Transcript
Page 1: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

AQUASAINS(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan)(Vol 5 No. 1 Tahun 2016)

ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’SMORTALITY INDEX AROUND PAGAI STRAIT,MENTAWAI

Herdiana Mutmainah1 · Rani Santa Clara2

Ringkasan Coral that live in tropical watersthat sensitive to environment changes, especia-lly temperature, salinity, sedimentation and eu-trophication. Pagai Strait at Mentawai is partof the Indian Ocean which lies between Nor-th Pagai and South Pagai Island. Pagai Straitisland located in the region which is the pathof collision between two plates (Eurasia andIndo-Australia) and high tectonic activities. So-me Mentawai Tsunami led severely damagedto most of the Mentawai waters. This studyaims to determine of Coral Bleaching pheno-menon and the impact of Tsunami, to coralreefs in the Pagai Strait. The method is Li-ne Intercept Transect (LIT) and held in Ap-ril 2016. The study was conducted on Sijao-jao, Siruso and Tunang Bulag. Observationsdid on the current, parameters of waters, thepercent cover of live coral and dead coral, al-gae, abiotic and other biota. The result of thisresearch shows that current’s velocity is 0,2 –0,48 m/sec. Some parameters such as tempe-rature, TDS and salinity out of range of thetreshold. pH and visibility are still in the ra-nge. Sijao-jao has the percent of coral cover20,17% (poor) and IM 0,767; Siruso with coralcover 30,45% (moderate) and IM 0,544; whileTunang Bulag has coral cover 25,08% (mode-

1)Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesi-sir Balitbang KP, KKP, Komp. PPS Bungus, Jl. RayaPadang Painan KM 16, Telp/Fax. 0751-751458. TelukBungus. Sumatera Barat. Indonesia2)Program Studi Oseanografi, Institut Teknologi Ban-dung.E-mail: [email protected]

rate) and IM 0,451. Acropora sp is the mostvulnerable of coral bleaching.

Keywords coral, coral’s cover percentage,Mortality Index, coral bleaching, Mentawai

Received : 11 Oktober 2016

Accepted : 27 Nopember 2016

PENDAHULUAN

Pulau Pagai Utara terletak di Samudera Hindiapada koordinat 02o42’41” LS dan 100o05’31”BT; secara administrasi merupakan bagian da-ri Kabupaten Kepulauan Mentawai.. Berdasark-an UU No.1 Tahun 2014, Pulau Pagai Utaratermasuk pulau kecil karena luasnya kurangdari 2.000 km2. Tsunami pada tahun 2007 dan2010 menyebabkan rusaknya sebagian besarpesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang.

Terumbu karang merupakan ekosistem yang unikdan spesifik karena pada umumnya hanya ter-dapat di perairan tropis dan sangat sensitif ter-hadap perubahan lingkungan perairan teruta-ma suhu, salinitas, sedimentasi dan eutrofikasiserta memerlukan kondisi perairan yang alami(Veron, 1995). Terumbu karang mampu hiduppada kondisi thermal treshold dengan toleran-si 1-2oC di atas rata-rata suhu/bulan yang jikamelebihi itu maka akan terjadi bleaching mas-sal (Hoegh-Guldberg, 1999). Bleaching terjadijika terdapat kenaikan suhu perairan 1-2oC se-lama 5-10 minggu (Buchheim, 1998). Naiknya

Page 2: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

436 Herdiana Mutmainah1, Rani Santa Clara2

suhu perairan menyebabkan stress dan disease(meningkatnya bakteri patogen) sehingga me-rusak hubungan polip dengan zooxanthellae.Lepasnya Zooxanthellae menyebabkan karangkehilangan pigmen-pigmen warna untuk pro-ses fotosintesis dan akhirnya menjadi putih.

Pendapat lain mengatakan bahwa bleaching ada-lah peristiwa terhambatnya pertumbuhan danmeningkatnya indeks kematian terumbu karangbaik musiman ataupun massal. Diversitas ter-umbu karang dan dugaan kecepatan arus ju-ga mempengaruhi tingkat bleaching (Douglas,2003). Semakin tinggi diversitas, semakin ren-dah potensi bleaching demikian pula denganarus karena pada arah dan kecepatan terten-tu, arus dapat menyebabkan pertukaran mas-sa air dan nutrien. Salinitas yang kurang da-ri 32-40 ppm (Veron, 1995), badai atau banjir,turbiditas yang tinggi (Glynn, 1996) serta sedi-men dan nutrien mempengaruhi terjadinya ble-aching. Suhu optimal karang adalah 24-29oCdengan bleaching treshold yang spesifik un-tuk spesies yang berbeda-beda (Krupa, 1998).Hasil penelitian di laboratorium menunjukk-an coral bleaching disebabkan oleh perubahansuhu yang ekstrim, tingkat radiasi yang ting-gi, kondisi gelap yang berkepanjangan, logam(tembaga dan cadmium) dan bakteri patogen(Hoegh-Guldberg, 1999).

