Download docx - Basic Dslr

Transcript
Page 1: Basic Dslr

Menguak Rahasia Teknik Fotografer Profesional: Exposure Triangle!

Nilai dari Anda: Bermanfaat

HL | 07 June 2012 | 01:26 Dibaca: 1276    Komentar: 32    13 dari 14 Kompasianer menilai bermanfaat

Saatnya kita menuju tingkat mahir dalam fotografi bak seorang fotografer profesional. Tulisan ini merupakan lanjutan dari 2 artikel fotografi sebelumnya. Oh ya, tulisan ini saya tujukan buat fotografer pemula loh, jadi musti suwon dulu nih ama fotografer profesional, permisiii… >.<

Pemahaman mengutak-atik exposure triangle adalah “rahasia besar” keahlian seorang fotografer profesional, untuk kamera manual maupun digital (kita fokus pada yang digital aja yahh…)

Exposure adalah jumlah cahaya yang masuk ke dalam medium fotografis kamera (negatif film pada kamera manual dan sensor gambar pada kamera digital) saat pengambilan gambar.

Apabila jumlah cahaya yang masuk ke medium fotografis terlalu banyak, foto menjadi terlalu terang istilahnya overexposure, apabila terlalu sedikit foto menjadi terlalu gelap istilahnya underexposure, dan apabila foto sesuai dengan yang kita inginkan disebut dengan optimal exposure. Exposure Value (EV) adalah angka yang digunakan untuk mengetahui jumlah cahaya yang masuk.

1. Underexposure (ajuskoto)

Page 2: Basic Dslr

2. Optimal Exposure (ajuskoto)

3. Overexposure (ajuskoto)

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi sedikit banyaknya jumlah cahaya yang masuk adalah Aperture, Shutter Speed dan ISO. Ketiga-tiganya saling terkait satu sama lain dan tidak dapat dipisah-pisahkan sehingga sering disebut dengan Exposure Triangle.

4. Exposure Triangle

Nah, yang paling kerennya lagi nih, kalau dah benar-benar nguasain ketiganya, bisa menciptakan foto-foto tricky yang dahsyat, seperti di bawah ini:

Page 3: Basic Dslr

5. Sarah Lee

6. Sarah Lee

7. Irrigation Sprinklers-Bobby Haas

Page 4: Basic Dslr

8. Slow Shutter Effect-Claude Sadik

Untuk menghasilkan foto-foto keq di atas mah butuh kamera digital yang beneran atuuhhh (baca: DSLR Pro) heheheh..

Slow jazz… kalau pembaca benar-benar minat fotografi, gampang koq memahami ketiga hal ini, saya yakin pembaca akan memahaminya setelah selesai membaca tulisan ini yang merupakan pijakan untuk meloncat lebih tinggi ke angkasa dunia fotografi, trust me it works ^,^

Exposure Triangle

1. Aperture

Aperture adalah lubang/lingkaran di bagian depan kamera yang bekerja sama dengan shutter (diapraghma) untuk mengontrol jumlah cahaya yang masuk pada sensor gambar. Semakin besar diameter lubangnya semakin besar pula cahaya yang masuk. Selain mengatur cahaya yang masuk, aperture juga berfungsi untuk mengatur Depth of Field (DoF) (hadehh apa pulak DoF nie…? sabar yaaa.. ^_^).

Simbol ukuran besar kecilnya aperture adalah f-number atau f-stops, semakin besar f-number berarti semakin kecil diameter lubang (gambar 9).

9. www.nikonusa.com

Page 5: Basic Dslr

Depth of Field (DoF)

DoF biasanya diterjemahkan dengan ruang tajam. Maaf, coba ambil pensil atau benda kecil yang lain, pegang dan letakkan kira-kira 30 cm di depan mata. Sekali lagi maaf (soalnya saya nyuruh-nyuruh nih >.< ), sekarang belalakkan mata anda menatap pensil tersebut (kira-kira 3 detik), kemudian picingkan mata anda sambil terus menatap benda itu.

