17
Nindia Darnoto, 2014 PENGGUNAAN METODE PERMAINAN BAHASA TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA PADA MATERI SINONIM DAN ANTONIM Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD YPKS V Kecamatan
Cilegon Kota Cilegon. Peneliti memilih tempat tersebut dengan alasan: (1)
pada saat observasi peneliti menemukan sikap pasif dan bosan dari siswa
saat proses belajar berlangsung, karena pembelajaran yang tidak
melibatkan gerak aktif siswa secara langsung pada proses pembelajaran,
(2) selain itu lokasi sekolah yang dijadikan tempat penelitian mudah
dijangkau oleh peneliti yang dekat dari tempat tinggal peneliti.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini yang dijadikan subjek
penelitian adalah siswa kelas V SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota
Cilegon untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sinonim dan
antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa teka teki silang,
dengan jumlah siswa sebayak 30 orang, terdiri dari 20 siswa laki-laki dan
10 siswa perempuan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1) Siswa-siswi kelas V di SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota
Cilegon dengan melihat data nilai Bahasa Indonesia kurang
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang
ditentukan oleh sekolah, yakni sebesar 70 bila di bandingkan
dengan nilai-nilai mata pelajaran lain.
2) Pembelajaran kelas V di SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota
Cilegon masih lebih menitik beratkan kepada penanaman konsep
Bahasa Indonesia tanpa adanya keterlibatan siswa dalam
18
memahami materi sinonim dan antonim, maka dari itu suatu
inovasi baru jika menggunakan metode permainan bahasa teka
teki silangdalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi sinonim
dan antonim untuk memperoleh kegembiraan sebagai fungsi
bermain, dan melatih keterampilan berbahasa sebagai materi
pelajaran yang melibatkan peran siswa melakukan sendiri
permainan, sehingga pembelajaran tersebut lebih tereksplorasi
dan dirasakan oleh siswa karena siswa sendiri yang melakukan
permainannya.
B. METODE PENELITIAN
Menurut Trianto (2011:13) penelitian tindakan kelas berasal dari
istilah Bahasa Inggris classroom action research, yang berarti penelitian yang
dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang
diterapkan pada suatu subyek penelitian di kelas tersebut.
Bahkan Trianto (2011: 16) menuturkan bahwa penelitian tindakan
kelas (PTK) adalah penelitian kualitatif yang dilakukan oleh guru sendiri
ketika mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran dan mencarikan
solusinya dalam upaya memperbaiki kualitas pembelajarannya.
Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Penyelenggara
Sertifikasi Guru Rayon 24 Universitas Negeri Makassar (2007: 197)
menyimpulkan bahwa PTK berasal dari bahasa inggris Classroom Action
Research (CAR), menurut TIM Penyelenggara Sertifikasi Guru Rayon 24
Universitas Negeri Makassar bahwa; Dalam bahasa Inggris Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) diartikan dengan Classroom Action Research (CAR).
Dari sisi namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya.
Karena itu Arikunto, dkk (2006), Aqib (2007), Madya (2006) mengemukakan
bahwa ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, yaitu (1) penelitian,
(2) tindakan, dan (3) kelas. Sehubungan dengan itu, maka Arikunto dkk
(2006) mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu pencermatan
terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan
19
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.Karena itu penelitian tindakan
yang dilakukan oleh guru ditujukan untuk meningkatkan situasi pembelajaran
yang menjadi tanggung jawabnya.
Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang dilakukan di dalam kelas
melalui refleksi, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja pembelajaran guru
dengan menggunakan metode permainan bahasa, sehingga kesulitan siswa
dalam memahami materi sinonim dan antonim dapat teratasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.
C. MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Ada beberapa macam pola pelaksanaan PTK yang dikembangkan
oleh beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada lima model, yaitu: Model
Kurt Lewin (1946), Model Ebbut (1985), Model Kemmis & Taggart
(1988), Model Elliot (1991), dan Model Mc Kernan (1991).
