20
Vol.7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861 TAX PLANNING ATAS PPH BADAN DALAM RANGKA UPAYA LEGAL ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS Elly Lestari Menggugat Ontologi Akuntansi dalam Membangun Ari Kamayanti PENGARUH PERSEPSI ATAS PRODUK DAN PELAYANAN TEHRHADAP WORD OF MOUTH Denny Bernadus PENGGUNAAN TARGET COSTING DALAM RANGKA PENETAPAN HARGA JUAL Rika Yulistiastanti PENGARUH PEMBERIAN UPAH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS M. Andri Radiany PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP KUALITAS PRODUK Dwi Suhartini PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP HASIL Endang Muryani Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika

Vol.7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861 TAX … · PENGGUNAAN TARGET COSTING DALAM RANGKA PENETAPAN HARGA JUAL ... berarti hubungan variabel bebas (x) dengan variabel …

  • Upload
    vanphuc

  • View
    215

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Vol.7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861

TAX PLANNING ATAS PPH BADAN DALAM RANGKA UPAYA LEGAL

ANALISIS PENGARUH LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PROFITABILITAS

Elly Lestari

Menggugat Ontologi Akuntansi dalam Membangun Ari Kamayanti

PENGARUH PERSEPSI ATAS PRODUK DAN PELAYANAN

TEHRHADAP WORD OF MOUTH Denny Bernadus

PENGGUNAAN TARGET COSTING DALAM RANGKA PENETAPAN

HARGA JUAL Rika Yulistiastanti

PENGARUH PEMBERIAN UPAH INSENTIF TERHADAP

PRODUKTIVITAS M. Andri Radiany

PENGARUH BIAYA KUALITAS TERHADAP KUALITAS PRODUK

Dwi Suhartini

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP HASIL Endang Muryani

D i t e r b i t k a n O l e h : Sekolah Tinggi I lmu Ekonomi Mahardhika

Vol. 7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861

Media MAHARDHIKA merupakan media komunikasi ekonomi dan manajemen bagi kalangan praktisi dan akademisi melalui publikasi artikel ilmiah hasil penelitian maupun yang bersifat konseptual. Media ini diterbitkan pertama kali bulan Agustus Tahun 2002, dan terbit setiap

empat bulan

Penasehat Andri Radiany, B.Ft., SE., MM

Penanggung Jawab

Prof. Dr. H. Murdjianto Purbangkoro, SE., SU

Pemimpin Umum Prof. Dr. Ir.H. Irlan Soejono, MSc

Pemimpin Redaksi

Mochammad Farid Afandi, SE., MSi

Dewan Redaksi Dr. H. Didit Darmawan, ST., SE., MM

Asmirin Noor, SE., MM Sri Wahyuni, SE., MSi

Staf Administrasi & Sirkulasi

Pierre Patarianto, SE Nicolaus Hamydjaya, Amd

Staf Keuangan

Sri Rahayu, SE., MM

Alamat Redaksi/Penerbit Jl. Raya Juanda No.1 Kav.B-1 & B-7 Sidoarjo

Telp. (031) 8550077, 8550099 Fax. (031) 8553355

Penerbit STIE MAHARDHIKA Press

Vol.7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861

DAFTAR ISI  Elly Lestari Analisis Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, dan Profitabilitas......................... 1 - 16 Ari Kamayanti Menggugat Ontologi Akuntansi dalam Membangun......................................17 - 29 Denny Bernadus Pengaruh Persepsi atas Produk dan Pelayanan tehrhadap Word....................30 - 49 Rika Yulistiastanti Penggunaan Target Costing dalam Rangka Penetapan Harga Jual.......... ….50 - 64 M. Andri Radiany Pengaruh Pemberian Upah Insentif terhadap Produktivitas karyawan pada PT. Kalimantan Unggul – Ngawi…………………………............................65 - 78 Dwi Suhartini Pengaruh Biaya Kualitas terhadap Kualitas Produk.......................................79 - 96 Endang Muryani Pengaruh Pengendalian Intern terhadap Hasil....... …………………...…...97 - 105

