Download pdf - Bab II Laporan Kp

Transcript

7

BAB IITINJAUAN UMUM

2.1.Sejarah PT. Semen Baturaja (Persero) TbkPT. Semen Baturaja (Persero) Tbk didirikan oleh kerja sama antara PT. Semen Padang (Persero) dengan PT. Semen Gresik (Persero) berdasarkan Akta Notaris Jony Frederick Berthol Tumbelaka (JFBT) pada tanggal 14 November 1974 Sinyal nomor: 34 dan nomor: 49. Pada awal mula berdirinya pabrik semen baturaja banyak sekali masalah produksi yang terjadi di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam proyek tersebut, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah nomor: 10 tahun 1978 memutuskan untuk melakukan penyertaan modal di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, dengan penanaman modal tersebut maka komposisi sahamnya menjadi Pemerintah RI 90%, PT. Semen Gresik (Persero) 6% dan Semen Padang (Persero) 4%.Pada tahun 1991 pemerintah mengambil alih saham kepemilikan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk sehingga kepemilikan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk menjadi 100% milik Pemerintah RI dengan nilai modal saham 60,4 milyar. Sampai dengan laporan ini diselesaikan tidak terdapat tambahan modal baru dari Pemerintah. Sampai dengan sekarang PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk berkembang dengan menggunakan dana hasil operasi. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mulai beroperasi secara komersil mulai pada tanggal 1 Juni 1981 dengan kapasitas produksi 450.000 ton klinker per tahun dan untuk meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan semen maka dilaksanakan optimalisasi produksi klinker secara berkala mulai dari optimalisasi proyek terak-I sampai optimalisasi proyek terak II (OPT-I sampai OPT-II).1) Proyek Optimalisasi I a) Jenis proyek : meningkatkan kapasitas produksi klinker menjadi 525.000 ton per tahun dan disiapkan untuk menggandakan kapasitas terpasang.b) Masa konstruksi : Maret 1992-Maret 1994.2) Proyek Optimalisasi II a) Jenis Proyek : meningkatkan kapasitas produksi klinker menjadi 1.200.000 ton per tahun dan pembangunan Unit Penggilingan dan Pengantongan Semen dengan kapasitas 500.000 ton per tahun.b) Masa Konstruksi : Oktober 1996-September 2001.c) Produksi komersil :(a) Produksi klinker : Desember 2000.(b) Produksi semen : Oktober 2001.Pada tahun 1992 sampai dengan 1994 dilaksanakan Proyek Optimalisasi I secara swakelola yang bertujuan untuk mencapai target produksi dengan cara mengatasi beberapa masalah peralatan, sekaligus memulai perencanaan untuk meningkatkan kapasitas menjadi dua kali lipat dari kapasitas sebelumnya.Pada tahun 1996, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk melanjutkan pengembangan perusahaan melalui Proyek Optimalisasi II (OPT-II) untuk meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua kali lipat sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Pada proses pengerjaannya proyek OPT-II memakan waktu yang cukup lama disebabkan adanya krisis moneter berkepanjangan sehingga proyek OPT-II baru dapat diselesaikan pada tahun 2001.Setelah beberapa tahun berdiri, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mulai menunjukkan perannya dalam mempercepat laju pertumbuhan dan pengembangan di daerah Sumatera Selatan khususnya. Peran yang mampu diberikan PT. Semen Baturaja (Persero)Tbk antara lain :a) Mendorong tumbuhnya lapangan usaha baru dalam bidang konstruksi dan bahan bangunan, seperti pembuatan bantalan beton kereta api, tiang listrik beton, genteng beton, besi beton, konblok, batako dan bahan bangunana lainnya.b) Meningkatkan pembangunan dalam berbagai sektor antara lain : sektor perhubungan, pertanian, pertambangan, insdustri, ekonomi, sosisal dan berbagai sektor lainnya.Ditinjau dari segi ekonomi pendirian pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk di Sumatera Selatan memberikan keuntungan antara lain sebagai berikut:1) Untuk memenuhi kebutuhan semen di daerah Sumatera Selatan khususnya dan membantu pengadaan semen di daerah Sumatera Selatan.2) Penghematan devisa negara dan membuka lapangan kerja untuk 500 orang dengan kata lain mengurangi pengangguran.3) Meningkatkan kapasitas dalam sektor perhubungan terutama sektor perkereta-apian untk eksploitasi Sumatera Selatan.

Gambar 2.1 Logo PT. Semen Baturaja (Persero) TbkPT. Semen Baturaja (Persero) Tbk memakai lambang tiga gajah dalam satu lingkaran dengan gajah berwarna putih, dasar lambang berwarna hijau, dan tulisan Baturaja Portland Cement berwarna merah. Adapun arti lambang tersebut adalah:1) Tiga gajahMenunjukan bahwa PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk mempunyai tiga lokasi, yaitu di Baturaja, Kertapati (Palembang) dan Panjang (Lampung).2) GajahMerupakan hewan yang besar dan kuat yang merupakan maskot dari daerah Sumatera Selatan.3) Warna dasar hijauMenunjukkan pemertaan pembangunan untuk mencapai kemakmuran.4) Warna tulisan merahMenunjukkan kesiapan para karyawan untuk bekerja keras menghadapi setiap tantangan atau hambatan.5) Warna putihMenunjukkan kesucian hati dari keseluruhan karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.2.2.Struktur Organisasi PT. Semen Baturaja (Persero)Berdasarkan pada sertifikat ISO 9002 yang diterapkan dalam sistem manajemen struktur organisasi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk maka dalam waktu singkat struktur organisasi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dapat berubah setiap saat. Cara ini diterapkan untuk mencari bentuk organisasi yang sesuai dan efisien serta mencari karyawan yang benar-benar qualified sehingga karyawan yang tidak sesuai dengan kualifikasi departemen akan di pindahkan ke departemen yang sesuai dengan kualifikasinya.Dari visi dan misi yang dibentuk PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, diciptakanlah struktur organisasi yang berintegritas tinggi dengan tujuan untuk mewujudkan visi dan misinya. PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh empat Direktur, yaitu:1) Direktur Produksi dan Pengembangan2) Direktur Umum dan SDM3) Direktur Keuangan4) Direktur PemasaranSebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pemerintah memiliki kuasa penuh atas kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Dimana Direktur Utama dan keempat jajaran Direktur merupakan utusan langsung yang ditunjuk oleh pemerintah melalui manteri BUMN. Dalam jajaran karyawan PT. Semen Baturaja (persero) Tbk jabatan tertinggi dalam jenjang karir yang dapat dicapai adalah sebagai Kepala Departemen. Sedangkan untuk tingkatan jabatan karyawan PT. Semen Baturaja (persero) Tbk dikenal ada lima tingkatan jabatan beserta ketentuan dalam menduduki jabatan tersebut:1) Eselon IMerupakan tingkatan jabatan sebagai Kepala Departemen yang dapat diduduki oleh karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan ketentuan sebagai berikut:a) Lulusan S2 dibutuhkan pengalaman kerja 10 tahun di pabrik semen.b) Lulusan S1 dibutuhkan pengalaman kerja 15 tahun di pabrik semen.c) Lulusan D3 dibutuhkan pengalaman kerja 20 tahun di pabrik semen.2) Eselon IIMerupakan tingkatan jabatan sebagai Kepala Biro yang dapat diduduki oleh karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan ketentuan sebagai berikut:a) Lulusan S2 dibutuhkan pengalaman kerja 5 tahun di pabrik semen.b) Lulusan S1 dibutuhkan pengalaman kerja 10 tahun di pabrik semen.c) Lulusan D3 dibutuhkan pengalaman kerja 15 tahun di pabrik semen.3) Eselon IIIMerupakan tingkatan jabatan sebagai Kepala Bagian yang dapat diduduki oleh karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan ketentuan sebagai berikut:a) Lulusan S2 dapat langsung menduduki jabatan tanpa harus memiliki pengalaman kerja di pabrik semen.b) Lulusan S1 dibutuhkan pengalaman kerja 5 tahun di pabrik semen.c) Lulusan D3 dibutuhkan pengalaman kerja 10 tahun di pabrik semen.d) Lulusan SMA (Sederajat) dibutuhkan pengalaman kerja 15 tahun di pabrik semen.4) Eselon IVMerupakan tingkatan jabatan sebagai Kepala Seksi yang dapat diduduki oleh karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan ketentuan sebagai berikut:a) Lulusan S1 dapat langsung menduduki jabatan tersebut tanpa harus memiliki pengalaman kerja di pabrik semen.b) Lulusan D3 dibutuhkan pengalaman kerja 5 tahun di pabrik semen.c) Lulusan SMA (Sederajat) dibutuhkan pengalaman kerja 10 tahun di pabrik semen.5) Eselon VMerupakan tingkatan jabatan terendah sebagai Kepala Pelaksana di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.Secara umum bagan struktur organisasi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dapat dilihat pada lampiran gambar 2.2.

