YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    1/19

    TUBERKULOSIS PARUYasyri Dini Lubis

    2013-31-024

    Seksi 02

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    2/19

    PENYEBAB

    Penyebab dari penyakit TBC adalah dikarenakan

    adanya suatu infeksi yang diakibatkan dari

    infeksi dan juga kuman Mycobaterium

    tuberkulosis dan biasanya kuman ini akan

    menyerang paru-paru

    TBC merupakan salah satu jenis penyakit yang

    penularannya sangat mudah terjadi, media atau

    sarana dari penularan bisa terjadi dari cairan

    yang ada di dalam saluran nafas yang keluarsaat penderita bersin atau juga saat sedang

    batuk, dan setelah itu terhirup oleh orang lain

    yang berada di dekatnya

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    3/19

    PATOFISIOLOGI

    Penularan TB Paru terjadi karena kumanmycobacterium

    tuberculosis. dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadidroplet

    nucleidalam udara. Partikel infeksi ini dapat hidup dalam udara

    bebas selama kurang lebih 1-2 jam, tergantung pada tidaknya

    sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Suasana

    lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari hari sampaiberbulanbulan. Bila partikel ini terhisap oleh orang sehat maka

    ia akan menempel pada jalan nafas atau paruparu.

    Partikel dapat masuk ke dalam alveolar, bila ukuran vartikel

    kurang dari 5 mikrometer. Kuman akan dihadapi terlebih dulu

    oleh neutropil, kemudian baru oleh makrofag. Kebanyakan

    partikel ini akan dibersihkan oleh makrofag keluar dari cabangtrakea bronkhial bersama gerakan sillia dengan sekretnya. Bila

    kuman menetap di jaringan paru maka ia akan tumbuh dan

    berkembang biak dalam sitoplasma makrofag. Di sini ia dapat

    terbawa masuk ke organ tubuh lainnya.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    4/19

    PATOFISIOLOGI

    Kuman yang bersarang ke jaringan paru akan berbentuk sarang

    tuberkulosis pneumonia kecil dan disebut sarang primer atau

    efek primer atau sarangghon(fokus). Sarang primer ini dapat

    terjadi pada semua jaringan paru, bila menjalar sampai ke

    pleura maka terjadi efusi pleura. Kuman dapat juga masuk ke

    dalam saluran gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, dankulit. Kemudian bakteri masuk ke dalam vena dan menjalar

    keseluruh organ, seperti paru, otak, ginjal, tulang. Bila masuk ke

    dalam arteri pulmonalis maka terjadi penjalaran keseluruh

    bagian paru dan menjadi TB milier.

    Sarang primer akan timbul peradangan getah bening menuju

    hilus (limfangitis lokal), dan diikuti pembesaran getah beninghilus (limfangitis regional). Sarang primer limfangitis lokal serta

    regional menghasilkan komplek primer (range). Proses sarang

    paru ini memakan waktu 38 minggu. Berikut ini menjelaskan

    skema tentang perjalanan penyakit TB Paru hingga terbentuknya

    tuberkel ghon.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    5/19

    FAKTOR RESIKO

    1. Faktor Umur.

    Beberapa faktor resiko penularan penyakit tuberkulosis di Amerika yaitu

    umur, jenis kelamin, ras, asal negara bagian, serta infeksi AIDS. Dari hasil

    penelitian yang dilaksanakan di New York pada Panti penampungan orang-

    orang gelandangan menunjukkan bahwa kemungkinan mendapat infeksi

    tuberkulosis aktif meningkat secara bermakna sesuai dengan umur.

    Insiden tertinggi tuberkulosis paru biasanya mengenai usia dewasa muda.Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru adalah kelompok usia

    produktif yaitu 15-50 tahun.

    2. Faktor Jenis Kelamin.

    Di benua Afrika banyak tuberkulosis terutama menyerang laki-laki. Pada

    tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua kali lipat

    dibandingkan jumlah penderita TB Paru pada wanita, yaitu 42,34% padalaki-laki dan 28,9 % pada wanita. Antara tahun 1985-1987 penderita TB

    paru laki-laki cenderung meningkat sebanyak 2,5%, sedangkan penderita

    TB Paru pada wanita menurun 0,7%. TB paru Iebih banyak terjadi pada

    laki-laki dibandingkan dengan wanita karena laki-laki sebagian besar

    mempunyai kebiasaan merokok sehingga memudahkan terjangkitnya TB

    paru.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    6/19

    FAKTOR RESIKO

    3. Tingkat Pendidikan

    Tingkat pendidikan seseorang akan

    mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang

    diantaranya mengenai rumah yang memenuhi

    syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB

    Paru, sehingga dengan pengetahuan yang cukup

    maka seseorang akan mencoba untuk

    mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat.

