Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ........................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN ........................................................... I-11.1 Latar Belakang .............................................................. I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ........................................... I-7
1.3 Hubungan antar Dokumen ............................................ I-9
1.4 Sistematika Dokumen RKPD ........................................ I-20
1.5 Maksud Dan Tujuan ...................................................... I-22
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUNLALU DAN CAPAIAN KINERJAPENYELENGARAAN PEMERINTAHAN ..................... II-1
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ................................ II-1
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD
Sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD ............. II-93
2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah .......................... II-211
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAHDAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH .................. III-1
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah .................................. III-1
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah ................................ III-18
BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNANDAERAH ... IV-1
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan .............................. IV-1
4.2 Prioritas Pembangunan ................................................. IV-13
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITASDAERAH ... V-1
BAB VI PENUTUP . VI-1
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 1
Lampiran : Peraturan Bupati BrebesTentang RKPD Kabupaten BrebesTahun 2017Nomor : 089 Tahun 2016 025 Tahun 1
Tanggal : 31 Oktober 2016 20 Mei 2016
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD)KABUPATEN BREBES TAHUN 2017
_______________________________________________________________________
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bahwa sesuai dengan Instruksi Menteri Dalam Negeri
Nomor 061/2911/ SJ Tahun 2016 tentang Tindak Lanjut
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah, Pemerintah Daerah agar melakukan penyesuaian
dokumen Rencana Pembangunan Daerah sesuai Kelembagaan
Perangkat Daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 5
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Brebes, terdapat perubahan susunan
Perangkat Daerah di Pemerintah Kabupaten Brebes, sehingga
perlu dilakukan penyesuaian terhadap Kelembagaan Perangkat
Daerah dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Brebes Tahun 2017 yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan
Bupati Nomor 029 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Kabupaten Brebes Tahun 2017.
Berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 2
Brebes Tahun 2017 disusun berpedoman Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025 (Peraturan
Daerah Kabupaten Brebes Nomor 3 Tahun 2009), dan sebagai
penjabaran RPJMD Kabupaten Brebes tahun 2012 2017
(Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013) pelaksanaan tahun ke-
lima.
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 8
tahun 2008, serta peraturan pelaksanaannya Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Evaluasi dan Pengendalian Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah, RKPD Kabupaten Brebes tahun 2017
disusun dengan mengacu pada dokumen RPJMD Provinsi Jawa
Tengah tahun 2013-2018 dan RKP Provinsi Jawa Tengah tahun
2017, serta RPJMN dan RKP 2017.
RKPD kabupaten sekurang-kurangnya memuat tentang
kerangka ekonomi daerah, program prioritas pembangunan
daerah, rencana kerja dan pendanaanya serta prakiraan maju
dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan dan pagu
indikatif, baik yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah maupun sumber-sumber lain yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat. Penetapan program
prioritas berorientasi pada pemenuhan hak-hak dasar
masyarakat dan pencapaian keadilan yang berkesinambungan
dan berkelanjutan. Selain itu dokumen RKPD yang disusun
mengacu RKPD provinsi dan berkaitan erat dengan RPJMD,
RPJPD baik kabupaten maupun provinsi serta RPJM dan RPJP
nasional.
RKPD disusun dengan tahapan (1) persiapan penyusunan
RKPD; (2) penyusunan rancangan awal RKPD; (3) penyusunan
rancangan RKPD; (4) pelaksanaan musrenbang RKPD; (5)
perumusan rancangan akhir RKPD; dan (6) penetapan RKPD.
Tahapan persiapan penyusunan RKPD diawali dengan
pembentukan Tim Penyusun RKPD, orientasi mengenai RKPD,
penyusunan agenda kerja, serta penyiapan data dan informasi
perencanaan pembangunan daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 3
Selanjutnya alur tahapan penyusunan dalam diagram alur
sebagai berikut.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 4
Gambar 1.1
Bagan Alur Tahapan Penyusunan RKPD Kabupaten/kota
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 5
Adapun prinsip penyusunan RKPD adalah sebagai berikut :
1. Proses perencanaan dilakukan melalui keterpaduan
pendekatan diantaranya melalui pendekatan politik,
teknokratik, participatory, comprehensiveness, serta proses
buttom up dan top down planning. Proses top down planning
merupakan langkah-langkah penyampaian batasan umum
oleh Pemerintah Pusat mengenai prioritas pembangunan
nasional dan usulan kebutuhan dana kepada Kementrian/
Lembaga maupun dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/
Kota. Sedangkan proses buttom up planning berarti
Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota diberi keleluasaan
untuk merancang kegiatan-kegiatan pembangunan demi
tercapainya sasaran pembangunan kepada Pemerintah Pusat.
2. Prioritas dan sinergitas
Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan Pemerintah, baik
Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota
terdistribusikan dengan mempertimbangkan prioritas dan
menciptakan sinergitas antara Kabupaten, Provinsi dan
Nasional melalui Forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan.
3. Mempertimbangkan kemampuan fiskal daerah
Proses penyusunan RKPD Kabupaten Brebes juga merupakan
proses penyatuan persepsi SKPD Kabupaten tentang prioritas
pembangunan daerah dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah.
4. Mempertimbangkan kondisi eksternal
Tidak kalah pentingnya adalah mempertimbangkan kondisi
eksternal yang memberikan pengaruh cukup kuat terhadap
proses penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah seperti
kondisi politik, hukum, ekonomi, serta budaya. Kondisi
ekonomi misalnya dengan inflasi tentu akan berpengaruh
pada beberapa asumsi yang mendasari penyusunan kondisi
perekonomian di daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 6
Proses penyusunan RKPD Kabupaten Brebes Tahun
2017 dilakukan dengan memperhatikan berbagai pendekatan
perencanaan, yaitu :
1. Perencanaan dari bawah (bottom up)
Perencanaan dari bawah dilaksanakan dengan
memperhatikan hasil kegiatan Musyawarah Perencanaan
Pembangunan (Musrenbang) di Jawa Tengah secara
berjenjang, dimulai dari Musrenbang Tingkat Desa/
Kelurahan yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2016,
Musrenbang Kecamatan pada Bulan Februari 2016 dan
Musrenbang Kabupaten pada Bulan Maret 2016.
2. Perencanaan dari atas (top down)
Perencanaan dari atas dilakukan dengan mengupayakan
sinkronisasi dan sinergitas kebijakan antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan Pemerintah
Kabupaten Brebes, yang tertuang dalam berbagai dokumen
nasional terkait dengan perencanaan pembangunan Tahun
2017. Sinkronisasi dan sinergitas ditekankan pada aspek
tujuan, sasaran, isu strategis dan prioritas pembangunan.
3. Perencanaan Partisipatif
Perencanaan partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan
semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam
Forum Konsultasi Publik, Forum SKPD dan Musrenbang. Hal
ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan mewujudkan
rasa ikut memiliki dari para pemangku kepentingan. Ikut
serta dalam kesempatan tersebut adalah kalangan Perguruan
Tinggi, BUMN/ Perusda/ BUMD, Perbankan, Organisasi
Profesi, Asosiasi Dunia Usaha dan Organisasi Sosial,
Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Organisasi Wanita, Pengurus Partai Politik, Lembaga
Bentukan Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Lembaga
Donor.
4. Perencanaan Teknokratik
Perencanaan melalui pendekatan teknokratik dilaksanakan
dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah.
Dalam proses penyusunan RKPD Tahun 2017, dimulai
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 7
dengan penyusunan Rancangan Awal RKPD Tahun 2017
mencakup berbagai aktifitas antara lain :
a) Pengolahan data dan informasi; b) Analisis gambaran
umum kondisi daerah; c) Analisis kondisi perekonomian dan
keuangan daerah; d) Evaluasi kinerja pembangunan tahun
2015; e) Telaah kebijakan Pemerintah; f) Telaah pokok-pokok
pikiran DPRD; g) Perumusan permasalahan pembangunan
daerah; h) Perumusan rancangan kerangka ekonomi dan
kebijakan keuangan daerah;
i) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah
serta pagu indikatif; j) Perumusan program prioritas dan pagu
indikatif; k) Penyajian dan sosialisasi Rancangan Awal RKPD;
dan l) Penyelarasan rencana program prioritas dan pagu
indikatif.
5. Perencanaan Politik
Perencanaan dengan pendekatan politik dilakukan dengan
merujuk pada visi dan misi kepala daerah terpilih yang
didukung oleh DPRD. Dukungan DPRD tercermin antara lain
pada saat diselenggarakan Forum Konsultasi Publik dan
Forum SKPD, serta Musrenbang Tahun 2016 dalam rangka
penyusunan RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2017. Dalam
dokumen RKPD Kabupaten Brebes telah memuat Pokok-
Pokok Pikiran DPRD Kabupaten Brebes termasuk usulan
kegiatan hasil reses Anggota DPRD Kabupaten Brebes sebagai
masukan dalam penyusunan RKPD Tahun 2017.
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
Landasan riil penyusunan RKPD Kabupaten Brebes
Tahun 2017 adalah Pancasila dan landasan konstitusionalnya
adalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sedangkan landasan operasionalnya meliputi peraturan
perundang-undangan yang berlaku, antara lain :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 8
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah;
5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016
tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 9
16. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan
Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Tengah;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun
2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018;
18. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 14 Tahun 2016
tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2017;
19. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 050/ 020753
Tahun 2015 tentang Arah Kebijakan Sebagai Pedoman
Penyelenggaraan Musrenbang dalam rangka Penyusunan
RKPD Tahun 2017 bagi Provinsi dan Kabupaten/ Kota se
Jawa Tengah;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 3 Tahun 2009
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Brebes Tahun 2005-2025;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 2 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes
Tahun 2010-2030;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 4 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Brebes Tahun 2012-2017;
23. Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 5 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Brebes;
24. Surat Edaran Bupati Brebes Nomor 050/ 03170 Tahun 2015
tentang Arah Kebijakan Pembangunan Tahun 2017 dan
Pelaksanaan Musrenbang Tahun 2016.
1.3. Hubungan antar Dokumen
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, RKPD
Kabupaten Brebes disusun mengacu kepada RPJPD Kabupaten
Brebes Tahun 2005-2025 dan RPJMD Kabupaten Brebes Tahun
2012-2017 yang merupakan penjabaran dari visi, misi, program
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 10
kepala daerah terpilih serta memperhatikan RPJP Nasional, RKP
Tahun 2017, dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-
2018, dan RKPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017. RKPD
Kabupaten Brebes 2017 disusun dengan memperhatikan juga
RTRW Kabupaten Brebes yang disahkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Brebes Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes Tahun 2010-2030
sebagai acuan prioritas pembangunan kewilayahan.
