36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2013/2014 pada mata
pelajaran IPA. Dilaksanakan pada bulan Maret-April 2014 sebelum melakukan
praktek pembelajaran dalam kelas terlebih dahulu meminta izin kepada kepala
sekolah dan guru kelas yang bersangkutan agar dapat melakukan praktek mengajar
didalam kelas dan menyusun langkah-langkah penelitian mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam praktek
pembelajaran pada kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang pada mata pelajaran IPA dengan jumlah 32 siswa yang terdiri dari 19 laki-
laki dan 13 perempuan. Penelitian praktek pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus
setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan. Pada siklus 1 dilakukan 3 kali pertemuan,
pertemuan dilakukan pada tanggal 9, 11, 12 April 2014. Pada siklus 2 dilakukan 3
kali pertemuan, pertemuan dilakukan pada tanggal 14, 16, 19 April 2014.
4.1.1 Pelaksanaan Siklus I
Praktek pembelajaran pada siklus 1 dilakukan dalam 3 pertemuan. Pertemuan
pertama dan kedua pada tanggal 9 dan 11 April 2014 membahas KD : 10.1
mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan,
cahaya matahari, dan gelombang air laut). Materi sub pokok bahasan “penyebab
perubahan lingkungan fisik terhadap daratan disebabkan oleh angin, hujan, cahaya
matahari, dan gelombang air laut ”. Pertemuan ketiga tanggal 12 April 2014
memberikan evaluasi. Sebelum praktek pembelajaran dilakukan dikelas persiapan
yang perlu diperhatikan agar pembelajaran dapat sesuai dengan tujuan yang
diharapkan dan kendala-kendala apa saya yang dihadapi serta bagaimana cara
mengatasi hal tersebut.
37
4.1.1.1 Perencanaan
Dalam praktek pembelajaran perlu persiapan yang dilakukan sebelum mengajar
didalam kelas yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berikut
Persiapan perlengkapan pembelajaran dibuat selama satu minggu meliputi lembar
soal untuk diskusi, nomor kepala, alat peraga dan lembar soal evaluasi. Nomor kepala
dibuat sebanyak 32 buah sesuai dengan jumlah siswa di kelas 4. Pembuatan nomor
menggunakan kertas karton yang dibentuk seperti mahkota dan diberi nomor 1-5
supaya anak lebih tertarik dengan adanya nomor yang dimodifikasi seperti mahkota
termasuk lembar observasi dan soal evaluasi untuk digunakan dalam pembelajaran
IPA. Melakukan konsultasi dengan guru kelas, mengenai model pembelajaran yang
akan diterapkan didalam kelas, RPP dan media maupun alat peraga yang akan
dilaksanakan dalam pembelajaran, maupun lembar observasi, termasuk menyepakati
tindakan dilakukan revisi dan mengecek kembali kelengkapan-kelengkapan baik
RPP, media maupun alat peraga, serta lembar observasi yang akan digunakan dalam
tindakan nanti untuk penelitian, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
optimal.
4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Pelaksanaan Tindakan pada siklus 1 dengan pertemuan pertama ini
dilaksanakan pada tanggal 9 April 2014 melalui beberapa kegiatan, Sebelum
pembelajaran dikelas dimulai pembelajaran dengan berdoa terlebih dahulu, kemudian
mengabsen siswa dan ada 2 siswa yang tidak masuk sekolah. setelah itu memberi
kan motivasi kepada siswa agar lebih bersemangat, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang diharapkan oleh guru kepada siswa. Untuk meningkatkan
keaktifan dan menggali pengetahuan siswa, guru mengadakan tanya jawab mengenai
materi yang sudah dipelajari. Guru menstimulus siswa agar mengeluarkan pendapat
dengan melakukan Tanya jawab mengenai kerusakan lingkungan yang terjadi
disekitar, berbagai jawaban dari siswa guru mencatat semua jawaban di papan tulis
setelah itu melalui jawaban siswa tersebut guru menjelaskan materi “penyebab
perubahan lingkungan fisik oleh angin dan hujan” dan mengaitkan jawaban siswa
38
serta materi yang dipelajari, Tetapi beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan
masih sibuk sendiri guru mencoba untuk menarik perhatian siswa dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengali pemahaman siswa terhadap
materi yang telah disampaikan dan menarik perhatian agar dapat lebih
memperhatikan, pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga
bersifat umum sehingga akan dapat memacu semangat siswa dan siswa merasa
tertantang dan bersemangat , Dalam kegiatan inti perlu diperhatikan karena berkaitan
dengan keterlaksanaan sintak model pembelajaran, Pertama siswa membentuk
kelompok terdiri masing-masing 4-5 orang meskipun pembagian kelas menjadi
gaduh, Guru menjelaskan kepala bernomor dan siswa wajib mendapatkan nomor
yang sudah disediakan oleh guru, dalam setiap kelompok membaca dan mempelajari
materi yang sudah dipelajari berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok, guru
memanggil nomor yang sudah diambil pemangilan secara acak, nomor yang
dipanggil siap untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara lisan, jika
jawaban dari kelompok tersebut belum tepat, siswa dipersilahkan memberikan
tanggapan. kegiatan tersebut di ulang dengan berbagai pertanyaan, Guru memberikan
reword kepada siswa. Setelah itu bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang
sudah dilakukan dan Guru bertanya jawabtentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Dalam kegiatan ini, Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil pelajaran setelah
