22
Polusi Jadikan Teman | Kirim Pesan Dhanang Dhave Belajar menjadi Biolog yang lebih baik www.dhave.co.nr Laundry, Ancaman Pencemaran yang Dininabobokan oleh Kebersihan, Kelembutan dan Wewangian HL | 16 December 2011 | 10:11 1247 48 11 dari 14 Kompasianer menilai aktual

wau wau wau

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: wau wau wau

Polusi

Jadikan Teman | Kirim Pesan

Dhanang Dhave

Belajar menjadi Biolog yang lebih baik www.dhave.co.nr

Laundry, Ancaman Pencemaran yang Dininabobokan oleh Kebersihan, Kelembutan dan WewangianHL | 16 December 2011 | 10:11 1247 48 11 dari 14 Kompasianer menilai aktual

Kesibukan dari aktifitas sesehari, acapkali menyita banyak waktu, sehingg awalnya pekerjaan yang bisa ditangani sendiri terpaksa harus diserahkan kepada penyedia jasa layanan. Laundry adalah salah satu penyedia jasa layanan dalam bidang cuci mencuci pakaian. Bagi mereka yang sibuk atau malas mencuci, maka laundry menjadi pilihan untuk keluar dari masalah. Adanya fenomena orang sibuk dan malas, maka menjadi lahan bisnis yang cukup menjajikan

Page 2: wau wau wau

dengan menjadi penyedia jasa cucui pakaian. Menjamurlah laundry-laundry di berbagai tempat, dan salah satu yang paling banyak adalah dikawasan sekitar kampus.

Kampus menjadi sasaran empuk untuk menjalankan bisnis cuci pakaian. Mungkin kesibukan perkuliahan anak kampus, menyita sebagian waktunya untuk mencuci sendiri sehingga menyerahkan pada ahlinya. Kenyataannya dibalik padatnya waktu perkuliahan, masih ada saja waktu buat hang-ou, ke mall, main game online, pacaran atau aktivitas di luar kampus lainnya. Alasan waktu yang padat, tidak ada tempat jemuran, takut maling jemuran, hingga kawatir cat kuku mengelupas menjadi alasan para mahasiswa pergi ke laundry. Kalau di hitung-hitung, sepertinya lebih murah meriah laundry daripada harus mencuci sendiri, bahkan laundry juga menyediakan jasa antar jemput, layaknya agen perjalanan.

Menyikapi bermunculannya bisnis-bisnis cuci pakaian ini, ada permasalahan yang terpendam dan terlupakan. Banyak yang tidak berpikir apa dampak dari menjamurnya laundry-laundry yang bertebaran setiap sudut jalan. Saya mencoba mengamati dari contoh kota saya, di Salatiga, Jawa Tengah. Kota kecil dengan salah satu universitas terbesarnya menjadi ladang bisnis yang menjanjikan untuk laundry. Dari data yang di peroleh ada 14 laundry skala rumahan yang cukup besar dan tersebar di berbagai titik. Masih banyak lagi laundry-laundry dalam skala kecil rumahan yang tersebar di sekitar kost. Bahkan, untuk ukuran kosr yang cukup besar memiliki jasa laundry sendiri.

Banyaknya laundry yang bertebaran tersebut, dampak terhadap lingkungan acapkali terlupakan. Munngkin laundry untuk skala hotel dan rumah sakit sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL), namun untuk skala rumahan maka lingkunganlah yang menjadi IPAL-nya. Ancaman muncul disaat lingkungan dengan daya dukung yang mulai terbatas dan ruang gerak yang semakin sempit, maka pencemaran itu yang terjadi.

Page 3: wau wau wau

Saat ini laundry skala rumahan, buangan limbahnya masuk dalam saluran selokan tanpa ada pengolahan. Dalam ukuran limbah rumah tangga, mungkin masih ada toleransi, tetapi untuk skala besar terutama limbah deterjen akan menjadi permasalah tersendiri. Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2009 tentang pengelolaan air limbah domestik, limbah laundry tidak boleh dibuang di instalasi pembuangan limbah komunal, ipal terpusat, sungai, maupun saluran air hujan, namun harus dilakukan pengelolaan limbah sendri sebelum dibuang. Kenyataan yang terjadi, limbah langsung di buang ke lingkungan. Mungkin saat ini dampak serius belum bermunculan, sehingga masih dinina bobokan dengan tindakan kejahatan lingkungan, padahal ancaman besar siap menerkam.

