SISTEM NEUROBEHAVIOR I
“ ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS “
OLEH :
1. ARIS TRIWICAKSONO
2. DIAH FAURI YANI
3. DYAH AYU PRAMUSINTA
4. HENI RAHMAWATI
5. M. FUAD
6. NANIN ERNIATI
7. PUTRI RAHAYU
8. TRI WULANDARI
9. RENDY S
10. RESTI MAYLIA
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN ( STIK ) MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
TAHUN AKADEMIK 2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji serta syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan limpahan karunia – Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah kami ini masih jauh dari kesempurnaan,
hal ini di sebabkan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki.Oleh karena
itu, kritik dan saran serta masukan yang konstruktif sangat kami harapkan guna kesempurnaan
di masa mendatang.
Selama menyelesaikan makalah ini tidak terlepas pula dari bantuan baik secara langsung
maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Penghargaan dan ucapan serta haturan terima kasih
pada dosen pembimbing mata kuliah yang bersangkutan ini dan teman – teman yang telah
mendukung dalam pembuatan makalah kami ini.
Harapan kami semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman – teman semua. Namun, apabila terjadi kekeliruan di dalam pembuatan makalah ini, kami
mohon maaf sebesar – besarnya.Karena kami hanya manusia yang daif dan mempunyai banyak
kekurangan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Pontianak, Mei 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otitis media adalah peradangan pada bagian telinga tengah. Otitis media sebenarnya
adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak – anak di bawah usia 15 tahun. Ada
3 jenis otitis media yang paling umum ditemukan di klinik, yaitu : Otitis Media Akut, Otitis
Media Serosa (Otitis media dengan efusi) dan Otitis Media Kronik.
Otitis Media supuratifa Kronik (OMSK) merupakan keradangan atau infeksi kronis yang
mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani, ditandai dengan perforasi
membran timpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. Penyebab OMSK
antara lain Lingkungan, genetik, otitis media sebelumnya, infeksi, infeksi saluran nafas,
autoimun, alergi, gangguan fungsi tuba eustachius.
B. Masalah
Hal – Hal apa sajakah yang terkait dengan penyakit OMSK dan bagaimana proses
terjadinya proses penyakit tersebut sehingga dapat menimbulkan berbagai komplikasi yang
pasien yang mengalaminya sehingga dapat memberikan arahan pada perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang lebih tepat lagi.
C. Tujuan
Menganalisa berbagai hal yang terkait dengan penyakit OMSK termasuk juga
komplikasinya sehingga memperlancar dalam melakukan proses keperawatan pada klien
tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi Fisiologi Telinga
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks-pendengaran
serta keseimbangan. Telinga dapat dibagi menjadi 3 bagian
1. Telinga Luar, terdiri dari aurikula ( pinna ) dan kanalis auditorius eksternus, di pisahkan
dari telinga tengah oleh struktur seperti cakram atau membrane timpani ( gendang
telinga ).
2. Telinga Tengah, tersusun atas membrane timpani ( gendang telinga ) di sebelah lateral
dan kapsul otik di sebelah medial, celah telinga tengah terletak di antara keduanya.
Telinga tengah merupakan rongga yang berisi udara yang merupakan rumah bagi osikulli
( tulang telinga tengah ) dan di hubungkan dengan tuba eustachi ke nasofaring.
3. Telinga Dalam, telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian petrous tulang temporal. Ketika berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah
lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk peradangan, dinamakan organ Corti
B. Pengertian OMSK
Otitis Media Supurativa Kronik ( OMSK ) merupakan peradangan atau infeksi kronis
yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani, ditandai dengan
perforasi membran timpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul. Penyebab
OMSK antara lain Lingkungan, genetik, otitis media sebelumnya, infeksi, infeksi saluran
nafas, autoimun, alergi, gangguan fungsi tuba eustachius.
OMSK adalah Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan
sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin
encer atau kental, bening atau berupa nanah.
Gangguan telinga yang paling sering adalah infeksi eksterna dan media. Sering
terjadi pada anak-anak dan juga pada orang dewasa.
C. Etiologi dan Patogenesis
Penyebab terbesar otitis media supuratif kronis adalah infeksi campuran bakteri dari
meatus auditoris eksternal, kadang berasal dari nasofaring melalui tuba eustachius saat
infeksi saluran nafas atas serta lingkungan, dan genetic.
Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya OMSK adalah tuba
eustachius, telinga tengah dan sel-sel mastoid. Faktor yang menyebabkan penyakit infeksi
telinga tengah supuratif menjadi kronis sangat majemuk, antara lain :
a. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat infeksi hidung dan tenggorok yang
kronis atau berulang
b. Obstruksi anatomic tuba eustachius parsial atau total karena perforasi membrane timpani
yang menetap, obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid, serta faktor
konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan
tubuh.
