Transcript
Page 1: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Presentasi Kasus

DIARE AKUT DENGAN DEHIDRASI

BERAT

Diajukan

O

l

e

h

DENDI HESTIAWAN

1101998034

SMF ILMU KESEHATAN ANAK

Page 2: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

RSUD Dr. Hi. ABDUL MOELOEK - BANDAR LAMPUNG

JANUARI 2004

STATUS PENDERITA

No. catatan medik : 211/ 687003

Masuk RSAM : 05 Januari 2004

Pukul : 10.30 wib

I. ANAMNESIS

Alloanamnesis dari ibu pasien

Identitas

- Nama penderita : An. Y

- Jenis kelamin : Laki-laki

- Umur : 11 bulan

- Nama Ayah : Tn. M

Umur : 48 tahun

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan : SLTP

- Nama Ibu : Ny. Y

Umur : 40 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SLTP

- Hub. dg orangtua : Anak kandung

- Agama : Islam

- Suku : Lampung

- Alamat : Sukamenanti Kedaton

Riwayat Penyakit

Keluhan utama : Mencret - mencret

Keluhan tambahan : Demam

1

Page 3: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan mencret-mencret sejak 2 hari yang lalu, frekuensi lebih

dari 10X sehari, setiap mencret sebanyak ½ gelas belimbing berupa cairan

kekuningan tanpa lendir maupun darah. Keluhan mencret juga disertai dengan demam

tidak menggigil. Namun tidak disertai dengan adanya muntah, batuk, maupun kejang.

Selama sakit pasien tampak lemah dan malas minum. BAK frekuensi dan jumlah

lebih sedikit bila dibandingkan masih sehat. Karena keluhan tersebut maka penderita

dibawa orangtua berobat ke Poli anak RSAM dan dianjurkan untuk segera dirawat ke

RSAM.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini.

Riwayat Kehamilan

Selama hamil, ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan tidak ada

keluhan yang berarti selama hamil.

Riwayat Persalinan

Pasien lahir di rumah bersalin ditolong oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan, spontan

dan langsung menangis, tidak ada cacat, berat badan lahir 3600 gram, panjang badan

50 cm. Pasien anak kelima dari lima saudara.

Riwayat Makanan

Umur : 0 - 4 bulan : ASI.

4 - 6 bulan : ASI + Bubur Susu + Buah

6 - 9 bulan : ASI + Bubur Susu + Buah + Nasi Tim Saring

2

Page 4: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

9 - Sekarang : ASI + Buah + Biskuit + Nasi Tim

Riwayat Imunisasi

B C G : 1x, umur 2 bulan

Polio : 3x, umur 3, 4, 5 bulan

D P T : 3x, umur 3, 4, 5 bulan

Campak : 1x, umur 9 bulan

Hepatitis : Belum pernah

II. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Somnolen

- Nadi : 140 x/menit, reguler, isi lemah

- Respirasi : 40 x/menit

- Suhu : 38,4 ºC

- BB : 10 kg

- Status gizi : Cukup

Status Generalis

1. Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh

- Pucat : (-)

- Sianosis : (-)

- Ikterus : (-)

- Perdarahan : (-)

- Oedem umum : (-)

- Turgor : Menurun

- Lemak bawah kulit : Cukup

- Pembesaran kelenjar getah bening generalisata : (-)

3

Page 5: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

KEPALA

- Bentuk : Bulat, simetris

- UUB : Cekung

- Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut

- Kulit : Tidak ada kelainan

- Mata : Kelopak mata sangat cekung, konjungtiva ananemis, sklera

tidak ikterik, kornea jernih, lensa jernih, refleks cahaya (+/+),

air mata (-)

- Telinga : Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)

- Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung

(-), sekret (-)

- Mulut : Bibir kering, sianosis (-), lidah bersih, faring tidak hiperemis

LEHER

- Bentuk : Simetris

- Trakhea : Di tengah

- KGB : Tidak membesar

- Kaku kuduk : (-)

THORAKS

- Inspeksi : Bentuk simetris, retraksi sela iga (-), Tidak ada kelainan

4

Page 6: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

PARU

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

Inspeksi Pergerakan pernafasan

simetris

Pergerakan pernafasan

simetris

Pergerakan pernafasan

simetris

Pergerakan pernafasan

simetrisPalpasi Fremitus taktil

= kananFremitus taktil

= kiriFremitus taktil =

kananFremitus taktil =

kiriPerkusi Sonor Sonor Sonor Sonor

Auskultasi Suara nafas vesikuler

Ronkhi (-)Wheezing (-)

Suara nafas vesikuler

Ronkhi (-)Wheezing (-)

Suara nafas vesikuler

Ronkhi (-)Wheezing (-)

Suara nafas vesikuler

Ronkhi (-)Wheezing (-)

JANTUNG

- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : Iktus kordis teraba sela iga IV garis midklavikula sinistra

- Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra

Batas jantung kanan sela iga IV garis parasternal dextra

Batas jantung kiri sela iga IV garis midklavikula sinistra

- Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, murmur (-)

ABDOMEN

- Inspeksi : Cembung, simetris

- Palpasi : Supel, turgor menurun, hepar dan lien tidak teraba.

