Download docx - BAB I.docx

Transcript

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar belakangPerbankan Indonesia pernah mengalami keterpurukan sebagai imbas darikrisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 yang berakibat pencabutan izin usaha bank karena kesehatan bank yang buruk. Pemerintah telah melakukan banyak hal dalam mengatasi krisis perbankan agar kondisi kembali stabil. Kondisi perbankan nasional secara umum saat ini dalam keadaan yang baik dan stabil, namun faktanya masih terdapat kinerja bank yang dinilai tidak layak oleh Bank Indonesia (BI).Sektor perbankan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Bank selalu memegang komitmen untuk menjadi pendorong roda perekonomian atau sebagaidevelopment agent.Hal ini dapat dilihat ketika sektor ekonomi mengalami penurunan maka salah satu cara mengembalikan stabilitas ekonomi adalah menata sektor perbankan. Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap keberadaan perbankan dalam struktur perekonomian nasional.Keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan perbankan sebagian besarberasal dari bunga pinjaman yaitu sebagai hasil dari diberikannya sejumlah kreditkepada para nasabahnya atau debitur. Karena kredit adalah aset yangmenghasilkan pendapatan bunga dari pengembaliannya, maka porsi kredit dalamaset perbankan sangatlah dominan jumlahnya. Seperti yang telah disebutkanbahwa profitabilitas menunjukkan pendapatan dimana salah satu pendapatannyadiperoleh dari pendapatan bunga yang dihasilkan oleh pengembalian kredit, makasecara tidak langsung pengembalian kredit mempunyai peranan yang sangatpenting dalam memberikan pendapatan bagi bank.PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang sebagai salah satu bank pembangunan daerah (BPD) di Indonesia melaksanakan kegiatan usaha yakni menyalurkan kredit untuk keperluan investasi, konsumsi, dan modal kerja. Tujuan dari adanya penyediaan kredit bagi bank adalah pengembalian kredit yang menghasilkan bunga dan dapat meningkatkan pendapatan untuk pembiayaan kegiatan dan kontinuitas usahanya. Oleh karena itu jika tingkat pengembalian kredit turun maka dapat menyebabkan pendapatan bunga dan laba yang dihasilkan berkurang sehingga dapat mengganggu pembiayaan operasional perusahaan. Selain itu tingkat pengembalian kredit juga dapat menggambarkan kondisi kredit bermasalah yang dapat mempengaruhi besarnya penyisihan untuk cadangan aktiva produktif dan berpengaruh juga pada modal bank itu sendiri. Apabila tingkat pengembalian kredit turun maka akan memperbesar kredit bermasalah dan memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif yang pada akhirnya dapat mengurangi modal bank.Profitabilitas adalah salah satu aspek dalam penilaian kinerja bank. Tingkat profitabilitas perusahaan perbankan menunjukkan pendapatan yang mampu dihasilkan oleh suatu bank dalam satu atau setiap periode. Dapat disimpulkan bahwa tingkat profitabilitas merupakan aspek yang mencerminkan kemampuan setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas merupakan salah satu elemen penting dalam penilaian kinerja keuangan bank, bank harus selalu menjaga tingkat profitabilitasnya untuk kontinuitas usahanya.Perhitungan tingkat profitabilitas biasanya menggunakan analisis rasio. Rasio-rasio yang digunakan dalam perhitungan tingkat profitabilitas diantaranyaRasio Biaya Operasional,Net Profit Margin,Return on Assets,danReturn on Equity.BI menetapkan standar tingkat profitabilitas melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian TingkatKesehatan Bank Umum, dimana bank wajib melakukan penilaian TingkatKesehatan Bank secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni,September, dan Desember.Berikut ini merupakan tabel laporan keuangan PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang Periode 2006 - tahun 2011 beserta pos-pos yang mempengaruhi faktor profitabilitas:Tabel 1.1Laporan KeuanganPT Bank Sumsel Babel Periode 2006 Tahun 2011(dalam Jutaan Rupiah)TahunLaba BersihTotal AktivaModal SendiriBiaya OperasionalPendapatan Operasional

2006202.14623.820.8381.180.108587.0581.046.090

2007292.01329.050.818

1.541.659

661.6411.556.435

2008377.16432.329.5321.899.713890.6851.418.051

2009549.96833.873.4072.322.033969.4021.703.600

2010702.37343.088.6413.155.2771.155.1032.049.857

2011842.50454.292.5033.863.8061.401.5422.414.621

Sumber : Bank Indonesia, diolahBerdasarkan data di atas dapat dilihat pertumbuhan keuangan yang fluktuatif pada PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh perkembangan profitabilitas dan mencoba merumuskan masalah tersebut dalam judul :ANALISAPENGEMBALIANKREDITTERHADAPPROFITABILITASPADAPT BANK SUMSEL BABEL JAKABARING PALEMBANG.

1.2Rumusan MasalahDari uraian diatas maka dapat di identifikasi rumusan masalahnya adalah :Bagaimana Pengembalian Kredit Terhadap Profitabilitas pada PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang ?

