Download pdf - BAB I.docx

Transcript

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahKeterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus diajarkan pada siswa. Menurut Tarigan (1984;21) pengertian menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang lambang atau grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang-lambang tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran tersebut.Peran guru dalam pembelajaran bahasa khususnya dalam keterampilan menulis sangat penting. Dalam proses pembelajaran, pengajaran mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi pembelajar untuk mencapai tujuan, pengajar mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas dalam rangka membantu proses perkembangan pembelajar ( Iskandarwassid dan Sundendar, 2008: 158). Lemahnya tingkat kemampuan siswa dalam menulis cerpen,kurangnya motivasi dalam pembelajaran menulis cerpen, kurangnya praktek menulis, kurangnya pemanfaatan media yang dapat menarik minat siswa dalam menulis cerpen mendorong guru bahasa Indonesia untuk mencari metode atau media yang tepat agar pembelajaran lebih efektif.Dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis, maka fungsi media pembelajaran sangat penting untuk dimanfaatkan. Pemakaian media dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk membangkitkan minat dan mempertinggi daya cerna siswa terhadap informasi atau materi pembelajaran yang diberikan.Dick & Carey (dalam Lamudji, 2005) menyatakan bahwa salah satu keputusan yang paling penting dalam merancang pembelajaran ialah dengan menggunakan media yang sesuai dalam rangka penyampaian pesan-pesan pembelajaran.Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain :1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme2) Membangkitkan minat atau motivasi3) Menarik perhatian4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran5) Mengaktifkan siswa dalam belajar dan6) Mengefektikan pemberian rangsangan untuk belajar.Pendidikan di zaman sekarang seharusnya mampu memanfaatkan media belajar yang sangat kompleks seperti video, televisi dan film.Dengan media yang sesuai, siswa dapat menangkap penjelasan dari guru dengan mudah.Begitu juga dengan pembelajaran menulis cerpen, yaitu dengan menggunakan film pendek sebagai medianya.Dengan penggunaan media film pendek di harapkan dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen dan siswa dapat mudah menungkan ide ide atau imajinasinya ke dalam sebuah karya sastra yaitu cerpen dan dapat menghasilkan tulisan cerpen yang baik. Dengan melihat film, siswa akan lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, karena film pendek tidak memerlukan waktu yang lama, sehingga waktu pembelajaran dapat disesuaikan dengan alokasi waktu pembelajaran.Menggunakan film dalam pendidikan dan pengajaran di kelas sangat berguna atau bermanfaat terutama untuk :1. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa.2. Menambah daya ingat pada pelajaran.3. Menumbuhkan minat dan motivasi belajar Dalam kurikulum 2013 semua materi yang ada yaitu berbasis teks diantaranya teks cerpen. Komptensi dasar (KD) dalam teks cerpen yaitu memahami teks cerita pendek baik secara lisan maupun tulisan.Tujuan pembelajaran menulis cerpen dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah peserta didik diharapkan mampu menulis dan mengembangkan cerita pendek sesuai dengan tema yang ada.Bertolak dari latar belakang yang ada keterampilan menulis cerpen dengan menggunakan media film pendek diasumsikan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen siswa kelas VII SMP N 2 Tondano. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul penelitian Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Film Pendek Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tondano.1.2 Fokus MasalahPenelitian ini di fokuskan pada kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan media film pendek bertema Persahabatan.1.3 Perumusan Masalah Apakah penggunaan media film pendek dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen?1.4 Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas penelitian ini memiliki tujuan, yaitu : Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII SMP N 2 Tondano dalam menulis cerpen dengan menggunakan media film pendek.1.5 Manfaat PenelitianHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis maupun praktis.1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangannya dalam keterampilan menulis cerpen, khususnya bagi guru Bahasa Indonesia. Menemukan teori atau pengetahuan baru mengenai penulisan cerpen melalui media film pendek.2. Manfaat Praktisa. Bagi Guru Dapat digunakan oleh guru sebagai pertimbangan dasar untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Dapat memberikan inovasi baru dalam pembelajaran khususnya sastrab. Bagi Siswa Memberikan kemudahan dalam mempelajari pembelajaran sastra. Diharapakan siswa dapat menuangkan ide-ide dan dapat menghasilkan cerpen yang baik.