Penelitian tindakan kelas yang diambil oleh peneliti adalah model
PTK menurut Kurt Lewin (1946). Menurut Kurt Lewin dalam Trianto (2011:
29-30) konsep pokok action research terdiri dari empat komponen, yaitu: (1)
perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) pengamatan (observing),
dan (4) refleksi (reflecting).
Alasan peneliti menggunakan PTK model Kurt Lewin (1946)
dikarenakan model ini yang menjadi dasar dari berbagai model action
research, terutama classroom action research (CAR). Kurt Lewin adalah
orang pertama yang memperkenalkan action research.
Adapun tindakan keseluruhan yang diterapkan dalam penelitian
tindakan kelas seperti yang di kembangkan oleh Kurt Lewin (1946) adalah
sebagai berikut:
20
Gambar 3.1
Desain PTK Model Kurt Lewin (1946)
Dalam Trianto (2011: 30)
Berikut ini merupakan alur Penelitian Tindakan Kelas kegiatan
belajar siswa materi sinonim dan antonim di kelas V dengan menggunakan
metode permainan bahasa teka-teki silang:
Refleksi
Refleksi Refleksi
Refleksi
Refleksi
Perencanaan Pengamatan
Tindakan
Terus
menerus
21
Gambar 3.2
Alur Penelitian Tindakan Kelas Menggunakan Metode Permainan Bahasa
Teka-Teki Silang Pada Materi Sinonim dan Antonim
(Sumber: modifikasi peneliti)
Jika hasil pembelajaran belum mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal untuk keperluan penelitian, maka
dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
Pra Siklus
Refleksi
Diskusi dan evaluasi
untuk mencari solusi
dalam mengatasi
masalah.
Observasi - Pendekatan pembicaraan dengan
Kepala Sekolah dan guru bidang
studi
- Pengamatan terhadap kegiatan
pembelajaran
Siklus I
Tindakan
Melakukan tindakan
kegiatan pembelajaran
mengenai materi
sinonim dan antonim.
Rencana
- Menyusun RPP materi sinonim dan
antonim menggunakan metode
permainan bahasa teka-teki silang
- Menyusun lembar observasi yang
akan dijadikan penilaian dan lembar
evaluasi
Observasi
Melakukan pengamatan
terhadap pelaksanaan
tindakan dengan
menggunakan pedoman
observasi.
Refleksi
Menganalisis dan mengevaluasi hasil
tindakan pembelajaran.Apakah ada
peningkatan hasil tindakan.Apabila
hasil tindakan belum maksimal maka
dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
22
D. DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan model
PTK Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 2011: 29) yang terdiri atas empat
tahap di tiap-tiap siklusnya, yaitu antara lain:
1. Perencanaan
Tahap ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa, dan bagaimaa tindakan tersebut akan
dilakukan.
2. Tindakan
Implementasi atau penerapan isi rancangan didalam
kancah, yaitu melakukan tindakan di kelas.
3. Pengamatan (Observasi)
Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat ketika guru
tersebut sedang melakukan tindakan.
4. Refleksi
Kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
terjadi, tentang hal-hal yang dirasakan sudah berjalan baik dan
bagian mana yang belum.
Apabila hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai nilai
kriteria ketuntasan minimal belajar bahasa Indonesia yaitu sebesar 70, maka
guru dan peneliti perlu mempersiapkan rencana tindakan selanjutnya untuk
memperbaiki sekaligus meningkatkan hasil belajar siswa pada siklus II dan
seterusnya.Untuk keperluan penelitian, maka nilai kriteria ketuntasan minimal
belajar bahasa Indonesia yang dibutuhkan sebesar 85.
E. Definisi Operasional
23
Metode permainan bahasa adalah cara sistematis dan terpikir
secara baik untuk mencapai tujuan. Caranya adalah dengan menggunakan
permainan sebagai suatu bantuan bagi siswa untuk memahami materi
dalam proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar. Salah satu
permainan yang digunakan dalam penelitian ini adalah permaina bahasa
teka-teki silang.