Secara praktis dan berprinsip ekonomi, pengusaha tidak menggunakan detergen, pewangi, dan pelembut pakaian yang dijual bebas dipasaran, mereka lebih banyak membeli dengan sistim curah. Produk-produk dipasaran dengan merk-merk yang sudah familiar, sudah memiliki sertifikasi dan pengujian terhadap dampak lingkungan yang mungkin akan di timbulkan beserta dispensasi jika menimbulkan pencemaran. Bagaimana dengan produk-produk curah yang tak jelas asal-usulnya apalagi dengan sertifikasinya.

Secara ekonomis, produk-produk curah jauh lebih murah, bersih hasilnya, lebh lembut dan wangi. Menjadi pertanyaan sekarang, produk dari pabrik besar kenapa bisa kalah dengan produk curah, pasti ada sesuatu. Katakanlah kenapa lebih wangi, pasti parfum di tambah dalam jumlah lebih banyak, atau memakai bahan sintesis dengan bau yang lebih tajam. Kenapa lebih bersih, juga harus ada tanda tanya di balik produk terkenal dengan moto “membersihkan paling bersih”. Produk-produk pabrikan saja memiliki resiko pencemar, apalagi dengan produk yang katakanlah ilegal tersebut. Konsumen sepertinya juga terbius

Page 4: wau wau wau

dengan harga murah dan memiliki khasiat yang lebih ampuh dengan produk-produk pembersih dipasaran, itu kembali lagi kemasalah selera dan daya beli.

Membahas pencemaran yang ditimbulkan, makan mata ini akan tertuju, mau kemana limbah laundry tersebut. Dari selokan pasti akan ke sungai dan dari sungai pasti kelaut. Jika di perhatikan, di selokan, sungai dan laut ada mata rantai ekosistem yang tak terendus oleh mereka. Apa tidak terbayangkan, jika air limbah tersebut masuk ke sungai yang dijadikan irigasi, jangan-jangan nanti beras yang dihasilkan nampak bersih, lembut dan wangi?. Begitu jengan dengan ikan-ikan di sungai, nampak berkilauan, aroma yang tak lagi amis tetapi beraroma wangi dan lembut ditangan. Itu hanyalah imajinasi sesaat, namun jika ditilik lebih dalam jauh lebih mengerikan.

Air limbah yang di buang ke lingkungan, pasti akan masuk ke dalam sebuah sistem kehidupan, baik dari rantai makananan hingga jejaring makanan. Mungkin organisme yang kecil-kecil dan mikroskopis dahulu yang kena, lalu di makan oleh binatang yang lebih besar dan besar lagi dan berakhir di manusia. katakanlah binatang terkecil saja sudah mengkonsumsi bahan-bahan pencemar dari limbah tersebut, dan dari sistem makan-memakan maka konsumen tertinggi lah yang akan menjadi tempat pembuangan akhirnya. Akumulasi bahan-bahan pencemar, dalam tubuh yang nantinya akan menimbulkan masalah gangguan kesehatan.

Beberapa bahan tambahan pada detergen, seperti Linear Alkaly bensene Sulfonate (LAS), surfaktan, Clorin dan golongan amonium kuartener bisa menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Golongan ammonium kuartener bisa membentuk senyawa nitrosamin yang bersifat karsinogenik, iritasi pada kulot, memperlambat proses penyembuhan dan katarak pada orang dewasa. Contoh lain adalah kandungan phospat pada detergen yang

Page 5: wau wau wau

bisa menimbulkan eutrofikasi, atau ledakan alga diperairan. Contoh sederhana, busa yang ditimbulkan bisa menghambat kontak oksigen di udara dengan air, akibatnya oksigen terlarut turun dan matinya organisme perairan.

Sampai saat ini mungkin belum ada sanksi dan regulasi yang tegas dari fenomene jasa cuci pakaian yang bertebaran. Seoalah semua pihak tutup mata dan tidak peduli, sebab ada hubungan yang saling membutuhkan. Tanggung jawab pemerintah juga di pertanyakan, apakah usaha laundry tersebut memiliki ijin, kajian analisis dampak lingkungan atau sanksi yang tegas disaat benar-benar menimbulkan masalah lingkungan.

Laundry mungkin hanya sebagian kecil saja dari sumber-sumber polutan di perairan. Yang orang gembor-gemborkan biasanya dari industri besar, seperti  pabrik tekstil, makanan minuman dan lain sebagainya, tetapi titik api pencemaran laundry seolah tak tersentuh sama sekali. Industri besar biasanya di awasi dengan ketat dan memiliki IPAL, sedangkan laundry tak ubahnya dengan limbah rumah tangga. Ancaman lingkungan yang dininabobokan dengan kebersihan, kelembutan dan wewangian. Butuh kesadaran kita semua tentang arti penting lingkungan, penceraman ibarat dekokrasi, dari kita, oleh kita dan untuk kita.