- Perkusi : Timpani.

- Auskultasi : Bising usus (+) meningkat.

GENITALIA EXTERNA

- Kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan

- Anus : Kemerahan pada sekitarnya

5

Page 7: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

EKSTREMITAS

- Superior : Akral dingin, Oedem (-/-)

- Inferior : Akral dingin, Oedem (-/-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah Rutin

- Hb : 11 gr% ( 13,5 - 18 )

- LED : 15 mm/jam ( 0 - 10 )

- Leukosit : 8000/mm³ ( 4.500 - 10.700 )

- Diff. count : 0/0/0/57/41/2

2. Urine

- Warna : Jernih kekuningan

- Bau : Amonia

- Reduksi : (-)

- Protein : (-)

3. Feses

Makroskopis : Konsistensi : encer

Warna : Kuning

Darah : (-)

Lendir : (-)

Bau : Indol/skatol

Mikroskopis : Sel epitel : (+)

Leukosit : (-)

Telur cacing : (-)

6

Page 8: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

R E S U M E

I. Anamnesis

- Seorang anak laki-laki, umur 11 bulan, BB 10 Kg, datang dengan keluhan

mencret sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS.

- Frekuensi per hari lebih dari 10X, jumlah tiap mencret ½ gelas belimbing

berupa cairan kekuningan tanpa lendir maupun darah.

- Keluhan mencret juga disertai dengan demam tidak menggigil. Namun tidak

disertai dengan adanya muntah, batuk, maupun kejang.

- BAK frekuensi dan jumlah lebih sedikit bila dibandingkan masih sehat

- Karena keluhan tersebut pasien dirawat di RS.

II. Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Somnolen

- Nadi : 140 x/menit, reguler.

- Respirasi : 40 x/menit

- Suhu : 38,4 ºC

- BB : 10 kg

- Status gizi : Cukup

- UUB : Cekung

- Mata : Cekung, air mata (-)

- Mulut : Bibir kering

- Thoraks : Cor dan Pulmo dalam batas normal

- Abdomen : Cembung, Turgor menurun, Bising usus (+) meningkat.

- Genitalia : Anus Kemerahan sekitarnya

- Ekstremitas : Akral dingin

7

Page 9: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

III. Laboratorium

1. Darah dalam batas normal

2. Urin dalam batas normal

3. Feses

Makroskopis : Konsistensi : encer

Warna : Kuning

Darah : (-)

Lendir : (-)

Bau : Indol/skatol

Mikroskopis : Sel epitel : (+)

Leukosit : (-)

Telur cacing : (-)

IV. Diagnosis Kerja

Diare Akut dengan Dehidrasi Berat

V. Diagnosa Banding

- Diare akut dengan Dehidrasi Berat ec Infeksi

- Diare Akut dengan Dehidrasi Berat ec Malabsorbsi Karbohidrat

- Diare Akut dengan Dehidrasi Berat ec Malabsorbsi Protein

- Diare Akut dengan Dehidrasi Berat ec Malabsorbsi Lemak

VI. Penatalaksanaan

1. IVFD ASERING

4 jam pertama : 36tetes/menit (makro)

20 jamSelanjutnya: 29 tetes/menit (makro)

2. Diet TKTP

- Kalori : 1100 kkal/hari

- Protein : 27,5 gr/hari

8

Page 10: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

3. Medikamentosa

- Anti piretika : Parasetamol 3 X 100 mg

VII. Anjuran Pemeriksaan

- Pemeriksaan PH tinja dengan kertas lakmus.