Vol. 7 No. 3 September 2009 ISSN : 0854-0861

KEBIJAKAN EDITORIAL DAN PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL

KEBIJAKAN EDITORIAL Media Mahardhika diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika Surabaya secara berkala setiap empat bulan sebagai sarana untuk menyebarluaskan hasil penelitian, pengkajian dan pengembangan bidang ekonomi dan manajemen. Artikel yang dipublikasikan dalam Media Mahardhika dapat berupa artikel penelitian maupun artikel konseptual. Media Mahardhika menerima kiriman artikel yang ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Penulis harus menyatakan bahwa artikel yang dikirim ke Media Mahardhika tidak dikirim atau telah dipublikasikan pada media cetak yang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Penulis wajib melampirkan instrumen riset yang dilakukannya (kuesioner, kasus, hasil wawancara, dan lain sebagainya). Semua artikel yang diterima akan diseleksi melalui proses tanpa identitas penulis oleh para editor Media Mahardhika, dengan mempertimbangkan antara lain : terpenuhinya persyaratan pedoman penulisan artikel, orisisnil, dan signifikansi hasil penelitian bagi pengembangan ilmu. PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL 1. Sistematika penulisan dalam artikel sekurang-kurangnya terdiri dari atas bagian-

bagian: Abstrak, Pendahuluan, Kerangka Teoritis, Hipotesis, Metode Penelitian, Analisis Data, Pembahasan dan Kesimpulan, Implikasi dan Keterbatasan, serta Daftar Pustaka.

2. Identitas penulis (nama, alamat, e-mail, dan bidang kajian dari artikel serta curriculum vitae penulis, termasuk pendidikan terakhir, pekerjaan, dan asal lembaga) harus dicantumkan pada lembar terpisah dari artikel.

3. Artikel diketik dengan spasi 1.5 di atas kertas ukuran 21 cm x 29,7 cm (A4) (margin atas 3 cm dan bawah 4 cm, margin kiri 4 cm dan kanan 3 cm) sebanyak satu eksemplar dan pada disket menggunakan komputer IBM PC atau kompatibel, memakai program pengolahan kata Microsoft Word (MS WORD) dengan huruf Courier atau Times New Roman, ukuran huruf (font size) 11. Panjang artikel berkisar antara 15 – 25 halaman.

4. Abstrak terdiri dari 150 – 400 kata dan dapat disajikan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris, dan menggunakan sedikitnyatiga kata kunci.

5. Tabel dan gambar dapat disajikan pada halaman terpisah (pada bagian akhir tulisan). Setiap tabel/gambarsebaiknya diberi nomor urut dengan angka arab, judul tabel/gambar, dan sumber kutipan.

6. Kutipan ditulis dengan menyebut nama akhir penulis serta tahun dalam tanda kurung. Nomor halaman dapat dicantumkan jika dipandang perlu. Contoh: • Satu sumber kutipan dengan satu penulis : (Kotler, 2004). Jika disertai nomor

halaman : (Kotler, 2004:99). • Satu sumber kutipan dengan dua penulis : (Mowen dan Minor, 2003). Satu

sumber kutipan dengan dengan lebih dari dua penulis : (Engel et al., 1995). • Dua sumber kutipan dengan penulis yang berbeda : (Aaker, 1991 ; Keller,

2003). • Dua sumber kutipan dengan penulis yang sama (Aaker, 1991;1996), dan jika

tahun publikasi sama : Radiany, 2005a;2005b). • Sumber kutipan yang berasal dari institusi, sebaiknya menyebutkan akronim

institusi tersebut: (BPS, 2000).

7. Daftar Pustaka disajikan mengikuti tatacara seperti contoh berikut dan diurutkan secara alfabet: Aaker, David. A. 1996. Building Strong Brand. The Free Press, Simon & Schuster

Inc., New York: United States of America. Kotler, Philip, 2000. Marketing Management, 10th ed., Prentice Hall, Englewood

Cliffs, New Jersey: United States of America.

8. Tata cara penulisan artikel memperhatikan aturan tentang penggunaan tanda baca dan ejaan yang dimuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.

PENGARUH PEMBERIAN UPAH INSENTIF TERHADAP PRODUKTIVITAS KARYAWAN PADA

PT. KALIMANTAN UNGGUL - NGAWI

Oleh M. Andri Radiany

ABTRAKSI

Pemberian Upah Insentif kepada karyawan merupakan salah satu alternatif yang

dapat ditempuh untuk dapat menciptakan semangat kerja. Oleh karena itu tuntutan bagi perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang ada, maka hendaknya perusahaan memperhatikan masalah tersebut dengan cara memerikan motivasi serta dorongan berupa pemberian insentif agar dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi dan laba perusahaan.

Dengan pengujian, hasil yang diperoleh penulis memang menunjukkan suatu hubungan yang kuat. Melalui rumus regresi yang diperoleh y = - 8,77 + 0,11x, yang artinya adalah apabila pemberian upah insentif dinaikkan maka akan berperan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan.