Terimakasih: Buat Kristiawan PAN atas Gambar dan datanya.

Tekan Polusi Udara dengan InsentifSabrina Asril | Nasru Alam Aziz | Rabu, 20 April 2011 | 18:41 WIB

Dibaca: 2885

Komentar: 4|

Share:

KOMPAS/WISNU WIDIANTOROPetugas mengukur tingkat polusi udara di Jakarta. TERKAIT:

Page 6: wau wau wau

DKI Tak Berniat Atasi Polusi Udara Polusi Udara Picu Kerusakan Otak Polusi Udara, Waspadai Kanker Payudara Polusi Udara Bisa Memicu Diabetes Polusi Udara Jakarta Turun Drastis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tingkat polusi Jakarta yang mencapai tujuh kali lipat dari standar WHO, yakni 150 mikrogram per meter kubik debu, menarik perhatian guru besar dari The Hong Kong Polytechnic University, Prof Lee Schun-cheng. Menurut Lee, polusi dapat ditekan dengan memberi insentif bagi industri penghasil polusi.

Untuk mengurangi polusi suatu negara, menurut Lee, juga perlu didukung oleh suatu kebijakan pemerintah pusat dan daerah. Ia mencontohkan, Hongkong dan Australia telah menerapkan sebuah sistem penekanan polusi udara melalui pemakaian mesin dan kendaraan yang mengeluarkan emisi minimum. "Di Hongkong pada tahun 2009, pemerintah memberi insentif kepada industri minyak karena dapat menggunakan alat dengan standar Euro 4 yang lebih ramah lingkungan," ungkap Lee, Rabu (20/4/2011) di Jakarta.

Adapun di Australia polusi udara ditekan dengan memberi insentif kepada para perusahaan minyak yang mampu memperbaiki kualitas udara di lingkungannya.

Kebijakan lain yang bisa diterapkan adalah dengan memberi subsidi bahan bakar kepada kendaraan yang ramah lingkungan. Misalnya, kendaraan dengan standar Euro 4 diberi subsidi sehingga harganya sama dengan yang berstandar Euro 2. Euro merupakan sebuah standar emisi yang diterapkan pada industri otomotif. "Dengan demikian, masyarakat akan berpikir lebih baik membeli kendaraan yang lebih ramah lingkungan. Masalah kendaraan ramah lingkungan yang masih relatif mahal, dengan ini bisa teratasi," tutur Lee.

Koordinator Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin mengungkapkan, Indonesia saat ini belum memiliki standar kendaraan yang layak digunakan sehingga tidak membahayakan lingkungan. "Tahun 2007 kita sudah mulai memakai Euro 2. Ini juga sudah ketinggalan. Industri cenderung lebih senang pertahankan teknologi lama karena itu murah meski emisinya besar," ungkap Safrudin.

Oleh karena itu, ia sepakat bahwa pemerintah perlu memberi insentif bagi pelaku industri. "Isu lingkungan ini bukan hanya terkait lingkungan semata, tapi sudah sampai trade barrier. Dengan kita memproduksi kendaraan berteknologi lama, maka akan menghambat ekspor ke luar negeri yang sudah memiliki standar Euro 3 sampai Euro 4," kata Safrudin.

Kondisi udara di Jakarta saat ini masih jauh dari ideal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, terdapat satu indikator kualitas udara berdasarkan partikel debu maksimum 60 mikrogram per meter kubik. Sementara kondisi udara di Jakarta saat ini mencapai 150 mikrogram per meter kubik. Jumlah tersebut tujuh kali lipat dari standar WHO, yakni maksimum 20 mikrogram per meter kubik.

Berdasarkan data tahun 2007, dalam setahun Jakarta hanya memiliki 81 hari udara sehat. Polusi udara di Jakarta disebabkan karena banyak gas buang dari kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Sebanyak 30 persen sepeda motor di Indonesia berada di Jakarta.

Sejumlah Industri Buang Limbah Langsung ke Sungai

Page 7: wau wau wau

Aloysius Budi Kurniawan | Minggu, 1 Februari 2009 | 19:36 WIB

Dibaca: 167

Komentar: 0|

Share:

 

SURABAYA, MINGGU - Dalam patroli air kelima Jumat (30/1) hingga Sabtu (31/1) lalu, petugas menemukan sejumlah industri yang membuang limbah secara langsung ke Kali Surabaya. Instalasi pengolahan limbah yang tersedia bahkan tak dimanfaatkan.

