Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian

Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai

mengakibatkan akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral

yang berlebihan.(betz & Sowden,2002)

Kejang demam adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang suatu

kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memory yang bersifat sementara (Hudak and gallo,

1996)

Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di

atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam sering juga

disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak usia di bawah 5

tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak

pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, 1995).

Jadi dapat disimpulkan kejang demam adalah kenaikan suhu tubuh yang menyebabkan

perubahan fungsi otak akibat perubahan potensial listrik serebral yang berlebihan sehingga

mengakibatkan renjatan berupa kejang.

B. Anatomi Otak & Fisiologi

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

1. Anatomi

a. Otak

Gambar : 1

Otak adalah suatu alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat

komputer dari semua alat tubuh, bagian dari syaraf sentral yang terletak di dalam

rongga tengkorak (Kranium) yang dibungkus oleh selaput otak yang kuat.

Bagian-bagian otak :

1) Hipotalamus merupakan bagian ujung depan diesenfalon yang terletak di bawah

sulkus hipotalamik dan di depan nucleus interpundenkuler hipotalamus terbagi

dalam berbagai inti dan daerah inti. Terletak pada anterior dan inferior talamus

berfungsi mengontrol dan mengatur sistem syaraf autonom juga bekerja dengan

hipofisis untuk mempertahankan keeimbangan cairan, mempertahankan

pengaturan suhu tubuh melalui peningkatan vasokontriksi atau vasodilatasi dan

mempengaruhi sekresi hormonal dengan kelenjar hipofisis, juga sebagai pusat

lapar dan mengontrol berat badan, sebagai pengatur tidur, tekanan darah, perilaku

agresif dan seksual dan pusat respon emosional.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

2) Talamus berada pada salah satu sisi pada sepertiga ventrikel dan aktivitas

primernya sebagai pusat penyambung sensasi bau yang diterima semua impuls

memori, sensasi dan nyeri melalui bagian ini.

3) Traktus Spinotalamus (serabut-serabut segera menyilang kesisi yang berlawanan

dan masuk ke medulla spinulis dan naik). Bagian ini bertugas mengirim impuls

nyeri dan temperatur ke talamus dan kortek serebri.

4) Kelenjar Hipofisis dianggap sebagai masker kelenjar karena sejumlah hormon-

hormon dan fungsinya diatur oleh kelenjar ini. Hipofisis merupakan bagian otak

yang tiga kali lebih sering timbul tumor pada orang dewasa.

5) Hipotesis Termostatik : mengajukan bahwa suhu tubuh diatas titik tersebut akan

menghambat nafsu makan.

6) Mekanisme Aferen : empat hipotesis utama tentang mekanisme aferen yang

terlibat dalam pengaturan masukan makanan telah diajukan, dan keempat hipotesis

itu tidak ada hubunganya satu dengan yang lain.

2. Fisiologi

Hipotalamus mempunyai fungsi sebagai pengaturan suhu tubuh dan untuk

mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.

a. Pirogen Endogen

Demam yang ditimbulkan oleh Sitokin mungkin disebabkan oleh pelepasan

prostaglandin lokal di hipotalamus. Penyuntikan prostaglandin kedalam hipotalamus

menyebabkan demam. Selain itu efek antipiretik aspirin bekerja langsung pada

hipotalamus, dan aspirin menghambat sintesis prostaglandin.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

b. Pengaturan Suhu

Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi makanan, dan oleh

semua proses vital yang berperan dalam metabolisme basal. Panas dikeluarkan dari

tubuh melalui radiasi, konduksi (hantaran) dan penguapan air disaluran nafas dan

kulit. Keseimbangan pembentukan pengeluaran panas menentukan suhu tubuh, karena

kecepatan reaksi-reaksi kimia bervariasi sesuai dengan suhu dank arena sistem enzim

dalam tubuh memiliki rentang suhu normal yang sempit agar berfungsi optimal, fungsi

tubuh normal bergantung pada suhu yang relatif konstan (Price Sylvia A : 1995)