- Kultur Feses

- Elektrolit

VII. Prognosa

- Quo ad Vitam : Dubia ad bonam

- Quo ad Functionam : Dubia ad bonam

- Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

9

Page 11: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

FOLLOW UP

TANGGAL 06 – 01 – 20034 07 – 01 – 2004

Keluhan:- BAB

Ampas Lendir Darah Warna- Demam- Nafsu makan

> 5 X, Cair(+)(-)(-)

Kuning(+)

3 X, Cair(+)(-)(-)

Kuning(-)(+)

Keadaan Umum Tampak Sakit Sedang Tampak Sakit Sedang

Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis

Vital Sign:- Nadi- Pernafasan- Suhu

138 x/menit32 x/menit

37,8 ºC

120 x/menit26 x/menit

36,8 ºC

Pemeriksaan Fisik :- UUB Cekung- Mata cekung- Bibir kering- Bising usus- Turgor- Akral dingin- Anus kemerahan

(+)(+)(+)

(+) Kurang

(+)(+)

(-)(-)(+)

(+) Cukup

(-)(+)

Therapi:- IVFD ASERING tts/mnt (makrodrip)- Parasetamol 100mg X 3 k/p

15 tts/mnt

(+)

13 tts/mnt

(-)

10

Page 12: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

TANGGAL 08 – 01 – 2004 09 – 01 – 2004

Keluhan:- BAB

Ampas Lendir Darah Warna- Demam- Nafsu makan

2X, Lunak(+)(-)(-)

Kuning(-)(+)

2X, Lunak(+)(-)(-)

Kuning(-)(+)

Keadaan Umum Tampak Sakit Sedang Tampak Sakit Sedang

Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis

Vital Sign:- Nadi- Pernafasan- Suhu

120 x/menit34 x/menit

37,0 ºC

110 x/menit26 x/menit

36,4 ºC

Pemeriksaan Fisik :- UUB Cekung- Mata cekung- Bibir kering- Bising usus- Turgor- Akral dingin- Anus kemerahan

(-)(-)(-)

(+) NormalCukup

(-)(+)

(-)(-)(-)

(+) NormalCukup

(-)(-)

Therapi:- IVFD ASERING tts/mnt (makrodrip)- Parasetamol 100 mg X 3 k/p

10 tts/mnt

(-)

(-) Stop

(-)

11

Page 13: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

TANGGAL 10 – 01 – 2004 12 – 01 – 2004

Keluhan:- BAB

Ampas Lendir Darah Warna- Demam- Nafsu makan

1X, Lunak(+)(-)(-)

Kuning(-)(+)

1X, Biasa(+)(-)(-)

Kuning(-)(+)

Keadaan Umum Tampak Sakit Sedang Tampak Sakit Sedang

Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis

Vital Sign:- Nadi- Pernafasan- Suhu

124 x/menit30 x/menit

36,6 ºC

110 x/menit32 x/menit

36,2 ºC

Pemeriksaan Fisik :- UUB Cekung- Mata cekung- Bibir kering- Bising usus- Turgor- Akral dingin- Anus kemerahan

(-)(-)(-)

(+) NormalCukup

(-)(+)

(-)(-)(-)

(+) NormalCukup

(-)(-)

Therapi:- IVFD ASERING tts/mnt (makrodrip)- Parasetamol 100 mg X 3 k/p

(-)

(-)

(-)

(-)Pasien boleh pulang

12

Page 14: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Pasien boleh pulang dengan persetujuan dokter

Dengan Anjuran:

Mengkonsumsi makanan rendah serat & tidak merangsang usus sementara

waktu

Menggunakan susu formula rendah Laktosa sampai kondisi stabil

Memperhatikan hygienes makanan yang dimakan serta lingkungan sekitar.

IX. Diagnosis Akhir

Diare Akut dengan Dehidrasi Berat

13

Page 15: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

DIARE AKUT PADA BAYI DAN ANAK

Definisi

Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya

tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja

menjadi cairan dengan atau tanpa lendir dan darah.(1,3,4)

Etiologi

Ada beberapa faktor yaitu : (1,2)

1. Faktor infeksi

a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

utama diare pada anak.

- Infeksi bakteri : Vibrio, Ecoli, Salmoella, Shigella, dan sebagainya.

- Infeksi virus : Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis),

Adenovirus, Rotavirus, dan lain – lain

- Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides),

Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lambilia, Trichomonas

hominis), Jamur (Candida albicans).

b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,

seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,

Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan

anak < 2 tahun.

2. Faktor malabsorbsi

a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada

bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.

b. Malabsorbsi lemak terutama lemak jenuh.

c. Malabsorbsi protein.

14

Page 16: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

3. Faktor makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.

Cara Penularan

Pada umumnya adalah orofecal melalui :(1)

1. Makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh enteropatogen.

2. Kontak langsung atau tidak langsung (4 F = Fod, Feses, Finger, Fly).

Faktor Resiko Terjadinya Diare (1,4)

Faktor resiko yang meningkatkan transmisi enteropatogen :

1. Tidak cukup tersedianya air bersih

2. Tercemarnya air oleh tinja

3. Tidak ada / kurangnya sarana MCK

4. Higiene per orangan dan penyediaan makanan tidak higieni

5. Cara penyapihan bayi yang tidak baik (terlalu cepat disapih, terlalu cepat diberi

susu botol dan terlalu cepat diberi makanan padat)

6. Beberapa faktor resiko pada pejamu (host) yang dapat meningkatkan kerentanan

pejamu terhadap enteropatogen di antaranya adalah :

a. Malnutrisi

b. BBLR

c. Imunodefisien

d. Imunodepresi

e. Rendahnya kadar asam lambung

f. Peningkatan motilitas usus

g. Faktor genetik

15

Page 17: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Patogenesis (2,4)

Mekanisme dasar timbulnya diare ialah :

1. Gangguan osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

ostomik dalam rongga usus meningi, sehingga terjadi pergeseran air dalam

elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul

karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap

makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan

mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan

diare pula.