BAB IILANDASAN TEORETIS2.1 Hakikat Menulis2.1.1 Pengertian MenulisMenulis Menurut Djago Tarigan dalam Elina Syarif, Zulkarnaini, Sumarno(2009: 5) menulis berarti mengekpresikan secara tertulis gagasan, ide, pendapat, atau pikiran dan perasaan.Menulis memiliki pengertian sebagai berikut : (1) proses mengabadikan bahasa dengan tanda tanda grafis; (2) reprensentasi dari kegiatan kegiatan ekspresi bahasa; (3) kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan (Iskandarwassid dan Sunendar,2008:292).Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah proses melahirkan gagasan atau pemikiran dalam bentuk tulisan.2.1.2 Proses Kreatif MenulisSumardjo (2007:75-78) mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat lima tahap proses kreatif menulis. Pertama, adalah tahap persiapan. Dalam tahap ini seorang penulis telah menyadariapa yang akan dia tulis dan bagaimana ia akan menuliskannya. Apa yang akan ditulis adalah munculnya gagasan, isi tulisan. Sedang bagaimana ia akan menuangkan gagasan itu adalah soal bentuk tulisannya.Kedua, tahap inkubasi.Pada tahap ini gagasan yang telah muncul tadi disimpannya dan dipikirkannya matang matang, dan ditunggunya waktu yang tepat untuk menuliskannya.Ketiga, tahap inspirasi.Ini merupakan tahap Eureka yaitu saat tiba tiba seluruh gagasan menemukan bentuknya yang amat ideal.Gagasan dan bentuk ungkapannya telah jelas dan padu.Ada desakan yang kuat untuk segera menulis dan tak bias ditunggu tunggu lagi. Kalau saat inspirasi ini dibiarkan lewat, biasanya gagasan ini akan hilang. Gairah menuliskannya lama lama akan mati.Keempat, tahap penulisan.Kalau tahap inspirasi telah muncul maka segeralah lari ke mesin tulis atau computer atau ambil bolpoin dan segera menulis.Keluarkanlah segala hasil inkubasi selama ini.Tuangkan semua gagasan yang baik atau kurang baik, tuangkan semuanya tanpa sisa dalam bentuk tulisan yang direncanakannya.Kelima, tahap revisi.Setelah melahirkan gagasan di dunia nyata ini berupa tulisan, maka istirahatkanlah jiwa dan badan.Biarkan tulisan masuk laci. Kalau saat otot otot sudah tidak kaku lagi, maka bukalah laci dan baca kembali dulu hasil tulisan kasar itu. Periksalah dan nilailah berdasarkan pengetahuan dan apresiasi yang anda miliki.Buang bagian yang dinalar tidak perlu, tambahkan yang mungkin perlu ditambahkan.Potong, tambal dan jahit kembali berdasarkan rasio, nalar, pola bentuk yang telah diapresiasi dengan baik.Disinilah disiplin diri sebagai penulis diuji.Inilah bentuk tulisan terakhir yang dirasa telah mendekati bentuk ideal dari penulisan. Apabila dirasa sudah mantap, boleh diminta orang lain untuk membacanya. Kritik dari orang lain dapat dijadikan sebagai bahan penilaian.Proses kreatif menulis akan terwujud dengan baik apabila adanya: (1) Konsentrasi untuk menulis; (2) Menghimpun materi yang akan ditulis; (3) Menghimpun materi yang akan ditulis; (4) Pengembangan materi yang akan ditulis ( menulis dalam kepala); (5) Dukungan referensi dan sarana menulis Membuat draft materi yang akan ditulis; (6) Dukungan referensi dan sarana menulis Membuat draft materi yang akan ditulis; (7) Diskusi dengan teman untuk membicarakan tulisan akan ditulis bila diperlukan; (8) Menyusun jadwal untuk menulis disesuaikan dengan jam; (9) Siap sendirian (menyendiri pada waktu menulis); (10) Ciptakan ciptakan/kondisikan dalam mood yang ada saat akan menulis.

