Transcript
Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Bauran Pemasaran

2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan

organisasi dan konsumen. Adapun pengertian bauran pemasaran menurut para ahli

sebagai berikut:

Menurut Kotler & Armstrong dalam (Fachiza & Moeliono, 2016) bauran

pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran produk, harga, tempat, promosi – yang

dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam target

pasar.

Menurut Deravi dan Herat dalam (Prasetio & Laturette, 2017) bauran

pemasaran adalah kombinasi dari elemen-elemen untuk perencanaan dan

implementasi keseluruhan secara operasional pemasaran karena bauran pemasaran

bersifat terkendali (controllable) dan saling berkaitan satu dengan yang lain.

Dari beberapa pengertian mengenai bauran pemasaran, dapat disimpulkan

bahwa bauran pemasaran merupakan sekumpulan variabel-variabel pemasaran yang

dapat dikendalikan dan dipergunakan oleh perusahaan dalam pencapaian sasaran dari

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

9

tujuan perusahaannya, melalui pemanfaatan kombinasi dari variabel-variabel seperti

harga, produk, promosi, dan tempat (saluran distribusi), diharapkan agar kinerja

penjualan dapat meningkat sehingga mampu bersaingdengan para pesaing.

2.1.2. Perilaku Konsumen

Pemasar berusaha mempengaruhi konsumen untuk berusaha membeli produk

perusahaan pada saat mereka membutuhkan. Hal ini sangat penting bagi para

pemasar untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

dalam melakukan pembelian. Banyak sekali faktor-faktor lingkungan yang dapat

mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, menurut Kotler

dalam (Hermawan, 2015) faktor-faktor tersebut terdiri dari:

1. Faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan yang terdiri dari bauran

pemasaran. Pada dasarnya faktor-faktor yang dapat dikendalikan perusahaan

akan menunjukkan kepada pemasar mengenai bagaimana mengembangkan

produk, harga, promosi dan distribusi (bauran pemasaran) untuk dapat dijadikan

alat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian. Manfaat

menggunakan bauran pemasaran adalah bahwa unsur-unsur dari bauran

pemasaran memberikan kecocokan yang selalu dipertimbangkan dalam

melakukan pembelian.

2. Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan, selain tujuh faktor yang

dapat dikendalikan oleh perusahaan di atas yaitu bauran pemasaran masih

terdapat beberapa faktor lain yang tidak dapat dikendalikan perusahaan tetapi

mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian produk antara lain:

a. Faktor kebudayaan terdiri dari kebudayaan, sub budaya dan kelas sosial.

b. Faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga, peran dan status.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

10

c. Faktor perorangan terdiri dari usia, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup,

kepribadian dan konsep diri.

d. Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, proses belajar kepercayaan

dan sikap.

2.1.3. Dimensi Bauran Pemasaran

Adapun dimensi bauran pemasaran menurut Stanton dalam (Wangarry,

Tumbel, & Karuntu, 2018) sebagai berikut:

1. Produk yaitu terdiri atas kualitas produk, desain produk, merek produk, dan

keanekaragaman produk.

2. Harga yaitu terdiri atas tingkat harga, potongan harga, keterjangkauan harga, dan

harga yang sesuai dengan daya beli.

3. Lokasi yaitu terdiri atas kemudahan untuk mendapatkan produk, jangkauan

lokasi, memiliki tempat yang strategis, dan lahan parkir yang nyaman dan luas.

4. Promosi yaitu terdiri atas promosi melalui media visual, promosi dengan cara

tatap muka, promosi dengan menggunakan pemberian hadiah, dan promosi

melalui media social.

2.2. Keputusan Pembelian

2.2.1. Pengertian Keputusan Pembelian

Tujuan pemasaran adalah untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta

keinginan dari pelanggan sasaran. Adapun pengertian keputusan pembelian menurut

para ahli sebagai berikut:

Menurut Cravens, Hills and Woodruff dalam (Heryanto, 2015), memberi

pengertian bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan yang dibuat untuk

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

11

memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan cara mengevaluasi lebih

dari satu alternatif yang dipengaruhi oleh alasan utama melakukan pembelian yang

meliputi cara pembelian, produk, dan situasi.

