1
BAB I
LINGKUP ILMU PENGETAHUAN ALAM
A. PENDAHULUAN
Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dipelajari
meliputi : kelahiran alam semesta dengan berbagai teori, keadaan
tata surya, bumi, asal mula kehidupan di bumi dan perkembangan
makhluk hidup. Pengetahuan lingkup IPA tersebut sangat penting
memberi pemahaman kepada mahasiswa sehingga dapat
mendukung pemahaman yang lebih luas tentang hubungan
lingkungan hidup, teknologi bagi kemanfaatan umat manusia.
Diketahui bersama IPA sangat berkaitan erat dengan teknologi.
Oleh karena itu pula pemahaman yang benar tentang IPA akan
mengurangi perilaku negative terhadap lingkungan bahkan pada
akhirnya mengurangi dampak teknologi yang dihasilkannya.
Standar kompetensi :
Mahasiswa diharapkan memiliki pemahaman lingkup IPA seperti
terbentuknya alam semesta dan system tata surya khususnya bumi.
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan terbentuknya alam semesta
2. Menerangkan teori terbentuknya tata surya
3. Menunjukkan gambaran yang tepat susunan tata surya
4. Menerangkan dengan singkat sifat-sifat khusus masing-masing
planet
5. Mengungkapkan dengan kata-kata sendiri teori terbentuknya
bumi termasuk continental drift
6. Menjelaskan adanya system tertutup dari bumi
7. Menerangkan dengan singkat adanya fungsi lapisan bumi
meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer.
Petunjuk Belajar :
1. Untuk mempelajari materi IPA sebaiknya dilengkapi dengan video, film yang berhubungan dengan Alam.
2. Memanfaatkan multimedia secara optimal dapat membantu mahasiswa untuk memiliki motivasi dalam belajar.
2
3. Dari penjelasan maupun gambaran yang diperoleh dari Film/video, mahasiswa diminta komentar masing-masing.
4. Menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan penciptaan, keadaan tata surya yang semakin berkembang maupun keberadaan
makhluk hidup dewasa ini.
5. Mengerjakan latihan dan menuliskan dalam bentuk laporan tugas mandiri.
B. PENYAJIAN
KEGIATAN BELAJAR 1.
ALAM SEMESTA DAN TATA SURYA
a. Teori Terbentuknya Alam Semesta
Berbagai teori tentang terbentuknya alam semesta telah
menjadi perdebatan para peneliti dari zaman ke zaman. Beberapa
yang akan disajikan merupakan teori yang masih dipercaya hingga
kini. Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan
makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai
ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan
sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet,
galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam
pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada
di dalamnya. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang berakal budi
dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin
tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang
diamati. Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam
cahaya dari benda-benda langit yang sampai dibumi timbullah
beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam
semesta. Teori tersebut dikelompokkan menjadi:
1) Teori keadaan tetap (Steady-state theory) Teori ini berdasarkan prinsip kosmologi sempurna yang
menyatakan bahwa alam semesta di manapun dan bilamanapun
selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebut alam semesta terjadi
pada suatu saat tertentu yang telah lalu dan segala sesuatu di
alam semesta selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling
bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh
3
kenyataan bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang
sebanding dengan galaksi lama. Dengan demikian teori ini secara
ringkas menyatakan bahwa tiap-tiap galaksi terbentuk (lahir),
tumbuh, menjadi tua dan akhirnya mati. Jadi, teori ini
beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan
tak terhingga tuanya. (tanpa awal dan tanpa akhir).
Dengan diketahuinya kecepatan radial galaksi-galaksi
menjauhi bumi yang dihubungkan dengan jarak antara galaksi-
galaksi dengan bumi dari hasil pemotretan satelit, maka
disimpulkan bahwa makin jauh jarak galaksi terhadap bumi,
makin cepat galaksi tersebut bergerak menjauhi bumi. Hal ini
sesuai dengan garis spektra yang menuju ke panjang gelombang
yang lebih besar yaitu menuju merah, yang hal ini sering dikenal
dengan pergeseran merah. Dari hasil penemuan ini menguatkan
bahwa alam semesta selalu mengembang (ekspansi) dan menipis
(kontraksi). Dengan demikian harus ada ledakan atau dentuman yang memulai adanya pengembangan.
2) Teori dentuman besar (Big-bang theory) Teori ini berlandaskan dari asumsi adanya massa yang
sangat besar dan mempunyai masa jenis yang sangat besar
karena adanya reaksi inti kemudian meledak dengan hebat Massa
tersebut kemudian mengembang dengan sangat cepat menjauhi
pusat ledakan Menurut teori ini ada beberapa massa yang penting
selama terjadinya alam semesta, yaitu:
- Masa batas dinding Planck yaitu masa pada saat alai semesta berumur 10
-43 detik berdasarkan hasil perhitungan Panck.
- Masa Jiffy yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-23 detik, dengan jari-jari alam semesta 10
-13 cm dengan
kerapatannya 1055
kali kerapatan air.
- Masa Quark yaitu masa pada saat alam semesta berumur 10-4 detik. Pada masa ini partikel-partikel saling bertumpang
tindih dan tidak berstruktur serta diikuti dengan terbentuknya
hadron yang mempunyai kerapatan 109
ton tiap sentimeter
kubik.
- Masa pembentukan Lipton yaitu masa pada saat alam semesta berumur setelah 10
-4 detik.
- Masa Radiasi yaitu masa alam semesta berumur 1 detik sampai satu juta kemudian pada saat terbentuknya fusi
hidrogen menjadi helium mempunyai suhu 109 derajat
4
Kelvin. Pada saat usia alam semesta berumur 105 sampai 10
6
tahun mempunyai suhu 3000 derajat Kelvin.
- Masa pembentukan Galaksi yaitu pada usia alam semesta 10
8-10
9 tahun. Pada saat usia ini galaksi masih berupa kabut
pilin yang berputar membentuk piringan raksasa.
- Masa pembentukan tata surya yaitu pada usia 4,6 X 109 tahun.
b. Teori Terbentuknya Galaksi dan Tata Surya
Menurut Fowler, 12 ribu juta tahun yang lalu Galaksi kita ini
tidaklah seperti dalam keadaan seperti sekarang ini. la masih berupa
kabut gas hidrogen yang sangat besar sekali yang berada di ruang
angkasa. la bergerak perlahan mengadakan rotasi sehingga
keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya maka ia
mengadakan kontraksi. Massa bagian luar banyak yang tertinggal;
pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai berat jenis yang
besar terbentuklah bintang-bintang. Gumpalan kabut yang telah
menjadi bintang itupun secara perlahan mengadakan kontraksi.
Energi potensialnya mereka keluarkan dalam bentuk sinar dan panas
radiasi dan bintang-bintang itupun makin turun temperatur-nya.
Setelah berpuluh ribu juta tahun ia mempunyai bentuknya yang
boleh dikatakan tetap seperti halnya matahari kita. Hipotesis itu
diyakinkan oleh suatu observasi yang ditujukan kepada pusat galaksi
di mana selalu dilahirkan bintang baru baik secara perlahan-lahan
maupun secara eksplosif (Amysari 2007: 10).
Galaksi. Berdasarkan apa yang nampak dari hasil
pengamatan, dapat kita bedakan adanya tiga macam galaksi, yaitu:
a) Galaksi berbentuk spiral b) Galaksi berbentuk elips c) Galaksi berbentuk tak beraturan.
Bima Sakti. Induk dari matahari kita adalah galaksi Bima
Sakti atau Milky Way. Bima Sakti mempunyai bentuk spiral.
Tetangga terdekat dari Bima Sakti adalah galaksi Andromeda yang
juga berbentuk spiral dan jauhnya 870.000 tahun cahaya (cahaya
bergerak dengan kecepatan 300.000 km/detik, jadi tahun cahaya
berjarak 300.000 X 365 X 24 X 60 X 60 km = 1013
km).
Letak matahari dan bumi tempat tinggal kita kira-kira adalah
pada tanda (X), yang jauhnya kurang lebih 2/3dari pusat galaksi
sampai batas tepian luarnya. Bulatan-bulatan yang terletak di bawah
5
dan di atas pusat galaksi adalah kumpulan-kumpulan bintang
(globular). Dalam satu galaksi ada yang mencapai 1.000 kumpulan
bintang seperti itu. Galaksi kita ini mengadakan rotasi dengan arah
yang berlawanan dengan jarum jam.
Bima Sakti memiliki tidak kurang dari 100 ribu juta bintang.
Selain itu masih terdapat gumpalan-gumpalan kabut gas maupun
semacam galaksi kecil yang banyak jumlahnya.
1) Hipotesis Nebular Hipotesis ini dikemukakan pertama kali oleh Laplace
pada tahun 1796. Ia yakin bahwa sistem tata surya terbentuk dari
kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas. Pada
proses kondensasi tersebut ada sebagian yang terpisah dan
merupakan cincin yang mengelilingi pusat. Pusatnya itu menjadi
sebuah bintang atau matahari. Bagian yang mengelilingi pusat itu
dengan cara yang sama berkondensasi membentuk suatu formula
yang serupa dengan terbentuknya matahari tadi. Setelah
mendingin benda-benda ini akan menjadi planet-planet seperti
bumi dengan benda-benda yang mengelilinginya berupa satelit
atau bulan. Dapat dibayangkan bahwa berdasarkan teori ini,
planet Saturnus yang dikelilingi oleh cincin Saturnus itulah
merupakan bakal satelitnya. Salah satu keberatan dari hipotesis
ini adalah ditemukannya dua buah bulan pada Jupiter dan sebuah
bulan di Saturnus yang berputar berlawanan arah dengan rotasi
planet-planet tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa satelit
tersebut bukan merupakan bagian dari planetnya sesuai dengan
hipotesis Laplace.
2) Hipotesis Planettesimal Dikemukakan pertama kali oleh Chamberlin dan
Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran yang sama
dengan teori nebular yaitu bahwa sistem tata surya ini terbentuk
dari kabut gas yang sangat besar yang berkondensasi.
Perbedaannya adalah terletak pada asumsi bahwa terbentuknya
planet-planet itu tidak harus dari satu badan tetapi diasumsikan
ada bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat dekat bintang
di mana tata surya kita merupakan bagiannya. Kabut gas dari
bintang lain itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari
kita dan setelah mendingin terbentuklah benda-benda yang
disebut planettesimal. Planettesimal merupakan benda-benda
6
kecil yang padat. Karena daya tarik menarik antar benda itu
sendiri, benda-benda kecil tersebut akan bergumpal menjadi
besar dan menjadi panas. Hal ini disebabkan oleh tekanan akibat
akumulasi dari massanya. Teori ini dapat menjawab pertanyaan
meng-apa ada satelit-satelit pada Jupiter maupun pada Saturnus
yang mempunyai orbit berlawanan dengan rotasi planet-planet
itu.
3) Teori Tidal Teori ini diungkapkan pertama kali oleh James Jeans dan
Harold Jeffreys pada tahun 1919. Menurut teori ini planet itu
merupakan percikan dari matahari yaitu seperti percikan mata-
hari yang sampai kini masih nampak ada. Percikan tersebut di-
sebut tidal. Tidal yang besar yang kemudian akan menjadi planet itu disebabkan karena adanya dua buah matahari yang
bergerak saling mendekat. Peristiwa ini tentu jarang sekali terjadi
namun bila ada dua buah bintang yang bergerak mendekat satu
dengan yang lain maka akan terbentuklah planet-planet baru
seperti teori tersebut di atas.
