148
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS DALAM MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah Oleh: WIWI DEVITA 10 203 077 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

WIWI DEVITA 10203077

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dqnt

Citation preview

Page 1: WIWI DEVITA 10203077

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS DALAM MENJAGA TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk

SKRIPSI

Diajukan kepada Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Ekonomi Syariah Sebagai Syarat Guna Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi Syariah

Oleh:

WIWI DEVITA10 203 077

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAHJURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)BATUSANGKAR

2015

Page 2: WIWI DEVITA 10203077
Page 3: WIWI DEVITA 10203077
Page 4: WIWI DEVITA 10203077
Page 5: WIWI DEVITA 10203077

KATA PERSEMBAHAN

Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapai semua yang sudah dicita-citakan.

Jatuh berdiri lagi, kalah mencoba lagi, gagal bangkit lagi. Never give up.

Yang utama dari segalanyaSembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Terima kasih ya Allah

telah memberi hamba kesehatan dan rhido-Nya untuk menyelesaikan kuliah dengan ditutup skripsi ini. Shalawat dan salam selalu

terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.

Aku persembahkan karya yang teramat beharga ini kepada orang yang sangat ku kasihi dan ku sayangi.

Mama ( Marnis) dan Papa (Andrizal)Terima kasih ma... Terima kasih pa...Telah memberikan kasih sayang, cinta, segala dukungan, motivasi, nasehat dan do’a dalam setiap sujud yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat ku balas. Semoga ini

menjadi awal untuk membuat Mama dan Papa bahagia, karna ku sadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih.

Uda( Afrinaldi & Yulhendri) One (Vivi Andriani)Terima kasih atas do’a dan bantuan yang sudah Uda & One berikan

selama ini. Insya Allah setelah ini aku akan lebih berusaha lagi untuk menjadi yang terbaik untuk kalian semua.

Keponakan (Muhammad Afdinul Irfan & Habibi Zayan)Terima kasih ipan..., Terima kasih ibi.... Kehadiran kalian yang lucu dan

pintar memberi hiburan tersendiri selama Tek Adi menyelesaikan skripsi ini. Yang bisa membuat Tek Adi tertawa dan bahagia sehingga

membangkitkan semangat pada saat bad mood skripsi ini.

Dosen Pembimbing SkripsiNasfizar Guspendri, SE., MSi , Sri Adella Fitri, SE., MSi , selaku

pembimbing skripsi, terima kasih banyak Pak... Bu.., sudah dibantu selama ini, dinasehati dan diajari. Dr. Himyar Pasrizal, SE., MM dan

Elfina Yenti, SE.,Ak.,M.Si.,CA selaku tim penguji skripsi ini, terima kasih atas kesempatan ujian dan revisinya yang sangat memberi kesan dan

manfaatnya.

Seluruh Dosen Pengajar Di Jurusan Syariah Dan Ekonomi IslamTerima kasih banyak untuk semua ilmu, didikan dan pengalaman yang

sangat berarti yang telah Bapak dan Ibu berikan kepada kami.

Page 6: WIWI DEVITA 10203077

Staf AkademikTerima kasih banyak untuk Bapak David danIbu Romi dan semua staf Di Jurusan Syariah Dan Ekonomi Islam atas semua bantuan selama ini.

Teman-Teman pada Prodi Ekonomi Syariah Konsentrasi Akuntansi Syariah

Terima kasih buat sahabat-sahabat pada Program Studi Ekonomi Islam Konsentrasi Akuntansi Syariah yang tidak mungkin

disebutkan namanya satu persatu, khususnya teman-temanku AKSYA B 2010. Terima kasih banyak untuk bantuan dan kerja

samanya selama ini. Special untuk temanku Winda Putri & Yopi Gusnita Sari terima kasih atas bantuan, nasehat, hiburan, traktiran, semangat, inspirasi dan do’a yang kalian berikan

selama kuliah. Semoga keakraban diantara kita selalu terjaga. Buat teman-temanku yang juga turut membantu selama ini,

Zahratul Hayati, Reski Ameliana, Jenny Nanda Putri, Wella Padma Yolanda, Heroica Patriota, Siska Aprilisa, Weri Mulyati, Yenny Prastika, Ria Mustika, Mayola Putri Elson, Susi Adriani, Lidia

Puspita Sari, Sri Yuliani, Putri Yulisbet, Rati Yulia Sari, Yerdanela, Hening Retno Pertiwi, Iwan Setia, Yendizal, Sandi Saputra,

Ridwan Lesmana, Rini Susrianti, Sebrila Yolanda, Robi Arlan, dan semua teman-teman yang lain terima kasih bantuan kalian.

Hidup AKSYA ‘10

Special….Terima kasih untuk Sardoyo & Sardiman atas dukungan

semangat, perhatian, inspirasi dan kesabaran yang diberikan untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk Febrina Sari

dan Wini Effendi atas wejangan, motivasi dan inspirasi serta semangatnya yang membuat aku kuat.

The last but not least semua pihak yang sudah membantu selama penyelesaian skripsi ini.

Aku datang, aku menunggu, aku bimbingan, aku revisi, aku ujian, aku lulus, skripsi ini ada.

Skripsi ini tidak menakutkan, ini hanya 6 SKS dengan sejuta pengalaman :)

Page 7: WIWI DEVITA 10203077

WIWI DEVITA, SE., Sy

Page 8: WIWI DEVITA 10203077

ABSTRAKANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS DALAM MENJAGA

TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT.HOLCIM INDONESIA TbkOleh : WIWI DEVITA / 10 203 077

(Dibimbing Oleh : Nasfizar Guspendri, SE., M.Si dan Sri Adella Fitri, SE., M.Si.)

Penelitian ini mendeskripsikan dari mana sumber kas dan bagaimana penggunaan kas pada PT.Holcim Indonesia Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sumber dan penggunaan kas PT.Holcim Indonesia Tbk dan untuk menganalisis tingkat likuiditas PT.Holcim Indonesia Tbk. Data diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam bentuk laporan keuangan PT.Holcim Indonesia Tbk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menaganalisis serta menginter pretasikan data sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan permasalahan yang terjadi. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.

Hasil penelitian menunjukkan sumber kas perusahaan berasal dari penurunan aktiva lancar selain kas, berkurangnya aktiva tetap, bertambahnya unsur-unsur dalam hutang lancar, bertamabahnya unsur-unsur dalam hutang jangka panjang dan bertambahnya modal sendiri. Sedangkan penggunaan kas untuk penambahan aset tetap, pelunasan utang lancar, pelunasan utang jangka panjang jatuh tempo dan membeli kembali saham beredar. Dari hasil perhitungan rasio likuiditas yang terdiri dari current ratio,quick ratio, cash ratio dan rasio perputaran kas menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan berada dibawah standar aman tingkat likuiditas 200%, ini berarti secara perhitungan tingkat likuiditas perusahaan berada dalam kondisi kurang baik.

Dilihat dari hubungan sumber dan penggunaan kas dalam menjaga tingkat likuiditas pada periode 2010-2011 dan 2011-2012 terlihat ketika kas mengalami kenaikan tingkat likuiditas perusahaan mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena penambahan kas berasal dari penurunan aktiva lancar dan penambahan utang lancar sehingga hal ini menyebabkan tingkat likuiditas perusahaan menurun. Pada periode 2012-2013 ketika kas mengalami penurunan tingkat likuiditas juga mengalami penurunan.

Page 9: WIWI DEVITA 10203077

KATA PENGANTAR

Assalamu ’alaikum Wr.WbPuji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat

limpahan rahmat dan karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Sumber dan Penggunaan Kas dalam Menjaga Tingkat Likuiditas pada PT. Holcim IndonesiaTbk”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi strata satu (S1) pada Program Studi Ekonomi Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Barusangkar.

Selesainya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Terutama Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Nasfizar Guspendri, SE.,M.Si selaku dosen Pembimbing I, Ibu Sri Adella Fitri, SE., M.Si selaku dosen Pembimbing II, Bapak selaku dosen Penguji I dan ibuk selaku dosen Penguji II dimana ditengah-tengah kesibukan beliau dengan penuh kesabaran dan ketelitian telah membimbing Penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini, dan terima kasih Penulis ucapkan kepada ibu Sri Adella Fitri, SE., M.Si sebagai Penasehat Akademik yang selalu memberikan Nasehat dan Motivasi selama masa perkuliahan.

Rasa terima kasih yang tulus juga ingin Penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang berperan membantu Penulis dalam proses penyelesaian skripsi hingga skripsi ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu perkenankan Penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Ketua STAIN Batusangkar Dr.H Kasmuri MA dan Wakil Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkaryang memberikan motivasi serta fasilitas belajar kepada Penulis dalam menuntut ilmu pengetahuan.

2. Bapak KetuaJurusanNasfizar Guspendri., SE.,MSi., beserta sekretaris Jurusan Syariah serta staf JurusanSekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar yang telah memberikan motivasi dan dorongan kepada Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Ketua Program StudiGampito, S.E., M.Si beserta Staf Program Studi Ekonomi Syariah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar yang telah banyak memberikan dorongan dan fasilitas belajar kepada Penulis selama mengikuti pendidikan serta dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. BapakNasfizarGuspendri., SE.,MSi., dan Sri Adella Fitri, SE., M.Si., SE.,MSi., selaku Pembimbing I dan II yang telah membimbing dan memotivasi Penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Page 10: WIWI DEVITA 10203077

5. Bapak, Ibu Dosen dan Staf Administrasi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Batusangkar yang telah banyak memberikan ilmu dan arahan kepada Penulis yang sangat bermanfaat.

6. Bapak kepala dan staf perpustakaan STAIN Batusangkar yang telah memberikan fasilitas untuk membaca dan buku dalam penulisan skripsi ini

7. Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada Indonesia Stock Exchange (Bursa Efek Indonesia) Bapak Reza Sadat Shahme ini beserta seluruh Karyawan/Karyawati yang telah bersedia memberikan data yang Penulis butuhkan.

8. Ayahanda (Andrizal) dan Ibunda (Marnis) tercinta beserta saudara (Afrinaldi), (Yulhendri), dan (Vivi Andriani), tercinta yang tidak hentinya mendoakan dan memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil dalam menumbuhkan motivasi penulis untuk meyelesaikan skripsi ini

9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Ekonomi Syariah umumnya dan angkatan 2010 khususnya dan juga pada para sahabat yang telah memberikan dukungannya pada Penulis selama masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwadalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, dalam rangka penyempurnaan isi skripsi ini Penulis mengharapkan sumbangan pikiran para pembaca berupa kritikan yang bersifat membangun beserta saran, demi sempurnanya skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya dimasa yang akan datang. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Batusangkar, Januari 2015Penulis,

Wiwi DevitaNIM. 10203077

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGESAHAN TIM PENGUJI

ABSTRAK.......................................................................................................i

Page 11: WIWI DEVITA 10203077

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

DAFTAR TABEL...........................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................vi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................1

B. IdentifikasiMasalah........................................................................7

C. BatasanMasalah.............................................................................7

D. TujuanPenelitian............................................................................7

E. RumusanMasalah...........................................................................7

F. KegunaanPenelitian.......................................................................8

BAB II : LANDASAN TEORI

A. KerangkaTeoritik...........................................................................9

1. LaporanKeuangan....................................................................9

2. Kas...........................................................................................13

3. AnalisisSumberdanPenggunaanKas........................................15

4. LaporanSumberdanPenggunaanKas........................................22

5. RasioLikuiditas........................................................................22

B. PenelitianRelevan..........................................................................34

C. DefenisiOperasionalVariabel.........................................................35

1. SumberKas................................................................................35

2. PenggunaanKas.........................................................................35

3. RasioLikuiditas.........................................................................35

D. KerangkaBerpikir...........................................................................35

BAB III :METODOLOGI PENELITIAN

A. JenisPenelitian...............................................................................38

B. WaktudanTempatPenelitian...........................................................39

Page 12: WIWI DEVITA 10203077

C. MetodePenelitian...........................................................................39

1. Sumber Data...........................................................................39

2. TeknikPengumpulan Data......................................................39

D. Analisis Data..................................................................................39

BAB IV :HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian...............................................43

1. SejarahSingkat PT. Metrodata Electronics Tbk......................43

2. Produksi PT. Holcim Indonesia Tbk......................................44

3. VisidanMisi PT. Metrodata Electronics Tbk..........................45

4. StrukturOrganisasi PT. Holcim Indonesia Tbk…………….. 45

B. AnalisisSumberdanPenggunaanKas..............................................46

1. AnalisisSumberdanPenggunaanKasUntuk

Tahun 2010 Sampaidengan2011.............................................49

2. AnalisisSumberdanPenggunaanKasUntuk

Tahun 2011 Sampaidengan 2012............................................52

3. AnalisisSumberdanPenggunaanKasUntuk

Tahun 2012 Sampaidengan2013.............................................56

C. AnalisisLikuiditasPT.Holcim Indonesia TbkAktivitas..................60

1. Current ratio...........................................................................60

2. Cash Ratio.............................................................................61

3. Quick Ratio............................................................................61

4. RasiPerputaranKas..................................................................61

D. AnalisisSumberdanPenggunaanKasdalamMenjaga

Tingkat Likuiditas..........................................................................68

BAB V : PENUTUP

A. KESIMPULAN..............................................................................70

B. SARAN..........................................................................................71

Page 13: WIWI DEVITA 10203077

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: WIWI DEVITA 10203077

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Iktisar Keuangan PT.Holcim Indonesia Tbk.................................... 5

Tabel 1.2 Pengukuran Tingkat Likuiditas PT.Holcim Indonesia Tbk.............. 6

Tabel 4.1 Kertas Kerja Laporan Sumber dan Penggunaan Kas

PT. Holcim IndonesiaTbk................................................................ 47

Tabel 4.2 Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk

per 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011................................. 47

Tabel 4.3 Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk

per 31 Desember 2011 s/d 31 Desember 2012................................. 48

Tabel 4.4 Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk

per 31 Desember 2012 s/d 31 Desember 2013................................. 50

Tabel 4.5 Perhitungan Rasio Likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk..............54

Page 15: WIWI DEVITA 10203077

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir......................................................................... 37

Page 16: WIWI DEVITA 10203077

DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tahun 2010

2. Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tahun 2011

3. Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tahun 2012

4. Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk Tahun 2013

5. Surat Mohon Izin Penelitian

6. Formulir Keterangan IDX

Page 17: WIWI DEVITA 10203077

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara umum perusahaan adalah suatu organisasi di mana sumber daya

(input), seperti bahan baku dan tenaga kerja diproses untuk menghasilkan

barang atau jasa (output) bagi pelanggannya. Perusahaan dalam menjalankan

kegiatan usahanya tidak terlepas dari tujuan utamanya yaitu untuk

memperoleh laba yang maksimal dan kelangsungan hidup perusahaan (going

concern). Laba merupakan selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan

atas barang atau jasa yang dihasilkan dengan jumlah yang dikeluarkan untuk

membeli sumber daya dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.

Kemampuan menghasilkan laba yang maksimal pada suatu

perusahaan sangat penting karena pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya

investor dan kreditur mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan

kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba. Dalam

menjalankan kegiatan usahanya suatu perusahaan memerlukan dana yang

memadai untuk mencapai target laba yang ditetapkan. Dana yang ada pada

suatu perusahaan berasal dari internal dan eksternal. Sumber dana internal

berasal dari laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode dan modal

sendiri. Sedangkan sumber modal eksternal perusahaan berasal dari pinjaman

oleh kreditur dan dari para investor. Untuk melihat kondisi, perubahan dan

perkembangan yang terjadi pada keuangan suatu perusahaan dapat kita lihat

pada laporan keuangan perusahaan.

Informasi keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi disebut

dengan laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk melihat kinerja

perusahaan dengan membandingkan laporan keuangan periode sebelumnya

dengan periode setelahnya. Salah satu komponen laporan keuangan adalah

laporan posisi keuangan. Laporan posisi keuangan adalah daftar yang

sistematis dari aset, utang dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya

dibuat pada akhir tahun. Dalam laporan posisi keuangan dapat diketahui

Page 18: WIWI DEVITA 10203077

jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahan dalam memperoleh

tambahan pinjaman dari pihak luar dan juga dapat diperoleh informasi tentang

jumlah utang perusahaan kepada kreditor dan jumlah investasi yang ada di

dalam perusahaan tersebut. Selain itu kita juga bisa mengetahui kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajibannya. Salah satu bentuk kewajiban

perusahaan adalah kewajiban jangka pendek. Biasanya dalam membayar

kewajiban jangka pendeknya kemampuan perusahaan tersebut diukur dari

kemampuan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan untuk membayar semua

kewajiban jangka pendek saat jatuh tempoh. Salah satu aktiva lancar yang

paling likuid yaitu kas.

Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan operasional

perusahaan. Keberadaan kas dalam entitas sangat penting karena tanpa kas,

aktivitas perusahaan tidak dapat berjalan. Perusahaan tidak dapat membayar

gaji, memenuhi hutang jatuh tempo dan kewajiban lainnya. Perusahaan harus

menjaga jumlah kas agar sesuai dengan kebutuhannya. Jika jumlah kas

kurang, maka kegiatan operasional akan terganggu.1

Kas merupakan unsur aktiva yang paling likuid atau merupakan salah

satu unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti bahwa semakin

besar jumlah kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi

pula tingka likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang mempunyai

tingkat likuiditasnya yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar

berarti tingkat perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over

investment dalam kas yang berarti pula perusahaan tersebut kurang efektif

dalam mengelolah kas. Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat

perputaran kas yang tinggi dan keuntungan yang diperoleh akan lebih besar,

tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa

memperhatikan likuiditas akhirnya perusahaan itu akan berada dalam keadaan

tidak dapat membayar kewajibannya apabila sewaktu-waktu ada tagihan.2

1 Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK,(Jakarta Selatan: Salemba Empat,20120, hal.180

2 Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011), hal. 97

Page 19: WIWI DEVITA 10203077

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk

membayar semua kewajiban financial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan

menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan

keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuan

untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.3 Baik buruknya likuiditas

dapat dilihat dari mampu atau tidaknya perusahaan dalam memenuhi kewajiban uang

tunai pada waktunya. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya

tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaan likuid dan perusahaan

dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya jika

perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar

dari pada utang lancarnya atau utang jangka pendek. Sebaliknya jika perusahaan tidak

dapat memenuhi kewajiban keuangannya apada saat ditagih berarti perusahaan

tersebut dalam keadaan ilikuid.4

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang

berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinamakan likuiditas

badan usaha, sedangkan yang berhubungan pihak interen atau proses produksi

dinamakan likuiditas perusahaan. Untuk melihat perubahan setiap tahunnya

dalam laporan keuangan dapat kita analisis dengan menggunakan salah satu

alat analisis laporan keuangan.

Salah satu analisis laporan keuangan tersebut adalah analisis sumber

dan penggunaan kas. Analisis sumber dan penggunaan kas adalah suatu

analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau

untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode

tertentu. Analisis sumber dan penggunaan kas dimaksudkan untuk melihat

sumber-sumber kas sebagai alat pembayaran operasional perusahaan serta

untuk melihat penggunaan dari kas tersebut selama periode analisis. Dengan

analisis sumber dan penggunaan kas ini, akan diketahui struktur pembiayaan

perusahaan selama periode bersangkuatan, sehingga dapat diketahui ketepatan

(efektifitas) penggunaan kas, kemudian diambil langkah-langkah perubahan

3 Syamsudin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 41

4 Danang, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis,( Yogyakarta : PT. Buku Seru, 2012), hal. 60-61

Page 20: WIWI DEVITA 10203077

yang mungkin dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam penggunaan kas. Di

samping itu pihak stakeholder juga dapat mengetahui aliran dana yang terjadi

terutama bagi kreditur dan pemegang saham.5

Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat digunakan sebagai

dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan

sumber-sumber yang ada, atau dapat digunakan sebagai dasar perencanaan

dan peramalan kebutuhan kas yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor

atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai

kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan

pinjaman. Oleh karena itu, analisis sumber dan penggunaan kas merupakan

alat analisis yang sangat penting bagi menajemen perusahaan. Dengan analisis

sumber dan penggunaan kas akan dapat diketahui bagaimana perusahaan

mengelolah atau menggunakan kas yang dimiliki sebaik-baiknya.6

Dalam objek penelitian, penulis memilih PT. Holcim Indonesia Tbk,

perusahaan ini sebagai pelopor dan inovator di sektor industri semen yang

tercatat sebagai sektor yang tumbuh pesat seiring pertumbuhan pasar

perumahan, bangunan umum dan infrastruktur. PT. Holcim merupakan satu-

satunya produsen yang menyediakan produk dan layanan terintegrasi yang

meliputi 10 jenis semen, beton dan agregat. Kini tengah dikembangkan usaha

waralaba yang unik, yakni solusi rumah yang menawarkan solusi perbaikan

dan pembangunan rumah dengan biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari

49.000 ahli bangunan binaan Holcim, namun dalam objek penelitian penulis

yaitu PT. Holcim Indonesia Tbk untuk mencapai tujuan memperoleh laba

yang maksimal serta dalam menjaga tingkat likuiditasnya, aliran dana di

perusahaan harus dikelola keseimbangannya antara dana masuk dan dana

keluar. Dilihat dari segi kas, aset lancar, kewajiban lancar dan laba perusahaan

terdapat perubahan yang berfluktuasi dari tahun 2010 sampai dengan tahun

5 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, (Batusangkar: STAIN Batusangkar, 2008), hal. 42

6 Hanif Supriatna, Manfaat Analisis Sumber dan Penggunaan Kas sebagai Alat Bantu dalam Menjaga Tingkat Likuiditas Perusahaan pada PT. Agronesia, (Journal)

Page 21: WIWI DEVITA 10203077

2013 dan untuk kas mengalami penurunan yang signifikan pada dua tahun

terakhir yang dapat menurunkan modal kerja untuk kegiatan perusahaan.

Penulis memilih satu perusahaan dengan alasan supaya bisa

mengetahui darimana sebuah perusahaan memperoleh sumber dana (kas) dan

mengetahui bagaimana perusahaan menggunakan kas yang dimiliki dalam

membiayai kegiatan operasional perusahaannya. Periode laporan keuangan

yang penulis ambil adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Alasan

penulis mengambil empat tahun periode karena PT. Holcim Indonesia Tbk

mengalami penurunan kas yang signifikan selama 2 tahun terakhir dan 2 tahun

sebelumnya yang menjadi pembanding dalam menganalisis sumber dan

pengunaan kas. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1.1PT. Holcim Indonesia Tbk

Ikhtisar Keuangan (Dalam Jutaan)

Description 2010 2011 2012 2013

Persentase kenaikan/ penurunan (-) periode 2010-2011

Persentase kenaikan/ penurunan (-) Periode 2011-2012

Persentase kenaikan/ penuruna

n (-) Periode

2012-2013

Cash 1,070,427 1,127,482 555,785 375,565 5.3% -50% -32%

Current Assets

2,253,237 2,468,172 2,186,797 2,085,055 9.5% -11% -4.6%

Current Liabilities

1,355,830 1,683,799 1,556,875 3,262,054 24% -7.5% 109%

Net Sales 5,960,589 7,523,964 9,011,076 9,686,262 26% 20% 7.5%

Net Income 830,382 1,063,560 1,350,791 952,305 28% 27% -29%

Berdasarkan data yang ada pada tabel ikhtisar keuangan diatas, terlihat

perubahan nilai dari kas sebagai salah satu unsur modal yang paling likuid serta aset

lancar yang berfluktuasi setiap tahunnya, yaitu terjadi penurunan pada tahun 2012

dan 2013. Sedangkan dilihat dari nilai kewajiban lancar mengalami kenaikan setiap

tahunnya selama empat tahun periode, yang mana kenaikan signifikan terjadi pada

tahun 2013 yang di sebabkan oleh adanya pinjaman jangka panjang pihak berelasi

jatuh tempo sebesar Rp. 1.156.432.000.000, hal ini menyebabkan jumlah kewajiban

lancar pada tahun 2013 naik menjadi dua kali dari jumlah tahun sebelumnya .

Penurunan dari nilai kas dan aset lancar lainnya yang disertai oleh kenaikan

kewajiban jangka pendek, bisa membuat perusahaan berada pada posisi tidak likuid

dan juga bisa mengganggu kegiatan operasional perusahaan.

Page 22: WIWI DEVITA 10203077

Tabel 1.2PT. Holcim Indonesia Tbk

Pengukuran Tingkat Likuiditas

RatioTahun Kenaikan / Penurunan

2010 2011 2012 2013 2010-2011 2011-2012 2012-2013

Current ratio 166 % 146 % 140 % 64 % -20 % -6 % -76 %Sumber : Data Olahan Dari Laporan Keuangan PT. Holcim IndonesiaTbk.

Dilihat dari perbandingan antara aktiva lancar dan hutang lancar

perusahaan atau yang sering disebut dengan current ratio perusahaan

mengalami perubahan persentase yang berfluktuasi setiap tahunnya yaitu pada

tahun 2010 dengan persentase 166% pada tahun 2011 turun menjadi 146%

pada tahun 2012 turun menjadi 140% dan pada tahun 2013 mengalami

penurunan yang cukup tinggi yaitu menjadi 64%. Sebaliknya persentase yang

aman bagi perusahaan adalah 200%, namun kondisi pada perusahaan

mengalami penurunan setiap tahunnya, sehingga kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya mengalami penurunan.

Dari penjelasan di atas terlihat pentingnya pengelolaan kas yang baik

bagi suatu perusahaan. Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian yang

dilakukan terfokus pada analisis sumber dan penggunaan kas dalam menjaga

tingkat likuiditas pada PT. Holcim Indonesia Tbk, yang dituangkan dalam

skripsi dengan judul “Analisis Sumber dan Penggunaan Kas dalam

Menjaga Tingkat Likuiditas pada PT. Holcim Indonesia Tbk”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, masalah-masalah

yang muncul antara lain:

1. PT. Holcim Indonesia Tbk memperoleh sumber kas

2. PT. Holcim Indonesia Tbk dalam penggunaan kas

Page 23: WIWI DEVITA 10203077

3. Tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk

4. Hubungan sumber dan penggunaan kas terhadap likuiditas pada PT.

Holcim Indonesia Tbk

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis membatasinya

kepada:

1. Bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk memperoleh sumber kas?

2. Bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk dalam penggunaan kas?

3. Bagaimana tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk?

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dibuat suatu rumusan

masalah yaitu bagaimana sumber dan penggunaan kas dalam menjaga tingkat

likuiditas pada PT. Holcim Indonesia Tbk yang dilihat dari laporan keuangan

dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai daya guna sebagai berikut:

1. Bagi penulis

a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

pada Program Studi Ekonomi Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi

Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Batusangkar

b. Sebagai wadah untuk aplikasi teori-teori yang telah diperoleh dalam

perkuliahan serta diluar perkuliahan dan dijadikan sebagai alat dalam

pembahasan

c. Untuk memperdalam pengetahuan tentang analisis sumber dan

penggunaan kas sebagai alat bantu dalam menjaga tingkat likuiditas

perusahaan

2. Bagi perusahaan

Page 24: WIWI DEVITA 10203077

Bagi perusahaan dapat sebagai bahan masukan untuk

mengevaluasi kinerjanya (memperbaiki apabila ada kekurangan dan

kelemahan) dan pertimbangan untuk kebijakan pengambilan keputusan.

3. Bagi pihak akademik

a. Sebagai pedoman dalam pembuatan skripsi bagi mahasis khususnya

mahasiswa akuntansi syariah

b. Sebagai tambahan wacana akademik di Sekolah Tinggi Agama Islam

Negeri (STAIN) Batusangkar

Page 25: WIWI DEVITA 10203077

BAB II

LANDASAN TEORITIK DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritik

1. Laporan Keuangan

1) Pengertian Laporan Keuangan

Akuntansi menghasilkan informasi keuangan tentang sebuah

entitas. Informasi keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi

disebut laporan keuangan7 berikut definisi laporan keuangan menurut

beberapa ahli:

Menurut Lili dan Sadeli laporan keuangan adalah laporan

tertulis yang memberikan susunan kekayaan kuantitatif tentang posisi

keuangan dan perubahannya serta hasil yang dicapai selama periode

tertentu. Posisi keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana

susunan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber

kekayaan itu dipakai.8

Menurut Samryn laporan keuangan meliputi ikhtisar-ikhtisar

yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas serta

perubahan ekuitas sebuah organisasi dalam satu format sendiri secara

terpisah. Ikhtisar posisi keuangan tercermin dalam laporan keuangan

yang disebut neraca.9

Sedangkan menurut Novi Priyanti laporan keuangan adalah

hasil akhir dari suatu pencatatan, pengelolaan dan pemeriksaan dari

transaksi finansial dalam suatu usaha yang dirancang untuk

pembuatan keputusan baik dalam perusahaan mengenai proses

keuangan dan hasil usaha perusahaan.10

2) Tujuan laporan keuangan

7 Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, (Jakarta Selatan: Salemba Empat, 2012), hal. 8

8 Lili dan Sadeli, Dasar-dasar Akuntansi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 189 Saymryn, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 3010 Novi Priyanti, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Permata Puri Media, 2013), hal. 5

Page 26: WIWI DEVITA 10203077

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1 (revisi 2009)

adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja

keuangan dan arus entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar

kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka. Secara umum tujuan laporan keuangan adalah:

1) Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2) Menunujukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship)

dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercaya kepadanya.

3) Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.

4) Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu.11

Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB statement No.

4 adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan

posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-

prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Tujuan umum laporan

keuangan menurut APB statement No. 4 adalah:

1) Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya

ekonomi (aktiva) dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:

a) Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan

b) Untuk menunjukkan posisi keuangan dan investasi

perusahaan\

c) Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi

kewajibannya

d) Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk

pertumbuah perusahaan

11 Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK ..., hal. 9

Page 27: WIWI DEVITA 10203077

2) Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber kekayaan

bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan

maksud:

a) Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang

diharapkan pemegang saham.

b) Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pemerintah

dan kemampuannya dalam mengumpulkan dana untuk

pelaksanaan ekspansi perusahaan

c) Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan

dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian

d) Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam

mendapatkan laba jangka panjang.

3) Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba

4) Memberikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan

kewajiban

5) Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan pada

pemakai laporan.12

3) Komponen laporan keuangan

1) Neraca

Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan

informasi tentang posisi keuangan sebuah organisasi pada saat

tertentu. Misalnya tanggal 31 Desember untuk neraca tahunan atau

31 Maret untuk negara tiga bulanan serta seterusnya. Posisi

keuangan meliputi kekayaan yang disebut aktiva, kewajiban yang

meliputi utang-utang dan ekuitas yang terdiri dari modal pemilik.

Dalam manajemen keuangan, kelompok kewajiban dan

ekuitas dikenal sebagai sumber dana. Sementara aktiva dikenal

12 Hery, Teori Akuntansi, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 92

Page 28: WIWI DEVITA 10203077

sebagai objek pembelajaran. Kewajiban sebagai modal pinjaman

dan ekuitas disebut modal sendiri.

2) Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan suatu ikhtisar yang

menggambarkan total pendapatan dan total biaya serta laba yang

diperoleh perusahaan dalam satu periode akuntansi tertentu. Laba

atau rugi yang dihasilkan dari ikhtisar ini menjadi bagian dari

kelompok ekuitas dalam neraca.

3) Laporan perubahan modal

Laporan perubahan modal merupakan ikhtisar yang

menunjukkan perubahan modal dari awal periode akuntansi

menjadi saldo modal akhir tahun setelah ditambah dengan laba

tahun berjalan dan dikurangi dengan pembagian laba seperti prive

dalam perusahaan perseorangan atau dividen dalam perusahaan

yang berbentuk perseroan terbatas. Perubahan juga bisa bersumber

dari pengaruh koreksi kesalahan dan perubahan metode akuntansi

yang digunakan. Laba atau rugi yang dihasilkan dari laporan laba

rugi pada periode yang sama juga menjadi bagian dari laporan

perubahan modal.

