Transcript
Page 1: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GAGAL GINJAL AKUT

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Sistem Perkemihan

OLEH:

Indah. R.I. Amfotis

Veronika V. F. Ila

Rogerio Brandini Soarez

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

2012

Page 2: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

Bab I

Konsep Dasar Penyakit Gagal Ginjal Akut

A. Pengertian

Gagal ginjal akut (acute renal failure, ARF) merupakan suatu sindrom klinis

yang ditandai dengan fungsi ginjal yang menurun secara cepat (biasanya dalam

beberapa hari) yang menyebabkan azotemia yang berkembang cepat. (Lorraine M.

Wilson)

Gagal ginjal akut adalah hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir

lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular.

(Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2)

Gagal ginjal akut mengacu pada kehilangan fungsi ginjal yang tiba-tiba

(beberapa jam sampai beberapa hari) yang ditandai dengan peningkatan nitrogen urea

darah (BUN) dan kreatinin serum. (Keperawatan Kritis edisi 8)

Dari beberapa pengertian mengenai gagal ginjal akut diatas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa gagal ginjal akut merupakan suatu kumpulan gejala

keabnormalan pada ginjal yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal secara

mendadak.

B. Epidemologi

Frekuensi kejadian gagal ginjal

GGA pada bayi dan anak-anak lebih sering diakibatkan oleh gagal prerenal

GGA sering terjadi pada bayi dan anak-anak yang berpenyakit kritis dan dapat

secara signifikan memengaruhi hasil ( mortalitas dan morbiditas)

Angka mortalitas terkait GGA yang tinggi (sampai 78%) berkaitan dengan

suatu kombinasi GGA dan gagal organ multisistem.

Pria mungkin disebabkan oleh hipertrofi prostat. Pada wanita, infeksi saluran

kemih yang berulang dapat menyebabkan GGA, serta pada wanita yang

mengalami perdarahan pasca melahirkan.

Frekuensi kejadian GGA cukup tinggi yaitu sekitar 25-50 kasus per juta

penduduk pertahun. GGA ini merupakan 1% dari jumlah penderita yang

Page 3: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

dirawat di rumah sakit dan 2-5% dari penderita yang dirawat di unit perawatan

intensif.

C. Etiologi

Menurut The Series For Clinical Execellence Nursing, penyebab dari gagal ginjal

akut ini terbagi menjadi 3 penyebab:

Gagal ginjal prerenal akibat berkurangnya aliran darah ke ginjal, yang bisa

disebabkan oleh:

Gangguan autoimun misalnya skleroderma

Kehilangan darah

Gangguan kardiovaskular, misalnya gagal jantung, aritmia, dan

temponade

Gangguan darah misalnya trombositopenik purpura idiopatik, reaksi

transfusi, gangguan hemodilitik lainnya

Gangguan akibat pendarahan mirip melahirkan (berkaitan dengan

abrupsi plasental atau plasenta previa) yang bisa merusak ginjal

Embolisme

Hipovolemia

Hipertensi ganas

Genangan cairan dalam asites atau pembakaran

Sepsis

Syok

Gagal ginjal intrarenal akibat kerusakan ginjal, yang bisa disebabkan oleh:

Glomerulonefritis poststreptokokal akut

Pielonefritis akut

Nekrosis tubular akut

Trombosis vena renal bilateral

Iskemia

Nefrotoksin

Mieloma renal

Penyakit sel sabit

Lupus eritematosus sistemik

Vaskulitis

Page 4: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

Gagal postrenal akibat obstruksi bilateral di aliran urin keluar, yang bisa

disebabkan oleh:

Hiperplasia prostatik jinak

Gumpalan

Papila dari nekrosis papiler

Kalkulus renal

Striktur

Tumor

Edema uretral akibat kateterisasi

D. Patofisiologi pathway dan respon masalah keparawatan

Menurut Keperawatan Medikal Bedah vol 2 Gagal ginjal akut adalah

hilangnya fungsi ginjal secara mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan

sirkulasi renal atau disfungsi tubular dan glomerular. Ini dimanifestasikan dengan

anuria, oliguria, atau volume urin normal. Anuria (kurang dari 50 ml urin per hari)

dan normal haluaran urin tidak seperti oliguria. Oliguria (urin kurang dari 400 ml per

hari) adalah situasi klinis yang umum dijumpai pada gagal ginjal akut.