C. Etiologi

Kejang dapat disebabkan oleh berbagai patologis termasuk tumor otak , truma, bekuan

darah pada otak, meningitis, ensefalitis, gangguan elektrolit dan gejala putus alcohol dan

gangguan metabolic, uremia, overhidrasi, toksik subcutan, sabagian kejang merupakan

idiopatuk ( tidak diketahui etiologinya )

1. Intrakranial

Asfiksia : Ensefalitis, hipoksia iskemik

Trauma (perdarahan) : Perdarahan sub araknoid, sub dural atau intra ventricular

Infeksi : Bakteri virus dan parasit

Kelainan bawaan : Disgenesis, korteks serebri

2. Ekstra cranial

Gangguan metabolic :Hipoglikemia, hipokalsemia, hipomagnesimia, gangguan elektrolit

(Na dan K)

Toksik : Intoksikasi anestesi lokal, sindrom putus obat

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

Kelainan yang diturunkan: Gangguan metabolism asam amino, ketergantungan dan

kekurangan asam amino

3. Idiopatik

Kejang neonates, fanciliel benigna, kejang hari ke 5

(Lumbang Tebing, 1997)

D. Klasifikasi Kejang

Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan dan tungkai

dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang tonik dan kejang

mioklonik.

a. Kejang Tonik

Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah

dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi prenatal

berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu ekstrimitas atau

pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai yang menyerupai deserebrasi

atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang

tonik yang menyerupai deserebrasi harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang

disebabkan oleh rangsang meningkat karena infeksi selaput otak atau kernikterus

b. Kejang Klonik

Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan fokal

dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik fokal berlangsung 1 –

3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai gangguan kesadaran dan biasanya tidak

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

diikuti oleh fase tonik. Bentuk kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat

trauma fokal pada bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.

c. Kejang Mioklonik

Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau

keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut menyerupai

reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan saraf pusat yang luas dan

hebat. Gambaran EEG pada kejang mioklonik pada bayi tidak spesifik.(Lumbang Tebing,

1997)

A. Patofisiologi

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan suatu energi

yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yang terpenting adalah

glaukosa. Sifat proses itu adalah oksidasi dimana oksigen disediakan dengan peraataraan

fungsi paru dan diteruskan ke otak melalui system kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak

adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.

Sel dikelilingi oleh suatu membrane yang terdiri dari permukaan dalam adalah lipoid dan

permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan normal membrane sel neuron dapat dilalui

dengan mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (NA+) dan

elektrolit lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron

tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.

Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan

yang disebut potensial membrane dari sel neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

membrane ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada

permukaan sel.

Keseimbangan potensial membrane ini dapat dirubah oleh adanya :

1. perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.

2. rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau aliran listrik dari

sekitarnya.

3. perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan.

Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal

10%-15% dan kebutuhan oksigen akan meningkat 20%. Pada seorang anak berumur 3 tahun

sirkulasi otak mencapai 65% dari seluruh tubu, dibandingkan dengan orang dewasa yang

hanya 15%. Jadi pada kenaikan suhu tubuh tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan

dari membran sel neuron dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi dari ion kalium

maupun ion Natrium melalui membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik.

Lepas muatan ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun ke

membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut neurotransmiter dan terjadilah

kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan tergantung dari tinggi

rendahnya ambang kejang seseorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu.

Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang terjadi pada suhu 380C sedangkan

pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 400C atau lebih.

Dari kenyataan ini dapatlah disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering

terjadi pada ambang kejang yang rendah sehingga dalam penanggulangannya perlu

diperhatikan pada tingkat suhu berapa penderita kejang. Kejang demam yang berlangsung

singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. Tetapi pada

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

kejang yang berlangsung lama ( lebih dari 15 menit) biasanya disertai terjadinya apnea,

meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya

terjadi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme anaerob,

hipotensi arterial disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat

disebabkan meningkatnya aktivitas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak

meningkat

Rangkaian kejadian diatas adalah faktor penyebab hingga terjadinya kerusakan neuron

otak selama berlangsungnya kejang lama. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran

darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul

edema otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerah mesial

lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjadi

“matang” di kemudian hari, sehingga terjadi serangan epilepsi yang spontan. Jadi kejang

demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga terjadi

epilepsi.(FKUI, 2007).

