Transcript
Page 1: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI KECURANGAN

LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAUD SCORE

MODEL

SKRIPSI

Oleh :

ERIN PERMATASARI

1512120166

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA DARMAJAYA

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI KECURANGAN

LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAUD SCORE

MODEL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Program Studi Akuntansi

Oleh :

ERIN PERMATASARI

1512120166

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT BISNIS DAN INFORMATIKA DARMAJAYA

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 3: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Page 4: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Page 5: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Page 6: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Erin Permatasari, dilahirkan di Bakauheni, Lampung Selatan

pada tanggal 2 Oktober 1997. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara

yang merupakan buah kasih pernikahan antara Bapak Karsino dan Ibu Winarsih.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN 1 Bakauheni kab Lampung Selatan,

Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1 Bakauheni kab Lampung Selatan,

kemudian melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN

14 Bandarlampung

Tahun 2015, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi pada Jenjang

Strata satu di Institutte Informatika Dan Bisnis (IIB) Darmajaya. Penulis

melakukan Praktek Kerja Pengabdian Masyarakat di Desa Kuta Dalom

Kecamatan Waylima Kabupaten Pesawaran pada tahun 2018.

Page 7: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

PERSEMBAHAN

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan segala anugrah

dan kasih sayangnya yang sangat melimpah sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini dan kupersembahkan kepada :

Kepada kedua orang tuaku, Ayah dan Ibuku Tercinta Karsino dan

Winarsih yang sangat aku sayangi, terima kasih atas do’a, kasih sayang,

bimbingan, semangat serta kesabaran yang telah diberikan kepadaku dan

yang tak pernah bosan mengajarkanku apa arti dari perjalanan hidup ini.

Kalian pahlawan serta bagian hidupku.

Terimakasih kepada adikku Yeni Tri Rahayu¸Kakak kakakku Diky Ardian

dan Veri Yuliani, serta keponkan ku yang lucu dan aku sayang darell

nararya ardian. yang selalu mewarnai hidupku dengan penuh tawa dan

canda kalian.

Untuk keluarga besarku, sahabat dan teman – teman yang tidak dapat satu

persatu saya sebutkan. Terima kasih atas dukungannya untuk

menyelesaikan penelitian ini,

Dan

Para Pendidik dan Almamaterku Tercinta IIB Darmajaya

Page 8: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

MOTTO

“ You are not a victim. No matter what you have been through, you're still here.

You may have been challenged, hurt, betrayed, beaten, and discouraged, but

nothing has defeated you. You are still here! You have been delayed but not

denied. You are not a victim, you are a victor. You have a history of victory.”

― Steve Maraboli

Page 9: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MENDETEKSI KECURANGAN

LAPORAN KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN FRAUD SCORE

MODEL

Oleh:

ERIN PERMATASARI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris yaitu faktor Analisis Fraud

Pentagon Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dengan

Menggunakan Fraud Score Model (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Pada

Tahun 2016 – 2018). Populasi dalam Penelitian ini adalah seluruh perusahaan

yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018 yang di akses melalui website

idx.co.id. Data sampel yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 21

perusahaan perbankan. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan metode

purposive sampling. Variabel independen yang digunakan penelitian ini adalah

Stabilitas Keuangan, Target Keuangan, Rasionalisasi, Tekanan Eksternal,

Kepemilikan institusi, Kualitas auditor eksternal, Pergantian auditor, Pergantian

direktur, Jumlah foto CEO, Dualism jabatan. Variabel dependen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda menggunakan alat uji

SPSS Versi 20. Berdasarkan Hasil analisis menunjukkan bahwa Target Keuangan,

Tekanan eksternal, Kualitas auditor eksternal, Pergantian direktur, Dualism

jabatan berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan, sedangkan Stabilitas

Keuangan, Rasionalisasi, Kepemilikan Institusi, Pergantian auditor, Jumlah foto

CEO tidak berpengaruh terhadap Kecurangan laporan keuangan.

Kata Kunci : Stabilitas Keuangan, Target Keuangan, Rasionalisasi, Tekanan

Eksternal, Kepemilikan institusi, Kualitas auditor eksternal,

Pergantian auditor, Pergantian direktur, Jumlah foto CEO,

Dualism jabatan, Fraud Score

Page 10: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

ANALYSIS OF PENTAGON FRAUD IN DETECTING FINANCIAL

STATEMENTS FRAUD BY USING FRAUD SCORE MODEL

By:

ERIN PERMATASARI

ABSTRACT

The objective of the study was to test empirically the Pentagon Fraud Analysis

Factors in Detecting Fraud Financial Statements using the Fraud Score Model (A

Case Study on Banking Companies in 2016 - 2018). The population in this study

was all companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2016-2018 accessed

through the website idx.co.id. The sample data used in this study was 21 banking

companies. The sampling was done based on the purposive sampling method. The

independent variables used in this study were Financial Stability, Financial

Targets, Rationalization, External Pressure, Institutional Ownership, Quality of

external auditors, Change of auditors, Changes of directors, Number of CEO

photos, Dualism of positions. The dependent variable used in this study was

financial statement fraud. The data analysis in this study used the multiple linear

regression analysis using SPSS Version 20. Based on the results of the analysis

showed that Financial Targets, External Pressure, Quality of external auditors,

Changes to directors, Dualism of positions affected the financial statement fraud,

while Financial Stability, Rationalization, Ownership Institution, Change of

auditors, Number of CEO photos had no effect on the financial statements Fraud.

Keywords: Financial Stability, Financial Targets, Rationalization, External

Pressure, Institutional Ownership, Quality of external auditors,

Change of auditors, Change of directors, Number of CEO photos,

Dualism of positions, Fraud Score

Page 11: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan tugas

akhir guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Akuntansi IIB

Darmajaya Bandar Lampung.

Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak pihak yang turut membantu sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan dengan sebaik - baiknya. Untuk itu pada

kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Ir. Firmansyah YA, MBA., MSc, selaku Rektor IIB Darmajaya.

2. Wakil Rektor I, Bapak Dr. RZ. Abdul Aziz, ST.,MT

3. Wakil Rektor II, Bapak Ronny Nazar, SE,M.M

4. Wakil Rektor III,Bapak Muprihan Thaib, S.Sos,M.M.

5. Wakil Rektor IV, Bapak Zulkarnain Lubis, M,S.,Ph.D

6. Dekan Fakultas Bisnis Dan Ekonomi IIB Darmajaya, Dr. Faurani I Santi

Singagerda, S.E., M.Sc

7. Ketua Jurusan Akuntansi IBI Darmajaya Anik Irawati,S.E.,M.Sc

8. Ibu Rieka Ramadhaniyah.,S.E.,M.Ec.Dev selaku dosen pembimbing

skripsi

9. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar terutama jurusan Akuntansi yang telah

membagi ilmu dan pengetahuan mereka yang bermanfaat kepada

penyusun dalam pembelajaran.

10. Para Sahabatku (Yeni Subekti, Sherly Anisa, Azizah Djohan, Della

Gustulangi, Sella Septia, Dina Amelia, Faradina augita, Reci Kurniawan,

Widi Rahman, Yoga Saputra, dan Muhammad Kurniawan ) yang selalu

menemaniku dengan canda dan tawa dari awal kuliah sampai lulus kuliah

semoga kita sukses.

11. Ter-khususnya untuk yang telah memberikanku semangat dan

menemaniku dalam suka dan duka mengerjakan skripsi

Page 12: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

12. Seluruh angkatan Akuntansi 2015 yang selalu mendukung dan selalu

bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan tugas skripsi serta seluruh

pihak yang telah membantu penyusun baik secara langsung maupun tidak

langsung.

13. Almamaterku IIB Darmajaya Bandar Lampung.

Penulis menyadari bahwa didalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan sehingga masih jauh dari kesempurnaan. Semua ini tidak luput dari

keterbatasan penulis, terutama dalam membuat suatu karya tulis. Adanya

kekurangan tersebut tidak menutup kemungkinan timbulnya kritik serta saran dari

berbagai pihak dan hal ini memang sangat penulis harapkan sehingga akan lebih

memberikan pengetahuan kepada penulis yang jauh lebih baik untuk

kesempurnaan tulisan dimasa yang akan datang.

Bandar Lampung, 02 oktober 2019

Penulis,

Erin Permatasari

Page 13: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL . ..................................................................................... …...i

PERNYATAAN .................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi

MOTTO .............................................................................................................. vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang................................................................................. 1

1.2 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................... 7

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................... 7

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

1.5 Manfaat Penelitian. .......................................................................... 9

1.6 Sistematika Penulisan .................................................................... 10

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 13

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ................................................. 13

2.2 Kecurangan (Fraud) ....................................................................... 14

2.2.1 Definisi Fraud ....................................................................... 14

2.2.2 Tipologi Fraud ...................................................................... 16

2.2.3 Kecurangan Laporan Keuangan ( Fraudelent Financial

Reporting) ............................................................................. 17

Page 14: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

iii

2.2.4 Fraud Pentagon ..................................................................... 17

2.3 F-Score .......................................................................................... 20

2.4 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 21

2.5 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 23

2.6 Hipotesis Penelitian ......................................................................... 25

2.6.1 Pengaruh Financial Stability Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudulent Financial Reporting) ....................... 25

2.6.2 Pengaruh Financial Target Terhadap Keuangan Laporan

Keuangan ( Fraudelent Financial Reporting) ..................... 26

2.6.3 Pengaruh Rationalization Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudelent Financial Reporting) ....................... 27

2.6.4 Pengaruh External Pressure Terhadap Laporan Keuangan

(Fraudulent Financial Reporting) ........................................ 27

2.6.5 Pengaruh Institution Ownership Terhadap Keuangan Laporan

Keuangan ( Fraudelent Financial Reporting) ..................... 28

2.6.6 Pengaruh Quality Of Audit Eksternal Terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan (Fraudelent Financial Reporting) ..... 29

2.6.7 Pengaruh Change in Audiors Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudelent Financial Reporting) ...................... 30

2.6.8 Pengaruh Changes in Directors Terhadap Laporan Keuangan

(Fraudulent Financial Reporting) ......................................... 30

2.6.9 Pengaruh Frequent Number Of CEO'S Terhadap Keuangan

Laporan Keuangan ( Fraudelent Financial Reportin ...... 31

2.6.10 Pengaruh Dualism Position Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudelent Financial Reporting) ..................... 32

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 35

3.1 Sumber Data .................................................................................. 35

Page 15: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

iv

3.2 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 35

3.3 Populasi dan Sampel...................................................................... 35

3.3.1 Populasi ............................................................................... 35

3.3.2 Sampel ................................................................................. 36

3.4 Variable Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ................. 36

3.4.1 Variabel Dependen .............................................................. 36

3.4.2 Variabel Independen ........................................................... 38

3.5 Metode Analisis Data .................................................................... 42

3.5.1 Statistik Deskriptif .............................................................. 42

3.6 Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 43

3.6.1 Uji Normalitas Data ............................................................ 43

3.6.2 Uji Multikolinieritas ............................................................ 43

3.6.3 Uji Autokorelasi .................................................................. 44

3.7 Pengujian Hipotesis ........................................................................ 44

3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 44

3.7.2 Uji Koefisien Determinasi................................................... 45

3.7.3 Uji Kelayakan Model .......................................................... 45

3.7.4 Uji Hipotesis ...................................................................... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 47

4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 47

4.1.1 Data dan Sampel ................................................................. 47

4.1.2 Statistik Deskriptif .............................................................. 48

4.2 Asumsi Klasik .............................................................................. 50

4.2.1 Uji Normalitas Data ............................................................ 50

4.2.2 Uji Multikolinieritas ............................................................ 51

4.2.3 Uji Autokorelasi .................................................................. 52

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 53

4.3 Pengujian Hipotesis ....................................................................... 54

4.3.1 Uji Regresi Berganda .......................................................... 54

4.3.2 Uji Kofesien Determinasi (R2) ............................................ 57

Page 16: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

v

4.3.3 Uji Kelayakan Model .......................................................... 58

4.3.4 Uji Hipotesis ....................................................................... 59

4.4 Pembahasan ................................................................................... 61

4.4.1 Pengaruh Financial Stability Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan .......................................... 61

4.4.2 Pengaruh Financial Target Terhadap Terjadinya Kecurangan

Laporan Keuangan .............................................................. 62

4.4.3 Pengaruh Rationalization Terhadap Terjadinya Kecurangan

Laporan Keuangan .............................................................. 63

4.4.4 Pengaruh External Pressure Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan .......................................... 65

4.4.5 Pengaruh Institution Ownership Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan .......................................... 65

4.4.6 Pengaruh Quality Of External Auditor Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan .......................................... 66

4.4.7 Pengaruh Change in Auditor Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan .......................................... 67

4.4.8 Pengaruh Change Of Director Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan .......................................... 68

4.4.9 Pengaruh Frequsnt Number of CEO’S Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan .......................................... 69

4.4.10 Pengaruh Dualism Position Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan .......................................... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 73

5.1 Simpulan ........................................................................................ 73

5.2 Keterbatasan .................................................................................. 74

5.3 Saran .............................................................................................. 74

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN ......................................................................................................... 75

Page 17: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................... 21

Tabel 4.1 Seleksi Sampel dengan Kriteria .................................. 47

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ...................................................... 48

Tabel 4.3 Uji Normalitas Data .................................................... 50

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ................................................... 51

Tabel 4.5 Uji Autokorelasi .......................................................... 52

Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas ................................................ 53

Tabel 4.7 Uji Regresi Berganda .................................................. 54

Tabel 4.8 Uji Determinasi (R2)

.................................................... 57

Tabel 4.9 Uji Kelayakan Model .................................................. 58

Tabel 4.10 Uji Hipotesis ............................................................. 59

Page 18: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tipologi Fraud....................................................................................16

Gambar 2.2 Fraud Pentagon...................................................................................18

Gambar 2.3 Kerangka Pikir....................................................................................24

Page 19: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan alat komunikasi penting antara pihak manajemen

dengan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder). Salah satu standar

penting yang harus dipenuhi oleh laporan keuangan yaitu bahwa laporan

keuangan harus bersifat andal (reliable). Informasi memiliki kualitas yang andal

jika tidak menyesatkan bagi pembaca dan tidak salah secara material. Informasi

laporan keuangan tersebut digunakan oleh pembaca yaitu guna pengambilan

keputusan untuk masa mendatang. Pihak-pihak pengguna laporan keuangan terdiri

dari investor, karyawan, kreditur, pemasok, pemerintah, pelanggan, dan

masyarakat. Pentingnya informasi yang diberikan dan banyaknya pengguna

laporan keuangan membuat manajemen perusahaan meningkatkan kinerja

perusahaan untuk keberlangsungan operasi perusahaan.

Dalam pernyataan PSAK No.1 telah dijelaskan mengenai persyaratan penyusunan

dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan SAK. Komponen laporan

keuangan terdiri dari posisi keuangan, kinerja keuangan yaitu laba rugi dan

penghasilan komprehensif, perubahan ekuitas, arus kas selama periode, serta

catatan yang berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi

penjelasan lain. Ketika sebuah perusahaan menerbitkan laporan keuangannya,

perusahaan pasti ingin menggambarkan kondisi kinerja perusahaannya selalu

dalam keadaan yang terbaik. Oleh karena itu terkadang hasil kinerja perusahaan

yang disajikan dalam laporan keuangan hanya dimaksudkan atau ditujukan agar

perusahaan itu mendapatkan kesan dan penilaian “baik” dari berbagai pihak yang

membacanya. Hal tersebut dapat menjadi dorongan dan motivasi bagi perusahaan

untuk selalu terlihat baik, tetapi dalam kondisi tertentu juga dapat menekan

berbagai pihak yang berkaitan untuk melakukan berbagai tindak kecurangan

dengan memaksa kinerja perusahaan serta manipulasi pada bagian-bagian tertentu,

misalnya manipulasi pada laporan keungan agar perusahaannya dapat dinilai baik.

Page 20: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

2

Oleh karena itu pada akhirnya kebanyakan perusahaan menyajikan informasi yang

tidak semestinya dan tentunya akan merugikan banyak pihak (Rahardjo, 2014).

Steinbart (2012) dalam bukunya yang berjudul “Accounting Information

Systems”, menyatakan bahwa kriteria informasi yang baik adalah yang relevan,

lengkap, andal, mudah dipahami, dapat diverifikasi, dan dapat diakses. Kriteria

tersebut dapat membuat para pengguna laporan keuangan dapat menerima

informasi dalam laporan keuangan secara maksimal yang mana manajemen

memiliki peranan penting dalam mewujudkan kriteria tersebut. Tetapi faktanya

masih terdapat perusahaan yang belum dapat menyajikan laporan keuangan sesuai

dengan kriteria, hal ini bisa terjadi karena kecurangan laporan keuangan dilakukan

oleh manajemen perusahaan. Seperti yang dijelaskan pada penelitian Hutomo

(2012), bahwa terungkapnya kasus-kasus kecurangan atau fraud yang terjadi di

dalam perusahaan dilakukan oleh para manajer pada perusahaan tersebut

Menurut Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), kecurangan

merupakan tindakan penipuan atau kekeliruan yang dilakukan oleh seseorang atau

badan yang mengetahui sesungguhnya bahwa kekeliruan dapat mengakibatkan

timbulnya manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain.

Perilaku kecurangan laporan keuangan sangat menjadi perhatian, karena

merupakan cerminan dari kinerja perusahaan dan sebagai bahan pertimbangan

bagi pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut maupun masyarakat.

Kecurangan laporan keuangaan (fraundulent financial reporting) adalah suatu

bentuk usaha yang biasanya dilakukan dengan sengaja oleh oknum pihak

manajemen dalam sebuah perusahaan untuk mengelabuhi, bahkan menyesatkan

bagi para pengguna dan pembaca laporan keuangan tersebut. Para pelaku

kecurangan menyajikan dengan cara merekayasa nilai material dari laporan

keuangan, hal ini dilatar belakangi oleh kepentingan agar keuangan perusahaan

tersebut selalu dalam kondisi yang terlihat menarik dimata penggunan laporan

keuangan (Anis, 2017).