    Selain itu tingkat pedidikan seseorang akanmempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    7/19

    FAKTOR RESIKO

    4. Pekerjaan

    Jenis pekerjaan menentukan faktor risiko apa yang harus dihadapi setiap

    individu. Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan

    partikel debu di daerah terpapar akan mempengaruhi terjadinya

    gangguan pada saluran pernafasan. Paparan kronis udara yang tercemar

    dapat meningkatkan morbiditas, terutama terjadinya gejala penyakit

    saluran pernafasan dan umumnya TB Paru.

    Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi terhadap

    pendapatankeluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup

    sehari-hari diantara konsumsi makanan, pemeliharaan kesehatan selain

    itu juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan rumah (kontruksi

    rumah). Kepala keluarga yang mempunyai pendapatan dibawah UMR

    akan mengkonsumsi makanan dengan kadar gizi yang tidak sesuaidengan kebutuhan bagi setiap anggota keluarga sehingga mempunyai

    status gizi yang kurang dan akan memudahkan untuk terkena penyakit

    infeksi diantaranya TB Paru. Dalam hal jenis kontruksi rumah dengan

    mempunyai pendapatan yang kurang maka kontruksi rumah yang

    dimiliki tidak memenuhi syarat kesehatan sehingga akan mempermudah

    terjadinya penularan penyakit TB Paru.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    8/19

    FAKTOR RESIKO

    5. Kebiasaan Merokok

    Merokok diketahui mempunyai hubungan dengan

    meningkatkan resiko untuk mendapatkan kanker paru-

    paru, penyakit jantung koroner, bronchitis kronik dan

    kanker kandung kemih.Kebiasaan merokok meningkatkanresiko untuk terkena TB paru sebanyak 2,2 kali. Pada

    tahun 1973 konsumsi rokok di Indonesia per orang per

    tahun adalah 230 batang, relatif lebih rendah dengan 430

    batang/orang/tahun di Sierra Leon, 480

    batang/orang/tahun di Ghana dan 760 batang/orang/tahun

    di Pakistan (Achmadi, 2005). Prevalensi merokok pada

    hampir semua Negara berkembang lebih dari 50% terjadi

    pada laki-laki dewasa, sedangkan wanita perokok kurang

    dari 5%. Dengan adanya kebiasaan merokok akan

    mempermudah untuk terjadinya infeksi TB Paru.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    9/19

    FAKTOR RESIKO

    6. Kepadatan hunian kamar tidur

    Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di

    dalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus

    disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak

    menyebabkanoverload.Hal ini tidak sehat, sebab disamping

    menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggotakeluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada

    anggota keluarga yang lain.

    Persyaratan kepadatan hunian untuk seluruh rumah biasanya

    dinyatakan dalam m2/orang. Luas minimum per orang sangat relatif

    tergantung dari kualitas bangunan dan fasilitas yang tersedia. Untuk

    rumah sederhana luasnya minimum 10 m2/orang. Untuk kamar tidur

    diperlukan luas lantai minimum 3 m2/orang. Untuk mencegah

    penularan penyakit pernapasan, jarak antara tepi tempat tidur yang

    satu dengan yang lainnya minimum 90cm. Kamar tidur sebaiknya tidak

    dihuni lebih dari dua orang, kecuali untuk suami istri dan anak di

    bawah 2 tahun. Untuk menjamin volume udara yang cukup, di

    syaratkan juga langit-langit minimum tingginya 2,75 m.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    10/19

    FAKTOR RESIKO

    7. Pencahayaan

    Untuk memperoleh cahaya cukup pada siang hari, diperlukan luas jendela

    kaca minimum 20% luas lantai. Jika peletakan jendela kurang baik atau

    kurang leluasa maka dapat dipasang genteng kaca. Cahaya ini sangat

    penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam

    rumah, misalnya basil TB, karena itu rumah yang sehat harus

    mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.

    Intensitas pencahayaan minimum yang diperlukan 10 kali lilin atau

    kurang lebih 60 lux., kecuali untuk kamar tidur diperlukan cahaya yang

    lebih redup.

    Semua jenis cahaya dapat mematikan kuman hanya berbeda dari segi

    lamanya proses mematikan kuman untuk setiap jenisnya..Cahaya yang

    sama apabila dipancarkan melalui kaca tidak berwarna dapat membunuh

    kuman dalam waktu yang lebih cepat dari pada yang melalui kaca

    berwama Penularan kuman TB Paru relatif tidak tahan pada sinar

    matahari. Bila sinar matahari dapat masuk dalam rumah serta sirkulasi

    udara diatur maka resiko penularan antar penghuni akan sangat

    berkurang.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    11/19

    FAKTOR RESIKO

    8. Ventilasi

    Ventilasi mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk

    menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Hal

    ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni

    rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan

    menyebabkan kurangnya oksigen di dalam rumah, disamping itukurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam

    ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit

    dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik

    untuk pertumbuhan bakteri-bakteri patogen/ bakteri penyebab

    penyakit, misalnya kuman TB.

