12
WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRANDosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116) Alim Yuli Aysa (14148137) Jurusan Seni Media Rekam Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta 2015

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

WAWASAN BUDAYA NUSANTARA

“OBSERVASI SANGIRAN”

Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn.

Oleh:

Muhammad Faried (14148116)

Alim Yuli Aysa (14148137)

Jurusan Seni Media Rekam

Fakultas Seni Rupa dan Desain

Institut Seni Indonesia Surakarta

2015

Page 2: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih-

Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk-Nya sehingga

memberikan kemampuan dan kemudahan bagi kami dalam penyusunan laporan karya wisata

untuk pengamatan manusia purba di Museum Sangiran ini.

Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman kami terhadap

manusia purba, menjadikan keterbatasan kami dalam penjabaran yang lebih dalam tentang

masalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca terutama pembimbing yang

bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.

Harapan kami, semoga laporan karya wisata ini membawa manfaat bagi kita,

setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berpikir kita tentang bagaimana manusia

purba dan perkembangannya di Indonesia yang merupakan bangsa kita sendiri.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam pembuatan laporan ini. Terutama kepada rekan angkatan Televisi Film 2014 mata

kuliah Wawasan Budaya Nusantara kelas B atas kerjasamanya, dan kepada dosen pengampu

Wawasan Budaya Nusantara kelas B yang telah memberikan kesempatan kami untuk

menambah wawasan kami dengan adanya tugas ini.

Surakarta, 28 Agustus 2015

Penyusun

Page 3: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Temuan-temuan fosil Homo Erectus di Indonesia memgang peranan yang sangat

penting dalam khasanah pengetahuan tentang manusia purba. Fosil Homo Erectus

pertama kali di temukan di Indonesia oleh Eugene Dubois (1891) di Trini, Jawa Timur,

dan dianggap sebagai the missing-link dan dinamai pithecanthropus erectus (manusia

kera berjalan tegak). Temuan fosil dan juga jejak keberadaan Homo Erectus di Indonesia

dapat memberikan bukti kehidupan Homo Erectus ketika beradaptasi di daerah kepulauan

yang tidak didapatkan di situs-situs lain.

Sejauh ini,Indonesia menyumbangkan paling banyak fosil Homo Erectus di dunia.

Situs Sangiran sendiri telah menghasilkan lebih dari 70 individu fosil Homo Erectus,

yang merupakan 75% dari jumlah keseluruhan fosil Homo Erectus yang pernah di

temukan di dunia. Daerah Sangiran memang sudah lama dikenal sebagai penghasil fosil

purba (baik binatang,maupun manusia) dan kemudian didatangi oleh beberapa ahli

arkeolog dari Eropa sebagai daerah penelitian.

Oleh sebab itulah, sebagai generasi penerus bangsa dan juga masyarakat asli

Indonesia, sudah seharusnya kita ikut mengapresiasi dan melestarikan aset-aset yang ada

di museum Sangiran. Salah satunya dengan kunjungan karya wisata yang bertujuan

mengamati peradaban manusia purba yang ada di Sangiran maupun dari seluruh

Indonesia. Dengan begitu wawasan kita akan bertambah dan juga kita akan mengetahui

sejarah asal-usul bangsa kita sendiri, yaitu Indonesia. Kunjungan karya wisata ini pun

ditujukan juga untuk memenuhi tugas Wawasan Budaya Nusantara kelas B semester 3

yang membahas mengenai peradaban manusia purba di Sangiran dan asal-usul bangsa

Indonesia.

Page 4: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

1.2 TUJUAN KUNJUNGAN

Tujuan dari kunjungan karya wisata ini antara lain :

1.2.1 Pemenuhan tugas mata kuliah Wawasan Budaya Nusantara kelas B

1.2.2 Menambah pengetahuan tentang peradaban manusia purba di Sangiran

1.2.3 Menambah pengetahuan bagaimana asal-usul bangsa Indonesia dan kronologi

perkembanganya

1.2.4 Mempelajari data-data hasil penemuan manusia purba

1.2.5 Menambah wawasan mengenai sejarah peradaban manusia di dunia

1.3 MANFAAT KUNJUNGAN

Manfaat dari kunjungan karya wisata ini antara lain :