Disamping volume urin yang diekskresikan, pasien gagal ginjal akut

mengalami peningkatan kadar nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum dan

retensi produk sampah metabolik lain yang normalnya diekskresikan oleh ginjal.

Tiga kategori utama kandisi penyebab gagal ginjal akut adalah:

Prarenal (hipoperfusi ginjal)

Intrarenal (kerusakan aktual jaringan ginjal)

Pascarenal (obstruksi aliran urin)

Kondisi Prarenal adalah masalah aliran darah akibat hipoperfusi ginjal dan

turunnua laju filtrasi glomerulus. Kondisi klinis yang umum adalah status penipisan

volume (hemoragi atau kehilangan cairan melalui saluran gastrointestinal),

vasodilatasi (sepsis atau anafilaksis), dan gangguan fungsi jangtung (infark

miokardium, gagal jantung kongestif, atau syok kardiogenik)

Penyebab intrarenal gagal ginjal akut adalah akibat dari kerusakan struktur

glomerulus atau tubulus ginjal. Kondisi seperti rasa terbakar, cedera akibat benturan,

dan infeksi serta agens nefrotoksik dapat menyebabkan nekrosis tubulus akut (ATN)

dan berhentinya fungsi renal. Cedera akibat terbakar dan benturan menyebabkan

Page 5: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

pembebasan hemoglobin dan mioglobin (protein yang dilepaskan dari otot ketika

terjadi cedera), sehingga terjadi toksik renal, iskemia atau keduanya. Reaksi transfusi

yang parah juga menyebabkan gagal intrarenal; hemoglobin dilepaskan melalui

mekanisme hemolisis melewati membran glomerulus dan terkonsentrasi di tubulus

ginjal menjadi faktor pencetus terbentuknya hemoglobin. Faktor penyebab lain adalah

pemakaian obat-obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), terutama pada pasien lansia.

Medikasi ini mengganggu prostaglandin yang secara normal melindungi aliran darah

renal, menyebabkan iskemia ginjal.

Pascarenal yang menyebabkan gagal ginjal akut biasanya akibat dari

obstruksi di bagian distal ginjal. Tekanan di tubulus ginjal meningkat; akhitnya laju

filtrasi glomerulus meningkat.

Meskipun patogenesis pasti dari gagal ginjal akut dan oliguri belum diketahui,

namun terdapat masalah mendasar yang menjadi penyebab. Beberapa faktor mungkin

reversibel jika diidentifikasi dan ditangani dengan tepat sebelum fungsi ginjal

terganggu. Beberapa kondisi berikut menyebabkan pengurangan aliran darah renal

dan gangguan fungsi ginjal: (1) hipovolemia; (2) hipotensi; (3) penurunan curah

jantung dan gagal jantung kongestif; (4) obstruksi ginjal atau traktus urinarius bawah

akibat tumor, bekuan darah, atau batu ginjal; dan (5) obstruksi vena atau arteri

bilateral ginjal. Kondisi ini ditangani dan diperbaiki sebelum ginjal rusak secara

permanen, peningkatan BUN, oliguria, dan tanda-tanda lain yang berhubungan

dengan gagal ginjal akut dapat dikurangi.

Tahapan: terdapat empat tahapan klinik dari gagal ginjal akut; periode awal,

periode oliguria, periode diuresis, dan periode perbaikan.

Periode awal: dengan awitan awal dan diakhiri dengan terjadinya oliguria.

Periode oliguria: (volume urin kurang dari 400 ml/24 jam) disertai dengan

peningkatan konsentrasi serum dari substansi yang biasanya diekskresikan oleh ginjal

(urea, kreatinin, asam urat, dan kation intraseluler – kalium dan magnesium). Jumlah

urin minimal yang diperlukan untuk membersihkan produk sampah normal tubuh

adalah 400 ml. Pada tahap in gejala uremik untuk pertamakalinya muncul, dan kondisi

yang mengancam jiwa seperti hiperkalemia terjadi.

