56
STEP 1 Hiperperistaltik : gerakan yang ada di dalam perut yang berlebihan pada saluran cerna Hipertimpani : bunyi yg ada udara yang berlebihan di dalam perut STEP 2 1. Anatomi dan fisiologi dari saluran cenra bagian atas ? Saluran cerna atas : Cavum oris : a. Vestibulum oris : bagian di antara bibir dan pipi b. Cavitas oris propria : Orofaring Laringofaring Oesofagus : Gaster/ventriculus duodenum 2. Mengapa perut merasa mual muntah tiap kali makan ? Makanan masuk ke lambung (luka) medula oblongata ke nervus vagus merangsang lambung (merasa mual dan muntah) 3. Mengapa pasien mengeluh nyeri ulu hati dengan rasa terbakar ? 1. Mual : duodenum naik ke lambung 2. Nyeri : orang yg mengkonsumsi obat obatan, atau bakteri helikobacter pylori masuk ke tubuh klo makan/ minum terinfeksi 4. Mengapa perut terasa sebah dan sering bersendawa ?

Windhu Lbm 2 Git

Embed Size (px)

DESCRIPTION

:)

Citation preview

Page 1: Windhu Lbm 2 Git

STEP 1

Hiperperistaltik : gerakan yang ada di dalam perut yang berlebihan pada saluran cerna

Hipertimpani : bunyi yg ada udara yang berlebihan di dalam perut

STEP 2

1. Anatomi dan fisiologi dari saluran cenra bagian atas ?Saluran cerna atas :

Cavum oris : a. Vestibulum oris : bagian di antara bibir dan pipib. Cavitas oris propria :

Orofaring Laringofaring Oesofagus : Gaster/ventriculus duodenum

2. Mengapa perut merasa mual muntah tiap kali makan ?Makanan masuk ke lambung (luka) medula oblongata ke nervus vagus merangsang lambung (merasa mual dan muntah)

3. Mengapa pasien mengeluh nyeri ulu hati dengan rasa terbakar ?1. Mual : duodenum naik ke lambung2. Nyeri : orang yg mengkonsumsi obat obatan, atau bakteri

helikobacter pylori masuk ke tubuh klo makan/ minum terinfeksi

4. Mengapa perut terasa sebah dan sering bersendawa ?Kembung/sebah : bakteri berkembang biak di usus halus seharusnya di usus besar meningkatkan haris produksi gas berlebihan kembungSendawa : saaat bernafas udara masuk sampai laring/ trakea karena sfingter laringo eosfagus terbuka dan udara banyak masuk banyak gas sendawa

#bakteri yg patogen di mana ?#lapar nyeri, makan nyeri tukak lambungnya di mana ?

Page 2: Windhu Lbm 2 Git

5. Apa hubungan pasien mengkonsumsi obat sakit rematik ?Orang orang rematik obatnya NSAID : menyebabkan tukak lambung

NSAID ( non steroid anti infalamation drug) : cara kerja mengiritasi epitelium lambung secara langsung dan menghambat sintesis prostaglandin (melindungi mukosa lambung) menyebabkan tukak lambung

6. Bagaimana patofisiologi dari ulkus peptikum ?Sekresi asam lambung yang berlebihan di dapat asam HCL bebas terdapat pada bagian bawah oesofagus, lambung dan duodenum bagian atas (frist portion : bulbus) = masih menerima asam lambung

Pada pars duodeni asam empedu dan cairan pankreas dapat menetralisir asam lambung tidak pernah menderita tukak

7. Faktor resiko dan etiologi dari scenario ?Etiologi :

ulkus terjadi jika mekanisme pertahanan yang melindungi lambung/ duodenum dari asam lambung menurun, perubahan jumlah lendir yang di hasilkan

sekresi asam lambung berlebihan penghasil asam yang tinggi penghasil asam yang rendah bakteri H. Pylori : bisa mempengaruhi pertahanan

normal terhadap asam lambung/ racun yang berperan pada pembentukan ulkusfaktor resiko :

diet dan lingkungan psikologi : stres

faktor independent ; usia > 60 th

faktor pendukung : NSAID dosis tinggiFR lain : merokok dan alkohol

8. Manifestasi klinis dari scenario ? Nyeri : erosi obat rematik tukak lambung Pirosis / nyeri ulu hati : obat NSID menyebabkan

tingginya asam lambung Mual muntah : erosi (lambung luka) , makanan

masuk, mual muntah Perdarahan : lambungnya luka

9. Pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan fisik dari scenario ?Px radiologi : di temukan lesi creater/kawah dengan batas tegas di sertai lipatan yang teratur keluar dari pinggir tukak

Page 3: Windhu Lbm 2 Git

Px sitologi brushing dengan biopsi endoskopi : di ambil dari p10. Bagaimana proses sekresi asam lambung ?

a. Fase sefalik : makanan memuli refleks perangsangan sekresi getah lambung melalui perangsangan nervus vagus : bau, cita rasaMengeluarkan hcl

b. Fase lokal : isi lambung kontak dengan dengan lambung bagian bawahTerjadi distensi, lambung ngeluarin gastrin. Sel parietal ngeluarin asam lambung

c. Fase intestinal : cyme masuk ke duodenum, meraangsang pelepasan gastrin, karena berlebihan ada yang mengihinbisi

d. Fase gastil : makanan masuk ke lambung11. Bagaimana proses fisiologis pertahanan esofagus dari asam

lambung ?Esofagus :1. Tepi bawah cartilago kroidea2. Belakang bifurcartio trakhea3. Di atas dan di dalam hiatus esofagus

Mendorong dan meneruskan makanan : kontraksi dari ototnya

Refluks eastroesofageal : perbersihan volume, pembersihan ph, pertahanan mukosa esofagus.

12. Jelaskan dispepsia menurut konsensus terbaru ?Dispepsia Definisi : rasa tidak nyaman yang berasal dari abdomen bagian atasGejala : rasa terbakar di epigastrium, mual muntah di saluran bag. AtasDisfungsional : gejalan dan keluhan berlangsung berturut turut selama 3 bulanPatofisiologi :Ulkus peptikum : dii sebaabkan oleh bakteri H. PyloriDispepsia fungsional : stres, gaya hidup, ada riwayat infeksi GIT dahuluDispepsia : organik ulkus gaastre, keganasan , fungsional nyeri epigastrium, mengacu kriteria di roma III , terbagi menjadi 2 sub group :1. Epigastritik prosprandial syndrome2. Fungsional prosprandial syndrome

13. Jelaskan mekanisme dispensif dan agresif gaster ?14. Apa diagnosis dan di agnosis banding dari skenario ?15. Jelaskan proses healign pada ulkus peptikum ?

Page 4: Windhu Lbm 2 Git

16. Komplikasi dari scenario ?17. Penatalaksanaan dari skenario ?

STEP 31. Anatomi dan fisiologi dari saluran cenra bagian atas ?

ANATOMI

Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat di daerah

epigastrik, di bawah diafragma dan di depan pankreas. Dalam keadaan kosong, lambung

menyerupai tabung bentuk J, dan bila penuh, berbentuk seperti buah pir raksasa. Kapasitas

normal lambung adalah 1 samapi 2 L (Prince, 2005). Secara anatomis lambung terdiri atas

empat bagian, yaitu: cardia, fundus, bodyatau corpus, dan pylorus. Adapun secara histologis,

lambung terdiri atas beberapa lapisan, yaitu: mukosa, submukosa, muskularis mukosa, dan

serosa. Lambung berhubungan dengan usofagus melalui orifisium atau kardia dan dengan

duodenummelalui orifisium pilorik (Ganong, 2001).

