24

Why Christian Kids Leave the Faith

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penulis Tom Bisset berbicara dengan mereka yang mpernah meninggalkan imannya. Dengan keterbukaan dan kejujuran, ia menemukan inti masalahnya dengan menanyakan: -Mengapa Anda meninggalkan iman Anda? -Adakah sesuatu yang dapat seseorang lakukan atau katakan yang mungkin mengubah keputusan Anda? Ternyata ini bukanlah sekadar buku tentang "mengapa mereka meninggalkan imannya?". Penulis buku ini mengeksplorasi empat alasan dasar mengapa orang menolak imannya dan apa yang dapat Anda lakukan untuk menolong seseorang yang bergumul dengan masalah ini. Dan mungkin, yang paling penting, Anda akan mendapatkan wawasan dan saran praktis untuk mengkomunikasikan iman Kristen kepada generasi selanjutnya.

Citation preview

Page 1: Why Christian Kids Leave the Faith
Page 2: Why Christian Kids Leave the Faith
Page 3: Why Christian Kids Leave the Faith
Page 4: Why Christian Kids Leave the Faith

Why Christian Kids Leave the FaithCopyright © 1992 by Tom BissetTranslated and Published by special arrangement withDiscovery House Publishers, 3000 Kraft Avenue SE, Grand Rapids,Michigan 49512 USA and PT Duta Harapan Dunia, JL. Tampak Siring Blok KJC No. 10 Jakarta Barat Rukan Bisnis, Daan Mogot Baru 11840 Indonesia

Penerjemah : Slamat P. SinambelaPenyunting : Denny PranoloProof reader : James YanuarDesain cover & layout : Felly Meilinda

Diterbitkan oleh:PT. VISI ANUGERAH INDONESIAJalan Karasak Lama No.2 - Bandung 40235Telp : 022-522 5739 - Fax : 022-521 1854Email : [email protected]

ISBN 978-602-8073-12-5Cetakan pertama, Juli 2014Indonesian Edition © Visipress 2013

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi buku ini tanpa seizin Penerbit.

Member of CBA IndonesiaNo : 05/PBL-BS/1108/CBA-Ina

Member of IKAPINo : 185/JBA/2010

Page 5: Why Christian Kids Leave the Faith
Page 6: Why Christian Kids Leave the Faith
Page 7: Why Christian Kids Leave the Faith

7

Dari Penulis…

Orang-orang dalam buku ini nyata dan kejadian-kejadian yang disebutkan di dalamnya sungguh-sungguh terjadi. Namun, seluruh nama telah saya ganti, kecuali nama

anggota keluarga saya. Ada beberapa fakta yang saya ubah, seba-gian perubahannya cukup besar, untuk menjaga kerahasiaan iden-titas asli narasumber dan keluarganya. Apabila terdapat kesamaan nama, atau kejadian itu hanyalah kebetulan belaka.

Page 8: Why Christian Kids Leave the Faith
Page 9: Why Christian Kids Leave the Faith

9

Mengapa Orang-orangMeninggalkan Imannya?Empat Alasan Utama Orang Menyangkali Iman Mereka

1.19

PAULOrang-orang Meninggalkan Iman Mereka karena Mempunyai Pertanyaan-pertanyaan Mengganggu yang Tak Terjawab tentang Iman Mereka

2. 33

Pendahuluan

Ucapan Terima Kasih

13

11

Daftar isi

Iman dari Buktidan HarapanBelajar Tidak Ragu Menghadapi Pertanyaan yang Menguji Iman

3.51

DEMAS DAN SUSANOrang-orang Meninggalkan Imannya karena Bagi Mereka Iman Tidak Ada Gunanya

4. 63

Meninggalkan Iman Bukanlah Hal yang Kebetulan atau Terjadi Begitu Saja

Page 10: Why Christian Kids Leave the Faith

Iman yang BerhasilMenyampaikan Injil yang Terbuka kepada Orang yang Dikecewakan Imannya

5. 73

BILLOrang Meninggalkan Imannya karena Hal Lain dalam Hidupnya Menjadi Lebih Penting

6. 87

Iman yang BertahanMenguatkan Iman Generasi Berikut

7. 101

CHRISOrang-orang Meninggalkan Imannya Karena Mereka Tidak Pernah Memilikinya Secara Pribadi

8. 115

Iman yang SejatiMenjamin Kebebasan Rohani Anak-anak

9. 125

Faktor “X” dalamPenyangkalan ImanVariabel Tak Terduga yang Menyebabkan Orang PercayaMeninggalkan Imannya

10. 145

Apakah KepribadianMemengaruhi Kerohanian?

