Download pdf - Askep Fraktur Mandibula

Transcript
  • Askep Fraktur MandibulaPemasangan Inter Maxillary Fixation

  • Definisi Rahang adalah salah satu dari dua struktur yang membentuk, atau berada di dekat jalan masuk, ke mulut. Istilah rahang juga secara umum digunakan untuk keseluruhan struktur yang membentuk rongga mulut dan berfungsi membuka dan menutup mulut.

  • Rahang terbagi menjadi 2, yaitu rahang atas (Os Maxilla) dan rahang bawah (Os Mandibulla).

    Reposisi dan rekonstruksi rahang merupakan suatu cara/proses perbaikan rahang yang telah mengalami kerusakan terutama fraktur

  • Fraktur mandibulaFraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya, Fraktur terjadi jika tulang dikenai stress yang lebih besar daripada yang diabsorpsinya.

    Fraktur os.mandibula adalah Rusaknya kontinuitas tulang mandibular yang dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak langsung.

  • Etiologi TraumaTrauma, yaitu benturan pada tulang. Biasanya penderita terjatuh dengan posisi lengan bawah langsung terbentur dengan benda keras.1.Trauma langsung: benturan pada tulang mengakibatkan fraktur ditempat tersebut.2. Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area benturan.Fraktur patologis: fraktur yang diakibatkan oleh trauma minimal / tanpa trauma berupa yang disebabkan oleh suatu proses., yaitu : a. osteoporosis Imperfekta b. osteoporosis c. Penyakit metabolic

  • Patofisiologi Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya. Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organ-organ yang lain yang akan menyebabkan terjadinya edema.

  • Manifestasi klinis Nyeri hebat di tempat fraktur Tak mampu menggerakkan dagu bawah Diikuti tanda gejala fraktur secara umum, seperti : fungsi berubah, bengkak, krepitasi, sepsis pada fraktur terbuka, deformitas.

  • Klasifikasi fraktur mandibulaProsesus alveolarisMidlineSimphisisParasimphisisBodyAngleRamusProsesus KondilarisProsesus Koronoid

  • Penatalaksanaan medikKonservatif: immobilisasi, mengistirahatkan daerah fraktur.

    Operatif : dengan pemasangan traksi, pen, screw, plate, wire ( tindakan asbarg)

  • Indikasi open reduction

    Displaced unfavourable fraktur melalui angulus Displaced unfavourable fraktur corpus atau parasymphysis Fraktur multiple wajah Fraktur midface disertai diplaced fr condylus bilateral malunions

    Prinsip langkah-langkah penanganan fraktur mandibula Debridement reposisi Evaluasi nilai fungsi (oklusi) :fiksasi : internal fixation (wiring or plating), external fixationimmobilisasi : intermaxillary fixation (arch bar), interdental wiring

  • Indikasi closed reduction

    Fraktur komunitif dg periosteum yg intak Fraktur dengan soft tissue loss yg berat Edentulous mandibula Fr aktur pada anak-anak Fraktur condylus (non displaced)Tehnik closed reduction :Fiksasi intermaksiler Dipertahankan selama 3-4 minggu pada fraktur daerah condylus dan atau selama 4-6 minggu pada daerah lain mandibula Tehnik ; eyelet, arch bar

  • InterMaxillary FixationMerupakan prosedur untuk menstabilkan patah tulang dan memungkinkan mereka untuk tumbuh bersama-sama dalam posisi yang tepat . Fiksasi merupakan langkah penting dalam mengobati patah tulang.Metode IMF :ReduksiFiksasi (intermaxillary dan atau fiksasi kaku)

  • Pemasangan InterMaxillary Fixation

  • Pemasangan Fiksasi Kaku

  • ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN FRAKTUR MANDIBULARPEMASANGAN IMF

    Pengkajian Identitas KlienRiwayat Penyakit Riwayat Pola HidupRiwayat Psiko, Sosial, Spiritual

  • ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN FRAKTUR MANDIBULARPEMASANGAN IMF2. Pemeriksaan Fisik TTVReview of SystemB1 | breathing (pernafasan)B2 | bleeding (kardiovaskuler)B3 | brain (persyarafan)B4 | bladder (perkemihan)B5 | bowel (pencernaan)B6 | bone (tulang, sendi, integumen)Endokrinhematopoietik

  • ASUHAN KEPERAWATANPADA KLIEN DENGAN FRAKTUR MANDIBULARPEMASANGAN IMFPemeriksaan Fisik terkerucut, meliputi :

    Nyeri pada lokasi frkatur terutama pada saat digerakanAdanya pembengkakanPemendekan ekstrmitas yang sakitParalisis (kehilangan daya gerak)Krepitasi (sensasi keripik yang ditimbulkan bila mempalpasi patahan-patahan tulangSpasme ototPeretesia (penurunan sensasi)

  • Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan rontgenUntuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.

    Scan tulang, tomogram, CT-scan/ MRIMemperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan kerusakan jaringan lunak

    Pemeriksaan darah lengkapHb menurun terutama fraktur terbuka, peningkatan leukosit adalah respon stres normal setelah trauma.

