8
Proposal Judul Program : Workshop Sejarah dan Budaya Kuliner Lokal Solo Anggaran yang diminta : Rp 25.000.000 Periode waktu yang diusulkan : 1 Bulan Lokasi : Kota Surakarta INFORMASI DASAR 1. Nama Organisasi LEMBAGA KAJIAN SOLO INSTITUTE INDONESIA 2. Deskripsi Singkat Organisasi Lembaga Kajian Solo Institute Indonesia didirikan dengan dilator belakangi oleh semangat pemberdayaan kaum muda dan niatan serius memberi ruang besar bagi aktualisasi kaum muda dan melakukan kajian-kajian dibidang kebijakan publik, sejarah dan budaya. Pada tahun 2010 Solo Institute kemudian lahir. Kemudian pada tahun 2014 mendapat dana hibah dari Badan Kesbangpol dan Linmas Provinsi Jawa Tengah untuk membuat penelitian tentang industry kerajinan budaya di Surakarta. Dalam riset ini melakukan pendataan dan pengklasifikasian data jumlah kerajinan industry yang ada di Surakarta. Kemudian dilihat bagaimana mereka mempertahankan industri kerajinan dari proses produksi, pemasaran dan juga melihat peran pemerintah dalam membuat kebijakan untuk mendukung industry kerajinan. Riset-riset dibidang sejarah dan budaya kemudian menjadi focus kajian dalam kegiatan kelembagaan, antara lain : Budaya wedangan masyarakat Solo yang menemukan fakta penting bahwa Hik adalah simbol pergerakan wong cilik sebagai aktor sejarah dan dinamo penggerak ekonomi di tingkat lokal. Pasar Klewer, Pasar tradisional yang tak mengenal pasaran

Workshop Sejarah Dan Budaya Kuliner Lokal Solo

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Workshop Sejarah Dan Budaya Kuliner Lokal Solo

Proposal

Judul Program : Workshop Sejarah dan Budaya Kuliner Lokal Solo

Anggaran yang diminta : Rp 25.000.000

Periode waktu yang diusulkan : 1 Bulan

Lokasi : Kota Surakarta

INFORMASI DASAR

1. Nama Organisasi LEMBAGA KAJIAN SOLO INSTITUTE INDONESIA

2. Deskripsi Singkat

Organisasi

Lembaga Kajian Solo Institute Indonesia didirikan dengan dilator belakangi

oleh semangat pemberdayaan kaum muda dan niatan serius memberi ruang

besar bagi aktualisasi kaum muda dan melakukan kajian-kajian dibidang

kebijakan publik, sejarah dan budaya. Pada tahun 2010 Solo Institute

kemudian lahir.

Kemudian pada tahun 2014 mendapat dana hibah dari Badan Kesbangpol

dan Linmas Provinsi Jawa Tengah untuk membuat penelitian tentang industry

kerajinan budaya di Surakarta. Dalam riset ini melakukan pendataan dan

pengklasifikasian data jumlah kerajinan industry yang ada di Surakarta.

Kemudian dilihat bagaimana mereka mempertahankan industri kerajinan dari

proses produksi, pemasaran dan juga melihat peran pemerintah dalam

membuat kebijakan untuk mendukung industry kerajinan.

Riset-riset dibidang sejarah dan budaya kemudian menjadi focus kajian dalam

kegiatan kelembagaan, antara lain :

Budaya wedangan masyarakat Solo yang menemukan fakta penting

bahwa Hik adalah simbol pergerakan wong cilik sebagai aktor sejarah

dan dinamo penggerak ekonomi di tingkat lokal.

Pasar Klewer, Pasar tradisional yang tak mengenal pasaran (wage,

pon, pahing, kliwon, dan legi), barangkali berbeda dengan pusat

niaga yang berdekatan dengan keraton. Album sejarah kota

mencatat bahwa Klewer merupakan “bayi merah” Pasar Slompretan

yang lahir dari situasi ketidakmampuan rakyat kecil menggapai

komoditas pakaian kelas bangsawan-priayi yang dijual di pertokoan.

Taman Balekambang dibangun oleh Mangkunegara VII tahun 1912.

Penguasa praja Mangkunegaran yang brilian ini sengaja membikin

Page 2: Workshop Sejarah Dan Budaya Kuliner Lokal Solo

kolam dan hutan meniru model garden city di negeri Belanda.

