43
WRAP UP SKENARIO 1 BLOK RESPIRASI PILEK PAGI HARI DISUSUN OLEH: KELOMPOK A-15 Ketua : Hana Fadhilah (1102013121) Sekretaris : Andini Zulmaeta (1102013027) Anggota : 1. Adinda Amalia Sholeha (1102013007) 2. Andini Dewanty (1102013026) 3. Annisa Widia Utami Mulyana (1102013039) 4. Arrum Prabuningtias (1102013044) 5. Dea Melinda Sabilla (1102013072) 6. Dhara Wirasudaningrum (1102013080) 7. Fachryanti Nosar (1102013100) 8. Herwidyandari Permata Putri (1102013126) 0

Wrap up sk 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sk 1

Citation preview

WRAP UP SKENARIO 1BLOK RESPIRASI

PILEK PAGI HARI

DISUSUN OLEH:KELOMPOK A-15

Ketua: Hana Fadhilah (1102013121)Sekretaris: Andini Zulmaeta (1102013027)Anggota:1. Adinda Amalia Sholeha (1102013007)2. Andini Dewanty (1102013026)3. Annisa Widia Utami Mulyana (1102013039)4. Arrum Prabuningtias(1102013044)5. Dea Melinda Sabilla (1102013072)6. Dhara Wirasudaningrum (1102013080)7. Fachryanti Nosar (1102013100) 8. Herwidyandari Permata Putri(1102013126)

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUMUNIVERSITAS YARSI2013/2014

Scenario 1PILEK PAGI HARISeorang pemuda usia 20 tahun, selalu bersin-bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan mata, terutama bila udara berdebu, di derita sejak usia 14 tahun. Tidak ada keluarganya yang menderita seperti ini, tetapi ayahnya mempunyai riwayat penyakit asma. Pemuda tersebut sangat rajin sholat tahajud, sehingga dia bertanya adakah hubungannya memasukan air wudhu ke dalam hidungnya di malam hari dengan penyakitnya? Kawannya menyarankan untuk memeriksakan ke dokter, menanyakan mengapa bias terjadi demikian, dan apakah berbahaya apabila menderita seperti ini dalam waktu yang lama.

KATA SULIT 1. Asma: penyempitan saluran nafas atas dimana terjadi pembengkakan pada paru dan terbatasnya kemampuan bernafas2. Pilek: keadaan dimana terakumulasinya mucus pada hidung sebagai mekanisme pertahanan tubuh.3. Ingus: mucus yang keluar dari hidung

PERTANYAAN1. Mengapa pilek hanya terjadi di pagi hari?2. Adakah hubungan penyakit pilek dengan riwayat asma?3. Mengapa terjadi gatal dihidung dan dimata?4. Apakah prognosis penyakit ini?5. Mengapa bersin terjadi saat udara berdebu?6. Apakah diagnosis pada pasien tersebut?7. Apakah penatalaksanaan pada penyakit ini?8. Bagaimanakah mekanisme terjadinya mucus?9. Apa hubungan air wudhu dengan penyakit ini?10. Pencegahan apa yang harus dilakukan?11. Apa komplikasi penyakit ini bila berlangsung lama?

JAWABAN 1. Karena udara yang lebih dingin dan riwayat alerginya.2. Pernafasan atas yang terganggu dapat menyebabkan debu langsung masuk ke saluran pernapasan bawah.3. Limfosit Sel BAPC, Sel T helper 1&2Mukosa HidungAlergen

Mediator Kimia (histamin Basophil & matosit pecahIg E berikatan dengan alergenIg E

n. vidianus pada mukosa hidung Bersin dana gatal pada hidung

4. Baik, bila segera diobati.5. Sama dengan nomor 36. Rhinitis alergi.7. Anti histamine: sterizin dan CTM.8. Sama dengan nomor 39. Karena alergi terhadap air yang dingin yang tercampur dengan udara.10. Menghindari udara berdebu dan factor allergen.11. Sinusitis, Polip, dan Otitis media.

HIPOTESIS Rhinitis alergi dapat disebabkan oleh factor alergi dan risikoyang berupa debu, usia, udara dingin dan riwayat asma. Mekanisme alergi dapat terjadi karena allergen yang merangsang ig E melalui limfosit dan menghasilkan histamine yang merangsang nervus vidianus dihidung dan menyebabkan gatal. Pemeriksaan dapat dilihat dari concha yang membesar dan perubahan warna pada mucus. Penatalaksanaan dengan pemberian anti histamine. Penyakit ini dapat dicegah dengan menghindari factor allergen. Kejadian ini tidak berhubungan dengan air wudhu yang masuk ke hidung.

