26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam bidang kedokteran gigi, banyak sekali instrumen maupun bahan yang digunakan, salah satunya adalah wax atau malam. Malam dalam kedokteran gigi tidak lain harus memiliki syarat tertentu sehingga malam tersebut mampu memenuhi kebutuhan baik itu malam yang digunakan secara direct ataupun indirect. Pada proses laboratorium malam dental digunakan dalam banyak kepentingan, dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis malam dan sifat dari masing-masing malam dental. Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi berasal dari tiga sumber utama, yaitu : a. Mineral, seperti malam paraffin b. Serangga, seperti malam beeswax c. Tumbuhan, seperti malam ceresin dan carnauba Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain : 1. Malam model : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan untuk pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang digunakan untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan dimensi ketika dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu kamar. 1

Wax Dental

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ibtkg 1

Citation preview

Page 1: Wax Dental

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam bidang kedokteran gigi, banyak sekali instrumen maupun bahan

yang digunakan, salah satunya adalah wax atau malam. Malam dalam kedokteran

gigi tidak lain harus memiliki syarat tertentu sehingga malam tersebut mampu

memenuhi kebutuhan baik itu malam yang digunakan secara direct ataupun

indirect. Pada proses laboratorium malam dental digunakan dalam banyak

kepentingan, dan penggunaannya disesuaikan dengan jenis malam dan sifat

dari masing-masing malam dental.

Konstitusi dasar malam yang dipergunakan di kedokteran Gigi berasal dari

tiga sumber utama, yaitu : 

a. Mineral, seperti malam paraffin 

b. Serangga, seperti malam beeswax

c. Tumbuhan, seperti malam ceresin dan carnauba 

Ada beberapa jenis malam berdasarkan penggunaannya, antara lain :

1. Malam model :

Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk keperluan membuat pola dan

untuk pencatatan relasi rahang dalam bentuk gigi tiruan. Malam model yang

digunakan untuk keperluan klinik hendaknya tidak mengalami perubahan

dimensi ketika dipanaskan pada suhu mulut dan didinginkan pada suhu

kamar. 

2. Malam lembaran tuang :

Malam jenis ini tersedia dalam bentuk lembaran dengan ketebalan tertentu.

Bahan malam tuang dan komponen polimer harus dibakar habis dari

bumbung tuang tanpa meninggalkan residu.

3. Malam inlay :

Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola inlay, yang

dapat dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model. 

4. Carding dan Boxing wax :

1

Page 2: Wax Dental

Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk melekatkan gigi tiruan pada

tempatnya dan untuk membuat dinding batas cetakan sebelum dilakukan

pengisian.

5. Malam perekat/sticky wax :

Malam jenis ini berbentuk batang yang mudah patah/brittle, warna kuning,

terbuat dari beeswax dan beberapa resin alami. Bahan ini hendaknya mudah

dilepas dengan air mendidih dan memiliki kontraksi minimal sewaktu

pendinginan untuk mencegah bergeraknya bagian-bagian yang hendak

disambung. 

1.2 Tujuan

1. Mengetahui berbagai macam-macam yang digunakan di kedokteran

gigi dan kegunaannya

2. Memahami sifat-sifat malam dental di kedokteran gigi

3. Memahami cara memanipulasi malam dental

2

Page 3: Wax Dental

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fungsi Malam Kedokteran Gigi

Malam gigi (dental wax) pada mulanya digunakan di kedokteran gigi sejak

awal abad 18 sebagai bahan cetak. Dalam perkembangan selanjutnya, malam

digunakan untuk berbagai prosedur klims dan laboratoris. Sebagai contoh, untuk

membuat pola malam gigi tiruan cekat (wax pattern), mereposisi gigi tiruan

sebagian yang patah (sticky wax), dan membatasi cetakan sebelum diisi gips

(boxingin wax). (Annusavice, 2003)

