Transcript
Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Pengertian Integrasi

Integrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pembauran hingga

menjadi satu kesatuan yang bulat.

Pembauran berasal dari kata baur yang berarti campur, jadi membaur menurut

KBBI adalah masuk ke dalam sehingga serupa dengan yang dimasuki.

Gambar 1 Jenis Integrasi Sumber: data pribadi

2.1.2 Pengertian Ruang

Menurut KBBI, ruang mempunyai beberapa arti, yaitu:

1. Sela-sela antara dua atau empat deret tiang

2. Rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang

3. Rongga yang tidak berbatas, tempat segala sesuatu yang ada

Kesimpulannya ruang adalah sebuh rongga yang berada di antara sela-sela sebuah

bidang baik yang terlihat maupun tidak. Ruang dapat didefinisikan menjadi dua tipe,

yaitu ruang luar dan ruang dalam.

1. Ruang luar adalah sebuah ruang yang terbentuk oleh batas horizontal bawah

(bentang alam) dan batas vertikal (massa bangunan atau vegetasi).

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

10

2. Ruang dalam adalah daerah 3 dimensi dimana objek dan peristiwa berada. Ruang

memiliki posisi serta arah yang relatif. Terutama jika satu bagian dirancang untuk

tujuan tertentu.

2.1.3 Pengertian Alam

Beberapa pengertian alam:

1. Alam merupakan segala sesuatu yang ada di langit dan bumi (Kamus Besar Bahasa

Indonesia; Kamus Besar Bahasa Indonesia)

2. Alam merupakan terjemahan dari kata “nature” dalam Bahasa Inggris yang secara

harafiah berarti kelahiran. Pada saat ini,alam sering mengacu pada kondisi geologi

dan kehidupan liar. (Wikipedia, 2014)

Disimpulkan bahwa alam merupakan sebuah ruang yang melahirkan atau

menciptakan benda-benda yang ada di bumi maupun langit (angkasa).

2.1.4 Taman Kanak-kanak

Beberapa pengertian Taman Kanak-kanak:

1. Taman Kanak-kanak adalah jenjang pendidikan anak usia dini (yakni usia 6 tahun

atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan

pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani maupun rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. (Wikipedia, 2014)

2. Taman Kanak-kanak adalah jenjang pendidikan prasekolah untuk kanak-kanak

yang berusia 3-6 tahun. (Kamus Besar Bahasa Indonesia; Kamus Besar Bahasa

Indonesia)

3. Taman kanak-kanak adalah pendidikan prasekolah untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani anak didik di luar lingkungan keluarga

sebelum memasuki pendidikan dasar. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

1990; http://www.kswa.com/work/loft/)

Disimpulkan dari tidak pengertian di atas, Taman Kanak-kanak (TK) adalah

jenjang pendidikan prasekolah yang ditujukan untuk anak yang berusia 3-6 tahun dan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

11

ditujukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani maupun rohani

anak.

Adapun tujuan khusus Taman Kanak-kanak menurut Profil Taman Kanak-kanak

dan Sekolah Dasar yang dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Indonesia,

yaitu:

1. Menciptakan ruang belajar yang menumbuhkan kreativitas

2. Menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan bagi anak agar mampu

mengungkapkan pendapat, pikiran dan tindakannya namun tetap dalam batas wajar

(rasa apresiatif)

3. Menciptakan lingkungan belajar yang aman

4. Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung terjadinya proses sosialisasi

5. Menciptakan lingkungan belajar yang menumbuhkan pikiran yang imajinatif bagi

anak

Peraturan Pemerintah Indonesia dalam mengatur standarisasi bangunan Taman

Kanak-kanak di Indonesia diatur dalam NSPK Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Taman

Kanak-kanak yang dikeluarkan oleh Depdikbud dan Depsiknas Indonesia. Namun

NSPK tersebut hanya menuliskan tentang kebutuhan-kebutuhan dasar ruang tanpa

menuliskan aspek-aspek apa saja yang harus diperhatikan dalam merancang sebuah

Taman Kanak-kanak di Jakarta.

Beberapa persyaratan sarana dan prasarana yang diatur dalam NSPK seperti:

1. Luas lahan sekurang-kurangnya 300 m2

2. Memiliki ruang bermain/ ruang belajar dengan rasio sekurang-kurangnya 3 m2 per

anak, baik di dalam ataupun di luar ruangan

3. Memiliki ruang kepala sekolah, guru, layanan kesehatan, toilet dengan air bersih,

dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan anak

4. Memiliki perabot, alat peraga dan alat permainan di luar dan di dalam ruangan

5. Memiliki tempat untuk memajang hasil karya anak yang ditata sejajar dengan

pandangan anak, leluasa, tidak terlalu penuh dengan alat permainan (masih ada

ruang kosong untuk gerak anak)

6. Penataan ruangan sesuai fungsinya, berikut perabot yang bersih dan terawat

7. Bangunan gedung sekurang-kurangnya memiliki:

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

12

Untuk mendukung perkembangan psikologis anak, pemerintah Indonesia juga

menetapkan standar permainan edukasi yang harus ada di setiap fasilitas PAUD yang

dibagi sesuai golongan usia.

Selain itu menurut Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak,

dalam menudkung lingkungan bermain yang ramah anak di Indonesia harus ada

Gambar 2 Standar Ruang TK di Indonesia Sumber: Petujunjuk Teknis Taman Kanak-kanak 2013

Gambar 3 Tabel Daftar Permainan Outdoor untuk Usia 2-6 Tahun Sumber: Petunjuk Teknis Alat Permainan Edukatif

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

13

beberapa permainan seperti balok geometri, boneka, jam, menara cincin, segitiga dan

kotak, donat hitung dan alat musik untuk mendukung kreatifitas anak.

Dalam kurikulum pembelajaran, Petunjuk Teknis TK 2013 juga mengatur

perbandingan antara guru dan murid untuk pendidikan formal usia 4-6 tahun adalah 1:

20, sedangkan untuk usia 3-4 tahun adalah 1:10. Selain itu lama waktu per sesi untuk

anak-anak juga dibedakan sesuai golongan usia. Untuk anak usia 2-4 tahun, saru kali

pertemuan dilakukan selama 180 menit dan untuk usia 4-6 tahun adalah 150-180 menit

dengan masing-masing materi pembelajarann selama 30 menit.

Kurikulum yang merupakan tulang belakang pembelajarann setiap lembaga

pendidikan menjadi penentu kegiatan dan aktivitas dalam pembelajarann, contoh

kurikulum yang digunakan Pemerintah Amerika dalam pendidikan Taman Kanak-kanak

adalah:

Tabel 1 Kurikulum Pendidikan Taman Kanak-kanak Amerika Daily Physical Activity

participate in physical activities for a minimum of 30 minutes during each school day participate in a range of endurance activities participate in a range of strength activities participate in a range of flexibility activities

English Language Arts Oral Language Learning and Extending Thinking:

1. use speaking and listening when engaging in exploratory and imaginative play to - express themselves - ask for assistance - exchange ideas - experiment with new ideas or materials

2. engage in speaking and listening activities to share ideas about pictures, stories, information text, and experiences

3. demonstrate use of social language to interact co-operatively with others and to solve problems

4. demonstrate being a good listener for a sustained period of time 5. demonstrate being a good speaker (including sustaining conversation on a familiar topic) 6. use oral language to explain, inquire, and compare 7. experiment with language and demonstrate enhanced vocabulary usage 8. connect what is already known with new experiences during speaking and listening activities 9. ask questions to construct and clarify meaning 10. use meaningful syntax when speaking (e.g., include a subject and verb, and simple

connecting words when needed) 11. speak clearly enough to be understood by peers and adults 12. demonstrate auditory discrimination and orally manipulate sounds in words (i.e., use

phonological awareness) Learning Reading (and Viewing) and Extending Thinking

1. demonstrate awareness of the connection between reading, writing, and oral language 2. respond to literature through a variety of activities (e.g., role playing, art, music, choral

reading, talking) 3. engage in reading or

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

14

reading-like behavior 4. in discussions, use strategies before reading and viewing to enhance comprehension,

including – accessing prior knowledge – predicting – making connections – asking questions

5. in discussions, use strategies during reading and viewing to monitor comprehension, including

– predicting and confirming unknown words and events by using language patterns and pictures

– making pictures in their heads (visualizing) – asking the question, “Does that make sense?”