Teka-teki silang adalah permainan dimana siswa harus mengisi
ruang kosong dengan huruf-huruf untuk selanjutnya dijadikan sebuah kata
berdasarkan petunjuk yang telah diberikan.Petunjuk biasanya dibagai
kedalam kategori mendatar dan menurun tergantung pada posisi kata yang
harus diisi.
Materi yang diambil dalam penelitian ini adalah materi sinonim
dan antonim.Sinonim berartikan persamaan kata, sedangkan antonim
memiliki arti lawan kata.Dalam kenyataannya ditemukan bahwa siswa
memiliki kesulitan ketika dihadapkan dengan materi sinonim dan antonim,
oleh karena itu peneliti ini melakukan penelitian dengan sinonim dan
antonim sebagai materi utama dalam meningkatkan hasil belajar siswa
menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka pada penelitian ini
diperlukan instrumen atau alat pengumpul data yaitu:
1. Instrumen Tes
Suharsimi Arikunto (2009: 53) mendefinisikan tes adalah
alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur
sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah
ditentukan.
Cece Rakhmat (2006: 5) mendefinisikan tes sebagai alat
yang digunakan dalam pengukuran.Tes dipergunakan untuk
mendapatkandata mengenai peningkatan hasil belajar siswa, terdapat
tiga bentuk tes yaitu tes tulis, tes lisan dan perbuatan.
24
Selanjutnya tujuan diadakannya tes ini sebagai alat
pengukur untuk mengetahui keberhasilan prestasi hasil belajar siswa
dari siklus ke-I sampai dengan siklus ke-III.Dalam penelitian ini
menggunakan tes hasil belajar untuk mengukur kemampuan siswa
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sinonim dan
antonim.
Peneliti menggunakan tes tertulis model isian dengan
jumlah soal sepuluh untuk mengukur kemampuan kognitif siswa
pada penguasaan dan pemahaman materi sinonim dan antonim. Tes
isian ini termasuk kedalam tes subjektif (subjective test).Di bawah
ini adalah kisi-kisi soal tes setiap siklus dalam penelitian.
2. Observasi
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan,
pernyataan ini diungkapkan oleh Nasution (1998) dalam Sugiyono
(2010: 310).Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu
fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Berdasarkan pernyataan tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian
dimana peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian untuk
mengetahui data tentang sikap siswa dalam belajarnya, sikap guru
dalam mengajarnya, serta interaksi antara siswa dengan guru dan
siswa dengan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung, dan
juga untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus diperbaiki,
dipertahankan atau ditingkatkan pada pembelajarannya selanjutnya.
Pengumpulan data objektif dari kegiatan belajar mengajar
seperti yang sudah disepakati bersama selanjutnya akan dinalisis
dalam diskusi balikan sesudah tampilan pembelajaran selesai. Guru
dan pengamat akan mempelajari bersama hasil observasi,
menyepakati hasil pengamatan yang berbentuk kekurangan atau
keberhasilan untuk dijadikan catatan lapangan, dan mendiskusikan
langkah-langkah berikutnya.
25
Hubungan antar guru yang melaksanakan pembelajaran
dengan pengamat atau observer harus dalam situasi saling percaya
dan saling membantu untuk menghasilkan interaksi yang positif.Dan
fokus penelitian adalah untuk memperbaiki pembelajaran di kelas,
serta mendukung strategi atau teknik-teknik belajar mengajar, bukan
untuk mengkritik pola perilaku guru yang kurang berhasil.
Di bawah ini merupakan tabel pedoman observasi
pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan metode permainan
bahasa teka-teki silang.
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Guru Menggunakan
Metode Permainan Bahasa Teka-teki Silang
Petunjuk: Berilah tanda chek list/centang () pada kolom deskriptor
yang tampak.
