Transcript
Page 1: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

1

Page 2: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

2

Page 3: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

3

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KARIESGIGI DENGAN KEPATUHAN MEMERIKSAKAN

GIGI PADA SISWA SD NEGERI 1 NGAGLIKKECAMATAN BULUKERTO

KABUPATEN WONOGIRI

Oleh :

Endar PrasetyaningsihNIM. ST13029

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji pada tanggal 28 Juli 2015 dan dinyatakantelah memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Keperawatan

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Anita Istiningtyas, S.Kep., Ns., M.KepNIK: 201087055

Alfyana Nadya Rachmawati, S.Kep., Ns., M.KepNIK:201086057

Penguji

Ns. bc. Yeti Nurhayati, M.KesNIK: 201378115

Surakarta, 28 Juli 2015Ketua Program Studi S-1 Keperawatan

Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.KepNIK: 201279102

Page 4: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

4

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Endar Prasetyaningsih

NIM : ST13029

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untukmendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma HusadaSurakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri,tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan TimPenguji.

3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis ataudiplubikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkansebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dandicantumkan dalam daftar pustaka.

4. Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapatpenyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersediamenerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperolehkarena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku diperguruan tinggi ini.

Surakarta, 28 Juli 2015

Yang membuat pernyataan

(Endar Prasetyaningsih)

NIM. ST13029

Page 5: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

5

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan kepatuhan

memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

Kabupaten Wonogiri”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini mengalami banyak

kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan, arahan, dorongan serta bimbingan

dari berbagai pihak, kesulitan maupun hambatan tersebut dapat terlewatkan.

Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti studi lanjut Program Studi S-1

Keperawatan.

2. Anita Istiningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dosen Pembimbing Utama,

yang telah memberikan arahan, masukan, dorongan, saran dan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini.

3. Alfyana Nadya Rachmawati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dosen Pembimbing

Pendamping, yang telah memberikan saran, transfer ilmu dan masukan demi

sempurnanya skripsi ini.

iv

Page 6: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

6

4. Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto Kabupaten

Wonogiri, atas ijin penelitian yang diberikan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini.

5. Terima kasih kepada para responden yang telah bersedia berpartisipasi dalam

penelitian ini dan siap dihubungi setiap saat demi kepentingan penelitian.

6. Semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini, yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga karya ini

dapat bermanfaat bagi pembaca

Surakarta,…Juli 2015

Penulis

v

Page 7: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

7

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii

SURAT PERYATAAN ...................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv

DAFTAR ISI....................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... x

ABSTAK............................................................................................................. xi

ABSTRACK .........................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................... 5

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 9

2.1. Tinjauan Teori ......................................................................... 9

2.2. Keaslian Penelitian.................................................................. 36

2.3. Kerangka Teori........................................................................ 38

vi

Page 8: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

8

2.4. Kerangka Konsep .................................................................... 39

2.5.Hipotesis................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 40

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian .............................................. 40

3.2. Populasi dan Sampel ............................................................... 40

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 42

3.4. Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ........... 42

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data .......................... 45

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................... 49

3.7. Etika Penelitian ....................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN.................................................................... 54

4.1. Analisis Univariat.................................................................... 54

4.2. Analisis Bivariat...................................................................... 58

BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 61

BAB VI PENUTUP...................................................................................... 70

6.1. Simpulan ................................................................................. 70

6.2. Saran........................................................................................ 70

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 73

LAMPIRAN

vii

Page 9: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

9

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

Tabel 2.1. Keaslian Penelitian...................................................................... 36

Tabel 3.1. Proporsi Sampel .......................................................................... 42

Tabel 3.2. Definisi Operasional.................................................................... 44

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Karies Gigi............................. 46

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden MenurutUmur SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto..................... 54

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden MenurutPendidikan SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto ............ 55

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden MenurutPekerjaan SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto .............. 56

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden MenurutPengetahuan tentang Karies Gigi SD Negeri 1 NgaglikKecamatan Bulukerto.................................................................. 57

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden MenurutKepatuhan Memeriksakan Gigi SD Negeri 1 NgaglikKecamatan Bulukerto.................................................................. 57

Tabel 4.6. Crosstabulation Hubungan Pengetahuan Tentang KariesGigi Dengan Kepatuhan Memeriksakan Gigi ............................. 58

Tabel 4.7. Hasil Analisis Kendall Tau-b Hubungan PengetahuanTentang Karies Gigi Dengan Kepatuhan MemeriksakanGigi.............................................................................................. 59

viii

Page 10: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

10

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Teori......................................................................... 38

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian .................................................... 39

ix

Page 11: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

11

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Judul Keterangan Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Permohonan dan balasan Studi Pendahuluan dan IjinPenelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 1 NgaglikKecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri

Lampiran 2 Surat Surat Rekomendasi dari Kesbanglimas KabupatenWonogiri

Lampiran 3 Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Instrumen Penelitian

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Penelitian, Analisis Data dan Output SPSSAnalisis Data

Lampiran 9 Lembar Konsultasi

Lampiran 10 Jadwal Penelitian

x

Page 12: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

12

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Endar Prasetyaningsih

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi DenganKepatuhan Memeriksakan Gigi Pada Siswa SD Negeri 1 Ngaglik

Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri

Abstrak

Lubang pada gigi (karies gigi) merupakan masalah yang sering munculpada anak usia sekolah. Kepatuhan orang tua dilihat dari kesadaran orang tuauntuk membawa anaknya berkonsultasi dinilai masih rendah. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigidengan kepatuhan memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 NgaglikKecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan desain crosssectional. Populasi ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik sebanyak 125 orang, sampelsebanyak 95 orang dengan menggunakan proportionale stratified randomsampling. Variabel yang diamati adalah tingkat pengetahuan dan tingkatkepatuhan. Alat pengumpulan data adalah kuesioner. Sedangkan analisis datamenggunakan uji Kendall Tau-b.

Berdasarkan analisis data didapatkan hasil pengetahuan ibu tentang kariesgigi kurang baik sebanyak 38,9%, cukup baik sebanyak 37,9% dan baik sebanyak23,2%. Ibu tidak patuh dalam memeriksakan gigi anaknya sebanyak 80% danyang patuh sebanyak 20%. Hasil uji analisis Kendall Tau-b dengan derajatkemaknaan ≤ 0,05 (5%), didapatkan nilai =0,349 dan probabilitas (p) sebesar0,000 maka disimpulkan ada hubungan yang kuat dan signifikan antarapengetahuan tentang karies gigi dengan kepatuhan memeriksakan gigi.

Disarankan kepada SDN 1 Ngaglik diharapkan pihak sekolahmenyelenggarakan adanya Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) guna lebihmemperhatikan kesehatan gigi dan mulut pada anak, kepada ibu untukmeningkatkan pengetahuan tentang karies gigi dan menyediakan makanan yangtidak merusak gigi, kepada tenaga kesehatan untuk meningkatkan penyuluhantentang pendidikan kesehatan gigi dan memotivasi ibu serta bekerja sama dengansekolah dalam penyelenggaraan pemeriksaan gigi secara berkala.

Kata kunci : Pengetahuan, Kepatuhan, Karies gigi.Daftar Pustaka : 35 (2000-2014)

xi

Page 13: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

13

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCEKUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Endar Prasetyaningsih

Correlation between Mothers’ Knowledge Level of Dental Caries andObedience to Dental Examination of the Students of State Primary School 1

of Ngaglik, Bulukerto Sub-district, Wonogiri Regency

ABSTRACTDental caries is a health problem which is frequently encountered by the

school-age children. The parents’ obedience which is viewed from their awarenessto have their children’s health checked is still low. The objective of this researchis to investigate the correlation between the mothers’ knowledge level of dentalcaries and the obedience to dental examination of the students of State PrimarySchool 1 of Ngaglik, Bulukerto Sub-district, Wonogiri Regency.

This research used the correlational method with the cross-sectionaldesign. Its population was 125 students of the aforementioned school. Thesamples of research consisted of 95 and were taken by using the proportionatestratified random sampling. The variables observed were the knowledge level andthe obedience level. The data of research were collected through questionnaire.They were analyzed by using the Kendall Tau-b Test.

The result of research shows that 38.9% of the mothers had less goodknowledge of dental carries, 37.9% of the mothers had fairly good knowledge ofdental caries, and 23.2% of the mothers had good knowledge of dental caries. Inaddition, 80% of the mothers did not have any obedience to have their children’steeth examined, and only 20% of them had an obedience to have their children’steeth examined as indicated by the result of the Kendall Tau-b Test in which thesignificance value was less than or equal to 0.05 (5%), the value of was 0.349,and the p-value was 0.000, meaning that there was a strong and significantcorrelation between the mothers’ knowledge level of dental caries and theobedience to dental examination.

Thus, the school is suggested to hold School Dental Health as to pay moreattention to the dental and oral health of its students. In addition, the mothers aresuggested to improve their knowledge of dental caries and provide their childrenwith food that does not damage the teeth. Finally, the health workers aresuggested to improve the dental health extension and to motivate the mothers aswell as to cooperate with the school to conduct a periodical dental examination.

Keywords: Knowledge, obedience, dental cariesReferences: 35 (2000-2014)

xii

Page 14: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lubang pada gigi (karies gigi) merupakan masalah yang sering

muncul pada anak usia sekolah. Salah satu penyebabnya adalah sisa

makanan yang tertinggal pada gigi atau pada suatu permukaan gigi dan

kemudian meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi. Gigi yang tidak

dirawat dengan baik akan menyebabkan bau mulut dan karies gigi. Hal ini

dapat mengurangi kualitas hidup seorang anak, mereka merasakan sakit,

ketidaknyamanan, infeksi akut serta kronik, gangguan makan dan tidur.

Karies yang parah juga dapat meningkatkan resiko dirawat di rumah sakit

sehingga anak tidak hadir ke sekolah dan dapat mempengaruhi proses

pembelajaran anak (Anwar, 2011).

Diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia sekolah di seluruh

dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita karies. Prevalensi

tertinggi terdapat di Asia dan Amerika Latin, sedangkan prevalensi terendah

terdapat di Afrika (Irma dan Intan, 2013). Kejadian karies gigi di negara

industri seperti Amerika, Eropa dan Australia mencapai 60-90% anak usia

sekolah mengalami karies gigi (WHO, 2010).

Page 15: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

2

Berdasarkan data dari kantor publikasi Brazil pada tahun 2006

diketahui bahwa 81,9% anak usia sekolah tidak pernah memeriksakan

kesehatan giginya, hal tersebut mengakibatkan tingginya resiko karies pada

anak (Ardhegi, 2012).

Penyakit gigi dan mulut yang bersumber dari karies gigi di

Indonesia menjadi urutan tertinggi sebesar 45,68% dan termasuk dalam 10

besar penyakit yang diderita oleh masyarakat (Sugito, 2000). Hasil Survey

Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 yang dilakukan oleh

Departemen Kesehatan menyebutkan prevalensi karies gigi di Indonesia

adalah 90,05% (Zatnika, 2010), dan dari penelitian yang dilakukan oleh

Astoeti (2010) menunjukkan di kota Jakarta 90% anak mengalami masalah

gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi. Angka ini diduga akan

lebih parah lagi di daerah – daerah serta anak – anak dari golongan ekonomi

menengah ke bawah. Prevalensi karies gigi Jawa Tengah di kisaran 60-80%

dari populasi (Anonim, 2011).

