GEOPOLITIK & GEOSTRATEGI
“PERTAHANAN MARITIM MATRA UTAMA NEGERI BAHARI”
Disusun oleh :
Teguh Firmansyah 230110140001
Muhamad Syarif Maulana 230110140011
Fitri Rizki F. 230110140021
Syifa Hanifah 230110140031
Arief Hidayatullah 230110140041
Satryo Bayuaji 230110140053
M. Faisal Abdillah 230110140064
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelasaikan makalah ini
tanpa ada suatu halangan apapun.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW
yang kita nanti – nantikan syafaatnya di dunia dan di akhirat.
Makalah ini kami susun dengan kajian pustaka mengenai “Pertahanan
Maritim Matra Utama Negeri Bahari”. Kami menyampaikan terima kasih kepada :
Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa dan Bapak M.Ali Mauludin selaku Dosen MKDU
PKn (Pendidikan Kewarganegaraan).
Namun, kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jatinangor, 21 April 2015
KELOMPOK 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara...........................................................................
2.2 Pengertian Geopolitik Dan Geostrategi...............................................................
2.3 Fungsi Wawasan Nusantara.................................................................................
2.4 Tujuan Wawasan Nusantara ................................................................................
2.5 Visi dan Misi Maritim Indonesia ........................................................................
BAB III
PEMBAHASAN .....................................................................................................
3.1 Analisis Kasus .....................................................................................................
3.2 Analisis Pokok Bahasan ......................................................................................
BAB IV
KESIMPULAN ........................................................................................................
4.1 Kesimpulan .........................................................................................................
4.2 Saran ....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Melihat kondisi geografis dan fakta sejarah, Indonesia adalah Negara
kepulauan terbesar. Namun, pembangunan dibidang pertahanan nasional selama
ini tidak selaras dengan visi Negara Maritim. Hal tersebut membahayakan
keamanan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dilihat dari berbagai aspek, posisi Indonesia dimata dunia sangat strategis.
Secara geografis, perairan Nusantara adalah jalur pelayaran Internasional yang
menghubungkan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Alur perdagangan laut
dari Eropa, Afrika, Timur Tengah menuju Asia, Australia dan Amerika, atau
sebaliknya melewati Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), seperti Selat Sunda,
Selat Lombok, Selat Makassar, dan Selat Malaka. Untuk itu, faktor keamanan laut
menjadi isu yang sangat penting bagi pertahanan Maritim Indonesia.
1.2 Identifikasi Masalah
Pembajakan, perompakan, sabotase, serta teror obyek vital.
Pencurian sarana bantu navigasi.
Adanya perampasan hasil sumber daya alam ( ancaman kedaulatan ) dan
pencemaran lingkungan.
Penyelundupan barang bersenjata.
Kurangnya pemahaman konsep Negara maritim yang dimiliki oleh
pemerintah.
Pelanggaran terhadap kedaulatan Negara.
Kurangnya Alutsista yang dimiliki TNI AL.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dan tetap menghargai serta
menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai
tujuan nasional.
Wawasan nusantara adalah ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi,
ditaati, dipelihara oleh setiap komponen pembentukan bangsa atau golongan.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, kerja sama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
Dalam pengertian umum, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ideologi nasionalnya yang
dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia
yang merdeka, berdaulat, dan bermanfaat serta menjiwai tata hidup dan tindak
kebijakannya dalam mencapai tujuan nasional.
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, adalah sebagai
berikut:
Kebulatan wilayah nasional beserta kekayaannya merupakan satu kesatuan
wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan seluruh bangsa, serta menjadi
modal dan milik bersama bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku dan berbicara menggunakan
berbagai bahasa daerah. Meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam
arti yang seluas-luasnya.
Bangsa Indonesia harus merasa satu kesatuan, senasib sepenanggungan,
sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam rnencapai cita-
cita bangsa.
Pancasila sebagai satu-satunya ideologi bangsa dan Negara yang senantiasa
membimbing dan rnengarahkan bangsa Indonesia dalam mencapai tujuannya.
Seluruh kepulauan nusantara merupakan kesatuan hukum dalam arti bahwa
hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi, adalah
sebagai berikut:
Kekayaan wilayah nusantara, baik potensial maupun efektif adalah modal dan
milik bersama. Keperluan hidup sehari-hari seharusnya sudah tersedia merata
di seluruh wilayah tanah air.
Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah,
tanpa meninggikan ciri khas yang dimiliki oleh daerah dalam pengembangan
kehidupan ekonominya.
Kehidupan perekonomian di seluruh wilayah Nusantara merupakan satu
kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai usaha bersama atas asas
kekeluargaan dan ditujukan bagi kemakmuran rakyat.
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan sosial budaya, adalah
sebagai berikut:
Masyarakat Indonesia sebagai satu peri kehidupan bangsa merupakan
kehidupan yang serasi dengan tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata, dan seimbang serta adanya keselarasan yang sesuai dengan tingkat
kemajuan bangsa.
Budaya Indonesia pada hakikamya adalah satu. Corak ragam budaya yang ada
harus menggambarkan kekayaan budaya bangsa. Hal inilah yang menjadi
modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya dengan sikap
tidak menolak nilai budaya lain yang tidak bertentangan dengan budaya
bangsa.
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan,
adalah sebagai berikut :
Segala ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
membela negara dan bangsa. Dengan konsep Wawasan Nusantara secara
geografis, kepulauan Indonesia merupakan satu kesatuan yang utuh dengan
melihat kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam.
2.2 Pengertian Geopolitik Dan Geostrategi
Ciri spesifik geografi wilayah Indonesia:
1. NKRI merupakan negara kesatuan
2. Indonesia diapit oleh 2 benua (Asia dan Australia) dan 2 samudera (Pasifik
dan Hindia)
3. Wilayah Nusantara berada di garis khatulistiwa, dilalui oleh Geostationary
Satelite Orbit (GSO)
Geopolitik Indonesia dinamakan Wawasan Nusantara yaitu cara pandang
bangsa Indonesia tentang diri yang bhineka dan lingkungan geografi yang berwujud
negara kepulauan berdasarkan,Pancasila, UUD 1945, dan sejarah.
Hakikat tujuan Wawasan Nusantara adalah kesatuan dan persatuan dalam
kebhinekaan.Kedudukan Wawasan Nusantara, diantaranya :
a. Landasan Idiil Pancasila sebagai ideology bangsa dan dasar negara
b. Landasan Konstitusional UUD 1945
c. Landasan Visional Wawasan Nusantara sebagai geopolitik Indonesia
d. Landasan Konsepsional Ketahanan Nasional sebagai geostrategi Indonesia
e. Landasan Operational Politik strategi nasional merupakan dokumen Rencana
Pembangunan sebagai kebijaksanaan dasar nasional dalam pembangunan
nasional
Peranan Wawasan Nusantara :
a) Mewujudkan dan memelihara persatuan dan kesatuan dalam aspek kehidupan
b) Menumbuhkan rasa bertanggung jawab dan pemanfaatan lingkungan
c) Menegakkan kekuasaan untuk melindungi kepentingan nasional
d) Menjalin hubungan Internasional dalam upaya menegakkan perdamaian
Wajah Wawasan Nusantara :
a) Wawasan Nusantara sebagai landasan konsepsi Ketahanan Nasional
b) Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan Nasional
c) Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Kesatuan Pertahanan Nasional
d) Wawasan Nusantara sebagai wawasan Kewilayahan
Geosrategi adalah perumusan strategi nasional dengan memperhitungkan
konstelasi geografi negara, dalam menentukan kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana
untuk mencapai tujuan nasional.Sifat geostrategi Indonesia diantaranya :
1. Bersifat daya tangkal
2. Bersifat developmental
Hakikat Ketahanan Nasional adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan bangsa Indonesia untuk menjamin kelangsungan hidup
menuju kejayaan bangsa dan negara.Asas Ketahanan Nasional diantaranya:
1. Asas kesejahteraan dan keamanan
2. Asas menyeluruh terpadu atau komprehensif
3. Asas mawas kedalam dan keluar
4. Asas kekeluargaan
Sifat ketahanan Nasional :
1. Mandiri
2. Dinamis
3. Wibawa
4. Konsultasi dan kerjasama
2.3 Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman, dorongan, motivasi, serta
rambu-rambu dalam penentuan segala kebijaksanaan (kebijakan), tindakan, perbuatan
dan keputusan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2.4 Tujuan Wawasan Nusantara
Tujuan Wawasan Nusantara dibagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan ke dalam
dan tujuan ke luar dan penjabarannya seperti berikut :
Tujuan ke dalam Wawasan Nusantara: untuk mewujudkan kesatuan dalam
segenap aspek kehidupan bangsa, baik aspek alamiah maupun aspek sosial.