Mukosa lambung mengandung banyak kelenjar dalam. Di daerah pilorus dan kardia,

kelenjar menyekresikan mukus. Di korpus lambung, termasuk fundus, kelenjar mengandung

sel parietal (oksintik), yang menyekresikan asam hidroklorida dan faktor intrinsik, dan chief

cell (sel zimogen, sel peptik), yang mensekresikan pepsinogen. Sekresi-sekresi ini bercampur

dengan mukus yang disekresikan oleh sel-sel di leher kelenjar. Beberapa kelenjar bermuara

keruang bersamaan (gastric pit) yang kemudian terbuka kepermukaan mukosa. Mukus juga

disekresikan bersama HCO3- oleh sel-sel mukus di permukaan epitel antara kelenjar-

kelenjar(Ganong, 2001).

Persarafan lambung sepenuhnya berasal dari sistem saraf otonom. Suplai saraf

parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf

vagus. Persarafan simpatis melalui saraf splanchnicus major dan ganglia seliaka. Serabut-

serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, kontraksi otot,

serta peradangan, dan dirasakan di daerah epigastrium abdomen. Serabut-serabut eferen

simpatis menghambat motilitas dan sekresi lambung. Pleksus saraf mienterikus (auerbach)

dansubmukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan

mengoordinasi aktivitas motorik dan sekresi mukosa lambung (Prince, 2005).

Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serta hati, empedu, dan limpa) terutama

berasal dari arteri siliaka atau trunkus seliakus, yang mempercabangkan cabang-cabang yang

menyuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis

Page 5: Windhu Lbm 2 Git

adalah arteria gastroduodenalis  danarteria pankreatikoduodenalis (retroduodenalis) yang

berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum (Prince, 2005).

Page 6: Windhu Lbm 2 Git

LAMBUNG/GASTER/STOMACH/VENTRICULUS

Terletak di regio hipokondrium dextra, di bawah iga-iga bagian bawah. Gaster berbentuk huruf J dan mempunyai 2 lubang yaitu ostium cardiacum dan ostium pyloricum, 2 curvatura yaitu curvatura mayor dan curvatura minor, ada 2 permukaan yaitu permukaan anterior dan posterior.Bagian gaster:

Ostium cardiacum Fundus Corpus Anthrum pyloricum Ostium pyloricum Curvatura Minor Curvatura Mayor Membran mucosa gaster Dinding otot gaster

Page 7: Windhu Lbm 2 Git

Batas gaster:Anterior :

dinding anterior abdomen arcus costa sinistra pleura dan paru kiri diaphragma lobus kiri hati

Posterior :

bursa omentalis diaphragma limpa kelenjar suprarenal kiri pancreas

Page 8: Windhu Lbm 2 Git

mesocolon transversum dan colon transversum

FISIOLOGI

Lambung merupakan bagian dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung,

dapat berdilatasi, dan berfungsi mencerna makanan dibantu oleh asam klorida (HCl) dan

enzim-enzim seperti pepsin, renin, dan lipase. Lambung memiliki dua fungsi utama, yaitu

fungsi pencernaan dan fungsi motorik. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, yaitu

pencernaan protein oleh pepsin dan HCl, sintesis dan pelepasan gastrin yang dipengaruhi oleh

protein yang dimakan, sekresi mukus yang membentuk selubung dan melindungi lambung

serta sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut, sekresi bikarbonat bersama

dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier dari asam lumen dan pepsin.Fungsi

motorik lambung terdiri atas penyimpanan makanan sampai makanan dapat diproses dalam

duodenum, pencampuran makanan dengan asam lambung, hingga membentuk suatu kimus,

Page 9: Windhu Lbm 2 Git

dan pengosongan makanan dari lambung ke dalam usus dengan kecepatan yang sesuai untuk

pencernaan dan absorbsi dalam usus halus (Prince, 2005).

Lambung akan mensekresikan asam klorida (HCl) atau asam lambung dan enzim untuk

mencerna makanan. Lambung memiliki motilitas khusus untuk gerakan pencampuran

makanan yang dicerna dan cairan lambung, untuk membentuk cairan padat yang dinamakan

kimus kemudian dikosongkan ke duodenum. Sel-sel lambung setiap hari mensekresikan

sekitar 2500 ml cairan lambung yang mengandung berbagai zat, diantaranya adalah HCl dan

pepsinogen. HCl membunuh sebagian besar bakteri yang masuk, membantu pencernaan

protein, menghasilkan pH yang diperlukan pepsin untuk mencerna protein, serta merangsang

empedu dan cairan pankreas. Asam lambung cukup pekat untuk menyebabkan kerusakan

jaringan, tetapi pada orang normal mukosa lambung tidak mengalami iritasi atau tercerna

karena sebagian cairan lambung mengandung mukus, yang merupakan faktor perlindungan

lambung (Ganong, 2001).

Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh kerja saraf dan hormon. Sistem saraf yang

bekerja yatu saraf pusat dan saraf otonom, yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Adapun

hormon yang bekerja antara lain adalah hormon gastrin, asetilkolin, dan histamin.

 

faktor-faktor agresif (asam klorida/asam lambung dan pepsin) dengan faktor pertahanan

mukosa.

Asam lambung dan Pepsin

Sekresi asam lambung dan pepsin akan berpotensi merusak dinding mukosa. Asam

lambung (HCl) disekresikan oleh sel-sel parietal yang mengandung resptor histamin, gastrin

dan asetilkolin

Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :

a. Sefalik

Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa makanan

yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang saraf

vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit

efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan sering secara

konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli

gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan pada

keasaman lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal berlebihan selama

malam hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.

b. Fase lambung

Page 10: Windhu Lbm 2 Git

Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan

mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi

asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.

c. Fase usus

Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap menjadi gastrin)

yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung. Pada manusia, sekresi

lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan secara

kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi

mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi

meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan

lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila

lapisan luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan

pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil

permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat. Mukosa yang

tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan

untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri.

Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam

basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel.

Sekresi asam dinyatakan dalam berbagai istilah diantaranya:

1. Output asam basal/ basal acid output (BAO) yaitu jumlah asam yang dikeluarkan

dalam kondisi basal atau puasa. 

2. Maximal acid output (MAO) yaitu jumlah maksimum asam lambung yang

disekresikan setelah adanya stimulasi, atau sebagai respon adanya makanan.

Sekresi asam basal, maksimal dan akibat adanya stimulasi makanan bervariasi pada tiap-tiap

individu tergantung pada waktu, kondisi psikologis seseorang, usia, jenis kelamin, dan status

kesehatannya. BAO mengikuti ritme circadian, dimana sekresi asam lambung tertinggi

terjadi pada malam hari dan terendah pada pagi hari. Peningkatan rasio BAO:MAO

menunjukan adanya hipersekresi basal seperti yang terjadi pada pasien ZES. 

Pepsinogen merupakan prekursor pepsin yang disekresikan oleh sel chief yang berada pada

fundus lambung.  Pepsin dapat diaktifkan oleh kondisi PH yang asam (PH optimalnya 1,8-

3,5). Inaktivasi reversibel terjadi pada PH 4 dan irreversibel pada PH 7. Pepsin memainkan

peranana penting dalam aktivitas proteolitik yang mengakibatkan terjadinya ulkus.

Page 11: Windhu Lbm 2 Git

2. Mengapa perut merasa mual muntah tiap kali makan ?

Page 12: Windhu Lbm 2 Git

Lauralee SherwoodDepartment of Physiology and PharmacologySchool of Medicine West Virginia University

3. Mengapa pasien mengeluh nyeri ulu hati dengan rasa terbakar ?

Nyeri ulu hati terjadi karena kandungan asam lambung dan duodenum

meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan.

Nyeri dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi

terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Teori lain menunjukkan

adanya kontak antara lesi (ulkus) dan asam merangsang mekanisme lokal

yang memulai kontraksi otot halus disekitarnya.

Nyeri bisa hilang setelah makan, karena makanan menetralisir asam atau

dengan menggunakan alkali, namun bila lambung kosong, nyeri kembali

timbul. Aktivitas makan merupakan salah satu cara menentukan letak ulkus

(di lambung atau di duodenum). Apabila setelah makan, nyeri menghilang

mungkin letak ulkus di lambung, jika tidak hilang, dimungkinkan letaknya di

duodenum (tapi cara ini tidak bisa digunakan sebagai patokan).