Usaha para ilmuwan itu hanyalah sekadar menguji hipo-
tesis. Setelah teruji, teori itu masih mungkin diperbaiki dengan
teori yang lebih akurat. Namun demikian teori-teori tersebut di
atas masih diyakini orang sampai sekarang.
c. Sistem Tata Surya
Kesamaan dan Kelainan
Sembilan buah planet yang mengelilingi matahari pada
hakikatnya merupakan dunia tersendiri, dengan beberapa cm khas.
Dilihat dari segi kemanusiaan, bumilah yang paling khas, karena
mampu mengemban kehidupan dan makhluk teknologi. Sampai saat
ini diduga tidak ada Homo Sapiens. Manusia Pemikir, di lingkungan
planet lain (makhluk jenis lain) mungkin saja hidup di planet Mars
atau Venus, artinya dapat berkembang atau bermetabolisme.
Secara kelompok, planet di dalam tata surya kita ini dapat
terbagi dalam dua golongan kecil:
1) Planet kecil (kerdil) Termasuk ke dalam keluarga ini ialah Merkurius, Venus,
Bumi dan Mars. Golongan ini kebetulan menempati lintasan
yang dekat dengan matahari, dibanding dengan lintasan golongan
7
kedua. Ciri umumnya ialah, garis tengahnya kecil, tetapi padat.
Rapat masa rata-ratanya terletak antara 4,2-5,5 gram setiap
sentimeter kubik; biasanya tidak berlapisan angkasa tebal,
bahkan Merkurius sama sekali tidak diselimuti angkasa.
2) Planet raksasa Terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus
lintasannya jauh dari Matahari. Garis tengahnya jauh lebih besar
dibanding dengan golongan pertama. Garis tengah Jupiter,
umpamanya 17 kali garis tengah bumi. Walaupun demikian,
kelompok ini umumnya kurang padat. Rapat masa sangat rendah,
misalnya Saturnus, antara 0,7-1,6 gram setiap sentimeter kubik,
lebih rendah daripada rapat air. Di samping ciri tadi, dilihat dari
besar jari-jarinya, lapisan angkasa planet raksasa ini sangat tebal,
dan hampir tiada kecualinya terdiri dari senyawa berhidrogen.
Sesuatu yang sangat menarik kiranya ialah kenyataan, bahwa
ruang antara kedua golongan planet itu dihuni oleh asteroid.
Ketiadaan planet besar di dalam ruang asteroid pernah menimbulkan
banyak perdebatan sampai pada tahun 1801. Pada tahun itu seorang
astronom Italia, Piazzi, menemukan asteroid Ceres. Benda yang garis
tengahnya hanya 750 kilometer itu terlalu kecil untuk disebut planet,
tetapi terlalu besar untuk dianggap tidak ada. Penemuan ini
merupakan permulaan daripada serangkaian penemuan asteroid.
Kemudian ternyata, bahwa asteroid merupakan keluarga besar
banyaknya sekitar 100.000. Semua itu menghuni daerah antara
planet kecil dan planet raksasa. Planet Pluto, yang terdapat pada jarak 40 kali lebih daripada
jarak matahari-bumi, sebenarnya merupakan dunia gelap, dingin dan
masih asing bagi pengetahuan astronomi dewasa ini.
Kekurangtahuan mengenai dimensinya menyebabkan dia belum
dapat dimasukkan ke dalam salah satu sub-golongan tersebut di atas.
Planet, selain berevolusi (beredar mengelilingi titik pusat
gravitasi, yang dalam hal ini matahari) juga berotasi (bergasing
mengelilingi pusat masa planet sendiri). Lamanya tempo revolusi
dan rotasi berbeda antara planet yang satu dengan lainnya. Gerak
putar planet terlihat sangat besar dibanding dengan gerakan
matahari. Hampir 98 persen momentum putaran di dalam tata surya
kita dihimpun dalam gerakan planet. Momentum putaran dalam ilmu
mekanika merupakan suatu besaran vektor yang tetap besar dan
arahnya. Perubahan dalam komponennya bisa terjadi, tetapi harus
8
diimbangi oleh komponen lainnya. Bahwasanya matahari sangat
lamban memutari porosnya, barangkali bukan suatu kebutuhan tetapi
merupakan sifat tak terpisahkan dengan terjadinya matahari dan
pembentukan tata surya.
Adonan dasar zat yang ditemui pada semua planet mungkin
sama, tetapi ramuan bisa berbeda karena keadaan (kondisi) fisik
yang berbeda. Hidrogen di bumi ditemui kebanyakan bersenyawa
dengan oksigen, membentuk air. Di angkasa planet Jupiter, hidrogen
ditemui sebagai senyawa dengan karbon dan nitrogen. Yang terakhir
itu menghasilkan metana, yang tidak bisa diharapkan melimpah
dalam angkasa bumi. Di planet Merkurius, hidrogen dan unsur
ringan lain barangkali telah dihalau oleh panasnya permukaan planet
itu (600). Kalau sejak dulu telah diduga, Merkurius tak dapat
menahan angkasa maka pengamatan Meriner-10 pada tahun 1974
hanya membenarkan dugaan tersebut. Planet Merkurius sangat padat,
hal itu diduga akibat penumpukan unsur berat pada intinya, yaitu
tersusun atas besi-nikel. Permukaan menyerupai permukaan bulan,
penuh dengan kawah tetapi tanpa dataran rendah atau laut. Warnanya kehitaman menyerupai lapisan batuan basal yang kelam.
Pada jarak, jarak rata-rata matahari-bumi,-terdapat planet
berangkasa tebal, Venus, sering disebut saudara kembar bumi, hanya
karena hampir sama besar dengan planet kita. Walaupun suhu rata-
ratanya lebih tinggi daripada bumi, tetapi lapisan angkasa Venus
cukup tebal, dan sebagian besar terdiri dari CO2. Ada petunjuk
bahwa di sana tidak terdapat CO, tetapi uap air, nihil. Karena CO2-
lah penyusun utama, menyebabkan angkasa planet itu memperoleh
efek rumah semai (greenhouse) yang menyebabkan suhu permukaannya menjadi sangat tinggi akibat tertahannya pancaran
panas dari permukaan. Warna Venus yang menyala merupakan
petunjuk bahwa daya pantul lapisan angkasa Venus yang teratas
tinggi sekali. Ini merupakan gejala yang menarik.
Di samping tingginya suhu, juga tekanan udara di dalam ang-
kasa sangat tinggi, 100 kali lebih besar daripada tekanan planetnya
sendiri. Di bumi, adanya magnetosfera sangat menguntungkan,
karena dapat bertindak sebagai penahanan pemboman zarah
bermuatan yang berasal dari luar bumi. Ketiadaan magnetosfera di
sekeliling planet Venus tidak bertentangan dengan teori dinamo. Dalam teori ini dikatakan, medan magnet di sekeliling sebuah planet
hanya mungkin terjadi, jika di dalam planet itu masih terdapat zat
9
yang meleleh. Lagi pula planet yang bersangkutan harus berputar
dengan cepat. Venus memang berputar lambat pada sumbunya.
Tebal angkasa Venus menghalangi orang memandang
tubuhnya, tetapi penyelidikan dengan radar telah memungkinkan
pemetaan topografi permukaan planet itu. Dari penginderaan radar
tersebut ditarik kesimpulan, permukaan Venus berlereng sangat
landai, tidak seterjal Merkurius atau bulan.
Planet ketiga dalam tata surya kita ialah bumi tempat tinggal
manusia. Salah satu hasil terpenting penjelajahan angkasa luar ialah
ditemukannya sabuk radiasi van Allen, yang merupakan tempat
kedudukan partikel bermuatan yang tertangkap oleh medan magnet
bumi. Partikel itu ada yang berasal dari angin, matahari atau dari
awan plasma. Sebagian lagi berasal dari partikel yang dipercepat
oleh medan magnet bumi atau terdiri dari elektron yang berasal dari
peluruhan beta. Netron yang dapat meluruhkan elektron itu berasal
dari sumber sinar kosmos utama yang bertumbukan dengan nitrogen
angkasa bumi. Berbeda dengan planet venus, susunan angkasa bumi
lebih ditentukan oleh nitrogen. Susunannya yang nyaman dan tepat
untuk memenuhi kebutuhan manusia itu adalah hasil suatu proses
yang memakan waktu kira-kira 4,5 milyar tahun, yakni seumur tata
surya kita.
Satu setengah kali lebih jauh dari jarak bumi matahari
mengantarlah planet merah Mars. Warna merah yang sangat
mencolok, baik dilihat dengan mata bugil maupun teropong,
menyebabkan Mars mendapat julukan Dewa Perang dengan warna merah darah. Zat warnanya sendiri sebenarnya terdiri dari mineral
yang tersebar pada permukaannya yang mungkin serupa padang
pasir. Mineral itu di bumi dikenal dengan nama limonit (Fe2O3)
Dataran rendah Mars yang lainnya tertutup debu dengan senyawa
silikat. Tergantung dari musim, dingin atau panas, kedua kutub
planet itu terdapat berubah warnanya. Putih mengkilap kalau dingin,
seperti halnya jika terdapat lapisan pemantul yang kuat sekali.
Dugaan yang sesuai logika ialah, jika musim dingin tiba, kutub
tersebut tertutup zat cair yang membeku. Kemungkinan besar yang
membeku ialah CO2, bukan air biasa. Seperti permukaan bulan,
planet mars ditandai oleh adanya kawah, lembah dan ngarai.
Sebagaimana diungkapkan oleh sejumlah foto Mariner pada tahun
1971, kadang-kadang terlihat juga longsoran tanah. Pada tempat
yang rendah di permukaan mars terdapat adanya perubahan baik
10
musiman maupun yang tidak. Barangkali aero-dinamika pada
angkasa planet inilah yang menimbulkan angin dan memboyong
debu dari satu tempat ke tempat lain, inilah kira-nya penyebab utama
perubahan warna-warni permukaannya. Perubahan warna itu telah
berpuluh tahun menarik perhatian, karena dikira timbul dari adanya
jasad renik yang hidup kembali setelah musim semi tiba. Walaupun
angin kencang sering mengamuk di permukaan mars, tetapi
ketiadaan atau kekurangan zat cair, mengurangi derasnya laju erosi.
Kecepatan erosi itu kira-kira hanya seperdua puluh kecepatan erosi
wajar di permukaan bumi. Oleh karena itu, goresan pada permukaan
planet merah itu sebenarnya merupakan tanda abadi kegiatannya di
masa silam. Pada planet ini kelihatannya molekul organik dapat
berkembang. Hanya berapa jauhkah evolusi organik di sana dapat
maju dan berkembang, belum dapat dipastikan. CO2 dan H2O (air
dapat ditemui di angkasa Mars, begitu pula N2, O3, dan argon.
Berbeda dengan Venus, lapisan angkasa planet ini sangat tipis.
Barangkali hanya 1-2 persen daripada perapatan lapisan angkasa
bumi. Selain itu, walaupun belum meyakinkan, diduga planet Mars
mempunyai medan magnet. Rotasi planet yang cepat dengan periode
24 jam 37 menit, merupakan salah satu syarat dapat terbangkitnya
medan magnet itu.