B. Manifestasi Klinik

1. Kejang parsial ( fokal, lokal )

a. Kejang parsial sederhana :

Kesadaran tidak terganggu, dapat mencakup satu atau lebih hal berikut ini :

1) Tanda – tanda motoris, kedutan pada wajah, atau salah satu sisi Tanda atau gejala

otonomik: muntah, berkeringat, muka merah, dilatasi pupil.

2) Gejala somatosensoris atau sensoris khusus : mendengar musik, merasa seakan

ajtuh dari udara, parestesia.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

3) Gejala psikis : dejavu, rasa takut, visi panoramik.

4) Kejang tubuh; umumnya gerakan setipa kejang sama.

b. parsial kompleks

1) Terdapat gangguankesadaran, walaupun pada awalnya sebagai kejang parsial

simpleks

2) Dapat mencakup otomatisme atau gerakan otomatik : mengecap – ngecapkan

bibir,mengunyah, gerakan menongkel yang berulang – ulang pada tangan dan

gerakan tangan lainnya.

3) Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku

2. Kejang umum ( konvulsi atau non konvulsi )

a. Kejang absens

1) Gangguan kewaspadaan dan responsivitas

2) Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung kurang dari 15 detik

3) Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan konsentrasi penuh

b. Kejang mioklonik

1) Kedutan – kedutan involunter pada otot atau sekelompok otot yang terjadi secara

mendadak.

2) Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila patologik berupa kedutan

keduatn sinkron dari bahu, leher, lengan atas dan kaki.

3) Umumnya berlangsung kurang dari 5 detik dan terjadi dalam kelompok

4) Kehilangan kesadaran hanya sesaat.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

c. Kejang tonik klonik

1) Diawali dengan kehilangan kesadaran dan saat tonik, kaku umum pada otot

ekstremitas, batang tubuh dan wajah yang berlangsung kurang dari 1 menit

2) Dapat disertai hilangnya kontrol usus dan kandung kemih

3) Saat tonik diikuti klonik pada ekstrenitas atas dan bawah.

4) Letargi, konvulsi, dan tidur dalam fase postictal

d. Kejang atonik

1) Hilngnya tonus secara mendadak sehingga dapat menyebabkan kelopak mata

turun, kepala menunduk,atau jatuh ke tanah.

2) Singkat dan terjadi tanpa peringatan.

C. Komplikasi

Walaupun kejang demam menyebabkan rasa cemas yang amat sangat pada orang tua,

sebagian kejang demam tidak mempengaruhi kesehatan jangka panjang, kejang demam tidak

mengakibatkan kerusakan otak, keterbelakangan mental atau kesulitan belajar / ataupun epiksi

Epilepsy pada anak di artikan sebagai kejang berulang tanpa adanya demam kecil

kemungkinan epilepsy timbul setelah kejng demam. Sekitar 2 – 4 anak kejang demam dapat

menimbulkan epilepsy, tetapi bukan karena kejang demam itu sendiri kejang pertama kadang

di alami oleh anak dengan epilepsy pada saat mereka mengalami demam. Namun begitu

antara 95 – 98 % anak yang mengalami kejang demam tidak menimbulkan epilepsy

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

Komplikasi yang paloing umum dari kejang demam adalah adanya kejang demam

berulang. Sekitar 33% anaka akan mengalami kejang berulang jika ,ereka demam kembali.

Sekitar 33% anka akan mengalami kejang berulang jika mereka demam kembali resiko

terulangnya kejang demam akan lebih tinggi jika :

1. Pada kejang yang pertama, anak hanya mengalami demam yang tidak terlalu tinggi

2. Jarak waktu antara mulainya demam dengan kejang yang sempit

3. Ada faktor turunan dari ayah ibunya

Risiko yang akan dihadapi seorang anak sesudah menderita kejang demam tergantung dari

faktor:

1. riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga

2. kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum anak menderita kejang

demam.

3. kejang yang berlangsung lama atau kejang fokal.