Watak Anak Anda Berhubungan dengan Pengalaman Imannya

11. 157

Anak-anak Kristenyang SempurnaOrang-orang Meninggalkan Imannya Karena Mereka Tidak Pernah Memilikinya Secara Pribadi

12. 169

10

Page 11: Why Christian Kids Leave the Faith

11

Alasan untuk BerharapCepat atau Lambat, Banyak Orang yang Meninggalkan Iman Akan Kembali

13. 181

Mereka yang MeninggalkanImannya dan Tetap Menjauh

Menemukan Dorongan Bahkan Saat Berhadapan dengan Kebenaran yang Suram

14. 197

Wawancara denganTiga BersaudaraSebuah Pengamatan Terhadap Pertanyaan yang Paling Menarik dari Penolakan Iman

15. 215

Suatu PercakapanBersama Dua OrangtuaBerbagi Beban Tentang Memiliki Anak yang Hilang

16. 241

Suara yang BerbicaraMemercayai Allah untuk Mencari dan Menyelamatkan Mereka yang Terhilang

17. 259

Epilog 269Pertanyaan yang Harus Dihadapi Setiap Orang yang Meninggalkan Imannya

Catatan 277

Page 12: Why Christian Kids Leave the Faith
Page 13: Why Christian Kids Leave the Faith

13

ucaPan terima Kasih

Buku pertama tak pernah mudah untuk ditulis.

Awalnya sangat bersemangat, kemudian berubah menjadi putus asa dalam sekejap; keyakinan timbul sesaat diikuti

kebimbangan. Suatu hari Anda tidak sabar untuk menuangkan ide-ide ke dalam komputer, tetapi di hari lainnya Anda tidak punya ide sama sekali.

Di dalam ketidakpastian ini, seseorang membutuhkan teman-teman atau orang yang mampu memberikan dukungan, saran bijaksana, dan kritikan yang membangun. Saya sangat ingin ber-terima kasih kepada semua teman yang telah membantu saya.

Pertama, saya berterima kasih kepada Joel Freeman, pendeta setempat dan penulis andal yang telah mendorong saya untuk menulis buku dan yang awalnya menghubungkan saya dengan penerbit. Saya telah mendapatkan begitu banyak bantuan dari staf-staf WRBS, yang bersedia membaca setiap bab dan memberikan

Page 14: Why Christian Kids Leave the Faith

14 Why Christian Kids Leave the Faith

masukan; David Paul, pembawa berita yang luar biasa, khususnya untuk komentar tajamnya. Rev. Dave Shive, yang telah mendukung saya dari awal. Ia dan Kathy, istrinya, telah membaca seluruh nas-kah saya dan memberikan beberapa tinjauan kritis yang penting. Kevin Cowherd, kolumnis Baltimore Evening Sun dan teman main te-nis saya, yang selalu mendukung saya. Dr. Doris Morgan, direktur Metro-Maryland Counseling Center, yang telah membaca bebe-rapa bagian naskah dan memberikan saran-saran yang membantu. Editor saya, Den Benson, yang dengan sangat luar biasa memberi dukungan dan pengertian. Dan yang terpenting: ia sabar. Terima kasih juga untuk seluruh narasumber yang telah bersedia untuk diwawancarai.

Yang terakhir, untuk istriku tercinta, Mary Ruth, tanpa du-kungan dan dorongannya saya tidak akan pernah mencoba proyek ini.

Page 15: Why Christian Kids Leave the Faith

15

PenDahuluan

Manusia mulai menjauh dari Allah sejak awal sejarah ma-nusia.