No Aspek yang di amati/
Deskriptor
Deskriptor
yang tampak Jumlah Aspek
1 Membuka Pelajaran:
1) Komitmen belajar
2) Mengatur Posisi duduk
3) Peraturan permainan
2 Instruksi:
1) Membagi siswa kedalam
kelompok-kelompok
kecil
2) Menyusun teka-teki
sederhana
3) Membagi lembar teka-
teki
3 Pelaksanaan:
1) Membaca aturan
26
pengisian teka-teki
2) Mengisi teka-teki
silang dari bacaan
3) Memerhatikan
kerjasama siswa
4 Penilaian:
1) Memberi hadiah
kepada kelompok yang
mengerjakan paling
cepat dan benar
2) Menjawab bersama-
sama isian teka-teki
3) Melakukan refleksi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Diadaptasi dari Eman (24 April 2013) dimodifikasi oleh peneliti
emanpgsdchelsea.blogspot.com (22 April 2014)
Keterangan:
Skala penilaian yang digunakan yaitu nilai 1 sampai 4
Nilai 1 : Jika ada satu indikator yang tampak
Nilai 2 : Jika ada dua indikator yang tampak
Nilai 3 : Jika ada tiga indikator yang tampak
Tabel 3.2
Pedoman Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Dalam Materi Sinonim
dan Antonim dengan Menggunakan Metode Permainan Bahasa (teka-teki
silang)
Hari/ tanggal : ………………………………
Siklus : ………………………………
27
Kelas : V
Petunjuk 1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = baik
4 = sangat baik
No Nama
Siswa
Aspek Yang Dinilai
Jumlah Nilai
Keaktifan
Mengajukan
Pertanyaan
Keaktifan siswa
dalam
mengemukakan
pendapat
Kecepatan
siswa dalam
menentukan
kata
bersinonim
&
berantonim
Ketepatan
siswa dalam
menentuka
n kata
bersinonim
&
berantonim
A B C D
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Modifikasi peneliti
Data yang diperoleh dari hasil observasi pada saat proses
kegiatan pembelajaran menggunakan metode permainan bahasa teka-teki
silang, mencakup empat aspek yang diamati pada saat observasi
berlangsung, setiap aspeknya terdiri dari tiga deskriptor, dengan kategori
penilaian satu sampai dengan empat.
Berikut ini adalah teknik analisis yang digunakan untuk
mengamati proses pelaksanaan pembelajaran materi sinonim dan antonim
dengan menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silang. Data
28
diambil dari empat aspek, dan setiap aspek memiliki tiga deskriptor
dengan kategori penilaian satu sampai dengan tiga.
Banyaknya aspek yang diperoleh
Jumlah aspek × 100%
Kriteria penilaian (Suharsimi Arikunto) :
90 – 100 = Sangat baik
75 – 89 = Baik
65 – 74 = Cukup
5 – 64 = Kurang 49
Dan untuk perhitungan nilai rerata pedoman observasi aktifitas
siswa dalam permainan bahasa teka-teki silang pada materi sinonim dan
antonim, yaitu :
Banyaknya aspek yang diperoleh
Jumlah aspek× 100%
Kriteria penilaian:
90 – 100 = Sangat baik
75 – 89 = Baik
65 – 74 = Cukup
5 – 64 = Kurang
29
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya
(Suharsimi Arikunto: 231).
Dalam penelitian ini untuk memperkuat data dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan foto
sebagai dokumentasi hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas
yang telah dilakukan peneliti.Hasil dokumentasi merupakan salah
satu data akurat dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti.
G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Pengolahan data dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan
dengan prosedur dan langkah-langkah yang ditempuh secara bertahap agar
mendapatkan data yang lebih akurat. Adapun langkah-langkahnya sebagai
berikut:
1. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini, peneliti menyusun data dari setiap siklus
berupa paparan data.Paparan data merupakan sutu upaya menampilkan
data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan grafik atau
perwujudan lainnya.