Patroli air kelima yang berlangsung Jumat pukul 21.00 hingga Sabtu pukul 04.00 dini hari berhasil melakukan pemberkasan di tiga tempat, yaitu pabrik tahu di Jambangan, Surabaya, Pabrik Kertas Surabaya Mekabox di Driyorejo Gresik, dan rumah pemotongan hewan (RPH) Kedurus, Surabaya.

Dari ketiga tempat tersebut, dua industri yaitu pabrik tahu Jambangan dan RPH Kedurus terindikasi membuang limbah secara langsung. Di industri tahu Jambangan, tim patroli air sama sekali tak menemukan instalasi pengolahan limbah (ipal). Limbah hasil pengolahan tahu langsung dialirkan ke Kali Surabaya.

Sementara itu, meski memiliki sarana ipal modern, RPH Kedurus yang memotong sekitar 50 ekor hingga 75 ekor sapi per hari juga membuang langsung limbahnya ke Kali Surabaya. Limbah bekas pemotongan hewan mengalir melalui parit sepanjang sekitar 30 meter, limbah tersebut berwarna merah tua dan mengeluarkan bau busuk menyengat.

Sumarsono, salah satu staf pemotongan hewan awalnya mengatakan kepada petugas bahwa ipal beroperasi secara otomatis. Namun, saat dicek mesin ipal ternyata tak dihidupkan.

Sebelumnya, tim patroli air yang terdiri dari Perum Jasa Tirta I, Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, Polwiltabes Surabaya, Disperindag Provinsi Jawa Timur, dan sejumlah lembaga swadaya masyarakat melakukan peninjauan di pabrik kertas karton PT Surabaya Mekabox.

Di tempat ini, petugas mengambil sampel limbah di lokasi ipal yang sedang beroperasi. Di lihat dari fasilitas ipal ya ng tersedia, ipal milik PT Surabaya Mekabox relatif bekerja dengan baik.

Koordinator Konsorsium Lingkungan Hidup Imam Rochani mengungkapkan, salah satu pabrik keramik yaitu PT Platinum yang sebelumnya pernah mendapat peringatan kembali membuang limbah yang berwarna kuning pekat. Kondisi limbah di saluran pembuangan tampaknya tak berubah. "Jika demikian terus, harus diberikan peringatan keras," ujarnya.

Page 8: wau wau wau

Menurut Imam, baik industri swasta maupun pemerintah harus ditindak tegas jika terbukti membuang limbah. "Masih banyak industri yang tak memanfaatkan ipal. Badan pengawas di kabupaten dan kota harus mengawasi lebih ketat," tutur Imam.

Mentalitas

Sementara itu, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Surabaya Togar Silaban mengatakan, kemampuan BLH melakukan pengawasan terhadap industri di sepanjang Kali Surabaya terbatas. Fungsi penegakan hukum seperti patroli air harus dilakukan agar pengawasan lebih efektif.

"Namun ini semua tergantung dari mentalitas para pelaku industri," ucapnya.

Menurut Togar, semua langkah baik pengawasan rutin, patroli air, serta kampanye harus ditempuh. Melalui semua langkah tersebut diharapkan kesadaran terhadap pentingnya menjaga kualitas air Kali Surabaya muncul.

Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air IV Perum Jasa Tirta I Widy o Parwanto mengungkapkan, patroli air akan terus dilakukan. Jika memang terbukti melanggar, maka proses hukum harus dijalankan. (ABK) 

Sumber :KompasShare

Kamis, 08/12/2011 18:20 WIBDuh, Limbah Jeroan Babi Hanya Diangkut 2 Kali dalam SetahunBaban Gandapurnama - detikBandung

Share3 Bandung - Limbah padat atau jeroan dari hasil pemotongan babi di Rumah Potong Hewan (RPH) Arjuna Kota Bandung dibiarkan menumpuk. Pengangkutan jeroan babi itu jarang dilakukan petugas PD Kebersihan. Bayangkan, dalam satu tahun hanya dua kali!

"Berdasarkan laporan Distan Kota Bandung, limbah padat itu diangkut dua kali dalam setahun oleh petugas PD Kebersihan," jelas Ketua Pansus 17 DPRD Kota Bandung Lia Noer Hambali di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Aceh, Kamis (8/12/2011).

Lia mengungkapkannya saat ditemui usai dengar pendapat dengan Distan Kota Bandung dan MUI Kota Bandung guna melengkapi penyusunan Raperda tentang RPH.

