OrganicLife
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia dapat berbangga menjadi salah satu negara yang mampu
mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif selama krisis setahun yang lalu.
Kekuatan invisible economy, kepercayaan akan kekuatan ekonomi dan pemerintah,
mampu mempertahankan daya beli masyarakat yang kemudian berdampak
meingkatkan daya tahan industri dalam negeri terhadap lesunya pasar dunia dan
pembatalan kontrak-kontrak ekspor.
Namun demikian, Indonesia tidak boleh terlena mengingat kemampuan
menghadapi krisis tersebut tidak datang dari fondasi perekonomian yang kuat
dibangun. Menurut Faisal Basri, ekonom nasional, didalam bukunya Lanskap
Ekonomi Indonesia kerapuhan fondasi perekonomian Indonesia merupakan dampak
dari terlalu dominannya pertumbuhan sektor yang tidak dapat diperdagangkan
(nontradable) seperti konstruksi, perdagangan, komunikasi dan keuangan. Oleh
karenanya pihak-pihak yang berperan terhadap perekonomian Pemerintah,
Pengusaha, termasuk Akademisi khususnya bidang Manajemen bisnis harus bekerja
sama mengembangkan sektor-sektor yang dapat diperdagangkan (tradable).
Mengapa sektor tradable? karena sektor yang tradable merupakan sumber devisa
Negara yang dapat digunakan untuk pembangunan berbagai asset fisik dan berbagai
kegiatan pendidikan. Dampaknya akan semakin besar bila sektor yang
dikembangkan tersebut tidak hanya bersifat tradable tetapi juga merupakan sektor
yang menjadi keunggukan kompetitif Indonesia dibandingkan Negara-negara lain
seperti sektor Pertambangan atau Pertanian. Secara khusus Sektor Pertanian
memiliki peran yang sangat sentral dalam menyokong kehidupan baik masyarakat
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 1
OrganicLife
pedesaan maupun perkotaan karena sektor pertanian berperan memberikan
dukungan bahan makanan yang dibutuhkan manusia untuk bertahan hidup.
Industri pertanian memiliki potensi yang sangat besar dikembangkan di
Indonesia, tidak hanya karena keadaan alam Indonesia yang memiliki iklim tropis
dengan curah hujan dan cahaya matahari yang sangat menunjang pertumbuhan
tanaman tetapi juga karena karakteristik bangsa Indonesia itu sendiri sebagai Negara
agraris yang telah mencetak jiwa dari setiap anak bangsa. Ciri khas industri pertanian
yang padat karya (membutuhkan banyak tenaga kerja manusia) akan menjadi lebih
efiisien jika dikembangkan di Indonesia karena tenaga kerja yang tersedia sangat
banyak dengan harga yang lebih murah dibandingkan sebagian besar Negara
lainnya. Pengembangan sektor pertanian, industri pendukung pertanian dan industri
terkait seperti jasa, perdagangan dan produk olahan hasil pertanian akan mampu
menjadi fondasi yang kuat bagi perekonomian bangsa. Dengan keunggulan yang
dimilikinya, Indonesia menjadi tempat yang sangat subur bagi perkembangan sektor
pertanian, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.
Di sisi lain, saat ini kesadaran akan pentingnya kesehatan sudah menjadi
perhatian khusus pada masing-masing mayarakat di Indonesia, khususnya di kota
besar seperti Jakarta. Salah satu faktor dominan yang mempengaruhi kesehatan
adalah makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Banyak sekali bahan makanan yang
saat ini diolah dengan menggunakan tambahan bahan kimia sehingga cukup
berbahaya bagi kesehatan. Selain itu, petani yang pada umumnya masih mengolah
hasil pertaniannya secara tradisional, yakni menggunakan pupuk dan pestisida kimia,
juga semakin membuat makanan yang tersedia saat ini cukup rawan terhadap
kesehatan.
Untuk memulai gaya hidup sehat, masyarakat dapat memulainya dengan apa
yang dimakan sehari-hari, salah satunya sayuran. Karena sayuran dikonsumsi
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 2
OrganicLife
sebagian besar oleh masyarakat Indonesia, maka sayuran mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap kesehatan kita. Sayuran yang diolah secara organik
adalah sayuran yang cukup aman bila dikonsumsi, mengingat dalam pengolahannya
lebih mengandalkan bahan-bahan alami, seperti menggunakan pupuk organik dan
tidak menggunakan pestisida kimia.
Kalangan pengusaha dan pelaku bisnis nasional dapat mengambil peran
dalam rangka mengembangkan sektor pertanian organik melalui efisiensi produksi
dan jalur distribusi sekaligus mendapatkan profit yang baik dari potensi sektor
pertanian yang belum termanfaatkan dengan baik. Mulai dari dukungan investasi
berupa benih, alat-alat pertanian dan pengolahan hasil pertanian sampai dengan
system pemasaran yang ringkas sehingga mampu menghilangkan biaya-biaya yang
sia-sia agar margin petani menjadi lebih tinggi dan harga jual di konsumen menjadi
kompetitif.
I.2 Batasan Umum Produk - Pasar
I.2.1 Produk yang Ditawarkan
Didalam rencana bisnis ini akan ditawarkan produk sayuran organik berbagai
varietas. Definisi produk organik sendiri adalah produk pertanian yang dihasilkan
melalui suatu metode produksi pertanian dan peternakan yang lebih memilih untuk
tidak menggunakan pestisida tertentu, pupuk kimia, GMO (Genetically Modified
Organisms) / Rekayasa Genetik, Antibiotik, dan Hormon Pertumbuhan yang tidak
diperbolehkan oleh Standar Organik (Organic Standards). Dalam 5 tahun pertama
akan ditawarkan 5 produk sayuran organik ke pasaran yang terdiri dari:
1. Paprika kuning (Capsicum annuum varietas annuum)
2. Kubis ungu (Brassica oleracea kelompok Capitata fa. Rubra)
3. Kangkung (Ipomoea reptans)
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 3
OrganicLife
4. Kentang (Solanum tuberosum L.)
5. Bayam hijau (Amaranthus tricolor L.)
I.2.2 Pasar Pembeli Produk
Produk-produk sayuran organik ini akan dipasarkan kepada pelanggan
perorangan melalui supermarket-supermarket premium dan toko-toko khusus produk
organik. Untuk lima tahun pertama aktifitas pemasaran akan dikonsentrasikan di
wilayah pemasaran Jabodetabek.
I.2.3 Nilai Produk bagi Pembeli
Nilai tambah produk yang akan ditawarkan kepada pelanggan adalah:
1. Kesegaran produk
Kesegaran produk yang ditawarkan didapat dari penentuan lokasi pertanian
yang ditentukan seksama sehingga tidak saja mampu menghasilkan sayuran
berkualitas organik, tapi juga dekat dengan konsumen Jabodetabek yang
dipertahankan 4-5 jam jaraknya dari point of sales. Produk yang ditawarkan
menggunakan kemasan yang kedap udara sehingga mampu
mempertahankan kesegaran dari produk lebih lama.
2. Ketersediaan
Perusahaan berusaha memberikan kemudahan bagi konsumen untuk
mendapatkan produk sayuran organik sehingga akan mengefisienkan waktu
dan biaya yang dibutuhkan konsumen untuk mendapatkan produk organik
secara rutin, dengan memberikan layanan pesan-antar untuk pembelian rutin
dengan nilai tertentu serta melalui berbagai jaringan supermarket.