itu memberikan penguatan dan pesan moral dan menutup pembelajaran
Tindakan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 11 April 2014 melalui
kegiatan tersebut, Sebelum pembelajaran dikelas dimulai berdoa terlebih dahulu,
kemudian mengabsen siswa, setelah itu memberi kan motivasi kepada siswa agar
lebih bersemangat, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh
guru kepada siswa. Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru mengadakan tanya
jawab mengenai materi yang sudah dipelajari. Dalam kegiatan ini, Guru melakukan
Tanya jawab berhubungan materi yang lalu , menjelaskan materi “penyebab
perubahan lingkungan fisik oleh matahari dan gelombang air laut”. Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa untuk mengali pemahaman siswa terhadap materi yang telah
39
disampaikan, pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik hingga bersifat
umum, Siswa membentuk kelompok terdiri masing-masing 4-5 orang, Guru
menjelaskan kepala bernomor dan siswa wajib mendapatkan nomor yang sudah
disediakan oleh guru, dalam setiap kelompok membaca dan mempelajari materi yang
sudah dipelajari berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok, guru memanggil
nomor yang sudah diambil pemangilan secara acak, nomor yang dipanggil siap untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh sugu secara lisan , jika jawaban dari
kelompok tersebut belum tepat, siswa dipersilahkan memberikan tanggapan. kegiatan
tersebut di ulang dengan berbagai pertanyaan, Guru memberikan reword kepada
siswa berupa tepuk tangan dan gerakan tangan memberikan jempol . Setelah itu
bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan dan Guru bertanya
jawabtentang hal-hal yang belum diketahui siswa. Pembelajaran durasinya dipercepat
karna berhubung guru-guru akan melayat jadi siswa akan dipulangkan lebih awal,
Guru memberikan refleksi terhadap pelajaran pada materi penyebab perubahan
lingkungan fisik oleh matahari dan gelombang air laut , Guru dan siswa menarik
kesimpulan dari hasil pelajaran setelah itu memberikan penguatan dan pesan moral
dan menutup pembelajaran, pembelajaran selesai dan sebelum pulang berdoa
bersama-sama dan boleh pulang kerumah masing-masing.
Tindakan pertemuan ketiga pada siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 12 april
2014 melalui beberapa kegiatan sebagai berikut: Pembelajaran dimulai dengan doa
seperti biasa guru yang memimpin doa, setelah itu mengabsen siswa, menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai, memberikan semangat dan guru memberikan
pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari.
Pada pertemuan ini tidak ada pembagian kelompok, guru hanya menjelaskan
materi dan mengulas materi yang telah dipelajari, selanjutnya guru bertanya kepada
siswa hal apa saja yang belum diketahui dan dipahami siswa, karna tidak ada yang
bertanya dan dianggap sudah jelas maka guru memberikan soal evaluasi, pertama
guru meminta siswa agar jangan lupa mengisi nama lengkap dan nomor absen,
setelah itu guru meminta agar membaca dengan cermat dan teliti pertanyaan, jika
40
pertanyaan itu terlalu rumit dimengerti siswa boleh bertanya kepada guru. Guru
meminta siswa untuk membagikan soal kepada teman-temannya, semua kelas terdiam
dan sunyi semua siswa fokus mengerjakan soalnya. Guru bertanya kepada siswa
“siapa yang sudah selesai mengerjakan soalnya, jangan menggangu teman nya” soal
yang sudah di jawab diletakan di samping kanan dan kiri meja, setelah itu semua
siswa yang sudah selesai duduk dengan tertib dan guru meminta bantu salah siswa
untuk mengumpulkan soal yang sudah di isi. Setelah itu berdoa bersam-sama, Guru
menutup pelajaran. Selama proses pembealajaran dilakuakn pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, Pengamatan terhadap
keterlaksanaan sintak model pembelajaran dalam RPP yang telah dibuat dalam
lembar observasi dimana lembar observasi ini menilai keterlaksanaan sintak
pembelajaran dan kesesuaian dengan pelaksanaan RPP yang telah dilaksanakan
dalam setiap pertemuan pembelajaran oleh guru kelas 4. Dalam Siklus 1 terdiri 3
pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua dinilai dalam lembar observasi
keterlaksanaan terhadap pembelajaran sintak dan kesesuaian dalam RPP, Pertemuan
ketiga hanya membahas memberikan soal evaluasi.
Hasil pengamatan guru dalam melaksanakan sintaks pada pertemuan pertama
diperoleh data bahwa dari kegiatan inti dari 6 sintaks Numbered Heads Together, ada
5 sintaks terlaksana dan 1 sintaks tidak terlaksana, tetapi pada sintaks yang terlaksana
tersebut masih terdapat kekurangan dalam pelaksanaannya. Sintaks yang sudah
terlaksana adalah guru sudah melaksanakan pembentukan kelompok, penomoran
anggota kelompok, pembagian tugas, membimbing diskusi kelompok, melakukan
pemanggilan nomor, dan membimbing siswa menjawab pertanyaan. Sintaks yang
belum terlaksana yaitu pada tahap menanggapi jawaban dan membuat kesimpulan.
Guru belum memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi
jawaban yang disampaikan dan guru belum membimbing siswa untuk memperbaiki
atau menambah kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi
yang telah di bahas.