Dari planet kecil, kita beranjak ke planet raksasa. Jupiter me-
rupakan wakil golongan kedua, tidak hanya karena lebih dekat-nya
dengan bumi (bahkan dikunjungi oleh wahana antariksa tak
berawak), tetapi sekaligus juga karena besarnya. Jupiterlah planet
terbesar, dengan garis tengah 17 kali garis tengah bumi. Dengan
teropong terlihat planet ini sangat pepat pada kutubnya dan kelihatan
mempunyai lapisan angkasa yang tidak sederhana. Warna-warni
lapisan itu yang sejajar dengan khatulistiwa planet, mencerminkan
gerakan di dalam angkasanya. Rotasinya cepat, hanya 10 jam waktu
yang diperlukan untuk bergasing pada sumbunya. Mencoloknya
kecepatan itu karena cepatnya planet bergasing, sehingga gaya
sentrifugasi pada khatulistiwa besar, di samping kenyataan bahwa
sebagian besar planet itu terdiri dari lapisan gas atau zat yang kurang
padat. Sebagian inti Jupiter masih dalam keadaan liat, terbukti dari
adanya medan magnet yang kuat di sekelilingnya. Perputaran planet
yang cepat dan inti yang meleleh adalah syarat bagi pembentukan
medan magnet.
11
Jupiter memancarkan pulsa (denyut) radio dan pancaran
panas yang cukup besar. Kegiatan pancaran radio itu serta
hubungannya dengan posisi Io, satelit yang cukup besar. Diduga
interaksi antara medan magnet dengan Io, merupakan penyebab
terbangkitnya pulsa radio tadi. Radiasi panas yang disebabkan
karena bobot lapisan Jupiter, menekan bagian yang lebih dalam.
Pengerutan Jupiter sebesar 1 mm saja, sudahlah cukup untuk
menimbulkan tenaga potensial yang dapat menjadikan inti Jupiter
100 derajat lebih panas, Radiasi panas semacam ini tidak dimiliki
planet lain. Selain pancaran panas ini, Jupiter masih memancarkan
panas dari proses yang nontermik. Sebuah zarah bermuatan seperti
elektron, jika jalannya dipercepat oleh medan magnet sambil
mempercepat jalan juga akan memancarkan radiasi sinkroton. Jupiter
ternyata cukup besar kemampuannya untuk memancarkan radiasi
tipe tersebut. Dalam pada itu halilintar atau peloncatan listrik di
dalam angkasa Jupiter rupanya cukup intensif, hingga kadangkala
tercatat semburan pancaran.
Penyelidikan spektroskopi menunjukkan angkasa planet Ju-
piter ini mengandung senyawa C, H, dan N. Amoniak (NH3) dan
metana (CH4) merupakan zat yang spektrumnya terlihat kuat.
Walauupun begitu seluruh amoniak di situ barangkali hanya
mencapai 6 x 1020
gram atau hanya 1/10.000 juta masa seluruh pla-
net. Dalam tubuhnya sendiri He diduga menjadi komponen
pembentuk planet yang tidak boleh diabaikan. Salah satu satelit
planet Jupiter bernama Ganymede. Satelit ini besarnya melebihi
Merkurius. Tetapi yang lebih menarik ialah, satelit tersebut, di luar
keberatan apapun juga, sudah dapat dipastikan mempunyai lapisan
angkasa. Satelit lainnya yang mempunyai angkasa adalah Titan,
salah satu satelit Saturnus. Bulan terlalu kecil dan panas untuk
menahan molekul angkasanya. Sesudah selang beberapa juta tahun,
ia kehilangan seluruh angkasa dan menjadi gersang seperti yang
sekarang kita saksikan.
Susunan angkasa planet raksasa lainnya, seperti Saturnus,
Uranus dan Neptunus, hampir serupa dengan susunan angkasa planet
Jupiter. Kalau pun ada perbedaan, maka itu disebabkan terutama
karena temperatur. Hampir semua amoniak pada angkasa saturnus
membeku, tetapi pada angkasa uranus dan neptunus mungkin
menjadi kristal warna kehijauan yang menjadi ciri planet Uranus dan
Neptunus disebabkan karena banyaknya metana di dalam
12
angkasanya. Berbeda dengan planet kecil, tubuh planet besar ini
terdiri atas 10 persen hidrogen, helium dan bahkan neon.
Planet terjauh dan terakhir ditemukan secara teleskopi ialah
Pluto dari planet ini matahari hanya terlihat sebagai cahaya lilin, dan
oleh karena itu Pluto adalah dunia dingin dan gelap. Astronomi
belum banyak mengetahui keadaan kebenarannya planet itu tetapi
sudah melihat beberapa keanehan. Lintasannya berbeda dengan
planet lain, dalam arti menyilang lintasan planet tetangganya,
Neptunus. Inilah salah satu sebab timbulnya dugaan Pluto mungkin
lepasan satelit Neptunus, yang karena suatu sebab, terpental keluar
dari garis edarnya. Kecuali itu cahaya Pluto menunjukkan berbagai
perubahan tak teratur. Seandainya ia merupakan planet yang bundar
sempurna, maka kelakuan cahayanya tidak mungkin demikian. Jadi,
barangkali Pluto memang tidak bundar. Masanya terlalu berat untuk
ukuran garis tengahnya. Jika garis tengahnya yang sekarang
diterima, dan dipergunakan sebagai dasar pengukuran volumenya,
rapat masanya akan mencapai 50 kali lebih berat daripada masa air.
Ini merupakan suatu hal yang sukar dimengerti.
Pluto merupakan planet terakhir yang semula ditemukan se-
cara perhitungan (1930) dan baru kemudian dilihat dengan teropong.
Sebelumnya. telah ada dua buah planet yang ditemui secara
demikian. Penemuan dengan perhitungan ini membuktikan
keampuhan pengetahuan matematika dan mekanika benda langit,
sehingga mendorong orang mencari planet lain. Mungkin masih ada
planet di luar orbit Pluto, sebaliknya, di dekat matahari di sebelah
dalam lintasan merkurius. Usaha terakhir ini sampai sekarang belum
memberikan hasil nyata.
Keseragaman dan Kebetulan
Walaupun permukaan planet yang tampak maupun lapisan
angkasanya berbeda satu sama lainnya. tetapi dinamika planet
mempunyai kesamaan dan keseragaman yang khas, sehingga sukar
di duga bahwa hal itu terjadi karena sesuatu kebetulan. Pergerakan
planet dalam tata surya mempunyai beberapa ciri:
1) Arah gerak baik rotasi maupun revolusinya searah. Semua ke arah yang berlawanan dengan gerakan jarum jam, kalau dilihat
dari kutub utara. Aturan ini hampir tiada kecualinya diikuti
dengan patuh, kecuali oleh beberapa satelit.
13
2) Bentuk lapisan planet mengelilingi matahari. ataupun satelit mengelilingi planet hampir menyerupai lingkaran. Yang
mengingkari hukum ini ialah Merkurius dan Pluto, yang masing-
masing mempunyai keeksentrikan 0,206 dan 0,247.
3) Selain lintasannya yang sepusat (konsentris) semua lintasan tersebut terdapat pada bidang edar yang satu dengan lainnya
hampir berhimpitan.
Dari beberapa keseragaman di atas telah timbul beberapa alur
pemikiran yang menunjukkan status permulaan tata surya kita.
Dalam garis besarnya berbagai pemikiran tersebut dapat digolongkan
jadi dua hal utama:
1) Teori yang mengemukakan asal dan pembentukan planet dalam hubungannya langsung dengan kelahiran matahari. Proses
pembentukan itu dapat terjadi sekaligus maupun berurutan.
2) Teori yang mengemukakan kehadiran planet di sekeliling ma-tahari baru terjadi setelah matahari jadi bintang biasa (normal)
dan mantap. Kedalam golongan ini termasuk aliran yang
mengatakan bahwa:
a) Materi pembentuk planet berasal dari terlemparnya matel matahari sendiri atau materi bintang tersebut. Tumbukan di
sini tidak perlu berarti tumbukan antara dua buah bintang
melainkan berarti matahari dan bintang tersebut hanya
bersimpang jalan.
b) Materi dasar pembentuk planet terkumpulkan dari materi antar bintang yang terseret oleh matahari dalam perjalan an
hidupnya mengelilingi pusat galaktika.
KEGIATAN BELAJAR 2.
BUMI
a. Hipotesis Kejadian Bumi
diketahui bahwa kejadian bumi merupakan hal yang
menakjubkan, sehingga hingga kini masih menjadi polemic. Untuk
membahasnya hanya menelusuri cara terjadinya bukan siapa yang
menjadikannya. Masalah yang terbesar yang mengganggu para ahli
pikir adalah bagaimana sebenarnya bumi ini tercipta. Banyak dugaan
dikemukakan sesuai dengan tingkat kemajuan ilmu dan pengetahuan.
Pada permulaan abad ke-18 di daerah sebelah timur Mesopotamia,
14
yang kini dikenal sebagai Negara Irak, para ahli Archeologi
menemukan sisa tulisan pada tanah liat. Ternyata tulisan itu memuat,
antara lain tentang kejadian bumi. Cerita tentang adanya banjir besar
zaman Nabi Nuh, juga terdapat dalam tulisan itu. Hal itu sangat
sesuai dengan cerita-cerita dalam kitab suci. Pada masa kejayaan
gereja di Eropa, buku Genesis adalah satu-satunya yang harus
dipercaya. Pelopor perubahan ke zaman penelitian, Copernicus
Keppler, Galileo dan Newton, membawa pandangan baru dalam
meninjau sistem tata surya. Teori Newton tentang gravitasi,
mendorong. para ahli untuk mengajukan hipotesis kejadian bumi
dengan dasar ilmiah.
1) Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace Immanuel Kant (1755) dari Jerman, dalam bukunya Al
gemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels nach
newtonisehen Grundsatzen behandelt, mencoba mengemukakan pikiran tentang kejadian bumi. Berdasarkan teori Newton tentang
gravitasi, Kant mengatakan bahwa, asal segalanya ini adalah dari
gas yang bermacam-macam, yang tarik menarik membentuk
kabut besar. Terjadinya benturan masing-masing gas,
menimbulkan panas. Pijarlah, dan itulah asal daripada matahari.
Matahari berputar kencang, dan di khatulistiwanya memiliki
kecepatan linear paling besar sehingga terlepaslah fragmen-
fragmen.
Fragmen-fragmen inilah yang tadinya pijar, melepaskan
banyak panas, dan mengembun. Kemudian cair dan bagian luar
makin padat. Demikianlah terjadi planet-planet, termasuk bumi
kita ini ( Fessenden ,R.J and Fessenden J.S (2001).
Piere de Laplace (1796) sarjana Perancis, seorang filosof
dan ahli matematika, mengemukakan pula adanya kabut,
meskipun sama sekali tidak kenal dengan Kant, ia beranggapan
bahwa kabut asal itu telah berputar dan pijar. Di khatulistiwa
terjadi penumpukan awan. Jika massa ini mendingin maka
terlepaslah sedikit material dari induknya. Fragment tadi jadi
dingin dan mengembun, berputar mengelilingi induknya.
Kemudian menyusul terlepasnya fragmen yang kedua, dan
ketiga. Sembilan buah planet yang kini beredar dianggap terjadi
dengan cara yang sama. Induknya adalah matahari.
15
Massa asal matahari itu disebut nebula, sehingga
hipotesis ini disebut hipotesis nebula. Karena Kant dan Laplace
serupa dalam mengemukakan hipotesisnya, maka disebutlah
hipotesis nebula dari Kant Laplace.
2) Hipotesis Planetesimal Chamberlain dan Moulton masing-masing ahli Geologi
dan ahli Astronomi, kira-kira seratus tahun setelah Kant dan
Laplace, mengejutkan hipotesa Planetesimal. Maka beranggapan
adanya matahari asal yang didekati oleh suatu bin tang besar
yang sedang beredar, maka terjadilah tarik menarik sesuai
dengan hukum Newton. Peledakan di matahari melepaskan
sebagian materialnya dan tertarik oleh adanya bintang yang
mendekat tadi. Material matahari itu akan sedikit menjauh dan
kemudian mendingin sementara bintang besar itu terus berlalu.