Predator seperti Acanthaster planci juga me-nyebabkan terjadinya bleaching. Bleaching mas-sal dapat terjadi akibat perubahan iklim (kena-ikan suhu dan muka air laut) serta dampak Ba-dai El Nino. Komposisi substrat seperti pasirdan pecahan karang mati akibat Tsunami dite-mukan disekitar terumbu karang yang meng-alami bleaching di Pulau Weh (Purbani et al.,2015).

Berdasarkan kondisi tersebut dan bencana Tsu-nami di Mentawai, 2010 maka penelitian inibertujuan untuk mengetahui dampak Tsunamidan fenomena Coral Bleaching di perairan se-kitar Pulau Pagai Utara hususnya perairan ba-rat dan timur Selat Pagai.

MATERI DAN METODE

Pengamatan terumbu karang di Pagai Utara di-lakukan pada April 2016 menggunakan meto-

Tabel 1 Kriteria Persen Tutupan Terumbu Karang

Kategori %Buruk 0 - 24.9Sedang 25 - 49.9

Baik 50 - 74.9Baik sekali 75 - 100

Sumber: Kepmen Lingkungan Hidup No.4 Tahun 2001

de Line Intercept Transect (LIT) untuk menen-tukan komunitas bentik berdasarkan life formdalam satuan persen dan mencatat jumlah ben-tik yang ada di sepanjang garis transek. Ko-munitas karang dicirikan dengan menggunak-an kategori lifeform (bentuk hidup) yang mem-berikan gambaran deskriptif mengenai morfo-logi komunitas karang. Komponen habitat da-sar serta panjang transisi tutupan yang dite-mukan sepanjang transek garis (10m x 10m),dikelompokkan menurut bentuk pertumbuhan-nya. Kriteria penutupan karang disajikan pa-da Tabel 1, sedangankan persamaan yang di-gunakan untuk menghitung persentase tutupankarang (English et al., 1994) :

% tutupan karang =Pan jang bentuk hidup (cm)

pan jang garis transekx100 (1)

Penilaian suatu kondisi kesehatan dari ekosis-tem terumbu karang tidak hanya berpatokanpada persentase tutupan karang saja, karena ke-mungkinan terjadi dua daerah yang memilikipersentase tutupan karang sama tingkat hidup-nya namun mempunyai tingkat kerusakan yangberbeda. Tingkat kerusakan ini terkait denganbesarnya perubahan karang hidup menjadi ka-rang mati. Rasio kematian karang dapat dike-tahui melalui indeks mortalitas karang denganperhitungan (English et al., 1994) :

Indek Mortalitas(IM)=% penutupan karang mati

% penutupan karang mati+ karang hidup(2)

Nilai indeks mortalitas yang mendekati nol me-nunjukkan bahwa tidak ada perubahan yangberarti bagi karang hidup, sedangkan nilai yangmendekati satu menunjukkan bahwa terjadi per-ubahan berarti dari karang hidup menjadi ka-rang mati. Jika dikelompokkan, maka kategorikondisi IM disajikan pada Tabel 2.

Kondisi fisik dan kimia perairan yang diukurdibandingkan terhadap batas ambang yang te-lah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Ling-kungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Tentang Ba-ku Mutu Air Laut untuk Biota Laut (Tabel 3).