6. engage in discussions and create representations after reading and viewing to reflect on the text to confirm meaning

7. demonstrate understanding of concepts about print and concepts about books (e.g., there is a directionality to print; books are for reading)

8. identify most of the letters of the alphabet and their sounds, and a few high-frequency words, including their name and names of significant others

Learning writing (and presenting) and Extended Thinking 1. create simple messages using a combination of pictures, symbols, letters, and words

to convey meaning 2. recognize that writing can be “talk written down” and that print carries a constant message 3. show an interest in, and a positive attitude toward, writing and representing 4. engage in discussions before writing and representing to generate ideas when responding to

text and classroom experiences (e.g., observing, listening, using the other senses, drawing, brainstorming, listing, webbing, partner-talk)

5. express meaning during writing and representing by using invented spelling and copying existing words/representations

6. engage in discussions after writing or representing about the experience of writing or representing and share work with others

7. print most of the letters of the alphabet, own name, and a few simple words, and record a prominent sound in a word

Arts Education Dance Creating Dance 1. move expressively

to a variety of sounds and music

2. create movements that represent characters, themes, and topics

Elements of Dance 1. move safely in both

personal space and general space during dance activities

2. move in a variety of levels, pathways, and directions, using a variety of body shapes

3. move in time to a steady beat

Context 1. participate in

dance activities for a variety of purposes

Presenting and Perfroming 1. demonstrate

willingness to perform dance

2. demonstrate appropriate performance skills in dance settings

Drama Exploring and Creating 1. demonstrate

engagement in drama activities

2. explore and imagine stories by taking on

Drama Forms, Strategies and Skills 1. use voice in a

variety of ways to explore ideas and feelings

Context 1. participate in

drama activities from a variety of contexts

Presenting and Perfroming 1. participate in and

share drama work 2. respond to a

drama

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

15

roles 3. demonstrate

willingness to participate and co-operate in drama activities

2. use movement and their bodies to explore ideas and feelings

3. move safely in both personal and general space while creating drama

presentation

Music Exploring and Creating 1. sing and play

classroom repertoire 2. represent personal

thoughts, images, and feelings experienced in classroom repertoire

3. create sounds to accompany stories, nursery rhymes, or songs

Elements and Skills 1. respond to beat in

music 2. demonstrate

rhythmic patterns from classroom repertoire

3. sing short melodies 4. distinguish one

melody from another 5. use voice or

instruments to explore elements of expression

Context 1. participate in

music activities from a variety of historical, cultural, and social contexts

Presenting and Perfroming 1. demonstrate

appropriate performance skills in music settings

2. respond to a music work

Visual Arts Creative Process 1. use imagination,

observation, and stories to create images

2. create images - using the image-

development strategy of elaboration

- that feature colour, line, or shape

- that use the principle of pattern

3. experiment with a variety of materials, technologies, and processes to make images

4. create 2-D and 3-D images

- that represent ideas and concept

- in response to experiences

- in response to objects and other images

Skills and strategies 1. identify and apply - the image-

development strategy of elaboration

- the visual elements of colour, shape, and line

- the principle of pattern

2. identify and apply a variety of materials, technologies, and processes to create images

Context 1. describe various

purposes of visual arts

Presenting and Perfroming 1. respond to

artworks

Health and Career Education Goals and Decisions

1. identify opportunities to make choices 2. identify sources of support and assistance for children at school

Career Development

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

16

1. identify their personal skills and interests (e.g., things they are good at, things they like to do) 2. identify a variety of jobs and responsibilities they have at home and at school (e.g., clean up

toys, obey playground rules) Health Healthy Living 1. identify

practices that contribute to health, including healthy eating, regular physical activity, emotional health practices, and disease prevention practices

Healthy Relationships 1. identify

thoughtful, caring behaviours in families (e.g., nurture, guidance, love)

2. demonstrate an understanding of appropriate ways to express feelings

3. differentiate between positive and negative behaviours in relationships

Safety and Injury Prevention 1. use appropriate terminology to identify

female and male privat body parts 2. differentiate between appropriate and

inappropriate ways of being touched (e.g., appropriate – touches that feel welcome and safe, medical checkups; inappropriate – touches that hurt, touches to privat parts)

3. identify ways to respond to inappropriate touches and confusing or uncomfortable situations, including

- saying “no” or “stop” - calling out for help and - getting away if

possible - telling a trusted adult and continuing to

tell until someone listens and takes action - not keeping a secret about the situation even if someone asks you to

4. identify ways to avoid hazards and potentially dangerous situations in the home, at school, on the road, and in the community

5. demonstrate an ability to access emergency services (e.g., fire, police, ambulance)

Substance Missuse Prevention

1. differentiate between safe and unsafe substances in terms of their potential to benefit or harm the body (e.g., prescription medicine can benefit the body if used properly, any unknown substance can be dangerous)

Mathematics Number

1. say the number sequence by 1s starting anywhere from 1 to 10 and from 10 to 1 2. recognize, at a glance, and name familiar arrangements of 1 to 5 objects or dots 3. relate a numeral, 1 to 10, to its respective quantity 4. represent and describe numbers 2 to 10, concretely and pictorially 5. compare quantities, 1 to 10, using one-to-one correspondence

Patterns and Relations 1. demonstrate an understanding of repeating patterns (two or three elements) by - identifying - reproducing - extending - creating - patterns, using manipulatives, sounds, and actions

Shape and Space (measurement) 1. use direct comparison to compare two objects based on a single attribute such as length

(height), mass (weight), and volume (capacity) Shape and Space (2D shapes and 3D objects)

2. sort 3-D objects using a single attribute 3. build and describe 3-D objects

Physical Education Knowledge 1. identify benefits of regular participation in

physical activity (e.g., it’s fun, it helps them

Participations 1. participate daily (e.g., five times a week) in

moderate to vigorous physical activities

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

17

grow strong, it keeps the heart healthy) 2. identify physical activities they enjoy doing 3. identify the importance of food as fuel for

physical activity Movement Skill

1. perform movements in personal space while maintaining kontrol 2. use their bodies to create shapes (e.g., by bending, curling, pulling, pushing, stretching,

swinging, and/or twisting) 3. demonstrate proper technique for performing specific locomotor movement skills including

but not limited to the following: - walk - run - jump or hop - body roll (e.g., log roll, shoulder roll) 4. demonstrate proper technique for performing specific manipulative movement skills

including but not limited to the following: - roll or slide an object toward a target - carry an object - two-handed throw of an object underhand toward a target

Safety, fair play and leadership 1. identify safety guidelines for participating in physical activity (e.g., follow instructions, stay

within boundaries, use equipment only with supervision 2. follow rules and directions when participating in physical activities (e.g., stop on signal,

listen to instructions before beginning activity) 3. work co-operatively with peers during physical activity (e.g., respecting others’ personal

space, not pushing or shoving) Science

Process of Science 1. use the five senses to make observations 2. share with others information obtained by observing

Life Science: characteristics of living things 1. describe features of lokal plants and animals (e.g., colour, shape, size, texture) 2. compare lokal plants 3. compare common animals

Physical Science: properties of objects and materials 1. describe properties of materials, including colour, shape, texture, size, and weight 2. identify materials that make up familiar objects 3. describe ways to rethink, refuse, reduce, reuse, and recycle

Earth and Space Science: surroundings 1. demonstrate the ability to observe their surroundings 2. describe features of their immediate environment

Social Studies Skills and Processes of Social Studies

1. participate co-operatively in groups 2. gather information from personal experiences, oral sources, and visual representations 3. present information using oral or visual representations

Identity, Society, and Culture 1. demonstrate an awareness of the concept of change 2. identify groups and places that are part of their lives 3. identify similarities and differences among families

Governance 1. describe their roles and responsibilities as members of the classroom and school community 2. identify the purpose of classroom and school expectations

Economy and Technology 1. identify individual human needs

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

18

2. identify work done in their community 3. identify examples of technologies used in their lives

Human and Physical Environment 1. identify characteristics of different lokal environments 2. demonstrate responsible behaviour in caring for their immediate environment

2.1.5 Karakteristik Anak, Perkembangan dan Permainannya

Penggolongan usia dapat mengidentifikasi cara bermain anak menurut

perkembangan dan kematangan usia anak-anak pada umumnya. Menurut perkembangan

psikologisnya, usia anak-anak digolongkan menjadi 3 tahap. (Designing Playgrounds)

1. 0-3 tahun

pada usia ini anak-anak lebih belajar mengontrol pergerakan mereka sendiri. Mereka

biasa bermain sendiri dan bereksperimen dengan rangsangan sentuhan, penglihatan

dan suara. Bermain dengan pasir, lilin, ayunan dan slides dapat membantu

perkembangan mereka dalam pengawasan orang dewasa.

