40
WRAP UPSKENARIO 1 BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS “KESEHATAN IBU, ANAK, DAN REMAJA” KELOMPOK B7 Ketua :Muhammad Rizdimas R.P 1102011181 Sekretaris : Nadya Afiefa Putri 1102011189 Anggota : Rizkie Arianti P.N 1102010254 Sri Ayu Daeng Macora 1102010272 Muhammad Hikmah Adha 1102011178 Muhammad Reza Irzanto 1102011180 Muthia Despi Utami 1102011182 Raditya Sakti Prabowo 1102011217 Rahma Arsella 1102011218 Fakultas Kedokteran

Wrap Upskenario 1 Blok Kedkom

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt

Citation preview

WRAP UP SKENARIO 1 BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS KESEHATAN IBU, ANAK, DAN REMAJA KELOMPOK B7 Ketua :Muhammad Rizdimas R.P 1102011181 Sekretaris : Nadya Afiefa Putri 1102011189 Anggota :Rizkie Arianti P.N 1102010254 Sri Ayu Daeng Macora 1102010272 Muhammad Hikmah Adha 1102011178 Muhammad Reza Irzanto 1102011180 Muthia Despi Utami 1102011182 Raditya Sakti Prabowo 1102011217 Rahma Arsella 1102011218 Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi Jakarta 2013/2014

WRAP UPSKENARIO 1BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS KESEHATAN IBU, ANAK, DAN REMAJA

KELOMPOK B7

Ketua:Muhammad Rizdimas R.P 1102011181 Sekretaris: Nadya Afiefa Putri 1102011189 Anggota: Rizkie Arianti P.N 1102010254 Sri Ayu Daeng Macora 1102010272 Muhammad Hikmah Adha 1102011178 Muhammad Reza Irzanto 1102011180 Muthia Despi Utami 1102011182 Raditya Sakti Prabowo 1102011217 Rahma Arsella 1102011218

Fakultas KedokteranUniversitas YarsiJakarta2013/2014

Skenario

Kesehatan Ibu, Anak, Dan Remaja

Wanita umur 16 tahun, datang ke puskemas diantar oleh teman lelakinya dengan perdarahan segar dan banyak lewat jalan lahir sejak satu hari yang lalu. Menurut temannya, wanita tersebut merupakan kekasihnya yang sedang mengandung, mereka telah berhubungan dekat sejak kelas 2 SMP.Sebelumnya pasien pergi ke dukun untuk menggugurkan kandungan, diajak oleh tetangganya yang pernah menggugurkan kandungan karna anaknya yang sudah terlalu banyak dan masih kecil kecil, pasien juga ada riwayat minum obat peluruh haid atau obat penggugur kandungan, namun sayang keadaan pasien sudah tidak dapat ditolong lagi saat tiba di puskesmas.Dokter puskesmas mengatakan pasien memiliki resiko tinggi kehamilan dan terlambat dibawa ke puskesmas, sehingga terlambat juga dilakukan penanganan. Kondisi seperti ini ikut berkontribusi terhadap tingginya AKI (Angka Kematian Ibu/Infant Mortality Rate) akibat kehamilan dan persalinan di Indonesia. Berdasarkan data SDKI 2007, AKI Indonesia 228/100.000 kelahiran hidup.Dengan kejadian tersebut, kemudian puskesmas melakukan pencatatan untuk audit kematian maternal perinatal terhadap pasien tersebut.Dalam pandangan Islam, hubungan suami istri di luar pernikahan dan menggugurkan kandungan tidak dibenarkan dalam agama.

Sasaran Belajar

Memahami dan menjelaskan tentang perilaku yang beresiko terhadap kesehatan anak masa pubertasMemahami dan menjelaskan tentang kehamilan pada remaja dan kehamilan yang tidak dinginkanMemahami dan menjelaskan penatalaksanaan orang orang yang resiko tinggi kehamilanMemahami dan menjelaskan audit maternal dan perinatalMemahami dan menjelaskan resiko kehamilan usia muda di luar nikah menurut pandangan IslamMemahami dan menjelaskan hukum aborsi dalam pandanga Islam

LI 1 Memahami dan menjelaskan tentang perilaku yang beresiko terhadap kesehatan anak masa pubertas

Beberapa pengertian mengenai pubertas yaitu:Menurut Prawirohardjo: pubertas merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.Menurut Root dalam Hurlock: Pubertas merupakan suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alatalat seksual dan tercapai kemampuan reproduksi

Definisi Kesehatan Reproduksi Remaja Kesehatan reproduksi keadaan sejahtera fisik, mental sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran dan system reproduksi (Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan, 1994)Kesehatan reproduksi kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (WHO)

LI 2 Memahami dan menjelaskan tentang kehamilan pada remaja dan kehamilan yang tidak dinginkan