Page 3: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

Coral’s Cover And Coral’s Mortality Index 437

Tabel 2 Kategori Indeks Mortalitas Terumbu Karang

Kategori IMRendah 0 - 0.249Sedang 0.25 - 0.499Tinggi 0.5 - 0.749

Tinggi Sekali 0.75 - 1

Tabel 3 Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut

No Parameter Biota Laut1 pH 7.0 - 8.52 Suhu (oC) Coral : 28 - 30

Mangrove : 28 - 32Lamun : 28 - 30

3 Salinitas (‰) Coral : 33 - 34Mangrove : s.d 34Lamun : 33 - 34

4 Kekeruhan/Turbidity (NTU) < 55 Oksigen Terlarut (mg/L) > 56 Kecerahan (m) Coral : > 5

Mangrove : -Lamun : >3

7 TDS (mg/L) Coral : 20Mangrove : 80Lamun : 20

Gambar 1 Peta Lokasi Survei Terumbu Karang di Pa-gai Utara

Parameter lingkungan perairan diukur meng-gunakan alat Water Quality Checker (TOAA)dengan metode purposive sampling dan pengu-kuran di laboratorium kualitas air BARISTAND(Padang) sedangkan kecepatan arus diukur meng-gunakan ADCP yang diletakkan di selat Pagaiselama 15 hari (2 - 18 April 2016). GPS digu-nakan untuk menandai koordinat lokasi (gro-und truthing). Adapun lokasi penelitian adalahseperti dalam Gambar 1.

Gambar 2 Peta Sebaran Terumbu Karang di PerairanSekitar Selat Pagai Sumber : Modifikasi Citra Landsat8 (Hasil Analisa, 2016)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Persentase Tutupan dan Indeks Mortalitas Ter-umbu Karang

Sebaran terumbu karang di ketiga lokasi (Gam-bar 2) tampak lebih banyak dijumpai di sisi Ti-mur Selat Pagai sedangkan di sisi barat, terum-bu karang mengelilingi pulau-pulau kecil yangada.

Lokasi gosong Sijaojao merupakan gosong de-ngan kemiringan dasar bervariasi antara 300hingga 900. Morfologi dasar perairan berupakarang keras hingga kedalaman 16 meter. Subs-trat terdiri dari patahan karang mati hingga ke-dalaman 5 meter dengan kemiringan 300 danpada kedalaman lebih dari 5 meter, substratberupa patahan karang bercampur pasir. Tu-tupan karang keras adalah 30,47% yang ter-diri dari 17,53% Acropora dan 12,93% NonAcropora. Jenis karang Acropora terdiri dariAcropora Branching (ACB) dan Acropora Di-gitate (ACD). Non Acropora terdiri dari Co-ral Massive (CM), Coral Encrusting (CE) danCoral Submassive (CS). Fenomena bleachingtampak pada Dead Coral (DC) sebesar 8,2%.Pada Site 1, taxon dengan tutupan karang pa-ling tinggi adalah Acropora sp yaitu sebesar

Page 4: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

438 Herdiana Mutmainah1, Rani Santa Clara2

Gambar 3 Komposisi Life Form di Ketiga Site di Go-song Sijaojao

0.38% dan Seriatopora hystryx sebesar 0,39%sedangkan yang paling rendah adalah Spongedan Gallaxea sp sebesar 0.07%. Pada site 2,taxon Acropora sp dan Favia sp banyak di-temui sebesar 0.54%. Komunitas paling sedi-kit adalah Favites sp yaitu 0.04%. Site 3 me-nunjukkan Pocillopora sp merupakan komuni-tas paling banyak yaitu 0.42% dan yang palingrendah adalah Acropora sp yaitu 0.05%.

Hasil perhitungan (Gambar 2) tutupan karanghidup di Site 1 (25,4%); Site 2 (21%); site 3(14,1%) dengan rata-rata tutupan karang untukketiga site di Gosong Sijaojao adalah 20,17%atau kategori buruk. Pada Site 1, taxon dengantutupan karang paling tinggi adalah Acroporasp yaitu sebesar 0.38% dan Seriatopora hystr-yx sebesar 0,39% sedangkan yang paling ren-dah adalah Sponge dan Gallaxea sp sebesar0.07%. Pada site 2, taxon Acropora sp dan Fa-via sp banyak ditemui sebesar 0.54%. Komu-nitas paling sedikit adalah Favites sp yaitu 0.04%.Site 3 menunjukkan Pocillopora sp merupak-an komunitas paling banyak yaitu 0.42% danyang paling rendah adalah Acropora sp yaitu0.05%.