41
Hasil pengamatan keterlaksanaan sintaks siklus I pertemuan kedua diperoleh
data bahwa dari 6 sintak Numbered Heads Together Sintak yang sudah terlaksana
adalah guru sudah melaksanakan pembentukan kelompok, penomoran anggota
kelompok, pembagian tugas, membimbing diskusi kelompok, melakukan
pemanggilan nomor, membimbing siswa menjawab pertanyaan dan memberikan
kesempatan pada kelompok lain untuk menanggapi jawaban. Pada pertemuan
pertama masih terdapat 1 sintaks yang belum terlaksana yaitu pada tahap memberikan
evaluasi. Guru belum membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah
kesimpulan yang dibuat apabila salah atau kurang terhadap materi yang telah di
bahas.
Ringkasan keterlaksanaan dalam lembar observasi kegiatan guru sesuai sintak
dalam pembelajaran yang telah dilakukan disajikan dalam Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9
Keterlaksanaan Kegiatan Guru Sesuai Sintak Siklus 1
Pada Pembelajaran IPA Kelas 4 SD Negeri Tlogo
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No Keterangan Jumlah sintak yang
dilaksanakan
Jumlah sintak
yang belum
terlaksana
Jumlah
keseluruhan
sintak
1 Pertemuan 1 5 1 6
2 Pertemuan 2 6 0 6
Dari Tabel 9 terlihat bahwa pertemuan pertama pada siklus 1 keterlaksanaan
sintak 5 kegiatan telah dilaksanakan hanya 1 sintak yang belum dilaksanakan dari
total 6 sintak yang seharusnya. Pertemuan kedua keterlaksanaan sintak 6 kegiatan
telah dilaksanakan sesuai dengan jumlah keseluruhan 6 sintak yang seharusnya.
4.1.1.3 Refleksi
Berdasarkan pengamatan siklus I pelaksanaan tindakan dengan model
Numbered Heads Together maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi dengan guru
kelas, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelebihan proses pembelajaran
42
dengan menggunakan model Numbered Heads Together diantaranya siswa berdiskusi
dengan sungguh-sungguh, materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian
siswa dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran daripada sebelum menggunakan
Numbered Heads Together. Selain kelebihan masih terdapat beberapa kekurangan
selama pembelajaran siklus I adalah pada pertemuan pertama sintak model Number
Heads Together yaitu ada satu sintak yang belum dilaksanakan yaitu guru belum
memberikan evaluasi.
4.1.2 Pelaksanaan Siklus 2
Praktek pembelajaran pada siklus 2 dilakukan dalam 3 pertemuan. Pertemuan
pertama dan kedua pada tanggal 14 dan 16 April 2014 membahas KD : 10.2
menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi,
banjir dan tanah longsor) Materi pembahasan “pengaruh perubahan lingkungan fisik
disebabkan oleh erosi, abrasi, banjir dan tanah longsor”. Pertemuan ketiga tanggal 19
April 2014 memberikan evaluasi. Sebelum praktek pembelajaran dilakukan dikelas
beberapa persiapan yang perlu diperhatikan.
4.1.2.1 Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus II digunakan untuk memperbaiki kekurangan pada
siklus I. Pada tanggal 12 April, dilakukan refleksi dengan berdiskusi bersama guru
kelas tentang hal-hal yang harus diperbaiki dan dipersiapkan pada siklus II. Melihat
hasil belajar siswa siklus 1 dan hasil observasi belajar siklus I yang disesuaikan
dengan KKM dan indikator keberhasilan belum mencapai indikator keberhasilan
maka dilaksanakan perbaikan di siklus II. RPP siklus kedua yang telah disusun terdiri
dari 3 pertemuan dengan standar kompetensi memahami perubahan lingkungan fisik
dan pengaruhnya terhadap daratan serta kompetensi dasar menjelaskan pengaruh
perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan tanah longsor).
Pada pertemuan pertama dan kedua dilakukan penyampaian materi melalui model
Numbered Heads Together kemudian pada pertemuan ketiga dilakukan evaluasi.
