Upload
vanphuc
View
214
Download
1
Embed Size (px)
Vol.7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861
TAX PLANNING ATAS PPH BADAN DALAM RANGKA UPAYA LEGAL
ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS
Elly Lestari
Menggugat Ontologi Akuntansi dalam Membangun Ari Kamayanti
PENGARUH PERSEPSI ATAS PRODUK DAN PELAYANAN
TEHRHADAP WORD OF MOUTH Denny Bernadus
PENGGUNAAN TARGET COSTING DALAM RANGKA PENETAPAN
HARGA JUAL Rika Yulistiastanti
PENGARUH PEMBERIAN UPAH INSENTIF TERHADAP
PRODUKTIVITAS M. Andri Radiany
PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP KUALITAS PRODUK
Dwi Suhartini
PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP HASIL Endang Muryani
D i t e r b i t k a n O l e h : Sekolah Tinggi I lmu Ekonomi Mahardhika
Vol. 7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861
Media MAHARDHIKA merupakan media komunikasi ekonomi dan manajemen bagi kalangan praktisi dan akademisi melalui publikasi artikel ilmiah hasil penelitian maupun yang bersifat konseptual. Media ini diterbitkan pertama kali bulan Agustus Tahun 2002, dan terbit setiap
empat bulan
Penasehat Andri Radiany, B.Ft., SE., MM
Penanggung Jawab
Prof. Dr. H. Murdjianto Purbangkoro, SE., SU
Pemimpin Umum Prof. Dr. Ir.H. Irlan Soejono, MSc
Pemimpin Redaksi
Mochammad Farid Afandi, SE., MSi
Dewan Redaksi Dr. H. Didit Darmawan, ST., SE., MM
Asmirin Noor, SE., MM Sri Wahyuni, SE., MSi
Staf Administrasi & Sirkulasi
Pierre Patarianto, SE Nicolaus Hamydjaya, Amd
Staf Keuangan
Sri Rahayu, SE., MM
Alamat Redaksi/Penerbit Jl. Raya Juanda No.1 Kav.B-1 & B-7 Sidoarjo
Telp. (031) 8550077, 8550099 Fax. (031) 8553355
Penerbit STIE MAHARDHIKA Press
Vol.7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861
DAFTAR ISI Elly Lestari Analisis Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas......................... 1 - 16 Ari Kamayanti Menggugat Ontologi Akuntansi dalam Membangun......................................17 - 29 Denny Bernadus Pengaruh Persepsi atas Produk dan Pelayanan tehrhadap Word....................30 - 49 Rika Yulistiastanti Penggunaan Target Costing dalam Rangka Penetapan Harga Jual.......... ….50 - 64 M. Andri Radiany Pengaruh Pemberian Upah Insentif terhadap Produktivitas karyawan pada PT. Kalimantan Unggul – Ngawi…………………………............................65 - 78 Dwi Suhartini Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Kualitas Produk.......................................79 - 96 Endang Muryani Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Hasil....... …………………...…...97 - 105
Vol. 7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861
KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
KEBIJAKAN EDITORIAL Media Mahardhika diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya secara berkala setiap empat bulan sebagai sarana untuk menyebarluaskan hasil penelitian, pengkajian dan pengembangan bidang ekonomi dan manajemen. Artikel yang dipublikasikan dalam Media Mahardhika dapat berupa artikel penelitian maupun artikel konseptual. Media Mahardhika menerima kiriman artikel yang ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Penulis harus menyatakan bahwa artikel yang dikirim ke Media Mahardhika tidak dikirim atau telah dipublikasikan pada media cetak yang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Penulis wajib melampirkan instrumen riset yang dilakukannya (kuesioner, kasus, hasil wawancara, dan lain sebagainya). Semua artikel yang diterima akan diseleksi melalui proses tanpa identitas penulis oleh para editor Media Mahardhika, dengan mempertimbangkan antara lain : terpenuhinya persyaratan pedoman penulisan artikel, orisisnil, dan signifikansi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu. PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL 1. Sistematika penulisan dalam artikel sekurang-kurangnya terdiri dari atas bagian-
bagian: Abstrak, Pendahuluan, Kerangka Teoritis, Hipotesis, Metode Penelitian, Analisis Data, Pembahasan dan Kesimpulan, Implikasi dan Keterbatasan, serta Daftar Pustaka.