4) Laporan arus kas

Laporan arus kas menunjukkan saldo kas akhir perusahaan

yang dirinci atas arus kas bersih dari aktivitas operasi, arus kas

bersih dari aktifitas investasi serta arus kas bersih dari aktifitas

pendanaan. Hasil penjumlahan ketika kelompok arus kas tersebut

dijumlahkan dengan saldo awal kas akan menghasilkan saldo kas

pada akhir periode akuntansi yang dilaporkan. Saldo kas menurut

laporan ini harus sama dengan saldo kas yang ada dalam kelompok

aktiva dalam neraca.

5) Catatan atas laporan keuangan

Laporan keuangan yang lengkap biasanya memuat catatan atas

laporan keuangan yang menjelaskan tentang gambaran umum

Page 29: WIWI DEVITA 10203077

perusahaan, kebijakan akuntasi perusahaan serta penjelasan atas

pos-pos signifikan dari laporan keuangan perusahaan. Oleh karena

itu, dalam laporan-laporan keuangan hasil audit atau yang

dipublikasikan secara resmi selalu terdapat catatan dibawahnya

yang berbunyi catatan atas laporan keuangan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.13

2. Kas

a. Pengertian

Kas adalah aset keuangan yang digunakan untuk kegiatan

operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid

karena dapat digunakan untuk membayar kewajiban perusahaan.

Keberadaan kas dalam entitas sangat penting karena tanpa kas,

aktivitas operasi perusahaan tidak dapat berjalan.

Kas termasuk instrument keuangan dalam klasifikasi aset

keuangan. Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas

dipergunakan untuk membiayai kegiatan entitas. Kas terdiri atas uang

kartal yang tersimpan dalam sebuah entitas, uang tersimpan dalam

rekening bank dan setara kas.14

b. Pengendalian kas

Kas merupakan aset likuid yang mudah digunakan, banyak

yang menginginkan sehingga mudah dicuri oleh pihak yang tidak

bertanggungjawab. Untuk itu entitas perlu merancang pengendalian

internal yang baik agar kas perusahaan aman dan terlindungi.

Perlindungan terhadap kas dapat berupa fisik maupun perlindungan

untuk menjaga agar kas tidak digunakan untuk kepentingan yang tidak

seharusnya.

Beberapa bentuk pengendalian terhadap kas misalnya sebagai

berikut:

13 Samryn, Pengantar Akuntansi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 31-3214 Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK ..., hal. 180

Page 30: WIWI DEVITA 10203077

1) Terdapat pemisahan tugas antara pihak yang melakukan otorisasi

dengan pembayaran pihak yang melakukan pengelolaan kas dan

pencatatan, pihak pengguna, dan pihak pembayaran.

2) Penggunaan lemari besi (brankas) untuk menyimpan kas atau di

ruang tertutup dengan akses terbatas.

3) Penerimaan dan pengeluaran kas menggunakan rekening yang

berbeda

4) Pengeluaran kas dilakukan melalui bank dan menggunakan cek

sehingga terdapat pengendalian pencatatan oleh pihak lain.

5) Penerimaan kas dilakukan melalui bank, untuk keamanan dan

pengendalian pencatatan.

6) Penggunaan sistem imprest kas kecil untuk memenuhi kebutuhan

kas dalam jumlah kecil

7) Rekonsiliasi antara pencatatan perusahaan dengan rekening koran

bank.15

c. Anggaran kas

Perencanaan menyangkut pelaksanaan kegiatan/operasional

pada masa yang akan datang. Sedangkan masa yang akan datang

penuh dengan ketidakpastian, agar penyimpangan antara realisasi dan

rencana tidak terlalu besar maka dibutuhkan anggaran sebagai alat

pengawasan bagi manajemen. Pola penerimaan dan pengeluaran kas

setiap hari pada masa yang akan datang tidak diketahui secara pasti.

Agar perusahaan tidak mengalami kesulitan kas pada masa-masa yang

akan datang maka diperlukan anggaran kas sebagai alat bantu bagi

manajemen dalam pengelolaan kas.

Anggaran kas berisikan estimasi penerimaan dan estimasi

pengeluaran kas, sehingga dengan demikian dapat diketahui kapan

perusahaan mengalami surplus dan kapan perusahaan mengalami

difisit kas. Juga dapat diketahui jumlah kekurangan kas sehingga

15 Dwi Martini, Akuntansi Keuangan ..., hal. 182

Page 31: WIWI DEVITA 10203077

manajemen dapat menentukan sumber dana untuk menutupi defisit

kas tersebut.

Menentukan anggaran kas terlebih dahulu ditentukan anggaran

kas operasional yang berisikan estimasi penerimaan kas dan estimasi

pengeluaran kas karena operasional perusahaan, sehingga dapat

dilihat/diketahui defisit dan surplus kas. Kemudian dilanjutkan dengan

menentukan anggaran kas finansial yaitu estimasi penerimaan dan

pengeluaran kas karena kebijaksanaan pembelajaran.16

3. Analisis sumber dan penggunaan kas

a. Pengertian analisis sumber dan penggunaan kas

Analisis sumber dan penggunaan kas dimaksudkan untuk

melihat sumber-sumber kas sebagai alat pembayaran operasional

perusahaan serta untuk melihat penggunaan dari kas tersebut selama

periode analisis. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas akan

diketahui struktur pembiayaan perusahaan selama bersangkutan,

sehingga dapat diketahui ketepatan (efektifitas) penggunaan kas,

kemudian diambil langkah-langkah perubahan yang mungkin

dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam penggunaan kas. Di

samping itu pihak stokeholder juga dapat mengetahui aliran dana yang

terjadi terutama bagi kreditur dan pemegang saham.

Laporan perubahan kas (cash flow statement) atau laporan

sumber dan penggunaan kas disusun untuk menunjukkan perubahan

kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai perubahan

tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan

pengunaannya. Laporan sumber dan penggunaan kas menggambarkan

atau menunjukkan aliran atau gerakan kas, yaitu sumber-sumber

penerimaan dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan.

16 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen ..., hal. 60

Page 32: WIWI DEVITA 10203077

b. Sumber-sumber kas

Dalam kegiatan sehari-hari sekalipun sudah direncanakan

dengan baik, maka faktor kekurangan dan kelebihan uang kas sering

terjadi. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor.

Misalnya terjadi kekurangan kas atau uang kas yang berlebihan.

Kedua hal tersebut tidak kekurangan maupun kelebihan perlu

dicarikan solusinya. Khususnya untuk kekurangan uang kas perlu

dicarikan melalui penerimaan dari sumber-sumber kas yang tersedia.

Penerimaan kas atau sumber-sumber kas yang tersedia. Penerimaan

kas atau sumber kas yang diperoleh harus diseleksi terlebih dahulu,

terutama kas yang diperoleh dari sumber pinjaman, artinya harus

dipilih sumber yang mana yang lebih memberikan keuntungan bagi

perusahaan.

Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada

dasarnya dapat berasal dari:

1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang

berwujud maupun yang tidak berwujud (intangible assets) atau

adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan

penambahan kas.

2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan

modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3) Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel)

maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotik, atau

utang jangka panjang lainnya serta utang yang diimbangi dengan

penerimaan kas)

4) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang

diimbangi dengan penerimaan kas pembayaran, berkurangnya

persediaan barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai,

adanya penurunan surat berharga (efek) karena adanya penjualan

dan sebagainya.

Page 33: WIWI DEVITA 10203077

5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari

investasinya. Sumbangan ataupun hadiah maupun adanya

mengurangi waktu di mana pembayaran yang diterima

perusahaan.17

Menurut James C. Van Horne cara untuk mempercepat

penerimaan kas perlu dilakukan beberapa hal:

1) Mempercepat persiapan dan pengiriman faktur tagihan

2) Mempercepat pengiriman pembayaran pelanggan kepada

perusahaan

3) Mengurangi waktu di mana pembayaran yang diterima perusahaan

tetap menjadi dana tidak tertagih

Faktor merupakan tagihan yang diberikan penjual kepada

pembeli yang berisi daftar barang yang dibeli, harga dan syarat

penjualan. Dengan diterimanya faktur tersebut oleh pembeli, otomatis

pembeli merasa harus segera membayar kewajibannya sesuai

kesepakatan. Paling tidak dengan adanya faktur tersebut dapat

mengikat pembeli atas kewajibannya.

Mempercepat pengiriman pembayaran pelanggan kepada

perusahaan. Artinya, perusahaan menyediakan sarana pembayaran

yang cepat sehingga uang diterima ke perusahaan juga cepat.

Pembayaran dilakukan dengan setoran langsung ke rekening

perusahaan atau dengan menggunakan cek. Jelas bahwa setoran yang

dilakukan dengan menyetor ke rekening perusahaan secara langsung

penerimaannya lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan cek.

Keterlambatan waktu pengiriman pembayaran akan memperlambat

tibanya uang menjadi kas.

Alternatif yang ketiga dilakukan apabila waktu penguangan

cek dengan menggunakan cek atau bliyet giro yang harus dikliring

lebih dahulu. Cek yang penagihannya melalui proses kliring akan

17 Jumingan, Analisi Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 97-98

Page 34: WIWI DEVITA 10203077

memakan waktu paling tidak dua hari. Hal ini tentu dapat mengurangi

waktu di mana pembayaran yang diterima perusahaan.18

c. Penggunaan kas

Di samping sumber penerimaan kas, pihak manajemen juga

harus menginvestarisasikan penggunaan kas untuk keperluan yang

akan datang. Keseimbangan penerimaan dan penggunaan harus benar-

benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang disusun.

Seperti halnya dengan penerimaan kas, maka penggunaan kas juga

terjadi akibat berbagai hal yang harus dikelolah secara baik.

Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan

oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:

1) Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli

sejumlah barang baik barang dagangan untuk perusahaan dagang

maupun bahan baku (bahan mentah) untuk industri di mana

pembayarannya dilakukan secara tunai (cash)

2) Pembayaran biaya seperti gaji, upah, merupakan pengeluaran untuk

kegiatan rutin operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik

secara bulanan maupun secara mingguan.

3) Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan

penyewaan baik terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin,

atau peralatan lainnya.

4) Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah

dana untuk perlindungan usahanya dalam bentuk preme asuransi.

5) Pembayaran pajak, yaitu banyak yang harus dibayar dan

merupakan kewajiban perusahaan baik pajak badan maupun pajak-

pajak lainnya yang berkaitan dengan usaha perusahaan.

6) Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkan

oleh perusahaan dalam rangka mempromosikan produk perusahaan

agar masyarakat tertarik untuk membelinya.

18 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 196-197

Page 35: WIWI DEVITA 10203077

7) Pembayaran persekot, artinya perusahaan membayar sejumlah uang

sebagai uang muka baik terhadap pembelian barang atau

pengerjaan suatu kegiatan perusahaan

8) Pembayaran angsuran pinjaman (pokok+bunga), hal ini dilakukan

apabila perusahaan memiliki pinjaman terhadap lainnya misalnya

bank. Biasanya pembayaran angsuran pinjaman dilakukan setiap

bulan.

9) Pembelian surat berharga jangka pendek (wesel), dalam hal ini

perusahaan membeli surat berharga uang usianya tidak lebih dari

satu tahun seperti wesel atau sertifikat deposito

10) Pembelian surat berharga jangka panjang, dalam hal ini surat

berharga yang dibeli usianya lebih dari satu tahun, baik berbentuk

obligasi maupun saham.

11) Penarikan kembali saham yang beredar, artinya perusahaan

membeli saham mereka yang sudah terjual untuk maksud-maksud

tertentu.

12) Pengambilan kas oleh pembeli, dalam hal ini pemilik perusahaan

mengambil sejumlah uang untuk keperluan tertentu. Dan lain-lain.19

d. Faktor yang mempengaruhi besarnya kas

Seiring dengan perubahan kas yang terjadi dalam suatu

periode, maka jumlah uang kas juga dari waktu ke waktu akan selalu

berubah. Perubahan ini dimulai dari adanya perolehan kas dari

berbagai sumber yang dimiliki. Kemudian perubahan juga terjadi

dalam penggunaan uang kas untuk berbagai kegiatan perusahaan.

Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

jumlah uang kas, yaitu:

1) Adanya penerimaan dari hasil penjualan barang dan jasa. Artinya

perusahaan melakukan penjualan barang, baik secara tunai mupun

secara kredit. Bila dilakukan secara tunai otomatis langsung

berpengaruh terhadap kas. Akan tetapi jika dilakukan secara

19 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan ..., hal. 197-198

Page 36: WIWI DEVITA 10203077

angsuran, maka perubahan ini akan terjadi untuk beberapa saat ke

depan. Perubahan tentunya akan menyebabkan uang kas

bertambah.

2) Adanya pembelian barang dan jasa, artinya perusahaan membeli

sejumlah barang, baik bahan baku, bahan tambahan atau barang

keperluan lainnya yang tertunda berakibat mengurangi jumlah uang

kas.

3) Adanya pembayaran biaya-biaya operasional. Dalam hal ini,

perusahaan mengeluarkan sejumlah biaya yang sudah menjadi

kewajiban perusahaan untuk membiayai aktifitas perusahaan,

seperti membayar gaji, upah, telepon, listrik, pajak, biaya

pemeliharaan yang tentunya akan mengakibatkan uang kas

berkurang.

4) Adanya pengeluaran untuk membayar angsuran pinjaman, artinya

jika dalam memperoleh sumber dana perusahaan melakukan

pinjaman ke bank atau lembaga lain, maka perusahaan tentu akan

membayar angsuran cicilan pinjaman tersebut, selama beberapa

waktu, hal ini tentu akan mengakibatkan berkurangnya uang kas

5) Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila

perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi

seperti pembelian mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung

atau pabrik baru. Hal ini dapat juga terjadi bila perusahaan hendak

melakukan ekspansi ke bidang usaha lainnya.

6) Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan

memperoleh tambahan kas dari pendapatan, baik yang berkaitan

langsung dengan kegiatan perusahaan maupun pendapatan yang

tidak langsung. Jelas bahwa pendapatan ini mempengaruhi jumlah

uang kas.

7) Adanya penerimaan dari pinjaman. Dalam hal ini perusahaan

memperoleh sejumlah uang dari lembaga peminjam seperti bank

Page 37: WIWI DEVITA 10203077

atau lembaga keuangan lainnya. Pinjaman ini akan menambah

jumlah uang kas dalam periode tersebut.20

Di samping faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kas

perusahaan terdapat pula faktor yang tidak mempengaruhi perubahan

jumlah uang kas, yaitu:

1) Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva

2) Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur

ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi.

3) Adanya pembebanan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi,

amortisasi dan deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan

pengeluaran kas)

4) Adanya pembayaran deviden dalam bentuk saham (stock deviden)

5) Adanya pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang

karena tidak dapat ditagih lagi

6) Adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba

7) Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang

dimiliki.21

Setelah diketahui faktor-faktor yang memperbesar kas (sumber

kas) dan yang memperkecil kas (penggunaan kas) maka selanjutnya

dapat dilakukan analisis laporan sumber dan penggunaan kas dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Membuat laporan perubahan neraca pada dua periode, serta

mencatat perubahan masing-masing yang terjadi pada neraca dan

laporan laba rugi.

2) Mengelompokkan perubahan-perubahan yang terjadi pada elemen

neraca yang memperbesar dan memperkecil kas.

3) Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi dan laba

atau laporan laba ditahan dan laporan perubahan modal ke dalam

20 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan..., hal. 192-19421 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan..., hal. 192

Page 38: WIWI DEVITA 10203077

golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil

jumlah kas.

4) Membuat konsolidasi dari perubahan yang memperbesar dan

memperkecil kas ke dalam laporan sumber-sumber dan

penggunaan kas.

5) Membuat analisis mengenai sumber dan penggunaan kas.22

4. Laporan sumber dan penggunaan kas

Dalam praktiknya kegunaan laporan sumber dan penggunaan kas

antara lain adalah untuk:

a. Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap sumber-sumber

kas

b. Untuk mengetahui ada tidaknya perubahan penggunaan kas

c. Untuk mengetahui sebab-sebab perubahan kas, baik dari sumber

maupun penggunaan kas.

d. Untuk mengetahui apakah sumber dan penggunaan kas sudah

dilakukan secara efektif dan efisien

e. Untuk mengetahui dan meramalkan kebutuhan di masa yang akan

datang

f. Sebagai alat untuk perencanaan kas mendatang

g. Sebagai salah satu dasar pertimbangan bagi kreditor untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan pinjaman.