Saat anda membelalakkan mata anda “gambar yang terlihat mata” disebut dengan ruang tajam lebar, dan saat anda memicingkan mata anda gambar yang terlihat disebut ruang tajam sempit. Saat anda memicingkan mata pensil akan terlihat lebih tajam atau lebih fokus, ya kan? Nah, itulah yang dimaksud dengan DoF, gampang memahaminya kan? ^_^

10. Pengaruh Aperture pada Depth of Field

Kembali ke laptop…ehh… kamera, semakin kecil angka f-stops semakin tajam DoF-nya, dan sebaliknya (gambar10). Background gambar kuda sebelah kiri lebih kabur daripada gambar yang di sebelah kanan. Trik ini sangat baik untuk foto close-up dan makro.

Animasi Aperture Effect

Page 6: Basic Dslr

2. Shutter Speed

Shutter speed biasanya diterjemahkan dengan kecepatan rana. Shutter speed berfungsi untuk mengatur berapa lama sensor gambar terekspos cahaya yang masuk dalam satuan detik. Trik freez effect (gambar 5 dan 6) menggunakan shutter speed yang sangat cepat. Gambar bilah helikopter sebelah kiri terlihat kabur pada shutter speed 1/100 detik, sedangkan gambar sebelah kanan bilah terlihat seakan-akan berhenti (Gambar 13).

11. Pengaruh Shutter Speed pada Foto

Animasi Shutter Speed

3. ISO

ISO (International Standard Organization) merupakan istilah yang digunakan untuk menentukan sensifitas sensor film pada kamera digital. Istilah ini berasal dari jaman kamera manual untuk menyebutkan sensifitas emulsi kimia film terhadap cahaya (ASA) dimana satuannya adalah ISO dalam angka tertentu, ISO 100, 200, 400, 800, 1600, 3200 hingga 6400, tidak tertutup kemungkinan akan bertambah lagi. Namun istilah ISO masih digunakan hingga di era digital.

Biasanya pengaturan nilai ISO digunakan untuk mengoptimalkan exsposure, apabila settingan aperture dan shutter speed belum memuaskan. Semakin tinggi nilai ISO, semakin tinggi pula sensifitasnya terhadap cahaya. Sayangnya semakin tinggi nilainya efek berpasir (grainy) pada gambar semakin jelas (Gambar 12). Settingan ISO penting dalam fotografi malam, atau objek yang berada di ruangan/lingkungan yang remang-remang.

Page 7: Basic Dslr

12. Efek Berpasir pada Foto

Ok deh… cara cepat untuk benar-benar memahami ketiganya adalah praktek langsung. Ketahui tombol-tombol pengatur ketiganya. Catat masing-masing angka saat pengambilan foto pertama, ubah angka salah satu faktor misalnya angka ISO, ambil foto, ubah lagi, ambil lagi, demikian seterusnya untuk faktor aperture dan shutter speed. Jangan lupa memberikan nama khusus pada tiap-tiap foto sesuai dengan settingan angka, ntar malah kebingungan heheheh.

Sebenarnya catatan settingan telah ada pada file-file tersebut yang bisa terlihat pada LCD kamera atau komputer menggunakan software ACD See atau Photoshop. Kalau memang tau caranya, berarti gak perlu dicatet dong angka-angkanya saat pengambilan foto >.<

Kemudian amati angka-angka ketiga faktor tersebut dan perubahan-perubahan yang terjadi pada hasil foto. Dengan demikian akan mudah memahami pengaruh masing-masing faktor.

Sumber Gambar 4, 5     dan 6   , 7, 8, 9 dan 10, 11, 12

Catatan Pribadi:

Sebenarnya contoh-contoh gambar/foto di atas tidaklah terlalu sulit membuatnya, namun berhubungan saya belum punya DLSR hiks..hiks T_T

yahhh terpaksa deh minjam gambar dari website-website tersebut hehehe…

Salam Hangat Sahabat Kompasioner, Semoga Bermanfaat. Jangan Lupa Ngevote yaa Dear Readers… ^_^

—————————

6 dari 8 Kompasianer menilai bermanfaat

Page 8: Basic Dslr

Well…, karena tulisan ini erat kaitannya dengan artikel fotografi saya sebelumnya “Teknik Fotografi dan Hasil Bagus Itu Gampang Kok, Beneran!” wajar dong, judulnya mirip juga heheheh ^.^

Hmmphhh….

Defenisi klasik fotografi makro adalah ukuran objek foto pada negatif film, ukurannya sama dengan objek nyata, dengan kata lain rationya 1:1.