2. Identitas penulis (nama, alamat, e-mail, dan bidang kajian dari artikel serta curriculum vitae penulis, termasuk pendidikan terakhir, pekerjaan, dan asal lembaga) harus dicantumkan pada lembar terpisah dari artikel.
3. Artikel diketik dengan spasi 1.5 di atas kertas ukuran 21 cm x 29,7 cm (A4) (margin atas 3 cm dan bawah 4 cm, margin kiri 4 cm dan kanan 3 cm) sebanyak satu eksemplar dan pada disket menggunakan komputer IBM PC atau kompatibel, memakai program pengolahan kata Microsoft Word (MS WORD) dengan huruf Courier atau Times New Roman, ukuran huruf (font size) 11. Panjang artikel berkisar antara 15 – 25 halaman.
4. Abstrak terdiri dari 150 – 400 kata dan dapat disajikan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, dan menggunakan sedikitnyatiga kata kunci.
5. Tabel dan gambar dapat disajikan pada halaman terpisah (pada bagian akhir tulisan). Setiap tabel/gambarsebaiknya diberi nomor urut dengan angka arab, judul tabel/gambar, dan sumber kutipan.
6. Kutipan ditulis dengan menyebut nama akhir penulis serta tahun dalam tanda kurung. Nomor halaman dapat dicantumkan jika dipandang perlu. Contoh: • Satu sumber kutipan dengan satu penulis : (Kotler, 2004). Jika disertai nomor
halaman : (Kotler, 2004:99). • Satu sumber kutipan dengan dua penulis : (Mowen dan Minor, 2003). Satu
sumber kutipan dengan dengan lebih dari dua penulis : (Engel et al., 1995). • Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda : (Aaker, 1991 ; Keller,
2003). • Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Aaker, 1991;1996), dan jika
tahun publikasi sama : Radiany, 2005a;2005b). • Sumber kutipan yang berasal dari institusi, sebaiknya menyebutkan akronim
institusi tersebut: (BPS, 2000).
7. Daftar Pustaka disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabet: Aaker, David. A. 1996. Building Strong Brand. The Free Press, Simon & Schuster
Inc., New York: United States of America. Kotler, Philip, 2000. Marketing Management, 10th ed., Prentice Hall, Englewood
Cliffs, New Jersey: United States of America.
8. Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.
PENGARUH PEMBERIAN UPAH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA
PT. KALIMANTAN UNGGUL - NGAWI
Oleh M. Andri Radiany
ABTRAKSI
Pemberian Upah Insentif kepada karyawan merupakan salah satu alternatif yang
dapat ditempuh untuk dapat menciptakan semangat kerja. Oleh karena itu tuntutan bagi perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang ada, maka hendaknya perusahaan memperhatikan masalah tersebut dengan cara memerikan motivasi serta dorongan berupa pemberian insentif agar dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan laba perusahaan.
Dengan pengujian, hasil yang diperoleh penulis memang menunjukkan suatu hubungan yang kuat. Melalui rumus regresi yang diperoleh y = - 8,77 + 0,11x, yang artinya adalah apabila pemberian upah insentif dinaikkan maka akan berperan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan.
Setelah perhitungan yangada dilakukan analisa korelasi diperoleh r = 0,93 yang berarti hubungan variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) adalah sangat kuat dan positif. Dan uji T-test yang hasilnya adalah 4,35 dan T-tabel 2, 353 jadi T-test > T-tebel yang artinya signifikan antara upah insentif dengan produktivitas kerja karyawan. Dan dari hasil koefisien determinasi ( r - r2 ) yang menunjukkan bahwa 86 % produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh upah insentif dan 14 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Kata Kunci : Upah Insentif, Motivasi, Semangat kerja
I. Pendahuluan
Dalam menghadapi imbas dari krisis ekonomi yang tak kunjung reda ini
perusahaan dituntut menghasilkan produk yang berkualitas, agar mampu bersaing
didalam kegiatan perekonomian Dengan adanya persaingan yang ketat, kegiatan usaha
dibidang industri dan meningkatnya pelaku bisnis membuat perusahaan-perusahaan,
semakin sadar akan kualitas dari produk yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena
perusahaan telah melihat bahwa konsumen semakin selektif dan teliti dalam membeli
produk yang mempunyai kualitas, sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap
konsumen. Untuk lebih meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan bersaing
merebut pasar, maka perusahaan harus mempunyai tenaga kerja yang berkualitas.