3. Jaminan kualitas
Kualitas produk akan selalu senantiasa dipertahankan, dan melalui prosedur
standar yang baik akan menghasilkan konsistensi kualitas produk yang
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 4
OrganicLife
dihasilkan. Hal ini juga akan berdampak pada ketersediaan produk sayuran
organik di pasar yang dihasilkan oleh perusahaan.
4. Harga yang kompetitif
Metode budidaya yang menggunakan metode Drip Irrigation / Micro Irrigation
dan metode hidroponik untuk dapat memberikan hasil produksi yang tinggi
dengan lahan yang lebih kecil dan biaya produksi yang lebih rendah.
I.3. ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
Analisis lingkungan bisnis memegang peranan yang cukup penting dalam
membentuk masa depan dari sebuah perusahaan. Melalui analisa lingkungan bisnis,
akan dapat diketahui faktor-faktor mana saja yang berada di luar kendali perusahaan
namun berdampak langsung pada kinerja perusahaan. Lingkungan ini dapat menjadi
peluang maupun ancaman bagi keberadaan suatu bisnis dan diharapkan nantinya
analisa ini akan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai lingkungan bisnis
dimana perusahaan beroperasi sehingga pengambilan keputusan-keputusan
startegis dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan bisnis yang ada.
Faktor lingkungan bisnis yang berpengaruh pada industri sayuran organik
adalah faktor ekonomi, demografi, sosial budaya, teknologi, hukum dan politik serta
global.
I.3.1 Ekonomi
Faktor ekonomi suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan peluang berhasil atau tidaknya sebuah bisnis yang akan dijalankan.
Indikator ekonomi yang akan digunakan untuk menilai peluang bisnis ini adalah
pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi dan pendapatan per kapita. Pembahasannya
adalah sebagai berikut :
I.3.1.1 Produk Domestik Bruto
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 5
OrganicLife
Secara umum tingkat PDB Indonesia menunjukkan kenaikan dari tahun ke
tahun. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut:
2004 2005 2006 2007 2008Triwulan 1 536.605,3 632.330,5 782.787,7 920.214,0 1.117.580,0Triwulan 2 564.422,1 670.475,6 812.968,4 962.838,2 1.229.645,0Triwulan 3 595.320,6 713.000,1 870.551,4 1.033.261,8 1.332.517,0Triwulan 4 599.478,2 758.474,9 873.181,1 1.041.089,9 1.274.287,0Total 2.295.826,2 2.774.281,1 3.339.488,6 3.957.403,9 4.954.029,0
PDB Indonesia (Milyar Rp.)
Sumber: BPS, diolah Departemen Pertanian
Baik pemerintah maupun pihak pelaku bisnis memandang optimis terhadap
pertumbuhan PDB Indonesia. Menurut Morgan Stanley, PDB Indonesia tahun 2009
akan tumbuh 4,4%. Sebelumnya, Morgan Stanley menilai PDB negeri ini hanya akan
tumbuh 3,7%. Sementara itu untuk tahun 2010, Morgan Stanley juga mengoreksi
prediksi pertumbuhan PDB Indonesia dari sebelumnya 5,0% menjadi 5,5%.
Pertumbuhan Indonesia secara potensial dalam jangka menengah dipengaruhi oleh
penurunan struktural dalam biaya permodalan, menguatnya pondasi politik dan
keuntungan alami dari demografi dan komoditi. Sementara itu pemerintah sendiri
mematok target pertumbuhan GDP tahun ini sebesar 4% - 4,5%.
Dari sisi penggunaan, PDB digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah
tangga sebesar 61,0 persen, konsumsi pemerintah 8,4 persen, pembentukan modal
tetap bruto atau investasi fisik 27,7 persen, ekspor 29,8 persen dan impor 28,6
persen. Semua komponen PDB penggunaan mengalami pertumbuhan, dengan
pertumbuhan tertinggi pada pembentukan modal tetap bruto sebesar 11,7 persen,
diikuti oleh pengeluaran konsumsi pemerintah 10,4 persen, impor 10,0 persen,
ekspor 9,5 persen, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga sebesar 5,3 persen.
Kontribusi hortikultura terhadap PDB Indonesia juga meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini dapat dilihat dari PDB hortikultura maupun jumlah produksi sayuran
sebagai berikut:
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 6
OrganicLife
2004 2005 2006 2007 2008Buah-buahan 30.765 31.694 35.448 42.362 42.660Sayuran 20.749 22.630 24.694 25.587 27.423Biofarmaka 722 2.806 3.762 4.105 4.118Tanaman hias 4.609 4.662 4.734 4.741 6.091
KomoditasNilai PDB (Milyar Rp.)
2004 2005 2006 2007 2008Produksi (Ton) 9.059.676 9.101.987 9.527.463 9.455.464 9.563.075Luas Panen (Ha) 977.552 944.695 1.007.839 1.001.606 990.915Produktivitas (Ton/Ha) 9,27 9,63 9,45 9,44 9,65
Produksi Tanaman Sayuran Indonesia
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian
Untuk daerah DKI Jakarta menunjukkan PDB yang selalu meningkat dari
tahun ke tahun, sebagaimana ditunjukkan pada pada grafik berikut:
Sumber : Biro Pusat Statistik
Dari indikator-indikator diatas, dapat dilihat bahwa prospek PDB Indonesia
kedepannya cukup menjanjikan. Begitu pula dari sektor holtikultura khususnya
sayuran yang menunjukkan jumlah produksi yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal
ini dapat menjadi peluang bisnis untuk perusahaan yang akan bergerak dibidang
hortikultura khususnya sayuran.
I.3.1.2 Tingkat Inflasi
Indeks Harga Konsumen serta Inflasi Indonesia dapat dilihat pada tabel
berikut:
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 7
OrganicLife
Sumber : Biro Pusat Statistik
Tren yang terjadi di Indonesia tentu punya kaitan erat dengan tren inflasi DKI
Jakarta sebagai pusat perekonomian negara. Hal ini dapat dilihat dari grafik tingkat
inflasi DKI Jakarta berikut:
Sumber : Biro Pusat Statistik
Selanjutnya pada tahun 2009, DKI Jakarta bahkan sempat mengalami
beberapa kali deflasi yakni pada Januari 2009 sebesar 0,24%, Maret 0,22%, April
0,15%, dan 0,05% pada November 2009. Dengan laju inflasi tahunan sebesar 1,82%
dan laju inflasi dari tahun ke tahun 1,93%, hingga akhir tahun 2009 laju inflasi di
Jakarta diperkirakan mencapai kurang dari 2,5%.
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 8
OrganicLife
I.3.1.3 Pendapatan perkapita
Untuk Indonesia, pendapatan perkapita tahun 2009 diperkirakan akan
mencapai US$2.700 dan berada pada level middle income countries. Ini berarti
terjadi peningkatan sebesar 18,88% dari PDB tahun 2008 yakni sebesar US$2.271,2.
Adapun pada tahun 2007, pendapat perkapita Indonesia adalah US$1.942,1. Hal ini
menunjukkan bahwa daya beli masyarakat Indonesia dari tahun ketahun semakin
meningkat.
I.3.2 Demografi
Faktor demografi memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam
perkembangan sebuah bisnis, khususnya di wilayah DKI Jakarta sebagai kota di
Indonesia yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Walaupun
demikian, laju pertumbuhan penduduk kota DKI Jakarta dari tahun ke tahun
diperkirakan akan semakin menurun. Dengan jumlah penduduk yang tinggi dan
adanya pertambahan penduduk, tentunya akan meningkatkan kebutuhan pangan
yang termasuk didalamnya sayuran organik.