Setelah perhitungan yangada dilakukan analisa korelasi diperoleh r = 0,93 yang berarti hubungan variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) adalah sangat kuat dan positif. Dan uji T-test yang hasilnya adalah 4,35 dan T-tabel 2, 353 jadi T-test > T-tebel yang artinya signifikan antara upah insentif dengan produktivitas kerja karyawan. Dan dari hasil koefisien determinasi ( r - r2 ) yang menunjukkan bahwa 86 % produktivitas kerja karyawan dipengaruhi oleh upah insentif dan 14 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.

Kata Kunci : Upah Insentif, Motivasi, Semangat kerja

I. Pendahuluan

Dalam menghadapi imbas dari krisis ekonomi yang tak kunjung reda ini

perusahaan dituntut menghasilkan produk yang berkualitas, agar mampu bersaing

didalam kegiatan perekonomian Dengan adanya persaingan yang ketat, kegiatan usaha

dibidang industri dan meningkatnya pelaku bisnis membuat perusahaan-perusahaan,

semakin sadar akan kualitas dari produk yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena

perusahaan telah melihat bahwa konsumen semakin selektif dan teliti dalam membeli

produk yang mempunyai kualitas, sehingga dapat memberikan kepuasan terhadap

konsumen. Untuk lebih meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan bersaing

merebut pasar, maka perusahaan harus mempunyai tenaga kerja yang berkualitas.

*) M. Andri Radiany adalah dosen STIE MAHARDHIKA

Karyawan sebagai sumber tenaga kerja, merupakan salah satu faktor utama dalam

suatu kegiatan perusahaan, dalam melakukan tugasnya, karyawan diharapkan bisa

bekerjasama dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan mempunyai inovasi yang

tinggi Dalam hal ini diperlukan kebijaksanaan memimpin dalam memotivasi dan

membangkitkan semangat kerja yang tinggi, agar karyawan dapat bekerja dengan semua

kemampuannya. Agar tujuan suatu perusahaan dapat dicapai, maka harus ada kerjasama

yang baik antara pimpinan dan bawahan, disertai dengan adanya kegairahan kerja yang

tinggi. Salah satu cara adalah pemberian upah insentif, sebab karyawan akan meniadakan

eksistensi daripada perusahaan, dengan demikian karyawan sangat menentukan dalam

usaha untuk mencapai tujuan dalam perusahaan.

Untuk meningkatkan penjualan, maka perusahaan harus meningkatkan

produksinya. Produksi dapat ditingkatkan bila perusahaan memperhatikan kesejahteraan

karyawan, misal dengan pemberian upah insentif terhadap karyawan untuk meningkatkan

kemampuan dalam melaksanakan proses produksi. Dengan adanya upah insentif

diharapkan akan mempunyai semangat tinggi dalam bekerja. Apabila pemberian upah

insentif dapat dipertahankan dan dilakukan secara kontinue, maka akan dapat menunjang

dalam kelancaran kerja proses produksi, yang akhirnya dapat berperan terhadap

peningkatan produktivitas kerja, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan

perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas ditarik suatu permasalahan “Bagaimana pengaruh

upah insentif terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT. Kalimantan

Unggul - Ngawi ?”

II.Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Manajemen Personalia

Manajemen personalia adalah manajemen yang mengkhususkan diri dalam bidang

personalia atau bidang kepegawaian (M.Manullang, 1983) yaitu, “Seni dan ilmu

perencanaan, pengorganisasian, penyusunan dan pengawasan dari pada sumber daya

manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan”

Selain itu juga beberapa pakar mendefiniskan manajemen sebagai berikut :

“Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian pengarahan dan

pengawasan dari pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian dan

pemeliharaan tenaga kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan individu

dan masyarakat” (Suad Husnan, Heindjrachman Ranoepandojo, 1990).

2.2 Pengertian Upah Insentif

“Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan seleksi pengembangan,

pemeliharaan dan pengamanan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan

individu maupun organisasi”. (T Hani Handoko, 2000) “Upah biasanya bersangkutan

dengan pembayaran atas dasar jam kerja atau kelompok-kelompok karyawan seperti

produksi atau pemeliharaan”

Pengertian upah menurut beberapa ahli mempunyai kesamaan yaitu sejumlah

pembayaran baik berupa uang maupun barang yang diberikan oleh pengusaha (pemberi

kerja) kepada pekerja sebagai ganti jasa yang telah dikeluarkan atas dasar perjanjian,

peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Upah insentif adalah perbedaan pemberian upah pada masing-masing karyawan

yang mempunyai prestasi tidak sama. Upah insentif mempunyai arti yang sangat penting

bagi perusahaan dalam mejalankan operasinya.