*) M. Andri Radiany adalah dosen STIE MAHARDHIKA
Karyawan sebagai sumber tenaga kerja, merupakan salah satu faktor utama dalam
suatu kegiatan perusahaan, dalam melakukan tugasnya, karyawan diharapkan bisa
bekerjasama dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan mempunyai inovasi yang
tinggi Dalam hal ini diperlukan kebijaksanaan memimpin dalam memotivasi dan
membangkitkan semangat kerja yang tinggi, agar karyawan dapat bekerja dengan semua
kemampuannya. Agar tujuan suatu perusahaan dapat dicapai, maka harus ada kerjasama
yang baik antara pimpinan dan bawahan, disertai dengan adanya kegairahan kerja yang
tinggi. Salah satu cara adalah pemberian upah insentif, sebab karyawan akan meniadakan
eksistensi daripada perusahaan, dengan demikian karyawan sangat menentukan dalam
usaha untuk mencapai tujuan dalam perusahaan.
Untuk meningkatkan penjualan, maka perusahaan harus meningkatkan
produksinya. Produksi dapat ditingkatkan bila perusahaan memperhatikan kesejahteraan
karyawan, misal dengan pemberian upah insentif terhadap karyawan untuk meningkatkan
kemampuan dalam melaksanakan proses produksi. Dengan adanya upah insentif
diharapkan akan mempunyai semangat tinggi dalam bekerja. Apabila pemberian upah
insentif dapat dipertahankan dan dilakukan secara kontinue, maka akan dapat menunjang
dalam kelancaran kerja proses produksi, yang akhirnya dapat berperan terhadap
peningkatan produktivitas kerja, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan
perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas ditarik suatu permasalahan “Bagaimana pengaruh
upah insentif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT. Kalimantan
Unggul - Ngawi ?”
II.Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Manajemen Personalia
Manajemen personalia adalah manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang
personalia atau bidang kepegawaian (M.Manullang, 1983) yaitu, “Seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, penyusunan dan pengawasan dari pada sumber daya
manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”
Selain itu juga beberapa pakar mendefiniskan manajemen sebagai berikut :
“Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan
pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan
pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan individu
dan masyarakat” (Suad Husnan, Heindjrachman Ranoepandojo, 1990).
2.2 Pengertian Upah Insentif
“Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan seleksi pengembangan,
pemeliharaan dan pengamanan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan
individu maupun organisasi”. (T Hani Handoko, 2000) “Upah biasanya bersangkutan
dengan pembayaran atas dasar jam kerja atau kelompok-kelompok karyawan seperti
produksi atau pemeliharaan”
Pengertian upah menurut beberapa ahli mempunyai kesamaan yaitu sejumlah
pembayaran baik berupa uang maupun barang yang diberikan oleh pengusaha (pemberi
kerja) kepada pekerja sebagai ganti jasa yang telah dikeluarkan atas dasar perjanjian,
peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Upah insentif adalah perbedaan pemberian upah pada masing-masing karyawan
yang mempunyai prestasi tidak sama. Upah insentif mempunyai arti yang sangat penting
bagi perusahaan dalam mejalankan operasinya.
Adapun pengertian upah insentif bahwa : “Pengupahan insentif adalah pemberian
upah atau gaji yang berbeda karena memang prestasi kerja yang berbeda. Jadi 2 orang
karyawan yang mempunyai jabatan yang sama bisa menerima upah yang berbeda
(Heidjrahman Ranupandoyo dan Suad Husnan, 1990)
Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat upah antara lain: (1).
Penawaran atau permintaan tenaga kerja.. (2). Organisasi buruh. (3). Kemampuan untuk
membayar. (4).Produktivitas. (5).Biaya hidup. (6) Pemerintah.
