Transcript

LAPORAN KASUSKISTA OVARIUM DAN MIOMA UTERI

Disusun Oleh :Amelia Lestari 1410221037

Pembimbing :dr. Hary Purwoko, SpOG, KFER

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANANRUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWAPERIODE 05 Januari 14 Maret 2015LEMBAR PENGESAHANLAPORAN KASUSKISTA OVARIUM DAN MIOMA UTERI

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinikdi Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan RSUD AmbarawaPeriode 05 Januari-14 Maret 2015

Telah disetujuiTanggal:......................................

Disusun oleh:Amelia Lestari1410221037

Pembimbing

Dr. Hary Purwoko, SpOG, KFER

KATA PENGANTARPuji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul KISTA OVARIUM DAN MIOMA UTERI. Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat ujian Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan di RSUD Ambarawa.Penyusunan laporan kasus ini dapat terselesaikan tak lepas dari pihak-pihak yang telah banyak membantu penulis dalam merampungkan laporan ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada 1. dr. Hary Purwoko, Sp.OG, KFER atas bimbingan dan kesabarannya selama penulis menempuh pendidikan di kepaniteraan klinik.1. dr. Adi Rachmanadi, SpOG atas kesabaran dan bimbingannya selama penulis menempuh pendidikan di kepaniteraan klinik.1. Para staf medis dan non-medis yang bertugas di Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan di RSUD Ambarawa atas bantuannya untuk penulis.1. Teman-teman seperjuangan di kepaniteraan klinik Ilmu Kandungan dan Kebidanan di RSUD Ambarawa.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun laporan ini kedepannya sangat penulis harapkan demi perbaikan materi penulisan dan menambah wawasan penulis.

Ambarawa, Februari 2015

PenulisDAFTAR ISI

KATA PENGANTAR iDAFTAR ISI .. iiPENDAHULUAN .. 1BAB 1 LAPORAN KASUS 2I.1 Anamnesis Pasien .. 3I.2 Pemeriksaan Fisik ... 4I.3 Pemeriksaan Penunjang 5I.4 Diagnosis . 6I.5 Penatalaksanaan .. 6BAB II TINJAUAN PUSTAKA .. 7II.1 Klasifikasi Tumor Ovarium .. 7II.1. 2 Tumor Ovarium Nonneoplastik 8II.1. 3 Tumor Ovarium Neoplastik Jinak . 10II.2 Mioma Uteri 17BAB III PEMBAHASAN KASUS . 24DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUANKista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah. Salah satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari kista fungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak menghilang. Selain itu kantung kista menutup lagi setelah sel telur dikeluarkan.Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, danlain-lain.Myoma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan ikat fibroid dan kolagen. Myoma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita. Kejadian myoma uteri sebesar 20-40% pada wanita di usia reproduktif, terutama pada usia lebih dari 35-50 tahun. Penyebab utama myoma uteri hingga saat ini belum diketahui secara pasti, beberapa penelitian telah dikembangkan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal, faktor genetik, growth factors, dan biologi molekular dalam patogenesa myoma uteri. Sedangkan beberapa faktor resiko yang dikaitkan dengan kejadian myoma uteri antara lain usia, ras, riwayat keluarga, berat badan, diet, kehamilan dan paritas, serta kebiasaan merokok.

BAB ILAPORAN KASUS

I.1 AnamnesisI.1.1 Identitas PasienNama: Ny. SUsia: 41 thnRegister: 028613Alamat: Kesongo Lor 03/03 TuntangPekerjaan:: Ibu rumah tanggaMasuk: 07 Januari 2015Tanggal Operasi: 14 Januari 2015

I.1.2 Keluhan UtamaPasien datang ke poli kandungan tanggal 07 Januari 2015 dengan keluahan utama nyeri perut bawah sejak bulan agustus 2014.I.1.3 Keluhan TambahanKeluhan demam, batuk, pilek, diare, mual, muntah, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan disangkal oleh pasien. Pasien juga tidak mengalami terlambat haid.

I.1.4 Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke poli kandungan tanggal 07 Januari 2015 dengan keluahan utama nyeri perut bawah sejak bulan agustus 2014. Nyeri dirasakan memberat saat haid namun setelah haid nyeri menghilang. Siklus haid tidak teratur, pasien mengaku sering perdarahan banyak diluar tanggal haid biasanya, saat haid keluar banyak darah. Nyeri sudah 3x berulang dalam 6 bulan terakhir. Pasien tidak merasa ada benjolan diperutnya dan pasien tidak merasakan perutnya membesar, tidak merasa penuh di perut, tidak ada gangguan BAB dan BAK.I.1.5 Riwayat PengobatanPasien tidak mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk mengatasi gejala dan pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam jangka waktu lama. I.1.6 Riwayat Penyakit DahuluRiwayat HT, DM, asma disangkal. Pasien mengaku pernah alergi obat anti nyeri dan penurun panas yang dibeli di warung.I.1.7 Riwayat ObstetrikSaat ini pasien belum mempunyai anak.I.1.8 Riwayat Ginekologi Pasien mengaku tidak mengalami keputihan Pasien belum mengalami menopause Menstruasi: a. Menarche: 13 tahunb. Siklus: 28 haric. Lama: 6 harid. HPHT: 17 Desember 2014 Riwayat Pernikahan: 1 x, usia pernikahan 19 tahun Riwayat KB: -I.2 Pemeriksaan Fisika. Keadaan Umum: Baikb. Kesadaran: Compos mentisc. Tanda-tanda Vital Tekanan Darah: 172/124 Nadi: 100 x/menit Pernapasan: 21 x/menit Suhu: 34,1oCd. Kepala: Normocephali, tidak tampak lesi pada kepalae. Mata: CA -/-, SI -/-f. Leher: Pembesaran KGB -/-, NT -/-g. Thorax: Cor: BJ I/II regular Pulmo: SDV +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-h. AbdomenInspeksi: Tidak terdapat lesi pada kulit abdomen, perut tidak cembungAuskultasi : BU (+)Palpasi: Hati dan Limpa tidak teraba pembesaran. Tidak teraba massa intraabdomenPerkusi: Timpanii. GenitaliaInspeksi: Tidak tampak kelainan pada vagina, tidak terdapat masa, benda asing, leukorea, darah pada vagina.Palpasi: Tidak ada nyeri tekan pada kelenjar bartholinij. Anus: Tidak ada kelainank. Ekstremitas: akral hangat, edema (-), CRT 27PgE.impedance

MCHC34.232-35g/dLE.impedance

RDW12.110-15%E.impedance

Trombosit 400150-400RibuE.impedance

PDW15.110-18%E.impedance

MPW7.57-11Mikro m3E.impedance

Limfosit 1.51.0-4.510^3/mikroE.impedance

Mnosit0.50.2-1.010^3/mikroE.impedance

Granulosit 5.2 H2-410^3/mikroE.impedance

Limfosit % 20.9 L25-40%E.impedance

Monosit %6.72-8%E.impedance

Granulosit%72.450-80%E.impedance

PCT0.3040.2-0.5%E.impedance

TT9.89.7-13.1DetikStandart

PTT25.123.9-39.8DetikStandart

GOLONGAN DARAHA-

GLUKOSA SEWAKTU8270-100mg/dLGOD-PAP

SGOT120-35U/LIFCC

SGPT110-35IU/LIFCC

UREUM18.810-50mg/dLEnzymatic UV test

CREATININE0.530.45-0.75mg/dLJaffe

HbSAgNon Reactive-Rapid

I.4 Diagnosis 1. Kista ovarium sinistra2. Mioma uteriI.5. TatalaksanaI.5.1 Rencana diagnostik Observasi tanda vital Rontgen thoraks, EKG Konsul dokter penyakit dalam dan anastesi untuk persiapan operasiI.5.2 Rencana terapi IVFD RL 20 tpm ceftriaxone 2x1 metronidazole 2x1 ketorolax 4x1 asam tranexamat 4x1I.5 LaparotomiTindakan Operasi: KistektomiPenemuan intra operasi: Didapatkan kista di ovarium sinistra kemudian pecah saat pengangkatan. Cairan kista berwarna kecoklatan Tidak dilakukan pengangkatan miom karena pasien ingin hamil.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAII.1Kista OvariumII.1.1 DefinisiKista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium II.1.2 Klasifikasi Tumor OvariumDiantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan ada yang bersifat nonneoplastik. Untuk tumor neoplastik belum ada klasifikasi yang dapat diterima semua pihak, hal ini terjadi karena klasifilasi berdasarkan histopatologi dan embriologi belum bisa dijelaskan. Maka secara praktis tumor-tumor neoplastik dibagi menjad tumor jinak dan tumor ganas, dan selanjutnya tumor jinak dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.TUMOR NONNEOPLASTIKTUMOR NEOPLASTIK JINAK

1. Tumor akibat radang1. Kistik

Kistoma ovarii simpleks

Kistadenoma ovarii serosum

Kistadenoma ovarii musinosum

Kista endometroid

Kista dermoid

2. Tumor lain2. Solid

Kista folikelFibroma, leimioma, fibroadenoma, papilloma, angioma, limfangioma

Kista korpus luteumTumor Brenner

Kista luteinTumor sisa adrena (maskulinovo-blastoma)

Kista inklusi germinal

Kista endomterium

Kista Stein-Leventhal

II.1.3 Tumor Ovarium NonneoplastikII.1.3.1 Tumor Akibat RadangTermasuk abses ovarial, abses tubo-ovarial, dan kista tubo-ovarial.II.1.3.2 Kista FolikelKista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh esterogen tidak mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi kista. Bisa 1 atau beberapa kista, dan biasanya berdiameter 1-1 cm.Bagian dalam dinding kista yang tipis terdiri dari beberapa lapisan sel granulosa, akan tetapi karena tekanan didalam kista maka terjadi atrofi pada lapisan ini. Cairan dalam kista jernih dan sering kali mengandung esterogen, oleh karena itu kista kadang-kadang dapat menyebabkan gangguan haid. Kista folikel lambat laun mengecil dan dapat menghilang spontan, atau bisa terjadi rupture dan menghilang dalam waktu kurang lebih 2 bulan.

II.1.3.3 Kista Korpus LuteumKista ini sering terjadi saat kehamilan dan lebih jarang terjadi bila diluar kehamilan. Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahankan diri (korpus luteum presisten), perdarahan sering terjadi didalamnya dan menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang bewarna merah coklat karena darah tua. Frekuensi kista korpus luteum lebih jarang dibandingkan kista folikular. Dalam pembelahan ovarium kista korpus luteum terdiri dari lapisan bewarna kuning, terdiri dari sel-sel luteum yang berasal dari sel-sel teka.

II.1.3.4 Kista Teka LuteinPada mola hidatidosa, koriokarsinoma, dan kadang-kadang tanpa adanya kelainan tersebut ovarium dapat membesar dan menjadi kistik. Kista teka lutein biasanya bilateral dan bisa menjadi sebesar tinju. Tumbuhnya kista ini akibat pengaruh hormon koriogonadotropin yang berlebihan. Dengan hilangnya mola hidatidosa dan koriokarsinoma maka kista ovarium akan mengecil dan menghilang dengan spontan. II.1.3.5 Kista Inklusi GerminalKista ini sering kali ditemukan secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan histologi ovarium yang diagkat saat operasi. Kista ini sering ditemukan pada wanita yang sudah lanjut usiannya. Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel germinativum pada permukaan ovarium. Dinding dari kista ini terdiri dari satu lapisan epitel kubik dan berisi cairan jernih dan serous. Kista inklusi germinal tidak peranh memberi gejala-gejala yang beartiII.1.3.6 Kista EndometrialKista ini berasal dari jaringan endomterium yang berada pada ovarium (endometriosis).Kista endometriosis yang terdapat di ovarium membesar hingga beberapa sentimeter maka dia disebut endometriomas atau kista cokelat. Pada endometriosis yang berat dapat mengakibatakan erosi dan distorsi jaringan disekitarnya akibat perlengketan yang semakin meluas.Pada gambaran histologi mikroskopik jaringan endometrium terdapat kelejar endometrium dan stroma. Pada jaringan endometriosis yang abnormal dapat ditemukan formasi kista dan fibrosis, diding disekitar jaringan implantasi dikelilingi oleh sel monolayer, ditemukan darah dalam kista, dan ditemukan hemosiderin-laden macrophages didalam dinding kista.II.1.3.7 Kista Stein-LeventhalKelainan yang terjadi pada segolongan wanita muda dengan gejala-gejala infertilitas, amenorea atau oligomenorea sekunder, bertubuh gemuk, hirsutisme, dan dengan kedua ovarium membesar. Ovarium tampak pucat, polikistik dan permukaannya licin. Kapsul ovarium menebal. Keadaan ini terkenal dengan nam sindrom Stein-Leventhal dan disebabkan oleh gangguan hormonal. Umumnya penderita mengalami gangguan ovulasi, kaerna endometrium hanya dipengaruhi oleh esterogen, dan terjadi hyperplasia endometrium.

II.1.4 Tumor Ovarium Neoplastik Jinak

II.1.4.1 Kista Ovarii SimpleksCiri kista ini adalah permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serous, dan berwarna kuning. Karena kista ini bertangkai, maka dapat terjadi torsi yang menyebabkan gejala-gejala mendadak.II.1.4.2 Kistadenoma MucinosumAsal dari tumor ini masih belum diketahui dengan pasti. Dikatakan kista ini berasal dari teratoma dengan sifat-sifat entodermik yang menonjol. Jenis kista ini biasanya berukuran besar dengan beratnya bisa mencapai 70 kilogram. Kista ini merupakan kista terbesar diantara semua jenis kista. Bila ditemukan kista dalam ukuran yang sangat besar hampir dipastikan kista tersebut adalah kistadenoma mucinosum. Kista ini biasanya muncul pada wanita berusia 20-50 tahun dan seringnya timbul unilateral dan hanya 8-10% muncul secara bilateral. Epidemiologi Kista ini sering ditemukan pada wanita usia 20-50 tahun. Angka kejadian di Indonesia adalah sebesar 29% dari seluruh jenis tumor ovarium. Kista ini jarang ditemukan pada masa prapubertas. Gambaran klinisSecara umum kista ini bersifat asimtomatik. Bila ukurannya besar akan menimbulakan gejala nyeri perut yang tidak spesifik. Bentuk tumor biasanya berlobus. Kista ini menerima darahnya melalui suatu tangkai,dan kadang-kadang dapat terjadi torsi pada tangkai sehingga mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahn dalam kista dan perubahan degeneratif dari kista yang memudahkan timbulnya perlengketan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.Diding kista agak tebal dan bewarna putih keabu-abuan. Isi kista berisi cairan lendir khas yang kental seperti gelatin, melekat dan bewarna kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan darah. Histologis Tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan ini pada dasar sel, ditengahnya terdapat sel-sel bulat terisi lender (sel goblet). Sel-sel epitel mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar dan menjadi kista baru sehingga kista menjadi multolokuler.II.1.4.3 Kistadenoma SerosumJenis kista ini lebih sering terjadi dibandingkan dengan kistadenoma mucinosum, tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan kistadenoma mucinosum. Jenis kista ini dikatakan berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).

EpidemiologiAngka kejadiannyahampir sama dengan kistadenoma ovarii musinosum, sekitar 28-36% dari seluruh tumor ovarium di Indonesia. Sering timbul pada wanita usia 20-30 tahun. Bila timbul pada wanita yang perimenopause maupun menopause memiliki potensi perubahan keganasan yang lebih besar. 10-20% timbul secara bilateral. HistologiUmumnya ukuran kista ini tidak sebesar kistadenoma ovarii musinosum. Permukaan tumor biasanya licin, tetapi dapat pula berlobus karena kista jenis ini dapat pula berbentuk multilokuler. Dinding kistanya menyerupai dinding kistadenoma musinosum. Warna kista putih keabu-abuan. Ciri khas kista ini adanya papiloma didalam maupun diluar dinding kista yang menyerupai kembang kol. Isi kista cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena tercampur darah. Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proloferasi dan stratifikasi epitel serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel maka termasuk kedalam kelompok tumor ganas. Dilaporkan potensi perubahan keganasan pada kitsa ini adalah sebesar 30-35%.II.1.4.4 Kista EndomteroidKista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin. Pada dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel menyerupai lapisan endometrium namun tidak ada hubungannya dengan endometriosis ovarii.II.1.4.5 Kista DermoidKista dermoid ialah suatu teratoma kistik yang jinak dimana struktur-struktur yang menonjol adalah struktur ektodermal dengan deferensiasi sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi, produk glandula sebasea, dan lemak.

Epidemiologi Tumor ini 10% dari seluruh neoplasma ovarium kistik. Sering ditemukan pada wanita yang masih muda. 25% dari seluruh kista dermoid tumbuh bilateral, umumnya ditemukan pada masa reproduksi. Kadang kista dermoid dapat ditemukan pada anak kecil. Angka kejadian kista dermoid diseluruh Indonesia adalah 3-11% dari seluruh tumor ovarium. Manifestasi Pada kista dermoid dapat terjadi torsi tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Tidak ada gejala yang bersifat khas. Ada kemungkinan terdanya sobekan dinding kista yang mengakibatkan pengeluaran isi kista kedalam peritoneum. Terhadap siklus haid tidak ada pengaruh yang jelas. HistologiDiding dari kista tebal dan berwarna putih abu-abu dan agak tipis. Bila dibuka akan tampak rambut, cairan kental dan licin. Kadang juga ditemukan gigi, tulang rawan, dan butir-butir tulang pada dindingnya. Tumor mengandung elemen-elemen ectodermal, mesodermal dan entodermal sehingga ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea. II.1.5 Faktor Resiko

Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya ovarium adalah wanita yang biasanya memiliki:(Wiknjosastro, 2007).1. Riwayat kista ovarium terdahulu2. Siklus haid tidak teratur3. Perut buncit4. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)5. Sulit hamil6. Penderita Hipotiroid7. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi.II.1.6 Etiologi Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap gonadotropin (Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004).1. Gestational tropoblastic neoplasma (molahidatidosa dan khoriokarsinoma)2. Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik.3. Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik4. Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadi induksiovulasi melalui manipulasi hormonal.

II.1.7 Manifestasi klinik Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi ada kista yang berkembang menjadi besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius. (Wiknjosastro , 2007)Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:1. Perut terasa penuh, berat, kembung.2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).3. Haid tak teratur.4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar kepanggul bawah dan paha.5. Nyeri senggama.6. Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.

II.1.8 DiagnosisII.1.8.1 AnamnesaPada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.

II.1.8.2 Pemeriksaan FisikKista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Perabaan menjadisulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis Wiknjosastro, 2007).

II.1.8.3 Pemeriksaan Penunjang1. USGMerupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan pulaantara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak.Dapat membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium.2. Foto RoentgenPemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya hidrotoraks.Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.3. Pengukuran serum CA-125Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau ganas.4. LaparoskopiPerut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA.

II.1.9 Diagnosa Banding1. Kehamilan2. Mioma uteri 3. Tumor kolon sigmoidII.1.10 Penatalaksanaan Penyakit Kista OvariumUmumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis. Kista biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat dokter melakukan pemeriksaan USG. Kebanyakan pasien dengan kista ovarium simple berdasarkan hasil pemeriksaan USG tidak dibutuhkan pengobatan. Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap perkembangan kists ampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan karena akan mengecil sendiri.II.1.11 Komplikasi1. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala klinik yang minimal.2. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5 cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun gangguan ini jarang bersifat total3. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara sempurna.4. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna).II.1.12 PrognosisPrognosis untuk kista jinak baik.Walaupun penanganan dan pengobatan kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun

II.2Mioma Uteri

II.2.1Pengertian Mioma UteriMioma uteri adalah tumor jinak otot polos uterus yang terdiri dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen.3 Mioma uteri disebut juga dengan leimioma uteri atau fibromioma uteri. Mioma ini berbentuk padat karena jaringan ikat dan otot rahimnya dominan. Mioma uteri merupakan neoplasma jinak yang paling umum dan sering dialami oleh wanita. Neoplasma ini memperlihatkan gejala klinis berdasarkan besar dan letak mioma.

II.2.2Klasifikasi Mioma UteriBerdasarkan letaknya mioma uteri diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu:

II.2.3.1 Mioma Uteri SubserosumLokasi tumor di sub serosa korpus uteri. Dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai. Pertumbuhan kearah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum, dan disebut sebagai mioma intraligamen. Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneum sebagai suatu massa. Perlekatan dengan ementum di sekitarnya menyebabkan sisten peredaran darah diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai semakin mengecil dan terputus, sehingga mioma terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum. Mioma jenis ini dikenal sebagai mioma jenis parasitik.

II.2.3.2 Mioma Uteri IntramuralDisebut juga sebagai mioma intraepitalial, biasanya multiple. Apabila masih kecil, tidak merubah bentuk uterus, tapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah besar dan berubah bentuknya. Mioma sering tidakmemberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor di daerah perut sebelah bawah.

II.2.3.3 Mioma Uteri SubmukosumMioma yang berada di bawah lapisan mukosa uterus/endometrium dan tumbuh kearah kavun uteri. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan bentuk dan besar kavum uteri. Bila tumor ini tumbuh dan bertangkai, maka tumor dapat keluar dan masuk ke dalam vagina yang disebut mioma geburt.

II.2.3Epidemiologi Mioma UteriMioma uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita. Jarang sekali ditemukan pada wanita berumur 20 tahun dan belum pernah (dilaporkan) terjadi sebelum menarche, paling banyak ditemukan pada wanita berumur 35-45 tahun (proporsi 25%). Setelah menopause hanya kira-kira 10% mioma masih tumbuh. Proporsi mioma uteri pada masa reproduksi 20-25%.

II.2.4EtiologiSampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit multifaktorial. Mioma merupakan sebuah tumor monoclonal yang dihasilkan dari mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Tumbuh mulai dari benih multiple yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium sangat lambat tetapi progresif. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mioma uteri:a. EstrogenMioma uteri kaya akan reseptor estrogen. Meyer dan De Snoo mengajukan teori Cell nest atau teori genitoblast, teori ini menyatakan bahwa untuk terjadinya mioma uteri harus terdapat dua komponen penting yaitu: sel nest ( sel muda yang terangsang) dan estrogen (perangsang sel nest secara terus menerus).Percobaan Lipschutz yang memberikan estrogen kepada kelinci percobaan ternyata menimbulkan tumor fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat lain dalam abdomen. Peranan estrogen didukung dengan adanya kecenderungan dari tumor inimenjadi stabil dan menyusut setelah menopauseb. ProgesteronReseptor progesteron terdapat di miometrium dan mioma sepanjang siklus menstruasi dan kehamilan. Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17 - Beta hidroxydesidrogenase dan menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.

II.2.5Diagnosa1. Gejala SubjektifPada umumnya kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologik karena tumor ini tidak mengganggu.Gejala subjektif pada mioma uteri:a. Perdarahan abnormal, merupakan gejala yang paling umum dijumpai. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah: menoragia, dan metrorargia. Beberapa faktor yang menjadi penyebab perdarahan ini antara lain adalah: pengaruh ovarium sehingga terjadilah hiperplasia endometrium, permukaan endometrium yang lebih luas dari pada biasa, atrofi endometrium, dan gangguan kontraksi otot rahim karena adanya sarang mioma di antara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik. Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah, dan mudah terjadi infeksi.Rasa nyeri, gejala klinik ini bukan merupakan gejala yang khas tetapi gejala ini dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma, yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosum yang akan dilahirkan dan pertumbuhannya yang menyempitkan kanalis servikalis dapat menyebabkan juga dismenore.b. Tanda penekanan, Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat miomauteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada uretra dapat menyebabkan retensio urine, pada ureter dapat menyebabkan hidroureter dan hidronefrosis, pada rektum dapat menyebabkan obstipasi dan tenesmia, pada pembuluh darah dan pembuluh limfe di panggul dapat menyebabkan edema tungkai dan nyeri panggul.

2. Gejala objektifa. Pemeriksaan Fisik. Pemeriksaan fisik dapat berupa pemeriksaan Abdomen dan pemeriksaan pelvik. Pada pemeriksaan abdomen, uterus yang besar dapat dipalpasi pada abdomen. Tumor teraba sebagai nodul ireguler dan tetap, area perlunakan memberi kesan adanya perubahan degeneratif. Pada pemeriksaan Pelvis, serviks biasanya normal, namun pada keadaan tertentu mioma submukosa yang bertangkai dapat mengakibatkan dilatasi serviks dan terlihat pada ostium servikalis. Uterus cenderung membesar tidak beraturan dan noduler. Perlunakan tergantung pada derajat degenerasi dan kerusakan vaskular. Uterus sering dapat digerakkan, kecuali apabila terdapat keadaan patologik pada adneksa.b. Pemeriksaan Penunjang; Apabila keberadaan masa pelvis meragukan maka pemeriksaan dengan ultrasonografi akan dapat membantu. Selain itu melalui pemeriksaan laboratorium (hitung darah lengkap dan apusan darah) dapat dilakukan

II.2.6Penatalaksanaan1. MiomektomiMiomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus.2. HisterektomiHisterektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya merupakan tindakanterpilih. Tindakan ini terbaik untuk wanita berumur lebih dari 40 tahun dantidak menghendaki anak lagi.

II.2.7Komplikasi1. Degenerasi GanasKeganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan histology uterus yang telah diangkat. Kecurigaan akan keganasan uterus apabila mioma uteri cepat membesar dan apabila terjadi pembesaran sarang mioma dalam menopause.2. Torsi (Putaran Tangkai)Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah syndrome abdomen akut.

FOLLOW UP Tanggal/JamSOAP

08-01-201505.30Pasien merasakan mulas dan panas di perutnyaKU: baikKes: CMTD: 172/124N: 100x/mntRR: 21x/mntS: 34,7oCKistoma ovariiPro-op laparotomy-oophorektomi

09-01-201505.35Sedikit pusingKU: baikKes: CMTD: 161/99N: 129x/mntRR: 21x/mntS: 35,3oCKistoma ovariiPro-op laparotomy-oophorektomi

10-01-201506.00Pusing dan batuk sesekaliKU: baikKes: CMTD: 113/86N: 118x/mntRR: 22x/mntS: 36,3oCKistoma ovariiPro-op laparotomy-oophorektomi

11-01-201506.00Susah tidur, mualKU: baikKes: CMTD: 143/103N: 112x/mntRR: 20x/mntS: 35,6oCKistoma ovariiPro-op laparotomy-oophorektomi Antacid tab

12-01-201506.00Pusing KU: baikKes: CMTD: 130/90N: 84x/mntRR: 20x/mntS: 36oCKistoma ovarii

13-01-201505.30Tidak ada keluhanKU: baikKes: CMTD: 120/80N: 84x/mntRR: 20x/mntS: 36,6oCKistoma ovariiPro-op laparotomy-oophorektomi

14-01-201505.35Batuk KU: baikKes: CMTD: 110/70N: 72x/mntRR: 21x/mntS: 35,8oCKistoma ovarii sinistraPost-Op oophorektomi sinistra H+0

15-01-201505.35

Nyeri jahitanSudah flatusSedikit pusingSudah bisa bergerak-bergeserKU: baikKes: CMTD: 100/70N: 72x/mntRR: 21x/mntS: 36oCKistoma ovarii sinistraPost-Op oophorektomi sinistra H+1

16-01-201506.00Nyeri bekas jahitanAgak pilekSudah bisa miring-miring dan dudukKU: baikKes: CMTD: 110/80N: 74x/mntRR: 18x/mntS: 35,6oCKistoma ovarii sinistraPost-Op oophorektomi sinistra H+2

17-01-201505.30

Nyeri bekas jahitanPilekKunang-kunangSudah bisa berjalanKU: baikKes: CMTD: 120/80N: 66x/mntRR: 22x/mntS: 35,8oCKistoma ovarii sinistraPost-Op oophorektomi sinistra H+3Rencana pulang

BAB IIIPEMBAHASAN KASUSAnamnesis Nyeri perut bawah. Nyeri dirasakan memberat saat haid dan menghilang setelah haid. Dismenorea, nyeri perut bagian bawah serta nyeri pinggang ditemukan pada sekitar 65% wanita dan sering sulit dibedakan antara mioma uteri dengan endometriosis. Nyeri yang disebabkan myoma uteri disebabkan karena gangguan sirkulasi darah pada myoma, peradangan, degenerasi akibat oklusi vaskuler, infeksi, torsi dari myoma yang bertangkai maupun akibat kontraksi miometrium yang disebabkan myoma subserosum. Tumor yang besar dapat mengisi rongga pelvik dan menekan bagian tulang pelvik yang dapat menekan saraf sehingga menyebabkan rasa nyeri yang menyebar ke bagian punggung dan ekstremitas inferior. Nyeri juga bisa timbul pada kista jika kista tersebut terpuntir. Siklus haid menjadi tidak teratur. sering perdarahan banyak diluar tanggal haid biasanya. Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah hipermenore, menoragia dan dapat juga terjadi metroragia. Perdarahan abnormal ini terjadi pada 30% pasien myoma uteri dan perdarahan abnormal ini dapat menyebabkan anemia. Pada myoma uteri, gangguan siklus haid yang terjadi adalah menoragia yaitu interval teratur namun jumlah darah haid lebih dari normal. Selain itu dapat juga terjadi metroragia yaitu interval tidak teratur dengan jumlah darah dan durasi lebih dari normal . Os tidak merasa ada benjolan diperutnya dan pasien tidak merasakan perutnya membesar, kemungkinan bila terdapat mioma uteri atau kista ovarium, maka ukurannya masih kecil sehinga tidak teraba oleh pasien. Saat ini pasien belum hamil, Infertilitas ditemukan pada 27-55% wanita dengan myoma. Penyebab myoma infertilitas adalah : obstruksi mekanik serviks dan tuba, perubahan bentuk kavum uteri (penambahan panjang uterus), iritasi myoma akibat perubahan degenerasi, kontraktilitas uterus terganggu, gangguan vaskularisasi endometrium, dan gangguan endokrinologi endometrium. Dilakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan ada atau tidaknya massa intraabdomen seperti mioma atau kista.Pemeriksaan FisikTidak ada nyeri tekan dan tidak teraba massa intraabdomen belum dapat menyingkirkan adanya kelainan sehingga dilakukan pemeriksaan penunjang dengan menggunakan USG.Pemeriksaan USGDidapatkan gambaran kista ovarium sinistra dan mioma uteri.Diagnosis P0A0 dengan Kistoma ovarii dan Mioma uteriPenatalaksanaanPro laparotomy kistektomiPada tanggal 14 Januari 2014 dilakukan prosedur laparotomi oophorektomi sinistra, terlihat kista berwarna putih kemerahan berukuran 5x5cm, saat pengangkatan kista pecah dan mengeluarkan cairan berwarna kecoklatan. Kemudian kista dikirim untuk dilakukan pemeriksaan patologi anatomi. Pada pasien Ny.S tidak dilakukan pengangkatan miom dikarenakan pasien tidak setuju dan pasien ingin hamil.

DAFTAR PUSTAKACunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hauth JC, Wenstrom KD. Obstetri Williams Edisi ke-21 Vol. 2. Jakarta : ECG; 2004. p. 934, 1035-7.

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran. Jilid I. Jakarta :Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.p. 388-9.

Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan GinekologiIndonesia; 2006. p.130.

Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC hal :104.

Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu KandunganEdisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2005: 345-346.

Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 346 362.

1