Menurut Kotler & Keller dalam (Fachiza & Moeliono, 2016) “Keputusan

pembelian merupakan tahap konsumen membentuk niat untuk membeli produk yang

paling disukai, dimana keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau

menghindar sangat dipengaruhi resiko pembelian yang dirasakan”.

Menurut Peter & Olson dalam (Fachiza & Moeliono, 2016) mendefinisikan,

“keputusan konsumen adalah proses integrasi yang digunakan untuk

mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif

dan memilih satu diantaranya”.

Berdasarkan penjelasan para ahli maka dapat disimpulkan bahwa keputusan

pembelian adalah suatu pilihan terbaik yang dipilih oleh konsumen untuk melakukan

keputusan pembelian barang/jasa dan indikator yang digunakan dalam penelitian ini

adalah keputusan membeli dan keputusan tidak membeli.

2.2.2. Proses Pengambilan Keputusan

Konsumen memiliki nilai-nilai dalam mengkonsumsi suatu produk baik

barang maupun jasa. Untuk memahami bagaimana nilai-nilai tersebut dalam

mencapai kepuasan konsumen, maka terlebih dahulu perlu dipahami proses

konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Pada Gambar II.1 terdapat lima

tahap secara berurutan dimana konsumen membuat keputusan (consumer decision

making).

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

12

Gambar II.1

Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian

Sumber: Kotler dan Amstrong dalam (Evita Nurul, 2017)

Dari gambar II.1 menunjukkan sebuah model berdasarkan tahapan secara berurutan

mengenai proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong dalam (Evita Nurul, 2017), tahapan dalam proses

pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahap, yaitu :

1. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau kebutuhan.

Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal atau eksternal.

Para pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan

tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, para

pemasar dapat mengidentifikasikan rangsangan yang paling sering

membangkitkan minat akan kategori yang mampu memicu minat konsumen.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari

informasi yang lebih banyak. Kita dapat membaginya ke dalam dua level

rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan dinamakan penguatan

perhatian. Pada level itu orang hanya sekedar lebih peka terhadap informasi

Pengenalan

Masalah

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku

Pasca

Pembelian

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

13

produk. Pada level selanjutnya, orang itu mungkin masuk ke pencarian informasi

secara aktif mencari bahan bacaan, menelepon teman dan mengunjungi toko

untuk mempelajari produk tertentu. Sumber informasi konsumen digolongkan

kedalam empat kelompok:

a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.

b. Sumber komersial: iklan, waraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.

c. Sumber publik: media massa, organisasi penentu peringkat konsumen.

d. Sumber pengalaman: pengenalan, pengkajian dan pemakaian produk.

3. Evaluasi Alternatif

Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan dan model-model yang terbaru

memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses yang berorientasi kognitif,

yaitu model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk

dengan sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita

memahami proses evaluasi konsumen: Pertama, konsumen berusaha memenuhi

kebutuhan. Kedua, konsumen memandang masing-masing produk sebagai

sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan

manfaat yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu. Para konsumen

memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang berbagai atribut yang

dianggap relevan dan penting. Brand akan memberikan perhatian terbesar pada

atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas brand brand

yang ada didalam kumpulan pilihan. Konsumen tersebut juga dapat membentuk

niat untuk membeli brand yang paling disukai. Terdapat dua faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yaitu, faktor pertama adalah

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

14

sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang

disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu intensitas sikap negatif

orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen

untuk menuruti keinginan orang lain.

Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat orang lain tersebut

dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya.

Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul

dan mengubah niat pembelian, seperti harga yang diharapkan dan manfaat yang

diharapkan.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau

ketidakpuasan tertentu. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan

mempengaruhi perilakukonsumen selanjutnya. Jika konsumen tersebut puas, ia

akan menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali

produk tersebut.

Tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian di atas menunjukkan

bahwa para konsumen harus melalui seluruh lima urutan tahap ketika membeli

produk, namun tidak selalu begitu.

2.2.3. Dimensi Keputusan Pembelian

Adapun dimensi dari keputusan pembelian menurut Kotler dan Armstrong

dalam (Wangarry et al., 2018) sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi, yaitu dari adanya kebutuhan suatu produk.

2. Mengevaluasi, yaitu dari timbulnya keinginan suatu produk.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

15

3. Memilih alternatif, yaitu daya beli yang dimiliki konsumen dan melakukan

pembelian ulang.