Ada beberapa macam sistem pengupahan yang dapat digunakan untuk
mendistribusikan upah, masing-msing sistem ini akan mempunyai pengaruh yang berbeda
terhadap dorongan atau semangat kerja. Ada 4 macam sistem upah yaitu : (a) Sistem
Upah Menurut banyaknya Produksi (b) Sistem Upah Menurut Lama Kerja (c) Sistem
Upah Menurut Lamanya Dinas/Senioritas (d) Sistem Upah Menurut Kebutuhan
Upah insentif merupakan “ suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan
oleh pihak pemimpin perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi
yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan ” (AA Anwar
Prabu Mangkunegara, 2005)
Insentif disini sangatlah penting bagi suatu perusahaan dimana agar karyawan mau
bekerja dengan sukarela, dengan kata lain pemimpin tidak memaksa karyawan dalam
menjalankan tugasnya, karena karyawan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang bawahan. Tujuan dari pemberian insentif adalah :
a. Agar karyawan mau berkorban lebih besar dari kepentingan bersama
b. Agar karyawan dapat melakukan tugasnya lebih baik dan giat atau dengan kata
lain untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Memperhatikan karyawan yang berprestasi untuk tetap berada atau bekerja
didalam perusahaan. ( Heidjrachman Ranupandoyo, Suad Husnan, 1990)
Sedangkan fungsi dari pemberian insentif adalah sebagai pendorong atau penggerak
agar karyawan bersemangat dan ikhlas dalam melaksanakan tugas demi tercapainya
tujuan perusahaan, dapat diasumsikan karyawan tidak merasa dipaksa atau terpaksa,
merupakan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar karyawan tersebut
bekerja dengan segala upaya dan daya yang dimiliki oleh karyawan
.Macam-macam insentif dibagi menjadi dua golongan, yaitu : (a) Insentif Material,
yaitu insentif yang berdasarkan kepada pekerjaan atas motivasi yang mereka peroleh
dalam bentuk uang dan jaminan sosial. (b) Insentif Non Material, yaitu suatu insentif
yang diterima pekerja dalam bentuk sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang.
(Sarwoto, 1990)
2.3 Pengertian Produktivitas
Bagi setiap perusahaan produktivitas selalu menjadi pemikiran utama, karena
keberhasilan perusahaan ditentukan oleh produktivitas tenaga kerjanya. Masalah
produktivitas sangat ditentukan oleh faktor manusia sebagai karyawan. Dalam arti,
karyawan merupakan faktor utama keberhasilan perusahaan-perusahaan dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Definisi produktivitas oleh beberapa ahli antara lain :
Produktivitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi atau
menghasilkan sesuatu atau diartikan juga sebagai perbandingan antara pengorbanan (
input ) dengan menghasilkan (output ). (John Soeprianto,1998) sedangkan menurut
Moekijat (1992), produktivitas adalah nilai output dalam hubungannya dengan suatu
kesatuan input tertentu. Produktivitas biasanya sebagai sumbangan daripada tenaga kerja
yang diberikan dalam proses tertentu.
Rumus Produktivitas = produksiinput produksi hasil
2.4 Hubungan upah dengan produktivitas
Hubungan upah dengan produktivitas kerja adalah sangat erat dimana diantara
keduanya saling melengkapi. Pada prinsipnya produktivitas mencakup sikap mental dan
perilaku tenaga kerja atau karyawan itu sendiri. Saat ini harus lebih baik daripada sistem
kerja masa lalu, dengan harapan kebutuhan hidup yang harus ada peningkatan untuk masa
yang akan datang. Dengan kata lain pemberian upah yang tepat oleh perusahaan
diharapkan pula peningkatan produktivitas kerja yang dihasilkan tenaga kerja.
