25
PENDAHULUAN BIOTEKNOLOGI (Tugas I Aplikasi Bioteknologi) Oleh 1. Grafellia Sudarman (0715041043) 2. Lisanti Emelda (0715041049) 3. Rangga Radika Prihandana (0715041062) 4. Suhardini Martiana Putri (0715041069)

· Web viewasam nukleat, dan biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein. Saat ini, biokimia metabolisme

Embed Size (px)

Citation preview

PENDAHULUAN BIOTEKNOLOGI

(Tugas I Aplikasi Bioteknologi)

Oleh

1. Grafellia Sudarman (0715041043)

2. Lisanti Emelda (0715041049)

3. Rangga Radika Prihandana (0715041062)

4. Suhardini Martiana Putri (0715041069)

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2010

Selama kurang lebih empat dasawarsa terakhir, kita melihat begitu pesat

perkembangan bioteknologi di berbagai bidang. Pesatnya perkembangan

bioteknologi ini sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dimuka bumi. Hal ini

dapat dipahami mengingat bioteknologi  menjanjikan suatu revolusi pada hampir

semua aspek kehidupan manusia, mulai dari bidang pertanian, peternakan dan

perikanan hingga kesehatan dan pengobatan.

A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

Adapun beberapa definisi dari bioteknologi adalah sebagai berikut:

1. Penggunaan terpadu biokimia, mikrobiology dan ilmu keteknikan untuk

mewujudkan aplikasi teknologi dari mikro-organisme, kultur jaringan dan

bagian-bagian lainnya.

2. Aplikasi dari organisme, system atau proses untuk industri manufaktur dan

pelayanan jasa.

3. Teknologi yang menggunakan fenomena biology untuk mengopi dan

menghasilkan bermacam-macam produk yang berguna.

4. Bioteknologi adalah tidak lebih dari sebuah istilah diberikan untuk

sekumpulan teknik-teknik dan proses-proses.

5. Bioteknologi adalah penggunaan organisme hidup dan komponennya

dalam bidang pertanian, pangan dan proses-proses industri lainnya.

6. Aplikasi berbagai teknik yang menggunakan organisme hidup atau

bagiannya serta untuk menghasilkan produk dan/atau jasa.

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BIOTEKNOLOGI

Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky,

seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi

dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya

(Suwanto, 1998). Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti

makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau

jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of Biotechnology (1989)

mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan

ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian

dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan produk dan

jasa.

Pemanfaatan mikroba untuk kepentingan manusia telah ada sejak zaman

sebelum masehi. Hingga sekarang manusia telah mengalami tiga periode

perkembangan bioteknologi, yaitu sebagai Berikut :

1. Periode bioteknologi tradisional ( sebelum abad ke-15 M )

Dalam periode ini telah ada teknologi pembuatan minuman bir dan anggur

menggunakan ragi (6000 SM), mengembangkan roti dengan ragi (4000

SM), dan pemanfaatan ganggang sebagai sumber makanan yang dilakukan

oleh bangsa aztek (1500 SM ).

2. Periode bioteknologi ilmiah ( abad ke-15 sampai ke-20 M)

Periode ini ditandai dengan adanya beberapa peristiwa berikut ini :

Tahun 1670 : usaha penambangan biji tembaga dengan bantuan mikrob

di Rio Tinto, Spanyol.

Tahun 1686 : Penemuan mikrosop oleh Antony van Leeuwenhoek yang

juga menjadi manusia pertama yang dapat melihat mikrob.

Tahun 1870 : Louis pasteur menemukan adanya mikrob dalam makanan

dan minuman.

Tahun 1890 : alkohol dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar motor.

Tahun 1897 : penemuan enzim dari ekstrak ragi yang dapat mengubah

gula menjadi alkohol oleh Eduard Buchner.

Tahun 1912 : pengelolahan limbah dengan menggunakan mikrob.

Tahun 1915 : produksi aseton, butanol, dan gliserol dengan

menggunakan bakteri.