Tujuan ke luar Wawasan Nusantara: untuk ikut serta rnewujudkan
kebahagiaan, ketertiban, dan perdamaian seluruh umat manusia.
2.5 Visi dan Misi Maritim Indonesia
a. Visi Maritim Indonesia, dapat dirumuskan sebagai berikut :
“Terwujudnya secara nyata Indonesia sebagai Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan ciri negara maritime,
yang ditopang oleh kekuatan politik, ekonomi, sosial dana budaya serta
pertahanan dan keamanan rakyat yang menguasai sepenuhnya seluruh laut dan
segala isinya sebagai wilayah kedaulatan dan yuridiksi nasionalnya, yang
rakyatnya hidup aman dan sejahtera."
b. Misi Maritim Indonesia :
“Membangun secara nyata kekuatan martim yang mencakup aspek maritim,
ekonomi, sosial, dan budaya serta pertahanan dan keamanan untuk mendukung
terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai Visi Maritim
Indonesia.”
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisis Kasus
Keamanan laut Indonesia perlu secara kuat ditinjau dan dilindungi dengan
keamanan yang ketat. Hal ini dikarenakan adanya ancaman yang meliputi kekerasan
berupa pembajakan, perompakan, sabotase serta teror obyek vital, ancaman navigasi
berupa kekurangan dan pencurian sarana bantu navigasi, ancaman sumber daya
berupa perusakan serta pencemaran laut dan ekosistemnya, serta ancaman kedaulatan
dan hukum berupa penangkapan ikan secara illegal, imigran gelap, eksplorasi dan
eksploitasi sumber kekayaan alam secara illegal, termasuk penyelundupan barang dan
senjata.
Connie Rahakundini Bakrie (Pengamat Pertahanan Maritim Indonesia)
mengatakan bahwa beliau merasa prihatin melihat konsep pembangunan pertahanan
nasional Indonesia, terlebih jika dikaitkan dengan visi kita menuju negara maritim.
Hal ini diperkuat dengan bentuk negara kita yang memang terbentang luas dan
berbentuk kepulauan, serta kurangnya pemahaman para pemimpin negeri ini terhadap
konsep negara maritim sangat rendah. Karena utuk mencapai Indonesia sebagai
Negara Maritim, diperlukan kesaran kolektif dari seluruuh komponen bangsa, bukan
hanya pemerintah dan pihak kemananannya saja.
Apabila sistem pertahanan tidak berorientasi pada konsep negara maritim,
dikhawatirkan pertahanan nasional Indonesia di sektor kelautan akan rapuh dan
goyah. Tetapi dalam hal ini, bukan hanya harus menjaga kedaulatan, melainkan
melindungi seluruh kekayaan alam yang ada. Karena Indonesia merupakan negara
dengan bentang laut terluas, jadi wajar saja laut memiliki makna penting bagi bangsa
ini. Masalah pertahanan dan keamanan harus mendapat perhatian serius dari semua
pihak. Jangan sampai tidak ada keselarasan antara pembangunan sistem pertahanan
dengan konsep negara kita sebagai negara maritim.
Kemanan laut cenderung memiliki tingkat permasalahan yang tinggi dalam
hubungan Indonesia dengan Negara lain. Hal tersebut meliputi ancaman kekerasan
(pembajakan), ancaman navigasi, ancaman sumber daya, serta ancaman kedaulatan
dan hukum. Berbagai permasalahan atau konflik sering muncul diperbatasan laut,
mulai dari masalah lintas transit dan hak kapal-kapal asing melalui laut Indonesia
yang begitu luas, penyeludupan baik itu penyeludupan barang konsumsi, jatri dan
narkoba, serta penyelundupan manusia.
Perompakan bersenjata di laut, illegal fishing, hingga klaim dan pendudukan
wilayah. Belum lagi adanya 12 pulau terdepan yang kondisinya sangat rawan
penguasaan oleh pihak asing. Untuk pulau-pulau terdepan, pengamanan selama ini
lebih banyak ditujukan kepada usaha simbolis seperti pemberian nama, daripada
usaha membangun daerah dan pulau-pulau perbatasan dan memasukkan mereka ke
dalam main stream kehidupan ekonomi dan politik Indonesia secara keseluruhan.
Dengan adanya berbagai ancaman yang melanda laut Indonesia Pemerintah harus
berupaya menjaga keamanan maritim.