1.1.3 Manfaat MenulisMenurut Akhadiah dkk. (1988:1-2), menulis mempunyai manfaat sebagai berikut:1. Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita.Kita mengetahui sampai di mana pengetahuan kita tentang suatu topik.Untuk mengembangkan topik itu kita terpaksa berpikir, menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadabg tersimpan di alam bawah sadar.2. Melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan berbagai gagasan. Kita terpaksa bernalar: menghubung hubungkan serta membandingkan fakta fakta yang mungkin tidak pernah kita lakukan jika kita tidak menulis.3. kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.Dengan demikian kegiatan menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta fakta yang berhubungan.4. Menulis bearti mengorganisasikan gagasan sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat. Dengan demikian, kita dapat menjelaskan permasalahan yang semula masih samar bagi diri kita sendiri.5. melalui tulisan kita dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih objektif.6. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib.1.1.4 Ciri Ciri Tulisan yang BaikTulisan yang baik adalah tulisan yang selalu mengikuti kaidah gramatikal. Yang dimaksud dengan tulisan yang mematuhi kaidah gramatikal adalah tulisan yang menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal, khususnya dalam bentuk tulisan. Tarigan (1994:6) mengatakan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik adalah sebagai berikut :(1) mencerminkan kemampuan penulis menyusun bahan-bahan yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh; (2) mencerminkan kemampuan penulis mempergunakan nada yang serasi; (3) mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis dengan jelas dan tidak samar-samar sehingga pembaca tidak susah payah bergumul memahami makna tersirat dan tersurat; (4) mencerminkan kemampuan penulis untuk menulis secara meyakinkan; (5) mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya; dan (6) mencerminkan kemampuan penulis dalam manuskrip, penggunaan ejaan dan tanda baca secara baik dan benar, serta memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas atau mudah dipahami oleh pembaca, mempunyai makna, selalu padu dan utuh, ekonomis, mengikuti kaidah gramatikal, adanya penyelesaian akhir, serta dapat mencerminkan penulisnya.1.1.5 Pembelajaran MenulisHandayani dalam buku yang berjudul Bahasa dan Sastra Dalam Berbagai Presektif (2008:328) mengemukakan agara siswa mampu berkomunikasi, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk membekali siswa dengan keterampilan berkomunikasi secara lisan maupun tertulis. Siswa dilatih lebih banyak menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, tidak hanya dituntut untuk menguasai pengetahuan tentang bahasa.Mengingat pentingnya menulis, dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah diefektifkan. Seseorang yang dapat membuat suatu tulisan dengan baik bearti ia telah menguasai tata bahasa, mempunyai kebendaharaan kata, dan mempunyai kemampuan menuangkan ide tau gagasan dalam bentuk tulisan. Dengan demikian, tulisan siswa dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia (Sukmana via Handayan,2008:328).1.2 Cerita PendekCerpen adalah cerita pendek yang hanya menceritakan suatu peristiwa atau situasi tertentu yang dialami pelakunya.Menurut Allan Poe, cerpen adalah cerita pendek diartikan sebagai bacaan singkat, yang dapat dibaca sekali duduk, dalam waktu setengah sampai dua jam, genrenya mempunyai efek tunggal, karakter, plot dan setting yang terbatas, tidak beragam dan tidak kompleks ( pengarang cerpen tidak melukiskan seluk beluk kehidupan tokohnya secara menyeluruh, melainkan hanya menampilkan bagian bagian penting kehidupan tokoh yang berfungsi untuk mendukung cerita tersebut yang juga bertujuan untuk menghemat penulisan cerita karena terbatasnya ruang yang ada).A Bakar Hamid dalam tulisan Pengertian Cerpen berpendapat bahwa yang disebut cerita pendek itu harus dilihat dari kuantitas, yaitu banyaknya perkataan yang dipakai: antara 500-20.000 kata, adanya satu plot, adanya satu watak,dan adanya satu kesan.Secara teknis cerpen dapat dibagi empat, jika dilihat dari jumlah kata yang digunakan cerpenis.Pertama, cerpen pendek(short short story), bila jumlah kata yang digunakan dalam cerpen berkisar dibawah 1000 kata.Kedua, cerpen biasa(short story), bila jumlah kata yang digunakan berkisar 1000-5000 kata.Ketiga, cerpen panjang(long short story), bila jumlah katanya yang digunakan antara 5000-10000 kata.Keempat, cerpen panjang yang panjang, bila jumlah katanya antara 10000-15000.Pembagian semacam ini sebenarnya sangat teknis sekali.Karena itu, banyak ahli sastra tidak melihat jumlah katanya, tetapi membagi cerpen atas nilainya.Pembagian atas nilai ini dapat dipilah menjadi dua, yaitu cerpen sastra (quality story) dan cerpen hiburan (commercial story/craf story).Berdasarkan uraian tentang cerpen yang disampaikan di atas, dapat diketahui bahwa cerpen adalah bentuk cerita yang dibaca habis sekali duduk dengan memiliki satu konflik saja.2.2.1 Unsur unsur Pembangun CerpenCerita pendek dapat kita tulis berdasarkan pengalaman pribadi kita.Tentu saja pengalaman yang pernah kita alami tidak begitu saja kita tuliskan, namun kita juga harus paham tentang unsur-unsur yang harus ada dalam cerpen. Unsur yang harus ada dalam cerpen meliputi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalahunsur dalam yang membangun prosa. Unsur itu meliputi tema, plot (alur), penokohan (perwatakan), latar (setting), sudut pandang (titik kisah ), gaya bahasa dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luarunsut prosa yang ikut mempengaruhi keberadaan prosa. Unsure itu meliputi faktor social, ekonomi, politik,budaya, agama, latar belakang kehidupan pengarang, dan tata nilai yang dianut masyarakat saat prosa itu ditulis.Menurut Asul Wiyanto dalam bukunya yang berjudul Kitab Bahasa Indonesia (2012:214) unsur-unsur pembangun fiksi sebagai berikut :1). Tema Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penulis dalam mengungkapkan pengalaman pribadinya kepada pembaca.