Page 6: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

Pada banyak pasien hal ini dapat merupakan penurunan fungsi ginjal disertai

kenaikan retensi nitrogen, namun pasien masih mengekskresikan urin sebanyak 2 liter

atau lebih setiap hari. Hal ini merupakan bentuk nonoligurik dari gagal ginjal dan

terjadi terutama setelah antibiotik nefrotoksik deberikan kepada pasien; dapat juga

terjadi pada kondisi terbakar, cedera traumatik, dan penggunaan anastesi halogen.

Pada tahap ke tiga, periode diuresis, pasien menunjukan peningkatan jumlah

urin secara bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Nilai laboratorium

berhenti meningkat dan akhirnya menurun, meskipun haluaran urin mencapai kadar

normal atau meningkat, fungsi renal masih dianggap normal. Tanda uremik mungkin

masih ada, sehingga penatalaksanaan medis dan keperawatan masih diperlukan.

Pasien harus dipantau dengan ketat akan adanya dehidrasi selama tahap ini; jika

terjadi dehidrasi, tanda uremik biasanya meningkat.

Periode penyembuhan merupakan tanda perbaikan fungsi ginjal dan

berlangsung selama 3 sampai 12 bulan. Nilai laboratorium akan kembali normal.

Meskipun terdapat reduksi laju filtrasi glomerulus permanen sekitar 1% sampai 3%,

tetapi hal ini secara klinis tidak signifikan.

E. Komplikasi

(source: buku saku patofisiologi Elisabeth J. Corwin)

Retensi cairan akibat kegagalan fungsi ginjal dapat menyebabkan edema,

gagal jantung kongestif, atau intoksikasi air.

Gangguan elektrolit dan pH dapat menimbulkan ensefalopati.

Apabila hiperkalemianya parah (≥ 6,5 miliekuivalen per liter), dapat terjadi

distritmia dan kelemahan otot.

F. Gejala Klinik

Menurut The Series For Clinical Execellence Nursing, tanda dan gejala dari gagal

ginjal akut:

Tanda awal: oliguria, azotemia, dan (jarang terjadi) anuria

Demam dan menggigil, yang mengindikasikan infeksi, komplikasi umum dari

gagal ginjal akut

Page 7: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

Tanda selanjutnya: ketidak seimbangan elektrolit, asidosis metabolik, dan efek

berat lain saat pasien semakin uremik dan disfungsi ginjal mengganggu sistem

tubuh lainnya:

- Kardivaskular – dari awal penyakit: hipertensi; selanjutnya: hipertensi,

aritmia, cairan berlebihan, gagal jantung, edema sistemik, anemia,

perubahan mekanisme penggumpalan

- Sistem saraf pusat (centran nervous system – CNS) sakit kepala,

mengantuk, iritabilitas, konfusi, neuropati periferal, sawan, koma

- Kutaneus: kekeringan, pruritus, pucat, purpura; beku uremik (jarang

terjadi)

- GI: anoreksia, mual, muntah, diare, atau konstipasi, stomatitis,

pendarahan, hematemesis, selaput lendir kering, napas uremik.

- Respiratorik: respirasi kusmaul, edema pulmoner

G. Pemeriksaan Diagnostik dan Hasil

Hasil uji darah yang mengindikasikan gagal ginjal akut intrinsik meliputi

kenaikan kadar nitrogen urea, kreatinin, dan kalium; kadar bikarbonat dan

hemoglobin (Hb) rendah; dan pH hematrokit (HTC) rendah.

Spesimen urin menunjukan warna tambahan, debris seluler, gravitasi spesifik

menurun, dan dalam penyakit glomerular menunjukan proteinuria dan

osmolitas urin yang mendekati osmolalitas serum kadar kalium urin kurang

dari 20 mEq/L jika oliguria disebabkan oleh berkurangnya perfusi dan lebih

dari 40 mEq/L jika disebabkan oleh masalah intrinsik.