1. Kehamilan pada remaja Menurut BKKBN usia yang ideal 20-30 tahun, lebih atau kurang dari usia itu adalah berisiko.Kesiapan untuk hamil dan melahirkan ditentukan oleh:Kesiapan fisikKesiapan mental/emosi/psikologisKesiapan sosial ekonomi, Banyak faktor yang dapat mempengaruhi remaja untuk menikah di usia muda, yang selanjutnya akan hamil dan melahirkan diusia muda antara lain : a. Tingkat Pendidikan b. Ekonomi

c. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi d. Hukum atau Peraturan e. Adat Istiadat atau Pandangan Masyarakat f. Dorongan Biologis g. Kepatuhan Terhadap Orang Tua h. Ketidakmampuan Mengendalikan Dorongan Biologis

i. Adanya Kesempatan Melakukan Hubungan Seks Pra Nikah j. Pandangan terhadap Konsep Cinta

Apa yang terjadi jika remaja menikah/hamil di usia muda?Ibu muda pada waktu hamil kurang memperhatikan kehamilannya termasuk kontrol kehamilan1.Risiko kehamilan (ibu & janin)Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami risiko2.Berakibat pada kematian ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)

Suatu kehamilan yang karena suatu sebab maka keberadaannya tdk diinginkan oleh salah satu atau kedua orangtua bayi tersebut.Faktor penyebabnya:Karena kurangnya pengetahuan yg lengkap & benar ttg proses terjadinya kehamilan & metode2 pencegahannyaAkibat terjadi tindak perkosaanKegagalan alat kontrasepsi

LI 3 Memahami dan menjelaskan penatalaksanaan orang orang yang resiko tinggi kehamilan

Di negara maju setiap wanita hamil memeriksakan diri sekitar 15 kali selama kehamilannya.Sedangkan di Indonesia biasanya wanita hamil hanya memeriksakan diri 4-5 kali.

Strategi Penanganan Kehamilan Resiko Tinggi

Setiap kasus kehamilan resiko tinggi memerlukan penanganan yang lebih intensif selama kehamilan, persalinan, maupun masa nifas oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman. Penanganan dilakukan sesuai dengan faktor resiko yang dijumpai, dan kalau perlu penderita dirujuk ke tempat-tempat yang lebih mampu menanganinya dimana tersedia tenaga dan fasilitas yang memadai.

Perawatan Prenatal

Sasaran perawatan prenatal adalah menjamin bahwa setiap kehamilan yangdiinginkan diberi kesempatan maksimal untuk mencapai puncaknya delam melahirkan seorang bayi yang sehat tanpa mengganggu kesehatan ibu.Pada kunjungan prenatal pertama, anamnesis yang menyeluruh harus dilakukan termasuk penilaian resiko dengan melakukan skrining awal seperti : umur ibu, cara melakukan konsepsi, riwayat medis sebelumnya, riwayat keluarga, riwayat obstetri sebelumnya, dan juga pemeriksaan fisik. Penilaian resiko dapat dilakukan dengan cara yang telah diorganisasikan dengan menggunakan bentuk standar seperti yang telah dibahas diatas.

LI 4 Memahami dan menjelaskan audit maternal dan perinatal

Audit maternal perinatal adalah proses penelaahan bersama kasus kesakitan dan kematian ibu dan perinatal serta penatalaksanaannya, dengan menggunakan berbagai informasi dan pengalaman dari suatu kelompok terdekat, untuk mendapatkan masukan mengenai intervensi yang paling tepat dilakukan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA disuatu wilayah.

Tujuan

Tujuan umum audit maternal perinatal adalah meningkatkan mutu pelayanan KIA di seluruh wilayah kabupaten/kota dalam rangka mempercepat penurunan angka kematian ibu dan perinatal

Langkah dan kegiatan

Langkah-langkah dan kegiatan audit AMP ditingkat kabupaten/kota sebagai berikut :1.Pembentukan tim AMP

2.Penyebarluasan informasi dan petunjuk teknis pelaksanaan AMP

3.Menyusun rencana kegiatan AMP

4.Orientasi pengelola program KIA dalam pelaksanaan AMP5.Pelaksanaan kegiatan AMP

6.Penyusunan rencana tindak lanjut terhadap temuan dari kegiatan audit maternal oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bekerjasama dengan RS

7.Pemantauan dan evaluasi

Tingkat kabupaten /kota1.Menyampaikan informasi dan menyamakan presepsi dengan pihak terkait mengenai pengertian dan pelaksanaan AMP dikabupaten/kota

2.Menyusun tim AMP dikabupaten atau kota ,yang susunannya disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

3.Melaksanakan AMP secara berkala dan melibatkan:Para kepala puskesmas dan pelaksana pelayanan KIA dipuskesmas dan jajarannyaDokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan serta dokter spesialis anak dokter ahli lain RS kabupaten/kotaKepala dinas kesehatan kabupaten/kota dan staf pengelola program terkaitPihak lain yang terkait ,sesuai kebutuhan misalnya bidan praktik swasta petugas rekam medik RS kabupaten/kota dan lain-lain.