5. Rasio Likuiditas

a. Pengertian

Menurut Kasmir rasio likuiditas merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk

22 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen ..., hal. 45

Page 39: WIWI DEVITA 10203077

memenuhi kewajiban tersebut terutama kewajiban yang sudah jatuh

tempo.23

Menurut Nofrivul rasio likuiditas merupakan rasio

menggambarkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban

lancar dengan menggunakan elemen-elemen aktiva lancar.24

Menurut Samryn rasio likuiditas merupakan suatu

perbandingan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi utang

jangka pendeknya dengan aktiva lancar.25

Menurut Danang likuiditas merupakan gambaran kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya secara

lancar dan tepat waktu sehingga likuiditas disebut dengan short term

likuidity.26

Sedangakan menurut Irham Fahmi likuiditas adalah

menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus segerah dipenuhi atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada

saat ditagih.27

Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan

perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka

pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar

yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan kedaan

keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan

kemampuan untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang

kas.28

23 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan...., hal. 11024 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen ...., hal. 1125 Samryn, Pengantar ..., hal. 41526 Danang , Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis, ( Yogyakarta : PT. Buku Seru,

2012), hal .6027 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, ( Bandung : Alfabeta, 2012), hal. 17428 Syamsuddin, Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan (Jakarta: Rajawali Pers,

2011), hal. 41

Page 40: WIWI DEVITA 10203077

b. Aktiva lancar dan hutang lancar

1) Aktiva lancar

a) Pengertian aktiva lancar

Aktiva lancar merupakan harta atau kekayaan yang

segera dapat diuangkan (ditunaikan) pada saat dibutuhkan dan

paling lama satu tahun. Aktiva lancar merupakan aktiva yang

paling likuid dibandingkan dengan aktiva lainnya. Jika

perusahaan membutuhkan uang membayar sesuatu yang segera

harus dibayar misalnya utang yang sudah jatuh tempo atau

pembelian suatu barang atau jasa, uang tersebut dapat

diperoleh dari aktiva lancar. Komponen yang ada di aktiva

lancar terdiri dari antara lain kas, bank, surat-surat berharga,

piutang, sediaan, sewa dibayar di muka, dan aktiva lancar

lainnya. Penyusunan aktiva lancar ini biasanya dimulai dari

aktiva yang paling lancar, artinya yang paling mudah untuk

dicairkan.29

Current Asset adalah yang likuid. Beberapa fixed assets

berupa asset tidak berwujud. Semakin likuid asset, semakin

kecil kemungkinan perusahan menghadapi masalah

pemenuhan jangka pendek. Aset likuid biasanya memiliki

tingkat pengembalian yang rendah dibanding fixed assets.30

Aktiva lancar adalah kas dan aktiva lainnya yang

diharapkan akan dapat dikonversikan menjadi kas, di jual atau

dikonsumsi (dipakai) dalam jangka waktu satu tahun atau

dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana

yang paling lami. Untuk aktiva yang tergolong lancar, urutan

penyajian di neraca haruslah berdasarkan pada urutan tingkat

likuiditas. Kas merupakan aktiva yang paling likuid (lancar),

29 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 3930 Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Mitra Wacana Media,

2010), hal. 15

Page 41: WIWI DEVITA 10203077

lalu diikuti dengan investasi jangka pendek, piutang,

persediaan dan biaya dibayar di muka.

b) Unsur-unsur aktiva lancar

(1) Kas

Kas merupakan unsur modal kerja yang paling

tinggi tingkat likuiditasnya. Tersedianya uang kas yang

cukup akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika

sewaktu-waktu harus mengadakan transaksi dengan pihak

ketiga, yang nantinya menghasilkan keuntungan. Di

samping itu dengan tersedianya uang kas yang cukup akan

mampu mengatasi kesulitan-kesulitan dalam keadaan

darurat. Dimaksud dengan uang kas adalah uang tunai yang

tersedia di perusahaan maupun yang berada di bank. Uang

kas dapat digunakan untuk operasi perusahaan sehari-hari,

memiliki barang dan jasa yang diharapkan juga memenuhi

kewajiban perusahaan.

(2) Surat berharga

Perusahaan dapat menggunakan kelebihan dananya

untuk membeli surat berharga. Pembelian ini bertujuan

untuk menjaga likuiditas juga merupakan investasi yang

bersifat sementara, yaitu apabila perusahaan membutuhkan

uang tunai untuk memenuhi kewajiban yang mendesak,

perusahaan dapat segera menjual kembali surat berharga

tersebut.

(3) Piutang dagang

Piutang dagang timbul karena perusahaan menjual

secara kredit, penjualan kredit dimaksudkan untuk

memperbesar volume penjualan. Penjualan kredit tidak

segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan

piutang yang kemudian pada hari jatuh tempo pembayaran

piutang tersebut adalah penerimaan kas. Pengaturan

Page 42: WIWI DEVITA 10203077

piutang ditujukan agar kredit yang diberikan dapat tertagih

tepat pada waktunya. Oleh karena itu manajemen piutang

perlu diperhatikan baik-baik. Sekalipun pengumpulan

piutang seringkali tidak tepat pada waktu yang sudah

ditetapkan, namun sebagian besar piutang tersebut akan

terkumpul dalam jangka waktu yang kurang dari satu

tahun. Dengan alasan itulah maka piutang dimasukkan

sebagai salah satu aktiva lancar perusahaan.31

(4) Persediaan

Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam

aktiva lancar untuk sebagian besar perusahaan industri.

Persediaan diperlukan untuk dapat melakukan proses

produksi, penjualan secara lancar, persediaan bahan

mentah dan barang jadi harus selalu tersedia sebagai buffer

stock agar memungkinkan perusahaan memenuhi

permintaan yang timbul.32

2) Hutang lancar

Hutang lancar adalah kewajiban yang diperkirakan akan dibayar

dengan menggunakan aktiva lancar atau menciptakan kewajiban

lancar lainnya dan harus segera dilunasi dalam jangka waktu satu

tahun. Yang termasuk dalam kategori kewajiban lancar adalah

utang usaha, pendapatan diterima di muka, utang pajak penghasilan

karyawan, utang bunga, utang upah, utang pajak penjualan dan

kewajiban jangka panjang yang akan segera jatuh tempo dalam

jangka waktu satu tahun.33

Short term liabilities (utang jangka pendek) sering disebut

juga dengan utang lancar (current liabilities). Penegasan utang

lancar karena sumber utang jangka pendek dipakai untuk mendanai

kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya mendukung aktivitas

31 Syamsudin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan ...., hal. 25532 Syamsudin Lukman, Manajemen Keuangan Perusahaan ...., hal. 28033 Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 195

Page 43: WIWI DEVITA 10203077

perusahaan yang segera dan tidak bisa ditunda. Dan utang jangka

pendek ini ummunya harus dikembalikan kurang dari 1 (satu)

tahun.

Adapun contoh kategori umum yang termasuk dalam

hutang lancar atau utang jangka pendek adalah :

1) Utang dagang

2) Utang wesel

3) Utang pajak

4) Utang gaji

5) Utang lembur

6) Beban yang masih harus dibayar

c. Risiko likuiditas

Risiko lokuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh

suatu perusahaan karena ketidakmampuannya dalam memnuhi

kewajiban jangka pendeknya., sehingga itu member pengaruh kepada

terganggunya aktivitas perusahaan ke posisi tidak berjalan secara

normal. Oleh karena itu risiko likuiditas sering disebut dengan short

term likuidity risk. Contohnya dalah perusahaan tidak tepat waktu

dalam mambayar gaji karyawan, pembayaran listrik yang terlambat,

terjadi tunggakan pembayaran air ke PDAM, pembayaran gaji buruh

yang terlambat, pembayaran gaji teknisi kontrak yang tidak sesuai

dengan kesepakatan isi kontrak yang seharusnya setiap akhir bulan,

dan lain sebagainya. Sehingga kondisi ini member arah bahwa

perusahaan sudah mengalami permasalahan keuangan, yaitu berupa

tertundanya berbagai kewajiban jangka pendek.

Untuk menganalisa secara lebih dalam tentang risiko likuiditas

dapat dilakukan dengan menganalisis kondisi kemampuan suatu

perusahaan yang dapat dilihat dari segi :

1) Analisa arus kas

2) Analisa kewajiban jangka pendek

Page 44: WIWI DEVITA 10203077

3) Melakukan analisa terhadap arus dana jangka pendek34

Sebab-sebab terjadinya risiko likuiditas ada beberapa sebab

yang melatarbelakanginya, yaitu :

1) Utang perusahaan yang berada dpada posisi extreme laverage.

Extrem laverage artinya utang perusahaan sudah berada dalam

kategori yang membabahayakan perusahaan itu sendiri.

2) Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang disaat jatuh tempoh

sudah begitu besar, baik utang perbankan. Leasing, mitra bisnis,

utang dagang, termasuk utang dalam bentuk bunga obligasi yang

sudah jatuh tempo yang harus secepatnya dibayar, dan berbagai

bentuk tagihan lainnya.

3) Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga

member pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan

jangka panjang

4) Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk

menstabilkan perusahaan, yaitu sudah terlalu banyak aset yang

dijual sehingga jika aset yang tersisa tersebut masih ingin dijual

maka itu tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.

5) Penjualan dan hasil keuantungan yang diperoleh adalah terjadi

penurunan yang sistematis serta fluktuatif. Jika penjualan dan

keuantungan diperoleh bersifat fluktuatif, maka artinya perusahaan

harus melakukan perubahan konsep sebelum terlambat. Karena jika

terjadi keterlambatan akan menyebabkan perusahaan memperoleh

profit secara fluktuatif. Sementara kondisi profit yang baik adalah

yang bresifat konstan bertumbuh. Konstan bertmbuh artinya

penjualan dan keuntungan perusahaan mengalami pertumbuhan

yang stabil dari waktu ke waktu tanpa mengalami fluktuatif yang

membahayakan.

6) Perusahaan sering melakukan kebijakan gali lubang tutup lubang

pada kewajiban jangka pendeknya. Seperti dana untuk memenuhi

34 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, ( Bandung : Alfabeta, 2012), hal. 164

Page 45: WIWI DEVITA 10203077

kewajiban atau menyelesaikan persoalan likuiditas dipakai dana

untuk membayar utang, sehingga pembayaran utang menjadi

tertunda, dan begitu pula sebaliknya pada dana yang harusnya

dialokasikan untuk membayar utang yang sudah jatuh tempo

namun dipakai untuk membayar gaji karyawan, listrik, dan

sejenisnya yang termasuk kategori short term likuidity.35

Solusi untuk mengatasi risiko likuiditas. Ada beberapa solusi

yang dapat diberikan agar suatu perusahaan terhindar dari timbulnya

risiko likuiditas, yaitu :

1) Melakukan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian

2) Menempatkan setiap keputusan perusahaan sesuai dengan

situasi dan kondisi yang ada, yaitu berdasarkan analisa jangka

pendek dan jangka panjang

3) Menghindari keputusan yang bersifat mengejar keuantungan

yang bersifat jangka pendek, namun member ikan kerugian

yang bersifat jangka panjang. Bahwa memperoleh profit secara

konstan bertumbuh adalah lebih aman dari pada secara

maksimal profit namun bersifat fluktuatif

4) Memperhatikan dan mengamati dengan baik setiap kebijakan

moneter yang ditetapkan pemerintah, sperti kebijakan

penetapan suku bunga. Seperti suku bunga kredit, onligasi,

deposito, SBI, dan sebagainya. Serta memperhatikan kondisi

targer pencapaian pertumbuhan ekonomi dan realita inflasi

yang terjadi saat ini

5) Pihak manajemen perusahaan sebaiknya juga memahami

kondisi mikro dan makro ekonomi secara baik, seperti politik

dan keamanan dalam luar negeri, social dan politik dalam dan

luar negeri, dan berbagai permasalahan lainnya yang bisa

dianggap memiliki pengaruh bagi pembentukan kondisi mikro

dan makro ekonomi. Segingga dengan pemahaman yang

35 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan..., hal.165

Page 46: WIWI DEVITA 10203077

mendalam dan komplek seperti itu perusahaan tidak akan

melakukan tindakan yang bersifat kurang perhitungan, seperti

melakukan ekspansi penambahan modal dan pembukuan

kantor cabang dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif.

6) Melakukan pendekatan headging untuk menyesuaikan jatuh

tempoh antara aktiva dan kewajiban

7) Melakukan perbaikan dalam biaya dan pengendalian produksi,

seperti melakukan analisis varians dalam operasi atau

departemen

8) Melakukan perjanjian dengan bank dalam penyediaan kredit,

dengan menghindari utang berlebihan, memperthankan

pembayaran utang dan memperpanjang jatuh tempo

pembayaran utang

9) Menghindari operasi luar negeri di Negara-negara yang

berisiko tinggi

10) Menurunkan harga pada jenis barang yang susah dijual dan

meningkatkan harga pada barang yang tingkat permintaannya

tinggi.36

d. Jenis-jenis rasio likuiditas

Dalam pengukuran tingkat likuiditas, terdapat beberapa rasio

yang digunakan, di antaranya:

1) Rasio Lancar (Current ratio)

Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang

sering digunakan. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan

jalan membandingkan antara current assets dengan current

liabilities. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan

membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar atau

beberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi tiap

rupiah kewajiban jangka pendek. Semakin besar perbandingan

aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan

36 Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan…, hal166-167

Page 47: WIWI DEVITA 10203077

perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Untuk

kesehatan perusahaan current ratio sebaiknya tidak kurang dari

200%37

Current AssetsRumus = x 100%

Current Liabilities

Alasan digunakannya rasio lancar secara luas sebagai

ukuran likuiditas mencakup kemampuannya untuk mengukur :

a) Kemampuan memnuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah

(kelipatan) aset lancar terhadap kewajiban lancar, makin besar

keyakinan bahwa kewajiban lancar tersebut akan dibayar.

b) Penyanngga kerugian. Makin besar penyangga, makin kecil

risikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang

tersedia untuk menutup penurunan nilai aset lancar non-kas

saat aset tersebut dilepas atau dilkuiditasi.

c) Cadangan dana lancar. Rasio lancar meruapakn ukuran tingkat

keamanan terhadap ketidak pastian dan kejutan atas arus kas

perusahaan. Ketidakpastian dan kejutan, seperti pemogokan

dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara

sementara dan tidak terduga.

2) Rasio kas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan modal

yang tertanam dalam kas atau yang setara dengan kas seperti

rekening giro atau tabungan di bank. Rasio ini menunjukkan bahwa

tiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas dan setara

kas. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik untuk perusahaan

karena mampu membayar kewajiban jangka pendeknya.

Kas + Setara KasRumus =

Kewajiban jangka pendek

37 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan..., hal.135-137

Page 48: WIWI DEVITA 10203077

3) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar selain

persediaan. Rasio ini menunjukkan bahwa tiap rupiah kewajiban

jangka pendek dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan.

Semakin besar rasio ini semakin baik, dimana sebaiknya quick

ratio diatas 100% sehingga menunjukkan kondisi keuangan

jangka pendek baik.38

Rumus = Current assets−Inventory

Current Liabilities x 100%

4) Rasio Perputaran Kas

Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat

kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk

membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk

membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan

penjualan. Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti,

ketidakmampuan perusahaan dalam membayar tagihannya.

Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan

kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu

singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang

lebih sedikit.

Rumus : = Penjualan Bersih

Modal Kerja Bersi h

Untuk mengaplikasikan rumus diatas, dapat digunakan data

sebagai berikut :

Contoh:

Komponen Laporan Keuangan 2005 2006Penjualan bersih (net sales) Rp. 5950 Rp. 5550Total aktiva lancar (current assets) Rp. 1640 Rp. 1340Total utang lancar (current assets) Rp. 750 Rp. 750

38 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan..., hal.139

Page 49: WIWI DEVITA 10203077

Untuk tahun 2005:Rumus : = 5.950 / 1.640-750 = 6,68 kali dibulatkan (7 kali)

Untuk tahun 2006:Rumus : = 5550 / 1.3 40-750 =9,4 kali dibulatkan (10 kali)

Jika rata-rata industri untuk perputaran kas adalah 10%,

keadaan perusahaan pada tahun 2005 kurang baik karena masih

cukup jauh dari rata-rata industri. Namun, kondisi tahun 2006

dikatakan baik karena kondisinya sama dengan rata-rata industri.