1.3Tujuan PenelitianBerdasarkanlatarbelakangmasalahdiatasmakatujuandaripenelitian iniadalahuntukmengetahuipengembaliankreditterhadapprofitabilitaspadaPT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang.

1.4Manfaat PenelitianSecara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu akuntansi sehingga bermanfaat untuk penulis sendiri, maupun bagi para pembaca atau pihak-pihak lain yang berkepentingan.

a.Manfaat akademisPenelitian ini erat hubungannya dengan mata kuliah Akuntansi Manajemen, sehingga dengan melakukan penelitian ini diharapkan penulis dan semua pihak yang berkepentingan dapat lebih memahaminya.

b.Manfaat dalam implementasi atau praktikSecara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang mengenai analisa pengembalian kredit terhadap profitabilitas sehingga dapat menjadi sumber informasi dalam upaya membuat daftar perencanaan pemberian kredit kepada nasabah sehingga dapat memberikan keuntungan.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1Tingkat Pengembalian2.1.1Pengertian Tingkat PengembalianDefinisi tingkat pengembalian (return) menurut Ardiyos (2001:233) adalah hasil yang diperoleh dari penanaman modal tertentu di dalam suatu perusahaan di dalam periode tertentu.Sedangkan menurut Tandelilin (2001:48) definisi tingkat pengembalian (return) adalah hasil yang diperoleh dari aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi dengan perubahan harga sekuritas.Definisi definisi di atas menghasilkan kesimpulan bahwa tingkat pengembalian (return) merupakan suatu hasil yang diperoleh seorang investor dengan cara menanamkan modalnya untuk jangka waktu yang ditentukan dan akan memperoleh sejumlah profit atas investasi tersebut pada masa yang akan datang.

2.2Pengembalian Kredit2.2.1Tahap dan Teknik Pengembalian KreditMenurut Muljono (2001:67), dalam tahap pengembalian kredit kita perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1.Perhitungan semua kewajiban utang nasabah harus segera diselesaikan atau dilunasi sampai dengan tanggal pelunasan atau pengembalian antara lain meliputi:a.Utang pokokb.Utang bungac.Denda-dendad.Biaya administrasi lainnya2.Nasabah diharuskan mengembalikan sisa lembar cek dan giro bilyet yang belum dipergunakan, jika ada. Periksa rekening pinjaman untuk menyatakan nomor-nomor yang harus dikembalikan.3.Untuk mencegah timbulnyaclaimdari nasabah karena tidak lengkapya pengembalian dokumen-dokumen jaminan, bank harus mengadakan inventarisasi atas dokumen yang disimpan pada berkas jaminan dan dicocokan dengan catatan yang tersedia.4.Untuk maksudflat royaatas catatan pada dokumen-dokumen jaminan yang berupa tanah, bank dapat membantu pengawasan royanya kepada kantor pendaftaran tanah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Bila ada biaya-biaya maka itu menjadi beban nasabah.5.Penyerahan kembali dokumen-dokumen jaminan nasabah hanya dapat dilakukan setelah nyata-nyata nasabah menyelesaikan semua kewajibannya. Penyerahan dokumen jaminan tersebut harus dengan surat tanda terima dan ditandatangani oleh yang berhak. Surat tanda terima tersebut harus disimpan pada berkas jaminan.6.Dalam hal pengembalian kredit oleh salah satu anggota grup atau pimpinan-pimpinan grup dalam pembiayaan atas grup, maka pengembalian dokumen jaminan kepada nasabah hanya dapat dilaksanakan dengan sepengetahuan dan seizin direksi.7.Dalam hal pengembalian kredit oleh nasabah yang jelas-jelas menikmati fasilitas atau diduga masih menikmati fasilitas kredit maka pengembalian dokumen juga harus sepenuhnya dan seizin direksi.8.Beritahukan kepada bagian kas bahwa seluruh jumlah utang telah dilunasi,rekeningpinjamanatasnamanasabahyang bersangkutan ditutup.9.Buatlah surat penegasan pengembalian atau pelunasan kredit yang antara lain berisi pernyataan terimakasih atas terjalinnya hubungan baik antar nasabah dengan bank pada waktu-waktu yang lalu.10.Catat pengembalian kredit tersebut pada kartu informasi intern untuk menjaga agar informasi tetap mutakhir.Selain itu juga dalam pengembalian kredit diperlukan pengendalian agar tidak terjadi suatu kesalahan atau kecurangan dalam pengembalian kredit. Menurut Tunggal (2000:138), pengendalian terhadap pengembalian kredit dapat dilakukan sebagai berikut :1.Pengembalian pinjaman dilakukan langsung melalui kasir atau teller dan tidak melalui pejabat yang memberikan pinjaman atau kepercayaan lainnya yang melakukan pencatatan pinjaman.2.Promes atau wesel yang telah dilunasi harus dibatalkan dan segera dikembalikan.3.Pengembalian terhadap pokok pinjaman baru dapat di lakukan setelah diperhitungkan denda dari bunga.Dalamhalpengembaliankreditharusbenar-benar menjalankan prosedur pengembalian kredit mulai dari tahap perhitungan uang sampai dengan tahap-tahap yang sesuai dengan proses pengembalian kredit agar tidak terjadi kekeliruan atauclaimdari nasabah dikemudian hari.Dalampengembaliankreditjugaterdapatteknik pengembalian kredit yang dapat dipilih oleh nasabah meliputi :1.Pengembalian kredit sekaligus yaitu pengembalian kredit yang dibayar sekaligus pada saat perjanjian.2.Pengembalian kredit dengan angsuran yaitu pengembalian kredit yang dilakukan dengan cara cicilan.3.Pengembalian kredit dengan cara cicilan anuitas.