2) Plot (Alur)Plot atau alur adalah rangkaian peristiwa yang sambung menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab akibat.3) Penokohan (Perwatakan)Penokohan atau perwatakan adalah para pelaku yang terdapat dalam sebuah fiksi. Tokoh cerita satu dan tokoh lainnya tentu tidak sama. Sebab masing masing tokoh itu mempunyai watak.Pemberian watak pada tokoh inilah dinamakan perwatakan.4) Setting (Latar)Setting atau latar adalah peristiwa peristiwa yang dialami tokoh tokoh cerita terjadi di tempat tertentu, waktu tertentu, dan dalam suasana tertentu pula.Setting atau latar mencakup tiga hal, yaitu setting tempat, setting waktu, dan setting suasana.a). Setting TempatSetting tempat adalah tempat peristiwa itu terjadi. Sebuah peristiwa itu biasa terjadi di dalam rumah, di ruang tamu, atau di kamar belajar dan lain lain. b). Setting Waktu Setting waktu adalah kapan peristiwa itu terjadi. Sebuah peristiwa bias terjadi pada masa sepuluh tahun yang lalu,zaman sekarang atau bias juga pagi, siang,sore atau malam hari.c). Setting suasanaPeristiwa itu terjadi dalam suasana apa? Suasana ada dua macam, yaitu suasana batin dan suasana lahir. Suasana batin yaitu perasaan bahagia, sedih, tegang, cemas, marah,dan sebagainya yang dialami oleh para pelaku.Sedangkan yang termaksuk suasana lahir adalah sepi (tak bergerak), sunyi (tak ada suara), senyap (tak ada suara dan gerak),romantis dan lain-lain.5).Sudut Pandang (Titik Kisah)Sudut pandang atau titik kisah adalah posisi pencerita (pengarang) terhadap kisah yang diceritakannya.Ada dua macam sudut pandang, yaitu sebagai berikut.a. Sudut pandang orang pertama1) Sudut pandang orang pertama sentralTokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita.2) Sudut pandang orang pertama sebagai pembantuSudut pandang ini menampilkan aku hanya sebagai pembantu yang mengantarkan tokoh yang menjadi tumpuan cerita.b. Sudut pandang orang ketiga1) Sudut pandang orang ketiga serba tahuPengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya. Pengarang menempatkan diri sebagai penonton, ia seolah-olah melihat para tokoh mengalami berbagai peristiwa, kemudian ia menceritakannya.2). Sudut padang orang ketiga terbatasPengarang sebagai pengamat yang terbatas hak ceritanya.Ia hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang menjadi tumpuann cerita.6) Gaya Bahasa (Gaya Bercerita)Gaya bahasa adalah cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan. Dengan cara yang khas itu kalimat- kalimat yang dihasilkan menjadi hidup. Karena itu, gaya bahasa dapat menimnulkan perasaan tertentu, dapat menimbulkan reaksi tertentu, dan dapat menimbulkan tanggapan pikiran pembaca.Semuanya itu menyebabkan karya sastra menjadi indah dan bernilai seni.