D. Manifestasi Klinik
1. Perforasi pada marginal
2. Abses atau kiste retroaurikuler ( belakang telinga )
3. Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang verasal dari dalam telinga tengah.
4. Terlihat kolesteatom pada telinga tengah ( sering terlihat di epitimpanum )
5. Sekret berbentuk nanah dan berbau khas ( aroma kolesteatom )
6. Terlihat bayangan kolesteatom pada foto rontgen mastoid.
E. Klasifikasi OMSK
1. OMSK Benigna ( Tipe Aman )
Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang.
Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan
komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatom
2. OMSK Maligna ( Tipe Bahaya )
OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi terletak
pada marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma dengan perforasi
subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya atau total timbul pada atau fatal, timbul
pada OMSK tipe maligna.
F. Patofisiologi
O M S K
Maligna Benigna
Degeneratif Metaplastik
Terdapat perforasi pada marginal Terlihat kolesteatom pada telinga
Granulasi di liang telinga luar yang tengah ( epitimpanum ).
Berasal dari dalam telinga tengah. Sekret berbentuk nanah dan
Polip berbau khas ( aroma kolesteatiom ).
Otore = pus pada MAE
( kental/busuk )
Gangguan berkomunikasi
Cemas
Pendengaran menurun
Perubahan Persepsi / Sensori
G. Komplikasi
1. Telinga Tengah
a. Perforasi Persisten
b. Erosi Tulang Pendengaran
c. Paralisis Nervus Fasial
2. Telinga Dalam
a. Fistel labirin
b. Labirinitis Supuratif
c. Tuli Saraf
3. Ekstrasdural
a. Trombosis Sinus Lateralis
b. Petrositis
c. Abses Ekstradural
4. Susunan Saraf Pusat
a. Meningitis
b. Abses Otak
c. Hidrosefalus Otitis
H. Pemeriksaan
1. Anamnesis
a. Gangguan Pendengaran / Pekak.
Bila ada keluhan gangguan pendengaran, perlu ditanyakan :
Apakah keluhan tsb. pada satu telinga atau kedua telinga, timbul tiba-tiba atau
bertambah secara bertahap dan sudah berapa lamanya
Apakah ada riwayat trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik atau
pemakaian obat ototoksik sebelumnya.
Apakah sebelumnya pernah menderita penyakit infeksi virus seperti parotitis,
influensa berat dan meningitis
Apakah gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi , atau pada tempat yang
bising atau pada tenpat yang tenang.
b. Suara Berdenging/Berdengung ( Tinitus )
Keluhan telinga berbunyi dapat berupa suara berdengung atau berdenging yang
dirasakan di kepala atau di telinga, pada satu sisi atau kedua telinga.
c. Rasa Pusing Yang Berputar ( Vertigo )
Apakah keluhan ini timbul pada posisi kepala tertentu dan berkurang bila pasien
berbaring dan timbul lagi bila bangun dnegan gerakan cepat.
Apakah keluhan vertigo ini disertai mual, muntah, rasa penuh di telinga dan telinga
berdenging yang mungkin kelainannya terdapat di labirin atau disertai keluhan
neurologis seperti disentri, gangguan penglihatan yang mungkin letak kelainannya
di sentral
d. Rasa Nyeri Di Dalam Telinga ( Otalgia )
Apakah pada telinga kiri/kanan dan sudah berapa lama
Nyeri alihan ke telinga dapat berasal dari rasa nyeri gigi, sendi mulut, tonsil, atau
tulang servikal karena telinga di sarafi oleh saraf sensoris yang berasal dari organ-
organ tersebut
e. Keluar Cairan Dari Telinga ( Otore )
Apakah sekret keluar dari satu atau kedua telinga, disertai rasa sakit atau tidak dan
sudah berapa lama
Sekret yang sedikit biasanya berasal dari infeksi telinga luar dan sekret yang banyak
dan bersifat mukoid umumnya berasal dari teklinga tengah. Bila berbau busuk
menandakan adanya kolesteatom. Bila bercampur darah harus dicurigai adanya
infeksi akut yang berat atau tumor. Bila cairan yang keluar seperti air jernih harus
waspada adanya cairan liquor serebrospinal
2. Tes Audiometrik
Merupakan pemeriksaan fungsi untuk mengetahui sensitivitas dan perbedaan kata-
kata, dilaksanakan dnegan bantuan audiometrik.
Tujuan :
Menentukan apakah seseorang tidak mendengar
Untuk mengetahui tingkatan kehilangan pendengaran
Tingkat kemampuan menangkap pembicaraan
Mengethaui sumber penyebab gangguan pada telinga media (gangguan konduktif) dari
telinga tengah (sistem neurologi).