Adapun pengertian upah insentif bahwa : “Pengupahan insentif adalah pemberian

upah atau gaji yang berbeda karena memang prestasi kerja yang berbeda. Jadi 2 orang

karyawan yang mempunyai jabatan yang sama bisa menerima upah yang berbeda

(Heidjrahman Ranupandoyo dan Suad Husnan, 1990)

Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat upah antara lain: (1).

Penawaran atau permintaan tenaga kerja.. (2). Organisasi buruh. (3). Kemampuan untuk

membayar. (4).Produktivitas. (5).Biaya hidup. (6) Pemerintah.

Ada beberapa macam sistem pengupahan yang dapat digunakan untuk

mendistribusikan upah, masing-msing sistem ini akan mempunyai pengaruh yang berbeda

terhadap dorongan atau semangat kerja. Ada 4 macam sistem upah yaitu : (a) Sistem

Upah Menurut banyaknya Produksi (b) Sistem Upah Menurut Lama Kerja (c) Sistem

Upah Menurut Lamanya Dinas/Senioritas (d) Sistem Upah Menurut Kebutuhan

Upah insentif merupakan “ suatu penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan

oleh pihak pemimpin perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan motivasi

yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan ” (AA Anwar

Prabu Mangkunegara, 2005)

Insentif disini sangatlah penting bagi suatu perusahaan dimana agar karyawan mau

bekerja dengan sukarela, dengan kata lain pemimpin tidak memaksa karyawan dalam

menjalankan tugasnya, karena karyawan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya sebagai

seorang bawahan. Tujuan dari pemberian insentif adalah :

a. Agar karyawan mau berkorban lebih besar dari kepentingan bersama

b. Agar karyawan dapat melakukan tugasnya lebih baik dan giat atau dengan kata

lain untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan

c. Memperhatikan karyawan yang berprestasi untuk tetap berada atau bekerja

didalam perusahaan. ( Heidjrachman Ranupandoyo, Suad Husnan, 1990)

Sedangkan fungsi dari pemberian insentif adalah sebagai pendorong atau penggerak

agar karyawan bersemangat dan ikhlas dalam melaksanakan tugas demi tercapainya

tujuan perusahaan, dapat diasumsikan karyawan tidak merasa dipaksa atau terpaksa,

merupakan daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar karyawan tersebut

bekerja dengan segala upaya dan daya yang dimiliki oleh karyawan

.Macam-macam insentif dibagi menjadi dua golongan, yaitu : (a) Insentif Material,

yaitu insentif yang berdasarkan kepada pekerjaan atas motivasi yang mereka peroleh

dalam bentuk uang dan jaminan sosial. (b) Insentif Non Material, yaitu suatu insentif

yang diterima pekerja dalam bentuk sesuatu yang tidak dapat dinilai dengan uang.

(Sarwoto, 1990)

2.3 Pengertian Produktivitas

Bagi setiap perusahaan produktivitas selalu menjadi pemikiran utama, karena

keberhasilan perusahaan ditentukan oleh produktivitas tenaga kerjanya. Masalah

produktivitas sangat ditentukan oleh faktor manusia sebagai karyawan. Dalam arti,

karyawan merupakan faktor utama keberhasilan perusahaan-perusahaan dalam mencapai

tujuan yang telah ditentukan. Definisi produktivitas oleh beberapa ahli antara lain :

Produktivitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi atau

menghasilkan sesuatu atau diartikan juga sebagai perbandingan antara pengorbanan (

input ) dengan menghasilkan (output ). (John Soeprianto,1998) sedangkan menurut

Moekijat (1992), produktivitas adalah nilai output dalam hubungannya dengan suatu

kesatuan input tertentu. Produktivitas biasanya sebagai sumbangan daripada tenaga kerja

yang diberikan dalam proses tertentu.

Rumus Produktivitas = produksiinput produksi hasil

2.4 Hubungan upah dengan produktivitas

Hubungan upah dengan produktivitas kerja adalah sangat erat dimana diantara

keduanya saling melengkapi. Pada prinsipnya produktivitas mencakup sikap mental dan

perilaku tenaga kerja atau karyawan itu sendiri. Saat ini harus lebih baik daripada sistem

kerja masa lalu, dengan harapan kebutuhan hidup yang harus ada peningkatan untuk masa

yang akan datang. Dengan kata lain pemberian upah yang tepat oleh perusahaan

diharapkan pula peningkatan produktivitas kerja yang dihasilkan tenaga kerja.