RKPD Kabupaten Brebes 2017 juga disusun dengan
mengintegrasikan Rencana Kerja (Renja SKPD) 2017, dan
penetapan Rancangan akhir RKPD digunakan sebagai pedoman
penyusunan Rancangan Akhir Renja SKPD.
Secara diagram keterkaitan antar dokumen penyusunan
RKPD digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.2Keterkaitan antar Dokumen Penyusunan RKPD Kabupaten Brebes
Tahun 2017
Dalam penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Brebes Tahun
2017 digunakan sejumlah dokumen perencanaan yang ada di
tingkat nasional maupun daerah (Provinsi Jawa Tengah dan
Kabupaten Brebes), yaitu sebagai berikut:
1. RPJM Nasional dan RKP 2017
RenstraSKPD
Diserasikan melalui musrenbang
RKPProvinsi
RKPDaerah
RenjaSKPD
Diacu
RPJMDaerah
RTRW
Dijabarkan
pedoman
pedoman
pedoman
KUA-PPAS
APBD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 11
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015-2019 menjadi acuan penyusunan
Rancangan Awal RKPD Kabupaten Brebes, khususnya dalam
menjabarkan program-program sektoral dan program
kewilayahan/ regional. RKPD Kabupaten Brebes tahun 2017 juga
disusun untuk mendukung pencapaian Visi Pembangunan
Nasional Tahun 2015-2019 Terwujudnya Indonesia yangBerdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan GotongRoyong, dan 7 (Tujuh) Misi Pembangunan Nasional Tahun2015-2019, diantaranya: 1) Mewujudkan keamanan nasional
yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya
maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai
negara kepulauan; 2) Mewujudkan masyarakat maju,
berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara Hukum;
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat
jati diri sebagai negara maritim; 4) Mewujudkan kualitas hidup
manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 5)
Mewujudkan Indonesia yang berdaya saing. 6) Mewujudkan
Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional; 7) Mewujudkan masyarakat
yang berkepribadian dalam kebudayaan.
RPJM Nasional yang telah ditetapkan dengan Peraturan
Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, memuat arah
kebijakan pembangunan nasional yaitu: (1) Meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan; (2)
Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah Sumber Daya Alam
(SDA) yang berkelanjutan; (3) Mempercepat pembangunan
infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan; (4)
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup, mitigasi bencana alam
dan penanganan perubahan iklim; (5) Penyiapan landasan
pembangunan yang kokoh; (6) Meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan; (7)
Mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 12
Selain itu, RKPD Kabupaten Brebes juga mempunyai arah
untuk meningkatkan keterkaitan dan keserasian pembangunan
antar SKPD secara berkesinambungan sebagai langkah strategis
upaya pemantapan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) melalui penguatan usaha skala kecil dan menengah,
penguatan kemitraan dengan sektor swasta, pembinaan dan
pemberdayaan serta fasilitasi dalam standarisasi produk UMKM,
perlindungan terhadap produk unggulan daerah, sertifikasi
kompetensi bagi calon tenaga kerja, mendayagunakan program/
kegiatan SKPD untuk meningkatkan daya saing masyarakat dan
dunia usaha, meningkatkan investasi dengan penyederhanaan
perizinan, peningkatan pelayanan terpadu satu pintu, menjaga
hubungan industri dan promosi, serta dukungan infrastruktur.
2. RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018Berdasarkan RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013-2018 (Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5
Tahun 2014) dan sesuai dengan Surat Gubernur Jawa Tengah
Nomor 050/ 020753 Tanggal 23 Desember 2015 perihal Arah
Kebijakan Pembangunan Sebagai Pedoman Penyelenggaraan
Musrenbang Dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2017 Bagi
Provinsi dan Kabupaten/ Kota se Jawa Tengah. Penyelenggaraan
Musrenbang Tahun 2016, serta Rancangan Awal RKPD Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2017 memperhatikan Arah Kebijakan
Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Tengah diantaranya: Proses
pembangunan Provinsi Jawa Tengah jangka menengah Tahun
20132018, telah memasuki tahun keempat (Tahun 2017), yang
dalam prosesnya tidak terlepas dari pembangunan sebelumnya.
Perencanaan pembangunan daerah Jawa Tengah disusun dengan
memperhatikan strategi dan arah kebijakan pembangunan
nasional yang tertuang dalam RPJMN Tahun 2015-2019, sebagai
bentuk sinergi dan keterpaduan antar kebijakan pusat dan
daerah. Berdasarkan pencapaian target pembangunan daerah
yang telah ditetapkan dalam RPJMD, untuk mewujudkan 7 (tujuh)
misi pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah, yaitu : 1)
Membangun Jawa Tengah berbasis Trisakti Bung Karno,
Berdaulat di Bidang Politik, Berdikari di Bidang Ekonomi, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 13
Berkepribadian di Bidang Kebudayaan; 2) Mewujudkan
Kesejahteraan Masyarakat yang Berkeadilan, Menanggulangi
Kemiskinan dan Pengangguran; 3) Mewujudkan Penyelenggaraan
Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yang Bersih, Jujur dan
Transparan, Mboten Korupsi, Mboten Ngapusi; 4) Memperkuat
Kelembagaan Sosial Masyarakat untuk Meningkatkan Persatuan
dan Kesatuan; 5) Memperkuat Partisipasi Masyarakat dalam
Pengambilan Keputusan dan Proses Pembangunan yang
Menyangkut Hajat Hidup Orang Banyak; 6) Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Publik untuk Memenuhi Kebutuhan Dasar
Masyarakat; 7) Meningkatkan Infrastruktur untuk Mempercepat
Pembangunan Jawa Tengah yang Berkelanjutan dan Ramah
Lingkungan.
Pembangunan daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017
diarahkan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan energiberkelanjutan serta percepatan penanggulangan kemiskinandan pengangguran guna mewujudkan kesejahteraanmasyarakat dan kemandirian wilayah.
Sesuai dengan Surat Gubernur Jawa Tengah Nomor 050/
020753 Tanggal 23 Desember 2015 perihal Arah Kebijakan
Pembangunan Sebagai Pedoman Penyelenggaraan Musrenbang
Dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2017 Bagi Provinsi dan
Kabupaten/ Kota se Jawa Tengah, diharapkan setiap daerah agar
Perencanaan pembangunan daerah dilaksanakan secara sinergis,
berkesinambungan dan sesuai ketentuan yang berlaku dengan:
1. Memperhatikan 9 (sembilan) agenda prioritas pembangunan
masional (Nawa Cita) sesuai dengan tingkat kewenangan dalam
rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran pokok
pembangunan nasional, yaitu:
a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap
bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara.
b. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratif dan terpercaya.
c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 14
d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi
sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi,
bermartabat dan terpercaya.
e. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat
Indonesia.
f. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional.
g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan
sektor-sektor strategis.
h. Melaukan revolusi karakter bangsa.
i. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi
sosial Indonesia.
2. Memperhatikan arah kebijakan dan prioritas pembangunan
nasional dalam RPJMN 2015-2019 serta menyikapi dinamika
kebijakan pembangunan nasional;
3. Mempedomani hasil evaluasi RPJMD Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2013-2018;
4. Mempedomani Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Desa.
5. Memperhatikan Agenda Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals/ SDGs) Tahun 2016-2030.6. Memperhatikan capaian kinerja Tahun 2015 dan rencana
target capaian Tahun 2016, baik yang dibiayai APBD (Provinsi
dan Kabupaten/ Kota), APBN, dana-dana bantuan
(diantaranya DAK, Dekon, TP, Bantuan Keuangan Provinsi
kepada Kabupaten/ Kota dan Desa, Hibah, Bansos) dan
masyarakat/ swasta serta hasil evaluasi RAPBD Tahun 2015
dan 2016;
7. Mengutamakan upaya perwujudan kesejahteraan masyarakat
yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi
dan berkepribadian di bidang budaya, dengan sasaran pokok
meliputi:
a. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah Tahun 2017 diprediksi
sebesar 5,4-5,8% (Bank Indonesia) dengan asumsi
beroperasinya berbagai infrastruktur pendukung
pembangunan wilayah; berjalannya realisasi investasi pada
sektor yang menyerap banyak tenaga kerja dan semakin
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 15
optimalnya potensi kawasan industri; meningkatnya
penggunaan kredit perbankan untuk investasi; UMR Jawa
Tengah yang kompetitif; serta membaiknya perekonomian
negara tujuan ekspor Jawa Tengah. Namun demikian,
melalui kebijakan peningkatan dan pemerataan penanaman
modal; pembangunan infrastruktur; pengembangan
kawasan industri yang semakin berdaya saing dan
terintegrasi dengan sentra-sentra produksi; kemudahan ijin
usaha; penciptaan iklim usaha yang kondusif dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan serta perluasan
inovasi dan penerapan teknologi tepat guna, maka
pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah Tahun 2017
diharapkan dapat mencapai sebesar 5,45,8% sebagaimana
ditargetkan dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun
2013-2018. Sedangkan inflasi diprediksi pada kisaran
4,51% dengan asumsi terjaminnya kelancaran distribusi,
ketersediaan pasokan dan terjaganya ekspektasi positif
masyarakat; optimalnya informasi ketersediaan kebutuhan
masyarakat (pasokan, harga dan distribusi); meningkatnya
koordinasi TPID baik tingkat provinsi dan kabupaten/ kota;
sinergisnya dukungan pembiayaan pembangunan
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/ kota.