2.2.2Tingkat Pengembalian KreditBerdasarkan tingkat kolektibilitasnya tingkat pengembalian kredit menurut Kasmir (2000:123), dapat dikelompokan ke dalam 5 golongan yaitu :A.Kredit lancarSuatu pinjaman digolongkan lancar apabila memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :1.Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu tidak terdapat tunggakan.2.Memiliki Mutasi rekening yang aktif.3. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai.B.Kredit dalam perhatian khususSuatu pinjaman digolongkan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain :1.Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari.2. Kadang-kadang terjadi cerukan.3. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak perjanjian.4. Mutasi rekening relatif aktif.5. Didukung dengan pinjaman baru.C.Kredit kurang lancarSuatu pinjaman digolongkan kurang lancar apabila menurut penilaian yang wajar diperkirakan debitur dapat melunasi seluruh hutangnya dan memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :1.Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari.2. Sering terjadi cerukan.3. Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari.4. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah.5. Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur.6. Dokumen pinjaman yang lemah.D.Kredit diragukanSuatu pinjaman digolongkan meragukan apabila pinjaman yang bersangkutan tidak memenuhi kriteria lancar maupun kurang lancar, tetapi berdasarkan nilai wajar yaitu :1.Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari.2.Terjadi cerukan bersifat permanen.3.Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari.4.Terjadi kapitalisasi bunga.5.Dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.E.Kredit macetSuatu pinjaman dapat digolongkan macet apabila :1.Tidak memenuhi kriteria lancar, kurang lancar, dan diragukan.2.Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari.3.Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru.4.Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.Berdasarkan uraian di atas bahwa pengembalian kredit digolongkan menjadi kredit lancar, kredit dalam perhatian khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet.

2.2.3Penyebab dan Penyelamatan Kredit MacetPerkembangan pemberian kredit yang paling tidak menggembirakan bagi pihak bank apabila kredit yang diberikan ternyata pengembaliannya macet. Walaupun sebelum permohonan kredit disetujui dilakukan tahap analisa kredit yang ketat terlebih dahulu, namun pada kenyataannya kemungkinan adanya pengembalian kredit macet pasti ada dan hal tersebut tidak dapat dipungkiri.Kasmir (2008:126) mengemukakankreditmacet disebabkan oleh dua unsur sebagai berikut :A.Dari pihak perbankanArtinya dalam melakukan analisis, pihak analisisnya kurang teliti sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksikan sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisa kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif.B.Dari pihak nasabahDari pihak nasabah kemacetan kredit dapat dilakukan akibat dua hal yaitu :a.Adanya unsur kesengajaan. Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar.b.Adanya unsur tidak sengaja. Artinya si debitur mau membayar tetapi tidak mampu. Sebagai contoh untuk kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, kena hama, kebanjiran, dan sebagainya. Sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.Jadi dalam hal ini dapat diketahui bahwa penyebab pengembalian kredit macet bisa disebabkan oleh dua unsur, dari pihak bank dan pihak nasabah itu sendiri.Agar pengembalian kredit macet tidak menimbulkan kerugian maka dalam hal ini pihak bank perlu melakukan penyelamatan. Menurut Kasmir (2008:127), penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan sebagai cara berikut :1.ReschedulingTindakan yang diambil dengan cara memperpanjang jangka waktu kredit atau jangka waktu angsuran. Dalam hal ini debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit pembayaran kredit.2.ReconditioningMaksudnya adalah bank mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :a.Kapitalisasi bunga.b.Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.c.Penurunan suku bunga.d.Pembebasan bunga.3.RestructuringMerupakan tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak.1.KombinasiMerupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas.2.Penyitaan jaminanPenyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik ataupun sudah sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang- hutangnya.2.2.4Mengukur Tingkat Pengembalian KreditTingkat hasil atau keuntungan dapat diartikan secara umum sebagai hasil pengembalian yang diperoleh dari suatu dana atau modal yang ditanamkan pada suatu investasi. Tingkat keuntungan dari suatu investasi dapat berupacapital gaindan dana yang diterima selama periode investasi tersebut, dana ini biasa berupa deviden atau bunga. Secara umum menurut Fink dan Feduniak (1988:39),returndapat diformulasikan sebagai berikut :Kredit Lancar% Pengembalian Kredit =x 100%Kredit yang diberikan