Setiap perusahaan dalam menjalankan tugas kegiatannya pasti mempunyai tujuan

yang sudah ditentukan yang mana tujuan ini adalah pada umumnya dapat dibagi menjadi

dua, yaitu jangka pendek dan jangka panjang

Dengan adanya penetapan tujuan sebagaimana, tersebut diatas, maka perusahaan

dapat berpedoman dalam menjalankan aktifitas

a) Tujuan jangka pendek

Tujuan jangka pendek ini harus dapat dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang

relatif pendek, dimana pencapaian tujuan jangka pendek tersebut merupakan salah satu

syarat berhasilnya tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek ini terdiri dari : (a)

Tercapainya target produktifitas kerja, (b) Tercapainya kondisi kerja yang baik

b) Tujuan jangka panjang

Tujuan jangka panjang merupakan kelanjutan tujuan jangka pendek yang telah direalisir

dimana memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun

tujuan jangka panjang Perusahaan PT. Kalimantan Unggul - Ngawi adalah sebagai

berikut, (a) Ikut membantu pemerintah dalam mengatasi masalah tenaga kerja dan

kesempatan kerja, (b) Memperoleh kualitas kerja, (c) Memperkuat posisi prusahaan

dalam persaingan, (d) Mengadakan ekspansi secara bertahap

Dalam kedua tujuan tersebut diatas, salah satunya menjadi titik tolak penulisan adalah

tujuan jangka pendek. Hal tersebut didasarkan pada anggapan bahwa tujuan jangka

pendek merupakan tahap dasar untuk mencapai tujuan jangka panjang karena tujuan

jangka panjang tidak akan terealisir tanpa lebih dahulu mencapai tujuan jangka pendek

III. Metode Penelitian

3.1 Identifikasi dan definisi operasional variabel penelitian

Masing-masing variabel didefinisikan sebagai berikut :

1. Insentif adalah setiap sistem kompensasi dimana jumlah yang diberikan tergantung

dari hasil yang dicapai yang berarti menawarkan suatu upah insentif kepada pekerja

untuk mencapai hasil yang lebih baik. Insentif didalam operasionalnya merupakan

variabel x (variabel bebas) yang diukur menggunakan satuan rupiah, yang

merupakan imbalan di luar upah standar yang diterima oleh karyawan bagian

produksi dan diberikan perusahaan dalam bentuk finansial.

2. Produktivitas kerja adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara

hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja,

jumlah jam kerja, modal, tanah, energi) yang dipakai untuk menghasilkan hasil

tersebut. Produktivitas kerja merupakan variabel y (variabel terikat). Dimana hal ini

merupakan barang yang dijual dengan sumber daya yang dipakai untuk menjual

barang atau jasa pada periode tertentu, sedangkan satuannya menggunakan bentuk

waktu (per jam).

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah jenis data primer dan sekunder

begitupun untuk sumber data

.

3.3 Teknik Analisa Data

Teknik analisa data dan pengujian hipotesis dalam pengolahan data penulis akan

menggunakan metode sebagai berikut :

a. Metode kualitatif, yaitu suatu metode analisis yang didasarkan pada hasil

perhitungan statistik diskriptif, teori yang relevan dan pemikiran logis.

b. Metode kuantitatif yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel satu dengan

yang lain penulis menggunakan metode sebagai berikut :

• Analisa korelasi (r)

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel yang berbeda, yaitu

variabel x dengan variabel y, maka penulis menggunakan korelasi satu jenjang

dengan rumus:

2222 )()()()(

))(()(

yynxxn

yxxynrΣ−ΣΣ−Σ

ΣΣ−Σ=

dimana :

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah data

x : Materi insentif (variabel bebas)

y : Produktivitas kerja (variabel terikat)

• Analisa Regresi Sederhana

Untuk menduga besarnya koefisien regresi, yang nantinya akan menunjukkan

besarnya perubahan besar ( x ) terhadap perubahan tak bebas ( y ), atau

koefisien regresi tersebut menunjukkan besarnya pengaruh upah insentif

terhadap produktivitas kerja.