Adam dan Hawa menjauh dari Allah. Kain juga melakukannya. Demas telah berpaling dari kepercayaannya dan pergi ke kota Tesalonika yang gemerlap. Kaum Puritan Amerika kesulitan mengatasi anak-anak mereka yang tidak mau patuh dan menciptakan berbagai cara untuk mencegah serangan roh jahat terhadap generasi penerus mereka.1 Minggu lalu, seorang teman menghubungi saya, hatinya remuk karena istrinya menyangkali dirinya, pernikahan mereka, dan imannya kepada Allah.

Mengapa hal ini terjadi? Apa yang menyebabkan seseorang yang tumbuh di dalam keluarga Kristen menolak imannya? Tidak banyak pilihan di dalam kehidupan yang lebih sulit dan menyakit-kan bagi semua pihak. Namun orang-orang telah membuat kepu-tusan yang amat penting itu dari masa ke masa dan terus melaku-kannya. Mengapa?

Meninggalkan ImanBukanlah Hal yang Kebetulan atau Terjadi Begitu Saja

Page 16: Why Christian Kids Leave the Faith

16 Why Christian Kids Leave the Faith

Meninggalkan iman bukanlah hal yang kebetulan atau terjadi begitu saja. Orang-orang yang meninggalkan imannya kepada Allah melakukannya karena alasan khusus. Jika kita memahami alasan-alasan tersebut, kita dapat membantu mereka yang sedang dalam pergumulan yang sama. Kita juga dapat mengurangi risiko penolakan iman dalam diri orang lain, termasuk anak-anak kita, yang mungkin berpotensi meninggalkan iman mereka.

Dalam buku ini, saya menguraikan 4 alasan mendasar menga-pa orang-orang meninggalkan iman Kristennya.

Saya menemukan alasan-alasan ini melalui dua cara: 1. Me-wawancarai orang-orang yang telah meninggalkan imannya. 2. Meneliti literatur tentang “keluar dari iman” – begitu sebutan para sosiolog yang memelajari “fenomena meninggalkan iman” dalam konteks yang lebih luas.

Bukti-buktinya ada di sana. Kita mengetahui mengapa hal itu terjadi. Yang kita perlukan adalah berusaha melihat dan memahami, kemudian bertindak berdasarkan apa yang kita pahami. Tambahkan kepada pemahaman dan tindakan ini iman bahwa Allah akan menolong kita ketika kita menawarkan kasih dan bimbingan bagi jiwa-jiwa yang bermasalah. Yang benar-benar paling menghibur ketika memikirkan tentang penolakan iman adalah bahwa Allah lebih peduli daripada kita terhadap domba-domba yang meninggalkan-Nya.

Saya memilih menulis buku ini dengan gaya penulisan ana-litis/anekdot. Saya menggunakan kombinasi mengajar dan ber-cerita untuk menjelaskan mengapa orang-orang meninggalkan iman Kristennya. Apabila penjelasan saya tidak cukup, saya ber-harap beberapa ilustrasi yang ada dapat membantu Anda untuk lebih memahaminya. Saya juga menawarkan beberapa saran prak-tis bagi para orangtua atau masyarakat untuk dapat mengurangi

Page 17: Why Christian Kids Leave the Faith

17Pendahuluan

dan mencegah anak-anak menolak iman mereka. Dalam setiap kasus, saya menyertakan beberapa kisah tentang orang-orang yang meninggalkan iman diikuti dengan bab-bab yang lebih analitis dan praktis.

Pada bagian berikutnya, saya menyertakan beberapa bab yang berisi topik-topik yang berhubungan, termasuk pandangan ter-hadap masalah yang berat dan penderitaan, yang merupakan ba-gian dari pengalaman orang-orang yang terlibat. Saya juga meli-hat harapan yang dimiliki setiap orangtua Kristen dan saya tutup dengan beberapa komentar tentang solusi terbaik bagi fenomena penolakan iman.

Namun sebelum saya mulai, ada beberapa hal yang ingin saya garis bawahi terlebih dahulu.