Selanjutnya terjadi pengembunan dan terbentuk sembilan planet
dan planetoida.
3) Hipotesis Pasang surut Gas Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffries (1930) sebagian
menyokong hipotesis planetesimal, sambil memperbaiki
keberatan-keberatannya. Mereka berpikir adanya bintang besar
yang mendekat, kira-kira seperti bulan dengan bumi, yaitu bulan
menyebabkan adanya pasang dan surut lautan. Bulan tak cukup
kuat menarik air menjulur jauh. Akan tetapi matahari yang
didekati bintang besar itu menjauh, lidah api dari matahari asal
itu putus dari induknya; pecah berkeping-keping seraya me-
ngembun dan membeku menjadi planet-planet serta planetoida.
b. Susunan Lapisan Bumi
Bahwa bumi berlapis-lapis telah banyak disebut orang.
Sesuai dengan hipotesis Kant-Laplace, bahwa bumi kemudian
mendingin di sebelah luar sedang di dalam masih panas. Di dekat
permukaan menjadi beku dan disebut kerak bumi. Untuk meneliti
kedalaman bumi, cara yang terbaik adalah dengan pengeboran, Akan
tetapi pengeboran yang terdalam hanya mampu sampai 5.000 meter, sedangkan jari-jari bumi 6.000.000 meter. Maka pemboran
sedalam 5.000 meter hampir tiada berarti.
Dengan majunya penelitian gempa (Seismologi) oleh alat
yang disebut seismograf, dapatlah diteliti lapisan bumi secara tidak
16
langsung. Prinsip penelitian adalah anggapan bahwa getaran yang
merambat melalui kedalaman bumi, hasil grafnya tergantung kepada
material yang dilaluinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
memang bagian dalam ini tidaklah homogen, akan tetapi terdapat
lapisan-lapisan. Dalam ilmu Geologi, lapisan batas itu disebut
bidang diskontinyu.
Bidang diskontinyu yang pertama pada kedalaman 60 Km,
disebut bidang diskontinyu dari Mohorovicik, nama penemunya,
kemudian pada kedalaman 1.200 Km dan 2.900 Km. Pada bagian
paling dalam terdapat bola dengan jari-jari 3.500 Km, yang disebut
inti bumi (Barysfer). Belum diketahui dengan pasti apakah inti bumi
ini padat ataukah gas. Yang diketahui dari penelitian seismograf,
bahwa inti bumi tidaklah cair seperti hipotesis Kant-Laplace.Suess
dan Wiechert (1919), membagi lapisan bumi sebagai berikut:
1) Kerak bumi, tebalnya 30-70 Km, terdiri batuan basal dan acid (basa atau pH tinggi, dan acid atau asam pH rendah).
Massa jenisnya (massa jenis air = 1) kira-kira 2,7
mengandung banyak Silikat dan Aluminium. Semua butan yang
ada di ke-rak bumi paling atas, sedalam lautan terdalam (+10
Km) dianggap berasal dari sedimentasi. Berbagai endapan
mineral organik, yaitu berasal dari organisme, misalnya batubara,
minyak bumi, kapur, mungkin berada di tempat tinggi karena
kerjaan gaya-dalam daripada bumi. Batubara terjadi di rawa-
rawa pada periode karbon, maka daerah batubara disebut facies
rawa. Kapur terjadi di pantai tropis pada periode Kapur, 150 juta
tahun yang lalu, maka daerah kapur disebut facies neritis.
Sedangkan daerah minyak disebut facies lautan, karena minyak
dianggap berasal dari organisme lautan. Endapan batuan yang
biasa dibuat porselen, berasal dari cangkang Diatomae (gangang
Kersik), yang mengendap di lautan dalam. Daratan yang kini
dianggap stabil kulit buminya, misalnya daratan Cina, Eropa dan
Amerika, banyak mengandung kersik dalam tanahnya, sehingga
bila dibakar akan menjadi porselen. Di Indonesia dan daerah
labil lainnya, kerjaan vulkanis menyebabkan tanahnya
mengandung banyak senyawa besi, warnanya lebih merah,
sehingga bila dibakar tetap merah dan jadilah tembikar.
2) Selubung bumi, atau sisik silikat (Si), tebalnya 2.200 Km, massa jenisnya 3,6-4. Selubung bumi bersama Kerak bumi disebut
Lithosfera.
17
3) Lapisan Chalkosfera, tebalnya 1.700 km, massa jenisnya 6,4 terdiri dari oksida besi dan sulfida besi.
4) Inti bumi, atau Barisfera, merupakan bola dengan jari-jari 3.500 Km, massa jenisnya 9,6 terdiri dari besi dan nikel.
Kuhn dan Pittman (1940) mengemukakan bahwa
sesungguhnya bumi berasal dari matahari, maka inti bumi
seharusnya juga seperti material matahari. Yaitu terdiri sebagian
besar dari Hidrogen. Karena tekanan dalam inti bumi sangat besar,
maka atom-atom Hidrogen bersifat padat. Holmes (1936), membagi
kerak bumi sebagai berikut:
a. Bagian atas setebal 15 Km, massa jenisnya 2,7 dan disebut magma-granit.
b. Lebih ke dalam tebalnya 25 Km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-basal.
c. Bagian terbawah kerak bumi, setebal 20 Km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-peridotit dan eklogit.
Wiechert (1910), mengemukakan bahwa pada pokoknya
bagian Lithosfera terdiri dari Silikat dan Aluminium (SiAl atau Sial)
lebih ringan dan terutama menempati kontinen. Di sebelah bawah,
terutama di lautan terdapat lapisan berat yang terdiri dari Silikat dan
Magnesium (Sima). Dari penelitian terbukti bahwa dasar samudera
Pasifik, terdiri dari Sima. Kedua lapisan tersebut berupa kristal,
sedangkan di bawahnya terdapat substratum yang bersifat amorf.
Selanjutnya terdapat teori adanya gerakan kontinen, yang disebabkan
oleh karena Sial terapung di atas Sima. Wegner (1930) mengajukan
hipotesis Continental drift (perkisar benua). Permukaan bumi terdiri
beberapa lempeng besar berukuran benua, masing-masing terdiri dari
bagian oceanis dan kontinental yang bergerak relatif yang satu
terhadap yang lain. Tebal tiap lempeng kerak bumi ini adalah kira-
kira 80 Km.
Kecepatan gerak relatif lempeng-lempeng ini berkisar antara
1 cm sampai 13 cm setahun. Meskipun menurut ukuran manusia
kecepatan ini sangat kecil, namun dilihat dari kacamata Geologi, ini
sangat berarti, karena gerak 5 cm setahun misalnya dalam satu juta
tahun dapat menghanyutkan suatu benua sejauh 50 Km ke arah
jurusan tertentu. Lempeng yang membawa benua Australia misalkan
dengan kecepatan 6 cm per tahun sedang bergerak ke arah Utara
yang dalam beberapa juta tahun, kalau proses ini berlangsung tanpa
gangguan, dapat menjepit kepulauan Nusantara antara benua
18
Australia dan Asia. Lempeng-lempeng kerak bumi ini dipisahkan
yang satu dengan yang lain oleh batas lempeng yang geraknya dapat
bersifat divergensi, konvergensi atau shear (gesekan). Batas lempeng
ini adalah sangat labil dan ditandai oleh gunung api yang aktif serta
kegempaan yang tinggi.
c. Atmosfer, Hidrosfer dan Lithosfer
Atmosfer
Bumi dikelilingi oleh selimut gas yang disebut udara atau
atmosfer. Tebal lapisan udara secara pasti belum dapat diketahui.
Tetapi para ahli berpendapat, pada jarak 100 Km di atas permukaan
bumi masih terdapat udara. Kalau dibandingkan dengan jari-jari
bumi yang 60.000 Km, maka tinggi lapisan udara yang 100 Km
tersebut, hanya 1/600 jari-jari bumi. Ada lapisan dalam atmosfer.
1) Yang dekat dengan permukaan bumi setebal . 10 Km disebut troposfer.
2) Lapisan di atas troposfer disebut Stratosfer. Batas antara 2 lapisan udara tersebut tidak sama di semua
tempat. Di daerah sekitar khatulistiwa batas itu kadang-kadang dapat
mencapai 19 Km, tetapi dikutub hanya 6 Km. Presentase tiap gas
dalam atmosfer pada beberapa ketinggian (HUMPHREY). Hal
tersebut disebabkan karena adanya angin vertikal yang disebabkan
pemanasan matahari. Troposfer mempunyai susunan gas yang
seragam, hal ini disebabkan karena adanya angin yang vertikal,
maupun horizontal.
Susunan gas dalam troposfer:
- 78% zat lemas - 1% gas oksigen - 0,0% asam arang.
Selanjutnya masih ada, Ozon, Argon, Helium, di samping itu
juga terdapat zat air. Sebaliknya di stratosfer susunannya tidak
homogen. Di sini terdapat lapisan-lapisan udara yang B.D-nya
berbeda-beda. B.D. udara yang besar terletak dekat dengan troposfer,
sedangkan lapisan udara yang B.D. kecil cenderung bergerak di atas
jauh dari troposfer. Lapisan udara tersebut terbentuk di stratosfer,
karena adanya angin yang horizontal saja. Selain gas yang terdapat
di troposfer tersebut terdapat juga:
a) Uap air yang % nya tidak tetap, jumlah tersebut tergantung pada tempat dan waktu.
19
b) Benda bukan gas yaitu debu berfungsi sebagai inti kondensasi. Sebab uap air di udara tidak akan mengalami kondensasi menjadi
titik-titik air yang berupa awan, kalau tidak ada inti kondensasi.
Sehingga awan adalah kumpulan tetes-tetes air yang telah
berkondensasi. Debu berasal dari muka bumi (dari gunung api)
tetapi dapat juga dari angkasa luar yang berasal dari meteor.
Bumi menerima panas dari matahari, dari bumi itu sendiri
dan dari bulan. Di pusat bumi terdapat temperatur yang sangat
tinggi, hal ini dapat dibuktikan: Dengan jalan menggali tanah secara
vertikal ke bawah maka terjadi kenaikan temperatur, setiap turun 35
m, temperatur naik 1C. Dan adanya benda-benda yang keluar dari
gunung api yang mempunyai temperatur sangat tinggi seperti: lava
abu, awan panas, dan sebagainya. Sebenarnya panas yang dikirim
matahari ke bumi relatif tidak berubah; tetapi yang berubah adalah
penerimaan panas tersebut oleh bumi. Penerima-an yang berubah-
ubah ini disebabkan kondisi awan yang ada di udara.
Apabila udara kerawan, panas matahari yang diterima bumi
hanya berkisar 40%, sedangkan apabila udara bersih dari awan,
panas matahari yang diterima bumi dapat mencapai sekitar 64%-
69%. Menurut penelitian makin besar sudut penyinaran matahari,
makin berat pula panas yang diterima dan sebaliknya. Di lapisan
bawah (0 sampai 4 Km) dekat dengan permukaan bumi,
temperaturnya sangat dipengaruhi bumi, pada lapisan ini masih
berlaku ketentuan bahwa setiap naik ke atas 100 Km, temperatur
akan turun 1C. Lapisan 1 ini masih banyak terdapat uap air. Dalam
troposfer terdapat uap air yang jumlahnya tidak tetap. Uap air adalah
gas yang tidak berwarna dan tidak berbau. Uap air yang mencair
merupakan titik-titik air yang disebut awan. Jumlah uap air di udara
tidak tetap, makin tinggi temperaturnya makin banyak kandungan
uap air di udara. Ada dua cara untuk menyatakan uap air di udara,
yaitu:
a) Basah absolut Yaitu banyaknya uap air (dalam garam) yang terdapat dalam 1
m3 udara.
b) Basah relatif Yaitu perbandingan antara banyaknya uap air di udara (terhitung
gram 1 m3 udara) dengan banyaknya uap air apabila udara
tersebut pada temperatur yang bersangkutan jenuh dengan uap
air.