Kepatuhan orang tua dilihat dari kesadaran orang tua untuk

membawa anaknya berkonsultasi dinilai masih rendah. Hal ini terlihat dari

banyaknya kasus anak yang periksa ke dokter gigi jika sudah ada masalah,

ketika pipi anak bengkak karena giginya rusak. Pemeriksaan ke dokter gigi

dengan rutin yaitu enam bulan sekali sebaiknya dilakukan sejak dini

(Duggal, dkk, 2014). Dalam hal kepatuhan Suparyanto (2014) berpendapat

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala

Page 16: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

3

sesuatu yang dapat berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu

lagi mempertahankan kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan

tidak patuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya

pemahaman tentang instruksi, tingkat pendidikan, umur, kesakitan dan

pengobatan, keyakinan, sikap dan kepribadian, dukungan keluarga, tingkat

ekonomi, dukungan sosial, dan dukungan profesi keperawatan (kesehatan).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah

pendidikan. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Seseorang dengan pendidikan tinggi, maka akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan

yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya (Notoadmojo, 2005).

Demikian halnya dengan pengetahuan orang tua mengenai

kesehatan gigi anak meliputi pengetahuan orang tua tentang penyebab karies

gigi, frekuensi menyikat gigi yang benar, tanda-tanda awal lesi karies, jenis

makanan yang dapat menyebabkan karies serta pentingnya kunjungan

meskipun tidak ada masalah, sebab ini merupakan hal yang sangat penting

bagi kesehatan gigi anak (Anwar, 2011).

Page 17: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

4

Penelitian yang berkaitan dengan karies gigi yang pernah dilakukan

yaitu pada 150 responden 97,33% responden memiliki pengetahuan yang

baik mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya namun dalam

pelaksanaannya belum dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dibuktikan

dengan 71,33% ibu tidak pernah memeriksakan anak ke dokter gigi dan

hanya 38% ibu yang menyikat gigi anak setelah sarapan dan sebelum tidur,

serta 14,6% tidak menyikat gigi anak balitanya (Gultom, 2009).

Hasil studi pendahuluan untuk wilayah Kabupaten Wonogiri pada

tahun 2012 diperkirakan prevalensi karies gigi mencapai 75% dari populasi.

Kejadian karies gigi untuk wilayah kerja Puskesmas Bulukerto diperkirakan

mencapai 80% dari populasi (DKK Wonogiri, 2012). Hasil studi

pendahuluan pada 26 Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kecamatan

Bulukerto diketahui bahwa paling banyak penderita karies adalah siswa

kelas 1 dan yang paling menonjol adalah siswa kelas 1 SD Negeri Ngaglik 1

yang menunjukkan data dari 22 siswa hanya tiga anak yang tidak menderita

karies.

Data pemeriksaan gigi di Puskesmas Bulukerto diperoleh data

belum ada kunjungan orang tua yang memeriksakan kesehatan gigi anaknya

(Puskesmas Bulukerto, 2014). Studi pendahuluan dilakukan dilakukan

peneliti pada tanggal 29 September 2014 pada enam orang tua siswa SD

Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto yang anaknya mengalami karies

gigi. Berdasarkan studi tersebut diketahui bahwa empat orang ibu

Page 18: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

5

menyatakan tidak pernah memeriksakan gigi anaknya ke dokter gigi atau

puskesmas setiap enam bulan sekali karena ibu beranggapan bahwa karies

gigi bukan masalah serius bagi kesehatan anaknya. Keempat ibu tersebut

berpendapat bahwa karies gigi merupakan hal yang wajar terjadi pada

anaknya dan mereka mengajarkan anaknya menggosok gigi dua kali sehari

setelah mandi. Perilaku menggosok gigi ini tidak sesuai dengan peraturan

yang benar bahwa menggosok gigi seharusnya dilakukan setelah sarapan/

makan dan sebelum tidur. Hasil studi pendahuluan juga menunjukkan hasil

bahwa dua orang ibu mengatakan bahwa mereka tidak melakukan

pencegahan karies gigi dari makanan yang dikonsumsi anak. Pengetahuan

orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi upaya

mereka dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut anak. Siswa SDN 1

Ngaglik Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri hampir sebagian besar

mengalami karies gigi dan data di Puskesmas Bulukerto menunjukkan

belum ada kunjungan orang tua yang memeriksakan kesehatan gigi anaknya.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan kepatuhan

memeriksakan gigi pada siswa di SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan

Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

Page 19: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

6

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan permasalahan “Adakah

hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan kepatuhan

memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

Kabupaten Wonogiri?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis

hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan kepatuhan

memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

Kabupaten Wonogiri.

1.3.2.Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.2.1. Mengidentifikasi karakteristik ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik

Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri berdasarkan usia, tingkat

pendidikan, dan pekerjaannya.

1.3.2.2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik

Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri tentang karies gigi

1.3.2.3. Mengidentifikasi kepatuhan ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan

Bulukerto Kabupaten Wonogiri dalam memeriksakan gigi anaknya.

Page 20: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

7

1.3.2.4. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi

dengan kepatuhan memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 Ngaglik

Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1.Manfaat bagi SD Negeri 1 Ngaglik

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

implementasi tentang upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

terutama untuk para siswanya.

1.4.2.Manfaat bagi Orang Tua SD Negeri 1 Ngaglik

Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi orang tua untuk lebih

meningkatkan upaya pencegahan karies gigi serta perawatan kesehatan gigi

anak-anaknya dengan patuh memeriksakan gigi anaknya secara rutin.

1.4.3.Manfaat bagi tenaga kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

Puskesmas Bulukerto untuk meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan

mulut dan gigi dengan penyuluhan kesehatan mulut dan gigi pada orang tua

siswa serta pemantauan kesehatan gigi secara rutin.

1.4.4.Manfaat bagi institusi pendidikan

Tersedianya informasi bagi institusi pendidikan dalam hal

kesehatan mulut dan gigi untuk kemudian dapat menyusun program-

Page 21: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

8

program kesehatan yang mendorong peningkatan kesehatan mulut dan gigi

pada siswa sekolah misalnya dengan pengadaan lomba dokter kecil.

1.4.5.Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian

sejenis tentang karies gigi dan pengembangan penelitian lain.

1.4.6.Manfaat bagi peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan ilmu yang didapatkan

dalam perkuliahan di program studi ilmu keperawatan.

Page 22: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1.Pengetahuan

2.1.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari proses penginderaan terhadap

suatu obyek, terutama melalui penglihatan dan pendengaran, karena

sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmojo, 2005).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting bagi terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperoleh

dari proses belajar yang dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga

seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinan yang diperoleh. Perilaku

yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku

yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan merupakan proses

mencari tahu, dari yang tidak tahu menjadi tahu. Pengetahuan dapat

diperoleh dari pengalaman, orang tua, guru, teman, buku, dan media

massa (Notoatmodjo, 2005).

9

Page 23: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

10

2.1.1.2. Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif

mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1. Mengetahui (know) yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2. Memahami (comprehension) yaitu suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Pada tingkatan

memahami ini seseorang dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang

dipelajari.

3. Aplikasi (aplication) yaitu suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4. Analisis (analysis) yaitu suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen- komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis) yaitu suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

Page 24: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

11

6. Evaluasi (evaluation) yaitu kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, yang didasarkan pada

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2005).

2.1.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam

memberi respon terhadap suatu yang datang dari luar. Pendidikan

merupakan hal yang sangat penting dalam mempengaruhi pikiran

seseorang. seseorang yang berpendidikan ketika menemui suatu

masalah akan berusaha difikirkan sebaik mungkin dalam

menyelesaikan masalah tersebut. Orang yang berpendidikan

cenderung akan mampu berfikir tenang terhadap suatu masalah.

Seorang individu yang menerima proses pendidikan akan memperoleh

pengetahuan, pemahaman, keahlian dan wawasan yang lebih tinggi

(Faud, 2003).

2. Paparan media massa

Masyarakat dapat menerima informasi dari berbagai media

baik cetak maupun elektronik. Seseorang yang lebih sering mencari

informasi dari media massa akan memperoleh informasi lebih banyak

Page 25: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

12

dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang

(Notoatmodjo, 2005).

3. Ekonomi

Keluarga dengan status ekonomi yang lebih baik akan lebih

mudah tercukupi dalam memenuhi kebutuhan primer maupun

sekunder dibanding dengan keluarga status ekonomi rendah. Hal ini

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang karena kebutuhan akan

informasi merupakan kebutuhan sekunder (Notoatmodjo, 2005).

4. Hubungan sosial (lingkungan sosial budaya)

Manusia adalah makhluk sosial dimana di dalam kehidupan

saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat

berinteraksi secara kontinyu akan lebih besar kesempatannya untuk

mendapatkan informasi (Notoatmodjo, 2005).

5. Akses layanan kesehatan

Seseorang yang sulit mengakses layanan kesehatan akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang akan kesehatan (Notoatmodjo,

2005).

6. Pengalaman

Pengalaman seseorang tentang berbagai hal biasanya

diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya

misalnya dengan sering mengikuti organisasi di masyarakat

(Notoatmodjo, 2005).

Page 26: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

13

7. Umur

Umur merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan

kematangan seseorang baik dalam berfikir, bertindak, maupun belajar.

Kematangan dalam berfikir seseorang yang dapat memepengaruhi

baik pengetahuan, sikap, maupun praktek seseorang karena tahapan

kehidupan yang telah dijalani seseorang dapat memberikan

pengalaman yang tidak mudah dilupakan (Azwar, 2006)

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula

daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh

semakin membaik. Individu mengalami kejadian dan peristiwa yang

datang silih berganti, tidak sedikit yang merekam kejadian atau

peristiwa tersebut dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam

mengambil keputusan. Pengalaman yang dimiliki responden dalam

kehidupan sehari-hari akan mempengaruhi tingkat pengtahuan

seseorang (Adin, 2009).

2.1.1.4. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat diketahui dengan cara orang

yang bersangkutan mengungkap akan hal-hal yang diketahuinya dalam

bentuk atau jawaban baik lisan maupun tulisan (Notoatmodjo, 2005).

Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu:

Page 27: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

14

1. Pertanyaan subjektif

Pertanyaan essay disebut pertanyaan subjektif karena penilaian untuk

pertanyaan ini melibatkan faktor subjektif dari penilaian, sehingga

cara menilainya akan berbeda-beda.

2. Pertanyaan objektif yaitu pertanyaan pilihan ganda, menjodohkan,

benar atau salah, disebut pertanyaan objektif karena pertanyaan ini

dapat dinilai secara pasti oleh penilainya tanpa melibatkan faktor

subjektifitas.

Pengukuran tingkat pengetahuan menurut Rustaman (2007),

terdiri dari :

1) Baik, jika 76-100 % pertanyaan dapat dijawab dengan benar.

2) Cukup, jika 56-75% pertanyaan dapat dijawab dengan benar.

3) Kurang, jika <56% pertanyaan dapat dijawab dengan benar.

2.1.2.Karies Gigi

2.1.2.1. Pengertian Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan

kerusakan jaringan dimulai dari permukaan gigi meluas ke daerah pulpa,

Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu

permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam

dari gigi, misalnya dari email ke denin atau ke pulpa (Tarigan, 2005).

Page 28: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

15

2.1.2.2. Penilaian Karies Gigi

Penilaian status karies gigi dinilai dengan menggunakan indeks

def-t dan klasifikasi menurut WHO, yaitu dengan menghitung

banyaknya gigi sulung yang mengalami d (kerusakan karena karies) , e

(dicabut karena karies), f (ditambal karena karies). Skoring d = Decayed /

rusak/jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal. Skoring e =

Indicated for Extracted / indikasi untuk pencabutan/ jumlah gigi sulung

yang telah atau harus dicabut karena karies dan skoring f = Filled /

tambal/ jumlah gigi sulung yang ditambal pada permukaan yang tidak

terdapat karies gigi.