22 )())(()(

))((

xxnyxxynb

nxbya

bxay

Σ−Σ

ΣΣ−Σ=

Σ−Σ=

+=

dimana :

a : Konstanta

b : Koefisien regresi

x : Variabel bebas (upah insentif berupa komisi dan bonus)

n : Banyaknya data

• Uji T - Tes

Untuk mengetahui uji korelasi ini diterima atau ditolak digunakan analisis Uji T

– Tes yang dinyatakan dalam rumus :

dimana :

T-tes : tes hipotesa atau besarnya nilai tes signifikan

r : Koefisien korelasi

n : Jumlah pasangan data

adapun kriteria pengujian satu sisi (dalam pemecahan masalah ini hanya

sisi kanan) yaitu:

1. Jika T-test > T-tabel maka Hi diterima

2. Jika T-test < T-tabel maka Ho diterima

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

212r

r ntesT−

−=−

Dalam pencapaian tujuan perusahaan, kadang-kadang akan memenuhi hal-hal

yang tidak terduga sebelumya dimana perusahaan akan mengalami penyimpangan

tersebut dan diketahui setelah perusahaan menemukan hasil yang tidak sesuai dengan apa

yang diharapkan seperti yang tejadi pada PT. Kedaung Can, penyimpangan terjadi juga

menyebabkan suatu masalah oleh karena itu penyimpangan perusahaan baik yang jangka

pendek maupun jangka panjang dapat tercapai

Masalah yang terjadi pada PT. Kalimantan Unggul - Ngawiadalah produktifitas

kerja cenderung menurun, penurunan yang terjadi di tahun 2004: dapat dilihat pada

tabel 1 berikut ini

Tabel 1 Daftar Hasil Produksi dan Hasil Penjualan

PT. Kedaung Can Tahun 2004-2008

Tahun Hasil Produksi (ps ) Hasil Penjualan (Rupiah)

2004 2005 2006 2007 2008

1.400.000 1.800.000 2.600.000 2.400.000 3.200.000

56 milyar 72 milyar 104 milyar 96 milyar 128 milyar

Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis

Tabel 2 Daftar ketidakhadiran Karyawan

PT. Kedaung Can Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah hari ( 1 tahun)

Hari kerja Efektif (1 Tahun)

Ketidahadiran ( hari) Sakit (S) Ijin (I) Alpa (A)

2004 2005 2006 2007 2008

366 hari 365 hari 365 hari 365 hari 366 hari

336 hari 340 hari 338 hari 342 hari 339 hari

15 hari 8 hari 9 hari 11 hari 10 hari

10 hari 10 hari 12 hari 8 hari 9 hari

5 hari 7 hari 6 hari 4 hari 8 hari

Tabel 3

Daftar Tingkat Produktifitas Kerja Karyawan PT. Kedaung Can Tahun 2004-2008

Tahun Tenaga Kerja Jam Kerja

Hari kerja ( 1 tahun )

Produktifitas Kerja

2004 2005 2006

65 70 88

7 7 7

336 hari 340 hari 338 hari

9.16 10.80 12.49

2007 2008

96 105

7 7

342 hari 339 hari

10.44 12.84

Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis

Contoh perhitungan Hasil Produktivitas Kerja

Tahun 2008 : 84,12339 7 105

000.200.3=

xx

Alternatif pemecahan masalah

1. Pemberian gaji yang cukup

Setiap perusahaan seharusnya dapat memberikan gaji yang cukup kepada karyawan,

pengertian cukup disini adalah jumlah yang mampu dibayarkan tanpa menimbulkan

kerugian kepada perusahaan

2. Berikan kesempatan untuk maju

Produktivitas karyawan akan timbul jika mereka mempunyai harapan untuk dapat

maju, sebaliknya jika mereka tidak mempunyai harapan untuk maju maka

produktivitas akan menurun.

3. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas

Kesetiaan atau loyalitas para karyawan terhadap perusahaan akan menimbulkan rasa

tanggug jawab. Tanggung jawab dapat menciptakan semangat kerja, maka pihak

pimpinan harus mengusahakan agar para karyawan mereka mendapatkan

kesejahteraan yang cukup

4. Pemberian insentif kepada karyawan

Agar perusahaan memperoleh hasil secara langsung maka selain cara-cara tersebut

diatas dapat pula ditempuh sistem pemberian insentif kepada karyawan yang

menghasilkan produksi lebih tinggi dai target yang ditentukan dan menunjukkan

prestasi kerjanya berupa ketetapan waktu dalam mengerjakan hasil produksi

Dari keempat alternatif tersebut diatas, alternatif No 4 yang terbaik yaitu

pemberian insentif kepada karyawan untuk meningkatkan produktivitas kerja

karyawan karena memiliki efektivitas yang lebih dibanding yang lain

Keuntungan :