Pirosis (nyeri ulu hati), merupakan sensasi luka bakar pada oesophagus dan

lambung yang naik ke mulut, kadang disertai eruksitasi (sendawa) asam.

Eruksitasi bisa terjadi saat lambung kosong.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. 2007. Jakarta :

Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Yang menyebabkan hipersekresi asam lambung ?

lambung infeksi akibat salahnya asupan makanan yang masuk ke

lambung,makanan terlalu berat dicerna dan di serap oleh lambung,

Page 13: Windhu Lbm 2 Git

atau kurang asupan makanan yang bergizi sehingga kerja lambung

melemah

4. Mengapa perut terasa sebah dan sering bersendawa ?

Lauralee SherwoodDepartment of Physiology and PharmacologySchool of Medicine West Virginia University

SENDAWAProses Terjadinya Sendawa

Sendawa membutuhkan koordinasi dari beberapa aktifitas berikut ini: Turunnya otot diafragma, sehingga meningkatkan tekanan abdominal dan menurunkan tekanan di dada.Perubahan tekanan ini membuat udara mengalir dari abdomen ke kerongkongan .Terbukanya katup esofagus bagian bawah, sehingga udara dapat lewat dari perut menuju ke kerongkongan.Menutupnya laring, sehingga cairan atau makanan yang mungkin kembali bersama dengan udara dari perut tidak akan masuk ke paru-paru.Menutupnya laring juga akan melemaskan katup esofagus bagian atas sehingga udara bisa lewat lebih mudah dari kerongkongan ke dalam tenggorokan.

Silverthorn, Dee Unglaub. Human Physiology: An Integrated Approach.USA: Prentice Hall

Memang pada saat kita lagi haus mungkin kita ingin mengosumsi minuman yangmenyegarkan, salah satunya minuman bersoda apalagi sesudah berolahraga. Tapi biasanyaorang akan bersendawa setelah mengonsumsi minuman bersoda. Bersendawa merupakansalah satu mekanisme tubuh untuk mengeluarkan kelebihan gas dalam sistem pencernaan.Beberapa minuman terutama yang berkarbonasi seperti soda mengandung gas karbondioksida.

Gelembung udara ini sebenarnya sudah digabungkan ke dalam air selama proses produksi, tapi tetap saja masih ada karbon dioksida yang tidak ikut tergabung.Semakin banyak soda yang diminum maka akan lebih banyak pula gelembung karbondioksida yang masuk ke sistem pencernaan. Jika seseorang minum soda dengan cepat, maka jumlah udara yang ikut tertelan akan semakin meningkat sehingga jumlah gas yang masuk kedalam tubuh akan lebih banyak dan menimbulkan rasa sakit atau kembung di perut.Terkadang gelembung udara yang tertelah cukup besar sehingga menimbulkan rasaketidaknyamanan di kerongkongan, serta tekanan dari gelembung udara yang masuk juga bisa terasa di dada atau perut.

5. Apa hubungan pasien mengkonsumsi obat sakit rematik ?

Page 14: Windhu Lbm 2 Git

Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti antalgin, asam mefenamat, aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung.Golongan obat ini menghambat enzim siklooksigenase sehingga konversi asam arakidonat menjadi PGE2 terganggu, dimana di mukosa lambung PGE2 merupakan sitoprotektif dari lambung.

Farmakologi dan Terapi FK UI Edisi 5

6. Bagaimana patofisiologi dari ulkus peptikum ?Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak

dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi

yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau

berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa.

1. Peningkatan Konsentrasi atau Sekresi Lambung dan Kerja Asam Peptin

Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :

d. Sefalik

Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau

rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya

merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan

menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan

makanan sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus

peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring

mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus.

Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong

adalah iritan yang signifikan.

e. Fase lambung

Page 15: Windhu Lbm 2 Git

Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan

kimiawi dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal

menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh

makanan.

f. Fase usus

Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap

menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.

Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan

mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus

ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam

hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena

mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan

usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan

luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan

pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian

kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat.

Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini

adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh

sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah

suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi

epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena

satu dari dua factor ini : 1. hipersekresi asam pepsin

2. Kelemahan Barier Mukosa Lambung

Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa

lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol,

dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.Sindrom Zollinger-Ellison

(gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat atau ulkus

yang tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui

temuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor

sel istel) dalam pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastric triangle yang

mengenai kista dan duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan

leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah ganas(maligna).

Page 16: Windhu Lbm 2 Git

Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien

ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya

dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri

epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari

duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara

fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan

organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam

setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi

lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien

sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.

Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.

Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah

mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia,

asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus

stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari

ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus

ini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam

dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72

jam setelah luka bakar luas.

7. Faktor resiko dan etiologi dari ulkus peptikum ?Faktor resiko :

1. Faktor resiko independen: usia lebih dari 60 tahun, riwayat ulkus peptikum sebelumnya, riwayat pendarahan saluran gastrointestinal atas, sedang menjalani terapi kortikosteroid, penggunaan beberapa

Page 17: Windhu Lbm 2 Git

AINS dalam dosis tinggi, penggunaan antikoagulan atau koagulopati, kerusakan organ kronis (misalnya; gagal jantung atau gagal ginjal)

2. Faktor resiko pendukung: penggunaan AINS yang berhubungan dengan dispepsia, durasi penggunaan AINS, infeksi HP, reumatoid arthritis.

3. Faktor resiko lain yang masih diragukan kebenarannya: kebiasaan merokok dan atau konsumsi alkohol.

Kombinasi beberapa faktor resiko pada diri seseorang akan semakin meningkatkan resiko parahnya kondisi ulkus peptikum

A. EtiologiPada umumnya ulkus peptikum terjadi karena kehadiran asam, HP atau faktor-faktor lain yang mengacaukan pertahanan mukosa dan proses penyembuhan normal. Hipersekresi asam adalah mekanisme pathogenik utama yang menyebabkan terjadinya hipersekresi ZES. Lokasi terjadinya ulkus (luka) sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor etiologinya. Ulkus lambung jinak dapat terjadi dimana pun pada bagian perut, namun bagian yang paling sering adalah kurvatura minor. Ulkus duodenum lebih sering terjadi di bagian pertama duodenum. Infeksi Helicobacter pyloriPada semua individu, infeksi Helicobacter pylori (HP) menyebabkan gastritis kronis yang lebih lanjut dapat menyebabkan penyakit ulkus peptikum, kanker lambung, dan limpoma jaringan mukosa yang berhubungan dangan limfoid (MALT). Sekitar 20 pasien gastritis kronis akibat infeksi HP akan berkembang menjadi ulkus peptikum.

8. Manifestasi klinis dari scenario ?9. Pemeriksaan penunjang dari scenario ?10. Bagaimana proses sekresi asam lambung ?

Lambung akan mensekresikan asam klorida (HCl) atau asam lambung dan enzim untuk

mencerna makanan. Lambung memiliki motilitas khusus untuk gerakan pencampuran

makanan yang dicerna dan cairan lambung, untuk membentuk cairan padat yang dinamakan

kimus kemudian dikosongkan ke duodenum. Sel-sel lambung setiap hari mensekresikan

sekitar 2500 ml cairan lambung yang mengandung berbagai zat, diantaranya adalah HCl dan

pepsinogen. HCl membunuh sebagian besar bakteri yang masuk, membantu pencernaan

protein, menghasilkan pH yang diperlukan pepsin untuk mencerna protein, serta merangsang

empedu dan cairan pankreas. Asam lambung cukup pekat untuk menyebabkan kerusakan

jaringan, tetapi pada orang normal mukosa lambung tidak mengalami iritasi atau tercerna

Page 18: Windhu Lbm 2 Git

karena sebagian cairan lambung mengandung mukus, yang merupakan faktor perlindungan

lambung (Ganong, 2001).