Patogenesa Diare Karena Virus

Virus yang terbanyak menyebabkan diare adalah rotavirus. Garis besarnya

patogenesisnya adalah sebagai berikut :

Virus masuk ke dalam traktus digestivus bersama makanan dan minuman, kemudian

berkembang biak di dalam usus. Setelah itu virus masuk ke dalam epitel usus halus

dan menyebabkan kerusakan di bagian apikal vili usus halus. Sel epitel usus halus

bagian apikal akan diganti oleh sel dari bagian kripta yang belum matang, yang

berbentuk kuboid atau gepeng. Akibatnya sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk

menyerap air dan makanan. Sebagai akibatnya akan terjadi diare osmotik. Vili usus

halus kemudian akan memendek sehingga kemampuannya untuk menyerap dan

mencerna makananpun akan berkurang. Pada saat ini biasanya diare mulai timbul,

16

Page 18: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

setelah itu sel retikulum akan melebar dan kemudian akan terjadi infiltrasi sel limfoid

dari lamina propia, untuk mengatasi infeksi sampai terjadinya penyembuhan (1).

Patogenesa Diare Karena Bakteri

Bakteri masuk ke dalam traktus digestivus, kemudian berkembang biak di dalamnya.

Bakteri kemudian mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus sehingga

terjadi peningkatan aktivitas enzim adenil siklase (bila toksin bersifat tahan panas /

labil toksin / LT) atau enzim guanil siklase (bila toksin bersifat tahan panas / stabil /

ST). sebagai akibat peningkatan aktivitas enzim – enzim ini akan terjadi peningkatan

cAMP (cyclic adenosine monophospate) atau cGMP (cyclic guanosine

monophospate) yang mempunyai kemampuan merangsang sekresi kloride, netrium

dan air dalam sel ke lumen usus serta menghambat absorbsi natrium, kloride dan air

dari lumen usus ke dalam sel. Hal ini akan menyebabkan peninggian tekanan

osmotik di dalam lumen (hiperosmolar). Kemudian akan terjadi hiperperistaltik usus

untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan dalam lumen usus, sehingga cairan dapat

dialirkan dari lumen usus halus ke lumen usus besar (colon). Dan bila kemampuan

penyerapan colon berkurang, atau sekresi cairan melebihi kapasitas penyerapan

colon, maka akan terjadi diare.(1)

Patogenesis Diare Akut (2,4)

1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah

berhasil melewati rintangan asam lambung.

2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.

3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik).

4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan

diare.

17

Page 19: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Fisiologi dan Patofisiologi (2,3)

Sebagai akibat diare, akut maupun kronis akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolik, hipokalemia, dan

sebagainya).

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang, pengeluaran

bertambah).

3. Hipoglikemia.

4. Gangguan sirkulasi darah.

Dalam keadaan normal usus besar dapat meningkatkan kemampuan penyerapan

sampai 4400 ml sehari, bila terjadi sekresi cairan yang berlebihan dari usus halus

(ileosekal). Bila sekresi melebih 4400 ml maka usus besar tidak mampu menyerap

seluruhnya lagi, selebihannya akan dikeluarkan bersama tinja dan terjadilah diare.

Diare dapat juga terjadi karena terbatasnya kemampuan penyerapan usus besar pada

keadaan sakit, misalnya karena virus, disentri basiler, ulcus, tumor dan sebagainya.

Setiap perubahan mekanisme normal absorbsi dan sekresi di dalam lumen usus halus,

maupun usus besar (kolon) dapat menyebabkan diare, kehilangan cairan, elektrolit

dan akhirnya terjadi dehidrasi. Secara garis besar diare dapat disebabkan oleh diare

sekretorik, diare osmotik, peningkatan motilitas usus dan defisiensi umum, terutama

IgA. Diare yan disebabkan oleh infeksi bakteri akan menyebabkan diare sekretorik.