2.2 Komponen Malam Kedokteran Gigi

Malam adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi

meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu

yang lebih tinggi. Malam yang berasal dari alam (natural waxes) ataupun sintetis

(synthetic waxes) memiliki sifat fisis dan kimawi yang berbeda-beda. Perlu

dilakukan pencampuran beberapa jenis malam untuk mendapatkan malam gigi

dengan sifat yang sesuai dengan kebutuhan. Malam gigi biasanya terdiri dari dua

atau lebih komponen, dapat berupa malam alami atau sintetis, resin, minyak (oils),

lemak (fats), dan pigmen (Annusavice, 2003). Komponen utama malam gigi

berupa malam alami atau sintetis. Dahulu, malam dikiasifikasikan berdasarkan

asalnya, yaitu : mineral, turnbuhan, insekta, dan binatang. Kiasifikasi yang lebih

baik wialah berdasarkan komposisi kimiawinya. Dua kelompok utama bahan

organik yang terkandung dalam malam adalah hidrokarbon dan ester. Malam

terdiri dan kombiriasi bahan organik yang kompleks dan mempunyai berat

molekul yang tinggi. Komposisi setiap jenis malam sangat bervariasi, tergantung

sumbernya dan saat pengambilannya (Hattrick, 2003).

3

Page 4: Wax Dental

1. Malam alami

a. Parafin (Paraffin)

Asal : fraksi petroleum (minyak bumi) dengan suhu tinggi.

Komposisi : hidrokarbon jenuh rantai lurus , mengandung 26 - 30 atom karbon.

Titik lebur : 40 - 71 °C. Akan meningkat bila berat molekul (BM) bertambah

dan akan menurun bila mengandung minyak. Parafin kedokteran

gigi mengandung minyak 0,5%.

Sifat : Beberapa hidrokarbon mengalami perubahan kristal saat

pendinginan. Bentuk kristal berubah dan jarum ke plat pada suhu 5

- 8 °C di bawah titik lebur. Selama pemadatan dan pendinginan

terjadi kontraksi volumetrik 11-15%.

b. Mikrokristalin (Microcrystalline)

Asal : fraksi petroleum

Komposisi : Hidrokarbon rantai bercabang, dengan atom karbon 41 - 50.

Titik lebur : 60-91°C.

Sifat : Hampir sama dengan parafin, tetapi lebih tough (tegar) dan

fleksibel. Perubahan volume selama pengerasan lebih kecil

daripada parafin. Memiliki afinitas terhadap minyak. Kekerasan

dan kelekatannya dapat diubah dengan menambahkan minyak.

c. Ceresin

Asal : Destilasi petroleum alami yang dimumikan

Komposisi : Hidrokarbon rantai lurus dan bercabang.

4

Page 5: Wax Dental

Sifat : Memiliki BM dan kekerasan yang lebih tinggi dan yang tidak

dimurnikan. Fungsi : Meningkatkan titik lebur parafin.

d. Carnauba & Komposisi Titik lebur

Komposisi : Campuran ester rantai lurus, alkohol, asam dan hidrokarbon

Titik lebur : Carnauba 84 -91 °C Ouricury 79- 84°C

Sifat : keras, getas, dan titik lebur tinggi.

Fungsi : Memiliki kualitas yang baik dalam meningkatkan titik lebur dan

kekerasan parafin. Carnauba lebih efektif daripada ouricury.

Contoh : parafin bila ditambah 10% carnauba wax maka titik leburnya

akan meningkat dari 20 ke 46°C.

e. Candelilla

Komposisi : 40-60% hidrokarbon parafin yang mengandung 29-33 atom C,

alkohol, asam, ester, dan lactones.

Titik lebur : 68-75°C

Fungsi : Mengeraskan parafin. Tidak efektif untuk meningkatkan titik

lebur parafin.

f. Japan wax & Cocoa butter

Bukan malam asli tetapi terutama berupa lemak.

Komposisi : Japan wax terdiri dan glisenda asam palmitat dan stearat, asam

dengan BM tinggi. Cocoa butter berupa lemak yang terdiri dan

gliserida asam stearat, palmitat, oleat, dan laurat dan asam lemak

rendah lainnya.

Sifat : Japan wax bersifat tough, malleable, dan lekat.

