Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Sumedang
Dibawah ini merupakan gambar proses analisisnya.
I. Memahami Permasalahan
1. Studi Kasus : Objek wisata pemandian Cipanteuneun Cimalaka
2. Kasus Permasalahan :
a. Kurangnya perhatian pemerintah terhadap objek wisata ini dalam
proses pengelolaannya, padahal objek wisata cipanteunen ini potensial
karena selain ada pemandian juga hutan/ cagar alam.
b. Jalur akses jalan yang buruk/ jalan rusak yang menuju objek wisata
cipanteneun ini.
c. Kurangnya segi promosi daripada objek wisata ini, sehingga hanya
daerah di kawasan Sumedang saja yang tahu objek wisata ini. Selain
itu juga minat masyarakat berkurang akibat dengan adanya tempat-
tempat pemandian yang lebih bisa dibilang maju dari segi fasilitas dan
kenyamanan.
1
MEMAHAMI
PERMASALAH
MENGEMBANGKAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN
MENJALANKAN
PENYELESAIAN
MENGUJI KEBERHASILAN
DAN MENETAPKAN
UKURAN
d. Kebersihan dan kenyamanan objek kurang terpelihara, baik dari segi
bangunan yang sudah rusak, dan masalah sampah.
e. Cipanteneun selain sebagai objek wisata dan cagar alam juga di pakai
oleh PDAM sebagai sumber mata air.
3. Stakeholder Serta Peranannya :
a. Dinas Pariwisata Kabupaten Sumedang, selaku yang bertugas
megelola kepariwisataan di kabupaten Sumedang.
b. Perum Perhutani selaku yang bertanggu jawab terhadap konservasi
hutan/ cagar alam.
c. Dinas Pekerjaan Umum (PU) selaku yang bertanggung jawab terhadap
perbaikan jalan.
d. Pemerintahan Kecamatan Cimalaka, dan juga Pemerintahan Desa
Cimalaka
e. Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup yang bertanggung jawab
terhadap kebersihan, ataupun yang menyangkut terhadap pengelolaan
kebersihan.
f. Masyarakat sekitar Objek Wisata Cipanteuneun.
2
II. Mengembangkan Alternatif Penyelesaian
1. Alternatif Solusi :
Seluruh stakeholder yang terlibat untuk segera turun dan menyelesaikan tugas
kewajibannya masing-masing dalam rangka mewujudkan kegiatan / memajukan
kepariwisataan di kawasan kabupaten Sumedang dalam kasus ini yaitu objek
wisata cipanteuneun. Berikut merupakan jabarannya:
a. Pemerintah Kabupaten Sumedang harus segera turun tangan dalam
pengelolaan objek wisata ini, dan tentunya tak hanya Pemerintahan
Kabupaten saja yang harus turun tangan, pemerintahan kecamatan
Cimalaka, dan segenap pemerintahan desa yang berada di bawah
naungannya. Sehingga objek wisata cipanteuneun ini benar-benar
termanfaatkan dan menjadi sumber pendapatan daerah asli kabupaten
Sumedang.
b. Tentunya untuk masalah akses jalan yang bertanggung jawab yaitu
Dinas PU, dalam kasus ini mungkin Dinas PU bisa bekerja sama
dengan pihak swasta contoh Jasa Marga yang bergelut di bidang
transportasi. Sehingga diharapkan akses jalan/ jalan yang rusak ke
objek wisata menjadi segera terselesaikan, dan jalan akses ke objek
wisata menjadi bagus , mulus dan lancar
c. Kegiatan promosi tentunya harus melibatkan banyak orang, serta tak
hanya pemerintah yang bertangggung jawab, mungkin ada sekelompok
organisasi masyarakat (ormas) ataupun juga kelompok pecinta
lingkungan hidup yang dapat membantu kegiatan promosi. Kegiatan
promosi bisa dilakukan di media cetak lokal dan media elektronik.
Sehingga masyarakat di Sumedang mau untuk berwisata ke objek
wisata. Dan objek wisata ini menjadi tempat favorit di Jawa Barat,
khususnya di Sumedang sendiri.
d. Masalah kebersihan tentunya menjadi polemik, karena maslah ini
sangat susah untuk ditanggulangi, alhasil masalah kebersihan ini
tentunya di kembalikan lagi kepada kita selaku masyarakat untuk sadar
terhadap lingkungan, dan dakam rangka menjaga keasrian lingkungan
3
objek wisata. Untuk masalah bangunan yang tidak layak tentunya ini
masalah bagi pengelola untuk memperbaiki sarana & prasana,
sehingga para wisatawan menjadi nyaman, tentunya juga para
pengunjung/ wisatawan harus menjaga agar sarana & prasarana
tersebut terawat dan awet.
e. Cipanteunen terbagi menjadi objek wisata dan Sumber Mata Air
PDAM tentunya ini sudah menjadi keputusan pemerintah yang
mungkin tidak bisa diganggu gugat, tentunya kita juga merasakan
manfaat dari sumber mata air tersebut bagi proses keberlangsungan
hidup.
2. Kemungkinan Resiko :
Resiko yang akan ditimbulkan dari beberapa alternatif solusi diatas pasti
menyangkut kepada manusia, materi, material, dan juga waktu yang dimana saling
berkaitan satu sama lain. Contoh dari segi materi (biaya) dalam kasus akses jalan
ke objek wisata tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit karena selain
melibatkan banyak orang, memerlukan waktu yang relatif lama, serta melibatkan
pihak swasta yang notabene mereka (pihak swasta) hanya meraup keuntungan
semata dari adanya proyek tersebut.