Berdasarkan Gambar 3, Indeks Mortalitas (IM)di Site 1 (0,713%); Site 2 (0,774); site 3 (0,816)dengan IM rata-rata untuk ketiga site di Go-song Sijaojao adalah 0,767 dan tergolong ting-gi sekali. Kondisi lingkungan perairan GosongSijaojao diindikasikan dari beberapa parame-ter yang dibandingkan dengan ambang batasuntuk biota laut (Kepmen LH No. 51 Th.2004)sehingga didapat pH pada kisaran 7,46-8,18(7,0-8,5); DO 4,05-6,38 mg/L (>5); Turbiditas0,58-0,74 NTU (<5); suhu 30,7-30,8 oC (28-

30); salinitas 32,3-32,7‰ (33-34), TDS 53,2mg/L (20) dan kecerahan 9,5 m (>5). Berda-sarkan hal tersebut maka parameter yang ma-sih memenuhi ambang batas adalah pH, DO,kecerahan dan turbiditas/kekeruhan. Sedangk-an parameter yang melebihi atau di bawah am-bang batas adalah suhu (melebihi 0,75oC), TDS(melebihi 33,2 mg/L) dan salinitas (rata-ratadibawah 0,5 ‰).

Pulau Siruso memiliki karakteristik pantai ber-pasir putih, pecahan karang dan ke arah da-sar merupakan karang keras. Kemiringan da-sar perairan sekitar 20 dengan substrat dasarberupa patahan karang mati yang sudah ditu-tupi sedimen lumpur tipis dan pasir. Karangkeras hidup ditemukan mulai dari tempat yangdangkal sampai kedalaman 10 meter. Persen-tase tutupan karang keras hidup adalah 0,46%dengan komposisi 17,53% Acropora dan 12,93%Non Acropora. Pada saat pengambilan data disemua stasiun pengamatan ditemukan fenome-na bleaching, Dead Coral (DC) 22,2%, sedangk-an tutupan karang hidup di Site 1 (33,3%); Site2 (30,5%); site 3 (27,6%) dengan rata-rata tu-tupan karang untuk ketiga site di Pulau Sirusoadalah 30,45% atau kategori sedang (Gambar4).

Pada Site 1, taxon Pocillopora sp memiliki per-sen tutupan karang yang paling tinggi sebesar0.42% dan paling rendah adalah Acropora spyaitu sebesar 0.05%. Site 2, Acropora sp sebe-sar 0.52% dan yang paling rendah adalah Te-ripang yaitu sebesar 0.05%. Site 3, Acroporasp memiliki persen tutupan karang yang pa-ling tinggi yaitu 0.69% dan yang paling ren-dah adalah Seriatopora hystryx yaitu sebesar0.07%. Indeks Mortalitas (IM) di Site 1 (0,50%);Site 2 (0,423); site 3 (0,709) dengan IM rata-rata untuk ketiga site di Pulau Siruso adalah0,544 dan tergolong tinggi (Gambar 5).

Kondisi lingkungan perairan Pulau Siruso di-bandingkan dengan ambang batas untuk biotalaut (Kepmen LH No. 51 Th.2004) didapat pH8,39-8,41 (7,0-8,5); DO 4,66-8,24 mg/L (>5);Turbiditas 0,73-3,11 NTU (<5); suhu 30,5-30,6oC (28-30); salinitas 31,9-32,3‰ (33-34), TDS52,1-52,4 mg/L (20) dan kecerahan 10,5 m (>5).Berdasarkan hal tersebut maka parameter yangmasih memenuhi ambang batas adalah pH, DO,kecerahan dan turbiditas/kekeruhan. Sedangk-

Page 5: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

Coral’s Cover And Coral’s Mortality Index 439

Gambar 4 Persentase Tutupan Terumbu Karang dan Indeks Mortalitas Ketiga Site di Gosong Sijaojao

Gambar 5 Komposisi Life Form Ketiga Site di PulauSiruso

an parameter yang melebihi atau di bawah am-bang batas adalah suhu (melebihi 0,55oC), TDS(melebihi 32,2 mg/L) dan salinitas (rata-ratadibawah 1 ‰).