(dalam ribuan) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Penduduk Jakarta 9.223 9.294,9 9.361,9 9.423,7 9.480,2 9.532,7 9.581,1
Pertumbuhan 0.78% 0.72% 0.66% 0.60% 0.55% 0.51%
Sumber: Biro Pusat Statistik
Selain itu, seiring dengan perbaikan kondisi perekenomian Indonesia, daya beli
masyarakat pun semakin lama semakin membaik. Salah satu indikasinya adalah
peningkatan pengeluaran per bulan masyarakat pada masing-masing kategori Social
Economic Status dimana nilainya disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi yang
terjadi. Klasifikasi SES menurut AC Nielsen adalah sebagai :
SES 2007 2008
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 9
OrganicLife
A1 : Diatas Rp.3.000.000 Diatas Rp.3.500.000
A2 : Rp.2.000.000 - Rp.3.000.000 Rp.2.500.000 - Rp.3.500.000
B : Rp.1.500.000 - Rp.2.000.000 Rp.1.750.000 - Rp.2.500.000
C1 : Rp.1.000.000 - Rp.1.500.000 Rp.1.250.000 - Rp.1.750.000
C2 : Rp.700.000 - Rp.1.000.000 Rp.900.000 - Rp.1.250.000
D : Rp.500.000 - Rp.700.000 Rp.600.000 - Rp.900.000
E : Dibawah Rp.500.000 Dibawah Rp.600.000
Dengan adanya peningkatan pengeluaran per bulan masyarakat, terutama
pada SES A dan B, maka akan semakin memperbesar peluang bisnis sayuran
organik, menginggat SES A dan B sendiri mewakili kurang lebih 26% dari populasi
masyarakat Indonesia.
I.3.3 Sosial Budaya
Kesehatan tubuh tercermin dari yang makanan yang dikonsumsi, pola makan
yang buruk akan mengakibatkan berbagai macam penyakit. Karena kesibukan dalam
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 10
OrganicLife
bekerja yang selalu dituntut untuk serba cepat (terutama di kota-kota besar),
membuat sebagian masyarakat lebih menyukai makanan-makanan cepat saji yang
jelas memberi dampak negatif terhadap kesehatan tubuh karena banyak
mengandung pengawet, pewarna, penyedap rasa, tinggi lemak, banyak gula, garam
namun rendah serat atau sayuran yang terpapar pestisida. Pola makan ini menjadi
pemicu timbulnya berbagai penyakit degenerative seperti diabetes mellitus, jantung
koroner, obesitas hingga kanker.
Kondisi tersebut membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya
menjaga kesehatan dengan mencari sumber makanan yang lebih baik. Keamanan
pangan dan produk pangan yang segar serta alami menjadi tuntutan konsumen
sehingga mendorong gaya hidup sehat. Di mana masyarakat menginginkan
makanan yang benar-benar serba alami, bebas dari zat kimia, pestisida, hormon, dan
pupuk kimia 1. Pangan organik dianggap memenuhi persyaratan tersebut sehingga
permintaan dan peluang pemasarannya meningkat.
I.3.4 Teknologi
Adanya kesadaran akan pentingnya alam dan kesehatan, membuat
masyarakat mulai melirik teknologi alternatif lain, yang dikenal dengan “pertanian
organik”, “usaha tani organik”, “pertanian alami”, atau “pertanian berkelanjutan
masukan rendah”. Pengertian tersebut pada dasarnya mempunyai prinsip dan tujuan
yang sama, yaitu untuk melukiskan sistem pertanian yang secara total tidak
mempergunakan pestisida, herbisida, maupun pupuk sintetik.
Namun perkembangan konsep pertanian organik masih lambat karena
masyarakat khususnya para petani yang sudah terbiasa dengan konsep pertanian
konvesional masih menahan diri untuk melakukan konversi menuju pertanian organik.
Alasan mereka adalah karena pertanian organik membutuhkan investasi yang lebih
1 http://gerakankonsumen.blogspot.com/2008/08/pertanian-organik-pertanian-masa-depan_22.html
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 11
OrganicLife
besar, tidak memberikan keuntungan seperti layaknya pertanian konvensional,
produk yang dihasilkan tidak memiliki bentuk / rupa yang bagus (hasil dari produk
pertanian organik biasanya berlubang karena dimakan ulat) dan tingkat produktivitas
yang rendah.
Saat ini pemikiran seperti itu sudah dapat dihapus karena beberapa teknik
yang dikembangkan khususnya untuk pertanian organik sudah dapat membuat hasil
pertanian organik sama atau lebih baik dari pertanian konvensional. Contohnya
adalah pada kajian IP2TP Denpasar tentang pemanfaatan pupuk organik pada
sayuran pinggiran perkotaan dimana pupuk yang dipakai adalah fine compost dan
kastcing. Fine compost merupakan hasil fermentasi dari limbah ternak dan bahan
tambahan lain dengan stardek, sedangkan kastcing merupakan hasil ekskresi/proses
pencernaan cacing tanah dari limbah organik.
Dari hasil penelitian tersebut maka diketahui sayur – sayuran yang
menggunakan pupuk fine compost dan kastcing akan :
1. Memiliki penampilan / penampakan visual yang lebih baik.
2. Memiliki umur panen yang lebih panjang.
3. Produktivitas meningkat
I.3.5. Politik & Hukum
Departemen Pertanian telah mencanangkan pertanian organik dengan slogan
‘Go Organik 2010’. Pertanian organik dirancang pengembangannya dalam enam
tahapan mulai dari tahun 2001 hingga tahun 2010. Tahapan tersebut adalah :
Tahun 2001 difokuskan pada kegiatan sosialisasi
Tahun 2002 difokuskan pada kegiatan sosialisasi dan pembentukan regulasi
Tahun 2003 difokuskan pada pembentukan regulasi dan bantuan teknis
Tahun 2004 difokuskan pada kegiatan bantuan teknis dan sertifikasi
Tahun 2005 difokuskan pada sertifikasi dan promosi pasar
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 12
OrganicLife
Tahun 2006 – 2010 terbentuk kondisi industrialisasi dan perdagangan
Tahapan diatas disusun dengan mempertimbangkan akan terciptanya kondisi
yang kondusif dan konsistensi Departemen Pertanian dalam menjalankan
programnya. Kondusif dan konsisten merupakan salah satu tolok ukur untuk menilai
perjalanan dari program yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Tahapan sosialisasi pertanian organik telah dijalankan dengan baik dan
tersebar secara luas di masyarakat. Hal ini bisa dilihat dari tingginya respon
masyarakat untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pertanian organik. Animo yang
besar dari masyarakat mengenai pertanian organik ini ditanggapi pemerintah dengan
membuat regulasi atau pengaturan yang jelas dari pemerintah. Departemen
Pertanian pada tahun 2002, membuat aturan dasar bagi pelaksanaan pertanian
organik di Indonesia yang disahkan dalam bentuk SNI (Standar Nasional Indonesia)
01-6729-2002 tentang Sistim Pangan Organik. Standar ini berisi prinsip-prinsip
mendasar pertanian organik dan hal-hal umum yang sebaiknya dilakukan dan
dihindari dalam bertani organik. Standar ini mengacu pada standar internasional
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 13
OrganicLife
yakni Codex CAC/GL 32/1999, dan cukup selaras dengan standar dasar IFOAM
(International Federation of Organic Agriculture Movement).