b. Percepatan penurunan tingkat kemiskinan menjadi 11,30-
10,83% pada tahun 2017 melalui strategi (i) pengurangan
beban pengeluaran masyarakat miskin; (ii) peningkatan
pendapatan masyarakat; (iii) pemberdayaan usaha ekonomi
mikro dan kecil. Selain itu dibangun sinergitas program dan
pendanaan dalam rangka penanggulangan kemiskinan
melalui: pola sharing program dan pendanaan antara
Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Kota (akses
pendidikan, kesehatan dan infrastruktur) dan
pengembangan kegiatan-kegiatan tematik (TMMD Tematik,
Kuliah Kerja Nyata Tematik/ kerjasama dengan perguruan
tinggi serta CSR Tematik) dengan fokus prioritas lokasi pada
daerah yang tingkat kemiskinannya tinggi. Keterpaduan dan
perluasan intervensi program/ kegiatan sektoral berdimensi
kewilayahan, mengutamakan pada wilayah dengan sasaran
prioritas tingkat kemiskinan tinggi (pola quick win),
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 16
penerapan pola kader desa berdikari, serta peningkatan dan
keberlanjutan program-program perlindungan sosial
berbasis keluarga;
c. Penurunan tingkat pengangguran terbuka menjadi 4,49-
4,27% pada tahun 2017 melalui peningkatan produktivitas
tenaga kerja dengan akselerasi tenaga kerja dan disektor
yang mempunyai nilai tambah dan produktivitas tinggi,
perluasan dan pengembangan lapangan kerja baru terutama
lapangan kerja produktif, penguatan regulasi dan iklim yang
kondusif untuk peningkatan investasi; perbaikan iklim
ketenagakerjaan dan penguatan hubungan industrial,
perlindungan terhadap tenaga kerja;
d. Memantapkan kondisi, kinerja dan tingkat pelayanan
infrastruktur (jalan, jembatan, jaringan irigasi, prasaran
sumber daya air, pelabuhan, bandara, listrik dan jalur
kereta api), pengembangan transportasi massal dan antar
moda, sanitasi dan air bersih untuk meningkatkan daya
saing dan pemerataan pembangunan antar wilayah dan
antar Kabupaten/ kota;
e. Pembangunan kedaulatan pangan berbasis agribisnis
kerakyatan dengan peningkatan produksi dan produktivitas
pertanian dalam arti luas serta pengendalian alih fungsi
lahan;
f. Pembangunan ekonomi maritim dan kelautan melalui
peningkatan kapasitas dan akses terhadap sarana produksi,
infrastruktur, teknologi dan pasar perikanan; pengendalian
illegal, unregulated and unreported fishing; dukungan
pengaturan penangkapan di kawasan overfishing;
rehabilitasi kerusakan lingkungan pesisir dan lautan;
g. Perwujudan kedaulatan energi melalui pengembangan dan
eksplorasi energi baru terbarukan berbasis potensi lokal dan
peningkatan bauran energi.
8. Memperhatikan kewenangan dan tugas fungsi masing-masing
Kabupaten/ Kota dan SKPD Provinsi dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
9. Memperhatikan dan mempedomani aturan/ ketentuan,
prosedur dan mekanisme perencanaan dan pelaksanaan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 17
pembangunan untuk mencapai 3 TEPAT (sasaran, administrasi
dan waktu), dengan pendekatan:
a. Holistik, yaitu pendekatan multisektor (koordinatif).
b. Integratif, yaitu mempunyai fokus dan tujuan yang jelas.
c. Kewilayahan, yaitu jelas lokus yang akan disasar.
10. Meningkatkan kemanfaatan, keterkaitan dan keserasian
pembangunan antar sektor, wilayah serta pelaku
pembangunan secara lebih terpadu dan berkesinambungan
berbasis pengembangan potensi kawasan, melalui pelaksanaan
multilateral meeting antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi
dan Kabupaten/ Kota serta pelibatan pihak swasta/ dunia
usaha.
11. Membangun dan meningkatkan keterbukaan informasi dan
komunikasi publik dengan pelibatan seluruh stakeholder
termasuk partai politik dan komunitas masyarakat
berkebutuhan khusus guna mendorong peran aktif
masyarakat dan menjamin hak masyarakat dalam
pengambilan kebijakan publik sebagai mekanisme check and
balances;
12. Memantapkan kondusifitas wilayah/ daerah sebagai antisipasi
kerawanan sosial;
13. Meningkatkan kelengkapan, akurasi, validasi dan pemanfaatan
data dan informasi dalam proses perencanaan dan
pembangunan daerah;
14. Meningkatkan sinkronisasi dan kualitas perencanaan
penganggaran pembangunan daerah serta meningkatkan
kualitas belanja berbasis kinerja yang efektif, efisien,
transparan, akuntabel dan mengutamakan belanja publik/
produktif yang mempu memberikan dampak/ multiplier effect
tinggi untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.
15. Dalam rangka pengelolaan Pembangunan Perdesaan sebagai
tindak lanjut terhadap diberlakukannya Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Desa, perlu
diperhatikan:
a. Sinergitas perencanaan pembangunan desa dengan
Kabupaten yaitu rencana pembangunan menengah maupun
tahunan yang ditetapkan melalui Peraturan Desa;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 18
b. Pendelegasian pelaksanaan kewenangan pembangunan
skala lokal desa kepada Desa ;
c. Pelaksanaan program sektoral yang masuk ke desa harus
terinformasi dan terintegrasi dengan rencana pembangunan
desa.
3. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Brebes Tahun2010-2030
Penyusunan RKPD Kabupaten Brebes tahun 2017 harus
memperhatikan RTRW Kabupaten Brebes untuk mewujudkan
pembangunan berwawasan lingkungan yang sesuai dengan pola
penggunaan ruang, sehingga tidak terjadi pelanggaran dalam
penggunaan lahan, dan menjaga kesimbangan pertumbuhan
wilayah sehingga mengurangai kesenjangan wilayah.
4. RPJMD Kabupaten BrebesVisi pembangunan jangka menengah Kabupaten Brebes
tahun 2012 2017 adalah: Terwujudnya Masyarakat Mandiri
Produktif, Sejahtera dan Berkeadilan. Misi yang akan
dilaksanakan, yaitu:
1. Meningkatkan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas
berbasis pada Nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat ditunjang oleh
pelayanan yang bermutu dan terjangkau.
3. Meningkatkan pengembangan ekonomi kerakyatan dengan
memperkuat inovasi daerah guna mewujudkan kesejahteraan
masyarakat
4. Meningkatkan pembangunan infrastruktur sesuai rencana tata
ruang dan Memperhatikan Kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
5. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender serta
pemenuhan hak anak dalam pembangunan, dan mewujudkan
perlindungan sosial.
6. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance) dan memelihara stabilitas keamanan dan
ketertiban daerah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 19
RKPD 2017 merupakan pelaksanaan tahun kelima dari RPJMD
2012-2017. Sesuai arah kebijakan dan prioritas yang tertuang
dalam RPJMD, dan analisis isu strategis tahun 2015, maka
RKPD Kabupaten Brebes tahun 2017 mengambil fokus tema
Percepatan Pembangunan Infrastruktur Publik gunaTerwujudnya Masyarakat Mandiri Produktif, Sejahtera danBerkeadilan
5. Rencana Pembangunan Sektoral
Penyusunan RKPD Kabupaten Brebes tahun 2017 memperhatikan
beberapa dokumen rencana pembangunan sektoral, baik di
tingkat nasional, Provinsi maupun di Kabupaten Brebes. Beberapa
dokumen rencana pembangunan sektoral yang dimaksud antara
lain: Kelanjutan Pencapaian SDGs, Grand Design Reformasi
Birokrasi, Strategi Penanggulangan Kemiskinan, RAD Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca Provinsi Jawa Tengah, RAD Pengurangan
Resiko Bencana, dan Pedoman Pelaksanaan PUG di Jawa Tengah.
6. Renja SKPD Kabupaten Brebes
Hubungan RKPD dengan Renja SKPD adalah hubungan dua arah.
Rancangan Awal RKPD menjadi bahan penyusunan rancangan
Renja. Rancangan Renja menjai bahan penyusunan RKPD. Renja
SKPD Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan
dan memasukkan pokok. Selanjutnya Rancangan Akhir RKPD
dijadikan pedoman untuk menyempurnakan Renja SKPD.
Selanjutnya RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2017 dijadikan
sebagai pedoman bagi penyusunan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) Kabupaten Brebes
Tahun Anggaran 2017. RKPD Kabupaten Brebes juga diarahkan
untuk mendukung pelaksanaan Kebijakan Pemerintah
diantaranya, Pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM),
Kebijakan dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),
Prioritas Pembangunan Nasional, Master Plan Percepatan dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), Master Plan
Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan di Indonesia
(MP3KI) tahun 2011-2025.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 20
1.4. Sistematika Dokumen RKPD
RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2017 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
Bab I. Pendahuluan
Memuat gambaran umum tentang penyusunan RKPD
yang meliputi latar belakang, dasar hukum
penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika
dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan.
Bab II. Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun Lalu dan
Capaian Kinerja penyelenggaraan Pemerintahan
Berisi Evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu
menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu,
dengan memperhatikan pencapaian target kinerja dari
dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan
sebagai bahan acuan. Uraian memuat:
(1) Subbab Gambaran Umum Kondisi Daerah;
menjelaskan tentang kondisi daerah mencakup
aspek geografi dan demografi, kesejahteraan
masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah.
(2) Subbab Evaluasi Pelaksanaan Program Dan
Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan
Realisasi RPJMD; menggambarkan capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah menurut
urusan/ fungsi penunjang urusan pemerintahan
daerah, program, kegiatan, realisasi target kinerja
program dan kegiatan, lokasi dan SKPD
penanggung jawab, dan disajikan sesuai format
Tabel Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Perencanaan
Daerah sampai dengan Tahun Berjalan.
Hasil evaluasi dimaksud merupakan kompilasi dari
hasil penilaian realisasi pencapaian target kinerja,
penyerapan dana, dan kendala yang dihadapi atas
pelaksanaan seluruh Renja SKPD berdasarkan
laporan Triwulan I sampai dengan Triwulan IV
Tahun 2015 dan target program/kegiatan RKPD
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 21
tahun berjalan (2016) yang disampaikan oleh
Kepala SKPD kepada Kepala Bappeda.
(3) Subbab Permasalahan Pembangunan Daerah;
berisi uraian rumusan umum permasalahan
pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis
gambaran umum kondisi daerah dan evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan RKPD sampai
dengan tahun berjalan (Tahun 2016) dan evaluasi
capaian sasaran RPJMD sampai dengan tahun lalu
(Tahun 2015) yang menjadi isu permasalahan
daerah yang berhubungan dengan prioritas
pembangunan daerah dan prioritas pembangunan
Provinsi (bagi Kabupaten/ Kota) dan nasional, dan
permasalahan lainnya yang berhubungan dengan
layanan dasar dan pengelolaan potensi unggulan
daerah.
Bab III. Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan
Keuangan Daerah
Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun
lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain
mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah,
sumber-sumber pendapatan dan kebijakan
pemerintah daerah yang diperlukan dalam
pembangunan perekonomian daerah meliputi
pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan
daerah, rancangan kerangka ekonomi daerah beserta
kerangka pendanaan.
Bab IV. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Daerah
Bagian ini memuat hubungan antara Prioritas
Pembangunan Tahunan Daerah dengan pencapaian
sasaran RPJMD dan Prioritas Nasional untuk tahun
2017. Perumusan Prioritas Pembangunan Daerah
memadukan kedudukan RKPD sebagai pelaksanaan
kebijakan strategis RPJMD sesuai permasalahan dan
isu strategis daerah dengan kedudukan RKPD sebagai
instrumen pencapaian prioritas nasional.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 22
Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan
daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil
evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian
kinerja yang direncanakan dalam RPJMD, identifikasi
isu strategis dan masalah mendesak ditingkat daerah
dan nasional, dan capaian kinerja yang direncanakan
dalam RPJMD.