Pembagian struktur organisasi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk antara lain:a) Direktur Utamaa) Direktur Produksi dan Pengembanganb) Direktur Umum dan SDMc) Direktur Keuangand) Direktur Pemasarane) Sekretaris Perusahaanf) Departemen SPIb) Direktur Produksi dan Pengembangana) Pembangunan CMP(a) Ka. Bidang Teknik(b) Ka. Bidang Administrasi Keuanganb) Departemen Litbang(a) Biro RBP(b) Biro LBBPP & QA(c) Biro PUM(d) Tim Persiapan Pabrik Baruc) Departemen Operasi(a) Biro BPM(b) Biro Produksi I(c) Biro Produksi II(d) Biro Pemeliharaan Mesin(e) Biro Pemeliharaan Listrik dan Instrument & Utility(f) Biro BPTd) Biro Pabrik Palembange) Biro Pabrik Panjangc) Direktur Umum dan SDMa) Departemen SDM & Umum(a) Biro KBL(b) Biro Umum(c) Biro SDMb) Departemen Logistik(a) Biro Pengadaan(b) Biro Perancangan Pengendalian Materiald) Direktur Keuangana) Biro ICTb) Departemen Keuangan(a) Biro Akuntansi(b) Biro A2K(c) Biro P2Ae) Direktur Pemasarana) Departemen Pemasaran(a) Biro Pemasaran(b) Biro Penjualan(c) Biro Distribusi & Transport2.3.Visi dan Misi2.3.1.VisiPT. Semen Baturaja (Persero) Tbk menjadi produsen semen yang efisien, mempunyai daya saing dan tumbuh.2.3.2.MisiMemproduksi semen yang berkualitas,efisien dan memasarkannya dengan mengutamakan kepuasan pelanggan serta berwawasan lingkungan.2.4.Manajemen PerusahaanJumlah karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk berjumlah sebanyak 527 orang, yang terdiri dari 292 orang di pabrik Baturaja, 174 orang di pabrik Palembang, 57 orang di pabrik Panjang dan 4 orang perwakilan di Jakarta.PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki peraturan yang dibuat berdasarkan kesepakatan kerja bersama antara serikat karyawan semen Baturaja dengan pihak manajemen PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk yang disahkan oleh Mentri Tenaga Kerja dengan surat keputusan No.Kep.357/BW/PKPP/2002. Keputusan tersebut berlaku bagi karyawan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk.Adapun peraturan kerja pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah sebagai berikut:1) Jam KerjaPabrik Semen Baturaja beroperasi selama 24 jam setiap hari secara terus-menerus. Untuk menjaga kesehatan kerja para karyawan, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk membagi jam kerja bagi para karyawannya sebagai berikut:a) Bagi pekerja non-shiftSenin Kamis: 07.30 16.30 WIBIstirahat Senin Kamis: 12.00 12.45 WIBJumat: 07.00 16.30 WIBIstirahat Jumat : 11.30 13.30 WIBb) Bagi pekerja shiftShift I: 07.30 15.30 WIBShift II: 15.30 23.30 WIBShift III: 23.30 07.30 WIBc)Kerja LemburSetiap pekerja PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk diminta bersedia melakukan kerja lembur apabila ada pekerjaan yang mendadak untuk diselesaikan atau demi kelancaran pekerjaan masing-masing.Sistem kerja yang digunakan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah sistem kerjanon shiftdanshift. Pekerjanon shiftmeliputi para karyawan administrasi perusahaan kepalabagian, kepala seksi serta para manajer, sedangkan karyawan shift meliputi operator,satpam dan karyawan pembantu.Setiap perusahaan, baik swata maupun BUMN pasti memiliki sistem penggajian terhadap para karyawan-karyawannya, termasuk PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk yang memiliki sistem penggajian sendiri yang mencakup kedalam beberapa faktor yaitu:1) Gaji (Hasil Pokok dan Hasil Karya);2) Uang Kinerja per semester;3) Bonus;4) Tunjangan Keagamaan.Disamping itu juga, sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk juga sangat menghargai hak-hak para karyawannya, dimana PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk memfalitasi para karyawannya seperti:1) Rumah Dinas2) Kendaraan Dinas3) Jaminan Kesehatan4) Perlengkapan safety5) Pakaian Dinas6) Uang Santunan Duka.Sedangkan untuk para karyawan yang telah memasuki usia pensiun, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk tidak pernah lepas tanggung jawab dan masih tetap memberikan fasilitas khusus seperti:a) Pesangon;b) Dana Pensiun;c) Jamsostek;d) Bumi Putera.2.5.Lokasi dan Topografi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk2.5.1.Lokasi PabrikPabrik PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk terdapat pada tiga daerah lokasi pabrik, yaitu:1) Pabrik di BaturajaLokasi pabrik di Baturaja terletak di daerah Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatera Selatan. Pabrik PT. Semen Baturaja (persero) Tbk di Baturaja sendiri beperan sebagai lokasi penambangan bahan baku sampai pengantongan semen dengan luas area 534 ha. Kapasitas produksi klinker di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah sebesar 1.200.000 ton/tahun. Untuk meningkatkan kapasitas produksi semen di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk maka pada 2013 ditambah satu lagi Cement Mill Plant yang berfungsi mengubah klinker menjadi semen mencapai kapasitas 550.000 ton/tahun. 2) Pabrik di Karamasan PalembangPabrik semen Baturaja Palembang berlokasi di Jalan Abikusno Cokrowiyoso Kertapati yang merupakan pabrik pengolahan dari klinker menjadi semen Portland Tipe I, pengantongan dan pemasaran, sekaligus sebagai kantor pusat dari PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dengan luas area 4,3 hektar. Disini juga terdapat Cement Mill Plant dengan kapasitas produksi 350.000 ton/tahun.3) Pabrik di Panjang, LampungPabrik semen Panjang berlokasi di Jalan Yos Sudarso Km.7 yang merupakan pabrik pengolahan klinker menjadi semen Portland Tipe I, pengantongan dan pemasaran dengan luas area 4 hektar. Kapasitas produksi semen disini sama seperti pada pabrik di Keramasan Palembang yaitu 350.000 ton/tahun.Disamping tiga daerah itu itu, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk juga mulai membuka kantor perwakilannya di Jakarta yang bertujuan untuk mempermudah sistem komunikasi antara pemerintah pusat dengan pihak perusahaan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Kantor perwakilan Jakarta berlokasi di Gedung Graha Irama Lt. 11 Ruang F Jl. H. R. Rasuna Said Kav. 10 KuninganJakarta.2.5.2.TopografiSecara umum, wilayah Kabupaten Komering Ulu memiliki daerah yang berbukit-bukit dengan ketinggian yang berbeda, umumnyaberbukit rendah dengan ketinggian yang bervariasi antara 40 m sampai 60 m di atas permukaan air laut. Wilayah kuasa penambangan batu kapur yang dikelola oleh PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, merupakan bekas ladang pertanian yang ditumbuhi semak belukar, terletak di Desa Pusar.Daerah penambangan batu kapur dan tanah liat PT. Semen Baturaja (persero) Tbk pada bagian selatan mengalir Sungai Ogan yang memiliki ketinggian 30 m diatas permukaan air laut. Lokasi penambangan batu kapur dan tanah liat untuk kebutuhan pabrik terletak lebih kurang 1.500 meter dari lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Sedangkan lokasi Pabrik Baturaja terletak sekitar 2,5 Km dari pusat kota Baturaja dan berjarak 198 km dari ibukota propinsi Sumatera Selatan (Palembang). Peta lokasi pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dapat di tunjukkan pada gambar 2.3. sebagai berikut ini.