Titik lebur : 51°C. Cocoa butter bersifat getas pada suhu kamar.

Fungsi : Japan wax bila dicampur parafin akan memperbaiki tackiness dan

emulsifying ability. Cocoa butter untuk proteksi terhadap dehidrasi

janngan lunak. proteksi temporer semen ionomer kaca dan

kelembaban selama pengerasan dan kekeningan setelah mengeras.

5

Page 6: Wax Dental

g. Beeswax

Malam insekta yang terutama digunakan di kedokteran gigi.

Komposisi : Campuran ester kompleks, terutama mengandung mirisil palmitat,

hidrokarbon jenuh dan tak jenuh, serta asam organik dengan BM

tinggi.

Titik lebur : 63 -70 °C

Sifat : Getas pada suhu kamar, plastis pada suhu tubuh.

Fungsi : 1. memodifikasi sifat parafin.

2. komponen utama sticky wax. (Craig, 2002)

2. Malam Sintetis

Banyak digunakan di kedokteran gigi, tetapi malam alami masih

menupakan komponen utama. Malam sintetis berupa bahan organik kompleks

dengan komposisi kimiawi yang berfariasi. Meski secara kimiawi berbeda dengan

malam alami, sifat fisisnya seperti malam alami. Kemurnian malam sintetis Iebih

tinggi dari malam alami.

CONTOH :

1. Polietilena

2. Polioksietilena glikol

3. Hidrokarbon halogenasi

4. Hidrogenasi

5. Ester hasil reaksi asam dan fatty alcohol

SIFAT:

1. Rentang lebur (melting range)

Malam kedokteran gigi lebih cenderung mempunyai melting range

danpada melting point karena malam tersebut terdiri dan molekul yang sama

tetapi berat molekulnya berbeda, atau beberapa tipe molekul yang berbeda dan

masing-masing memiliki variasi berat molekul. Sebagai contoh titik lebur parafin

44 - 62 °C, titik lebur carnauba wax 50 - 90 °C. Campuran parafin 75% dan

carnauba 25% memiliki titik lebur yang berbeda.

6

Page 7: Wax Dental

2. Suhu transisi padat-padat (solid-solid transition temperature)

Bila malam dipanaskan hingga di bawah titik lebur, terjadi transisi

padatpadat yaitu perubahan struktur kristal lattice yang stabil (biasanya

orthorombik) menjadi heksagonal. Pada keadaan tersebut malam dapat

dimampulasi tanpa menyerpih, robek atau stress. Transisi padat-padat ini juga

menentukan sifat fisis dan kesesuaian malam untuk berbagai prosedur klinis dan

laboratoris. Malam yang harus tetap kaku bila ada dalam mulut, hams memiliki

suhu transisi padatpadat di atas 37°C.

3. Ekspansi termis (thermal expansion)

Seperti bahan lain, malam akan mengembang/ekspansi bila suhu

meningkat dan akan mengkerut/ kontraksi bila suhunya menurun. Koefisien

ekspansi termis malam lebih besar danpada bahan lain di kedokteran gigi. Sifat

ekspansi termis linier bahan malam dapat dijelaskan berdasarkan kekuatan ikatan

valensi sekunder dan titik transisi. Malam yang berasal dari mineral umumnya

mempunyai koefisien ekspansi lebih besar dan malam tumbuhan. Malam mineral

ikatan valensi sekundemya lemah, bila suhu meningkat terjadi pergerakan yang

lebih besar pada komponennya, maka ekspansi termalnya lebih besar. Ekspansi

tennis mi berpengaruh terhadap ketepatan restorasi yang dibuat. Sebagai contoh,

malam dengan koeisien ekspansi tennis 350 x 10 / °C bila didinginkan dan suhu

37 ke suhu 20 derajat celcius akan mengalami pengkerutan linier sebesar hampir

0,6%. (Wilson, 1987)

4. Kekuatan mekanis

Modulus elastisitas, limit proporsional, dan kekuatan kompresi malam

lebih rendah daripada bahan lain. Sifat mekanis tersebut sangat dipengaruhi oleh

suhu.