Perhitungan def-t berdasarkan pada 20 gigi sulung. Adapun gigi-

gigi yang tidak dihitung adalah gigi yang hilang termasuk gigi yang

belum erupsi dan tidak ada karena kelainan genital, gigi supernumerary,

gigi tiruan yang disebabkan bukan karena karies gigi, tidak dihitung

sebagai filled (tambalan).

WHO memberikan kategori dalam perhitungan def-t berupa

derajat interval sebagai berikut (1) Sangat rendah: 0,0 - 1,1; (2) Rendah:

1,2 - 2,6; (3) Moderat : 2,7 – 4,4; (4) Tinggi : 4,5 – 6,5; (5) Sangat tinggi:

> 6,6.

2.1.2.3. Faktor Etiologis Karies Gigi

Banyak faktor yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak,

diantaranya adalah faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung

Page 29: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

16

dengan proses terjadinya karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan

terjadinya karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan),

mikroorganisme penyebab karies dan waktu. Karies gigi hanya akan

terbentuk apabila terjadi interaksi antara keempat faktor berikut:

1. Host (gigi dan saliva)

Komponen gigi dan air ludah (saliva) meliputi komposisi

gigi, morfologi gigi, posisi gigi, pH saliva, kuantitas saliva dan

kekentalan saliva. Komposisi gigi sulung terdiri dari email di luar dan

dentin di dalam. Permukaan email terluar lebih tahan karies dibanding

lapisan di bawahnya, karena lebih keras dan lebih padat. Struktur

email sangat menentukan dalam proses terjadinya karies. Variasi

morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap karies.

Adanya pit dan fisur pada gigi merupakan daerah gigi yang sangat

rentan terhadap karies oleh karena sisa-sisa makanan maupun bakteri

akan mudah tertumpuk disini (Irma dan Intan, 2013).

Saliva merupakan sistem pertahanan utama terhadap karies.

Saliva disekresi oleh tiga kelenjar utama saliva yaitu glandula

parotida, glandula submandibularis, dan glandula sublingualis, serta

beberapa kelenjar saliva kecil. Sekresi saliva akan membasahi gigi dan

mukosa mulut sehingga gigi dan mukosa tidak menjadi kering. Saliva

membersihkan rongga mulut dari debris-debris makanan sehingga

Page 30: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

17

bakteri tidak dapat tumbuh dan berkembang biak (Irma dan Intan,

2013).

Mineral-mineral di dalam saliva membantu proses

remineralisasi email gigi. Enzim-enzim mucine, zidine, dan lysozyme

yang terdapat dalam saliva mempunyai sifat bakteriostatis yang dapat

membuat bakteri mulut menjadi tidak berbahaya. Efek lain saliva

adalah efek bufer yaitu saliva cenderung mengurangi keasaman plak

yang disebabkan oleh gula dan dapat mempertahankan pH supaya

tetap konstan yaitu pH 6-7. Aliran saliva yang baik akan cenderung

membersihkan mulut termasuk melarutkan gula serta mengurangi

potensi kelengketan makanan. Hal di atas dapat disimpulkan bahwa

fungsi saliva sebagai pelarut dan pelumas.

2. Substrat atau diet

Makanan yang sangat berperan adalah makanan yang

mengandung karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat

diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam (Irma dan Intan,

2013).

Substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak

karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme

yang ada pada permukaan email. Pengaruh lain substat atau diet

adalah dapat mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan

menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi asam

Page 31: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

18

serta bahan yang aktif yang menyebabkan timbulnya karies. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa orang yang banyak mengkonsumsi

karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada

gigi, sebaliknya pada orang dengan diet yang banyak mengandung

lemak dan protein hanya sedikit atau sama sekali tidak mempunyai

karies gigi. Hal ini penting untuk menunjukkan bahwa karbohidrat

memegang peranan penting dalam terjadinya karies.

Hubungan antara diet dengan karies telah banyak diteliti.

Namun diet itu sendiri tidak menyebabkan karies. Makanan-makanan

yang mengandung zat asam dapat menyebabkan demineralisasi dan

erosi. Makanan yang berpotensi sebagai penyebab karies adalah

makanan yang mengandung karbohidrat yang dapat difermentasikan.

Bakteri plak mulut menggunakan karbohidrat yang dapat

difermentasikan dalam metabolisme glikositik untuk menghasilkan

asam.

3. Mikroorganisme

Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang

mampu menghasilkan asam melalui peragian yaitu Streptococcus dan

Laktobasil. Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan

terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas

kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu

matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang

Page 32: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

19

tidak dibersihkan. Komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-

beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri yang paling banyak

dijumpai adalah Streptokokus mutans, Streptokokus sanguis,

Streptokokus mitis dan Stretokokus salivarius serta beberapa strain

lainnya. Bakteri lain yang dijumpai adalah Lactobacillus dan beberapa

spesies Actinomyces. Mikroorganisme menempel di gigi bersama plak

sehingga plak terdiri dari mikroorganisme (70 %) dan bahan antar sel

(30 %). Plak akan terbentuk apabila adanya karbohidrat, sedangkan

karies akan terbentuk apabila terdapat plak dan karbohidrat (Irma dan

Intan, 2013).

4. Waktu

Waktu adalah kecepatan terbentuknya karies serta lama dan

frekuensi substrat menempel di permukaan gigi secara umum,

lamanya waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi

suatu kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan.

2.1.2.4. Faktor Predisposisi Karies

Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukan karies

yang mungkin tidak sama pada semua orang. Faktor-faktor resiko

tersebut adalah:

1. Keturunan

Berdasarkan penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan

keadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang

Page 33: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

20

orang tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik. Penelitian lain

ditemukan dari 46 pasang orang tua dengan prosentase karies yang

tinggi terdapat anak dari 40 pasang dengan prosentase karies yang

tinggi pula. Faktor keturunan dalam proses terjadinya karies dapat

dikurangi dengan teknik pencegahan karies yang maju (Tarigan,

2005).

2. Jenis Kelamin

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh Joshi (2005) di India

dari total populasi anak usia 6-12 tahun sebanyak 150 orang, diperoleh

kejadian karies lebih tinggi pada laki-laki yaitu 80% sedangkan

perempuan 73%. Hal ini terjadi karena perempuan lebih memiliki

keinginan untuk menjaga kebersihannya.

3. Usia

Penelitian epidemiologis menunjukkan terjadi peningkatan

prevalensi karies sejalan dengan bertambahnya umur. Gigi yang

paling akhir erupsi lebih rentan terhadap karies. Kerentanan ini

meningkat karena sulitnya membersihkan gigi yang sedang erupsi

sampai gigi tersebut mencapai dataran oklusal dan beroklusi dengan

gigi antagonisnya. Anak mempunyai resiko karies yang paling tinggi

ketika gigi mereka baru erupsi.

Page 34: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

21

4. Kebiasaan Makan

Anak dan makanan jajanan merupakan dua hal yang sulit

untuk dipisahkan. Anak memiliki kegemaran mengkonsumsi jenis

jajanan secara berlebihan sehingga beberapa bakteri penyebab karies

di rongga mulut akan mulai memproduksi asam yang menyebabkan

terjadi demineralisasi yang berlangsung selama 20-30 menit setelah

makan. Antara periode makan, saliva akan berkerja menetralisir asam

dan membantu proses remineralisasi. Namun, apabila makanan

jajanan terlalu sering dikonsumsi, maka enamel gigi tidak akan

mempunyai kesempatan untuk melakukan remineralisasi dengan

sempurna sehingga terjadinya karies.

Sehari-hari banyak dijumpai anak yang selalu dikelilingi

penjual makanan jajanan, baik yang ada di rumah, di lingkungan

tempat tinggal hingga di sekolah. Anak yang sering mengkonsumsi

jajanan yang mengandung gula, seperti biskuit, permen, es krim

memiliki skor karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak

yang mengonsumsi jajanan nonkariogenik seperti buah-buahan. Hal

ini disebabkan makanan berupa buah bersifat membersihkan gigi

sebaliknya makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak

gigi (Tarigan, 2005).

Page 35: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

22

5. Tingkat Sosial Ekonomi

Anak dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah

mengalami jumlah karies gigi yang lebih banyak dan kecenderungan

untuk tidak mendapatkan perawatan gigi lebih tinggi dibanding

dengan anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi. Kemiskinan pada

golongan minoritas juga meningkatkan resiko kesehatan mulut yang

buruk. Pendapatan ekonomi dalam sebuah keluarga akan lebih banyak

diperoleh jika kedua orang tua bekerja dibandingkan hanya satu orang

yang bekerja. Hal ini akan mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut

pada anak dalam menyediakan peralatan untuk menunjang kesehatan

gigi dan mulut, asupan makanan yang baik dan pemeriksaan ke dokter

dengan rutin untuk mencegah terjadinya karies gigi serta guna

melakukan pengobatan lebih dini jika sudah terjadi karies gigi agar

tidak berkelanjutan.

Seseorang yang bekerja secara umum akan mendapatkan

pendapatan, sehingga segala aspek yang dibutuhkan terutama dalam

menunjang pencegahan maupun pengobatan keluarga akan terpenuhi.

Hal ini semua dengan model Andersen dalam Notoatmodjo (2005),

pekerjaan merupakan hal untuk memperoleh pendapatan yang cukup

untuk dapat mendukung untuk meningkatkan pengetahuan seseorang

tentang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut.

Page 36: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

23

6. Pengetahuan orang tua

Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam

membimbing, memberikan pengertian, mengingatkan, dan

menyediakan fasilitas kepada anak agar anak dapat memelihara

kebersihan gigi dan mulutnya. Orang tua juga mempunyai peran yang

cukup besar di dalam mencegah terjadinya akumulasi plak dan

terjadinya karies pada anak. Pengetahuan orang tua sangat penting

dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung atau tidak

mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan tersebut

dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui

proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai

kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari perilaku

yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak (Eriska, 2005).

Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan

anggota keluarga terutama anak. Orang tua harus memiliki

pengetahuan yang cukup tentang kesehatan gigi dan mulut serta karies

gigi. Pengetahuan mengenai kesehatan akan berpengaruh terhadap

perilaku sebagai hasil jangka panjang dari pendidikan kesehatan

(Notoatmodjo, 2005).

Penyebab timbulnya masalah gigi dan mulut pada masyarakat

salah satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan

kebersihan kesehatan gigi dan mulut (Fankari, 2004). Hal tersebut

Page 37: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

24

dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan

gigi dan mulut. Selain pendidikan yang berpengaruh pengetahuan

seseorang ada pula intelegensi, perhatian, minat seseorang. Khususnya

bagi para ibu dalam mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dan

keingintahuan responden untuk mendapatkan informasi tentang

kesehatan gigi dan mulut dari tetangga, teman, maupun berbagai

media massa seperti surat kabar, radio, televisi dan juga poster-poster

yang dipasang petugas kesehatan. Hal ini dapat meningkatkan

pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut meskipun

pendidikan orang tua masih dalam kategori dasar namun memiliki

pengetahuan yang relatif baik, (Slameto, 2003) dan Mubarak, 2006).