Setiap perusahaan dalam menjalankan tugas kegiatannya pasti mempunyai tujuan
yang sudah ditentukan yang mana tujuan ini adalah pada umumnya dapat dibagi menjadi
dua, yaitu jangka pendek dan jangka panjang
Dengan adanya penetapan tujuan sebagaimana, tersebut diatas, maka perusahaan
dapat berpedoman dalam menjalankan aktifitas
a) Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka pendek ini harus dapat dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang
relatif pendek, dimana pencapaian tujuan jangka pendek tersebut merupakan salah satu
syarat berhasilnya tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek ini terdiri dari : (a)
Tercapainya target produktifitas kerja, (b) Tercapainya kondisi kerja yang baik
b) Tujuan jangka panjang
Tujuan jangka panjang merupakan kelanjutan tujuan jangka pendek yang telah direalisir
dimana memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun
tujuan jangka panjang Perusahaan PT. Kalimantan Unggul - Ngawi adalah sebagai
berikut, (a) Ikut membantu pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja dan
kesempatan kerja, (b) Memperoleh kualitas kerja, (c) Memperkuat posisi prusahaan
dalam persaingan, (d) Mengadakan ekspansi secara bertahap
Dalam kedua tujuan tersebut diatas, salah satunya menjadi titik tolak penulisan adalah
tujuan jangka pendek. Hal tersebut didasarkan pada anggapan bahwa tujuan jangka
pendek merupakan tahap dasar untuk mencapai tujuan jangka panjang karena tujuan
jangka panjang tidak akan terealisir tanpa lebih dahulu mencapai tujuan jangka pendek
III. Metode Penelitian
3.1 Identifikasi dan definisi operasional variabel penelitian
Masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut :
1. Insentif adalah setiap sistem kompensasi dimana jumlah yang diberikan tergantung
dari hasil yang dicapai yang berarti menawarkan suatu upah insentif kepada pekerja
untuk mencapai hasil yang lebih baik. Insentif didalam operasionalnya merupakan
variabel x (variabel bebas) yang diukur menggunakan satuan rupiah, yang
merupakan imbalan di luar upah standar yang diterima oleh karyawan bagian
produksi dan diberikan perusahaan dalam bentuk finansial.
2. Produktivitas kerja adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara
hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja,
jumlah jam kerja, modal, tanah, energi) yang dipakai untuk menghasilkan hasil
tersebut. Produktivitas kerja merupakan variabel y (variabel terikat). Dimana hal ini
merupakan barang yang dijual dengan sumber daya yang dipakai untuk menjual
barang atau jasa pada periode tertentu, sedangkan satuannya menggunakan bentuk
waktu (per jam).
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah jenis data primer dan sekunder
begitupun untuk sumber data
.
3.3 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data dan pengujian hipotesis dalam pengolahan data penulis akan
menggunakan metode sebagai berikut :
a. Metode kualitatif, yaitu suatu metode analisis yang didasarkan pada hasil
perhitungan statistik diskriptif, teori yang relevan dan pemikiran logis.
b. Metode kuantitatif yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan
yang lain penulis menggunakan metode sebagai berikut :
• Analisa korelasi (r)
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel yang berbeda, yaitu
variabel x dengan variabel y, maka penulis menggunakan korelasi satu jenjang
dengan rumus:
2222 )()()()(
))(()(
yynxxn
yxxynrΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
dimana :
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah data
x : Materi insentif (variabel bebas)
y : Produktivitas kerja (variabel terikat)
• Analisa Regresi Sederhana
Untuk menduga besarnya koefisien regresi, yang nantinya akan menunjukkan
besarnya perubahan besar ( x ) terhadap perubahan tak bebas ( y ), atau
koefisien regresi tersebut menunjukkan besarnya pengaruh upah insentif
terhadap produktivitas kerja.