Tahap pra siklus sampai siklus III dipaparkan dengan cara
menjabarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran guru dengan
menggunakan metode permainan bahasa teka-teki silangpada materi
sinonim dan antonim yang disusun untuk guru dan aktifitas belajar siswa
kelas V SD YPKS V Kecamatan Cilegon Kota Cilegon.
2. Analisis Data
30
Sugiyono (2010: 337) menjelaskan bahwa analisis data penelitian
tindakan kelas dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode waktu tertentu. Dalam
penelitian ini, peneliti menganalisis data dengan cara menghubungkan
hasil penelitian yang telah didapat dengan teori-teori dari berbagai sumber.
Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010: 37)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya mencapai tujuan. Langkah-langkah analisis ditunjukan
pada gambar berikut:
Gambar 3.3
Komponen Dalam Analisis Data
Periode
Reduksi
Antisipasi Selama Setelah
Display Data
Selama Setelah
Kesimpulan/ Verivikasi
Selama Setelah
AN
AL
ISIS
DA
TA
Sugiyono (2010: 338) mengartikan bahwa reduksi data merupakan
proses berpikir sensitif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan serta
kedalaman wawasan yang tinggi yang artinya reduksi data adalah proses
penyederhanaan data-data yang telah dilakukan melalui seleksi,
pengelompokan data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Data pada
penelitian ini diperoleh dari:
a) observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan
metode permainan bahasa teka-teki silang
b) observasi terhadap aktifitas belajar siswa pada materi sinonim dan
antonim
c) tes tulis untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi
sinonim dan antonim
Kemudian dirangkum dalam bentuk kesimpulan untuk menjawab
hipotesis penelitian kali ini
3. Interpretasi
Temuan-temuan yang ada diinterpretasi dengan merujuk kepada
acuan teoritik tentang mengatasi kesulitan siswa pada materi sinonim dan
antonim dengan menggunakan metode permainan bahasa. Peneliti dalam
proses ini berusaha untuk memunculkan makna dari setiap data yang
diperoleh.
Data yang sudah terkumpul perlu diuji kredibilitasnya.Menurut
Sugiyono (2010: 368) kredibilitas data merupakan kepercayaan terhadap
data hasil penelitian.Data-data yang telah terkumpul diuji kredibilitasnya
dalam bentuk triangulasi (data yang bermacam-macam).
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas pada penelitian ini
dilakukan berdasarkan hasil dari:
a) observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran guru menggunakan
metode permainan bahasa teka-teki silang
Observasi Pelaksanaan
Pembelajaran Guru
Observasi Aktifitas
Belajar Siswa
Tes Hasil Belajar
Siswa
b) observasi terhadap aktifitas belajar siswa pada materi sinonim dan
antonim
c) tes tulis untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada materi
sinonim dan antonim
Berdasarkan uraian diatas triangulasi yang digunakan peneliti
berupa triangulasi sumber dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber (observasi dan tes), terlihat pada gambar
triangulasi data sumber.
Gambar 3.4
Triangulasi Data Sumber
Data yang sudah terkumpul dalam bentuk yang beraneka ragam
atau dalam bahasa penelitian disebut triangulasi ini dibahas hasil
penelitiannya dengan cara mengolah data hasil penelitian berdasarkan
instrumen penelitian dan memberikan beberapa pendapat berdasarkan pada
pemahaman peneliti yang ditunjang dengan teori dari beberapa tokoh
dalam beberapa sumber untuk menghasilkan data yang valid dan konkrit.
4. Penarikan Kesimpulan
Kemudian penyimpulan pada tahap ini merupakan pengambilan
intisari dari sajian data yang telah terorganisasikan dalam bentuk
pertayaan atau kalimt secara singkat padat dan jelas untuk menjawab
hipotesis dan tujuan penelitian.