Namun begitu faktor terbesar adanya kejang demam berulang ini adalah usia. Semakin

muda usia anak saat mengalami kejang demam, akan semakin besar kemungkinan mengalami

kejang berulang

D. Pemeriksaan Penunjang

1. Elektroensefalogram ( EEG ) : dipakai unutk membantu menetapkan jenis dan fokus dari

kejang.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

2. Pemindaian CT : menggunakan kajian sinar X yang lebih sensitif dri biasanya untuk

mendeteksi perbedaan kerapatan jaringan.

3. Magneti resonance imaging ( MRI ) : menghasilkan bayangan dengan menggunakan

lapanganmagnetik dan gelombang radio, berguna untuk memperlihatkan daerah – daerah

otak yang itdak jelas terliht bila menggunakan pemindaian CT

4. Pemindaian positron emission tomography ( PET ) : untuk mengevaluasi kejang yang

membandel dan membantu menetapkan lokasi lesi, perubahan metabolik atau alirann

darah dalam otak

5. Uji laboratorium

a. Pungsi lumbal : menganalisis cairan serebrovaskuler

b. Hitung darah lengkap : mengevaluasi trombosit dan hematokrit

c. Panel elektrolit

d. Skrining toksik dari serum dan urin

e. GDA

f. Kadar kalsium darah

g. Kadar natrium darah

h. Kadar magnesium darah

E. Penatalaksanaan

1. Pengobatan fase akut

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

Dalam penanganan kejang demam, orang tua harus mengupayakan diri setenang

mungkin dalam mengobservasi anak. Beberapa hal yang harus di perhatikan adalah

sebagai berikut

a. Anak harus di baringkan di tempat yang datar dengan posisi menyamping, bukan

terlentang, untuk menghindari bahaya tersedak.

b. Jangan meletakkan benda apapun dalam mulut sianak seperti sendok atau

penggaris, karena justru benda tersebut dapat menyumbat jalan nafas.

c. Jangan memegangi anak untuk melawan kejang.

d. Sebagian besar kejang berlangsung singkat & dan tidak memerlukan penanganan

khusus.

e. Jika kejang terus berlanjut selama 10 menit, anak harus segera di bawa ke fasilitas

kesehatan terdekat. Sumber lain menganjurkan anak untuk di bawa ke fasilitas

kesehatan jika kejang masih berlanjut setelah 5 menit. Ada pula sumber yang

menyatakan bahwa penanganan lebih baik di lakukan secepat mungkin tanpa

menyatakan batasan menit.

f. Setelah kejang berakhir ( jika < 10 menit ), anak perlu di bawa menemui dokter

untuk meneliti sumber demam, terutama jika ada kakakuan leher, muntah-muntah

yang berat,atau anak terus tampak lemas.

Jika anak di bawa kefasilitas kesehatan , penanganan yang akan di lakukan

selain point-point di atas adalah sebagai berikut :

1. Memastikan jalan nafas anak tidak tersumbat

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

2. Pemberian oksigen melalui face mask

3. Pemberian diazepam 0.5 mg / kg berat badan per rectal

(melalui) atau jika terpasang selang infuse 0.2 mg / kg per infuse

4. Pengawasan tanda-tanda depresi pernafasan

Berikut ini table dosis diazepam yang di berikan :

Usia Dosis IV

(infuse) (0,2

mg/kg)

Dosis per rectal

( 0.5 mg / kg )

< 1 tahun 1-2 mg 2.5 – 5 mg

1 – 5 tahun 3 mg 7.5 Mg

5-10 tahun 5 mg 10 mg

>10 tahun 5-10 mg 10 – 15 mg

Jika kejang masih berlanjut :

1. Pemberian diazepam 0.2 mg / kg per infuse diulangi. Jika belum terpasang selang

infuse 0.5 mg / kg per rectal

2. Pengawasan tanda – tanda depresi pernapasan .

3. Pemberian fenobarbital 20 – 30 mg / kg per infuse dalam 30 menit atau fenitoin 15 –

40 mg / kg per infuse dalam 30 menit .