2. 3-6 tahun

pada tahap usia ini anak-anak sudah sadar akan lingkungan sosial. Mereka biasa

bermain berkelompok dan dapat melatih intrapersonal maupun hubungan sosial

mereka. Dalam tahap ini anak-anak lebih memilih dengan permainan abstrak, kursi

dan meja yang dapat dipindahkan, ayunan dan slides.

3. 6-8 tahun

mereka bermain dengan permainan yang melibatkan aksi yang aktif dan bergerak.

Kedua aktifitas ini membangun organisasi dan kemampuan fisik.

Gambar 4 Penggolongan Tinggi Anak berdasarkan Usia Sumber: designing playgrounds

Sumber: www.bced.gov.bc.ca/irp diakses 5 April 2015

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

19

Selain penggolongan usia, anak-anak juga mempunyai aspek kecerdasan yang harus

dikembangkan dalam masa pertumbuhan mereka. Terdapat tidak jenis kecerdasan dalam

masing-masing anak, yaitu:

1. Kecerdasan Kognitif

Kemampuan inteketual seorang anak dalam berpikir, mengetahui, mengolah,

mengorganisasi dan memecahkan sebuah masalah. Menurut Bloom (1956) tujuan

domain kognitif terdiri dari:

2. Kecerdasan Afektif

Kecerdasan ini berhubungan dengan sikap, minat, emosi, nilai hidup dan mental

seseorang. Menurut Krathwol (1964) terbagi menjadi:

3. Kecerdasan Psikomotorik

Kemampuan yang menyangkut kegiatan otot dan fisik. Menurut Davc (1970)

dibagi menjadi lima klasiffikasi:

Tabel 2 Kemampuan Gerak Motorik Anak 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun

Tidak bisa berhenti mendadak atau cepat

Punya kontrol yang lebih efektif untuk berhenti, memulai dan berputar

Dapat berhenti, mulai dan berputar dengan efektif

Dapat melompat sejauh 15-24 inci Dapat melompat sejauh 24-33 inci

Dapat melompat sejauh 28-36 inci

Bisa menaiki tangga tanpa bantuan dengan kaki yang bergantian

Dapat turun tangga dengan kaki bergantian jika dibantu

Dapat menuruni tangga tanpa bantuan dengan kaki yang bergantian

Bisa melompat, dengan sebagian besar lompat yang tidak teratur dengan menambahkan beberapa gaya

Dapat melompat sekitar 4 sampai 6 lompatan

Dapat melompat dengan mudah dengan jarak sekitar 16 kaki

Dalam masa perkembangannya, menurut Hurlock anak-anak memiliki tugas

perkembangan di setiap penggolongan usianya. Dalam bukunya yang berjudul

“Perkembangan Anak”, Hurlock menyebutkan 3 tujuan tugas perkembangan:

1. Sebagai pedoman para orang tua dan guru guna apa yang harus dipelajari oleh

anak-anak pada usia mereka

2. Menjadi motivasi anak-anak untuk belajar hal-hal yang diharapkan oleh

masyarakat pada diri mereka

3. Menunjukkan pada orang tua dan guru tentang apa yang diharapkan dari mereka

Sumber: Experience Human Development

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

20

Tugas perkembangan anak-anak menurut Havighurst yang disebutkan dalam buku

Hurlock untuk anak usia lahir sampai 6 tahun adalah:

1. Belajar berjalan

2. Belajar makan makanan padat

3. Belajar berbicara

4. Belajar mengendalikan pembuangan sampah tubuh

5. Belajar membedakan jenis kelamin dan kesopanan seksual

6. Mencapai stabilitas fisiologis

7. Membentuk konsep sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik

8. Belajar berhubungan secara emosional dengan orang tua, saudara kandung dan orang

lain

9. Belajar membedakan yang benar dan salah serta mengembangkan nurani

Dalam permainannya, anak-anak juga memiliki kebutuhan tersendiri untuk

mengembangkan kecerdasan dan kepribadian mereka. Permainan anak-anak berdasarkan

jenisnya digolongkan menjadi (Designing Playgrounds):

1. Physical games

permainan yang membuat anak-anak tetap aktif seperti loncat, berlari, merangkak,

dsb. Jenis ini tidak membutuhkan perlengkapan permainan, hanya dibutuhkan ruang

yang agak lapang untuk mendukung aktivitas-aktivitas tersebut dengan sistem

perlindungan yang memadai di sekelilingnya. Semua peralatan permainan di area ini

sebaiknya dapat dipindahlan sehingga menciptakan jenis permainan yang dinamis

dan kemungkinan untuk dapat berinteraksi.

2. Social games

permainan yang mendukung kebersamaan atau menjalin hubungan antara satu anak

dengan anak lainnya. Imajinasi adalah kunci dari jenis permainan ini sehingga

perlengkapan yang dibutuhkan adalah jenis perlengkapan dengan bentuk abstrak

dimana anak-anak dapat mengembangkan permainan itu sendiri dalam

permainannya.

3. Creative games

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

21

imajinasi juga merupakan kunci jenis permainan ini, namun berbeda dengan jenis

sebelumnya, jenis permainan ini membutuhkan elemen fisik seperti pasir, air, rumput

dsb. agar anak-anak dapat menciptakan sesuatu dari elemen tersebut.

4. Sensorial games

anak-anak sangat mudah untuk mengalami sebuah pengalaman yang berhubungan

dengan indera mereka. Jenis permainan ini membutuhkan elemen permainan yang

dapat menstimulasi indera-indera mereka saat bermain.

5. Playing in peace and quite

beristirahat dalam ruang bermain juga merupakan sebuah aktivitas yang penting bagi

anak-anak. Ruang yang mendukung jenis permainan ini harus agak terpisah dari area

bermain lainnya yang menyebabkan kebisingan dan jenis aktivitas lainnya. Di area

ini, dapat ditambahkan perlengkapan sepertii meja, bangku kotak pasir di area yang

agak terbuka dengan alam agar anak-anak juga tetap dapat berinteraksi dengan dunia

luar dalam kesendirian mereka.

Sedangkan berdasarkan medianya, permainan anak-anak digolongkan menjadi

(Olds, 2000):

1. Quite activities: mendengar, melihat, bertemu, membaca, berpelukan (quite zone)

2. Structured activities: puzzle, permainan membangun, balok ukuran kecil, permainan

manipulative (quite zone)

3. Craft and discovery activities: cat, lilin, kolase, air, pasir, woodworking, sains,

hewan dan tumbuhan (messy zone)

4. Dramatic play activities: boneka, tempat penyompanan, tema fantasi, topeng dan

kostum, dapur dan permainan boneka, miniatur (active zone)

5. Large-motorik activities: memanjat, meluncur, mengayun, merangkak,

menggantung, jatuh, bergoyang, bola, lempar cincin, balok ukuran besar, memukul

tas (active zone)

6. Therapeutic activities: perawatan meniup dan busa, matras air, matras udara

2.1.6 Aspek Analisa Perancangan Bangunan

Dalam perancangan bangunan, ada beberapa aspek yang harus dianalisa untuk

mendaptkan sebuah konsep bangunan menurut Katharina H. Anthony dalam bukunya

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

22

yang berjudul Design Juries on Trial, the Reinassance of tge Design Studio”. Aspek-

aspek tersebut adalah:

1. Site Development

Menganalisis tentang gubahan massa, luas letak dan kondisi tapak, akses masuk dan

keluar tapak, sistem pencapaian kendaraan pada tapak, drop off, parkir, pedestrian,

lansekap, tanggapan terhadap topografi tapak, kesesuaian tata guna tanah dan aturan-

aturan yang berlaku pada tapak

2. Functional Planning

Menganalisis tentang sirkulasi manusia. alur, pintu masuk, organisasi, zoning,

perbedaan level,tanggapan terhadap kebutuhan ruang dan hubungannya, kesesuaian

antara area dan volume bangunan

3. Spatial Quality

Menganalisa tentang penyusunan ruang untuk memperjelas kepentingan relatif dan

peran fungsional dalam bangunan

4. Building Form

Kesesuaian antara massa dan skala bangunan dengan fungsi bangunan dan konteks

dimana dia ditempatkan

5. Asthetic Design

Berkaitan dengan apa yang baik. Mementingkan untuk menciptakan sebuah karya

yang terkesan biasa menjadi karya seni

6. Structural System

Pertimbangan elemen, pendukung, bentang dan ukuran struktur yang digambungkan

menjadi sebuah sistem yang menyatu

7. Use of Materials

Kesesuaian antara material yang dipilih dengan konteks, struktur, bentuk, kesan,

biaya dan perawatan bangunan

8. Environment Control System

Kemampuan untuk mengenali dan menyelesaikan situasi dari sistem mekanis dan

elektrisitas termasuk menyatukan konsep panel surya

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

23

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Standar Sekolah UNICEF

Dalam penelitiannya, UNICEF sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang

pendidikan, mengeluarkan sebuah diktat yang berjudul Child Friendly School. Diktat ini

berisi tentang bagaimana seharusnya sebuah lingkungan sekolah dirancang dan dibangun

agar keselamatan dan kesehatan anak-anak yang belajar di dalamnya tidak terganggu

oleh lingkungan. Diktat ini mengatur tentang aspek standar dasar perencanaan dan

perancangan fasilitas pendidikan yang harus diperhatikan, yaitu meliputi:

1. Ruang yang fleksibel

Ruang yang fleksibel meningkatkan partisipasi anak di kelas dan memungkinkan

guru untuk memberikan lingkungan untuk belajar dan mengajar yang lebih

dinamis. Ruang tersebut memberikan peluang bagi kegiatan kelompok, daerah

untuk proyek-proyek manual dan akses mudah ke ruang terbuka. Kelas individu

atau fasilitas lain yang menciptakan ruang luar antara struktur memberikan siswa

kesempatan untuk berada di daerah terbuka saat dalam perjalanan antara kelas.

Ruang kelas harus dapat diakses untuk semua anak; ramp dan pintu yang lebar

harus disediakan untuk anak-anak belum dapat bergerak.

2. Perpustakaan dan ruang sumber daya

Di sekolah ramah anak, perpustakaan dan ruang sumber daya cenderung memiliki

akses untuk orang luar, terutama warga lokal. Di mana itu layak dan sesuai dengan

praktek sekolah, fasilitas ini harus ditempatkan dan dirancang sehingga mereka

dapat diakses oleh masyarakat. Dalam kasus lain, orang-orang yang terampil dan

berpengetahuan di masyarakat dapat dianggap sebagai sumber untuk belajar

tentang budaya lokal, sejarah dan kerajinan.

3. Kamar mandi

Guru perlu memiliki fasilitas terpisah untuk pria dan wanita. Untuk murid, kamar

mandi terpisah untuk anak laki-laki dan perempuan di dalam atau dekat dengan

ruang kelas adalah pengaturan yang paling praktis dan paling aman. Fasilitas ini

juga dapat dirancang dan diletakkan sehingga mereka dibagi di antara kelompok-

kelompok kelas untuk melindungi anak-anak muda

4. Ruang santai yang dekat dengan area belajar

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

24

Untuk anak balita dan pra-sekolah, ruang bersantai sangat dianjurkan untuk

sekolah ramah anak. Unsur suasana rumah dapat memebrikan dan mengundang

sauasana yang ramah untuk anak usia ini

5. Ruang belajar individu

Seiring dengan ruang belajar yang fleksibel untuk kelompok besar dan kecil

(berbasis proyek pembelajarann / teamwork), ruang belajar individu juga harus

diberikan, karena masing-masing anak memiliki gaya belajar mereka sendiri dan

beberapa akan membutuhkan ruang untuk berada di mereka sendiri pada waktu

untuk belajar atau mencerminkan.

6. Ruang terbuka

Akses mudah ke ruang terbuka dari kelas memungkinkan anak-anak untuk

berhubungan erat dengan lingkungan mereka dan untuk terlibat dalam kegiatan

fisik. Ruang terbuka dapat dirancang sebagai lapangan bermain untuk olahraga,

kebun sekolah dan kebun bunga, teras atau beranda untuk kegiatan belajar di luar

ruangan, ruang kinerja terbuka, koridor lebar dan halaman, teralis, kanopi, paviliun

teduh, ceruk, ceruk, rumah-rumahan dan halaman belakang tertutup. Dalam khas

sekolah ramah anak, masyarakat akan diizinkan untuk menggunakan beberapa

ruang ini setelah jam sekolah untuk pertemuan kota, pertemuan lokal dan acara

lainnya.

7. Dapur

Ruang untuk menyiapkan makanan sekolah harus dirancang dan dilengkapi dengan

peralatan dan furnitur yang memastikan makanan tetap segar dan jauh dari lalat

dan hama lain yang merusak kualitas makanan

8. Klinik

Memiliki sekolah yang ada klinik dapat memberikan murid pelayanan medis atau

layanan bagi murid yang membutuhkan pantauan kondisi kesehatan. Klinik ini

dapat digunakan juga untuk masyarakat sekitar setelah jam sekolah atau dapat

diatur agar sirkulasi masyarakat luar dan siswa tidak bertabrakan.

9. Perlindungan

Elemen perlingungan sekolah ramah anak memiliki dua aspek:

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

25

a. Untuk mencegah penindasan dan kekerasan, guru dan orang tua murid harus

dilatih untuk mengajari anti kekerasan, kedisplinan berbasis anak dan

intervensi. Ini berarti tidak ada pemukulan, hukuman cambuk atau bentuk

penghinaan lainnya. Merancang ruang kelas dan ruang lainnya sehingga

kegiatan dapat segera terlihat dari luar dapat mencegah pelecehan anak

b. Tergantung pada lokasi dan konteks, pagar dan batas-batas sekolah dapat

bervariasi dalam bentuk dan fungsi. Tujuannya adalah untuk menemukan

keseimbangan di mana pagar dapat memberikan perlindungan kepada anak dari

unsur-unsur luar (seperti lalu lintas, hewan), dapat menentukan batas-batas

untuk menjaga anak-anak di sekolah dan juga dapat berfungsi untuk bagian

berkebun.

Ada juga beberapa klasifikasi sarana dan prasarana pokok yang harus

dipertimbangkan dalam sekolah ramah anak:

1. Ruang kelas

a. Ukuran dan ruang: sebaiknya ruang kelas memiliki beberapa fungsi yang

berbeda dalam satu ruang. Akses langsung dari kelas ke ruang luar dapat

memberikan anak-anak untuk menggunakan ruang luar sebagai sumber

pembelajarann mereka secara tidak langsung, tetapi tetap harus ada yang

menghubungkan antara ruang luar dan ruang dalam seperti koridor.

b. Keselamatan: transaparasi dalam perencanaan sekolah sanagat penting

sehingga orang dapat melihat ke dalam kelas dan unit lainnya dalam sekolah

untuk menghindari kekerasan yang dilakukan oleh guru atau murid yang lebih

tua terutama setelah jam usai sekolah

c. Perabotan yang dapat dipindahkan: perabotan dalam kelas haruslah

menyesuaikan dengan rentan usia siswa yang menggunkana kelas tersebut.

Penggunaan perabot yang dapat dipindahkan juga dapat membuat murid

bekerja baik secara individu maupun kelompok.

d. Loker pribadi: murid membutuhkan tempat untuk menyimpan barang-barang

mereka, baik pekerjaan mereka maupun bawaan pribadi mereka sehari-hari

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

26

e. Standar nasional dan internasional: kelas membutuhkan papan tulis dan untuk

golongan balita dan pra-sekolah mereka membutuhkan papan setinggi tubuh

mereka untuk dapat menggantungkan hasil karya mereka.