2.3. Konsep Dasar Operasional dan Perhitungan

2.3.1. Kisi-kisi Operasional Variabel

Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :

1. Variabel Bebas (Independent Variabel).

Variabel ini sering juga disebut variabel stimulus, predictor variabel bebas/X

adalah variabel yang menjadi sebab perubahan yang akan menjelaskan atau

mempengaruhi secara positif maupun negatif variabel tidak bebas di dalam pola

hubungannya. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian berupa :

X = Bauran Pemasaran

2. Variabel Terikat (Dependent Variabel).

Variabel terkait/Y adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel

bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah :

Y = Keputusan Pembelian

Kisi-kisi operasional variabel yang penulis gunakan untuk menentukan

dimensi dan indicator variabel bauran pemasaran, bersumber dari:

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

16

Tabel II.1

Kisi-kisi Operasional Bauran Pemasaran

Variabel Dimensi

Variabel

Indikator

Butir

Item Skala

Bauran

Pemasaran

Produk

a. Beragam 1

Likert

b. Bermerek 2

c. Berkualitas 3

Harga

a. Harga terjangkau 4

b. Tingkat harga 5

c. Harga sesuai dengan

daya beli 6

Tempat

a. Memiliki tempat yang

strategis 7

b. Jangkauan lokasi 8

Promosi

a. Promosi dengan cara

tatap muka 9

b. Promosi dengan

pemberian hadiah 10

Sumber : Stanston dalam (Wangarry et al., 2018)

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

17

Sedangkan kisi-kisi operasional variabel yang penulis gunakan untuk

menentukan indikator variabel keputusan pembelian, dikemukakan oleh:

Tabel II.2

Kisi-kisi Operasional Keputusan Pembelian

Variabel Dimensi

Variabel

Indikator

Butir

Item Skala

Keputusan

Pembelian

Mengidentifikasi

Adanya

kebutuhan suatu

produk

1,2,3

Likert

Mengevaluasi

Timbulnya

keinginan suatu

produk

4,5

Memilih

alternatif

a. Daya beli yang

dimiliki

konsumen

6

b. Melakukan

pembelian ulang

7,8,9,10

Sumber : Kotler dan Armstrong dalam (Wangarry et al., 2018)

2.3.2. Uji Instrumen Penelitian

Uji instrumen yang digunakan dalam penilaian ini adalah:

1. Uji Validitas.

Menurut Sujianto dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), mengemukakan bahwa

“Validitas bertujuan untuk menguji apakah tiap item atau instrument benar-benar

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

18

mampu mengungkapkan faktor yang akan diukur atau konsisten terhadap internal

tiap item alat ukur dalam mengukur suatu faktor”.

Metode yang sering digunakan terhadap validitas kuisioner adalah korelasi

antara skor tiap butir pernyataan dengan skor total, sehingga sering disebut dengan

inter-item total correlation. Nilai korelasi yang diperoleh lalu dibandingkan dengan

tabel nilai korelasi (r). Jika hitung > r tabel pada taraf kepercayaan tertentu, berarti

instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas. Pengujian validitas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS versi 24.0.

Kriteria penilaian uji validitas yang dapat dikatakan valid atau tidaknya, yaitu :

a. Apabila r hitung > r tabel (pada signifikan 5%) maka dapat dikatakan item

kuesioner tersebut valid.

b. Apabila r hitung < r tabel (pada signifikan 5%) maka dapat dikatakan item

kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas.

Uji reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Uji

reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap

konsistensi atau tidak jika pengukuran diulang.

Menurut Sujianto dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), menyatakan bahwa

“Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan

tujuan pengukuran”. Instrumen yang reliabel berarti instrumen tersebut bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data

yang sama. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan metode Alpha Cronbach’s diukur berdasarkan skala Alpha

Cronbach’s 0 sampai 1. Berikut ini adalah tabel Skala Alpha Cronbach’s :

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

19

Tabel II.3

Skala Alpha Cronbach’s

Nilai Alpha Cronbach’s Keterangan

0,00-0,20 Kurang reliabel

0,21-0,40 Agak reliabel

0,41-0,60 Cukup reliabel

0,61-0,80 Reliabel

0,81-1,00 Sangat reliabel

Sumber : Triton dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016).