3. Bagaimana Pengelolaannya
Cara mengelola (memenejerial) yang baik tentunya tidak lepas dari unsur-
unsur esensial majemen itu sendiri. Seperti yang diungkapkan G.R. Terry tentang
definisi dari manajemen yaitu “Management is a distinct process consisting of
Planning, Organizing, Actuating and Controlling, to determine and accomplish
stated objective by use human being and other resources”. Unsur-unsur
esensialnya yaitu:
a. Merupakan proses khas, yaitu proses yang sistematis dan prosedural,
yang diawali dengan proses perencanaan dan diakhiri oleh
pengendalian.
4
b. Adanya upaya untuk menentukan dan mencapai tujuan melalui
kegiatan/ kerjasama orang lain, yang bertujuan jelas dan adanya
pembagian wewenang dan tanggung jawab.
c. Memanfaatkan / mendayagunakan “Management Resources” (SDM
dan Sumber daya lainnya).
Tentunya juga selain unsur-unsur esensial harus memanfaatkan sumber daya
manajemen, yaitu :
a. People, society, or community and human resources (SDM dalam
kapasitas kualitas dan kuantitas
b. Capital, financial dan investment (modal dana dan investasi sesuai
dengan peruntukan alokasi kegiatan).
c. Material and physical resources (bahan-bahan logistic dan sumber
daya alam).
d. Technology and information resources.
5
III.Menyelesaiakan Penyelesaian
1. Tentukan Langkah Kritis
Dalam menentukan langkah kritis sebagai upaya menjalankan penyelesaian,
tentunya harus dikembalikan lagi kepada para stakeholder yang terkait dengan
permasalah ini. Dimana segala kegiatan bertujuan jelas untuk mencapai Gol
(sukses). Jadi pembagian peran, tugas, fungsi, tanggung jawab dan wewenang itu
diperlukan dan menjadi bagian yang vital dari proses menyelesaiakan masalah.
Contoh dalam menentukan langkah kegiatan mempromosikan objek wisata
cipanteuneun. Jadi Pemerintah ataupun pihak swasta yang bertanggung jawab
dalam hal promosi harus benar-benar memanfaatkan waktu dan mempertanggung
jawabkan fungsinya. Karena tujuan promosi ini yaitu mengangkat lagi potensi
akan objek wisata agar menjadi tempat favorit di Sumedang, sehingga menarik
masyarakat Sumedang / Jawa Barat untuk datang ke tempat ini. Selain itu juga
menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sumedang.
Dalam menentukan fungsi, peran, tanggung jawab, dan wewenang dalam
mengelola objek ini, tentunya harus dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli
dalam fungsi di bidangnya. Biasanya orang-orang ahli mempunyai keterampilan:
a. Technical Skill, yaitu kemampuan menggunakan / menguasai alat,
system, prosedur dan teknis bidang tertentu.
b. Human Skill, yaitu kemampuan bekerjasama, memahami, merangsang
dan mendorong / memotivasi orang lain.
c. Conceptual Skill, yaitu kemampuan mengkoordinasi dan
mengintegrasi kepentingan dan kegiatan organisasi.
d. Diagnostic Skill, yaitu kemampuan menganalisis hasil-hasil
pengkajian, penelitian dan penyelidikan (mampu menyusun
kesimpulan dan rekomendasi).
Selain kemampuan teknis diatas fungsi dan peran manajer teramat penting
dalam proses menyelesaiakan penyelesaian, dimana peran manajer bisa dibilang
sebagai figur teladan, dan sebagai penghubung, ada juga yang menyebutkan
sebagai pemantau dan penyebar informasi.
6
Tentunya apabila kita mempunyai rencana, terus rencana tersebut gagal, kita
harus mempersiapakan opsi cadangan apabila rencana pilihan gagal. Salah santu
kasus promosi objel wisata. Apabila promosi dalam media cetak dan media
elektronik gagal ,tentunya opsi lain yang digunakan apabila cara tersebut gagal,
cara promosi yang lainnya yaitu dengan mengadakan seminar-seminar terbuka
tentang kepariwisataan, dimana seminar tersebut bertujuan untuk memajukan di
bidang kebudayaan dan kepariwisataan. Apalagi sekarang ini Kabupaten
Sumedang sedang giat-giatnya melakukan promosi kekhalayak publik dengan
Motto “Sumedang Puser Budaya Sunda”. Tentunya moment ini harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya sebagai promosi kebudayaan & kepariwisataan
Kabupaten Sumedang.
7
Menguji Keberhasilan dan Menetapkan Ukuran
Proses keberhasilan seseorang ataupun organisasi tidak bisa diukur oleh orang
ataupun organisasi tersebut, tetapi dari orang lain yang menilai. Keberhasilan itu
bisa dilihat dari segi pelayanan yang baik , media promosi yang bagus, kebersihan
dan kenyamanan lingkungan, sarana & prasarana yang terawatt dan banyaknya
pengungjung yang datang ke objek wisata tersebut. Ukuran keberhasilan tersebut
tidak lepas dari para stakeholder yang mau untuk memajukan tempat wisata
dengan memanfaatkan benar Sumber Daya Manusia dan Fungsi serta proses
manajemen yatitu planning, organizing, actuating, dan controlling (G.R.Terry).
8