I.3.6 Global
Dalam lingkungan bisnis yang sudah semakin tak terbatas, mencermati
kondisi global tentu menjadi sebuah kewajiban bagi pelaku bisnis agar dapat
mencapai performa perusahaan yang terbaik. Selain itu, kondisi global akan
membawa pengaruh secara langsung serta tidak langsung terhadap pasar sasaran.
Berbicara mengenai makanan organik, walaupun hanya memberikan
sumbangsih sebesar 1-2% dari total penjualan makanan mendunia, pasar makanan
organik bertumbuh secara tajam, jauh didepan kategori lainnya dalam industri
makanan. Makanan organik adalah sektor dengan pertumbuhan tertinggi dari pasar
makanan Amerika. Penjualan makanan organik telah tumbuh 17-20% pertahun untuk
beberapa tahun terakhir sementara penjualan makanan yang diolah secara
konvensional hanya sekitar 2-3% pertahun. Pada 2003, produk organik tersedia di
20.000 toko makanan alami dan 73% toko pangan konvensional. Penjualan produk
organik tercatat 2,6% dari total penjualan makanan pada 2005. Di Kanada, penjualan
makanan organik telah melewati $1 miliar pada 2006, mencatat kontribusi 0,9% dari
penjualan makanan di Kanada. Penjualan makanan organik oleh toko pangan
meningkat 28% di tahun 2006 bila dibandingkan dengan tahun 2005. \
Di Negara Uni eropa, 3,9% dari total lahan yang telah digunakan untuk area
agricultural adalah digunakan untuk produksi organik. Negara dengan persentase
lahan organik adalah sebagai berikut: Austria (11%), Itali (8,4%), diikuti Republik
Ceko dan Yunani (keduanya 7,2%). Di Austria, 11,6% dari seluruh petani berproduksi
secara organik pada 2007. Bahkan pemerintah telah memberikan insentif untuk
meningkatkan angka tersebut menjadi 20% pada 2010. Pada 2006, 4,9% dari seluruh
produk makanan yang terjual di supermarket Austria adalah organik, dan pada tahun
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 14
OrganicLife
yang sama tersedia 8.000 produk organik yang berbeda. Tindakan pemerintah
terhadap produk organik ini juga dilakukan di Itali. Sejak 2005, makan siang seluruh
sekolah harus diproduksi secara organik. Perkembangan yang cukup pesat pada
dunia global inilah yang juga akan menjadi tren perkembangan industri sayuran
organik di Indonesia.
I.3.7 Kesimpulan Analisis Lingkungan bisnis
Dari pembahasan analisis faktor lingkungan bisnis yang berpengaruh pada
industri sayuran organik, maka dapat disimpulkan beberapa faktor yang dapat
menjadi peluang maupun ancaman bagi pelaku bisnis industri sayuran organik, yakni
sebagai berikut :
Faktor peluang
o Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik sehingga dapat meningkatkan daya
beli masyarakat.
o Pertambahan penduduk DKI Jakarta yang cukup tinggi pada akhirnya dapat
meningkatkan kebutuhan akan bahan pangan termasuk didalamnya sayuran
organik.
o Adanya tren posiitf di masyarakat yang semakin sadar akan menjaga
kesehatan tubuhnya dengan memilih bahan pangan yang bebas dari zat-zat
kimiawi.
o Adanya dorongan positif dari pemerintah dengan mencanangkan program Go
Organic 2010.
o Perkembangan pangan organik yang cukup tinggi di luar negeri yang cukup
berdampak pada perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia terutama
daerah perkotaan.
Faktor ancaman
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 15
OrganicLife
o Masih rendahnya kesadaran petani untuk terjun ke pertanian organik karena
rendahnya produktifitas pertanian organik bila dibandingkan dengan pertanian
konvensional
o Perkembangan teknologi pertanian organik yang masih lamban.
I.4 Analisis Lingkungan Industri dan Persaingan
Selain menganalisa mengenai lingkungan bisnis yang bersifat lebih makro,
perusahaan juga harus menganalisa lingkungan industri dan persaingan (analisa
mikro) dimana perusahaan tersebut berada. Lingkungan industri sendiri didefinisikan
sebagai sekelompok perusahaan atau produsen yang menghasilkan sejumlah produk
atau layanan yang serupa (close subsitutes). Jika mengacu pengertian tersebut,
perusahaan diklasifikasikan berada pada industri penyedia sayuran organik.
I.4.1 Analisis Daur Hidup Industri
Produk sayuran organik dalam siklusnya di daur hidup industri memiliki
tahapan seperti produk lain pada umumnya dimana karakteristik industrinya berubah
seiring waktu dan tahapan yang dilalui.
Pasar sayuran organik sudah terbentuk, tidak sedikit pemain baru
bermunculan yang menandakan bahwa bisnis ini cukup menguntungkan, ditambah
dengan meningkatnya kesadaran publik terhadap kesehatan makanan yang
dikonsumsinya. Produk sayuran organic sudah cukup mulai dikenal oleh masyarakat.
Potensi pasar ini cukup menjanjikan sehingga pemain baru mulai bermunculan yang
menandakan bahwa bisnis ini mulai cukup berkembang. Meski pasar sudah ada,
tetapi permintaan terhadap produk ini harus dibangun karena perkenalan sayuran
organik kepada publik masih cenderung baru. Maka berdasarkan karakteristik
tersebut, sayuran organik berada diantara tahap Introductory dan growth di daur
hidup industri.
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 16
OrganicLife
I.4.2 Analisis Persaingan Industri
Berikut ini adalah analisis tiap kekuatan bersaing yang diberi nilai menarik
atau tidaknya setiap kekuatan di dalam industri sayuran organik, dengan nilai 1 (satu)
dianggap kekuatannya rendah sampai nilai 5 (lima) yang dianggap kekuatannya
tinggi:
1. Intensitas Persaingan Antar Kompetitor
Sumber utama persaingan dalam sebuah industri adalah persaingan diantara
pemain yang sudah terjun dalam industri tersebut. Kadar intensitas
persaingan mulai ketat dengan beberapa perusahaan bersaing menjual jenis
sayuran organic yang sama serta bermunculannya pemain baru dan merek-
merek baru. Beberapa indikator menariknya tingkat persaingan diantara
kompetitor adalah :
Keragaman kompetitor
Kompetitor utama adalah mereka yang menjual sayuran organik sejenis dan
kompetitor tidak langsung adalah penjual sayuran non-organik. Pemain
sayuran organik terdiri dari pemain lokal seperti perusahaan Amazing Farm
dan Raw Nature Organic Farms, tetapi juga ada yang membawa pemain
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 17
OrganicLife
asing seperti Taylor Organic yang masing-masing sudah memiliki merek di
pasar modern. Pemain lainnya adalah petani sayuran organic yang menjual
tanpa merek sehingga dapat dijual curah atau diberi merek oleh swalayan itu
sendiri, misalnya sayuran organic merek Ranch Market.
Varian produk
Dengan hadirnya berbagai kompetitor di industri ini, jenis produk yang
ditawarkan mulai beragam, melihat beberapa pemain bisa menjual satu jenis
produk yang sama. Keragaman bisa berupa komoditi produk yang ditawarkan
misalnya selada, bawang Bombay, tomat, sampai ke varietas produk, misal
paprika kuning, merah, dan hijau.
Melihat beragamnya penyedia sayuran organik, maka intensitas persaingan
dianggap cukup tinggi dan mendapat bobot 4 (empat).