1. Buku ini tidak hanya membahas tentang remaja. Tentu saja mereka termasuk di dalamnya, namun bukan fokus uta-ma. Buku ini berisi tentang kehidupan orang-orang yang ber-tumbuh di dalam keluarga Kristen dan telah memilih untuk meninggalkan iman mereka pada titik tertentu, tidak peduli pada umur berapa pun.

Menolak iman adalah sebuah proses dan tidak terjadi be-gitu saja. Terkadang hal ini terjadi di usia remaja, tetapi ada juga orang yang setelah puluhan tahun memutuskan mening-galkan imannya. Seorang anak misionaris yang saya wawan-carai mengalami goncangan iman saat usianya baru sekitar tiga puluhan. “Saya tidak pernah tahu bahwa saya benar-benar marah kepada Allah hingga saya berumur tiga puluh tahun,” katanya dengan sangat menyesal. “Saya terlalu sibuk melayani Allah dan melakukan hal yang benar tanpa mengambil waktu

Page 18: Why Christian Kids Leave the Faith

18 Why Christian Kids Leave the Faith

untuk memikirkan kesungguhan iman saya.”

2. Buku ini bukan tentang orang yang tumbuh sebagai anggota gereja Nazarene dan kemudian memilih menjadi anggota gereja Protestan, atau tentang anggota gereja Pan-tekosta yang menjadi anggota gereja Baptis, atau anggota ge-reja non-Karismatik yang menjadi anggota gereja Karismatik. Ini mungkin seperti perubahan besar bagi orangtua namun se-benarnya merupakan hasil perubahan sudut pandang anak. Ini semata-mata bagian dari proses perubahan dan perkembangan pribadi dan spiritual.

Perubahan besar dalam doktrin dasar adalah masalah yang berbeda. Namun sepanjang anak-anak masih terlibat dalam persekutuan yang injili, yang memercayai Alkitab, kita tak boleh melihat perpindahan ke denominasi lain ini sebagai ke-hilangan iman. Perubahan iman belum tentu meninggalkan iman.

3. Buku ini bukanlah tentang doktrin keselamatan. Saya mempertimbangkannya sebagai hal yang berbeda. Jika Anda ingin tahu tentang apakah seorang Kristen dapat kehilangan keselamatannya, sebaiknya Anda letakkan buku ini dan men-cari buku yang lain. Saya membahas “masalah meninggalkan iman” karena pengalaman, bukan karena “pertimbangan teo-logis.” Apa yang sebetulnya terjadi dalam kehidupan seseorang sehingga ia menyangkali imannya? Bagaimana perasaannya? Apa yang ia pikirkan? Mengapa?

Secara pribadi, saya percaya bahwa orang percaya yang se-jati menjadi milik Kristus selamanya. Namun, saya menyadari bahwa orang-orang yang bertumbuh dalam keluarga Kristen dan telah mengakui iman percayanya di dalam Kristus dapat menjauh dari Allah, dan dengan demikian memunculkan per-

Page 19: Why Christian Kids Leave the Faith

19Pendahuluan

tanyaan tentang apakah hidup mereka sungguh-sungguh ada di dalam Kristus. Saya menyerahkan penghakiman itu kepada Allah yang Mahatahu.

4. Ini adalah buku tentang pengharapan, bukan keputus-asaan. Mudah sekali kehilangan pengharapan dan terjebak mencari “apa yang salah”. Memang mengintrospeksi diri san-gatlah Alkitabiah dan bermanfaat dalam kondisi ini. Namun tak menguntungkan siapa pun tatkala kita menjadi patah se-mangat dan mulai meragukan bahwa anak-anak kita atau ke-luarga yang lain atau teman-teman akan dapat kembali lagi kepada Tuhan.

Jumlah orang yang menjauh dari Allah dan kembali lebih banyak daripada apa yang sebagian orang Kristen pikirkan. Tanyakan di seputar gereja Anda. Anda akan kaget berapa ba-nyak kenalan Anda yang dibesarkan di dalam keluarga Kristen, tetapi dulunya pernah jauh dari Allah. Wajar apabila kisah-kisah itu tidak diceritakan di depan umum, sehingga akhirnya kita tidak menceritakannya sama sekali. Namun sikap itu merugikan jemaat Tuhan, karena sebenarnya kisah kembalinya seseorang kepada Tuhan akan juga memberikan sukacita dan penguatan seperti halnya kesaksian dari seseorang yang dise-lamatkan.