Seiring kemajuan teknologi yang menghasilkan fotografi digital, defenisi fotografi makro pun berubah menjadi lebih dinamis yaitu teknik pengambil foto objek dalam jarak yang sangat dekat, berkisar antara 10-60 cm dari lensa kamera. Sedangkan jarak yang lebih dekat dari 10 cm, bisa dikatakan telah memasuki wilayah fotomikrografi.

Defenisi inipun menjadi rancu karena bisa saja pada saat pengambilan foto jarak objek dengan lensa, katakanlah 2 meter, bisa “direkayasa” menjadi fotografi makro. Hal ini bisa dilakukan pada foto yang memiliki resolusi yang sangat tinggi misalnya 40 megapixel. Misalnya mengambil foto seseorang dari jarak 2 meter dari lensa, lalu pada saat pengeditan, bagian mata di zoom atau diperbesar (magnification) trus di cropping, jadi fotografi makro deh ^_^

Weleh, koq jadi ribet ya, katanya gampang… Eits, teknik pengambilan fotografi makronya yang gampang bukan defenisinya (bela diri ni heeehhehe). Pokoknya pembaca dah mengerti maksud saya kan hehehehh…

Tips Teknik Memperoleh Hasil Foto Makro yang Bagus

Tujuan umum fotografi makro adalah untuk mendapatkan detail objek. Pada prinsipnya tips fotografi dalam artikel saya sebelumnya berlaku juga pada fotografi makro, yang perlu ditekankan adalah:

1. Memiliki Tujuan; untuk memperoleh hasil yang maksimal penting diketahui tujuan pengambilan fotografi makro, apakah hanya untuk sekedar iseng, seni, kepentingan ilmiah, pemberitaan atau promosi produk, dengan demikian kita bisa fokus. Biasanya untuk kepentingan ilmiah dan pemberitaan lebih mengutamakan “pesan foto” daripada keindahannya (seni), namun akan menjadi foto yang hebat apabila keduanya dapat disatukan.

2. Menggunakan lensa khusus makro atau mengaktifkan modus makro pada kamera.

Page 9: Basic Dslr

3. Menggunakan manual fokus (kalau ada pada kamera tentunya), karena seringkali autofokus “tidak mengetahui” bagian mana yang kita inginkan dari objek untuk difokuskan.

4. Menggunakan penyangga kamera; fotografi makro sangat sensitif terhadap goncangan, gunakan monopod, bipod, tripod, tetrapod atau benda-benda lain sebagai penyangga kamera misalnya buku atau apalah… terserah pembaca >.<

5. Menggunakan fitur self timer kamera, sehingga kamera benar-benar bebas dari goncangan.

6. Sebaiknya tidak menggunakan flash khususnya pada objek yang sangat dekat (lebih dekat dari 10-30 cm), penerangan objek dapat dilakukan dengan mengarahkan objek pada sumber cahaya (kalau benda tak bergerak dong, kalau objeknya serangga keburu kabur dah), menggunakan senter atau lampu baca.

7. Menggunakan mode aperture priority (bukaan lensa) lebar/nilai f rendah, ISO (sensifitas sensor kamera terhadap cahaya) rendah dan shutter speed relatif tinggi. Maaf ya pembaca, khususnya kepada fotografer pemula, tips terakhir ini memang relatif sulit tapi akan gampang apabila benar-benar minat fotografi heheheehh… Mudah-mudahan niat saya membuat artikel tentang ketiganya dapat terwujud, amiinnn. Kalau sudah memahami ketiganya berarti bukan fotografer pemula lagi loh ^,^