Lia menjelaskan, pemilik babi yang ikut memotong di RPH Arjuna itu lebih memilih membawa daging ketimbang jeroan. Alhasil, jeroan itu menjadi limbah yang menumpuk. "Waktu itu ke RPH Arjuna, memang bau. Apalagi RPH itu juga dijadikan tempat pemotongan sapi," terang Lia.

Disinggung alasan kenapa penganggkutan limbah padat hasil pemotongan babi itu tak sering dilakukna, Lia mengatakan lantaran petugas PD Kebersihan tidak mau. Kemungkinan kuat petugas merasa ogah terkena najis.

Page 9: wau wau wau

"Bahkan sampai sekarang, setelah diangkut itu tidak diketahui ke mana dibuangnya. Ini yang kami sedang telusuri juga," ucapnya.

Lia menambahkan, pihaknya belum mendapat laporan apakah kendaraan pengangkut limbah padat babi itu digunakan juga untuk mengangkut sampah. Sebab, tutur Lia, Dirjen Kebersihan melarang truk yang digunakan PD Kebersihan untuk membuang limbah sama dengan dipakai mengangkut sampah.

"Ini berbahaya dan bisa menimbulkan penyakit," ujarnya. Untuk diketahui, di RPH Arjuna itu setiap harinya 40 ekor babi dipotong.

Dalam dengar pendapat tadi, mencuat dua wacana soal aturan RPH bagi babi. Pertama, menaikan restribusi, dan kedua ialah RPH babi ditiadakan di Kota Bandung. Diharapkan babi yang masuk ke Kota Bandung itu sudah dalam bentuk daging bersih. Namun semua itu belum final. Pansus 17 akan kembali menggelar pertemuan dengan pihak terkait setelah 15 Desember nanti.

Polusi Udara Picu Kerusakan OtakLusia Kus Anna | Lusia Kus Anna | Jumat, 8 April 2011 | 09:43 WIB

Dibaca: 2024

Komentar: 2|

Share:

Page 10: wau wau wau

Shutterstock Ilustrasi TERKAIT:

Polusi Udara, Waspadai Kanker Payudara Polusi Udara Bisa Memicu Diabetes Polusi di Perkotaan Picu Hipertensi

Kompas.com - Polusi udara yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor, yang merupakan kombinasi dari bahan-bahan beracun, bisa memicu penyakit pernapasan, serangan jantung, kanker dan kematian dini. Studi terbaru bahkan menambahkan satu bahaya lagi, yakni kerusakan otak.

"Kita memang tidak bisa melihat partikel pencemar udara, tapi partikel halus itu bisa terhirup dan berdampak pada saraf-saraf di otak dan dalam jangka panjang merusak otak," kata Caleb Finch, peneliti senior yang hasil risetnya dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspectives.

Ia menambahkan partikel udara berukuran sangat kecil yakni satu perseribu lebar rambut manusia dan terlalu kecil untuk diserap oleh sistem saringan mobil.

Dalam penelitiannya Finch dan timnya menggunakan teknologi unik untuk menciptakan ulang bahan penyebab polusi udara yang berasal dari pembakaran bahan fosil kemudian membiarkan tikus di laboratorium terpajan partikel tersebut selama 150 jam yang dibagi dalam tiga sesi perminggu dan berlangsung selama 10 minggu.

Pajanan tersebut mengakibatkan kerusakan pada saraf otak yang berkaitan dengan fungsi mengingat dan kemampuan belajar. Mereka juga mendeteksi tanda inflamasi yang berkaitan dengan penyakit Alzheimer dan kepikunan. Penelitian lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan apakah dampak serupa bisa terjadi pada manusia.

Page 11: wau wau wau

Ketua peneliti, Todd Morgan, mengatakan cara paling baik untuk menghindari pajanan polusi adalah membatasinya, terutama pada anak-anak. "Polusi udara bisa memicu penyakit asma, serta penurunan kecerdasan pada anak," katanya.

Pencamaran UdaraDKI Tak Berniat Atasi Polusi UdaraSabrina Asril | Hertanto Soebijoto | Rabu, 20 April 2011 | 15:43 WIB

Dibaca: 3522

Komentar: 14|

Share:

KOMPAS IAMGES/KRISTIANTO PURNOMO Kemacetan dan tingginya volume kendaraan menambah angka pencemaran udara di Jakarta. TERKAIT:

Polusi Udara Picu Kerusakan Otak Ke Sekolah, ke Kelurahan, Bersepedalah.. Siput Direkrut Jadi Pemantau Polusi Polusi Udara, Waspadai Kanker Payudara

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin, menilai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih belum menunjukkan niat untuk mengatasi polusi udara di Ibu Kota. Padahal, Jakarta termasuk kota yang memiliki polusi tertinggi di Asia Tenggara.