Perbandingan rasio ini dengan tahun sebelumnya dapat

menunjukkan penguatan atau melemahnya likuiditas perusahaan.

Maka likuid sebuah perusahaan maka semakin andal kemampuan

keuangannya dalam jangka pendek. Likuiditas diperlukan untuk

memberikan kepercayaan kepada pelanggan dan pemasok untuk

menunjang keandalan kinerja operasi perusahaan.39

e. Tujuan dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil rasio likuiditas.

1) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

atau hutang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya,

kemampuan untuk membayar yang sudah waktunya dibayar sesuai

jadwal batas waktu yang telah ditetapkan.

2) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya

jumlah kewajiban yang berumur dibawah satu tahun atau sama

dengan satu tahun, dibandingkan dengan total aktiva lancar.

3) Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangkan pendek dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan

sediaan atau piutang. Dalam hal ini aktiva lancar dikurangi sediaan

dan hutang yang dianggap likuiditasnya lebih rendah.

4) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang

ada dengan modal kerja perusahaan

39 Kasmir, Analisis Keuangan..., hal. 134-141

Page 50: WIWI DEVITA 10203077

5) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar utang

6) Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan

dengan perencanaan kas dan utang

7) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu

ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

8) Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-

masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

9) Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki

kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang sejenis ini merupakan bagian yang menguraikan

tentang pendapat yang terdahulu yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti. Berikut ini dikemukakan hasil penelitian yang telah dilakukan yang

menghasilkan kesimpulan yang berkaitan dengan sumber dan penggunaan

kas.

Sisca Wulandari (2009) yang meneliti mengenai pengaruh perubahan

laporan arus kas terhadap likuiditas dan rentabilitas perusahaan perbankan

yang listing di BEI, dengan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Perubahan arus kas berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap

tingkat likuiditas pada perusahaan perbankan yang listing di BEI

2. Perubahan arus kas berpengaruh secara langsung berpengaruh terhadap

rentabilitas perusahaan

3. Tingkat likuiditas berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap

tingkat rentabilitas pada perusahaan

Muhammad Bayu Rahman (2009) yang meneliti mengenai analisis

sumber dan penggunaan dana pada CV. Ujang Jaya Medan, dengan hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Sumber dana CV. Ujang Jaya Medan berasal dari laba bersih, depresiasi,

penambahan hutang, penamahan obligasi, modal dasar dan kas.

Page 51: WIWI DEVITA 10203077

2. Penggunaan dana CV. Ujang Jaya Medan adalah untuk pembayaran

deviden, surat-surat berharga, penambahan piutang, penambahan

persediaan, pembelian mesin, penurunan hutang dagang dan penambahan

gedung

James Marcel Kaunang (2013) meneliti mengenai analisi laporan arus

kas sebagai alat ukur menilai kinerja pada PT. Pegadaian (Persero) cabang

Manado Timur, dengan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Sumber kas berasal dari aktivitas operasi yaitu laba bersih dan dari

aktivitas pendanaan yaitu modal disetor

2. Penggunaan kas untuk aktivitas operasi seperti pembayaran rekening

listrik, rekening air, rekening telepon. Untuk aktivitas pendanaan seperti

pembayaran UMB dan untuk aktivitas investasi yaitu pembelian

pembangkit listrik.

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu, terdapat

persamaan dan perbedaan dalam penelitian yang penulis lakukan,

persamanannya adalah penelitian yang penulis lakukan sama-sama

menganalisis bagaimana sumber dan penggunaan kas. Sedangkan

perbedaannya terdapat pada penelitian yang akan penulis lakukan di mana

penulis juga akan meneliti tingkat likuiditas perusahaan dengan menggunakan

rasio likuiditas.

C. Definisi Operasional

1. Sumber kas

Menunjukkan dari mana sumber-sumber penerimaan kas atau kas masuk

dalam suatu perusahaan.

2. Penggunaan kas

Merupakan penggunan kas atau penyebab berkurangnya kas suatu

perusahaan

3. Rasio likuiditas

Page 52: WIWI DEVITA 10203077

Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya (kemampuan)

perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh

tempo secara tepat waktu.

D. Kerangka Berpikir

Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu

unsur modal yang paling tinggi likuiditasnya, berarti semakin besar jumlah

kas yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan semakin tinggi pula tingkat

likuiditasnya. Akan tetapi, suatu perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas

yang tinggi karena adanya kas dalam jumlah yang besar berarti tingkat

perputaran kas tersebut rendah dan mencerminkan adanya over investment

dalam kas dan berarti pula perusahaan kurang efektif dalam mengelola kas.

Jumlah kas yang relatif kecil akan diperoleh tingkat perputaran kas yang

tinggi dan keuntungannya yang diperoleh akan lebih besar apabila digunakan

untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan yang akan mendatangkan

keuntungan, tetapi suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan tanpa

memperlihatkan likuiditas akhirnya perusahan itu akan berada dalam keadaan

tidak likuid apabila sewaktu-waktu ada tagihan.

Analisis sumber dan penggunaan kas memberikan informasi mengenai

perubahan kas suatu perusahaan selama satu periode serta menjelaskan alasan

dari perubahan tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas

dan penggunaan-penggunaannya. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas

dapat dinilai likuiditas suatu perusahaan. Baik atau buruknya tingkat likuiditas

suatu perusahaan tergantung pada kebijakan perusahaan tersebut dalam

Kerangka konseptual merupakan kegiatan berpikir yang menjadi dasar

penelitian yang akan penulis lakukan. Adapun kerangka berpikir dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 53: WIWI DEVITA 10203077

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

LAPORAN KEUANGAN PT. HOLCIM INDONESIA TBK

ANALISIS SUMBER-SUMBER KAS

PENGGUNAAN KAS

KENAIKAN/PENURUNAN JUMLAH KAS

MENGUKUR TINGKAT LIKUIDITAS

Current Ratio Quick Ratio Cash Ratio Rasio perputaran

kas

Page 54: WIWI DEVITA 10203077

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dipakai yaitu deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan

mengumpulkan, mengklasifikasikan, menaganalisis serta menginter pretasikan

data sehingga memberikan keterangan yang lengkap bagi pemecahan

permasalahan yang terjadi. Metode kuantitatif yaitu metode penelitian yang

berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran

yang kuantitatif yang kokoh.40

Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian pada PT.

Holcim Indonesia Tbk, yaitu penulis akan meneliti laporan keuangan yang ada

pada PT. Holcim Indonesia Tbk. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis

data yang diperoleh untuk mengetahui sumber-sumber dan penggunaan kas

yang diperhitungkan menggunakan work sheet.

B. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk memperoleh sumber kas?

2. Bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk dalam penggunaan kas?

3. Bagaimana tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dari mana PT. Holcim Indonesia Tbk memperoleh

sumber kas

2. Untuk menganalisis bagaimana PT. Holcim Indonesia Tbk dalam

penggunaan kas

3. Untuk menanalisis tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk

40 Umar Husein, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesisi, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hal. 38

Page 55: WIWI DEVITA 10203077

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini memakan waktu 3 bulan yaitu mulai bulan Oktober

sampai dengan bulan Desember 2014. Tempat penelitian ini adalah pada PT.

Holcim Indonesia Tbk yang merupakan perusahaan yang telah go public dan

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dimulai dari tahun 2010

sampai tahun 2011

E. Metode Penelitian

1. Sumber data

Adapun sumber data penelitian penulis adalah data sekunder, yaitu

data dari hasil olahan, seperti laporan keuangan dan gambaran umum PT.

Holcim Indonesia Tbk periode 2010 sampai dengan 2013 yang penulis

dapatkan dari situs resmi pada Bursa Efek Indonesia.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik yang penulis pakai dalam mengumpulkan data adalah

teknik dokumenter atau biasa disebut dokumentasi. Dokumentasi adalah

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan,

transkrip, buku, agenda dan sebagainya.41 Dengan mendapatkan data-data

tertulis berupa laporan keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk, pengumpulan

data tersebut dilakukan dengan cara mengakses ke situs resmi Bursa Efek

Indonesia yaitu www.idx.co.id tentang laporan keuangan PT. Holcim

Indonesia Tbk periode 2010 sampai dengan 2013

F. Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan analisis kuantitatif

yaitu metode penelitian yang berdasarkan pada data yang dapat dihitung

untuk menghasilkan penaksiran yang kuantitatif yang kokoh. Teknik analisis

data yang digunakan adalah analisis perbandingan, analisis perbandingan

adalah teknik analisis laporan keuangan secara horizontal dan

membandingkan antara satu data dengan data lainnya, baik dalam rupiah atau

41 Arikunto Suharsimi, Prosedur Peneilitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), hal. 231

Page 56: WIWI DEVITA 10203077

dalam unit. Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukkan kenaikan dan

penuruan dalam rupiah atau unit dan juga persentase atau perbandingan dalam

bentuk angka perbandingan rasio.42

Adapun langkah-langkah analisis yang penulis gunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Melakukan analisis terhadap sumber dan penggunaan kas dari periode

2010 sampai dengan 2013. Adapun tahap analisisnya adalah:

a. Membuat laporan perubahan neraca pada dua periode, serta

mencatat perubahan masing-masing yang terjadi pada neraca dan

laporan laba rugi.

b. Mengelompokkan perubahan- perubahanyang terjadi pada elemen

neraca yang memperbesar kas dan yang memperkecil jumlah kas.

c. Mengelompokkan elemen-elemen dalam laporan rugi dan laba

atau laporan laba ditahan dan laporan perubahan modal ke dalam

golongan yang memperbesar kas dan golongan yang memperkecil

jumlah kas.

d. Membuat konsolidasi dari perubahan yang memperbesar dan

memperkecil kas ke dalam laporan sumber-sumber dan

penggunaan kas.

e. Membuat analisis mengenai sumber dan penggunaan kas.43

.

2. Menghitung analisis rasio likuiditas

Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar. Jenis-jenis rasio

yang penulis gunakan yaitu:

a. Current ratio

Current ratio merupakan salah satu rasio finansial yang sering

digunakan. Tingkat current ratio dapat ditentukan dengan jalan

membandingkan antara current assets dengan current liabilities. Rasio

42 Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 227

43 Nofrivul, Dasar-dasar Manajemen ..., hal. 45

Page 57: WIWI DEVITA 10203077

ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban

jangka pendek dengan aktiva lancar atau beberapa banyak aktiva

lancar yang tersedia untuk menutupi tiap rupiah kewajiban jangka

pendek. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang

lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban

jangka pendeknya. Untuk kesehatan perusahaan current ratio

sebaiknya tidak kurang dari 200%

Current AssetsRumus = x 100%

Current Liabilities

b. Rasio kas

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

membayar kewajiban jangka pendeknya dengan modal yang tertanam

dalam kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau

tabungan di bank. Rasio ini menunjukkan bahwa tiap rupiah

kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas dan setara kas. Semakin

tinggi rasio ini maka semakin baik untuk perusahaan karena mampu

membayar kewajiban jangka pendeknya.

Kas + Setara KasRumus =

Kewajiban jangka pendek

c. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar selain persediaan.

Rasio ini menunjukkan bahwa tiap rupiah kewajiban jangka pendek

dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan. Semakin besar rasio ini

semakin baik, dimana sebaiknya quick ratio diatas 100% sehingga

menunjukkan kondisi keuangan jangka pendek baik.

Rumus = Current assets−Inventory

Current Liabilities x 100%

Page 58: WIWI DEVITA 10203077

d. Rasio Perputaran Kas

Rasio perputaran kas berfungsi untuk mengukur tingkat

kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar

tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan untuk

mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang)

dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Apabila rasio

perputaran kas tinggi, ini berarti, ketidakmampuan perusahaan dalam

membayar tagihannya. Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah,

dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan

dalam waktu singkat sehingga perusahaan harus bekerja keras dengan

kas yang lebih sedikit.

Rumus : = Penjualan Bersih

Modal Ker ja Bersi h

Page 59: WIWI DEVITA 10203077

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Holcim Indonesia Tbk

Ketika pertama kali berdiri pada tahun 1971, perusahaan bernama

PT Semen Cibinong, dan merupakan perusahaan pertama yang sahamnya

tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 1977. Berganti nama menjadi

PT Holcim Indonesia Tbk pada tahun 2006. Holcim Indonesia

mengoperasikan dua pabrik yaitu di Narogong, Jawa Barat, dan di

Cilacap, Jawa Tengah, serta stasiun penggilingan di Ciwandan,

Banten.Pabrik semen ketiga di Tuban, Jawa Timur, dijadwalkan mulai

berjalan pada tahun 2013.

Holcim dikenal sebagai pelopor dan innovator di sector industry

semen yang tercatat sebagai sector yang tumbuh pesat seiring

pertumbuhan pasar perumahan, bangunan umum dan insfratruktur.

Holcim merupakan satu-satunya produsen yang menyediakan produk dan

layanan terintegrasi yang meliputi 10 jenis semen, beton dan agregat.

Kini tengah dikembangkan usaha waralaba yang unik, yakni solusi

rumah, yang menawarkan solusi perbaikan dan pembangunan rumah

dengan biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari 49.000 ahli

bangunan binaan Holcim, waralaba yang hingga 2013 telah mencapai

437 gerai, dan staf penjualan via telepon yang jumlahnya terus

bertambah.

Pada tahun 2013 pabrik semen Holcim di Cilacap menjadi salah satu

dari sedikit badan usaha di Indonesia yang berhasil meraih penghargaan

PROPER Emas dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup –

penghargaan tertinggi di bidang manajemen limbah dan lingkungan

hidup di Indonesia, yang dicapai untuk keempat kalinya. Pabrik Holcim

di Narogong berhasil memperoleh peringkat PROPER Hijau untuk ketiga

Page 60: WIWI DEVITA 10203077

kalinya berturut-turut.Pada tahun yang sama, Holcim memperoleh

penghargaan Inudtri Hijau untuk yang keempat kalinya. Holcim juga

merupkan perusahaan satu-satunya yang menerima penghargaan Ozon

sebagai pengakuan atas kegiatan yang berkalenjutan dalam memusnakan

bahan perusak ozon dengan aman. Kegiatan CSR Holcim mendapat

penghargaan CSR Awards dari Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah serta pemrintahan daerah.

2. Produksi PT. Holcim Indonesia Tbk

a. Semen

Holcim Indonesia memiliki produkasi tahunan sekitar 8,5 juta

ton klinker dan semen yang merupakan kombinasi dari semen

berkualitas tinggi dalam berbagai sak dan curah baik untuk

pelanggan domestic maupun pasar ekspor di regional.

b. Agregat

Holcim Indonesia mengoperasikan dua tambang agregat, yaitu

di Maloko, Jawa Barat dan di Jeladri, Jawa Timur.Keduanya

memasok bahan untuk proyek pembangunan insfrastrutur dan umum

skala besar, dan untuk Holcim Beton yang memproduksi beton jadi.

c. Beton

Holcim beton, merupakan anak usaha dari Holcim Indonesia

yang beroperasi selama 24 jam perhari dalam jaringan pabrik

pengolahan beton, pengolahan beton yang bergerak, mini mixer dan

juga truk mixer kami untuk memastikan pesanan sampai dengan

cepat dan tepat waktu.

d. Solusi Rumah

Sebuah paradigm baru bagi sector semen dan bahan material di

Indonesia, Solusi Rumah menyediakan segala sesuatunya dalam satu

lokasi untuk pemilik rumah dengan rancangan yang fleksible,

informasi harga, jenis bahan bangunan, tukang yang terlatih dan

Page 61: WIWI DEVITA 10203077

akses ke perbankan untuk pelanggan yang ingin mengajukan kredit

di bank.

e. Geocycle

Geocycle menyediakan jasa pengolah limbah yang aman,

terpecaya dan terjamin untuk seluruh limbah industri.Keahlian dan

pengalaman kami memberikan keamanan dan solusi yang lengkap

bagi limbah yang tidak diinginkan.