Tahun 1928 : penemuan zat antibiotik penisilin oleh Alexander Fleming

Tahun 1994 : Produksi besar-besaran penisilin

Tahun.1953 : penemuan struktur asam deoksiribo nukleat ( ADN ) oleh

Crick dan Watson .

3. Periode bioteknologi modern ( abad ke-20 M sampai sekarang)

Periode ini diawali dengan penemuan teknik rekayasa genetik pada tahun

1970-an. Era rekayasa genetik dimulai dengan penemuan enzim

endonuklease restiksi oleh Dussoix dan Boyer. Dengan adanya enzim

tersebut memungkinkan kita dapat memotong ADN pada posisi tertentu,

mengisolasi gen dari kromosom suatu organisme, dan menyisipkan

potongan ADN lain ( dikenal dengan teknik ADN rekombinan). Setelah

penemuan enzim endonuklease restriksi, dilanjutkan dengan program

bahan bakar alkohol dari brazil, teknologi hibridoma yang menghasilkan

antibodi monoklonal (1976), diberikannya izin untuk memasarkan produk

jamur yang dapat dikonsumsi manusia kepada Rank Hovis Mc. Dougall

(1980). Peran teknologi rekayasa genetik pada era ini semakin terasa

dengan diizinkannya penggunaan insulin hasil percobaan rekayasa genetik

untuk pengobatan penyakit diabetes di Amerika Serikat pada tahun 1982.

insulin buatan tersebut diproduksi oleh perusahaan Eli Lilly dan Company.

Hingga saat ini, penelitian dan penemuan yang berhubungan dengan

rekayasa genetik terus dilakukan. Misalnya dihasilkan organisme

transgenik penelitian genom makhluk hidup.

Bioteknologi memiliki gradien perkembangan teknologi, yang dimulai dari

penerapan bioteknologi tradisional yang telah lama dan secara luas dimanfaatkan,

hingga teknik-teknik bioteknologi baru dan secara terus menerus berevolusi

(Gambar 1).

Gambar 1. Gradien Bioteknologi (dimodifikasi dari Doyle dan Presley, 1996).

Pemanfaatan biodecomposer dapat mempercepat proses pengomposan

menjadi 2-3 minggu. Selain itu, sebagian mikroba bahan aktif biodecomposer

yang masih tertinggal di dalam kompos juga berperan sebagai musuh alami

penyakit jamur akar atau busuk pangkal batang. Aplikasi biofertilizer ke dalam

tanah, dapat meningkatkan aktivitas mikroba di dalam tanah, sehingga

ketersediaan hara berlangsung optimum dan dosis pupuk konvensional dapat

dikurangi tanmpa menimbulkan penurunan produksi tanaman dan tanah. Mikroba

juga telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman.

Aplikasi mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba

liar yang telah diseleksi maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa

genetika. Upaya untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang terkena polusi

herbisida tersebut telah dilakukan. Salah satu teknologi alternatif untuk tujuan

tersebut adalah melalui bioremediasi. Bioremediasi didefinisikan sebagai proses

penguraian limbah organik/anorganik polutan secara biologi dalam kondisi

terkendali.

C. JENIS – JENIS BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi

konvensional/tradisional dan modern.

1. Bioteknologi Konvensional

Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan

mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan

makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganism dapat mengubah

bahan pangan. proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi,

hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju dan

yoghurt. proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masalalu. ciri khas yang

tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup

secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim.

a. Pengolahan Bahan Makanan

Pengolahan produk susu

Susu dapat diolah menjadi bentuk-bentuk baru, seperti yoghurt, keju, dan

mentega.