2. Ancaman Pendatang Baru
Selain pesaing yang sudah ada, perusahaan harus mencermati juga pemain-
pemain baru yang akan masuk kedalam industri tempat perusahaan
beroperasi. Mudah atau tidaknya pemain baru untuk masuk kedalam industri
sayuran organik sangat tergantung pada kemampuannya untuk mengatasi
barriers to entry industri sayuran organik ini. Berikut adalah beberapa variabel
yang digunakan sebagai barriers to entry dalam industri ini:
Kebutuhan Modal
Modal yang dibutuhkan cukup besar karena pemain baru membutuhkan lahan
yang bebas dari pencemaran bahan kimia serta dapat menjadi bisnis yang
padat karya. Tidak hanya itu tetapi material pendukung budidaya seperti
pupuk organik membutuhkan modal jauh lebih besar bila dibandingkan
dengan pupuk kimia sehingga kebutuhan modal yang cukup besar
menjadikan hambatan masuk menjadi cukup tinggi.
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 18
OrganicLife
Sumber Daya Manusia (SDM)
Keahlian SDM merupakan faktor yang paling signifikan karena pada dasarnya
motor penggerak keberhasilan dalam produk yang dihasilkan yaitu
disebabkan keahliannya dalam budidaya, mengerti karakteristik sayuran yang
diproduksinya, proses pengemasan, karakteristik pasar untuk jenis
sayurannya serta teknologi yang digunakan.
Akses Distribusi
Distribusi juga menjadi faktor kunci di dalam keberhasilan penjualan sayuran
organik, dimana jalur distribusinya sudah terbuka dan mudah diakses oleh
pemain yang ada mulai dari akses distribusi ke konsumen melalui sektor ritel.
Berdasarkan analisis variabel diatas, maka jenis kekuatan ini dapat diberi
bobot 3 (tiga) yang berarti memiliki kekuatan sedang karena tingkat kebutuhan
atas sumber daya yang dimiliki harus cukup baik sebelum terjun ke industri ini.
3. Ancaman Produk Substitusi
Produk substitusi adalah produk yang mempunyai fungsi yang hampir sama
dengan produk yang digantikan. Dalam fungsinya sebagai sayuran, sayuran
organik dapat digantikan dengan sayuran kering (freeze dried maupun dried
vegetable) maupun dengan sayuran dalam kaleng.
Misalnya bayam terkadang digantikan dengan kalian, kubis ungu digantikan
dengan kubis kalengan (canned cabbage) dan paprika bisa digantikan dengan
freeze dried bell pepper. Meski begitu, substitusi produk sayuran segar tidak
terlalu banyak tersedia untuk kelima jenis komoditas yang kami tawarkan.
Selain itu juga diyakini apabila sayuran organik selalu tersedia, maka
konsumen yang sudah loyal dengan produk ini serta sudah terbiasa
mengonsumsinya, maka mereka tidak akan mudah beralih ke sayuran non-
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 19
OrganicLife
organik. Mencermati hal tersebut maka kekuatan ancaman produk subtitusi
dapat diberi bobot 2 (dua) yang dianggap cukup rendah.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok yang relevan dalam industri sayuran organik ini adalah pemasok
benih organik dan pemasok pupuk organik. Dimana jumlah para pemasok ini
masih belum terlalu banyak sehingga ketergantungan terhadap pemasok
masih cukup tinggi yang pada akhirnya akan menaikkan posisi tawar
menawar pemasok. Dengan begitu, maka kekuatan tawar menawar pemasok
dapat diberikan bobot 4 (empat) yang dianggap cukup tinggi.
5. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen
Dengan pola konsumsi yang masih rendah bila dibandingkan dengan sayuran
non-organik, hal ini berarti masih ada kemungkinan pertumbuhan konsumsi
sayuran organik. Melihat kemampuan daya beli konsumen terhadap sayuran
organik yang selalu memiliki harga lebih tinggi dibandingkan sayuran non-
organik dan ketersediaannya di pasar modern yang masih terbatas, maka
konsumen mempunyai kekuatan tawar menawar yang lebih kecil. Menimbang
hal tersebut maka diberi bobot 3 (tiga) yang dianggap cukup rendah.
Melihat analisis lima kekuatan industri diatas, perusahaan harus mampu
memberikan differensiasi baik dalam produk maupun pelayanan yang ditawarkan
selain itu sebagai pendatang baru harus melakukan komunikasi pemasaran dengan
gencar sehingga pada akhirnya konsumen bisa menjadi familiar terhadap merek dan
produk yang disajikan. Setelah diberi peringkat untuk kelima faktor bersaing diatas,
rata-rata bobot yang dimiliki adalah sebesar 2.6 yang berarti kekuatan industri bisnis
ini cukup rendah dan menarik untuk dimasuki. Hal ini harus menjadi perhatian
perusahaan dalam setiap langkah yang diambil agar bisa bertahan serta tumbuh
dengan baik di dalam industri ini.
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 20
OrganicLife
Tabel Five Forces of Porter
Lima Kekuatan Bersaing
Nilai
1 : Rendah
2 : Cukup Rendah
3 : Sedang
4 : Cukup Tinggi
5 : Tinggi
Intensitas persaingan kompetitor Cukup Tinggi 1 2 3 4 5
Ancaman pendatang baru Sedang 1 2 3 4 5
Ancaman produk substitusi Cukup Rendah 1 2 3 4 5
Kekuatan tawar menawar pemasok Cukup Tinggi 1 2 3 4 5
Kekuatan tawar menawar konsumen Sedang 1 2 3 4 5
Nilai Rata-rata Industri Cukup Rendah 3,2
I.4.3 Analisis Dimensi Strategis & Kelompok Strategis
Dalam industri sayuran organik ini, dimensi strategis yang paling relevan
untuk memetakan para pemain adalah:
1. Sistem Produksi
Dimensi ini berkaitan sistem produksi yang digunakan oleh para pemain untuk
menghasilkan produk organik.
2. Jalur Distribusi
Dimensi ini berkaitan dengan saluran distribusi yang digunakan para pemain
untuk menjangkau target konsumen mereka.
Berdasarkan dimensi diatas, maka pemain dalam industri sayuran organik
dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Kelompok Strategis A: Pertanian organik Home Industry
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 21
OrganicLife
Merupakan kelompok strategis yang mengelola bisnis organiknya dengan
sistem produksi yang sederhana dan umumnya konsumen dapat langsung
memetik sayuran diinginkan di areal perkebunan. Informasi mengenai
kelompok pemain ini biasanya diperoleh secara word of mouth sehingga
hanya kalangan tertentu saja yang mengetahui mengenai keberadaan
mereka.
b. Kelompok Strategis B: Conventional Organic Farmer
Sistem produksi kelompok ini kurang lebih sama dengan kelompok home
industry, namun jangkauan pendistribusian produk yang dihasilkan sudah
lebih luas.
c. Kelompok Strategis C: Vegetable Organic Company
Merupakan kelompok strategis yang mempunyai sistem yang tertata dengan
rapih, mulai dari sistem produksi sampai ke pemasaran produk yang
dihasilkan sehingga mudah dijangkau oleh konsumen.
Dengan melihat masih besarnya peluang pasar yang belum dapat dipenuhi
secara optimal oleh kelompok strategis yang ada, maka perusahaan akan
memposisikan dirinya kedalam kelompok strategis C, perusahaan pertanian organik.