Page 21: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

3

Kecurangan juga dapat terjadi karena adanya tekanan baik dari internal maupun

eksternal. Kesempatan yang ada untuk melakukan fraud, pembenaran atas

tindakan yang dilakukan, kemampuan pelaku fraud dan arogansi yang dimiliki.

Kecurangan yang tidak terdeteksi dapat menjadi kasus besar yang dapat

merugikan banyak pihak. Meminimalisir fraud mungkin dapat dilakukan dengan

mendeteksinya lebih awal. Salah satu cara mendeteksi kecurangan yaitu

menggunakan F-score model yang dinilai cukup efektif dalam mendeteksi

kecurangan. Berdasarkan penelitian Dechow et al. (2011) F-score model memiliki

tingkat keakuratan antara 68-70% tergantung dari kasus fraud yang terjadi. F –

score adalah suatu ukuran komposit yang dibuat berdasarkan dua hal yang dapat

dilihat dalam laporan keuangan yaitu kualitas akrual yang di proksikan dengan

RSST dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan perubahan pada akun

piutang, perubahan pada akun persediaan, perubahan pada akun penjualan tunai

dan perubahan pada EBIT. Penggunaan F-score model dapat menentukan rata-rata

F-Score dan standar deviasinya untuk penerapannya di berbagai negara, ataupun

berbagai sektor dalam negara yang sama (Ahmad, 2012)

Kasus kecurangan akuntansi di dunia bisnis terkait laporan keuangan semakin

berkembang terutama pada perusahaan-perusahaan go public baik di dalam

maupun luar negeri, sehingga menarik perhatian serius dari para stakeholder.

Salah satu contoh kasus kecurangan laporan keuangan yang terbaru yakni: PT

Bank Jawa Barat dan Banten (BJB) Syariah masih terlilit kasus dugaan kredit

fiktif yang merugikan perseroan senilai Rp548 miliar. Berdasarkan laporan Good

Corporate Governance (GCG) 2018 yang diterbitkan perseroan, tercatat ada 4

kasus penyimpangan (internal fraud) yang memengaruhi kegiatan operasional

bank dan kondisi keuangan secara signifikan pada tahun lalu. Dampak

penyimpangan atau kerugian yang ditimbulkan akibat internal fraud ini masing-

masing senilai lebih dari Rp100 juta. Hingga laporan itu dirilis, keempat kasus

tersebut masih dalam proses penyelesaian di internal BJB Syariah Selain empat

kasus itu, BJB Syariah juga masih menyisakan satu kasus fraud yang belum

diselesaikan. Kasus ini terjadi pada 2017. Keseluruhan kasus internal fraud ini

Page 22: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

4

melibatkan pegawai tetap perusahaan Hanya saja, perseroan tidak merinci dengan

detail informasi mengenai internal fraud tersebut. Selain adanya internal fraud,

pada 2018 BJB Syariah juga mengalami kondisi pelampauan batas maksimum

penyaluran dana (BMPD). Sehingga, perseroan harus melaporkan action

plan perbaikan GCG sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No.: 13/5/PBI/2011

tentang Batas Maksimum Penyaluran Dana Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

(https://finansial.bisnis.com).

Selain kasus diatas manajemen Bukopin pun secara terang-terangan merevisi

laporan keuangan dari 2015, 2016, dan 2017. Bank Bukopin merevisi laba bersih

2016 menjadi Rp 183,56 miliar dari sebelumnya Rp 1,08 triliun. Penurunan

terbesar adalah di bagian pendapatan provisi dan komisi yang merupakan

pendapatan dari kartu kredit. Pendapatan ini turun dari Rp 1,06 triliun menjadi Rp

317,88 miliar Akibatnya, beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset

keuangan direvisi meningkat dari Rp 649,05 miliar menjadi Rp 797,65 miliar. Hal

ini menyebabkan beban perseroan meningkat Rp 148,6 miliar. Bukopin telah

merevisi turun ekuitas yang dimiliki sebesar Rp 2,62 triliun pada akhir 2016, dari

Rp 9,53 triliun menjadi Rp 6,91 triliun. Penurunan itu karena revisi turun saldo

laba Rp 2,62 triliun menjadi Rp 5,52 triliun karena laba yang dilaporkan

sebelumnya tidak benar. Penurunan ekuitas ini berperan dalam tergerusnya rasio

kecukupan modal (capital adequacy ratio) Bukopin. Pada laporan keuangan 2016

sebelum revisi, CAR Bukopin masih aman 15,03%, namun setelah revisi CAR

tersisa 11,62%. CAR semakin memburuk pada akhir 2017 yang tercatat 10,52%,

meski meningkat lagi pada kuartal I/2018 menjadi 11,09%. Hal lain yang

mempengaruhi penurunan CAR adalah peningkatan rasio kredit bermasalah (non

performing loan) Bukopin. (https://finance.detik.com).

Berdasarkan fenomena diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor tekanan dari

para eksekutif perusahaan (presiden direktur, direktur, dan pemegang saham

pinjam) agar memberikan informasi palsu untuk mencapai target perusahaan.

Faktor kesempatan bahwa para eksekutif perusahaan dan para pegawai secara

Page 23: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

5

langsung terlibat dalam memanipulasi data laporan keuangan. Faktor rasionalisasi

bahwa para eksekutif maupun pegawai perusahaan berasumsi tindakan ini

dilakukan dengan benar karena demi kepentingan perusahaan. Faktor kemampuan

dari presiden direktur yang mengkoordinasikan bawahannya untuk melakukan

manipulasi data dan laporan keuangan perusahaan. Faktor arogansi bahwa akibat

keserakahan presiden direktur untuk menggelembungkan nilai aset dan melebih-

lebihkan nilai modal yang disetor hanya untuk mencapai target perusahaan yang

dipimpinnya.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan elemen fraud pentagon theory sebagai

dasar untuk meneliti dalam mendeteksi adanya kecurangan dalam laporan

keuangan. Menggunakan fraud pentagon theory karena teori ini merupakan

penyempurnaan dari teori fraud triangle dan fraud diamond serta adanya unsur

baru yang sebelumnya masih sedikit penggunaanya untuk diaplikasikan dalam

mendeteksi kecurangan dalam laporan keuangan yaitu unsur arrogance. Selain itu

dalam hasil survey ACFE kecurangan banyak dilakukan oleh Owner/Executive

dari perusahaan sendiri karena disebabkan adanya arogansi dalam dirinya, mereka

beranggapan peraturan dan internal kontrol yang diterapkan dalam perusahaan

tidak akan mempengaruhi kekuasaannya. Hingga saat ini masih sedikit penelitian

yang menggunakan teori ini untuk mengupas kecurangan yang terjadi dalam

sebuah perusahaan.

Fraud pentagon adalah perluasan teori dari fraud triangle yang telah dikemukakan

oleh Tessa (2016) dimana pada teori ini terdapat dua penambahan elemen yaitu

kompetensi (competence) dan arogansi (arrogance) sehingga dapat meneliti lebih

dalam mengenai kecurangan laporan keuangan. Jensen dan Meckling (1976)

mengatakan teori keagenan adalah hubungan yang terjadi antara pemilik dan

pemegang saham (principal) dengan manajemen (agent). Hubungan agensi

tersebut muncul ketika pihak principal mempekerjakan pihak agent untuk

memberikan jasa dan memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada

Page 24: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

6

agent tersebut. Alasan teori ini dikembangkan karena kecurangan jaman sekarang

lebih dilengkapi dengan informasi lebih dan akses ke dalam asset perusahaan.

Penelitan yang berkaitan dengan fraud pentagon pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti misalnya oleh Tessa (2016) yang dalam penelitian tersebut peneliti

memproksikan faktor Fraud Pentagon ke dalam beberapa elemen yang terdiri dari

financial target, financial stability, external pressure, institutional ownership,

ineffective monitoring, kualitas auditor eksternal, change in auditor, pergantian

direksi dan frequent number of CEO’s picture untuk mendeteksi fraudulent

financial reporting. Penelitian tersebut memberikan hasil bahwa terdapat tiga

variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap fraudulent financial

reporting antara lain financial stability, external pressure, dan frequent number of

CEO picture.

Sedangkan peneliti yang selanjutnya adalah Fatchan Achyani, & Zulfikar (2016)

dengan judul Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud.

Hasil penelitian Pressure financial stability, berpengaruh terhadap financial

statement fraud. Opportunity Quality of external audit tidak berpengaruh terhadap

financial statement fraud. Rationalization; change auditor berpengaruh terhadap

financial statement fraud. Competence; change of directors berpengaruh terhadap

financial statement fraud Arrogance; frequency numbers of CEO’s picture

berpengaruh terhadap financial statement fraud

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Putri (2018) Analisis

Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud Pada Sektor

Perbankan Yang Di BEI 2015 – 2017. Hasil penelitian Financial Stability

(ACHANGE), Financial Target (ROA) dan Rationalization (TATA) berpengaruh

dalam mendeteksi financial statement fraud. Sedangkan External Pressure,

Institution Ownership, Quality Of External Auditor, Change in Auditor dan

Change Of Director dan Frequent Number of CEO’s Picture tidak berpengaruh

dalam mendeteksi financial statement fraud.

Page 25: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

7

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah Penamabaha

variabel pada Arogance yaitu dulism position dan perbedaan selanjutnya adalah

menggunakan tahun penelitian terbaru yaitu periode 2016 – 2018, serta perbedaan

yang lain adalah pendeteksian kecurangan menggunakan model F-score model

dalam mengukur kecurangan laporan keuangan. Model F-Score merupakan

penjumlahan dari dua variabel yaitu kualitas akrual dan kinerja keuangan Skousen

dan Twedt (2009). Fraud Score Model pada penelitian ini digunakan sebagai

perhitungan untuk mengukur tingkat risiko kecurangan dalam laporan keuangan

yang dihitung dengan menjumlahkan kualitas akrual dan kinerja keuangan dan

yang terakhir penggunaan fraud pentagon yang masih sangat jarang digunakan

untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan di Indonesia.

Alasan pemilihan sektor perbankan karena berdasarkan penelitian yang dilakukan

oleh ACFE (2016) sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang rentan

terhadap tindak kecurangan, hasil survey menunjukan kasus financial stapaling

banyak terjadi pada perbankan yaitu sebesar 16,8% dibandingkan sektorsektor

lainnya. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka judul peneitian ”Analisis

Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dengan

Menggunakan Fraud Score Model”.

1.2 Ruang Lingkup

Agar ruang lingkup permasalahan yang diteliti diatas terarah dan tidak meluas

maka penulis membatasi penulisan pada masalah Analisis Fraud Pentagon Dalam

Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dengan Menggunakan Fraud Score

Model ( Studi Kasus Perusahaan Perbankan Pada Tahun 2016 – 2018).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

Page 26: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

8

1. Apakah Financial Stability berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan?

2. Apakah Financial Target berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan?

3. Apakah Rationalization berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan?

4. Apakah External Pressure berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan?

5. Apakah Institution Ownership berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan?

6. Apakah Quality Of External Auditor berpengaruh signifikan terhadap

terjadinya kecurangan laporan keuangan?

7. Apakah Change in Auditor berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan?

8. Apakah Change Of Director berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan?

9. Apakah Frequent Number of CEO’s Picture berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan?

10. Apakah Dualism Position berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:

1. Membuktikan secara empiris Financial Stability berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

2. Membuktikan secara empiris Financial Target berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

3. Membuktikan secara empiris Rationalization berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

4. Membuktikan secara empiris External Pressure berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

Page 27: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

9

5. Membuktikan secara empiris Institution Ownership berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

6. Membuktikan secara empiris Quality Of External Auditor berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

7. Membuktikan secara empiris Change in Auditor berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

8. Membuktikan secara empiris Change Of Director berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

9. Membuktikan secara empiris Frequent Number of CEO’s Picture

berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan?

10. Membuktikan secara empiris Dualism Position berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari tujuan di atas, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi

sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Sebagai pengembangan ilmu akuntansi khususnya dalam bidang

akuntansi forensik mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

perusahaan untuk melakukan kecurangan terhadap laporan keuangan

dengan menggunakan elemen indikator dari fraud pentagon theory.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi perusahaan

Memberikanpertimbangan bagi manajemen sebagai penanggung

jawab dan agen dalam melindungi prinsipal (pemegang saham).

Manajemen juga betugas memberikan informasi dan diharapkan

lebih mengetahui mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan

kecurangan serta dampak yang timbul apabila melakukan

kecurangan terhadap laporan keuangan sehingga dapat mengurangi

kesalahan dalam mengambil keputusa.

Page 28: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

10

2. Bagi investor

Sebagai alat yang diharapkan dapat memberikan informasi kepada

investor dalam menilai dan menganalisis investasinya dalam sebuah

perusahaan agar lebih berhati-hati dan dapat mendeteksi

kemungkinan telah terjadinya kecurangan dalam laporan keuangan

perusahaan. Sehingga akan mengurangi risiko dan dapat

mempertimbangkan investasinya berada di tangan yang tepat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi

dan perbaikan dalam penelitian selanjutnya di masa yang akan

datang serta untuk menambah wawasan.

1.6 Sistematika Penulisan

Penyusunan penelitian ini akan disajikan dalam sistematika pembahasan

yang terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi uraian dengan penjelasan yang bersifat umum, yaitu

mengenai latar belakang masalah , batasan masalah, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini menjelaskan uraian yang terdiri dari landasan teori,

pengembangan hipotesis dan analisis terdahulu.

BAB III : METODE PENELITAN

Dalam bab ini terdiri dari penjelasan mengenai sumber data, metode

pengumpulan data, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian dan

definisi operasional variabel dan metode analisis data.

Page 29: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

11

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan karakteristik objek penelitian, deskripsi data, analisis

data, dan pembahasan. Dalam bab ini akan disajikan analisis atas hasil

pengujian data.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup dari hasil keseluruhan penelitian dimana hasil

mengenai kesimpulan keseluruhan penelitian, keterbatasan penelitian dan

saran bagi peneltian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 30: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

12

Page 31: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Agency theory merupakan suatu kontrak yang melibatkan satu atau lebih orang,

dalam hal ini principal mempekerjakan orang lain (agent) dengan tujuan untuk

memberikan suatu jasa dan mendelegasikan kepada agent tersebut wewenang

dalam pengambilan keputusan yang tepat dan terbaik untuk principal (Jensen and

Meckling, 1976). Oleh karena itu agent harus bertanggungjawab atas semua

pekerjaannya terhadap principal. Dalam teori ini yang dimaksud dengan principal

adalah investor, sedangkan agent adalah manajemen perusahaan bisa manajer,

staff, dan karyawan. Keduanya menjalin korelasi dalam sebuah perjanjian kerja

sama. Ketika sebuah kerja sama terjadi masing-masing pihak pasti mempunyai

harapan atas kerja sama tersebut.

Dalam hal ini principal diasumsikan menginginkan peningkatan kinerja keuangan

perusahaan berupa return tinggi atas investasi yang telah dikeluarkan perusahaan,

sedangkan agen memiliki kepentingan tersendiri yaitu untuk mendapatakan

kompensasi yang lebih besar atas hasil kinerjanya. Hal tersebut menujukkan

adanya benturan kepentingan antara principal dan agent yang sering di sebut

dengan conflict of interest (Jarboui, 2013). Agent memiliki lebih banyak informasi

dibandingkan principal. Hubungan ini dapat mengarah pada kondisi

ketidakseimbangan informasi atau disebut asimetri informasi (Jarboui 2013).

Dengan terjadinya asimetri informasi diantara kedua belah pihak, secara tidak

langsung memberikan kesempatan kepada agent untuk menyembunyikan

beberapa informasi yang tidak diketahui oleh principal dengan tujuan tertentu

(Nurbaiti, 2017). Agent akan berusaha mencari keuntungannya sendiri dengan

berbagai cara seperti manipulasi angka -angka dalam laporan keuangan,

penyembunyian informasi yang sebenarnya dan penyajian keliru yang dapat

menyesatkan pembaca laporan keuangan (Priantara, 2013).

Page 32: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

14

Menurut Muziansyah (2018) para pemegang saham biasanya menginginkan agar

dana yang diinvestasikannya mendapatkan return yang maksimal, berbeda dengan

kepentingan manajemen yang ingin mendapatkan kompensasi yang besar atas

pengelolaan dana pemilik. Perbedaan ini lah yang menyebabkan terjadinya

conflict of interest diantara pemegang saham dan manajemen. Di samping itu,

manajemen memiliki informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan lebih

dibandingkan dengan pemegang saham.

Berdasarkan urain diatas dapat disimpulkan bahwa kecurangan dalam laporan

keuangan dapat terjadi karena terdapat celah dan peluang yang secara sengaja

dimanfaatkan oleh agent tanpa diketahui oleh principal. Selain itu karena adanya

tekanan dari principal yang menuntut agar agent menjalankan kegiatan

operasional perusahaan dengan baik dan dapat mencapai target sesuai yang

diinginkan. Keadaan ini dapat menimbulkan tekanan bagi agent sehingga

mendorongnya untuk melakukan tindakan kecurangan yang tujuannya adalah

memperlihatkan bahwa perusahaan dalam performa yang baik.

2.2 Kecurangan (Fraud)

2.2.1 Definisi Fraud

Kecurangan merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mendefinisikan kecurangan

(fraud) sebagai tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang

atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan

beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain

(Ernst & Young, 2009). Kecurangan merupakan suatu perbuatan dan tindakan

yang dilakukan secara sengaja, sadar, tahu dan mau untuk menyalahgunakan

segala sesuatu yang dimiliki secara bersama, misalnya sumber daya perusahaan

dan negara demi kenikmatan pribadi dan kemudian menyajikan informasi yang

salah untuk menutupi penyalahgunaan tersebut.

Page 33: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

15

Menurut Tuanakotta, (2013) “Any illegal act characterized by deceit,

concealment or violation of trust. These acts are not dependent upon the

application of threats of violence or physical force. Fraud are perpetrated by

individuals, and organization to obtain money, property or service; to avoid

payment or loss of services; or to secure personal or bussines advantages.”