Polusi di Jakarta juga terjadi akibat begitu banyaknya kendaraan bermotor yang tidak ramah lingkungan. Sebanyak 30 persen total motor yang ada di Indonesia bahkan berada di Jakarta.

Page 12: wau wau wau

Hal inilah yang berperan membuat Jakarta pada tahun 2008 hanya memiliki 81 hari memiliki udara bersih.

"Pemprov tidak ada action plan konkret sehingga tidak ada rencana tahunan, ujung-ujungnya tidak ada penganggaran hingga tidak ada penegakan hukum yang tegas," ucap Safrudin, Rabu (20/4/2011), di Ranuza Building, Jakarta.

Misalnya, lanjut Safrudin, program uji emisi bagi kendaraan umum yang tak jelas kelanjutannya. "Hanya kampanyenya saja yang kuat. Selanjutnya tidak jelas. Harusnya bus kota yang mengepul bisa langsung ditilang," ujar Safrudin.

Penilangan bukan berarti dikandangkan, tapi untuk perbaikan. "Paling memperbaiki selesai sejam dua jam, tapi ini tidak dilakukan. Law enforcement lemah. Inilah bukti Jakarta tidak serius mengatasi pencemaran udara," ucapnya.

Selain itu kebijakan penerapan Kawasan Dilarang Merokok (KDM) sangat lemah. Masih banyak warga yang melanggar, bahkan banyak pula dijumpai warga yang merokok di dalam kendaraan umum.

"Harusnya ini bisa ditindak denda Rp 50 juta tiap pelanggar, dengan demikian bisa membuat efek jera," katanya.

Dengan demikian, kualitas udara di Jakarta masih jauh dari ideal. Berdasarkan PP Nomor 41 Tahun 1999, terdapat satu indikator kualitas udara berdasarkan partikel debu maksimum 60 mikrogram per meter kubik. Sementara kondisi udara di Jakarta saat ini, mencapai 150 mikrogram per meter kubik.

"Standar WHO bahkan 20 mikrogram per meter kubik. Ini tandanya tujuh kali lipat dari kondisi yang ada di Jakarta. Sangat jauh dari bersih. Belum lagi indikator lain seperti sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan hydro karbon," tuturnya.

Menurut Safrudin, hydro karbon di Jakarta sangat tinggi. Hal ini bisa dilihat dari bau bahan bakar yang sangat pekat tercium apabila kita mengendarai motor. Karena itu, Safrudin meminta Pemprov DKI harus kembali melaksanakan apa yang diamanatkan dalam Perda Nomor 2 Tahun 2005 tentang penanganan pencemaran udara. Selain itu, juga perlu penanganan terkait sistem transportasi publik.

"Peremajaan transportasi dan penambahan armada menjadi salah satu cara untuk mengurangi kendaraan bermotor di sini," ujarnya.

Lingkungan Hidup Parah, Pencemaran Limbah Logam di Kabupaten Tegal Siwi Nurbiajanti | Agus Mulyadi | Selasa, 22 November 2011 | 22:24 WIB

Dibaca: 849

Komentar: 0|

Page 13: wau wau wau

Share:

Ilustrasi: Tumpukan limbah aki.

SLAWI, KOMPAS.com - Pencemaran limbah industri logam, terutama industri peleburan aki di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, dinilai sangat parah. Selain mencemari lingkungan, limbah itu juga telah berdampak buruk pada masalah kesehatan masyarakat di sekitarnya.

Direktur Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Derry Pantjadarma, di Tegal, Selasa (22/11/2011), mengatakan, BPPT telah melakukan kajian mengenai kondisi limbah logam di Desa Pasarean. Pencemaran limbah yang ada di kawasan tersebut sudah termasuk dalam kategori parah.

Hal itu antara lain terlihat dari hasil pengujian sampel darah masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan itu. Dari hasil uji sampel daerah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jateng tahun 2011 terhadap 50 warga Desa Pesarean, tercatat sebanyak 46 orang telah tercemar timbal. Dari jumlah tersebut, 12 orang dalam kondisi bahaya.

Data yang diperoleh BPPT menyebutkan pula, lima anak di kawasan itu juga lahir dalam kondisi cacat (lumpuh dan keterbelakangan mental). Dari segi fisik lingkungan, banyak tanaman yang mati akibat terkena limbah.

Menurut Derry, kondisi itu perlu ditangani, agar pencemaran tidak semakin parah. Saat ini upaya yang sudah dilakukan pemerintah, yaitu dengan memidahkan lokasi industri ke kawasan industri yang jauh dari permukiman.