Studi lainya meliputi ultrasonografi renal, radiografi ginjal-ureter-kandung

kemih, urografi ekskretori, scan renal, pielografi retrograd, computed

temography, dan nefrotomografi

Pencitraan radionuklida: dapat menunjukan kaliketaksis, hidronefrosis,

penyempitan, dan lambatnya pengisisan dan pengosongan sebagai akibat dari

GGA

Pielogram retrogard: menunjukan abnormalitas perlvis ginjal dan ureter

Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi

ekstravaskularitas dan massa

Sistouretrogram berkemih: menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks ke

dalam ureter, retensi

Page 8: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

CT scan: gambaran bagian menyilang dari ginjal dan saluran perkemihan

mendeteksi adanya/luasnya penyakit

MRI: memberi informasi tentang jaringan lunak

H. Penatalaksanaan

Ginjal memiliki kemampuan pulih yang luar biasa dari penyakit. Oleh karena

itu, tujuan penanganan gagal ginjal akut adalah untuk menjaga keseimbangan kimiawi

normal dan mencegah komplikasi sehingga perbaikan jaringan ginjal dan

pemeliharaan fungsi ginjal dapat terjadi. Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi,

menangani dan mengeliminasi setiap kemungkinan penyebab kerusakan.

Identifikasi dan tangani penyebab yang bisa disembuhkan, misalnya terapi

obat nefrotoksik, uropati obstruktif, dan penipisan volume.

Tindakan suportif meliputi makanan kaya kalori dan rendah protein, natrium,

dan kalium, dengan suplemen vitamin dan pembatasan cairan.

Pemantauan elektrolit secara saksama penting untuk mendeteksi hiperkalemia.

Beri glukosa hipertonik dan insulin I.V. sesuai perintah-dan resin pertukaran

kalium oral atau rektal-untuk membuang kalium dari tubuh bila terjadi

hiperkalemia

Hemodialisis atau dialisis peritoneal bisa diperlukan jika tindakan tersebut

tidak bisa mengontrol hiperkalemia dan gejala uremik.

Terapi penggantian ginjal secara kontinu bisa dilakukan bagi pasien yang

tidak bisa menoleransi hemodialisis atau yang tidak stabil secara

hemodinamik.

Bab II

Asuhan Keperawatan Klien dengan Gagal Ginjal Akut

Page 9: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

A. Pengkajian

a. Anamnesa:

1. Identitas:

Nama :

Umur :

Jenis kelamin: Pria mungkin disebabkan oleh hipertrofi prostat. Pada

wanita, infeksi saluran kemih yang berulang dapat menyebabkan GGA,

serta pada wanita yang mengalami perdarahan pasca melahirkan.

Alamat :

Pekerjaan :

Agama :

Status :

2. Riwayat sakit dan kesehatan:

a. Keluahan utama: penurunan produksi urine

b. Riwayat kesehatan sekarang : pengkajian ditujukan sesuai dengan

predisposisi etiologi penyakit terutama pada prerenal dan renal. Secara

ringkas perawat menanyakan berapa lama keluhan penurunan jumlah urine

output dan apakan penurunan jumlah urine output tersebut ada

hubungannya dengan predisposisi penyebab, seperti pasca-perdarahan

setelah melahirkan, diare, muntah berat, luka bakar luas, cedera luka

bakar, setelah mengalami episode serangan infark, adanya riwayat minum

obat NSAID atau pemakaian antibiotik, adanya riwayat pemasangan

transfusi darah, serta adanya riwayat trauma langsung pada ginjal.

c. Riwayat kesehatan dahulu: kaji adanya riwayat batu saluran kemih, infeksi

sistem perkemihan yang berulang, penyakit diabetes melitus dan penyakit

hipertensi pada masa sebelumnya yang menjadi presisposisi penyebab

pasca-renal. Penting untuk dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan

masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat dan

dokumentasikan.

d. ADL :

Page 10: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

Nutrisi: didapatkan adanya mual dan muntah, serta anoreksia

sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari

kebutuhan.