Menurut Arens dkk (2012) Kecurangan yaitu salah saji yang disengaja atau

penghilangan jumlah atau pengungkapan dengan maksud untuk menipu

pengguna. Umumnya salah saji dan penghilangan berkaitan dengan

penyimpangan standar akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan

Committee of Sponsoring Organization (COSO) of the Treadway Commissions

dalam Sihombing (2014) melakukan kajian terhadap financial statement fraud dan

mengembangkan suatu taksonomi yang mungkin dapat terjadi pada semua bisnis.

COSO mengidentifikasi modus fraud pada beberapa area yaitu sebagai berikut:

1. Mengakui pendapatan yang tidak semestinya.

2. Melebih sajikan aset (selain piutang usaha yang berhubungan dengan

kecurangan terhadap pengakuan pendapatan).

3. Beban/liabilitas yang kurang saji.

4. Penyalahgunaan aset.

5. Pengungkapan yang tidak semestinya.

6. Teknik lain yang mungkin dilakukan.

Dari berbagai kemungkinan terjadinya financial statement fraud lebih saji dalam

melaporkan pendapatan adalah yang paling sering terjadi. Dari beberapa definisi

di atas dapat disimpulkan bahwa kecurangan (fraud) merupakan suatu perbuatan

dan tindakan melanggar hukum yang dilakukan seseorang baik dari dalam atau

luar organisasi yang dilakukan secara sengaja dengan tujuan untuk mendapatkan

keuntungan pribadi maupun kelompoknya namun di sisi lain juga merugikan

pihak lain.

Page 34: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

16

2.2.2 Tipologi Fraud

ACFE (Association of Certified Fraud Examiner) (2018) membagi fraud kedalam

3 tipologi tindakan yang sering disebut the fraud tree seperti yang ada pada

gambar di bawah ini:

Gambar 2.1

1) Penggelapan aset (asset missapropriation) meliputi penyalahgunaan atau

pencurian asset/harta perusahaan, dan mempunyai sifat tangible atau dapat

dihitung.

2) Korupsi(corruption) biasanya dilakukan oleh seseorang dengan

melibatkan pihak lain (kolusi). Misalnya penyalahgunaan wewenang,

Page 35: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

17

penyuapan, penerimaan hadiah yang ilegal dan pemerasan secara

ekonomis.

3) Pernyataan yang salah (fraudulent misstatement) misalnya dengan

melakukan rekayasa terhadap laporan keuangan untuk memperoleh

keuntungan. Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum dan tidak dinyatakan dengan yang

sebenarnya.

2.2.3 Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Komponen Laporan keuangan yang diterapkan di Indonesia sudah semakin

komprehensif. Namun, ada banyak celah dalam laporan keuangan yang dapat

menjadi ruang bagi manajemen dan oknum tertentu untuk melakukan kecurangan

(Fraud) pada laporan keuangan. Menurut ACFE (Association of Certified Fraud

Examiner) definisi kecurangan laporan keuangan yaitu sebagai berikut:“The

deliberate misrepresentation of the financial condition of an enterprise

accomplished through the intentional misstatement or mission of amounts or

disclosures in the financial statements in order to deceive financial statement

users.”

Kecurangan laporan keuangan merupakan kesengajaan ataupun kelalaian dalam

laporan keuangan yang disajikan tidak sesuai dengan prinsip akuntansi berterima

umum. Kelalaian atau kesengajaan ini sifatnya material sehingga dapat

memengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pihak yang berkepentingan

(Sihombing and Rahardjo, 2014).

2.2.4 Fraud Pentagon

Teori ini dikemukakan oleh Crowe Howart pada 2011. Teori fraud pentagon

merupakan peluasan dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh

Cressey 1953, dan teori fraud diamond yang sebelumnya dikemukakan oleh

Wolfe dan Hermanson 2004, dalam teori ini menambahkan satu elemen fraud

lainnya yaitu dan arogansi (Herviana, 2017). Teori ini ini dikemukakan oleh

Page 36: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

18

Jonathan Marks yang merupakan partner in charge fraud and ethics practice di

Crowe Horwath LLP pada tahun 2011.Teori fraud pentagon merupakan perluasan

dari teori fraud triangle yang sebelumnya dikemukakan oleh Cressey, dalam teori

ini menambahkan dua elemen fraud lainnya yaitu kompetensi (competence) dan

arogansi (arrogance) sehingga terbentuk teori baru bernama Crowe’s fraud

pentagon theory.

Elemen competence memiliki makna serupa dengan kapabilitas / kemampuan

(capability) yang sebelumnya dijelaskan dalam teori fraud diamond oleh Wolfe

dan Hermanson. Kompetensi atau kapabilitas merupakan kemampuan karyawan

untuk mengabaikan kontrol internal, mengembangkan strategi penyembunyian,

dan mengontrol situasi sosial untuk keuntungan pribadinya, sedangkan arogansi

adalah sikap superioritas atas hak yang dimiliki dan merasa bahwa kontrol

internal atau kebijakan perusahaan tidak berlaku untuk dirinya (Crowe, 2011).

Alasan teori ini dikembangkan karena kecurangan jaman sekarang lebih

dilengkapi dengan informasi lebih dan akses ke dalam asset perusahaan

dibandingkan dengan eranya Cressey (Kurnia dan Anis, 2017). Berikut ini Fraud

pentagon divisualisasikan dalam gambar berikut ini:

Gambar 2.2

Page 37: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

19

Fraud pentagon terdiri dari 5 elemen yaitu pressure, opportunity, rationalization,

capability, dan arrogance:

1) Pressure

Pressure (tekanan) adalah dorongan orang untuk melakukan fraud, dapat

mencakup hampir semua hal baik keuangan maupun non keuangan

(Widarti, 2015). Tekanan juga dapat dikatakan sebagai keinginan atau

intuisi seseorang yang terdesak melakukan kejahatan (Annisya, 2016).

Menurut SAS No. 99 terdapat empat jenis kondisi yang dapat

mengakibatkan seseorang melakukan kecurangan, yaitu financial stability,

external pressure, personal financial need, dan financial targets.

2) Opportunity

Opportunity (peluang) adalah suatu kondisi yang memberikan kemungkinan

seseorang untuk berbuat atau menempati suatu tempat pada posisi tertentu

(Nurbaiti, 2017). Fraud tidak hanya terjadi jika ada tekanan, tetapi juga

ketika calon pelaku melihat adanya peluang untuk melakukan kecurangan

(Daljono, 2013). Peluang muncul ketika pengendalian internal lemah,

pengawasan yang kurang, dan penyalahgunaan posisi atau jabatan untuk

kepentingan pribadi (Daljono 2013). SAS No.99 menyebutkan bahwa

peluang pada financial statement fraud dapat terjadipada tiga kategori

kondisi. Kondisi tersebut adalah nature of industry, ineffective monitoring,

dan organizational structure.

3) Rationalization

Rationalization yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai

etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan

kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup

menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud (Siddiq dan

Hadinata, 2016). Menurut SAS No.99 rasionalisasi pada perusahaan dapat

diukur dengan siklus pergantian auditor, opini audit yang didapat

perusahaan tersebut serta keadaan total akrual dibagi dengan total aktiva.

Page 38: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

20

4) Capability

Capability merupakan besarnya daya dan kapasitas yang dilakukan

sesorang untuk melakukan fraud dilingkungan perusahaan. Kecurangan

terhadap laporan keuangan bisa terjadi ketika terdapat perubahan direksi

untuk memperbaiki kinerja manajemen sebelumnya (Nurbaiti dan Hanafi,

2017). Perubahan direksi dapat menimbulkan stress period sehingga

berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud.

Perubahan direksi dapat menimbulkan kinerja awal yang tidak maksimal

karena membutuhkan waktu untuk beradaptasi (Sihombing dan Rahardjo,

2014).

5) Arrogance

Menurut Crowe Howarth (2011) arogansi merupakan sifat superioritas dan

hak atau keserakahan yang dimiliki oleh pelaku kejahatan dan merasa

bahwa pengendalian internal dan kebijakan perusahaan serta prosedur tidak

diterapkan kepadanya. Kesombongan ini muncul dari keyakinan bahwa

dirinya mampu melakukan kecurangan dan internal kontrol yang ada tidak

akan mempengaruhi dirinya sehingga pelaku melakukan kecurangan tanpa

taku adanya sanksi yang akan menjeratnya (Achsin & Cahyaningtyas,

2015)

2.3 F-Score

Model F-Score merupakan penjumlahan dari dua variabel yaitu kualitas akrual

dan kinerja keuangan Skousen dan Twedt (2009). Fraud Score Model pada

penelitian ini digunakan sebagai perhitungan untuk mengukur tingkat risiko

kecurangan dalam laporan keuangan yang dihitung dengan menjumlahkan accrual

quality dengan financial performance.

Ukuran F-Score mula-mula diperkenalkan oleh Dechow et al., (2007) pada versi

pertama tulisannya yang dipresentasikan dalam suatu workshop pada tahun 2007.

Tujuan Dechow et al.,(2007) membangun model F-Score adalah untuk

Page 39: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

21

mengembangkan satu ukuran yang dapat secara langsung dihitung dari laporan

keuangan. Komponen variabel pada F-Score meliputi dua hal yang dapat dilihat di

laporan keuangan, yaitu accrual quality yang diproksikan dengan RSST akrual

(Richardson, Sloan, Solimandan Tuna, 2005), dan kinerja keuangan (financial

performance).

2.4 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

dirangkum dalam tabel berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul

Penelitian Variabel Hasil Penelitian

Revika

Putri

(2018)

Analisis Fraud

Pentagon

Dalam

Mendeteksi

Financial

Statement

Fraud Pada

Sektor

Perbankan

Yang Terdaftar

Di BEI Periode

2015-2017

Financial Stability (X1),

Financial Target (X2),

Rationalization (X3),

External Pressure (X4),

Institution Ownership

(X5),

Quality Of External

Auditor (X6),

Change in Auditor (X7),

Change Of Director

(X8),

Frequent Number of

CEO’s Picture (X9)

financial statement fraud

(Earning Manajemen)

(Y).

Hasil penelitian Financial

Stability (ACHANGE),

Financial Target (ROA) dan

Rationalization (TATA)

berpengaruh dalam

mendeteksi financial

statement fraud. Sedangkan

External Pressure,

Institution Ownership,

Quality Of External Auditor,

Change in Auditor dan

Change Of Director dan

Frequent Number of CEO’s

Picture tidak berpengaruh

dalam mendeteksi financial

statement fraud.

Agustina

(2018)

pengaruh fraud

pentagon

dalam

mendeteksi

kecurangan

pelaporan

keuangan

Tekanan (X1),

Kesempatan (X2),

Rasionaliasasi (X3),

Kemampuan (X4),

Arogansi (X5),

Kecurangan

pelaporan keuangan

Dengan hasil pengujian

secara parsial menunjukkan

bahwa tekanan berpengaruh

negatif signifikan,

kesempatan berpengaruh

positif signifikan,

sedangkan rasionalisasi,

kemampuan, dan arogansi

Page 40: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

22

(fraudulent financial

reporting).(Y)

tidak berpengaruh signifikan

terhadap kecurangan

pelaporan keuangan pada

perusahaan sektor

pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia

periode 2013-2017

Chyntia

Tessa G.

dan Puji

(2016)

Fraudulent

Financial

Reporting:

Pengujian

Teori Fraud

Pentagon Pada

Sektor

Keuangan

Dan Perbankan

Di Indonesia

Variabel dependen

Menggunakan penyajian

kembali laporan

keuangan (restatement)

sebagai proksi

kecurangan

pelaporan keuangan

(fraudulent financial

reporting).

Variabel Independen:

1. Financial Target

2. Financial Stability

3. External pressure

4. Instutional ownership

5. Ineffective monitoring

6. Kualitas auditor

eksternal

7. Change in audior

8. Pergantian direksi

9. Frequent number of

CEO’s picture

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa

stabilitas keuangan, tekanan

eksternal, dan jumlah

sering gambar CEO adalah

signifikan dalam

mendeteksi terjadinya

kecurangan pelaporan

keuangan. Variabel variabel

yang signifikan merupakan

dua elemen penting dalam

teori pentagon penipuan

Crowe, yaitu tekanan dan

arogansi

Faiz

Rahman

Siddiq,

Fatchan

Achyani,

&

Zulfikar

(2016)

Fraud

Pentagon

Dalam

Mendeteksi

Financial

Statement

Fraud

Variabel dependen dalam

penelitian ini kecurangan

laporan keuangan.

variabel independen ini

terdiri dari Pressure,

Opportunity,

Rationalization,

Competence, dan

Arrogance.

Pressure financial stability,

berpengaruh terhadap

financial statement fraud.

Opportunity Quality of

external audit tidak

berpengaruh terhadap

financial statement fraud.

Rationalization; change

auditor berpengaruh

terhadap financial statement

fraud. Competence; change

of directors berpengaruh

terhadap financial statement

fraud Arrogance; frequency

numbers of CEO’s picture

Page 41: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

23

berpengaruh terhadap

financial statement fraud

Aidil

Adherian

Kurnia &

Idrianita

Anis

(2017)

Analisis Fraud

Pentagon

Dalam

Mendeteksi

Kecurangan

Laporan

Keuangan

Dengan

Menggunakan

Fraud Score

Model

Variabel dependen dalam

penelitian ini kecurangan

laporan keuangan.

Variabel independen

dalam penelitian ini

terdiri atas financial

target, financial stability,

external

pressure, ineffective

monitoring, nature

of industry, change in

auditor, change of

directors, frequent

number of CEO’s picture

dan political connection

serta variabel kontrol

yang terdiri atas firm

size, growth, dan quality

of external audits.

Hasil penelitian adalah

sebagai berikut financial

stability, nature of industry,

dan political connection

berpengaruh terhadap

kecurangan laporan

keuangan. Financial target,

external pressure,

ineffective monitoring,

changes in auditors, change

of

directors dan frequent

number of ceo’s picture

tidak berpengaruh terhadap

kecurangan laporan

keuangan. Financial target,

financial stability, external

pressure, ineffective

monitoring, nature of

industry, changes in

auditors, change of

directors, frequent number

of ceo’s picture dan

political connection secara

simultan atau bersama-sama

berpengaruh terhadap

kecurangan laporan

keuangan.

Sumber: penelitian Terdahulu

2.5 Kerngka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan sebelumnya dan beberapa penelitian yang telah dilakukan

oleh peneliti terdahulu, maka Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah

sebagi berikut:

Page 42: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

24

Gambar 2.3 Kerangka Pemikir

Financial Stability

Financial Target

Rationalization

External Pressure

Institution Ownership

Quality Of External

Auditor

Change in Auditor

Change Of Director

Frequent Number of

CEO’s Picture

Dualism Position

Fraud (F-Score)

Page 43: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

25

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1 Pengaruh Financial Stabilitiy Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Financial stability merupakan gambaran mengenai kondisi keuangan

perusahaan dalam kondisi stabil, ketika perusahaan dalam kondisi terancam maka

manajemen akan melakukan berbagai cara agar financial stability perusahaan

tetap terlihat baik. Kondisi perusahaan yang tidak stabil menjadikan tekanan bagi

pihak manajemen dikarenakan kinerja perusahaan yang kurang baik akan

menghambat aliran dan investasi perusahaan yang akan mendatang. Menurut

SAS No. 99, manajer mengahadapi tekanan untuk melakukan kecurangan laporan

keuangan ketika stabilitas keuangan terancam oleh keadaan ekonomi, industri,

dan situasi entitas yang beroperasi, salah satu bentuk agar perusahaan

terlihat baik maka manipulasi laporan keuangan dilakukan berkaitan dengan

pertumbuhan aset perusahaan (Skousen et. al., 2009). Karena aset merupakan

kekayaan perusahaan, untuk menarik minat investor seharusnya tampilan total

aset selalu dalam keadaan baik. Oleh karena itu stabilitas keuangan dapat

diukur menggunakan rasio perubahan total asset (ACHANGE). Dengan

menghitung selisih total aset yang dimiliki perusahaan pada periode saat ini

dengan periode sebelumnya terhadap total aset periode sebelumnya. Dalam

penelitian Skousen et. al. (2009) membuktikan bahwa semakin besar rasio

perubahan total aset (ACHANGE) suatu perusahaan, maka kemungkinan potensi

terjadinya kecurangan laporan keuangan suatu perusahaan semakin tinggi.

Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Sihombing dan Raharjo (2014), Tiffani dan Marfuah (2015) dan Siddiq et.

al. (2017) menyatakan bahwa financial stability berpengaruh secara signifikan

terhadap financial statement fraud. Sedangkan penelitian yang telah dilakukan

oleh Arisandi (2017) dan Ulfah et. al. (2017) menyatakan bahwa financial

stability tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan

keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil hipotesis:

Page 44: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

26

H1: Stabilitas keuangan berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan

2.6.2 Pengaruh Financial Target Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

(Fraudulent Financial Reporting)

Financial target merupakan target keuangan yang harus dipenuhi perusahaan

dalam satu periode, hal ini menjadi sebuah tekanan bagi menajer dalam

menjalankan kinerjanya yang dituntut untuk selalu menjaga target keuangan yang

telah ditentukan direksi dan manajemen. Dari tekanan ini memungkinkan

seorang manajer melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan agar keuangan

perusahaan sesuai dengan target yang telah ditentukan. Menurut penelitian

Skousen et. al. (2009) ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer,

selain itu juga menunjukkan seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang

dimiliki perusahaan untuk mengetahui seberapa efisien aset telah bekerja.

Oleh karena itu dalam penelitian ini variabel financial target diproksikan

dengan ROA.

Pernyataan ini didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Widarti (2015) dan Putriasih (2016) yang menunjukkan hasil bahwa

financial target dengan proksi ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kecurangan laporan keuangan. Sedangkan menurut Sihombing dan Raharja

(2014), Arisandi dan Verawaty (2017) serta Kurnia dan Anis (2017) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa financial target yang diproksikan dengan rasio

ROA tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil hipotesis:

H2: Target keuangan berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan

Page 45: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

27

2.6.3 Pengaruh Rationalization Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

(Fraudulent Financial Reporting)

Rasionalisasi merupakan tindakan yang mencari alasan pembenaran oleh orang–

orang yang merasa dirinya terjebak dalam keadaan yang buruk, sehingga pelaku

akan mencari alasan untuk membenarkan kejahatan yang sudah dilakukan agar

dapat diterima oleh masyarakat. Menurut Skousen (2008), prinsip akrual

berhubungan dengan pengambilan putusan oleh manajemen dan dapat

memberikan wawasan terhadap rasionalisasi dalam pelaporan keuangannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Oktarigusta (2017), Putriasih (2016), dan

Sihombing (2014) menunjukkan bahwa proksi total aset akrual dari variabel

rationalization memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap financial

statement fraud karena konsep akrual yang berarti manajemen dapat

memanipulasi pendapatan dengan melakukan pencatatan ketika transaksi terjadi

meskipun kas belum melakukan pengeluaran atau penerimaan, sehingga jika nilai

discretionary accruals naik, dapat disimpulkan kecurangan laporan keuangan juga

naik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil hipotesis:

H3: Rasionalisasi berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan

2.6.4 Pengaruh External Pressure Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan

(Fraudulent Financial Reporting)

External pressure merupakan keadaan dimana perusahaan mendapat tekanan dari

pihak luar perusahaan. Tekanan dari pihak eksternal untuk mendapatkan

tambahan utang atau sumber dana dari pihak eksternal agar tetap kompetitif.

Untuk mendapatkan dana dari pihak eksternal perusahaan harus menampilkan

performa rasio keuangan dan laba yang baik agar investor tertarik. Selain itu

perusahaan harus diyakini mampu untuk mengembalikan pinjaman yang telah

didapatnya. Oleh karena itu hal ini mendorong manajer melakukan manipulasi.

Pernyataan di atas dibuktikan dari hasil penelitian Sihombing dan Raharjo (2014),

Tiffani dan Marfuah (2015), serta Tessa dan Raharja (2016) yang menyatakan

Page 46: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

28

bahwa external pressure yang diproksikan dengan LEV berpengaruh positif

signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Begitu juga dengan

penelitian yang dilakukan Skousen et. al. (2009) yang menunjukkan bahwa (LEV)

berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan.

Pernyataan di atas menunjukkan apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang

tinggi artinya perusahaan tersebut memiliki hutang yang besar sehingga risiko

kreditnya tinggi dan memungkinkan terjadinya tindak kecurangan terhadap

laporan keuangan. Dalam hal ini terdapat kekhawatiran bahwa dimasa mendatang

perusahaan tidak mampu mengembalikan pinjaman modal yang diberikan.

Sebaliknya penelitian yang dilakukan Pardosi (2015), Annisya et al. (2016) dan

Ulfah et. al. (2017) menunjukkan bahwa variabel external pressure yang dihitung

dengan menggunakan rasio leverage tidak berpengaruh terhadap fraudulent

financial statement. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil hipotesis:

H4: Tekanan eksternal berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan

2.6.5 Pengaruh Institution Ownership Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen dalam perusahaan

merupakan struktur kepemilikan yang berfungsi melihat kewajaran laporan

keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (Leo, 2012). Kepemilikan

institusional merupakan persentase jumlah saham pada akhir periode akuntansi

yang dimiliki oleh pihak eksternal, seperti lembaga, perusahaan, asuransi, bank

atau institusi lain (Bukhori, 2012).

Terdapat indikasi ketika terdapat institutional ownership atau kepemilikan saham

institusi di dalam sebuah perusahaan akan menjadi sebuah tekanan sendiri bagi

perusahaan tersebut. Tekanan tersebut terjadi karena pihak manajemen memiliki

tanggung jawab yang lebih besar dikarenakan pertanggungjawaban yang

Page 47: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

29

dilakukan tidak hanya kepada seorang individu, namun kepada institusi. Selain

itu, besarnya kepemilikan saham oleh institusi daripada perseorangan membuat

manajemen melakukan usaha yang lebih agar tidak kehilangan para investor

tersebut, salah satunya dengan cara mempercantik laporan keuangan melalui

tindakan manipulasi. Berdasarkan hal tersebut dapat diindikasikan bahwa,

semakin besar kepemilikan saham yang dimiliki oleh institusi maka semakin besar

pula kemungkinan perusahaan merasa tertekan sehingga menimbulkan Fraudulent

Financial Reporting. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil hipotesis:

H5: Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan

2.6.6 Pengaruh Quality Of Audit Eksternal Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Penunjukkan auditor eksternal oleh komite audit perusahaan dianggap dapat

melakukan pemeriksaan secara independen sehingga dapat menghindari konflik

kepentingan dan untuk menjamin integritas proses audit. Menurut Wijayani dan

Januarti (2011) KAP yang berafiliasi asing, diyakini mempunyai kemampuan

yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan dengan KAP yang tidak

berafiliasi asing, sehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih tinggi,

yang berdampak pada reputasi perusahaan.

Dalam Peraturan OJK Nomor: 13/POJK.03/2017 tentang Akuntan Publik dan

Kantor Akuntan Publik, Kantor Akuntan Publik Asing, yang selanjutnya disingkat

KAPA, adalah badan usaha yang didirikan berdasarkan hukum negara tempat

KAPA berkedudukan dan melakukan kegiatan usaha sekurang-kurangnya

pemberian jasa audit atas informasi keuangan historis kepada Lembaga yang

diawasi oleh OJK yang berada di bawah pengawasan Otoritas Jasa. Penunjukkan

auditor eksternal oleh perusahaan dianggap dapat melakukan pemeriksaan secara

independen sehingga dapat menghindari konflik kepentingan untuk menjamin

integritas proses audit. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil hipotesis:

Page 48: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

30

H6: Kualitas audit eksternal berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan

2.6.7 Pengaruh Change in Audiors Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Rationalization merupakan perilaku membenarkan diri untuk tindakan yang salah.

Dalam penelitian ini rationalization diproksikan dengan change in auditor.

Change in auditor merupakan pergantian auditor eksternal dalam sebuah

perusahaan untuk mengaudit perusahaan tersebut. Dari proses audit dapat

diketahui perusahaan yang melakukan kecurangan. Jika sebuah perusahaan tidak

mengganti auditor terdahulu dimungkinkan auditor tersebut paham dengan risiko

dan proses bisnis perusahaan bahkan dapat mendeteksi adanya tindak kecurangan

yang dilakukan perusahaan. Untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian tindak

kecurangan yang dilakukan perusahaan biasanya perusahaan lebih sering

melakukan pergantian auditor untuk menutupi hal tersebut.

Pernyataan di atas didukung hasil penelitian yang dilakukan Putriasih et. al.

(2016) dan Siddiq et. al. (2017) yang menyatakan bahwa changes in auditors

berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Sedangkan menurut

penelitian Sihombing dan Raharja (2014), Tessa dan Harto (2016), serta Kurnia

dan Anis (2017) menyatakan bahwa change in auditor tidak berpengaruh

terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil

hipotesis:

H7: Pergantian auditor berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan

keuangan

2.6.8 Pengaruh Changes in Directors Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Capability merupakan kemampuan seseorang dalam suatu perusahaan untuk

memberi kesempatan dalam melakukan fraud (Siddiq, Achyani, and Zulfikar

Page 49: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

31

2017). Proksi dari capability dalam penelitian ini yaitu changes in directors.

Dalam penelitian Wolfe dan Hermanson (2004) mengatakan bahwa indikasi

kecurangan dapat terjadi apabila dilaksanakan oleh orang yang tepat serta

memahami dan dapat memanfaat peluang yang ada. Pergantian direksi yang

dianggap lebih berkompeten dilakukan untuk memperbaiki kinerja direksi

sebelumnya. Selain itu dari pergantian ini juga bisa dimaksudkan untuk

kepentingan politik tertentu untuk menggantikan jajaran direksi sebelumnya

(Tessa and Harto, 2016). Oleh karena itu perubahan direksi dimungkinkan sebagai

upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui

kecurangan yang telah dilakukan perusahaan.

Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian Putriasih et. al. (2016)

menunjukkan bahwa capability yang diproksikan dengan perubahan direksi

memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian Pardosi (2015)

juga membuktikan kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kecurangan terhadap laporan keuangan. Sedangkan menurut penelitian Tessa dan

Harto (2016), Kurnia dan Anis (2017) dan Ulfah et. al. (2017) variabel

pergantian direksi tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diambil hipotesis:

H8: Pergantian direksi berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan

keuangan

2.6.9 Pengaruh Frequent Number Of CEO’s Picture Terhadap Kecurangan

Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Frequent number of CEO’s picture, jumlah penggambaran seorang CEO dalam

suatu perusahaan dengan menampilkan display picture ataupun profil, prestasi,

foto, ataupun informasi lainnya mengenai track of record CEO yang dipaparkan

secara berulang-ulang dalam laporan tahunan perusahaan (Crowe, 2011).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Simon et. al. (2015), dari foto

yang terpampang dalam laporan tahunan dapat mempresentasikan tingkat

Page 50: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

32

arogansi dan superioritas yang dimiliki CEO. Tingkat arogansi yang tinggi

memungkinkan terjadinya fraud, karena CEO merasa bahwa pengendalian internal

apapun tidak akan berlaku pada dirinya karena memiliki status dan posisi yang

menurutnya penting diperusahaan. Selain itu juga memungkinkan CEO

akan melakukan cara apapun untuk mempertahankan posisi dam kedudukannya

sekarang ini.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tessa dan Harto (2016), serta Arrisandi dan

Verawaty (2017) Frequent number of CEO’s picture berpengaruh positif

signifikan dalam mendeteksi fraudulent financial reporting, artinya semakin

banyak foto CEO yang terdapat pada annual report perusahaan, maka semakin

tinggi probabilitas terjadinya fraudulent financial reporting pada perusahaan

tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia dan Anis (2017) dan Ulfah et. al.

(2017) menyatakan bahwa frequent number of CEO’s pictures tidak

berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan uraian

tersebut, dapat diambil hipotesis:

H9: Jumlah foto CEO yang terpampang berpengaruh positif terhadap

kecurangan laporan keuangan

2.6.10 Pengaruh Dualism Position Terhadap Kecurangan Laporan

Keuangan (Fraudulent Financial Reporting)

Dualism position merupakan keadaan di mana seorang direksi memiliki jabatan

lain baik di dalam maupun luar perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik

sebaiknya tidak ada hubungan dengan jabatan ganda direksi. Dengan adanya

jabatan ganda ini memungkinkan efek negatif. Misalnya dari beberapa jabatan

ganda ini mendorong seseorang untuk melakukan kolusi bahkan mengorbankan

kepentingan pemegang saham. Selain itu anggota dewan direksi dapat terganggu

kinerjanya karena terlalu sibuk dan tidak fokus.

Page 51: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

33

Pernyataan di atas didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Oktavia (2017) yang menunjukkan bahwa CEO yang memiliki jabatan

dualisme berpengaruh signifikan dalam mendeteksi terjadinya fraudulent financial

reporting. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2014)

menunjukkan bahwa faktor multijabatan dewan direksi memiliki pengaruh

signifikan terhadap kecurangan pelaporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut,

dapat diambil hipotesis:

H10: Dualisme jabatan berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan

keuangan

Page 52: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

34

Page 53: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Sumber data menjelaskan asal usul data penelitian diperoleh. Sumber data terbagi

atas sumber primer dan sumber sekunder (Jogiyanto, 2015). Data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang akan digunakan

adalah laporan keuangan dan tahunan yang disajikan oleh perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016 sampai 2018 yang telah

dipublikasikan dan tersedia di database pojok BEI Unisbank serta data floor

announcement dari BEI yang dapat didownload dari website IDX (Indonesia

Stock Exchange).

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder, karena data diperoleh

secara tidak langsung atau melalui perantara. Metode pengumpulan data yang

digunakan adalah metode dokumentasi dari sumber data sekunder dengan

mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data yang berkaitan dengan penelitian.

Metode pengumpulan data yang diperlukan untuk membantu penelitian ini adalah

metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan

jurnal-jurnal, buku-buku, serta melihat dan mengambil data-data yang diperoleh

dari laporan keuangan yang disampaikan Bursa Efek Indonesia dan dari floor

announcement dari Bursa Efek Indonesia yang dapat didownload dari website

IDX (Indonesia Stock Exchange).

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi pada dasarnya merupakan wilayah yang akan dikenai generalisasi dari

suatu hasil penelitian. Populasi merupakan totalitas dari suatu karakteristik

tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

Page 54: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

36

(Sugiyono, 2016) Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan

perbankan yang terdaftar di BEI periode 2016 -2018.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti. Pengambilan

sampel dilakukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu teknik untuk

menentukan sampel dengan pertimbangan dan berdasarkan kriteria tertentu.

Adapun kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

2016 - 2018.

2. Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan dalam website

perusahaan atau website BEI selama periode 2016 - 2018.

3. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan dalam mata uang

rupiah (Rp) dan laba positif

4. Data yang digunakan untuk menghitung variabel penelitian disajikan

dengan lengkap.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini menggunakan 2 variabel yaitu variabel dependen dan

independen. Kecurangan laporan keuangan merupakan variabel dependen dalam

penelitian ini. Variabel independen penelitian ini dikembangkan dari lima

komponen fraud pentagon, yang terdiri dari pressure, opportunity, rationalization,

capability, dan arrogance. Variabel penelitian tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut:

3.4.1 Variabel dependen (Dependent Variable)

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini mendeteksi kecurangan

Page 55: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

37

laporan keuangan (fraudulent financial reporting) dengan menggunakan fraud

score model atau biasa disebut F-score, dimana model tersebut dikembangkan

oleh (Dechow et. al., 2007). Model F-Score merupakan penjumlahan dari dua

komponen variabel dalam fraud score model, yaitu kualitas akrual dan kinerja

keuangan (skousen, 2009), dapat digambarkan dalam persamaan berikut:

Kualitas akrual yang diproksikan dengan RSST accrual (Richardson, Sloan

Soliman dan Tuna, 2005) dan financial performance yang diproksikan dengan

perubahan dalam akun piutang, perubahan dalam akun penjualan tunai dan

perubahan pada pendapatan sebelum bunga dan pajak.

( )

Keterangan:

WC (Working Capital) = (CurrentAssets – Current Liability)

NCO (Non Current Operating Accrual) = (Total Assets – Current Assets –

Investment and Advances) – (Total Liabilities – Current Liabilities – Long

Term Debt)

FIN (Financial Accrual) = Total Investment – Total Liabilities

ATS (Average Total Assets) = (

)

Financial Performance = change in receivable + change in

inventories + change in cash sales + change in earnings

Page 56: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

38

Keterangan:

change in receivable =

change in inventories =

change in cash sales =

change in earnings =

Perusahaan dapat diprediksi melakukan kecurangan terhadap laporan keuangan

jika nilai fraud score model tersebut lebih dari 1, sedangkan jika nilai fraud score

model kurang dari 1 maka perusahaan tersebut tidak dapat diprediksi melakukan

kecurangan terhadap laporan keuangan.

3.4.2 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang menjelaskan variabel terikat.

Dalam penelitian ini variabel independen dikambangkan dari 5 komponen fraud

pentagon. Kelima komponen fraud diamond yaitu pressure, opportunity,

rationalization, capability, dan arrogance, komponen tersebut tidak dapat diteliti

secara langsung, oleh karena itu diperlukan variabel yang kemudian

dikembangkan dengan proksi-proksi tertentu untuk mengukurnya.

a. Stabilitas keuangan

Pada penelitian ini stabilitas keuangan diproksikan dengan ACHANGE

yang merupakan rasio perubahan aset. Untuk menghitung rasio

perubahan aset dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut

(Putri, 2018):

( ) ( )

( )

Page 57: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

39

b. Target keuangan

Financial target merupakan salah satu target dari sebuah perusahaan

mengenai kinerja keuangan misalnya laba atas usaha yang ingin

dicapai dalam perusahaan tersebut. Target keuangan dalam penelitian ini

diproksikan dengan Return on Assets (ROA), ROA dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut (Putri, 2018):

c. Rasionalisasi

Rationalization merupakan sikap membenarkan suatu tindakan

kecurangan. Pelaku fraud meyakini atau merasa bahwa tindakan yang

telah dilakukannya bukan merupakan suatu fraud tetapi sesuatu yang

merupakan haknya, bahkan pelaku terkadang merasa bahwa dirinya telah

berjasa karena berbuat banyak bagi perusahaan (Ulfah, Nuraina, and

Wijaya, 2017). Dalam penelitian ini di proksikan Total Assets Akrual:

d. Tekanan eksternal

External pressure merupakan tekanan bagi pihak manajemen perusahaan

agar dapat memenuhi kewajibannya sesuai harapan pihak ketiga. Oleh

karena itu tekanan eksternal dalam penelitian ini diproksikan dengan

rasio leverage (LEV). Untuk menghitung rasio laverage dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut (Putri, 2018):

Page 58: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

40

e. Kepemilikan Institusional

Terdapat indikasi ketika terdapat institutional ownership atau

kepemilikan saham institusi di dalam sebuah perusahaan akan menjadi

sebuah tekanan sendiri bagi perusahaan tersebut. Tekanan tersebut terjadi

karena pihak manajemen memiliki tanggung jawab yang lebih besar

dikarenakan pertanggungjawaban yang dilakukan tidak hanya kepada

seorang individu, namun kepada institusi (Putri, 2018):

f. Kualitas Audit Eksternal

Penunjukkan auditor eksternal oleh komite audit perusahaan dianggap

dapat melakukan pemeriksaan secara independen sehingga dapat

menghindari konflik kepentingan dan untuk menjamin integritas proses

dan hasil audit. Meutia (2014) mengatakan bahwa kualitas audit

bukanlah merupakan suatu yang dapat langsung diamati. Persepsi

terhadap kualitas audit berkaitan dengan reputasi auditor. Dalam hal ini

reputasi baik dari perusahaan audit merupakan gambaran yang paling

penting. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang

dihasilkan dari auditor yang bereputasi. Perusahaan tidak akan mengganti

KAP jika KAP nya sudah bereputasi. Pengukuran reputasi auditor:

a) Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 1 jika peringkat

obligasi diaudit oleh the big 4

b) Pengukuran dilakukan dengan memberikan nilai 0 jika peringkat

obligasi diaudit oleh non the big 4

Page 59: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

41

g. Pergantian Auditor

Pergantian auditor (change in auditor). Pergantian auditor pada suatu

perusahaan dapat dinilai sebagai suatu upaya untuk menghilangkan jejak

fraud (fraudtrail) yang ditemukan oleh auditor sebelumnya sehingga

mendorong perusahaan untuk mengganti auditor independennya guna

menutupi kecurangan yang terdapat dalam perusahaan (Sihombing dan

Rahardjo, 2014). Pada penelitian ini rationalization diproksikan dengan

pergantian kantor akuntan publik (ΔCPA) yang diukur dengan variabel

dummy dimana apabila terdapat perubahan Kantor Akuntan Publik

selama periode 2014- 2016 maka diberi kode 1, sebaliknya apabila tidak

terdapat perubahan kantor akuntan publik selama periode tersebut maka

diberi kode 0.

h. Pergantian Direksi

Pergantian direksi (change in directors) mengemukakan bahwa

perubahan CEO atau direksi dapat menyebabkan stress period yang

berdampak pada semakin terbukanya peluang untuk melakukan fraud,

perubahan CEO atau direksi dapat mengindikasi terjadinya kecurangan

(Wolfe dan Hermanson, 2004). Pada penelitian ini capability/competence

diproksikan dengan pergantian direksi perusahaan yang diukur dengan

variabel dummy dimana apabila terdapat perubahan direksi perusahaan

setiap tahunnya selama periode 2015-2017 maka diberi kode 1,

sebaliknya apabila tidak terdapat perubahan direksi perusahaan

selama periode tersebut maka diberi kode 0 (Ulfah et al., 2017).

i. Jumlah foto CEO yang terpampang

Frequent number of CEO’s pictures merupakan jumlah foto CEO yang

terpampang pada laporan tahunan perusahaan yang dapat

merepresentasikan tingkat arogansi atau superioritas yang dimiliki CEO

tersebut. Tingginya tingkat arogansi dapat menimbulkan kecurangan

karena dengan arogansi dan superioritas yang dimiliki seorang CEO,

Page 60: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

42

membuat CEO merasa bahwa kontrol internal apapun tidak berlaku bagi

dirinya karena status dan posisi yang dimiliki (Herviana, 2017).

Terdapat kemungkinan CEO akan melakukan cara apapun untuk

mempertahankan posisi dan kedudukannya (Crowe, 2011). Dalam

penelitian ini arrogance diproksikan dengan frequent number of CEO’s

picture yang diukur dengan melihat total foto CEO yang terpampang

dalam sebuah laporan tahunan (Chyntia, 2016).

j. Dualisme jabatan

Dualism position merupakan multijabatan yang dimiliki oleh seorang

direksi. Dengan adanya rangkap jabatan tersebut dapat mengakibatkan

pekerjaan mereka terganggu karena sibuk dan kurang fokus untuk

menjadi pemantau yang efektif. Dalam penelitian ini dualisme jabatan

diukur dengan melihat CEO atau presiden yang memiliki jabatan

dualisme dalam perusahaan sebagai variabel indikator dengan dummy

nilai 1 jika ada dan 0 jika tidak ada.

3.5 Metode Analisis Data

Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat

memberikan jawaban dari masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini

menggunakan program SPSS for Windows versi 20 untuk mengolah data.

Penelitian ini menggunakan metode analisis data sebagai berikut :

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sempel atau populasi.

Penjelasan kelompok melaui modus, median, mean, dan variasi kelompok melalui

rentang dan simpangan baku. (Ghozali; 2015).

Page 61: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

43

3.6 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah model regresi linier yang dapat disebut sebagai model

yang baik jika model tersebut memenuhi beberapa asumsi.(Ghozali, 2015).

3.6.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual

yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdestribusi secara normal.

Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada

sumber dialog pada grafik normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

atau dengan uji One Sampel Kolmogorov Smirnov. Sebagai dasar pengambilan

keputusan uji normalitas dengan metode grafik yaitu dengan melihat penyebaran

titik-titik sekitar garis, jika titik tersebut mengikuti garis diagonal maka nilai

residual tersebut telah normal. Sedangkan yang menggunakan uji One

Kolmogorov Smirnov (Ghozali, 2015). kriteria pengambilan keputusannya yaitu :

- Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 data berdistribusi normal

- Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 data tidak berdistribusi normal

3.6.2 Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana pada model regresi ditemukan adanya

korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variable independen. Pada

model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau

mendekati sempurna diantara variable bebas (korelasi 1 atau mendekati 1).

(Ghozali, 2015). Pada penelitian ini uji multikolinearitas menggunakan nilai

Tolerance dan Inflation Faktor (VIF) pada model regresi. Pengambilan keputusan

pada uji multikolinieritas adalah sebagai berikut :

- Tolerance value < 0,10 atau VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas

- Tolerance value > 0,10 atau VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas

Page 62: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

44

3.6.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara

residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model

regresi yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode

pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DWtest). (Ghozali, 2015).

Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah sebagai berikut :

- DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi

autokorelasi positif maupun negatif.

3.7 Pengujian Hipotasis

3.7.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda adalah analisis untuk mengetahui besarnya pengaruh

antara dua atau lebih variable independen terhadap satu variable dependen dan

memprediksi variable dependen dengan menggunakan variable independen.

Dalam regresi linier berganda terdapat asumsi klasik yang harus terpenuhi, yaitu

residual terdistribusi normal, tidak adanya multikolinearitas, tidak adanya

heteroskedastisitas dan tidak adanya autokorelasi pada model regresi. (Ghozali,

2015). Model Peneltian regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

F-SCORE = ß0 + ß1ACHANGE + ß2AROA + ß3TATA + ß4LEV +

ß5KEP_INST + ß6QU_AUD + ß7AUD_CHANGE + ß8DIR_CHANGE +

ß9CEOPIC + ß10DUALISM + ε

Keterangan :

F-Score = Kecurangan Laporan Keuangan

ß0 = Konstanta

ACHANGE = Rasio Perubahan Total Aset

ROA = Return on Assets

TATA = Rasio Total Assets Akrual

LEV = Rasio Total Kewajiban per Total Aset

KEP_INTS = Rasio Kepemilikan Saham Institusional

Page 63: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

45

QUA_AUD = Dummy Kualitas Audit Eksternal

AUD_CHANGE = Pergantian Auditor Independen

DIR_CHANGE = Pergantian Jajaran Direksi dalam Perusahaan

CEOPIC = Jumlah foto CEO laporan tahunan

DUALISM = CEO dan presiden memiliki jabatan dualisme

ε = error

3.7.2 Uji Koefisien Determinasi (Uji )

Pengujian Koefisien Determinan (Uji ) bertujuan untuk mengetahui seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

Koefisien ini menunjukkan seberapa besar variasi variable independen yang

digunakan dalam model mapu menjelaskan variasi variable dependen. (Ghozali,

2015). Tingkat ketetapan regresi dinyatakan dalam koefisien determinan majemuk

( ) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable independen. Sebaliknya, jika nilai

yang diperoleh adalah 0 maka variable independen tidak memberikan pengaruh

terhadap variable dependen. (Ghozali, 2015).

3.7.3 Uji Kelayakan Model

Uji F digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah layak

yang menyatakan bahwa variable independen secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap variable dependen. Ketentuan yang digunakan dalam uji F

adalah sebagai berikut : (Ghozali, 2015).

1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari

tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka model penelitian dapat

digunakan atau model penelitian tersebut sudah layak.

2. Jika uji F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar

daripada tingkat signifikansi (Sig > 0,05), maka model penelitian tidak

dapat digunakan atau model tersebut tidak layak.

Page 64: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

46

3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut

tabel. Jika nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F tabel, maka

model penelitian sudah layak.

3.7.4 Uji Hipotesis

Uji t-test digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel independen

yang digunakan dalam penelitian ini secara individual (parsial) dalam

menerangkan variabel dependen. Dasar pengambilan keputusan dalam uji t adalah

sebagai berikut : (Ghozali, 2015).

1. Pada uji ini, suatu variabel independen merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel dependen.

2. Jika probabilitas signifikansinya dibawah 5 %.

3. Jika t hitung > t tabel, Ha diterima. Dan Jika t hitung < t tabel, Ha

ditolak.

Page 65: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data dan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

diperoleh melalui Bursa Efek Indonesia yang diakses langsung ke www.idx.co.id.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang go publik di

Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2015 sampai dengan tahun 2018.

Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.1

Seleksi Sampel dengan Kriteria

Kriteria Jumlah

Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) 45

Perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan

tahunan dalam website perusahaan atau website

BEI.

(6)

Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan

keuangan dalam mata uang rupiah (Rp) dan laba

positif

(4)

Data yang digunakan untuk menghitung variabel

penelitian disajikan dengan lengkap. (14)

Jumlah Perusahaan Perbankan 21

Sumber: Olah Sendiri

Dari tabel diatas, data sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 21 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel. Data di lihat di lampiran.

Page 66: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

48

4.1.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan pencandraan atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis. Berikut nilai statistik deskriptif.

Tabel 4.2

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

FRAUD 63 -1,1196 1,2183 -0,364046 0,4641423

ACHANGE 63 -0,7127 0,4346 0,099394 0,1475691

ROA 63 0,0013 0,0359 0,011949 0,0069557

TATA 63 -0,0943 1,3005 0,066176 0,1709879

LEV 63 0,1004 0,9365 0,789381 0,1542073

KEPINS 63 0,2358 0,9726 0,713537 0,2106944

Kualitas Audit 63 0 1 0,70 0,463

Pergantian Auditor 63 0 1 0,44 0,501

Pergantian Direksi 63 0 1 0,57 0,499

Jumlah Foto 63 3 9 6,60 1,700

Dualisme Jabatan 63 0 1 0,63 0,485

Valid N (listwise) 63

Sumber: Output SPSS 20

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, dapat dijelaskan informasi tentang gambaran data

yang digunakan dalam penelitian ini. Dari 63 data tersebut dapat diketahui bahwa:

1. Nilai minimum dari FRAUD adalah -1,119 pada Bank Mega 2018,

sedangkan nilai maksimum didapat 1,218 pada Bank Maybank Indonesia

2016. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai -0,364 dan standar deviasinya

0,464. Standar deviasinya lebih besar dari rata rata, yang mengindikasikan

hasil yang kurang baik.

2. Nilai minimum dari Financial Stability adalah -0,712 pada Bank Bank

Maybank Indonesia 2016, sedangkan nilai maksimum didapat 0,434 pada

Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga 2017. Rata-rata yang dimiliki yaitu

dinilai 0,099 dan standar deviasinya 0,147. Standar deviasinya lebih besar

dari rata rata, yang mengindikasikan hasil yang kurang baik.

Page 67: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

49

3. Nilai minimum dari Financial Target adalah 0,001 pada Bank Bukopin

2017, sedangkan nilai maksimum didapat 0,035 pada Bank Pembangunan

Daerah Jawa Timur 2016. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai 0,011 dan

standar deviasinya 0,006. Standar deviasinya lebih kecil dari rata rata,

yang mengindikasikan hasil yang baik.

4. Nilai minimum dari Rationalization adalah -0,094 pada Bank Ina Perdana

2018, sedangkan nilai maksimum didapat 1,300 pada Bank Bumi Arta

2018. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai 0,066 dan standar deviasinya

0,170. Standar deviasinya lebih besar dari rata rata, yang mengindikasikan

hasil yang kurang baik.

5. Nilai minimum dari External Pressure adalah 0,100 pada Bank Capital

Indonesia 2018, sedangkan nilai maksimum didapat 0,936 Bank Bukopin

2017. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai 0,789 dan standar deviasinya

0,154. Standar deviasinya lebih kecil dari rata rata, yang mengindikasikan

hasil yang baik.

6. Nilai minimum dari Institution Ownership adalah 0,235 pada Bank

Bukopin 2018, sedangkan nilai maksimum didapat 0,972. Pada Bank

Maybank Indonesia 2016. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai 0,713 dan

standar deviasinya 0,210. Standar deviasinya lebih kecil dari rata rata,

yang mengindikasikan hasil yang baik.

7. Nilai minimum dari Quality Of External Auditor adalah 0 sedangkan nilai

maksimum didapat 1. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai 0,70 dan standar

deviasinya 0,463. Standar deviasinya lebih kecil dari rata rata, yang

mengindikasikan hasil yang baik.

8. Nilai minimum dari Change in Auditor adalah 0 sedangkan nilai

maksimum didapat 1. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai 0,44 dan standar

deviasinya 0,501. Standar deviasinya lebih besar dari rata rata, yang

mengindikasikan hasil yang kurang baik.

9. Nilai minimum dari Change Of Director adalah 0 sedangkan nilai

maksimum didapat 1. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai 0,57 dan standar

Page 68: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

50

deviasinya 0,499. Standar deviasinya lebih kecil dari rata rata, yang

mengindikasikan hasil yang baik.

10. Nilai minimum dari Frequent Number of CEO’s Picture adalah 3

sedangkan nilai maksimum didapat 9. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai

6,60 dan standar deviasinya 1,700. Standar deviasinya lebih kecil dari rata

rata, yang mengindikasikan hasil yang baik.

11. Nilai minimum dari Dualism Position adalah 0 sedangkan nilai maksimum

didapat 1. Rata-rata yang dimiliki yaitu dinilai 0,63 dan standar deviasinya

0,485. Standar deviasinya lebih kecil dari rata rata, yang mengindikasikan

hasil yang baik.

4.2 Asumsi Klasik

4.2.1 Uji Normalitas Data

uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas data secara analisis

dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Jika tingkatan

probabilitas signifikan pada 0,05 berarti data residual berdistribusi tidak normal.

Sebaliknya, jika tingkat probabilitas signifikan lebih dari 0,05 data berdistribusi

normal (Imam Ghozali, 2015).

Tabel 4.3

Uji Normalitas Data

Unstandardized

Residual

N 63

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std. Deviation ,25373106

Most Extreme Differences

Absolute ,147

Positive ,147

Negative -,078

Kolmogorov-Smirnov Z 1,166

Asymp. Sig. (2-tailed) ,132

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber : data diolah SPSS v20

Page 69: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

51

Pada hasil uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat

bahwa nilai Kolmogorov-Smirnovse besar 1,166 dan nilai Asymp.Sig. (2-tailed)

pada semua variabel dependen maupun independen sebesar 0,132. Dari hasil

tersebut terlihat bahwa nilai signifikan dengan uji one sampel Kolmogorov -

smirnov untuk semua variabel lebih besar dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan

bahwa data tersebut terdistribusi secara normal. Ghozali, 2015).

4.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas. Selain itu, keberadaan multikolinearitas

dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor

(VIF). Jika suatu model mempunyai nilai tolerance < 0,10 atau nilai VIF lebih

besar dari 10 maka mengidentifikasikan bahwa model tersebut terdapat

multikolinearitas (Ghozali, 2015).

Tabel 4.4

Uji Multikolinieritas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

ACHANGE ,910 1,099

ROA ,862 1,160

TATA ,879 1,137

LEV ,899 1,112

KEPINS ,797 1,255

Kualitas Audit ,445 2,249

Pergantian Auditor ,741 1,350

Pergantian Direksi ,798 1,253

Jumlah Foto ,881 1,136

Dualisme Jabatan ,503 1,987

a. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : data diolah SPSS v20

Page 70: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

52

Berdasarkan uji multikolinieritas diatas, dapat dilihat bahwa hasil perhitungan

nilai tolerance menunjukkan bahwa variabel – variabel independen memiliki nilai

tolerance lebih dari 0,1 yang berarti bahwa korelasi antara variabel bebas tersebut

nilainya kurang dari 100%. Dan hasil dari perhitungan varian inflanation factor

(VIF) menunjukkan bahwa variabel – variabel independen memiliki nilai VIF

kurang dari 10 yaitu sebesar). Dimana jika nilai tolerance lebih dari 0,10 dan VIF

kurang dari 10, maka tidak terdapat korelasi antara variabel bebas atau tidak

terjadi multikolinieritas (Imam Ghozali, 2015).

4.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Imam Ghozali, 2015).

Tabel 4.5

Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,837a ,701 ,644 ,2770562 1,562

a. Predictors: (Constant), Dualisme Jabatan, ACHANGE, KEPINS, Jumlah Foto , LEV, TATA,

ROA, Pergantian Direksi, Pergantian Auditor, Kualitas Audit

b. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : data diolah SPSS v20

Nilai DW sebesar 1,562 nilai ini jika dibandingkan dengan nilai table dengan

menggunakan derajat kepercayaan 5% dengan jumlah sampel sebanyak 63 serta

jumlah variabel independent (K) sebanyak 10 maka ditabel durbin Watson akan

didapat nilai dl sebesar 1,249 du sebesar 1,971. Dapat di ambil kesimpulan bahwa:

dw≤4-du, yang artinya nilai dw (1,562) lebih kecil dari nilai 4-du (2,029). Maka

dapat di ambil keputusan tidak ada autokorelasi positif pada model regresi

tersebut.

Page 71: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

53

4.2.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskidastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas (Ghozali, 2015). Uji

Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan

nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan

absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Jika

nilai signifikan antara variabel independen dengan absolute residual lebih dari

0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Priyanto, 2012).

Tabel 4.6

Uji Heteroskidastisitas

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,253 ,170 1,494 ,141

ACHANGE ,135 ,146 ,121 ,919 ,362

ROA -6,453 3,190 -,274 -2,023 ,048

TATA -,093 ,128 -,097 -,726 ,471

LEV ,070 ,141 ,065 ,494 ,623

KEPINS -,026 ,110 -,033 -,237 ,814

Kualitas Audit -,118 ,067 -,332 -1,765 ,083

Pergantian Auditor ,056 ,048 ,172 1,178 ,244

Pergantian Direksi ,006 ,046 ,019 ,137 ,891

Jumlah Foto -,003 ,013 -,036 -,267 ,790

Dualisme Jabatan ,076 ,060 ,226 1,276 ,208

a. Dependent Variable: RES_2

Sumber : data diolah SPSS v20

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas melalui uji Glejser pada tabel 4.6, dapat

dlihat bahwa sig. Pada semua variabel Financial Stability, Rationalization,

External Pressure, Institution Ownership, Quality Of External Auditor, Change in

Auditor, Change Of Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism

Page 72: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

54

Position bernilai lebih besar dari 0,05 dan variabel – variabel tersebut dapat

dinyatakan tidak mengalami heteroskedastisitas. Sedangkan variabel Financial

Target bernilai lebih kecil dari 0,05 dan variabel – variabel tersebut dapat

dinyatakan mengalami heteroskedastisitas

4.3 Pengujian Hipotesis

4.3.1 Uji Regresi Berganda

Pengujian regresi berganda digunakan untuk meramalkan atau mengetahui apakah

Financial Stability, Financial Target, Rationalization, External Pressure,

Institution Ownership, Quality Of External Auditor, Change in Auditor, Change

Of Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism Position berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

Tabel 4.7

Uji Regresi Berganda

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,521 ,290 5,251 ,000

ACHANGE -,114 ,250 -,036 -,454 ,651

ROA -13,384 5,449 -,201 -2,456 ,017

TATA ,024 ,219 ,009 ,111 ,912

LEV -2,103 ,241 -,699 -8,741 ,000

KEPINS -,084 ,187 -,038 -,449 ,655

Kualitas Audit -,362 ,114 -,360 -3,169 ,003

Pergantian Auditor -,059 ,082 -,064 -,724 ,473

Pergantian Direksi ,190 ,079 ,205 2,413 ,019

Jumlah Foto ,001 ,022 ,003 ,039 ,969

Dualisme Jabatan ,265 ,102 ,277 2,593 ,012

a. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : data diolah SPSS v20

Page 73: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

55

Fraud = 1,521 – 0,114X1 – 13,384X2 + 0,024X3 – 2,103X4 – 0,084X5 – 0,362X6 –

0,059X7 + 0,190X8 + 0,001X9 + 0,265X10 + e

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Apabila nilai variabel Financial Stability, Financial Target,

Rationalization, External Pressure, Institution Ownership, Quality Of

External Auditor, Change in Auditor, Change Of Director, Frequent

Number of CEO’s Picture, Dualism Position bersifat konstan ( X1 – X10 =

0 ). Maka kecurangan laporan keuangan akan bertambah sebesar 1,521.

2. Apabila nilai variabel Financial Stability (X1) dinaikan sebanyak 1x

dengan variabel Financial Target, Rationalization, External Pressure,

Institution Ownership, Quality Of External Auditor, Change in Auditor,

Change Of Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism

Position bersifat konstan ( X2 – X10 = 0 ). Maka kecurangan laporan

keuangan akan bertambah sebesar – 0,114.

3. Apabila nilai variabel Financial Target (X2) dinaikan sebanyak 1x dengan

variabel Financial Stability, Rationalization, External Pressure, Institution

Ownership, Quality Of External Auditor, Change in Auditor, Change Of

Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism Position bersifat

konstan ( X1, X3 – X10 = 0 ). Maka kecurangan laporan keuangan akan

bertambah sebesar – 13,384.

4. Apabila nilai variabel Rationalization (X3) dinaikan sebanyak 1x dengan

variabel Financial Stability, Financial Target, External Pressure,

Institution Ownership, Quality Of External Auditor, Change in Auditor,

Change Of Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism

Position bersifat konstan ( X1, X2, X4 – X10 = 0). Maka kecurangan

laporan keuangan akan bertambah sebesar 0,024.

5. Apabila nilai variabel External Pressure (X4) dinaikan sebanyak 1x

dengan variabel Financial Stability, Financial Target, Rationalization,

Institution Ownership, Quality Of External Auditor, Change in Auditor,

Change Of Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism

Page 74: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

56

Position bersifat konstan ( X1 – X3, X5 – X10 = 0 ). Maka kecurangan

laporan keuangan akan bertambah sebesar – 2,103.

6. Apabila nilai variabel Institution Ownership (X5) dinaikan sebanyak 1x

dengan variabel Financial Stability, Financial Target, Rationalization,

External Pressure, Quality Of External Auditor, Change in Auditor,

Change Of Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism

Position bersifat konstan ( X1 – X4, X6 – X10 = 0 ). Maka kecurangan

laporan keuangan akan bertambah sebesar – 0,084.

7. Apabila nilai variabel Quality Of External Auditor (X6) dinaikan sebanyak

1x dengan variabel Financial Stability, Financial Target, Rationalization,

External Pressure, Institution Ownership, Change in Auditor, Change Of

Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism Position bersifat

konstan ( X1 – X5, X7 – X10 = 0 ). Maka kecurangan laporan keuangan

akan bertambah sebesar – 0,362.

8. Apabila nilai variabel Change in Auditor (X7) dinaikan sebanyak 1x

dengan variabel Financial Stability, Financial Target, Rationalization,

External Pressure, Institution Ownership, Quality Of External Auditor,

Change Of Director, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism

Position bersifat konstan ( X1 – X6, X8 – X10 = 0) . Maka kecurangan

laporan keuangan akan bertambah sebesar – 0,059.

9. Apabila nilai variabel Change Of Director (X8) dinaikan sebanyak 1x

dengan variabel Financial Stability, Financial Target, Rationalization,

External Pressure, Institution Ownership, Quality Of External Auditor,

Change in Auditor, Frequent Number of CEO’s Picture, Dualism Position

bersifat konstan ( X1 – X7, X9, X10 = 0 ). Maka kecurangan laporan

keuangan akan bertambah sebesar 0,190.

10. Apabila nilai variabel Frequent Number of CEO’s Picture (X9) dinaikan

sebanyak 1x dengan variabel Financial Stability, Financial Target,

Rationalization, External Pressure, Institution Ownership, Quality Of

External Auditor, Change in Auditor, Change Of Director, Dualism

Page 75: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

57

Position bersifat konstan ( X1 – X8, X10 = 0). Maka kecurangan laporan

keuangan akan bertambah sebesar – 0,001.

11. Apabila nilai variabel Dualism Position (X10) dinaikan sebanyak 1x

dengan variabel Financial Stability, Financial Target, Rationalization,

External Pressure, Institution Ownership, Quality Of External Auditor,

Change in Auditor, Change Of Director, Frequent Number of CEO’s

Picture, bersifat konstan ( X1 – X9 = 0). Maka kecurangan laporan

keuangan akan bertambah sebesar 0,265.

4.3.2 Uji Kofesien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2015).

Tabel 4.8

Uji Determinasi R2

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 ,837a ,701 ,644 ,2770562 1,562

a. Predictors: (Constant), Dualisme Jabatan, ACHANGE, KEPINS, Jumlah Foto , LEV, TATA,

ROA, Pergantian Direksi, Pergantian Auditor, Kualitas Audit

b. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : data diolah SPSS v20

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20 dapat diketahui

bahwa koefisien determinasi (R2) yang diperoleh sebesar 0,644. Hal ini berarti

64,4% fraud dapat dijelaskan oleh Financial Stability, Financial Target,

Rationalization, External Pressure, Institution Ownership, Quality Of External

Auditor, Change in Auditor, Change Of Director, Frequent Number of CEO’s

Page 76: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

58

Picture, Dualism Position. Sedangkan sisanya yaitu 59,9% harga saham

dipengaruhi atau dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya.

4.3.3 Uji Kelayakan Model

Uji kelayakan model pada tingkat kepercayaan 95% atau α sebesar 0,05 dari hasil

output SPSS yang diperoleh, apabila Fhitung > Ftabel Maka model dinyatakan layak

digunakan dalam penelitian ini dan sebaliknya apabila Fhitung < Ftabel, Maka Model

dikatakan tidak layak, atau dengan signifikan (Sig) < 0,05.

Tabel 4.9

Uji Kelayakan Model

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 9,365 10 ,937 12,200 ,000b

Residual 3,992 52 ,077

Total 13,357 62

a. Dependent Variable: FRAUD

b. Predictors: (Constant), Dualisme Jabatan, ACHANGE, KEPINS, Jumlah Foto , LEV, TATA,

ROA, Pergantian Direksi, Pergantian Auditor, Kualitas Audit

Sumber : data diolah SPSS v20

Dari tabel tersebut terlihat bahwa Fhitung sebesar 12,200 sedangkan Ftabel

diperoleh melalui tabel F (Dk = k-1, Df: n-k-1) sehingga Dk: 10-1 = 9 Df : 63-10-

1 = 52, maka diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,070 artinya Fhitung > Ftabel

(12,200 > 2,070) dan tingkat signifikan p- value < 0,05 (0,000 < 0,050), dengan

demikian Ha diterima, model diterima dan peneletian dapat diteruskan ke

penelitian selanjutnya.

4.3.4 Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada tingkat kepercayaan 95% atau α sebesar 0,05 dari hasil output

SPSS yang diperoleh, apabila thitung > ttabel , Maka Ho ditolak dan Ha diterima dan

sebaliknyan apabila thitung < ttabel, Maka Ho diterima dan Ha ditolak, atau dengan

Page 77: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

59

signifikan (Sig) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima dan sebaliknya apabila

signifikan (Sig) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4.9

Uji Hipotesis

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,521 ,290 5,251 ,000

ACHANGE -,114 ,250 -,036 -,454 ,651

ROA -13,384 5,449 -,201 -2,456 ,017

TATA ,024 ,219 ,009 ,111 ,912

LEV -2,103 ,241 -,699 -8,741 ,000

KEPINS -,084 ,187 -,038 -,449 ,655

Kualitas Audit -,362 ,114 -,360 -3,169 ,003

Pergantian Auditor -,059 ,082 -,064 -,724 ,473

Pergantian Direksi ,190 ,079 ,205 2,413 ,019

Jumlah Foto ,001 ,022 ,003 ,039 ,969

Dualisme Jabatan ,265 ,102 ,277 2,593 ,012

a. Dependent Variable: FRAUD

Sumber : data diolah SPSS v20

Dari tabel tersebut terlihat bahwa terdapat thitung untuk setiap variabel sedangkan

ttabel diperoleh melalui tabel T (α: 0.05 dan df: n-7) sehingga α: 0.05 dan Df: 63-10

= 53 maka diperoleh nilai ttabel sebesar 2,005. Maka dapat di ambil kesimpulan

setiap variabel adalah sebagai berikut:

a) Variabel Financial Stability (X1) nilai thitung sebesar 0,454 yang artinya

bahwa thitung < ttabel (0,454 < 2,005) dan tingkat signifikan sebesar 0,651 >

0.05, yang bermakna Ha ditolak maka ada Financial Stability tidak

berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

b) Variabel Financial Target (X2) nilai thitung sebesar 2,456 yang artinya

bahwa thitung > ttabel (2,456 > 2,005) dan tingkat signifikan sebesar 0,017 <

Page 78: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

60

0.05, yang bermakna Ha diterima maka ada Financial Target berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

c) Variabel Rationalization (X3) nilai thitung sebesar 0,009 yang artinya bahwa

thitung < ttabel (0,111 < 2,005) dan tingkat signifikan sebesar 0,912 > 0.05,

yang bermakna Ha ditolak maka ada Rationalization tidak berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

d) Variabel External Pressure (X4) nilai thitung sebesar 8,741 yang artinya

bahwa thitung > ttabel (8,741 > 2,005) dan tingkat signifikan sebesar 0,000 <

0.05, yang bermakna Ha diterima maka ada External Pressure berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

e) Variabel Institution Ownership (X5) nilai thitung sebesar 0,449 yang artinya

bahwa thitung < ttabel (0,449 < 2,005) dan tingkat signifikan sebesar 0,655 >

0.05, yang bermakna Ha ditolak maka ada Institution Ownership tidak

berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

f) Variabel Quality Of External Auditor (X6) nilai thitung sebesar 3,169 yang

artinya bahwa thitung > ttabel (3,169 > 2,005) dan tingkat signifikan sebesar

0,003 < 0.05, yang bermakna Ha diterima maka ada Quality Of External

Auditor berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan

keuangan.

g) Variabel Change in Auditor (X7) nilai thitung sebesar 0,724 yang artinya

bahwa thitung < ttabel (0,724 < 2,005) dan tingkat signifikan sebesar 0,473 >

0.05, yang bermakna Ha ditolak maka ada Change in Auditor tidak

berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

h) Variabel Change Of Director (X8) nilai thitung sebesar 2,413 yang artinya

bahwa thitung > ttabel (2,413 > 2,005) dan tingkat signifikan sebesar 0,019 <

0.05, yang bermakna Ha diterima maka ada Change Of Director

berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

i) Variabel Frequent Number of CEO’s Picture (X9) nilai thitung sebesar 0,039

yang artinya bahwa thitung < ttabel (0,039 < 2,005) dan tingkat signifikan

sebesar 0,969 > 0.05, yang bermakna Ha ditolak maka ada Frequent

Page 79: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

61

Number of CEO’s Picture tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan.

j) Variabel Dualism Position (X10) nilai thitung sebesar 2,593 yang artinya

bahwa thitung > ttabel (2,593 > 2,005) dan tingkat signifikan sebesar 0,039 <

0.05, yang bermakna Ha diterima maka ada Dualism Position berpengaruh

signifikan terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Financial Stability Terhadap Terjadinya Kecurangan

Laporan Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha ditolak maka

ada Financial Stability tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan. Financial stability merupakan gambaran mengenai

kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil, ketika perusahaan dalam

kondisi terancam maka manajemen akan melakukan berbagai cara agar financial

stability perusahaan tetap terlihat baik. Kondisi perusahaan yang tidak stabil

menjadikan tekanan bagi pihak manajemen dikarenakan kinerja perusahaan yang

kurang baik akan menghambat aliran dan investasi perusahaan yang akan

mendatang. Menurut SAS No. 99, manajer mengahadapi tekanan untuk

melakukan kecurangan laporan keuangan ketika stabilitas keuangan terancam oleh

keadaan ekonomi, industri, dan situasi entitas yang beroperasi, salah satu bentuk

agar perusahaan terlihat baik maka manipulasi laporan keuangan dilakukan

berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan (Skousen et. al., 2009). Karena

aset merupakan kekayaan perusahaan, untuk menarik minat investor seharusnya

tampilan total aset selalu dalam keadaan baik. Oleh karena itu stabilitas

keuangan dapat diukur menggunakan rasio perubahan total asset (ACHANGE).

Hal ini disebabkan tidak semua manajemen memanipulasi laporan keuangan agar

selalu terlihat stabil. Disini pihak manajemen memikirkan dampak yang

diakibatkan jika memanipulasi laporan keuangan kedepannya yaitu akan

Page 80: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

62

mempersulit perusahaan. Dalam menjaga kesetabilan keuangan manajemen dapat

meningkatkan kinerja SDM agar memanajemen keuangan dengan baik dan

meningkatkan perkembangan teknologi. Pihak manajemen perusahan juga

memegang prinsip good corporate responsibility dimana menyajikan laporan

keuangan dengan benar dan jujur. Selain itu perusahaan tidak berada pada

profitabilis yang terancam oleh kondisi ekonomi, industri atau kondisi entiti

lainnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa stabil atau tidaknya keuangan tidak

mempengaruhi terjadinya kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini

didukung dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Sihombing dan

Raharjo (2014), Tiffani dan Marfuah (2015) dan Siddiq et. al. (2017) menyatakan

bahwa financial stability berpengaruh secara signifikan terhadap financial

statement fraud. Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Arisandi (2017)

dan Ulfah et. al. (2017) menyatakan bahwa financial stability tidak berpengaruh

positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

4.4.2 Pengaruh Financial Target Terhadap Terjadinya Kecurangan Laporan

Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha diterima maka

ada Financial Target berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan. Financial target merupakan target keuangan yang harus

dipenuhi perusahaan dalam satu periode, hal ini menjadi sebuah tekanan bagi

menajer dalam menjalankan kinerjanya yang dituntut untuk selalu menjaga target

keuangan yang telah ditentukan direksi dan manajemen. Dari tekanan ini

memungkinkan seorang manajer melakukan manipulasi terhadap laporan

keuangan agar keuangan perusahaan sesuai dengan target yang telah ditentukan.

Menurut penelitian Skousen et. al. (2009) ROA sering digunakan dalam menilai

kinerja manajer, selain itu juga menunjukkan seberapa besar tingkat pengembalian

dari aset yang dimiliki perusahaan untuk mengetahui seberapa efisien aset telah

bekerja. Oleh karena itu dalam penelitian ini variabel financial target

diproksikan dengan ROA.

Page 81: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

63

ROA biasa digunakan untuk mengukur rata-rata aset perusahaan dalam mencapai

keuntungan. ROA juga digunakan untuk menilai kinerja manajemen, menentukan

bonus, menaikkan upah, dan lain sebagainya. Financial target atau target keuangan

merupakan tanggung jawab manajemen dalam menghasilkan keuntungan melalui

penjualan serta bertanggung jawab memberikan insentif kepada investor.

Tanggung jawab ini secara tidak langsung memberikan tekanan yang sangat besar

terhadap pihak manajemen untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya.

Jika perusahaan mengalami keuntungan besar nantinya pihak manajemen akan

memperoleh bonus yang besar pula. Dengan adanya tekanan keuangan ini pihak

manajemen ingin memperoleh keuntungan yang besar, ini menggambarkan sifat

manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri agar memperoleh bonus yang

besar, dan memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang. Hasil

penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Widarti

(2015) dan Putriasih (2016) yang menunjukkan hasil bahwa financial target

dengan proksi ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan

laporan keuangan. Sedangkan menurut Sihombing dan Raharja (2014), Arisandi

dan Verawaty (2017) serta Kurnia dan Anis (2017) dalam penelitiannya

menyatakan bahwa financial target yang diproksikan dengan rasio ROA tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.

4.4.3 Pengaruh Rationalization Terhadap Terjadinya Kecurangan Laporan

Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha ditolak maka

ada Rationalization tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan. Rasionalisasi merupakan tindakan yang mencari alasan

pembenaran oleh orang–orang yang merasa dirinya terjebak dalam keadaan yang

buruk, sehingga pelaku akan mencari alasan untuk membenarkan kejahatan yang

sudah dilakukan agar dapat diterima oleh masyarakat. Menurut Skousen (2008),

prinsip akrual berhubungan dengan pengambilan putusan oleh manajemen dan

dapat memberikan wawasan terhadap rasionalisasi dalam pelaporan keuangannya.

Page 82: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

64

otal Accrual to Total Asset memberikan pengaruh terhadap pendeteksian fraud.

Hal ini karena Apabila dalam total akrual menunjukkan kerugian akibat

penerimaan lebih kecil dari pengeluaran, maka terdapat indikasi pengeluaran yang

fiktif atau tidak menunjukkan angka sebenarnya. Hal ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al, 2009 yang menyatakan bahwa

bentuk manipulasi perusahaan pada laporan keuangan yang dilakukan oleh

manajamen berhubungan dengan pertumbuhan aset perusahaan. Semakin rendah

total aset perusahaan berarti perusahaan tersebut mempunyai kekayaan yang kecil.

Susmita dan Nanik (2015) dan Skousen et al (2009) yang menunjukan TATA

tidak berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Susmita dan

Nanik (2015) mengatakan bahwa penggunaan kebijakan manajemen tidak tinggi

untuk atau motif untuk melakukan manipulasi laba adalah rendah. Skousen (2009)

mengatakan rasionalisasi merupakan unsur yang paling sulit untuk mengindikasi

pengukurannya, karena rasionalisasi merupakan sikap pembenaran yang dilakukan

oleh manajemen, karyawan, ataupun dewan komisaris. Penelitian yang dilakukan

oleh Oktarigusta (2017), Putriasih (2016), dan Sihombing (2014) menunjukkan

bahwa proksi total aset akrual dari variabel rationalization memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap financial statement fraud karena konsep akrual

yang berarti manajemen dapat memanipulasi pendapatan dengan melakukan

pencatatan ketika transaksi terjadi meskipun kas belum melakukan pengeluaran

atau penerimaan, sehingga jika nilai discretionary accruals naik, dapat

disimpulkan kecurangan laporan keuangan juga naik.

4.4.4 Pengaruh External Pressure Terhadap Terjadinya Kecurangan

Laporan Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha diterima maka

ada External Pressure berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan. External pressure merupakan keadaan dimana perusahaan

mendapat tekanan dari pihak luar perusahaan. Tekanan dari pihak eksternal untuk

mendapatkan tambahan utang atau sumber dana dari pihak eksternal agar tetap

Page 83: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

65

kompetitif. Untuk mendapatkan dana dari pihak eksternal perusahaan harus

menampilkan performa rasio keuangan dan laba yang baik agar investor

tertarik. Selain itu perusahaan harus diyakini mampu untuk mengembalikan

pinjaman yang telah didapatnya. Oleh karena itu hal ini mendorong manajer

melakukan manipulasi. laporan keuangan. Tiffani (2015) mengatakan bahwa

semakin besar tekanan dari pihak eksternal maka akan meningkatkan potensi

manajemen untuk melakukan kecurangan laporan keuangan. Artinya perusahaan

tidak mampu menghasilkan pendapatan yang lebih besar dari biaya tetap yang

digunakan, sehingga hal ini dapat memicu manajemen untuk melakukan

kecurangan laporan keuangan atas tekanan dari pihak eksternal agar dapat

mengembalikan hutang yang digunakan untuk mendanai perusahaan tersebut.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sihombing dan Raharjo

(2014), Tiffani dan Marfuah (2015), serta Tessa dan Raharja (2016) yang

menyatakan bahwa external pressure yang diproksikan dengan LEV berpengaruh

positif signifikan terhadap fraudulent financial reporting. Begitu juga dengan

penelitian yang dilakukan Skousen et. al. (2009) yang menunjukkan bahwa (LEV)

berpengaruh positif terhadap kecurangan. Sebaliknya penelitian yang dilakukan

Pardosi (2015), Annisya et al. (2016) dan Ulfah et. al. (2017) menunjukkan

bahwa variabel external pressure yang dihitung dengan menggunakan rasio

leverage tidak berpengaruh terhadap fraudulent financial statement

4.4.5 Pengaruh Institution Ownership Terhadap Terjadinya Kecurangan

Laporan Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha ditolak maka

ada Institution Ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan. Kepemilikan institusional dan kepemilikan

manajemen dalam perusahaan merupakan struktur kepemilikan yang berfungsi

melihat kewajaran laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan (Leo,

2012). Kepemilikan institusional merupakan persentase jumlah saham pada akhir

Page 84: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

66

periode akuntansi yang dimiliki oleh pihak eksternal, seperti lembaga, perusahaan,

asuransi, bank atau institusi lain (Bukhori, 2012).

Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh institusi tidak dapat

mempengaruhi pihak manajemen melakukan kecurangan pada laporan keuangan.

Kepemilikan saham institusi yang tinggi tidak memberikan tekanan kepada pihak

manajemen. Bagi manajemen sudah menjadi kewajiban untuk membagikan

dividen sebaik-baiknya kepada para pemegang saham, baik kepemilikan saham

institusi maupun perorangan. Selain itu arus kas manajemen tidak menjaminkan

harta pribadinya untuk utang entitas, sehingga manajemen tidak perlu merasa

terancam akan kinerja keuangan perusahaan. Dapat disimpulkan ada atau tidaknya

tekanan dari pemilik saham institusi pihak manajemen tidak melakukan fraudulent

financial reporting. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Siska Apriliana dan

Linda Agustina pada tahun 2017 dengan judul The Analysis of Fraudulent

financial reporting Determinant Through Fraud Pentagon Approach, menemukan

bahwa institusional ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent

financial reporting. Namun penelitian ini berlawanan dengan penelitian Skounsen

et.al. yang menyatakan adanya pengaruh institusional owneship terhadap

fraudulent financial reporting

4.4.6 Pengaruh Quality Of External Auditor Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha diterima maka

ada Quality Of External Auditor berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan. Penunjukkan auditor eksternal oleh komite audit

perusahaan dianggap dapat melakukan pemeriksaan secara independen sehingga

dapat menghindari konflik kepentingan dan untuk menjamin integritas proses

audit. Menurut Wijayani dan Januarti (2011) KAP yang berafiliasi asing, diyakini

mempunyai kemampuan yang lebih baik dalam melakukan audit dibandingkan

dengan KAP yang tidak berafiliasi asing, sehingga mampu menghasilkan kualitas

audit yang lebih tinggi, yang berdampak pada reputasi perusahaan.

Page 85: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

67

Hal ini disebabkan jika perusahan diaudit oleh KAP BIG4 diasumsikan memiliki

keahlian lebih dan menerapkan standar akuntansi dengan benar dan akan memiliki

sedikit kesalahan dalam menyajikan laporan keuangan serta memiliki kemampuan

lebih dalam mendeteksi kecurangan pada laporan keuangan. Selain itu perusahaan

yang diaudit oleh KAP BIG4 diyakini lebih berkualitas dari pada perusahaan yang

diaudit oleh KAP NONBIG. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Siska dan Linda pada tahun 2017 yang menyatakan bahwa kualitas auditor

berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting. Siska dan Linda berasumsi

bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) besar dianggap memiliki kualitas audit yang

lebih tinggi daripada KAP kecil karena memiliki pengalaman dan keahlian yang

lebih tinggi.

4.4.7 Pengaruh Change in Auditor Terhadap Terjadinya Kecurangan

Laporan Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha ditolak maka

ada Change in Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan. Rationalization merupakan perilaku membenarkan

diri untuk tindakan yang salah. Dalam penelitian ini rationalization diproksikan

dengan change in auditor. Change in auditor merupakan pergantian auditor

eksternal dalam sebuah perusahaan untuk mengaudit perusahaan tersebut. Dari

proses audit dapat diketahui perusahaan yang melakukan kecurangan. Untuk

mengurangi kemungkinan pendeteksian tindak kecurangan yang dilakukan

perusahaan biasanya perusahaan lebih sering melakukan pergantian auditor untuk

menutupi hal tersebut. Hal ini disebabkan pihak manajemen meyakini bahwa

tindakan yang dilakukan bukan merupakan kecurangan, namun semua itu

merupakan haknya atas jasanya dalam mengembangkan perusahaan. Selain itu,

adanya partisipasi atau campur tangan dari manajemen yang tidak membawahi

aspek keuangan dalam pemilihan kebijakan akuntansi atau penentuan estimasi

signifikan dan adanya praktek manajemen dalam memberikan komitmen kepada

analis, kreditur dan pihak ketiga lainnya untuk mencapai perkiraan yang agresif

atau realistis. Tindakan-tindakan pihak manajemen ini diketahui oleh auditor oleh

Page 86: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

68

sebab itu untuk menutupi tindakan yang telah dilakukan pihak manajemen

melakukan pergantian auditor agar tidak terdeteksi oleh auditor sebelumnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Skousen et.al pada tahun 2011, Maria dan

Elva yang menyatakan bahwa change in auditor atau pergantian auditor tidak

berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting. Namun penelitian ini

mendukung penelitian Faiz Rahman Siddiq, Fatchan Achyani, Zulfikar pada tahun

2017 yang menyatakan bahwa change in auditor memiliki pengaruh terhadap

terjadinya fraudulent financial reporting.

4.4.8 Pengaruh Change Of Director Terhadap Terjadinya Kecurangan

Laporan Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha diterima maka

ada Change Of Director berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan. Capability merupakan kemampuan seseorang dalam suatu

perusahaan untuk memberi kesempatan dalam melakukan fraud (Siddiq, Achyani,

and Zulfikar 2017). Proksi dari capability dalam penelitian ini yaitu changes in

directors. Dalam penelitian Wolfe dan Hermanson (2004) mengatakan bahwa

indikasi kecurangan dapat terjadi apabila dilaksanakan oleh orang yang tepat serta

memahami dan dapat memanfaat peluang yang ada. Pergantian direksi yang

dianggap lebih berkompeten dilakukan untuk memperbaiki kinerja direksi

sebelumnya. Selain itu dari pergantian ini juga bisa dimaksudkan untuk

kepentingan politik tertentu untuk menggantikan jajaran direksi sebelumnya

(Tessa and Harto, 2016). Oleh karena itu perubahan direksi dimungkinkan sebagai

upaya perusahaan untuk menyingkirkan direksi yang dianggap mengetahui

kecurangan yang telah dilakukan perusahaan.

Hal ini disebabkan adanya kemampuan pelaku dalam mengembangkan strategi

penyembunyian yang canggih dan mampu mengendalikan sosial untuk melakukan

kecurangan. Selain itu pelaku memiliki kemampuan untuk mengenali peluang

yang ada sebagai kesempatan untuk mengambil keuntungan. Ketika adanya

Page 87: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

69

pergantian direksi mengakibatkan perlu adaptasi terhadap budaya baru perusahaan

sehingga mengurangi efektifitas dalam kinerja atau disebut juga dengan stess

period yang kemudian menimbulkan adanya peluang bagi pelaku untuk

melakukan fraud. Penelitian ini mendukung temuan Wolf dan Hermanson pada

tahun 2004 yang menyatakan kecurangan tidak tanpa keberadaan orang yang tepat

dengan kemampuan yang tepat pula. Selain itu penelitian ini juga mendukung

penelitian Faiz, Fatchan, Zulfikar pada tahun 2017 yang menyatakan pergantian

direksi berpengaruh terhadap terjadinya fraudulent financial reporting. Jadi dapat

disimpulkan bahwa seringnya pergantian direksi mempengaruhi terjadinya

fraudulent financial reporting. Penelitian Pardosi (2015) juga membuktikan

kemampuan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan terhadap

laporan keuangan. Sedangkan menurut penelitian Tessa dan Harto (2016), Kurnia

dan Anis (2017) dan Ulfah et. al. (2017) variabel pergantian direksi tidak

berpengaruh terhadap fraudulent financial reporting.

4.4.9 Pengaruh Frequent Number of CEO’s Picture Terhadap Terjadinya

Kecurangan Laporan Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha ditolak maka

ada Frequent Number of CEO’s Picture tidak berpengaruh signifikan terhadap

terjadinya kecurangan laporan keuangan. Frequent number of CEO’s picture,

jumlah penggambaran seorang CEO dalam suatu perusahaan dengan

menampilkan display picture ataupun profil, prestasi, foto, ataupun informasi

lainnya mengenai track of record CEO yang dipaparkan secara berulang-ulang

dalam laporan tahunan perusahaan (Crowe, 2011). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Simon et. al. (2015), dari foto yang terpampang dalam laporan

tahunan dapat mempresentasikan tingkat arogansi dan superioritas yang dimiliki

CEO. Tingkat arogansi yang tinggi memungkinkan terjadinya fraud, karena CEO

merasa bahwa pengendalian internal apapun tidak akan berlaku pada dirinya

karena memiliki status dan posisi yang menurutnya penting diperusahaan. Selain

itu juga memungkinkan CEO akan melakukan cara apapun untuk

mempertahankan posisi dam kedudukannya sekarang ini.

Page 88: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

70

Hal ini disebabkan manajemen merasa penting memperlihatkan foto-foto CEO

agar masyarakat khususnya para pemangku kepentingan mengetahui siapa CEO

perusahaan tersebut. Foto CEO yang tercantum dalam laporan keuangan yaitu foto

profil perusahaan dan foto-foto kegiatan yang telah dilakukan guna

memperlihatkan kinerja CEO dalam mengemban tanggungjawabnya sebagai CEO

di perusahaan. Penelitian ini mendukung penelitian Aprilia pada tahun 2017 yang

berjudul “analisis pengaruh fraud pentagon terhadap kecurangan laporan

keuangan menggunakan beneish model pada perusahan yang menerapkan ASEAN

corporate governance scorecard” menyatakan bahwa frequent number of CEO’s

picture tidak berpengaruh signifikan terhadap fraudulent financialreporting.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tessa dan Harto (2016), serta Arrisandi dan

Verawaty (2017) Frequent number of CEO’s picture berpengaruh positif

signifikan dalam mendeteksi fraudulent financial reporting, artinya semakin

banyak foto CEO yang terdapat pada annual report perusahaan, maka semakin

tinggi probabilitas terjadinya fraudulent financial reporting pada perusahaan

tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Kurnia dan Anis (2017) dan Ulfah et. Al.

(2017) menyatakan bahwa frequent number of CEO’s pictures tidak berpengaruh

terhadap kecurangan laporan keuangan

4.4.10 Pengaruh Dualism Position Terhadap Terjadinya Kecurangan

Laporan Keuangan.

Pada tabel 4.9 menunjukan bahwa uji hipotesis yang bermakna Ha diterima maka

ada Dualism Position berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kecurangan

laporan keuangan. Dualism position merupakan keadaan di mana seorang direksi

memiliki jabatan lain baik di dalam maupun luar perusahaan. Kinerja perusahaan

yang baik sebaiknya tidak ada hubungan dengan jabatan ganda direksi. Dengan

adanya jabatan ganda ini memungkinkan efek negatif. Misalnya dari beberapa

jabatan ganda ini mendorong seseorang untuk melakukan kolusi bahkan

mengorbankan kepentingan pemegang saham. Selain itu anggota dewan direksi

dapat terganggu kinerjanya karena terlalu sibuk dan tidak fokus.

Page 89: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

71

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Oktavia (2017) yang menyatakan apabila

dalam sebuah perusahaan terdapat CEO yang memiliki jabatan dualisme akan ada

kemungkinan untuk melakukan fraud. Begitu juga dengan penelitian yang

dilakukan oleh Rachmawati (2014) yang menunjukkan bahwa multi jabatan

dewan direksi memiliki pengaruh signifikan. Dari hasil penelitian ini mungkin

terjadi karena CEO atau direksi yang memiliki multi jabatan dalam perusahaan

mencantumkan dualisme jabatannya tersebut dalam data profil anggota di laporan

keuangan. Selain itu mungkin perusahaan yang terdapat anggota dengan dualisme

jabatan mereka lebih memanfaatkan jabatannya untuk meningkatkan performa

perusahaan dan menjaga kinerjanya agar tetap bertahan dalam perusahaannya.

Sedangkan untuk perusahaan yang anggotanya tidak memiliki dualisme jabatan,

mereka lebih fokus dalam menjalankan pekerjaannya sehingga kinerja perusahaan

tetap terlihat baik.

Page 90: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris yaitu faktor Analisis

Fraud Pentagon Dalam Mendeteksi Kecurangan Laporan Keuangan Dengan

Menggunakan Fraud Score Model (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Pada

Tahun 2016 – 2018).. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan perbankan

go public yang listing di BEI dengan periode tahun 2016-2018. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, data dan regresi linier

berganda dengan tingkat kepercayaan 95%. Berikut kesimpulan hasil pengujian

hipotesis adalah :

1. Variabel Financial Stability tidak berpengaruh signifikan terhadap

terjadinya kecurangan laporan keuangan.

2. Variabel Financial Target berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan.

3. Variabel Rationalization tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan.

4. Variabel External Pressure berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan.

5. Variabel Institution Ownership tidak berpengaruh signifikan terhadap

terjadinya kecurangan laporan keuangan.

6. Variabel Quality Of External Auditor berpengaruh signifikan terhadap

terjadinya kecurangan laporan keuangan.

7. Variabel Change in Auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap

terjadinya kecurangan laporan keuangan.

8. Variabel Change Of Director berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan.

9. Variabel Frequent Number of CEO’s Picture tidak berpengaruh signifikan

terhadap terjadinya kecurangan laporan keuangan.

Page 91: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

74

10. Variabel Dualism Position berpengaruh signifikan terhadap terjadinya

kecurangan laporan keuangan.

5.2 Keterbatasan

Adapun keterbatasan pada penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini belum memberikan klasifikasi secara rinci tentang waktu

pelaporannya, sehingga hasil temuan ini tidak sampai menganalisis tingkat

terjadinya kecurangan laporan keuangan.

2. Penelitian ini hanya mengelompokkan perusahaan berdasarkan jenis

industri (manufaktur dan non manufaktur) bukan jenis industri secara

spesifik sehingga hasilnya kurang mewakili seluruh jenis industri.

3. Penelitian ini lebih banyak menganalisis pengaruh variabel-variabel

internal perusahaan kurang memperhatikan variabel-variabel eksternal

perusahaan yang mungkin berpengaruh terhadap tingkat terjadinya

kecurangan laporan keuangan.

5.3 Saran

Saran yang dajukan untuk penelitian selanjutnya yaitu :

1. Memperpanjang periode penelitian sehingga dapat melihat

kecenderungan yang terjadi dalam jangka panjang sehingga akan

menggambarkan kondisi yang sesungguhnya terjadi.

2. Mengelompokkan perusahaan ke dalam jenis industri yang lebih spesifik

sehingga dapat dilihat lebih jelas, jenis industri apa saja yang lebih

banyak menerapkan tingkat terjadinya kecurangan laporan keuangan.

3. Menambah variabel yang berhubungan dengan kondisi eksternal

perusahaan, misalnya kondisi ekonomi, penggunaan teknologi informasi

baru, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap praktik tingkat

terjadinya kecurangan laporan keuangan.

4. Melakukan penelitian dengan membandingkan praktik tingkat

terjadinya kecurangan laporan keuangan.pada saat ekonomi normal dan

pada saat krisis ekonomi.

Page 92: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

DAFTAR PUSTAKA

Achsin, M., & Cahyaningtyas, R. I. (2015). Studi Fenomenologi Kecurangan

Mahasiswa dalam Pelaporan Pertanggungjawaban Dana Kegiatan

Mahasiswa: Sebuah Realita dan Pengakuan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB

Universitas Brawijaya.

Amara, I., Anis, B. A., & Anis J. (2013). Detection of Fraud in Financial

Statements: French Companies as a Case Study. International Journal of

Academic Research in Accounting, Finance and Management Sciences,

Vol. 3, No. 3, 456-472-6990.

Annisya, M., Lindrianasari, & Asmaranti, Y. (2016). Pendeteksian Kecurang

Laporan Keuangan Menggunakan Fraud Diamond. Jurnal Bisnis Dan

Ekonomi (JBE), Vol. 23 No. 1, 72 – 89 ISSN: 1412-3126.

Association of Certified Fraud Examiners. (2017). Report to the nation on

occupational fraud and abuse (2016 global fraud stud).Available at

https://www.acfe.com/rttn2016/docs/2016-report-to-the-nations.pdf

Chaney, P. K., Faccio, M., & Parsley, D. (2011). The Quality Of Accounting

Information In Politically Connected Firms. Journal of Accounting and

Economics, Vol. 51:No. 1: 58-76.

Cressey, D. R. (1953). Other People’s Money: a Study in the Social Psychology

of Embezzlement. Glencoe, IL: Free Press.

Dechow, P. M., Ge, W., Larson, C. R., & Sloan, R. G. (2011). Predicting Material

Accounting Misstatements. Contemporary Accounting Research, Vol. 28

No. 1, 17–82. Available athttps://doi.org/10.1111/j.1911-3846.2010.01041.x

Ghozali, I. (2015). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.

Cetakan Kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Herviana, E. (2017). Fraudulent Financial Reporting : Pengujian Teori Fraud

Pentagon Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2012-2016. Skripsi, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Iqbal, M., & Murtanto. (2016). Analisa Pengaruh Faktor-Faktor Fraud Triangle

Terhadap Kecurangan Laporan Keuangan pada Perusahaan Property

dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Journal of Seminar

Nasional Cendekiawan 2016, ISSN (E) : 2540-7589 ISSN (P) : 2460-8696.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial

behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial

Economics, Vol.3 No 4.

Page 93: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

Kurnia, A. A., & Anis, I. (2017). Analisis Fraud Pentagon dalam Mendeteksi

Kecurangan Laporan Keuangan dengan Menggunakan Fraud Score Model.

Journal of Simposium Nasional Akuntansi XX.

Nurbaiti, Z., & Hanafi, R. (2017). Analisis Pengaruh Fraud Diamond Dalam

Mendeteksi Tingkat Accounting Irregularities. Jurnal Akuntansi Indonesia,

Vol. 6 No. 2, 167–184.

Oktavia, A. G. (2017).Fraudulent Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon

pada Sektor Perbankan di 3 Negara ASEAN. Skripsi, Universitas Lampung.

Putriasih, K., `Ni N. T. H., & Made A. W. (2016). Analisis Fraud Diamond dalam

Mendeteksi Financial Statement Fraud : Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2013-

2015. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan

Akuntansi Program S1 Vol:6 No:3.

Rahmanti, M. M., & Daljono. (2013). Pendeteksian Kecurangan Laporan

Keuangan Melalui Faktor Risiko Tekanan dan Peluang (Studi Kasus pada

Perusahaan yang Mendapat Sanksi dari Bapepam Periode 2002-2006).

Jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomika Dan Bisnis Universitas

Diponegoro, Vol. 2 No. 2, 1–12.

Shelton, A. (2014). Analysis of Capabilities Attributed to the Fraud Diamond.

Undergraduate Honors These.

Siddiq, F. R., Achyani, F., & Zulfikar. (2017). Fraud Pentagon dalam Mendeteksi

Financial Statement. Journal of Seminar Nasional Dan The 4th Call for

Syariah Paper, 1-14-784.

Siddiq, F. R., & Hadinata, S. (2016). Fraud Diamond Dalam Financial Statement

Fraud. Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, Vol.4, No. 2

Sihombing, K. S., & Rahardjo, S. N. (2014). Analisis Fraud Diamond dalam

Mendeteksi Financial Statement Fraud: Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2010-

2012, Diponegoro Journal of Accounting Vol. 03 No. 02. ISSN (Online) :

2337 -3806.

Skousen, C.J. (2009). Detecting and Predicting Financial Stability: The

Effectiveness of the Fraud Triangle and SAS N0. 99. Journal of Accounting

and Auditing. SSRN (Social Science Research Network), Vol. 13, 53-81.

Skousen, C. J., & Brady J. T. (2009). Fraud Score Analysis in Emerging Markets.

Journal of Accounting and Economics, Vol. 16, No. 3, 301-315.

Page 94: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

Summers, S. L., & Sweeney, J. T. (1998). Fraudulently Misstated Financial

Statements and Insider Trading: An Empirical Analysis. The Accounting

Review. Vol. 73 No.1, 131-146.

Tessa, C., & Harto, P. (2016). Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori

Fraud Pentagon pada Sektor Keuangan dan Perbankan di Indonesia. Journal

of Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung.

Ulfah, M., Nuraina, E., & Wijaya, A. L. (2017). Pengaruh Fraud Pentagon dalam

Mendeteksi Fraudulent Financial Reporting (Studi Empiris pada

Perbankan di Indonesia Yang Terdaftar di Bei. Journal of The 9th FIPA:

Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi - Universitas PGRI Madiun, Vol. 5

No.1, 399-418- NaN-9723.

Widarti. (2015). Pengaruh fraud Triangle Terhadap Deteksi Kecurangan Laporan

Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya, Vol.13 No. 2

Wolfe, D. T. & Hermanson D. R. (2004). The Fraud Diamond: Considering the

Four Elements of Fraud. CPA Journal. Vol 74 Issue 12.

www.idx.com

https://finance.detik.com

https://finansial.bisnis.com

Page 95: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

75

DESCRIPTIVES VARIABLES=Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Notes

Output Created 19-AUG-2019 12:17:17

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File 63

Missing Value

Handling

Definition of Missing

User defined missing

values are treated as

missing.

Cases Used All non-missing data

are used.

Syntax

DESCRIPTIVES

VARIABLES=Y X1

X2 X3 X4 X5 X6 X7

X8 X9 X10

/STATISTICS=MEAN

STDDEV MIN MAX.

Resources Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.02

[DataSet0]

Page 96: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

76

Descriptive Statistics

N Minimu

m

Maximu

m

Mean Std.

Deviation

FRAUD 63 -1,1196 1,2183 -,364046 ,4641423

ACHANGE 63 -,7127 ,4346 ,099394 ,1475691

ROA 63 ,0013 ,0359 ,011949 ,0069557

TATA 63 -,0943 1,3005 ,066176 ,1709879

LEV 63 ,1004 ,9365 ,789381 ,1542073

KEPINS 63 ,2358 ,9726 ,713537 ,2106944

Kualitas Audit 63 0 1 ,70 ,463

Pergantian

Auditor 63 0 1 ,44 ,501

Pergantian

Direksi 63 0 1 ,57 ,499

Jumlah Foto 63 3 9 6,60 1,700

Dualisme

Jabatan 63 0 1 ,63 ,485

Valid N

(listwise) 63

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT Y

/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

/RESIDUALS DURBIN

/SAVE RESID.

Regression

Notes

Output Created 19-AUG-2019 12:17:29

Comments

Page 97: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

77

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File 63

Missing Value

Handling

Definition of Missing

User-defined missing

values are treated as

missing.

Cases Used

Statistics are based on

cases with no missing

values for any variable

used.

Syntax

REGRESSION

/MISSING

LISTWISE

/STATISTICS

COEFF OUTS R

ANOVA COLLIN

TOL

/CRITERIA=PIN(.05)

POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT Y

/METHOD=ENTER

X1 X2 X3 X4 X5 X6

X7 X8 X9 X10

/RESIDUALS

DURBIN

/SAVE RESID.

Resources

Processor Time 00:00:00.13

Elapsed Time 00:00:00.13

Memory Required 5068 bytes

Additional Memory

Required for Residual

Plots

0 bytes

Variables Created or

Modified RES_1

Unstandardized

Residual

Page 98: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

78

[DataSet0]

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1

Dualisme

Jabatan,

ACHANGE,

KEPINS,

Jumlah Foto ,

LEV, TATA,

ROA,

Pergantian

Direksi,

Pergantian

Auditor,

Kualitas

Auditb

. Enter

a. Dependent Variable: FRAUD

b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-Wats

on

1 ,837a ,701 ,644 ,2770562 1,562

a. Predictors: (Constant), Dualisme Jabatan, ACHANGE, KEPINS,

Jumlah Foto , LEV, TATA, ROA, Pergantian Direksi, Pergantian Auditor,

Kualitas Audit

b. Dependent Variable: FRAUD

Page 99: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

79

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 9,365 10 ,937 12,200 ,000b

Residual 3,992 52 ,077

Total 13,357 62

a. Dependent Variable: FRAUD

b. Predictors: (Constant), Dualisme Jabatan, ACHANGE, KEPINS, Jumlah Foto

, LEV, TATA, ROA, Pergantian Direksi, Pergantian Auditor, Kualitas Audit

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 1,521 ,290 5,251 ,000

ACHANGE -,114 ,250 -,036 -,454 ,651

ROA -13,384 5,449 -,201 -2,456 ,017

TATA ,024 ,219 ,009 ,111 ,912

LEV -2,103 ,241 -,699 -8,741 ,000

KEPINS -,084 ,187 -,038 -,449 ,655

Kualitas Audit -,362 ,114 -,360 -3,169 ,003

Pergantian

Auditor -,059 ,082 -,064 -,724 ,473

Pergantian

Direksi ,190 ,079 ,205 2,413 ,019

Jumlah Foto ,001 ,022 ,003 ,039 ,969

Dualisme

Jabatan ,265 ,102 ,277 2,593 ,012

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

ACHANGE ,910 1,099

Page 100: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

80

ROA ,862 1,160

TATA ,879 1,137

LEV ,899 1,112

KEPINS ,797 1,255

Kualitas Audit ,445 2,249

Pergantian Auditor ,741 1,350

Pergantian Direksi ,798 1,253

Jumlah Foto ,881 1,136

Dualisme Jabatan ,503 1,987

a. Dependent Variable: FRAUD

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenvalu

e

Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) ACHAN

GE

ROA TATA

1

1 7,763 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00

2 ,956 2,849 ,00 ,14 ,00 ,59

3 ,734 3,252 ,00 ,40 ,00 ,10

4 ,457 4,123 ,00 ,34 ,04 ,13

5 ,375 4,550 ,00 ,00 ,03 ,07

6 ,290 5,173 ,00 ,01 ,01 ,05

7 ,198 6,262 ,00 ,03 ,78 ,00

8 ,119 8,078 ,00 ,01 ,03 ,02

9 ,053 12,068 ,00 ,01 ,07 ,00

10 ,044 13,225 ,00 ,00 ,05 ,01

11 ,011 27,054 ,98 ,05 ,00 ,02

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Variance Proportions

LEV KEPINS Kualitas

Audit

Pergantian

Auditor

Pergantian

Direksi

1

1 ,00 ,00 ,00 ,00 ,00

2 ,00 ,00 ,00 ,01 ,00

3 ,00 ,00 ,00 ,15 ,04

Page 101: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

81

4 ,01 ,01 ,02 ,16 ,02

5 ,00 ,00 ,02 ,46 ,24

6 ,00 ,00 ,07 ,01 ,60

7 ,01 ,00 ,03 ,02 ,05

8 ,00 ,06 ,52 ,06 ,00

9 ,17 ,69 ,13 ,01 ,01

10 ,15 ,15 ,19 ,01 ,02

11 ,66 ,09 ,02 ,10 ,02

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Variance Proportions

Jumlah Foto Dualisme Jabatan

1

1 ,00 ,00

2 ,00 ,00

3 ,00 ,01

4 ,01 ,02

5 ,00 ,08

6 ,00 ,19

7 ,02 ,01

8 ,04 ,45

9 ,02 ,08

10 ,69 ,16

11 ,23 ,00

a. Dependent Variable: FRAUD

Residuals Statisticsa

Minimum Maximu

m

Mean Std.

Deviation

N

Predicted Value -,893060 1,325873 -,364046 ,3886497 63

Residual -,4473141 ,7666639 0E-7 ,2537311 63

Std. Predicted

Value -1,361 4,348 ,000 1,000 63

Std. Residual -1,615 2,767 ,000 ,916 63

Page 102: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

82

a. Dependent Variable: FRAUD

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES_1

/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests

Notes

Output Created 19-AUG-2019 12:17:40

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File 63

Missing Value

Handling

Definition of Missing

User-defined missing

values are treated as

missing.

Cases Used

Statistics for each test

are based on all cases

with valid data for the

variable(s) used in that

test.

Syntax

NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=RES

_1

/MISSING

ANALYSIS.

Resources

Processor Time 00:00:00.02

Elapsed Time 00:00:00.02

Number of Cases

Alloweda

196608

Page 103: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

83

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet0]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardiz

ed Residual

N 63

Normal Parametersa,b

Mean 0E-7

Std.

Deviation ,25373106

Most Extreme

Differences

Absolute ,147

Positive ,147

Negative -,078

Kolmogorov-Smirnov Z 1,166

Asymp. Sig. (2-tailed) ,132

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

COMPUTE RES_2=ABS(RES_1).

EXECUTE.

REGRESSION

/MISSING LISTWISE

/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT RES_2

/METHOD=ENTER X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10.

Regression

Page 104: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

84

Notes

Output Created 19-AUG-2019 12:18:14

Comments

Input

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working

Data File 63

Missing Value

Handling

Definition of Missing

User-defined missing

values are treated as

missing.

Cases Used

Statistics are based on

cases with no missing

values for any variable

used.

Syntax

REGRESSION

/MISSING

LISTWISE

/STATISTICS

COEFF OUTS R

ANOVA

/CRITERIA=PIN(.05)

POUT(.10)

/NOORIGIN

/DEPENDENT

RES_2

/METHOD=ENTER

X1 X2 X3 X4 X5 X6

X7 X8 X9 X10.

Resources

Processor Time 00:00:00.08

Elapsed Time 00:00:00.11

Memory Required 5068 bytes

Additional Memory

Required for Residual

Plots

0 bytes

Page 105: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

85

[DataSet0]

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1

Dualisme

Jabatan,

ACHANGE,

KEPINS,

Jumlah Foto ,

LEV, TATA,

ROA,

Pergantian

Direksi,

Pergantian

Auditor,

Kualitas

Auditb

. Enter

a. Dependent Variable: RES_2

b. All requested variables entered.

Model Summary

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,424a ,180 ,022 ,16219

a. Predictors: (Constant), Dualisme Jabatan, ACHANGE,

KEPINS, Jumlah Foto , LEV, TATA, ROA, Pergantian

Direksi, Pergantian Auditor, Kualitas Audit

Page 106: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

86

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression ,300 10 ,030 1,142 ,350b

Residual 1,368 52 ,026

Total 1,668 62

a. Dependent Variable: RES_2

b. Predictors: (Constant), Dualisme Jabatan, ACHANGE, KEPINS, Jumlah Foto

, LEV, TATA, ROA, Pergantian Direksi, Pergantian Auditor, Kualitas Audit

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,253 ,170 1,494 ,141

ACHANGE ,135 ,146 ,121 ,919 ,362

ROA -6,453 3,190 -,274 -2,023 ,048

TATA -,093 ,128 -,097 -,726 ,471

LEV ,070 ,141 ,065 ,494 ,623

KEPINS -,026 ,110 -,033 -,237 ,814

Kualitas Audit -,118 ,067 -,332 -1,765 ,083

Pergantian

Auditor ,056 ,048 ,172 1,178 ,244

Pergantian

Direksi ,006 ,046 ,019 ,137 ,891

Jumlah Foto -,003 ,013 -,036 -,267 ,790

Dualisme

Jabatan ,076 ,060 ,226 1,276 ,208

a. Dependent Variable: RES_2

SAVE OUTFILE='E:\PROJEK 2019\Erin\Untitled1.sav'

/COMPRESSED.

Page 107: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Page 108: ANALISIS FRAUD PENTAGON DALAM MEDETEKSI …repo.darmajaya.ac.id/2029/1/SKRIPSI FULL.pdfdalam penelitian ini adalah kecurangan laporan keuangan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan

Recommended