7) Amanat Karya sastra selain berfungsi sebagai penghibur bagi pembacanya, juga berfungsi sebagai sarana pendidikan. Dengan kata lain pengarang selain ingin menghibur pembaca (penikmat) juga ingin mengajari pembaca. Ajaran yang disampaikan pembaca itu dinamakan amanat.1.3 Menulis CerpenMenulis cerpen harus banyak berkhayal, karena cerpen memang cerita khayal.Meskipun sama-sama cerita khayal, cerpen berbeda dengan dongeng.Dongeng adalah cerita khayal yang tak pernah terjadi dan tak mungkin terjadi, karena sangat tidak masuk akal.Sebaliknya cerita dalam cerpen meskipun khayal, ceritanya masih masuk akal sehingga mungkin saja bisa terjadi. (Asul Wiyanto, 2012:220)Tujuan dari menulis cerpen adalah memberikan gambaran yang tajam dan jelas dalam bentuk yang tunggal, utuh, dan mencapai efek tunggal bagi pembacanya.Kesan tunggal atau efek tunggal disebabkan karena penggarang memusatkan ceritanya pada figur tokoh dan peristiwa tunggal dalam satu episode.Jika akan menulsi cerpen, yang pertama tama kita lakukan adalah mencari dan menentukan tema. Tema yang kita pilih tentu saja tema yang menarik, terutama menarik bagi diri kita dan kita perkirakan juga menarik bagi orang lain.Setelah tema kita tentukan, tema itu harus kita rinci lebih dahulu,dijabarkan lebih lanjut, apa saja yang akan diceritakan. Setelah menjabarkan tema, kita perlu mempertegas peristiwa peristiwa apa yang akan terjadi dalam cerpen. Peristiwa peristiwa itu kemudian kita susun demikian rupa sehingga membentuk plot cerita.Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa menulis cerpen adalah suatu kegiatan melahirkan pikiran dan persaan, menemukan masalah,menemukan konflik, memberikan informasi dan menghidupkan kejadian kembali secara utuh yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri dari satu tokoh dalam situasi.1.4 Pembelajaran Menulis CerpenMenurut Sudjana (2000:29) mengajar adalah proses memberikan bantuan atau bimbingan kepada anak didik dalam melakukan proses belajar. Mengajar dan belajar merupakan dua konsep yang berbeda. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar.Pembelajaran dalam hal ini yaitu pembelajaran sastra. Siswa yang mempunyai motivasi belajar mengajar yang tinggi, akan dapat mengikuti pembelajaran sastra dengan baik.Tujuan pembelajaran sastra dimaksudkan untuk meningkatkan siswa dalam mengapresiasi berbagai ragam karya sastra, meliputi jenis-jenis puisi,cerpen,novel atau roman dan drama.Kegiatan mengapresiasikan karya sastra berkaitan erat dengan latihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan terhadap masyarakat, kebudayaan dan lingkungan hidup.1.5 Hakikat Mediaa. Pengertian Media Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang bearti tengah,perantara,atau pengantar. Arsyad, (2009:4) juga mengemukakan bahwa media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