Makanan yang tidak diserap atau dicerna, misalnya laktosa (dari susu), merupakan

makanan yang baik bagi bakteri. Laktosa ini akan difermentasikan oleh bakteri

anerob menjadi molekul yang lebih kecil, misalnya H2, CO2 H2O, dan sebainya. Dan

menyebabkan tekanan osmotik di dalam lumen usus meningkat. Keadaan dalam

lumen usus yang hiperosmolar ini kemudian akan meyerap air dari intraseluler,

diikuti peningkatan peristaltik usus sehingga terjadi diare ostotik. Peristaltik usus

juga dapat meningkat karena adanya zat makanan yang merangsang misalnya pedas,

asam, terlalu banyak lemak, serat dan dapat juga karena terdapatnya toksin dalam

makanan (food poisoning) yang akhirnya menyebabkan diare pula.

18

Page 20: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Akhirnya immunodefisiensi baik selular maupun humoral terutama defisiensi IgA di

dalam lumen usus akan menyebabkan diare karena ketidakmampuan usus untuk

menetralisir enteropatogen dalam lumen usus. Bukan saja bakteri tetapi juga virus,

parasit dan jamur dapat menyebabkan diare.

Pengeluaran cairan, selain melalui anus dalam keadaan normal juga melalui ginjal

berupa urin, juga melalui pori kulit berupa keringat dan melalui pernafasan berupa

uap air. Dalam keadaan normal, pengeluaran air dari tubuh anak usia 0 – 2 tahun

sekitar 100 ml sehari. Bila jumlah cairan yang masuk dan ke luar setiap hari selalu

seimbang, tidak akan terjadi diare atau defisit cairan. Tetapi pengeluaran cairan

melebihi pemasukan, seperti pada diare akan terjadi defisit cairan tubuh yang lebih

dikenal dengan dehidrasi.

Gejala Klinis (2,3)

Mula – mula bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu

makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin

disertai lendir dan atau darah. Pada diare oleh karena intoleransi, anus dan daerah

sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai

akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi

usus selama diare.

Gejala muntah dapat terjadi sebelum / sesudah diare dan dapat disebabkan oleh

lembung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala

dehidrasi mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun –

ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

Berdasarkan banyak cairan yang hilang dapat dibagi menjadi :

- Dehidrasi ringan

- Dehidrasi sedang

- Dehidrasi berat

19

Page 21: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi menjadi :

- Dehidrasi hipotonik

- Dehidrasi isotonik

- Dehidrasi hipertonik

Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan

hipovolemik dengan gejala – gejala yaitu denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi

cepat dan kecil, tekanan darah menurun, penderita menjadi lemah, kesadaran

menurun (apatis, somnolen sampai soporokomatous). Akibat dehidrasi, diuresis

berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik, tampak pucat

dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul).

Asidosis metabolik terjadi karena :

1. Kehilangan NaHCO3 melalui tinja

2. Ketosis kelaparan

3. Produk – produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (karena

oliguria atau anuria).

4. Berpidahnya ion Na dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel

5. Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan tubuh).

Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponetremia) yaitu kadar Na dalam plasma < 130

mEq/l, dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia) bila kadar Na dalam plasma 130 –

150 mEq/l, sedangkan dehidrasi hipertonik (hipernatremia) bila kadar Na dalam

plasma > 150 mEq/l.

Pemeriksaan Laboratorium (2,3)

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila

diduga intoleransi gula.

c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.

20

Page 22: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah dengan

menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan

analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan).

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan kadar elektrolit terutama natrium, kalium, kalsium dan fosfor dalam

serum (terutama bila ada kejang).

5. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara

kualitatif dan kuantitatif, terutama pada penderita diare kronik.

Komplikasi (2)

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik dan hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipotokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,

perubahan pada elektrokardiogram).

4. Hipoglikemi.

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena

kerusakan villi mukosa usus halus.

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga

mengalami kelaparan.

Penyakit Penyerta pada Diare (1)

1. KKP (Kurang Kalori Protein).

KKP dapat menyebabkan diare karena adanya malabsorpsi makanan dan infeksi

alat pencernaan. Sebaliknya diare akan menyebabkan absorbsi makanan

terganggu dan berkurang sehingga akan menyebabkan bertambah beratnya

derajat KKP penderita.

2. Infeksi sistemik

Seperti alat pernafasan, morbili, dan sebagainya. Selain dapat menyebabkan suhu

penderita meningkat juga dapat menyebabkan diare dan dehidrasi.

21

Page 23: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

3. Kejang

Sebagian penderita diare dapat disertai kejang baik sebelum atau sesudah

dehidrasi terjadi penyebabnya antara lain kejang demam, gangguan elektrolit

(terutama hipernatremi), hipoglikemi dan ensefalitis.

Pengobatan

Dasar pengobatan diare adalah :

1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat).