Gambar 2.3. Peta Lokasi Pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) TbkPemilihan tempat tersebut berdasarkan pertimbanganpertimbangan sebagai berikut :1) PertimbanganEkonomiLokasi pembuatan klinker dipabrikBaturajayang dekat denganlokasi penambangan bahan mentah, sedangkanCement Mill Plantsekarang digunakan untukpemerataan produksi dan pemasaran. LokasiGrinding Plantdipilih di Panjang dan Palembang dengan pertimbangansebagai berikut :(a) Dekat dengan daerah pemasaran(b) Memudahkan pemantauan konsumsi semendi pasaran sehingga produksi dapat dikontrol(c) Dekat dengan pusat sarana transportasi, baik transportasi hasil produksi maupun untuk bahan baku2) Pertimbangan Sosial(a) Meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitarnya.(b) Memperluas jumlah lapangan kerja di sekitarnya.2.6.Pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero) TbkSistem pemasaran sementidak secara langsung dilakukan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, melainkan melalui distributordistributoratau penyalurpenyaluryang tersebar di wilayah pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Wilayah pemasaran PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk yaitu:1) Banten2) Bengkulu3) Jawa Barat/DKI Jakarta4) Jambi5) Lampung6) Sumatera SelatanUntuk meningkatkan kegiatan usaha dan niaga PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk membentuk distribusi dan transportasi yang bertujuan diantaranya untuk memperluas daerah pemasaran, dalam hal ini diatur oleh Asosiasi Semen Indonesia sesuai pembagian daerah masing-masing, yaitu :1) Berdasarkan Distributora) Untuk daerah banten-Jabar/DKI Jakarta terdiri dari 6 distributorb) Untuk wilayah Sumatera Selatan(a) Daerah Palembang terdiri dari 8 distributor(b) Daerah Tanjung Enim dan Lahat terdiri dari 1 distributor(c) Daerah Baturaja terdiri dari 2 distributor(d) Daerah Lubuk Linggau terdiri dari 2 distributorc) Untuk daerah Jambi terdiri dari 2 distributord) Untuk daerah Bengkulu terdiri dari 1 distributore) Untuk daerah Bandar Lampung terdiri dari 5 distributor.2) Berdasarkan TransportirPenunjukkan distributor ditentukan oleh kebutuhan daerah dan kapasitas pabrik. Distributor-distributor membeli semen pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk, kemudian semen dijual kepada konsumen.2.7.Bahan Produksi2.7.1.Bahan Baku UtamaBahan baku yang digunakan untuk pembuatan semen adalah batuan alam yang mengandung oksida-oksida kalsium, alumina, silika dan besi. Bahan baku tersebut terdiri dari tiga kelompok yaitu bahan baku utama, bahan baku penunjang (korektif) dan bahan baku tambahan.1) Bahan Baku UtamaBahan baku utama merupakan bahan baku yang mengandung komposisi kimia oksida-oksida kalsium, silika, dan alumina. Bahan baku utama yang digunakan yaitu batu kapur (lime stone) dan tanah liat (clay).a) Batu Kapur (Lime Stone)Calsium carbonat (CaCO3) berasal dari pembentukan geologis yang pada umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen portlad sebagai sumber senyawa kapur (CaO).b) Tanah liat (Clay)Tanah liat (Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O) merupakan bahan baku semen yang mempunyai sumber utama senyawa silika, senyawa alumina, dan senyawa besi.Bahan baku utama pembuatan semen memiliki sifat-sifat fisika seperti yang ditunjukkan pada tabel 2.1. berikut ini.Tabel 2.1. Sifat Sifat Fisika Bahan Baku UtamaSifatSifat Bahan BakuKomponen Bahan Baku

Batu KapurTanah Liat

Rumus KimiaCaCO3Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O

Berat Molekul100,9 gr/mol794,4 gr/mol

Densitas2,71 gr/ml2,9 gr/ml

Titik Leleh1339 oCTerurai pada 1450oC

WarnaPutih keabu-abuanCoklat kemerah-merahan

KelarutanLarut dalam air, asam, NH4ClTidak larut dalam air, asam, dan pelarut lainnya