Sekresi asam lambung dipengaruhi oleh kerja saraf dan hormon. Sistem saraf yang

bekerja yatu saraf pusat dan saraf otonom, yakni saraf simpatis dan parasimpatis. Adapun

hormon yang bekerja antara lain adalah hormon gastrin, asetilkolin, dan histamin.

Ganong, William F. 2001. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

11. Bagaimana proses pertahanan esofagus dan asam lambung ?

12. Jelaskan dispepsia menurut konsensus terbaru ?13. Jelaskan mekanisme dispensif dan agresif gaster ?

Faktor defensif meliputi produksi mukus yang didalamnya terdapat prostaglandin

yang memiliki peran penting baik dalam mempertahankan maupun menjaga integritas

mukosa lambung, kemudian sel-sel epitel yang bekerja mentransport ion untuk

memelihara pH intraseluler dan produksi asam bikarbonat serta sistem mikrovaskuler yang

ada dilapisan subepitelial sebagai komponen utama yang menyediakan ion HCO3- sebagai

penetral asam lambung dan memberikan suplai mikronutrien dan oksigenasi yang adekuat

saat menghilangkan efek toksik metabolik yang merusak mukosa lambung. Gastritis

terjadi sebagai akibat dari mekanisme pelindung ini hilang atau rusak, sehingga dinding

lambung tidak memiliki pelindung terhadap asam lambung (Prince, 2005)

Mekanisme dispensif

Mekanisme pertahanan dan perbaikan mukosa melindungi mukosa gastroduodenum dari

pengaruh bahan eksogen maupun endogen. Mekanisme pertahanan mukosa meliputi: sekresi

lendir dan bikarbonat, pertahanan sel epitel intrinsik, dan aliran darah mukosa.

Kekentalan dan PH netral dari barier lendir-bikarbonat melindungi isi perut dari

pengaruh asam dalam lumen perut. Perbaikan mukosa setelah cedera/luka berhubungan

dengan restitusi, pertumbuhan, dan regenerasi sel epitel. 

Pemeliharaan mukosa dimediasi oleh pembentukan prostaglandin, hal ini sering disebut

dengan istilah sitoproteksi. Hiperemia lambung dan peningkatan sekresi prostaglandin

menunjukan adanya sitoproteksi adaptif, suatu bentuk adaptasi jangka pendek sel mukosa

terhadap iritasi lokal yang terjadi.

14. Apa diagnosis dan di agnosis banding dari skenario ?

Page 19: Windhu Lbm 2 Git

Gastritis

Definisi

gastritis adalah suatu kondisi yang memiliki banyak penyebab. Umum bagi semua orang

dengan gastritis adalah nyeri atau ketidaknyamanan di bagian atas perut (abdomen), juga

disebut dispepsia.

Klasfikasi

a. Gastritis Akut

Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat jinak

dan sembuh sempurna (Prince, 2005: 422). Gastritis akut terjadi akibat respons mukosa

lambung terhadap berbagai iritan lokal. Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian

besar kasus merupakan penyakit yang ringan.

Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau alkali kuat,

yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Pembentukan

jaringan parut dapat terjadi yang mengakibatkan obstruksi pylorus (Brunner, 2000).

Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk

penyakit yang berat adalah gastritis erosif atau gastritis hemoragik. Disebut gastritis

hemoragik karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan mukosa lambung dalam

berbagai derajat dan terjadi drosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung

pada beberapa tempat, menyertai inflamasi pada mukosa lambung

tersebut (Suyono, 2001: 127).

Gastritis Akut Erosif

Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis akut erosif adalah suatu

peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-

kerusakan erosi. Disebut erosi apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam

dari pada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat efek

samping dari pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit-penyakit lain atau karena

sebab yang tidak diketahui.

Perjalanan penyakitnya biasanya ringan, walaupun demikian kadang-kadang

dapat menyebabkan kedaruratan medis, yakni perdarahan saluran cerna bagian atas.

Penderita gastritis akut erosif yang tidak mengalami pendarahan sering diagnosisnya

tidak tercapai (Suyono, 2001).

Page 20: Windhu Lbm 2 Git

Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemerisaan khusus yang

sering dirasakan tidak sesuai dengan keluhan penderita yang ringan saja. Diagnosis

gastritis akut erosif, ditegakkan dengan pemeriksaan endoskopi dan dilanjutkan

dengan pemeriksaan histopatologi biopsi mukosa lambung (Suyono, 2001).

2.1.1.2  Gastritis Akut Hemoragik

Ada dua penyebab utama gastritis akut hemoragik; Pertama diperkirakan karena

minum alkohol atau obat lain yang menimbulkan iritasi pada mukosa gastrik secara

berlebihan (aspirin atau NSAID lainnya). Meskipun pendarahan mungkin cukup berat,

tapi pendarahan pada kebanyakan pasien akan berhenti sendiri secara spontan dan

mortalitas cukup rendah. Kedua adalah stressgastritis yang dialami pasien di Rumah

Sakit, stress gastritis dialami pasien yang mengalami trauma berat berkepanjangan,

sepsis terus menerus atau penyakit berat lainnya (Suyono, 2001).

Erosi stress merupakan lesi hemoragika pungtata majemuk pada lambung

proksimal yang timbul dalam keadaan stress fisiologi parah dan tak berkurang.

Berbeda dengan ulserasi menahun yang lebih biasa pada traktus gastrointestinalis atas,

ia jarang menembus profunda ke dalam mukosa dan tak disertai dengan infiltrasi sel

radang menahun. Tanpa profilaksis efektif, erosi stress akan berlanjut dan bersatu

dalam 20% kasus untuk membentuk beberapa ulserasi yang menyebabkan perdarahan

gastrointestinalis atas dari keparahan yang mengancam nyawa. Keadaan ini dikenal

sebagai gastritis hemoragika akuta (Sabiston, 1995: 525).

b. Gastritis Kronik

Disebut gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada lamina

propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang kronik, yaitu limfosit

dan sel plasma. Gastritis kronis didefenisikan secara histologis sebagai peningkatan

jumlah limfosit dan sel plasma pada mukosa lambung. Derajat paling ringan gastritis

kronis adalah gastritis superfisial kronis, yang mengenai bagian sub epitel di sekitar

cekungan lambung. Kasus yang lebih parah juga mengenai kelenjar-kelenjar pada mukosa

yang lebih dalam, hal ini biasanya berhubungan dengan atrofi kelenjar (gastritis atrofi

kronis) dan metaplasia intestinal(Chandrasoma, 2005 : 522).

Sebagian besar kasus gastritis kronis merupakan salah satu dari dua tipe, yaitu tipe A

yang merupakan gastritis autoimun yang terutama mengenai tubuh dan berkaitan dengan

anemia pernisiosa; dan tipe B yang terutama meliputi antrum dan berkaitan dengan

Page 21: Windhu Lbm 2 Git

infeksi Helicobacter pylori. Terdapat beberapa kasus gastritis kronis yang tidak tergolong

dalam kedua tipe tersebut dan penyebabnya tidak diketahui (Chandrasoma, 2005 : 522).

Gastritis kronik dapat dibagi dalam berbagai bentuk tergantung pada kelainan

histologi, topografi, dan etiologi yang menjadi dasar pikiran pembagian tersebut (Suyono,

2001).

Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 128), klasifikasi histologi yang sering

digunakan membagi gastritis kronik menjadi :

Gastritis kronik superficial

Apabila dijumpai sebukan sel-sel radang kronik terbatas pada lamina propria

mukosa superfisialis dan edema yang memisahkan kelenjar-kelenjar mukosa,

sedangkan sel-sel kelenjar tetap utuh. Sering dikatakan gastritis kronik superfisialis

merupakan permulaan gastritis kronik.

Gastritis kronik atrofik

Sebukan sel-sel radang kronik menyebar lebih dalam disertai dengan distorsi

dan destruksi sel kelenjar mukosa lebih nyata. Gastritis atrofik dianggap sebagai

kelanjutan gastritis kronik superfisialis.