2.3Kredit2.3.1Pengertian KreditIstilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitucredereyang berarti kepercayaan(trust)oleh karena itu dasar kredit adalah kepercayaan seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) dimana yang akan datang akan sanggup memenuhi segala kewajiban yang telah di perjanjikan terlebih dahulu. Terjadinya transaksi kredit antara lain dengan adanya suatu keinginan khususnya para pengusaha yang untuk memperlancar usahanya kekurangan modal, maka dilakukan transaksi kredit, dimana transaksi kredit didasarkan kepada saling percaya.Pengertian kredit menurut Undang undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Bab 1 Ketentuan Umum Pasal 1 butir 11 :Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjam meminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.Sedangkan pengertian kredit menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut :Pengertian kredit menurut Mulyono (2001:12) adalah :Kredit adalah suatu penyerahan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan bunga jumlah imbalan atau pembagian hasil keuntungan.Sedangkan menurut Arianti dan Firdaus (2004:2) kredit diartikan sebagaiberikut :Kredit adalah sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan pengharapan memperoleh keuntungan kredit diberikan berdasarkan kepercayaan orang yang diberikan berdasarkan kepercayaan orang yang memberikan terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.Pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa kredit merupakan suatu perjanjian atau suatu prestasi dari satu pihak ke pihak lain, yang pengembalian prestasi itu akan dilakukan pada waktu yang telah ditetapkan di sertai dengan kontra prestasi berupa bunga. Sehingga nilai ekonominya sepadan dengan kata lain kredit merupakan penundaan pembayaran, oleh karena itu kredit menyangkut masalah waktu yang akan datang, kepercayaan merupakan suatu syarat untuk memperoleh kredit.2.3.1Unsur, Tujuan, dan Fungsi KreditMenurut Kasmir (2008:98),unsur-unsur yang terdapat dalampemberian kredit adalah sebagai berikut:1.Kepercayaan yaitu suatu keyakinan kredit bahwa kredit yang diberikan(berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasatertentu di masa datang.2.Kesepakatan, disamping unsur percaya di dalam kredit jugamengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan sipenerima kredit.3.Jangka waktu, setiap kredit memiliki jangka waktu tertentu, jangkawaktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangkamenengah, atau jangka panjang.4.Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akanmenyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit.Semakin panjang suatu kredit semakin besar risikonya demikian pulasebaliknya.5.Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian kredit atau jasatersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentukbunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan bank.

Kegiatan bank dalam memberikan kredit mempunyai tujuan tertentu.Tujuan pemberian kredit tersebut biasanya tidak akan terlepas dari misi bankdidirikan.Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit menurut Kasmir(2008:100) adalah sebagai berikut :1.Mencari keuntungan, yaitu bertujuan memperoleh hasil daripemberian kredit tersebut. Hasil tersebut dalam bentuk bunga yangditerima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredityang dibebankan kepada nasabah.2.Membantu usaha nasabah, yaitu bertujuan untuk membantu nasabahyang memerlukan dana baik dana investasi maupun dana untukmodal kerja.3.Membantu pemerintah, bagi pemerintah semakin banyak kredit yangdisalurkan oleh pihak perbankkan maka hal tersebut berarti adanyapeningkatan pembangunan di berbagai sektor.Kemudian di samping tujuan pemberian kredit, fasilitas kredit jugamemiliki fungsi kredit. Menurut Ariyanti dan Firdaus(2009:4),Fungsi kredit secara umum pada dasarnya ialah pemenuhan jasauntuk melayani kebutuhan masyarakat (to save the society) dalam rangkamendorong dan melancarkan perdagangan, mendorong dan melancarkanproduksi, jasa-jasa dan bahkan konsumsi yang kesemuanya itu ditujukanpada akhirnya untuk menaikan taraf hidup rakyat banyak.Kasmir (2008:101) mengemukakan kredit memiliki beberapa fungsidiantaranya sebagai berikut:1. Untuk meningkatkan daya guna uang.2. Untuk meningkatkan peredaran lalu lintas uang.3. Untuk meningkatkan daya guna barang.4. Untuk meningkatkan peredaran barang.5. Sebagai alat stabilitas ekonomi.6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.8. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

2.3.2Jenis-jenis KreditJenis-jenis kredit jika dilihat dari berbagai aspek tinjauan sangatlah banyak dan bervariasi. Menurut Kasmir (2008:103), secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi yaitu sebagai berikut :A.Dilihat dari segi kegunaan1.Kredit Investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek, pabrik baru, atau untuk keperluan rehabilitasi.2.Kredit Modal Kerja, digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.B.Dilihat dari segi tujuan kredit1.Kredit Produktif, kredit digunakan untuk meningkatkan usaha produksi atau investasi.2.Kredit Konsumtif,kredit ini digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.3.Kredit Perdagangan, digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.C.Dilihat dari segi jangka waktu1.Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.2.Kredit Jangka Menengah,merupakan kredit yang memiliki jangka waktu berkisar dari 1 tahun sampai 3 tahun dan biasanya digunakan sebagai investasi.3.KreditJangkaPanjang,merupakankredityangmasa pengembaliannya paling panjang. Kredit ini memiliki jangka waktudi atas 3 tahun atau 5 tahun, biasanya digunakan untuk investasi jangka panjang.

