang berujud angka-angka

statistik diharuskan dapat dipertanggung-jawabkan untuk menarik

kesimpulan yang benar untuk mengambil keputusan-keputusan yang benar.

Dari pendapat di atas maka dalam metode analisa data dapat

mengambil kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Menurut fungsinya statistik dibagi dua yaitu :

3.4.1 Statistik Diskriptif

Yaitu statistik yang digunakan dalam penelitian untuk menjelaskan

sekumpulan data yang diselidiki.

3.4.2 Statistik Inferensial

Yaitu statistik yang digunakan untuk meramalkan kesimpulan suatu

populasi.

Menurut sifat-sifatnya statistik ada beberapa yaitu :

a. Obyektif, dimana didalam penelitian menunjukkan apa adanya

tanpa dibumbui atan manipulasi data.

b. Universal dalam arti bahwa dapat digunakan dalam setiap

penelitian.

c. Statistik bekerja dengan angka.

28

Page 29: Contoh Proposal

Selain itu ada beberapa kelemahan dan kebaikan dari

metode analisa statistik, antara lain adalah :

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisa data

statistik dengan menggunakan rumus yang terdiri dari :

Analisis koefisien regresi dengan menggunakan rumus

Y = a + bx

Kemudian dilanjutkan dengan analisis koefisien korelasi dengan

rumus :

r = Koefisien Korelasi

N = Jumlah subyek penelitian

X = Jumlah skor berdasarkan interview (wawancara)

Y = Jumlah skor berdasarkan angket (kuisioner)

Setelah diperoleh nilai r selanjutnya dilakukan analisis uji T

untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua variabel.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. H Rusidi, Ir., MS (2004), Metodologi Penelitian Jilid I dan II Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN)

29

Page 30: Contoh Proposal

Martadi, dalam Jurnal Deskomvis 2001

Frank Jefkins, 1997. Periklanan, Erlangga, Jakarta

Ratna Noviani, 2002. Jalan Tengah Memahami Iklan, Pustaka Pelajar dan CCSS, Yogyakarta.

Rendra Widyatama, 2005. Pengantar Periklanan, Buana Pustaka Indonesia, Jakarta.

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

30

Page 31: Contoh Proposal

PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA

KARYAWAN TERHADAP PROMOSI JABATAN

KARYAWAN PADA PT ADIS

Disusun Oleh :

RUHMINI

2010050240-

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN

UNIVERSITAS PAMULANG

2012

31