Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pompa Sentriugal

Prinsip dasar kerja dari pompa sentrifugal sebagai berikut:

Gaya sentrifugal bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke

sisi luar sehingga kecepatan fluida meningkat. Kecepatan fluida yang tinggi

diubah oleh casing pompa (volute atau difusser ) menjadi tekanan atau head.

Cairan dipaksa menuju sebuah impeller oleh tekanan. Baling –

baling impeller meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan

cairan berputar .Cairan meninggalkan impeller pada kecepatan

tinggi.Impeller dikelilingi oleh volute casing atau dalam pompa yang

digunakan cincin diffuser mengubah energi kinetik menjadi energi tekanan.

Gambar ilustrasi di bawah ini merupakan diagram sederhana dari

pada pompa sentrifugal yang menunjukkan lokasi dari suction pompa,

impeller, volute dan discharge. Casing pompa sentrifugal menuntun aliran

suatu cairan dari saluran suction menuju mata ( eye ) impeller. Vanes dari

pada impeller yang berputar meneruskan dan memberikan gaya putar

sentrifugal kepada cairan ini sehingga cairan bergerak menuju keluar

impeller dengan kecepatan tinggi. Cairan tersebut kemudian sampai dan

mengumpul pada bagian terluar casing yaitu volute.Volute ini merupakan

area atau saluran melengkung yang semakin lama semakin membesar

ukurannya, dan seperti halnya diffusor, volute berperan besar dalam hal

peningkatan tekanan cairan saat keluar dari pompa, merubah energi

kecepatan menjadi tekanan.Setelah itu liquid keluar dari pompa melalui

saluran discharge.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

2

Gambar 2.1. : Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal

yaitu bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya

yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.

Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda,

kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya.

Impeller adalah semacam piringan berongga dengan sudu-

sudu melengkung di dalamnya dan dipasang pada poros yang digerakkan

oleh motor listrik, mesin uap atau turbin uap.Pada bagian samping dari

impeller dekat dengan poros, dihubungkan dengan saluran isap, dan cairan

(air, minyak, dll) masuk ke dalam impeller yang berputar melalui saluran

tersebut. Dan karena gerakan berputar dari impeller maka cairan yang

terdapat pada bagian tersebut ikut berputar akibat gaya sentrifugal yang

terjadi, air didesak keluar menjauhi pusat, dan masuk dalam ruangan antara.

keliling impeller bagian luar dan rumah pompa, dan menuju ke saluran

keluar.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

3

Gambar 2.2 :Rotary Vacuum

Prinsip dari pompa ini adalah dengan jalan mengekspansi volume

ruang oleh pompa sehingga terjadi penurunan tekanan vakum parsial.

Sistem sealing mencegah gas masuk ke dalam ruang tersebut. Selanjutnya

pompa melakukan gerakan buang, dan kembali mengekspansi ruang

tersebut. Jika dilakukan secara siklis dan berkali-kali, maka vakum akan

terbentuk di ruangan tersebut.

Salah satu aplikasi pompa ini yang paling sederhana adalah pada

pompa air manual. Untuk mengangkat air dari dalam tanah, dibentuk ruang

vakum pada sisi keluaran air, sehingga air dapat “terhisap” naik ke atas.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

4

2.1.2. Cara Kerja Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal

yaitu bahwa benda yang bergerak secara melengkung akan mengalami gaya

yang arahnya keluar dari titik pusat lintasan yang melengkung tersebut.

Besarnya gaya sentrifugal yang timbul tergantung dari masa benda

kecepatan gerak benda, dan jari-jari lengkung lintasannya. Impeller adalah

semacam piringan berongga dengan sudu-sudu melengkung di dalamnya

dan dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor listrik, mesin uap atau

turbin uap. Pada bagian samping dari impeller dekat dengan poros,

dihubungkan dengan saluran isap, dan cairan (air, minyak, dll) masuk ke

dalam impeller yang berputar melalui saluran tersebut. Dan karena gerakan

berputar dari impeller maka cairan yang terdapat pada bagian tersebut ikut

berputar akibat gaya sentrifugal yang terjadi, air didesak keluar menjauhi

pusat, dan masuk dalam ruangan antara keliling impeller bagian luar dan

rumah pompa, dan menuju ke saluran keluar.