    Fungsi kedua dari ventilasi itu adalah untuk membebaskan udararuangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di

    situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang

    terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah

    untuk menjaga agar ruangan kamar tidur selalu tetap di dalam

    kelembaban(humiditiy)yang optimum.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    12/19

    FAKTOR RESIKO

    9. Kondisi rumah

    Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko

    penularan penyakit TBC. Atap, dinding dan lantai dapat

    menjadi tempat perkembang biakan kuman.Lantai dan

    dinding yag sulit dibersihkan akan menyebabkanpenumpukan debu, sehingga akan dijadikan sebagai media

    yang baik bagi berkembangbiaknya kumanMycrobacterium

    tuberculosis.

    10. Kelembaban udara

    Kelembaban udara dalam ruangan untuk memperolehkenyamanan, dimana kelembaban yang optimum berkisar

    60% dengan temperatur kamar 22 30C. Kuman TB

    Paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari

    langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa

    jam di tempat yang gelap dan lembab.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    13/19

    FAKTOR RESIKO

    11. Status Gizi

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan

    status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita

    TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya

    cukup atau lebih. Kekurangan gizi pada seseorang akan

    berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan responimmunologik terhadap penyakit.

    12. Keadaan Sosial Ekonomi

    Keadaan sosial ekonomi berkaitan erat dengan pendidikan,

    keadaan sanitasi lingkungan, gizi dan akses terhadap pelayanan

    kesehatan. Penurunan pendapatan dapat menyebabkankurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi

    makanan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi.

    Apabila status gizi buruk maka akan menyebabkan kekebalan

    tubuh yang menurun sehingga memudahkan terkena infeksi TB

    Paru.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    14/19

    FAKTOR RESIKO

    13. Perilaku

    Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap

    dan tindakan. Pengetahuan penderita TB Paru

    yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan

    cara pengobatan akan berpengaruh terhadap

    sikap dan prilaku sebagai orang sakit dan

    akhinya berakibat menjadi sumber penular bagi

    orang disekelilingnya.

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    15/19

    UPAYA PENCEGAHAN

    1. Makan makanan sehat

    Cara mencegah tuberkulosis bisa dilakukan

    dengan menjaga asupan makanan yang

    dikonsumsi. Sebaiknya lebih banyak dan lebig

    sering mengkonsumsi makanan rumahan yang

    dibuat sendiri dirumah. Karena kebutuhan

    nutrisi dan kebersihan pada makanan

    merupakan salah satu cara mencegah

    tuberkulosis yang bisa di lakukan juga, sayurdan buah harus dikonsumsi dalam jumlah

    banyak

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    16/19

    UPAYA PENCEGAHAN

    2.Vaksin

    Suntik vaksin dilakukan dengan baik jika ingin

    mencegah penyakit tuberkulosis. Karena salah

    satu cara mencegah tuberkulosis dengan

    melakukan suntik vaksin. Dari mulai anak-

    anak hingga lanjut usia dapat melakukan

    vaksin

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    17/19

    UPAYA PENCEGAHAN

    3. Melindungi saluran pernafasan

    Menggunakan penutup mulut dan hidung

    setiap kali keluar rumah, karena banyak virus

    dimana mana sehingga cara mencegah

    tuberkulosis bisa dengan melindungi saluran

    pernafasan dengan baik, agar tidak ada virus

    yang masuk ke dalam mulut dan juga paru-

    paru

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    18/19

    UPAYA PENCEGAHAN

    4. Pola hidup sehat

    Menjalani pola hidup sehat, seperti: rajin

    berolahraga, mengatur pola makan yang baik,

    tidak mengkonsumsi alkohol, rokok dan juga

    obat terlarang

    5. Menjaga kebersihan

    Jaga kebersihan dengan baik: kebersihan

    makanan, lingkungan dan juga kebersihan

    tubuh harus di jaga dengan baik sehingga tidak

    menderita penyakit tuberkulosis paru

  • 7/26/2019 YasyriDiniLubis 201331024 Tuberkulosis Paru Seksi02

    19/19

    SUMBER

    http://penyakittbc.org/penyakit-tbc-paru-paru/

    https://bernardosimatupang.wordpress.com/2012/01

    /19/patofisiologi-kasus-tbc/

    https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/24/faktor-resiko-tbc/

    http://penyakittbc.org/penyakit-tbc-paru-paru/https://bernardosimatupang.wordpress.com/2012/01/19/patofisiologi-kasus-tbc/https://bernardosimatupang.wordpress.com/2012/01/19/patofisiologi-kasus-tbc/https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/24/faktor-resiko-tbc/https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/24/faktor-resiko-tbc/https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/24/faktor-resiko-tbc/https://putraprabu.wordpress.com/2008/12/24/faktor-resiko-tbc/https://bernardosimatupang.wordpress.com/2012/01/19/patofisiologi-kasus-tbc/https://bernardosimatupang.wordpress.com/2012/01/19/patofisiologi-kasus-tbc/http://penyakittbc.org/penyakit-tbc-paru-paru/