3. Visi dan Misi serta Nilai PT. Holcim Indonesia Tbk

a. Visi

Membangun solusi yang berkelanjutan bagi masa depan

masyarakat kita.

b. Misi

Membangun Holcim Indonesia menjadi perusahaan yang

memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dengan :

1) Menyediakan solusi pembangunan sesuai prinsip berkelanjutan

bagi setiap segmen pelanggan tertentu

2) Memperhatikan keselamatan kerja dan kelestarian lingkungan

3) Membina kemampuan sumber daya manusia, berinovasi dan

membangun jaringan yang kuat

c. Nilai

1) Kekuatan terjalin melalui kemitraan

2) Kinerja tercermin dari pemenuihan janji

3) Semangan terwujud dalam kepedulian

4. Struktur Organisasi PT. Holcim Indonesia Tbk

Dewan direksi :

a. Presiden Direktur - Gerhard Wolfgang Schutz

b. Sekretaris Perusahaan dan Direktur Urusan Hukum - Farida Helianti

(Heli) Sastrosatomo

c. Direktur Produksi - Lilik Unggul Raharjo

Page 62: WIWI DEVITA 10203077

d. Direktur Keuangan - Kent Carson

e. Direktur Strategi, Pengembangan Usaha dan Inovasi - Patrick Walser

f. Direktur RMX dan Agregat - Derek Williamson

g. Direktur Logistik dan Ekspor - Fazri Yulianto

h. Direktur Sumber Daya Manusia - Wiwik Wahyuni

i. Direktur Komersial - Jan Kunigk

B. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas

Analisis sumber dan penggunaan kas dimaksudkan untuk melihat

sumber-sumber kas perusahaan serta melihat penggunaan dari kas tersebut

selama periode analisis. Dengan analisis sumber dan penggunaan kas akan

diketahui ketepatan (efektifitas) penggunaan kas, kemudian diambil langkah-

langkah perubahan yang mungkin dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam

penggunaan kas.Dalam pembahasan ini penulis akan melakukan perhitungan

dari masing-masing pos dalam neraca yang diperbandingkan antara periode

sekarang dengan periode sebelumnya. Sumber penerimaan kas dalam suatu

perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari hasil penjualan investasi jangka

panjang, penjualan saham, penambahan modal oleh pemilik, pengeluaran

surat tanda bukti utang, penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain

kas, adanya penerimaan seperti sewa,bunga dan deviden serta sumbangan

ataupun hadiah maupun adanya pengembalian atas kelebihan pembayaran

pajak. Sedangkan penggunaan kas atau pengeluaran kas dapat disebabkan

oleh pembelian barang secara tunai, pembayaran gaji, pembayaran sewa,

pembayaran asuransi, pembayaran pajak, pembayaran iklan atau promosi,

pembayaran persekot, pembayaran ansuran pinjaman, pembelian surat

beharga jangka pendek dan jangka panjang, penarikan kembali saham beredar

dan pengambilan kas oleh pemilik.

Page 63: WIWI DEVITA 10203077
Page 64: WIWI DEVITA 10203077
Page 65: WIWI DEVITA 10203077
Page 66: WIWI DEVITA 10203077

1. Analisis sumber dan penggunaan kas untuk tahun 2010 sampai

dengan tahun 2011

Berdasarkan kertas kerja pada tabel diatas dapat dilihat perubahan

neraca dan didukung oleh informasi dari laporan laba-rugi, maka dapat

disusun/diklasifikasikan unsur-unsur dari laporan posisi keuangan dan

laporan laba-rugi yang memperbesar kas sebagai sumber kas dan yang

memperkecil kas sebagai penggunaan kas, yaitu :

a. Aset lancar

1) Penurunan aset lancar

a) Piutang usaha pihak berelasi : 14217

b) Aset pajak tangguhan : 8780

2) Kenaikan aset lancar

a) Piutang usaha pihak ketiga : 73721

b) Piutang lain-lain : 2325

c) Persediaan : 70533

d) Pajak dibayar dimuka : 25518

b. Aset tidak lancar

1) Penurunan aset tidak lancar

a) Aset tetap : 345001

2) Kenaikan aset lancar

a) Aset tidak lancar lainnya : 37904

c. Liabilitas jangka pendek

1) Kenaikan liabilitas jangka pendek

a) Utang usaha : 62267

b) Utang lain-lain : 74882

c) Utang pajak : 160414

d) Biaya yang masih harus dibayar : 83371

e) Utang jangka pendek berelasi : 8470

f) Utang sewa pembiayaan : 3838

g) Utang sewa : 5721

2) Penurunan liabilitas jangka panjang

Page 67: WIWI DEVITA 10203077

a) Pinjaman jangka panjang jatuh tempo: 65000

d. Liabilitas jangka panjang

1) Kenaikan liabilitas jangka panjang

a) Pinjaman jangka panjang berelasi : 109551

b) Liabilitas imbalan kerja : 20934

c) Liabilitas jangka panajang : 20712

2) Penurunan liabilitas jangka panjang

a) Liabilitas jangka panjang : 2829

b) Pinjaman jk panjang pihak ketiga : 670000

e. Ekuitas

1) Kenaikan ekuitas

a) Saldo laba ditentukan penggunaanya: 153258

b) Saldo laba tdk ditentukan penggunaanya: 557418

2) Penurunan ekuitas

a) Kepentingan non pengendali : 900

b) Selisih kurs : 57055

Selanjutrnya dari kertas kerja sumber dan penggunaan kas berikut

penulis menyajikan laporan sumber dan penggunaan kas per 31

Desember 2010-2011 :

Page 68: WIWI DEVITA 10203077

Tabel 4.2Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk

Per 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011(Angka dalam tabel disajikan dalam jutaan rupiah)

Sumber- sumber Kas Penggunaan Kas

Akun Jumlah Akun Jumlah

Piutang usaha pihak berelasi Rp. 14217 Piutang usaha pihak ke-3 Rp. 73721

Aset pajak tangguhan Rp. 8780 Piutang lain-lain Rp. 2325

Aset tidak lancar lain-lain Rp. 37.904 Persediaan Rp. 70533

Utang usaha Rp. 62267 Pajak dibayar dimuka Rp. 25518

Utang lain-lain Rp. 74882 Aset tetap Rp. 345001

Utang pajak Rp. 160141 Pinjaman jangka panjang Rp. 65000

Biaya yang masih harus dibayar Rp. 83371 Liabilitas jangka panjang Rp. 2892

Utang jangka pendek pihak berelasi

Rp. 8470 Pinjaman jangka panjang pihak ke-3

Rp. 670000

Utang sewa pembiayaan jatuh tempo 1 tahun

Rp. 3838 Kepentingan non pengendali

Rp. 900

Utang sewa pembiayaan Rp. 5721 Selisih kurs Rp. 8519

Pinjaman jangka panjang pihak berelasi

Rp. 109551

Liabilitas imbalan kerja Rp. 20934

Liabilitas jangka panjang Rp. 20712

Saldo laba ditentukan penggunaannya

Rp. 153258

Tidak ditentukan penggunaanya

Rp. 557418

Bertambahnya kas Rp. 57055

Jumlah Rp.1321464 Jumlah Rp.1321464

Page 69: WIWI DEVITA 10203077

Dari laporan sumber dan penggunaan kas periode 2010 sampai

dengan 2011 tersebut di atas terlihat adanya penambahan kas sebesar

Rp.57066,-. Sumber kas berasal dari piutang usaha sebesar Rp.14217,-,

hutang usaha Rp.62267,-, hutang lain-lain Rp.74882,-, biaya yang masih

harus dibayar Rp.83371, utang jangka pendek pihak berelasi Rp.8470,-,

pinjaman jangka panjang pihak berelasi Rp. 109551. Dan bertambahnya

saldo laba ditentukan penggunaannya yang merupakan sumber kas paling

besar jumlahnya Rp. 153258 dan saldo laba yang tidak ditentukan

penggunaannya Rp. 557418.

Sedangkan penggunaan kas dilakukan untuk membeli persedian,

pada laporan penggunaan kas terlihat adanya tambahan persediaan

Rp.70533. Pajak dibayar dimuka Rp.25518. Bertambahnya aktiva tetap

Rp.345001,-. Pelunasan pinjaman jangka panjang Rp.65000,-, dan

pinjaman jangka panjang pihak ketiga Rp.670000, liabilities jangka

panjang Rp.2892,-, dan Kepentingan non pengendali Rp. 900,-.

Dari analisis laporan sumber dan penggunaan kas diatas, terlihat

bahwa sumber kas paling besar bagi perusahaan yaitu bertambahnya

saldo laba yang ditentukan penggunaannya.Sedangkan penggunaan kas

paling besar dikarenakan adanya pelunasan utang jangka panjang pihak

ketiga yang jumlahnya cukup besar.

2. Analisis sumber dan penggunaan kas untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2012

Berdasarkan kertas kerja pada tabel diatas dapat dilihat perubahan

neraca dan didukung oleh informasi dari laporan laba-rugi, maka dapat

disusun/diklasifikasikan unsur-unsur dari laporan posisi keuangan dan

laporan laba-rugi yang memperbesar kas sebagai sumber kas dan yang

memperkecil kas sebagai penggunaan kas, yaitu :

a. Aset lancar

1) Penurunan aset lancar

a) Piutang usaha pihak berelasi : 11314

b) Piutang lain-lain : 17291

Page 70: WIWI DEVITA 10203077

c) Aset pajak tangguhan : 6689

d) Uang muka : 56212

2) Kenaikan aset lancar

a) Piutang lain-lain : 170448

b) Persediaan : 116268

c) Pajak dibayar dimuka : 32189

d) Biaya dibayar dimuka : 46123

e) Aset lancar lainnya : 18751

b. Aset tidak lancar

1) Kenaikan aset tidak lancar

a) Aset tetap : 1350531

2) Penurunan aset tidak lancar

a) Aset tidak lancar lainnya : 74973

c. Liabilitas jangka pendek

1) Kenaikan liabilitas jangka pendek

a) Utang usaha : 10690

b) Utang usaha pihak ketiga : 178237

c) Utang lain-lain : 25669

2) Penurunan liabilitas jangka pendek

a) Pinjaman jangka panjang jatuh tempo: 242883

b) Pinjaman berelasi jatuh tempo : 346864

c) Tagihan pajak : 57057

d) Biaya yang masih harus dibayar: 87802

e) Goodwill : 120242

f) Hak pengelolaan tambang : 131703

d. Liabilitas jangka panjang

1) Penurunan liabilitas jangka panjang :

a) Liabilitas imbalan kerja : 103178

b) Liabilitas jangka panajang : 36692

c) Liabilitas pajak tangguhan : 9765

2) Kenaikan liabilitas jangka panjang

Page 71: WIWI DEVITA 10203077

a) Liabilitas jangka panjang : 62219

b) Pinjaman jk panjang pihak ketiga: 719929

e. Ekuitas

1) Kenaikan ekuitas

a) Saldo laba ditentukan penggunaanya: 153258

b) Saldo laba tdk ditentukan penggunaanya: 706566

c) Selisih kurs : 30195

d) Kepentingan non pengendali : 777

e) Selisih nilai transaksi : 114929

2) Penurunan ekuitas

a) Modal disetor : 114928

Selanjutrnya dari kertas kerja sumber dan penggunaan kas berikut

penulis menyajikan laporan sumber dan penggunaan kas per 31 Desember

2011-2012 :

Tabel 4.3Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk

Per 31 Desember 2011 s/d 31 Desember 2012(Angka dalam tabel disajikan dalam jutaan rupiah)

Sumber- sumber Kas Penggunaan Kas

Piutang usaha pihak berelasi Rp. 11314 Piutang lain-lain Rp. 170448

Piutang Rp. 17 291 Persediaan Rp. 116 268

Aset lain-lain Rp. 228426 Pajak dibayar dimuka Rp. 32189

Aset pajak tangguhan Rp. 6689 Biaya dibayar dimuka Rp. 46123

Uang muka,biaya dan pajak dibayar dimuka

Rp. 65212 Aset lancar lainnya Rp. 18751

Utang usaha pihak berelasi Rp. 10690 Aset tetap Rp.1350531

Utang usaha pihak ke -3 Rp. 178237 Goodwill Rp. 120242

utang lain-lain Rp. 25669 Hak pengelolaan tambang Rp. 131703

Page 72: WIWI DEVITA 10203077

Liabilitas imbalan kerja Rp. 55890 Tagihan pajak Rp. 57057

Pinjaman bank jangka pendek Rp. 16431 Aset tidak lancar lainnya Rp. 74973

Utang sewa pembiayaan jatuh tempo dalam satu tahun

Rp. 20024 Biaya yang masih harus dibayar

Rp. 87802

Hutang sewa pembiayaan Rp. 36427 Liabilitas imblan kerja jangka pendek

Rp. 103178

Pinjaman jangka panjangpihak berelasi

Rp. 719929 Liabilitas pajak tangguhan Rp. 9765

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang

Rp. 62219 Pinjaman jangka panjang jatuh tempo pihak ketiga

Rp. 242883

Provisi untuk restorasi Rp. 28890 Pinjaman jangka panjang jatuh tempo pihak berelasi

Rp. 346864

Saldo laba ditentukan penggunaannya

Rp. 153258 Modal disetor Rp. 114928

Saldo laba tidak ditentukan penggunaannya

Rp. 706566 Liabilitas jangka panjang lainnya

Rp. 36692

Selisih kurs penjabaran laporan keuangan

Rp. 30195

Kepentingan non pengendali Rp. 777

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali

Rp. 114928

Berkurangnya kas Rp. 571697

Jumlah Rp.3060757 Jumlah Rp. 3060757

Dari laporan sumber dan penggunaan kas periode 2011 sampai

dengan 2012 tersebut di atas terlihat adanya penurunan kas sebesar

Rp.571697,-, jika dibandingkan dari tahun sebelumnya ini merupakan

penurunan yang cukup signifikan. Sumber kas berasal dari penurunan

piutang usaha pihak berelasi sebesar Rp.11314,- dan piutang usaha pihak

Page 73: WIWI DEVITA 10203077

ketiga Rp.17291. Hutang usaha pihak berelasi Rp.10690,-,utang usaha

pihak ketiga Rp.178237,-, dan hutang lain-lain Rp.25567-. Pinjaman

jangka panjang pihak ketiga sebesar Rp.719929,-, hutang jangka panjang

pihak berelasi Rp.36427,-, dan liabilitas imbalan jangka panjang

Rp.62219. Bertambahnya saldo laba ditentukan penggunaannya Rp.

153258 dan yang tidak ditentukan penggunaannya Rp.

706566.Kepentingan non pengandali Rp. 777.Selisih nilai transaksi

restrukturisasi entitas sepengendali Rp. 114928.

Sedangkan penggunaan kas pada perusahaan dilakukan untuk

membeli persediaan Rp.116628,-, untuk pembayaran pajak dibayar

dimuka Rp.32189,-, dan biaya dibayar dimuka

Rp.46123,-, .Bertambahnya aktiva tetap sebesar Rp.1350531,-, tagihan

pajak Rp.57057,-, biaya masih harus dibayar Rp.87802,-, pinjaman

jangka panjang pihak ketiga Rp.242883,-, ,liabilitas pajak tangguhan

Rp.9765,-, pinjaman jangka panjang jatuh tempoh pihak berelasi

Rp.346864,- dan liabilitas imbalan kerja jangka pendek Rp.103178,-.

Penurunan modal Rp. 114928,-.

Berdasarkan analisis laporan sumber dan penggunaan kas diatas,

bahwa sumber kas paling besar didapat dari penambahan pinjaman

jangka jangka panjang.Sedangkan penggunaan kas paling besar

digunakan untuk penambahan aset tetap.Secara keseluruhan pada tahun

2012 kas mengalami penurunan yang mencapai 49 % dari tahun

sebelumnya.