2. Fasilitas

a. Toilet, air untuk mencuci tangan dan air untuk diminum: baik siswa maupun

guru membutuhkan toilet yang terpisah antara laki-laki dan perempuan serta air

bersih untuk mencuci tangan. Untuk wanita remaja dan dewasa ruang untuk

mencuci pakaian dan mengeringkan pakaian dapat membantu bagi mereka

yang sedang mengalami menstruasi.

b. Daur ulang air: air bekas mencuci tangan dapat didaur ulang menjadi air untuk

menyiram tanaman.

c. Area bersih untuk tempat penyimpanan makanan dan dapur sekolah: ruang

terpisah untuk menyimpan makanan dan dapur harus masuk ke dalam

perencanaan rancangan sekolah sejak awal karena makanan dan nutrisi

termasuk salah satu kebijakan sekolah yang harus dipenuhi untuk pendidikan

anak.

d. Tempat penyimpanan obat: tempat yang dirancang untuk menyimpan obat, jika

dibutuhkan lemari pendingin untuk beberapa jenis obat

e. Unit kesehatan: kantor dokter yang menjadi satu dengan rancangan sekolah dapat

menjadi unit kesehatan sekolah ataupun menjadi pusat kesehatan masyarakat.

f. Pusat teknologi informasi dan perpustakaan: ruang teknologi informasi harus

dilengkapi dengan computer, internet dan berbagai peralatan pendukung

lainnya yang dapat mengakses website

3. Ruang luar

a. Ruang rekreasi: idealnya, lapangan sekolah mempunyai ruang untuk olahraga

lokal yang digemari, taman, kebun dan lading untuk kegiatan anak-anak.

b. Lahan sekolah dan produksi makanan: anak-anak dapat didorong agar mereka

bisa melihara sayuran, buah-buahan, binatang dan lahan sekolah dapat

digunakan sebagai media mereka belajar. Selain untuk dipelihara, pohon,

bunga, semak dan tanaman lain dapat digunakan untuk media belajar dan

mempercantik lingkungan

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

27

c. Pagar: sekolah membutuhkan pemisah dari ruang masyarakat sekitar untuk

menciptakan ruang ramah anak dan menegaskan perbedaan ruang dengan

lingkungan sekitarnya

d. Panggung terbuka serbaguna: pangung terbuka dapat memfasilitasi pertunjukan

kelas untuk acara tertentu di sekolah

2.2.2 Elemen perancangan dan perancanaan Taman Kanak-kanak menurut Child care

design guide

Ana Rui Olds seorang ahli dalam bidang perancangan tempat pendidikan anak usia

dini mengklasifikasikan elemen site development, functional planning dan building form

yang harus diperhatikan untuk membuat sebuah lingkungan menjadi tempat yang baik

untuk mendukung pendidikan anak usia dini itu sendiri, yaitu:

Site Development:

1. The child care setting’s images

Semakin berkesan gambaran sebuah tempat penndidikan tersebut semakin besar

jiwa yang ada pada tempat tersebut bagi penggunanya. Sebuah bangunan dapat

memberikan kesan ramah dan aman bagi anak-anak tergantung dari

a. Kecocokan bangunan dengan lansekap

Bangunan harus dapat menyatu dengan lingkungan di sekitarnya. Mengambil

potensi alam di sekitarnya secara maksimal dapat menciptakan iklim lokal

yang baik untuk area bermain di luar

b. Skala

Skala bangunan untuk anak-anak berbeda dengan orang dewasa, oleh karena

itu untuk tempat pendidikan anak usia dini, sangat dianjurkan untuk

memperhatikan proporsi bangunan dan ketinggian rata-rata anak-anak

c. Material bangunan

Material yang dapat diaplikasikan dengan tangan seperti bata dan kayu akan

terlihat lebih alami daripada material yang harus diaplikasikan dengan alat

berat

d. Atap

Bentuk atap dapat mempengaruhi tampak bangunan secara keseluruhan

e. Ujung yang halus

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

28

Ujung bangunan yang tampak menyatu dengan alam (tanah) dapat

memperlihatkan kesan alami dan membumi, menjadikan bangunan menyatu

dengan lingkungan sekitar

2. Visibility and access

Akses menuju gerbang utama harus selalu terlihat baik untuk pejalan kaki maupun

pengguna kendaraan baik dari dalam atau luar bangunan

3. Parking

Parkir digolongkan menjadi parkir jangka pendek dan parkir jangka panjang dan

lokasi ditentukan berdasarkan kepentingan pemilik kendaraan di sekolah. Selain

itu, parkiran juga harus dirancang agar lingkungan sekitarnya tetap teduh.

Functional Planning:

1. Approach and entry

a. Jalur pendekatan

Jalur ini menghubungkan antara gerbang utama dan parkir menuju gerbang

sekolah. Jalur ini harus memiliki dimensi dan material yang bervariasi antara

batas luar dan dalam gerbang sekolah untuk menunjukkan perbedaan

lingkungan.

b. Gerbang utama sekolah

Gerbang ini harus menunjukkan kesan selamat datang pada pengunjungnya.

Letak gerbang utama ini menentukan semua perencnaan bangunan di

sekelilingnya. Gerbang utama sekolah adalah wajah utama yang mencerminkan

bangunan di dalamnya.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

29

c. Lobby dan area resepsi

Area ini harus terasa seperti ruang santai di rumah karena ruang ini merupakan

ruang transisi untuk para penggunanya terutama untuk anak-anak.

2. Interior circulation

a. Penunjuk jalan

Penunjuk jalan dapat berupa papan penunjuk jalan atau langsung dari bentuk

desain yang dirancang untuk menunjukkan fungsi ruangan.

b. Panjang dan lebar sirkulasi alami

Koridor yang ada di sekolah harus terasa seperti koridor di rumah, bukan

koridor mati namun koridor yang di sekelilingnya ada aktivitas yang membawa

kehidupan ke koridor tersebut

3. Relationships between indoors and outdoors

Ruang luar haruslah menjadi setengah dari isi program pembelajarann untuk anak-

anak.

a. Matahari, bayangan, angin, air dan tanaman

Mempertimbangkan keunikan sumber daya alam yang ada di lokasi dan

memanfaatkan hal tersebut untuk masuk sebagai bagian dari desain bangunan

akan mempersatukan ruang dalam dan luar secara tidak langsung.

b. Jendela dan cahaya alami

Cahaya alami sangatlah penting di setiap ruang terutama ruang dimana anak-

anak merupakan pengguna utama

Gambar 6 Zoning Sirkulasi Area Masuk Taman Kanak-kanak Sumber: Child care design guide

Gambar 5 Alternatif Bentuk Area Pintu Masuk Sumber: Child care design guide

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

30

c. Bergerak di antara ruang dalam dan luar

Penghubung antara ruang luar dan dalam sangatlah penting agar penggunaan

ruang luar untuk beraktivitas dapat dilakukan secara maksimum. Penghubung

yang tidak cukup untuk area bermain anak-anak akan menurunkan minat anak-

anak bermain di ruang terbuka. Penghubung ini dapat berupa dek atau teras

dengan jarak minimum selebar 6 kaki dan memiliki lebar ideal sebesar 15 kaki.

d. Halaman dan taman untuk duduk

Lansekap yang dirancang dengan baik dapat memberikan halam bermain bagi

anak sekaligus ruang semi publik dimana anak-anak atau pengguna sekolah

lainnya dapat bersantai sejenak di area tersebut

Building Form:

1. Campus plan

Prancangan bangunan dapat dibedakan menjadi dua tipe, bangunan tunggal dengan

pintu masuk yang berbeda atau bangunan yang terpisah-pisah dengan jalur yang

menghubungkan. Pilihan kedua dapat membuat ruang luar berfungsi dengan baik,

namun harus diperhatiakn jumlah murid per bangunan, yaitu antara 35-40 dan 60-

75 murid per bangunan.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

31

Tabel 3 Kebutuhan Ruang Luar per Anak

Standar

Ruang

Area

Bermain

Luar

Parkir Ukuran

Bangunan

Area Hijau

(30%-35%

dari total

bangunan)