Pemahaman para pemimpin negeri ini terhadap konsep Negara maritim
tergolong sangat rendah. Untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara Maritim yang
tangguh, diperlukan kesadaran kolektif dari seluruh komponen bangsa
(Rahakundini,C.,2012). Mereka harus memiliki persamaan persepsi tentang posisi
geostrategic Indonesia dikawasan regional (ASEAN), dan Internasional.
Tidak sedikit batas wilayah NKRI dilanggar pihak asing. Misalnya, sudah
beberapa kali kapal-kapal dari Negara tetanga melanggar wilayah kedaulatan NKRI.
Sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia tidak hanya harus menjaga
kedaulatan, tetapi juga melindungi seluruh kekayaan alam. Sebagai Negara maritim,
bangsa ini harus bisa menjaga ribuan pulau dan kekayaan alam yang dimilikinya,
termasuk pengembangan industri maritim yang menunjang pembangunan dan
keamanan Negara (Rahakundini,C.,2012).
Menurut Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut Untung Suropati, untuk
mempertahanankan kedaulatan NKRI tidak terlepas dari Alutsista. Pasalnya,
Indonesia yang dikelilingi oleh laut memerlukan pertahanan maritim yang kuat.
3.2 Analisis Pokok Bahasan
Jika dilihat dari analisa kasus, kasus ini dapat masuk ke dalam beberapa
materi MKDU Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu mengenai Geopolitik (Wawasan
Nusantara) dan Geostrategi (Ketahanan Nasional). Dalam perkuliahan disampaikan
bahwa hakikat wawasan nusantara adalah menjaga keutuhan bangsa dan kesatuan
wilayah. Namun, jika dilihat dari kasus di atas, sepertinya upaya yang dilakukan
warga Indonesia terutama pemerintah untuk menjaga keutuhan serta keamanan di
sektor laut tergolong masih rendah.
Masih banyak ancaman yang meliputi kekerasan berupa pembajakan,
perompakan, sabotase serta teror obyek vital, ancaman navigasi berupa kekurangan
dan pencurian sarana bantu navigasi, ancaman sumber daya berupa perusakan serta
pencemaran laut dan ekosistemnya, serta ancaman kedaulatan dan hukum berupa
penangkapan ikan secara illegal, imigran gelap, eksplorasi dan eksploitasi sumber
kekayaan alam secara illegal, termasuk penyelundupan barang dan senjata.
Jika dikaitkan dengan wawasan nusantara, Negara Indonesia ini dikatakan
sebagai Negara Archipelago, yaitu sebuah Negara Kepulauan. Jumlah pulau di
Indonesia saat ini yaitu 17.508 dan ada sekitar 11.801 pulau yang belum diberi nama.
Negara ini memiliki 67 pulau terluar dan 12 diantaranya perlu mendapatkan perhatian
khusus. Untuk ke 12 pulau tersebut, selama ini pengamanan lebih ditujukan kepada
udaha simbolis seperti pemberian nama, daripada membangun daerah dan pulau-
pulau perbatasan serta memasukkan pulau-pulau tersebut dalam mainstream
kehidupan ekonomi dan politik Indonesia secara keseluruhan.
Mengingat adanya beberapa kasus mengenai sengketa pulau seperti Sipadan
Ligitan, Ambalat dan Karang Unarang, ini mengisyaratkan bahwa kedaulatan wilayah
laut adalah wajib untuk dikuatkan. Semua hal tersebut dikarenakan lemahnya dalam
pengelolaan. Guna memberikan kekuatan terhadap beberapa kepentingan dalam
pengelolaan, maka diperlukan perubahan pengelolaan yang berorientasi pada
pencapaian tujuan, yaitu penguaatan kedaulatan dan stabilitas nasional.
Untuk menjaga ketahanan nasional (geostrategi) diperlukan koordinasi dan
dibangun unit organisasi pemerintahan yang solid. Tidak hanya terfokus pada
pertahanan daratan, tetapi memeperkokoh pertahanan wilayah laut Indonesia. Apalagi
jika kita kembali dalam konteks Negara Indonesia adalah Negara Maritim. Dulu,
Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid membentuk Departemen Eksplorasi
Laut pada tahun 1999 yang sekarang berubah menjadi Kementerian Kelautan dan
Perikanan pada tahun 2009. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pada tahun-tahun lalu
saja mulai digencarkan keamanan secara menyeluruh untuk kelautan Indonesia.
