1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil estimasi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar
252.124.458 jiwa yang terdiri atas 126.921.864 jiwa penduduk laki-laki dan
125.202.594 jiwa penduduk perempuan. Jumlah bayi 4.665.025 yang terdiri
dari laki-laki 2.396.024 dan perempuan 2.269.001. Angka tersebut
merupakan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan dengan bimbingan dari Badan Pusat Statistik
dengan menggunakan metode geometrik (KemenKes RI,2014 h;42).
Pertumbuhan populasi yang tidak terkendali akan menyebabkan
kepadatan penduduk. Permasalahan dalam kepadatan penduduk adalah
persebarannya yang tidak merata, kondisi demikian menimbulkan banyak
permasalahan misalnya pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, pemukiman
kumuh dan sebagainya. Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat
dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan
kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumya disebabkan
kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan, kurangnya air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan, gizi yng
rendah, penyakit menular dan lingkungan yang tidak sehat (Dinkes Jateng,
2014).
Penduduk sebagai determinan pembangunan perlu mendapat
perhatian yang serius. Program pembangunan, termasuk pembangunan di
bidang kesehatan, harus didasarkan pada dinamika kependudukan. Upaya
1
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
2
pembangunan di bidang kesehatan tercermin dalam program kesehatan
melalui upaya promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Pencapaian
derajat kesehatan yang optimal bukan hanya menjadi tanggung jawab dari
sektorkesehatan saja, namun sektor terkait lainnya seperti sektor
pendidikan, ekonomi, sosial dan pemerintahan juga memiliki peranan yang
cukup besar. Kesehatan merupakan hak semua penduduk, sehingga
ditetapkan target dan sasaran pembangunan kesehatan (KemenKes RI,2014
h;46).
Terdapat beberapa indikator yang dapat digunakan dalam menilai
derajat kesehatan masyarakat, yaitu tercermin dalam kondisi morbiditas dan
mortalitas. Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun
waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu dapat
berupa penyakit maupun sebab lainya (Dinas kesehatan Kabupaten
Banyumas,2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan salah satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksebilitas
fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKI (yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup.Berdasarkan SDKI tahun 2012 AKB yaitu 32 per 1000 kelahiran hidup
(KemenKesRI, 2014).
Provinsi Jawa Tengah Angka kematian ibu (AKI) menurut data Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 126,55/100.000
KelahiranHidup. Dan untuk Angka kematian bayi (AKB) di Provinsi Jawa
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
3
Tengah tahun 2014 sebesar 10,08/1000 kelahiran hidup (Dinkes provinsi
Jateng,2014).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Banjarnegara tahun 2014
adalah 123,6 / 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut meningkat jika
dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 116,46/100.000 kelahiran hidup
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal. Peningkatan Angka Kematian Ibu
(AKI) ditahun 2014 disebabkan oleh beberapa faktor antara lain
keterbatasan kemampuan petugas dalam melakukan deteksi resiko,
keterlambatan ditingkat masyarakat dan pengambilan keputusan,
keterbatasan fasilitas pelayanan rujukan, belum semua petugas patuh pada
standar prosedur operasional persalinan, system rujukan status gizi ibu
hamil dan sosial budaya ibu hamil (DinKes Kabupaten Banjarnegara, 2014;
11-12).
Angka Kematian Bayi (AKB) di kabupaten Banjarnegara tahun 2014
adalah 12,6/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2014
menurun dibanding tahun 2013 dimana yaitu sebesar 16,61/1000 kelahiran
hidup. Angka ini masih tinggi jika dibandingkan target Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2014 yaitu sebesar 9,8/1000 kelahiran hidup berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal. Masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB)
disebabkan oleh kasus kelahiran preterm (BBLR), keterlambatan deteksi
ditingkat masyarakat, keterbatasan fasilitas pelayanan rujukan, keterbatasan
kemampuan petugas dalam melakukan deteksi resiko, keterbatasan
kompetensi, kepatuhan petugas terhadap SOP belum maksimal, faktor lain
dari kondisi ibu terutama status gizi (KEK, Anemia, dan penyakit kronis)
(Dinas Kesehatan Kabupaten Banjarnegara, 2014.h;11).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
4
Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan bayi adalah
jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan
yang sudah relatif tersebar ke seluruh wilayah Indonesia,namun kompetensi
masih belum memadai. Demikian juga secara kuantitas jumlah Puskesmas
PONED dan RS PONEK meningkat namun belum diiringi dengan
peningkatan kualitas pelayanan (Kementrian Kesehatan RI,2015).