Bab V. Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah
Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan
kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan
evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun
rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang
direncanakan dalam RPJMD, keterhubungannya
dengan pelaksanaan program strategis nasional, dan
sesuai kemampuan keuangan daerah. Rencana
program dan kegiatan prioritas mewakili aspirasi dan
kepentingan masyarakat dari musrenbang dan melalui
pokok pikiran Dewan. Diuraikan dari program dan
kegiatan yang paling bermanfaat atau memiliki nilai
kegunaan tinggi bagi masyarakat. Rencana program
dan kegiatan prioritas daerah mencakup semua
rencana program dan kegiatan yang akan dianggarkan
melalui belanja tidak langsung, belanja langsung dan
pengeluaran pembiayaan.
Bab VI. Penutup
Memuat harapan dukungan dari seluruh pemangku
kepentingan guna terlaksananya kegiatan
pembangunan daerah tahun 2017.
1.5. Maksud Dan Tujuan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Brebes tahun 2017 disusun dengan maksud memberikan arah
bagi seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mencapai
tujuan pembangunan selama kurun waktu tahun 2017 dengan
tujuan :
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 23
1. Mewujudkan sinkronisasi rencana kegiatan antar Perangkat
Daerah (PD) maupun masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan pembangunan daerah;
2. Menyediakan rujukan utama atau acuan dalam penyusunan
Rancangan APBD;
3. Mewujudkan sinkronisasi antara perencanaan, pelaksanaan,
dan penganggaran kegiatan pembangunan daerah tahunan.
Dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)
Kabupaten Brebes Tahun 2017 telah disesuaikan dengan
Kelembagaan Perangkat Daerah berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah,
dan Peraturan Daerah Kabupaten Brebes Nomor 5 Tahun 2016
tentang Perangkat Daerah Kabupaten Brebes, dengan demikian
RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2017 merupakan bahan acuan
bagi setiap pemangku kepentingan dalam melaksanakan
pembangunan daerah tahun 2017 sehingga tercipta sinergitas
dan konsistensi perencanaan program kegiatan pembangunan
antar bidang/ fungsi dan antar wilayah (kecamatan) dengan
mengacu pada tujuan pembangunan nasional maupun Provinsi
Jawa Tengah.
Semua ketentuan yang mengatur tentang penyusunan
dokumen Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah, Prioritas
Plafon Anggaran Sementara (PPAS), dan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Brebes Tahun Anggaran
2017 wajib mendasarkan dan menyesuaikan pengaturannya
dengan RKPD Kabupaten Brebes Tahun 2017.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 1
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DANCAPAIAN KINERJA PENYELENGARAAN PEMERINTAHAN
2.1 Gambaran Kondisi Umum Daerah
2.1.1 Aspek Geografi
Kabupaten Brebes terletak pada koordinat antara 644 - 721
Lintang Selatan dan antara 10841 - 10911 Bujur Timur dengan
bentuk memanjang dari utara ke selatan sepanjang 87 km dan dari
barat ke timur sepanjang 50 km. Luas wilayah Kabupaten Brebes
kurang lebih 1.660,19 km2 atau sebesar 5,10 % dari luas Provinsi Jawa
Tengah dengan garis pantai sepanjang 55 km dan luas wilayah laut 12
mil dari darat 1.036,80 km2.
Wilayah Kabupaten Brebes di sebelah utara berbatasan dengan
Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kota dan Kabupaten
Tegal, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan
Kabupaten Cilacap, dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Kuningan dan Kabupaten Cirebon (Provinsi Jawa Barat). Kabupaten
Brebes merupakan pintu gerbang masuk ke wilayah Provinsi Jawa
Tengah dari arah barat pantura.
Secara administratif, Kabupaten Brebes terdiri dari 17
kecamatan, 292 desa, 5 kelurahan, 1.573 RW dan 8.153 RT. Dari 17
kecamatan tersebut terdapat 5 kecamatan yang memiliki wilayah
pantai (Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, Wanasari dan Brebes)
dengan jumlah desa pantai sebanyak 14 desa.
Secara topografi, bentang alam wilayah Kabupaten Brebes
bervariasi dari laut hingga pegunungan pada ketinggian antara 1
2.000 meter diatas permukaan laut dengan kelas kelerengan lahan
yang bervariasi dari 0 sampai > 40%. Wilayah dengan kelerengan lahan
0-2% seluas 71.414,07 ha (43,02% dari luas wilayah), 2-15% seluas
30.641 (18,46% dari luas wilayah), 15-40% seluas 38.422 ha (23,14%
dari luas wilayah) dan > 40% seluas 25.542 ha (15,38% dari luas
wilayah).
Secara geologi, wilayah Kabupaten Brebes termasuk kedalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 2
bagian daerah geologi pegunungan Pulau Jawa yang dapat dilihat
dari bentuk alam, morfologi, dan susunan batuan pembentuknya.
Morfologi pegunungan yang terdapat di Kecamatan Paguyangan dan
Sirampog dipengaruhi tiga faktor litologi maupun struktur.
Kenampakan morfologi wilayah dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu :
a) Dataran alluvial yang merupakan dataran rendah dan
berlereng datar, umumnya menempati daerah-daerah endapan;
b) Daerah perbukitan berlereng sedang umumnya ditempati oleh
batuan gamping;
c) Daerah pegunungan berelereng curam yang dibentuk oleh batuan
lava.
Menurut jenisnya, tanah di Kabupaten Brebes dibedakan atas
19 jenis dengan sebagian besar jenis tanah di Kabupaten Brebes
adalah alluvial kelabu yaitu dengan luas 25,53 % dari total luas
wilayah. Tekstur tanah di Kabupaten Brebes terdiri dari fraksi liat,
debu dan pasir pembentuk tanah. Karena karakteristik geologi
yang sedemikian itu, maka sebagian besar wilayah Kabupaten Brebes
merupakan wilayah yang subur dan cocok untuk pengembangan
pertanian.
Sesuai karakteristik geologinya, potensi sumberdaya mineral
yang ada merupakan sumberdaya mineral bahan galian golongan C,
dengan cadangan tereka meliputi 8 jenis yaitu pasir sungai, tras, batu
pasir, andesit, lempung gerabah, bentonite, gipsum dan batu gamping.
Berdasarkan cadangan tereksploitasi meliputi 3 jenis yaitu pasir
sungai, andesit dan lempung gerabah. Sebaran batu pasir berasal dari
endapan sungai berada di sepanjang alur sungai Cisanggarung, sungai
Pemali, sungai Keruh, sungai Pedes dan sungai lainnya. Batu pasir
berasal dari endapan vulkanik berada di wilayah kaki lereng Gunung
Slamet. Berdasarkan cadangan terindikasi, Kabupaten Brebes juga
memiliki cadangan sumberdaya mineral bahan galian golongan C
berupa batu gamping (batu kapur) di Kecamatan Songgom.
Kabupaten Brebes memiliki wilayah dengan kerentanan gerakan
tanah yang bervariasi yaitu mulai dari, sedang dan tinggi. Berdasarkan
data teknik groundcheck geologi, wilayah dengan zona kerentanan
gerakan tanah rendah ada di sekitar Tonjong, zona kerentanan gerakan
tanah sedang di sebelah selatan Tonjong, dan zona kerentanan gerakan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 3
tanah tinggi di daerah tubuh/kaki Gunung Slamet. Gerakan tanah
pada kerentanan tinggi masih sangat aktif pada wilayah kelerengan
tinggi terutama kalau dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi
atau adanya proses erosi di bagian dasar sungai yang sangat kuat,
apalagi jika diatasnya tidak ada vegetasi/tutupan tanah (Badan
Geologi, Pusat Sumberdaya Air Tanah dan Geologi Lingkungan, 2011).
Kondisi gerakan tanah tersebut berpotensi menyebabkan bencana
tanah longsor dan juga berpengaruh terhadap kualitas infrastruktur.
Zona pergerakan tanah di Kabupaten Brebes yang kemungkinan
dapat terjadi, yaitu :
1. Zona kerentanan gerakan tanah rendah
Yang termasuk ke dalam zona ini adalah daerah yang mempunyai
tingkat kerentanan sangat rendah untuk terjadi gerakan tanah.
Pada zona ini gerakan tanah jarang terjadi kecuali jika mengalami
gangguan pada lerengnya. Zona ini berupa daerahdaerah yang
relative jauh dari aliran sungai dan lembah dengan morfologi
pedataran, perbukitan dengan relief halus sampai sedang. Daerah
yang termasuk zona ini adalah beberapa desa di Kecamatan
Bumiayu (seperti Desa Bumiayu, sebagian Desa Kalinusu), beberapa
desa di Kecamatan Tonjong (Desa Kalijurang, Desa Galuh Timur),
beberapa desa di Kecamatan Bantarkawung (Desa Bantarwaru dan
Desa Bangbayang) dan beberapa Desa di Kecamatan Salem.
2. Zona kerentanan gerakan tanah sedang
Adalah daerah yang secara umum mempunyai kerentanan
menengah untuk terjadi gerakan tanah. Gerakan tanah ini terjadi
terutama di daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir,
tebing pemotong jalan dan pada lereng yang mengalami gangguan.
Gerakan tanah lama masih mungkin dapat aktif kembali terutama
oleh curah hujan yang tinggi. Zona ini tersebar hampir merata di
wilayah selatan Kabupaten Brebes.
3. Zona kerentanan gerakan tanah tinggi
Merupakan daerah yang secara umum mempunyai kerentanan
tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Gerakan ini dapat terjadi
sewaktu waktu meliputi beberapa gawir longsoran lama seperti
longsoran dan retakan yang dapat aktif kembali akibat curah hujan
yang tinggi. Bisa juga berupa gerakan tanah muncul pada titik yang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 4
baru apabila terjadi pergerakan sesar aktif atau pengaruh eksternal
berupa intensitas hujan yang naik, erosi, pemotongan lereng,
perubahan tata guna lahan atau penggundulan hutan. Zona ini
sebagian besar terdapat di wilayah Kecamatan Sirampog.
Kondisi hidrologis Kabupaten Brebes berada pada wilayah
cekungan air tanah (CAT) Tegal Brebes dengan luas CAT bebas
248x106 m3/tahun atau 7.864 liter/detik dan air tertekan 11x106
m3/tahun atau 349 liter/detik. Wilayah penyebaran air tanah di
Kabupaten Brebes berdasarkan akuifer meliputi :
1. Kecamatan pantura, Songgom, sebagian Banjarharjo,
Ketanggungan, dan Larangan bagian utara dengan akuifer
produktif dimana muka air tanah sangat dangkal dengan debit 5
10 lt/detik.