2. Dietetik (pemberian makanan).

3. Obat – obatan.

Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni

1. Jenis cairan

a. Cairan rehidrasi oral: oralit, larutan gula garam, dan sebagainya.

b. Cairan parenteral: RL, DG aa (1 bagian lar. Darrow 1 bagian larutan

Glukosa 5 %), DG 1 : 2, dan lain – lain.

2. Jalan pemberian cairan

a. Per oral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila anak

mau minum serta kesadaran baik.

b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi anak

tidak mau minum atau kesadaran menurun.

c. Intravena untuk dehidrasi berat dan kegagalan terapi rehidrasi oral

Sejumlah pasien dengan dehidrasi ringan / sedang tidak dapat diobati secara

memadai dengan oralit melalui mulut. Penderita ini harus diberikan terapi

IV.

22

Page 24: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Penderita dengan terapi oral biasa gagal karena :

1. Tingginya tingkat kelahiran cairan (seringnya buang air besar dalam tinja

caira dengan jumlah yang banyak).

Beberapa penderita dengan tingkat kehilangan cairan yang tinggi

mungkin tidak bisa minum cukup oralit untuk menggantikan kehilangan

cairan yang berkelanjutan sehingga keadaan dehidrasi makin buruk.

Beberapa penderita harus diobati selama beberapa jam dengan cairan IV

sampai tingkat kehilangan cairan berkurang.

2. Muntah terus menerus

Kadang – kadang muntah yang berulang – ulang menghambat

berhasilnya rehidrasi oral. Jika tanda – tanda dehidrasi tidak membaik

atau makin memburuk, terapi IV diperlukan sampai muntahnya hilang.

Muntah biasanya hilang ketika air dan elektrolit terganti.

3. Ketidakmampuan untuk minum

Beberapa penderita tidak dapat minum oralit dalam jumlah yang tepat

karena sakit atau radang pada mulut (contoh : campak, sariawan dan

herpes), karena kelelahan atau mengantuk karena obat (seperti antiemetik

atau obat antimotilitas). Terapi IV atau terapi nasogastrik diperlukan

untuk penderita ini.

4. Perut kembung atau ileus

Jika perut mulai kembung, oralit harus diberikan lebih lambat. Jika

kembung bertambah atau jika ada bising usus, terapi IV diperlukan.

Ileus paralitik (hambatan mobilitas isi perut) mungkin alasan kembung

perut. Gejala ileus paralitik disebabkan oleh obat yang mengandung

candu (kodein, loperamide), hipokalemia atau keduanya.

5. Malabsorpsi glukosa

Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak

biasa selama diare akut. Tetapi bila hal ini terjadi penggunaan oralit

23

Page 25: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

dapat menyebabkan bertambahnya diare dengan sejumlah besar glukosa

yang tidak diserap dengan tanda – tanda dehidrasi yang memburuk atau

tes menunjukkan terdapat sejumlah besar glukosa pada tinja. Anak juga

menjadi sangat haus. Cairan IV harus diberikan sampai diare hilang.

3. Jumlah cairan

PWL = Previous Water Loss (ml/kgBB)

(Jumlah cairan yang hilang, biasanya berkisar 5 – 15 % dari BB (ml / kgBB).

NWL = Normal Water Loss (ml / kgBB)

(Terdiri dari urin + jumlah cairan yang hilang melalui penguapan pada kulit dan

pernafasan).

CWL = Concomitant Water Loss (ml / kgBB)

(Jumlah cairan yang hilang melalui muntah dan diare, kira – kira 25 ml / kgBB / 24

jam).

Derajat Dehidrasi

PWL NWL CWL Jumlah

Ringan 50 100 25 175

Sedang 75 100 25 200

Berat 125 100 25 250

JADWAL (KECEPATAN) PEMBERIAN CAIRAN

a. Belum ada dehidrasi

- Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang

air besar.

- Parenteral dibagi rata dalam 24 jam.

24

Jumlah cairan = PWL + NWL + CWL

Page 26: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

b. Dehidrasi ringan

- 1 jam pertama : 25 – 50 ml / kgBB per oral / intragastrik

- Selanjutnya : 125 ml / kgBB / hari atau ad libitum

c. Dehidrasi sedang

- 1 jam pertama : 50 – 100 ml / kgBB per oral / intragastrik.

- Selanjutnya : 125/ml/kgBB/hari atau ad libitum

d. Dehidrasi berat

Untuk anak 1 bulan – 2 tahun dengan BB 3 – 10 kg

- 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/jam atau 13 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

- 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/jam atau 4 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

- 16 jam berikutnya : 3 tts/kgBB/menit

(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)

Cara lain adalah :

- 4 jam I diberikan 1/3 dari kebutuhan cairan yang telah diperhitungkan (6 x BB

tts/mnt).