D.Dilihat dari segi jaminan1.Kredit dengan Jaminan,kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang.2.Kredit tanpa Jaminan,merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu.E.Dilihat dari sektor usaha1.Kredit Pertanian, kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat.2.Kredit Peternakan, dalam hal ini kredit untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang peternakan sapi.3.Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.4.Kredit Pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya misalnya biasanya dalam jangka panjang seperti pertambangan timah atau minyak.5.Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.6.Kredit Profesi, diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter, atau pengacara.7.Kredit Perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.8.Dan sektor-sektor lainnya.2.3.3Prosedur Pemberian KreditMenurut Ariyanti dan Firdaus (2004:91), pengertianprosedur pemberian kredit adalah :Tahapan-tahapan yang dirancang oleh pihak bank dengan maksud mempermudah calon debitur untuk melaksanakan kredit, dimana tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan oleh kedua belah pihak baik oleh pihak bank maupun calon debitur dengan ketentuan yang berlaku.Prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut :1.Persiapan kredit.2.Analisis atau penilaian kredit.3.Keputusan kredit

2.3.3.1Persiapan KreditPersiapan perkreditan merupakan kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur yang pertama kali akan menggunakan kredit krepada bank yang bersangkutan, biasanya dilakukan melalui wawancara atau cara-cara lain. Informasi global atau umum dikemukakan oleh pihak bank antara lain tentang prosedur atau tata cara pengeluaran kredit serta syarat-syarat untuk memperoleh fasilitas kredit, bidang tugas utama bank yang bersangkutan yaitu sektor-sektor usaha yang bisa dibiayai. Dan dari pihak debitur diharapkan adanya informasi-informasi secara garis besar tentang hal-hal yang diperlukan pihak bank tentang keadaan usaha calon debitur, surat-surat esensial perusahaan (surat izin usaha, surat izin tempat usaha, surat-surat lain yang diperlukan, jaminan atau agunan yang diberikan serta surat-suratnya dan sebagainya. Wawancara tersebut biasanya langsung menghadap pejabat bank yang ditunjuk untuk tugas-tugas tersebut yaitucustomer service. Setelah diadakan tukar menukar informasi global dengan cara wawancara tersebut biasanya sudah dapat digambarkan apakah permohonankredit tersebut dimungkinkan untuk diproses lebih lanjut. Apabila demikian maka pada pihak yang bersangkutan diberi atau diminta mengisi formulir yang sudah tersedia di bank khusus untuk permohonan atau pengajuan kredit.

2.3.3.2Tahap Analisis KreditDalam tahap ini suatu kredit layak atau tidaknya untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Penilaian dengan seluruh aspek yang ada dikenal dengan studi kelayakan usaha. Kasmir (2005:95) mengemukakan bahwa ada 7 aspek yang harus dinilai antara lain :1.Aspek Yuridis atau hukumYang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha secara izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.2.Aspek PemasaranDalam aspek ini yang dinilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana.

3.Aspek KeuanganDalam aspek ini yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut.4.Aspek Teknis atau OperasiAspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi seperti kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi,lay outruangan, dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.5.Aspek ManajemenAspek ini untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai macam proyek yang ada dan pertimbangan yang lainnya.6.Aspek Sosial EkonomiAspek ini untuk menganalisis dampaknya terhadap perekonomian dan masyarakat umum seperti :a. Meningkatkan ekspor barang.b. Mengurangi pengangguran atau lainnya.c. Meningkatkan pendapatan masyarakat.d. Tersedianya sarana dan prasarana.e. Membuka isolasi daerah tertentu.7.Aspek AmdalAspek ini menyangkut terhadap lingkungan baik darat, air, atau udara jika proyek tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran lingkungan di sekitarnya.Menurut Ariyanti dan Firdaus (2009:83), selain dari pada aspek-aspek di atas dijelaskan ada beberapa prinsip yang telah umum dipergunakan oleh dunia perbankan sesuai dengan unsur kredit, diantaranya adalah sebagai berikut :

1.Prinsip 5 Ca.CharacterSuatu keyakinan sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dipercaya yaitu sesuai dengan salah satu unsur kredit kepercayaan, hal ini dapat tercermin dari latar belakang nasabah baik latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.b.CapacityUntuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan pemerintah.c.CapitalUntuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan dengan melakukan pengukuran.d.CollateralMerupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.e.ConditionDalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing serta prospek usaha dari sektor yang dijalankan.2.Prinsip 7Pa.PersonalityYaitu penilaian nasabah dari segi kepribadian atau tingkah lakunya maupun masa lalu.b.PartyYaitu pengklasifikasian nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.c.PurposeYaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.d.ProspectYaitu untuk menilai usaha nasabah bank di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai prospek atau tidak.e.PaymentMerupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana digunakan untuk mengembalikan kredit.f.ProfitabilityUntuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah mencari laba.

g.ProtectionTujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan.3.Prinsip 3 Ra.Returnataureturnity(hasil yang dicapai) oleh debitur diukur oleh bank apakah dapat mencukupi untuk mengembalikan kredit beserta bunganya.b.Repayment(pembayaran kembali) oleh debitur harus dapat diramalkan oleh pihak bank.c.Risk burning obility(kemampuan untuk menanggung resiko) calon debitur perlu mendapat perhatian khusus dari pihak bank.