2. Kecamatan Salem dengan akuifer produktif setempat dengan ciri
muka air tanah dalam sehingga sulit untuk dimanfaatkan.
Disamping itu terdapat mata air setempat dengan debit kecil dan
akuifer produktif kecil setempat dengan air tanah dalam jumlah
terbatas dapat dijumpai di daerah lembah.
3. Kecamatan Bantarkawung, Sirampog, Bumiayu, Paguyangan,
Tonjong, sebagian Kecamatan Banjarharjo, Ketanggungan, dan
Larangan bagian selatan, dengan akuifer produktif kecil setempat,
dengan jumlah air tanah terbatas dijumpai di daerah lembah.
Jumlah mata air yang sudah teridentifikasi sebanyak 15
buah di wilayah Kecamatan Sirampog, 19 buah di wilayah Kecamatan
Paguyangan dan 1 buah di wilayah Kecamatan Bumiayu. Pemanfaatan
sumber mata air (tuk) diantaranya adalah untuk air minum (PDAM,
perpipaan perdesaan), air bersih dan irigasi. Mata air dengan debit
lebih dari 100 liter/detik meliputi mata air Kaligiri (786 liter/detik), Tuk
Sirah (300 liter/detik), Bulakan (200 liter/detik), Cipayo (200
liter/detik), Tuk Sridadi (178 liter/detik), Singkup (140 liter/detik),
Lengkrang (110 liter/detik), Tuk Podol (100 liter/detik). Berdasarkan
Atlas Air Pulau Jawa (2011), di Kecamatan Ketanggungan
terdapat mata air dengan debit > 100 l i ter/detik yaitu
mata air Cihandeuleum.
Jumlah sungai di Kabupaten Brebes sebanyak 22 buah, danau
alam 1 buah (Telaga Ranjeng) dan jumlah bendungan ada 2 yaitu
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 5
bendungan Malahayu dan bendungan Penjalin yang pemanfaatan
airnya adalah untuk irigasi. Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di
Kabupaten Brebes menurut Permen PUPR No. Tahun 2015, meliputi 8
(delapan) DAS yaitu : 1)DAS Cisanggarung, 2) DAS Tanjung, 3)
DAS Babakan, 4) DAS Kabuyutan, 5) DAS Kluwut, 6) DAS Pakijangan,
7) DAS Pemali dan DAS Gangsa. DAS 1) sampai dengan 6), termasuk
kedalam wilayah pengelolaan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-
Cisanggarung, sedangkan DAS Pemali dan Gangsa menjadi
kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.
DAS Pemali mempunyai karakter yang sangat spesifik dengan
bentuk DAS memanjang. Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali
secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan
topografi bergelombang dan membentuk cekungan di beberapa tempat
yang berfungsi sebagai penampung air. Di bagian hulu DAS Pemali
terdapat CAT buatan yaitu bendungan Penjalin yang terletak di Desa
Winduaji Kecamatan Paguyangan, dengan luas genangan 1,25 km dan
kapasitas tampungnya 9,5 juta m yang mempunyai nilai hujan
tahunan yang cukup besar yaitu sekitar 4.000 mm per tahun.
Tutupan lahan di daerah hulu yang sebagian merupakan hutan
cukup memprihatinkan. Lahan kritis maupun hutan gundul ini
mempengaruhi siklus tata air di daerah tangkapan air maupun resapan
air. Kondisi yang kritis tersebut menyebabkan pada musim hujan
dengan curah hujan dan intensitas hujan yang sangat tinggi,
berpotensi menyebabkan bencana longsor, banjir bandang dan
rusaknya alur sungai akibat tingginya debit air yang masuk sungai.
Bagian tengah DAS Pemali mempunyai curah hujan mencapai
3.000 mm per tahun, sedangkan di bagian hilir 2.000 mm per tahun.
Merupakan areal perbukitan dengan vegetasi hutan produksi dan
kebun campuran dan pedataran berupa lahan sawah dan lahan kering.
Pada bagian hilir Sungai Pemali, kondisi daerahnya tergolong relatif
datar yang sebagian besar berupa sawah, ladang dan tambak.
Tahun 2015, Kabupaten Brebes merupakan salah satu wilayah
di Jawa Tengah yang mengalami kekeringan ekstrim. Kekeringan
ekstrim adalah terjadinya hari hari tanpa hujan setidaknya 60 hari
berturut turut. Hal tersebut diakibatkan oleh fenomena El Nino.
Fenomena El Nino adalah perubahan suhu permukaan laut Samudera
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 6
Pasifik ekuator bagian timur dan tengah dari suhu ratarata.
Fenomena tersebut kini sering muncul secara berkala setidaknya 3
sampai 7 tahun sekali dan hal tersebut mempengaruhi iklim dunia
selama lebih dari 1 tahun. Adapun untuk suhu di Kabupaten Brebes
ratarata mencapai 250 C - 330 C, kelembaban berkisar 60% - 90%, dan
kecepatan angin berada di 20 km/jam.
Penggunaan lahan di wilayah Kabupaten Brebes secara umum
terbagi menjadi penggunaan lahan sawah dan lahan bukan sawah.
Luas lahan sawah pada tahun 2015 sebesar 62.693 ha terdiri dari
ssawah beririgasi 48.953 ha, sawah tadah hujan 13.675 ha dan sawah
lainnya (seperti lahan sawah lebak, polder dan rawa rawa yang
ditanami padi atau rembesan) hanya terdapat di Kecamatan Losari
seluas 65 ha. Luas lahan sawah pada tahun 2015 sebesar 62.693 ha
terdiri dari sawah beririgasi 48.953 ha,sawah tadah hujan13.675 ha
dan sawah lainnya (seperti lahan sawah lebak, polder dan rawa rawa
yang ditanami padi atau rembesan) seluas 65 ha.
Sedangkan luas lahan bukan sawah sebesar 103.108,31 ha
terdiri dari hutan 48.621 ha, perkebunan Negara 1.164 ha,
permukiman/pekarangan 18.988,78 ha, tambak/kolam 7.643 ha,
danau/ telaga 20 ha, kebun campuran 9.418 ha, waduk buatan 700
ha, bangunan lain 75,53 ha, dan penggunaan lain 4.391 ha.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Brebes Tahun 2010 2030,
pola ruang wilayah Kabupaten Brebes dibedakan menjadi kawasan
lindung dan kawasan budidaya. Kawasan Lindung adalah wilayah yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.
Sedangkan Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan
fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi
sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan.
Kawasan lindung Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut :
1. Kawasan hutan lindung
Kawasan hutan lindung di Kabupaten Brebes ditetapkan seluas
kurang lebih 6.261 Ha. Sebagian besar terdapat di wilayah selatan
Kabupaten Brebes, yaitu Kecamatan Paguyangan, Sirampog, Salem,
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 7
Bantarkawung dan di wilayah tengah Kabupaten Brebes yaitu
Kecamatan Ketanggungan dan Banjarharjo.
2. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahnya
Kawasan ini berfungsi untuk melindungi kawasan dibawahnya
sehingga dapat menjamin terselenggaranya fungsi hidrolis bagi
kegiatan pemanfaatan lahan. Kawasan ini meliputi kawasan
resapan air. Di Kabupaten Brebes, kawasan resapan air dengan
luas kurang lebih 21.564,1 Ha meliputi :
1) Kecamatan Banjarharjo ( 1.170 Ha);
2) Kecamatan Bantarkawung ( 2.813 Ha);
3) Kecamatan Bumiayu ( 0,1 Ha);
4) Kecamatan Ketanggungan (1.043 Ha);
5) Kecamatan Larangan ( 372 Ha);
6) Kecamatan Paguyangan ( 2.041 Ha);
7) Kecamatan Salem ( 10.550 Ha);
8) Kecamatan Sirampog ( 3.375 Ha);
9) Kecamatan Tonjong ( 200 Ha).
3. Kawasan perlindungan setempat
Kawasan ini terdiri dari :
1) Sempadan pantai
Terdapat di sepanjang pantai utara dari Kecamatan Brebes
sampai Kecamatan Losari dengan luas areal 722 Ha.
2) Sempadan sungai
Dengan luas areal 1.963 Ha yang tersebar di sepanjang sungai
sungai di Kabupaten Brebes.
3) Pengelolaan kawasan sempadan waduk
Berada di Waduk Malahayu Kecamatan Banjarharjo dengan luas
925 Ha dan Waduk Penjalin Kecamatan Paguyangan dengan
luas 125 Ha.
4) Ruang Terbuka Hijau
Proporsi ruang terbuka hijau kawasan perkotaan paling sedikit
30% dari luas perkotaan. Di Kabupaten Brebes untuk ruang
terbuka hijau meliputi Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba,
Wanasari, Brebes, Jatibarang, Kersana, Ketanggungan, dan
Bumiayu dengan luas kurang lebih 3.247 Ha. Yang termasuk
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 8
ruang terbuka hijau adalah 30% dari luas tersebut yaitu sekitar
kurang lebih 974 Ha.
5) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya
a. Kawasan cagar alam
Kawasan cagar alam di Kabupaten Brebes ditetapkan di Telaga
Ranjeng yang berlokasi di Desa Pandansari Kecamatan
Paguyangan dengan luas kurang lebih 48,50 Ha.
b. Kawasan muara sungai (estuari)
Kawasan muara sungai yang ditetapkan di Kabupaten Brebes
adalah sebagai berikut :
a) Muara Sungai Kaligangsa dan muara Sungai Pemali di
Kecamatan Brebes;
b) Muara Sungai Balaikambang dan muara Sungai
Luwungmalang di Kecamatan Wanasari;
c) Muara Sungai Bangsri, muara Sungai Pakijangan, muara
Sungai Kluwut di Kecamatan Bulakamba;
d) Muara Sungai Babakan, muara Sungai Kabuyutan, muara
Sungai Sinung, muara Sungai Tanjung di Kecamatan
Tanjung;
e) Muara Sungai Bancang dan muara Sungai Cisanggarung di
Kecamatan Losari.
c. Kawasan pantai berhutan bakau
Berfungsi sebagai penahan dan pemecah ombak untuk
mengurangi dampak abrasi air laut. Pengembangan kawasan
pantai berhutan bakau di Kabupaten Brebes terletak di
sepanjang pesisir pantai meliputi Kecamatan Brebes,
Wanasari, Bulakamba, Tanjung, dan Losari.
d. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
Tersebar di beberapa kecamatan, seperti Pendopo Kabupaten
dan Masjid Agung Brebes di Kecamatan Brebes, Makam Bupati
Brebes dan Makam Mbah Rubi di Kecamatan Wanasari, Fosil
Kalijurang di Kecamatan Tonjong, dan masih banyak lainnya.