20
Apabila awan yang terdiri dari titik-titik air berkumpul
sehingga titik-titik air tersebut menjadi satu dan merupakan tetesan-
tetesan air yang lebih besar dan lebih berat, dan kemudian jatuh ke
bumi, maka peristiwa di atas disebut hujan. Jadi hujan adalah
peristiwa jatuhnya tetesan-tetesan air sampai ke permukaan bumi.
Selain hujan seperti pengertian di atas, kita mengenal juga hujan
salju dan hujan es. Hujan salju terjadi apabila uap di udara terus naik
ke atas sehingga mencapai temperatur lebih kecil dari 0C, maka uap
air tersebut akan mengkristal. Dan apabila kelompokan kristal
tersebut jatuh ke bumi akan terjadi hujan salju (Darmodjo, 2000:12).
Hujan es berbeda dengan hujan salju.
Hujan salju yang jatuh adalah kristal-kristal es, tetapi hujan
es yang jatuh ke bumi memang butiran-butiran es yang cukup keras
dan sering menimbulkan kerusakan. Secara garis besar dapat
diterapkan sebagai berikut: Awan yang karena letaknya sangat
tinggi, temperaturnya dapat jauh di bawah 0C, maka sebagian awan
tersebut membeku dan terus dibawa angin naik ke atas lagi sehingga
temperatur turun lebih rendah lagi jauh ke bawah 0C, dengan
demikian keseluruhan awan menjadi gumpalan es. Panas yang
dikeluarkan dalam pembekuan tidak mampu untuk mencairkan
bagian awan yang lain karena rendahnya temperatur.
Bila udara dianggap terdiri dari beberapa lapisan udara hori-
zontal, dan setiap lapisan udara mempunyai berat, maka lapisan di
bawah menerima tekanan lapisan udara di atasnya. Karena makin
dekat dengan permukaan bumi tekanan udara makin besar, dan
makin ke atas tekanan udara makin kecil/berkurang. Tempat-tempat
di mana temperaturnya rendah akan terjadi tekanan udara yang
rendah. Perbedaan tekanan udara antara tempat akan mengakibatkan
terjadinya pemindahan udara dari daerah tekanan tinggi ke daerah
tekanan rendah. Perpindahan udara karena perbedaan tekanan udara
ini disebut angin. Angin mempunyai arah dan kecepatan.
Pada siang hari di daratan mencapai temperatur lebih panas
dari di lautan. Akibatnya di daratan akan terjadi tekanan udara yang
lebih rendah dari di lautan, sehingga pada siang hari bergeraklah
angin dari laut ke darat. Pada malam hari keadaannya terbalik, yaitu
di laut panas yang diterima pada siang hari masih cukup tinggi. Di
darat lebih cepat mengalami pendinginan temperatur udara di laut
lebih besar dari daratan. Akibatnya tekanan udara di darat lebih besar
21
dari di laut sehingga bertiup angin dari darat ke laut. Kecepatan
angin sangat ditentukan oleh besar kecilnya perbedaan tekanan
antara 2 tempat. Makin besar perbedaan tekanan udara, makin cepat
gerak angin (Kastama, E (2003 :25). Uap air, temperatur udara,
tekanan udara dan hujan, apakah hujan es maupun salju; semuanya
merupakan peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian di atmosfer. Hal
tersebut akan menimbulkan adanya iklim serta cuaca di suatu daerah.
Iklim: adalah peristiwa-peristiwa dalam atmosfer di suatu daerah
untuk periode waktu yang panjang. Disebut juga, merupakan rata-
rata cuaca periode panjang. Ilmu yang mempelajari iklim, disebut
Klimatologi. Cuaca: adalah perubahan keadaan udara di suatu tempat
pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut Meteorologi.
Hidrosfer
Yang termasuk hidrosfer adalah semua bentuk air yang ada di
atas muka bumi. Yang terbesar adalah samudera dan lautan.
Dikatakan bahwa perbandingan antara samudera dan daratan
berkisar antara 72% dan 28%. Artinya 72% muka bumi berupa air
sedangkan 28% berupa daratan. Kita semua tahu bahwa di daratan
masih terdapat: danau, sungai dan rawa-rawa. Dasar laut dan
samudera tak ubahnya seperti relief di muka bumi, dengan bagian
sebagai berikut:
- Shelf: Dasar samudera di sepanjang pantai yang di dalamnya rata-rata 200 m. Daerah ini merupakan daerah yang kaya ikan.
- Plat: seperti Shelf tetapi daerahnya meluas dan kedalaman rata-ratanya 200 m. Daerah ini juga kaya akan ikan.
- Trog: adalah lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut. Daerah-daerah tersebut di atas selain kaya akan ikan juga
merupakan daerah minyak bumi. Sehingga dewasa ini banyak
dilakukan pemboran minyak di lepas pantai (off shore) sebagai
perhiasan pemboran minyak di daratan (on shore).
Makin ke bawah dan makin ke arah kutub, temperatur air laut
makin rendah. Apabila temperatur air laut di daerah khatulistiwa
28 C, temperatur laut di dekat kutub dapat mencapai 2 C sampai
0C. Temperatur laut sangat mempengaruhi kehidupan di laut.
Dengan demikian ikan banyak diketemukan di laut dangkal karena
sinar matahari masih mampu menembus laut sampai dasar; di mana
sinar matahari sampai dibutuhkan bagi setiap makhluk hidup, seperti
ikan, plankton, maupun tumbuh-tumbuhan laut yang lain. Samudera
22
maupun laut akan bergerak menimbulkan arus laut baik terjadi
dipermukaan maupun di bagian bawah (Maskoeri, Y .2005:24).
Gerakan laut disebabkan oleh berbagai faktor:
a. Adanya angin yang bertiup b. Adanya perbedaan kadar garam c. Adanya perbedaan berat jenis air laut d. Adanya perbedaan pasang naik dan pasang surut.
Arus laut mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam
menentukan keadaan iklim di suatu tempat. Hal ini disebabkan ka-
rena adanya arus panas dan arus dingin. Dengan demikian arus panas
dapat membuat musim dingin tidak terlalu dingin, dan laut tidak
akan mengalami pembekuan sepanjang tahun. Sebaliknya arus
dingin, menyebabkan temperatur di atas laut tersebut rendah
sehingga tidak ada penguapan. Maka ke daratan merupakan angin
yang kering akibatnya di daratan tidak pernah jatuh hujan. Tetapi
dalam suatu periode yang sangat panjang daratan tersebut dapat
berubah menjadi padang pasir yang gersang.
Pertemuan arus panas dan arus dingin merupakan tempat
yang ideal bagi kehidupan ikan; karena pada tempat-tempat seperti
itu banyak dijumpai plankton dan zat-zat makanan yang lain. Namun
udara dingin di atas arus dingin, dan udara panas di atas arus panas,
apabila bertemu akan menimbulkan suatu kabut tebal di atas laut
yang sangat membahayakan pelayaran kapal-kapal di laut. Arus laut
mempunyai arti ekonomi yang penting, karena para pedagang
berlayar mengikuti arus. Bangsa-bangsa yang tahu dan dapat
memperhitungkan dari mana dan kemana arah arus laut, dapat
menjadi bangsa yang jaya.
Litosfer
Berdasarkan cara terjadinya batuan dapat dibedakan 3 jenis
batuan:
a) Batuan Beku Batuan ini terjadi secara langsung dari pembekuan magma yang
terdiri dari mineral yang belum menunjukkan struktur tertentu.
Misalnya: Batuan Andesit yang banyak digunakan untuk
pengerasan jalan.
b) Batuan Sedimen Batuan sedimen dapat terjadi karena pengendapan bahan organis,
seperti tumbuh-tumbuhan.
23
Misalnya: Batuan kapur.
c) Batuan Metamorf Batuan ini merupakan perubahan batuan beku dikarenakan
perubahan temperatur atau tekanan.
Misalnya: Batubara, Marmer.
Bertitik tolak dari suatu pengertian bahwa mineral-mineral
yang terdapat dalam magma (cairan bahan) mempunyai B.D. yang
berbeda-beda. Mineral yang B.D-nya tinggi akan tenggelam berada
di bawah, sedangkan mineral yang B.D-nya rendah naik ke atas.
Mineral yang B.D-nya tinggi umumnya mengandung Fe, Mg, Ca
sedangkan mineral yang B.D-nya kecil, umumnya mengandung Al,
Si. Seperti diketahui bahwa makin masuk ke dalam perut bumi akan
terjadi kenaikan temperatur. Thermigradient untuk Indonesia 30 m,
artinya setiap masuk ke dalam tanah sedalam 30 m, temperatur akan
naik 1 C. Selain temperatur cukup tinggi, tekanan juga besar, maka
mineral-mineral tersebut berada dalam keadaan padat latent (latent
plastic). Oleh karena itu apa-bila terjadi gerakan tektonik, bahan
yang padat latent tersebut akan mencair. Hal ini disebabkan karena
adanya pengurangan tekanan; disebabkan tekanan sebagian
digunakan untuk menggerakkan bumi (gerakan tektonik). Bahan
yang mencair tersebut kemudian lewat retakan kulit bumi yang
mungkin ada bergerak keluar. Berdasarkan tempat terjadinya maka
batuan penyusun litosfer dapat dibedakan atas:
a) batuan intrusif: terjadi di bagian dalam, jauh dari permukaan bumi.
b) batuan ekstrusif: terjadi di dekat permukaan bumi, atau diluar permukaan bumi.
c) batuan hypoobisis: terjadi dalam gang atau saluran-saluran kulit bumi.
Bagian luar dari bumi lapisan batuan yang disebut lithosfer.
Karena adanya peristiwa diferensiasi, terbentuklah lapisan SIAL dan
lapisan SMA. SIAL merupakan bagian teratas dari kerak bumi yang
terdiri dari Silica dan Aluminium (SI-AL). Sedangkan SIMA
merupakan bagian bawah dari SIAL, yang terdiri dari Silica dan
magnesium (SI-MA). Kedua lapisan di atas merupakan lithosfer.
d. Cuaca
Bagi orang yang kerapkali berada di luar rumah, cuaca esok
hari senantiasa menjadi suatu taruhan yang istimewa, oleh sebab itu
24
sebelum ribuan tahun, meramal cuaca merupakan suatu seni rakyat
yang terutama dipraktekkan oleh pelaut, petani, pemburu, dan
nelayan. Mereka mempelajari dewa, merasakan kelembaban udara
pada pipi, mencatat perubahan angin serta memperhatikan rasa gatal
pada bahu, nyeri pada paha kiri, mencocokkannya dengan perilaku
binatang ternak atau burung, mengingat-ingat kembali kata-kata
kakeknya, hal yang sama membanding-bandingkannya dengan
pengalamannya sendiri serta dongeng cuaca dan akhirnya sampai
pada suatu tebakan yang masuk akal (Mien, R 2009:45).