2.1.3. Jenis Pompa Sentrifugal

a. Pompa Jenis Rumah keong (Volut)

Impeller membuang fluida ke dalam rumah spiral yang secara

berangsurangsur berkembang. Hal ini dibuat sedemikian rupa untuk

mengurangi kecepatan fluida yang diubah menjadi tekanan statis.

b. Pompa Jenis Rumah keong ganda

menghasilkan kesimetrisan yang hampir radial pada pompa bertekanan

tinggi dan pada pompa yang dirancang untuk operasi aliran yang sedikit.

Rumah keong akan menyeimbangkan beban-beban radial pada poros

pompa sehingga beban akan saling meniadakan, dengan demikian akan

mengurangi pembebanan poros dan resultan lenturan.

c. Pompa jenis Diffuser

Baling-baling pengarah yang tetap mengelilingi runner atau impeller

pada jenis pompa diffuser. Laluan-laluan yang berangsur-angsur

mengembang ini.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

5

akan mengubah arah aliran fluida dan mengkonversikannya menjadi

tinggi-tekan tekanan (pressure head).

d. Pompa Jenis Turbin

Juga disebut pompa Vorteks (Vortex), periperi(Periphery), dan

regeneratif. Cairan di pusar oleh baling-baling impeller dengan

kecepatan tinggi selama hampir satu putaran di dalam saluran yang

berbentuk cincin (annular), tempat impeller tadi berputar . Energi di

tambahkan ke cairan dalam sejumlah impuls

e. Pompa Jenis Aliran Campur

Pompa aliran campur menghasilkan sebagian tinggi tekan (head) oleh

adanya gaya angkat (lift) baling-baling pada cairan. Diameter sisi buang

baling-baling ini lebih besar daripada diameter sisi masuknya.

f. Pompa jenis Aliran Aksial

Pompa aliran aksial menghasilkan tinggi tekan (head) oleh propeller atau

oleh gaya angkat (lift) baling-baling pada cairan. Diameter baling-baling

pada sisi hisap sama dengan pada sisi buang.

2.1.4. Hukum Kesebangunan Pompa

Jika ada dua buah pompa (misal pompa 1 dan pompa 2) yang

secara geometris sebangun satu sama lain, maka untuk kondisi aliran yang

sebangun pula. Kecepatan spesifik (specific velocity) merupakan indeks

jenis pompa, yang menggunakan kapasitas dan tinggi tekan yang diperoleh

pada titik efisiensi maksimum. Kecepatan spesifik menentukan profil atau

bentuk umum impeller. Dalam bentuk angka, kecepatan spesifik merupakan

kecepatan dalam putaran per menit yang impellernya akan berputar bila

ukurannya diperkecil untuk dapat mengalirkan 1 gpm cairan terhadap tinggi

tekan sebesar 1 ft. Impeller untuk tinggi tekan yang besar biasanya

mempunyai kecepatan spesifik yang rendah, dan sebaliknya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

6

Pompa Sentrifugal juga bisa dibuat dengan dua volute. Pompa

semacam ini biasa disebut double volute pumps, dimana discharge nya

berbeda posisi 180. Untuk aplikasinya bisa meminimaliskan gaya radial

yang mengenai poros dan bantalan sehubungan dengan ketidak

seimbangan tekanan di sekitar impeller. Perbandingan antara single dan

double volute sentrifugal bisa dilihat di bawah ini :

Gambar 2.3 : Drive and arrangement of pumps

Pompa pemadam kebakaran harus mendapatkan tenaga

independent dari main engine. Dilengkapi dengan paling tidak dua buah

sea inlet valves. Ballast, bilga dan pompa lainnya yang digunakan untuk

menyalurkan air dari laut harus memungkinkan untuk menangani kapasitas

yang harus tersedia untuk pemadam kebakaran.Pompa pemadam

kebakaran sebisa mungkin terletak ditempat serendah mungkin dari water

line. Pompa sentrifugal tersambung dengan instalasi pompa utama melalui

screw down non return valves. Berikut ini merupakan bagian atau jalur

dan penjelasan masukan dari pipa.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