Persiapan tindakan siklus II yang terdiri dari 2 pertemuan dilakukan dengan cara
menghabiskan sintaks metode Numbered Heads Together disetiap pertemuan
43
sehingga melakukan sintaks sebanyak 2 kali pada 1 siklus. Persiapan perlengkapan
pembelajaran meliputi lembar kerja siswa, nomor kepala dan lembar observasi
dipersiapkan sebelum melaksanakan siklus II. Nomor kepala dibuat sebanyak 32 buah
sesuai dengan jumlah siswa di kelas 4. Pembuatan nomor menggunakan kertas karton
yang dibentuk seperti mahkota dan diberi nomor 1-5 supaya anak lebih tertarik
dengan adanya nomor yang dimodifikasi seperti mahkota. Selain menyiapkan nomor
disiapkan pula alat-alat peraga untuk siklus II seperti gambar daur air dan gambar
kerusakan alam. Alat peraga gambar dibuat sendiri dengan kertas karton besar yang
disiapkan sehari sebelum melakukan tindakan.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan
Tindakan pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 14 April 2014 melalui
beberapa kegiatan, Sebelum pelajaran dimulai berdoa terlebih dahulu, kemudian
mengabsen siswa. Untuk mengawali pembelajaran guru bertanya pada siswa tentang
kegiatan/materi sebelumnya setelah itu guru menjelaskan tentang kegiatan yang akan
dilakukan. Guru membagi siswa dalam 7 kelompok (seperti pada siklus I). Guru
menjelaskan materi mengenai ”pengaruh perubahan fisik yang disebabkan oleh erosi
dan abrasi”, Guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengali pemahaman
siswa terhadap materi yang telah disampaikan, pertanyaan dapat bervariasi dari yang
bersifat spesifik hingga bersifat umum, Siswa membentuk kelompok terdiri masing-
masing 4-5 orang, Guru menjelaskan kepala bernomor dan siswa wajib mendapatkan
nomor yang sudah disediakan oleh guru, dalam setiap kelompok membaca dan
mempelajari materi yang sudah dipelajari berdiskusi dan bertanya jawab dalam
kelompok, guru memanggil nomor yang sudah diambil pemangilan secara acak,
nomor yang dipanggil siap untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh sugu
secara lisan , jika jawaban dari kelompok tersebut belum tepat, siswa dipersilahkan
memberikan tanggapan. kegiatan tersebut di ulang dengan berbagai pertanyaan, Guru
memberikan reword kepada siswa berupa tepuk tangan dan gerakan tangan
memberikan jempol . Setelah itu bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang
sudah dilakukan dan Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui
44
siswa. Guru membimbing siswa yang kesulitan. Guru bersama siswa menarik
kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru menutup pembelajaran
Tindakan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 16 April 2014 melalui
beberapa kegiatan sebagai berikut : Sebelum pembelajaran dikelas dimulai berdoa
terlebih dahulu, kemudian mengabsen siswa, setelah itu memberi kan motivasi
kepada siswa agar lebih bersemangat, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang
diharapkan oleh guru kepada siswa. Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru
mengadakan tanya jawab mengenai materi yang sudah dipelajari. Kegiatan inti, Guru
melakukan Tanya jawab berhubungan materi yang lalu , menjelaskan materi
“Pengaruh perubahan fisik yang disebabkan oleh banjir dan tanah longsor” , Guru
memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mengali pemahaman siswa terhadap
materi yang telah disampaikan, pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik
hingga bersifat umum, Siswa membentuk kelompok terdiri masing-masing 4-5 orang,
Guru menjelaskan kepala bernomor dan siswa wajib mendapatkan nomor yang sudah
disediakan oleh guru, dalam setiap kelompok membaca dan mempelajari materi yang
sudah dipelajari berdiskusi dan bertanya jawab dalam kelompok, guru memanggil
nomor yang sudah diambil pemangilan secara acak, nomor yang dipanggil siap untuk
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh sugu secara lisan , jika jawaban dari
kelompok tersebut belum tepat, siswa dipersilahkan memberikan tanggapan. kegiatan
tersebut di ulang dengan berbagai pertanyaan, Guru memberikan reword kepada
siswa berupa tepuk tangan dan gerakan tangan memberikan jempol . Setelah itu
bersama-sama menyimpulkan pembelajaran yang sudah dilakukan dan Guru bertanya
jawabtentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Guru dan siswa menarik kesimpulan dari hasil pelajaran setelah itu memberikan
penguatan dan pesan moral dan menutup pembelajaran, menutup pembelajaran.
Tindakan pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 19 April 2014 melalui
beberapa kegiatan sebagai berikut : Pembelajaran dimulai dengan doa seperti biasa
guru yang memimpin doa, setelah itu mengabsen siswa, menyampaikan tujuan
45
pembelajaran yang akan dicapai, memberikan semangat dan guru memberikan
pertanyaan kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari.
Pada pertemuan ini tidak ada pembagian kelompok, guru hanya menjelaskan
materi dan mengulas materi yang telah dipelajari, selanjutnya guru bertanya kepada
siswa hal apa saja yang belum diketahui dan dipahami siswa, karna tidak ada yang
bertanya dan dianggap sudah jelas maka guru memberikan soal evaluasi, pertama
guru meminta siswa agar jangan lupa mengisi nama lengkap dan nomor absen ,
setelah itu guru meminta agar membaca dengan cermat dan teliti pertanyaan, jika
pertanyaan itu terlalu rumit dimengerti siswa boleh bertanya kepada guru. Guru
meminta siswa untuk membagikan soal kepada teman-temannya, semua kelas terdiam
dan sunyi semua siswa fokus mengerjakan soalnya. Dalam pertemuan ketiga ini
diadakan tes untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman materi yang sudah
diajarkan. Selama jalannya pembelajaran juga dilakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan didalam kelas, Pengamatan terhadap
keterlaksanaan sintak model pembelajaran dalam RPP yang telah dibuat dalam
lembar observasi dimana lembar observasi ini menilai keterlaksanaan sintak
pembelajaran dan kesesuaian dengan pelaksanaan RPP yang telah dilaksanakan
dalam setiap pertemuan pembelajaran oleh guru kelas 4. Dalam Siklus 2 terdiri 3
pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua dinilai dalam lembar observasi
keterlaksanaan terhadap pembelajaran sintak dan kesesuaian dalam RPP, Pertemuan
ketiga hanya membahas memberikan soal evaluasi.