Dewasa ini meramal merupakan ilmu yang diberi nama
meteorologi (dari kata Yunani meteoros, tinggi di udara dan logos,
pembahasan). Pembiayaan negara untuk penelitian atmosfer di AS
hampir mencapai satu milyar dolar setiap tahun. Berkat adanya
elektronika dan abad antariksa, para ahli meteorologi sekarang dapat
menggunakan suatu teknologi menggairahkan yang dalam satu
generasi saja telah menemukan hal-hal tentang cuaca yang
jumlahnya lebih banyak daripada yang telah dicapai disepanjang
sejarah sebelumnya. Pada saat ini setelit dengan kamera televisi
mengawasi awan topan dari atas, dan menunjukkan kecepatan serta
arah geraknya kepada para ahli meteorologi. Bahkan bila tidak ada
topan alat ini mengirimkan gambar pemandangan antariksa yang
memperlihatkan selimut awan diseluruh negeri, sehingga dapat
dilihat pada berita televisi setiap malam.
Unsur cuaca:
Semua keadaan cuaca berawal pada empat unsur pokok yang
saling mempengaruhi, yaitu:
1) Matahari, yang merupakan sumber cahaya dan kehidupan yang energi radiasinya menentukan keadaan atmosfer.
2) Bumi, dengan geometri hanya menentukan ciri-ciri cuaca serta iklim.
3) Atmosfer bumi (berasal dari kata Yunani, atmos uap, dan sphaira bola) yaitu selimut gas yang memodulasikan radiasi matahari (mengubah panjang gelombangnya hingga menjadi
radiasi yang tidak mematikan) dalam perjalanannya ke bumi.
4) Faktor lain yang menentukan cuaca yaitu bentuk permukaan alam dan bentuk geofisika bumi gunung, lembah samudera,
tudung es, gurun, danau dan sungai yang mengolah banyak
keadaan atmosfer dalam perputaran abadinya.
25
Dari pengalaman serta pemikiran para ilmiawan memiliki
keteraturan serta struktur cuaca pada suatu hari yang merupakan
hasil dari apa yang telah terjadi dalam atmosfer pada hari
sebelumnya. Kekuatan yang menghasilkan cuaca tidak dapat
dielakkan atau pun diubah. Hal ini merupakan hukum alam. Salah
seorang ahli teori pertama tentang cuaca, adalah filsuf Yunani
Arsitoteles, yang hidup dari tahun 384-322 SM. Dalam bukunya
Meteorologica, Aristoteles mengatakan bahwa seluruh kawasan
bumi terdiri dari empat unsur yaitu api, udara, air dan tanah. la
berpendapat bahwa unsur-unsur ini dapat diubah dari yang satu
menjadi unsur yang lain, dan masing-masing secara potensial tetap
terdapat dalam unsur yang lain. Sedangkan matahari merupakan
penyebab perubahan.
Angin
Hakikat cuaca ialah perubahan. Dalam beberapa menit laut
yang tenang kemilau dapat mengubah suatu hari yang
menyenangkan pada akhir musim gugur menjadi awal musim dingin
yang menggigil. Dari hari ke hari atau dalam perubahan musiman
yang lebih panjang, manusia dapat tertimpa banjir, atau kekeringan,
dapat digembirakan oleh hujan atau embun pagi. Dan digentarkan
oleh angin topan badai salju atau tornado. Semua itu terjadi karena
bumi terselubung oleh atmosfer, yang seakan-akan tidak berwujud
namun gerakan abadinya mempengaruhi setiap saat kehidupan
manusia. Andaikata tidak ada atmosfer, bumi akan berupa planet
mati, mandul dan tak berkehidupan seperti bulan. Tidak ada
tumbuhan, binatang, langit biru, awan atau pemandangan senja yang
indah.
Pentingnya atmosfer bukan saja karena semua kehidupan
menghirup atau mengisapnya, tetapi juga sebagai selimut pelindung
yang diperlukan. Tanpa atmosfer sinar matahari akan
menghanguskan kerak bumi dengan suhu setinggi 82 C pada siang
hari di khatulistiwa dan pada malam hari suhu akan mencapai 140 C
di bawah nol pada tempat yang sama. Ahli meteorologi mengatakan
bahwa udara yang bergerak disebut angin. Angin adalah energi dan
merupakan kekuatan yang besarnya tidak terukur. Ilmuwan menaksir
bahwa jika seluruh atmosfer bumi bergerak dengan kecepatan santai
30 km/jam yaitu kecepatan yang kurang lebih sama dengan
kecepatan angin sepoi, maka energinya pada setiap saat akan
26
menyamai energi yang dihasilkan bendungan Hoover jika bekerja
dengan kapasitas penuh, siang dan malam selama 6.800 tahun.
Energi angin melakukan tugas yang mengagumkan yakni tugas yang
paling penting bagi kelangsungan kegiatan atmosfer. Energi angin
mengisi langit dengan awan kemudian menyapunya lagi hingga
bersih. Selain itu juga mendorong kabut yang menjadi dingin dan
sarat lembaban dari laut, menghembuskan seluruh sistem badai
hingga menempuh bulatan bumi, membawa bahang dan lembaban
dari satu kawasan ke kawasan lain di bumi.
Kelembaban udara
Kelembaban udara diperlukan oleh peramal cuaca, yang di-
maksud dengan kelembaban udara ialah perbandingan jumlah uap air
di udara dengan jumlah uap air yang dapat dimuatnya pada suhu dan
tekanan tertentu. Alat yang dipergunakan untuk mengukur
kelembaban udara disebut higrometer. Mungkin anda merasakan,
pada saat mendung badan sangat gerah, keringat mengalir di tubuh
anda. Keadaan tersebut menandakan bahwa udara telah jenuh dengan
uap air, sehingga keringat tidak mudah menguap dan menyebabkan
badan terasa panas. Untuk mengurangi kegerahan dinyalakanlah
kipas angin ini menyebabkan keringat menguap dan badan terasa
dingin. Bila kelembaban makin tinggi lebih dari 80% dapat
diharapkan akan terjadi hujan.
KEGIATAN BELAJAR 3.
ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI
a. Berbagai Pendapat Tentang Asal Mula Kehidupan
Sebelum abad ke-17, para ahli menganggap bahwa makhluk
hidup terjadi dengan sendirinya dari makhluk tak hidup. Anggapan
ini disebut teori generatio spontanea atau abiogenesis. Pendapat ini
begitu ekstrim, misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal
dari bangkai, bahkan dari gandum dapat langsung jadi tikus hanya
dalam waktu satu malam. Dengan adanya renaissance, mulai timbul
paham baru. Francesco Redi (1626-1697), ahli Biologi dari Italia,
dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai berasal dari telur lalat,
yang meletakkan telurnya dengan sengaja. Dari berbagai percobaan,
27
mendapatkan peristiwa yang serupa, ia mengemukakan pendapat
bahwa kehidupan berasal dari telur atau comne vivum ex ovo.
Lazzaro Spallanzani (1729-1799) juga ahli Biologi dari Italia,
dengan eksperimen terhadap kaldu membuktikan bahwa jasad renik
yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Bila kaldu
ditutup rapat setelah mendidih, maka tak terjadi pembusukan. Ia
mengambil kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada jasad
hidup, atau omne ovum ex vivum. Louis Pasteur (1822-1895) sarjana
Perancis, melanjutkan teori Spallanzani, dengan eksperimen
berbagai jasad renik. Ia mendukungnya, meskipun banyak yang
menentang. Kemudian menarik kesimpulan bahwa harus ada
kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan baru atau omne
vivum ex vivum. Timbullah teori biogenesis, sedangkan teori
abiogenesis rupa-rupanya telah terkalahkan. Akan tetapi asal mula
kehidupan masih tetap jadi pikiran para ilmuwan.
Sedemikian jauh hampir semua para ahli biologi sependapat
bahwa pemula kehidupan terjadi di bumi ini, tidak di luar bumi.
Mereka menemukan makhluk hidup bersel satu sebagai pemula
kehidupan. Kemudian terjadi evolusi organik menjadi organisme
bersel banyak, Porifera-Coelenterata-Vermes-Echinodermata-
Molusca Arthropoda-Vertebrata, dan Manusia paling akhir. Oparin
(1938) sarjana Rusia, mengemukakan hipotesis bahwa ada makhluk
peralihan dari makhluk tak hidup ke makhluk hidup. Hipotesis ini
berdasarkan penelitian ahli lain di bidang Ilmu Kimia. Kita telah
mengetahui bahwa tubuh organisme 99% terdiri dari senyawa
Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Seorang ahli kimia Harold
Urey (1893) di Amerika Serikat, mengemukakan pendapat bahwa
atmosfer bumi suatu waktu pernah mengandung banyak CH4
(metana), NH3 (amonia), H2 (hidrogen), dan H2O (air) dalam bentuk
gas. Zat tersebut sangat mungkin bergabung membentuk ikatan
organik, di mana kehidupan biasanya berlangsung. Pendapat ini,
kemudian terkenal dengan teori Urey. Seorang murid Urey, bernama
Stanley Miller (1953) berhasil membuat model alat laboratorium
yang sederhana untuk membuktikan teori Urey. Ke dalam alat itu ia
masukkan gas tersebut di atas, kemudian dibuat loncatan listrik
bertegangan tinggi. Hasilnya sungguh menakjubkan, setelah
dianalisis ternyata diperoleh zat organik berupa: gula, purin,
pyrimidin, asam amino, dan senyawa lainnya. Zat itu merupakan
28
komponen ikatan DNA (deoxyribo nucleic acid) dan RNA(Ribose
nucleic acid),yaitu protein inti, yang biasanya membentuk virus.
Eksperimen tersebut mengingatkan kita bahwa sinar matahari
menyebabkan terjadinya muatan listrik di atmosfer. Bila muatan
listrik besar akan menimbulkan loncatan listrik, yang kita nama-kan
petir, baik besar maupun kecil. Karena di alam bebas dapat terjadi
senyawa kimia seperti dalam eksperimen Stanley Miller dan
tentunya juga menyokong teori Urey. Peristiwa petir terjadi jutaan
kali setiap hari. Tentunya ikatan-ikatan kimia organik tersebar di
seluruh pelosok muka bumi. Para ahli kimia sepakat bahwa di alam
selalu terdapat kecenderungan penggabungan berbagai senyawa,
sehingga makin kompleks struktur molekulnya. Weisz (1961)
melanjutkan hipotesis Operin, disertai bekal teori Urey yang telah
diuji kebenarannya oleh Milller. Menurut Weisz, penggabungan
senyawa kimia itu terus bergabung menjadi molekul-molekul yang
lebih besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang banyak itu
terbentuk asam nuklein, yang terdiri dari gula-phosfat-purin-
pyrimidin-asam amino. Rantai ini cenderung untuk mengikat rnata
rantai dari sekitarnya, sehingga terjadilah rantai dobel yang
setangkup. Kemudian rantai yang satu melepaskan did dari yang
pertama dalam bentuk duplikat Mulai dari sinilah, barangkali, terjadi
loncatan tingkah laku kimiawi dari sifat tak hidup ke sifat hidup.
Pada waktu rantai tadi mengikat materi yang sama, bolehlah kita
sebut makan yang pertama, bila ia disebut hidup. Pada waktu
melepaskan duplikat, bolehlah kita namakan reproduksi yang
pertama, bila ia sebagai pemula kehidupan di bumi. Selanjutnya
terjadilah persaingan, maka rantai serupa itu perlu bergabung satu
sama lain, membentuk rantai yang lebih panjang dan lebih panjang
lagi. Bila hipotesis ini dapat bertahan, maka terjawablah salah satu
missing link terbesar dalam evolusi organik.
Virus
Bila rantai senyawa gula-phosfat-purin-pyrimidin asam
amino itu makin panjang dan makin kompleks, maka akan terbentuk
DNA dan selanjutnya terbentuk virus. Penemu virus sejalan dengan
ditemukannya mikroskop elektron oleh Knoll dan Ruska (Jerman,
1932). Mikroskop biasa yang menggunakan cahaya tak dapat dipakai
untuk melihat virus, karena ukurannya sangat halus, kira-kira 10
sampai 30 milimikron. Berbagai jenis virus telah ditemukan.