7

2.1.5. sea chest

sea chest adalah suatu perangkat yang berhubungan dengan air laut

yang menempel pada sisi dalam dari pelat kulit kapal yang berada dibawah

permukaan air dipergunakan untuk mengalirkan air laut kedalam kapal

sehingga kebutuhan sistem air laut (Sea water sistem) dapat dipenuhi. Pada

kapal-kapal yang berukuran besar, menengah maupun kecil dengan sistem

instalasi permesinan dari mesin induk seluruhnya terletak didalam kamar

mesin, pada badan kapal bawah air menurut peraturan dari Biro Klasifikasi

harus dipasang suatu bagian konstruksi yang disebut sea chest. Karena dari

sea chest inilah kebutuhan air laut dalam kapal dapat dipenuhi.Antara sea

chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut dihubungkan

dengan perantaraan pipa-pipa dari bermacam-macam ukuran sesuai dengan

penggunaannya.

Pada pipa-pipa tersebut terdapat katup-katup yang berfungsi

sebagai pembuka dan penutup aliran air laut, katup tersebut dibuka bila

sistem perlu suplai air laut dan ditutup bila sistem sudah tidak perlu lagi.

Misalnya mesin induk dimatikan saat kapal sandar di pelabuhan, maka katup

air laut yang menuju ke mesin induk ditutup, tetapi karena kapal masih

memerlukan suplai arus listrik untuk bongkar muat dari mesin bantu, maka

katup air laut yang menuju mesin bantu tetap dibuka. Dengan kata lain

bahwa pembukaan dan penutupan katup pada pipa-pipa perantara tersebut

dilakukan sesuai dengan kebutuhan kapal dalam eksploitasinya, dan

diharapkan bahwa sea chest mampu menyediakan air laut yang dibutuhkan

oleh kapal untuk suplai sistem air laut dari kapal diam sampai kapal

bergerak dan beroperasi.Kinerja dari sistem air laut dalam kapal tergantung

dari suplai air laut yang di isap oleh sea chest, jadi sistem air laut dapat

beroperasi secara penuh apabila sea chest mampu mengisap air laut sesuai

dengan kebutuhannya.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

11

Supaya dapat melaksanakan pengisapan air laut dengan baik, maka

antara sea chest dengan sistem-sistem yang memerlukan suplai air laut

dihubungkan dengan pipa-pipa, pompa-pompa, katup-katup, katup

pengaman untuk yang bertekanan tinggi dan peralatan lainnya sehingga

dapat mensuplai air laut sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem air laut

dalam kapal.

1. Sistem Pemadam

System pemadam kebakaran pada kapal bekerja melalui

instalasi perpipaan pemadam kebakaran, yang tersalur kesetiap

ruangan pada kapal, dimana apabila terjadi kebakaran pompa

pemadam kebakaran menyalurkan air dari sea chest atau sea water

inlet, melewati pipa - pipa instalasi lalu air dikeluarkan ke tempat

terjadinya kebakaran melewati sprinkler. Sprinkler head atau

pemercik air dipasang dalam ruang muat, kamar mesin, dan kamar

ketel uap, living room dan service compartment.

Sprinkle adalah alat bantu pemadam kebakaran berupa

saluran air yang menyemprot dari langit - langit saat diaktifkan jika

terjadi kebakaran. Untuk kapal yang mengangkut penumpang labih

dari 36 orang diharuskan terdapat sprinkle.

Gambar 2.4 : Sprinkler head

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

9

2.1.6. Electro motor

Sistim Pompa kebakaran dianjurkan agar dioperasikan

secara otomatis, sedangkan pengoperasian secara manual

sebaiknya hanya dilakukan pada saat darurat saja (emergency)

atau pada saat system AUTO tidak berfungsi sehingga tidak

dapat menghidupkan pompa. Cara mengoperasikan dengan cara

manual adalah dengan cara menekan tombol push button

MANUAL atau tombol ON pada panel control baik untuk

electric pump, diesel pump maupun Jockey pump.Untuk menjaga

supaya setelah pompa pemadam kebakaran jalan, pompa dapat

berjalan terus menerus melayani hydrant pada pipa tekan

dibuatkan pipa bypass yang dilengkapi dengan relief valve,

sehingga bila tekanan air dalam pipa mendekati 11 Kg/Cm2 relief

valve akan terbuka (air dari relief valve akan dikembalikan ke

pipa hisap atau tanki bawah) dan pompa pemadam kebakaran

tidak akan mati atau berhenti bekerja. Pressure Relief Valve

distel terbuka pada tekanan air 10.5 Kg/Cm2.