Inspirasi didapat sewaktu dia mengenyam pendidikan di Leiden,

Taman ini juga cara menumbuhkan kesadaran warga bahwa

pentingnya rekreasi dan kesehatan merupakan gaya hidup

masyarakat modern, selain hendak menandingi Paku Buwana X yang

membangun Taman Sriwedari di kampung kidul.

2. Alamat Lengkap

Organisasi

Perum Batik Keris Jl. Parang Kusuma No.07, RT.07, RW. V, Banaran Baru,

Grogol, Sukoharjo

Phone : 085229106789 / 082243950605

website : www.solo institute . co.id (perbaikan)

Email: [email protected]

3. Status LEMBAGA KAJIAN

4. Akte Notaris

Pendirian

Lembaga Kajian Solo Institute Indonesia berdiri pada tanggal Maret 2010.

Tercatat di Notaris ERET, SH , No : 11, di Surakarta

5. Susunan Pengurus

(Cantumkan nama-

nama dewan pembina

dan pengurus harian

organisasi)

Nama Jabatan

1. Arif Setyo Budi

2. Dian Chandra Buana

3. Jafar Sodiq

4. Ardian Pratomo

Solo Institute juga didukung oleh

volunteers (internship) dari berbagai

universitas (UNS, ISI dan UMS)

Executive Director / Reseacher

Admin Lembaga/Sekretaris

Deputi Riset Sejarah/Reseacher

Deputi Riset Umum/Reseacher

6. Contact Person Arif Setyo Budi

Contact : Mobile : 085229106789

Email : tjiptosoenarjo @gmail.com

8. Rekening Bank milik

organisasiNama: ARIF SETYO BUDI Nomor Rek: 6012043276

Bank: Bank Jateng Syariah Cabang: UMS

A. Background

Page 3: Workshop Sejarah Dan Budaya Kuliner Lokal Solo

Workshop Sejarah dan Budaya Kuliner Lokal Solo

Indonesia yang sejak dahulu lebih dikenal dengan nama Nusantara dengan keragam budaya yang mengakar di masyarakat, terutama budaya yang berhubungan dengan kekuasaan Sang Pencipta. Wayang merupakan salah satu hasil karya budaya yang sampai saat ini masih ada dan sangat dirasakan kehadirannya bagi orang Jawa, apakah bagi mereka yang beragama Islam ataupun mereka yang menganut faham kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Meskipun awal mulanya wayang adalah hasil karya seorang resi di India, akan tetapi dalam perkembangannya dirasakan sepertinya milik bangsa Indonesia sendiri. Peranan Wali Songo di dalam mempolulerkan budaya wayang sungguh sangat luar biasa. Lakon wayang dibuat sebagai media komunikasi untuk mengajarkan ajaran Islam dengan cara yang amat bijaksana dan mengena pada sasaran dan tujuan dari dakwah yang dilakukan.

Wayang yang merupakan bagian dari kebudayaan dan sebagai media dakwah adalah bagian dari kehidupan masyarakat Jawa (termasuk jawa barat). Melalui media wayang dapat melakukan pembelajaran karakter mulai dari tokoh punakawan ,satria, rohaniwan dan negarawan, sehingga wayang mengajarkan pada multi karakter yang mestinya dipahami setiap orang dalam pembentukan karakter.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa kesenian wayang merupakan salah satu unsur potensial untuk memperkuat keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan juga dari kesenian wayang, bangsa ini Indonesia dapat membendung arus besar budaya populer yang cenderung mengesampingkan norma dan nilai kemanusiaan, dan diharapkan dapat meminimalisasi pandangan yang sempit tentang nilai kehidupan dan kemanusiaan.

Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset Universitas Gadjah Mada (UGM) Budisantoso Wignyosukarto mengatakan, wayang merupakan salah satu media untuk proses pengembangan karakter bangsa agar mampu mempertahankan tradisi Indonesia dalam berjuang melawan arus globalisasi yang sedang terjadi.

Penggunaaan wayang sebagai alat untuk pendidikan masih sangat minim di Indonesia, padahal wayang tidak sekadar menghadirkan suatu tontonan saja, tetapi juga tuntunan melalui cerita yang penuh filosofi dan ajaran luhur yang tercermin dari watak dan karakter tokoh-tokoh wayang yang mencerminkan kepribadian Bangsa Indonesia.