Sumber : Perry, R.H, Tahun 19892.7.2.Bahan Baku TambahanBahan baku tambahan adalah bahan baku yang ditambahkan pada terak atau klinker untuk memperbaiki sifat sifat tertentu dari semen yang dihasilkan. Bahan baku tambahan yang biasa digunakan untuk mengatur waktu pengikatan semen adalahGypsum. Berikut adalah sifat fisik dan kimia darigypsum yang berperan sebagai bahan baku tambahan dalam proses pembuatan semen.Tabel 2.2. Sifat Sifat Fisik dan Kimia Bahan Baku TambahanSifat Sifat BahanGypsum

Rumus kimiaCaSO4. 2H2O

Berat molekul172,17 g/gmol

Densitas2,32 g/ml

Titik leleh128oC

Titik didih163oC

WarnaPutih

KelarutanLarut dalam air, gliseril, Na2S2O3dan

garam NH4

Sumber : Perry, R. H, tahun 19892.7.3.Bahan Baku Penunjang (Korektif)Bahan baku korektif adalah bahan tambahan pada bahan baku utama apabila pada pencampuran bahan baku utama komposisi oksidaoksidanya belum memenuhi persyaratan secara kualitatif dan kuantitatif.Pada umumnya, bahan baku korektif yang digunakan mengandung oksida silika, oksida alumina dan oksida besi yang diperoleh dari pasir silika (silica sand) dan pasir besi (iron sand).1) Pasir silika (silica sand)Pasir silika digunakan sebagai bahan pengkoreksi kadar SiO2dalam tanah liat yang rendah. Umumnya pasir silika yang ada di Indonesia memiliki komposisi SiO2 minimum 90%, Fe2O3 antara 0,01 - 0,4%, Al2O3, CaO, MgO, TiO2, Na2O, TiO2, dengan warna putih, putih kecoklatan, atau putih kemerahan.Tabel 2.3. Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Pasir SilicaSifat Sifat Bahan BakuKomponen Pasir Silika

Rumus KimiaSiO2

Berat Molekul60,06 gr/mol

Densitas1,32 gr/ml

Titik Leleh1710 oC

Titik Didih2230 oC

WarnaCoklat keputihan

KelarutanLarut dalam air, alkali, tidak larut dalam HF

Sumber : Perry, R.H, Tahun 19892) Pasir besi (iron sand)Pasir besi digunakan sebagai pengkoreksi kadar Fe2O3yang biasanya dalam bahan baku utama masih kurang. Pasir besi adalah sejenis pasir dengan konsentrasi besi yang signifikan. Hal ini biasanya berwarna abu-abu gelap atau berwarna kehitaman. Pasir ini terdiri dari magnetit, Fe3O4, dan juga mengandung sejumlah kecil titanium, silika, mangan, kalsium dan vanadium.Tabel 2.4. Sifat-Sifat Fisik dan Kimia Pasir BesiSifat Sifat Bahan BakuKomponen Pasir Besi