b. Fungsi Media Pembelajaran (Arsyad,2009:2005) mengemukakan, manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut.1. Media pembelajaran dapat memperjelas informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya.2. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,ruang, dan waktu.2.6 Materi Film Pendeka. Film Pendek Film pendek merupakan film dengan durasi pendek antara 1 menit - 30 menit, menurut standar festival internasional. Jenis jenis film pendek itu anatara lain sebagai berikut.1) Film Pendek EksperimentalFilm pendek yang digunakan sebagai bahan eksperimen atau ujicoba.2) Film Pendek KomersialFilm pendek yang diproduksi untuk tujuan komersil atau memperoleh keuntungan, contoh : Iklan,profil perusahaan.3) Film Pendek Layanan Masyarakat (public service)Film pendek yang bertujuan untuk layanan masyarkat. Biasanya ditayangkan di media massa (televise). Contoh : untuk penyuluhan bahaya narkoba, disiplin lalu lintas dan sebagainya.

4) Film Pendek Entertaiment / HiburanFilm pendek yang bertujuan komersil unutk hiburan. Film ini banyak kita jumpai di televise dengan berbagai ragamnya. Contoh : Kartun,dan sebagainya. (Cahyono,2009)b. Penerapannya Film Pendek Sebagai Media PembelajaranPembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik serta sumber ajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Kegiatan pembelajaran melibatkan beberapa komponen antara lain: siswa, guru, tujuan,isi pelajaran, metode, media dan evaluasi. Berkaitan dengan media pembelajaran yang telah menjadi salah satu komponen penting pada sebuah pembelajaran, maka dari itu dengan media pembelajaran melalui film pendek diharapkan seorang guru mampu mengembangkan model pembelajaran yang tidak monoton dan inovatif pada siswa. Disisi lain siswa akan lebih tertarik dengan model pembelajaran yang tidak terpaku dengan teori saja, melainkan praktek. Dengan begitu sisi afektif siswa akan lebih berkembang karena siswa akan berperan aktif pada pembelajaran tersebut.

2.7 Penelitian Yang RelevanPenelitian SebelumnyaPerbedaanPersamaanKeterangan

1. Brain Monde- Kemampuan Siswa dalam Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas XI IPA I SMA N 1 Tondano

Pada penelitian Brain Monde media yang digunakan dalam menulis cerpen adalah media gambar sedangkan pada penelitian yang sekarang yang digunakan adalah media film pendek.Persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya yaitu sama sama melihat kemampuan siswa menulis cerpen dengan menggunakan media.Penelitian terdahulu merupakan hasil pengamatan dari Taman Bacaan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.

2. Jeniver Monica Najoan- Kemampuan Menyimak dengan Menggunakan Media Film Kartun Yang Berjudul Cinderella Siswa Kelas VII SMP N 3 Kotamobagu