Total ukuran

lahan

Minimum

Nyaman

Lebih baik

Disarankan

7 m2/anak

9 m2/anak

14 m2/anak

18 m2/anak

2,25 m2/anak

4,5 m2/anak

7 m2/anak

9 m2/anak

8 m2/anak

9 m2/anak

10,5 m2/anak

11,5 m2/anak

5,2 m2/anak

7 m2/anak

11 m2/anak

13,8 m2/anak

22,5 m2/anak

30 m2/anak

42,5 m2/anak

53 m2/anak

Ana Rui Olds dalam bukunya juga menegmukakan tentangnya betapa pentingnya

alam dan ruang bermain luar untuk anak-anak, dalam bukunya Olds memaparkan aspek

lingkungan area bermain di luar ruangan apa saya yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Pertimbangan perencanaan tapak

a. Ruang privasi per anak yaitu 100-200 kaki persegi untuk setiap anak

b. Lokasi alternatif

c. Lansekap: variasi area dan elevasi

d. Tempat berteduh dan saluran pembuangan air

e. Kamar mandi

f. Bahaya lingkungan dan perawatan

g. Pagar dan penutup

h. Gerbang

i. Jalur dan sirkulasi

j. Landmark

2. Desain taman bermain dan pertimbangan zona

Gambar 7 Alternatif Penataan Ruang Sumber: Child care design guide

Sumber: Child care design guide

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

32

a. Membangun taman bermain yang layak pakai dengan mempertimbangkan umur

pengguna

b. Zona bermain yang terdiri dari area privasi, area untuk 1-4 anak, area untuk

aktivitas otot untuk 10 orang, area untuk bermain dan olahraga untuk lebih dari

10 orang, area bebas untuk anak-anak berkumpul

c. Alur antara zona bermain

d. Memberikan pilihan lengkap untuk aktifitas yang spesifik (aktif, kreatif,

terorganisir, tenang, fantasi dan pengobatan)

e. Pertimbangan bahaya dan tantangan

Area bermain anak-anak sekiranya harus mendapat 50% dari program ruang

bangunan dan setiap anak-anak minimum mendapat area bermain seluas 7m2/anak

dan maksimum 9m2/anak.

3. Perlengkapan desain

a. Struktur permainan, mendaki, panggung, permukaan yang terangkat

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

33

Gambar 8 Standar Ukuran Permainan Sumber: Child care design guide

b. Bagian yang dapat digerakan dan material yang lembut

c. Ayunan

Gambar 9 Standar Ukuran Ayunan Sumber: Child care design guide

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

34

d. Ayunan yang meluncur

e. Peluncuran

Gambar 10 Standar Ukuran Seluncuran

Sumber: Child care design guide

f. Tangga horizontal dan cincin yang tergantung

g. Bagian yang terlepas dari struktur seperti bola, bata, tanah liat, dsb.

h. Penyimpanan bagian alat permainan yang terlepas

i. Permukaan sekitar dan perlengkapan di lantai

4. Permainan petualangan dan kreatif

a. Permainan air

b. Permainan pasir

c. Batu, lumpur, dan kotoran

d. Permainan drama dan fantasi

e. Taman, kompos dan vermiculture

f. Burung, kupu-kupu dan binatang

5. Area tenang dan tempat privasi

a. Area seni dan kerajinan

b. Tempat duduk

c. Area rekreasi untuk orang dewasa dan siswa yang lebih tua

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

35

2.2.3 Elemen Ruang menurut Child care design guide

Olds membahas tentang bagaimana sebuah ruang dapat menjadi nyaman bagi

penggunanya,pembahasan itu terbagi menjadi 3 topik pembahasan, yaitu:

1. Lantai

Lantai yang ideal untuk Taman Kanak-kanak adalah hangat untuk disentuuh, anti

selip, mudah dibersihkan, tahan lembab, anti mikroba dan tidak mengalirkan listik.

Lantai lebih sering digunakan sebagai perabot dalam kegiatan belajar anak-anak

dibandingkan meja dan kursi, oleh karena itu, sebagai perabo, lantai mempunyai

keuntungan seperti:

a. Pergerakan dan kontrol untuk gerakan anak-anak

b. Fleksibilitas pergerakan

c. Bidang luas untuk visualisasi anak

d. Meingktakan produktivitas anak

e. Fleksibilitas sarana pendukung

f. Definisi ruang dengan perbedaan tinggi, warma dan tekstur

g. Tektur yang bervariasi sesuai kebutuhan aktivitas

h. Level ketinggian yang berbeda-beda mengikuti tinggi rata-rata anak

i. Daya pantul dan serap suara yang disesuaikan dengan aktivitas

j. Kehangatan

k. Permukaan untuk permainan beroda

Rata-rata pemilihan material lantai Taman Kanak-kanak yang dapat

dipertimbangkan adalah:

a. Karpet

b. Vinyl

c. Keramik dan beton

d. Kayu

2. Langit-langit

Langit-langit dalam bangunan Taman Kanak-kanak dapat mendefinisakn sebuah

kesan ruang. Perbedaan ketinggian langit-langit dapat mebuat kesan ruang yang

berbeda, sehingga ketinggian harus disesuaikan dnegan luas ruang dan penggunanya.

Material yang biasanya dipertimbangkan untuk langit-langit TK adalah:

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

36

a. Plesteran

b. Kayu

c. Keramik mosaik

d. Kaca bercorak

3. Dinding

Dinding merupakan elemen bangunan yang penting sebagai pemisah ruang ataupun

elemen pendukung untuk aktvitas anak-anak. Material dinding untuk tempat

pendidikan anak biasanya menggunakan kayu, bata, batu atau plesteran dan untuk

pelapis akhir bisa digunakan cat ataupun vinyl.

Dinding dapat digunakan beberapa fungsi, seperti:

a. Untuk memamerkarn karya. Material yang dapat digunakan adalah forbo,

homosote dan cork.

b. Bermain dengan cermin untuk memberi kesan ruang luas dan untuk media

pembelajarann anak-anak

Gambar 11 Ketinggian Plafon yang dapat Diterapkan Sumber: Child care design guide

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

37

2.2.4 Peletakkan Furniture menurut Child care design guide

Dalam meletakkan perabot, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

a. Kontras

b. Kesan ruang

c. Keseimbangan

d. Penempatan paralel

e. Penetapan

f. Koordinasi

g. Skala

h. Jumlah yang ganjil

i. Variasi

j. Pemilihan warna

Perabotan dalam ruangan harus disesuaikan dengan pengguna ruangan, untuk

anak-anak dan dewasa. Selain itu detail perabot harus diperhatikan baik dari kualitas

material maupun desain agar dapat mendukung aktivitas dengan maksimal.

Gambar 12 Penggunaan Dinding Sebagai Media Pameran Karya Sumber: Child care design guide

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

38

Selain perabot, dalam tempat pendidikan anak harus memiliki kabinet untuk

menyimpan barang. Agar dapat berfungsi dengan baik, cabinet memiliki standar

ketinggian tertentu:

a. Panjang konter (dengan bak cuci di salah satu ujungnya) : 1,8-3m

b. Tinggi konter (cabinet dibawahnya): tinggi 90cm dan kedalaman 60cm

c. Tinggi kabinet atas: 70-100cm

d. Kedalaman dalam kabinet: 30cm

e. Ketinggian cabinet di atas konter: 40cm

Gambar 13 Perpaduan Furnitur yang dapat Diterapkan di Dinding Sumber: Child care design guide

Gambar 14 Ukuran Perabot untuk Anak Usia 3-6 tahun Sumber: Child care design guide

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

39

2.2.5 Elemen Alam dalam Taman Bermain

Tempat bermain alami menstimulasi keingin tahuan anak-anak, imajinasi,

bayangan pikiran dan pembelajarann dalam penemuan serta memelihara hubungan anak-

anak dengan alam (White, 1998). Menurut White, komponen dasar yang harus ada

dalam lingkungan bermain alami untuk anak-anak adalah:

1. Air

2. Tanaman; pohon, semak-semak, bunga, rumput

3. Binatang; peliharaan dalam kolam, kupu-kupu, kepik

4. Pasir; lebih baik jika dapat dicampur dengan air

5. Perbedaan warna, tekstur dan material

6. Sarana untuk mengalami pergantian musim, angin, cahaya, suara dan cuaca

7. Tempat alami untuk duduk, bersandar, memanjat dan tempat untuk berteduh

8. Perbedaan ketinggian, sudut dan celah untuk menciptakan tempat sosialisasi,

privasi dan pemandangan

9. Struktur, perlatan dan material yang dapat diubah termasuk beberapa perlengkapan

bermain.