Gambar 2.5 : gambar electro motor penggerak pompa

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

10

2.1.7. Sistem Perpipaan di Kapal

System pipa kebakaran dikapal ini dipusatkan disuatu

ruangan kapal dan pipa-pipa ini menggunakan pipa galvanis yang

berdiameter 50 sapai 100 mm. Pipa induk kebakaran terbentang

disepanjang lambung kapal dan diperlengkapi dengan hydrant tiap

jarak tidak kurang dari 20 meter. Saluran selang kanvas

dihubungkan dengan hydrant dan diujung sleang kanvas dipasang

nozzle penyemprot air.

Gambar 2.6 : Selang Hydrant

Letak –letak emergency fire pump

a. Hydrant di letakan di atas ruang muatan atau di palka.

b. Sprinkle alat yang menggantung di langit-langit tiap deck dengan

sistim perpipaan yang menyebar di tiap deck.

c. Emergency Fire Pump wajib ada di kapal, dan di letakan di luar

kamar,dan juga dapat di letakan di stering gear room.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

11

1. Hydrant

Hydrant adalah berfungsi sebagai penyambung dengan selang

pemadam kebakaran.Cara menggunakan hydrant :

a. Jalankan pompa emergency fire.

b. Perhatikan tekananya dan atur dengan katup hisapnya.

c. Sambungkan selang dengan fire hidran.

d. Hubungkan fire hose dengan nozzelnya.

e. Buka sea water valve pada fire hidran.

f. Arahkan nozzle pada tempat yang terbakar dan atur pengoperasian

nozzelnya.

Gambar 2.7 : Hydrant

2. Hydrant Valve

Setiap fire hydrant harus dipasang / memiliki katup sehingga setiap fire

hose bisa dipindahkan saat pompa kebakaran beroprasi.

3 Selang Pemadam

Selang air pemadam kebakaran terbuat dari bahan kain yang ringan,

elatis, dan kuat yang berfungsi sebagai pengalir air dari dari pompa ke

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

12

nozzle.Selang kebakaran harus dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak dan

harus tetap dalam keadaan siap pakai.Peletakannya ditempat - tempat yang

mudah dijangkau dan letaknya dekat dengan tempat hidran atau sambungan

layanan air.Untuk kapal penumpang yang mengangkut lebih dari 39 orang,

pada selang kebakaran itu harus disambungkan dengan hidran setiap saat.

Padakapal dengan berat kotor 1.000 GT atau lebih minimal terdapat 5 buah

selang pemadam kebakaran ditambah 1 untuk cadangan

4..Sambungan Selang Pemadam

Sambungan selang pemadam cabang terbutat dari kuningan dan

berfungsi untuk menyambung.

5. Nozzle

Nozzle terbuat dari kuningan atau aluminium dan berfungsi untuk

menyemprotkan air dengan tekanan bentuk pancaran atau payung (spray).

Ukuran diameter standar untuk nosel antara lain : 12 mm, 16 mm, atau 19

mm. Pada ruang akomodasi dan ruang layanan digunakan nosel ukuran

diameter 12 mm. Sedangkan pada ruang mesin dan tempat - tempat di luar,

ukuran nosel harus sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh pengeluaran

semaksimal mungkin, akan tetapi tidak lebih besar dari 19 mm

Gambar 2.8 : nozzle dan selang pemadam

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

13

Gambar 2.9 : sambungan selang pemadam

1. Fire Hose

Fire hose merupakan salah satu alat pemadam kebakaran berupa

selang yang digunakan tim pemadam kebakaran ketika terjadi kebakaran

pada sebuah bangunan atau gedung. Selang pemadam api ini termasuk fire

hydrant

equipment yang penting digunakan untuk memaksimalkan sistem fire

hydrant untuk memadamkan kebakaran. Fungsi dari Firehose untuk

mendistribukan air dari hydrant pillar yang sebelumnya distribusikan oleh

hydrant pump / pompa hydrant dengan tekanan tinggi dari tandon air /

tangki air sehingga dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran.