Tunang Bulag memiliki pantai berpasir putih.Kemiringan dasar perairan sekitar 15. Subs-trat dasar sampai kedalaman 7 meter berupakarang keras ditutupi lumpur tipis, sedangk-an pada kedalaman lebih dari 7 meter substratberupa lumpur, pasir dan patahan karang mati.Persentase karang keras hidup sebesar 25,6%yang terdiri dari 6,6% Acropora dan 19,00%Non Acropora. Coral bleaching ditandai de-ngan Dead Coral (DC) sebesar 8,2%. Life formdi Site 1 banyak dijumpai taxon Montipora spdengan persen tutupan karang yang paling ting-gi sebesar 0.58%, sedangkan paling rendah ada-lah Leptoseris sp dan Acropora sp sebesar 0.05%.Site 2 terdapat Sponge dengan persen tutupankarang paling tinggi yaitu 0.5% dan yang pa-ling rendah Acropora sp sebesar 0.04%. PadaSite 3, Montipora sp memiliki persen tutupankarang yang paling tinggi sebesar 0.72% danyang paling rendah adalah Porites sp sebesar

0.07%. Tutupan karang hidup (Gambar 6) diSite 1 (23,4%); Site 2 (21,4%); site 3 (32,0%)dengan rata-rata tutupan karang untuk ketigasite di Tunang Bulag adalah 25,08% atau kate-gori sedang.

Indeks Mortalitas (IM) di Site 1 (0,561%); Si-te 2 (0,357); site 3 (0,436) dengan IM rata-rata untuk ketiga site di Tunang Bulag adalah0,451 dan tergolong sedang (Gambar 7). Kon-disi lingkungan perairan Tunang Bulag diban-dingkan dengan ambang batas untuk biota laut(Kepmen LH No. 51 Th.2004) didapat pH pa-da kisaran 8,35-8,42 (7,0-8,5); DO 5,79-9,72mg/L (>5); Turbiditas 0,73-3,11 NTU (<5); su-hu 30,7-31 oC (28-30); salinitas 32,9-33‰ (33-34), TDS 54,1-54,2 mg/L (20) dan kecerahan7,5 m (>5). Berdasarkan hal tersebut maka pa-rameter yang masih memenuhi ambang batasadalah pH, DO, kecerahan, salinitas dan tur-biditas/kekeruhan. Sedangkan parameter yangmelebihi ambang batas adalah suhu (melebihi0,85oC) dan TDS (melebihi 34,15 mg/L).

Indeks Mortalitas (IM) di Site 1 (0,561%); Si-te 2 (0,357); site 3 (0,436) dengan IM rata-rata untuk ketiga site di Tunang Bulag adalah0,451 dan tergolong sedang (Gambar 7). Kon-disi lingkungan perairan Tunang Bulag (Tabel4) dibandingkan dengan ambang batas untukbiota laut (Kepmen LH No. 51 Th.2004) dida-pat pH pada kisaran 8,35-8,42 (7,0-8,5); DO5,79-9,72 mg/L (>5); Turbiditas 0,73-3,11 NTU(<5); suhu 30,7-31 oC (28-30); salinitas 32,9-33‰ (33-34), TDS 54,1-54,2 mg/L (20) dankecerahan 7,5 m (>5). Berdasarkan hal terse-but maka parameter yang masih memenuhi am-bang batas adalah pH, DO, kecerahan, salinitasdan turbiditas/kekeruhan. Sedangkan parame-ter yang melebihi ambang batas adalah suhu

Page 6: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

440 Herdiana Mutmainah1, Rani Santa Clara2

Gambar 6 Persentase Tutupan Terumbu Karang dan Indeks Mortalitas Ketiga Site di Pulau Siruso

Gambar 7 Komposisi Life Form Ketiga Site di Tu-nang Bulag

(melebihi 0,85oC) dan TDS (melebihi 34,15mg/L).

Berdasarkan rata-rata persentase tutupan ka-rang hidup dan Indeks Mortalitas ketiga lokasi(Gambar 9) tampak bahwa Pulau Siruso me-miliki persentase tutupan karang yang lebih ting-gi dibanding yang lain sedangkan untuk In-deks Mortalitas, Gosong Sijaojao menempa-ti posisi tertinggi. Pada Gosong Sijaojao, se-makin sedikit persentasi tutupan karang hidupmaka semakin besar Indeks Mortalitas terum-bu karang di lokasi tersebut. Secara umum diketiga lokasi didapat bahwa pada persentasetutupan karang sebesar 25-30,5% menunjukk-an IM 0,45-0,50 sedangkan pada tutupan ka-rang 20%, menunjukkan IM 0,78.