3. Analisis sumber dan penggunaan kas untuk tahun 2012 sampai

dengan tahun 2013

Berdasarkan kertas kerja pada tabel diatas dapat dilihat perubahan

neraca dan didukung oleh informasi dari laporan laba-rugi, maka dapat

disusun/diklasifikasikan unsur-unsur dari laporan posisi keuangan dan

laporan laba-rugi yang memperbesar kas sebagai sumber kas dan yang

memperkecil kas sebagai penggunaan kas, yaitu :

Page 74: WIWI DEVITA 10203077

a. Aset lancar

1) Penurunan aset lancar

a) Persediaan : 96030

b) Pajak dibayar dimuka : 12641

c) Aset pajak tangguhan : 2932

2) Kenaikan aset lacar

a) Piutang usaha pihak berelasi : 365

b) Piutang pihak ketiga : 147322

c) Piutang lain-lain : 24578

d) Aset lancar lainnya : 13926

b. Aset tidak lancar

1) Penurunan aset tidak lancar

a) Biaya dibayar dimuka : 1588

b) Aset tetap : 2778540

c) Aset tidak lancar lainnya : 33972

d) Hak pengelolaan tambang : 20606

2) Kenaikan aset tidak lancar

a) Aset pajak tangguhan : 2932

b) Tagihan pajak : 1971

c. Liabilitas jangka pendek

1) Kenaikan liabilitas jangka pendek

a) Utang usaha pihak ketiga : 183745

b) Utang lain-lain : 184401

c) Biaya yang masih harus dibayar : 75615

d) Pinjaman jk panjang jatuh tempo : 30735

e) Pinjaman jk panjang berelasi : 1156432

2) Penurunan liabilitas jangka pendek

a) Biaya masih harus dibayar : 58050

b) Utang pihak berelasi : 4461

c) Pinjaman jangka pendek berelasi : 38543

d. Liabilitas jangka panjang

Page 75: WIWI DEVITA 10203077

1) Kenaikan jangka panjang

a) Liabilitas imbalan kerja jangka panjang: 40418

b) Utang sewa pembiayaan : 5708

c) Pinjaman jangka panjang : 1453934

2) Penurunan jangka panjang

a) Pinjaman jangka panjang pihak ketiga: 823097

b) Liabilitas pajak tangguhan : 10609

e. Ekuitas

1) Kenaikan ekuitas

a) Saldo laba ditentukan penggunaanya : 147626

b) Saldo laba tdk ditentukan penggunaanya: 153258

c) Profisi untuk restorasi : 49

d) Selisih kurs : 471

e) Kepentingan non pengendali : 53536

Selanjutrnya dari kertas kerja sumber dan penggunaan kas berikut

penulis menyajikan laporan sumber dan penggunaan kas per 31 Desember

2011-2012 :

Tabel 4.4Laporan Sumber dan Penggunaan Kas PT.Holcim Indonesia Tbk

Per 31 Desember 2012 s/d 31 Desember 2013

(Angka dalam tabel disajikan dalam jutaan rupiah)

Sumber- sumber Kas Penggunaan Kas

Persediaan Rp. 96030 Piutang usaha pihak berelasi

Rp. 365

Pajak dibayar dimuka Rp. 12641 Piutang usaha pihak ke-3 Rp. 147322

Aset pajak tangguhan Rp. 2932 Piutang lain-lain Rp. 24578

Tagihan pajak Rp. 1971 Biaya dibayar dimuka Rp. 1588

Utang usaha pihak ke-3 Rp. 183745 Aset lancar lainnya Rp. 13926

Page 76: WIWI DEVITA 10203077

Utang lain-lain Rp. 184401 Aset tetap Rp.2778540

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Rp. 38543 Hak pengelolaan tambang

Rp. 20606

Biaya yang masih harus dibayar Rp. 75615 Aset tidak lancar lainnya Rp. 33972

Pinjaman jangka panjang pihak ke-3 Rp. 30735 Utang pihak berelasi Rp. 4461

Utang sewa Rp. 21630 Liabilitas pajak tangguhan

Rp. 10609

Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun pihak berelasi

Rp. 1156432 Pinjaman jangka panjang pihak ke-3

Rp. 823097

Pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun pihak ketiga

Rp. 153945 Biaya yang masih harus dibayar

Rp. 58050

Pinjaman jangka panjang Rp. 1453934 Pinjaman jangka pendek pihak berelasi

Rp. 38543

Utang sewa pembiayaan Rp. 5708

Liabilitas imbalan kerja jangka panjang Rp. 40418

Provisi untuk restorasi Rp. 49

Saldo laba Rp. 153258

Saldo laba tidak ditentukan penggunaannya

Rp. 147626

Selisih kurs dan penjabaran laporan keuangan

Rp. 471

Kepentingan non pengendali Rp. 53536

Berkurangnya kas Rp. 180220

Jumlah sumber kas Rp. 3955027 Jumlah Rp. 3955027

Dari laporan sumber dan penggunaan kas periode 2012 sampai

dengan 2013 tersebut di atas terlihat adanya penurunan jumlah kas

Rp.180220,-,. Sumber kas berasal dari penurunan persediaan

Page 77: WIWI DEVITA 10203077

Rp.96030,-,pengembalian pajak berjumlah Rp.1971. Hutang usaha pihak

ketiga Rp.183745,-, yang merupakan pos yang paling tinggi

kenaikannya,dan utang lain-lain Rp.184 401,-Selain itu bertambahnya

utang jangka panjang yaitu pinjaman jangka panjang pihak ketiga

sebesar Rp.30735,-, dan pinjaman jangka panjang Rp.1156432, dan

liabilitas imbalan kerja jangka panjang Rp.40418. Bertambahnya saldo

laba ditentukan penggunaannyaRp.153258 dan saldo laba yang tidak

ditentukan penggunaannya Rp.147626, bertambah selisih kurs dan

penjabaran laporan keuangan Rp.471,-.

Sedangkan penggunaan kas dilakukan untuk membayar biaya

dibayar dimuka Rp.1588,-, hutang usaha pihak berelasi Rp.4461,-, dan

penurunan utang pajak jangka panjang Rp.58320. liabilities pajak

tangguhan Rp.10609,-, pinjaman jangka panjang pihak ketiga

Rp.823097,-, biaya yang masih harus dibayar Rp. 58050,-, dan pinjaman

jangka panjang pihak berelasi Rp38543,-. Aktiva tetap perusahaan, pada

laporan penggunaan kas terlihat bertambahnya aktiva tetap sebesar

Rp.2778540,-.

Dari analisis laporan sumber dan penggunaan kas diatas, terlihat

bahwa sumber kas paling besar pada perusahaan didapat pada kenaikan

hutang jangka panjang.Sedangkan penggunaan kas paling besar

dikarenakan adanya penambahan aset tetap dan pelunasan hutang jatuh

tempo.

C. Analisis Likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk

Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban (hutang) jangka pendeknya. Artinya apabila perusahaan ditagih,

maka akan mampu untuk memenuhi kewajiban (hutang) tersebut terutama

hutang yang sudah jatuh tempo.Rasio likuiditas merupakan suatu

perbandingan antara total aktiva lancar dengan total hutang lancar. Rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan menutupi utang jangka pendeknya

dengan aktiva lancar.

Page 78: WIWI DEVITA 10203077

PT Holcim Indonesia Tbk tentu harus menjaga tingkat likuiditas

perusahaannya karena likuiditasnya apabila perusahaan tidak mampu menjaga

likuiditasnya maka kelanjutan usaha perusahaan bisa terganggu, karena

ketidakmampuan perusahaan dalam menutupinya kewajiban jangka pendek

perusahaan.

a. Current ratio

Rumus =Current Asset

Current Liabilities

Tahun 2010 = 22532371355830

=1,66 = 166%

Tahun 2011 = 24681721683799

=1,46 = 146%

Tahun 2012 =21867971556875

=1,40 = 146%

Tahun 2013 = 20850553262054

=0,63 = 63%

b. Rasio kas

Rumus =Kas+Setarakas

KewajibanJangka Pendek

Tahun 2010 = 10704271355830

= 0,78

Tahun 2010 = 11274821683799

= 0,66

Tahun 2010 = 555785

1556875= 0,35

Tahun 2010 = 375565

3262054=0,11

c. Rasio Cepat ( Quick Ratio)

Rumus =Current Assets−Inventory

Current Liabilities x 100%

Tahun 2010 = 2253237−51659

1355830x 100% = 1,62 = 162%

Tahun 2011 = 2468172−53984

1683799 x 100% = 1,43 = 143%

Tahun 2012 =2186797−687087

1556875 x 100%= 0,96 = 96%

Page 79: WIWI DEVITA 10203077

Tahun 2013 = 2085055−591057

3262054 x 100% = 0,40= 40%

d. Rasio Perputaran Kas

Rumus : = Penjualan Bersih

Modal Kerja Bersih

Tahun 2010 = 59605892213543

= 2,7

Tahun 2011 =75239642402960

= 3,1

Tahun 2012 = 90110762089734

= 4,3

Tahun 2013 = 96862621985749

= 4,9

Untuk lebih sederhananya hasil perhitungan rasio likuiditas dengan

menggunakan rasio current ratio dan cash ratio pada PT. Holcim

Indonesia Tbk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada

tabel berikut :

\

Tabel 4.5PT. Holcim Indonesia Tbk

Rasio Likuiditas

RasioTahun Naik atau Turun

2010

2011 20122013

2011-2010

2012-2011

2013-2012

Current Ratio 1.66 1.46 1.40 0.63 (0.2) (0.06) (0.77)Cash Ratio 0.78 0.66 0.35 0.11 (0.12) (0.31) (0.24)Quick Ratio 1.6 1.4 0.9 0.4 (0.2) (0.5) (0.5)Rasio P.Kas 2.7 3.1 4.3 4.9 0.4 1.2 0.6

Sumber : Laporan Keuangan PT. Holcim Indonesia Tbk

Page 80: WIWI DEVITA 10203077

Tabel 4.2 diatas merupakan hasil pengukuran tingkat likuiditas PT.

Holcim Indonesia Tbk dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Disini

penulis mengukur tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk

menggunakan 4 jenis rasio likuiditas yaitu current ratio,cash ratio, quick

ratio dan rasio perputaran kas. Berdasarkan tabel 4.2 di atas dengan

menggunakan rasio likuiditas untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan

aktiva lancar yang dimiliki PT. Holcim Indonesia Tbk, terlihat dari

perhitungan current ratio pada tahun 2010 jumlah aktiva lancar yang

dimiliki yaitu 1.66. Artinya, jumlah aktiva lancar sebanyak 1.66 kali

utang lancar, atau setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 1.66 rupiah

aktiva lancar atau 1,5 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar. Pada

tahun 2011 jumlah aktiva lancar sebanyak 1.46 kali utang lancar ini berarti

setipa 1 rupiah utang lancar dijamin oleh 1.46 rupiah aktiva lancar. Pada

tahun 2012 jumlah aktiva lancar yaitu 1.40 kali utang lancar, atau setiap 1

rupiah utang lancar dijamin oleh 1.40 rupiah aktiva lancar. Sedangkan

pada tahun 2013 jumlah aktiva lancar yang dimiliki adalah sebanyak 0.63

kali dari utang lancar, artinya setiap 1 rupiah utang lancar dijamin oleh

0.63 aktiva lancar atau 0.63 : 1 antara aktiva lancar dengan utang lancar.

Dilihat dari perhitungan cash ratio, rasio ini menggambarkan

kecukupan kas/setara kas untuk membayar utang lancar pada saat jatuh

tempo. Pada tahun 2010 kemampuan perusahaan dalam setiap Rp. 1,-

utang lancar dapat dijamin oleh kas dan setara kas sebesar Rp.0.78. Pada

tahun 2011 kemampuan perusahaan dalam setiap Rp.1,-utang lancar dapat

dijamin oleh kas dan setara kas sebesar Rp.0.66, dan pada tahun 2012

kemampuan perusahaan untuk setiap Rp. 1,- utang lancar dapat dijamin

oleh kas dan setara kas sebesar Rp.0.35, sedangkan pada tahun 2013

kemampuan perusahaan untuk setiap Rp. 1,- utang lancar dapat dijamin

oleh kas dan setara kas sebesar Rp.0.11.

Dilihat dari perhitungan quick ratio, yaitu rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan

Page 81: WIWI DEVITA 10203077

aktiva lancar selain persedian. Pada tahun 2010 menunjukkan bahwa Rp.

1,- kewajiban lancar dijamin dengan aktiva lancar selain persediaan

sebesar Rp.1.6,-, pada tahun 2011 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,-

kewajiban lancar dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp.

1.4. Pada tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar

dijamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 0.9,-, pada tahun

2013 menunjukkan bahwa setiap Rp.1,- kewajiban lancar dijamin oleh

aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp. 0.4.

Sedangkan dilihat dari perhitungan rasio perputaran kas, yaitu rasio

yang mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang

dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Pada

tahun 2010 kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan adalah 2.7

kali dari total modal kerja bersih, pada tahun 2011 kemampuan perusahaan

menghasilkan penjualan adalah 3.1kali dari total modal kerja bersih. Pada

tahun 2012 kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan adalah

4.3kali dari total modal kerja bersih, sedangkan pada tahun 2013

kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan adalah 4.9kali dari total

modal kerja bersih,

Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas PT.Holcim Indonesia

Tbk diatas dengan menggunakan current ratio dan cash ratio terlihat

terjadi penurunan tingkat likuiditas perusahaan setiap tahunnya yaitu dari

tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Rasio lancar ( cash ratio),

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva

lancar yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek yang segera

jatuh tempo. Pada tahun 2011 dilihat dari nilai current ratio mengalami

penurunan sebesar 0,2 atau menurun 20% dari tahun 2010, penurunan ini

terjadi karena penurunan jumlah aktiva lancar yang disertai dengan

kenaikan jumlah utang lancar perusahaan. Pada tahu 2012 juga mengalami

penurunan sebesar 0.06 atau menurun sebesar 6 % dari tahun 2011,

Page 82: WIWI DEVITA 10203077

penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan jumlah aktiva lancar

yang tinggi dibandingkan penurunan jumlah utang lancar. Sedangkan pada

tahun 2013 nilai dari current ratio mengalami penurunan yang signifikan

yaitu turun sebesar 0,77 atau 77% dari tahun 2012, hal ini terjadi karena

adanya kenaikan jumlah utang lancar akibat adanya pinjaman jangka

panjang ke pihak berelasi jatuh tempoh, sehingga jumlah utang lancar

perusahaan mengalmi kenaikan 2 kali dari jumlah utang lancar pada tahun

2012, dan untuk aktiva lancar pada tahun ini juga turun dari tahun 2012

meskipun penurunannya tidak signifikan.

Sedangkan dilihat dari perhitungan cash ratio, PT.Holcim Indonesia

Tbk juga mengalami penurunan dari tahun 2010 sampai dengan tahun

2013.Rasio kas (cash ratio), merupakan alat yang digunakan untuk

mengukur sberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang

lancar.Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya

bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Pada

tahun 2011 nilai cash ratio turun sebesar 0.12 atau menurun 12% dari

tahun 2010. Penurunan ini karena adanya kenaikan dari jumlah utang

lancar dari tahun 2010 dan untuk kas dan setara kas mengalami penurunan.

Pada tahun 2012 mmengalami penurunan yang lebih tinggi disbanding

dari tahun sebelumnya, yaitu turun sebesar 0.31 atau menurun sebesar

31%, hal ini disebabkan oleh penurunan jumlah kas dan setara kas yang

signifikan dari tahun sebelumnya yaitu turun sampai 50%, sedangkan

utang lancar juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya namun

tidak sebesar penurunan kas dan setara kas. Pada tahun 2013 mengalami

penurunan sebesar 0.24 atau menurun sebesar 24%, ini disebabkan adanya

penurunan jumlah kas dan setara kas yang cukup signifikan dari tahun

sebelumnya dan utang lancar mengalami kenaikan paling tinggi selama

empat tahun ini yaitu naik sebesar 109%. Kenaikan utang lancar pada

tahun 2013 ini karena adanya pinjaman jangka panjang pihak berelasi

jatuh tempoh sehinggan menyebabkan kenaikan utang lancar pada tahun

ini mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

Page 83: WIWI DEVITA 10203077

Dilihat dari perhitungan quick ratio, terlihat nilai rasio ini mengalami

penurunan selama empat tahun ini, pada tahun 2011 mengalami penurunan

sebesar 0,20 atau sebesar 20% dari tahun sebelumnya, penurunan ini

disebabkan oleh kenaikan utang lancar yang tidak sebanding dengan

kenaikan aktiva lancar. Pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar

0,50 atau sebesar 50% dari tahun sebelumnya, penurunan ini disebabkan

oleh adanya penurunan jumlah aktiva lancar selain persediaan yang

disebabkan oleh peningkatan jumlah persedian pada tahun ini. Sedangkan

pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 0,5 atau sebesar 50% dari

tahun sebelumnya, penurunan ini disebabkan oleh kenaikan jumlah utang

lancar yang signifikan disertai dengan penurunan jumlah aktiva lancar.

