4
Peran Komputer dalam Pendidikan Matematika oleh Isna Silvia (NPM 114070131) Pada era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Kemajuan teknologi mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ekonomi, politik, lingkungan, termasuk bidang pendidikan. Salah satu proses terkait bidang pendidikan adalah proses pembelajaran. Menurut J. Bruner (dalam Hidayat, 2004) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Proses belajar mengajar terjadi secara optimal, jika pengetahuan itu dipelajari dalam tahap-tahap; 1) Enaktif, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi yang nyata. 2) Ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk bayangan visual, gambar atau diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif. 3) Simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak, baik simbol-simbol verbal, lambang- lambang matematika maupun lambang-lambang abstrak lainnya. Berdasarkan teori tersebut, apabila ketiga tahap dalam pembelajaran telah terlaksana maka tujuan pembelajaran akan terpenuhi. Namun, sebagian materi pembelajaran seringkali dianggap sulit oleh siswa sehingga menghambat terlaksananya ketiga tahap tersebut. Salah satu materi yang sering dianggap sulit adalah matematika. Sebagian siswa menganggap bahwa matematika itu rumit. Beberapa faktor penyebab timbulnya anggapan tersebut diantaranya yaitu materi matematika erat kaitannya dengan hitungan (dimana sebagian siswa seringkali mudah jenuh saat menyelesaikan persoalan hitungan), beberapa pengajar menggunakan metode penyampaian yang kurang menarik sehingga terkesan monoton bagi siswa atau dianggap terlalu tegas, bahkan tidak jarang dijumpai siswa yang takut kepada guru matematika. Selain itu, salah satu faktor lain adalah sikap siswa yang kurang kritis terhadap penyelesaian soal-soal matematika. Siswa lebih suka diberi uraian penyelesaian langsung dari guru daripada mengasah

solmath.weebly.comsolmath.weebly.com/.../9/44298799/esai_oleh_isna_silvia.docx · Web viewbidang Cartesius, sehingga guru dapat membuat program/software yang memuat materi pelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: solmath.weebly.comsolmath.weebly.com/.../9/44298799/esai_oleh_isna_silvia.docx · Web viewbidang Cartesius, sehingga guru dapat membuat program/software yang memuat materi pelajaran

Peran Komputer dalam Pendidikan Matematika

oleh Isna Silvia (NPM 114070131)

Pada era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Kemajuan teknologi

mempengaruhi berbagai bidang kehidupan, seperti bidang ekonomi, politik, lingkungan, termasuk bidang

pendidikan. Salah satu proses terkait bidang pendidikan adalah proses pembelajaran. Menurut J. Bruner (dalam

Hidayat, 2004) belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal

baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya. Proses belajar mengajar terjadi secara optimal, jika

pengetahuan itu dipelajari dalam tahap-tahap; 1) Enaktif, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan

dipelajari secara aktif dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi yang nyata. 2) Ikonik, yaitu suatu

tahap pembelajaran di mana pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk bayangan visual, gambar atau

diagram yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif. 3)

Simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-

simbol abstrak, baik simbol-simbol verbal, lambang-lambang matematika maupun lambang-lambang abstrak

lainnya. Berdasarkan teori tersebut, apabila ketiga tahap dalam pembelajaran telah terlaksana maka tujuan

pembelajaran akan terpenuhi.

Namun, sebagian materi pembelajaran seringkali dianggap sulit oleh siswa sehingga menghambat

terlaksananya ketiga tahap tersebut. Salah satu materi yang sering dianggap sulit adalah matematika. Sebagian

siswa menganggap bahwa matematika itu rumit. Beberapa faktor penyebab timbulnya anggapan tersebut

diantaranya yaitu materi matematika erat kaitannya dengan hitungan (dimana sebagian siswa seringkali mudah

jenuh saat menyelesaikan persoalan hitungan), beberapa pengajar menggunakan metode penyampaian yang

kurang menarik sehingga terkesan monoton bagi siswa atau dianggap terlalu tegas, bahkan tidak jarang

dijumpai siswa yang takut kepada guru matematika. Selain itu, salah satu faktor lain adalah sikap siswa yang

kurang kritis terhadap penyelesaian soal-soal matematika. Siswa lebih suka diberi uraian penyelesaian langsung

dari guru daripada mengasah kreativitas mencari penyelesaian sendiri. Sehubungan dengan itu, perlu adanya

upaya untuk merubah anggapan negatif siswa terhadap matematika. Salah satu upaya yang dapat dilakukan

yaitu dengan sebuah alat pembelajaran yang dapat memudahkan pengkomunikasian materi dan memudahkan

siswa dalam menerima informasi pembelajaran. Alat pembelajaran tersebut dapat berupa bahan ajar, alat peraga

pembelajaran, media pembelajaran, dll.