Sebaran Parameter Kualitas Perairan

Sebaran parameter kualitas perairan di ketigalokasi (Gosong Sijaojao, Pulau Siruso dan Tu-nang Bulag) adalah seperti Gambar 10. Oksi-gen terlarut (DO) tampak hampir sama di se-

mua lokasi. pH, salinitas dan temperatur di se-belah timur yaitu Sijaojao lebih tinggi diban-ding Siruso dan Tg. Bulag. Sedangkan untukTDS dan turbiditas, sebelah barat yaitu Sirusodan Tunang Bulag lebih tinggi dibanding Si-jaojao. TDS dan turbiditas yang lebih tinggidi Siruso dan Tunang Bulag menjadi indikasibahwa lokasi ini memang pernah terkena han-taman Tsunami yang cukup parah. Hal ini di-dukung dengan kondisi substrat berupa karangpatah dan pecahan karang mati serta lumpurdan pasir yang menyebabkan tingginya nilaiTDS (sedimen terlarut) dan kekeruhan di per-airan Siruso dan Tunang Bulag. Pecahan ka-rang mati dan lumpur merupakan tipikal jenissubstrat di perairan yang terkena Tsunami.

Arus di Selat Pagai di kedalaman 5 meter cen-derung bergerak horisontal pada kecepatan 0,3-0,5 m/det disertai percepatan. Pada kedalam-an 15 meter, arus bergerak ke segala arah baikhorisontal maupun vertikal, cenderung bersu-dut dengan kecepatan 0,2 hingga 0,48 m/det(Gambar 11). Kecepatan arus diukur pada 2 –18 April 2016 menggunakan ADCP. Arus diSiruso dan Tunang Bulag lebih cepat diban-ding Sijaojao karena merupakan perairan ter-buka dan berbatasan langsung dengan Samu-dera Hindia, sedangkan Sijaojao terletak di lo-kasi yang terlindung, yaitu Selat Mentawai.

Jenis Terumbu Karang yang mengalami Blea-ching dan Komposisi Substrat

Berdasarkan pengamatan terhadap kondisi ter-umbu karang dan substrat di ketiga lokasi, Acro-pora,sp merupakan jenis yang paling rentan meng-alami bleaching. Beberapa jenis Non Acropo-ra seperti Fungia dan Montipora juga ditemuk-

Page 7: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

Coral’s Cover And Coral’s Mortality Index 441

Gambar 8 Persentase Tutupan Terumbu Karang dan Indeks Mortalitas Ketiga Site di Tunang Bulag

Gambar 9 Persentase Tutupan dan Indeks Mortalitas Rata-rata Terumbu Karang di 3 Lokasi (Gosong Sijaojao, PulauSiruso dan Tunang Bulag)

Gambar 10 Sebaran Parameter Kualitas Air Rata-rata di 3 Lokasi

an mengalami bleaching di Gosong Sijaojao(Gambar 12a dan 12c). Gambar 12j, 12k dan12l menunjukkan kondisi substrat ketiga loka-si. Tingkat diversitas terumbu karang di lokasipengamatan, yaitu Sijaojao lebih beragam se-kitar 10 jenis, sedangkan di Siruso dan TunangBulag hanya 6 jenis.

Berdasarkan hasil analisa secara keseluruhanterhadap parameter tutupan dan indeks morta-

litas terumbu karang, lingkungan perairan dankondisi substrat maka Gosong Sijaojao memi-liki tutupan karang hidup yang rendah dengantingkat mortalitas yang tinggi. Hal ini mung-kin disebabkan karena tingginya aktivitas pen-duduk dan dampak Tsunami yang terjadi seca-ra beruntun pada tahun 2007. Sijaojao meru-pakan lokasi yang terkena Tsunami pada tahun2007 di gempa pertama (7,9 Mw) dan seca-

Page 8: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

442 Herdiana Mutmainah1, Rani Santa Clara2

Gambar 11 Kecepatan arus pada kedalaman 5 dan 15meter di Selat Pagai

ra bersamaan, ketiga lokasi juga terkena Tsu-nami pada tahun 2007 di gempa kedua (8,4Mw). Siruso dan Tunang Bulag terakhir terke-na Tsunami pada tahun 2010 (7,7 Mw). Wa-laupun diversitas terumbu karang di Sijaojaoberagam namun jenis terumbu karang yang di-jumpai berukuran kecil sehingga mudah meng-alami bleaching.