2.3.3.3Tahap Keputusan Pemberian KreditBerdasarkan laporan hasil analisis kredit pihak bank dapat menentukan permohonan kredit tersebut layak atau tidak dalam menerima kredit. Jika menghasilkan suatu keputusan bahwa permohonan kredit tersebut ditolak, maka permohonan kredit tersebut harus segera dikembalikan kepada calon debitur yang mengajukan permohonan. Apabila sebaliknya, permohonan kredit di setujui oleh pihak bank maka persyaratan-persyaratan lain yang diminta oleh pihak bank harus segera dipenuhi atau dilengkapi agar dapat mempercepat proses pencairan kredit.

2.4Tingkat Profitabilitas2.4.1Pengertian ProfitabilitasMenurut Hasibuan (2009:100), profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank untuk memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase. Sedangkan menurut Munawir (2004:33), rentabilitas atau profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.Tingkat keuntungan yang dihasilkan bank atau yang lebih dikenal dengan istilah profitabilitas merupakan pengukuran mengenai kemampuan bank dalam menghasilkan laba dari aset yang digunakan yang menunjukan efektivitas pengelolaan aset perusahaan.

2.4.2Analisis Tingkat ProfitabilitasUntuk menganalisis profitabilitas biasanya digunakan analisis rasio. Menurut Dendawijaya (2005:118),Analisis rasio rentabilitas adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Analisis rasio profitabilitas suatu bank adalah sebagai berikut :1.Return on assets.2.Return on equity.3.Rasio biaya operasional.4.Net profit margin.Perhitungan rasio rentabilitas biasanya dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat dalam laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.

2.4.2.1Return on Assets(ROA)Menurut Dendawijaya (2005:118), Rasio inidigunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalammemperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besarROA suatu bank, semakin baik pula posisi bank dari segipenggunaan aset.Adapun rumus yang digunakan :

Laba Sebelum PajakReturn on Asset =x 100%Total Aktiva(Dendawijaya, 2005:146)

2.4.2.2Return on Equity(ROE)Menurut Dendawijaya (2005:18), ROE adalah perbandingan antara laba bersih bank denganmodal sendiri. Rasioini merupakan indikator yang amat penting bagi para pemegangsaham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalammemperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan membayar deviden.Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :Laba BersihReturn on Equity =x 100%Modal Sendiri(Dendawijaya, 2005:147)

2.4.2.3Rasio Biaya Operasional (BOPO)Rasio biaya opersional adalah perbandingan antara biaya dan pendapatan operasional yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensidankemampuanbank dalammelakukankegiatan operasinya.Rasio ini dirumuskan sebagaiberikut :Biaya OpeasionalRasio Biaya Operasional =x 100%Pendapatan Operasional(Dendawijaya, 2005:147)

2.4.2.4Net Profit Margin (NPM) RatioNPM adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut :Laba BersihNet Profit Margin =x 100%Pendapatan Operasional(Dendawijaya, 2005:148)2.5Standar Profitabilitas BankAdapun kriteriaminimal untukkeempat komponenprofitabilitas diatasmenurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNPtanggal31Mei2004adalah :