1.3.1 Menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan

1.3.2 Mengetahui tentang peradaban manusia purba di Sangiran

1.3.3 Mengetahui bagaimana asal-usul bangsa Indonesia dan kronologi perkembanganya

1.3.4 Dapat menghargai kekayaan dan sejarah bangsa sendiri

Page 5: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

BAB II

LAPORAN KUNJUNGAN DAN HASIL PENGAMATAN

2.1 LAPORAN KUNJUNGAN KE MUSEUM SANGIRAN

Kunjungan karya wisata ini kami lakukan secara kolektif (bersama-sama) pada hari

Rabu,26 Agustus 2015. Dengan mengendarai sepeda motor, kami menuju lokasi dengan

waktu kurang lebih 30 menit dari kampus II ISI-Surakarta Mojosongo. Kami berangkat pukul

±!3.15 dan sampai pada pukul ±13.45. Pengamatan dan pengumpulan data kami lakukan dari

pukul ±13.45 hingga pukul 16.00 bertepatan dengan jam tutup museum. Pengamatan dan

pengumpulan data dilakukan sesuai dengan kelompok masing-masing yang terbagi dalam dua

anggota pada tiap-tiap kelompok. Data dikumpulkan melalui ruang display museum yang

berjumblah tiga ruang display. Ruang display pertama menyajikan tentang awal mula

peradaban manusia dan teori teori evolusi manusia serta perkembangan manusia yang ada di

Sangiran. Ruang display kedua menampilkan tentang proses terbentuknya bumi yang

didukung oleh tampilan LCD proyektor dan juga sejarah peradaban manusia di dunia serta

asal-usul bangsa Indonesia beserta perkembangannya. Sedangkan pada ruang display ketiga

banyak menampilkan replika-replika manusia purba yang dibuat oleh para ahli arkeolog.

2.2 HASIL PENGAMATAN

2.2.1 PERKEMBANGAN PRIMATA PURBA DI SANGIRAN

A. Berdasar Cara Hidup dan Peradaban Budaya

1) Ramapithecus

Merupakan primata paling purba dengan tinggi

tidak lebih dari 1 meter. Temuan beberapa gigi serta sejumlah kepingan rahang atas

dan bawah mempunyai bentuk hominid.

Page 6: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

2) Austrolopithecus Africanus

Merupakan primata pemakan tumbuhan

dan juga daging sehingga menjadi spesies

pertama yang melakukan perburuan

binatang besar. Temuan tulang binatang

yang berasosiasi langsung dengan fosil

Austrolopithecus Africanus membuktikan

hal tersebut.

3) Australopithecus Robustus dan Australopithecus Boisei

Merupakan dua jenis Australopithecus

bertipe kekar. Perbedaan tipe kekar dan

ramping ini terjadi karena penyesuaian

terhadap makan yang berbeda. Tipe

kakar diperkirakan sebagai vegetarian

sejati yang menggantungkan makanan

sepenuhnya kepada tumbuhan dan daun-

daunan keras yang memerlukan

komponen penghancur dan penggiling yang kuat. Ciri yang menonjol adalah bagian

tengah atap tengkorak ditemukan igir yang memanjang kebelakang. Ini merupakan

tautan otot pengunyah dengan tulang perietal.

4) Homo Habilis

Merupakan jenis pertama yang memiliki

kebudayaan, mereka mampu menciptakan alat

batu dengan teknik sederhana di lembah

Olduval. Kebudayaan mereka terkenal dengan

Oldowan.

5) Homo Erectus

Merupakan manusia penjelajah pertama di

dunia. Homo Erectus mampu menyebar ke

Page 7: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

berbagai belahan dunia dan beradaptasi dengan baik di iklim Plestosen.

6) Co-Magnon

Merupakan manusia seniman ulung pertama

yang meninggalkan warisan kaya dalam

bentuk lukisan gua, pahatan, dan patung ukir.

7) Homo Sapiens

Merupakan spesies yang telah perkembang

pesat sejak 100.000 tahun silam. Dengan

kemampuan yang dimilikinya, ia mampu

menciptakan peradaban dan teknologi tinggi.

B. Berdasar Volume Otak

Selama 1,5 juta tahun telah terjadi 3 tingkatan evolusi Homo Erectus di Jawa.

Sangiran telah memberikan 2 bukti tahap evolusi Homo Erectus yang paling tua, yaitu Homo

Erectus Arkaik (1,5-1 juta tahun yang lalu) dan Homo Erectus Tipik (0,9-0,3 juta tahun yang

lalu). Satu tingkatan yang lebih muda yaitu Homo Erectus Progresif (0,2-0,1 juta tahun yang

lalu).

1) Homo Erectus Arkaik

Merupakan tipe yang paling tua, ditemukan pada lapisan lempung hitam Formasi Pucangan

dan grenzbank di Sangiran, serta pasir vulkanik diantara Pening (Mojokerto). Tipe ini

menunjukkan tipe yang paling arkaik dan kekar dengan volume otak sekitar 870 cc.