Rumus KimiaFe2O3

Berat Molekul159,7 gr/mol

Densitas5,12 gr/ml

Titik LelehTeruarai pada 1560 oC

WarnaHitam

KelarutanTidak larut dalam air, larut dalam HCl

Sumber : Perry, R.H, Tahun 19892.7.4.Bahan Baku AdditivePada proses produksi semen baturaja selain hanya mengandung bahan baku utama, tambahan dan korektif, juga ditambahkan bahan additive yang terdiri dari:a) Fly AshFly ash merupakan bahan baku additive dalam proses pembuatan semen, yang diperoleh dari sisa pembakaran batubara. Manfaat dari penambahan fly ash pada semen dikarenakan fly ash mempunyai sifat pozzolanic dimana dapat bereaksi dengan kapur pada suhu kamar dengan bantuan media air sehingga akan terbentuk senyawa yang bersifat sebagai pengikat. Fly ash yang digunakan di produksi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk berasal dari PLTU Bukit Asam, Muara Enim.b) TrassTrass merupakan bahan baku additive pada pembuatan semen baturaja yang berasal dari batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh dari kondisi air bawah tanah. Trass berfungsi untuk mempercepat proses pengerasan karena mudah sekali mengeras pada saat terjadi kontak langsung dengan air. Trass yang digunakan pada produksi semen baturaja berasal dari tambang rakyat Muara Dua, OKU Selatan.c) Lime StoneLime stone juga dimanfaatkan sebagai bahan additive pembuatan semen. Tujuan dari penambahan lime stone adalah untuk mengurangi penggunaan klinker. Dengan penggunaan klinker maka kapasitas produksi akan meningkat.2.8.Proses ProduksiProses pembuatan semen yang dilakukan pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk ini menggunakan proses kering (Dry process). Proses produksi ini dimulai dari penyediaan bahan mentah, penggilingan bahan mentah, pembakaran, pendinginan klinker, penggilingan klinker, dan pengantongan semen.2.8.1.Penyedian Bahan BakuBahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan semenantara lain batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi. Untuk penyedian bahan baku utama yaitu batu kapur dan tanah liat, PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk melakukan penambangan sendiri. Dimana lokasi penambangan batu kapur PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk 1200 meter dari pabrik, dengan luas area 51,5 ha, sedangkan lokasi penambangan tanah liat terletak 1400 meter arah barat daya dari pabrik dengan luas area 27,4 ha. Sedangkan untuk penyediaan bahan baku lainnya PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk dibeli langsung dari luar.2.8.1.1.Penambangan Bahan Baku (Minning)1. Penambangan Batu KapurMetode penambangan yang dilakukan di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk bersifat tambang terbuka. Metode ini dipakai karena deposit batu kapur di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk terletak pada daerah yang mendatar, sehingga tempat kerjanya (front) digali kearah bawah sehingga membuat cekungan (pit). Metode penambangan seperti ini disebut Pit Type Quarry.Alat-alat perlengkapan penambangan batu kapur adalah sebagai berikut :a) Bor tipe Rotary Drill dengan diameter 4 inb) Mobil kompresorc) Hydraulic Exavatord) Rear Dump Truck HD 200 dan HD 300e) Alat-alat bantu antara lain :f) Buldozer g) Pompa listrikh) Greaderi) Wheel loaderKegiatan penambangan batu kapur yang dilakukan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk meliputi:1) ClearingClearingadalah kegiatan pembersihan semak belukar maupun bongkahanbongkahan batu dan tanah humus di bagian atas lokasi yang menghalangi penambangan. Tanah humus di bagian atas harus ditimbun pada tempat tertentu dan ditanami rumput agar tidak terjadi erosi, sehingga kelak dapat dipakai sebagai reklamasi bekas bekas penambangan.2) Stripping of Over BurdenStripping of Over Burden merupakan salah satu tahapan dalam proses penambangan dengan melakukan kegiatan pengupas tanah penutup yang mempunyai ketebalan lebih kurang 4 meterdengan menggunakan alat galiBulldozer Backhoe UH 20. Lapisan tanah selanjutnya digali dan dimuat ke dalamDump TruckHD 200 kemudian dibuang ke tempat pembuangan di sebelah tenggarafront.3) Drilling(Pengeboran)Drilling merupakan suatu proses sebelum melakukan penambangan batu kapur dengan melakukan pengeboran terlebih dahulu guna pembuatan lubang ledak (Blast Hole). Jenis alat yang digunakan padafront penambangan batu kapur ada tiga jenis yaitu :a) Jack HammerDigunakan untuk bongkahan-bongkahan (Boulder) yang terdapat pada bagian atas dari batu kapur untuk memudahkan operasi.b) Wagon Drill dan Rotary DrillWagon Drill dan Rotary Drilldigunakan bila permukaan batu kapur sudah cukup rata dan dioperasikan untuk pembuatan lubang ledak. Geometri lubang ledak PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk terdiri dari burden2,5 meter, kedalaman lubang ledak bor rata-rata 7 meter, posisi kemiringan lubang 80odan spacing3 meter. Jika pengeboran telah selesai, dilanjutkan dengan pengisian lubang ledak dengan bahan peledak.4) Blasting(Peledakan)Blasting merupakan proses peledakan batu kapur yang bertujuan untuk melepaskan batuan dari induknya. Perlengkapan yang digunakan pada umumnya adalah detonator listrik, sumbu ledak, booster dan blasting mechine. Bahan peledak yang biasa digunakan adalah tipe ANFO yang merupakan bahan peledak campuran Ammonium Nitrat dengan bahan bakar solar.5) Loading(Pemuatan)Merupakan rangakaian kegiatan yang dilakukan untuk mengambil dan memuat material ke dalam alat angkut. Alat muat yang dipakai antara lain Hydraullic Shovel, Back Hoe, Whell Loader.Setelah batu kapur digali dengan alat muat lalu dimasukkan keDump Truck.6) Hauling(Pengangkutan)Merupakan serangkaian proses penambangan yang dilakukan untuk mengangkut batu kapur menuju proses crushing. Alat angkut yang digunakan adalahDump Truck dengan kapasitas 15 sampai 35 ton.2. Penambangan Tanah Liat (Clay)Berbeda dengan batu kapur, penambangan tanah liat tidak membutuhkan proses drilling dan blasting karena tanah liat tidak berada jauh dari permukaan tanah sehingga dapat langsung diambil. Proses penambangan clay terdiri dari:1) Clearing Sebelum penambangan tanah liat, dilakukan pembersihan atau pembabatan semak belukar dan tumbuhan penutup yang berada di permukaan lokasi yang menghalangi proses penambangan. Alat yang digunakan adalah bulldozer tipe D7G.2) StrippingPengupasan tanah penutup permukaan lokasi penambangan dengan Bulldozer Backhoe tipe PC 400 dan D7G.3) Loading Loading adalah proses pemuatan tanah liat ke dalam bak dump truck. Pemuatan ini menggunakan excavator shovel tipe E450.4) HaulingHauling merupakan proses pengangkutan tanah liat dari tambang menuju ke proses penghancuran dan penghalusan tanah liat. Alat angkut yang digunakan adalah dump truck dengan kapasitas angkut 15 sampai dengn 35 ton.2.8.1.2.Penghalusan Bahan Baku (Crushing)1) Pemecahan Batu Kapur (Lime Stone Crusher)Batu kapur yang diangkut dari tambang denganDump Truck dituangkan ke dalamlimestone hopper. Selanjutnya batu kapur dimasukkan ke dalam alat pemecah (single shaft hammer crusher) olehappron feeder. Prinsip kerja dari alat pemecah berdasarkan putaran (rotation) dan pukulan (impact) darihammeryang membentukimpact wall lining. Produk yang lolos dari saringan (grate basket) masukdischarge steel conveyor, sedangkan material jatuhan dari appron feederditampung olehdrag chaindan masukdischarge