Pelayanan kesehatan dasar yang bisa diperoleh ibu meliputi
pelayanan kesehatan antenatal, pertolongan persalinan dan pelayanan
kesehatan nifas. Cakupan pelayanan antenatal dapat di pantau melalui
pelayanan kunjungan baru ibu hamil (K1) untuk melihat akses dan
pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4)
dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan adalah minimal satu
kalipada triwulan pertama , satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada
triwulan ketiga.
Standar pendidikan bidan dari International Confederation of Midwifery
(ICM) menyatakan bahwa filosofi pendidikan bidan harus konsisten dengan
filosofi asuhan kebidanan yaitu meyakini bahwa proses reproduksi
perempuan merupakan proses alamiah dan normal yang dialami oleh setiap
perempuan. Bidan dalam memberikan asuhan harus bermitra dengan
perempuan, asuhan secara individual / perorangan, asuhan secara terus
menerus dan berkelanjutan yang berbasis bukti (evidence based care),
berdasarkan filosofi tersebut maka untuk menjamin proses alamiah
reproduksi, bidan mempunyai peran penting dengan memberikan asuhan
yang berfokus pada perempuan secara berkelanjutan (contiuity of care)
(Yanti, 2015; h. 2-3).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
5
Bidan mempunyai tugas yang berkaitan dengan kehamilan salah
satunya untuk deteksi dini komplikasi pada kehamilan, persalinan sesuai
dengan asuhan persalinan normal, dan kala nifas normal yang jumlahnya
tidak sedikit dan sebagai petugas kesehatan bidan melakukan penapisan
terhadap kehamilan, persalinan dan kala nifas yang patologis untuk
meningkatkan sistem rujukan sehingga ibu mendapatkan pelayanan dan
pengayoman medis yang adekuat. Sebagai upaya pengendalian laju
pertumbuhan penduduk seorang bidan juga ikut berpartisipasi dalam
keberhasilan program pemerintah yaitu dalam mencanangkan program
Keluarga Berencana (KB) untuk pasangan usia subur sebagai suatu usaha
untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan
(Manuaba,2013h;124).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
KEHAMILAN, PERSALINAN, BAYI BARU LAHIR (BBL), NIFAS, KELUARGA
BERENCANA (KB) PADA Ny.F UMUR 27 TAHUN G2P0A1 HAMIL 35
MINGGU 6 HARI DI BANJARNEGARA”
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas, maka rumusan masalahnya adalah ”Bagaimana
Asuhan Pelayanan Kebidanan Secara Komprehensif Pada Ny.F umur 27
tahun G2P0A1hamil 35 minggu 6 hari , mulai dari kehamilan Trimester III
,persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana yang sesuai
dengan manajemen kebidanan varney dan data perkembangan dengan
metode SOAPIE”.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
6
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas ,BBL dan Keluarga Berencana (KB) dengan
menggunakan manajemen kebidanan metode varney. Dari Pengkajian,
Interpretasi data, Diagnosa Potensial, Identifikasi kebutuhan akan
tindakan segera atau kolaborasi dan konsultasi, Perencanaan,
Pelaksanaan , Evaluasi dan Dokumentasi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanankan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif
pada ibu hamil dengan menggunakan manajemen kebidanan metode
varney. Dari Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial,
Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan
konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi.
b. Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada
ibu bersalin dengan menggunakan manajemen kebidanan metode
varney. Dari Pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa potensial,
Identifikasi kebutuhan akan tidakan segera atau kolaborasi dan
konsultas, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi.
c. Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif pada
Bayi Baru Lahir dengan menggunakan manajemen kebidanan metode
varney. Dari pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial,
Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan
konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
7
d. Mampu melaksanankan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif
pada ibu nifas dengan menggunakan manajemen kebidanan metode
varney. Dari pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa Potensial,
Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi dan
konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Dokumentasi.
e. Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif
pada Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan manajemen
kebidanan metode varney dari pengkajian, Interpretasi data, Diagnosa
Potensial, Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi
dan konsultasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan
Dokumentasi.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Ny. F umur 27 tahun G2P0A1 hamil 35 minggu 6 hari dalam masa
kehamilan trimester III, persalinan, bayi baru lahir,nifas dan Keluarga
Berencana.
2. Tempat
Pengambilan kasus pada Ny. F dilakukan di Puskesmas Susukan 1 pada
kehamilan, persalinan dan bayi baru lahir dan di rumah pasien pada saat
kunjungan nifas dan kunjungan neonatus.
3. Waktu
a. Penyusunan proposal dilakukan pada bulan Februari 2016
b. Pengambilan kasus ini dilakukan mulai dari bulan Maret 2016
c. Asuhan kebidanan dimulai dari bulan Maret 2016
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
8
E. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan khususnya dalam memeberikan pelayananpada
kehamilan, persalinan, Bayi Baru Lahir (BBL) , nifas, dan Keluarga
Berencana (KB).