5. Daya alir (flow)

Bila malam diberi beban pada waktu tertentu, akan terjadi deformasi atau

perubahan bentuk. Deformasi plastis dan prosentase daya alimya tergantung

temperatur. Di bawah suhu transisi, daya alirnnya rendah. Daya alir im penting

7

Page 8: Wax Dental

untuk malam inlay yang polanya dikerjakan secara direct. Pada suhu 5 derajat di

atas suhu mulut, daya alirnya harus besar, tetapi pada suhu mulut /37 derajat harus

tidak ada daya alirnya.

6. Stres internal (Internal stress)

Stres internal sering juga disebut residual stress. Malam memiliki

konduktivitas panas rendah, sehingga sukar mencapai pemanasan yang merata.

Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup di atas suhu

transisi padat-padat, maka akan terjadi stress dalam bahan. Bila malam

dipanaskan, terjadi pelepasan stress dan mengakibatkan distorsi. (Combe, 1992)

2.3 Klasifikasi

Malam gigi dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, seperti tampak

pada tabel berikut:

Malam pola digunakan untuk membuat model restorasi gigi dengan bentuk

dan ukuran yang ditentukan, kemudian dibuat cetakan dan corlcasting dengan

bahan aloi emas, aloi mkel kromium, atau resin. Malam pemrosesan terutama

digunakan sebagai alat tambahan pada pembuatan alat restorasi gigi, baik di klinik

maupun laboratorium. Malam sebagai bahan cetak sekarang digunakan secara

terbatas untuk mencetak rahang yang tidak bergigi dan undercut, umumnya

dikombinasikan dengan bahan cetak lain seperti zink oksida eugenol.

1. Inlay pattern wax

Guna : malam pola untuk restorasi gigi inlay, mahkota dan jembatan.

Komposisi : komponen utamanya adalah parafin, mikrokristalin, ceresin,

carnauba, candelilla, dan beeswax.

Contoh : parafin 60%, carnauba 25%, ceresin 10%, beeswax 5%.

8

Page 9: Wax Dental

Jenis : hard, medium/regular, dan soft, menunjukkan daya alirnya. Daya

alir dapat dikurangi dengan menambahkan carnauba atau parafin

dengan titik lebur tinggi. Daya alir dapat juga diatur dengan

menambahkan 1% resin.

Sediaan : warna biru tua, hijau, dan ungu sehingga kontras dengan warna

gigi. Bentuk batang/tongkat panjang 7,5 cm dan diameter 0,64 cm.

Ada juga bentuk pelet dan konus.

Sifat : akurasi dan kualitas casting sangat tergantung pada akurasi dan

detil pola malam, dengan demikian malam perlu memiliki sifat-

sifat fisis yang penting. Spesifikasi ANSI/ADA no. 4 untuk inlay

direct dan indirect. Malam bila dipanaskan akan mencair dan

menguap, diharapkan tidak ada sisa, sehingga akan menghasilkan

casting yang sempurna. Residu maksimum malam inlay adalah

0,10%. Ekspansi termal limer maksimal pada suhu 25 -30 °C

adalah 0,2% dan suhu 25-37 adalah 0,6%. Inlay pattern bertendensi

mengalami warp atau distorsi. Malam inlay terdiri dan 2 tipe, Tipe

I Hard untuk direct technic, dan Tipe II yang lebih lunak untuk

indirect technic.

2. Casting wax

Fungsi : pola kerangka logam gigi tiruan.

Komposisi : komposisi yang tepat tidak diketahui, tetapi hampir sama dengan

inlay wax.

Sediaan : berbentuk lembaran (tebal 0,32 - 0,4 mm), bentuk jadi, dan

gumpalan (bulk).

Sifat : lunak dan dapat diadaptasikan pada suhu 40 - 45 °C. Agak lengket

dan terfiksasi pada model keija gips. Mencetak dengan akurat

permukaan yang dilekatinya. Tidak getas waktu didinginkan.

Menguap pada suhu 500°C dan tidak meninggalkan lapisan kecuali

karbon.