steel conveyor. Selanjutnya batu kapur tersebut diangkut dengan melalui rangkaian seri belt conveyor dicurahkan dengan membentuk layerlayer ke tempat penumpukan yang dibagi dua bagian yaitustorageI dan II. Storage I berkapasitas 1700 ton dan storage II berkapasitas 1400 ton. Storage batu kapur dan tanah liat dilengkapi dengan stacker dan reclaimer yang berfungsi untuk menata dan mengambil bahan baku menuju belt conveyor untuk dimasukkan ke proses selanjutnya.2) Pemecahan Tanah Liat (Clay Crusher)Dengan alat angkutDump Truck, tanah liat dari tambang diangkut dan dituangkan ke dalamclay hopper.Appron feederyang dilengkapi dengan I speed mentransfer tanah liat keDouble Roller Crusher. Prinsip kerjaDouble Roller Crusheradalah dengan cara ditekan oleh dua buahrolleryang putarannya berlawanan arah. Padarollertersebut dilengkapi dengan kuku baja (teeth) untuk membantu memecah tanah liat yang keras. Untuk menampung jatuhan material dari appron feederdipasangdrag chain. Material yang telah dihancurkan selanjutnya dimasukkan ke dalamstock piletanah liat dengan alat transportbelt conveyor. Stock pile tanah liat ada 2, stock pile I dan II sama-sama berkapasitas 7000 ton.2.8.2.Penggilingan Bahan Baku1) Penggilingan Raw MealPenggilingan bahan mentah adalah cara untuk memperkecil ukuran bahan mentah menjadi lebih kecil atau membuat luas permukaan material menjadi lebih. Tujuan dari penggilingan bahan mentah ini adalah untuk mendapatkan campuran bahan mentah yang homogenik dan untuk mempermudah terjadinya reaksi kimia pada saat klinkerisasi. Selain penggilingan, material juga harus mengalami pengeringan dengan media pengeringannya berupa gas panas yang berasal dari hot gas generator ataupun dari kiln exchaust gas.Bahan mentah utama yang terdiri dari batu kapur dan tanah liar di garuk dengan menggunakan reclaimer dari stock pile masing masing, kemudian bahan koreksi yang berupa pasir silika dan pasir besi dicampurkan dengan bahan mentah utama dalam sebuah belt conveyor untuk diumpankan kedalam sebuah vertical mill. Di dalam vertical mill keempat bahan bahan mentah yang telah tercampur dengan porsi tertentu itu mengalami proses penggilingan dan pengeringan.Selanjutnya material yang telah halus diisap dengan sebuah fan. Untuk mendapatkan produk vertical mill bahan mentah atau raw meal yang memiliki kehalusan sesuai dengan standar, maka material yang terhisap harus melewati separator terlebih dahulu dan selanjutnya dipisahkan dari gas panas dengan menggunakan empat buah cyclone.Raw meal yang telah terpisah dari gas panas selanjutnya dimasukkan ke CF Silo (Continous Flow Silo) dengan menggunakan alat transport berupa fluxo slide dan belt elevator. Didalam CF Silo, row meal akan dihomogenisasikan dan di simpan serta siap di umpankan ke kiln. Produk atas dari cyclone separator adalah uap air, gas panas dan sebagian debu yang terikat pada waktu pemisahan di transportasikan ke Electric Precipitator. Di dalam Electric Precipitator debu ditangkap oleh elektroda-elektroda yang bertegangan tinggi. Debu yang terkumpul ini dikembalikan lagi ke CF Silo. Sedangkan gas panas dari kiln, uap air dan sebagian debu tidak tertangkap oleh elektroda-elektroda Electric Precipitator ditransportasikan ke cerobong (stack) dengan bantuan fan.2) Penggilingan Raw CoalRaw coal diperoleh dari PT. Bukit Asam (Persero) ditumpuk dalam dome storage, selanjutnya reclaimer akan menggaruk batubara untuk dijatuhkan kedalam belt conveyor. Kemudian oleh bucket elevator material dibawa ke raw coal silo. Proses penggilingan raw coal diawali dengan sistem pemanas (heating up), yang bertujuan untuk mempersiapkan kondisi operasi coal mill dengan cara memasukkan gas panas dari kiln hingga tercapai temperatur tertentu dan harus dilakukan dengan benar agar tidak membahayakan sistem operasi alat.Setelah kondisi panas telah memenuhi persyaratan segera raw coal dimasukkan ke dalam coal mill melalui twin paddle. Di dalam coal mill, raw coalmasukdi antaratabledanrollermembentuk ketebalan tertentu akibat adanya bed contact dengan gas panas, sehingga mengalami proses pengeringan. Hasil dari penggilingan raw coal kemudian dihisap oleh jet pulse filteruntuk dipisahkanantaracoalhalus dengan gas panas.Coal halus ditangkap oleh filter kemudian disimpan dalam bin sebagai produkcoal millyang siap untuk digunakan pada proses pembakaran, sedangkan gas panasnya dibuang melalui stack(prinsip kerjanya sama denganraw materialsemen padavertical mill).Keberhasilanproses penggilingan batubara selain dari segi kuantitas juga ditinjau dari kualitasnya, yaitu kadar air dan kehalusanfine coalprodukcoal mill standar airmaksimal 9 %, agar tidak merugikan proses pembakaran, sedangkan kehalusan batubara dibatasi maksimum 20% yang lolos ayakan 90 . 2.8.3.Pemanasan awal Raw Meal (Preheating)Pada produksi satu semen baturaja memiliki beberapa alat preheater yang disebut string A dan string B. String A terdiri dari 5 buah cyclone dengan 2 cyclone seri pada bagian atasnya dan string B terdiri dari empat buah cyclone yang disusun pararel. Pada string B terdapat satu buah kalsiner yang berfungsi untuk kalsinasi lime stone untuk membentuk CaO . Pada kalsiner, string A dan string B inilah terjadi proses preheater raw meal sebelum masuk ke dalam proses pembakaran di kiln. Proses ini bertujuan untuk menaikan suhu raw meal perlahan sampai dengan temperatur 900 C juga untuk mendapatkan CaO konversi hingga 80 % ini berguna untuk mengurangi beban kiln guna menuingkatkan effisiensi pembentukan klinker pada kiln.Preheater ini mendapatkan suply panas dari gas panas yang terjadi di kiln serta gas panas yang berasal dari proses pembakaran di kalsiner. Pada preheater ini juga terjadi proses drying untuk mengurangi persentase air sebelum masuk kiln sehingga tidak menganggu stabilitas temperatur dalam shell kiln tersebut.2.8.4.Proses Klinkerisasi Proses klinkerisasi merupakan proses pembuatan klinker dengan membutuhkan panas yang sangat tinggi yaitu antara 650 850 Kcal/kg klinker, dan proses ini sebagian besar terjadi didalam kiln selain hanya terjadi dalam cyclone IV dan calciner. Proses klinkerisasi pada kiln terdiri atas empat bagian atau zone yaitu:1) Calcining zonePada bagian ini raw meal yang berasal dari preheater akan terjadi proses pemanasan hingga suhu kurang lebih 1200oC, dan sebelumnya shell kiln harus dilapisi dengan brick jenis alumina. Tujuan dari proses dalam calcining zone adalah untuk mengurai unsur-unsur reaktif yang terkandung dalam raw meal. 2) Transition ZoneMaterial yang berasal dari calcining zone akan keluar dan akan dimasukkan ke dalam bagian transitin zone. Pada bagian ini material akan mengalami proses proses pemanasan hingga kurang lebih 1500 oC, yang disertai dengan mulai terjadinya proses reaksi antara CaO dengan unsur-unsur seperti SiO2, Al2O3 dan Fe2O3 secara sedikit demi sedikit. Material pada transition zone berubah wujud menjadi cair sebelum nantinya akan di masukkan kembali ke dalam proses sintering zone.3) Sintering ZoneMaterial yang telah melalui bagian transition zone akan masuk ke dalam bagian sintering zone untuk mendekati sumber panas yang berasal langsung dari burner, pemanasan yang terjadi dibagian ini mencapai kurang lebih 1800oC. Menyebabkan terjadinya proses pelelehan seluruh material dan reaksi maksimum antara CaO dengan