SASARAN BELAJAR

L.I.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Napas Atas L.O.1.1 Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Saluran Napas Atas L.O.1.2 Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik Saluran Napas Atas L.I.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Pernapasan L.I. 3 Memahami dan Menjelaskan RhinitisL.O. 3.1 Memahami dan Menjelaskan definisi RhinitisL.O. 3.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi RhinitisL.I.4 Memahami dan Menjelaskan Rhinitis AlergiL.O.4.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Rhinitis AlergiL.O.4.2 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Rhinitis AlergiL.O.4.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Rhintis AlergiL.O.4.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi dan Paatogenesis Rhinitis AlergiL.O.4.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Rhinitis Alergi L.O.4.6 Memahami dan Menjelaskan Diagmosis dan Diagnosis Banding Rhinitis AlergiL.O.4.7 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan dan pencegahan Rhinitis AlergiL.O.4.8 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Rhinitis AlergiL.O.4.9 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rhinitis AlergiL.O.4.10 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Rhinitis AlergiL.I.5 Memahami dan Menjelaskan Pandangan Islam tentang Anatomi Pernafasan Atas dan Adab Bersin

L.I.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Napas Atas L.O.1.1 Memahami dan Menjelaskan Makroskopik Saluran Napas Atas

Hidung

Merupakan organ yang pertama berfungsi dalam saluran pernapasan. Ada 2 bagian dari hidung, yaitu : Eksternal : menonjol dari wajah, disangga oleh Os. Nasi dan tilang rawan kartilago. Internal : permukaan yang bermukosa berupa rongga (vestibulum nasi) yang disekat antara kanan-kiri oleh septum nasi.

Sekat antara kedua rongga hidung dibatasi dinding yang berasal dari tulang dan mucusa yaitu septum nasi yang dibentuk oleh :1. Cartilago septi naso1. Os vomer1. Lamina perpendicularis os ethmoidalis

Pada vestibulum nasi terdapat cilia yang kasar berfungsi untuk menyaring udara. Bagian dalam rongga hidung yang berbentuk terowongan (cavum nasi) dimulai dari lubang hidung depan (nares anterior) sampai lubang hidung belakang (nares posterior, dibagian ini ada 3 concha nasalis , yaitu: Concha nasalis superior Concha nasalis media Concha nasalis inferiorDi antara concha nasalis superior dan media terdapat meatus nasalis superior. Antara concha media dan inferior terdapat meatus nasalis media. Antara concha nasalis inferior dan dinding atas maxilla terdapat meatus nasalis inferior.Fungsi chonca : Meningkatkan luas permukaan epitel respirasi Turbulensi udara dimana udara lebih banyak kontak dengan permukaan mukosa

Sinus-sinus yang berhubungan dengan cavum nasi disebut sinus paranasalis :1. Sinus sphenoidalis mengeluarkan sekresinya melalui meatus superior1. Sinus frontalis ke meatus media1. Sinus maxillaris ke meatus media1. Sinus ethmoidalis ke meatus superior dan media.Di sudut mata terdapat hubungan antara hidung dan mata melalui ductus nasolacrimalis tempat keluarnya air mata ke hidung melalui meatus inferior. Di nasofaring terdapat hubungan antara hidung dan rongga telinga melalui OPTA (Osteum Pharyngeum Tuba Auditiva) eustachii. Alurnya bernama torus tobarius.

Persarafan hidungPersarafan sensorik dan sekremotorik hidung :1. Depan dan atas cavum nasi mendapat persarafan sensoris dari cabang nervus opthalmicus 1. Bagian lainnya termasuk mucusa hidung cavum nasi dipersarafi ganglion sfenopalatinum. Nasofaring dan concha nasalis mendapat persarafan sensorik dari cabang ganglion pterygopalatinum.Nervus olfactorius memberikan sel-sel reseptor untuk penciuman. Proses penciuman : pusat penciuman pada gyrus frontalis, menembus lamina cribrosa ethmoidalis ke traktus olfactorius, bulbus olfactorius, serabut n. olfactorius pda mucusa atas depan cavum nasi.Vaskularisasi hidungBerasal dari cabang a. Opthalmica dan a. Maxillaris interna1. Arteri ethmoidalis dengan cabang-cabang : arteri nasalis externa dan lateralis, arteri septalis anterior1. Arteri ethmoidalis posterior dengan cabang-cabang : arteri nasalis posterior, lateralis dan septal, arteri palatinus majusArteri sphenopalatinum cabang arteri maxillaris interna. Ketiga pembuluh tersebut membentuk anyaman kapiler pembuluh darah yang dinamakan Plexus Kisselbach. Plexus ini mudah pecah oleh trauma/infeksi sehingga sering menjadi sumber epistaxis pada anak.Faring

Merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring. Dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: Nasofaring Orofaring LaringofaringealBerfungsi untuk menyediakan saluran pada traktus repiratorius dan traktus digestivus.