Eliminasi: perubahan pola berkemih biasanya: peningkatan

frekuensi, poliuria (kegagalan dini), atau penurunan

frekuensi/oliguria(fase akhir), disuria, ragu-ragu, dorongan, dan

retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi), perubahan warna urine contoh

kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria (biasanya 12-21

hari); poliuria (2-6 L/hari), abdomen kembung, diare atau

konstipasi

Hygiene: -

Aktifitas/istirahat: keletihan, kelemahan, malaise, kelemahan tonus

otot, kehilalngan tonus

b. Pemeriksaan fisik:

B1 (breathing): pada periode oliguri sering didapatkan adanya gangguan pola

nafas dan jalan nafas yang merupakan respons terhadap azotemia dan sindrom

akut uremia. Klien bernafas dengan bau urine (fetor uremik) sering didapatkna

pada fase ini.

(napas pendek, takipnea, dispnea, peningkatan freekuensi, kedalaman

(pernapasan kusmaul); napas amonia, batuk produktif dengan sputum kental

merah muda (edema paru)).

B2 (blood): sering terdapat anemia yg merupakan kondisi yang tidak dapat

dielakkan sebagai akibat dari penurunan produksi eritropoetin, lesi

gastrointestinal uremik, penurunan usia sel darah marah dan kehilangan darah,

biasanya dari saluran GI. Adanya penurunan curah jantung sekunder dari

gangguan fungsi jantung akan memperberat kondisi GGA. Pada pemeriksaan

tekanan darah sering didapatkan adanya peningkatan.

(hipotensi/hipertensi (termasuk hipertensi malignam, eklampsia/hipertensi

akibat kehamilan, distritmia jantung, nadi lemah/halus, hipotensi ortostatik

(hipovolemia), nadi kuat (hipervolemia), edema jaringan umum (termasuk area

periorbital, mata kaki, sakrum), pucat, kecendrungan perdarahan, peningkatan

berat badan (edema), perubahan turgor kulit/kelembaban)

Page 11: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

B3 (brain): gangguan status mental, penurunan lapang perhatian,

ketidakmampuan berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau, penurunan

tingkat kesadaran (azotemia, ketidakseimbangan elektrolit/asam/basa). Klien

berisiko kejang, efek sekunder akibat gangguan elektrolit, sakit kepala,

penglihatan kabur, kram otot/kejang biasanya akan didapatkan terutama pada

fase oliguri yang berlanjut pada sindrom uremia.

B4 (bladder): perubahan pola kemih pada periode oliguri akan terjadi

penurunan frekuensi dan penurunan urine output ( 400 ml/hari, sedangkan

pada periode deuresis terjadi peningkatan yang menunjukkan peningkatan

jumlah urine secara bertahap, disertai tanda perbaikan filtrasi glomerulus. Pada

pemeriksaan didapatkan perubahan warna urine menjadi lebih pekat/gelap.

(perubahan pola berkemih biasanya: peningkatan frekuensi, poliuria

(kegagalan dini), atau penurunan frekuensi/oliguria(fase akhir), disuria, ragu-

ragu, dorongan, dan retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi), perubahan warna

urine contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria (biasanya 12-21

hari); poliuria (2-6 L/hari))

B5 (bowel): didapatkan adanya mual dan muntah, serta anoreksia sehingga

sering didapatkan penurunan intake nutrisi dari kebutuhan.

B6 (Bone): didapatkan adanya kelemahan fisik secara umum efek sekunder

dari anemia dan penurunan perfusi perifer dari hipertensi, kekeringan kulit,

pruritus, pucat, purpura; beku uremik (jarang terjadi)

c. Pemeriksaan penunjang:

Hasil uji darah yang mengindikasikan gagal ginjal akut intrinsik meliputi

kenaikan kadar nitrogen urea, kreatinin, dan kalium; kadar bikarbonat dan

hemoglobin (Hb) rendah; dan pH hematrokit (HTC) rendah.

Spesimen urin menunjukan warna tambahan, debris seluler, gravitasi spesifik

menurun, dan dalam penyakit glomerular menunjukan proteinuria dan

osmolitas urin yang mendekati osmolalitas serum kadar kalium urin kurang

dari 20 mEq/L jika oliguria disebabkan oleh berkurangnya perfusi dan lebih

dari 40 mEq/L jika disebabkan oleh masalah intrinsik.