Beberapa Hasil Karya Foto Makro Penulis

1. A Tribute To Kompasiana

Page 10: Basic Dslr

2. The Nest

3. Wuihh Aisyah…

4. Fresh Blueberry Nata De Coco Basil Seed5. Fresh Strawberry Nata De Coco Basil Seeds

Page 11: Basic Dslr

5. Fresh Strawberry Nata De Coco Basil Seeds

6. Jamur Tiram (Pleurotus sp)

7. Botol-Botol

Page 12: Basic Dslr

8. Kontaminasi Ragi pada Permukaan Lembaran Nata De Coco

9. Kelebihan foto ini adalah adanya akar di sebelah kanan atas yangmenyeimbangkan komposisi foto

10. Bola-Bola Air

Page 13: Basic Dslr

11. Gerombolan Jamur Tiram

12. Belum Tau Nama Jamurnya

13. yang ini juga T.T

Page 14: Basic Dslr

14. A Little Beatiful Flower

15. Ada yang tahu ini bunga apa?

16. Mencoba Menjelaskan Sesuatu

Page 15: Basic Dslr

17. Resiko Hunting Foto di Hutan >.<

18. Triple Hit (Jangan Terpaku pada Teknik Rule of Third)

19. Hayoo… siapa buaya heheheh

Yahhh begitulah pembacaa, sebenarnya hobi fotografi ini adalah hobi yang relatif mahal loh. Hiks.. entah kapan saia punya kamera DLSR berikut aksesorisnya, T_T

Page 16: Basic Dslr

Foto-foto di atas menggunakan kamera D1000, Compact dan HP. Saat ini saya ngandalin N73 yang kualitasnya oke banget

Mudah-mudahan bermanfaat yaa, Salam Hangat Sahabat Kompasioner ^_^

“Teknik Fotografi dan Hasil Bagus Itu Gampang kok, Beneran!”

oo

HL | 10 May 2012 | 00:23 Dibaca: 2087    Komentar: 34    7 dari 10 Kompasianer menilai bermanfaat

Ilustrasi/Kompasiana (Shutterstock)

Teknik untuk mendapatkan hasil foto yang bagus itu mudah koq, yang agak susah tu … hmmphhh… di akhir tulisan aja yaa pembacaa… hehehe. Trus, jenis kamera bukan faktor utama yang menentukan bagus atau tidaknya suatu foto.

Ok deh dibawah ini pengetahuan dasar fotografi (inti-intinya aja ya, kalau dijabarkan wahhh bisa jadi buku deh heheheh). Fotografi manual/film keqnya dah bisa dibilang nyaris punah, hanya orang-orang tertentu yang masih menggunakannya atau seorang kolektor mania. Fleksibilitas, murah dan hematya fotografi digital telah menenggelamkan fotografi manual.

Langsung aje yee… ^_^

Page 17: Basic Dslr

Jenis Kamera Digital

1. Point and Shoot (PAS)

Penggunaannya mudah, ukurannya relatif kecil (pocket/kompak), lensa tidak bisa diganti-ganti, harganya relatif murah. Misalnya kamera mobile phone dan kamera digital biasa.

2. Prosumer

Kamera pertengahan, ukuran dan harganya antara PAS & DSLR, kameraPAS yang memiliki beberapa kontrol manual, lensa tidak bisa diganti-ganti.

3. Digital Single Lens Reflect (DSLR)

Full manual control & otomatis, lensa fleksibel dapat diganti-ganti sesuai kebutuhan, ukurannya relatif besar, harganya relatif mahal.

Tahapan Foto Digital

1. Image Acquisition (Input)

Proses pengambilan foto (hmmm… disinilah perlunya teknik pengambilan foto).

2. Image Processing

Pengolahan foto dengan software ex. Adobe Kotoshop (T_T), ACD See,Corel Photo Paint (pokok é banyak deh…), disini tahapan untuk mengaturwarna, pencahayaan lanjutan, ketajaman (sharpness), dan komposisi lanjutan (cropping)

3. Print Out (Output)

Karna penyesuaian (kalibrasi) warna monitor dengan warna print out… jadinya tahapan ini agak susah.

Klasifikasi Fotografi

Sebenarnya pengklasifikasian fotografi ini sulit dan bersifat subjektif, namun secara umum dapat dibagai atas 5 bidang yaitu:

1. Lokasi dan Jenis Objek: Urban, Travel, Nature, Wild Life, Under Water Photography

2. Aktivitas Manusia: Wedding, Event, Sport Photography

Page 18: Basic Dslr

3. Ilmu Pengetahuan (Science): Forensic, Science, Medical Photography4. Konsep: Art, Documentary, Advertising Photography5. Teknik/Peralatan Fotografi: Wide, Macro, Aerial Photography

Tips Teknik Mendapatkan Hasil Foto yang Bagus

Tips paling utama adalah sering mengamati foto-foto yang bagus. Semakin sering kita mengamati foto-foto yang bagus, lama-lama tanpa disadari kita akan memiliki sense foto yang bagus. Foto-foto yang sangat berkualitas, baik dari segi seni atau pemberitaan, diantaranya bisa dilihat lihat di National Geographic danKompas Image.