4. Pemberian Fenitoin hendaknya di sertai dengan monitor EKG (rekam jantung)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

Jika kejang masih berlajut, diperlukan penanganan lebih lanjut di ruang perawatan intensif

dengan thiopentone, dan alat bantu pernafasan

F. Pengkajian

Pengkajian Fokus

1. Aktifitas dan istirahat

Gejala : keletihan,kelemahan umum,keterbatasan dalam

beraktivitas atau bekerja yang di timbulkan oleh diri

sendiri atau orang terdekat atau pemberi asuhan

kesehatan atau orang lain.

Tanda : perubahan tonus atau kekuatan otot, gerakan involunter

atau kontraksi otot ataupun sekelompok otot.

2. Sirkulasi

Gejala : Ikfal,hiperfensi,peningkatan nadi,sianosis

Postiktal : tanda-tanda fital normal atau depresi dengan penurunan

nadi dan pernafasan.

3. Eliminasi

Gejala : inkontinensia episodic

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

Tanda : a. Iktal adalah peningkatan tekanan kandung kemih tonus

spingfer

b. postikal adalah otot relaksasi yang mengakibatkan

inkontinensia ( baik urin atau Fekal ).

4. Makanan dan Cairan

Gejala : sensivitas terhadap makanan , mual atau muntah yang

berhubungan efektifitas kejang.

Tanda : kerusakan jaringan atau gigi ( cidera selama kejang)

5. Nyeri atau kenyamanan

Gejala : sakit kepala, nyeri otot, atau punggung, nyeri abdominal

Tanda : tingkah laku yang berhati-hati, perubahan pada tonus

otot, tingkah laku distraksi atau gelisah

. 6. Pernafasan

Gejala : iktal : gigi mengatup, sianosis, pernafasan menurun atau

cepat peningkatan sekresi mucus.

7. keamanan

Gejala : riwayat terjatuh atau trauma, fraktur

Tanda : trauma pada jaringan lunak atau ekimosis penurunan

kekuatan atau tonus otot secara menyeluruh.

Tumbuh Kembang Anak

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

Perkembangan pada anak mencakup perkembangan motorik halus, perkembangan motorik

kasar, perkembangan bahasa, dan perkembangan perilaku/adaptasi sosial.

a. Perkembangan Motorik Halus

Perkembangan motorik halus pada tiap tahap perkembangan anak adalah sebagai berikut.

1) Usia 1-4 bulan

Perkembangan motorik halus pada usia ini adalah dapat melakukan hal-hal seperti

memegang suatu objek, mengikuti objek dari sisi, mencoba memegang dan

memasukkan benda ke dalam mulut, memegang benda tapi terlepas,

memerhatikan tangan dan kaki, memegang benda dengan kedua tangan, serta

menahan benda di tangan walaupun hanya sebentar.

b. Perkembangan Motorik Kasar

Perkembangan motorik kasar pada tiap tahap perkembangan anak adalah sebagai berikut :

1) Usia 1-4 bulan

Perkembangan motorik kasar pada usia ini dimulai dengan kemampuan

mengangkat kepala saat tengkurap, mencoba duduk sebentar dengan ditopang,

mampu duduk dengan kepala tegak, jatuh terduduk di pangkuan ketika disokong

pada posisi berdiri,

kontrol kepala sempurna, mengangkat kepala sambil berbaring telentang,

berguling dari telentang ke miring, posisi lengan dan tungkai kurang fleksi, dan

berusaha merangkak.

c. Perkembangan Bahasa

Berikut ini akan disebutkan perkembangan bahasa pada tiap tahap usia anak.

1) Usia 1-4 bulan

Perkembangan bahasa pada usia ini ditandai dengan adanya kemampuan bersuara

dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup, berseloteh, mengucapkan kata “

ooh/aah”, tertawa dan berteriak, mengoceh spontan, serta bereaksi dengan

mengoceh.

d. Perkembangan Perilaku /Adaptasi Sosial

Perkembangan perilaku pada tahap tumbuh kembang tiap usia adalah sebagai berikut :

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

1) Usia 1-4 bulan

Perkembangan adaptasi sosial pada usia ini dapat diawali dengan kemampuan

mengamati tangannya; tersenyum spontan dan membalas senyum bila diajak

tersenyum ; mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, dan

kontak; tersenyum pada wajah manusia ; waktu tidur dalam sehari lebih sedikit

daripada waktu terjaga ; membentuk siklus tidur bangun; menangis bila terjadi

sesuatu yang aneh ; membedakan wajah-wajah yang dikenal dan tidak dikenal ;

senang menatap wajah-wajah yang dikenalnya ; serta terdiam bila ada orang yang

tak dikenal (asing). (Wong,2000).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