Page 12: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

Studi lainya meliputi ultrasonografi renal, radiografi ginjal-ureter-kandung

kemih, urografi ekskretori, scan renal, pielografi retrograd, computed

temography, dan nefrotomografi

Pencitraan radionuklida: dapat menunjukan kaliketaksis, hidronefrosis,

penyempitan, dan lambatnya pengisisan dan pengosongan sebagai akibat dari

GGA

Pielogram retrogard: menunjukan abnormalitas perlvis ginjal dan ureter

Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi

ekstravaskularitas dan massa

Sistouretrogram berkemih: menunjukkan ukuran kandung kemih, refluks ke

dalam ureter, retensi

CT scan: gambaran bagian menyilang dari ginjal dan saluran perkemihan

mendeteksi adanya/luasnya penyakit

MRI: memberi informasi tentang jaringan lunak

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang muncul untuk pasien gagal ginjal akut meliputi :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d. mukus dalam jumlah berlebihan

DS : mengeluh napas pendek, nafas berbau amonia

DO: takipnea, peningkatan freekuensi, kedalaman (pernapasan kusmaul), batuk

produktif dengan sputum kental merah muda (edema paru).

2. Penurunan curah jantung b.d. perubahan preload

DS : mengatakan adanya pembengkakan pada kelopak mata, mata kaki

DO : hipotensi/hipertensi, nadi lemah/halus, distritmia jantung, edema

3. Resiko cedera b.d. disfungsi sensorik

Yang ditandai dengan: penurunan tingkat kesadaran, sakit kepala, penglihatan

kabur, gangguan status mental

4. Gangguan eliminasi urin b.d. penyebab multipel

DS : mengatakan ragu-ragu dalam berkemih.

DO: perubahan pola kemih pada periode oliguri akan terjadi penurunan frekuensi

dan penurunan urine output ( 400 ml/hari, peningkatan frekuensi, poliuria

(kegagalan dini), atau penurunan frekuensi/oliguria(fase akhir),

Page 13: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

disuria, ,dorongan, dan retensi (inflamasi/obstruksi, infeksi), perubahan warna

urine contoh kuning pekat, merah, coklat, berawan, oliguria (biasanya 12-21

hari); poliuria (2-6 L/hari))

5. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidak mampuan untuk

mencerna makanan.

DS : mengeluh mual dan muntah, tidak ada nafsu makan, nyeri uluhati, kembung

DO: diare, konstipasi

6. Keletihan b.d. status penyakit

DS: mengeluh keletihan, kelemahan

DO: malaise, kelemahan tonus otot, kehilalngan tonus

7. Intoleransi aktifitas b.d. ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

DS: mengeluh lelah setelah beraktifitas, letih, lemah

DO: hipotensi/hipertensi (termasuk hipertensi malignam, eklampsia/hipertensi

akibat kehamilan, distritmia jantung, nadi lemah/halus, hipotensi ortostatik

(hipovolemia), nadi kuat (hipervolemia).

8. Kelebihan volume cairan b.d. gangguan mekanisme regulasi

DS: mengatakan adanya peningkatan berat badan dalam waktu singkat

DO: edema jaringan umum (termasuk area periorbital, mata kaki, sakrum),

perubahan turgor kulit, kulit lembab.

9. Resiko kerusakan itegritas kulit b.d. gangguan kondisi metabolik

Yang ditandai dengan adanya kekeringan, pruritus, pucat, purpura, beku uremik

(jarang terjadi).

10. Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif dan kegagalan mekanisme

regulasi

DS:mengeluh lemah,

DO: haus, berat badan menurun, hipotensi, turgor kulit jelek, mukosa membran

kering, hemokonsentrasi

11. Resiko perdarahan b.d. koagulopati inheren

Yang ditandai dengan adanya kecenderungan perdarahan.

C. Rencana Tindakan/intervensi keperawatan

Page 14: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

1. Gangguan eliminasi urin b.d. penyebab multipel

Goal: pola eliminasi urin pasien normal selama dalam perawatan

Objective: pasien tidak mengalami penyebab multipel selama dalam perawatan

Outcomes: dalam waktu 3x24 jam perawatan:

- Dapat berkemih dengan normal

- Produksi urin >600 ml/hari

- Disuria (-)

intervensi dan rasional:

1. dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan dan keluhan tentang masalah

perkemihan.