I. Terapi OMSK
Tidak jarang memerlukan waktu lama serta harus berulang-ulang. Sekret yang keluar
tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain di sebabkan oleh satu
atau beberapa keadaan, yaitu :
1. Adanya perforasi membran timpani yang permanen sehingga telinga tengah berhubungan
dengan dunia luar
2. Terdapat sumber infeksi di laring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal
3. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid
4. Gizi dan higiene yang kurang
Prinsip terapi OMSK tipe maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi, bila
terdapat OMSK tipe maligna maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan mastoidektomi
dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah
merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan.
Tujuan operasi ini untuk membuang semua jaringan patologik dan mencegah komplikasi
ke intrakranial. Kerugian operasi ini adalah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur
hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol supaya tidak terjadi infeksi
kembali. Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur ( graft ) pada rongga operasi
serta membuat meatal-plasty yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi
terdapat cacat anatomi, yaitu meatus luar liang telinga menjadi lebar.
Prinsip Terapi OMSK tipe Benigna ialah dengan konservatif atau medikamentosa. Bila
sekret yang keluar terus menerus, maka diberi obat pencuci telinga berupa larutan H2O2 3%
selama 3 – 5 hari. Setelah sekret berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan
obat tetes telinga yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid. Bila sekret sudah kering
tetapi perforasi masih ada, setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan
miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara
permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya komplikasi
atau kerusakan pendengaran yang lebih berat serta memperbaiki pendengaran.
J. Tindakan Pembedahan
1. Mastoidektomi Sederhana
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang pada pengobatan konservatif
tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari
jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi.
Pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
2. Mastiodektomi Radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang
sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari
semua jaringan patologik. Tujuan operasi nin adalah untuk membuang semua jaringan
patologik dan mencegah komplikasi ke intra kranial. Kerugian operasi ini ialah pasien
tidak diperbolehkan renang seumur hidup, pasien harus kontrol teratur, pendengaran
berkurang sekali. Modifikasi operasi ini ialah dengan memasang tandur (graft) pada
rongga operasi serta membuat meatal / plasti yang lebar, sehingga rongga operasi kering
permanen, tetapi terdapat cacat anatomi yaitu meatus luar liang telinga menjadi lebar.
a. Mastiodektomi Radikal Dengan Modifikasi ( Operasi Bondy )
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum
merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan, dan dinding posterior
liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ialah, untuk membuang semua jaringan
patologik dari rongga mastoid dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
b. Miringoplasti
Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan
nama timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani.
Tujuan operasi ini ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada
OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap. Operasi ini dilakukan pada
OMSK tipe benigna yang sudah tenang dengan ketulian ringan yang hanya disebabkan
oleh perforasi membran timpani.
c. Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat
atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa.
Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.
Tidak jarang operasi ini terpaksa dilakukan 2 tahap dengan jarak waktu 6 –12 bulan
d. Timpanoplasti Dengan Pendekatan Ganda ( Combined Approach Tympanoplasty )
Operasi ini merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus
OMSK tipe maligna atau OMSK tipe benigna. Tujuan opeasi ini untuk
menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran tanpa melakukan teknik
matoidektomi radikal. Tehnik operasi ini pada OMSK tipe maligna belum disepakati
oleh para ahli karena sering terjadi kambuhnya kolesteatoma kembali.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. OMA lebih dari 2 bulan
b. Pengobatan OMA yang tidak tuntas
2. Data Subjektif
a. Telinga terasa penuh
b. Vertigo
3. Data Objektif
a. Terdapat abses atau kite retroaurikuler
b. Terdapat polip
c. Terlihat Kolesteatoma pada epitimpano
d. Ottorhoe
e. Sekret terbentuk nanah dan berbau
4. Data Penunjang
a. Rontgen : Terlihat bayangan kolesteatoma pada rongga mastoid
b. CT Scan : Diskontinuitas osikula
c. Uji Fistula positif
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan Rasional
1. Perubahan
persepsi/sensoris
b/d obstruksi,
infeksi di telinga
Persepsi / sensoris
klien dalam keadaan
baik.
1. Ajarkan klien untuk
menggunakan dan merawat
alat pendengaran secara
tepat.
1. Keefektifan alat
pendengaran tergantung
pada tipe
gangguan/ketulian,
tengah atau
kerusakan di syaraf
pendengaran
2. Observasi tanda-tanda awal
kehilangan pendengaran
yang lanjut
3. Instruksikan klien untuk
menggunakan teknik-teknik
yang aman sehingga dapat
mencegah terjadinya ketulian
lebih jauh
4. Instruksikan klien untuk
menghabiskan seluruh dosis
antibiotik yang diresepkan.
pemakaian serta
perawatannya yang
tepat.