22 )())(()(
))((
xxnyxxynb
nxbya
bxay
Σ−Σ
ΣΣ−Σ=
Σ−Σ=
+=
dimana :
a : Konstanta
b : Koefisien regresi
x : Variabel bebas (upah insentif berupa komisi dan bonus)
n : Banyaknya data
• Uji T - Tes
Untuk mengetahui uji korelasi ini diterima atau ditolak digunakan analisis Uji T
– Tes yang dinyatakan dalam rumus :
dimana :
T-tes : tes hipotesa atau besarnya nilai tes signifikan
r : Koefisien korelasi
n : Jumlah pasangan data
adapun kriteria pengujian satu sisi (dalam pemecahan masalah ini hanya
sisi kanan) yaitu:
1. Jika T-test > T-tabel maka Hi diterima
2. Jika T-test < T-tabel maka Ho diterima
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
212r
r ntesT−
−=−
Dalam pencapaian tujuan perusahaan, kadang-kadang akan memenuhi hal-hal
yang tidak terduga sebelumya dimana perusahaan akan mengalami penyimpangan
tersebut dan diketahui setelah perusahaan menemukan hasil yang tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan seperti yang tejadi pada PT. Kedaung Can, penyimpangan terjadi juga
menyebabkan suatu masalah oleh karena itu penyimpangan perusahaan baik yang jangka
pendek maupun jangka panjang dapat tercapai
Masalah yang terjadi pada PT. Kalimantan Unggul - Ngawiadalah produktifitas
kerja cenderung menurun, penurunan yang terjadi di tahun 2004: dapat dilihat pada
tabel 1 berikut ini
Tabel 1 Daftar Hasil Produksi dan Hasil Penjualan
PT. Kedaung Can Tahun 2004-2008
Tahun Hasil Produksi (ps ) Hasil Penjualan (Rupiah)
2004 2005 2006 2007 2008
1.400.000 1.800.000 2.600.000 2.400.000 3.200.000
56 milyar 72 milyar 104 milyar 96 milyar 128 milyar
Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis
Tabel 2 Daftar ketidakhadiran Karyawan
PT. Kedaung Can Tahun 2004-2008
Tahun Jumlah hari ( 1 tahun)
Hari kerja Efektif (1 Tahun)
Ketidahadiran ( hari) Sakit (S) Ijin (I) Alpa (A)
2004 2005 2006 2007 2008
366 hari 365 hari 365 hari 365 hari 366 hari
336 hari 340 hari 338 hari 342 hari 339 hari
15 hari 8 hari 9 hari 11 hari 10 hari
10 hari 10 hari 12 hari 8 hari 9 hari
5 hari 7 hari 6 hari 4 hari 8 hari
Tabel 3
Daftar Tingkat Produktifitas Kerja Karyawan PT. Kedaung Can Tahun 2004-2008
Tahun Tenaga Kerja Jam Kerja
Hari kerja ( 1 tahun )
Produktifitas Kerja
2004 2005 2006
65 70 88
7 7 7
336 hari 340 hari 338 hari
9.16 10.80 12.49
2007 2008
96 105
7 7
342 hari 339 hari
10.44 12.84
Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis
Contoh perhitungan Hasil Produktivitas Kerja
Tahun 2008 : 84,12339 7 105
000.200.3=
xx
Alternatif pemecahan masalah
1. Pemberian gaji yang cukup
Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup kepada karyawan,
pengertian cukup disini adalah jumlah yang mampu dibayarkan tanpa menimbulkan
kerugian kepada perusahaan
2. Berikan kesempatan untuk maju
Produktivitas karyawan akan timbul jika mereka mempunyai harapan untuk dapat
maju, sebaliknya jika mereka tidak mempunyai harapan untuk maju maka
produktivitas akan menurun.
3. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas
Kesetiaan atau loyalitas para karyawan terhadap perusahaan akan menimbulkan rasa
tanggug jawab. Tanggung jawab dapat menciptakan semangat kerja, maka pihak
pimpinan harus mengusahakan agar para karyawan mereka mendapatkan
kesejahteraan yang cukup
4. Pemberian insentif kepada karyawan
Agar perusahaan memperoleh hasil secara langsung maka selain cara-cara tersebut
diatas dapat pula ditempuh sistem pemberian insentif kepada karyawan yang
menghasilkan produksi lebih tinggi dai target yang ditentukan dan menunjukkan
prestasi kerjanya berupa ketetapan waktu dalam mengerjakan hasil produksi
Dari keempat alternatif tersebut diatas, alternatif No 4 yang terbaik yaitu
pemberian insentif kepada karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja
karyawan karena memiliki efektivitas yang lebih dibanding yang lain
Keuntungan :
1. Karyawan secara langsung atau tidak langsung termotivasi memacu diri untuk
berproduksi semaksimal mungkin
2. Merangsang karyawan untuk lebih meningkatkan hasil produksi baik jumlah maupun
mutunya
3. Perusahaan mendapatkan keuntungan dari peningkatan produk yang dihasilkan oleh
karyawan
Kerugian :
1. Kualitas produk akan menurun apabila karyawan hanya mengejar jumlah produksi
tanpa mempertahankan standart mutu perusahaan
2. Perusahaan harus mengeluarkan dana tambahan untuk memberikan insentif sehingga
pengeluaran biaya produksi menjadi lebih besar
Dari analisa diatas adanya pemberian insentif kepada karyawan akan lebih berperan
dibanding alternatif yang lain dalam meningkatkan produkstivitas kerja karyawan
PT. Kalimanatan Unggul
Tabel 4.4 Daftar Insentif Karyawan Tahun 2004-2008
Tahun Jumlah Karyawan
Insentif ( juta Rp)
2004 2005 2006 2007 2008
65 70 88 96 105
165 175 186 180 200
Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis
Asumsi
Untuk lebih meningkatkan pembahasan terhadap masalah yang ada perlu adanya
asumsi-asumsi, adapun asumsi tersebut adalah :
1. Bahwa keadaan perekonomian cukup stabil dan perangsang yang berupa uang sangat
diharapkan oleh karyawan
2. Mutu dan harga pokok produk yang dihasilkan PT. Kalimantan Unggul -
Ngawidapat bersaing dipasaran serta sumber dana yang dimiliki perusahaan masih
mencukupi seandainya dilakukan penambahan jumlah produksi
Untuk menentukan kuat tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas x
( upah insentif ) dan variabel terikat y ( produktivitas kerja ) dengan menggunakan analisa
statistik korelasi dan regresi.
Tabel 5 Korelasi antara upah insentif dengan produktivitas kerja
pada PT. Kedaung Can
Tahun 2004-2008
Tahun x y X2 y2 xy
2004 2005 2006 2007 2008
165 175 186 180 200
9,16 10,80 12,49 10,44 12,84
27.225 30.625 34.596 32.400 40.000
83,9 116,6 156,0 109,0 164,9
1.511,4 1.890,0 2.323,1 1.879,2 2.568,0
Jumlah
906
55,73
164.846
630,40
10.171,74
Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis
1. Analisa korelasi
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel yang berbeda yaitu
variabel x dan variabel y, maka digunakan korelasi satu jenjang dengan rumus
2222 )()()()(
))((
yynxxn
xyxxynrΣ−ΣΣ−Σ
Σ−Σ=
didapatkan nilai 0,93 dari hasil perhitungan dapat disimpulkan koordinasi antara insentif
dengan produktivitas kerja dengan menunjukkan nilai r sebesar 0,93 yang berarti ada
hubungan yang positif dan cukup kuat antara insentif dengan produktivitas kerja.
Tabel 6
Regresi Antara Upah Insentif dengan Produktivitas Kerja PT. Kalimantan Unggul - NgawiTahun Tahun 2004-2008
Tahun x y x2 y2 xy
2004 2005 2006 2007 2008
165 175 186 180 200
9,16 10,80 12,49 10,44 12,84
27.225 30.625 34.596 32.400 40.000
83,9 116,6 156,0 109,0 164,9
1.511,4 1.890,0 2.323,1 1.879,2 2.568,0
Jumlah 906 55,73 164.846 630,40 10.171,74
Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis
2. Analisa regresi
Untuk mengetahui besarnya upah insentif terhadap peningkatan produktivitas kerja
karyawan, maka digunakan metode regresi sederhana dengan rumus :
bxay +=
dimana
x = upah insentif
y = produktivitas kerja
2)(2 xxnyxxynb
Σ−Σ
ΣΣ−Σ=
b = 0,11
nxbya Σ−Σ
=
a = -8,77 sehingga diperoleh :
xybxay
11,077,8 +−=
+=
analisa dari persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :
a = - 8,77 nilai ini menunjukkan besarnya pengaruh dari berbagai faktor terhadap
peroduktivitas kerja karyawan bila tidak diadakan insentif yang baik atau = 0, maka
produktivitas kerja karyawan diprediksikan sebesar-,8,77 satuan.