hydrant pump / pompa hydrant dengan tekanan tinggi dari tandon

air / tangki air sehingga dapat digunakan untuk memadamkan kebakaran

Pada umumnya untuk semua jenis Firehose / selang pemadam api /

selang pemadam kebakaran ini diproduksi oleh produsen dengan bervarian

ukuran diameter dan panjangnya. Untuk panjangnya diproduksi oleh

produsen dari 20 meter sampai 30 meter. Sedangkan untuk diameternya

diproduksi beberapa diameter antara lain 1,5” , 2,5” , dan 3”. Jadi dapat

disesuaikan dengan kebutuhaan. Namun jika selang pemadam kebakaran

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

14

kurang panjang untuk menjangkau titik kebakaran bisa menyambungkan

selang pemadam kebakaran yang lain dengan menggunakan hose

coupling.Firehose diproduksi sudah terpasang dengan hose coupling

(penghubung selang) di dua ujung selang. Selang pemadam ini dapat di

pasang dengan berbagai hose coupling antara lain: machino coupling, stors

coupling, dan instantaneous coupling.

Firehose memiliki beberapa jenis dan material yang digunakan berbeda-beda

antara lain:

a. Firhose red Rubberr

Merupakan jenis selang pemadam kebakaran yang

digunakan oleh pemadam kebakaran (fire brigade). Material yang

digunakan selang pemadam api / selang pemadam kebakaran ini dengan

menggunakan material red rubber / karet yang berkualitas dan memiliki

mutu tinggi. Selang pemadam ini mampu menahan tekanan air 18 bar

sampai 20 bar, sedangkan rata-rata tekanan air pompa hydrant (hydrant

pump) kurang lebih 10 bar. Oleh karena itu Firehose red rubber yang

memiliki kualitas yang baik dan mutu yang tinggi memungkinkan selang

pemadam ini tidak mudah rusak dan bocor. Untuk ukuran diameter dan

panjang selang ini bervariasi.

b. firehouse Canvas

Selang pemadam kebakaran ini terbuat dari bahan kanvas

(canvas) berkualitas tinggi agar tidak mudah pecah saat digunakan. Daya

tahan tekanan air selang ini mampu bekerja dibawah tekanan 13-17bar.

Selang media kanvas ini tidak mampu menahan tekanan air antara 30 –

39 bar karena akan mengakibatkan kepecahan pada selang ini. Hal itu

tidak akan mungkin terjadi karena pada umumnya tekanan air yang

dihasilkan pompa fire hydrant hanya mencapai kurang lebih 10 bar.

c. firehouse Polyester

Selang pemadam kebakaran ini dibuat dengan material 100% dari

polyester staple dan polyester filaments atau kain khusus yang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

15

dipergunakan dalam pembuatan selang pemadam kebakaran. Selang

pemadam ini mampu bekerja di bawah tekanan air hingga 13 bar.

Firehose ini cukup tangguh digunakan untuk menahan tekanan air dari

pompa hydrant yang kurang lebih 10 bar.

Prosedur setelah penggunaan selang pemadam ini juga harus

diperhatikan, seperti mengeringkan terlebih dahulu beberapa waktu

sebelum dimasukkan di box hydrant atau di taruh di tempat penyimpanan.

Karena jika selang digulung dalam keadaan basah dikhawatirkan selang

akan menjadi lengket serta berjamur. Perhatikan juga cara saat melepas

selang dari sumber air, cara yang benar yaitu mendorong ujung kumparan

untuk mengurai / meregangkan selang, bukan langsung ditarik secara

paksa untuk melepaskan. Dengan penggunaan yang benar, maka selang

dipastikan akan lebih awet. Saat menarik selang ke arah titik api,

perhatikan landasan yang digunakan. Sebaiknya gesekan antar selang

dengan tanah / aspal dan lainnya harus diminimalkan. Jika sering terjadi

pergesekan dengan benda kasar secara terus-menerus maka dikhawatirkan

selang akan mengalami kebocoran dan akhirnya tidak dapat dipakai lagi.