29
Bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat, lonjong, seperti
kubus, atau seperti batang, sifatnya aneh, dapat dikristalkan sebagai
zat kimia biasa, dapat pula ditanam dalam tumbuhan atau hewan,
dan bertambah banyak. Pertambahan banyaknya masih ada dua
pendapat:
a) Virus melakukan reproduksi sebagaimana halnya makhluk hidup lain.
b) Virus itu tak dapat memperbanyak diri, melainkan organisme tempat virus itu berada, dapat membentuk duplikat virus tadi.
Dalam pengamatan, jelas virus itu menjadi lebih banyak
sedangkan bagaimana cara perbanyakannya belum diketahui dengan
pasti. Percobaan untuk menumbuhkan virus dalam substrat buat-an
selalu gagal. Timbul dalam pikiran lata, bahwa kalau demikian virus
ini merupakan makhluk transisi antara makhluk tak hidup ke
makhluk hidup. Akan tetapi terlalu pagi untuk berpendapat
demikian. Beberapa jenis virus menyebabkan berbagai penyakit,
misalnya: Mozaik pada tembakau, tomat, mentimun, waluh, jipang,
dan lain-lain. Pada manusia misalnya campak, cacar, cacar air,
influensa, polio, kutil, demam kuning, hepatitis infections dan lain-
lain. Pada hewan misalnya, anthrax, rabies, psitacosis, pes-sapi, dan
lain-lain.
Bacteriophage
Adanya suatu zat hidup yang menyelinap ke dalam substansi
serupa virus, yang kemudian menyebabkan kehidupan, selalu dapat
dipersoalkan yang tak pernah habis. Akan tetapi kenyataan adanya
kehidupan tak terbantah. Tingkat yang lebih tinggi derajatnya
daripada virus adalah bacteriophage. Ia sudah boleh dianggap hidup
sesungguhnya. Tidak dapat hidup dalam substrat buatan. Tubuhnya
terdiri dari rantai DNA yang dikelilingi protein. Dapat bereproduksi,
hidupnya sebagai parasit yang menyerang bakteri dengan jalan
membor tubuh bakteri. Ia berbuat demikian karena ukurannya jauh
lebih kecil daripada bakteri, dan sedikit lebih besar daripada virus.
Bentuknya seperti kendi; ukurannya 30-20 milimikron.
Rickettsia
Taraf makhluk hidup yang lebih tinggi dari Bacteriophage
adalah Rickettsia. Ia sudah mempunyai RNA (Ribose Nucleic Acid),
30
yaitu asam inti yang biasanya berada di luar inti sel pada organisma
bertaraf tinggi. Ukurannya 0,3-0,5 mikron, sedemikian kecilnya
sehingga tak dapat disaring. Ia tak dapat berbiak dalam medium yang
tak hidup. Oleh karena itu Rickettsia masih memiliki sifat virus.
Telah ditemukan Rickettsia penyebab demam, cacar dan tiphus.
Bakteria
Bakteria merupakan mikroba yang sangat beragam dalam hal
bentuk dan perilakunya. Ia digolongkan kepada tumbuhan karena
berdinding tubuh yang tebal. Ukurannya 0,5-70 mikron, tergantung
pada macam bakteria. Meskipun bakteria tidak memiliki inti sel, tapi
DNA dan RNA ada dalam tubuhnya. Ia dapat dibiakan dalam
medium buatan. Bakteria sering digolongkan ke dalam ragi atau
jamur, karena tidak memiliki hijau daun, sehingga tidak dapat
berfotosintetis; jadi kehidupannya tergantung kepada bahan organik
yang sudah mati (saprofitis) atau menjadi parasit pada makhluk
hidup lain. Pada umumnya bakteria hidup subur pada suhu 20-35
derajat Celcius; ada pula bakteria yang tahan pada suhu 80 C
misalnya di sumber air panas vulkanik. Hampir semua proses
pembusukan, sebenarnya fenomena pembiakan bakteria. Dalam
proses pembusukan, semua bahan organik hancur menjadi bahan
anorganik; oleh karena itu bakteria disebut pula mikroba pengurai.
Protozoa
Protozoa sering pula disebut hewan bersel tunggal, karena
dinding tubuhnya tipis sekali dan berperilaku seperti hewan, dalam
arti mobilitasnya dan cara makan. Ukuran tubuhnya 20-100 mikron;
memiliki inti sel yang masif dan tubuh kental yang dinamakan
protoplasma. Protozoa ada yang hidup bebas di alam ada pula yang
menjadi parasit. Ia dapat berbiak dengan cara membelah diri.
Sel
Nama sel, pertama kali dipakai oleh Robert Hook (1655)
penemu mikroskop. la melihat ruang-ruang kecil waktu memeriksa
irisan gabus sumbat botol. Itu hanyalah ruang kosong yang tampak
hanya dindingnya. Para peneliti yang selanjutnya melihat bahwa
dalam sel itu terdapat cairan sebagai lendir yang disebut protoplas-
ma. Inilah bagian yang hidup. Pada irisan tubuh hewan ruangan
seperti di atas tidak terdapat. Akan tetapi untuk menghormati
31
penemunya, maka terhadap satuan protoplasma yang hidup tetap di-
sebut sel.
Setiap sel pada umumnya terdiri dari dua bagian pokok yaitu:
1) Inti sel (nucleus) tampak lebih masif. Di dalamnya terdapat serabut-serabut halus yang berfungsi sebagai penerus keturunan,
untuk mempertahankan jenisnya yang disebut kromosom. Tiap
jenis organisme mempunyai jumlah kromosom yang tetap,
misalnya: Manusia 46 atau 23 pasang, Kera Rhesus 21 pasang,
Kucing 19 pasang, Sapi 30 pasang, Kuda 33 pasang, Anjing 39
pasang, Gandum 21 pasang, Tomat 12 pasang, Jagung 10 pasang,
Bawang 8 pasang, dan lain-lain.
Dalam kromosom itu terdapat titik-titik pembawa sifat keturunan
yang banyak sekali, dan disebut gena. Dari segi Ilmu Kimia, titik
gena itu terdiri dari DNA. Pada lalat-buah, dalam 4 pasang
kromosom, telah ditemukan 500 gena, pada manusia kira-kira
100.000 gena. Setiap jenis organisme mempunyai peta
kromosom yang barangkali dapat diandaikan cetak biru untuk
suatu bangunan. Gena itulah yang bertanggung jawab terhadap
sifat kelestarian. Sifat yang tercata dalam kromosom disebut
genotype. Dalam pelaksanaan pertumbuhan, dipengaruhi oleh
keadaan sekitar, jadilah sifat yang sering berbeda dengan peta
kromosom. Sifat inilah yang kita dapat amati di alam, dan di-
sebut phaenotype.
2) Protoplasma sel atau Cytoplasma, yang mengelilingi inti. Bagian ini bertanggung jawab terhadap peristiwa aktivitas hidup sehari-
hari, misalnya metabolisme, makan, bernapas, peredaran darah,
bergerak dan lain-lain.
Reproduksi dan Perkembangan
Pada organisme bersel tunggal, segala kehidupan berlangsung
dalam satu sel dirinya saja. Reproduksinya dengan jalan membelah
dirinya menjadi dua. Mula-mula yang membelah adalah intinya serta
kromosomnya, baru diikuti oleh sitoplasmanya. Dari satu individu
menjadi dua individu, lalu jadi empat, delapan, enambelas, dan
seterusnya. Dari pembelahan ke pembelahan berikutnya hanya
berlangsung antara 20-60 menit. Sementara terjadi yang baru, maka
yang lama satu demi satu kehilangan kemampuan untuk hidup.
Pada organisme bersel banyak, banyaknya sel sangat
bervariasi, bilangan ratusan sampai milyaran sel tergantung kepada
32
jenisnya. Mereka, pada umumnya dapat didiferensiasi dalam bagian-
bagian tubuh dan fungsinya. Tiap bagian tubuh mempunyai fungsi
tersendiri, akan tetapi tetap dalam kesatuan harmonis individu,
semuanya dalam satu kontrol. Bila karena sesuatu hal salah satu
bagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya, akan berakibat buruk
kepada bagian lain dalam individu itu. Mereka mempunyai bagian
khusus untuk melaksanakan reproduksi. Bagian ini disebut alat ke-
lamin, yaitu alat kelamin jantan dan alat kelamin betina. Kedua alat
itu mungkin dimiliki oleh satu individu, yang disebut
hermaproditisme. Bila individu hanya memiliki alat kelamin jantan
saja atau alat kelamin betina saja, disebut sifat gonochorisme.
Alat kelamin jantan menghasilkan sel-kelamin jantan
(spermatozoa = sel mani), alat kelamin betina menghasilkan sel-
kelamin betina (ovum = telur). Sel mani dan sel telur masing-masing
mempunyai inti dengan kromosom sebanyak setengah dari jumlah
kromosom sel tubuh. Contoh, pada manusia sel mani dan sel telur
masing-masing mempunyai 23 kromosom, sedangkan sel tubuh
mempunyai 46 kromosom. Untuk melanjutkan keturunannya, suatu
individu perlu mempertemukan sel mani dengan sel telur.
Penggabungan itu disebut pembuahan (Conseptio). Dari dua sel
melebur menjadi satu sel-zygote, dengan jumlah kromosom seperti
induknya. Terleburlah sifat dari jantan dan dari betina di mana tiap
kromosom mencari pasangan masing-masing. Sel zygote ini
membelah diri sebagaimana halnya individu bersel tunggal. Akan
tetapi semua sel melekat satu dengan yang lain, merupakan awal
perkembangan individu. Setiap fase pertumbuhan mengikuti pola
tertentu sampai selesai proses diferensiasi. Pertumbuhan dilanjutkan
dengan masa kecil, masa muda dan masa dewasa untuk
menghasilkan reproduksi, keturunan. Setelah itu tugas alamiah
selesai bagi sesuatu individu.
Perkembangan individu yang berbeda dengan uraian di atas,
adalah fenomena parthenogenesis, yaitu sel telur yang tidak
mengalami pembuahan berkembang menjadi individu dewasa.
Contoh-nya, pada lebah madu, hewan betina yang biasa disebut ratu,
bertelur banyak dengan tiga kelompok telur, yaitu:
a) Telur yang berisi zygote, kemudian berkembang menjadi indi-vidu jantan.
b) Telur yang berisi zygote, kemudian berkembang menjadi indi-vidu betina tulen dan dapat menjadi ratu baru.
33
c) Telur yang hanya berisi sel kelamin betina, tapi dapat berkem-bang menjadi individu betina palsu, alat kelaminnya berubah
menjadi alat penyengat beracun.
Ekologi (Oikos = rumah atau tempat tinggal)
Kini menjadi sangat populer karena manusia mulai
menyadari bahwa hidupnya tak dapat lepas dari lingkungan bumi. Di
bumi inipun tak semua tempat layak untuk kehidupan manusia, tidak
semua baik untuk kehidupan sesuatu makhluk hidup. Ekologi
mempelajari interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu
sistem di mana terdapat keseimbangan ekologis, dinamakan
ekosistem. Contoh ekosistem adalah: kolam, danau, hutan, padang
rumput, akuarium yang baik, dan sebagainya. Biasanya tersedia
komponen abiotik dan biotik.
a) Komponen abiotik, misalnya tanah, udara, air, cahaya, suhu, semuanya berpengaruh terhadap makhluk hidup, dan saling
mempengaruhi di antara komponen abiotik itu sendiri.
b) Komponen biotik, adalah semua makhluk hidup yang ada di kawasan non biotik, yaitu:
(1) Produsen, kelompok makhluk hidup yang dapat menghasilkan zat organik dari zat anorganik dengan jalan
foto-sintesis.