b = 0,11 nilai ini menunjukkan besarnya pengaruh upah insentif terhadap produktivitas
kerja karyawan, artinya bila insentif ditingkatkan 1.0 %, maka diprediksikan
produktivitas kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,11 satuan sebaliknya apabila
insentif berkurang atau menurun sebesar 1,0 %, maka diprediksikan produktivitas kerja
karyawan akan berkurang sebesar 0,11 satuan
Analisa T-test
Analisa tersebut bertujuan untuk mengetahui korelasi significant atau tidak
significant sehingga perlu diuji untuk mendasari perhitungan (r) 5 %, maka diperlukan
dua kriteria yaitu :
a) Jika Ho diterima maka Hi ditolak, dengan demikian korelasi tersebut tidak
significant.
b) Jika Ho ditolak maka Hi diterima dengan demikian korelasi tersebut significant ,
perhitungannya sebagai berikut :
212r
nrtestT−
−=−
Dari perhitungan nilai T – Test = 4,35 dan dilihat dari tabel α ( tabel ) level of
significant 5 % dengan tingkat kebebasan 3 ( n-2 = 5-2 ), diperoleh T-tabel = 2,353 untuk
membuktikan bahwa Ho ditolak atau Ho diterima maka digunakan kriteria pengujian
yaitu :
a) Jika T-test > T-tabel maka Hi diterima
b) Jika T-test < T-tabel maka Ho diterima
Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa T-test = 4.35 adalah lebih besar
dari T-tabel = 2,353 sehingga Ho ditolak. Jika Ho ditolak maka Hi diterima berarti test
tersebut significant, gambar kurva uji korelasi antara upah insentif dengan produktivitas
kerja karyawan dapat dilihat dibawah ini.
Gambar Kurva uji korelasi
De
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pemberian upah insentif pada PT.
Kalimantan Unggul – Ngawi mempunyai peranan terhadap peningkatan produktivitas
kerja karyawan. Maka hipotesa yang penulis kemukakan yaitu dengan adanya pemberian
upah insentif dapat berperan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT.
Kalimantan Unggul – Ngawi adalah benar dan terbukti.
0 2.353
4.35
V. KESIMPULAN 1. Korelasi kedua variabel yaitu upah insentif dengan produktivitas kerja karyawan
terdapat hubungan sangat kuat arahnya positif, artinya jika upah insentif ditingkatkan
maka produktivitas kerja karyawan naik dengan kata lain, dengan pemberian upah
insentif maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat sesuai dengan yang
diharapkan oleh perusahaan
2. Tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja dan tenaga kerja tergantung dari
tingginya rendahnya upah insentif yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan
3. Untuk lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawan hendaknya perusahaan
meningkatkan insentif yang selama ini diberikan kepada karyawan dan Perlu adanya
pengawasan yang lebih baik terhadap kegiatan proses produksi, oleh karena itu
apabila dengan adanya pemberian insentif tersebut karyawan hanya mengejar
tambahan upah semata tanpa memperhatikan kualitas produksi, dan keadaan ini tidak
disertai dengan adanya pengawasan yang lebih baik, maka bukan tidak mungkin
hasil penjualan akan menurun, karena adanya penurunan kualitas produksi
4. Perlu adanya peninjauan kembali terhadap program pemberian insentif agar dapat
memotivasi karyawan, dalam arti perlu adanya penyempurnaan pemberian insentif
yang telah dilaksanakan untuk tahun-tahun yang akan datang.
DAFTAR RUJUKAN
Husnan Suad, Heidjrachman Ranupandoyo, 1990, Manajemen Personalia, Edisi Revisi,
BPFE, Yogyakarta
Handoko T. Hani, 2000, Dasar-dasar Manajemen Produksi & Operasi, BPFE, Yogyakarta
Moekijat, Drs.,1992, Analisa Jabatan, CV MMB, Bandung
Manullang,1983, Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta
Mangkunegara AA.Anwar Prabu, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama,
Jakarta.
Sarwoto, 1990, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Ghalia Indonesia
Santoso Singgih, 2002, Statistik Multivariat, PT Elex Media Koputindo, Jakarta
Soeprihanto John, Murti Sumarni, 1998, Pengantar Bisnis, Liberty, Yogyakarta