SIMPULAN

Hasil pengukuran menunjukkan suhu di loka-si pengamatan sedikit melebihi ambang batas(28-30oC) yaitu sekitar 30-30,5oC; TDS me-lebihi ambang batas (<20 mg/L) yaitu 43-53mg/L; salinitas dibawah ambang batas (33-34‰)yaitu 30-32‰; pH masih memenuhi ambangbatas (7-8,5) yaitu 8-8,4 sedangkan kecerahanatau visibilitas masih memenuhi ambang ba-tas (>5 m) yaitu 5-8 m. Sijaojao memiliki nilairata-rata persen tutupan karang 20,17% (bu-ruk) dan IM 0,767 (tinggi sekali); Siruso de-ngan tutupan karang 30,45% (sedang) dan IM0,544 (tinggi); sedangkan Tunang Bulag me-miliki tutupan karang 25,08% (sedang) dan IM0,451 (sedang). Acropora sp merupakan ter-umbu karang yang banyak dijumpai di Sijao-jao dan Siruso sedangkan di Tunang Bulag,Montipora sp dan Sponge lebih banyak diban-ding Acropora sp. Tingkat tutupan karang ter-hadap ketiga lokasi tergolong dalam katego-ri buruk hingga sedang. IM tergolong sedanghingga tinggi sekali. Kondisi tutupan terum-bu karang di keseluruhan site yang tergolongsedang terdapat di Siruso. Jenis Acropora, sp

merupakan terumbu karang paling rentan ter-hadap bleaching di keseluruhan lokasi. Fungiadan Montipora ditemukan bleaching di GosongSijaojao.Diperlukan waktu pemulihan lingkung-an perairan yang cukup lama setelah Tsuna-mi (>6 tahun). Terumbu karang ukuran kecillebih rentan terhadap bleaching dibanding je-nis tabular. Suhu, TDS, salinitas dan arus sa-ngat mempengaruhi terjadinya coral bleachingdi perairan sekitar Selat Pagai.

Acknowledgements Ucapan terima kasih disampaik-an kepada Balitbang Kementerian Kelautan dan Peri-kanan di Jakarta, Kepala Loka Penelitian Sumber Dayadan Kerentanan Pesisir di Bungus, Tim Penyelam Sa-nari (Padang), Institut Teknologi Bandung, UniversitasGadjah Mada, Institusi Perguruan Tinggi di Sumate-ra Barat, Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat,Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai,dan lain-lain yang terlibat secara langsung maupun ti-dak langsung dalam penelitian ini.

Pustaka

Jason Buchheim. Coral reef bleaching. Odys-sey Expeditions, 1998.

AE Douglas. Coral bleaching—-how andwhy? Marine Pollution Bulletin, 46(4):385–392, 2003.

Sue S English, Clive CR Wilkinson, Valon-na VJ Baker, et al. Survey manual for tro-pical marine resources. Australian Instituteof Marine Science (AIMS), 1994.

Peter W Glynn. Coral reef bleaching: facts,hypotheses and implications. Global cha-nge biology, 2(6):495–509, 1996.

Ove Hoegh-Guldberg. Climate change, coralbleaching and the future of the world’s coralreefs. Marine and freshwater research, 50(8):839–866, 1999.

Juliann Krupa. Coral bleaching and theaffect of temperature change on coralreef predator-prey interactions. Di un-duh dari: http://www. resnet. wm. edu/˜jxshix/math345/juliann-Coral-Bleaching.ppt pada tanggal, 12, 1998.

Dini Purbani, Terry Louise Kepel, and Amadh-an Takwir. Kondisi terumbu karang di pulauweh pasca bencana mega tsunami (coral re-ef condition in weh island after mega tsuna-mi disaster). Jurnal Manusia dan Lingkung-an, 21(3):331–340, 2015.

Page 9: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

Coral’s Cover And Coral’s Mortality Index 443

Gambar 12 Jenis coral bleaching dan komposisi substrat di 3 lokasi (Gosong Sijaojao, Pulau Siruso dan TunangBulag) Sumber : LPSDKP dan Sanari, 2016

Page 10: ANALYSIS OF CORAL’S COVER AND CORAL’S MORTALITY … · pesisir dan ekosistem laut, diantaranya terum-bu karang. ... Pendapat lain mengatakan bahwa bleachingada-lah peristiwa terhambatnya

444 Herdiana Mutmainah1, Rani Santa Clara2

JEN Veron. Coral in space and time. Townsvi-lle: Australian Institute of Marine Science,1995.


Recommended