Pada penelitian Jeniver Najoan yang di lihat adalah kemampuan menyimak siswa kelas VII SMP N 3 Kotamobagu sedangkan pada penelitian sekarang yang dilihat adalah kemampuan siswa dalam menulis cerpen.Persamaan penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah sama sama menggunakan film sebagai media pembelajaran.Penelitian terdahulu merupakan hasil pengamatan dari Taman Bacaan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode PenelitianMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Kuantitatif. Menurut Mohamad Ali (1982:120) Kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur indikator indikator variable penelitian sehingga diperoleh gambaran diantara variable variable tersebut.Deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.3.2 Setting Penelitian1. Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan dikelas VII SMP N 2 Tondano semester II tahun ajaran 2014 / 2015 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.2. Waktu PenelitianPelaksanaan penelitian ini dilakukan pada jam pelajaran Bahasa Indonesia, melalui media film pendek dengan menyesuaikan kondisi kelas.3.4 Sumber DataSumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP N 2 Tondano3.5 Teknik Pengumpulan Dataa. ObservasiObservasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. (Sugiyono 2013 : 203).Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengamati proses pembelajaran siswa dalam menulis cerpen.c. Tes PerfonmansiTes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lainnya yang digunakan untuk mengukur keterampilan,intelegensi,kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu maupun kelompok.Peneliti melakukan serangkaian tes atau latihan keterampilan menulis cerpen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswab dengan menggunakan media film pendek.d. WawancaraWawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.Wawancara dilakukan untuk mendapatkan keterangan lisan melalui percakapan dengan guru bidang studi bahasa Indonesia dan siswa yang ada di sekolah yang akan diteliti. Wawancara digunakan sebagai tambahan atau pelengkap dalam penelitian ini.3.7 Instrumen PenelitianInstrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian ( Sugiono, 2009;148). Intrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes. Tes yang dimaksud yaitu tes menulis cerpen.Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah :1. Menanyakan pada siswa apakah pernah mendengar atau mengetahui pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media film pendek;2. Memberi penjelasan mengenai bagaimana menulis cerpen dengan menggunakan media film pendek;3. Peneliti menjelaskan bagaimana menulis cerpen dengan menggunakan media film pendek dengan memperthatikan aspek aspek yang akan dijadikan penilaian.4. Setelah memahami penjelasan dari guru/peneliti siswa selanjutnya ditontonkan film pendek entertainment bertema persahabatan dengan durasi 25 menit.5. Kemudian setelah menonton film pendek tersebut siswa menulis cerpen sesuai dengan tema dari film pendek yang telah ditontonkan.6. Setelah selesai siswa kemudian mengumpulkan hasil pekerjaan menulis cerpen.7. Peneliti melakukan penilaian terhadap hasil kerja masing masing siswa dengan memperhatikan aspek aspek yang menjadi patokan dalam penilaian. Aspek aspek tersebut meliputi : 1) Kesesuaian cerita dengan tema, 2) kreativitas dalam mengembangkan cerita, 3) Fakta cerita meliputi tokoh, alur dan setting, 4) kepaduan unsur cerita, 6) penggunaan pilihan kata, 7) penulisan huruf dan tanda baca, 8) kerapian.

3.8 Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif berbentuk presentase. Adapun rumus presentase menurut Ali,Muhammad (1987:184) yaitu :Keterangan :n = Skor yang diperolehN = Jumlah seluruh siswa% = Presentase 100 = Bilangan penggali tetap

Untuk mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa, maka peneliti membuat kategori penilaian sebagai berikut :90% - 100 % = sangat mampu80% - 89% = mampu70% - 79% = cukup mampu0% - 69 % = kurang mampu(Winataputra,1996)

Daftar Pustaka

Asul Wiyanto,2012. Kitab Bahasa Indonesia.Yogyakarta:Galangpress.Daryanto.2013. Strategi dan Tahapan Mengajar.Bandung: Yrama WidyaJabrohim, Chairul Anwar & Suminto A. Sayuti. 2009. Cara MenuliusKreatif. Yogyakarta: Pustaka PelajarNurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University PressPranoto, Naning. 2007. CREATIVE WRITING: Jurus Menulis CeritaPendek. Jakarta: Raya KulturaProf,Dr.Sugiono 2014. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatid,kualitatif dan R&D.Bandung: AlfabetaSudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: SinarBaru AlgensindoTarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Daftar Laman

http://www.rayakultura.net/proses-kreatif-dan-mengolah-kata/Pstka : http://bahasaindonesia-ringkasanpelajaran.blogspot.com/2011/08/unsur-intrinsik-dan-ekstrinsik-cerpen.htmlhttp://filmpelajar.com/tutorial/sekilas-tentang-film-pendek

http://daniindarto.wordpress.com/2010/12/02/film-indie-dan-film-pendek-2/http://jabercaemdanuyuweb.nlogspot.com/2013/10makalah-kurikulum-2013.html?=1

22


Recommended