3. Baseplate wax

Fungsi : (1) menentukan dimensi vertikal rahang pada pembuatan gigi tiruan

lengkap, dan

9

Page 10: Wax Dental

(2) malam pola plat dasar gigi tiruan lengkap dan sebagian, serta

alat orthodonsi. Komposisi : Terdiri dan 70 - 80% parafin I ceresin.

Contoh : Ceresin 80%, Beeswax 12%, Carnauba wax 2,5%, Resin 3%, dan

Mikrokristalin 2,5%.

Sediaan : Bentuk lembaran berukuran 7,6 x 15 x 1,3 cm, wama merah atau

merah muda. Ada 3 tipe, tipe I (lunak), tipe II (sedang), dan tipe III (keras).

Sifat : Syarat yang harus dipenuhi baseplate wax.

a. Ekspansi thermis limer pada suhu 25-40°C lebih kecil dari 0,8%.

b. Tidak mengiritasi jaringan mulut.

c. Tidak flaky / menyerpih dan melekat di jan.

d. Mudah diukir pada suhu 23°C.

e. Permukaan halus setelah di flaming (disentuhkan pada api).

f. Tidak berbekas pada porselen dan gigi tiruan.

g. Tidak mewamai gigi.

Terjadi residual stress pada perlekatan gigi tiruan dan disekitar gigi tiruan,

karena perbedaan suhu, pooling wax dengan spatula panas, dan manipulasi di

bawah suhu transisi. Model malam harus segera di proses agar akurasinya terjaga.

(Mc. Cabe, 1984)

2.4 Malam untuk Pemrosesan

1. Boxing wax

Fungsi : boxing (memberi batas) cetakan pada waktu diisi gips.

Sediaan : batang atau strip berwama hitam atau hijau.

2. Carding wax

Fungsi : melekatkan gigi artifisial pada plat display.

3. Utility wax

Fungsi : dilekatkan pada sendok cetak untuk memperbaiki kontur.

Komposisi : Beeswax, petrolatum dan malam lunak lain.

Sediaan : bentuk batang atau lembaran berwama merah ma atau oranye.

4. Sticky wax

Fungsi : Menyambung melekatkan patahan protesa gigi resin (reparasi)

dan logam (soldering).

10

Page 11: Wax Dental

Komposisi : Rosin, beeswax, pewarna, dan resin alami.

Sediaan : warna gelap atau terang.

Sifat : Pada suhu kamar bersifat getas, kuat dan tidak Iengket. Bila

dicairkan bersifat Iengket dan melekat kuat pada permukaan bahan.

Residu < 0,2%. Pengkerutan < 0,5% dari suhu 43 ke 28°C. Daya

alir pada suhu 30°C maksimum 5%, dan pada suhu 43°C minimum

90%. (Manappallil, 1998)

2.5 Malam untuk Cetak

1. Corrective impression wax

Fungsi : wax veneer pada cetakan untuk mendapatkan detil jaringan lunak.

Komposisi : malam hidrokarbon (parafin, ceresin, dan beeswax) dan partikel

logam.

Sifat : Daya alir 100% pada suhu 37°C. Distorsi waktu dikeluarkan dari

mulut.

2. Bite registration wax

Fungsi : mendapatkan artikulasi akurat dan rahang atas dan bawah.

Komposisi : dibuat dari casting wax sheet atau hard base plate wax. Terdiri dari

beeswax atau malam hidrokarbon (parafin & ceresin). Beberapa

malam jenis ini mengandung aluminium dan copper.

Sifat : Daya alir pada suhu 37°C adalah 2,5% -22%. Distorsi waktu

dikeluarkan dari mulut.

2.6 Cara Pelunakan Malam Gigi

Malam gigi dapat dilunakkan dengan 3 cara, yaitu dry heat, waterbath, dan

di atas api.

1. Dry heat Alat yang digunakan adalah oven atau annealer.

Malam dimasukkan ke dalam alat dengan temperatur tertentu hingga

malam menjadi lunak sesuai yang diinginkan. Cara ini menyebabkan pelunakan

malam yang merata sehingga memberikan hasil yang terbaik.