  • Diagnosa Keperawatan yang MunculGangguan rasa nyamanNyeri terjadi karena pergeseran fragmen tulang terhadap jaringan lunakResiko tinggi in-efektifnya bersihan jalan nafas karena trauma pada jaringan lunakKerusakan komunikasi verbal karena nyeri

  • Intervensi dan Rasional KeperawatanGangguan rasa nyamaNyeri (akut) karena pergeseran fragmen tulang terhadap jaringan lunakTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri dapat berkurang atau terkontrol.Kriteria hasil : Nyeri berkurang atau hilang Skala nyeri 1Klien menunjukkan sikap santai

  • 2. Resiko tinggi inefektifnya bersihan jalan nafas karena trauma pada jaringan lunakTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam resiko inefektif bersihan jalan nafas tidak terjadiKriteria hasil: Pola nafas normalBunyi nafas jelas dan tidak bisingMendemonstrasikan perilaku untuk meningkatkan jalan napas paten

    Intervensi dan Rasional Keperawatan

  • 3. Kerusakan komunikasi verbal karena nyeri Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat berkomunikasi dengan baikKriteria hasil :pasien akan menetapkan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan

    Intervensi dan Rasional Keperawatan

  • Gangguan rasa nyama: nyeri (akut) b.d pergeseran fragmen tulang terhadap jaringan lunakTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nyeri dapat berkurang atau terkontrol.Kriteria hasil : a. Nyeri berkurang atau hilangb. Skala nyeri 1c. Klien menunjukkan sikap santai

    Intervensi Rasional 1. Kaji lokasi nyeri, itensitas dan tipe nyeri2. Pertahankan imobilisasi fraktur wajah dengan alat yang tepat3. lakukan rentang gerak pasif/ aktif untuk ekstremitas/ sendi4. Ajarkan dan dorong tehnik relaksasi napas dalam5. Berikan waktu untuk ekspresikan perasaan, dalam tingkat kemampuan berkomunikasiKolaborasi Berikan analgetik sesuai indikasidengan dokter, pemberian analgetik1. Mempengaruhi pilihan keefektifan intervensi2. Mempertahankan posisi yang tepatndan mencegah stres yang tak diperlukan pada dukungan otot3. menurunkan ketidaknyamanan dan kekakuan, merangsang sirkulasi yang melambat sehubungan dengan tirah baring4. Dengan tehnik relaksasi dapat mengurangi nyeri5. ekspresikan masalah/ rasa takut menurunkan ansietas/ siklus nyeriAnalgetik memblok lintasan nyeri, sehingga nyeri akan berkurang.

  • Resiko tinggi inefektifnya bersihan jalan nafas b.d trauma pada jaringan lunakTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam resiko inefektif bersihan jalan nafas tidak terjadiKriteria hasil: a. Pola nafas normalb. Bunyi nafas jelas dan tidak bisingc. Mendemonstrasikan perilaku untuk meningkatkan jalan napas paten

    Intervensi Rasional 1. Tinggikan tempat tidur 30 derajat2. Observasi frekuensi/ irama pernafasan. Perhatikan penggunaan otot aksesori, pernafasan cuoing hidung, stridor, serak3. Periksa mulut terhadap pembengkakan, perubahan warna, akumulasi sekret mulut atau darah4. Perhatikan keluhan pasien akan peningkatan disfagia, batuk nada tinggi, mengi5. Awasi TTV dan perubahan mental6. Auskultasi bising usus7. Kaji warna dasar kukuKolaborasi Berikan antiemetik sesuai indikasi1. Meningkatkan drainase sekresi dan menurunkan terjadinya edema2. Dapat mengindikasikan terjadinya gagal pernafasan3. Pemeriksaan hati-hati diperlukan karena mungkin adanya perdarahan 4. Menindikasikan pembengkakan jaringan lunak pada faring posterior5. Takikardi/ peningkatan gelisah dapat mengindikasikan terjadinya hipoksia6. Adanya mengi/ ronki menunjukan sekret tertahan7. Menentukan keadekuatan oksigenasiMencegah terjadinya muntah dan aspirasi

  • Kerusakan komunikasi verbal b.d nyeri Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam klien dapat berkomunikasi dengan baikKriteria hasil : pasien akan menetapkan metode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekspresikan

    Intervensi Rasional Tentukan luasnya ketidakmampuan untuk berkomunikasiBerikan pilihan cara komunkasi menggunakan alatvalidasi arti upaya komunikasi.gunakan ya atau tidakAntisipasi kebutuhan pasien 1. Tipe cedera/ situasi individual akan menentukan kebuthan yang memerlukan bantuan2. Memampukan pasien untuk mengkomunikasikan kebutuhan atau masalah3. Batasi frusteasi dan kelelahan yang dapat terjadi pada percakapan lama4. Menurunkan ansietas dan perasaan tidak berdaya

  • T.E.R.I.M.A K.A.S.I.H

  • Disusun OlehGootama Catur |1211007Cahyo Sang Wahyu | 1211016Nilsa Prih Utamai | 1211019Aris Septiana | 1211032Waluyo Dwi Oktavianto | 1211036Flori Juliant Pello | 1212061Risky Angger B |Arif Dwi Kurniawan |