unsur-unsur SiO2, Al2O3, dan Fe2O3 membentuk mineral compound senyawa utama klinker yaitu C2S (belite), C3S (alite), C3A (celite) dan C4AF (felite).Reaksi ini yang disebut dengan reaksi klinkerisasi. Lapisan yang terpasang pada dinding kiln adalah brick jenis basic yang mempunyai sifat dapat mengikat coating, sehingga kiln shell lebih terlindung terhadap perlakuan panas yang sangat tinggi.Reaksi-reaksi yang terjadi pada proses klinkerisasi adalah sebagai berikut:4 CaO + Al2O3 + Fe2O3 ======4 CaO.Al2O3.Fe2O3: (C4AF)3 CaO + Al2O3 ====== 3 CaO.Al2O3`: (C3A)2 CaO + SiO2 ====== 2 CaO.SiO2: (C2S) CaO + 2 CaO.SiO2 ====== 3 CaO.SiO2: (C3S)Sistem perpindahan panas yang terjadi pada kiln merupakan sistem perpindahan panas melalui sistem radiasi. Sehingga apabila temperatur yang dihasilkan dari burner tidak memenuhi standar maka klinker yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar.4) Cooling ZoneMaterial yang telah berbentuk di dalam bagian sintering zone kemudian akan masuk ke dalam cooling zone untuk mengalami proses perubahan fasa. Material akan menjahui burner gun dan temperatur diturunkan menjadi kurang lebih 1200oC. Adanya gerakan rotasi yang terjadi pada kiln menyebabkan material dalam fasa cair akan menjadi butiran-butiran klinker. Proses ini menandakan proses akhir yang terjadi di dalam kiln, dimana material selanjutnya akan masuk kedalam peralatan pendingin.Kualitas dari klinker dapat diukur dengan mengetahui kadar CaO bebas, (free lime) yang terkandung didalam klinker, dengan batas maksimum kurang lebih 1,5%. Kadar CaO juga harus diperhatikan,tidak boleh terlalu rendah karena dapat membahayakan peralatan dan boros energi.Pembentukan klinker dilakukan pada kiln. Kiln adalah alat berbentuk tabung silinder horizontal dengan kemiringan lima derajat, dimana posisi feed masuk dibuat lebih tinggi dari keluarannya. Kiln feed mengalir dengan adanya bantuan perputaran dan kemiringan kiln. Kiln juga diputar untuk mempercepat terjadinya reaksi pembentukan klinker. Api panas yang berasal dari burner dikontakkan secara counter current dengan kiln feed. Pembakaran pada burner menggunakan bahan bakar batubara. Batubara yang telah dihaluskan di coal mill dialirkan dengan menggunakan blower menuju ke burner. Sedangkan oksigen didapat dari udara yang berasal dari grate cooler. Batubara yang dipakai berasal dari PT. Bukit Asam (Persero) di Tanjung Enim dan dibawa dengan kereta api.2.8.5.Proses QuenchingQuenching adalah proses pendinginan klinker secara mendadak. Klinker didinginkan dari suhu kurang lebih 1200oC menjadi 100-200oC. Dimana klinker panas yang keluar dari kiln akan masuk kedalam grate plate dibagian depan (mulden plate) yang membentuk suatu tumpukan (bed), dan selanjutnya udara bebas dihembuskan melalui sejumlah fan menembus lubang lubang yang terdapat pada grate plate sehingga terjadilah proses pendinginan klinker. Proses pendinginan ini disertai dengan gerakan grate plate yang maju mundur mengakibatkan klinker terdorong kebagian belakang menuju outlet. Klinker yang halus akan lolos melalui lubang grate plate dan akan ditampung di dalam hopper, selanjutnya akan dikeluarkan melalui drag chain. Sedangkan dengan ukuran besar akan dipecah oleh crusher saat melewatinya. Selanjutnya semua klinker diangkut oleh alat transport menuju storage place (silo).Proses quenching dapat dikatakan berhasil dengan cara melihat dari keadaan temperatur klinker dan temperatur udara sisa, jika temperatur klinker lebih tinggi dari pada temperatur udara sisa pendinginan yang lebih rendah maka proses quenching tidak baik, juga sebaliknya. Udara sisa dari pendinginan klinker akan dimanfaatkan kembali untuk udara pembakaran pada proses raw mill, cement mill, dan coal mill.2.8.6.Proses Penggilingan Cement Pada PT. Semen Batutaja (Persero) Tbk di pabrik baturaja terdapat 2 unit penggilingan semen (cement mill). Pada cement mill satu penggilingan menggunakan tube mill dan cement mill dua menggunakan alat vertikal cement mill. Penggilingan pada cement mill merupakan proses akhir dalam pembuatan semen. Pada proses ini dihasilkan semen yang siap jual di pasaran. Pada penggilingn semen tidak terjadi reaksi kimia, reaksi kimia terhenti sampai pembentukan klinker. Penggilingan klinker dilakukan dengan tujuan untuk memperluas media kontak klinker juga untuk menghomogenisasikan antara klinker dengan bahan additifnya. Pada proses penggilingan semen ditambahkan gypsum, lime stone dan juga fly ash.Gypsum pada semen memiliki fungsi untuk mengontrol waktu pengerasan semen pada saat bereaksi dengan air. Lime stone, trass atau fly ash merupakan bahan additive yang ditambahkan untuk mengurangi pemakaian klinker namun tidak mengurangi kualitas dari semen itu sendiri dan diharapkan menambah kualitas dari semen.Pada cement mill I, proses penggilingan menggunakan Hydraulic Roller Press (HRP) sebagai semi finish grinding dan tube mill sebagai finish mill. Klinker, gypsum dan lime stone dicampurkan sebelum menuju HRP. HRP menggiling feed menjadi serpihan yang akan digiling dan dihaluskan lebih lanjut di tube mill. Pada tube mill, material masuk digiling dengan grinding media (ball mill) yang saling bertumbukan satu sama lain secara linier di dalam mill. Pada cement mill satu tidak menggunakan gas panas dari kilen karena pada cement mill satu panas sudah tercukupi dengan adanya tumbukan antara ball mill.Pada cement mill II menggunakan vertical cement mill sebagai penggiling. Vertical cement mill memiliki empat buah roller yang digunakan untuk menggiling klinker, gypsum serta bahan additive lainnya. Pada operasional cement mill terdapat aliran panas yang masuk ke vertikal cement mill yang berasal dari kiln. Aliran panas dari kiln itu memiliki fungsi drying pada semen sehingga meminimalisasi kandungan air dalam semen. Semen yang telah terbentuk dari homogenisasi klinker, lime stone dan fly ash dan memiliki ukuran yang sesuai disebut Fine product. Fine produk dihisap main filter untuk dipisahkan dari gas. Di dalam main filter, gas panas akan keluar dari sistem. Fine product yang jatuh dibagian bawah akan dialirkan dengan fluxos lide menuju silo.2.9.Peralatan2.9.1.Peralatan Utama Pembuatan Semen 1. Crushera) Clay CrusherTipe / Jenis: Double Roller CrusherKapasitas : 400 ton/jamKegunaan: Size reduction Tanah liat dari tambang tanah liat.b) Limestone CrusherTipe / Jenis: Hammer CrusherKapasitas: 650 ton/jamKegunaaan: Size reduction batu kapur dari tambang batu kapur.2. Milla) Coal MillTipe / Jenis: Vertical Mill / ATOX 3 RollerKapasitas: 30 ton/jamKegunaan: Berfungsi untuk size reduction dan juga sebagai pengeringan batubara.b) Raw MilllTipe / Jenis: Vertical Mill / Loesche Mill 4 RollerKapasitas: 360 ton/jamKegunaaan: Berfungsi sebagai penggiling, drying dan juga sebagai pencampuran bahan baku produksi klinker.c) Cement Mill I Pabrik Baturaja Tipe / Jenis: Hydrolic Roller Press dengan tube millKapasitas: 75 ton/jamKegunaan: Befungsi sebagai penggilingan klinker dan bahan additive dalam pembuatan semen. d) Cement Mill II Pabrik Baturaja Tipe / Jenis: Vertical Mill (Loesche Mill 4 Roller)Kapasitas: 125 ton/jamKegunaan: Berfungsi sebagai alat penggilingan klinker dan bahan additive dalam pembuatan semen.3. Pre Heatera) String ATipe / Jenis: Cyclone PreheaterKapasitas: 1700 ton/hariKegunaan : Berfungsi sebagai