- 20 jam II diberikan sisanya (3 x BB tts/mnt).

DERAJAT DEHIDRASI BERDASARKAN SISTEM PENGANGKAAN MAURICE KING, 1974

Bagian tubuh yang harus diperiksa

0 1 2

Keadaan umum Sehat Gelisah, lekas marah atau apatis, mengantuk/lunglai

Mengigau, koma atau syok

Kekenyalan kulit Normal Sedikit kurang Sangat kurang

Mata Normal Sedikit kurang Sangat kurang

Ubun – ubun Normal Sedikit cekung Sangat cekung

Mulut Normal Kering Kering dan membiru

Denyut nadi Normal 120 – 140 > 140

25

Page 27: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Catatan : Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, 1, 2 sesuai dengan

tabel kemudian dijumlahkan.

Nilai 0 – 2 = dehidrasi ringan

Nilai 3 – 6 = dehidrasi sedang

Nilai 7 – 12 = dehidrasi berat

TABEL PENENTUAN DERAJAT DEHIDRASI MENURUT WHO, 1980 (1,3)

TANDA DEHIDRASI

RINGAN SEDANG BERAT

1. Keadaan umum & kondisi

Bayi dan anak kecilHaus, sadar, gelisah

Haus, gelisah atau letargi tapi iritabel

Mengantuk, lemas, ekstermitas dingin, berkeringat, sianotik, mungkin koma

Anak lebih besar dan dewasa

Haus, sadar, gelisah

Haus, sadar, merasa pusing pada perubahan

Biasanya sadar, gelisah, ekstremitas dingin, berkeringat dan sianotik, kulit jari – jari tangan dan kaki keriput

2. Nadi radialisNormal (frek. & isi

Cepat dan lemahCepat, halus, kadang – kadang tidak teraba

3. Pernafasan Normal Dalam Dalam dan cepat4. UUB * Normal Cekung Sangat cekung

5. Elastisitas kulit*

Pada pencubitan kembali segera

Lambat Sangat lamban > 2 detik

6. Mata * Normal Cekung Sangat cekung7. Air mata Ada Kering Sangat kering8. Selaput lendir Lembab Kering Sangat kering

9. Pengeluaran urin*

Normal BerkurangTidak ada urin untuk beberapa jam, kandung kencing kosong

10. TD sistolik Normal Normal, rendah < 80 mmlHg11. Pasien kehilangan BB

4 – 5 % 6 – 9 % > 10 %

Prakiraan kehilangan cairan

40 – 50 ml/kg 60 – 90 ml/kg 100 – 110 ml/kg

Keterangan:

* Terutama berguna pada bayi untuk menilai dehidrasi dan memantau rehidrasi.

26

Page 28: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Pegangan untuk menggolongkan penderita termasuk dehidrasi berat, sedang atau

ringan adalah : bila terdapat 2 atau lebih gejala dalam penggolongan tersebut.

Dengan catatan selalu memikirkan resiko yang lebih tinggi, misal terdapat 2 gejala

dehidrasi berat dan 5 gejala dehidrasi sedang, maka penderita tersebut dimasukkan

dalam golongan dehidrasi berat. (1)

TABEL PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI PENDERITA (4)

INDIKATOR A B C

1. Lihat keadaan umum Baik, sadar * Gelisah, rewelLunglai/latergi, tidak sadar, lesu

- Mata Normal CekungSangat cekung dan kering

- Air mata Ada Tidak ada Tidak ada- Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

- Rasa hausNormal, tidak haus

* Haus, minum dengan lahap

* Malas minum, sedikit atau tidak bisa minum

2. Periksa turgor kulitKembali dengan cepat

Kembali dengan lambat

* Kembali dengan lambat

3. Hasil pemeriksaanTanpa dehidrasi

Dehidrasi ringan, jika memiliki 2 / lebih tanda termasuk tanda*

Dehidrasi berat, jika memiliki 2 / lebih tanda termasuk tanda *

Pemberian makanan pada penderita diare (1)

Pemberian makanan per oral diberikan setelah anak rehidrasi. Dengan cara ini

penyembuhan pendertita dapat lebih cepat, dan kenaikan berat badan lebih baik

walaupun frekwensi diare bertambah. Pada pelaksanaan dietetik, penderita diare akut

dengan dehidrasi perlu diperhatikan faktor – faktor sebagai berikut :

a. Insiden diare pada bayi yang mendapat ASI

b. Pemberian ASI sebaiknya diteruskan walaupun frekwensi intoleransi laktosa

tinggi.