Agar mendapatkan gambaran yang jelas mengenai industri ini, berikut adalah
pemetaan kelompok strategis yang ada :
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 22
OrganicLife
I.4.4 Kesimpulan Analisis Lingkungan Industri dan Persaingan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari analisa lingkungan industri dan
persaingan adalah sebagai berikut :
1. Dari sisi life cycle Industri sayuran organik berada dalam tahap transisi dari
introductory menuju tahap growth.
2. Rataan bobot industri sayuran organik cukup rendah sehingga industri ini
cukup menarik untuk dimasuki. Kekuatan yang perlu diperhatikan adalah
intensitas persaingan antar kompetitor yang cukup tinggi, serta pemasok yang
memiliki kekuatan tawar yang cukup tinggi.
3. Secara umum pemain di industri sayuran organik dapat digolongkan menjadi
tiga kelompok besar dengan karakteristik strateginya masing-masing.
Perusahaan akan ikut serta dalam kelompok strategis dengan jalur distribusi
yang luas dan sistem produksi yang modern.
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 23
OrganicLife
I.5 Analisis Peluang dan Penawaran - Permintaan
I.5.1 Penawaran
Karakter dari produk yang ditawarkan mudah kadaluarsa maka kemungkinan
besar kebutuhan untuk wilayah Jabodetabek dipenuhi dari propinsi terdekat yakni
Jawa Barat dan Banten. Untuk itu dalam menganalisa data penawaran terhadap
pasar Jabodetabek digunakan data produksi dari propinsi Jawa Barat dan Banten.
Formula Penawaran
SN = Supply Sayuran Nasional
PN = Produksi Sayuran Nasional
ImN = Volume Impor Nasional
EkN = Volume Ekspor Nasional
SJB = Supply Sayuran Jabar&Banten
PJB = Presentase produksi jabar&banten terhadap produksi nasional
Table Produksi Sayuran Nasional 2003 - 2008
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 Kentang 1.009.979 1.072.040 1.009.619 1.011.911 1.003.732 1.071.543
2 Bayam 109.423 107.737 123.785 149.435 155.863 152.130
3 Kubis / Kol 355.802 423.722 440.001 391.370 350.170 350.453
5 Kangkung 208.450 212.870 229.997 292.950 335.086 323.757
4 Paprika 3.763
KOMODITASNo
PRODUKSI NASIONAL
( Ton )
Sumber: Departemen Pertanian
Table Volume Impor Sayuran Nasional 2003 - 2008
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 24
SN = PN + ImN - EkN
SJB = SN X PJB
OrganicLife
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 Kentang 21.296 21.509 32.232 32.016 43.477 37.642
2 Bayam 12 17 163 83 63 58
3 Kubis / Kol 492 523 320 384 470 571
4 Kangkung - - - - - -
5 Paprika - - - - - -
VOLUME IMPOR NASIONAL
( Ton)No KOMODITAS
Sumber: Departemen Pertanian
Table Volume Ekspor Sayuran Nasional 2003 - 2008
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 Kentang 19.013 16.791 25.694 97.658 43.872 8.585
2 Bayam - 12 21 349 489 353
3 Kubis / Kol 40.812 32.989 35.912 32.665 45.323 38.119
4 Kangkung - - - - - -
5 Paprika - - - - - -
KOMODITAS
VOLUME EKSPOR NASIONAL
( Ton )No
Sumber : Departemen Pertanian
Table Volume Supply Nasional 2003 - 2008
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 Kentang 1.012.263 1.076.758 1.016.158 946.269 1.003.337 1.100.600
2 Bayam 109.435 107.742 123.927 149.169 155.437 151.835
3 Kubis / Kol 315.482 391.257 404.409 359.088 305.317 312.905
5 Kangkung 208.450 212.870 229.997 292.950 335.086 323.757
4 Paprika 0 0 0 0 0 3.763
KOMODITASNo
SUPPLY NASIONAL
( Ton )
Sumber : Olahan Data Team BP
Table Volume Supply Jawa Barat – Banten 2003 - 2008
2003 2004 2005 2006 2007 2008
1 Kentang 340.222 361.898 341.531 318.041 337.222 369.912
2 Bayam 23.178 22.820 26.248 31.594 32.922 32.159
3 Kubis / Kol 106.034 131.501 135.922 120.690 102.617 105.167
5 Kangkung 70.060 71.546 77.302 98.460 112.622 108.815
4 Paprika
No
Supply Jawa Barat + Banten
KOMODITAS ( Ton )
Sumber : Olahan Data Team BP
Menurut sumber The World of Organic Agriculture, Statistic and Emerging Trends
2004 karangan Helgar Willer dan Minou Yussefi, yang dipublikasikan oleh IFOAM
disebutkan luas lahan yang ditangani (under management) secara organik di Indonesia
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 25
OrganicLife
sekitar 40.000 ha (0,09% dari total lahan pertanian) dengan demikian dapat diasumsikan
supply sayuran organik jawa barat dan banten sebagai berikut.
Table Volume Supply Sayuran Organik Jawa Barat – Banten 2003 - 2008
KOMODITAS
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Kentang 306 326 307 286 303 333Bayam 21 21 24 28 30 29Kubis / Kol 95 118 122 109 92 95Kangkung 63 64 70 89 101 98PaprikaTotal 486 529 523 512 527 554
Supply Sayuran organik Jawa Barat + Banten
( Ton )
Sumber : Olahan Data Team BP
0
50
100
150
200
250
300
350
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tah
un
Ton
Table Supply Sayuran Organik Jawabarat & Banten
Kentang
Bayam
Kubis / Kol
Kangkung
Paprika
Dari grafik dapat ditemukan bahwa tidak ditemukan pertumbuhan produksi
dan penawaran sayuran tingkat nasional yang signifikan selama 5 tahun terakhir.
I.4.2 Permintaan
Sesuai dengan daerah pemasaran yang menjadi fokus perusahaan di 5 tahun
pertama yakni daerah Jabodetabek maka data permintaan produk didapat dari
wilayah Jabodetabek.
Formula Konsumsi Sayuran Jabodetabek
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 26
KJTK = KPN X PJTK
OrganicLife
KJTK = Konsumsi Sayuran Jabodetabek
KPN = Konsumsi Perkapita Nasional
PJTK = Penduduk Jabodetabek
Formula Perkiraan Konsumsi Organik Jabodetabek
KOJTK = Konsumsi Sayuran Organik Jabodetabek
KJTK = Konsumsi Sayuran Jabodetabek
PSAB = Presentase gol size A dan B
Table : Konsumsi Perkapita Nasional 2006 - 2007
2003 2004 2005 2006 2007
1 Kentang 1,61 1,82 1,92 1,66 2,08
2 Bayam 4,78 4,42 4,78 4,37 4,47
3 Kubis / Kol 1,87 2,03 2,03 1,82 1,87
4 Kangkung 5,04 4,52 4,94 4,99 4,94
5 Paprika
( Kg/Th )
KONSUMSI PERKAPITA
KOMODITASNo
Sumber : Departemen Pertanian
Tabel Perkiraan Pertumbuhan Penduduk Jabodetabek SES A-B
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 DKI Jakarta 2.415.436 2.439.590 2.463.986 2.488.626 2.513.512 2.538.6472 Bogor 243.605 246.041 248.501 250.986 253.496 256.0313 Depok 365.971 369.630 373.327 377.060 380.830 384.6394 Bekasi 530.214 535.516 540.871 546.280 551.742 557.2605 Tangerang 396.667 400.633 404.640 408.686 412.773 416.901
Total 3.951.891 3.991.410 4.031.324 4.071.637 4.112.354 4.153.477
Jumlah Penduduk SES A-BWilayahNo
Tabel Perkiraan Konsumsi Sayuran Organik Jabodetabek
KOMODITAS
2009 2010 2011 2012 2013 2014
1 Kentang 8.220 8.302 8.385 8.469 8.554 8.639
2 Bayam 7.390 7.464 7.539 7.614 7.690 7.767
3 Kubis / Kol 4.505 4.550 4.596 4.642 4.688 4.735
4 Kangkung 8.259 8.342 8.425 8.510 8.595 8.681
5 Paprika 0
Total 28.375 28.658 28.945 29.234 29.527 29.822
Konsumsi Sayuran Organik SES A-B Jabodetabek
( Ton )No
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 27
KOJTK=KJTK X PSAB
OrganicLife
01.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.0009.000
10.000
2009 2010 2011 2012 2013 2014
To
n
Tahun
Table Konsumsi Sayuran Organik SES A-B
Kentang
Bayam
Kubis / Kol
Kangkung
Paprika
Konsumsi Jabodetabek terus mengalami peningkatan sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk.