Tabel2.1KriteriaMinimalKomponenProfitabilitasSurat EdaranNomor6/23/DPNP/2004

KomponenProfitabilitasKriteriaMinimal

ReturnonAssets(ROA)1,25%

ReturnonEquity(ROE)12,5%

NetProfitMargin(NPM)2%

BiayaOperasionaldenganPendapatanOperasional(BOPO)94%

Sumber : Bank Indonesia, tahun 2004

Analisis profitabilitas yang digunakandalampenelitianinimenggunakankeempat komponen sesuaidengan Surat EdaranNomor6/23/DPNP/2004 tentang standar pengukuranprofitabilitasbankyangdikeluarkanBankIndonesia.Haltersebutdiperkuatolehpernyataan Riyadi (2008:15)danDendawijaya(2005:111),bahwapendapatannonbunga (feebased income)berupaprovisi,komisi,fee,transaksi valutaasing, pendapatankenaikannilai,labajualbelisuratberharga,danobligasipemerintah. Pendapatanjasalainnyatermasukkedalampendapatanoperasionallainnyayang merupakanunsurdalamperhitunganlaba/rugibankbersangkutan.2.6Bank2.6.1Pengertian BankBank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan, dan deposito sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, air, telepon, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya. Berikut ini adalah beberapa pengertian yang dikemukakan beberapa ahli. Menurut Dendawijaya (2005:14), bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediaries).Walaupun terdapat pengertian dari banyak ahli namun yang menjadi dasar dan landasan utama yaitu pengertian menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 Bab Ketentuan Umum Pasal 1 butir 2 pengertian bank :Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.Berdasarkanbeberapapengertiantentangbankyangtelah dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bank yaitu bank merupakan lembaga keuangan yang bergerak di bidang keuangan yang tugas pokoknya menghimpun dan mengelola dana dari masyarakat dan kemudian menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang salah satunya disalurkan dalam bentuk kredit.2.6.2Jenis-jenis BankMenurut Kasmir (2008:34), Perbedaan jenis bank dapat dilihat dari segi fungsi bank, kepemilikan bank, status bank, dan dilihat dari segi cara menentukan harga. Adapun jenis bank tersebut adalah sebagai berikut :A.Jenis Bank Dilihat dari Segi FungsinyaMenurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 jenis bank yang ada di Indonesia terbagi menjadi 2 yaitu :1.Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang di dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering juga disebut bank komersil (commercial bank).2.Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak seperti bank umum yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Artinya di sini kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan bank umum.B.Jenis Bank Dilihat dari Segi KepemilikannyaDitinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah sebagai berikut :1.Bank milik pemerintah yaitu bank dimana akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.2.Bank milik swasta nasional yaitu bank dimana seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu juga pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.3.Bank milik koperasi yaitu bank yang saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi.4.Bank milik asing yaitu bank yang merupakan cabang dari bank yang ada di luar, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri.5.Bank milik campuran yaitu bank yang kepemilikan sahamnya dimilikioleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.C.Jenis Bank Dilihat dari Segi StatusDilihat dari segi kemampuannnya dalam melayani masyarakat, maka bank umum dapat dibagi ke dalam dua macam. Pembagian jenis inidisebut juga pembagian berdasarkan kedudukan atau status bank tersebut. Status bank yang dimaksud adalah sebagai berikut :1.Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke luar negeri, inkaso keluar negeri,travelers cheque, pembukaan dan pembayaranLetter of Creditdan transaksi lainnya.2.Bank non devisa yaitu bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.D.Jenis Bank Dilihat dari Segi Cara Menentukan HargaJenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok :1.Bank yang berdasarkan prinsip konvensional yaitu bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada para nasabahnya berdasarkan prinsip konvensional.2.Bank yang berdasarkan prinsip syariah merupakan bank yang dalam penentukan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional, dengan menggunakan prinsip syariah yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

2.6.3Fungsi dan Kegiatan BankBank merupakan badan usaha yang mempunyai fungsi seperti perusahaan lainnya. Menurut Susilo, Triandaru, dan Santoso (2006:9), secara umum fungsi bank adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagaifinancial intermediary. Susilo, Triandaru, dan Santoso (2000:6) juga menjelaskan fungsi bank secara spesifik yaitu,1.Agent of trustDasar utama kegiatan bank adalah kepercayaan (trust), baik dalam penghimpunan dana maupun menyalurkan dana. Masyarakat akan antusias menitipkan dananya di bank yang dilandasi unsur kepercayaan.2.Agent of developmentKegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Sektor riil tidak akan berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dana dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil.3.Agent of serviceDi samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa ini antara lain dapat berupa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank dan penyelesaian tagihan.

SedangkanSiamat (2004:88)menyebutkanfungsidan kegiatan usaha bankumum sebagai berikut :1.Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.2.Menciptakan uang.3.Menghimpun dana dan menyalurkan kepada masyarakat.4.Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.Fungsi bank bukan hanya sebagai perantara keuangan saja, tetapi membantu pula perekonomian suatu negara. Seluruh sektor perekonomian di suatu negara bergantung pada bank, bank bukan hanya berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana tetapi lebih dari itu bank memberikan jasa-jasa keuangan untuk mempermudah transaksi keuangan bagi para nasabah yang berasal dari masyarakat maupun dari instansi atau perusahaan yang mengunakan jasa bank untuk berinvestasi maupun menyimpan dananya di bank.Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut diharapkan memberikangambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalamperekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembagaperantara saja (financial intermediary institution).Terkait dengan fungsi bank yang telah dijelaskan di atas, banksebagai sebuah lembaga juga melaksanakan berbagai kegiatan. Dalammelaksanakan kegiatannya bank dibedakan antara kegiatan bank umum dan kegiatan bank perkreditan rakyat. Jika dilihat dari pengertiannya dapat diambil kesimpulan kegiatan bank umum lebih luas apabila dibandingkan dengan kegiatan bank perkreditan rakyat (BPR). Artinya produk ditawarkan oleh bank umum lebih beragam. Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat mempunyai keterbatasan tertentu sehingga kegiatannya lebih sempit.Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut Undang-undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 pasal 6 adalah sebagai berikut :a.Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.b.Memberikan kredit.c.Menerbitkan surat pengakuan hutang.d.Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya :1.Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.2.Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud.3.Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah.4.Sertifikat Bank Indonesia (SBI).5.Obligasi.6.Surat dagang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.7.Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun.e.Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah.f.Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.g.Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga.h.Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.i.Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak.j.Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.k.Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat.l.Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.m.Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, Undang-undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 dalam Pasal 7 Bank Umum dapat pula :a.Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.b.Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan, seperti modalventura, asuransi, dan lain-lain.c.Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,dengansyaratharusmenarikkembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.d.Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku.