Namun hal itu belum menyelesaikan semua masalah yang ada. Memindahkan lokasi masih sebatas memindahkan pencemaran dari kawasan pemukiman ke kawasan pertanian. Menurut dia, perlu solusi lain untuk menghasilkan usaha yang produktif, tetapi tetap sehat dan tidak membahayakan lingkungan.

"Ini merupakan masalah kompleks, karena menyangkut masalah sosial, teknologi, dan lingkungan," kata Derry.

BPPT, lanjut Derry, telah merumuskan strategi penanganan limbah dan strategi pemulihan lingkungan. Rumusan strategi tersebut akan didiskusikan dengan masyarakat dan pelaku usaha di Desa Pesarean, sebelum menjadi strategi penanganan limbah dan pemulihan lingkungan.

Page 14: wau wau wau

"Rencananya, diskusi dengan masyarakat akan dilakukan Rabu malam besok. Gambaran normatif strategi, penanganan harus lintas sektoral, dan tidak satu tahun berhenti," tambahnya.

Nurhayati (27), warga Desa Pesarean mengatakan, limbah pengolahan limbah yang berupa serbuk hanya dibuang di sekitar pemukiman. Selain menimbulkan debu dan terhirup manusia, limbah juga meresap ke dalam tanah, dan mencemari air warga. Masyarakat di wilayah itu banyak yang terkena penyakit pernafasan.

Rajad (50), pemilik usaha peleburan aluminium, mengakui, limbah dari peleburan aki memang sering dikeluhkan masyarakat. Ia yang pernah menjalankan usaha peleburan aki, memilih menghentikan usaha tersebut karena sering mendapat keluhan dari masyarakat sekitar. "Dulu tetangga mengeluh sering sakit perut, dan mengeluhkan bau tidak enak dari hasil peleburan aki," ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tegal, Suharmanto, juga mengakui bahwa tumpukan limbah di kawasan peleburan aki Desa Pesarean sangat banyak. Berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal, tumpukan limbah telah mencapai 10.000 ton.

Menurut dia, pemerintah telah memindahkan para pelaku usaha  di kawasan itu ke dalam perkampungan industri kecil (PIK), yang jauh dari permukiman. Dari 30 pelaku usaha, sekitar 27 orang sudah bersedia pindah. Saat ini, upaya yang dilakukan yaitu memindahkan tiga orang yang tersisa, serta memulihkan lingkungan yang telah tercemar limbah.

You are here: Ruang Media»WALHI di Media»Berita Kebijakan PSDA»PENCEMARAN LINGKUNGAN Kebocoran Amonia Cenderung Berulang Facebook Twitter RSS

PENCEMARAN LINGKUNGAN Kebocoran Amonia Cenderung Berulang Monday, 03 October 2011 00:00 Written by Kompas 0 Comments

ShareThere are no translations available.

Banda Aceh,- WALHI Wahana Lingkungan Hidup Indonesia  Aceh mempertanyakan keseriusan PT Pupuk Iskandar Muda menangani masalah menyebarnya gas amonia dari dari pabrik pupuk tersebut yang terus berulang. Menyebarnya gas amonia itu membuat warga sekitar menjadi korban. Pemerintah dinilai tidak bertindak tegas.”Yang menjadi korban ini masyarakat, meski tidak sampai memakan korban jiwa. Bagaimana protokol perusahaan untuk menghindari bencana serupa? Bagaimana peran pemerintah untuk mengawasi

Page 15: wau wau wau

perusahaan nakal ini?” kata Direktur Walhi Aceh Teuku Muhammad Zulfikar, Minggu (2/10).

Pada Jumat (30/9) pukul 13.30, katup amonia PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) I Lhokseumawe kembali menyebar ke lingkungan temperatur panas yang terjadi pada refrigran pabrik PT PIM I. Akibatnya, puluhan warga Desa Tambon Baroh, Kecamatan Dewantara, dilarikan ke rumah sakit. Gas beracun amonia telah meracuni paru-paru mereka sehingga membuat sesak napas.

Seminggu sebelumnya, Kamis (22/9), peristiwa yang sama juga terjadi di pabrik ini. Sebanyak 90 warga Desa Tambon Baroh saat itu dilarikan ke rumah sakit karena menghirup gas amonia dari PT PIM.

Menurut Zulfikar, kebocoran gas amonia bukan hal sepele. Gas ini tergolong beracun. Jika tidak ditangani serius, hal itu berpeluang memakan korban jiwa.”Yang kami sampaikan ini bukan hal yang berlebihan. PT PIM telah berkali-kali bocor, dan tanpa dilakukan penanganan khusus untuk mencegahnya,” ujarnya.