Seiring dengan perkembangan IPTEK, jenis-jenis media pembelajaran bagi siswa di sekolah pun

semakin beragam. Salah satunya adalah media komputer. Penggunaan komputer dalam pembelajaran

matematika tentu dapat memberikan tampilan baru bagi siswa. Misalnya, hal itu dapat dilihat dalam penyajian

data berbentuk grafis dan audio-video. Sebelum adanya keterlibatan komputer, data-data tersebut hanya dapat

disajikan dalam cetakan kertas atau ditulis manual oleh guru di papan tulis. Namun, dengan adanya media

komputer, penyajian data tersebut dapat divariasikan dengan warna atau gambar yang memudahkan siswa

mengingat dan memahami materi tersebut. Software yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran

matematika di antaranya adalah Microsoft Visual Basic 6.0, Microsoft Power Point, dan Microsoft Excel.

Microsoft Visual Basic (MVB) 6.0 merupakan salah satu bahasa pemrograman komputer seperti halnya

Turbo Pascal, Delphi, FoxPro dan sebagainya. MVB 6.0 mampu menyajikan grafik yang dapat diatur sebagai

Page 2: solmath.weebly.comsolmath.weebly.com/.../9/44298799/esai_oleh_isna_silvia.docx · Web viewbidang Cartesius, sehingga guru dapat membuat program/software yang memuat materi pelajaran

bidang Cartesius, sehingga guru dapat membuat program/software yang memuat materi pelajaran grafik fungsi

pada bidang Cartesius seperti grafik fungsi linier, grafik fungsi kuadrat, grafik fungsi trigonometri dan lain-lain.

Microsoft Power Point (MPP) adalah perangkat lunak yang biasa digunakan untuk menyajikan presentasi

dalam seminar, workshop, penataran dan sebagainya oleh penyaji. Software ini dilengkapi dengan animasi yang

bukan hanya berlaku pada teks saja tetapi juga pada gambar bangun, garis dan sebagainya. Penggunaan MPP

sebagai media pembelajaran matematika di antaranya adalah sebagai materi irisan bangun ruang. Selain itu,

MPP bisa dibuat untuk menggambarkan bagaimana proses pemotongan bangun ruang oleh bidang tertentu yang

dilengkapi dengan bagaimana cara menggambar bidang hasil pemotongan tersebut dengan animasi yang

disediakan oleh MPP. Microsoft Excel (ME) merupakan software yang dipakai sebagai pengolah bilangan yang

berbasis pada operasi baris dan kolom. ME sering dipakai untuk mengolah data yang berbentuk tabel. Guru bisa

memanfaatkan software ini sebagai media pembelajaran pada materi matrik dan statistik di antaranya untuk

mencari karakteristik kemiringan kurva dari beberapa data kelompok yang sudah disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi.

Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran bisa dilakukan dengan dua teknik, yaitu setiap siswa

atau kelompok memegang satu komputer yang softwarenya telah disiapkan oleh guru dan proses pembelajaran

matematika dilakukan dalam laboratorium komputer. Cara kedua adalah menggunakan projektor LCD yang

mampu rnemproyeksikan tampilan materi terkait matematika pada monitor komputer ke layar dengan

perbesaran yang bisa diatur. Kedua cara tersebut masing-masing memiliki sisi negatif dan positif. Cara pertama,

siswa dapat lebih aktif menggunakan komputer dalam pembelajaran matematika. Namun, ada kemungkinan

siswa akan bermain-main sendiri, misalnya menyalahgunakan komputer untuk main game daripada belajar

matematika. Sementara itu, cara kedua memungkinkan siswa lebih tertarik dengan materi yang disampaikan

menggunakan projektor LCD karena bisa ditampilkan dalam bentuk power point atau audio-video. Namun, ada

kemungkinan siswa lebih memperhatikan desain penyampaian materi daripada materi matematika itu sendiri.

Hal itu tidak lepas dari peran guru sebagai pemegang kendali dalam penyampaian materi menggunakan media

komputer. Guru dituntut untuk lebih kreatif memanfaatkan fasilitas berupa komputer dalam pembelajaran

matematika. Akan tetapi, tidak semua materi matematika dalam kurikulum dapat disajikan dalam komputer,

tetapi setidaknya terdapat media komputer sebagai alternatif baru untuk menunjang pembelajaran matematika.

Selain itu, guru perlu memahami bahwa media komputer bukan alat untuk membantu siswa

menyelesaikan soal-soal matematika seperti halnya penggunaan kalkulator untuk mempercepat proses

perhitungan. Penggunaan komputer hanyalah untuk membantu siswa dalam memahami konsep matematika,

sedangkan penyelesaian soal tetap diserahkan pada kemampuan siswa. Oleh karena itu, peran guru sebagai

pemegang kendali diharapkan mampu mengontrol dan meminimalisasi penyalahgunaan media komputer dalam

pembelajaran matematika oleh siswa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa komputer mempunyai peranan penting sebagai media penunjang

pembelajaran matematika. Dengan adanya peranan komputer, tampilan materi lebih menarik dan memudahkan

pengkomunikasian materi matematika terhadap siswa. Sehubungan dengan itu, perlu adanya keselarasan antara

media komputer dan guru sebagai pemegang kendali media baru pembelajaran matematika. Hal ini ditujukan

untuk meluruskan pandangan siswa dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap matematika.