Untuk itu, Solo Institute merasa perlu melakukan kegiatan dibidang pendidikan, khususnya kegiatan ekstrakulikuler wayang orang di Sekolah-sekolah tingkat dasar di Surakarta. Kegiatan ini dalam rangka menumbuhkan semangat kebudayaan dan ajaran ketauladanan yang terkandung dicerita wayang itu sendiri. Sekaligus menjadi model kegiatan-kegiatan serupa di sekolah-sekolah di Jawa Tengah.

B. Signifikansi Kebijakan

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Visi Misi Gubernur Jawa TengahVisi“Jawa Tengah Berdikari”

Menggali semua potensi yang dimiliki serta mengelolanya dengan baik sehingga bisa memenuhi kebutuhan hidup masyarakat secara mandiri, yang merupakan peneguhan diri & tekad untuk mewujudkan jawa tengah yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, & berkepribadian dalam bidang kebudayaan. (Ajaran Tri Sakti Bung Karno)

Page 4: Workshop Sejarah Dan Budaya Kuliner Lokal Solo

Misi

a. Membangun jawa tengah berbasis ekonomi rakyat & kedaulatan pangan untukmenanggulangi kemiskinan & pengangguran.

b. Memastikan partisipasi masyarakat jawa tengah dlm setiap proses pengambilan keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.

c. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan provinsi jawa tengah yang bersih, jujur & transparan dlm pelayanan publik.

d. Memperkokoh gotong royong, “guyub-rukun” serta “ tepa slira ” sebagai jati diri jawa tengah.

3. Visi Misi Pemerintah Kota Surakarta/Perda di Surakarta

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2001 tanggal 13 Desember 2001 Visi dan Misi Kota Surakarta adalah:

VisiTerwujudnya Kota Sala sebagai Kota Budaya yang bertumpu pada potensi Perdagangan, Jasa, Pendidikan, Pariwisata dan Olah Raga.

Misia. Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua

bidang pembangunan , serta perekatan kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”.

b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam pen-gusahaan dan pendaya gunaan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan integrasi masyarakat madani yan g berlandas kan ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

c. Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai pemacu tumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendaya gunakan potensi pariwisata dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.

d. Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi Manusia dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara pemerin-tahan.

C. Deskripsi Program

a. Hipotesa/Asumsi PerubahanProgram Workshop Sejarah dan Budaya Kuliner Lokal Solo ini mengasumsikan tiga perubahan penting sebagai dampak dari program:

1. Terbukanya ruang ekspresi dan imajinasi anak khususnya kebudayaan Wayang;2. Menumbuhkan rasa cinta kepada budaya bangsa sendiri dan regenerasi untuk

menjaga keluhuran budaya agar tetap terjaga; 3. Mengajar soal budi pekerti untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 5: Workshop Sejarah Dan Budaya Kuliner Lokal Solo

Secara umum strategi yang digunakan dalam program ini adalah penggabungan antara Konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro, Teori Paolo Freire tentang pendidikan, dan Analisis Kebudayaan Wayang Indonesia.

b. Kerangka ProgramDampak :Terciptanya model program ekstrakulikuler sebagai sarana melakukan pendidikan melalui wayang.

Outcome: 1. Terciptanya buku ajar dan sistem belajar mengajar (pemahaman/pelatihan)

sebagai panduan untuk melakukan kegiatan serupa;2. Terciptanya komunitas/sekolah/lembaga yang terlibat dalam proses pendidikan

melalui sarana wayang;3. Tersedianya bahan acuan untuk membuat kurikulum tingkat daerah.