1. Karyawan secara langsung atau tidak langsung termotivasi memacu diri untuk

berproduksi semaksimal mungkin

2. Merangsang karyawan untuk lebih meningkatkan hasil produksi baik jumlah maupun

mutunya

3. Perusahaan mendapatkan keuntungan dari peningkatan produk yang dihasilkan oleh

karyawan

Kerugian :

1. Kualitas produk akan menurun apabila karyawan hanya mengejar jumlah produksi

tanpa mempertahankan standart mutu perusahaan

2. Perusahaan harus mengeluarkan dana tambahan untuk memberikan insentif sehingga

pengeluaran biaya produksi menjadi lebih besar

Dari analisa diatas adanya pemberian insentif kepada karyawan akan lebih berperan

dibanding alternatif yang lain dalam meningkatkan produkstivitas kerja karyawan

PT. Kalimanatan Unggul

Tabel 4.4 Daftar Insentif Karyawan Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah Karyawan

Insentif ( juta Rp)

2004 2005 2006 2007 2008

65 70 88 96 105

165 175 186 180 200

Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis

Asumsi

Untuk lebih meningkatkan pembahasan terhadap masalah yang ada perlu adanya

asumsi-asumsi, adapun asumsi tersebut adalah :

1. Bahwa keadaan perekonomian cukup stabil dan perangsang yang berupa uang sangat

diharapkan oleh karyawan

2. Mutu dan harga pokok produk yang dihasilkan PT. Kalimantan Unggul -

Ngawidapat bersaing dipasaran serta sumber dana yang dimiliki perusahaan masih

mencukupi seandainya dilakukan penambahan jumlah produksi

Untuk menentukan kuat tidaknya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas x

( upah insentif ) dan variabel terikat y ( produktivitas kerja ) dengan menggunakan analisa

statistik korelasi dan regresi.

Tabel 5 Korelasi antara upah insentif dengan produktivitas kerja

pada PT. Kedaung Can

Tahun 2004-2008

Tahun x y X2 y2 xy

2004 2005 2006 2007 2008

165 175 186 180 200

9,16 10,80 12,49 10,44 12,84

27.225 30.625 34.596 32.400 40.000

83,9 116,6 156,0 109,0 164,9

1.511,4 1.890,0 2.323,1 1.879,2 2.568,0

Jumlah

906

55,73

164.846

630,40

10.171,74

Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis

1. Analisa korelasi

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara dua variabel yang berbeda yaitu

variabel x dan variabel y, maka digunakan korelasi satu jenjang dengan rumus

2222 )()()()(

))((

yynxxn

xyxxynrΣ−ΣΣ−Σ

Σ−Σ=

didapatkan nilai 0,93 dari hasil perhitungan dapat disimpulkan koordinasi antara insentif

dengan produktivitas kerja dengan menunjukkan nilai r sebesar 0,93 yang berarti ada

hubungan yang positif dan cukup kuat antara insentif dengan produktivitas kerja.

Tabel 6

Regresi Antara Upah Insentif dengan Produktivitas Kerja PT. Kalimantan Unggul - NgawiTahun Tahun 2004-2008

Tahun x y x2 y2 xy

2004 2005 2006 2007 2008

165 175 186 180 200

9,16 10,80 12,49 10,44 12,84

27.225 30.625 34.596 32.400 40.000

83,9 116,6 156,0 109,0 164,9

1.511,4 1.890,0 2.323,1 1.879,2 2.568,0

Jumlah 906 55,73 164.846 630,40 10.171,74

Sumber : Intern PT. Kalimantan Unggul - Ngawi diolah penulis

2. Analisa regresi

Untuk mengetahui besarnya upah insentif terhadap peningkatan produktivitas kerja

karyawan, maka digunakan metode regresi sederhana dengan rumus :

bxay +=

dimana

x = upah insentif

y = produktivitas kerja

2)(2 xxnyxxynb

Σ−Σ

ΣΣ−Σ=

b = 0,11

nxbya Σ−Σ

=

a = -8,77 sehingga diperoleh :

xybxay

11,077,8 +−=

+=

analisa dari persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :

a = - 8,77 nilai ini menunjukkan besarnya pengaruh dari berbagai faktor terhadap

peroduktivitas kerja karyawan bila tidak diadakan insentif yang baik atau = 0, maka

produktivitas kerja karyawan diprediksikan sebesar-,8,77 satuan.