4.Melaksanakan kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi

5.Melaksanakan kegiatan tindak lanjut yang telah disepakati dalam pertemuan tim AMP

6.Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan audit serta tindak lanjutnya ,dan melaporkan hasil kegiatan ke dinas kesehatan propinsi untuk memohon dukungan

7.Memanfaatkan hasil kegiatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan program KIA,secara berkelanjutan

Tingkat puskesmas1.Menyampaikan informasi kepada staf puskesmas terkait mengenai upaya peningkatan kualitas pelayanan KIA melalui kegiatan AMP

2.Melakukan pencatatan atas kasus kesakitan dan kematian ibu serta perinatal dan penanganan atau rujukan nya ,untuk kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten kota

3.Mengikuti pertemuan AMP dikabupaten/kota

4.Melakukan pelacakan sebab kematian ibu/perinatal (otopsi verbal ) selambat-lambatnya 7 hari setelah menerima laporan. Informasi ini harus dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten/kota selambat-lambatnya dalam waktu 1 bulan . temuan otopsi verbal dibicarakan dalam pertemuan audit dikabupaten /kota .

5.Mengikuti/melaksanakan kegiatan peningkatan kualitas pelayanan KIA,sebagai tindak lanjut dari kegiatan audit

6.Membahas kasus pertemuan AMP di kabupaten/kota

7.Membahas hasil tindak lanjut AMP non medis dengan lintas sektor terkait.

Tingkat propinsi1.Menyebarluaskan pedoman teknis AMP kepada seluruh kabupaten/kota

2.Menyamakan kerangka pikir dan menyusun rencana kegiatan pengembangan kendali mutu pelayanan KIA melalui AMP bersama kabupaten/kota yang akan difasilitasi secara intensif.

3.Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dikabupaten/kota

4.Memberikan dukungan teknis dan manajerial kepada kabupaten/kota sesuai kebutuhan

5.Merintis kerjasama dengan sektor lain untuk kelancaran pelaksanaan tindak lanjut temuan dari kegiatan audit yang berkaitan dengan sektor diluar kesehatan

6.Memfasilitasi kegiatan AMP lintas batas kabupaten/kota/propinsi

Tingkat pusatMelakukan fasilitasi pelaksanaan AMP ,sebagai salah satu bentuk upaya peningkatan mutu pelayanan KIA diwilayah kabupaten/kota serta peningkatan kesinambungan pelayanan KIA ditingkat dasar dan tingkat rujukan primer.Metoda

1.Penyelenggaran pertemuan dilakukan teratur sesuai kebutuhan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota bersama dengan RS kabupaten/kota ,berlangsung sekitar 2 jam.

2.Kasus yang dibahas dapat berasal dari RS kabupaten/kota atau puskesmas .Semua kasus ibu/perinatal yang meninggal dirumah sakit kabupaten/kota /puskesmas hendak nya di audit,demikian pula kasus kesakitan yang menarik dan dapat diambil pelajaran darinya

3.Audit yang dilaksanakan lebih bersifat mengkaji riwayat penanganan kasus sejak dari :Timbulnya gejala pertama dan penanganan oleh keluarga /tenaga kesehatan dirumahProses rujukan yang terjadiSiapa saja yang memberikan pertolongan dan apa saja yang telah dilakukanSampai kemudian meninggal dan dapat dipertahankan hidup. Dari pengkajian tersebut diperoleh indikasi dimana letak kesalahan/kelemahan dalam penanganan kasus. Hal ini memberi gambaran kepada pengelola program KIA dalam menentukan apa yang perlu dilakukan untuk mencegah kesakitan/kematianibu/perinatal yang tidak perlu terjadi.Pertemuan ini bersifat pertemuan menyelesaikan masalah dan tidk bertujuan menyalahkan ,atau memberi sanksi,salah satu pihakDalam tiap pertemuan dibuat daftar hadir ,notulen hasil pertemuan dan rencana tindak lanjut ,yang akan disampaikan dan dibahas dalam pertemuan tim AMP yang akan datangRS kabupaten /kota/puskesmas membuat laporan bulanan kasus ibu dan perinatal kedinas kesehatan kabupaten/kota ,dengan memakai format yang disepakati

LI 5 Memahami dan menjelaskan resiko kehamilan usia muda di luar nikah menurut pandangan Islam

Tentang hamil diluar nikah sendiri sudah ketahui sebagai perbuatan zina baik oleh pria yang menghamilinya maupun wanita yang hamil. Dan itu merupakan dosa besar.