G. Pathways Keperawatan

Exogenous Pyrogene

Sel host inflamasi

Pusat termoregulator

Meningkatkan thermostat

Perubahan fisiologi & tingkah laku

Anorexia proses peradangan suhu

Evaporasi (keringat )

Gangguan pemenuhan cairan

Dehidrasi

Kejang

cemas

Resiko kekurangannutrisi

Demam/hipertermi

Resiko cidera

Mengubahkeseimbanganmembrane sel

neuron

Melepaskanmuatan listrik

yang besar

Mengubahkeseimbanganmembrane sel

neuron

Melepaskan muatanlistrik yang besar

Kurang pengetahuan

Resiko Terjadikerusakan sel otak

Defisit volumecairan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

H. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan

2. Devisit volume cairan berhubungan dengan output berlebihan ( dehidrasi)

3. Risiko terjadi kerusakn sel otak berhubungan dengn kejang

4. Resiko tinggi injuri berhubungan dengan kejang

5. Risiko kurang nutrisi berhubungan dengan anoreksia

6. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi

I. Fokus Intervensi dan Rasional

1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan

Tujuan : Yang diharapkan adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan

hipertermi tidak terjadi

Kriteria Hasil : suhu tubuh normal ( 360c – 370c), klien bebas dari demam(

Efendi,1995)

Interverensi Rasional

a. Beri kompres hangat a. Dapat membantu mengurangi

demam

b. Beri dan anjurkan klien banyak

minum

akan I b. Semakin banyak minum akan dapat

memb antu menurunkan demam

Beri ke c. anjurkan klien istirahat dengan tirah c. Istirahat yang baik akan dapat

sedikit membantu penyembuhan

d. Anjurkan klien untuk memakai

pakaian tipis dan menyerap keringat

d. Pakaian yang tipis akan

memudahkan sirkulasi dalam dan

luar tubuh

e. Ciptakan suasana yang nyaman(atur

ventilasi)

e. Suhu ruangan harus diubah

untuk mempertahankan suhu

mendekati normal

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

f. Awasi suhu tubuh

g.Kolaborasi pemberian obat anti

mikroba, antipiretik dan pemberian

cairan perenteral

f. Suhu tubuh 38,9oc -41,1oc

menunjukkan proses penyakit

infeksius akut, pada demam dapat

membantu dalam diagnosis

g. Digunakan untuk mengurangi

demam dengan aksi sentralnya

pada hipotalamus, meskipun

demam mungkin dapat berguna

dalam membatasi pertumbuhan

organisme dan meningkatkan

autodestruksi dari sel –sel yang

terinfeksi.

2. Devisit volume cairan berhubungan dengan output berlebihan ( dehidrasi )

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan devisit voleme cairan tidak terjadi

Kriteria Hasil : menunjukkan keseimbangan cairan, tanda-tanda vital dalam batas normal

Interverensi Rasional

a. kaji perubahan tanda-tanda

vital

a. peningkatan suhu atau memanjangnya demam meningkatnya

laju metabolic dan kehilangan cairan melalui evaporasi

b. kaji turgor kelembapan

membrane mukosa

( bibir dan lidah )

akan I b. Indikator langsung keadekuatan voleme cairan

,meskipun membran mukosa mulut mungkin kering karena

napas mulut dan oksigen tambahan.