I.4.3 Kesimpulan Analisis Peluang dan Penawaran - Permintaan
Angka penawaran yang cenderung sama selama 5 tahun terakhir tidak
mampu memenuhi kebutuhan akan konsumsi sayuran organik ada gap penawaran
dan permintaan terhadap sayuran organik khususnya di wilayah Jabodetabek
sebagai wilayah yang tidak memiliki sentra produksi sayuran dan sangat bergantung
terhadap provinsi disekitarnya.
Tabel Perkiraan Penawaran dan Permintaan Sayuran Organik Jabodetabek
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 28
OrganicLife
Table Perkiraan Supply - Demand Jabodetabek
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
2009 2009 2009 2009 2009 2009
Tahun
To
n DEMAND
SUPPLY
Permintaan adalah angka kebutuhan sayuran dari target pasar yakni SES A
dan B di Jabodetabek yang dalam hal ini dianggap sebagai potensi pasar dari
sayuran organik. Sedangkan angka penawaran adalah angka produksi sayuran di
Jawa barat dan Banten dengan perkiraan 0.09% lahan produksi sayuran adalah
organik.
I.5 Analisis Skenario Industri
I.5.1 Penentuan Skenario Industri
Sesuai dengan hasil analisis yang telah dilakukan untuk kondisi eksternal
pada bagian sebelumnya, maka selanjutnya perusahaan harus dapat menentukan
faktor – faktor apa saja yang akan memiliki pengaruh signifikan pada situasi bisnis
yang nantinya juga akan mempengaruhi kelangsungan bisnis suatu perusahaan.
Untuk setiap faktor – faktor tersebut, pihak manajemen perusahaan harus
mempersiapkan berbagai macam skenario industri agar dapat mengantisipasi setiap
kemungkinan yang terjadi yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup
perusahaan.
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 29
OrganicLife
Faktor – faktor yang sudah ditentukan tersebut haruslah merupakan faktor
eksternal yang tidak dapat dikendalikan oleh para pelaku bisnis dalam industri terkait.
Faktor – faktor tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
a. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk tentunya akan sangat mempengaruhi besaran
potensi market dari industri sayuran secara umum dan sayuran organik
secara khusus, dimana peningkatan jumlah penduduk berarti akan
meningkatkan jumlah permintaaan. Sedangkan jika penduduk dengan daya
beli tinggi meningkat maka selain memperbesar potensi permintaan juga akan
berkorelasi terhadap besaran pengeluaran dari suatu keluarga dalam
memenuhi kebutuhan pangan dasarnya.
b. Daya Beli Masyarakat
Daya beli masyarakat memiliki pengaruh yang cukup signifikan, karena akan
menentukan tingkat konsumsi masyarakat terhadap suatu barang atau
layanan tertentu. Hal ini akan menjadi peluang bagi produk organik yang
mungkin sebelumnya belum menjadi pilihan.
c. Peningkatan Kesadaran Akan Produk Organik
Kesadaran masyarakat akan hidup sehat dimana salah satu caranya adalah
dengan mengkonsumsi makanan alami akan sangat berpengaruh terhadap
permintaan produk organik. Dengan tren peningkatan yang terlihat selama ini,
akan mempengaruhi tingkat permintaan produk organik.
Untuk setiap faktor relevan di atas, akan memiliki 3 kategori situasi yang bisa
dikombinasikan untuk setiap faktor. Tentunya untuk setiap kombinasi setiap faktor
tersebut, pihak manajemen perusahaan harus mempersiapkan skenario industri.
Dengan demikian berarti ada 27 skenario industri untuk setiap kombinasi situasi
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 30
OrganicLife
faktor yang relevan tersebut. Keseluruhan skenario industri tersebut dapat dilihat
pada matriks di bawah ini.
I.5.2 Perkiraan Kondisi Persaingan Setiap Skenario Industri
I.5.2.1 Skenario “Optimistic”
Pada skenario “optimistic”, tingkat permintaan akan mencapai tingkat yang
optimal. Hal ini tentu akan meningkatkan minat bagi pemain baru di industri sayuran
organik ini. Dengan demikian, ancaman yang berasal dari pendatang baru akan
meningkat. Tingkat permintaan produk subtitusi akan sedikit menurun walau tidak
signifikan. Hal ini dikarenakan pasar sayuran organik masih berada dibawah pasar
sayuran umum.
Dengan meningkatnya jumlah calon pembeli, maka kondisi pasar akan
mengarah pada kondisi monopolistik kompetisi. Pada kondisi ini kekuatan tawar
pembeli akan meningkat seiring dengan jumlah permintaan yang tinggi. Selain itu
karena pendatang baru juga bertumbuhan, jumlah pemain di industri sayuran organik
akan meningkat sehingga banyak pilihan bagi konsumen. Sedangkan dari sudut
pandang pemasok, tingkat permintaan yang tinggi di industri sayuran organik akan
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 31
OrganicLife
membuat para pemasok mencoba memacu tingkat produksinya. Kekuatan tawar
pemasok akan meningkat karena kebutuhan dari pemasok akan menjadi lebih
dibutuhkan oleh pemain industri sayuran organik. Untuk tingkat intensitas persaingan
usaha akan semakin ketat mengingat setiap perusahaan akan berusaha meraih
pangsa pasar yang bertambah, dan juga semakin banyaknya pendatang baru yang
masuk dalam industri.
I.5.2.2 Skenario “Most likely”
Pada skenario “most likely”, tingkat permintaan akan tumbuh stabil mengikuti
pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Pasar industri sayuran organik akan
berkembang seiring dengan meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat mengenai
produk makanan alami yang menyehatkan. Pendatang baru akan bermunculan,
walau pada tingkat yang wajar. Ancaman pendatang baru akan tetap stabil seperti
sebelumnya. Sedangkan tingkat permintaan produk subtititusi tidak terlalu
terpengaruh, akan tetap tumbuh seiring pertumbuhan jumlah penduduk.
Kekuatan tawar pembeli akan sedikit meningkat karena jumlah permintaan
yang meningkat. Dari sisi pemasok, kekuatan tawarnya akan sedikit meningkat. Hal
ini dikarenakan jumlahnya yang masih belum terlalu banyak dan produknya yang
spesifik. Untuk tingkat persaingan usaha akan sedikit meningkat, dengan perusahaan
yang ada akan semakin intensif memperkuat strateginya.