Atrofi lambung

Atrofi lambung dianggap merupakan stadium akhir gastritis kronik. Pada saat

itu struktur kelenjar menghilang dan terpisah satu sama lain secara nyata dengan

jaringan ikat, sedangkan sebukan sel-sel radang  juga menurun. Mukosa menjadi

sangat tipis sehingga dapat menerangkan mengapa pembuluh darah menjadi terlihat

saat pemeriksaan endoskopi.

Metaplasia intestinal

Suatu perubahan histologis kelenjar-kelenjar mukosa lambung menjadi

kelenjar-kelenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet. Perubahan-

perubahan tersebut dapat terjadi secara menyeluruh pada hampir seluruh segmen

lambung, tetapi dapat pula hanya merupakan bercak-bercak pada beberapa bagian

lambung.

Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 129), distribusi anatomis pada gastritis kronik

dapat dibagi menjadi tifa bagian, yaitu :

a. Gastritis Kronis Tipe A

Gastritis kronis tipe A merupakan suatu penyakit autoimun yang disebabkan oleh

adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar lambung dan faktor intrinsik, dan

Page 22: Windhu Lbm 2 Git

berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cell, yang menurunkan sekresi asam

dan menyebabkan tingginya kadar gastrin. Dalam keadaan sangat berat, tidak terjadi

produksi faktor intrinsik. Anemia pernisiosa seringkali dijumpai pada pasien karena tidak

tersedianya faktor intrinsik untuk mempermudah absorpsi vitamin B12 dalam

ileum(Prince, 2005: 423).

Jadi, anemia pernisiosa itu disebabkan oleh kegagalan absorpsi vitamin B12 karena

kekurangan faktor intrinsik akibat gastritis kronis autoimun. Autoimunitas secara langsung

menyerang sel parietal pada korpus dan fundus lambung yang menyekresikan faktor

intrinsik dan asam(Chandrasoma, 2005 : 522).

Reaksi autoimun bermanifestasi sebagai sebukan limfo-plasmasitik pada mukosa

sekitar sel parietal, yang secara progresif berkurang jumlahnya. Netrofil jarang dijumpai

dan tidak didapati Helicobacter pylori. Mukosa fundus dan korpus menipis dan kelenjar-

kelenjar dikelilingi oleh sel mukus yang mendominasi. Mukosa sering memperlihatkan

metaplasia intestinal yang ditandai dengan adanya sel goblet dan sel paneth. Pada stadium

akhir, mukosa menjadi atrofi  dan sel parietal menghilang (gastritis kronis tipe

A) (Chandrasoma, 2005 : 522).

b. Gastritis Kronis Tipe B

Gastritis kronis tipe B disebut juga sebagai gastritis antral karena umumnya

mengenai daerah antrum lambung dan lebih sering terjadi dibandingkan dengan gastritis

kronis tipe A. Gastritis kronis tipe B lebih sering terjadi pada penderita yang berusia tua.

Bentuk gastritis ini memiliki sekresi asam yang normal dan tidak berkaitan dengan

anemia pernisiosa. Kadar gastrin yang rendah sering terjadi. Penyebab utama gastritis

kronis tipe B adalah infeksi kronis oleh Helicobacter pylori. Faktor etiologi gastritis

kronis lainnya adalah asupan alkohol yang berlebihan, merokok, dan refluks empedu

kronis dengan kofaktor Helicobacter pylori (Prince, 2005: 423).

Gastritis kronis tipe B secara maksimal melibatkan bagian antrum, yang

merupakan tempat predileksi Helicobacter pylori. Kasus-kasus dini memperlihatkan

sebukan limfoplasmasitik pada mukosa lambung superfisial. Infeksi aktif Helicobacter

pylori hampir selalu berhubungan dengan munculnya nertrofil, baik pada lamina propria

ataupun pada kelenjar mukus antrum. Pada saat lesi berkembang, peradangan meluas

yang meliputi mukosa dalam dan korpus lambung. Keterlibatan mukosa bagian dalam

menyebabkan destruksi kelenjar mukus antrum dan metaplasia intestinal (gastritis atrofik

kronis tipe B) (Chandrasoma, 2005 : 523).

Page 23: Windhu Lbm 2 Git

Pada 60-70% pasien, didapatkan Helicobacter pylori pada pemeriksaan histologis

atau kultur biopsi. Pada banyak pasien yang tidak didapati organisme ini, pemeriksaan

serologisnya memperlihatkan antibodi terhadap Helicobacter pylori, yang menunjukkan

sudah ada infeksiHelicobacter pylori sebelumnya (Suyono, 2001).

Helicobacter pylori adalah organisme yang kecil dan melengkung, seperti vibrio,

yang muncul pada lapisan mukus permukaan yang menutupi permukaan epitel dan

lumen kelenjar. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang menyerang sel

permukaan, menyebabkan deskuamari sel yang dipercepat dan menimbulkan respon sel

radang kronis pada mukosalambung. Helicobacter pylori ditemukan lebih dari 90% dari

hasil biopsi yangmenunjukkan gastritis kronis.  Organisme ini dapat dilihat pada irisan

rutin, tetapi lebih jelas dengan pewarnaan perak Steiner atau Giemsa.

KeberadaanHelicobacter pylori berkaitan erat dengan peradangan aktif dengan netrofil.

Organisme dapat tidak ditemukan pada pasien gastritis akut inaktif, terutama bila terjadi

metaplasia intestinal (Chandrasoma, 2005 : 524).

c. Gastritis kronis tipe AB

Gastritis kronis tipe AB merupakan gastritis kronik yang distribusi anatominya

menyebar keseluruh gaster. Penyebaran ke arah korpus tersebut cendrung meningkat

dengan bertambahnya usia (Suyono, 2001: 130).

Etiologi

Gastritis dikaitkan dengan berbagai obat, kondisi medis dan bedah, tekanan fisik,

kebiasaan sosial, bahan kimia, dan infeksi. Beberapa penyebab yang lebih umum dari

gastritis yang tercantum di sini.

Obat-obatan (hanya obat yang paling umum tercantum)

Aspirin (lebih dari 300 produk obat mengandung beberapa bentuk aspirin)

Nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs, seperti ibuprofen atau naproxen)

Resep steroid (misalnya, prednisone)

kalium suplemen

besi tablet

obat Kemoterapi kanker

Menelan bahan kimia atau benda

Page 24: Windhu Lbm 2 Git

Korosif (asam atau alkali)

Tertelan asing badan (klip kertas atau pin)

Kedokteran dan bedah kondisi

Orang yang sakit kritis atau cedera mengembangkan gastritis.

Setelah prosedur medis (seperti endoskopi, di mana spesialis melihat ke perut dengan

berlampu tabung kecil)

Setelah operasi untuk menghapus bagian perut

Setelah pengobatan radiasi untuk kanker

penyakit autoimun

anemia pernisiosa

kronis muntah

infeksi

Infeksi bakteri: infeksi H pylori adalah yang paling umum. Banyak bakteri-bahkan

mereka yang biasanya menyebabkan infeksi pneumonia atau kandung kemih bisa

menyebabkan gastritis.

viral infeksi

Jamur (ragi) infeksi

Parasit dan cacing

Penyebab lainnya

Page 25: Windhu Lbm 2 Git

Stress

konsumsi alkohol

merokok

Gejalah

Bersendawa: Bersendawa biasanya baik tidak mengurangi rasa sakit atau mengurangi

itu hanya sebentar.

Mual dan muntah: muntah tersebut mungkin jelas, hijau atau kuning, darah-melesat,

atau benar-benar berdarah, tergantung pada tingkat keparahan dari peradangan

lambung.

Kembung

Merasa penuh atau terbakar di bagian atas perut

Dalam gastritis yang lebih berat, perdarahan bisa terjadi di dalam perut. Salah satu

gejala berikut dapat dilihat maupun yang telah disebutkan.

Pucat, berkeringat, dan cepat (atau "balap") detak jantung.