2.1.2.5. Faktor Resiko

Resiko karies adalah kemungkinan berkembangnya karies pada

individu atau terjadinya perubahan status kesehatan yang mendukung

terjadinya karies pada suatu periode tertentu. Resiko karies bervariasi

pada setiap individu tergantung pada keseimbangan faktor pencetus dan

penghambat terjadinya karies. Resiko karies dibagi menjadi tiga

tingkatan yaitu resiko karies tinggi, sedang dan rendah. Resiko karies

anak dapat diidentifikasi menggunakan suatu penilaian resiko karies

(Angela, 2010).

Penilaian resiko karies ini merupakan suatu metode evaluasi

klinik di mana dokter gigi nantinya dapat menyesuaikan tindakan

Page 38: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

25

pencegahan dan perawatan pada setiap anak. Penilaian resiko karies ini

harus dilakukan pada setiap anak sebagai suatu pemeriksaan dasar rutin.

Menurut American Academy of Pediatric Dentistry penilaian resiko

karies pada anak berdasarkan atas tiga bagian besar indikator karies

yaitu: kondisi klinik, karakteristik lingkungan, dan kondisi kesehatan

umum.

2.1.2.6. Pencegahan Karies Gigi

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah karies gigi adalah:

1. Menjaga kebersihan mulut

Kebersihan mulut haruslah dijaga dengan baik dengan selalu

menggosok gigi sebelum atau sesudah makan dan sebelum tidur di

malam hari. Hal ini sangat efektif dalam mencegah terjadinya

pembusukan pada permukaan gigi. Menggosok gigi setiap hari sangat

berperan untuk mencegah terbentuknya karies di bagian tepi gigi dan

flossing dilakukan di sela-sela gigi yang tidak dapat dicapai oleh sikat

gigi. Menggosok gigi yang baik memerlukan waktu selama 3 menit.

2. Makanan

Semua makanan yang mengandung banyak karbohidrat dapat

menyebabkan gigi jadi membusuk. Semua makanan yang

mengandung gula seperti gula meja (sukrosa), gula di dalam madu

(levulosa dan dekstrosa), buah-buahan (fruktosa) dan susu (laktosa)

memiliki efek yang sama terhadap gigi. Bakteri Streptococcus mutans

Page 39: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

26

di dalam plak akan menghasilkan asam dalam waktu sekitar 20 menit,

jika gula yang melekat dengan plak gigi. Jumlah gula yang dimakan

tidak masalah, yang memegang peran penting adalah lamanya gula

berada di dalam gigi. Orang yang cenderung mengalami karies harus

cenderung mengurangi makan yang manis-manis dan senantiasa

berkumur setelah habis memakan makanan yang manis, akan tetapi

cara yang paling efektif adalah dengan sering menggosok gigi.

3. Fluor

Fluor menyebabkan gigi, terutama email, tahan terhadap

asam yang menyebabkan terbentuknya karies pada gigi.

Mengkonsumsi fluor sangat efektif pada saat gigi sedang tumbuh dan

mengeras, yaitu sampai usia 11 tahun. Penambahan fluor pada air

adalah cara yang paling efisien untuk memenuhi kebutuhan fluor pada

gigi anak-anak tetapi jika terlalu banyak mengandung fluor akan

menyebabkan timbulnya bintik-bintik atau perubahan warna pada gigi.

Jika air yang diminum mengandung sedikit fluor, bisa diberikan obat

tetes atau tablet natrium florida. Fluor juga bisa dioleskan langsung

oleh dokter gigi pada gigi yang cenderung mengalami pembusukan

akan lebih baik jika menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor.

Page 40: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

27

4. Penambalan

Penambalan cara yang dapat digunakan untuk melindungi

lekukan pada gigi belakang yang sulit untuk dijangkau, setelah

dibersihkan, daerah yang akan ditambal ditutup dengan plastik cair.

Proses selanjutnya setelah cairan plastik mengeras, akan terbentuk

penghalang yang efektif, dimana bakteri di dalam lekukan pada gigi

akan berhenti menghasilkan asam karena makanan tidak dapat

menjangkau lekukan tersebut. Sebuah tambalan bertahan cukup lama;

sekitar 90% bertahan sampai satu tahun dan 60% bertahan sampai 10

tahun, tetapi kadang perlu dilakukan perbaikan atau penggantian.

5. Pemeriksaan gigi secara rutin

Pemeriksaan gigi secara teratur minimal enam bulan sekali

dan lebih sering ketika mengalami karies atau penyakit periodontal

tinggi (Tarigan, 2005). Tindakan preventif karies gigi harus dimulai

sedini mungkin dan orang tua harus dimotivasi untuk membawa

anaknya ke dokter gigi saat umur enam bulan agar perawatan terbaik

dapat dilakukan sebelum timbul masalah. Pencegahan merupakan

dasar dari semua rencana perawatan dan sifatnya individual bagi

setiap pasien. Semua rencana perawatan harus dimulai dengan

tindakan pencegahan saat kunjungan pertama, diteruskan dan semakin

diperkuat seiring perawatan berjalan. Orang tua bertanggungjawab

Page 41: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

28

untuk mengontrol kesehatan mulut anaknya secara rutin (Duggal, dkk,

2014).

6. Terapi antibakteri

Beberapa orang memiliki bakteri penyebab pembusukan yang

sangat aktif di dalam mulutnya. Orang tua bisa menularkan bakteri ini

kepada anaknya melalui ciuman. Bakteri tumbuh di dalam mulut anak

setelah gigi pertama tumbuh dan kemudian bisa menyebabkan

terjadinya karies oleh karena itu kecenderungan bahwa pembusukan

gigi terjadi dalam satu keluarga, tidak selalu menunjukkan kebersihan

mulut maupun kebiasaan makan yang jelek.

2.1.2.7. Tindakan Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Usia SD

Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap tugas sekolah dan

tugas di rumah akan lebih terlihat pada anak usia ini. Perkembangan

motorik halus dan kasar semakin menuju kemajuan. Oleh karena itu anak

lebih dapat diajarkan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara

lebih rinci, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab akan

kebersihan dirinya sendiri. Orang tua dalam hal ini memegang peranan di

dalam menerapkan disiplin dalam melaksanakana tanggung jawab

tersebut.

Page 42: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

29

Beberapa teknik pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang

harus diperhatikan pada usia ini adalah:

1. Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya

dilakukan oleh anak. Pemberian disclosing solution dapat dilakukan

agar anak dapat melihat bagian-bagian yang kotor pada gigi. Adapun

teknik penyikatan gigi yang dapat diterapkan pada anak usia ini

adalah teknik roll. Bantuan orang tua dibutuhkan apabila anak

mendapatkan kesulitan saat melakukan penyikatan pada posisi gigi

yang sulit, misalnya bagian rahang atas dan rahang bawah. Pada

keadaan ini hendaknya orang tua tetap memandu anak setelah selesai

menyikat gigi hendaknya orang tua melakukan pemeriksaan kembali

apakah sudah bersih. Penyikatan gigi dilakukan dua kali dalam sehari

yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.

2. Pemakaian flossing pada gigi-gigi dengan kontak yang sangat rapat.

Orang tua perlu mengajarkan cara penggunaan flossing, agar tidak

terjadi luka/trauma pada gusi.

3. Pemberian sediaan fluor melalui aplikasi fluor dan obat kumur sudah

dapat dilakukan bagi anak-anak yang telah memiliki kemampuan

menelan yang baik. Sediaan fluor sangat dianjurkan bagi anak-anak

dengan maloklusi, dimana kelompok tersebut memiliki resiko karies

tinggi.

Page 43: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

30

4. Memperkenalkan pemberian kemoterapeutik. Sediaan yang dapat

diberikan adalah chlorhexidine. Diberikan bagi anak-anak dengan

resiko karies dan penyakit periodontal tinggi. Anak-anak yang

termasuk di dalam kelompok ini adalah penderita penyakit sistemik

dan dengan maloklusi berat.

2.1.3.Kepatuhan

2.1.3.1. Definisi Kepatuhan

Kepatuhan (ketaatan) sebagai tingkat penderita melaksanakan cara

pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau yang lain

(Suparyanto, 2014). Kepatuhan berasal dari kata patuh. Kepatuhan adalah

tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan pengobatan,

misalnya dalam menentukan kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat.

Seseorang dikatakan tidak patuh dalam pengobatan, apabila orang tersebut

melalaikan kewajibannya berobat, sehingga dapat mengakibatkan

terhalangnya kesembuhan (Trostle dalam Niven, 2002).

Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang ke petugas

kesehatan yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan serta mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas

(Lukman Ali et al, 1999 dalam Yuanasari 2009). Definisi kepatuhan

adalah tingkat perilaku penderita melaksanakan cara pengobatan dan

perilaku yang disarankan oleh dokternya atau yang lain (Sarafino, 2004).

Page 44: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

31

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), patuh berarti

suka menurut perintah, taat kepada perintah atau aturan dan berdisiplin.

Kepatuhan berarti bersifat patuh, ketaatan, tunduk, patuh pada ajaran dan

aturan.

Dalam hal kepatuhan memeriksakan gigi, dikemukakan bahwa

kepatuhan memeriksakan gigi dengan melakukan kunjungan ke dokter

gigi, perawat gigi maupun ke puskesmas merupakan hal yang perlu

dilakukan rutin minimal enam bulan sekali. Pemeriksaan gigi sangat

diperlukan agar dapat dilakukan tindakan perawatan serta pencegahan

keparahan karies gigi bila ada kejadian karies gigi atau permasalahan gigi

yang lain. Karies tinggi banyak terjadi pada keluarga yang jarang

melakukan kunjungan ke dokter gigi sehingga banyak karies gigi yang

tidak dirawat. Anak yang menderita karies dalam kategori resiko tinggi

harus mendapatkan perhatian khusus karena perawatan intensif dan ekstra

harus segera dilakukan untuk menghilangkan karies atau setidaknya

mengurangi resiko karies tinggi menjadi rendah pada tingkatan karies yang

dapat diterima pada kelompok umur tertentu (Angela, 2010).

Page 45: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

32

2.1.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya (Suparyanto,

2014):

1. Pemahaman tentang instruksi

Tidak seorangpun mematuhi instruksi jika ia salah paham

tentang instruksi yang diberikan padanya. Ley dan Spelman tahun

1967 menemukan bahwa lebih dari 60% responden yang diwawancarai

setelah bertemu dengan dokter salah mengerti tentang instruksi yang

diberikan kepada mereka. Kadang-kadang hal ini disebabkan oleh

kegagalan profesional kesalahan dalam memberikan informasi

lengkap, penggunaan istilah-istilah medis dan memberikan banyak

instruksi yang harus di ingat oleh penderita.

2. Tingkat pendidikan

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Seorang yang berpendidikan

rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi

Page 46: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

33

juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Tingkat pendidikan

pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa pendidikan

tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang diperoleh secara

mandiri, lewat tahapan-tahapan tertentu (Notoatmodjo, 2005).

3. Umur

Semakin tua umur seseorang maka proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur-umur tertentu,

bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika

berusia belasan tahun, dengan demikian dapat disimpulkan faktor

umur akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang yang akan

mengalami puncaknya pada umur – umur tertentu dan akan menurun

kemampuan penerimaan atau mengingat sesuatu seiring dengan usia

semakin lanjut. Hal ini menunjang dengan adanya tingkat pendidikan

yang rendah.

4. Kesakitan dan pengobatan

Perilaku kepatuhan lebih rendah untuk penyakit kronis (karena

tidak ada akibat buruk yang segera dirasakan atau resiko yang jelas),

saran mengenai gaya hidup dan kebiasaan lama, pengobatan yang

kompleks, pengobatan dengan efek samping, perilaku yang tidak

pantas.