LARINGDaerah yang dimulai dari aditus laryngis sampai batas bawah cartilago cricoid. Rangka laring terbentuk dari tulang rawan dan tulang.1. Berbentuk tulang adalah os hyoid1. Berbentuk tulang rawan adalah : tyroid 1 buah, arytenoid 2 buah, epiglotis 1 buah. Pada arytenoid bagian ujung ada tulang rawan kecil cartilago cornuculata dan cuneiforme.Laring adalah bagian terbawah dari saluran napas atas. Os hyoidMempunyai 2 buah cornu, cornu majus dan minus. Berfungsi untuk perlekatan otot mulut dan cartilago thyroidCartilago thyroidTerletak di bagian depan dan dapat diraba tonjolan yang disebut prominess laryngis atau lebih disebut jakun pada laki-laki. Jaringan ikatnya adalah membrana thyrohyoid. Mempunyai cornu superior dan inferior. Pendarahan dari a. Thyroidea superior dan inferior.Cartilago arytenoidMempunyai bentuk seperti burung penguin. Ada cartilago corniculata dan cuneiforme. Kedua arytenoid dihubungkan m.arytenoideus transversus.Epiglotis Tulang rawan berbentuk sendok. Melekat di antara cartilago arytenoid. Berfungsi untuk membuka dan menutup aditus laryngis. Saat menelan epiglotis menutup aditus laryngis supaya makanan tidak masuk ke laring.Cartilago cricoid Batas bawah adalah cincin pertama trakea. Berhubungan dengan thyroid dengan ligamentum cricothyroid dan m.cricothyroid medial lateral. Otot-otot laring : 1. Otot extrinsik laring1. M.cricothyroid1. M. thyroepigloticus1. Otot intrinsik laring1. M.cricoarytenoid posterior yang membuka plica vocalis. Jika terdapat gangguan pada otot ini maka bisa menyebabkan orang tercekik dan meninggal karena rima glottidis tertutup. Otot ini disebut juga safety muscle of larynx.1. M. cricoarytenoid lateralis yang menutup plica vocalis dan menutup rima glottdis1. M. arytenoid transversus dan obliq1. M.vocalis1. M. aryepiglotica1. M. thyroarytenoid

Dalam cavum laryngis terdapat :Plica vocalis, yaitu pita suara asli sedangkan plica vestibularis adalah pita suara palsu. Antara plica vocalis kiri dan kanan terdapat rima glottidis sedangkan antara plica vestibularis terdapat rima vestibuli. Persyarafan daerah laring adalah serabut nervus vagus dengan cabang ke laring sebagai n.laryngis superior dan n. recurrent.L.O.1.2 Memahami dan Menjelaskan Mikroskopik Saluran Napas Atas

A. EpiglottisTerbentuk dari tulang rawan elastin. Permukaan laryngeal dilapisi oleh epitel bertingkat torak bersilia dengan sel goblet, sedangkan pada permukaan lingual dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Di bawah epitel terdapat lamina propria yang berisi kelenjar campur.

B. Trachea Terbentuk dari tulang rawan hialin(pars cartilaginea trachea) berbentuk cincin C. kedua ujung tulang rawan dihubungkan oleh pars membranacea trachea dimana terdapat muskular polos. Mukosa trachea dilapisi epitel bertingkat torak bersilia dengan sel goblet. Di bagian luar dibungkus oleh jaringan ikat yaitu tunika adventitia.

L.I.2 Memahami dan Menjelaskan Fisiologi Pernapasan Respirasi mencakup dua proses yang terpisah tetapi berkaitan : respirasi internal dan respirasi eksternal.Respirasi Eksternal1. Udara secara bergantian dimasukkan ke dan dikeluarkan dari paru sehingga udara dapat dipertukarkan antara atmosfer (eksternal) dan kantung udara (alveolus) paru. Pertukaran ini dilaksanakan oleh tindakan mekanis bernapas, atau ventilasi. 1. Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara udara di alveolus dan darah di dalam kapiler paru melalui proses difusi. 1. Darah mengangkut O2 dan CO2 antara paru dan jaringan.1. Oksigen dan CO2 dipertukarkan antara jaringan dan darah melalui proses difusi menembus kapiler sistemik (jaringan).Respirasi Internal mencakup reaksi metabolik intrasel yang melibatkan pemakaian O2 untuk menghasilkan energi (ATP) dari makanan, menghasilkan CO2 sebagai produk sampingan.Fungsi non-respiratorik Rute untuk mengeluarkan air dan panas. Udara atmosfer yang dihirup dilembabkan dan dihangatkan oleh saluran napas sebelum dihembuskan. Pelembaban udara yang masuk merupakan hal esensial untuk mencegah dinding alveolus mengering. Memungkinkan kita berbicara, menyanyi, dan vokalisasi lain. Merupakan sistem pertahanan tubuh terhadap benda asing yang terhirup.Partikel yang masuk ke dalam sistem pernafasan ukurannya sangat heterogen. Partikel berukuran >10um tertangkap di dalam rongga hidung, yang berukuran diantara 5-10um tertangkap di bronkus dan percabangannya, sedangkan yang berukuran