2) Homo Erectus Tipik

Tipe ini merupakan tipe yang lebih maju dibandingkan dengan tipe arkaik, merupakan bagian

terbanyak dari Homo Erectus di Indonesia, sebagian besar ditemukan di Sangiran, dan

Page 8: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

lainnya ditemukan di Trinil (Ngawi), Kedungbrubus (Madiun), Patiayam (Kudus), dan sejak

tahun 2011 ditemukan pula di Semedo (Tegal). Kontruksi tengkoraknya masih ramping,

meskipun dahi masih landai dan agak tonggos. Kapasitas otak sekitar 1.000 cc

3) Homo Erectus Progresif

Merupakan jenis yang paling maju, sebagian besar ditemukan pada endapan aluvial di

Ngandong (Blora), Selopuro (Ngawi), dan pada endapan vulkanik di Sambungmacan

(Sragen). Volume otak sudah mencapai 1.100 cc, dengan atap tengkorak yang lebih tinggi

dan lebih membudar.

2.2.2 MIGRASI MANUSIA DAN ASAL-USUL BANGSA INDONESIA

Homo Erectus bermigrasi ke kepulauan Indonesia sekitar 1 juta tahun yang lalu.

Ketika itu Sumatra, Jawa, dan Kalimantan bergabung dengan Benua Asia menjadi daratan

luas yang disebut Paparan Sunda. Di daratan itu terbentuk koridor sabana daari semenanjung

Malaya hingga Kalimantan dan Jawa. Beberapa sungai purba mengalir di Paparan Sunda

yang kiniberada di bawah laut Jawa. Diduga Homo Erectus bermigrasi melalui alur sabana

dan lembah sungai purba, karena itu dapat dipastikan banyak bukti-bukti keberadaanya kini

ada di dasar lautan.

Hingga kini masih terjadi perdebatan mengenai kapan Homo Erectus mulai tinggal di

Jawa. Ada ahli yang berpendapat sejak 1,8 juta tahun yang lalu. Namun lebih banyak ahli

yang berpendapat Homo Erectus mulai menghuni pulau Jawa pada 1 jutan tahun yang lalu.

Homo Erectus di Indonesia juga dianggap sebagai manusia purba yang istimewa,

karena mereka menjadi manusia pertama yang beradaptasi pada lingkungan kepulauan,

terutama ketika air laut pasang dan menenggelamkan sebagian Paparan Sunda. apalagi

mereka telah terbukti berhasil melayari selat selat sempit di antara pulau-pulau di Nusa

Tenggara hingga akhirnya menghuni Indonesia.

Temuan fosil Homo Erectus yang cukup banyak di Indonesia dapat memberikan

memberikan gambaran perkembangan bertahap atau evolusi di dalam genus Homo Erectus

itu sendiri, mulai yang amat purba (arkaik), tipik, maupun yang paling maju (progresif).

Fosil-fosil Homo Erectus di Indonesia khususya dari Ngandong, menunjukkan ciri-ciri yang

berlanjut ke Homo Sapiens, sehingga beberapa ahli berpendapat bahwa tidak hanya Homo

Page 9: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

Erectus di Afrika yang dapat berevolusi menjadi Homo Sapiens, tetapi juga Homo Erectus di

Indonesia mungkin saja berevolusi menjadi Homo Sapiens yang kemudian menurunkan

orang Aborijin Australia.

A. PEMBAGIAN RAS

1. Teori penggusuran/ Teori penggantian (Replasment Theory)

Teori ini berpendapat bahwa semua manusia

modern berasal dari Homo Erectus yang berevolusi

menjadi Homo Sapiens di Afrika. Dari sini mereka

lalu tersebar luas dan hidup di berbagai tempat dunia.

Homo Erectus di luar Afrika semuanya punah. Secara

genetika telah dibuktikan jika seluruh manusia di

dunia berasal dari satu ibu yang dulunya tinggal di

Afrika.

2. Teori kesinambungan setempat (Multiregional Theory)

Teori ini berpendapat bahwa manusia modern

berasal dari Homo Erectus yang menghuni dan

berevolusi di berbagai tempat di dunia. Karena itu,

orang Kaukasoid (Eropa pada umumnya) berasal dari

Homo Erectus yang berevolusi di Eropa, Negroid

dari Homo Erectus yang berevolusi di Afrika, orang

Mongoloid berasal dari Homo Erectus dari Cina, dan

orang Australoid (Aborijin Australia) berasal dari

Homo Erectus di Asia Timur dan Indonesia.