Dengan adanya arus globalisasi, hendaknya kita lebih meningkatkan standar
keamanan laut Indonesia, jangan sampai mengalami “kebocoran” seperti maraknya
illegal fishing, dan kejahatan lainnya.
Konteks meningkatkan koordinasi antar instansi pemerintah dibidang
keamanan laut, usulan pun muncul agar pemerintah segera membentuk lembaga
keamanan laut terdepan, Coast guard. Didirikannya Coast guard agar organisasi
pemerintah yang ada dilaut dapat terkoordinasi secara merata dan sesuai dengan
tanggungjawab masing-masing sebagai penangkal pertama dalam menghadapi
ancaman dari luar.
Selain Coast guard, Connie Rahakundini Bakrie pun mengatakan bahwa
sebetulnya Indonesia perlu sedikitnya 12 kapal selam, guna menjadi fasilitas
pertahanan keamanan laut Indonesia. Tentu saja kapal selam yang dimaksud yaitu
kapal selam yang multifungsi dan memiliki wewenang dalam melindungi laut
Indonesia secara keseluruhan dan terkendali.
Berbagai upaya telah dikerahkan dalam meindungi lautan Indonesia. Salah
satunya TNI AL yang menggelar operasi keamanan laut sehari-hari sepanjang tahun,
termasuk keamanan pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan laut dengan
menghadirkan unsur-unsur kapal perang (KRI).
Dilihat dari sisi lemahnya sistem ketahanan laut Indonesia, pemerintah harus
mampu menghadapi ancaman dari luar dengan penataan kembali badan koordinasi
keamanan laut (BAKORKAMLA) terutama dalam meningkatkan koordinasi antar
instansi pemerintah dibidang keamanan laut. Usulan pun muncul agar pemerintah
segera membentuk lembaga keamanan laut terdepan, Coast guard.
Selama ini, upaya dalam mengamankan laut Indonesia terkendala banyaknya
organisasi pemerintah yang berwenang di laut. Diperlukan koordinasi dan batas
kewenangan yang jelas, antar institusi di laut. Di sinilah fungsi coast guard dalam
menangani masalah tersebut. Mereka adalah penangkal pertama dalam menghadapi
ancaman dari luar.
TNI AL memiliki dua Armada, yaitu Komando Armada RI Kawasan Barat
dan Timur. Kedua Armada tersebut masing-masing membawahi gugus tempur laut
dan keamanan laut yang bertugas menegakkan kedaulatan dan hukum di laut. Yang
menurut Laksma TNI, Untung Suropati perlu juga didukung oleh Alusista.
Selain itu, upaya TNI AL dalam mengamankan perbatasan wilayah laut dan
pulau-pulau terluar diantaranya dengan menggelar operasi keamanan laut sehari-hari
sepanjang tahun, termasuk pengamanan pulau-pulai terluar dan wilayah perbatasan
laut dengan menghadirkan unsur-unsur kapal perang (KRI), pesawat udara, dan
pasukan mariner untuk melaksanakan pengamanan diwilayah perbatasan laut antara
Indonesia dengan Negara tetangga.
Pihak Kadispenal juga kerap menjelaskan , untuk melakukan pengamanan
terhadap Indonesia yang memiliki laut sangat luas dibutuhkan pula penambahan
standard minimal kapal selam Indonesia, yakni sebanyak 12 unit. Dia mencontohkan,
Jepang dengan luas laut yang kecil memiliki 24 unit kapal selam.
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Kita semua harus memiliki pandangan yang sama tentang posisi Indonesia
sebagai maritim. Sehingga kita semua paham tentang konsep pertahanan yang tepat
dalam menjaga setiap jengkal wilayah laut Indonesia. TNI Angkatan Laut sebagai
komponen utama pertahanan Negara Matra Laut dituntut kesiapannya dalam
menghadapi dan mengantisipasi berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu
keamanan dan kedaulatan NKRI. Tentunya kesiapan TNI AL ini perlu didukung
dengan kekuatan alutsista.
4.2 Saran
Pemerintah diharapkan untuk meningkatkan pemahaman mengenai konsep
Negara Maritim dan harus memiliki persamaan persepsi tentang posisi geostrategi
Indonesia di kawasan regional (ASEAN) dan internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumoprojo,W,S. 2009. Indonesia Negara Maritim. Jakarta Selatan : Teraju
Anggota IKAPI.