Merasa pingsan atau sesak napas

Nyeri dada atau nyeri perut yang parah

Muntah dalam jumlah besar darah

Buang air besar berdarah atau gelap, lengket, sangat berbau busuk buang air besar

Salah satu atau semua gejala ini dapat terjadi tiba-tiba. Hal ini terutama berlaku pada

orang dewasa yang lebih tua dari 65 tahun.

Chandrasoma, Parakrama. 2005. Ringkasan Patologi Anatomi Edisi 2. Jakarta: EGC

Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Jakarta: EGC

ULKUS PEPTIKUM

B. Definisi

Ulkus peptikum adalah ekskavasasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding

mukosal lambung, pilorus, duodenum atau esofagus. Ulkus peptikum disbut juga sebagai

ulkus lambung, duodenal atau esofageal, tergantung pada lokasinya. (Bruner and Suddart,

2001).

Page 26: Windhu Lbm 2 Git

Ulkus peptikum merupakan putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas

sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut

sebagai erosi, walaupun sering dianggap sebagai ”ulkus” (misalnya ulkus karena stres).

Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran cerna yang

terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan setelah

gastroenterostomi, juga jejenum.(Sylvia A. Price, 2006).

Ulkus peptikum atau tukak peptic adalah ulkus yang terjadi pada mulkosa,

submukosa dan kadang-kadang sampai lapisan muskularis dari traktus gastrointestinalis yang

selalu berhubungan dengan asam lambung yang cukup mengandung HCL. Termasuk ini ialah

ulkus (tukak) yang terdapat pada bagian bawah dari oesofagus, lambung dan duodenum

bagian atas (first portion of the duodeum). Mungkin juga dijumpai tukak di yeyenum, yaitu

penderita yang mengalami gastroyeyenostomy. (Sujono Hadi, 1999: 204).

C. Etiologi

Pada umumnya ulkus peptikum terjadi karena kehadiran asam, HP atau faktor-

faktor lain yang mengacaukan pertahanan mukosa dan proses penyembuhan normal.

Hipersekresi asam adalah mekanisme pathogenik utama yang menyebabkan terjadinya

hipersekresi ZES. Lokasi terjadinya ulkus (luka) sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

etiologinya. Ulkus lambung jinak dapat terjadi dimana pun pada bagian perut, namun

bagian yang paling sering adalah kurvatura minor. Ulkus duodenum lebih sering terjadi

di bagian pertama duodenum.

Infeksi Helicobacter pylori

Pada semua individu, infeksi Helicobacter pylori (HP) menyebabkan gastritis

kronis yang lebih lanjut dapat menyebabkan penyakit ulkus peptikum, kanker lambung,

dan limpoma jaringan mukosa yang berhubungan dangan limfoid (MALT). Sekitar 20

pasien gastritis kronis akibat infeksi HP akan berkembang menjadi ulkus peptikum.

Obat Antiinflamasi nonsteroid (AINS)

AINS merupakan golongan obat yang paling sering diresepkan terutama pada

pasien lanjut usia. Terdapat banyak bukti yang menunjukan penggunaan AINS kronis

berhubungan dengan terbentuknya berbagai luka/ulkus pada saluran pencernaan.

Pendarahan lambung subepitel terjadi sekitar 15-30 menit setelah menelan obat ini.

Ulkus peptikum akibat induksi AINS akan semakin parah dan memungkinkan terjadinya

Page 27: Windhu Lbm 2 Git

berbagai komplikasi bila terdapat faktor-faktor resiko berikut:

4. Faktor resiko independen: usia lebih dari 60 tahun, riwayat ulkus peptikum

sebelumnya, riwayat pendarahan saluran gastrointestinal atas, sedang menjalani terapi

kortikosteroid, penggunaan beberapa AINS dalam dosis tinggi, penggunaan

antikoagulan atau koagulopati, kerusakan organ kronis (misalnya; gagal jantung atau

gagal ginjal)

5. Faktor resiko pendukung: penggunaan AINS yang berhubungan dengan dispepsia,

durasi penggunaan AINS, infeksi HP, reumatoid arthritis.

6. Faktor resiko lain yang masih diragukan kebenarannya: kebiasaan merokok dan atau

konsumsi alkohol.

Kombinasi beberapa faktor resiko pada diri seseorang akan semakin

meningkatkan resiko parahnya kondisi ulkus peptikum.

Pentingnya tidaknya pengaruh faktor psikologis seseorang (stres) terhadap

kondisi ulkus peptikum masih kontroversial. Pengamatan klinis menunjukan adanya

hubungan berbanding lurus antara kondisi ulkus dan kondisi stres psikologis seorang

pasien, namun studi terkontrol memberikan hasil yang bertentangan dan gagal untuk

mendokumentasikan hubungan sebab akibatnya. Ada kemungkinan bahwa stres akan

memicu seseorang untuk melakukan hal-hal yang mencetuskan faktor resiko ulkus

seperti merokok atau konsumsi alkohol dan kemungkinan meningkatkan penggunaan

AINS.

D. Patofisiologi Terjadinya Penyakit

Ulkus peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak

dapat menahan kerja asam lambung pencernaan (asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi

yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin, atau

berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa.

3. Peningkatan Konsentrasi atau Sekresi Lambung dan Kerja Asam Peptin

Sekresi lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :

g. Sefalik

Fase pertama ini dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau

rasa makanan yang bekerja pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya

merangsang saraf vagal. Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan

Page 28: Windhu Lbm 2 Git

menimbulkan sedikit efek pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan

makanan sering secara konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus

peptikum. Saat ini banyak ahli gastroenterology menyetujui bahwa diet saring

mempunyai efek signifikan pada keasaman lambung atau penyembuhan ulkus.

Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam hari saat lambung kosong

adalah iritan yang signifikan.

h. Fase lambung

Pada fase ini asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan

kimiawi dan mekanis terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal

menyebabkan sekresi asam sebagai respon terhadap distensi lambung oleh

makanan.

i. Fase usus

Makanan dalam usus halus menyebabkan pelepasan hormon (dianggap

menjadi gastrin) yang pada waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.

Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan

mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus

ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam

hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena

mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan

usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan

luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan

pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian

kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat.

Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini

adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh

sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah

suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi

epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena

satu dari dua factor ini : 1. hipersekresi asam pepsin

4. Kelemahan Barier Mukosa Lambung

Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa

lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol,

dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.Sindrom Zollinger-Ellison

Page 29: Windhu Lbm 2 Git

(gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus peptikum berat atau ulkus

yang tidak sembuh dengan terapi medis standar. Sindrom ini diidentifikasi melalui

temuan berikut : hipersekresi getah lambung, ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor

sel istel) dalam pancreas. 90% tumor ditemukan dalam gastric triangle yang

mengenai kista dan duktus koledokus, bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan

leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓ dari gastrinoma adalah ganas(maligna).

Diare dan stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien

ini dapat mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya

dapat menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri

epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari

duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara

fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan

organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi fiberoptik dalam 24 jam

setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung, setelah 72 jam, erosi

lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien

sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi stress.

Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa.

Biasanya ulserasi mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah

mukosa lambung. Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia,

asam dan pepsin menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus

stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari

ulkus lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus

ini dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam

Page 30: Windhu Lbm 2 Git

dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72

jam setelah luka bakar luas.

E. Patogenesis dan Pathways

Obat-obatan golongan NSAID (aspirin), alcohol, garam empedu, dan obat-obatan

lain yang merusak mukosa lambung, mengubah permeabilitas sawar epitel,

memungkinkan difusi balik asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan (mukosa) dan

khususnya pembuluh darah. Hai ini mengakibatkan pengeluaran histamin. Histamine

akan merangsang sekresi asam dan meningkatkan pepsin dari pepsinogen. Histamine ini

akan mengakibatkan juga peningkatan vasodilatasi kapilerm sehingga membrane kapiler

menjadi permeable terhadap protein, akibatnya sejumlah protein hilang dan mukosa

menjadi adema.

Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinergik dan syaraf simpatik.