pemanas awal dari raw material sebelum masuk ke kiln.b) String BTipe / Jenis: Cyclone Preheater dengan PrecalcinerKapasitas: 2500 ton/hariKegunaaan : Berfungsi sebagai alat pemanas awal dari raw material sebelum masuk ke kalsiner.4. KilnTipe / Jenis: Rotary KilnDiameter: 4,5 mPanjang: 75 mKapasitas: 4300 ton/hariKemiringan: 5oKecepatan Putar: 3 rpmKetebalan Shell: 34,45 mmKegunaan: Media atau alat untuk proses pembakaran raw material dalam pembuatan klinker.5. Clinker CoolerTipe / Jenis: Grate CoolerKapasitas: 4300 ton/hariKegunaan: Alat yang digunakan proses pendinginan klinker secara mendadak sehingga didapatkan klinker yang memiliki porositas tinggi sering disebut (quenching) dimana temperatur diturunkan dari 1200oC menjadi 200oC dengan cepat.2.9.2.Alat Bantu Proses Produksi1) Alat Penangkap Debua) Dust CollectorDust Collector Berfungsi sebagai penyaring debu dalam proses pembuatan semen yang masih dapat digunakan kembali ke dalam proses. Jenis dust collector yang dipakai di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk pabrik baturaja adalah Filltax Jet Pulse Filter dan Bag Filter.b) Electrostatic Precipitator (EP)Electrostatic Precipitator berfungsi sebagai penyaring debu secara electrostatic yang digunakan untuk menyaring debu hasil penggilingan raw material yang akan dimasukan lagi kedalam sistem. Electrostatic Precipitator beroperasi pada temperatur dibawah 120 oC sehingga elektron yang terdapat dalam alat tidak terlepas.2) Alat Transportasia) TruckTruck Berfungsi sebagai alat transportasi daratan. Banyak sekali penggunaan truk dalam operasional PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk. Pada biro PBM digunakan dump truck untuk mengangkut lime stone dan clay dari tambang. Pada Biro Pemasaran digunakan truck biasa serta truck capsule untuk distribusi semen. Pada Biro Produksi juga terdapat truck yang digunakan dalam transportasi batu bara dan truck untuk transportasi klinker dari pabrik baturaja ke pabrik palembang.b) Kereta ApiKereta api dalam PT Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki peran penting dalam hal transportasi batubara dari PT.Bukit Asam (Persero. Serta sebagai alat transportasi yang digunakan untuk pengiriman klinker dari pabrik semen baturaja ke Pabrik penggilingan semen di pabrik Panjang dan Palembang.c) ConveyorConveyor merupakan alat transportasi utama dalam proses produksi semen di pabrik baturaja hampir dalam setiap unit produksi PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk menggunakan conveyor sebagai alat untuk proses transportasi. Ada beberapa macam conveyor yang digunakan dalam proses pembuatan semen antara lain :Belt Conveyor: Transportasi pada limestone dan clay dari crusher menuju storage. Bucket Elevator Conveyor: Transportasi pada raw meal menuju CF silo ataupun semen menuju cement silo.Fluxslide Conveyor: Transportasi digunakan untuk membawa klinker keluar dari kiln ke Storage clinker.Screw Conveyor: Transportasi yang digunaakn pada material padatan dari electrostatic precipitator menuju CF silo.Drag Chain Conveyor: Transportasi yang digunakan pada klinker, berlangsung selama proses quenching di dalam grate cooler.Pan Conveyor: Membawa klinker dari grate cooler menuju clinker storage.3) Alat Penyimpanana) StorageStorage merupakan tempat penyimpanan bahan baku. Dipakai untuk penyimpanan limestone dan clay. Storage lime stone dilengkapi oleh stacker dan reclaimer sedangkan storage clay hanya dilengkapi oleh reclaimer, b)SiloSilo berfungsi sebagai media penyimpanan produk dalam kapasitas yang besar. silo juga dilengkapi dengan sistem aerasi sehingga material yang masuk ke dalam silo akan tercampur sempurna.b) BinBin berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sebelum masuk ke proses selanjutnya. Bin biasanya memiliki kapasitas yang tidak besar karena hanya bersifat penyimpanan sementara.c) HopperHopper bukanlah tempat penyimpanan melainkan tempat masuknya (loading) bahan baku.4) Alat Pendukunga) Compressor Compressor berfungsi untuk meningkatkan tekanan udara untuk menurunkan debu yang tertangkap didalam jet pulse filter.b) Fan Fan banyak sekali digunakan dalam proses pembuatan semen diantaranya mendinginkan klinker didalam grade cooler, menghisap raw meal, menghisap hot gas ataupun mendinginkan sheel kiln dari luar. Fan juga digunakan sebagai alat transportasi seperti fluxslide conveyor.c) Power StationPower Station berfungsi sebagai pembangkit listrik yang dimiliki PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Setelah tahun 2005 karena kurang efektifnya penggunaan listrik power station PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk maka beralih menggunakan listrik dari PT PLN. Sampai sekarang Power Station masih dipertahankan sebagai sumber listrik cadangan apabila ada gangguan dari PLN. Power station di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk adalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD).d) Water TreatmentWater Treatment merupakan alat untuk menjernihkan air yang akan digunakan sebagai air domestik di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. e) Magnetic Separator Magnetic Separator adalah alat yang akan memisahkan bahan yang mengandung logam magnet.f) Metal DetectorMetal Detector adalah pendeteksi metal yang terdapat pada semen mill. Apabila metal detektor mengidentifikasi ada kandungan logam yang diluar spesifikasi maka akan arah aliran akan berubah menuju reject . Metal detector biasanya ditepatkan setelah magnetic separator, sehingga apabila masih ada metal yang terlewat maka akan langsung di reject.g) Stacker dan ReclaimerStacker adalah penggaruk yang berfungsi untuk homogenisasi bahan baku. Reclaimer adalah alat yang akan mengatur bahan baku di storage dan mengarahkan bahan baku menuju belt conveyor.h) CalcinerCalciner merupakan alat untuk mengkalsinasi CaCO3 untuk menghasilkan CaO kalsiner merupakan alat yang digunakan sebelum raw meal masuk ke kiln. Calciner berfungsi untuk mengurangi beban kerja didalam kiln dalam proses kalsinasi. Diharapkan dari kalsiner telah tercapai 80% konversi CaCO3.i) Conditioning TowerConditioning Tower berfungsi sebagai pendingin alat gas panas dari kiln yang dialirkan ke raw mill apabila raw mill tidak beroperasi. Apabila raw mill beroperasi maka conditioning tower akan ditutup.j) BurnerBurner merupakan alat pembakaran untuk menghasilkan api sebagai sumber panas dalam pembakaran di rotary kiln. k)Weight FeederWeight Feeder berfungsi sebagai pengatur tonase bahan baku yang diperlukan dalam proses.2.10.Jaminan Mutu ProdukPT. Semen Baturaja (Persero) Tbk memiliki sistem manajemen yang mengatur dan menjamin mutu dari produk yang dihasilkan PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk antara lain:1) Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008No. Sertifikat : 16 100 08312) Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001: 2004 No. Sertifikat : 08-104-00853) Sistem Manajemen K-3 Pabrik Palembang No. Reg 0137/SUCOFINDO/2010Pabrik Baturaja (OKU) No. Reg 0136/SUCOFINDO/2010Pabrik Panjang No. Reg 0105/SUCOFINDO/20104) Sistem Manajemen Laboratorium ISO 17025 : 2005 No. Sertifikat : LP-462-IDN 5) Sertifikat Penggunaan tanda/logo SNISemen Portland Type I (OPC) SNI Product = 15 - 2049 2004Semen Portland Komposit (PCC) SNI Product = 15 - 7064 - 2004

6