2.1.8. Jenis Pompa Pemadam Kebakaran Darurat

Kegunaan pompa pemadam kebakaran ini dimanfaatkan untuk

memompa atau menghisap air dari tandon air untuk disalurkan ke pipa

hydrant kemudian di distribusi ke hydrant pillar untuk outdoor dan hydrant

valve untuk indoor. Fire pump ini dimanfaatkan oleh tim pemadam

kebaran (fire brigade) ketika terjadi kebakaran. Biasanya pompa

pemadam kebakaran membutuhkan waktu minimal 30 menit untuk dapat

mengalirkan air ke seluruh pipa hydrant dan dapat di gunakan untuk

memadamkan kebakaran.

Pompa pemadam kebakaran ada beberapa macam antara lain

yaitu jockey pump, electric pump, dan diesel pump. Pada dasarnya pompa-

pompa ini digunakan untuk mensuplai kebutuhan air yang di perlukan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

16

Penjelasan dari pompa-pompa pemadam kebakaran tersebut sebagai

berikut :

1. Jockey pump bentuknya biasanya vertical. Pompa pemadam kebakaran

ini digunakan untuk menjaga atau menstabilkan tekanan air di dalam

pipa.

2. Electric pump digunakan memompa air yang dihisap dari tandon air

(reservoir) untuk disalurkan ke distribusi baik ke hydrant valve untuk

indoor, hose reel dan hydrant pillar untuk outdoor. Inti dari kegunaan

pompa pemadam kebakaran ini sebagai pompa pendorong yang

digunakan pada saat terjadi kebakaran.

3. Diesel pump sebagai back up dan membantu pompa pendorong ketika

kebakaran pada umumnya power listrik yang mensupply electric pump

off (mati). Diesel pump berfungsi dalam kedaan listrik mati, Pompa

pemadam kebakaran ini membantu kerja electric pump guna memenuhi

kebutuhan air yang di dibutuhkan jika tekanan dan volume air

berkurang pada pillar hydrant.

2.1.9. Instalasi Pipa Pemadam

Pemadam api secara aktif yaitu pemadaman api secara

langsung dengan memakai peralatan pemadam kebakaran dan sistem

pipa pemadam kebakaran. Sistem pipa ini juga dihubungkan dengan sea

chestsebagai lubang pengisapan air laut. Yang termasuk peralatan

pemadam kebakaran adalah pengumpil, pengait, kapak api, goni, pasir,

alat pemadam api tangan dan lain-lain.

Tujuan dari sistem pemadam kebakaran di kapal adalah untuk

mencegah timbulnya kebakaran, karena air laut tersedia banyak dan

hasilnya cukup memuaskan, oleh karena itu air merupakan alat

pemadam kebakaran utam

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

17

memuaskan, oleh karena itu air merupakan alat pemadam kebakaran

utama di kapal. Sistem ini dipakai untuk memadamkan kebakaran di kapal,

kecuali yang terbakar adalah batu bara, minyak atau peralatan listrik.

Sistem yang dipakai adalah sistem pemadaman sentral dan dengan melalui

pipa tembaga atau pipa yang di galvanis dengan diameter 50 sampai 100

mm disalurkan ke tempat yang ditentukan.

Gambar 2.10.instalasi pipa pemadam kebakaran.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

18

2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, untuk mendapatkan data-data yang

di perlukan, maka penulisan melaksanakan Praktek Laut (PRTALA0 pada

PT. Cakra Bahana, yang kemudian penulis di tempatkan di salah satu

armada angkutan laut yang di miliki yaitu :

Lampiran 1 :