Jadi, saat Anda membaca buku ini, ingatlah: ada pengharapan.

Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku! (Mazmur 42:6).

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak ber-buah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang

Page 20: Why Christian Kids Leave the Faith

20 Why Christian Kids Leave the Faith

tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari ku-rungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia mem-buat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku (Habakuk 3: 17-19). (penekanan dari saya)

Page 21: Why Christian Kids Leave the Faith

21

1

Mengapa Orang-orangMeninggalkan Imannya?

eff sedang minum secangkir kopi di meja dapur saat men-dengar kabar buruk itu.

Malam itu seperti biasanya. Tidak ada yang kelihatan berbeda. Jeff selalu menyeduh secangkir kopi setelah pulang kerja. Dan ia selalu duduk di kursi yang sama, terkadang sambil membaca koran atau memikirkan berbagai peris-tiwa yang dialaminya hari itu. Akan tetapi secangkir kopi yang diminumnya kali ini akan selalu membekas di dalam hidupnya.

Lynn, istri Jeff, perempuan dengan rambut gelap yang menarik, dan kelihatan lebih muda dari usianya, masuk ke dapur untuk menyiapkan makan malam. Tapi bukannya menata meja, ia malah menarik kursi dan duduk menghadap Jeff.

“Aku ingin mengatakan sesuatu, Jeff,” katanya lugas.

J

Empat Alasan UtamaOrang Menyangkali Iman Mereka

Page 22: Why Christian Kids Leave the Faith

22 Why Christian Kids Leave the Faith

Jeff meletakkan korannya. Ia paham maksud kalimat itu adalah sebuah pertanda. Ketika istrinya mengatakan kalimat itu, ada hal penting yang telah terjadi. Perasaan cemas mulai menghampiri-nya. Jeff menatap istrinya penuh harap.

“Baiklah, apa ada kesalahan yang kulakukan?” tanyanya sambil sedikit tersenyum.

“Aku sudah tak percaya lagi kepada Allah, Jeff. Aku merasa telah kehilangan imanku.” Lynn mulai menangis.

Jeff menatap istrinya. Ia sangat terkejut sampai tak mampu untuk segera memberi jawaban. Tidak lagi memercayai Allah? Ke-hilangan iman? Apa yang didengarnya sangat tidak masuk akal.

Memang benar, Lynn akhir-akhir tampak luar biasa kritis terhadap gereja dan beberapa teman-teman Kristennya, namun Jeff hanya menganggap hal ini sebagai kejenuhan sesaat yang akan segera berlalu. Bagaimana mungkin Jeff sama sekali tidak menyadari istrinya yang sedang berada pada situasi seperti ini? Bagaimana mungkin istrinya tidak lagi percaya kepada Allah?

Setelah Lynn berhenti menangis, ia mulai menceritakan ke-pada Jeff mengapa ia semakin menjauh dari iman Kristennya.

“Aku sudah lama merasa marah terhadap gereja,” ujarnya per-lahan. “Aku sudah berusaha mengatakannya kepadamu, tetapi kau tak pernah mendengarkan. Aku sudah lama bergumul dengan imanku…meragukan apa yang telah diajarkan padaku dan mem-pertanyakan apa yang sesungguhnya kupercayai…”

Karena merasa sudah tak perlu lagi merahasiakan apa pun, Lynn menceritakan semuanya. “Aku tahu ini sulit dipercaya, tapi aku sudah tak merasakan apa pun saat berada di gereja. Gereja hampir tak berarti bagiku. Aku hadir dan ikut ibadah, tetapi diriku tidak ada di sana. Selama setahun terakhir ini, aku semata-mata

Page 23: Why Christian Kids Leave the Faith

231# Mengapa Orang-orang Meninggalkan Imannya?

melakukannya untukmu dan anak-anak.”