Perangsangan terhadap kolinergik akan berakibat terjadinya peningkatan motilitas

sehingga menimbulkan rasa nyeri (MK I), sedangkan rangsangan terhadap syaraf

simpatik dapat mengakibatkan reflek spasme esophageal sehingga timbul regurgitasi

asam Hcl yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa panas seperti terbakar

yang mengandung diagnosa (keperawatan I). Selain itu, rangsangan terhadap syaraf

sympatik juga dapat mengakibatkan terjadinya pilorospasme yang berlanjut menjadi

pilorustenosis yang berakibat lanjut makanan dari lambung tidak bisa masuk ke saluran

berikutnya. Oleh karena itu pada penderita ulkus peptikum setelah makan mengalami

Page 31: Windhu Lbm 2 Git

mual, anoreksia, kembung dan kadang vomitus. Resiko terjadinya kekurangan nutrisi

bisa terjadi sebagai manifestasi dari gejala-gejala tersebut.

Pada penderita tukak lambung mengalami peningkatan pepsin yang berasal dari

pepsinogen. Pepsin menyebabkan degradasi mucus yang merupakansalah satu factor

lambung. Oleh karena itu terjadilah penurunan fungsi sawar sehingga mengakibatkan

penghancuran kapiler dan vena kecil. Bila hal ini terus berlanjut akan dapat

memunculkan komplikasi berupa pendarahan.

Perdarahan pada ulkus peptikum bisa terjadi disetiap tempat, namun yang

tersering adalah dinding bulbus duodenum bagian posterior, karena dekat dengan

arterigastroduodenalis atau arteri pankreatikoduodenalis. Kehilangan darah ringan dan

kronik dapat mengakibatkan anemi defisiensi besi. Disamping itu perdarahan juga dapat

memunculkan gejala hemateneses dan melena. Pada pendarahan akut akibat ulkus

peptikum dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan volume cairan (MK III).

Proses ulkus peptikum yang terus berlanjut, selain berakibat pendarahan dapat pula

berakibat terjadinya perforasi.perforasi yang berlanjut dapat menembus organ sekitarnya,

termasuk peritoneum. Bila ulkus telah sampai diperitonium dapat terjadi peritonitis

akibat infasi kuman. Obstruksi merupakan salah satu komplikasi dariulkus peptikum.

Obstruksi biasanya dijumpai di daerah pylorus, yang disebabkan oleh peradangan,

edema, adanya pilorusplasme dan jaringan parut yang terjadi pada proses penyembuhan

ulkus. Akibat adanya obstruksi bisa timbul gejala anoreksia, mual, kembung dan vomitus

setelah makan.

Klasifikasi

Klasifikasi ulkus berdasarkan lokasi:

Ulkus duodenal Ulkus Lambung

Insiden

Usia 30-60 tahun

Pria: wanita3:1

Terjadi lebih sering daripada ulkus lambung

Insiden

Biasanya 50 tahun lebih

Pria:wanita 2:1

Tanda dan gejala

Hipersekresi asam lambung

Dapat mengalami penambahan berat badan

Nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; sering

terbangun dari tidur antara jam 1 dan 2 pagi.

Tanda dan gejala

Normal sampai hiposekresi asam lambung

Penurunan berat badan dapat terjadi

Nyeri terjadi ½ sampai 1 jam setelah makan;

jarang terbangun pada malam hari; dapat

Page 32: Windhu Lbm 2 Git

Makan makanan menghilangkan nyeri

Muntah tidak umum

Hemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus

lambung tetapi bila ada milena lebih umum

daripada hematemesis.

Lebih mungkin terjadi perforasi daripada

ulkus lambung.

hilang dengan muntah.

Makan makanan tidak membantu dan kadang

meningkatkan nyeri.

Muntah umum terjadi

Hemoragi lebih umum terjadi daripada ulkus

duodenal, hematemesis lebih umum terjadi

daripada melena.

Kemungkinan Malignansi

Jarang

Kemungkinan malignansi

Kadang-kadang

Faktor Risiko

Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal

kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress.

Faktor Risiko

Gastritis, alkohol, merokok, NSAID, stres

F. Gejala Klinis

Gejala-gejala ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa

bulan dan bahkan dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab

yang dapat diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30%

mengalami perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.

1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau

sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri

terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi

dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi

dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus

sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam

atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak

digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan

dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan

garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada

epigastrium.

2. Pirosis (nyeri uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada

esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam.

Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.

Page 33: Windhu Lbm 2 Git

3. Muntah : meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat

menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan

parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di

sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh mual,

biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan asam

lambung.

4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan

sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan

gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya

tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.

Diagnosis

Anamnesis

Gejala:

1. Nyeri abdomen yang sering terasa seperti rasa terbakar, kembung, perasaan perut

penuh

2. Nyeri nokturnal atau rasa nyeri pada malam hari umumnya antara pukul 12 malam

hingga 3 pagi

3. Tingkat keparahan nyeri akibat ulkus bervariasi pada beberapa pasien, dan mungkin

bersifat musiman terutama pada penderita yang tinggal dinegara empat musim. Episode nyeri

dapat berlangsung dalam beberapa minggu yang diikuti dengan periode bebas nyeri dalam

kurun waktu mingguan hingga tahunan.

4. Adanya perubahan karakter nyeri dapat menunjukan adanya komplikasi

5. Mulas, bersendawa, dan kembung yang sering disertai rasa nyeri

6. Mual, muntah dan anoreksia lebih sering terjadi pada pasien ulkus lambung dibanding

ulkus duodenum

Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan adanya nyeri, nyeri tekan epigastrik atau

distensi abdominal.

2. Bising usus mungkin tidak ada.

3. Penurunan berat badan sebagai konsekuensi dari gejala mual, muntah dan anoreksia

4. Ditemukannya komplikasi seperti pendarahan, perforasi, penetrasi dan obstruksi

Page 34: Windhu Lbm 2 Git

Dalam penentuan diagnosa ulkus peptikum, maka perlu dilakukan sejumlah pemeriksaan,

diantaranya:

1. Data pengujian asam lambung Pemeriksaan sekretori lambung merupakan nilai yang

menentukan dalam mendiagnosis aklorhidria(tidak terdapat asam hdroklorida dalam

getah lambung) dan sindrom zollinger-ellison. Nyeri yang hilang dengan makanan

atau antasida, dan tidak adanya nyeri yang timbul juga mengidentifikasikan adanya

ulkus.

2. Pengujian konsentrasi gastrin lambung puasa, bila pasien tidak responsif terhadap

terapi yang telah diberikan, atau pada pasien yang diduga mengalami hipersekresi

gastrin

3. Pasien ulkus peptikum akan menunjukan hasil pengujian hematokrit dan hemoglobin

yang rendah bila disertai dengan pendarahan, dan hasil tes hemmocult terhadap tinja

positif

4. Feces dapat diambil setiap hari sampai laporan laboratorium adalah negatif terhadap

darah samar.

5. Uji Helicobacter pylori  dapat ditentukan dengan biopsy dan histology melalui

kultur, meskipun hal ini merupakan tes laboratorium khusus. serta tes serologis

terhadap antibody pada antigen H. Pylori.

6. Serat optik diatas endoskopi (eshophagogastroduodenoscopy), pemeriksaan ini dapat

mendeteksi lebih dari 90% pasien ulkus peptikum dan memungkinkan untuk

inspeksi, biopsi, visualisasi erosi superfisial, situs pendarahan aktif secara langsung.