2.6.4Sumber dan Pengalokasian Dana BankBankmempunyaikegiatanutama,yaitupengumpulandan penyaluran (pengalokasian) dana yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Bank baru dapat melakukan kegiatan operasionalnya jika dananya telah ada. Semakin banyak dana yang dimiliki oleh bank semakin besar peluangnya untuk melakukan kegiatan-kegiatannya dalam mencapai tujuan.Menurut Hasibuan (2009:56), dana bank atauLoanable Fundadalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai oleh suatu bank dalam kegiatan operasionalnya. Sedangkan Menurut Dendawijaya (2005:46), dana bank adalah uang tunai yang dimiliki bank atau pun aktiva lancar yang dikuasai bank dan dapat setiap waktu dapat diuangkan.Seperti yang dikemukakan Dendawijaya (2005:46), bahwa dana-dana bank yang digunakan sebagai alat operasional suatu bank bersumber dari dana-dana sebagai berikut :1.Dana Pihak kesatu yaitu dana dari modal sendiri yang berasal dari para pemegang saham.2.Dana Pihak kedua yaitu dana pinjaman dari pihak luar.3.Dana Pihak ketiga yaitu dana berupa simpanan dari pihak masyarakat.Dana pihak ketiga atau dana berupa simpanan masyarakat terdiri dari beberapa jenis yaitu Giro (demand deposit), Deposito (time deposit) dan Tabungan (saving). Dana-dana tersebut memiliki sifat yang sementara yang sewaktu-waktu dapat diambil oleh masyarakat, oleh karena itu pihak bank harus dapat mengalokasikan dana tersebut agar bank mendapatkan keuntungan untuk menunjang kegiatan bank.Pengalokasian dana bank merupakan penjualan kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Tujuan bank dari pengalokasian dana adalah memperoleh keuntungan semaksimal mungkin. Menurut Dendawijaya (2005:49), ada beberapa jenis alokasi dana bank yaitu diantaranya :1.Primary Reserve(cadangan primer) yaitu pengalokasian dana ke dalam alat-alat likuid.2.Secondary Reserve(cadangan sekunder) adalah penempatan dana-dana ke dalamnoncash liquid asset (aset likuid yang seperti surat berharga pasar uang atau SBPU dan sertifikat Bank Indonesia atau SBI).3.Loan Portfolio(Kredit). Prioritas ketiga dalam alokasi dana bank adalah penyaluran kredit (loan).4.Portfolio Investmentadalah dengan mengalokasikan sejumlah dana tertentu pada investasi portfolio (portfolio investment berupa penanaman dalam bentuk surat-surat berharga jangka panjang atau surat-surat berharga)5.Fixed Assets(Aktiva Tetap) adalah penanaman modal dalam bentuk aktiva tetap (fixed assets).Agar Penempatan atau pengalokasian dana bank mendapatkan keuntungan yang maksimal maka dapat dilakukan dengan berbagai cara. Menurut Dendawijaya (2005:55), cara penempatan (alokasi) dana oleh bank umum salah satunya dengan mempertimbangkan bagaimana cara dana tersebut diperoleh terdiri atas 2 pendekatan alokasi yang masih banyak dipergunakan atau dipilih oleh eksekutif bank yaitupool of fund approachdanassets allocation approach.1.Pool of funds approachadalah penempatan (alokasi) dana bank dengan tidak memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dana seperti sifat, jangka waktu, dan tingkat harga perolehannya.2.Assets allocation approachadalah penempatan dana ke berbagai aktiva dengan mencocokan masing-masing sumber dana terhadap jenis alokasi dana yang sesuai dengan sifat, jangka waktu, dan tingkat harga perolehan sumber dana tersebut.

2.7Penelitian TerdahuluKeteranganPenelitian TerdahuluPenelitian Saat Ini

JudulPengaruh Tingkat Pengembalian Kredit Terhadap TingkatProfitabilitas pada PT Bank OCBC NISP Tbk.Analisa Pengembalian Kredit Terhadap Profitabilitas pada PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang

PenulisDinni Fitriani LestariAchmad Husien Darmawan

Variabel1. Tingkat Pengembalian Kredit2. Tingkat Profitabilitas1. Pengembalian Kredit2. Profitabilitas

RumusanMasalah1.Bagaimana Tingkat Pengembalian Kredit pada PT Bank OCBC NISP Tbk. ?2.Bagaimana Tingkat Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP Tbk. ?3.Bagaimana Pengaruh Tingkat Pengembalian Kredit Terhadap Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP Tbk. ?Bagaimana Pengembalian Kredit Terhadap Profitabilitas pada PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang ?

ObjekPT Bank OCBC NISP Tbk.PT Bank Sumsel Babel Jakabaring Palembang.

HasilTerdapat hubungan positif antara pengembalian kredit dengan tingkat profitabilitas sebesar 0,04. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan 1% tingkat pengembalian kredit akan meningkatkan tingkat profitabilitas sebesar 0,04% kali.

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Dinni Fitriani Lestari (mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia) dengan judul Pengaruh Tingkat Pengembalian Kredit Terhadap Tingkat Profitabilitas pada PT Bank OCBC NISP Tbk. pada tahun 2011 menunjukan terdapat hubungan positif antara pengembalian kredit dengan tingkat profitabilitas sebesar 0,04. Hal ini menunjukan bahwa setiap kenaikan 1% tingkat pengembalian kredit akan meningkatkan tingkat profitabilitas sebesar 0,04% kali.- See more at: http://ichaltecnik.blogspot.com/2013/09/contoh-skripsi-ekonomi-analisa_7932.html#sthash.OLYjRzqD.dpuf


Recommended