1. Nama Kapal : KM. Bhaita Perkasa

2. Tanda Panggilan : Y E H R

3. IMONO : 8604319

4. Bendera : Indonesia

5. Daerah Operasi : API

6. Type Kapal : Kapal Barang

7. Ukuran : Isi Kotor : GT 1160 ton

: Isi Bersih : NT 395 ton

8. Panjan Kapal

Length Over All : 65.25 m

Length Between Perpendicular : 61.85 m

9. Lebar Kapal : 12.5 m

10. Draft Kapal : 4,378 m

11. Pemesinan : Mesin Diesel

A. Merek : NIGATA

B. Tahun : 1986

C. Type : 6m31AGTE

12. Pemakaian Bahan Bakar

A. Jenis : Solar

B. Jumlah Putaran Mesin : 300 rpm

C. Pemakaian Bahan Bakar : 200 Ltr/jam

Mesin Bantu 1 :

A. Merek : YANMAR 185 PS

B. Jumlah Putaran Mesin : 1200 rpm

C. Pemakaian Bahan Bakar : 35 Ltr/jam

13. Kecepatan Kapal : 10 KNOT

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

19

LAMPIRAN 2 :

CREW LIST MV. BHAITAPERKASA

NAMA KAPAL : KM. BHAITA PERKASA No. 1427/PPm BENDERA : INDONESIA ISI KOTOR : GT. 1160 TANDA PANGGILAN : Y E H R NOMOR IMO : 8604319 NAHKODA : ASRE

NO NAMA KEBANGSAAN JABATAN KETERANGAN 1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

ASRE

MUKARDI

HADI SISWANTO

FRANSISKUS BULE

HUAN KIONG

DANIEL MOEDJENIE

RUBEN BARAMATA

MICHEL J sumanggusong

METRAMON

FAJAR INDRA GUNAWAN

ACEP EFUL OKVRIYADI

RIO FANDRA A

SOFA NUR HIDAYAT

FAISAL ILHAM FUADI

IVAN AMRIYANI

KASIRIN

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

INDONESIA

NAHKODA

MUALIM I

MUALIM II

K. K. M

MASINIS I

MASINIS II

OPR. CRANE

JURU MUDI 1

JURU MUDI 2

JURU MUDI 3

OILER 1`

OILER 2

OILER 3

JURU MASAK

CADET DECK

CADET MESIN

ANT. IV

ANT. V

ANT. V

ATT. V

ATT. V

ATT.V

ANT.D

ANT.D

ANT.D

ATT.D

ATT.D

ATT.D

BST

BST

BST

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

11

20

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari uraian dalam karya tulis ini dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Pompa sentrifugal bekerja berdasarkan prinsip gaya sentrifugal.

2. Cara kerja pompa sentrifugal lebih baik dari yang lain

3. Terdapat berbagai macam jenis pompa pemadam kebakaran darurat yang

berfungsi untuk menghisap air.

4. Adanya hukum kesebangunan pompa kita dapat mengetahui kecepatan

spesifik dalam putaran permenit.

5. Terdapat beberapa macam-macam kelengkapan system sea chest secara

garis besar

6. Sistem perpipaan di kapal menggunakan pipa glvanis yang berdiameter

50 sampai 100 mm,dan di lengkapi dengan beberapa jenis selang

pemadam kebakaran

7. Ada beberapa penjelasan tentang jenis-jenisp pompa pemadam kebakaran

8. Instalasi pipa pemadaman yang di hubungkan langsung dari sea chast

9. Perawatan pompa pemadam kebakarndi lakukan secara berencana dan

insidentil

10. Pemeriksaan pompa dan pengecekan dapat langsung dilakukan dan dapat

di tindak lanjuti.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

21

5.2 Saran – Saran

Saran dalam karya tulis ini sebagai berikut :

1. Dianjurkan prinsip kerja pompa sentrifugal lebik baik

2. Disarankan memahami cara kerja pompa sentrifugal

3. Disarankan memahami jenis pompa pemadam kebakaran darurat.

4. Disarankan memahami hukum kesebangunan pipa

5. Diharapkan selalu mengecek se chest

6. Di upayakan selalu menjaga dan merawat perpipaan di kapal dengan baik

7. Disarankan selalu menjaga dan merawat jenis-jenis pompa pemadam

kebakaran

8. Dianjurkan menjaga dan merawat instalasi pipa pemadam darurat jangan

sampai tersumbat.

9. Diharapkan perawatan pompa pemadam kebakaran dilakukan secara

berkala.

10. Disarankan secara seksama menganalisa / menguji setiap komponen.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1

11

xxii


Recommended