4. Kawasan Rawan Bencana
Beberapa wilayah di Kabupaten Brebes yang termasuk daerah
rawan bencana meliputi :
1) Kawasan rawan bencana banjir
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 9
Meliputi kecamatan yang berada di pesisir pantai utara dan
sebagian Kecamatan Ketanggungan dengan luas kurang lebih
703 Ha.
2) Kawasan bencana tanah longsor
Termasuk kawasan ini adalah Kabupaten Brebes bagian selatan
seperti Tonjong, Sirampog, Paguyangan, Bantarkawung, Salem
dan wilayah Brebes Tengah yaitu Kecamatan Banjarharjo dengan
total luas areal kurang lebih 901 Ha.
3) Kawasan letusan gunung berapi
Adalah kawasan yang mendapat dampak atau pengaruh bahaya
aktifitas Gunung Slamet seluas kurang lebih 1.430 Ha yang
meliputi Kecamatan Sirampog dan Paguyangan.
4) Kawasan bencana kekeringan
Kawasan bencana kekeringan terutama terjadi pada wilayah atau
daerah irigasi yang sebagian besar terjadi di Kabupaten Brebes
bagian utara dan tengah.
5) Kawasan bencana gelombang pasang dan abrasi
Terjadi di wilayah pesisir Kabupaten Brebes.
Kawasan budidaya Kabupaten Brebes adalah sebagai berikut :
1. Kawasan peruntukan hutan produksi
Kawasan hutan produksi di Kabupaten Brebes yaitu hutan yang
berada dalam pengawasan KPH Pekalongan Barat dan KPH
Balapulang, serta hutan rakyat. Kawasan hutan produksi di
Kabupaten Brebes mencapai kurang lebih 43.860,98 Ha atau
26,04% dari luas wilayah Kabupaten Brebes di bawah pengawasan
KPH. Untuk pengembangan kawasan hutan produksi tetap di
Kabupaten Brebes kurang lebih seluas 23.651 Ha, sementara
kawasan hutan produksi terbatas kurang lebih seluas 20.210 Ha.
2. Kawasan peruntukan pertanian
Terbagi menjadi pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan
pertanian hortikurtura. Untuk pertanian lahan basah karena
didukung oleh kondisi topografi tanah yang sesuai dengan tujuan
untuk memanfaatkan potensi lahan dalam menghasilkan produksi
pangan, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.
Dilakukan di seluruh kecamatan se Kabupaten Brebes dengan luas
lahan kurang lebih 60.634 Ha. Sedangkan untuk pertanian lahan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 10
kering dibutuhkan penanganan yang optimal dengan menonjolkan
tanaman pertanian lahan kering yang menjadi andalan Kabupaten
Brebes. Luas lahan pengembangan mencapai kurang lebih 23.561
Ha. Dan untuk pertanian hortikulura yang didasarkan pada luas
lahan dan produktifitasnya, dikembangkan pada semua kecamatan
di Kabupaten Brebes dengan rencana pengembangan seluas kurang
lebih 17.632 Ha.
3. Kawasan peruntukan perkebunan
Luas areal kawasan perkebunan di Kabupaten Brebes mencapai
luas kurang lebih 14.593 Ha dimana 4% merupakan perkebunan
PT Perkebunan Negara (PTPN) sedangkan 96% merupakan
perkebunan rakyat. Kabupaten Brebes mempunyai komoditas
andalan tanaman perkebunan yang bersifat tahunan, yaitu nilam,
cengkeh, dan kapas. Daerah penghasil nilam dan cengkeh berada di
wilayah selatan seperti Kecamatan Paguyangan, Bantarkawung,
Sirampog, dan Salem. Sedangkan untuk kapas dihasilkan oleh
Kecamatan Ketanggungan, Losari, dan Bulakamba.
4. Kawasan peruntukan perikanan
Dibedakan menjadi kawasan perikanan tangkap dan kawasan
budidaya perikanan. Kawasan perikanan tangkap merupakan salah
satu mata pencaharian utama penduduk wilayah pesisir Kabupaten
Brebes, dimana diharapkan mampu mendorong tingkat
perekonomian wilayah. Sedangkan untuk kawasan budidaya
perikanan terbagi menjadi budidaya perikanan tambak dan
budidaya perikanan air tawar. Untuk budidaya perikanan tambak
berada di sepanjang pantai wilayah pesisir Kabupaten Brebes yeng
terbentang di 5 kecamatan pesisir dengan luas areal kurang lebih
12.748 Ha. Untuk budidaya perikanan air tawar dengan luas kolam
kurang lebih 114 Ha berada di Kecamatan Salem, Bantarkawung,
Banjarharjo, Bumiayu, Ketanggungan, Paguyangan, Sirampog, dan
Tonjong.
5. Kawasan peruntukan peternakan
Kawasan peternakan di Kabupaten Brebes merupakan kawasan
yang diperuntukkan bagi peternakan dan atau padang
penggembalaan ternak untuk berbagai jenis hewan ternak, yaitu
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 11
ternak besar dan ternak kecil. Kawasan ini berada hampir di
seluruh kecamatan di Kabupaten Brebes.
6. Kawasan peruntukan pertambangan
Kawasan pertambangan di Kabupaten Brebes mencakup :
1) Eksploitasi bahan galian berupa pasir sungai, trass, batu pasir,
andesit, lempung grabah, bentonit, gypsum dan batu gamping.
Tersebar hampir merata di wilayah kecamatan se Kabupaten
Brebes.
2) Studi dan eksplorasi tambang batu gamping meliputi Kecamatan
Songgom dan Larangan. Emas, perak, dan platina di Kecamatan
Salem, minyak bumi dan pirit (Fes) di Kecamatan Bantarkawung,
batubara di Kecamatan Salem dan Bantarkawung, serta pasir
besi di Kecamatan Brebes.
3) Eksplorasi dan eksploitasi panas bumi di Kecamatan Sirampog,
Paguyangan, Bumiayu dan Bantarkawung.
7. Kawasan peruntukan industri
Pengembangan industri di Kabupaten Brebes dengan membentuk
kawasan atau zona sebagai berikut :
1) Kawasan industri menengah dan besar yang dikembangkan di
sepanjang jalan Arteri Primer Pantura yang mencakup wilayah
Kecamatan Losari, Tanjung, Bulakamba, dan Wanasari.
2) Kawasan industri menengah dengan sifat kegiatan agro industri
sekitar jalan arteri Kecamatan Paguyangan dengan pengawasan
Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dan Analisa
Dampak Lingkungan (ANDAL) yang ketat.
3) Pembentukan sentrasentra industri kecil seperti industri rebana
di Desa Kaliwadas Kecamatan Bumiayu, batik tulis di Desa
Bentar dan Desa Bentarsari Kecamatan Salem, keramik dan
tembikar di Desa Malahayu Kecamatan Banjarharjo, telor asin di
beberapa desa di bagian pantai utara Kabupaten Brebes dan lain
sebagainya.
8. Kawasan peruntukan pariwisata
Beberapa potensi pariwisata di Kabupaten Brebes adalah sebagai
berikut :
1) Potensi pariwisata alam, meliputi :
a. Wisata alam Telaga Renjeng di Kecamatan Paguyangan;
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 12
b. Waduk Penjalin di Kecamatan Paguyangan;
c. Waduk Malahayu di Kecamatan Banjarharjo;
d. Pantai Randusanga Indah di Kecamatan Brebes;
e. Air Terjun Curug Puteri dan Sumur Penganten di Kecamatan
Sirampog di Kecamatan Sirampog;
f. Kawasan Perkebunan Kaligua di Kecamatan Paguyangan.
2) Potensi pariwisata buatan, meliputi :
a. Pemandian air panas Cipanas Buaran di Kecamatan
Bantarkawung;
b. Pemandian air panas Tirta Husada Kedungoleng di
Kecamatan Paguyangan.
9. Kawasan peruntukan permukiman
Kawasan permukiman di alokasikan pada lahanlahan yang kurang
produktif dan memiliki kemiringan lereng dibawah 15. Kawasan ini
tersebar di seluruh wilayah baik di pedesaan maupun perkotaan.
2.1.2. Aspek Demografi
Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Brebes yang
tercatat secara administrative sebanyak 1.880.057 jiwa (Sumber data :
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil), terdiri dari penduduk laki laki
sebanyak 954.594 jiwa (50,77%) dan penduduk perempuan 925.463
jiwa (49,23%), dengan rasio jenis kelamin (RJK) 103,15 atau setiap 100
penduduk perempuan terdapat 103 penduduk laki-laki. Jumlah
keluarga sebanyak 617.598 dengan ukuran keluarga rata-rata 3,04
jiwa. Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Brebes rata-rata sebesar
1.131 jiwa/km. Kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Kersana
(2.395 jiwa/km2) dan terendah di Kecamatan Salem (365 jiwa/km2).
Konsentrasi penduduk terpusat di wilayah Brebes Utara. Jumlah
penduduk terbanyak di Kecamatan Bulakamba (201.679 jiwa) dan
tersedikit di Kecamatan Salem (55.542 jiwa). Dibandingkan tahun
2014, pertambahan jumlah penduduk tercatat sebanyak 44.433 jiwa.
Data kependudukan menurut wilayah kecamatan terperinci pada Tabel
2.1.
Penduduk Kabupaten Brebes berdasarkan kelompok umur
menunjukkan bahwa kelompok usia produktif (15 64 tahun)
sebanyak 1.292.317 jiwa (68,74%), dan penduduk usia tidak produktif
(0-14 tahun + 65 tahun keatas) sebanyak 587.740 jiwa (31,26%). Rasio
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 13
ketergantungan penduduk tidak produktif terhadap penduduk usia
produktif sebesar 45,48% atau setiap 100 orang penduduk usia
produktif di Kabupaten Brebes menanggung beban 45 orang penduduk
usia tidak produktif.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Brebes
Tahun 2015
Kecamatan
Jumlah Penduduk (jiwa) RasioJenis
Kelam-in
LuasDaerah(Km)
Kepadat-an Pendu
duk(Jiwa/Km)
Laki-laki
Perem-puan
Jumlah
Salem 28.305 27.237 55.542 103,92 152,09 365
Bantarkawung 46.884 45.156 92.040 103,83 205,00 449
Bumiayu 53.294 51.463 104.757 103,56 73,69 1.422
Paguyangan 52.673 50.263 102.936 104,79 104,94 981
Sirampog 32.425 30.994 63.419 104,62 67,03 946
Tonjong 34.967 34.617 69.584 101,01 81,26 856
Larangan 80.987 78.799 159.786 102,78 164,68 970
Ketanggungan 71.045 68.103 139.145 104,32 149,07 933
Banjarharjo 59.049 58.408 117.457 101,10 140,26 837
Losari 68.778 65.995 134.773 104,22 89,43 1.507
Tanjung 45.547 44.322 89.869 102,76 67,74 1.327
Kersana 30.314 30.124 60.438 100,63 25,23 2.395
Bulakamba 103.424 98.255 201.679 105,26 102,93 1.959
Wanasari 75.511 72.578 148.089 104,04 74,44 1.989
Songgom 47.856 47.324 95.180 101,12 49,03 1.941
Jatibarang 39.203 38.844 78.047 100,92 35,18 2.219
Brebes 84.332 82.981 167.313 101,63 80,96 2.067
Jumlah 954.594 925.463 1.880.057 103,15 1.662,9 1.131
Tahun 2014 937.507 898.117 1.835.624 104,39 1.662,9 1.104
Sumber data penduduk : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab.Brebes, diolah.