QS 17 : 32. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.

QS 24 : 2. Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.

QS 3 : 135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.

LI 6 Memahami dan menjelaskan hukum aborsi dalam pandangan Islam

Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. ( Q.S. Al Israa: 33 )

Hukum Aborsi Dalam Islam.

Di dalam teks-teks al Quran dan Hadist tidak didapati secara khusus hukum aborsi, tetapi yang ada adalah larangan untuk membunuh jiwa orang tanpa hak, sebagaimana firman Allah swt : Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahanam, dan dia kekal di dalamnya,dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan baginya adzab yang besar( Qs An Nisa : 93 )

Begitu juga hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Masud bahwasanya Rosulullah saw bersabda :Sesungguhnya seseorang dari kamu dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari. Setelah genap empat puluh hari kedua, terbentuklah segumlah darah beku. Ketika genap empat puluh hari ketiga , berubahlah menjadi segumpal daging. Kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan roh, serta memerintahkan untuk menulis empat perkara, yaitu penentuan rizki, waktu kematian, amal, serta nasibnya, baik yang celaka, maupun yang bahagia. ( Bukhari dan Muslim )

Menggugurkan Janin Sebelum Peniupan Roh

Pendapat Pertama:Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya boleh. Bahkan sebagian dari ulama membolehkan menggugurkan janin tersebut dengan obat. (Hasyiat Al Qalyubi : 3/159)Pendapat ini dianut oleh para ulama dari madzhab Hanafi, SyafiI, dan Hambali. Tetapi kebolehan ini disyaratkan adanya ijin dari kedua orang tuanya,(Syareh Fathul Qadir : 2/495)

Pendapat kedua:Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya makruh. Dan jika sampai pada waktu peniupan ruh, maka hukumnya menjadi haram.Dalilnya bahwa waktu peniupan ruh tidak diketahui secara pasti, maka tidak boleh menggugurkan janin jika telah mendekati waktu peniupan ruh , demi untuk kehati-hatian . Pendapat ini dianut oleh sebagian ulama madzhab Hanafi dan Imam Romli salah seorang ulama dari madzhab SyafiI . (Hasyiyah Ibnu Abidin : 6/591,Nihayatul Muhtaj : 7/416)

Pendapat ketiga :Menggugurkan janin sebelum peniupan roh hukumnya haram. Dalilnya bahwa air mani sudah tertanam dalam rahim dan telah bercampur dengan ovum wanita sehingga siap menerima kehidupan, maka merusak wujud ini adalah tindakan kejahatan . Pendapat ini dianut oleh Ahmad Dardir , Imam Ghozali dan Ibnu Jauzi (Syareh Kabir : 2/ 267, Ihya Ulumuddin : 2/53, Inshof: 1/386)

Menggugurkan Janin Setelah Peniupan Roh

Pendapat Pertama:Menyatakan bahwa menggugurkan janin setelah peniupan roh hukumnya tetap haram, walaupun diperkirakan bahwa janin tersebut akan membahayakan keselamatan ibu yang mengandungnya. Pendapat ini dianut oleh Mayoritas Ulama.Dalilnya adalah firman Allah swt : Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. ( Q.S. Al Israa: 33 )

Pendapat Kedua:Dibolehkan menggugurkan janin walaupun sudah ditiupkan roh kepadanya, jika hal itu merupakan satu-satunya jalan untuk menyelamatkan ibu dari kematian. Karena menjaga kehidupan ibu lebih diutamakan dari pada menjaga kehidupan janin, karena kehidupan ibu lebih dahulu dan ada secara yakin, sedangkan kehidupan janin belum yakin dan keberadaannya terakhir.(Mausuah Fiqhiyah : 2/57)

Daftar Pustaka

Aisyaroh Noveri. Kesehatan Reproduksi Remaja.Dikutip tanggal 6 Mei 2014. Dikutip dari:http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/publikasi/210104090/635Kespro_Remaja.pdfHukum Aborsi dalam Islam. Dikutip tanggal 7 Mei 2014. Dikutip dari: http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/258/Kehamilan Resiko Tinggi. Dikutip tanggal 7 Mei 2014. Dikutip dari: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32803/4/Chapter%20II.pdfPandangan Hamil di Luar Nikah dalam Segi Agama dan Hukum. Dikutip tanggal 7 Mei 2014. Dikutip dari: http://www.anneahira.com/hamil-di-luar-nikah.htmRemaja dan Kehamilan. Dikutip tanggal 6 Mei 2014. Dikutip dari: http://www.angsamerah.com/pdf/Angsamerah%20Remaja%20&%20Kehamilan.pdf