Kebocoran gas amonia dari PT PIM rutin terjadi setiap tahun, terutama saat permulaan operasional mesin, saat yang genting dalam proses pengaktifan mesin-mesin di pabrik.

Seharusnya, berkaca pada pengalaman yang lalu-lalu, jika start-up hendak dimulai, harus dilakukan persiapan yang memadai. Mulai dari pemberitahuan kepada masyarakat akan risiko bahaya, penyiapan tenaga darurat yang siap sedia, dan penanganan secara teknologi yang mumpuni untuk mencegah kebocoran gas,” ujarnya.

Pada 28 April 2010 terjadi kebocoran amonia yang menyebabkan puluhan warga sekitar pabrik harus dirawat di Rumah Sakit PIM Lhokseumawe. Dari jumlah itu, 12 orang dirujuk ke RS Lhokseumawe karena kondisinya tergolong gawat akibat terpapar langsung amonia.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat PT PIM Mustofa Tahir mengatakan, menyebarnya gas amonia bukanlah kebocoran instalasi mesin pabrik. Hal itu terjadi karena ada goncangan pada mesin saat dioperasikan. Goncangan itu membuat gas amonia tertekan keluar dan menyebar ke lokasi sekitar.”Mesin itu sudah lama tidak dioperasikan. Baru Kamis diaktifkan sehingga saat dinyalakan terjadi goncangan dan amonia keluar. Kebetulan arah angin ke permukiman warga sehingga gas pun menyebar ke sana,” kata Mustofa.

Menurut Mustofa, PT PIM selalu siaga dengan segera mengevakuasi warga sekitar yang terancam menjadi korban. (HAN)

Sumber : http://cetak.kompas.com/read/2011/10/03/05263069/kebocoran.amonia.cenderung.berulang

Pencemaran Lingkungan: Citarum Bagai Pelangi Selasa, 26 April 2011 00:00 Ditulis oleh Kompas.com

Page 16: wau wau wau

0 Comments

Share

BANDUNG, - Tepat di bawah tembok belakang pabrik di Desa Sukamaju, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung, limbah tekstil berwarna merah keluar dari pipa kecil yang menghubungkan ke bagian dalam pabrik. Limbah berbusa itu terus mengalir bersamaan deru mesin pabrik.

Limbah dari perusahaan yang tak bertanggung jawab itu lalu mengalir ke Sungai Ciwalengke, anak Sungai Citarum, yang melintas di belakang pabrik. Limbah lalu bercampur dengan air sungai yang telah tercemar mulai dari hulu di sekitar Situ Cisanti, Bandung Selatan.

Pemandangan itu tak seberapa "ngeri". Sekitar dua kilometer dari lokasi itu, tepatnya di seberang Kampung Pondang, Kompas.com melihat kondisi yang jauh lebih memprihatinkan. Limbah berwarna hitam pekat dan berbau keluar dari pipa selebar satu meter.

Air berwarna hitam pekat lantaran telah tercampur berbagai warna sisa celupan tekstil pabrik serta limbah rumah tangga. "Limbah keluar kadang malam, kadang siang. Warna limbah macem-macem, ada merah, hijau, biru, kadang kuning," Kata Adang Suhendar, petugas pemantau muka air setempat.

Air yang telah tercemar bahan kimia itu dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk mandi, cuci, kakus. Warga hanya menyaring dengan tumpukan ijuk dan kain bekas. Akibatnya, warga harus berhadapan dengan penyakit kulit.

Dadan Ramdan, aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Sobirin Supardiono anggota Dewan Pemerhati Kelestarian dan Lingkungan Tatar Sunda, serta T Bachtiar anggota Masyarakat Geografi Indonesia dan Kelompok Riset Cekungan Bandung, menilai ada pembiaran pelanggaran oleh penegak hukum di Majalaya.

Dadan mengatakan, sekitar 500 pabrik berdiri di beberapa daerah di hulu Citarum. Mayoritas adalah pabrik tekstil. Dari seluruh pabrik yang berdiri, kata dia, hanya 20 persen yang mengolah limbah melalui Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL). Sisanya langsung dibuang ke anak-anak Sungai Citarum.

Sobirin menambahkan, selain memindahkan kawasan industri dari Majalaya, solusi lain mengatasi pencemaran yang telah terjadi sejak belasan tahun lalu itu yakni dengan membangun IPAL terpadu seperti di kawasan Cisirung."IPAL bersama untuk menampung 80 industri. Diawasi pelaksanannya oleh berbagai pihak," ucap dia.

Sumber :   Kompas.com