Page 47: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

34

5. Keyakinan, sikap dan kepribadian

Kepribadian antara orang yang patuh dengan orang yang gagal,

orang yang tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi, ansietas,

sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki kekuatan ego yang

lebih lemah dan memiliki kehidupan sosial yang lebih, memusatkan

perhatian kepada dirinya sendiri. Kekuatan ego yang lebih ditandai

dengan kurangnya penguasaan terhadap lingkunganya. Variabel-

variabel demografis juga digunakan untuk meramalkan ketidak

patuhan. Salah satu contoh di Amerika Serikat bahwa para wanita

kaum kulit putih dan orang-orang tua cenderung mengikuti anjuran

dokter (Sarafino, 2004).

6. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang dapat

berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan

individu serta menentukan program pengobatan yang akan mereka

terima. Keluarga juga memberi dukungan dan membuat keputusan

mengenai perawatan anggota keluarga yang sakit. Derajat dimana

seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial,

secara negatif berhubungan dengan kepatuhan.

7. Tingkat ekonomi

Tingkat ekonomi merupakan kemampuan finansial untuk

memenuhi segala kebutuhan hidup, akan tetapi ada kalanya penderita

Page 48: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

35

sudah pensiun dan tidak bekerja namun biasanya ada sumber keuangan

lain yang bisa digunakan untuk membiayai semua program pengobatan

dan perawatan sehingga belum tentu tingkat ekonomi menengah ke

bawah akan mengalami ketidakpatuhan dan sebaliknya tingkat

ekonomi baik tidak terjadi ketidakpatuhan.

8. Dukungan sosial

Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari

anggota keluarga teman, waktu, dan uang merupakan faktor penting

dalam kepatuhan contoh yang sederhana, jika tidak ada transportasi

dan biaya dapat mengurangi kepatuhan penderita. Keluarga dan teman

dapat membantu mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit

tertentu, mereka dapat menghilangkan godaan pada ketidakpatuhan

dan mereka seringkali dapat menjadi kelompok pendukung untuk

mencapai kepatuhan. Dukungan sosial nampaknya efektif di negara

seperti Indonesia yang memiliki status sosial lebih kuat, dibandingkan

dengan negara-negara barat.

9. Perilaku sehat

Perilaku sehat dapat dipengaruhi oleh kebiasaan, oleh karena

itu perlu dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya untuk

mengubah perilaku tetapi juga dapat mempertahankan perubahan

tersebut. Sikap pengontrolan diri membutuhkan pemantauan terhadap

Page 49: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

36

diri sendiri, evaluasi diri dan penghargaan terhadap diri sendiri

terhadap perilaku yang baru tersebut.

10. Dukungan profesi keperawatan (kesehatan)

Dukungan profesi kesehatan merupakan faktor lain yang dapat

mempengaruhi perilaku kepatuhan penderita. Dukungan mereka

terutama berguna pada saat penderita menghadapi kenyataan bahwa

perilaku sehat yang baru itu merupakan hal yang penting. Begitu juga

mereka dapat mempengaruhi perilaku penderita dengan cara

menyampaikan antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari

penderita, dan secara terus menerus memberikan yang positif bagi

penderita yang telah mampu beradabtasi dengan program

pengobatannya.

2.1.3.3. Pengukuran Tingkat Kepatuhan

Pegukuran tingkat kepatuhan dapat dilakukan dengan wawancara

ataupun menggunakan kuesioner. Dalam hal kepatuhan ibu dalam

memeriksakan gigi anaknya dapat dikategorikan sebagai berikut (Rizka dan

Abi Muhlisin, 2011):

1. Patuh bila melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan sekali.

2. Tidak patuh bila tidak melakukan pemeriksaan rutin setiap 6 bulan

sekali.

Page 50: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

37

2.2. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh:

Tabel 2.1. Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul PenelitianMetode

PenelitianHasil Penelitian

Rizka PujiYulianti danAbi Muhlisin(2011)

Hubungan AntaraPengetahuan OrangTua TentangKesehatan Gigi danMulut denganKejadian KariesGigi Pada Anak DiSDN V Jaten,Karanganyar

Kuantitatifdengandesain cross-sectional

Terdapat hubunganyang signifikan antarapengetahuan orang tuatentang kesehatan gigidan mulut dengankejadian karies gigipada anak Di SDN VJaten Karanganyar.

Nama Peneliti Judul PenelitianMetode

PenelitianHasil Penelitian

EviyatiSariningrum danIrdawati (2009)

Hubungan TingkatPendidikan, Sikapdan PengetahuanOrang tua tentangKebersihan Mulutdan Gigi pada AnakBalita 3 – 5 Tahundengan KejadianKaries di PAUDJatipurno

Kualitatifdengandesainfenomenologi

1. Tidak adahubungan tingkatpendidikan dengankejadian karies diPAUD Jatipurno.

2. Tidak adahubungan sikapdengan KejadianKaries di PAUDJatipurno

3. Ada hubunganPengetahuan Orangtua tentangKebersihan Mulutdan Gigi padaAnak Balita 3 – 5Tahun denganKejadian Karies diPAUD Jatipurno.

Siti Mudrikatin(2011)

HubunganKepatuhanMenggosok Gigidengan TerjadinyaKaries Gigi di SDN1 Jabon Jombang

Kuantitatifdengandesainrestropective

Ada hubungankepatuhan menggosokgigi dengan terjadinyakaries gigi di SDN 1Jabon Jombang (Zh= -3,065; assymp sig(0,000)

Page 51: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

38

2.3. Kerangka Teori

Keterangan:------ : tidak diteliti____ : diteliti

Gambar 2.1. Kerangka Teori PenelitianAngela (2010), Notoatmodjo (2005), Duggal, dkk (2014), Suparyanto

(2014), dan Tarigan (2005)

Pengetahuanibu

Page 52: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

39

2.4. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis

Berikut ini adalah hipotesis penelitian:

Ha : Ada hubungan pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan

kepatuhan memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 Ngaglik

Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan

kepatuhan memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 Ngaglik

Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

Kepatuhanmemeriksakan gigi

Pengetahuan ibutentang karies gigi

Page 53: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi

adalah penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau

deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif. Penelitian ini adalah

penelitian deskriptif yang berbentuk studi korelasi (correlation study) yang

pada hakikatnya merupakan penelitian tentang hubungan dua variabel atau

lebih pada suatu situasi atau sekelompok subjek. Pendekatan penelitian

dilakukan secara cross sectional yaitu pengumpulan data baik untuk

variabel independen (variabel sebab) maupun variabel dependen (variabel

akibat) dilakukan secara bersama-sama atau simultan (Notoatmodjo, 2005).

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1.Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2005). Populasi dalam penelitian ini adalah orangtua siswa

yaitu ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto Kabupaten

Wongiri sejumlah 125 orang.

40

Page 54: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

41

3.2.2.Sampel

3.2.2.1. Besar sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2006). Sampel yang di ambil adalah ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik

Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri.

Formula untuk menentukan sampel pada populasi lebih kecil dari

10.000 dapat menggunakan formula sebagai berikut (Notoatmodjo,

2005):

2)(1 dN

Nn

Keterangan:

N : Besar populasi sebanyak 125 Siswa

n : Besar sampel

d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan (0,05)

n =2)05,0(1251

125

n = 24,953125,1

125

n = 95,24, Jadi jumlah sampel 95 ibu siswa SD 1 Ngaglik

3.2.2.2. Teknik sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2009). Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan secara proportionale stratified

Page 55: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

42

random sampling. Teknik pengambilan sampel proporsi atau sampel

imbangan ini dilakukan untuk memperoleh sampel yang representatif,

pengambilan subjek dari setiap kelas ditentukan seimbang atau sebanding

dengan banyaknya subjek dalam masing-masing kelas. Pengambilan

sampel dengan cara proporsional menggunakan rumus :

sampelbesarXpopulasiseluruhJumlah

KelassetiapSiswaJumlahSampel

Proporsi sampel setiap kelas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Proporsi Sampel

No Ruangan Jumlah Siswa Sampel

1 Kelas 1 22 172 Kelas 2 21 163 Kelas 3 18 144 Kelas 4 22 175 Kelas 5 22 176 Kelas 6 20 15

Jumlah 125 95

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan

Bulukerto Kabupaten Wonogiri pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15

April 2015.

3.4. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki

oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki

Page 56: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

43

oleh kelompok yang lain. Berdasarkan hubungan fungsional antara variabel

satu dengan yang lain, variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel

tergantung, akibat, terpengaruh atau variabel dependen dan variabel bebas,

sebab, mempengaruhi atau variabel independen (Notoatmodjo, 2005).

Variabel penelitian ini adalah variabel independen yaitu pengetahuan

orangtua tentang karies gigi dan variabel dependen yaitu kepatuhan

memeriksakan gigi.

Ruang lingkup atau pengertian variabel yang diteliti perlu sekali

diberi batasan atau definisi operasional. Definisi operasional bermanfaat

untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel

yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur

(Notoadmodjo, 2005).

Page 57: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

1

Tabel 3.2. Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Pengukuran

VariabelDefinisi

OperasionalParameter Alat Ukur

SkalaData

Skor

Pengetahuan ibutentang kariesgigi

Tingkatpengetahuan ibutentang segalasesuatu yangdiketahui,dipahami,diaplikasikan,dianalisis,disintesis dandievaluasimengenai kariesgigi.

1. Pengertian2. Penyebab3. Pencegahan4. Perawatan

Kuesioner Ordinal Hasil pengukuran tingkatpengetahuan tersebutmenggunakan 3 parametersebagai berikut:1. Baik = nilai 15-202. Cukup Baik = nilai 9-143. Kurang Baik = nilai < 9

Kepatuhanmemeriksakangigi

Kepatuhanadalah tingkatperilaku orangtua dalammengambilsuatu tindakanpencegahan danperawatan kariesgigi.

1. Melakukanpemeriksaanrutin setiapenam bulansekali

2. Tidakmelakukanpemeriksaanrutin setiapenam bulansekali

Angket Nominal Hasil pengukuran kepatuhantersebut menggunakan 2parameter sebagai berikut:

1 = Melakukan pemeriksaanrutin setiap 6 bulan sekali

0 = Tidak melakukanpemeriksaan rutin setiap 6 bulansekali

44

Page 58: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

45

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

3.5.1.Alat Penelitian

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian

mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan

umum. Kuesioner ini dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar

pertanyaan yang berupa formulir-formulir, diajukan secara tertulis kepada

sejumlah subjek untuk mendapatkan tanggapan, informasi, jawaban, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan pada hal tersebut maka alat

pengumpulan data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner pengetahuan tentang karies gigi dan angket kepatuhan

memeriksakan gigi.

3.5.1.1. Kuesioner Pengetahuan tentang Karies Gigi

Kuesioner pengetahuan dalam penelitian ini dibuat sendiri oleh

peneliti. Kuesioner ini berisi tentang pertanyaan yang disusun menggunakan

skala Guttman dengan dichotomy choise. Jumlah pertanyaan dalam

kuesioner ini yang valid dan reliabel sebanyak 20 pertanyaan. Skor untuk

masing-masing jawaban kuesioner yaitu ”Benar” mendapatkan skor 1 dan

”Salah” mendapatkan skor 0. Pertanyaan dibuat dua tipe yaitu favourable

dan unfavourable terhadap objek. Sifat favourable merupakan sifat positif

dari pertanyaan dan sifat unfavourable merupakan sifat negatif dari

pertanyaan.