7. Radiografi dengan kontras barium tunggal rutin dapat mendeteksi 30% ulkus

peptikum dan dengan kontras ganda dapat mendeteksi 60-80% ulkus peptikum

Page 35: Windhu Lbm 2 Git

15. Jelaskan proses healign pada ulkus peptikum ?Perdarahan pada ulkus peptikum bisa terjadi disetiap tempat, namun yang tersering adalah dinding bulbus duodenum bagian posterior, karena dekat dengan arterigastroduodenalis atau arteri pankreatikoduodenalis. Kehilangan darah ringan dan kronik dapat mengakibatkan anemi defisiensi besi. Disamping itu perdarahan juga dapat memunculkan gejala hemateneses dan melena. Pada pendarahan akut akibat ulkus peptikum dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan volume cairan (MK III).Proses ulkus peptikum yang terus berlanjut, selain berakibat pendarahan dapat pula berakibat terjadinya perforasi.perforasi yang berlanjut dapat menembus organ sekitarnya, termasuk peritoneum. Bila ulkus telah sampai diperitonium dapat terjadi peritonitis akibat infasi kuman. Obstruksi merupakan salah satu komplikasi dariulkus peptikum. Obstruksi biasanya dijumpai di daerah pylorus, yang disebabkan oleh peradangan, edema, adanya pilorusplasme dan jaringan parut yang terjadi pada proses penyembuhan ulkus.

Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Page 36: Windhu Lbm 2 Git

16. Komplikasi dari scenario ?

Komplikasi Potensial1. Hemoragi-gastrointestinal atas, gastritis dan hemoragi akibat ulkus

peptikum adalah dua penyebab paling umum perdarahan saluran GI.

2. Perforasi, merupakan erosi ulkus melalui mukosa lambung yang menembus ke dalam rongga peritoneal tanpa disertai tanda.

3. Penetrasi atau Obstruksi, penetrasi adalah erosi ulkus melalui serosa lambung ke dalam struktur sekitarnya seperti pankreas, saluran bilieratau omentum hepatik.

4. Obstruksi pilorik terjadi bila areal distal pada sfingter pilorik menjadi jaringan parut dan mengeras karena spasme atau edema atau karena jaringan parut yang terbentuk bila ulkus sembuh atau rusak.

Sumber : Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGCBrunner dan Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

17. Penatalaksanaan dari skenario ?

Terapi

Hasil yang Diharapkan dalam Terapi Ulkus Peptikum

Perawatan dan terapi ulkus peptikum kronis bervariasi pada tiap individu tergantung pada

etiologinya, apakah disebabkan infeksi HP atau sebagai induksi AINS atau mungkin karena

adanya faktor lain. Disamping harus juga memperhitungkan komplikasi penyertanya. Secara

umum terapi ulkus peptikum bertujuan utuk:

1. Menghilangkan/mengurangi rasa sakit

2. Menyembuhkan ulkus

3. Mencegah kekambuhan

4. Mencegah/mengurangi timbulnya komplikasi

Sedangkan pada pasien dengan ulkus peptikum aktif yang positif terinfeksi HP, tujuan

terapinya adalah:

1. Membasmi kuman HP

2. Menyembuhkan ulkus

Page 37: Windhu Lbm 2 Git

Dan pada pasien ulkus peptikum akibat induksi AINS tujuan terapinya adalah untuk

menyembuhkan ulkus secepat mungkin. Pasien yang beresiko tinggi mengalami ulkus

peptikum harus beralih dari AINS nonselektif ke AINS yang selektif pada COX-2, atau harus

diberi terapi pendukung obat profilaksis untuk mengurangi resiko ulkus dan komplikasinya. 

Pendekatan Umum Terapi Ulkus Peptikum

Terapi penyakit ulkus peptikum pada dasarnya adalah dengan membasmi pertumbuhan HP

dan mengurangi resiko ulkus akibat AINS. Obat-obatan yang berupa antibiotika

(klaritromisin, metronidazole, amoksisilin dan garam-garam bismut) dan antisekretori seperti

pompa proton inhibitor (PPIs) dan H2 Reseptor antagonist (H2RAs) digunakan untuk

meringankan dan menyembuhkan ulkus serta membasmi bakteri HP.

PPIs dan H2RAs serta sukralfat digunakan untuk terapi ulkus akibat induksi AINS dan

terbukti negatif infeksi HP, namun pasien dengan terapi ini beresiko tinggi mengalami

kekambuhan ulkus jika penggunaan AINS terus berlanjut. Terapi pendukung untuk

profilaksis ulkus pada pasien pengguna AINS dapat berupa PPIs atau misoprostol. Mengganti

jenis AINS nonselektif dengan AINS yang selektif COX-2 juga terbukti efektif dalam

mengurangi dan mencegah ulkus akibat induksi AINS.

Modifikasi diet bagi orang-orang yang kurang mampu mentoleransi makanan tertentu juga

perlu dilakukan disamping perlunya melakukan modifikasi gaya hidup seperti mengurangi

stres, mengurangi/menghilangkan kebiasaan merokok.

Terapi Nonfarmakologi

1. Mengurangi/menghilangkan stres psikologis, kebiasaan merokok dan penggunaan

AINS

2. Menghindari makanan/minuman tertentu yang dapat merangsang ulkus seperti

makanan pedas, kafein dan alkohol

3. Mengganti penggunaan AINS nonselektif dengan asetaminofen, salisilat

takterasetilasi (misal salsalat) atau AINS selektif COX-2 untuk mengatasi timbulnya rasa

nyeri

4. Dalam kondisi tertentu, ulkus peptikum memerlukan tindakan pembedahan

Terapi Farmakologi

Page 38: Windhu Lbm 2 Git

Terapi ulkus peptikum positif terinfeksi HP

Terapi ini harus diberikan pada kondisi pasien berikut:

1. Ulkus lambung dan duodenum (aktif ataupun tak aktif), termasuk pada kondisi ulkus

yang parah dan berkomplikasi, dan sebagai tindak lanjut dari tindakan operasi ulkus

peptikum

2. Lymphoma jaringan limfoid yang berhubungan dengan mukosa (MALT)

3. Perubahan mukosa atrofik lambung (gastritis atrofik)

4. Pasca reseksi kanker lambung

5. Pasien terinfeksi atau beresiko terinfeksi HP

6. Pengguna AINS

7. Dispepsia nonulkus

8. Pasien dengan penyakit refluks gastroeshophageal yang menerima terapi PPIs jangka

panjang

Terapi untuk membasmi HP dapat dilihat dalam tabel ini .

Terapi untuk Menyembuhkan/menjaga Penyembuhan Ulkus

1. PPIs dapat dipilih diantara alternatif berikut Omeprazole 20-40 mg/hari, atau

lanzoprazole 15-30 mg/hari, atau pantoprazole 40 mg/hari, atau esomeprazole 20-40 mg/hari.

Page 39: Windhu Lbm 2 Git

2. Antagonis reseptor H2 (H2RAs) dapat berupa simetidin 4x300 mg/hari atau 2x400

mg/hari atau 800 mg/hari sebelum tidur, dosis maintenance 800 mg sebelum tidur.

Atau Ranitidin 2x150 mg atau 1x300 mg sebelum tidur, dengan dosis maintenance 150-300

mg sebelum tidur. Atau famotidin 2x20 mg atau 1x40 mg sebelum tidur, dengan dosis

maintenance 20-40 mg sebelum tidur.

3. Sukralfat 4x1 mg atau 2x2 mg dengan dosis maintenance 2x1-2 mg/hari.

Komplikasi Potensial

5. Hemoragi-gastrointestinal atas, gastritis dan hemoragi akibat ulkus peptikum adalah

dua penyebab paling umum perdarahan saluran GI.

6. Perforasi, merupakan erosi ulkus melalui mukosa lambung yang menembus ke dalam

rongga peritoneal tanpa disertai tanda.

7. Penetrasi atau Obstruksi, penetrasi adalah erosi ulkus melalui serosa lambung ke

dalam struktur sekitarnya seperti pankreas, saluran bilieratau omentum hepatik.

8. Obstruksi pilorik terjadi bila areal distal pada sfingter pilorik menjadi jaringan parut

dan mengeras karena spasme atau edema atau karena jaringan parut yang terbentuk

bila ulkus sembuh atau rusak.

Sumber :

Prince, Sylvia A., Lorraine McCarty Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit. Jakarta: EGC

Brunner dan Suddart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Page 40: Windhu Lbm 2 Git