2. Waterbath

11

Page 12: Wax Dental

Alat yang digunakan adalah waterbath yang telah diisi air dengan

temperatur tertentu. Malam dimasukkan ke dalam waterbath hingga lunak sesuai

yang diinginkan. Cara ini memiliki 3 kelemahan. Pertama, akan terbentuk titik-

titik air di permukaan malam, sehingga bila malam dipanaskan kembali akan

terjadi percikan air tersebut. Kedua, Akan terbentuk lapisan malam saat dilakukan

pemolesan. Ketiga, Dapat terjadi distorsi model malam karena adanya perubahan

temperatur.

3. Diatas Api

Alat yang digunakan adalah lampu spiritus. Malam diletakkan pada udara

panas di atas nyala api hingga berkilat (shiny) kemudian dijauhkan. Perlakuan

tersebut diulang-ulang untuk bagian demi bagian malam hingga hangatnya merata

dan malam menjadi lunak secara keseluruhan. Pelunakan malam dengan cara mi

sulit menghasilkan malam yang pelunakannya merata.

2.7 Sifat Fisis Malam

Sifat fisis malam yang paling sering ditanyakan adalah titik cairnya.

Walaupun ini mungkin penting dalam industri, tetapi tidak demikian halnya di

kedokteran gigi di mana biasanya dipergunakan campuran berbagai malam. Sifat

fisis malam yang penting dalam pemakaiannya di kedokteran gigi selain

mengenail mudahnya dimanipulasi adalah:

Suhu transisi padat-padat

Ekspansi termis dan kontraksi termis

Flow/aliran

Internal stress/tegangan dalam (Craig, 2002)

2.8 Syarat Malam Kedokteran Gigi

Malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi

syarat sebagai berikut : 

Stabil pada suhu mulut 

Dapat mengisi rongga cetak 

Non iritan dan Non toxic 

Tidak meninggalkan residu

12

Page 13: Wax Dental

Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan  (Wilson,1987)

13

Page 14: Wax Dental

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat

1. Pisau Malam

2. Pisau Model

3. Pisau Gips

4. Lampu Spirtus

5. Pensil Tinta

6. chip blower

7. trimmer

8. Lap Halus

Bahan-bahan

1. Model rahang atas dan rahan bawah yang tidak bergigi

2. baseplate wax / malam merah

3.2 Tahap Pekerjaan :

1. Merapikan basis model dungeon pilau gips, member identities pada basis

model dengan pensil tinta.

2. Gambar outline pada model dengan pensil tinta, perhatikan daerah frednulum,

bebaskan daerah tersebut. Jika masih belum terampil menggambar outline

dengan baik bisa menggunakan pensil biasa terlebih dahulu, dan jika sudah

disetujui oleh instruktur outline ditebalkan menggunakan pensil tinta.

3. Satu lembar baseplate wax dibagi menjadi dua bagian sama besar. Satu bagian

baseplate wax digunakan untuk RA dapat langsung dimanipulasi, untuk yang

RB sebelum dimanipulasi bagian baseplate wax dipotong membenutk segitiga

atau seperti huruf V.

4. Siapkan lampu spirtus dengan api yang sedang, kemudian baseplate wax /

malam mulai dimanipulasikan dengan cara memanaskan malam diatas lampu

spirtus secara merata. Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat

letakkan lempeng mala diatas model kemudian tekan-tekan dengan

14

Page 15: Wax Dental

meggunakan ibu jari. Perhatikan saat menekan malam dengan ibu jari jangan

sampai merobek lembaran malam, jika malam menjadi keras panaskan

kembali diatas lampu spirtus.

5. Setelah semua permukaan malam menempel pada model, potong malam

sesuai dengan outline dengan menggunakan pisau model dan pisau malam,

dan rapikan seluruh tepinya.

6. Hasil maksimal adalah seluruh malam dapat diaplikasikan pada model dengan

ketebalan yang sama dan tepi yang rapi sesuai outline, halus dan permukannya

rata.