2. Diagnosa dini terhadap
keadaan telinga atau
terhadap masalah-
masalah pendengaran
rusak secara permanen
3. Apabila penyebab pokok
ketulian tidak progresif,
maka pendengaran yang
tersisa sensitif terhadap
trauma dan infeksi
sehingga harus
dilindungi.
4. Penghentian terapi
antibiotika sebelum
waktunya dapat
menyebabkan organisme
sisa berkembang biak
sehingga infeksi akan
berlanjut.
2. Gangguan
berkomunikasi b/d
efek kehilangan
pendengaran.
Gangguan
komunikasi
berkurang / hilang.
1. Dapatkan apa metode
komunikasi yang dinginkan
dan catat pada rencana
perawatan metode yang
digunakan oleh staf dan klien,
seperti Tulisan, Berbicara, dan
Bahasa isyarat
2. Kaji kemampuan untuk
menerima pesan secara verbal
1. Dengan mengetahui
metode komunikasi
yang diinginkan oleh
klien maka metode
yang akan digunakan
dapat disesuaikan
dengan kemampuan
dan keterbatasan klien
a. Dekati klien dari sisi telinga
yang baik
b. Minimalkan percakapan
jika klien kelelahan atau
gunakan komunikasi tertulis
c. Tegaskan komunikasi
penting dengan
menuliskannya.
3. Gunakan faktor-faktor yang
meningkatkan pendengaran
dan pemahaman, seperti
bicara dengan jelas,
menghadap individu,
Ulangi jika klien tidak
memahami seluruh isi
pembicaraan, dan Gunakan
rabaan dan isyarat untuk
meningkatkan komunikasi.
2. Pesan yang ingin
disampaikan oleh
perawat kepada klien
dapat diterima dengan
baik oleh klien.
3. Memungkinkan
komunikasi dua arah
anatara perawat
dengan klien dapat
berjalan dnegan baik
dan klien dapat
menerima pesan
perawat secara tepat
3. Cemas b/d
prosedur operasi,
diagnosis,
prognosis, anestesi,
nyeri, hilangnya
fungsi,
kemungkinan
penurunan
pendengaran lebih
besar setelah
Rasa cemas klien
akan
berkurang/hilang.
1. Jujur kepada klien ketika
mendiskusikan mengenai
kemungkinan kemajuan dari
fungsi pendengarannya untuk
mempertahankan harapan
klien dalam berkomunikasi.
2. Berikan informasi mengenai
kelompok yang juga pernah
mengalami gangguan seperti
yang dialami klien untuk
1. Menunjukkan kepada
klien bahwa dia dapat
berkomunikasi dengan
efektif tanpa
menggunakan alat
khusus, sssehingga
dapat mengurangi rasa
cemasnya.
2. Dukungan dari
bebarapa orang yang
operasi. memberikan dukungan kepada
klien.
3. Berikan informasi mengenai
sumber-sumber dan alat-lat
yang tersedia yang dapat
membantu klien.
memiliki pengalaman
yang sama akan sangat
membantu klien.
3. Agar klien menyadari
sumber-sumber apa saja
yang ada disekitarnya
yang dapat mendukung
dia untuk
berkomunikasi.
4. Kurang
pengetahuan
berhubungan
dengan kurangnya
informasi tentang
penatalaksanaan
OMA yang tepat.
Pengetahuan pasien
tentang
penatalaksanaan
OMA meningkat.
1. Kaji tingkat pengetahuan
pasien
2. Berikan informasi berkenaan
dengan kebutuhan pasien
3. Susun bersama hasil yang
diharapkan dalam bentuk kecil
dan realistik untuk
memberikan gambaran pada
pasien tentang keberhasilan
4. Beri upaya penguatan pada
pasien
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otitis Media supurativa Kronik ( OMSK ) merupakan keradangan atau infeksi kronis
yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam kavum timpani, ditandai dengan
perforasi membran timpani, sekret yang keluar terus-menerus atau hilang timbul.
B. Saran
Semoga makalah Asuhan Keperawatan pada klien OMSK ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan pengetahuan bagi para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Dunna, D.I. Et al. ( 1995 ). Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd
Edition : WB Sauders
Sjamsuhidajat & Wim De Jong. ( 1997 ). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta
Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. ( 1998 ). Buku Ajar Ilmu penyakit THT. FKUI :
Jakarta
Iskandar N, sopeardi EA ( 1997 ). Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorok,
edisi ketiga FKUI : Jakarta
www. Bcm.edu/oto/otologyprimer : Otitis Media Complications
Corwin Elizabeth J. ( 2009 ). Buku Saku Patofiologi ed ( 3 ). Jakarta : EGC.