(2) Konsumen, kelompok makhluk hidup yang makan zat organik yang telah dibentuk oleh produsen.
(3) Pengurai, adalah makhluk hidup yang menguraikan organisme mati menjadi zat anorganik. Kelompok ini
biasanya bakteri dan berbagai jamur.
(4) Rantai makanan, adalah proses makanan yang dimakan. Contoh: Jagung tikus ular burung manusia bakteri zat anorganik dan seterusnya.
b. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup
Menurut suatu teori, organisme sekarang yang beraneka
ragam macamnya adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Yang
dimaksud dengan evolusi kehidupan yaitu suatu perubahan
kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses
yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ribuan bahkan
jutaan tahun. Teori tersebut menyatakan bahwa organisme yang
34
mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal, dan
organisme ini bersel dari agregasi molekul-molekul yang ada.
Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana
mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal tersebut
sekarang berkembang menjadi organisme bersel banyak. Salah satu
dugaan menyatakan bahwa biosfer yaitu suatu dunia kehidupan di
bumi kita ini merupakan sebuah sistem, sedang organisme yang
merupakan komponennya menjadi suatu subsistem. Sebagai suatu
subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energi yang
tersedia dalam biosfer pula.Karena dalam biosfer berlaku hukum
Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami
perlakuan hukum tersebut.
Hukum Termodinamika I
Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi
itu tetap, yang berubah hanya bentuknya. Contoh:
Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanik
berubah menjadi energi panas.
Hukum Termodinamika II
Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem terse-
but cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang paling
tidak teratur. Bertalian dengan Hukum Termodinamika I dan II
tersebut organisme akan menjadi suatu jalur arus energi. Dalam
tubuh organisme, energi akan mengalami perubahan bentuk dari satu
macam bentuk ke bentuk lain. Dan selanjutnya sebagai suatu sistem
kalau dibiarkan begitu saja maka organisme akan cenderung ke arah
kerusakan yang paling parah. Tetapi sebaliknya organisme sebagai
suatu sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan hukum
tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya
kemampuan pelestarian diri atau self perpetuation. Dan kemampuan
ini adalah bagian dari proses evolusi.
Perkembangan yang lain yaitu adanya suatu kerja sama
antara organisme sehingga akan membentuk koloni. Dengan alasan
yang sama pula terjadilah gejala perkembangan menuju ke arah
pembentukan organisme bersel banyak. Hal ini ditambah pula
dengan keharusan beradaptasi terhadap lingkungannya. Kemudian
berkembanglah apa yang dinamakan organisme bersel banyak yang
35
seperti halnya organisme uniselular, organisme multiselular ini
berkembang menjadi beraneka ragam organisme lainnya.
c. Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda Mati
Makhluk hidup merupakan suatu substansi zat yang dapat
menjalankan proses kehidupan. Yang dimaksud dengan proses ke-
hidupan atau ciri-ciri makhluk hidup antara lain ialah:
1) Bergerak Makhluk hidup dapat bergerak, baik pindah tempat maupun
pergerakan dari bagian-bagian tubuhnya sebagai contoh: Kuda
dapat berlari, burung dapat terbang, sedang ikan dapat bere-nang.
Tetapi gerakan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan sangat
terbatas, misalnya gerakan daun Mimosa pudica kalau tersinggung, gerakan membuka dan menutupnya stomata, ge-
rakan rotasi dan sirkulasi plasma sel.
2) Metabolisme Makhluk hidup melakukan metabolisme, yang meliputi:
- Nutrisi yaitu pengambilan zat-zat makanan dan sumber energi lain dari lingkungannya.
- Respirasi yaitu menguraikan zat-zat nutrisi, sehingga memperoleh energi.
- Sintesis, yaitu pembuatan zat-zat baru yang penting bagi kelangsungan hidup.
- Ekskresi, yaitu pengeluaran zat-zat yang sudah tidak di-perlukan oleh tubuh.
3) Mempertahankan jenisnya/hidupnya Makhluk hidup selalu berusaha untuk mempertahankan jenisnya
supaya tidak punah dari bumi, usaha tersebut meliputi:
- Regulasi yaitu fungsi mengatur keserasian proses yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup.
- Reproduksi yaitu kegiatan untuk tumbuh dari muda menjadi dewasa selanjutnya menjadi tua, dan kemampuan untuk
berkembang biak dari jumlah sedikit menjadi banyak.
- Adaptasi yaitu usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan dengan tujuan selalu dapat mengikuti perubahan yang terjadi
di lingkungan hidupnya.
- Evolusi yaitu suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui proses yang memakan waktu yang
sangat panjang.
36
4) Tanggap terhadap rangsang Makhluk hidup mampu memberikan tanggapan terhadap
rangsangan yang diterimanya. Sebagai contoh: sewaktu mata
terkena cahaya yang menyilaukan maka dipejamkanlah mata itu,
di sini cahaya merupakan rangsangan sedang memejamkan mata
merupakan tanggapannya.
Benda Mati dan Ciri-cirinya
Benda mati merupakan substansi yang tidak menjalankan
proses kehidupan. Ciri-ciri benda mati tentunya berlawanan dengan
ciri-ciri makhluk hidup seperti yang telah dikemukakan di atas. Jadi
ciri-ciri benda mati antara lain adalah:
1) Tidak dapat bergerak Benda mati tidak dapat bergerak, kecuali kalau ada pengaruh
luar. Batu bergerak karena pengaruh tenaga luar yang mengena
pada batu tersebut.
2) Tidak mengadakan metabolisme Benda mati tidak mengadakan kegiatan nutrisi, respirasi, sintesa
maupun ekskresi.
3) Tidak mempertahankan jenisnya Benda mati tidak ada usaha untuk mempertahankan
keberadaannya (eksistensinya). Jadi benda mati tidak memiliki
kegiatan regulasi, reproduksi, adaptasi maupun evolusi.
4) Tidak ada tanggapan terhadap rangsang Benda mati tidak mempunyai tanggapan terhadap rangsang yang
diterimanya. Jadi benda mati akan diam saja meskipun datang
rangsang bertubi-tubi dari luar.
Dengan memahami ciri-ciri makhluk hidup dan benda mati
seperti diuraikan di muka, kita dapat membedakan antara makhluk
hidup dan benda mati. Tetapi bagi makhluk hidup yang sangat
sederhana susunannya dan sangat kecil ukurannya, ciri-ciri kehidup-
an tadi sukar untuk dapat diamati begitu saja. Dalam kehidupan
sehari-hari dengan mudah kita dapat menyebut bahwa batu itu benda
mati sedang kucing adalah makhluk hidup. Mengapa kita bisa
mengatakan bahwa batu itu benda mati dan kucing adalah benda
hidup? Hal ini tentu berdasarkan tanda-tanda yang dapat dipakai
untuk membedakan antara benda mati dan makhluk hidup. Sifat-sifat
umum yang dapat dipakai untuk membedakan antara keduanya
adalah:
37
a) Bentuk dan ukuran Makhluk hidup mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sedang
benda mati tidak, sebagai contoh: batu ada yang sebesar butir
pasir, tetapi ada pula sebesar gunung, sedang kucing misalnya
bentuk dan ukurannya tertentu.
b) Komposisi kimia Makhluk hidup mempunyai komposisi kimia tertentu yaitu terdiri
dari unsur-unsur Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (0),
Nitrogen (N), Belerang atau Sulfur (S), Posfor (P), dan se-dikit
mineral. Benda mati komposisi kimianya tidak tertentu.
c) Organisasi Setiap makhluk hidup terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini membentuk
jaringan, dan jaringan membentuk organ. Sistem organ mem-
bentuk proses hidup. Pada benda mati susunannya sedemikian
rupa, merupakan hasil dari unsur pokoknya.
d) Metabolisme Pada makhluk hidup terjadi pengambilan dan penggunaan ma-
kanan, pernapasan (respirasi) sekresi dan ekskresi. Benda-benda
mati tidak mengalami hal-hal tersebut.
e) Iritabilitas Makhluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap perubahan
sekitarnya, misalnya cahaya, gerakan, kelembaban dan suhu.
Besarnya reaksi tidak seimbang dengan besarnya aksi. Sebagai
contoh, besi yang kena panas akan memuai sesuai dengan panas
yang diterima.
f) Reproduksi Pada makhluk hidup terdapat kemampuan untuk membuat
makhluk itu menjadi banyak, sedang benda mati tidak.
g) Tumbuh dan mempunyai daur hidup Setiap makhluk hidup mempunyai proses pertumbuhan dan
mempunyai daur hidup, artinya mempunyai proses kelahiran,
tumbuh, dewasa dan mati. Benda mati membesar karena
pengaruh luar seperti halnya pada kristal.
Hal-hal tersebut di atas merupakan perbedaan antara makhluk
hidup dengan benda-benda mati, dan bukan kriteria untuk
menetapkan apakah sesuatu itu makhluk hidup atau benda mati.
d. Polusi atau Pencemaran
38
Pencemaran ialah keadaan yang akan mengakibatkan
menurunnya kualitas lingkungan hidup dan terganggunya kesehatan
dan ketenangan hidup makhluk hidup. Terjadinya pencemaran
lingkungan umumnya terjadi akibat kemajuan teknologi dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan hidup.
Mengenai polutan (unsur-unsur penyebab polusi), dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
a) Yang bersifat kuantitatif Yaitu terdiri dari unsur-unsur yang secara alamiah telah ada di
dalam alam ini, tetapi jumlahnya semakin bertambah karena
kegiatan manusia sehingga menyebabkan pencemaran, misalnya:
karbon dioksida, nitrogen, posfor dan lain-lainnya.
b) Yang bersifat kualitatif Yaitu terdiri dari senyawa-senyawa yang terjadi karena sengaja
dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi
kurang bijaksana dalam penggunaannya, misalnya: pestisida,
detergen, pupuk dan lain-lain.
Beberapa pencemaran yang perlu diketahui ialah pencemaran
udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan pencemaran suara.
1) Pencemaran Udara Udara pada lingkungan tercemar oleh zat-zat polutan jelas tidak
bersih lagi dan telah merupakan gangguan kesehatan bagi
makhluk hidup (termasuk manusia) sekitarnya. Dengan
kemajuan teknologi pada masa kini, polusi udara telah
menimbulkan banyak kekhawatiran terutama di daerah-daerah
industri. Sebagai polutan dapat berupa gas misalnya
karbondioksida, karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrokarbon,
sulfordioksida, hidrogen sulfida. Polutan dapat juga berupa butir-
butir benda cair dan partikel-partikel padat. Semua polutan
tersebut menyembur ke udara, terbawa angin menyebar ke mana-
mana di dalam atmosfer. Reaktor atom dan peledakan bom atom
menyebarkan debu radioaktif yang merupakan polutan yang
berbahaya ke mana-mana sampai ke tempat yang jauh sekali.
Dari hasil observasi cuaca ternyata pencemaran udara dewasa ini
tidak hanya terbatas di sekitar daerah industri dan tempat peledak
bom atom, melainkan sudah menyebar mengotori seluruh
atmosfer bumi kita (Mien, R 2009:56).
Tindakan-tindakan mengatasi pencemaran udara:
39
a) Mencegah terjadinya pencemaran misalnya mesin kendaraan bermotor yang sudah tidak baik harus diservis supaya
pembabakaran bensin atau solar lebih sempurna, pabrik yang
mengeluarkan gas pencemar harus membuat cerobong yang
sangat tinggi sehingga gas pencemar lekas