- Yoghurt

Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya

sebagian besar lemak dibuang. mikroorganisme yang berperan dalam

pembuatan yoghurt, yaitu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

thermophillus. kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan

jumlah yang seimbang, selanjutnya disimpan kurang lebih 5 jam pada

temperatur 45′ C. selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0

sebagai akibat dari kegiatan bakteri asam laktat. selanjutnya susu

didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

- Keju

Dalam pembuatan keju digunakan bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus

dan Streptococcus. Bakteri tersebut berfungsi mempermentesikan laktosa

dalam susu menjadi asam laktat. Proses pembuatan keju diawali dengan

pemanasan susu dengan suhu 90′C atau dipasteurisasi, kemudian

didinginkan sampai 30′C. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.

akibat dari kegiatan bakteri tersebuh pH menurun dan susu terpisah

menjadi whey dan dadih padat, kemudian ditambahkan enzim renin dari

lambung sapi muda untuk mengumpulkan dadih. enzim renin dewasa ini

telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu klimosin.Dadih yang

terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32′C-420′C dan

ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan disimpan

agar matang. adapun whey yang terbentuk diperas lalu digunakan untuk

makanan sapi.

- Mentega

Pembuatan mentega menggunakan mikroorganisme Streptococcus lactis

dan Lectonostoceremoris. bakteri-bakteri tersebut membentuk proses

pengasaman. selanjutnya, susu diberi cita rasa tertentu dan lemak mentega

dipisahkan. kemudian lemak mentega diaduk untuk menghasilkan mentega

yang siap dimakan.

● Produk makanan nonsusu

- Kecap

Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspregillus oryzae dibiakan pada kulit

gandum terlebih dahulu. jamur Aspregillus oryzae bersama-sama dengan

bakteri asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak

menghancurkan campuran gandum. setelah proses permantasi karbohidrat

berlangsung cukup lama akhirnya akan dihasilkan produk kecap.

- Tempe

Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat

golongan menengah kebawah sehingga masyarakat merasa gengsi

memasukan tempe sebagai salah satu menu makanannya. akan tetapi,

setelah diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari

dan digemari masyarakat dalam maupaun luar negri. jenis tempe

sebenarnya sangat beragam, tergantung pada bahan dasarnya, namun yang

paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.

Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga

diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpuan spora mikroorganisme, dalam

hal ini kapang. dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan 4

jenis kapang dari genus Rhyzopus,yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus

sotolonifer, Rhyzopus arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari

kapang tersebut akan mengikat keping-keping baji kedelai

mempermentasikan menjadi produk tempe. proses permentasi tersebut

menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak, dan

karbohidrat. perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai

sembilan kali lipat.

- Tape

Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel

ragi. ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi

produk yang berupa gula dan alkohol. masyarakat kita membuat tape

tersebut berdasarkan pengalaman.

2. Bioteknologi Modern

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahlitelah mulai lagi

mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah

melalui penelitian. dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat

menghasilkan produk secara efektif dan efisien.

Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, maka bioteknologimungkin besar manfaatnya untuk masa-masa yang

akan datang. beberapa penerapan bioteknologi modern sebagai berikut:

a. Rekayasa genetika

Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk

menghasilkan makhluk hidup baru dengan sipat yang diinginkan, rekayasa

genetika disebut juga pencangkokoan gen atau rekombinasi DNA. Dalam

rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup.

Hal itu karena DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama,

sehingga dapat direkomendasikan. selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat-

sifat makhluk hidup secara turun temurun. Bioteknologi, terutama rekayasa

genetika pada awalnya diharapkan dapat menjelaskan berbagai macam persoalan

dunia seperti, polusi, penyakit, pertanian, dan sebagainya.

D. ILMU-ILMU YANG MENDUKUNG BIOTEKNOLOGI

Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya sebagai berikut:

1. Mikrobiologi

Mikrobiologi merupakan cabang ilmu biologi yang khusus mempelajari

jasad-jasad renik. Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani (micros: kecil, bios:

hidup, dan logos: pengetahuan) sehingga secara singkat dapat diartikan bahwa

mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang makhluk-makhluk hidup

yang kecil-kecil. Makhluk-makhluk hidup yang kecil-kecil tersebut disebut juga

dengan mikroorganisma, mikrobia, mikroba, jasad renik atau protista.