cairan,

c. catat laporan mual atau

muntah

c. adanya gejala ini menurunkan masukan oral

d. pantau masukan dan haluaran d. memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan

dan kebutuhan pengganti

e. tekankan cairan sedikitnya

2500 ml/hari atau sesuai

kondisi individual

e. pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan risiko

dehidrasi

3.Risiko terjadi kerusakan sel otak berhubungan dengan kejng ( Ngastiyah, 1997, hal:236)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi kerusakan sel otak, tidak

terjadi komplikasi

Kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda kejang, peredaran darah lancar, suplai oksigen lancar,

tidak ada tanda-tanda apnue

Intervensi Rasional

a. Bila terjadi kejang, tidurkan pasien

ditempat yang rata, miringkan

kepala

a. Diharapkan sistem pernpasan tidak

terjadi gangguan ataupun sumbatan

b. Pasang sudip lidah b. Agar lidah tidak tergigit atau lidah

menutup jalan napas

c. Longgarkan pakaian yang mengikat c. Proses inspirasi dan ekspirasi

dapat maksimal dan dapat

memberikan rasa nyaman pada

pasien

d. Isap lendir sesuai indikasi d. Melonggarkan pernapasan dan

mencegah terjadinya aspirasi

e. Berikan oksigen e. Diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan oksigen diseluruh

jaringan

f. Kolaborasi dengan dokter untuk

pemberian obat anti kejang

f. Diharapkan dapat mempercepat

proses penyembuhan dan juga

dengan memantau efek samping

secara dini jika timbul efek

samping

4.Risiko injuri berhubungan dengan kejang (suriadi,2001,hal:52)

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan risiko injuri tidak terjadi

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

Kriteria hasil: Faktor penyebab diketahui, mempertahankan aturan pengobatan, meningkatkan

keamanan lingkungan

Intervensi Rasional

a. Hindarkan anak dari benda-benda

yang membahayakan

a. Tindakan ini dapat membantu

menurunkan injuri

b. Gunakan alat pengaman b.dapat melindungi klien dari bahaya

injuri

c. Bila terjadi kejang, pasang sudip

lidah

c Agar lidah tidak tergigit atau lidah

menutup jalan napas.

d. Kolaborasi pemberian obat anti

kejang

d. Diharapkan dapat mempercepat

proses penyembuhan dan juga

dengan memantau efek samping

secara dini jika timbul efek

samping

5. Risiko kekurangan nutrisi berhubungan dengan anoreksia

( carpenito, 1999, hal:259)

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan risiko kekurangan nutrisi tidak

terjadi

Kriteria hasil : menunjukkan peningkatan nafsu makan, mempertahankan atau

meningkatkan berat badan

Intervensi Rasional

a. Identifikasi faktor penyebab mual atau

muntah

a. Pilihan intervensi tergantung pada

penyebab masalah

b. Auskultasi bunyi usus. Observasi

atau palpasi distensi abdomen

b. Bunyi usus mungkin menurun atau

tidak ada bila proses infeksi berat

atau memanjang. Distensi abdomen

terjadi sebagai akibaat menelan

udara

c. Pertahankan atau tingkatkan oral c. Kondisi mulut yang baik dapat

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/110/jtptunimus-gdl-rizqianag0... · Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu

higien meningkatkan nafsu makan

d. Berikan porsi kecil tapi sering d. tindakan ini dapat meningkatkan

masukan meskipun nafsu makan

mungkin lambat untuk kembali

e. Ukur berat badan dasar e. adanya kondisi kronis . rendahnya

tahanan terhadap infeksi

6. Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurangnya informasi (Doenges,1999)

Tujuan : Setelah dilakukan keperawatan, pengetahuan keluarga meningkat.

Kriteria hasil : - Keluarga mengerti proses penyakit kejang demam

- Keluarga kooperatif

- Keluarga berperan serta dalam proses perawatan klien

Intervensi Rasional

a. Kaji tingkat pendidikan

klien/keluarga

a. Mempengaruhi proses terhadap penerimaan

materi pengetahuan

b. Kaji tingkat pengetahuan

keluarga/klien

b. Menentukan pilihan intervensi yang tepat dalam

penyampaian

c. Lakukan pendidikan

kesehatan tentang kejang

demam pada keluarga klien

c. Memberikan informasi yang adekuat,

meningkatkan peran serta keluarga dalam

perawatan klien

d. Beri kesempatan keluarga

untuk bertanya

d. Mengetahui sejauh mana intervensi berhasil

dilakukan

e. Libatkan keluarga dalam

setiap tindakan pada klien

e. Masalah kesehatan kesehatan pada anak

melibatkan peranan orangtua mempersiapkan

perawatan klien ketika dirumah


Recommended