Page 10: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

B. ASAL-USUL BANGSA INDONESIA

Homo Erectus mungkin telah menghuni Pulau Flores sekitar 800.000 tahun yang lalu.

Namun, Homo Erectus juga berhasil menyeberang ke Benua Australia dengan melayari laut

yang lebarnya 90 km?

Hingga kini,belum pernah ditemukan jejak-jejak kehidupan Homo Erectus di

Australia. Banyak ahli yakin bahwa Homo Erectus belum mampu berlayar hingga ke Benua

kangguru itu. Namun, ada juga ahli yang yakin bahwa keturunan Homo Erectus dari

kepulauan lndonesia adalah manusia pertama yang berhasil menjejakkan kakinya pada benua

itu. Mereka adalah para ahli penganut teori kesinambungan setempat yang berpendapat

bahwa manusia Homo Erectus berevolusi menjadi Homo Sapiens diberbagai tempat di dunia,

tidak hanya di Afrika. Mereka berpendapat bahwa nenek moyang Aborijin Australia berasal

dari dua asal. Yang pertama berasal dari Homo Erectus yang maju dari Jawa yang tiba di

Australia sekitar 60.000 tahun lalu. Setelah itu datang gelombang migrasi keturunan Homo

Erectus dari Cina yang tubuhnya lebih mungil. Hingga kini, asal nenek moyang Aborijin

Australia masih menjadi perdebatan. Namun, lebih banyak ahli berpendapat Homo Erectus

tidak pernah bermigrasi ke Australia. Migrasi pertama ke benua itu dilakukan oleh manusia

yang sudah termasuk Homo Sapiens.

Temuan fosil Homo Erectus di Sangiran dan situs lain di Jawa Timur dan Flores

membuktikan Kepulauan Nusantara telah dihuni manusia paling tidak sejak satu juta tahun

lalu. Namun, Homo Erectus ternyata punah

Mayoritas suku-suku bangsa yang kini tinggal di Kepulauan Nusantara adalah orang

pendatang baru. Mereka adalah orang-orang yang berbahasa Austronesia, tetapi dari mana

asal para pendatang ini masih diperdebatkan oleh para ahli. Ada yang berpendapat dari

Yunann (Vietnam), dari Filipina Selatan dan Indonesia Utara dari Formosa (Taiwan).

Pendapat terakhir inilah yang kini banyak mendapat dukungan.

Pada sekitar 5.000 tahun lalu, penduduk Formosa yang berbahasa Austronesia mulai

bermigrasi ke kepulauan Filipina, untuk selanjutnya menghuni Borneo dan Sulawesi sekitar

4.500 tahun lalu. Dari sini, mereka menyebar ke barat (Sumatra), selatan (Jawa), ke timur

(Maluku dan Papua), ke tenggara (Nusa Tenggara) sehingga sekitar 4.000 tahun lalu

Page 11: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

kepulauan Nusantara telah dihuni para penutur Austronesia yang kemudian menjadi cikal

bakal bangsa Indonesia.

Awalnya komunitas yang mencirikan ras Mongoloid Selatan ini membawa budaya

baru berupa pertanian padi dan umbi-umbian, hewan ternak (babi,ayam,kerbau), tembikar

dan kapak yang diupam, serta ketrampilan pelayaran, menenun dan mendirikan rumah

panggung.

Unsur-unsur budaya inilah yang menjadi akar budaya bangsa Indonesia sekarang.

namun, karena mereka bermigrasi ke kepulauan Nusantara yang memiliki keragaman

lingkungan alam tinggi, mereka akhirnya mengembangkan budaya-budaya lekat yang khas

sebagai upaya adaptasinya. Karena itu budaya di Kepulauan Nusantara menjadi Bhineka

Tunggal Ika. Artinya beragam sesuai keadaan setempat, tetapi memiliki inti budaya yang satu

karena berasal dari induk budaya yang sama. Dengan demikian, bangsa Indonesia bukanlah

keturunan langsung dari Homo Erectus yang pernah tinggal di kepulauan ini ratusan ribu

tahun lalu.

Page 12: WAWASAN BUDAYA NUSANTARA OBSERVASI SANGIRAN · PDF fileWAWASAN BUDAYA NUSANTARA “OBSERVASI SANGIRAN” Dosen Pengampu : Ranang Agung S., S.Pd., M.Sn. Oleh: Muhammad Faried (14148116)

LAMPIRAN 1

DOKUMENTASI KEGIATAN