Beberapa aspek yang dibahas dalam mikrobiologi, anatara lain mengkaji

tentang:

1. Karakteristik sel hidup dan bagaimana mereka melakukan kegiatan.

2. Karakteristik mikroorganisme, suatu kelompok organisme penting yang

mampu hidup bebas, khususnya bakteri.

3. Keanekaragaman dan evolusi, membahas perihal bagaimana dan mengapa

muncul macam-macam mikroorganisme.

4. Keberadaan mikroorganisme pada tubuh manusia, hewan dan tumbuhan.

5. Peranan mikrobiologi sebagai dasar ilmu pengetahuan biologi.

6. Bagaimana memahami karakteristik mikroorganisme dapat membantu

dalam memahami proses-proses biologi organisme yang lebih besar

termasuk manusia.

Mikroorganisma tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan biotik maupun

lingkungan abiotik dari suatu ekosistem karena berperan sebagai pengurai. Oleh

karena itu organisme yang hidup di dalam tanah berperan aktif dalam proses-

proses pembusukan dan mineralisasi. Ada juga mikroorganisme tertentu yang

dapat mengikat zat lemas (N) dari udara bebas sehingga dapat menyuburkan

tanah.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali

memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Mulai dari pembentukan minyak

bumi di dasar-dasar samudra sampai proses pembuatan tempe, semuanya

merupakan ‘pekerjaan’ mikroorganisme. Bukan hanya itu, sekarang

mikroorganisme telah digunakan dalam pembuatan antibiotika, berbagai bahan

makanan, sampai pada teknik rekayasa genetika modern. Begitu banyak dan

dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu

unsur dalam cakupan mikrobiologi.

Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendukung

perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin luas

dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang,

seperti mikrobiologi pertanian, mikrobiologi kedokteran/medis, mikrobiologi

lingkungan dan lain-lain. Pembagian ini bertujuan untuk mengakomodir

perkembangan nikrobiologi yang pesat dan besarnya peranan serta mungkin

dampak dari mikroorganime di dalam kehidupan.

Mikrobiologi dalam kehidupan telah diterapkan di banyak sekali sektor

kehidupan, yang paling mashur adalah di bidang pangan: pembuatan tempe, bir,

tape, keju dan lain-lain; di bidang kedokteran: telah banyak dihasilkan berbagai

jenis serum dan antibiotika dari mikrobia; di bidang lingkungan mikroba telah

menjadi bahasan penting, dan banyak lagi di bidang-bidang lainnya.

2. Biokimia

Biokimia adalah kimia mahluk hidup. Biokimiawan mempelajari molekul

dan reaksi kimia terkatalisis oleh enzim yang berlangsung dalam semua

organisme. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi

komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan

biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia

reaksi termediasi enzim dan sifat-sifat protein.

Saat ini, biokimia metabolisme sel telah banyak dipelajari. Bidang lain

dalam biokimia di antaranya sandi genetik (DNA, RNA), sintesis protein,

angkutan membran sel, dan transduksi sinyal.

Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim,

diastase, pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler

menerbitkan sebuah buku tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa

senyawa organik dapat dibuat secara mandiri. Penemuan ini bertolak belakang

dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini bahwa senyawa organik

hanya bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali dikemukakan

pada tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu,

biokimia semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan

ditemukannya teknik-teknik baru seperti kromatografi, difraksi sinar X,

elektroforesis, RMI (nuclear magnetic resonance, NMR), pelabelan radioisotop,

mikroskop elektron, dan simulasi dinamika molekular. Teknik-teknik ini

memungkinkan penemuan dan analisis yang lebih mendalam berbagai molekul

dan jalur metabolik sel, seperti glikolisis dan siklus Krebs. Perkembangan ilmu

baru seperti bioinformatika juga banyak membantu dalam peramalan dan

pemodelan struktur molekul raksasa.

Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang,

mulai dari genetika hingga biologi molekular dan dari pertanian hingga

kedokteran. Penerapan biokimia yang pertama kali barangkali adalah dalam

pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 5000 tahun yang lalu.

3. Genetika

Genetika (dari bahasa Yunani γέννω atau genno yang berarti

"melahirkan") merupakan cabang biologi yang penting saat ini. Ilmu ini

mempelajari berbagai aspek yang menyangkut pewarisan sifat dan variasi sifat

pada organisme maupun suborganisme (seperti virus dan prion). Ada pula yang

dengan singkat mengatakan, genetika adalah ilmu tentang gen. Nama "genetika"

diperkenalkan oleh William Bateson pada suatu surat pribadi kepada Adam

Chadwick dan ia menggunakannya pada Konferensi Internasional tentang

Genetika ke-3 pada tahun 1906.

Bidang kajian genetika dimulai dari wilayah molekular hingga populasi (lihat

entri biologi). Secara lebih rinci, genetika berusaha menjelaskan:

material pembawa informasi untuk diwariskan (bahan genetik),

bagaimana informasi itu diekspresikan (ekspresi genetik), dan

bagaimana informasi itu dipindahkan dari satu individu ke individu yang

lain (pewarisan genetik).

Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan

ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun

1900, sebetulnya kajian genetika sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti

domestikasi dan pengembangan trah-trah murni (pemuliaan) ternak dan tanaman.

Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta

membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum

genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada

keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Kala itu, kajian semacam ini

disebut "ilmu pewarisan" atau hereditas.

4. Biologi sel

Biologi sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah")

adalah ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel

mencakup sifat-sifat fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di

dalam sel, lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi

sel (fisiologi), hingga kematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala

mikroskopik maupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme

bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam organisme

multisel seperti manusia.

Pengetahuan akan komposisi dan cara kerja sel merupakan hal mendasar

bagi semua bidang ilmu biologi. Pengetahuan akan persamaan dan perbedaan di

antara berbagai jenis sel merupakan hal penting khususnya bagi bidang biologi sel

dan biologi molekular. Persamaan dan perbedaan mendasar tersebut menimbulkan

tema pemersatu, yang memungkinkan prinsip-prinsip yang dipelajari dari suatu

sel diekstrapolasikan dan digeneralisasikan pada jenis sel lain. Penelitian biologi

sel berkaitan erat dengan genetika, biokimia, biologi molekular, dan biologi

perkembangan.

5. Enzimologi.

Enzim adalah biomolekul yang berfungsi sebagai katalis (senyawa yang

mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia.[1][2]

Hampir semua enzim merupakan protein. Pada reaksi yang dikatalisasi oleh

enzim, molekul awal reaksi disebut sebagai substrat, dan enzim mengubah

molekul tersebut menjadi molekul-molekul yang berbeda, disebut produk. Hampir

semua proses biologis sel memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan

cukup cepat.

Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat

yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan

terjadi karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan

mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang

artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau

reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat

tetap. Sebagai contoh, enzim α-amilase hanya dapat digunakan pada proses

perombakan pati menjadi glukosa.

Hal-ihwal yang berkaitan dengan enzim dipelajari dalam enzimologi.

Dalam dunia pendidikan tinggi, enzimologi tidak dipelajari tersendiri sebagai satu

jurusan tersendiri tetapi sejumlah program studi memberikan mata kuliah ini.

Enzimologi terutama dipelajari dalam kedokteran, ilmu pangan, teknologi

pengolahan pangan, dan cabang-cabang ilmu pertanian.

Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama adalah substrat,

suhu, keasaman, kofaktor dan inhibitor. Tiap enzim memerlukan suhu dan pH

(tingkat keasaman) optimum yang berbeda-beda karena enzim adalah protein,

yang dapat mengalami perubahan bentuk jika suhu dan keasaman berubah. Di luar

suhu atau pH yang sesuai, enzim tidak dapat bekerja secara optimal atau

strukturnya akan mengalami kerusakan. Hal ini akan menyebabkan enzim

kehilangan fungsinya sama sekali. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh molekul

lain. Inhibitor adalah molekul yang menurunkan aktivitas enzim, sedangkan

aktivator adalah yang meningkatkan aktivitas enzim. Banyak obat dan racun

adalah inihibitor enzim.

6. Virologi

Virologi ialah cabang biologi yang mempelajari makhluk suborganisme,

terutama virus. Dalam perkembangannya, selain virus ditemukan pula viroid dan

prion. Kedua kelompok ini saat ini juga masih menjadi bidang kajian virologi.

Virologi memiliki posisi strategis dalam kehidupan dan banyak dipelajari

karena bermanfaat bagi industri farmasi dan pestisida. Virologi juga menjadi

perhatian pada bidang kedokteran, kedokteran hewan, peternakan, perikanan dan

pertanian karena kerugian yang ditimbulkan virus dapat bernilai besar secara

ekonomi.

E. PERANAN BIOTEKNOLOGI

Berikut ini beberapa implikasi bioteknologi bagi perkembangan sains dan

teknologi serta perubahan lingkungan masyarakat.

a. Bioteknologi dikembangkan melalui pendekatan multidisipliner dalam

wacana molekuler. Ilmu-ilmu dasar merupakan tonggak utama

pengembangan bioteknologi maupun industri bioteknologi

b. Bioteknologi dengan pemanfaatan teknologi rekayasa genetik memberikan

dimensi baru untuk menghasilkan produk yang tidak terbatas.

c. Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos,

dan lumpur aktif.

d. Bioteknologi di bidang kedokteran dapat menghasilkan obat-obatan, antar

lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dan intrferon

F. DAMPAK BIOTEKNOLOGI

1. Dampak Negatif Bioteknologi

Bioteknologi, seprti juga lain, mengandung resiko akan dampak negatif.

Timbulnya dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati

disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat atau

kerabat dekat. Di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan produk

gen asaing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis maupun bacillus

sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi pada tubuh mausia, perlu di

cermati pula bahwa insersi ( penyisipan ) gen asibg ke genom inag dapat

menimbulkan interaksi anatar gen asing dan inang produk bahan pertanian

dan kimia yang menggunakan bioteknologi.

Dampak lain yang dapat ditimbulkan oleh bioteknologi adalah persaingan

internasional dalam perdagangan dan pemasaran produk bioteknologi.

Persaingan tersebut dapat menimbulkan ketidakadilan bagi negara

berkembang karena belum memiliki teknologi yang maju.

2. Dampak Positif Bioteknologi

Keanekaragaman hayati merupakan modal utama sumber gen untuk

keperluan rekayasa genetik dalam perkembangan dan perkembangan

industri bioteknologi. Baik donor maupun penerima (resipien) gen dapat

terdiri atas virus, bakteri, jamur, lumut, tumbuhan, hewan, juga manusia.

Pemilihan donor / resipien gen bergantung pada jenis produk yang

dikehendaki dan nilai ekonomis suatu produk yang dapat dikembangkan

menjadi komoditis bisnis.

http://efgeecoscience.blogspot.com/2009/03/bioteknologi.html.

13 Februari 2010.

http://gudangilmu2008.110mb.com/sejarah.htm.12 Februari 2010.

http://id.shvoong.com/exact-sciences/1955061-sejarah-dan-perkembangan-bioteknologi/. 13 Februari 2010.

http://id.wikipedia.org/wiki/ilmu-ilmubioteknologi. 13 Februari 2010.

http://rati.ngeblogs.com/2010/01/04/bioteknologi/. 13 Februari 2010.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/bio-teknologi-3/comment-page-1/. 12 Februari 2010.

http://www.angelfire.com/ca/DonaldPokatong/BIOTEK2.html. 12 Februari 2010.