Output1. Dokumen hasil program pendidikan wayang akan disampaikan ke publik, sekolah

dan pihak pemerintah _Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk ditindak lanjuti;2. Buku Modul untuk kegiatan pendidikan wayang; 3. Adanya Lembaga Pendidikan yang mampu melakukan kegiatan serupa;4. Adanya pertunjukan wayang orang anak di Sekolah-sekolah sebagai bagian dari

kegiatan kesenian;5. Dokumen perencanaan dan pelaporan anggaran yang ter-upload dalam website

Kegiatan yang diusulkan1. Pembuatan Silabus Pendidikan Wayang yang terdiri dari Focus Group Discussion

(FGD), Workshop dan riset pembuatan buku ajar;2. Penyusunan Modul Pendidikan Wayang;3. Pelatihan dan Pendidikan Wayang;4. Penyusunan dokumen kegiatan lengkap. 5. Publikasi hasil analisa dan dokumen kegiatan dalam website

www.solo institute . co.id 6. Pementasan Wayang Orang (anak).

c. Metode Program Pendidikan Wayang untuk anak tingkat Sekolah Dasar mempunyai beberapa tahapan kegiatan, pertama, Analisa Sistem Belajar Mengajar, hal ini dilakukan untuk mengetahui proses belajar mengajar dan pelatihan pementasan yang cocok untuk anak-anak. Kedua, Riset untuk membuat buku ajar (modul) untuk sekolah maupun pendidik (guru/sukarelawan) yang disusun bersama tenaga ahli pendidikan (praktisi,akademisi, dll) maupun para pelaku kebudayaan (dalang, seniman, dll). Ketiga, Proses Monitoring dan Evaluasi rutin untuk mengukur keberhasilan program. Keempat, Penyusunan Dokumen kegiatan rinci dari proses awal sampai akhir program.Metode yang digunakan mengadopsi konsep pendidikan Ki Hajar Dewantoro dari tilik pandang sosio-antrhopologis, yaitu kekhasan manusia dengan makhluk yang lain adalah tentang kebudayaan. Maka salah satu cara yang efektif untuk menjadikan manusia lebih manusiawi adalah dengan mengembangkan kebudayaannya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa metode yang cocok dengan sistem pendidikan ini adalah sistem among, yaitu metode pengajaran dan pendidikan berdasarkan pada asih, asah dan asuh.

Page 6: Workshop Sejarah Dan Budaya Kuliner Lokal Solo

1. Resiko dan Mitigasi Resiko

Resiko yang mungkin muncul dalam program ini adalah keterlambatan waktu program diakibatkan karena dalam proses pendidikan dan pelatihan untuk anak-anak yang sewaktu-waktu berubah.Cara mengatasi hal ini dengan membuat timeline dengan pihak sekolah, pengajar dan wali murid untuk mendukung program tersebut.

a. Pihak Yang Terlibat

Pihak-pihak yang terlibat dalam program ini adalah sebagai berikut:Sekolah : terlibat dalam penyusunan waktu ekstrakulikuler maupun silabus.Akademisi : dilibatkan untuk menyusun buku ajar dan silabus.Seniman : dilibatkan untuk menyusun buku ajar dan silabus serta menjadi supervisor proses pelatihan.Volunteers (internship) : dilibatkan dalam melatih anak didik dalam mementaskan wayang orangSKPD terkait : Untuk mendukung program dari segi kebijakan maupun setelah selesainya program.

b. Penerima Manfaat

Manfaat langsung dari kegiatan ini adalah peserta didik, guru dan sekolah.Manfaat bagi pemerintah adalah terciptanya model bagi dasar untuk membuat kebijakan yang lebih luas di bidang pendidikan.Manfat untuk akademisi, LSM, NGO sebagai bahan penelitian untuk perbaikan kegiatan dimasa yang akan datang maupun sebagai model dasar kegiatan serupa ditempat-tempat lain

c. Lokasi dan Durasi Pelaksanaan Program’

Lokasi program berada di Sekolah-sekolah di Surakarta, dengan pertimbangan Surakarta merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang terkenal dengan visi sebagai kota budaya dan adanya seniman/dalang yang akan terlibat dalam kegiatan ini. Keberadaan Kraton Kasunanan Surakarta menmbah nilai dalm pemilihan lokasi kegiatan.

d. Strategy Keluaran

Strategi yang akan dilakukan ketika program berakhir adalah dengan melakukan kerjasama antara Solo Institute dengan sekolah maupun Dinas Pendidikan daerah maupun Provinsi untuk memastikan manfaat program tetap berlangsung.

D. Lampiran

1. Kerangka Logis Program2. Anggaran Kegiatan (tersedia dalam bentuk excel)3. Kerangka Waktu (tersedia dalam bentuk excel)