Kisi-kisi kuesioner pengetahuan tentang karies gigi sebagai berikut:

Page 59: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

46

Tabel 3.3. Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan Karies Gigi

No IndikatorNo Soal

JmlFavourable Unfavourable

1. Pengertian Karies Gigi 1, 2, 4 3,5 52. Penyebab Karies Gigi 6, 9, 10 7,8 53. Pencegahan Karies Gigi 12, 13, 15 11,14 54. Perawatan Karies Gigi 16, 17, 20 18,19 5

Jumlah 12 8 20

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji

validitas dan reliabilitas, maka kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba/

trial di lapangan. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di SDN 2 Ngaglik

Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri terhadap 20 responden pada

tanggal 16-21 Februari 2015. Untuk memperoleh hasil pengukuran yang

mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling

sedikit menggunakan 20 responden. Suatu alat ukur harus mempunyai

kriteria validitas dan reliabilitas. (Notoatmodjo, 2005)

3.5.1.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas yang tinggi yaitu apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2006).

Uji validitas kuesioner menggunakan koefisien korelasi yang

menguji konsistensi antara skor tiap nomor soal dengan skor total

kuesioner. Uji validitas dilakukan terhadap kuesioner pengetahuan.

Page 60: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

47

Rumus uji validitas menggunakan formula korelasi product moment dari

Pearson, sebagai berikut (Arikunto, 2006):

r XY =2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYN

Keterangan :

X = Skor responden pada nomor soal tertentu

Y = Skor responden pada kuesioner keseluruhan

N = Jumlah sampel,

= Sigma

Kriteria yang ditetapkan dalam menentukan validitas data adalah r

hitung > r tabel (0,444) pada taraf signifikan 0,05. Jika koefisien korelasi

lebih besar dari nilai kritis, maka instrumen dapat dikatakan valid.

Hasil uji validitas dengan One Shot Method (Internal

Consistency) didapatkan: 20 item instrumen pengetahuan ibu tentang

karies gigi dinyatakan valid (rhitung > r tabel (n=20) = 0,444) dengan rentang

nilai antara 0,559-0,837.

3.5.1.2. Uji Reliabilitas

Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya

konsisten dan cermat akurat (Arikunto, 2006). Reliabilitas berkaitan

dengan konsistensi data yang dikumpulkan meskipun dievaluasi oleh

instrumen penelitian berdasarkan perspektif dan teknik yang berbeda. Uji

reliabilitas dilakukan terhadap kuesioner pengetahuan.

Page 61: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

48

Formula yang dipergunakan untuk menguji reabilitas instrumen

dalam penelitian ini adalah Koefisien Alpha Cronbach (Arikunto, 2006)

dengan rumus sebagai berikut:

2

2

11 t

itt k

kr

Dimana rumus varians =

N

N

xx

2

2

2

Keterangan:

ttr = Koefisien reliabilitas alfa 2t = Varians total

N = Jumlah butir 2i = Jumlah varians butir

k = Banyaknya butir soal x = Skor pada item

Uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach test karena

merupakan tehnik yang handal untuk mengukur konsistensi internal

pertanyaan. Menurut Nursalam (2009), memberikan kriteria untuk

mengetahui tingkat reliabilitas yaitu nilai Cronbanch’s Alpha lebih besar

dari standar baku (0,6).

Hasil uji reliabilitas terhadap pengetahuan ibu tentang karies

gigi sebanyak 20 pertanyaan dinyatakan reliabel dan layak digunakan

untuk penelitian karena nilai Cronbanch’s Alpha = 0,948 > 0,6.

3.5.2.Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu :

3.5.2.1. Data primer yaitu merupakan data yang diperoleh dari hasil kuesioner.

3.5.2.2. Data sekunder yaitu merupakan hasil pencatatan data-data penunjang

seperti data demografi Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

Page 62: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

49

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1.Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan :

3.6.1.1. Proses Editing

Proses editing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban yang

telah ada sehingga jawaban yang diperoleh dapat lengkap. Editing

dilakukan di lapangan, bila ada kekurangan atau ketidaksesuaian dapat

segera dilengkapi dan disempurnakan.

3.6.1.2. Proses Koding

Data yang terkumpul diubah bentuknya ke dalam bentuk yang

lebih ringkas dengan menggunakan kode untuk memudahkan dalam

menganalisis data. Dalam penelitian ini yang perlu dilakukan koding

antara lain:

a. Kategori umur

1) Umur < 30 tahun (1)

2) Umur 30-50 tahun (2)

3) Umur > 50 tahun (3)

b. Pendidikan

1) Tidak sekolah (1)

2) Tamat SD (2)

3) Tamat SLTP (3)

4) Tamat SLTA (4)

Page 63: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

50

5) Sarjana (5)

c. Pekerjaan

1) Tidak bekerja (1)

2) Petani (2)

3) Buruh (3)

4) Swasta (4)

5) Karyawan (5)

6) PNS (6)

d. Tingkat pengetahuan

1) Kurang baik (1)

2) Cukup baik (2)

3) Baik (3)

e. Kepatuhan

1) Tidak patuh (1)

2) Patuh (2)

3.6.1.3. Pemindahan Data

Data yang sudah di-coding dipindahkan ke dalam media untuk

diolah secara manual dan komputerisasi.

3.6.1.4. Tabulasi

Memindahkan data dari kartu kode ke dalam komputer untuk

diolah. Adapun pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi.

Page 64: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

51

3.6.2.Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis statistik sebagai berikut:

3.6.2.1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing-

masing variabel. Dalam penelitian ini yang dilakukan analisis univariat

adalah karakteristik responden, variabel pengetahuan dan variabel

kepatuhan.

Hasil dari analisis univariat ini adalah distribusi dan prosentase

dari tiap variabel tersebut dengan rumus menurut Budiarto (2005)

sebagai berikut :

P = %100xN

f

Keterangan :

f = frekuensi

N= jumlah seluruh observasi

3.6.2.2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk menjawab

hipotesis, menguji hipotesis bertujuan untuk mengetahui hubungan tiap

variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis data ini digunakan untuk

mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan. Karena

skala data variabel berupa data ordinal dan nominal , maka analisis yang

tepat dengan menggunakan uji non parametrik salah satunya

Page 65: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

52

menggunakan Kendall Tau-b dengan derajat kemaknaan kurang dari

sama dengan 0,05 (5%) yang berarti ada hubungan antara 2 variabel.

Adapun Rumus Kendall Tau-b menurut Arikunto (2006) adalah:

2:1

Keterangan :

: Koefisien korelasi kendall Tau-b,

ΣA : Jumlah data rangking atas

ΣB : Jumlah data rangking bawah,

N : Banyaknya sampel

Jika nilai XYt hitung > XYt tabel (p-value lebih dari 0,05), maka

hipotesis diterima. Sebaliknya, jika XYt hitung < XYt tabel (p-value

kurang dari 0,05) maka hipotesis ditolak (Arikunto, 2006).

3.7. Etika Penelitian

Etika mempunyai pengertian sebagai ukuran tingkah laku atau perilaku

manusia yang baik, yakni tindakan yang tepat yang harus dilakukan oleh

manusia sesuai dengan moral pada umumnya. Etika penelitian berguna sebagai

pelindung terhadap institusi tempat penelitian dan peneliti itu sendiri.

3.7.1. Perijinan

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mendapatkan ijin dari :

3.7.1.1. STIKES Kusuma Husada Surakarta

3.7.1.2. Kesbangpolinmas Kabupaten Wonogiri

Page 66: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

53

3.7.1.3. SD Negeri 1 Ngaglik Bulukerto

3.7.1.4. SD Negeri 2 Ngaglik Bulukerto

3.7.2. Persetujuan (Informed Consent)

Lembar persetujuan penelitian diberikan pada responden.

Tujuannya adalah sebagai subyek mengetahui maksud dan tujuan penelitian

serta dampak yang diteliti selama pengumpulan data. Jika subyek bersedia

diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.

Dalam penelitian ini peneliti memberikan persetujuan kepada responden

yang berisi tujuan yang dilakukan peneliti.

3.7.3. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk memjaga kerahasiaan identitas subyek, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuesioner)

yang diisi oleh subyek. Lembar tersebut hanya diberi nomer kode tertentu.

Dalam penelitian ini nama responden tidak dicantumkan sama sekali.

Penulisan nama menggunakan inisial saja baik di lembar persetujuan

maupun lembar kuesioner.

3.7.4. Kerahasiaan (Confiedentiality)

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subyek dijamin oleh

peneliti. Dalam penelitian ini peneliti juga menjaga kerahasiaan responden

untuk menghargai privasi responden sehingga responden tidak merasa

dirugikan (Nursalam, 2009). Kerahasiaan responden dijamin dengan cara

menunjukkan surat permohonan menjadi responden.

Page 67: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian mengenai hasil penelitian yang

diperoleh melalui proses pengumpulan data yang dilakukan sejak 15 Maret - 15

April 2015 di SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto Kabupaten Wonogiri.

4.1. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil data penelitian ini mengenai karakteristik

responden akan disajikan sebagai berikut:

4.1.1. Karakteristik responden

4.1.1.1. Umur

Sampel pada penelitian ini adalah adalah ibu siswa SD Negeri 1

Ngaglik Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Wonogiri sebanyak 95 orang.

Responden maksimal berumur 41 tahun, minimal 19 tahun dan rata-rata

berumur 29,26 tahun. Distribusi umur responden dijelaskan pada tabel

berikut:

Tabel 4.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Umur di SD Negeri

1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

No Kelompok Umur Frekuensi(Orang)

Prosentase(%)

1 < 30 Tahun 37 38,9

2 30 - 50 Tahun 58 61,1

3 > 50 Tahun 0 0

Jumlah 95 100

54

Page 68: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

55

Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden berada

pada kelompok umur 30-55 tahun sebanyak 58 responden (61,1%), yang

kedua umur < 30 tahun sebanyak 37 responden (38,9%) dan yang berada

kelompok umur > 50 tahun tidak ada.

4.1.1.2. Pendidikan

Hasil distribusi mengenai pendidikan responden dijelaskan pada

tabel berikut:

Tabel 4.2Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pendidikan di SD

Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

No Pendidikan Frekuensi(Orang)

Prosentase(%)

1 Tidak Sekolah 7 7,4

2 SD 5 5,3

3 SLTP 20 21,1

4 SLTA 56 58,9

5 Sarjana 7 7,4

Jumlah 95 100

Dari Tabel 4.2 dan diketahui bahwa sebagian besar responden

berpendidikan tamat SLTA sebanyak 56 responden (58,9%), yang kedua

SLTP sebanyak 20 responden (21,1%), ketiga tidak sekolah dan Sarjana

masing-masing sebanyak 7 responden (7,4%) dan paling sedikit SD

sebanyak 5 responden (5,3%).

Page 69: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

56

4.1.1.3. Pekerjaan

Hasil distribusi mengenai pekerjaan responden dijelaskan pada

tabel berikut:

Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan di SD

Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

No Pekerjaan Frekuensi(Orang)

Prosentase(%)

1 Tidak Bekerja 40 42,1

2 Petani 16 16,8

3 Buruh 7 7,4

4 Swasta 14 14,7

5 Karyawan 12 12,6

6 PNS 6 6,4

Jumlah 95 100

Dari Tabel 4.3 dan diketahui bahwa sebagian besar responden tidak

bekerja yaitu sebanyak 40 responden (42,1%), yang kedua petani sebanyak

16 responden (16,8%), yang ketiga swasta sebanyak 14 responden

(14,7%), yang keempat sebagai karyawan sebanyak 12 responden (12,6%)

dan paling sedikit bekerja sebagai PNS sebanyak 6 responden (6,4%).