Ia berhenti sejenak, menunggu tanggapan Jeff. Lalu ia melan-jutkan ceritanya.

“Masih ada lagi, Jeff,” katanya dengan suara lebih keras. “Aku sudah tidak pernah berdoa dan juga tidak pernah membaca Al-kitab. Bahkan membukanya pun aku tak sanggup.”

Lynn mulai menjelaskan bahwa ia melihat dirinya seperti se-seorang yang sedang dalam perjalanan untuk mencari tahu “siapa dirinya”. Ia mengatakan bahwa ia akan meneruskan pencarian itu tanpa peduli ke mana pun hal itu membawanya, bahkan jika itu menyebabkan ia kehilangan rumah tangga dan keluarganya.

Tidak ada lagi kepura-puraan. Tidak ada main-main. Lynn akan bicara kepada orangtuanya yang juga beragama Kristen dan menceritakan semua (dan ia telah melakukannya). Pencariannya akan terus berlanjut, kali ini terbuka bagi semua orang karena apa pun yang dipikirkan oleh orang lain sudah tak dipedulikannya.

Jeff menceritakan tentang istrinya kepada saya pada sebuah musim dingin, awal Januari, di Little Italy, sebuah restoran Italia di Baltimore. Ia menghubungi saya sehari sebelumnya dan ingin sesegera mungkin bertemu.

Saya merasa ada yang tidak beres, tetapi ia tidak mengatakan apa pun di telepon. Saat melihatnya, saya tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Ia terlihat kacau sekali. Tanpa maksud yang jelas, ia bermain-main dengan makanannya saat bercerita tentang istri-nya. Ia bertanya-tanya tentang apa yang telah terjadi pada istrinya. Mengapa? Bagaimana? Apa yang harus dikatakan atau dilakukan-nya? Apa maksudnya itu semua bagi keluarga dan pernikahannya?

Kami sudah berteman lama dan sebagai kakak rohaninya saya harus memberinya jawaban. Saya yakin bahwa saya telah mem-

Page 24: Why Christian Kids Leave the Faith

24 Why Christian Kids Leave the Faith

berikan pemahaman kepadanya. Saya mendengarkannya dan memberikan penghiburan. Hal itu baik. Tapi, saya juga yakin bah-wa saya telah gagal menjadi temannya untuk banyak hal pada saat itu.

Fakta sederhananya adalah walaupun saya tahu beberapa ala-san orang-orang menolak imannya, sebenarnya saya tidak benar-benar memahaminya. Yang saya tahu adalah bahwa orang-orang yang mengaku Kristen—mereka yang mengakui punya iman di dalam Yesus Kristus—terkadang berjalan menjauh dari iman-nya. Saya telah cukup banyak melihat hal ini sehingga saya paham bahwa dibesarkan dalam keluarga Kristen atau masuk di sekolah Kristen bukanlah jaminan akan menjadi orang-orang Kristen yang berkomitmen.

Saya terguncang oleh kisah Jeff, terutama oleh penderitaan dan ketidakberdayaannya. Saya merasa sangat terganggu karena saya tidak bisa menolongnya. Berbagai pertanyaan mengganggu pikiran saya.

Mengapa hal ini terjadi? Bagaimana mungkin sesuatu yang sa-ngat indah dan menarik seperti Injil Yesus Kristus menjadi sangat tak menarik dan bahkan menjadi menjijikkan sehingga seseorang tega melawan keluarga, teman-teman, dan semua yang sudah akrab dan aman supaya menjauh dari semuanya itu?

Ya, orang-orang meninggalkan imannya. Namun apakah me-reka harus melakukannya? Tentu saja ada alasan-alasan yang dapat dipahami dengan jelas mengapa orang-orang yang dibesarkan dalam keluarga Kristen memilih untuk meninggalkan imannya. Dan tentu saja, pasti ada cara, strategi, metode—apalah nama-nya—untuk mencegah tindakan tragis meninggalkan iman ini.

Saat meninggalkan restoran pada siang kelabu itu, saya mem-