R/ mendengan aktif menunjukan respek terhadap pasien; pengungkapan secara

bebas membantu menentukan ketakutan pasien secara tepat.

2. Jelaskan kondisi perkemihan pasien kepada pasien dan anggota keluarga atau

pasangan.

R/ pengetahuan kesehatan yang akurat akan meningkatkan kemampuan pasien

dalam mempertahankan kesehatan.

3. Dorong asupan cairan yang seimbang

R/ untuk melembabkan membran mukosa dan melarutkan zat kimia dalam tubuh

4. Kolaborasi pemberian obat nyeri sesuai program dan pantau keefektifannya

R/ untuk meredakan nyeri dan menurunkan ketegangan akibat ansietas

5. Observasi pola berkemih pasien. Dokumentasikan warna dan karakteristik urin,

asupan dan haluaran, dan berat badan pasien setiap hari. Laporkan semua

perubahannya.

R/ pengukuran asupan dan haluaran yang akurat sangat penting untuk melakukan

terapi penggantian cairan secara tepat. Karakteristik urine membantu penegakan

diagnosis.

2. Kelebihan volume cairan b.d. gangguan mekanisme regulator sekunder akibat

GGA

Goal: pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit selama dalam

perawatan

Objective: pasien tidak akan mengalami gangguan selama dalam perawatan

Page 15: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

Outcomes: dalam waktu 3x24 jam perawatan:

- Edema (-)

- Turgor kulit baik

- Kelembaban kulit baik

Intervensi dan rasional:

1. Rencanakan penggantian cairan pada pasien, dalam pembatasan multipel.

R/ membantu menghindari periode tanpa cairan.

2. Jelaskan alasan pembatasan cairan dan diet yang dianjurkan

R/ untuk meningkatkan pemahaman dan kepatuhan pasien

3. Berikan cairan sesuai instruksi, pantau kecepatan aliran IV secara cermat

R/ kelebihan cairan IV dapat memperburuk kondisi pasien

4. Berikan perawatan mulut, pertahankan kelembapan membran mukosa dengan

pelumas larut air

R/ untuk mencegah dehidrasi mukosa

5. Kaji kulit, wajah, area tergantung untuk edema

R/ edema terjadi terutama pada jaringan yang tergantung pada tubuh, contoh

tangan, kaki, area lumbosakral. BB pasien dapat meningkat sampai 4,5 kg cairan

sebelum edema pitting terdeteksi. Edema periorbital dapat menunjukan tanda

perpindahan cairan ini, karena jaringan rapuh ini mudah terdistensi oleh

akumulasi cairan minimal.

6. Awasi denyut jantung, TD dan CVP

R/ takikardi dan hipertensi terjadi karena (1) kegagalan ginjal untuk mengeluarkan

urine, (2) pembatasan cairan berlebihan selama mengobati hipovolemia/hipotensi

atau perubahan fase oliguria gagal ginjal, (3) perubahan pada sestem renin-

angiotensin

7. Ukur berat badan pasien setiap hari sebelum sarapan sesuai program. Periksa

adanya tanda-tanda retensi cairan seperti edema.

R/ untuk memberikan pembacaan yg konsisten

3. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d. mukus dalam jumlah berlebihan

Goal: pola nafas pasien efektif selama dalam perawatan

Objective: pasien dapat terbebas dari mukus dalam jumlah berlebihan selama

dalam perawatan.

Outcomes: dalam waktu 1x24 jam perawatan:

Page 16: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

- RR normal (12-20x/menit)

- Pernafasan kusmaul (-)

- Ronchi (-)

Intervensi dan rasional:

1. Istirahatkan klien dengan posisi semi fowler

R/ posisi semi fowler akan meningkatkan ekspansi paru optimal. Istirahat

akan mengurangi kerja jantung, meningkatkan tenaga cadangan jantung dan

menurunnkan tekanan darah

2. Manajemen lingkungan: lingkungan tenang dan batasi pengunjung

R/ lingkungan yang tenang akan menurunkan stimulus nyeri eksternal dan

pembatasan pengunjung akan membantu meningkatkan kondisi O2 ruangan

yang akan berkurang apabila banyak pengunjung yang berada di ruangan.