Page 70: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

57

4.1.1.4. Pengetahuan tentang Karies Gigi

.Hasil distribusi jawaban responden mengenai pengetahuan tentang

karies gigi dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.4Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pengetahuantentang Karies Gigi di SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

No Pekerjaan Frekuensi(Orang)

Prosentase(%)

1 Kurang Baik 37 38,9

2 Cukup Baik 36 37,9

3 Baik 22 23,2

Jumlah 95 100

Dari Tabel 4.4 dan diketahui bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan tentang karies gigi kurang baik yaitu sebanyak

37 responden (38,9%), yang kedua pengetahuan cukup baik sebanyak 36

responden (37,9%) dan paling sedikit berpengetahuan baik sebanyak 22

responden (23,2%).

4.1.1.5. Kepatuhan Memeriksakan Gigi

Hasil distribusi mengenai kepatuhan responden dalam

memeriksakan gigi dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel 4.5istribusi Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Kepatuhan

Memeriksakan Gigi di SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

No Pekerjaan Frekuensi(Orang)

Prosentase(%)

1 Tidak Patuh 76 80

2 Patuh 19 20

Jumlah 95 100

Page 71: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

58

Dari Tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden tidak

patuh dalam memeriksakan gigi anaknya yaitu sebanyak 79 responden

(80%) dan yang patuh dalam memeriksakan gigi anaknya hanya sebanyak

16 responden (20%).

4.2. Analisis Bivariat

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini uji analisis

Kendall Tau-b dengan derajat kemaknaan kurang dari sama dengan 0,05

(5%) yang berarti ada hubungan antara 2 variabel. Analisis Kendall Tau-b

digunakan untuk mengetahui hubungan variabel independen dengan

variabel dependen. Untuk menganalisis data digunakan sistem pengolahan

data dengan bantuan SPSS yang hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 4.6Crosstabulation Hubungan Pengetahuan Tentang Karies Gigi Dengan

Kepatuhan Memeriksakan GigiKepatuhan

TotalTidak Patuh PatuhPengetahuantentang KariesGigi

Kurang Baik 35 2 37% 94,6 5,4 100

Cukup Baik 29 7 36% 80,6 19,4 100

Baik 12 10 22% 54,5 45,5 100

Total Jumlah 76 19 95% 80 20 100

Page 72: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

59

Tabel 4.6 didapatkan hasil bahwa responden berpengetahuan

kurang baik menunjukkan tidak patuh dalam memeriksakan gigi sebanyak

35 responden (94,6%) dan yang patuh sebanyak 2 orang (5,4%).

Responden dengan pengetahuan cukup baik menunjukan tidak patuh

dalam memeriksakan gigi sebanyak 29 responden (80,6%) dan patuh

sebanyak 7 orang (19,4%). Sedangkan responden berpengetahuan baik

menunjukkan tidak patuh dalam memeriksakan gigi sebanyak 12

responden (54,5%) dan yang patuh sebanyak 10 orang (45,5%).

Tabel 4.7Hasil Analisis Kendall Tau-b Hubungan Pengetahuan Tentang Karies Gigi

Dengan Kepatuhan Memeriksakan GigiPengetahuan

tentang KariesGigi

Kepatuhan

Kendall'stau_b

Pengetahuantentang KariesGigi

CorrelationCoefficient

1,000 ,349(**)

Sig. (2-tailed) . ,000N 95 95

Hasil analisis dengan program komputerasasi diperoleh nilai

Kendall's tau-b ( ) sebesar 0,349 dengan probabilitas (p) sebesar 0,000

nilai tabel untuk jumlah sampel lebih 40 dalam taraf signifikan 5% (0,05)

sebesar 0,144. Hasil perbandingan antara nilai hitung dengan tabel

menunjukkan bahwa nilai hitung > tabel (0,349 > 0,144) atau dilihat dari

nilai probabilitas (p) menunjukkan bahwa nilai p lebih kecil dari level of

significant 5 % (0,000 < 0,05).

Page 73: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

60

Karena nilai = 0,349, maka hubungan antara pengetahuan

tentang karies gigi dengan kepatuhan memeriksakan gigi adalah rendah

(Sugiyono, 2007). Nilai koefisien bertanda positif, artinya jika

pengetahuan tentang karies gigi baik maka kepatuhan memeriksakan gigi

juga tinggi atau sebaliknya. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kepatuhan memeriksakan

gigi.

Jadi hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa “Ada

hubungan pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan kepatuhan

memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

Kabupaten Wonogiri”, terbukti kebenarannya.

Page 74: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

61

BAB V

PEMBAHASAN

Bab ini memaparkan pembahasan hasil penelitian hubungan tingkat

pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan kepatuhan memeriksakan gigi.

Pembahasan ini berisi tentang perbandingan hasil penelitian dengan teori.

6.1. Karakteristik Responden

Hasil analisis deskriptik karakteristik ibu dapat dijelaskan sebagai berikut:

6.1.1. Umur

Berdasarkan data primer yang diolah menunjukkan bahwa paling

banyak responden berusia di atas 30 tahun, rata-rata umur responden 29

tahun, usia minimum 19 tahun dan usia maksimum 41 tahun.

Dari hasil penelitian, responden berusia antara 19-41 tahun. Hal ini

disebabkan oleh usia responden mempunyai anak usia sekolah kelas I

sampai VI SD yang berusia antara 6 tahun sampai 13 tahun. Bila

diperhitungkan dengan umur anak, maka usia ibu-ibu memang sudah

sesuai. Meskipun ada beberapa ibu yang usianya 19 tahun sudah

mempunyai anak di kelas 1 SD, hal ini dikarenakan ibu menikah di usia

muda. Di pedesaan kejadian ini sering terjadi karena sesuatu hal akhirnya

ibu harus menikah muda.

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

61

Page 75: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

62

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya

semakin membaik. Pada usia dewasa, individu akan lebih berperan aktif

dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain

itu orang usia dewasa akan lebih banyak menggunakan banyak waktu

untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup.

(Ramadhan, 2009)

Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang

dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah

pengetahuannya (Notoatmodjo, 2005).

6.1.2. Pendidikan

Pada penelitian ini diketahui bahwa pendidikan responden

terbanyak adalah berpendidikan SLTA sebanyak 56 responden (58,9%).

Hal ini disebabkan bahwa saat ini masyarakat sudah menyadari betul

pentingnya pendidikan, sehingga masyarakat khususnya ibu-ibu harus

mengenyam pendidikan minimal SLTA. .

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan

Page 76: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

63

pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan

informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak

informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan

dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan

bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah

yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu.

Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan

menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut. (Notoatmodjo,

2005)

6.1.3. Pekerjaan

Mayoritas responden tidak bekerja hanya sebagai ibu rumah tangga

saja yaitu sebanyak 40 responden (42,1%). Hal ini disebabkan sebagian

besar tinggal di pedesaan, dan sebagian besar suaminya merantau,

sehingga ibu-ibu hanya di rumah mengurus anak sebagai ibu rumah tangga

saja. Pekerjaan akan mempengaruhi pendapatan keluarga, bila pendapatan

kurang maka akan mempengaruhi masyarakat untuk memanfaatkan

Page 77: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

64

fasilitas kesehatan yang ada termasuk akan mempengaruhi kataatan dalam

pengobatan suatu penyakit

6.2. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi

Pengetahuan adalah hasil dari proses penginderaan terhadap suatu

obyek, terutama melalui penglihatan dan pendengaran, karena sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting bagi

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperoleh dari proses

belajar yang dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang

berperilaku sesuai dengan keyakinan yang diperoleh. Perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. (Notoatmojo, 2005)

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang karies gigi di SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan

Bulukerto Kabupaten Wonogiri pada kategori kurang baik sebanyak 37

responden (38,9%), pengetahuan cukup baik sebanyak 36 responden

(37,9%) dan berpengetahuan baik sebanyak 22 responden (23,2%).

Dari hasil tersebut diketahui bahwa sebagian ibu mempunyai

pengetahuan tentang karies gigi dalam kategori kurang baik dan cukup

baik. Hal ini disebabkan sebagian besar ibu berpendidikan SLTP dan

SLTA. Faktor lain dipengaruhi oleh tempat tinggal di pedesaan, sehingga

menyebabkan kesempatan responden untuk memperoleh informasi tentang

Page 78: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

65

kebersihan gigi baik dari media massa, penyuluhan atau informasi dari

petugas kesehatan relatif kurang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain:

pendidikan, paparan media massa, ekonomi, hubungan sosial, akses

layanan kesehatan, pengalaman dan usia. Pendidikan adalah suatu kegiatan

atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan

pengetahuan tertentu. (Notoatmodjo, 2005)

Hasil penelitian terkait hubungan tingkat pendidikan dan tingkat

pengetahuan selaras dengan penelitian yang dilakukan Rizka Puji Yulianti

(2011) bahwa sebagian besar pengetahuan orang tua tentang kesehatan

gigi dalam kategori baik dan cukup baik.

6.3. Gambaran Kepatuhan Memeriksakan Gigi

Hasil penelitian mengenai kepatuhan diketahui bahwa sebagian

besar responden tidak patuh dalam memeriksakan gigi anaknya yaitu

sebanyak 76 responden (80%) dan yang patuh dalam memeriksakan gigi

anaknya hanya sebanyak 19 responden (20%). Sebagian besar responden

yaitu sebanyak 80% menyatakan akan memeriksakan gigi anak-anaknya

bila anak mengeluh sakit gigi saja, selebihnya untuk pemeriksaan

kesehatan gigi secara rutin tidak pernah dilakukan. Pemeriksaan gigi siswa

hanya dilakukan oleh petugas Puskesmas dalam kegiatan kesehatan gigi

sekolah.

Page 79: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

66

Kepatuhan dalam pemeriksaan gigi secara rutin merupakan upaya

untuk mencegah timbulnya karies gigi pada anak. Seseorang dikatakan

patuh berobat bila mau datang ke petugas kesehatan yang telah ditentukan

sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan serta mau melaksanakan apa

yang dianjurkan oleh petugas (Lukman Ali et al, 1999 dalam Yuanasari

2009).

Dalam hal kepatuhan memeriksakan gigi, dikemukakan bahwa

kepatuhan memeriksakan gigi dengan melakukan kunjungan ke dokter

gigi, perawat gigi maupun ke puskesmas merupakan hal yang perlu

dilakukan rutin minimal enam bulan sekali. Pemeriksaan gigi sangat

diperlukan agar dapat dilakukan tindakan perawatan serta pencegahan

keparahan karies gigi bila ada kejadian karies gigi atau permasalahan gigi

yang lain. Karies tinggi banyak terjadi pada keluarga yang jarang

melakukan kunjungan ke dokter gigi sehingga banyak karies gigi yang

tidak dirawat. Anak yang menderita karies dalam kategori resiko tinggi

harus mendapatkan perhatian khusus karena perawatan intensif dan ekstra

harus segera dilakukan untuk menghilangkan karies atau setidaknya

mengurangi resiko karies tinggi menjadi rendah pada tingkatan karies yang

dapat diterima pada kelompok umur tertentu (Angela, 2010).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan antara lain:

pemahaman tentang intruksi, tingkat pendidikan, umur, kesakitan dan

pengobatan, keyakinan, sikap dan kepribadian, dukungan keluarga, tingkat

Page 80: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

67

ekonomi, dukungan sosial, perilaku sehat dan dukungan profesi kesehatan

(Suparyanto, 2014).

6.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Karies Gigi Dengan

Kepatuhan Memeriksakan Gigi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan atau

keterikatan antara pengetahuan tentang karies gigi dengan kepatuhan

memeriksakan gigi dengan nilai Kendall's tau-b ( ) sebesar 0,349 dengan

probabilitas (p) sebesar 0,000.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal,

akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Tingkat

pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan, sepanjang bahwa

pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif yang diperoleh

secara mandiri, lewat tahapan-tahapan tertentu (Notoatmodjo, 2005).