2. Manfaat praktis
a. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pengalaman penulis dalam memberikan
pelayanan kebidanan pada ibu hamil,bersalian,nifas, bayi baru
lahir,dan keluarga berencana.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Penulis berharap bahwa studi kasus ini dapat bermanfaat sebagai
bahan dokumentasi dan bahan perbandingan untuk studi kasus
selanjutnya.
c. Bagi Masyarakat/Klien
Klien dapat merasapuas, aman dan nyaman dengan pelayanan
bermutu dan berkualitas secara berkesinambungan dan klien dapat
mempersiapkan persalinan dengan baik.
F. Metode Perolehan Data
1. Data primer
a. Wawancara
Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan
pada pertemuan tatap muka (Hidayat,2010;h.115).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
9
b. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan fisik
Menurut Ambarwati (2011;h.119) melakukan pemeriksaan fisik yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas,
keluarga berencana. Dalam pemeriksaan fisik diperlukan empat
unsur dasar yang digunakan diantaranya:
a) Inspeksi
Pemeriksaan seluruh tubuh secara baik meliputi : tekanan darah,
ndi, suhu, pernafasan, jantung, paru-paru, dan sebagainya
(Mochtar,2011;h.39). inspeksi adalah suatu tindakan
pemeriksaan dengan menggunakan indera penglihatannya untuk
mendeteksi karakteristik normal atau tertentu dari bagian tubuh
atau fungsi tubuh pasien (Ambarwati,2011;h.119).
b) Palpasi
Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan
dengan perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan
menggunakan jari atau tangan (Ambarwati, 2011;h.120).
c) Perkusi
Perkusi adalah tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan
bunyi getaran / gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan
tubuh yang diperiksa (Ambarwati,2011;h.121)
d) Auskultasi
Pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop monoaural (
stetoskop obstetrik ) untuk mendengarkan denyut jantung janin
(Mochtar,2011;h.41).
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
10
e) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah uji laboratorium ,
pemeriksaan yang terkait meliputi analisis urin rutin, analisis tinja
rutin, hemoglobin, golongan darah, gula darah, antigen hepatitis B
virus, antibodi rubela, HIV dan ultrasonografi
(Prawiroharjo,2009;h.281).
f) Observasi
Cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara
langsung kepada responden peneliti untuk mencari perubahan atau
hal-hal yang diteliti (Hidayat,2014;h.90).
2. Data sekunder
a. Dokumentasi
Penulis menggunakan data status buku KIA pasien, dan buku laporan
persalinan di puskesmas susukan 1.
b. Studi pustaka
Penulis menggunakan buku sebagai acuan referensi dengan kasus
yang berkaitan dengan Asuhan Komprehensif dari kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.
G. Sistematika Penulisan
1. BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, pelaksanaan dan sistematika penulisan.
2. BAB II : TINJAUAN TEORI
Pada bab ini terdiri dari:
a. Konsep Dasar Teori
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
11
Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana yang meliputi
pengertian, etiologi, patofisiologi, factor risiko, tanda dan gejala,
komplikasi, pencegahan, penatalaksanaan.
b. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan
Berisi tentang manajemen kebidanan dengan menggunakan kerangka
berfikir varney yang terdiri dari 7 langkah yaitu: pengkajian, interpretasi
data (diagnose dan masalah), identifikasi diagnose/ masalah potensial,
identifikasi kebutuhan tindakan segera, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi.
c. Landasan hukum
Berisi tentang undang- undang maupun kepmenkes dan standar
pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi
bidan serta wewenang bidan dalam asuhan kebidanan komperehensif
pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.
3. BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang asuhan kebidanan komprehensif dari hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir normal dan keluarga berencana secara sistematis dengan
metode SOAPIE.
4. BAB IV : PEMBAHASAN
Berisi tentang menjelaskan tentang masalah atau kesenjangan antara
teori dan kasus yang penulis temukan dilapanagan tentang asuhan
komprehensif dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016
12
5. BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan jawaban
dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan asuhan komprehensif
dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir normal dan keluarga berencana.
Sedangkan saran merupakan alternative pemecahan dan tanggapan dari
kesimpulan.
6. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi tentang sumber referensi yang dijadikan sebagai
tinjauan teori maupun dalam pembahasan dalam pembuatan asuhan
kebidanan ini.
7. LAMPIRAN
Lampiran berisi tentang data dokumentasi maupun data-data dan surat
izin pada saat pembuatan asuhan kebidanan ini.
Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Ade Ninik Setyorini, Kebidanan DIII UMP, 2016