2.3.3. Konsep Dasar Perhitungan

Konsep dasar operasional dari perhitungan dalam tugas akhir ini terdapat

kisi-kisi operasional bauran pemasaran dan keputusan pembelian. Konsep dasar

perhitungannya terdapat populasi, skala likert, koefisien korelasi, koefisien

determinasi dan persamaan regersi.

1. Populasi dan Sampel.

Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), menyatakan bahwa

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Menurut (Jakni, 2016), menyatakan bahwa “Sampel adalah contoh yang

diambil dari sebagian populasi penelitian yang dapat mewakili populasi”. Cara

pengambilan sampel (teknik sampling) dengan Probability sampling (pengambilan

sampling) berdasarkan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi

untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam Probability Sampling peneliti

menggunakan sampel Random Sampling yaitu dilakukan secara acak atau random

tanpa memperhatikan level yang ada dalam populasi.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

20

2. Skala Likert.

Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), menyatakan bahwa

“Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok tentang fenomena sosial”.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara

lain :

Tabel II.4

Klasifikasi Jawaban dan Besarnya Skor.

Alternatif Jawaban Kode Nilai

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Kurang Setuju KS 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1

Sumber: Sugiyono dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016).

3. Uji Koefisien Korelasi

Menurut Trijono dalam (Nurhidayati & Yuliantari, 2018), mendefinisikan

bahwa korelasi adalah “Derajat hubungan linear antara dua variable atau lebih dari

data hasil pengamatan”. Korelasi merupakan pengukur hubungan dua variabel atau

lebih yang dinyatakan dengan derajat keeratan atau tingkat hubungan antar variabel-

variabel. Mengukur derajat hubungan dengan metode korelasi yaitu dengan koefisien

korelasi “r”. Dua variabel dikatakan berkolerasi apabila perubahan dalam satu

variabel diikuti oleh perubahan variabel lain, baik searah maupun tidak. Berikut ini

adalah rumus yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi menurut Sugiyono

dalam (Harumi, 2018), yaitu:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

21

Dimana :

= Koefisien korelasi.

x = Jumlah variabel bebas, yaitu bauran pemasaran.

y = Jumlah variabel terikat, yaitu keputusa pembelian.

Menurut Setiawan dalam (Nurhidayati & Yuliantari, 2018), pedoman untuk

memberikan interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel II.5

Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi

Nilai Reliabilitas Interpretasi

0,01 – 0,20 Sangat Lemah

0,21 – 0,40 Lemah

0,41 – 0,60 Sedang

0,61 – 0,80 Kuat

0,81 – 0,99 Sangat Kuat Sumber: Setiawan dalam (Nurhidayati & Yuliantari, 2018)

4. Uji Koefisien Determinasi.

Menurut Siregar dalam (Nurhidayati & Yuliantari, 2018), mengemukakan

bahwa “Koefisien determinasi (KD) adalah angka yang menyatakan atau digunakan

untuk mengetahui kontribusi atau sumbangan yang diberikan oleh sebuah variabel

atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol atau satu.

Besarnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat diketahui dengan

menggunakan analisis koefisien determinasi atau disingkat KD, yang diperoleh

dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya, yaitu:

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.bsi.ac.id · 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan strategi pemasaran untuk mencapai tujuan organisasi dan konsumen. Adapun

22

Dimana :

KD = Koefisien determinasi.

r² = Koefisien korelasi.

100% = Pengali yang menyatakan dalam persentase

5. Persamaan Regresi

Menurut Sugiyono dalam (Yuliantari & Ulfa, 2016), mengemukakan bahwa

“Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau pun kausal satu

variabel independen dengan satu variable dependen. Secara umum persamaan regresi

sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dimana untuk melihat hubungan antara variabel dengan menggunakan

persamaan regresi tersebut, maka nilai a dan b harus dicari terlebih dahulu dengan

rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Y :Variabel terikat yang diproyeksikan, yaitu Keputusan Pembelian

a : Nilai harga konstan Y jika X = 0

b : Koefisien regresi atau nilai arah sebagai penentu prediksi yang

menunjukkan nilai peningkatan atau penurunan variabel terikat

X : Variabel babas, yaitu Bauran Pemasaran