3. Kolaborasi pemberian cairan Ringer Laktat secara intravena

R/ larutan IV Ringer Laktat biasanya merupakan cairan pilihan untuk

memperbaiki keadaan asidosis metabolik dengan selisih anion normal.

4. Pantau data laboratorium analisis gas darah berkelanjutan

R/ tujuan keperawatan pada asidosis metabolik adalah meningkatkan pH

sistemik sampai ke batas yang aman dan menaggualangi sebab-sebab asidosis

yang mendasarinya. Dengan monitoring perubahan dari analisis gas darah

berguna untuk menghindari komplikasi yang tidak diharapkan.

5. Observasi tanda-tanda vital terutama pernafasan pasien

R/ untuk mendeteksi tanda-tanda awal gangguan dan untuk mengetahui

keefektifan intervensi.

4. Kekurangan volume cairan b.d. kehilangan cairan aktif dan kegagalan

mekanisme regulasi

Goal: pasien akan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit selama dalam

perawatan.

Objective: pasien tidak akan mengalami kehilangan cairan aktif dan kegagalan

mekanisme regulasi selama dalam perawatan.

Outcomes: dalam waktu 3x24 jam perawatan:

- Berat badan meningkat

Page 17: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

- Dehidrasi (-)

- Turgor kulit normal

- Mukosa membran lembab

- TTV dalam batas normal

Intervensi dan rasional:

1. Jelaskan alasan kehilangan cairan dan ajrkan pada pasien cara memantau volume

cairan (contohnya dengan mencatat berat badan setiap hari dan mengukur asupan

dan haluaran)

R/ tindakan ini mendorong keterlibatan pasien dalam perawatan personal

2. Kolaborasi pemberian cairan secara intravena

R/ jalur yang paten penting untuk pemberian cairan secara cepat dan

memudahkan perawat dalam melakukan kontrol intake dan output cairan.

3. Selimuti pasien hanya dengan kain yang tipis. Hindari terlalu panas

R/ untuk mencegah vasodilatasi, terkumpulnya darah di ekstremitas dan

berkurangnya volume darah sirkulasi.

4. Pantau status cairan (turgor kulit, membran mukosa, intake dan output)

R/ jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan dari keadaan status cairan.

Penurunan volume cairan mengakibatkan menurunnya produksi urine, monitoring

yang ketat pada produksi urin <600 ml/hari karena merupakan tanda-tanda

terjadinya syok hipovolemik.

5. Observasi TD dan timbang berat badan

R/ hipotensi dapat terjadi pada hipovolemik. Perubahan berat badan sebagai

parameter dasar terjadinya defisit cairan

6. Observasi warna kulit, suhu, sianosis, nadi perifer, dan diaforesis secara teratur

R/ mengetahui adanya pengaruh peningkatan tahanan perifer

D. Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu pada rencana tindakan/intervensi

keperawatan yang telah ditetapkan/dibuat

E. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah

teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu pada kriteria evaluasi

Page 18: 116978383 ASKEP Gagal Ginjal Akut

F. Pendidikan pasien

1. Jelaskan tentang penyebab episode gagal ginjal akut

2. Jelaskan derajat fungsi ginjal setelah fase akut lewat

3. Jelaskan makanan dan minuman yang harus dipantang

4. Ajarkan keterampilan untuk mengobservasi suhu, nadi, pernafasan, TD, intake

dan output, mengukur BB setiap hari dan mencatatatnya

5. Jelaskan tentang pentingnya personal hygiene yg baik

6. Jelaskan tentang bagaimana menghindari infeksi

7. Jelaskan tentang latihan dan istirahat dan jenis latihan atau olahraga yg

diperbolehkan

8. Beri penjelasan tentang obat-obatan: nama, tujuan, dosis, waktu dan reaksi yg

merugikan dan tulis semua obat yang diminum

9. Jelaskan jadwal kunjungan follow up ke dokter dan pentingnya kegiatan tersebut

10. Jelaskan tentang kemungkinan dialisa ginjal dan tranplantasi di masa mendatang