1.1.3. Aspek Kesejahteraan Masyarakat1. Pertumbuhan Ekonomi
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Kabupaten Brebes
seri 2010 selama tahun 2011 2014, atas dasar harga berlaku
maupun atas dasar harga konstan secara umum menunjukkan
perkembangan yang positif. Namun demikian laju pertumbuhan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 14
ekonomi selama tahun 2011 2014 fluktuatif, berturut-turut
sebesar 6,16%; 6,65%; 4,58%; 5,97% dan 5,32 %. Gambaran
perkembangan perekonomi Kabupaten Brebes disajikan pada Tabel
2.2.
Tabel 2.2.Perkembangan Perekonomian Kabupaten Brebes
Tahun 2010 2014 Seri 2010
Sumber data : BPS Kabupaten Brebes
Pertumbuhan ekonomi yang mengalami kenaikan signifikan
adalah lapangan usaha informasi dan komunikasi yaitu mencapai
20,30 %. Disusul oleh jasa pendidikan dengan capaian 12,86 %,
industri pengolahan mencapai 11,96 %, transportasi dan
pergudangan 11,39 % dan jasa perusahaan 11,06 %. Sedangkan
untuk lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan sangat lambat
terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan
sebesar 0,25 %. Kemudian disusul lapangan usaha administrasi
pemerintahan, pertanahan dan jaminan sosial wajib sebesar 0,83 %.
Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dan harga konstan
seri 2010 menurut lapangan usaha disajikan pada Tabel 2.3 dan
Tabel 2.4 dan distribusi PDRB menurut lapangan usaha disajikan
pada Tabel 2.5.
PDRB 2010 2011 2012 2013 2014** 2015***
PDRB ADBH(MilyarRupiah)
20.158,11 22.903,80 24.668,26 27.450,20 30.739,78 34.406,12
PDRB ADHK(MilyarRupiah)
20.158,11 21.498,42 22.482,26 23.823,56 25.091,71 26.570,68
PDRB/KapitaADBH (RibuRupiah)
11.557,02 13.151,62 14.085,19 15.592,96 17.376,80 18.723,94
PDRB/KapitaADHK (RibuRupiah)
11.557,02 12.344,58 12.837,02 13.532,87 14.184,02 14.459,86
Laju Pertum-buhanEkonomi (%)
6,18 6,65 4,58 5,91 5,30 5,97
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 15
Tabel 2.3.PDRB Kabupaten Brebes Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010 2014 (Juta Rupiah)
Kategori Uraian 2010 2011 2012 2013 2014** 2015***
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.554.385,02 9.852.576,12 10.317.770,58 11.517.290,57 12.775.202,6914.078.959,42
B Pertambangan dan Penggalian 399.223,24 438.431,31 478.056,82 527.058,32 654.267,75792.514,6
C Industri Pengolahan 2.273.880,73 2.833.043,54 3.130.950,15 3.584.284,90 4.296.143,625.023.910,11
D Pengadaan Listrik dan Gas 12.412,81 13.257,87 14.383,34 15.241,98 15.741,4516.161,31
EPengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbahdan Daur Ulang 16.381,91 16.583,60 17.610,75 17.709,92 18.768,11
19.843,78
F Konstruksi 821.260,62 862.786,43 1.000.275,29 1.092.515,54 1.257.523,521.506.916,92
G PB dan PE, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3.775.462,05 4.174.082,40 4.390.192,02 4.744.943,10 5.097.031,915.513.985,76
H Transportasi dan Pergudangan 557.925,83 570.291,56 631.059,94 721.792,80 847.570,88941.513,35
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 885.838,76 955.637,18 1.006.895,08 1.075.261,70 1.213.419,781.353.199,43
J Informasi dan Komunikasi 578.565,72 621.444,34 692.043,95 751.449,94 874.942,09967.781,54
K Jasa Keuangan dan Asuransi 368.18,39 400.507,09 463.027,04 500.751,09 540.086.00595.681,21
L Real Estate 247.125,38 261.554,91 282.022,28 313.934,31 356.189,95392.362,52
M,N Jasa Perusahaan 41.450,62 47.217,24 53.282,42 64.901,63 73.941,9583.958,04
OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib 506.116,78 519.088,94 587.375,71 632.416,81 671.060,41
726.076,81
P Jasa Pendidikan 557.096,44 735.539,46 950.647,93 1.138.063,99 1.346.913,381.469.391,02
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 129.191,95 149.196,71 180.056,67 204.762,64 234.464,80258.757,16
R,S,T,U Jasa Lainnya 433.681,50 452.674,10 472.608,23 535.167,89 618.937,28665.107,08
PDRB 20.158.107,77 22.903.892,79 24.668.258,21 27.437.547,11 30.892.205,57 34.406.120,06
Sumber : BPS Kab. Brebes
** : Angka Sangat Sementara; *** : Angka Sangat Sangat Sementara
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 16
Tabel 2.4.
PDRB Kabupaten Brebes Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 2014 (Juta Rupiah)
Kategori Uraian2010 2011 2012 2013 2014** 2015***
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.554.385,029.191.604,31 9.352.734,44 9.602.926,95 9.626.654,15 10.013.778,24
B Pertambangan dan Penggalian 399.223,24410.682,34 445.656,19 478.242,76 518.029,55 549.195,79
C Industri Pengolahan 2.273.880,732.483.006,99 2.691.237,22 3.054.225,25 3.423.339,51 3.749.557,67
D Pengadaan Listrik dan Gas 12.412,8113.049,29 14.486,05 16.078,00 16.491,80 16.097,97
EPengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah danDaur Ulang 16.381,91 16.439,38 17.542,97 17.223,16 17.930,73
18.307,57
F Konstruksi 821.260,62 821.742,82 909.257,62 963.572,72 1.027.466.411.179.077,48
G PB dan PE,Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3.775.462,05 4.051.012,98 4.178.625,15 4.406.120,12 4.629.032,134.830.483,57
H Transportasi dan Pergudangan 557.925,83 569.410,32 625.131,23 703.388,78 783.048,86836.524,46
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 885.838,76 923.820,07 963.168,61 994.399,51 1.075.624,331.135.103,45
J Informasi dan Komunikasi 578.565,72 612.485,23 706.047,65 788.178,49 948.155,151.069.687,23
K Jasa Keuangan dan Asuransi 368.18,39 376.773,52 394.319,09 409.999,58 421.809,60445.190,27
L Real Estate 247.125,38 256.554,10 274.925,51 302.126,13 330.161,87351.421,40
M,N Jasa Perusahaan 41.450,62 44.160,40 47.899,17 56.018,77 62.213,9967.215,12
OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib 506.116,78 509.716,34 511.329,60 528.026,29 532.406,08
553.768,11
P Jasa Pendidikan 557.096,44 641.354,45 744.340,21 827.441,19 933.835,76996.723,45
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 129.191,95 137.948,49 152.340,21 165.492,30 183.751,25195.231,05
R,S,T,U Jasa Lainnya 433.681,50 438.661,45 453.072,35 510.096,91 543.442,33563.316,63
PDRB 20.158.107,77 21.498.422,48 22.482.262,67 23.812.056,92 25.073.393,53 26.570.679,47
Sumber : BPS Kab. Brebes
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 II | 17
Tabel 2.5.
Distribusi PDRB Kabupaten Brebes Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2010 2014 (%)
Kategori Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015HB=HK HB HK HB HK HB HK HB HK HB HKA Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 42,44 43,02 42,75 41,83 41,60 41,96 40,31 41,16 38,37 40,92 37.68
B Pertambangan dan Penggalian 1,98 1,91 1,91 1,94 1,98 1,92 2,01 2,13 2,06 2,30 2,07
C Industri Pengolahan 11,28 12,37 11,55 12,69 11,97 13,06 12,82 13,95 13,63 14,60 14,11
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,05 0,07 0,05 0,06
EPengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah danDaur Ulang 0,08 0,07 0,08 0,07 0,08 0,06 0,07 0,06 0,07 0,06 0,07
F Konstruksi 4,07 3,77 3,82 4,05 4,04 3,98 4,04 3,99 4,04 4,38 4,44
G PB dan PE, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 18,73 18,22 18,84 17,80 18,59 17,29 8,49 6,58 18,45 16,03 18,18
H Transportasi dan Pergudangan 2,77 2,49 2,65 2,56 2,78 2,63 2,95 2,76 3,12 2,72 3,15
I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,39 4,17 4,30 4,08 4,28 3,92 4,17 4,00 4,35 3,93 4,27
J Informasi dan Komunikasi 2,87 2,71 2,85 2,81 3,14 2,74 3,31 2,85 3,78 2,81 4,03
K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,83 1,75 1,75 1,88 1,75 1,82 1,72 1,73 1,68 1,73 1,68
L Real Estate 1,23 1,14 1,19 1,14 1,22 1,14 1,27 1,16 1,32 1,14 1,32
M,N Jasa Perusahaan 0,21 0,21 0,21 0,22 0,21 0,24 0,24 0,24 0,25 0,24 0,25
OAdministrasi Pemerintahan, Pertahanan danJaminan Sosial Wajib 2,51 2,27 2,37 2,38 2,27 2,30 2,22 2,18 2,12 2,11 2,08
P Jasa Pendidikan 2,76 3,21 2,98 3,85 3,31 4,15 3,47 4,33 3,72 4,27 3,75
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,64 0,65 0,64 0,73 0,68 0,75 0,69 0,76 0,73 0,75 0,73
R,S, T,U Jasa Lainnya 2,15 1,98 2,04 1,92 2,02 1,99 2,14 2,07 2,25 1,93 2,12PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber Data : BPS Kabupaten Brebes
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 18
Berdasarkan distribusi yang disajikan pada Tabel 2.5,
dominasi lapangan usaha pertanian semakin menurun. Pada
periode sebelum tahun 2010, sektor pertanian memberikan
kontribusi PDRB lebih dari 50%, namun pada periode setelah tahun
2010, kontribusinya pada kisaran 40%. Tiga lapangan usaha yang
menyumbangkan PDRB cukup besar adalah pertanian (A),
perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor (G) dan
industry pengolahan (C).