Hasil pengamatan keterlaksanaan sintak siklus II pertemuan pertama diperoleh
data bahwa dari 6 sintak Numbered Heads Together semua sintaks sudah
dilaksanakan guru walaupun pelaksanaan kurang sempurna. Guru sudah
melaksanakan pembentukan kelompok, penomoran anggota kelompok, pembagian
tugas, membimbing diskusi kelompok, melakukan pemanggilan nomor, membimbing
siswa menjawab pertanyaan, memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk
menanggapi jawaban dan membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah
kesimpulan yang dibuat salah atau kurang terhadap materi yang telah dibahas.
46
Hasil pengamatan keterlaksanaan sintaks siklus II pertemuan kedua diperoleh
data bahwa dari 6 sintaks Numbered Heads Together semua sintaks sudah
dilaksanakan guru walaupun kurang sempurna. Guru sudah melaksanakan
pembentukan kelompok, penomoran anggota kelompok, pembagian tugas,
membimbing diskusi kelompok, melakukan pemanggilan nomor, membimbing siswa
menjawab pertanyaan, memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk
menanggapi jawaban dan membimbing siswa untuk memperbaiki atau menambah
kesimpulan yang dibuat salah atau kurang terhadap materi yang telah dibahas.
Ringkasan keterlaksanaan dalam lembar observasi kegiatan guru sesuai sintak
dalam pembelajaran yang telah dilakukan disajikan dalam Tabel 10 berikut ini:
Tabel 10
Keterlaksanaan Kegiatan Guru Sesuai Sintak Siklus 2
Pada Pembelajaran IPA Kelas 4 SD Negeri Tlogo
Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014
No Keterangan Jumlah sintak yang
dilaksanakan
Jumlah sintak
yang belum
terlaksana
Jumlah
keseluruhan
sintak
1 Pertemuan 1 6 0 6
2 Pertemuan 2 6 0 6
Dari Tabel 10 dapat dilihat keterlaksanaan sintak pembelajaran Numbered
Heads Togetherdari 6 sintak Numbered Heads Together diketahui pada pertemuan
pertama semua sintak telah terlaksana yaitu berjumlah 6. Pada pertemuan kedua
semua sintak juga telah dilaksanakan oleh guru berjumlah 6.
4.1.2.3 Refleksi
Berdasarkan pengamatan siklus II dengan menggunakan model Numbered
Heads Together maka dilakukan refleksi dengan berdiskusi dengan guru kelas, maka
dapat disimpulkan selama proses belajar mengajar siklus II guru telah melaksanakan
pembelajaran dengan baik, meskipun dalam kegiatan ada beberapa aspek yang belum
sempurna tetapi jumlah sintak yang telah dilaksanakan untuk masing-masing
47
pertemuan besar. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran tampak lebih hidup dengan adanya interaksi antara guru dan siswa serta
siswa dengan siswa, siswa terlihat lebih aktif dalam berkomunikasi ketika diskusi.
Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan
peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4.2 Hasil Penelitian
Pada bagian hasil penelitian, akan diuraikan tentang deskripsi data dan analisis
data. Masing-masing akan dijelaskan tentang data siklus I dan siklus II data hasil
belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang.
4.2.1 Deskripsi data
Data mentah yang sudah diperoleh diolah dan disajikan pada deskripsi data.
Pada sub bab deskripsi data akan diuraikan tentang data siklus I dan siklus II data
hasil belajar.
4.2.1.1 Data Siklus I
Dari hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil analisis tes pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I yang telah dilakukan data hasil belajar siswa yang sudah diolah
kemudian disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval
sesuai dengan pernyataan Usman dan Akbar (2006:71) yaitu langkah-langkah
membuat tabel distribusi frekuensi adalah urutkan data dari yang terkecil ke data
terbesar, kemudian menghitung rentang yaitu yaitu data tertinggi dikurang data
terendah. Setelah menghitung rentang, menghitung banyak kelas dengan aturan
Sturges kemudian menghitung panjang kelas interval. Setelah menghitung panjang
kelas interval, langkah selanjutnya adalah menentukan ujung bawah kelas interval
pertama. Biasanya diambil data terkecil atau data yang lebih kecil dari data terkecil
tetapi selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang harus didapat, selanjutnya
kelas interval pertama dihitung dengan menjumlahkan ujung bawah kelas dengan p
dikurangi l demikian seterusnya, nilai f dihitung dan dipindahkan ke tabel distribusi
48
frekuensi. Sesuai dengan rumus maka hasil pengolahan data nilai tes evaluasi tersaji
pada Tabel 11 berikut ini :
Tabel 11
Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri
Tlogo Semester II 2013/2014
No Interval Frekwensi Persentase
1 50 – 56 1 3
2 57 – 63 12 37
3 64 – 70 13 41
4 71 – 77 2 6
5 78 – 84 4 13
Jumlah 32 100
Berdasarkan Tabel 11 hasil belajar IPA pada kelas 4 SD Negeri Tlogo,
kondisi ini berubah setelah diberikan tindakan pada siklus I, Kriteria Ketuntasan
Minimal SD Negeri Tlogo adalah 62, Sebelum diberikan tindakan sebanyak 15 siswa
yang tidak tuntas dan 17 tuntas dari 32 siswa, Setelah diberikan tindakan pada siklus I
menjadi 13 siswa yang tidak tuntas dan 19 tuntas dengan nilai rata-rata sebelum
tindakan adalah 60 setelah diberikan tindakan nilai rata-rata meningkat menjadi 65
dimana tidak ada siswa yang mendapatkan nilai < 50, 1 orang siswa yang
mendapatkan nilai rentang dari 50 – 56 atau 3% , 12 siswa dengan rentang nilai 57 –
63 atau 37%, 13 siswa dengan rentang nilai 64 – 70 atau 41%, 2 siswa dengan
rentang nilai 71 – 77 atau 6%, 4 siswa dengan rentang nilai 75 – 81 atau 13%.
