Transcript

KINERJA PERTAMINA PATRA NIAGA: Direktur Utama PT Pertamina Patra NiagaGandhi Sriwidodo (kanan) berbincang dengan Direktur Administrasi dan Keuangan Said Reza Pahlevy (kiri), dan Direktur Pemasaran Romulo Hutapea seusai memaparkan gambaran umum tentang kinerja perusahaan di Jakarta, kemarin. Pertamina Patra Niaga berhasil meningkatkan pencapaian laba bersih dalam tiga tahun terakhir, yakni US$37 juta pada 2014, US$67 juta tahun 2015, dan US$96 juta tahun 2016 atau meningkat 259%.

ANTARA/WIDODO S JUSUF

CAHYA [email protected]

ANAK usaha Pertamina, yakni PT Pertamina Patra Niaga (PPN), da-lam waktu dekat akan

mengakuisisi terminal BBM milik Shell di Gresik. Saat ini Patra Ni-aga sedang melakukan fi nalisasi atas rencana tersebut.

“Satu sampai dua bulan di-harapkan rampung. Saat ini kita negosiasi final dengan pemilik tangki yakni Shell. Mudah-mu-dahan dua bulan ke depan akan selesai,” kata Direktur Utama PPN Gandhi Sri Widodo di Jakarta, kemarin.

Pihaknya telah menyiapkan

dana hingga US$40 juta untukakuisisi itu. Dana akuisisi diambil-kan dari pos belanja modal atau capital expenditure (capex) yang tahun ini besarannya mencapai Rp1 triliun.

Direktur Administrasi dan Ke-uangan PPN Said Reza Pahlevy mengungkapkan kapasitas ter-minal BBM yang akan dibeliPPN itu memiliki kapasitas 35 ribu kiloliter. Akuisisi terminal BBM itu akan mengoptimalkan pendistribusian BBM untuk wi-layah Indonesia bagian timur, terutama Bali.

Saat ini, untuk memenuhi ke-butuhan BBM di Bali, induk usaha PPN yakni Pertamina mengguna-kan fl oating storage dengan biaya

yang cukup mahal. “Kalau itu kita pindahkan ke Gresik, Pertamina bisa hemat 50% karena merekabisa sewa ke kita,” ujar Reza.

Dirut Operasi PPN Abdul Cholidmemaparkan pihaknya saat ini menyiapkan skema stasiun pengi-sian bahan bakar umum (SPBU) skala kecil atau mini.

“SPBU mini ini tidak seperti yang bensin jualan eceran, tapi resmi dan menggunakan dispen-ser resmi yang memiliki standar keamanan,” kata Abdul Cholid.

Ia menjelaskan setidaknya akan ada satu dispenser yang melayanipenjualan pertalite dan pertamax series sebab SPBU mini itu ditar-getkan untuk pengguna sepeda motor.

Nilai investasinya diperkira-kan berkisar Rp1 miliar. Namun, itu belum hitungan akhir, masih perlu mematangkan berbagai pertimbangan. Adapun nilai in-vestasi SPBU ukuran normal bisamencapai Rp6 miliar.

Titik lokasi ditargetkan selu-ruh Indonesia, yakni yang tidak bisa dijangkau truk pengisi BBM berukuran besar, tetapi lokasi tersebut dianggap berpotensi ramai lalu lintasnya.

“Ini masih kami uji dan tinjau, nanti juga akan ada masa perco-baan sebab hal ini bertujuan me-ngurangi BBM ilegal yang dijual eceran tidak resmi di sepanjangjalan,” tuturnya.

Pengelolaan SPBU mini akan diserahkan kepada pihak swasta. PPN hanya bertugas untuk me-mastikan ketersediaan pasokanBBM.

Meski bisnis terbesar merekasaat ini ialah melayani pelanggan industri, PPN juga ikut terlibat dalam pendistribusian BBM da-lam program satu harga. “Kitaikuti penugasan yang diberikanke Pertamina,” ujar Gandhi.

Dalam tiga tahun terakhir labaperusahaan terus meningkat dari US$37 juta pada 2014 menjadi US$96 atau Rp1,3 triliun pada 2016. Diharapkan, dalam tigatahun ke depan laba menca-pai sekitar Rp4 triliun. (MTVN/Ant/E-1)

Data akuisisi terminal BBM dengan kapasitas 35 ribu kiloliter akan mengoptimalkan distribusi BBM ke Indonesia bagian timur.

Pertamina Patra Niaga akan Akuisisi Terminal BBM Shell

Penumpang Garuda Tumbuh 3,9% PT Garuda Indonesia Tbkpada semester I 2017 meng-angkut 17,2 juta penumpangatau naik 3,9% dari periode yang sama tahun lalu. Khu-sus untuk rute internasional,pertumbuhan penumpang mencapai 15% dan kargo me-ningkat 10,6%.

“Garuda juga berhasil mem-pertahankan kinerja on timeperfomance 85%,“ kata Di-rektur Utama Garuda Pa-hala N Mansyury saat pema-paran kinerja perusahaan di Tangerang, kemarin.

Khusus kinerja operasional, Garuda membukukan operat-ing revenue US$1,9 miliar atau tumbuh 7% dari tahun lalu. Pertumbuhan tersebut sudah termasuk beban lama yakni harga avtur lebih mahal ke-timbang di negara lain.

“Di tengah tren penurunankinerja operasional industri penerbangan global, Garuda berhasil membukukan per-tumbuhan positif kinerja ope-rasional,” ujar Pahala.

Meski positif di operasional,Garuda masih mencatatkan kerugian US$283,8 juta. Ga-ruda terbebani dengan beban bahan bakar sebesar 36,5% dan non-recurring expense US$145,8 juta dari tax am-nesty. “Net loss keseluruhan USS$283,8 juta.” (Cah/E-1)

Produksi Budi Daya Naik 80% KEMENTERIAN Kelautan dan Perikanan (KKP) memprediksi produksi perikanan budi daya bisa naik hingga 80% pada semester I tahun ini. Diper-kirakan, produksi bisa menca-pai 9 juta ton dari semester I tahun lalu yang hanya sekitar 5 juta ton.

Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Slamet Soebjakto menyebut data produksi se-mentara pada semester I tahun ini sudah mencapai 7,5 juta ton. Dari jumlah itu, pro-duksi rumput laut mencapai 4 juta ton dan 3,5 juta ton meru-pakan ikan budi daya.

“Di semester I, potensi total produksi bisa mencapai 9 jutaton. Perinciannya 4 jutaan ikan dan 5 jutaan rumput laut.Datanya masih sementara 7,5 juta ton produksi karena kita masih menunggu data dari tim pencacah,” papar Slamet di Jakarta, Rabu (26/7).

Kenaikan produksi tahun ini disebabkan program-programperikanan budi daya yang diberikan KKP. Salah satunya bantuan benih ikan yang kini sudah melampaui target. Saat ini, realisasi bantuan benih telah mencapai 101.353.814 ekor atau 101% dari target. Program mina padi dinilai su-dah terealisasi 60%. Programitu merupakan salah satuteknik budi daya ikan air tawar genangan air sawah. (Jes/E-1)

JUMAT, 28 JULI 2017 SEKTOR RIIL18

S E K I L A S

Media Indonesia, 28 Juli 2017

Recommended