27

Page 29: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Untuk anak < 1 tahun atau berat badan < 7 kg, diberikan ASI dan susu rendah laktosa

dan asam lemak tidak jenuh seperti LLM, Elmiron, bubur susu. Sedangkan untuk

anak > 1 tahun dengan berat badan > 7 kg, diberikan makanan padat atau makanan

cair atau susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah. (2)

Buah yang dapat diberikan pada penderita diare adalah pisang, kalori dan pisang

adalah 99 kcal dan kandungan kaliumnya 9,5 mmol/100 gram. Bila ada infeksi

terutama diare maka kebutuhan kalori dan protein bertambah karena meningkatnya

katabolisme protein tubuh. Pertumbuhan kalori dan protein untuk mengejar laju

pertumbuhan (catch up growth) membutuhkan kenaikan kalori sekitar 30 % dan

protein sekitar 100 % dari keadaan basal untuk menggantikan kehilangan selama

diare, sedangkan kalium dibutuhkan untuk mengatasi hipokalemi. (1)

Pengobatan Medikamentosa

1. Antibiotika

Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan pada semua kasus diare akut karena

sebagian besar penyebab diare akut adalah Rotavirus yang sifatnya self limited

dan tidak dapat dibunuh oleh antibiotika. Hanya sebagian kecil saja (10 – 20 %)

yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Vibrio Cholerae, Shigella, ETEC

(Entero Toksigenic E. coli), Salmonella, Campilobakter dan sebagainya yang

pada umumnya baru diketahui setelah dilakukan biakan, sedangkan hasil biakan

baru datang setelah diare berhenti. (1)

Antibiotika diberikan jika penyebabnya jelas seperti : (2)

- Kolera diberikan Tetrasiklin 25 – 50 mg/kgBB/hari

- Campylobakter diberikan Eritromisin 40 – 50 mg/kgBB/hari

- Bila terdapat penyakit penyerta seperti :

Infeksi ringan (OMA, faringitis) diberikan Penisillin Prokain 50.000

u/kgBB/hari.

28

Page 30: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

Infeksi sedang (bronkitis) diberikan Penisillin Prokain atau Ampisillin 50

mg/kgBB/hari.

Infeksi berat (bronkopneumonia) diberikan Penisillin Prokain dengan

Kloramphenikol 74 mg/kgBB/hari atau Ampisillin 75-100 mg/kgBB/hari

ditambah Gentamisin 6 mg/kgBB/hari atau derifat Sefalosporin 30 – 50

mg/kgBB/hari.

2. Anti Diare

Obat – obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti

antispasmodik/spasmolitik atau opium (papaverin, ekstrak beladona, codein,

morfin, dsb) justru akan memperburuk keadaan karena akan menyebabkan

terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi usus, melipatgandakan pembiakan

bakteri (over growth), gangguan digesti dan absorpsi lainnya. Obat ini hanya

berkhasiat menghentikan peristaltik usus saja tetapi justru akibatnya sangat

berbahaya karena baik pemberi obat maupun penderita akan terkelabui. Diarenya

terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung dan dehidrasi

bertambah berat yang akhirnya dapat fatal untuk penderita. (1)

3. Absorben

Obat – obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pektin, charcoal (norit,

tabonal), Bismuth Subsalisit, dan sebagainya telah dibuktikan tidak ada

manfaatnya. Obat – obat stimulan seperti adrenalin, nikotinamit dan sebagainya

tidak akan dapat memperbaiki syok atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya

adalah kehilangan cairan (syok hipovolemik). Pengobatan yang paling tepat ialah

pemberian cairan secepatnya. (1)

4. Anti Emetik

Obat anti emetik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain untuk mencegah

muntah dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan melalui tinja. Pemberian

dalam dosis kecil ( 0,5 – 1 mg/kgBB/hari) terutama penderita yang disertai

muntah – muntah hebat dapat diberikan. Obatanti piretik seperti preparat salisilat

29

Page 31: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

(Asetol, Aspirin) dalam dosis rendah (25 mg/kgBB/hari) ternyata selain berguna

untuk menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat dehidrasi atau panas karena

infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan yang keluar melalui tinja.

(1)

30

Page 32: Case Diare Akut Dengan Dehidrasi Berat (2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,

Editor A. H. Markum dkk, BP FKUI. Jakarta, 1996 : 448 – 446.

2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak,

Jilid I, Editor Husein Alatas dan Rusepno Hasan, BP FKUI, Jakarta, 1985 : 283 :

312.

3. Gastroenterologi Anak Praktis : Editor Suharyono, Aswitha Boediarso, EM.

Halimun, BP FKUI, Jakarta, 1988 : 51 – 69.

4. Modul Diklat Jarak Jauh Keterampilan Klinik Diare.

31