Rekapitulasi perolehan hasil belajar pada siklus I tersebut disajikan pada gambar 3
berikut:
49
Gambar 3. Diagram Batang Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD
Negeri Tlogo Semester II 2013/2014
4.2.1.2 Data Siklus II
Dari hasil penelitian diperoleh hasil perbaikan pembelajaran yang telah
dilaksanakan pada pembelajaran siklus I. Hasil analisis pengamatan tes pelaksanaan
pembelajaran pada siklus II data hasil belajar siswa yang sudah diolah kemudian
disederhanakan dengan menggunakan acuan yang didapat dengan interval sesuai
dengan pernyataan Usman dan Akbar (2006:71) yaitu langkah-langkah membuat
tabel distribusi frekuensi adalah urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar,
kemudian menghitung rentang yaitu yaitu data tertinggi dikurang data terendah.
Setelah menghitung rentang, menghitung banyak kelas dengan aturan Sturges
kemudian menghitung panjang kelas interval. Setelah menghitung panjang kelas
interval, langkah selanjutnya adalah menentukan ujung bawah kelas interval pertama.
Biasanya diambil data terkecil atau data yang lebih kecil dari data terkecil tetapi
selisihnya harus kurang dari panjang kelas yang harus didapat, selanjutnya kelas
interval pertama dihitung dengan menjumlahkan ujung bawah kelas dengan p
dikurangi l demikian seterusnya, nilai f dihitung dan dipindahkan ke tabel distribusi
frekuensi. Sesuai dengan rumus maka hasil pengolahan data nilai tes evaluasi tersaji
pada Tabel 12 berikut ini :
0
2
4
6
8
10
12
14
50 - 56 57 - 63 64 - 70 71 - 77 78 - 84
1
1213
2
4
Frekwensi
50
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SD Negeri
Tlogo Semester II 2013/2014
No Interval Frekwensi Persentase
1 60 - 67 2 6
2 68 - 75 9 28
3 76 - 83 10 31
4 84 - 91 5 16
5 ≥ 92 6 19
Jumlah 32 100
Berdasarkan Tabel 12 hasil belajar IPA pada kelas 4 SD Negeri Tlogo,
kondisi ini berubah setelah diberikan tindakan pada siklus I dan Siklus II, Kriteria
Ketuntasan Minimal SD Negeri Tlogo adalah 62, Sebelum diberikan tindakan
sebanyak 15 siswa yang tidak tuntas dan 17 tuntas dari 32 siswa, Setelah diberikan
tindakan pada siklus II menjadi 2 siswa yang tidak tuntas dan 30 tuntas dengan nilai
rata-rata sebelum tindakan adalah 60 setelah diberikan tindakan pada siklus I nilai
rata-rata menjadi 65, setelah diberikan tindakan pada siklus II nilai rata-rata
meningkat menjadi 82 dimana tidak ada siswa yang mendapatkan nilai < 50, 2 orang
siswa yang mendapatkan nilai rentang dari 60 – 67 atau 6% , 9 siswa dengan rentang
nilai 68 – 75 atau 28%, 10 siswa dengan rentang nilai 76 – 83 atau 31%, 5 siswa
dengan rentang nilai 84 – 91 atau 16%, 6 siswa dengan rentang nilai >92
.Rekapitulasi perolehan hasil belajar pada siklus II tersebut disajikan pada gambar 2
berikut:
51
Gambar 4. Diagram Batang Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SD
Negeri Tlogo Semester II 2013/2014
4.2.2 Analisis Data
Dalam analisis data disajikan analisis hasil penelitian. Dalam sub bab ini akan
disajikan analisis ketuntasan hasil belajar siklus I dan analisis ketuntasan hasil belajar
siklus II. Lalu dilanjutkan dengan analisis deskriptif komparatif hasil belajar.
4.2.2.1 Analisis Ketuntasan
Berdasarkan data hasil tes IPA siklus I dan siklus II maka dilakukan analisis
dengan membandingkan nilai dengan KKM (62) dari sekolah . Siswa yang mendapat
nilai di atas KKM atau yang tuntas dijumlahkan begitu juga siswa yang berada di
bawah KKM (62). Analisis ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II tersaji
pada Tabel 13 dan 14 berikut ini:
0
2
4
6
8
10
60 - 67 68 - 75 76 - 83 84 - 91 ≥92
2
910
56
Frekwensi
52
Tabel 13
Analisi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4 SD Negeri
Tlogo Semester I 2013/2014
No Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 19 59
2 Tidak tuntas 13 41
Jumlah 32 100
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 50
Nilai rata-rata 66
Berdasarkan Tabel 13 yang tuntas 19 siswa atau 59% sedangkan yang tidak
tuntas 13 siswa atau 41% dari 32 jumlah siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo dengan nilai
tertinggi 80, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata 66. Perolehan hasil belajar IPA siswa
kelas 4 SDN Tlogo dengan penggunaan model Numbered Heads Together jumlah
siswa yang nilainya 62 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat meningkat. Hasil tes
pada siklus I apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam
bentuk diagram gambar 5 dan gambar 6 berikut ini:
Gambar 5. Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I Siswa Kelas 4
SD Negeri Tlogo Semester II 2013/2014.