I.5.2.3 Skenario “Pessimistic”
Pada skenario “pessimistic”, tingkat permintaan akan tumbuh rendah
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan pertumbuhan jumlah
penduduk yang rendah, peningkatan daya beli yang rendah, serta tingkat kesadaran
yang menurun. Kondisi ini sangat tidak menarik bagi calon pemain baru, sehingga
diperkirakan jumlah pemain baru sangat sedikit yang masuk dalam industri sayuran
organik. Ancaman pendatang baru akan menurun seiring jumlah calon pendatang
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 32
OrganicLife
baru yang menurun. Tingkat permintaan produk subtitusi tidak terlalu berpengaruh,
walau akan sedikit naik karena peralihan dari sayur organik.
Kekuatan tawar pembeli akan menurun karena industri sayuran organik
menjadi tidak menarik bagi pelaku industri. Pembeli akan lebih kesulitan dalam
mencari produk sayuran organik, karena pemain industri sayuran organik akan
cenderung menurun. Dari sisi pemasok, tingkat permintaan yang stagnan akan
membuat pemasok membatasi jumlah produksinya. Kekuatan tawar pemasok akan
menurun karena mereka harus menjual produknya di saat tingkat permintaan
menurun. Tingkat persaingan akan meningkat dimana pelaku industri akan berusaha
semaksimal mungkin untuk tidak kehilangan pangsa pasarnya
I.5.3 Perkiraan Reaksi Pesaing Setiap Skenario Industri
I.5.3.1 Reaksi Pesaing Pada Skenario “Optimistic”
a. Kelompok Strategis A
Kekompok strategis A adalah kelompok yang memiliki pangsa pasar paling
kecil, sehingga pada kondisi optimis dimana tingkat permintaan dari
konsumen tinggi maka kelompok ini akan menambah jumlah produksinya
dengan cara menambah modal produksi. Selain itu kelompok ini akan lebih
berusaha memastikan produknya selalu tersedia.
b. Kelompok Strategis B
Pada kondisi optimis, reaksi kelompok ini selain meningkatkan jumlah
produksi juga dengan meningkatkan jumlah agen atau distributor untuk diajak
bekerja sama. Pergeseran jangkauan distribusi juga diperkirakan dilakukan
oleh kelompok B karena permintaan yang meningkat.
c. Kelompok Strategis C
Kelompok strategis C adalah kelompok dengan pangsa pasar terbesar.
Karena kelompok ini memposisikan lebih tinggi daripada 2 kelompok lainnya,
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 33
OrganicLife
maka reaksinya selain meningkatkan jumlah produksi, juga meningkatkan
kualitas atau mutu dari produknya dan selalu memperbaiki kualitas layanan
yang diberikan. Strategi lainnya adalah dengan mencoba memperluas
jangkauan produknya agar dapat meningkatkan jumlah konsumen. Secara
umum maka kelompok akan berusaha mempertahankan pangsa pasar yang
sudah diraihnya, dari ancaman kelompok strategis lainnya.
I.5.3.2 Reaksi Pesaing Pada Skenario “Most likely”
a. Kelompok Strategis A
Kelompok ini akan berusaha untuk lebih efisien agar dapat mempertahankan
margin usaha, menjaga tingkat ketersedian barang dengan menyesuaikan
pada jumlah permintaan dan mengoptimalkan jaringan komunitas untuk
pemasaran produknya.
b. Kelompok Strategis B
Untuk menjaga pangsa pasarnya, maka kelompok ini akan berusaha untuk
menjaga hubungan baik dengan para agen atau distributor nya dengan
memberikan paket atau sistem insentif sehingga dapat memacu mereka untuk
menjual produknya lebih banyak.
c. Kelompok Strategis C
Pada kondisi most likely maka kelompok ini akan menjaga tingkat efisiensi
dalam sistem produksi dan jalur distribusinya sehingga tetap dapat
mendapatkan margin usaha yang positif.
I.5.3.3 Reaksi Pesaing Pada Skenario “Pessimistic”
a. Kelompok Strategis A
Pada kondisi yang kurang baik ini, maka kelompok strategis A akan berusaha
memaksimalkan layanan pada pelanggannya. Hal ini agar pangsa pasarnya
tidak menurun secara drastis akibat menurunnya jumlah permintaan.
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 34
OrganicLife
b. Kelompok Strategis B
Agar tetap dapat bertahan, maka strategi yang dilakukan kelompok ini adalah
dengan mengeluarkan kebijakan untuk hanya bekerja sama dengan para
agen atau distributor yang dapat memberikan kontribusi signifikan.
c. Kelompok Strategis C
Strategi yang dilakukan kelompok ini adalah dengan mengurangi produksi
sesuai penurunan permintaan pasar. Pada kondisi yang kurang kondusif ini,
diperkirakan kelompok B juga akan berusaha menurunkan biaya pemasaran
dan operasional.
I.5.4 Kesimpulan Analisis Skenario Industri
Berdasarkan faktor-faktor yang tidak menentu, serta skenario yang
dikembangkan, perusahaan perlu mengantisipasi dari ketiga skenario yang ada.
Skenario “optimistic” adalah skenario yang paling diinginkan dari ketiga skenario.
Namun peluangnya terjadi adalah kedua terbesar setelah skenario “most likely”. Pada
skenario ini peluang perusahaan bertumbuh cukup besar dengan mengedepankan
identitas ‘brand’, varietas produk dan akses distribusi yang memadai. Peluang
terbesar terjadi pada skenario “most likely”. Pada skenario ini tetap akan terjadi gap
antara tingkat permintaan dan penawaran, sehingga peluang merebut pasar dapat
tercipta melalui akses distribusi yang luas. Skenario terakhir adalah “pessimistic”,
skenario yang tidak terlalu diharapkan oleh pelaku industri sayuran organik. Pada
skenario ini perusahaan harus mengoptimalkan seluruh lini perusahaan menghadapi
kemungkinan turunnya marjin usaha.
I.6 Kesimpulan Pendahuluan
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 35
OrganicLife
Industri sayuran organik merupakan industri yang menjanjikan peluang
perusahaan untuk menjadi pelaku industri tersebut. Hal ini dapat dilihat melalui hasil
analisis berikut:
- Terdapat potensi dari lingkungan bisnis industri sayuran organik, yakni
diantaranya adanya tren posiitf di masyarakat yang semakin sadar akan
menjaga kesehatan tubuhnya dengan memilih bahan pangan yang bebas dari
zat-zat kimiawi. Selain itu pertumbuhan ekonomi yang positif meningkatkan
daya beli masyarakat, dan faktor demografi yang menunjukkan
perkembangan jumlah konsumen industri sayuran organik.
- Daur hidup industri sayuran organik masih berada pada akhir introductory
stage dan beranjak ke awal growth stage. Hal ini menandakan potensi
perkembangan di industri sayuran organik masih sangat terbuka luas.
- Lingkungan industri sayuran organik menunjukkan industry attractiveness
yang baik. Hal ini ditunjukkan melalui cukup rendahnya rataan kekuatan-
kekuatan yang terdapat pada industri ini, sehingga perusahaan akan lebih
leluasa untuk masuk ke dalam industri sayuran organik dan berkembang.
- Masih tingginya gap antara penawaran dan permintaan pada industri ini pada
daerah Jabodetabek. Hal ini perlu dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan
dengan menerapkan strategi yang tepat agar menjadi pilihan utama bagi
konsumen.
Rencana Bisnis : Sayuran Organik 36
Recommended