Peran serta orang tua sangat diperlukan di dalam membimbing,

memberikan pengertian, mengingatkan, dan menyediakan fasilitas kepada

anak agar anak dapat memelihara kebersihan gigi dan mulutnya. Orang tua

Page 81: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

68

juga mempunyai peran yang cukup besar di dalam mencegah terjadinya

akumulasi plak dan terjadinya karies pada anak. Pengetahuan orang tua

sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang mendukung

atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. Pengetahuan

tersebut dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu

melalui proses pendidikan. Orang tua dengan pengetahuan rendah

mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor predisposisi dari

perilaku yang tidak mendukung kesehatan gigi dan mulut anak (Eriska,

2005).

Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan anggota

keluarga terutama anak. Orang tua harus memiliki pengetahuan yang

cukup tentang kesehatan gigi dan mulut serta karies gigi. Pengetahuan

mengenai kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil

jangka panjang dari pendidikan kesehatan (Notoatmodjo, 2005).

Penyebab timbulnya masalah gigi dan mulut pada masyarakat salah

satunya adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan

kesehatan gigi dan mulut (Fankari, 2004). Hal tersebut dilandasi oleh

kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut.

Selain pendidikan yang berpengaruh pengetahuan seseorang ada pula

intelegensi, perhatian, minat seseorang. Khususnya bagi para ibu dalam

mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan dan keingintahuan

responden untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan gigi dan mulut

Page 82: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

69

dari tetangga, teman, maupun berbagai media massa seperti surat kabar,

radio, televisi dan juga poster-poster yang dipasang petugas kesehatan. Hal

ini dapat meningkatkan pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan

mulut meskipun pendidikan orang tua masih dalam kategori dasar namun

memiliki pengetahuan yang relatif baik. (Slameto, 2003 dan Mubarak,

2006).

Penelitian ini sependapat dengan penelitian Rizka Puji Yulianti

(2011) , bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan

orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut dengan kejadian karies gigi

pada anak Di SDN V Jaten Karanganyar. Penelitian lain yang dilakukan

oleh Eviyati Sariningrum dan Irdawati (2009), ada hubungan pengetahuan

orang tua tentang kebersihan mulut dan gigi pada anak balita 3 – 5 tahun

dengan kejadian karies di PAUD Jatipurno.

Page 83: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

70

BAB VI

PENUTUP

9.1. Simpulan

9.1.1. Karakteristik ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

Kabupaten Wonogiri sebagian besar berumur 30-50 tahun (61,1%),

sebagian besar berpendidikan SLTA (58,9%) dan sebagian besar tidak

bekerja (42,1%).

9.1.2. Tingkat pengetahuan ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan

Bulukerto Kabupaten Wonogiri tentang karies gigi sebagian besar dalam

kategori kurang baik (38,9%).

9.1.3. Kepatuhan ibu siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan Bulukerto

Kabupaten Wonogiri dalam memeriksakan gigi anaknya sebagian besar

dalam kategori tidak patuh (80%).

9.1.4. Terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang karies gigi dengan

kepatuhan memeriksakan gigi pada siswa SD Negeri 1 Ngaglik Kecamatan

Bulukerto Kabupaten Wonogiri ( = 0,349 ; p = 0,000).

70

Page 84: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

71

9.2. Saran

9.2.1. Bagi SD Negeri 1 Ngaglik

Diharapkan pihak sekolah menyelenggarakan adanya Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) guna lebih memperhatikan kesehatan

gigi dan mulut pada anak, sehingga dapat mencegah terjadinya karies gigi

pada anak-anak.

9.2.2. Bagi Orang Tua SD Negeri 1 Ngaglik

9.2.2.1. Ibu lebih banyak mencari informasi tentang menjaga kesehatan gigi dan

mulut untuk lebih meningkatkan pengetahuan ibu bisa melalui media

cetak maupun elektronik misal TV.

9.2.2.2. Ibu dalam kehidupan sehari-hari hendaknya menyediakan makanan

selingan untuk anak dalam bentuk makanan yang baik untuk kesehatan

gigi misalnya makanan yang kaya kalsium (ikan dan susu), Fluor

(daging sapi dan sayuran hijau), fosfor, serta vitamin A (wortel),

Vitamin C (buah-buahan), Vitamin D (susu), dan Vitamin E

(kecambah). serta tidak selalu membiasakan diri untuk menuruti

keinginan anak dalam mengkonsumsi makanan jajanan yang

menyebabkan karies gigi misalnya coklat, permen.

9.2.3. Bagi Tenaga Kesehatan

9.2.3.1. Bagi tenaga kesehatan yang berperan sangat penting dalam

meningkatkan pengetahuan ibu perlu mengadakan penyuluhan

kesehatan tetang kesehatan gigi dan mulut mengenai tentang cara

Page 85: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

72

mengajarkan menyikat gigi yang benar pada anak, waktu yang tepat

untuk menyikat gigi, makanan yang baik untuk pertumbuhan gigi,

tindakan saat gigi anak sakit, lakukan penambalan pada gigi yang

berlubang, disarankan melakukan pemeriksaan rutin 6 bulan sekali.

9.2.3.2. Memberikan motivasi bagi ibu supaya memberikan perhatian lebih pada

anak sedini mungkin untuk mencegah terjadinya karies gigi dan rutin

dalam memeriksakan kesehatan gigi anak.

9.2.3.3. Bekerja sama dengan pihak sekolah dalam perawatan dan pengobatan

gigi dan mulut pada anak. Sehingga mengurangi jumlah anak-anak yang

mengalami karies gigi dengan cara mendatangi setiap sekolah-sekolah

di wilayah kerja secara rutin 6 bulan sekali.

9.2.4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini hanya meneliti pengetahuan ibu yang memiliki anak usia

sekolah. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya menambahkan faktor-faktor

lain yang turut mempengaruhi kepatuhan memeriksakan kesehatan gigi

dan mulut pada anak, misalnya pendidikan, umur, pekerjaan dan

sebagainya.

Page 86: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

73

DAFTAR PUSTAKA

Adin. (2009). Pengetahuan dan Faktor-faktor yang Berperan.http://www.salsabilashafiraadin.com. Diakses 24 Desember 2014

Angela, A. (2010). Pencegahan Primer Pada Anak Yang Berisiko Karies Tinggi.Medan: Departemen Pedodonsia Fakultas Kedokteran Gigi UniversitasSumatera Utara

Anonim. (2011). Karies Gigi. http://id.wikipedia.org. Diakses 24 Desember 2014

Anwar, Fitriyadu, Umayani. (2011). Hubungan antara kebiasaan menggosok gigidengan kejadian anak karies gigi pada siswa SD Negeri 1 Pasagadang diwilayah kerja Puskesmas Pemancungan Padang Selatan.http://apps.um.surabaya.ac.id. Diakses 24 Desember 2014.

Ardhegi, Thiago. (2012). Age of First Dental Visit and Predictor for Oral HealthCare Utilisation in Pre-School Children Vol-10 No I.http://www.ebsco.quintpud.com. Diakses 27 Desember 2014.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Edisi Revisi IV. Jakarta : PenerbitRineka Cipta.

Astoeti. T.E. (2010). Lakukan Perawatan Gigi Menyeluruh. http://www.pdgi-onlinecom. Diakses 24 Desember 2014.

Azwar. (2006). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya edisi ke-2 cetakan keIV. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Budiarto, Eko. (2005). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta:EGC

Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri. (2012). Profil Kesehetan KabupatenWonogiri. Wonogiri: DKK Wonogiri.

Duggal, Cameron dan Toumba. (2014). At a Glance Kedokteran Gigi Anak.Jakarta: Penerbit Erlangga.

Eriska, (2005). Pengenalan dan Perawatan Kesehatan Gigi Anak Sejak Dini.Jurnal kedokteran gigi. Bandung: Universitas Padjadjaran.

73

Page 87: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

74

Eviyati, Sariningrum, Irdawati (2009). Sikap dan Pengetahuan Orang tua tentangKebersihan Mulut dan Gigi pada Anak Balita 3 – 5 Tahun denganKejadian Karies di PAUD Jatipurno. Skripsi. Surakarta: FIK UMS.

Fankari. (2004). Pengaruh Penyuluhan Dengan Metode Stimulasi danDemonstrasi Terhadap Perubahan Perilaku Menjaga Kesehatan Gigidan Mulut Anak Sekolah Dasar. Yogyakarta: Perawat Pendidik UGM.

Faud. (2003). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Gultom, Meinarly. (2009). Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Ibu-Ibu RumahTangga Terhadap Pemeliharaan Kesehatan Gigi Dan Mulut AnakBalitanya, Di Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, SumateraUtara. Medan: USU.

Irma, I dan Intan. (2013). Penyakit Gigi, Mulut dan THT. Yogyakarta: NuhaMedika.

Mubarak, Wahit. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto.

Niven Nail, (2002). Psikologi Kesehatan; Pengantar Untuk Perawat &Profesional Kesehatan Lain. Jakarta:EGC.

Notoatmodjo. (2005). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta.

Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT RinekaCipta.

Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan. Jakarta: PT Salemba medika.

Puskesmas Bulukerto. (2014). Profil Kesehatan Kecamatan Bulukerto Tahun2013. Wonogiri: Puskesmas Bulukerto.

Ramadhan. (2009). Pengetahuan dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi.https://forbetterhealth.wordpress.com. Diakses 24 Mei 2015.

Rizka Puji Yulianti, Abi Muhlisin. (2011). Hubungan Antara Pengetahuan OrangTua Tentang Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Kejadian Karies GigiPada Anak Di Sekolah Dasar Negeri V Jaten, Kabupaten Karanganyar.publikasiilmiah.ums.ac.id. Diakses 27 November 2014.

Page 88: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

75

Rustaman, N. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: PT. Imperial BhaktiUtama.

Sarafino, E.P. (2004). Health Psychology: Biopsychosocial Interaction, SecondEdition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Siti, Mudrikatin. (2011). Hubungan Kepatuhan Menggosok Gigi denganTerjadinya Karies Gigi di SDN 1 Jabon Jombang.www.kopertis7.go.id/jurnal_lengkap-sainmerd. Diakses 24 Desember2014.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta.

Sugito F.S,. (2000). Relationship Between Breastfeeding and Early ChildrenCaries Severing of Children Under Three Years Old in DKI Jakarta.Jakarta: Makalah Kesehatan 2008.

Suparyanto. (2014). Konsep kepatuhan. dr-suparyanto.blogspot.com. Diakses 28November 2014.

Suryanto, (2011). Metodologi dan AplikasiPenelitianKeperawatan.Yogyakarta:Nuha Medika.

Tarigan, R.,. (2005). Karies Gigi. Jakarta: Hipokrates.

Yuanasari. (2009). Evaluasi Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis dan KepatuhanPada Pasien Dewasa Dengan Diagnosa Tuberkulosis Paru DiPuskesmas Mantingan Ngawi Periode Februari - April 2009. Skripsi.Surakarta: Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Zatnika, Lis. (2010). 89% Anak Derita Penyakit Gigi dan Mulut.http://www.pdgi-onlinecom. Diakses 24 Desember 2014.

Page 89: 3 LEMBAR PENGESAHAN - Perpustakaan Digital STIKes … · LEMBAR PENGESAHAN Yang bertandatangan ... KATA PENGANTAR .....iv DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL

1


Recommended