59%
41%Tuntas
Tidak Tuntas
53
Berdasarkan Gambar 3 ketuntasan hasil belajar IPA siklus I pada kelas 4 SD
Negeri Tlogo dari 32 jumlah siswa sebanyak 19 siswa yang tuntas atau 59%
sedangkan 13 siswa yang tidak tuntas atau 41%, Terlihat bahwa terjadi peningkatan
dalam siklus I walaupun peningkatan belum terjadi secara signifikan tetapi ini
memberikan sebuah petunjuk dengan menggunakan model numbered heads together
ini dalam pembelajaran siswa dapat lebih aktif dan bergairah dalam proses
pembelajaran sehingga pembelajaran yang berlangsung terasa menyenagkan dan hasil
belajar dapat meningkat.
Tabel 14
Analisi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SD Negeri
Tlogo Semester II 2013/2014
No Ketuntasan Frekwensi Persentase
1 Tuntas 30 94
2 Tidak tuntas 2 6
Jumlah 32 100
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Nilai rata-rata 82
Berdasarkan Tabel 14 yang tuntas 30 siswa atau 94% sedangkan yang tidak
tuntas 2 siswa atau 6% dari 32 jumlah siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo dengan nilai
tertinggi 100, nilai terendah 60 dan nilai rata-rata 82. Perolehan hasil belajar IPA
siswa kelas 4 SDN Tlogo dengan penggunaan model numbered heads together
jumlah siswa yang nilainya diatas 62 atau yang memenuhi KKM sudah terlihat
meningkat. Hasil tes pada siklus I apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar
dapat disajikan dalam bentuk diagram gambar 6 berikut ini:
54
Gambar 6. Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4
SD Negeri Tlogo Semester II 2013/2014
Berdasarkan Gambar 4 ketuntasan hasil belajar IPA siklus II pada kelas 4 SD
Negeri Tlogo dari 32 jumlah siswa terlihat 30 siswa yang tuntas atau 94%
sedangkan 2 siswa yang tidak tuntas atau 6%. Terlihat bahwa terjadi peningkatan
dalam siklus II terjadi peningkatan yang tinggi hal ini memberikan sebuah petunjuk
bahwa dengan menggunakan model numbered heads together ini dalam pembelajaran
siswa dapat lebih aktif dan bergairah dalam proses pembelajaran sehingga
pembelajaran yang berlangsung terasa menyenagkan dan hasil belajar dapat
meningkat.
4.2.2.2 Analisi Komparatif
Berdasarkan hasil tindakan dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas 4 SD Negeri Tlogo Kecamatan
Tuntang Semester II tahun pelajaran 2013/2014. Perbandingan hasil belajar siswa
disajikan pada Tabel 15:
94%
6%
Tuntas
Tidak Tuntas
55
Tabel 15
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri
Tlogo Semester II 2013/2014
No Ketuntasan Pra siklus Siklus I Siklus II
f % f % f %
1 Tuntas 17 53 19 59 30 94
2 Tidak Tuntas 15 47 13 41 2 6
Jumlah 32 100 32 100 32 100
Nilai Tertinggi 80 80 100
Nilai Terendah 39 50 60
Rata-rata 60 66 82
Dari Tabel 15 dapat dijelaskan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa dari pra
siklus sampai ke siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus siswa yang tuntas
belajar adalah 17 siswa (53%), pada siklus I menjadi 19 siswa (59%) dan pada siklus
II menjadi 30 siswa (94%). Sedangkan siswa yang belum tuntas jumlahnya menurun.
Pada saat pra siklus terdapat 15 siswa (47%) belum tuntas, pada siklus I masih 13
siswa (41%) yang belum tuntas dan pada siklus II masih 2 siswa (6%). Nilai tertinggi
siswa meningkat yaitu pada pra siklus dan siklus I 80 dan pada siklus II nilai tertinggi
yaitu 100. Nilai terendah pra siklus 39, siklus I menjadi 50 dan siklus II nilai terendah
60. Rata-rata siswa dari pra siklus ke siklus II juga mengalami peningkatan dari
prasiklus 60 menjadi 66 ke siklus I atau naik sebesar 6 dan pada siklus II menjadi 82
atau naik sebesar 16, dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran pada gambar 7
berikut ini:
56
Gambar 7. Diagram Batang Analisis Komparatif Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus
I dan Siklus II
4.3 Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap siswa kelas
4 SD Negeri Tlogo pada mata pelajaran IPA, maka dapat diketahui adanya
peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Numbered Heads
Together. Setelah dilakukan tindakan terkait model Numbered Heads Together
Pembelajaran siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sehingga diberikan
tindakan pada siklus II yang menunjukkan hasil peningkatan melalui model
Numbered Heads Together dari analisis data hasil belajar terhadap siswa kelas 4 SD
Negeri Tlogo pada mata pelajaran IPA, dapat diketahui juga adanya peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan Numbered Heads Together. Peningkatan hasil
belajar siswa dilihat dari hasil nilai siklus I dan siklus II. Pada pra siklus diketahui
siswa yang mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau
dikatakan tuntas adalah 17 siswa (53%) kemudian meningkat pada siklus I sebesar 2
siswa (6%) sehingga menjadi 19 siswa (59%). Pada pra siklus diketahui siswa yang
mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau dikatakan
1719
30
1513
2
0
5
10
15
20
25
30
35
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas Tidak Tuntas
57
tidak tuntas adalah 15 siswa (46%) kemudian menurun pada siklus I sebesar 2
sehingga menjadi 13 siswa (41%). Pada siklus I siswa tuntas belajar adalah 19 siswa
(59%) lebih rendah dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 85% siswa
tuntas belajar. Jadi pada siklus I hasil belajar siswa belum mencapai indikator
keberhasilan yang ditentukan, berdasarkan hasil refleksi pada saat pembelajaran
siklus I hal ini dapat disebabkan karena guru belum mengelola waktu pembelajaran
dengan baik terutama pada kegiatan diskusi kelompok. Pada siklus I saat diskusi
kelompok, kerjasama dalam kelompok kurang terjalin dengan baik karena masih
terdapat anggota kelompok yang pasif dan ada pula anak yang cenderung bekerja
sendiri.