Gambar 15 Ukuran Meja untuk Taman Kanak-kanak Sumber: Child care design guide

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

40

2.2.6 Teori Shaw

Menurut Shaw (1987) ada beberapa elemen dasar yang harus dimiliki oleh setiap

ruang bermain, yaitu:

1. A sense of place

atmosfer dari jenis tempat yang dihasilkan dari desain secara keseluruhan. Seorang

anak akan melihat sebuah tempat bermain menarik jika tempat itu mereka anggap

sebagai sebuah tempat yang dapat dieksplorasi setiap bagiannya.

2. Unity

desain lingkungan keseluruhan haruslah menyatu secara fisik maupun ruang.

Kesatuan dari desain akan mengembangkan psikologi kognitif anak.

3. A varity of spaces

taman bermain harus mempunyai jenis-jenis ruang yang bervariasi, baik ruang

besar, ruang kecil, ruang yang tinggi, ruang rendah, ruang terbuka maupun ruang

tertutup.

4. Key places

bagian dari taman bermain yang dapat mendukung aktivitas bermain

5. A system of pathways

penghubung setiap key places sehingga anak-anak dapat memilih permainan-

permainan yang ada dalam taman bermain tersebut

6. Three dimensional layering

taman bermain sebaiknya bukan hanya perlatan bermain yang diletakkan di atas

tanah datar, tetapi juga melibatkan permainan lapisan yang menciptakan kesan

tidak dimensi seperti ramp, terowongan, tangga, dsb. yang membawa anak-anak ke

ketinggian yang berbeda.

7. Loose parts:

bagian dari taman bermain yang tidak tertanam permanen oleh lingkungan atau

disebut juga sebagai perlengkapan seperti bola, material, permainan yang tidak

menggunakan bentuk fisik.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

41

2.3 Studi Banding

2.3.1 Fuji Kindergarten

Fuji Kindergarten terletak di Tokyo, Jepang. Dengan luas lahan sebesar 4792 m2,

TK ini dapat menampung murid sebanyak 620 dengan menyediakan 19 kelas. TK Fuji

memiliki kebijakan untuk mendidik anak-anak dengan metode bahwa semua anak itu

berbeda dan semuanya benar, menolong anak-anak untuk menjadi mandiri dan memiliki

motto bahwa kejutan adalah asal dari pengertian. Mereka menganggap setiap aspek

dalam Taman Kanak-kanak merupakan hal yang penting bagi anak-anak untuk dapat

merasa, berpikir lalu kemudian dapat mengambil tindakan atas kemauan mereka sendiri.

TK Fuji dibangun dengan konsep bahwa Taman Kanak-kanak merupakan tempat

bermian yang luas untuk anak-anak berkembang. Dengan memiliki sirkulasi secara

vertikal dan horizontal, TK ini dipastikan dapat mengembangkan gerak motorik anak

secara maksimal.

Gambar 17 Perspektif Fuji Kindergarten Sumber: www.archdaily.com diakses 15 November 2014

Gambar 16 Data TK Fuji Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15

November 2014

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

42

Menurut penelitian MEXT Jepang, anak-anak di TK Fuji melangkah lebih banyak

daripada kebanyakan anak di TK yang memiliki sepak bola sebagai olahraga utama di

sekolah dikarenakan bentuknya yang tidak memiliki sekat dan berkelanjutan secara

struktur. TK Fuji memiliki lingkaran besar yang lebar sebagai atap mereka utnuk tempat

anak-anak bermain.

Walaupun hari hujan pun, anak-anak TK Fuji tetap dapat bermain dan berlari

selayaknya saat tidak hujan, hal ini dikarenakan adanya overstake yang cukup lebar yang

menaungi setiap bagian depan ruang kelas dan ruang lainnya yang berfungsi sebagai

Gambar 18 Site Plan TK Fuji Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities

diakses 15 November 2014

Gambar 19 Rooftop TK Fuji Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

43

teras dan koridor antar ruang. Saat merancang TK Fuji, pohon-pohon eksisting yang ada

di site tetap dipertahankan sebagai media bermain anak yang menghubungkan mereka

dengan alam.

TK Fuji juga dirancang dengan konsep bangunan tanpa sekat. Antar ruang kelas di

TK Fuji ini tidak memiliki sekat solid, hanya perabotan yang dapat digerakkan berupa

kotak-kotak yang juga berfungsi sebagai ruang penyimpanan. Jika kotak-kotak tersebut

digerakkan, perabotan tersebut dapat digunakan sebagai bangku atau disusun menjadi

panggung.

Gambar 21 Interior Ruang Kelas TK Fuji Sumber: www.phaidonatlas.com diakses 15 November 2014

Gambar 20 Teras depan Kelas TK Fuji Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

44

Gambar 22 Area Mencuci Tangan di Dalam dan Luar Kelas Sumber: www.phaidonatlas.com diakses 15 November 2014

Gambar 23 Ruang Luar TK Fuji Sumber: www.ohaidonatlas.com diakses 15 November 2014

Gambar 25 Konsep Menyatukan Ruang dengan Alam TK Fuji Sumber: www.phaidonatlas.com diakses 15 November 2014

Gambar 24 Foyer Sumber: www.phaidonatlas.com diakses 15 November 2014

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

45

Gambar 27 Pintu Gerbang TK Youtsukaido Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

2.3.2 Yotsukaido Satsuki Kindergarten

Taman Kanak-kanak ini memiliki kebijakan untuk menerima anak-anak yang sehat

dan riang, menghargai alam dan ekindahanm dapat belajar dan berpikir secara mandiri,

memiliki rasa kebebasan dan ontrol diri, memedulikan sesama. Mereka menyadari

bahwa anak-anak zaman sekarang sudah sangat jarang memiliki kesempatan untuk

bermain di ruang terbuka, maka mereka bermaksud untuk menfasilitasi anak-anak

dengan kesempatan bermain di ruang terbuka dengan alam untuk merasakan hidup

dengan alam.

TK Youtsukaido memiliki beberapa ruang bermain untuk siswa-siswinya, baik di

luar maupun di dalam ruang. Untuk ruang luar, mereka meiliki 2 tipe ruang yaitu Fureai

No Mori yang digunakan untuk aktivitas yang ditujukan untuk beraktivitas secara

langsung dengan alam seperti observasi kolam, berkebun, dsb. serta Yurinen yang

digunakan untuk aktivitas fisik dengan difasilitasi oleh beberapa objek permainan yang

mendukung motorik anak.

Gambar 26 Data TK Yotsukaido Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

46

Gambar 28 Denah TK Youtsukaido Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

Gambar 29 Area Yurinen Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

Gambar 30 Area Fureai No Mori Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

47

Selain Fureai No Mori dan Yurinen, TK Youtsukaido juga memiliki panggung di

area luar yang dapat digunakan untuk area pertunjukan anak-anak dan acara penduduk

sekitar TK. Selain konsep tersebut TK Youtsukaido juga mempertimbangkan alur

sirkulasi dalam site TK ini sebagai jalur bermain anak-anak itu sendiri sehingga

kemanapun mereka berjalan, akan ada tempat yang dapat mereka jelajahi untuk mereka

bermain.

2.3.3 TK Pangudi Luhur, Jakarta

TK Pangudi Luhur dalam penelitian ini dijadikan sebagai sebuah contoh Taman

Kanak-kanak di Jakarta pada umunya. TK Pangudi Luhur terletak di daerah Cilandak,

Gambar 31 Panggung TK Youtsukaido Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

Gambar 32 Sirkulasi TK Youtsukaido Sumber: A Collection of Exemplary Design of Kindergarten Facilities diakses 15 November 2014

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

48

Jakarta Selatan. Dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur dan dibangun pada tahun 1973.