Dilihat dari perhitungan rasio perputaran kas, pada tahun 2011

mengalami kenaikan dari tahun seblumnya sebesar 0,40 atau 40%, apabila

rasio perputaran kas ini tinggi berarti ketidakmampuan perusahaan dalam

membayar tagihannya, Sebaliknya apabila rasio perputaran kas rendah

dapat diartikan kas yang tertanam pada aktiva sulit dicairkan dalam waktu

singkat sehingga kondisi perusahaan tidak baik karena perputaran yang

tinggi akan mengakibatkan perusahaan tidak mampu dalam mebayar

tagihan utang dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.

Peningkatan tersebut dikarenakan peningkatan penjualan yang tinggi dan

tidak sebanding dengan kenaikan modak kerja bersih perusahaan.

Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas di atas, terlihat bahwa

tingkat likuiditas PT. Holcim Indonesia Tbk selama empat tahun ini selalu

mengalami penurunan yang bervariatif setiap tahunnnya.Hal ini tentu

merupakan suatu keadaan yang tidak diinginkan oleh pihak manajemen

perusahaan. Tingkat likuiditas yang rendah tentu saja akan menyebabkan

perusahaan berada pada posisi yang tidak likuid. Dilihat dari perhitungan

rasio lancar (current ratio), dapat dilihat meskipun jumlah aktiva lancar

yang dimiliki oleh perusahaan selama tiga tahun yaitu pada tahun 2010,

tahun 2011, tahun 2012, jumlahnya besar dari utang lancar yang dimiliki

namun secara teori atau standar yang ada mengatakan bahwa untuk

Page 84: WIWI DEVITA 10203077

kesehatan perusahaan current ratio sebaiknya tidak kurang dari 200% atau

jumlah aktiva lancar 2 : 1 dengan utang lancar. Namun pada PT. Holcim

Indonesia Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya. Kondisi ini

membuat perusahaan berada pada posisi kurang likuid, artinya

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendekny

akan menurun. Sedangkan untuk tahu 2013 jumlah aktiva lancar yang

dimiliki merupakan jumlah yang paling rendah selama empat tahun ini dan

jumlah utang lancarnya merupakan jumlah paling tinggi selama empat

tahun ini. Sehingga pada tahun ini perusahaan berada pada posisi ilikuid,

artinya dengan jumlah aktiva yang lebih kecil dari pada jumlah utang

lancar yang dimiliki membuat perusahaan tidak mampu membayar

kewajiban jangka pendeknya apabila ditagih.

Dari perhitungan rasio kas (cash ratio), perusahaan selalu mengalami

penurunan setiap tahunnya, dimana secara teori mengatakan semakin

tinggi rasio ini maka semakin baik untuk perusahaan karena kas dan setara

kas yang dimiliki mampu membayar kewajiban jangka pendeknya.Artinya

semakin besar jumlah kas yang dimiliki oleh perusahaan maka akan

semakin tinggi pula tingkat likuiditasnya. Namun kondisi pada PT. Holcim

Indonesia Tbk yang terjadi adalah nilai rasio kas selalu mengalami

penurunan selama empat tahun ini.Hal ini disebabkan oleh penurunan

jumlah kas, yang mana untuk dua tahun terakhir jumlah kas yang dimiliki

mengalami penurunan yang signifikan, yaitu jumlah kas dan setara kas

yang dimiliki setengah dari jumlah utang lancarnya.Kondisi ini tentu saja

membuat perusahaan berada pada posisi kas dan setara kas yang dimiliki

tidak sanggup membayar kewajiban lancarnya.

Dari perhitungan quick ratio atau rasio cepat, terlihat nilai rasio dari

PT.Holcim Indonesia Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya.Secara

teori mengatakan bahwa semakin besar rasio ini semakin baik, dimana

sebaiknya quick ratio diatas 100% sehingga menunjukkan kondisi

keuangan jangka pendek yang baik.Pada PT. Holcim Indonesia Tbk

penurunan berturut-turut disebabkan oleh penurunan aktiva lancar selain

Page 85: WIWI DEVITA 10203077

kas yang disertai dengan peningkatan jumlah utang lancarnya.Kondisi ini

membuat perusahaan dinilai dari rasio cepat menunjukkan posisi yang

tidak sanggup membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva

lancar selain persediaan yang dimiliki.

Berdasarkan pengukuran tingkat likuiditas di atas, dapat dijadikan

pedoman yang penting bagi pihak manajemen perusahaan dalam menjaga

tingkat likuiditas perusahaan.Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat

penting untuk diperhatikan, karena dengan likuiditas memberikan

gambaran kemampuan keuangan perusahaan dalam membayar kewajiban

atau utang yang dimilikinya. Tingkat likuiditas yang baik tentu juga akan

memberikan kepercayaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atas

perusahaan tersebut seperti, investor, pemasok, pelanggan serta pemberi

pinjaman atau kreditor. Selain itu tingkat likuiditas yang baik juga akan

berdampak baik terhadap kegiatan operasional perusahaan serta

kelansungan hidup perusahaan.

D. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas Dalam Menjaga Tingkat

Likuiditas Pada PT.Holcim Indonesia Tbk.

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala

kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimilikinya.Artinya seberapa

besar aktiva lancar yang dimiliki mampu memenuhi kewajiban lancanya.

Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancar yang jatuh

tempo akan mempengaruhi kegiatan operasional perusahaan. Dalam

manajemen modal kerja kebutuhan dana untuk membiayai kegiatan

operasional perusahaan merupakan hal yang sangat penting diperhitungkan,

baik dalam penyediaan dana maupun dalam penggunaan dana yang berkaitan

dengan kegiatan opersional perusahaan. Disini kas merupakan salah satu

unsur modal kerja yang paling likuid, yang dibutuhkan dalam kegiatan

opersional perusahaan seperti untuk membiayai kegiatan produksi perusahaan

dan untuk membayar kewajiban-kewajiban perusahaan yang bersifat

kewajiban jangka pendek yang apabila ditagih pada saat jatuh tempo.Oleh

Page 86: WIWI DEVITA 10203077

karena itu terdapat hubungan yang erat antara likuiditas dank as. Karena

dengan kekurangan atau tersedia kas dalam jumlah kecil akan berdampak

pada perusahaan tidak mampu dalam membayar kewajiban jangka

pendeknya. Perusahaan harus mengelolah sumber-sumber kas dan

penggunaan kas yang ada secara efektif.

Berdasarkan data laporan sumber dan penggunaan kas pada tahun 2010

sampai dengan tahun 2011, perusahaan mengalami kenaikan jumlah kas

sebesar Rp.57055,-, yang disebabkan oleh adanya penurunan pada pos-pos

dalam aktiva lancar selain kas yang disertai oleh penambahan kas perusahaan.

Selain itu kenaikan kas juga disebabkan oleh adanya kenaikan hutang lancar

yang menambah jumlah kas. Jika dihubungkan dengan tingkat likuiditas

perusahaan mengalami penurunan yaitu dilihat dari current ratio mengalami

penurunan 0.2 atau 20%, cash ratio turun 0.12 atau 12%, quick ratio turun

sebsar 0.2 atau 20% dan ratio perputaran kas naik sebesar 0.4 kali Artinya

kenaikan jumlah kas perusahaan yang disebabkan oleh penurunan aktiva

lancar selain kas dan kenaikan kewajiban lancar mengakibatkan tingkat

likuiditas mengalami penurunan.

Berdasarkan data laporan sumber dan penggunaan kas pada tahun 2011

sampai dengan tahun 2012, perusahaan mengalami penurunan jumlah kas

sebesar Rp.571697,-, yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aset

tetap perusahaan. Jika dihubungkan dengan tingkat likuiditas perusahaan

mengalami penurunan yaitu dilihat dari current ratio mengalami penurunan

0.06 atau 20%, cash ratio turun 0.31 atau 31%, quick ratio turun sebesar 0.5

atau 20% dan ratio perputaran kas naik sebesar 0.12 kali. Artinya penurunan

jumlah kas perusahaan yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aset

tetap perusahaan bukan penyebab tingkat likuiditas mengalami

penurunan.Tingkat likuiditas mengalami penurunan karena kenaikan hutang

lancar yang disertai dengan penurunan jumlah aktiva lancar.

Berdasarkan data laporan sumber dan penggunaan kas pada tahun 2012

sampai dengan tahun 2013, perusahaan mengalami penurunan jumlah kas

sebesar Rp.18820,-, yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aset tetap

Page 87: WIWI DEVITA 10203077

perusahaan. Jika dihubungkan dengan tingkat likuiditas perusahaan

mengalami penurunan yaitu dilihat dari current ratio mengalami penurunan

0.77 atau 77%, cash ratio turun 0.24 atau 24%, quick ratio turun sebesar 0.5

atau 50% dan ratio perputaran kas naik sebesar 0.6 kali. Artinya penurunan

jumlah kas perusahaan yang disebabkan oleh adanya kenaikan jumlah aset

tetap perusahaan bukan penyebab tingkat likuiditas mengalami penurunan.

Tingkat likuiditas mengalami penurunan karena kenaikan hutang lancar yang

disertai dengan penurunan jumlah aktiva lancar, yang mana kenaikan hutang

lancar naik mencapai 50% dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh

adanya utang jangka panjang pihak berelasi yang jatuh tempo pada tahun

2013.

Page 88: WIWI DEVITA 10203077

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis lakukan, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Dalam melaksanakan kegiatan opersionalnya, PT.Holcim Indonesia

Tbk pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 perusahaan

memperoleh kas dari penurunan piutang usaha, piutang lain-lain,

persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka dan asset

lancer lainnya. Berkurangnya aktiva tetap yang terdiri dari asset pajak

tangguhan, asettetapsetelahdikurangiakumulasipenyusutan,goodwiil,

hak pengelolaan tambang, tagihan pengembalian pajak dan asset tidak

lancar. Dari hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pajak, biaya masih

harus dibayar, liabilitas imbalan kerja jangka pendek, pinjaman jangka

pendek pihak ketiga, hutang sewa pembiayaan jatuh tempo dalam satu

tahun, pinjaman jangka panjang jatuh tempo dalam satu tahun pihak

berelasi dan pihak ketiga. Dari hutang jangka panjang yang terdiri dari

liabilitas pajak tangguhan, hutang sewa pembiayaan setelah dikurangi

bagian jatuh tempo dalam satu tahun, pinjaman jangka panjang setelah

dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun, liabilitas imbalan

kerja jangka panjang, provisi untuk restorasi. Bertambahnya modal

sendiri yang terdiri dari modalsaham.

2. Sedangkan penggunaan kas PT. Holcim Indonesia Tbk pada tahun

2010 sampai dengan tahun 2011 perusahaan menggunakannya untuk

asset lancar, penambahan asset tetap, pelunasan utang lancar,

pelunasan utang jangka panjang jatuh tempo, membeli kembali saham

beredar.

3. Berdasarkan perhitungan rasio likuiditas pada PT. Holcim Indonesia

Tbk pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 perusahaan bahwa

nilai dari masing-masing rasio yang terdiri dari current ratio, cash

Page 89: WIWI DEVITA 10203077

ratio,quick ratio dan rasio perputaran kas menunjukkan tingkat

likuiditas perusahaan selalu mengalami penurunan dari tahun ketahun

sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat likuiditas perusahaan

berada dibawah standar aman tingkat likuiditas 200%, ini berarti

secara perhitungan tingkat likuiditas perusahaan berada dalam kondisi

kurang baik.

4. Berdasarkanan analisis dari hasil perhitungan sumber dan penggunaan

kas dalam menjaga tingkat likuiditas perusahaan dapat disimpulkan

bahawa ketika kas perusahaan mengalami kenaikan namun tingkatl

ikuiditas perusahaan justru mengalami penurunan, hal ini disebabkan

karena penambahan kas berasal dari penurunan aktiva lancer dan

penambahan utang lancer sehingga hal ini menyebabkan tingkat

likuiditas perusahaan menurun. Pada tahun berbeda ketika kas

mengalami penurunan tingkat likuiditas juga mengalami penurunan

meskipun penurunan likuiditas yang terjadi bukan akibat penurunan

jumlah kas, karena penurunan jumlah kas yang terjadi disebabkan oleh

bertambahnya asset tetap perusahaan yang

Tidak berhubungan dengan perhitungan tingkat likuiditas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka

penulis memberikan beberapa saran kepada perusahaan sebagai

berikut:

1. Sebaiknya PT. Holcim Indonesia Tbk untuk meningkatkan jumlah

kas yang dimiliki perusahaan karena kas merupakan uang tunai

yang sangat diperlukan perusahaana dalam membiayai kegiatan

opersional perusahaan dan juga digunakan untuk membayar

kewajiban jangka pendek yang jatuh tempoh. Dengan adanya kas

dalam jumlah yang cukup maka perusahaan tidak akan mengalami

kesulitan dalam membiayai kegaitan opersional perusahaan dan

Page 90: WIWI DEVITA 10203077

mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya apabila sewaktu-

waktu ditagih ketika jatuh tempoh.

2. Sebaiknya perusahaan memperbaiki kebijakan perusahaan dalam

memperoleh kas yang banyak bersumber dari utang jangka panjang

dan utang jangka pendek dibanding dengan yang bersumber dari

penurunan aktiva lancer selain kas dan modal saham.

Page 91: WIWI DEVITA 10203077

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ahmad Rodoni dan Herni Ali, Manajemen Keuangan, Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2010

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2006

Danang, Analisis Laporan Keuangan untuk Bisnis, Yogyakarta : PT. Buku Seru, 2012

Dwi Martani, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK, Jakarta Selatan : Salemba Empat, 2012

Hanif Supriatna, “ Manfaat Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas Sebagai Alat Bantu Dalam Menjaga Tingkat Likuiditas Perusahaan Pada Pt Agronesia” (journal)

Hery, Teori Akuntansi, Jakarta : Kencana, 2009

____, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Kencana, 2009

Www.IDX.Com

Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, Bandung : Alfabeta

James Marcel Kaunang, Analisis Laporan Arus Kas sebagai Alat Ukur Menilai Kinerja, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi ( Universitas Sam Ratulangi Manado) : 2013

Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2011

Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, Jakarta : Rajawali Pers, 2011

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan Edisi 1,Jakarta : Kencana, 2010

, Pengantar Manajemen Keuangan Edisi 1, Jakarta : Kencana, 2010

Lili dan Sadeli, Dasar-Dasar Akuntansi, Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Martono, Manajemen Keuangan, Yogyakarta : Ekonosia, 2005

Muhammad Bayu Rahma, Analisis Sumber dan Penggunaan Dana pada CV. Ujang Jaya Medan, Fakultas Ekonomi ( Universitas Sumatera Utara) : 2009

Page 92: WIWI DEVITA 10203077

Nofrivul, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Batusangkar : STAIN Batusangkar, 2008

Novi Priyanti, Pengantar Akuntansi, Jakarta: Permata Puri Media, 2013

Samyrin, Pengantar Akuntansi, Jakarta : Rajawali Pers, 2011

Siska Wulandari, “pengaruh perubahan laporan arus kas terhadap likuiditas dan rentabilitas perusahaan yang listing di BEI”, Fakultas Ekonomi (Universitas Negeri Malang), 2009

Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011

Syamsuddin Lukman, Manjemen Keuangan Perusahaan, Jakarta : Rajawali Pers, 2011

Umar Husein, Desain Penelitian Msdm Dan Perilaku Karyawan Paradigm Positifikasi Dan Berbasis Pemecahan Masalah, Jakarta : Radjawali Press, 2010

Page 93: WIWI DEVITA 10203077

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 94: WIWI DEVITA 10203077
Page 95: WIWI DEVITA 10203077
Page 96: WIWI DEVITA 10203077
Page 97: WIWI DEVITA 10203077
Page 98: WIWI DEVITA 10203077
Page 99: WIWI DEVITA 10203077
Page 100: WIWI DEVITA 10203077
Page 101: WIWI DEVITA 10203077
Page 102: WIWI DEVITA 10203077
Page 103: WIWI DEVITA 10203077
Page 104: WIWI DEVITA 10203077
Page 105: WIWI DEVITA 10203077