Kondisi wilayah, potensi sumber daya alam, potensi sumber
daya manusia, maupun iklim investasi sangat berpengaruh
terhadap besarnya nilai PDRB yang dihasilkan. Pada tahun 2014,
PDRB Kabupaten Brebes menempati urutan kelima dalam
pemerolehan PDRB di Provinsi Jawa Tengah setelah Kota Semarang,
Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kudus, dan Kota Surakarta. Jika
dibandingkan dengan Kabupaten/Kota lain di Bakorwil III (wilayah
Pekalongan), Kabupaten Brebes menempati urutan pertama dalam
pemerolehan PDRB. PDRB atas dasar harga berlaku di Kabupaten
Brebes mencapai Rp. 30.739.780.320.000,-. Sementara itu nilai
PDRB terkecil adalah Kota Pekalongan yaitu sebesar Rp.
7.092.780.000.000,-. Dari sisi pertumbuhan ekonomi, Kabupaten
Pemalang menempati urutan pertama dengan angka pertumbuhan
ekonomi mencapai 5,52%. Sementara Kabupaten Brebes menempati
urutan ketiga dengan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 5,30 %.
2. Laju Inflasi
Stabilitas perekonomian suatu daerah dapat dilihat
berdasarkan tingkat kenaikan atau penurunan harga barang dan
jasa di daerah tersebut. Laju inflasi sangat dipengaruhi oleh harga
barang dan jasa pada keadaan tertentu, seperti hari raya Idul Fitri,
tahun ajaran baru sekolah, hari raya natal, tahun baru masehi,
maupun musim hajatan bagi penduduk setempat. Perkembangan
inflasi di Kabupaten Brebes selama 5 tahun terakhir (Gambar 2.1)
menunjukkan bahwa inflasi tahun 2015 ini merupakan inflasi
terendah yaitu sebesar 3,09 % dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Dengan kondisi inflasi yang rendah, ekonomi daerah cukup stabil
dan ikut mendongkrak pertumbuhan ekonomi dari 5,32% pada
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 19
tahun 2014 menjadi 5,97% pada tahun 2015. Sehingga rezim inflasi
di Kabupaten Brebes kedepan dapat dikendalikan pada tingkat 3
5%.
Gambar 2.1. Inflasi Tahun Kalender (Januari Desember)
di Kabupaten Brebes Tahun 2011 2015
3.09
4.61
9.83
6.2
3.08
0
2
4
6
8
10
2011 2012 2013 2014 2015
Kondisi inflasi selama 4 tahun terakhir secara lebih rinci
dijelaskan berdasar besaran angka inflasi menurut kelompok
pengeluaran sebagaimana tersaji pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6.
Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran di Kabupaten Brebes
Tahun 2011 - 2015
Sumber data : BPS Kabupaten Brebes
Dibandingkan dengan angka inflasi Provinsi Jawa Tengah,
angka inflasi di Kabupaten Brebes lebih tinggi Provinsi Jawa Tengah
tahun 2015 (2,75 %), tetapi jika dibandingkan dengan inflasi
Kelompok 2011 2012 2013 2014 2015
Bahan Makanan -2,81 -2.35 1.39 14.42 -0.41
MakananJadi,Minuman,Rokok danTembakau
3,04 9.50 4.62 1.88 0.20
Perumahan, Air, Listrik,gas dan Bahan Bakar 6,71 5.33 2.27 3.35 2.66
Sandang 9,35 6.99 0.06 5.93 -5.64
Kesehatan 1,78 6.84 0.29 4.80 3.64
Pendidikan, Rekreasi, danOlahraga 2,30 3.93 0.03 5.46 3.62
Transportasi, Komunikasidan Jasa Keuangan 4,26 3.79 1.44 10.98 17.52
Inflasi 3,09 4,61 9,83 6,20 3,09
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 20
nasional (3,38 %), angka inflasi Kabupaten Brebes masih sedikit di
bawah angka inflasi nasional. Sebagai perbandingan tingkat inflasi
dengan kabupaten lain di Jawa Tengah masih lebih rendah
dibandingkan dengan Kudus yang mencapai 3,28%, Tegal 4,23 %,
Purwokerto 7,09 %, Cilacap 8,19 % dan Semarang mencapai 8,53 %.
3. PDRB per KapitaPDRB perkapita Kabupaten Brebes secara nominal (ADHB)
menunjukkan perkembangan yang meningkat, namun secara riil
(ADHK) perkembangannya fluktuatif. Pada tahun 2011 PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku mencapai Rp 13.150.000,00 dan
pada tahun 2014 mencapai sebesar Rp. 17.376.797,30,-. PDRB per
kapita atas dasar harga konstan pada tahun 2011 tercapai sebesar
Rp, kemudian pada tahun 2014 mencapai sebesar Rp
14.184.018,60,-. Dibandingkan dengan Provinsi Jawa Tengah, PDRB
per kapita Kabupaten Brebes masih di bawah PDRB per kapita Jawa
Tengah yang mencapai Rp. 27.613.040,- dan jauh dibawah nasional
yang mencapai Rp. 42.432.080,-.
Tabel 2.7.
PDRB Per Kapita Kabupaten Brebes Atas Dasar Harga Berlaku dan
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 2015 (Jutaan Rupiah)
Tahun ADHB(Rp.juta)
Pertumbuhan(%)
ADHK 2010(Rp.juta)
Pertumbuhan(%)
2010 11, 56 16,28 11, 56 16,282011 13,15 13,80 12,34 6,8
2012 14,09 7,09 12,84 3,9
2013 15,59 10,70 13,53 5,4
2014 17,38 11,44 14,18 4,8
2015 18,72 7,73 14,46 1,97
Sumber data : BPS Kab.Brebes
4. Indeks Gini
Indeks gini merupakan indikator tingkat ketimpangan
pendapatan antar kelompok masyarakat di suatu wilayah.
Berdasarkan data Indeks Gini yang dikeluarkan oleh BPS Provinsi
Jawa Tengah Tahun 2013, Indeks Gini Kabupaten Brebes sebesar
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 21
0,32. Indeks Gini terendah di Kabupaten Kebumen (0,28) dan
tertinggi di Kabupaten Blora (0,39).
5. Indeks WilliamsonIndeks Williamson merupakan ukuran yang menggambarkan
tingkat ketimpangan pendapatan antar wilayah. Semakin rendah
angka indeks Williamson menggambarkan tingkat pemerataan
pendapatan yang baik. Berdasarkan perhitungan indeks Williamson
antar wilayah Kecamatan di Kabupaten Brebes tahun 2011-2013
berturut-turut sebesar 0,3402; 0,3227; 0,3441 menunjukkan bahwa
tingkat ketimpangan pendapatan antar wilayah kecamatan di
Kabupaten Brebes termasuk dalam kategori rendah (
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 22
Angka kemiskinan di Kabupaten Brebes pada tahun 2014
sebesar 20,00% sementara angka kemiskinan Provinsi Jawa
Tengah sebesar 13,58% dan angka kemiskinan nasional 10,96%.
Walaupun dari tahun ke tahun menunjukkan penurunan akan
tetapi laju penurunannya lambat (Gambar 2.2). Dengan kata lain,
upaya pengentasan kemiskinan menjadi permasalahan dan
tantangan yang sangat berat bagi Pemerintah Kabupaten Brebes.
Oleh karena itu diperlukan upaya yang komprehensif dan lintas
bidang dalam penanganan kemiskinan melalui berbagai program
terobosan dan inovasi di semua sektor.
1.1.4. Aspek Kesejahteraan Sosial1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
IPM merupakan salah satu indikator kinerja pembangunan
yang diukur berdasarkan 3 dimensi pokok pembangunan manusia
yang menggambarkan kualitas hidup penduduk. Pada bulan
September 2015 di-launching metode baru perhitungan IPM yang
mencakup Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH); pendidikan yang
semula diukur dengan Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) dan Angka
Melek Huruf (AMH) menjadi angka Harapan Lama Sekolah (HLS)
dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS); serta dimensi pengeluaran
diukur dengan pengeluaran per kapita. Dari perubahan metoda
penghitungan tersebut menyebabkan angka IPM baru menjadi lebih
rendah dibandingkan angka IPM dengan metode penghitungan yang
lama. Perbandingan tren IPM Nasional rentang waktu 2010 sampai
dengan 2014 dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ini.
72.27 72.7773.8173.29
68.968.3167.767.0966.53
6264666870727476
2010 2011 2012 2013 2014
metode lama metode baru
Gambar 2.3.
Perbandingan Trend IPM Nasional Metoda Lama dan Metoda Baru
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Brebes Tahun 2017 I | 23
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah, untuk
IPM tahun 2014 tingkat Provinsi Jawa Tengah sebesar 68,78.
Perbandingan IPM di Bakorwil III Jawa Tengah dapat dilihat pada
Tabel 2.8. IPM Kabupaten Brebes lebih rendah dari IPM Jawa
Tengah yaitu dan menduduki peringkat ke 34 dari 35
Kabupaten/Kota se Jawa Tengah. Oleh karena itu, Pemerintah
Kabupaten Brebes masih perlu kerja keras dalam meningkatkan
pembangunan daerah terutama dalam hal meningkatkan kualitas
sumber daya manusia di bidang kesehatan dan pendidikan serta
memajukan perekonomiannya.
Tabel 2.8.IPM se Bakorwil III Jawa Tengah Tahun 2014
a. Angka Harapan Hidup (AHH)AHH adalah angka yang menunjukkan perkiraan usia
seseorang yang dihitung sejak dilahirkan dan merupakan
ukuran terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk
umumnya dan kesehatan pada khususnya. Kualitas kesehatan
masyarakat dikatakan semakin membaik berdasarkan rataan
harapan hidup yang semakin panjang. Dengan menggunakan
AHH, pemerintah dapat mengevaluasi kinerja pemerintahan
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya
dan meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya.
No Kabupaten/Kota IPM
1 Kab. Cilacap 67,25
2 Kab. Banyumas 69,25
3 Kab. Purbalingga 66,23
4 Kab. Banjarnegara 63,15
5 Kab. Batang 64,07
6 Kab.