Pada tahun 2008 Yayasan Pangudi Luhur membangun PlaygroupPangudi Luhur yang

dijadikan satu bangunan dengan Taman Kanak-kanak. Seiring dengan bertambahnya

kebutuhan ruang, TK Pangudi Luhur yang tadinya terdiri dari satu lantai sekarang

menjadi dua lantai. Jumlah murid pada tahun 2015 adalah 24 murid Play Group, 80

murid TK A dan 82 murid TK B. kelas Playgroup disatukan menjadi satu kelas,

sedangkan TK A dan TK B menjadi 3 kelas yang dibagi menjadi shift pagi dan shift

siang. Isi kelas maksimal adalah 28 anak dengan 2 guru pendamping.

Fasilitas di TK PL adalah 1 ruang kelas Playgroup, 3 ruang kelas TK A dan TK B

yang dibagi menjadi 2 shift, ruang bermain indoor untuk murid Playgroup, ruang

menari, ruang komputer untuk 28 murid, ruang audio visual, ruang bermain luar, kolam

renang, ruang makan, dapur, UKS, perpustakaan, ruang guru, ruang tata usaha, ruang

kepala sekolah, toilet siswa, toilet guru, gudang, ruang musik dan rumah penjaga.

Tabel 4 Fasilitas TK Pangudi Luhur

Nama Ruang Kapasitas

(orang) Gambar

Kelas Playgroup 28

Kelas TK A dan TK B

28 (3 ruang)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

49

Nama Ruang Kapasitas

(orang) Gambar

Ruang bermain indoor

28

Ruang bermain outdoor

Kolam renang 14

Ruang menari 8

Perpustakaan 28

Ruang Audiovisual 10

Ruang Komputer 28

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

50

Nama Ruang Kapasitas

(orang) Gambar

Ruang Makan 28

Dapur

UKS 4

Foyer

Ruang tunggu penjemput

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

51

Nama Ruang Kapasitas

(orang) Gambar

Toilet guru 2

Toilet murid 2

Toilet penjemput 2

Gudang

Sumber: dokumentasi pribadi

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

52

2.4 Jurnal Penelitian yang Berkaitan

Terkait dengan penelitian ini, terdapat beberapa jurnal pendukung yang telah

meneliti tentang kondisi lingkungan yang menunjang perkembangan anak. Natasha

Prasetya dalam jurnalnya yang berjudul “Kajian Aspek Interior Ruang Belajar dan

Bermain pada Taman Kanak-kanak di Surakarta” dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif menjelaskan bahwa anak-anak tidak hanya sekedar membutuhkan

ruang dari segi visual saja, tetapi ruang yang juga dapat memacu kreativitas mereka.

Selain itu sarana dan prasarana fasilitas termasuk finishing material yang digunakan

haruslah memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Adapun juga

pemilihan warna untuk ruang-ruang dengan fungsi yang berbeda dapat mempengaruhi

kondisi anak saat beraktivitas.

Selain itu Dian Ariestadi dalam “Kajian dan Pengembangan Standar Bangunan

Taman Kanak-kanak sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Anak Usia Dini di

Indonesia” dengan metode deskriptif kualitatif meneliti tentang standar bangunan Taman

Kanak-kanak (TK) dan Ketentuan Teknis perancangan bangunan Taman Kanak-kanak

(TK). UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini formal

dilaksanakan dalam bentuk Taman Kanak-kanak dan dalam PP No. 19 tahun 2005 yang

mengatur tentang standar sarana dan prasarana pendidikan belum ada standar bangunan

TK di Indonesia. Dengan menggunakan metode desian melalui proses analisis dan

sintesa, Dian Ariestadi menentukan ruang-ruang yang harus ada dalam bangunan Taman

Kanak-kanak (TK) dan hubungan masing-masing ruang berdasarkan fungsinya.

Berris, R. dan Miller, E. dalam jurnal mereka yang berjudul “How Design of

Physical Environment Impacts Early Learning: Educators and Parents Perspective”

dengan menggunakan metode kualitatif menjelaskan penelitian mereka di Australia yang

menyatakan bahwa lingkungan fisik merupakan aspek yang penting dalam

perkembangan anak. Tempat pendidikan anak usia dini harus memiliki suasana seperti

rumah, mengundang, terang dan terhubung dengan lingkungan luar (alami). Terdapat 4

kata kunci yang harus diperhatikan sarana pendidikan anak usia dini, yaitu; hubungan

emosional ( kualitas dari pegawai dan lingkungan fisik), pengamalan desain ( dampak

desain terhadap perkembangan anak), pusat intergrasi masyarakat (hubugan dan sumber)

dan visi mendatang ( lingkungan fisik yang ideal, teknologi dan penilaian). Selain itu,

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

53

terdapat 3 aspek desain lingkungan fisik yang paling berpengaruh pada pendidikan dini,

yaitu eksploarasi ruang binaan, kemandirian dan pengembangan (pengertian tentang

pribadi anak sendiri dan keinginan mereka untuk bermain), kualitas ruang (melalui

ruang, warna, pencahayaan, suara dan material), dan integrasi antara lingkungan luar dan

dalam.

Carie Green dalam “A Sense of Autonomy in Young Children’s Special Places”

dengan menggunakan metode kualitatif menjelaskan bahwa anak usia dini adalah waktu

yang signifikan ketika mereka mulai membangun identitas tempat mereka. Mereka akan

memiliki beberapa tempat istimewa untuk membangun pengalaman mereka sendiri.

Analisis membuktikan bahwa terdapat 4 aktifitas yang dilakukan dalam tempat untuk

pengalaman anak-anak, yaitu: bermain, bersembunyi, beristirahat dan menjelajah.

Melalui aktifitas tersebut, anak-anak menyatukan rasa terhadap otonomi ruang dan

kontrol terhadap lingkungan mereka. Pendidikan usiadini harus menyeimbangkan antara

inisiatif anak dan pengawasan orang tua dengan tempat yang memiliki desain ruang

terbuka dan tanpa batas yang memungkinkan anak-anak untuk mendapatkan rasa

kontrol.

Arthur M. Wendel, Andrew L. Dannenberg dan Howard Frumkin dalam jurnal

yang berjudul “Designing and Building Healthy Place for Children” dengan metode

kualitatif menjelaskan bahwa rancangan dan konstrUKSi dari lingkungan yang dibangun

mempunyai hubungan yang penting yang penting terhadap kesehatan anak-anak. Tempat

yang sehat harus melindungi anak-anak dari cedera, polutan, dan penyakit. Mendukung

anak-anak untuk aktif bermain secara fisik, bermain dengan pengalaman alam, dan

mempromosikan masa depan yang berkelanjutan.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI Tinjauan Umum

54

Latar Belakang

Lingkungan pendidikan merupakan ruang sosialisasi pertama bagi anak-anak yang dapat mempengaruhi kecerdasan dan karakter mereka kelak

Maksud dan Tujuan

1. Menghasilkan elemen fisik bangunan yang menyatu dengan alam sehingga anak-anak dapat

berinteraksi secara tidak langsung dengan alam.

2. Menghasilkan penataan ruang yang berpusat pada ruang terbuka sebagai tempat bermain dan belajar bagi anak-anak

Schematic Design Perancangan

Studi Banding

Mempelajari objek terkait sebagai salah satu tolak ukur konsep perancangan

Konsep

Ruang terbuka, alamisertan integrasi ruang luar dan dalam

Analisa

Mengumpulkan data primer dan data sekunder berdasarkan observasi, studi literature, wawancara dan teori-teori terkait sehingga menjadi sebuah konsep perancangan

2.5 Diagram Alur Penelitian

Gambar 33 Kerangka Berpikir Sumber: Data Pribadi

Judul Skripsi

Integrasi Ruang dan Alam sebagai Penunjang Pendidikan Taman Kanak-kanak di Jakarta Selatan

Landasan Teori

1. Mengumpulan teori-teori dasar untuk dijadikan bahan analisa dan variabel studi banding


Recommended