b = 0,11 nilai ini menunjukkan besarnya pengaruh upah insentif terhadap produktivitas

kerja karyawan, artinya bila insentif ditingkatkan 1.0 %, maka diprediksikan

produktivitas kerja karyawan akan meningkat sebesar 0,11 satuan sebaliknya apabila

insentif berkurang atau menurun sebesar 1,0 %, maka diprediksikan produktivitas kerja

karyawan akan berkurang sebesar 0,11 satuan

Analisa T-test

Analisa tersebut bertujuan untuk mengetahui korelasi significant atau tidak

significant sehingga perlu diuji untuk mendasari perhitungan (r) 5 %, maka diperlukan

dua kriteria yaitu :

a) Jika Ho diterima maka Hi ditolak, dengan demikian korelasi tersebut tidak

significant.

b) Jika Ho ditolak maka Hi diterima dengan demikian korelasi tersebut significant ,

perhitungannya sebagai berikut :

212r

nrtestT−

−=−

Dari perhitungan nilai T – Test = 4,35 dan dilihat dari tabel α ( tabel ) level of

significant 5 % dengan tingkat kebebasan 3 ( n-2 = 5-2 ), diperoleh T-tabel = 2,353 untuk

membuktikan bahwa Ho ditolak atau Ho diterima maka digunakan kriteria pengujian

yaitu :

a) Jika T-test > T-tabel maka Hi diterima

b) Jika T-test < T-tabel maka Ho diterima

Berdasarkan perhitungan diatas diketahui bahwa T-test = 4.35 adalah lebih besar

dari T-tabel = 2,353 sehingga Ho ditolak. Jika Ho ditolak maka Hi diterima berarti test

tersebut significant, gambar kurva uji korelasi antara upah insentif dengan produktivitas

kerja karyawan dapat dilihat dibawah ini.

Gambar Kurva uji korelasi

De

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pemberian upah insentif pada PT.

Kalimantan Unggul – Ngawi mempunyai peranan terhadap peningkatan produktivitas

kerja karyawan. Maka hipotesa yang penulis kemukakan yaitu dengan adanya pemberian

upah insentif dapat berperan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan pada PT.

Kalimantan Unggul – Ngawi adalah benar dan terbukti.

0 2.353

4.35

V. KESIMPULAN 1. Korelasi kedua variabel yaitu upah insentif dengan produktivitas kerja karyawan

terdapat hubungan sangat kuat arahnya positif, artinya jika upah insentif ditingkatkan

maka produktivitas kerja karyawan naik dengan kata lain, dengan pemberian upah

insentif maka produktivitas kerja karyawan akan meningkat sesuai dengan yang

diharapkan oleh perusahaan

2. Tinggi rendahnya tingkat produktivitas kerja dan tenaga kerja tergantung dari

tingginya rendahnya upah insentif yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan

3. Untuk lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawan hendaknya perusahaan

meningkatkan insentif yang selama ini diberikan kepada karyawan dan Perlu adanya

pengawasan yang lebih baik terhadap kegiatan proses produksi, oleh karena itu

apabila dengan adanya pemberian insentif tersebut karyawan hanya mengejar

tambahan upah semata tanpa memperhatikan kualitas produksi, dan keadaan ini tidak

disertai dengan adanya pengawasan yang lebih baik, maka bukan tidak mungkin

hasil penjualan akan menurun, karena adanya penurunan kualitas produksi

4. Perlu adanya peninjauan kembali terhadap program pemberian insentif agar dapat

memotivasi karyawan, dalam arti perlu adanya penyempurnaan pemberian insentif

yang telah dilaksanakan untuk tahun-tahun yang akan datang.

DAFTAR RUJUKAN

Husnan Suad, Heidjrachman Ranupandoyo, 1990, Manajemen Personalia, Edisi Revisi,

BPFE, Yogyakarta

Handoko T. Hani, 2000, Dasar-dasar Manajemen Produksi & Operasi, BPFE, Yogyakarta

Moekijat, Drs.,1992, Analisa Jabatan, CV MMB, Bandung

Manullang,1983, Dasar-Dasar Manajemen, Ghalia Indonesia, Jakarta

Mangkunegara AA.Anwar Prabu, 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama,

Jakarta.

Sarwoto, 1990, Dasar-Dasar Organisasi dan Manajemen, Ghalia Indonesia

Santoso Singgih, 2002, Statistik Multivariat, PT Elex Media Koputindo, Jakarta

Soeprihanto John, Murti Sumarni, 1998, Pengantar Bisnis, Liberty, Yogyakarta