Pembelajaran siklus I belum mencapai indikator keberhasilan sehingga
diberikan tindakan pada siklus II yang menunjukkan peningkatan hasil belajar pada
siklus I siswa yang mendapat nilai di atas Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 62)
atau dikatakan tuntas adalah 19 siswa (59%) kemudian meningkat pada siklus II
sebesar 11 siswa (34%) sehingga menjadi 30 siswa (94%). Pada siklus I diketahui
siswa yang mendapat nilai di bawah Kategori Ketuntasan Minimal (KKM 62) atau
dikatakan tidak tuntas adalah 13 siswa (41%) kemudian menurun pada siklus II
sebesar 11 siswa sehingga menjadi 2 siswa (6%). Pada siklus II siswa tuntas belajar
adalah 30 siswa (94%) lebih tinggi dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu
85% siswa tuntas belajar. Jadi pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan yang berarti melalui model Numbered Heads
Together dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tetapi hasil pada siklus II
menunjukkan masih terdapat 2 siswa yang tidak tuntas, yaitu Doni Setyo Riyanto dan
Aldi Kustiono. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas dan pengamatan
ketika pembelajaran maka dapat diketahui bahwa dua siswa tersebut dalam
pembelajaran sehari-hari memang memiliki kemampuan yang rendah dalam
menyerap materi dibandingkan dengan teman-temannya, Doni Setyo Riyanto adalah
siswa yang belum lancar dalam membaca dan dalam pembelajaran sibuk sendiri
sedangkan Aldi Kustiono adalah siswa yang kurang memperhatikan dan asik sendiri.
58
Pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang
ditentukan dengan tercapainya 30 siswa tuntas (94%), artinya melalui model
Numbered Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Hal tersebut
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Arends (2008:6) bahwa pembelajaran
kooperatif mendukung perkembangan intelegensi interpersonal, interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Ibrahim (2000:28) juga
mengemukakan tujuan yang hendak dicapai dalam Numberd Heads Together salah
satunya adalah hasil belajar akademik stuktural. Menurut Zuhdi (2010:65) Numbered
Heads Together memiliki kelebihan lain yaitu siswa yang pandai dapat mengajari
siswa yang kurang pandai dan siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-
sungguh. Kelebihan tersebut terealisasi dari siswa yang berinteraksi dengan guru
ataupun dengan siswa lainnya dalam kegiatan diskusi, pada saat pelaksanaan tindakan
semakin terlihat siswa saling mengajari satu sama lain karena setiap siswa merasa
harus siap menguasai materi dengan adanya pemanggilan nomor secara acak. Apabila
ada anggota yang mengalami kesulitan, siswa yang pandai mengajari siswa yang
kurang pandai sehingga setiap siswa dapat lebih memahami materi. Kelebihan
tersebut terealisasikan dalam kegiatan pembelajaran yang menyebabkan siswa dapat
lebih memahami materi sehingga hasil belajar siswa meningkat dan ketuntasan
belajar siswa tercapai.
Hasil belajar siklus II siswa yang tuntas adalah siswa (94%), hal tersebut
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rima Chandra (2011) yang
menyatakan bahwa penerapan pembelajaran Numbered Heads Together dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi perubahan lingkungan kelas 4 SDN Tegalrejo
05 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2010/2011. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Rima Chandra diperoleh hasil bahwa ada peningkatan
ketuntasan belajar, yakni dari 65,6% sebelum siklus, meningkat menjadi 71,8 % pada
siklus I dan 100% pada siklus II. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rima Chandra mencapai hasil yang berbeda yaitu
dalam penelitian ini siswa yang tuntas adalah 100% sedangkan dalam penelitian ini
59
siswa yang tuntas mencapai 94%. Hal tersebut dapat disebabkan karena setiap SD
mempunyai karakteristik siswa yang berbeda-beda sehingga hasil penelitian ini
berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rima Chandra, tetapi pada
dasarnya hasil penelitian yang diperoleh sama yaitu dengan penerapan Numbered
Heads Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA.