Transcript
Page 1: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

ILUSTRASI KASUS

II.1 IDENTITAS PASIEN

Nama                           : Tn. S

Usia                             : 38 tahun

Jenis Kelamin              :Laki-laki

Agama                         : Islam

Pekerjaan                     :Buruh

Alamat                        :Randurancang 20/6 Sukorejo Suruh Banyubiru Kab.

Semarang

Masuk RS                  : 30 November 2015, 14:33 WIB

Bangsal Perawatan     : Melati

Nomor RM                 : 091226

II.2 ANAMNESISDilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 1 Desember 2015 pukul 07.00 WIB

Keluhan Utama

Kejang saat 3 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan keluhan kejang ± 3 jam yang

lalu. Keluarga pasien mengatakan, kejang sudah yang ke enam kalinya. Lama kejang

30 menit dengan mata mendelik ke atas, posisi tangan ditekuk kaku, mulut tidak

mengeluarkan busa. Menurut pengakuan pasien, sebelum kejadian pasien hanya

merasa mual dan sakit kepala lalu pasien tidak mengetahui kejadian setelahnya.

Keluarga pasien mengatakan saat kejang pasien tidak bisa diajak bicara dan setelah

kejang pasien mengeluhkan pusing.

± sejak 2 tahun terakhir, pasien sering merasakan sakit kepala namun tidak

dihiraukan oleh pasien. Saat itu pasien mengaku hanya membeli obat sakit kepala di

1

Page 2: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

warung dan beristirahat sehingga keluhan sakit kepala berkurang. Saat itu pasien

tidak pergi ke klinik atau rumah sakit.

± 7 bulan yang lalu pasien merasakan pendengaran pasien mulai terganggu.

Pasien sering merasakan bunyi berdenging pada telinga kanan dan pendengaran

mulai tidak jelas juga berkurang pada telinga kanan. 2 bulan kemudian pasien

mengeluhkan penglihatannya buram, pasien mengaku saat mata kanan pasien ditutup

penglihatan lebih jelas. Saat ini pasien mengatakan bila melihat dengan menggunakan

kedua mata biasa pasien merasa penglihatannya buram dan ganda. Pasien mengaku

gangguan pendengaran dan penglihatan pada pasien memperparah sakit kepala

pasien.

± 5 bulan yang lalu pasien mulai merasakan pada leher bagian kanan pasien

muncul benjolan kecil. Benjolan tidak nyeri, keras dan bisa digerakkan. Semakin

lama pasien merasakan benjolan bertambah besar. Pasien juga mengeluhkan semakin

lama mulutnya tersasa kaku, sehingga sulit untuk berbicara dengan jelas dan makan

ataupun minum. Sehingga pasien memutuskan untuk memeriksakan ke dokter.

Menurut pengakuan keluarga pasien setelah dilakukan pemeriksaan CT-Scan kepala,

terdapat tumor pada kepala pasien. Pada saat itu, dokter yang menangani pasien

menyarankan pasien untuk operasi, namun pasien dan keluarga pasien menolak dan

pulang kerumah.

± 1 minggu yang lalu pasien merasakan mual setiap kali memakan makanan

atau meminum sesuatu, sehingga pasien tidak nafsu makan. Pasien merasakan lemas

dan sakit kepala. 3 hari yang lalu keluhan pasien semakin memberat. Pasien masih

merasakan mual, muntah setiap kali pasien makan atau minum, sakit kepala dan

lemas. 2 hari yang lalu menurut ibu pasien, pasien tiba-tiba kejang. Kejang pertama

terjadi tiba-tiba saat pasien sedang duduk. Lama kejang 30 menit dengan mata

mendelik ke atas, posisi tangan ditekuk kaku, mulut tidak mengeluarkan busa.

Kurang lebih 3 jam setelah kejang pertama, kejang kedua terjadi. Lama kejang dan

tipe kejang sama dengan kejang pertama. Sampai 1 hari sebelum masuk rumah sakit

pada pagi hari pasien kembali kejang sampai akhirnya keluarga pasien memutuskan

untuk membawa pasien ke IGD RSUD Ambarawa setelah terjadi kejang ke 6. Setiba

2

Page 3: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

di IGD, pasien sudah tidak kejang dengan keadaan lemas, sakit kepala sebelah kanan

(+), pusing (+), mual (+), muntah (-), mulut kaku (+), gangguan pendengaran (+),

gangguan penglihatan (+), benjolan pada leher kanan (+).

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat keluhan serupa           : disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi  : disangkal

Riwayat penyakit gula              : disangkal

Riwayat trauma/terjatuh           : disangkal

Riwayat tumor                          : 4 bulan lalu ke dokter dan di diagnosa tumor otak

Riwayat operasi                        : disangkal

Riwayat kejang                  : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat keluhan serupa           : disangkal

Riwayat tekanan darah tinggi  : disangkal

Riwayat penyakit gula              : disangkal

Riwayat tumor : disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien bekerja sebagai buruh bangunan di jakarta. Jam kerja pasien tidak

menentu, sehingga waktu untuk beristirahat tidak teratur. Pasien merokok 1 bungkus

sehari namun ± 7 bulan terakhir sudah berhenti. Riwayat meminum minuman keras

disangkal.

Anamnesis Sistem

Sistem serebrospinal                 : kejang (+), sakit kepala (+), pusing (+)

Sistem kardiovaskular              : tidak ada keluhan

Sistem respirasi                         : tidak ada keluhan

Sistem gastrointestinal              : mual (+), muntah (+)

3

Page 4: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Sistem muskuloskeletal            : tidak ada keluhan

Sistem integumen                     : tidak ada keluhan

Sistem urogenital                      : tidak ada keluhan

Sistem lainnya : gangguan pendengaran (+) gangguan penglihatan (+)

II.3 RESUME ANAMNESISSeorang pasien laki-laki usia 38 tahun dengan keluhan kejang saat 3 jam

SMRS yang terjadi secara tiba-tiba, sebelum kejadian pasien mengaku merasa mual

dan sakit kepala setelah itu pasien tidak mengingat kejadian setelahnya. Pasien

mengaku merasakan pusing setelah itu. Pasien dibawa ke IGD RSUD Ambarawa

setelah kejang ke 6. Sejak 2 tahun yang lalu pasien mengeluhkan sering sakit kepala

dan pusing namun tidak dihiraukan. 7 bulan yang lalu pasien merasakan telinganya

sering berdenging dan adanya gangguan pendengaran, setelah itu pasien merasakan

gangguan penglihatan. 4 bulan yang lalu pasien mengeluhkan adanya benjolan pada

leher sebelah kanan dan mulut terasa kaku. 1 minggu terakhir pasien mengeluhkan

adanya mual muntah saat makan dan minum dan 2 hari sebelum masuk rumah sakit

pasien mengalami kejang. Setiba di IGD, pasien sudah tidak kejang dengan keadaan

lemas, sakit kepala sebelah kanan (+), pusing (+), mual (+), muntah (-), mulut kaku

(+), gangguan pendengaran (+), gangguan penglihatan (+), benjolan pada leher kanan

(+).

II.4 DISKUSI 1Dari anamnesis tersebut didapatkan seorang pasien laki-laki berusia 38 tahun

dengan keluhan kejang.

Kejang merupakan masalah neurologis yang diakibatkan oleh lepas muatan

paroksismal yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang sangat mudah terpicu

(fokus kejang) sehingga mengganggu fungsi otak normal. Faktor resiko kejang adalah

trauma, infeksi, kelainan vaskular dan tumor. Pada pasien ini riwayat trauma, infeksi

dan kelainan vaskular disangkal. Dari anamnesa didapatkan riwayat tumor pada

pasien yang mengarah kejang pasien disebabkan oleh tumor. Dari pengakuan pasien

dan keluarga pasien, telah dilakukan CT-scan namun karena tidak bisa menunjukkan

4

Page 5: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

hasil CT-scan pasien tersebut, maka belum bisa dipastikan diagnosis tumor pada

pasien.

II.5 DIAGNOSA SEMENTARADiagnosis klinis        : kejang, sakit kepala, pusing berputar, gangguan pendengaran,

gangguan penglihatan, sesak, mual, muntah

Diagnosis topis         : pons, mesensefalon

Diagnosis etiologis   : suspek tumor intrakranial

II.6 PEMERIKSAAN FISIK(Dilakukan pada tanggal 01 Desember 2015 pukul 06.30 WIB)

Status Generalis

Keadaan umum      : tampak sakit sedang

Kesadaran              : compos mentis / GCS E4V5M6

Tanda vital

Tekanan darah       : 130/90 mmHg

Nadi                       : 78 x/menit

Pernapasan             : 22 x/menit

Suhu                       : 36.5 oC

Kepala                    : normocephal, konjungtiva anemis -/- injeksi siliar +/-, sklera

ikterik -/-, pupil bulat isokor 3 mm/3 mm, RCL +/+, RCTL +/+,

refleks kornea +/+

Leher                      : teraba benojalan pada leher kanan dengan ukuran 6 cm x 6 cm,

konsistensi keras, imobile, nyeri tekan tidak ada.

Thoraks                  : normochest, simetris, pulmo VBS +/+ normal, rhonki -/-,

wheezing -/-, cor S1-S2 normal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen               : datar, BU (+) normal, supel, nyeri tekan 9 regio (-), hepatomegali

(-)

Urogenital              : tidak diperiksa

Ekstremitas            : akral hangat, CRT <2 detik, edema (-), sianosis (-), lihat status

neurologis

5

Page 6: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

 

Status Neurologis

Sikap tubuh            : lurus dan simetris

Gerakan abnormal  : tidak ada

Nervus kranialis

NERVUS PEMERIKSAAN KANAN KIRI

N. I Olfaktorius Daya penghidu N N

N. II Optikus

Daya penglihatan Buram N

Penglihatan warna Buram N

Lapang pandang Terbatas N

N. III Okulomotorius

Ptosis – –

Gerakan mata ke medial N N

Gerakan mata ke atas N N

Gerakan mata ke bawah N N

Ukuran pupil 3 mm 3 mm

Refleks cahaya langsung N N

Refleks cahaya konsensuil N N

Strabismus divergen – –

N. IV Trokhlearis

Gerakan mata ke lateral bawah – N

Strabismus konvergen – –

Menggigit N N

Membuka mulut Terbatas

N. V Trigeminus

Sensibilitas muka Berkurang N

Refleks kornea N N

Trismus – –

N. VI AbdusensGerakan mata ke lateral N N

Strabismus konvergen – –

N. VII Fasialis Kedipan mata – N

6

Page 7: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Lipatan nasolabial – N

Sudut mulut Deviasi ke kiri

Mengerutkan dahi – N

Menutup mata – N

Meringis Deviasi ke kiri

Menggembungkan pipi – N

Daya kecap lidah 2/3 depan Sulit dinilai

N. VIII Vestibulo-kokhlearis

Mendengar suara berbisik – N

Mendengar detik arloji – N

Tes Rinne Tidak dilakukan(keterbatasan alat)

NMiring ke arah kanan

N

Tes Schwabach

Tes WeberTes RombergStepping TestPast Pointing

N. IX Glossofaringeus

Arkus faring Sulit dinilai

Daya kecap lidah 1/3 belakang Sulit dinilai

Refleks muntah Normal

Sengau –

Tersedak –

N. X Vagus

Denyut nadi 72 x/menit, reguler, kuat angkat

Arkus faring Sulit dinilai

Bersuara Tidak jelas

Menelan Normal

N. XI Aksessorius

Memalingkan kepala N N

Sikap bahu N N

Mengangkat bahu N N

Trofi otot bahu N N

N. XII Hipoglossus Sikap lidah Sulit dinilai

7

Page 8: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Artikulasi Sulit dinilai

Tremor lidah Sulit dinilai

Menjulurkan lidah Sulit dinilai

Trofi otot lidah – –

Fasikulasi lidah Sulit dinilai

Ekstremitas

G

B B

K

5 5

Tn

N N

Tr

Eu Eu

B B 5 5 N N Eu Eu

RF

+ +

RP

– –

Cl+ + – – -

Pemeriksaan Meningeal :

Kaku kuduk : negatif

Brudzinski I : negatif

Brudzinski II : negatif

Laseque : negatif

Kernig : negatif

II.7 PEMERIKSAAN PENUNJANGLaboratorium

(Dilakukan pada tanggal 01 Desember 2015 pukul 11.11 WIB)

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

Hematologi

Hemoglobin 13.7 g/dl 13.5 – 17.5

Leukosit 7.7 ribu 4 – 10

Eritrosit 4.28 juta 4.5 – 5.8

8

Page 9: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Hematokrit 38.7 % 40 – 50

Trombosit 363 ribu 150 – 400

Kimia Klinik

Glukosa puasa 131 mg/dl 82 – 115

SGOT 14 U/L 0 – 50

SGPT 17 IU/L 0 – 50

Ureum 48.2 mg/dl 10 – 50

Kreatinin 1.03 mg/dl 0.62 – 1.1

Asam urat 12.28 mg/dl 2 – 7

Total Protein 6,87 mg/dl 0,62-1,1

Albumin 3,37 g/dl 3,4-4,8

Globulin 3,60 g/dl 2,0-4,0

Kolesterol 243 mg/dl

<200 dianjurkan; 200 – 239 risiko sedang; ≥240 risiko tinggi

HDL-kolesterol 45 mg/dl 26 – 63

LDL-kolesterol 174 mg/dl <150

Trigliserida 121 mg/dl 70 – 140

Rontgen Vertebro-Lumbo-Sakral AP/Lateral

(Dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2015 pukul 12.35)

9

Page 10: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Kesan:

10

Page 11: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Mengarah gambaran acustic neuroma (schwanoma) dengan gambaran

sinusitis ethmoidalis dan sphenoidalis, dd/ infiltrasi massa dengan gambaran

air cellulae mastoidea yang menghilang

Tak tampak tanda-tanda peningkatan TIK

Tak tampak herniasi subfalcin maupun transtentorial

II.8 DISKUSI 2

Pada pasien ini ditemukan gambaran tumor intrakranial yaitu tumor neuroma

akustik yang sudah membesar yang mengenai cerebellopontin angle dan lobus

temporalis dekstra. Berdasarkan progresivitas perjalanan penyakit pasien, 2 tahun

terakhir mengeluhkan adanya sakit kepala yang berulang kemungkinan gelaja ini

merupakan gejala awal dari perjalanan penyakit, dimana asal dari tumor di kanalis

auditoris interna atau bagian lateral cerebellopontin angle sehingga apabila ada tumor

atau neoplasma pada kranial maka akan mendesak dan menyebabkan gangguan fungi

otak yang terkena. Khas pada tumor neuroma akustik adalah gangguan pendengaran

yang mengenai nervus kranial ke 8 (vestibulokoklearis). Berdasarkan letak anatomi

dari letak inti atau nukleus nervus kranial maka jika terdapat tumor atau neoplasma

akan mengenai nervus kranial disekitarnya. Pada pasien ini dari hasil CT-sacan

didapatkan tumor sudah mendesak ke bagian depan sehingga mengenai nervus

kranial ke 2,4,5,7,8.

II.8.1 Tumor Otak

Tumor atau neoplasma adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang

disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Tumor atau neoplasma pada otak terdapat

pada sistem saraf pusat (SSP) mencangkup yang berasal dari otak, medulla spinalis

atau meningen serta tumor metastatik yang berasal dari tempat lain. Tumor

intrakrainial (termasuk lesi desak ruang) bersifat jinak maupun ganas, dan timbul

dalam otak, meningen dan tengkorak. Tumor otak dapat berasal dari jaringan

neuronal, jaringan otak penyokong, sistem retikoendotelial, lapisan otak dan jaringan

perkembangan residual atau dapat bermetastasis dari karsinoma sistemik. Penyebab

11

Page 12: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

tumor hingga kini belum dapat diketahui dengan pasti, walaupun banyak penelitian

yang sudah dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau adalah herediter,

sisa-sisa sel embrional, radiasi, virus dan subtansi karsinogenik.

Kelainan yang ditimbulkan dari tumor intrakranial dapat berbeda sesuai

dengan letak lesi tumor, yaitu :

LETAK LESI KELAINAN / GEJALALobus frontal Perubahan kepribadian

Bila tumor menekan jaras motorik hemiparese kontralateral, kejang fokal

Bila menekan permukaan media incontinentia Bila tumor terletak pada basisi frontal syndrom foster

kennedy Pada lobus dominan afasia

Lobus Parietal Gejala modalitas sensori kortikal hemianopsi homonim Dekat dengan area motorik kejang fokal Dekat girus angularis syndrom gerstmann’s

Lobus temporal Menimbulkan gejala hemianopsi, bangkitan psikomotor yang didahului dengan aura atau halusinasi

Letak tumor lebih dalam afasia dan hemiparese Terletak disekitar ganglia basalis gejala

choreoathetosis, parkinsonismLobus oksipital Menimbulkan bangkitan kejang yang didahukui oleh

gangguan penglihatan Gagngguan penglihatan bersifat quadranopia

hemianopsiaVentrikel III Tomor biasanya bertangkai pergerakan kepala obstruksi

dari cairan LCS peningkatan TIK secara mendadak nyeri kepala, penglihatan kabur, penurunan kesadaran

Cerebellopontin angle Tersering berasal dari N. VIII (acustic neuroma) Gejala awal gangguan pendengaran khas Gejala lain timbul bila tumor membesar dan keluar dari

daerah cerebelloponin angleHipotalamus Gejala TIK akibat oklusi dari foramen monroe

Gangguan fungsi hipotalamus gangguan perkembangan seksual pada anak, amenorrhea, dwarfism, gangguan cairan dan elektrolit, bangkitan kejang

Cerebelum Gangguan berjalan Gejala TIK cepat terjadi papil edema Nyeri kepala khas di daerah oksipital yang menjalar ke

leher dan spasme dari otot-otot servikalFossa Posterior Gangguan berjalan, nyeri kepala, muntah, nistagmus biasanya

gejala awal dari medullablastoma

12

Page 13: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Pada pasien ini letak tumor terdapat pada cerebellopontin angle dengan batas

yang tidak tegas yang mengenai lobus temporalis dekstra. Pada tumor neuroma

akustik, tumor biasanya muncul dari bagian medial kanalis auditori internus atau

lateral cerebellopontin angle (CPA). Pada pasien ini berdasarkan gejala klinis tumor

muncul dari bagian medial kanalis auditori internus yang menyebabkan gejala

gangguan pendengaran unilateral, tinitus dan vertigo. Semakin lama progresivitas

tumor membesar dan menekan daerah depan dan atas dari kanalis auditorius internus

yaitu saraf kranialis 2, 4, 5 dan 7 yang menimbulkan gejala pendengaran semakin

memburuk, penglihatan buram dan ganda, saat membuka mulut terbatas, sensibilitas

muka bagian kanan menurun, kedipan mata kanan berkurang, sudut mulut deviasi ke

arah kiri (berlawanan/arah yang sehat). Didapatkan juga mual dan muntah yang

kemungkinan pada pasien ini diakibatkan tumor mendesak batang otak dimana

terdapat refleks muntah.

II.8.2 Neuroma Akustik

Definisi

Neuroma Akustik yang sekarang disebut Vestibular Schwannoma, adalah

tumor jinak dari nervus vestibulokoklearis yang muncul di bagian medial kanalis

auditori internus atau lateral cerebellopontine angle (CPA)

Neuroma akustik merupakan 6-8% dari semua tumor intrakranial dan

sekitar 85% dari seluruh tumor yang lokasinya di sudut serebelopontin. Di

Amerika Serikat,insidensinya 1/100.000 populasi, dan setiap tahunnya ditemukan

200-300 kasus baru. Neuroma akustik ditemukan dalam dua bentuk yaitu

sporadik atau herediter. Sebanyak 95% kasus ditemukan sporadik unilateral dan

5% bersifat diturunkan dan berhubungan dengan Neurofibromatosis tipe 2.

Sebutan yang tepat untuk tumor ini ialah vestibular schwannoma karena

berasal dari sel schwann, yang melapisi bagian vestibuler dari nervus VIII. Tetapi

karena nervus VIII mempunyai 2 bagian, yaitu bagian akustik (pendengaran) dan

13

Page 14: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

bagian vestibuler (keseimbangan) serta karena tumor ini jenis jinak (neuroma),

maka sebutan neuroma akustik lebih sering digunakan.

Neuroma akustik tumbuh di dalam kanalis auditorik internal yang

kemudian meluas ke daerah sudut serebelopontin (CPA), sehingga dapat

mengenai nervus VIII. Gejala yang paling sering ditemukan adalah hilangnya

pendengaran pada satu telinga. Dengan bertambahnya ukuran tumor, tumor ini

dapat menimbulkan gejala-gejala akibat kompresi struktur penting lain di

sekitarnya, seperti saraf kranial yang berdekatan, serebelum dan batang otak.

Anatomi

Cerebellopontine angle (CPA) adalah ruang potensial berbentuk irregular

pada fosa posterior otak. Batas anteriornya adalah permukaan posterior tulang

temporal dan batas posteriornya adalah permukaan anterior serebelum. Batas

medial dibentuk oleh inferior olive dan batas superior adalah pinggir inferior pons

dan pedunkel serebelar. Serebelar tonsil membentuk batas inferior. Saraf kranial

ke tujuh dan ke delapan mengarah ke superior dan ke lateral menuju kanalis

auditori internus, dibungkus oleh jaringan arachnoid. Di bagian superior saraf ke

lima dapat dilihat, dengan saraf kesembilan, sepuluh dan sebelas berada di bagian

inferior. Struktur penting lainnya adalah flokulus, celah lateral dari ventrikel

empat (foramen Luschka) dan arteri serebelar anterior inferior. Lengkungan arteri

serebelar anterior inferior meluas ke dalam kanalis auditori internus pada 40%

spesimen. Arteri labirintin biasanya merupakan cabang dari arteri serebelar

anterior inferior. End arteri ini mensuplai koklea dan labirin. Saraf ke tujuh dan

ke delapan terbungkus oleh jaringan glial di intrakranial. Sel Schwann di sekitar

saraf ini bermula pada kanalis auditori internus, dekat porus. Glial schwann

junction disebut juga Obersteiner-Redlich zone. Ganglion Vestibularis (Ganglion

Scarpa) berada dekat midportion kanalis auditori internus.

14

Page 15: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Gambar 1. Potongan aksial tengkorak melalui level kanalis auditori internus

dan cerebellopontine angle.

Sedangkan berdasarkan lokasi dan ekspansi ke struktur sekitarnya,

neuroma akustik dibedakan atas 4 stadium: stadium pertama ialah

intrakanalikular yaitu tumor yang terletak di dalam kanalis auditori internal,

yang kedua ialah cisternal yaitu tumor yang meluas keluar kanalis auditori

interna, sedangkan yang ketiga ialah compressive yakni tumor mendesak

serebelum atau batang otak, serta yang keempat ialah hydrocephalus yaitu

tumor yang telah mengobstruksi aliran likuor di daerah ventrikelI. stadium

intrakanalikular memberikan gejala gangguan pendengaran, tinnitus, dan

disfungsi vestibuler. Bila tumor tumbuh di CPA, gangguan pendengaran

memburuk dan muncul disequilibrium. Bila tumor menekan batang otak, saraf

kranial kelima akan terlibat (midface hypesthesia). Bila kompresi lebih luas

lagi, muncul hydrocephalus, menyebabkan sakit kepala dan gangguan

penglihatan.

Sistem keseimbangan pada manusia terdiri dari 3 komponen:

apparatus sensori perifer, prosesor sentral, dan mekanisme untuk motoric

output. Aparatus perifer ialah gabungan dari beberapa gerakan sensorik yang

mengirim informasi ke system saraf pusat, yaitu nucleus vestibuler kompleks

dan serebelum, tentang gerakan angular kepala dan akselerasi linear.

15

Page 16: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Fisiologi

Sistem vestibuler terdiri dari labirin (utrikulus, sakulus dan tiga kanalis

semisirkularis) dan saraf vestibularis.Sedangkan sistem auditoris terdiri dari

koklea yang mengandung organ korti, dan saraf koklearis. Proses perifer dari

neuron sensorik primer nervus VIII ini berlangsung mulai dari reseptor

sensorik yang terdapat di koklea dan sistem vestibuler menuju badan sel di

dalam koklea dan bagian basal kanalis semisirkularis yang kemudian

membentuk ganglion spiral dan vestibularis. Selanjutnya saraf koklearis dan

saraf vestibularis membentuk nervus VIII (nervus vestibulokoklearis)

yangmenghantarkan proses sentral melalui meatus/kanalis auditori internal,

berjalan bersama-sama dengan nervus VII, kemudian masuk ke batang otak

pada perbatasan medula oblongata dan pons tepat di lateral nervus VII.

Neuroma akustik merupakan tumor jinak nervus VIII dari komponen

vestibular divisi superior yang disebabkan adanya produksi berlebihan dari sel

schwan.Sel schwan ini merupakan lapisan sel yang fungsinya sebagai

pembungkus saraf dan sumber nutrisi saraf tersebut.Tumbuh pada tempat

dimana selubung saraf pusat (jaringan glial) dan selubung saraf perifer (sel

Schwan) bertemu di dalam kanalis auditori internal. Lokasi ini disebut zona

Obersteiner-Redlich yang lokasinya 8-12 mm disebelah distal batang otak.

Dilihat dari asalnya, neuroma akustik sebenarnya bukanlah suatu ”neuroma”

karena bukan suatu neoplasia sel saraf tetapi berasal dari sel schwan yang

membungkus N.VIII. Juga istilah ”akustik” pada neuroma akustik tidaklah

tepat karena ternyata berasal dari komponen vestibular dari N.VIII. Sehingga

istilah yang tepat adalah vestibular schwannoma.

Informasi yang berguna untuk alat keseimbangan tubuh akan

ditangkap oleh respetor vestibuler visual dan propioseptik. Dan ketiga jenis

reseptor tersebut, reseptor vestibuler yang punya kontribusi paling besar, yaitu

lebih dari 50% disusul kemudian reseptor visual dan yang paling kecil

konstibusinya adalah propioseptik.

16

Page 17: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Arus informasi berlangusng intensif bila ada gerakan atau perubahan

gerakan dari kepala atau tubuh, akibat gerakan ini menimbulkan perpindahan

cairan endolimfe di labirin dan selanjutnya bulu (cilia) dari sel rambut ( hair

cells) akan menekuk. Tekukan bulu menyebabkan permeabilitas membran sel

berubah sehingga ion Kalsium menerobos masuk kedalam sel (influx). Influx

Ca akan menyebabkan terjadinya depolarisasi dan juga merangsang pelepasan

NT eksitator (dalam hal ini glutamat) yang selanjutnya akan meneruskan

impul sensoris ini lewat saraf aferen (vestibularis) ke pusat-pusat alat

keseimbangan tubuh di otak.

Pusat Integrasi alat keseimbangan tubuh pertama diduga di inti

vertibularis menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan

vestibuler.Serebellum selain merupakan pusat integrasi kedua juga diduga

merupakan pusat komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan

informasi gerakan yang sudah lewat, oleh karena memori gerakan yang

pernah dialami masa lalu diduga tersimpan di vestibuloserebeli. Selain

serebellum, informasi tentang gerakan juga tersimpan di pusat memori

prefrontal korteks serebri

Insidensi

Neuroma akustik sebanyak 95% ditemukan unilateral dan sporadik,

biasanya terjadi pada usia pertengahan, rata-rata usia 40-50 tahun. Sedangkan

neuroma akustik yang diturunkan insidensinya jarang yaitu sekitar 5%.

Neuroma akustik jenis ini berhubungan dengan Neurofibromatosis tipe 2 dan

harus dicurigai pada pasien dengan usia muda dan terdapat riwayat keluarga

yang memiliki tumor neural. Seperti pada pasien ini, usianya tergolong muda

yaitu 24 tahun, sehingga perlu dipikirkan kemungkinan suatu NF tipe 2,

meskipun tidak ditemukan riwayat keluarga yang menderita tumor neural.

Tuli sensorineural dapat terjadi pada 20% pasien dengan vestibular

schwannoma 12, namun hanya 1% pasien dengan tuli sensorineural yang

mepmpunyai vestibular schwannoma. 50% pasien dengan vestibular

schwannoma dan tuli sensorineural dapat sembuh spontan.

17

Page 18: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Tinitus merupakan gejala kedua yang umum ditemui pada vestibuler

schwannoma dan dapat terjadi dalam berbagai variasi. Dapat terjadi tanpa

gangguan pendegngaran, dan dapat dideskripsikan sebagai suara keras, bunyi

berdenging, atau suara berbisik, serta dapat terjadi pada telinga yang tidak

terkena lesi tumor. Sehingga seseorang dengan gangguan pendengaran

unilateral, harus dievaluasi dengan audiogram.

Keluhan gangguan keseimbangan terdapat pada 36-50% pasien dan

dideskripsikan sebagai perasaan yang melayang. Vertigo terjadi pada sekitar

27% pasien dan biasanya dihubungkan dengan massa tumor yang lebih kecil.

Hipestesia area wajah hanya terdapat pada 4% pasien dan dihubungkan

dengan massa tumor yang lebih besar (>2cm) serta biasanya pertama kali

mengenai cabang maksilaris dari nervus V. Reflek kornea biasanya

merupakan gejala pertama ular schwannoma. Dan bila ada, biasanya

merupakan tumor jenis lain. Keluhan pada mata biasanya jarang, dan dapat

bervariasi.

Patogenesis

Gejala klinis yang timbul pada neuroma akustik disebabkan karena

kompresi komponen koklear dari nervus VIII yang berlangsung progresif

lambat.Terdapat triasgejala yang khas pada neuroma akustik yaitu tuli

sensorineural ipsilateral, tinitus dan gangguan keseimbangan. Pada 95%

pasien menunjukkan gejala awal berupa gangguan pendengaran unilateral

pada sisi lesi, terutama untuk diskriminasipercakapan.Karena melibatkan

sistem vestibularis dapat terjadi nistagmus. Gejala serebelar seperti ataxia dan

gangguan gait dapat terjadi pada ukuran tumor yang besar yang mendorong

serebelum. Juga dapat timbul gejala akibat kompresi nervus V berupa

hipestesi wajah dan menurunnya refleks kornea. Bila tumor cukup besar

mengisi daerah sudut serebelopontin dapat menyebabkan blok aliran likuor

menyebabkan tanda-tandapeningkatan tekanan intrakranial berupa nyeri

kepala, muntah dan papiledema. Karenalokasinya yang berdekatan dengan

18

Page 19: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

N.VII maka dapat timbul gejala kelemahan otot-otot wajah dan gangguan

pengecapan pada 2/3 anterior lidah, tetapi hal ini jarang terjadi.

Diagnosis

Anamnensis

Gejala khas Vestibular Schwannoma yang klasik adalah tuli

sensorineural asimetris progresif, tinitus dan gangguan keseimbangan

(disequilibrium), klinisi harus waspada sebab lesi ini dapat muncul dengan

berbagai macam gejala atau simptom. Gejala klinis Vestibular Schwannoma

tergantung pertumbuhan dan ukuran tumor. Tumor intrakanalikular memberi

gejala gangguan pendengaran, tinitus, disfungsi vestibular (termasuk vertigo).

Bila tumor tumbuh di CPA, gangguan pendengaran memburuk dan muncul

disequilibrium. Bila tumor menekan batang otak, saraf kranial kelima akan

terlibat (midface hypesthesia). Bila kompresi lebih luas lagi, muncul

hydrocephalus, menyebabkan sakit kepala dan gangguan penglihatan. Gejala

klinis yang ditemukan bergantung pada jenis dan ukuran neoplasma yang

timbul. Gejala yang paling sering muncul pada tumor CPA ialah tuli

sensorineural (26%) serta tinitus (66%).

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik keadaan umum telinga, hidung, tenggorok yang

diperlukan untuk mengetahui sejauh mana struktur yang terlibat. Pemeriksaan

neurotologi yang lengkap diperlukan untuk mendiagnosis letak kelainan yang

terjadi pada saraf kranial.

Pemeriksaaan Penunjang

CT

MRI

Pemeriksaan Histopatologi

Audiologi

Penatalaksaan

Penatalaksanaan neuroma akustik tergantung pada beberapa faktor:

ukuran tumor, gejala, umur pasien dan harapan hidup. Tujuan utamanya

19

Page 20: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

adalah kontrol tumor, yaitu untuk mencegah pertumbuhan tumor. Pengobatan

sekunder bertujuan untuk mengurangi gejala dan meminimalkan komplikasi.

Secara tradisional outcome yang diinginkan adalah menyelamatkan fungsi

pendengaran dan saraf fasialis.

II.9 DIAGNOSA AKHIR

Diagnosis klinis        : kejang, sakit kepala, pusing berputar, sesak, mual, muntahDiagnosis topis         : acustic neuroma (schwanoma) dengan gambaran sinusitis

ethmoidalis dan sphenoidalis.Diagnosis etiologis   : tumor intrakranialDiagnosis tambahan : iritasi nervus II, IV, V, VII

II.10 PENATALAKSANAAN

IVFD RL 20 tetes/menit Injeksi Citicolin 2x500 mg IV Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp IV Injeksi Metilcobalamin 1 x 1 amp IV Injeksi Dexametason 3x1 amp IV Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr IV Injeksi Phenitoin 2x100 Konsul THT

II.11 DISKUSI 3

Pada pasien ini diberikan obat neuroprotektor yaitu citicolin. Citicolin

merupakan asam nukleat yang merupakan prekursor fosfatidilkolin, yaitu suatu zat

gizi penting untuk integritas dan fluiditas membran sel otak. Senyawa ini juga dapat

berubah menjadi asetilkolin, suatu neurotransmiter penting untuk komunikasi antar

sel serta untuk menyimpan memori dan mengeluarkannya. Citicoline juga

meningkatkan aliran darah dan oksigen otak.

Meticobalamin merupakan satu-satunya homolog vitamin b12 yang berperan

dalam reaksi transmetilasi dalam tubuh manusia. Meticobalamin memfasilitasi proses

metilasi t-RNA yang merupakan proses penting dalam sintesis protein dan perubahan

20

Page 21: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

homosistein menjadi metionin. Sehingga dapat meningkatkan penyembuhan pada

kelemahan otot dan menunjukkan efek perbaikan kerusakan jaringa saraf.

Meticobalamin juga meningkatkan sintesis asam nuleat dan protein pada saraf untuk

memfasilitasi proses mieloenesis.

Ceftriaxone merupakan derivat thiazolyl dari generasi ketiga sefalosporin

dengan sifat anti-laktamase dan anti kuman gram negatif kuat. Mekanisme kerjanya

menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami

lisis dan sel bakteri akan mati.

Ranitidin merupakan gastroprotektor dan mencegah efek samping dari

interaksi obat lain.

Dexametasone merupakan glukokortikoid sintetik dengan aktivitas

imunosupresan dan anti inflamasi. Sebagai imunosupresandexametasone bekerja

dengan menurunkan respon tubuh terhadap rangsang. Aktivitas anti inflamasi

dexametasone dengan menekan atau mencegah respon jaringan terhadap proses

inflamasi dan menghambat akumulasi sel yang mengalami inflamasi, termasuk

magrofag dan leukosit pada tempat inflamasi.

Phenitoin merupakan obat antiepilepsi non sedatif yang efektif untuk kejang.

Fenitoin menghambat kanal natrium+ yang mengakibatkan influks ion Na+ kedalam

membran sel berkurang dan menghambat terjadinya potensial aksi akibat depolarisasi

sel neuron yang terus menerus.

II.12 PROGNOSIS

Death                : dubia ad malamDisease              : dubia ad malamDisability           : dubia ad malamDiscomfort        : dubia ad malamDissatisfaction  : dubia ad malamDistitution         : dubia ad malam

II.13 FOLLOW UP02-Desember-15 03-Desember-15 04-Desember-15

S Sakit kepala kanan (+), NPS Sakit kepala kanan (+), NPS Sakit kepala (+), NPS 6-7,

21

Page 22: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

5-6, mulut kaku, gangguan penglihatan (+), gangguan pendengaran (+). Keluhan mual, muntah, kejang disangkal.

6-7, mulut kaku, gangguan penglihatan (+), gangguan pendengaran (+), sesak (+). Keluhan mual, muntah, kejang disangkal.

mulut kaku, gangguan penglihatan (+), gangguan pendengaran (+), sesak (+), sulit membuang dahak. Keluhan mual, muntah, kejang disangkal.

O KU: TSS K:E4V5M6TD 130/80 mmhg N 78x/menitRR 20x/menitS 36,5º CJawaban Konsul THT : Rujuk RSUP dr. Kariadi

KU: TSS K:E4V5M6TD 130/90 mmhg N 72x/menitRR 22x/menitS 36,5º C

KU: TSS K:E4V5M6TD 140/90 mmhg N 76x/menitRR 20x/menitS 36º C

A Tumor Intrakranial H+2 Tumor Intrakranial H+3 Tumor Intrakranial H+4P Inj citicolin 2×500 mg

Inj ranitidine 2×1 ampInj Dexametasone 3x1 ampInj metilcobalamin 1×1 ampInj ceftriaxone 2x1 grInj phenitoin 2x100Rujuk RSUP dr. Kariadi

Inj citicolin 2×500 mgInj ranitidine 2×1 ampInj Dexametasone 3x1 ampInj metilcobalamin 1×1 ampInj ceftriaxone 2x1 grInj phenitoin 2x100Inj ketorolac 2x30 mgSalbutamol 2x1 tab

Inj citicolin 2×500 mgInj ranitidine 2×1 ampInj Dexametasone 3x1 ampInj metilcobalamin 1×1 ampInj ceftriaxone 2x1 grInj phenitoin 2x100Inj ketorolac 2x30 mgSalbutamol 2x1 tab

05-Desember-15 06-Desember-15 07-Desember-15S Sakit kepala kanan (+), NPS

6-7, mulut kaku, gangguan penglihatan (+), gangguan pendengaran (+),sesak (+), pusing berputar (+),mual (+), sulit membuang dahak. Keluhan, muntah, kejang disangkal.

Sakit kepala kanan (+), NPS 6-7, mulut kaku, gangguan penglihatan (+), gangguan pendengaran (+),sesak (+), pusing berputar (+), sulit membuang dahak. Keluhan mual, muntah, kejang disangkal.

Sakit kepala (+), NPS 5-6, mulut kaku, gangguan penglihatan (+), gangguan pendengaran (+), sulit membuang dahak. Keluhan mual, muntah, kejang, sesak disangkal.

O KU: TSS K:E4V5M6TD 150/100 mmhg N 78x/menitRR 20x/menitS 36,8º C

KU: TSS K:E4V5M6TD 150/90 mmhg N 62x/menitRR 18x/menitS 36,2º C

KU: TSS K:E4V5M6TD 150/90 mmhg N 76x/menitRR 18x/menitS 36,7º C

A Tumor Intrakranial H+5 Tumor Intrakranial H+6 Tumor Intrakranial H+7P Inj citicolin 2×500 mg

Inj ranitidine 2×1 ampInj Dexametasone 3x1 ampInj metilcobalamin 1×1 ampInj ceftriaxone 2x1 grInj phenitoin 2x100Inj ketorolac 2x30 mgInj ondansentron 3x1

Inj citicolin 2×500 mgInj ranitidine 2×1 ampInj Dexametasone 3x1 ampInj metilcobalamin 1×1 ampInj ceftriaxone 2x1 grInj phenitoin 2x100Inj ketorolac 2x30 mgInj ondansentron 3x1 (bila

Rencana PulangCiticolin 2x500 mg PORanitidin 2x1 tab POPhenitoin 2x1 tab POSohobion 2x1 tab POMeloxicam 1x15 mg POBetahistin 3x1 tab PO

22

Page 23: Web viewMekanisme kerjanya menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman sehingga sel mengalami lisis dan sel bakteri akan mati

Salbutamol 2x1 tabSohobion 1x1 tabBetahistin 4x1 tab

perlu)Salbutamol 2x1 tabSohobion 1x1 tabBetahistin 4x1 tab

23


Recommended