15

Page 16: Wax Dental

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum yang telah dilakukan, jenis malam yang digunakan adalam

malam merah atau cavex. Malam jenis ini biasa digunakan untuk keperluan

membuat pola dan pencatatan relasi rahang dalam pembuatan gigi tiruan.

Outline

Tahap yang pertama dilakukan saat praktikum adalah membuat

outline pada edentulous yang telah dibagikan yang akan digunakan sebagai

pedoman langkah berikutnya. Outline form digambar menggunakan pensil

biasa dan setelah jadi, barulah digunakan pensil tinta. Outline form sendiri

adalah garis nyata yang membatasi antara mukosa bergerak dan tidak

bergerak. Dalam pembuatan outline form tidak lepas dari memperhatikan

anatomi edentulous.

Manipulasi

Sebelum pemanasan dilakukan struktur dari bentuk kristal malam

adalah orthorhombik yang menyebabkan kisi kristalnya dalam keadaan

stabil dan pada akhirnya bila dipaksakan dimanipulasi dengan memberikan

tekanan-tekanan pada malam maka malam akan menyerpih, robek serta

terbentuk tegangan dalam (internal stress), sehingga bila pada saat

dipanaskan tegangan yang ada akan dilepaskan dengan disertai distorsi.

Malam yang akan digunakan kemudian dipanaskan diatas nyala api

bunsen. Tujuan dari pemanasan secara merata sendiri relevan dengan sifat

fisis malam yang merupakan konduktor termis yang jelek dan memiliki

daya flow yang baik. Besarnya suhu transisi dimana malam akan dapat

dimanipulasi dengan mudah adalah 37°C. Pada suhu transisi padat-padat

inilah terjadi perubahan bentuk struktur kristal yang stabil orthorhombic

menjadi heksagonal..

Setelah malam mencapai suhu transisi padat-padat, malam siap

diletakkan kemudian ditekan-tekan pada edentulous. Dimana yang harus

diperhatikan saat penekanan adalah semua bagian malam sama tebalnya

dan usahakan kuku tidak menggores malam.

16

Page 17: Wax Dental

Finishing

Malam yang telah dibentuk sesuai dengan edentulous kemudian dirapikan

dengan menggunakan pisau model dan pisau malam agar sesuai dengan outline

form yang telah dibuat. Dimana dalam proses ini diperlukan ketelitian dan

kesabaran agar hasil yang diperoleh memuaskan. Kemudian setelah merapikan

malam dengan menggunakan pisau model dan pisau malam, dilanjutkan

dengan merapikan menggunakan chip blower dan api Bunsen. Dimana hal ini

bertujuan untuk menghaluskan dan menyatukan bagian malam yang tidak

homogeny agar menjadi homogen dan rapi.

17

Page 18: Wax Dental

BAB V

KESIMPULAN

Malam gigi (dental wax) pada mulanya digunakan di kedokteran gigi sejak

awal abad 18 sebagai bahan cetak

Malam kedokteran gigi memiliki syarat yang baik sebelum digunakan,

salah satunya harus tidak toksik dan tidak iritan

Pekerjaan pembuatan outline form, manipulasi dan finishing wax

memerlukan ketelitian dan kesabaran dari mahasiswa untuk mendapatkan

hasil yang maksimal

Malam mempunyai sifat-sifat diantaranya: suhu transisi padat-padat

ekspansi termis dan kontraksi termis, flow/daya aliran, internal stress

18

Page 19: Wax Dental

DAFTAR PUSTAKA

Annusavice, Kenneth J. 2003. Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.

Jakarta: EGC.

Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan. Jakarta :

Balai PustakA.

Craig, Robert G, and John M. Power. 2002. Restorative Dental Material: 11th

edition. United State of America : Mosby.

Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental

Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders.

Manappallil JJ. Basic dental materials. 2nd ed. New Delhi: Jaypee Brothers

Medical Publishers (P), 1998: 98-137.

Mc Cabe JF. Anderson’s Applied Dental Materials. 6th ed. Edinburgh: Blackwell

Scientific Publication, 1984: 83-91.

Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students.

Blackwell Scientific Publication.

19