Trus, mengenai penggunaan alat nge jepret, kamera jenis apapun dari yang murahan hingga yang mahalan hihih… kalau memang benar-benar minat fotografi pasti gak kesulitan deh, pake aja tekni trial and error, sambil baca-baca juga buku manualnya.

Trusnya lagi, pahami benar Point of Interest (POI), ketahui benar objek yang mana yang mesti ditonjolkan, sehingga bila orang melihat foto itu, dia akan otomatis melihat POI tersebut.

Adapun faktor-faktor yang menentukan kualitas hasil foto menurut Rahmad Agus Koto (2012) adalah (zzzzz wkwkwkk emangnya jurnal apa…hihi..) adalah:

1. Kondisi Objek2. Pencahayaan (Exposure)3. Warna4. Fokus/Ketajaman (Sharpness)5. Komposisi6. Sudut Pandang (Viewing Angel)

Kondisi Objek

Bisa dikatakan kondisi objek memiliki peranan penting dalam suatu foto yang bagus. Apakah ekspresi dari objek atau objek yang merupakan peristiwa yang unik atau jarang terjadi.

Page 19: Basic Dslr

Gigi Pertama Aisyah

Jarang Sederhana

Pencahayaan (Exposure)

Masalah cahaya ni, ya tergantung tujuan foto diambil sih, bisa saja foto yang agak gelap atau terlalu terang malah bagus. Tapi secara umum pencahayaan yang bagus itu harus pas ^_^

Page 20: Basic Dslr

In The Dark

Maaf, ada yang tahu ini bunga apa? ^_^

Warna

Pengetahuan mengenai warna cukup penting juga dalam dunia fotografi loh. Seoranggraphic designer, atau fashion designer paham benar memainkan warna.Colourlovers, di situs ini bisa belajar dan memahami warna dengan baik.

Page 21: Basic Dslr

Aisyah

Pasangan Sejati

Ada yang tau ini serangga apa? (koq banyak gak taunya seeehh…)

Fokus/Ketajaman (Sharpness)

Page 22: Basic Dslr

Paling ngeselin deh liat foto yang kabur (bukan melarikan diri loh wkwkwwk), ya kan? Penggunaan manual fokus butuh latihan yang sering, untuk pemula make autofokus aja dulu.

Microstoma floccosa

Dragonfly

Komposisi

Prinsip dasarnya adalah seimbang. Perhatikan orientasi yang cocok, portrait ataulandscape, biasanya panorama atau objek yang jauh cocok menggunakan landscape, sedangkan objek yang vertikal cocok menggunakan portrait. Teknik komposisi lain diantaranya adalah Framing, Geometric dan Freedom

Prinsip Rule of Third sangat membantu untuk mendapatkan komposisi yang bagus. Dimana POI atau objek utama diposisikan di bahagian sepertiga bidang foto. Artikel Bowo Bagus ini bisa membantu lebih memahaminya “Menemukan “Garis Tuhan” Dalam Komposisi Fotografi“.

Page 23: Basic Dslr

Taman Buaya Asam sikumbang, Medan Sumut

Page 24: Basic Dslr

Gabungan Teknik Portrait, Geometrik, dan Rule of Third. Foto ini diambil menggunakan kamera hp harga 200 ribuan loh ^_^

Sudut Pandang (Viewing Angel)

Nah, yang ini sangat dipengaruhi oleh sense seni si fotografer, dari sudut mana pengambilan foto yang menarik dan “menjelaskan” objek. Kalau mahir memainkanviewing angel dan komposisi, ntar bisa jadi Director of Photography loh.

Page 25: Basic Dslr

Anggota Tim Produksi Nata De Coco

Peace….

Yang paling susah adalah nyari objek atau peristiwa yang menarik hihi… >.<

Ok deh, semoga bermanfaat. Salam Hangat Sahabat Kompasioner ^_^

ctt. semua foto koleksi pribadi penulis.


Recommended